RINGKASAN. Ega Ferganita. H Evaluasi Portofolio Investasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN. Ega Ferganita. H Evaluasi Portofolio Investasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto."

Transkripsi

1

2 RINGKASAN Ega Ferganita. H Evaluasi Portofolio Investasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, yang selanjutnya di sebut Asuransi Bumiputera, merupakan perusahaan asuransi pertama dan tertua di Indonesia serta memiliki berbagai jenis produk asuransi yang ditawarkan. Berbagai jenis produk asuransi yang ditawarkan merupakan salah satu indikator pendapatan premi yang diterima perusahaan dari pemegang polisnya. Dana yang diperoleh dari pendapatan premi para pemegang polisnya tersebut kemudian diinvestasikan oleh perusahaan dengan melakukan portofolio investasi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kondisi keuangan Asuransi Bumiputera (2) Mengkaji kebijakan investasi Asuransi Bumiputera (3) Mengevaluasi proporsi portofolio investasi Asuransi Bumiputera selama periode Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2010 di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 yang berlokasi di Wisma Bumiputera 1912 lantai Jl. Jenderal Sudirman Kav. 75 Setiabudi Jakarta. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel for Windows dan software Modern Portofolio Theory and Investment berdasarkan Model Markowitz. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Dari perhitungan rasio keuangan, maka Asuransi Bumiputera dapat disimpulkan merupakan perusahaan asuransi yang baik. Hal ini terlihat dalam nilai-nilai rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitasnya. Namun, rasio investasi terhadap cadangan klaim dan RBC (Risk Based Capital) perusahaan hingga saat ini masih dibawah nilai yang ditetapkan pemerintah yaitu 100 persen untuk perusahaan mutual seperti Asuransi Bumiputera. RBC perusahaan baru mencapai 86 persen sedangkan rasio investasi terhadap klaim perusahaan baru berkisar 60 persen. Perusahaan mengalami kesulitan mengenai perimbangan kekayaan dan kewajiban perusahaan. Artinya dalam memenuhi kewajibannya, perusahaan hanya bersumber pada aktiva karena tidak adanya modal dasar (perusahaan mutual). (2) Kebijakan investasi Asuransi Bumiputera adalah mengacu pada Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER-09/BL/2008, program kerja tahunan Divisi Manajemen Dana yang berpedoman pada Business Plan perusahaan dan kebijakan Reversionary Bonus bagi pemegang polisnya. (3) Portofolio investasi yang dilakukan perusahaan selama tahun memiliki expected return atau tingkat pengembalian yang diharapkan 6,59 dengan standar deviasi atau risiko sebesar 0,99 persen. Artinya setiap kenaikan 1 persen risiko atau standar deviasi akan meningkatkan 6,60 persen return. Portofolio tersebut dibentuk dari komposisi instrumen investasi deposito 44,41 persen, obligasi 4,97 persen, saham 0,74 persen, reksadana 32,25 persen, penyertaan 8,23 persen, properti 7,89 persen, dan pinjaman hipotik 1,52 persen.

3 EVALUASI PORTOFOLIO INVESTASI ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh EGA FERGANITA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

4 Judul Skripsi : Evaluasi Portofolio Investasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Nama NIM : Ega Ferganita : H Menyetujui Dosen Pembimbing, (Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto. M.Sc) NIP : Mengetahui : Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Cirebon, 27 Februari 1988 sebagai putri sulung dari pasangan Bapak Warto Iswadi dan Ibu Susi. Penulis memasuki pendidikan formal pertamanya di TK Pertiwi Cirebon yang kemudian dilanjutkan ke SD Lurah I Cirebon. Selepas lulus dari pendidikan dasar, penulis melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 1 Plumbon Cirebon dan pada tahun yang sama penulis kembali melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Cirebon dan masuk ke dalam Program Studi IPA pada tahun terakhir. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru pada tahun Selanjutnya di tahun kedua perkuliahan, penulis diterima sebagai salah satu mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan mengambil beberapa mata kuliah Supporting Course (SC). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan internal kampus. Pada tahun 2008, penulis mengikuti rangkaian acara Dies Natalis FEM dan menjabat sebagai Seksi Acara Banking Goes To Campus (BGTC+). Pada tahun yang sama penulis juga mengikuti acara tahunan Himpro Manajemen yaitu Move sebagai Seksi PDD. iii

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul Evaluasi Portofolio Investasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada yang sempurna, begitu pun dengan skripsi ini yang tidak luput dari kesalahan. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan skripsi ini selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat menjadi salah satu bahan referensi bacaan dan dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Bogor, Juli 2010 Penulis iv

7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME dan Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT sebagai dosen penguji sidang, dan memberikan saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. 4. Ibu Wahju Rohmanti sebagai Kepala Bagian Divisi Manajemen Dana Asuransi Bumiputera 1912 dan Bapak Auditomo sebagai staf Divisi Sumber Daya Manusia Asuransi Bumiputera 1912 yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Sudirman Jakarta. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan serta karyawati Departemen Manajemen, FEM, IPB. 6. Kedua orangtua tercinta dan dua adik tersayang serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa yang tulus selama ini, terutama pada saat proses penyusunan skripsi ini. 7. Lintang Nugrahani, Rizki Amaliah, dan Lulus Fitriana yang telah memberi warna persahabatan dalam sebuah lukisan indah kebersamaan selama penulis menjalani studi serta selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Kalian yang terbaik dari-nya dan semoga persahabatan ini selalu tetap terjaga. 8. Annisa Tiara dan Ayuningtyas Alamsyah yang telah mengajarkan arti persahabatan kembali dan selalu memberikan semangat serta dukungan kepada penulis. Terima kasih atas Untold Story ini dan telah menjadi sahabat terbaik penulis selama ini. v

8 9. Teman-teman satu bimbingan, yaitu Lintang, Widya, Lisma, Hari, Yunita, Maulisa, Nenny, dan Rofiq yang telah memberikan banyak masukan dan bertukar pikiran mengenai skripsi ini. 10. Teman-teman Perwira 48, Lintang, Yovita, yang telah rela bersabar mengajarkan ilmu-ilmu baru yang berkaitan dengan skripsi ini kepada penulis, Raisa, Ira, Lighar, Lenni, Pratiwi dan teman-teman lainnya yang telah menjadi teman baik penulis selama di IPB. 11. Pak Iwan petugas ruang baca FEM yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam mencari referensi buku yang sangat bermanfaat dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini. 12. Syamsul Bachri atas bantuannya dalam mengembangkan program komputer Visual Basic dalam skripsi ini. 13. Teman-teman Manajemen 43 atas kebersamaan dan canda tawa selama ini. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. Bogor, Juli 2010 Penulis vi

9 DAFTAR ISI ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Asuransi Pengertian Asuransi Prinsip-prinsip Asuransi Prinsip Kerja Asuransi Laporan Keuangan Rasio Keuangan Risk Based Capital Investasi Pengertian Investasi Jenis-jenis Investasi Risiko Investasi Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Kebijakan Investasi Portofolio Pengertian Portofolio Risiko Portofolio Tingkat Pengembalian Portofolio Diversifikasi Markowitz Penelitian Terdahulu iii iv v vii ix xi xii III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian vii

10 3.2. Tahapan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Persahaan Sejarah Perusahaan Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Produk-Produk Perusahaan Perbedaan Perusahaan Mutual dengan PT Perkembangan Premi Asuransi Bumiputera Indikator Kesehatan Perusahaan Asuransi Risk Based Capital Asuransi Bumiputera Rasio Investasi terhadap Cadangan Teknis Rasio Keuangan Asuransi Bumiputera Kebijakan Investasi Asuransi Bumiputera Ketetapan-ketetapan Investasi Asuransi Bumiputera Kajian Investasi Asuransi Bumiputera Batasan Investasi Asuransi Non PT Analisis Investasi Asuransi Bumiputera Rasio Dana Investasi terhadap Total Aktiva Analisis Alokasi Investasi Tahun Analisis Hasil Investasi Tahun Analisis Rasio Hasil Investasi terhadap Dana InvestasiTahun Perkembangan Alokasi Dana Investasi dan Hasil Investasi Tahun Evaluasi Portofolio Investasi Tahun Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

11 DAFTAR TABEL No Halaman 1 Perkembangan Total Premi Bruto, Kekayaan dan Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa Tahun Pendapatan Premi Bersih Asuransi Bumiputera Tahun Hasil Investasi Asuransi Bumiputera Tahun Perkembangan Pendapatan Premi Bersih Asuransi Bumiputera Tahun Rasio Investasi terhadap Cadangan Teknis Modal Kerja Bersih Perusahaan Rasio Lancar Perusahaan Rasio Cepat Perusahaan Rasio Utang atas Aktiva Marjin Laba Operasi Marjin Laba Bersih Hasil Atas Total Aset Rasio antara Total Investasi terhadap Aktiva Alokasi Investasi Deposito Asuransi Bumiputera periode Alokasi Investasi Obligasi Asuransi Bumiputera periode Alokasi Investasi Saham Asuransi Bumiputera periode Alokasi Investasi Reksadana Asuransi Bumiputera periode Alokasi Investasi Penyertaan Asuransi Bumiputera periode Alokasi Investasi Properti Asuransi Bumiputera periode Alokasi Investasi Pinjaman Hipotik Asuransi Bumiputera periode Hasil Investasi Deposito Asuransi Bumiputera Periode Hasil Investasi Obligasi Asuransi Bumiputera Periode Hasil Investasi Saham Asuransi Bumiputera Periode ix

12 24 Hasil Investasi Reksadana Asuransi Bumiputera Periode Hasil Investasi Penyertaan Asuransi Bumiputera Periode Hasil Investasi Properti Asuransi Bumiputera Periode Hasil Investasi Pinjaman Hipotik Asuransi Bumiputera Periode Analisis Rasio Hasil Investasi terhadap Dana Investasi Tahun Perkembangan Dana Investasi Asuransi Bumiputera Perkembangan Hasil Investasi Asuransi Bumiputera Tingkat Pengembalian yang Diharapkan dan Risiko Instrumen Investasi Kovarians antar Instrumen Investasi Koefisien korelasi antar Instrumen Investasi x

13 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1 Rasio Kesehatan Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Tahapan Penelitian Kerangka Pemikiran Konseptual Grafik Rasio Investasi terhadap Cadangan Teknis Grafik Modal Kerja Bersih Perusahaan Grafik Rasio Lancar Perusahaan Grafik Rasio Cepat Perusahaan Grafik Rasio Utang atas Aktiva Perusahaan Grafik Margin Laba Operasi Perusahaan Grafik Margin Laba Bersih Perusahaan Grafik Hasil Atas Total Aset Perusahaan Expected Return dan Standar Deviasi Asuransi Bumiputera Periode Bobot Jenis Investasi Portofolio Asuransi Bumiputera Periode xi

14 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1 Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun Neraca dan Laporan Laba Rugi Asuransi Bumiputera periode Alokasi Investasi dan Hasil Investasi Asuransi Bumiputera Tahun Causal Loop Penelitian Alur Pikir Penelitian Struktur Organisasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Faktor Risiko berdasarkan SK nomor PER-02/BL/ Perhitungan Expected Return, Standar Deviasi dan Koefisien Variasi Perhitungan Kovarian dan Koefisien Korelasi antar Jenis Investasi Flow Chart Program Komputer Visual Basic Tampilan Program Komputer Visual Basic Pengkodingan Perhitungan Program Komputer Visual Basic Timeline Wawancara Daftar Istilah xii

15 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang memberikan jasa perlindungan kepada masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan baik individu maupun dalam kegiatan usaha. Meningkatnya kesadaran individu akan peranan asuransi menyebabkan bisnis dalam bidang ini menjadi semakin cerah. Secara kuantitatif, pada periode 1996 hingga 2002, industri asuransi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan karena terdapat beberapa jenis perusahaan asuransi yang jumlahnya menurun. Salah satunya perusahaan asuransi jenis kerugian, menurun dari 109 buah perusahaan pada tahun 1999 menjadi 104 buah perusahaan pada tahun Adanya penurunan jumlah pada beberapa jenis perusahaan asuransi ini berakibat pada penurunan jumlah industri asuransi secara keseluruhan hingga mencapai 173 buah perusahaan pada tahun 2002 (Lampiran 1). Namun, perkembangan kuantitatif yang kurang menggembirakan tersebut, berbeda halnya dengan perkembangan neraca asuransi. Aset perusahaan asuransi justru mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Total kekayaan industri asuransi Indonesia tahun 2002 mencapai Rp 77,6 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 20 persen dibandingkan dengan total kekayaan tahun 2001 dengan jumlah dana investasi sebesar Rp 63,9 triliun, meningkat 21 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah Rp 52,9 triliun. ( Dalam lima tahun terakhir, hingga tahun 2008, indikator industri perasuransian menunjukkan pertumbuhan yang juga cukup signifikan. Kekayaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi baik komersial maupun non komersial tumbuh rata-rata sebesar 19,71 persen per tahun, dari Rp 119,9 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 243,2 triliun pada tahun 2008, sedangkan kekayaan dalam bentuk investasi tumbuh rata-rata sebesar 20,85 persen per tahun, dari Rp 100,7 triliun di tahun 2004 menjadi Rp 211,2 triliun di tahun Perolehan premi bruto itu sendiri

16 2 tumbuh sebesar rata-rata 22,58 persen per tahun, dari Rp 38,7 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 86,1 triliun pada tahun Salah satu jenis perusahaan asuransi adalah perusahaan asuransi jiwa. Industri asuransi jiwa mencapai premi bruto hingga Rp 11,4 triliun pada tahun Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata premi bruto adalah sekitar 25 persen. Rata-rata pertumbuhan tersebut meningkat menjadi 29,99 persen per tahun hingga tahun Peningkatan premi bruto menjadi 29,99 persen per tahun, terjadi karena adanya peningkatan premi dari Rp 18,3 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 49,7 triliun pada tahun Total kekayaan yang dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa pada tahun 2008 adalah Rp 102 miliar atau naik rata-rata sebesar 23,90 persen selama lima tahun terakhir dari Rp 44,9 miliar pada tahun Adapun kekayaan dalam bentuk investasi pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 90,4 triliun atau naik rata-rata sebesar 26,96 persen selama lima tahun terakhir. Perkembangan total premi, kekayaan, dan investasi perusahaan asuransi jiwa disajikan dalam Tabel 1 berikut : Tabel 1. Perkembangan total premi bruto, kekayaan dan investasi perusahaan Asuransi Jiwa tahun (dalam miliar rupiah) Keterangan Premi bruto Tahun , , , , ,3 Kekayaan , , , , ,5 Investasi , , , , ,9 Sumber : Annual Report Bapepam 2008 Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera, yang selanjutnya di sebut Asuransi Bumiputera, merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa yang bersaing bersama 44 perusahaan asuransi jiwa lainnya di Indonesia. Asuransi Bumiputera merupakan perusahaan asuransi pertama dan tertua di Indonesia. Sebagai perusahaan asuransi pertama di Indonesia, Asuransi Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan bangsa Indonesia. Asuransi Bumiputera mengalami perkembangan bisnis yang pesat, terlihat dari jumlah aktiva yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

17 3 Berdasarkan laporan keuangan neraca lima tahun per 31 Desember 2007, total aktiva perusahaan dari tahun 2003 sampai 2007, terus mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai Rp 12 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2006 yang hanya sebesar Rp 10,6 triliun. Namun, tahun 2008 terjadi penurunan aset dan kekayaan investasi Asuransi Bumiputera, jumlah aktiva Asuransi Bumiputera turun hingga Rp 11,9 triliun (Lampiran 2). Asuransi Bumiputera memiliki produk asuransi berupa asuransi jiwa perorangan, asuransi jiwa kumpulan dan asuransi jiwa syariah. Terdapat 8 jenis produk asuransi jiwa perorangan, 7 jenis produk asuransi kumpulan dan 3 jenis produk asuransi syariah. Berbagai jenis produk asuransi yang ditawarkan Asuransi Bumiputera baik asuransi perorangan, asuransi kumpulan dan asuransi jiwa syariah merupakan salah satu indikator dari pendapatan premi yang diterima perusahaan dari pemegang polisnya. Tabel 2 berikut merupakan pendapatan premi bersih yang diterima oleh Asuransi Bumiputera sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 : Tabel 2. Pendapatan premi bersih Asuransi Bumiputera tahun (dalam jutaan rupiah) Tahun Pendapatan Premi Sumber : Laporan keuangan Asuransi Bumiputera tahun Dana yang diperoleh dari pendapatan premi para nasabahnya tersebut kemudian diinvestasikan oleh perusahaan pada berbagai aset yang menguntungkan dengan membentuk portofolio, disamping digunakan untuk pembiayaan perusahaan dan tujuan akhir memperoleh keuntungan. Portofolio merupakan sekumpulan investasi. Melakukan portofolio berarti mengidentifikasi sekuritas-sekuritas atau instrumen-instrumen investasi mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan

18 4 pada masing-masing sekuritas tersebut dengan perimbangan antara risiko dan pengembalian. Pada umumnya perusahaan asuransi berinvestasi pada aset finansial yaitu di pasar uang maupun pasar modal, dan pada aset riil yaitu berupa tanah, properti atau bangunan. Asuransi Bumiputera menginvestasikan sebagian pendapatannya pada aset finansial, aset riil dan penyertaan. Pada aset finansial yaitu berinvestasi ke pasar modal dan pasar uang, serta pinjaman polis. Sedangkan pada aset riil, perusahaan menginvestasikannya pada properti dan pinjaman hipotik. Penelitian ini membahas semua investasi perusahaan kecuali pada pinjaman polis perusahaan. Portofolio investasi Asuransi Bumiputera sendiri cenderung tetap setiap tahunnya, artinya perusahaan tidak mengubah proporsi jenis aset dalam portofolionya. Sebagai contoh, pada tahun 2007, jumlah investasi perusahaan mencapai Rp 5 triliun untuk aset finansial, Rp 1,5 triliun untuk aset riil dan Rp 415 miliar untuk penyertaan. Investasi tersebut ditempatkan pada deposito sebesar Rp 1,6 triliun (23,08 persen), surat berharga tersedia untuk dijual meliputi obligasi sebesar Rp 1,9 triliun (26,98 persen), saham Rp 247 miliar (3,54 persen), reksadana Rp 1,3 triliun (18,73 persen), penyertaan Rp 415 miliar (5,96 persen), properti Rp 1,5 triliun (21,66 persen), dan pinjaman hipotik Rp 3,4 miliar (0,05 persen). Untuk tahun 2008, Asuransi Bumiputera tetap menempatkan portofolio investasinya pada sejumlah instrumen investasi tersebut, namun besarnya alokasi investasi untuk masing-masing instrumen berbeda dari tahun Pada tahun 2008, jumlah investasi perusahaan mencapai Rp 5,2 triliun untuk aset finansial, Rp 1,5 triliun untuk aset riil dan Rp 386 miliar untuk penyertaan. Investasi tersebut ditempatkan pada deposito sebesar Rp 1,6 triliun (22,17 persen), surat berharga tersedia untuk dijual meliputi obligasi sebesar Rp 1,7 triliun (24,39 persen), saham Rp 257 miliar (3,61 persen), reksadana Rp 1,6 triliun (22,92 persen), penyertaan Rp 386 miliar (5,42 persen), properti Rp 1,5 triliun (21,40 persen), dan

19 5 pinjaman hipotik Rp 6,5 miliar (0,09 persen). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Jumlah investasi Asuransi Bumiputera mengalami kenaikan pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun Namun, adanya kenaikan ini tidak diimbangi oleh naiknya hasil atau pendapatan investasinya. Hasil investasi pada tahun 2007 mencapai Rp 523 miliar, namun menurun pada tahun 2008 hingga Rp 425 miliar. Berikut ini disajikan hasil investasi dari Asuransi Bumiputera dari tahun Tabel 3. Hasil investasi Asuransi Bumiputera Tahun (dalam jutaan rupiah) Th Deposito Obligasi Saham Reksadana Penyertaan Properti Pinjaman Hipotik Jumlah Sumber : Laporan keuangan Asuransi Bumiputera tahun Secara umum, kebijakan investasi suatu perusahaan asuransi berpedoman pada ketetapan-ketetapan umum pemerintah dan pada aturanaturan internal perusahaan. Kebijakan ini berpengaruh pada besarnya alokasi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas. Tujuan dari kebijakan investasi perusahaan ini tidak lain adalah agar perusahaan tetap mampu bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis industri asuransi sekaligus menjaga kondisi keuangan perusahaan dari segi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, rasio investasi terhadap cadangan teknis serta RBC (Risk Based Capital) perusahaan.

20 Perumusan Masalah Sehubungan dengan hal di atas, rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah kondisi keuangan Asuransi Bumiputera? 2. Bagaimanakah kebijakan investasi Asuransi Bumiputera? 3. Bagaimanakah proporsi portofolio investasi Asuransi Bumiputera dari tahun ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kondisi keuangan Asuransi Bumiputera. 2. Mengkaji kebijakan investasi Asuransi Bumiputera. 3. Mengevaluasi proporsi portofolio investasi Asuransi Bumiputera selama periode Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa : 1. Bagi Asuransi Bumiputera, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam berinvestasi. 2. Bagi kalangan akademis, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan informasi tambahan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis sendiri, merupakan tambahan wawasan tentang bidang investasi Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini membahas portofolio investasi aset-aset perusahaan, yaitu pada aset finansial, aset riil dan penyertaan. 2. Dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan, data yang digunakan adalah data Neraca dan Laba Rugi perusahaan dari tahun

21 7 3. Dalam membahas mengenai proporsi portofolio investasi Asuransi Bumiputera, data yang digunakan adalah data portofolio investasi perusahaan periode Batasan penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram sebab akibat atau Causal Loop pada Lampiran 4.

22 8 II. TINJAUAN PUSTAKA Asuransi Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. (Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 246 dalam Siamat 2005) Prinsip-prinsip Asuransi Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, (Siamat, 2005) yaitu : a. Insurable interest : Hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungjawabkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuntungan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan. b. Utmost good faith : Menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan itikad baik. c. Indemnity : Suatu mekanisme di mana penanggung memberikan ganti rugi atau kompensasi finansial kepada tertanggung untuk mengembalikan posisi finansial tertanggung sama seperti sebelum terjadinya kerugian. d. Proximate cause : Suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, yang diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen. e. Subrogation : Hak penanggung, yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.

23 9 f. Contribution : Prinsip dimana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut serta membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama besar Prinsip Kerja Asuransi Prinsip kerja asuransi menurut Darmawi (2006), dapat dijelaskan dengan konsep-konsep berikut ini : 1. Persamaan Asuransi Persamaan asuransi menyatakan bahwa total penerimaan harus sama dengan total pengeluaran. Penerimaan sebagian besar berasal dari premi dan sebagian lagi berasal dari bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen dari penanaman modal dalam perusahaan-perusahaan lain. Pengeluaran terdiri atas pembayaran klaim, biaya operasional, dan biaya modal, profit serta cadangan teknis. Penerimaan = Pengeluaran -Premi -Bunga deposito dan obligasi -Dividen -Pembayaran klaim -Biaya-biaya operasional -Profit 2. Pengertian risiko Menurut Darmawi (2006), risiko timbul karena terdapat kemungkinan variasi out-comes atau hasil yang akan diperoleh karena terkait ketidakpastian. a. Risiko Spekulatif Risiko yang bersifat spekulatif merupakan penyimpangan yang terjadi ke salah satu dari dua arah dari kejadian yang

24 10 sesungguhnya. Artinya penyimpangan dapat menguntungkan atau merugikan. b. Risiko Murni Risiko murni merupakan risiko yang hanya mengandung kemungkinan merugi Laporan Keuangan Menurut Sundjaja & Barlian (2003), laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan / aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data / aktivitas tersebut. Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok & kreditur, pemilik perusahaan / pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan melalui perhitungan rasio keuangan Rasio Keuangan Menurut Harahap (2008), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). 1. Rasio Likuiditas Menurut Sundjaja & Barlian (2003), rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Tiga ukuran dasar dari likuiditas yaitu : a) Modal Kerja Bersih, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dari aktiva lancar dikurangi passiva lancar. b) Rasio Lancar, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan passiva lancar.

25 11 c) Rasio Cepat, adalah sama dengan rasio lancar kecuali tanpa memperhitungkan persediaan yang diasumsikan sebagai aktiva lancar yang paling tidak likuid. 2. Rasio Solvabilitas Menurut Harahap (2008), rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi. 3. Rasio Profitabilitas Menurut Harahap (2008), profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan. Tiga rasio profitabilitas dalam persentase yang umum : a) Margin Laba Operasi, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak. b) Margin Laba Bersih, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. c) Hasil Atas Total Asset (HAA), adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia Risk Based Capital (RBC) RBC suatu perusahaan asuransi adalah rasio dari nilai kekayaan bersih perusahaan yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan perhitungan akuntansi standar dibagi dengan nilai kekayaan bersih, dihitung kembali dengan mengikutsertakan risiko-risiko pemburukan yang mungkin terjadi. Risiko-risiko pemburukan tersebut dapat berupa kegagalan pengelolaan kekayaan, ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan proyeksi kewajiban, ketidak seimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing, perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan klaim yang

26

27 13 berharga pasar uang. Investasi dapat pula dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, dan opsi. 2. Investasi aset riil Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan pembukaan perkebunan Risiko Investasi Menurut Halim (2005), dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapakan dengan tingkat pengembalian aktual. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Dalam melakukan investasi perlu diperhatikan beberapa risiko yang mungkin timbul. Risiko tersebut yaitu : 1. Risiko bisnis, merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten. 2. Risiko likuiditas, risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti. 3. Risiko tingkat bunga, merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. 4. Risiko pasar, merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian. 5. Risiko daya beli, risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. 6. Risiko mata uang, merupakan risiko yang timbul pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain.

28 Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Menurut Jogiyanto (2003), tingkat pengembalian yang diharapkan merupakan pengembalian yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang Kebijakan Investasi Menurut Sharpe (1999), kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investor dan kemampuannya / kekayaannya yang dapat diinvestasikan dan status pajak dari investor Portofolio Pengertian Portofolio Menurut Halim (2005), portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif Risiko Portofolio Menurut Samsul (2006), risiko portofolio adalah risiko investasi dari sekelompok saham dalam portofolio atau sekelompok instrumen keuangan dalam portofolio. Menurut Halim (2005), dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah. Risiko ini bersifat umum dan disebut pula risiko yang tidak dapat didiversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan bagian dari total risiko yang besarnya berbeda-beda antara surat berharga satu dengan surat berharga lain. Risiko ini dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi.

29 Tingkat Pengembalian Portofolio Samsul (2006), tingkat pengembalian portofolio adalah tingkat pengembalian investasi dalam berbagai instrumen keuangan selama suatu periode tertentu Diversifikasi Markowitz Menurut Samsul (2006), portofolio disebut juga diversifikasi. Diversifikasi dilakukan untuk menurunkan risiko portofolio. Dengan metode mean-variance Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Diversifikasi portofolio juga dapat diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan Penelitian Terdahulu Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Saifudin (2004) dan Nugroho (2005). Penelitian Saifudin (2004) menganalisis portofolio investasi PT Asuransi Takaful Keluarga. Penelitiannya bertujuan untuk mengkaji kebijakan portofolio investasi Asuransi Takaful Keluarga, mengukur efisiensi portofolio investasi dan menyusun rekomendasi portofolio investasi yang optimum. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel dan software Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio yang dibuat oleh PT Asuransi Takaful Keluarga tidak efisien, terlihat dari pembiayaan mudharabah yang tetap dipilih dalam portofolio meskipun memberikan tingkat pengembalian yang lebih rendah daripada risikonya serta memiliki korelasi positif sebesar 0,72 persen dengan pembiayaan murabahah, sementara dengan tanah dan bangunan mempunyai korelasi sebesar 0,52 persen. Terdapat dua kemungkinan portofolio efisien dapat dibentuk yaitu portofolio tanpa tanah dan bangunan, serta portofolio tanpa pembiayaan

30 16 mudharabah. Portofolio optimum PT Asuransi Takaful Keluarga memberikan tingkat pengembalian sebesar 7,055 persen dengan menempatkan dananya pada deposito sebesar 44,810 persen, surat berharga sebesar 28,281 persen, tanah dan bangunan sebesar 0,899 persen dan pembiayaan murabahah sebesar 26,010 persen. Nugroho (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Portofolio Optimal pada PT Askes (PERSERO). Penelitian ini berfokus pada empat instrument investasi yaitu deposito berjangka, saham, reksadana, dan obligasi. Dari hasil penelitian diketahui sejak tahun 2001 s.d 2004 PT Askes selalu menempatkan dana investasinya pada deposito. Dapat diketahui bahwa PT Askes sangat berhati-hati terhadap risiko. Tahun hasil investasi PT Askes terus mengalami peningkatan, namun pada tahun 2004 terjadi penurunan yang signifikan, karena adanya penurunan suku bunga deposito pada dua tahun terakhir. Hasil penelitian, terbentuk tiga portofolio efisien menurut teori Markowitz. Pertama, portofolio terdiri dari deposito, obligasi, saham dan reksadana. Kedua, terdiri dari obligasi dan saham. Ketiga, terdiri dari deposito, saham, dan reksadana. Sedangkan hasil analisis dengan menggunakan Metode Lagrangean, dapat diketahui portofolio optimal yang paling sesuai untuk PT Askes adalah portofolio ketiga yang terdiri atas deposito, saham, dan reksadana dengan proporsi masing-masing 78 persen, 0 persen, dan 22 persen. Portofolio tersebut menghasilkan risiko 4 persen dan tingkat pengembalian 11 persen.

31 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Asuransi Bumiputera sebagai perusahaan asuransi pelopor di Indonesia, yang keberadaannya masih berada di tingkat tertinggi dalam dunia perasuransian, merupakan perusahaan asuransi berbentuk mutual atau usaha bersama. Artinya semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini. Asuransi Bumiputera dalam menjalankan usahanya memperoleh dana yang berasal dari pembayaran premi para nasabahnya. Pembayaran premi tersebut merupakan salah satu pendapatan bagi perusahaan, disamping pendapatan-pendapatan lainnya. Pendapatan premi yang diterima perusahaan merupakan sumber bagi perusahaan untuk melakukan investasi. Investasi dilakukan pada aset finansial dan aset riil serta penyertaan. Investasi pada aset finansial dilakukan perusahaan pada pasar uang, pasar modal, dan pinjaman polis. Sedangkan pada aset riil, perusahaan berinvestasi pada penyertaan, properti dan pinjaman hipotik. Investasi dalam konteks lain merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Dalam kegiatan investasi terdapat dua unsur yang melekat yang tak bisa dihindarkan yaitu risk and return. Asuransi Bumiputera menginvestasikan pendapatannya pada berbagai aset yang menguntungkan dengan melakukan portofolio. Portofolio merupakan kumpulan sekuritas yang dikelola oleh investor untuk memberikan return yang maksimal. Return atau pengembalian dari suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Penambahan sekuritas ke dalam portofolio, dapat mengurangi risiko selama hubungan antar satu

32 18 sekuritas dengan sekuritas lainnya (koefisien korelasi) postif (+) kurang dari sempurna. Risiko portofolio dapat diturunkan dengan diversifikasi. Diversifikasi risiko sangat penting bagi investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima selama koefisien korelasi antar sekuritas bersifat positif (+) kurang dari sempurna. Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan mengacu pada kebijakan yang ditetapkan pemerintah juga berpedoman pada kebijakan internal perusahaan. Kebijakan internal tersebut berupa kebijakan reversionary bonus untuk pemegang polisnya dan strategi investasi perusahaan serta Bussiness Plan perusahaan dengan tetap mengacu pada Peraturan Bapepam, Keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan Pemerintah. Dalam skripsi ini, penulis menganalisis portofolio periode secara keseluruhan, untuk mengetahui besarnya proporsi masing-masing aset yang telah diinvestasikan juga menganalisis kondisi keuangan perusahaan periode melalui perhitungan rasio keuangan, rasio investasi terhadap cadangan teknis serta RBC (Risk Based Capital) untuk mengetahui kondisi kesehatan perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3 dan Lampiran 5. Dalam menganalisis kondisi kesehatan perusahaan serta portofolio yang telah dilakukan perusahaan selama periode tahun , penulis menggunakan program Microsoft Excel for Windows dan software Modern Portofolio Theory and Investment berdasarkan Model Markowitz Tahapan Penelitian Penelitian dari skripsi ini dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dengan penentuan topik hingga kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :

33 19 Penentuan topik dan judul penelitian Perumusan masalah Studi literatur Penentuan tujuan Pengumpulan data: 1. Data Primer: a. Kebijakan investasi b. Portofolio investasi 2. Data Sekunder: a. Kondisi Keuangan b. Kebijakan investasi c. Pengelolaan premi d. Implikasi manajerial Metode: - Wawancara - Literature - Buku - Internet Input data Pengolahan dan analisis data Microsoft Excel for Windows software Modern Portofolio Theory and Investment Kondisi keuangan perusahaan Portofolio investasi perusahaan Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan saran Gambar 2. Tahapan Penelitian 3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret-Mei 2010 di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera yang berlokasi di Wisma Bumiputera 1912

34 20 lantai Jl. Jenderal Sudirman Kav. 75 Setiabudi Jakarta. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan sebagai perusahaan asuransi pelopor di Indonesia, Asuransi Bumiputera telah melewati berbagai kondisi perekonomian Indonesia dan memiliki sejumlah sumber dana untuk diinvestasikan Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan divisi bagian penyertaan modal, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan (neraca dan laba rugi) dari tahun , data portofolio perusahaan dari tahun , literatur, internet, buku dan studi pustaka lainnya Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel for Windows dan software Modern Portofolio Theory and Investment berdasarkan Model Markowitz. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah : 1. Menganalisa kondisi perusahaan melalui perhitungan pertumbuhan premi, dana investasi, hasil investasi dan rasio keuangan perusahaan, dengan rumus sebagai berikut : a. Pertumbuhan premi = ( ) ( )... (1) b. Pertumbuhan dana investasi = c. Pertumbuhan hasil investasi = ( ) ( ) ( ) ( )... (2)... (3) d. Pertumbuhan rata-rata aritmatika =... (4) e. Rasio investasi terhadap cadangan teknis =.. (5) f. Rasio Likuiditas, tiga ukuran dasar dari likuiditas : Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar Passiva Lancar... (6)

35 21 Rasio Lancar =... (7) Rasio Cepat =... (8) g. Solvabilitas, yaitu : Rasio Utang atas Aktiva =... (9) h. Rasio Profitabilitas Margin Laba Operasi =... (10) Margin Laba Bersih =... (11) Hasil Atas Total Aset =... (12) 2. Menganalisa kebijakan investasi perusahaan. a) Mengidentifikasi instrumen investasi Asuransi Bumiputera selama periode b) Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan Asuransi Bumiputera dalam berinvestasi. 3. Mengevaluasi proporsi portofolio Asuransi Bumiputera a) Tingkat pengembalian yang diharapkan E (R ) =... (13) E (Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi i Rij = Tingkat pengembalian investasi i ke j N = Jumlah periode b) Risiko investasi masing-masing investasi σ = { ( ( ) }... (14) σ i 2 = Varians tingkat pengembalian E (R i ) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi i R ij N = Tingkat pengembalian investasi I ke j = Jumlah periode c). Koefisien variasi Koefisien variasi sebagai berikut : ( ) / ( )... (15)

36 22 4. Menghitung kovarian dan koefisien korelasi antar jenis investasi Dengan menggunakan tujuh jenis investasi, maka kovarians dan koefisien investasi yang terbentuk adalah = N (N 1) 2 a. Deposito dengan obligasi b. Deposito dengan saham c. Deposito dengan reksadana d. Deposito dengan penyertaan e. Deposito dengan properti f. Deposito dengan pinjaman hipotik g. Obligasi dengan saham h. Obligasi dengan reksadana i. Obligasi dengan penyertaan j. Obligasi dengan properti k. Obligasi dengan pinjaman hipotik l. Saham dengan reksadana m. Saham dengan penyertaan n. Saham dengan properti o. Saham dengan pinjaman hipotik p. Penyertaan dengan properti q. Penyertaan dengan pinjaman hipotik r. Properti dengan pinjaman hipotik a) Kovarian = ( ) = 21 σ =, ( ), ( )... (16) σ AB R A,I = Kovarian antara sekuritas A dan B = Tingkat pengembalian sekuritas A pada saat i E(R A ) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari sekuritas A N = Periode b) Koefisien korelasi r =...(17) r AB σ AB = Koefisien korelasi sekuritas A dan B = Kovarian sekuritas A dan B

37 23 σ AB σ B = Deviasi standar sekuritas A = Deviasi standar sekuritas B 5. Memasukkan perbandingan hasil investasi dengan alokasinya secara keseluruhan periode ke dalam software Modern Portofolio Theory and Investment untuk mengevaluasi proporsi portofolio perusahaan.

38 Pemegang polis membeli produk asuransi yang ditawarkan Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual Business Plan Kebijakan Reversionary bonus investasi Penyertaan Pendapatan premi yang didapat dari pembayaran premi pemegang polis Melakukan investasi Investasi pada aset riil Diversifikasi dengan membentuk portofolio Investasi pd aset finansial Pembiayaan Pemegang polis membayar premi atas produk asuransi yang dibeli Risiko Pengembalian maksimum Produk Asuransi (Perorangan dan/ Kumpulan) yang ditawarkan perusahaan asuransi Asuransi Bumiputera Program Microsoft excel for Windows Kondisi keuangan perusahaan Perusahaan membayar jika kerugian klaim terjadi Software Modern Portofolio Theory and Investment Program Microsoft excel for Windows Mengevaluasi proporsi portofolio investasi perusahaan periode

39 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo, Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun Dan kemudian terealisasi menjadi badan usaha, sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang, 12 Februari Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M. Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang inilah yang kemudian dikenal sebagai "tiga serangkai" pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional Indonesia. Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu, sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha "mutual" atau "usaha bersama". Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini. Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini

40 26 mencapai 9 dasawarsa. Sepanjang itu, tentu saja, tidak lepas dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Termasuk misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas aset perusahaan ini, dan bencana paling hangat multikrisis di penghujung millenium kedua. Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh, berkembang, dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman mungkin karena persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari lingkungan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk upaya mempertahankan keberlangsungan. Sekarang, memasuki millenium ketiga, Bumiputera yang mengkaryakan sekitar pekerja, melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia, tengah berada di tengah capaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri Bumiputera, 91 tahun lampau. Bagi Bumiputera, iklim kompetisi ini meniupkan semangat baru karena makin menegaskan perlunya komitmen, kerja keras, dan profesionalisme. Namun berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi hampir seabad, menjadikan Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri, menjadi asuransi Bangsa Indonesia sebagaimana visi awal pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat Indonesia.

41 Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan a. Falsafah 1. Idealisme Senantiasa memelihara nilai-nilai kejuangan dalam mengangkat kemartabatan anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan. 2. Mutualisme (kebersamaan) Mengedepankan sistem kebersamaan dalam pengelolaan perusahaan dengan memberdayakan potensi komunitas Bumiputera dari, oleh dan untuk komunitas Bumiputera sebagai manifestasi perusahaan rakyat. 3. Profesionalisme Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan lingkungan. b. Visi Bumiputera ingin menjadi asuransinya Bangsa Indonesia c. Misi Menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati masyarakat Indonesia, dengan : 1. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan Bangsa Indonesia. 2. Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip dasar gotong-royong. 3. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera 4. Mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan sosial Struktur Organisasi Perusahaan Posisi tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan adalah Badan Perwakilan Anggota (BPA). BPA merupakan wakil-wakil

42 28 para pemilik polis perusahaan untuk mengawasi jalannya perusahaan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Lampiran Produk-Produk Perusahaan Produk dan layanan asuransi perorangan pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah berupa : 1. Ekawaktu Ideal (Rp.) : Asuransi jiwa yang benefitnya dirancang untuk menanggulangi risiko keuangan sebagai akibat meninggalnya tertanggung dan untuk penyediaan dana tabungan masa depan berupa pengembalian akumulasi premi selama kontrak asuransi berjalan. 2. Mitra Beasiswa (Rp.) : Asuransi jiwa yang benefitnya dirancang untuk membantu menyediakan dana kelangsungan belajar pada setiap tahapan jenjang pendidikan anak, dari Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi, baik pemegang polis masih hidup maupun meninggal dunia. 3. Mitra Oetama (Rp.) : Asuransi jiwa yang merupakan gabungan antara perlindungan jiwa dan tabungan, termasuk menyediakan biaya rawat inap di rumah sakit. Dirancang dengan menggunakan system pembayaran premi tunggal yang fleksibel. 4. Mitra Poesaka (Rp.) : Asuransi jiwa yang merupakan gabungan antara perlindungan jiwa dan tabungan. Program ini menjanjikan fleksibilitas dalam hal pembayaran premi, penarikan nilai tabungan, dan penambahan uang pertanggungan. 5. Mitra Abadi (Rp.) : Asuransi jiwa yang memberikan perlindungan jiwa seumur hidup, dengan premi relatif jauh lebih kecil dibanding manfaat asuransi. Program ini juga menjamin tersedianya dana di hari tua jika pemegang polis mencapai usia 99 tahun.

43 29 6. Mitra Prima (Rp.) : Asuransi jiwa yang memberikan perlindungan jiwa selama program berlangsung. Dirancang dengan benefit ganda : menyediakan tabungan pada masa asuransi berakhir dan menyiapkan warisan jika pemegang polis meninggal dalam masa asuransi. 7. Mitra Sejati (Rp.) : Asuransi jiwa murni yang khusus memberikan perlindungan selama masa asuransi. Program ini tidak memiliki unsur tabungan, semata menyiapkan warisan. Karena itu, premi relatif jauh lebih rendah dibanding manfaat asuransi yang akan diterima ahli waris jika pemegang polis meninggal dunia. 8. Mitra Permata (US$) : Asuransi jiwa yang menggabungkan perlindungan jiwa dan tabungan, dengan fleksibilitas dalam hal penentuan besaran warisan, besaran jumlah premi tunggal, frekuensi penambahan premi tunggal, peningkatan nilai proteksi, hingga pengambilan manfaat asuransi. Produk dan layanan lainnya adalah berupa asuransi kumpulan (askum). Program askum secara ekonomis memberikan jaminan berupa perlindungan bagi tertanggung terhadap kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko yang mungkin menimpa berupa kematian, cacat karena kecelakaan, kehilangan pekerjaan karena PHK atau pensiun. Askum adalah asuransi yang diperuntukkan bagi karyawan / pekerja suatu perusahaan/ instansi, anggota suatu organisasi / lembaga, debitur atau peserta suatu kegiatan/ event tertentu yang pelaksanaannya diatur secara kumpulan atau grup. Pemegang polis askum adalah pimpinan instansi / perusahaan, pimpinan organisasi / lembaga, kreditur / penanggung jawab kegiatan / event tertentu. Tertanggung (disebut juga peserta) dalam polis Askum adalah karyawan / pekerja suatu perusahaan / instansi, anggota suatu organisasi / lembaga, debitur atau peserta suatu kegiatan/ event tertentu. Yang ditunjuk untuk menerima

44 30 manfaat Askum adalah pemegang polis Askum untuk diteruskan kepada peserta atau ahli waris peserta. Bentuk asuransi dari asuransi kumpulan tersebut adalah : 1. Kredit : Asuransi kredit kumpulan adalah asuransi kumpulan untuk para debitur dari suatu lembaga keuangan (kreditur), terdiri dari : a) Asuransi Kredit Ekawaktu b) Asuransi Kredit Cicilan / Tahunan c) Asuransi Kredit Annuitas 2. Ekawaktu : Program asuransi Ekawaktu mempunyai benefit sama dengan benefit asuransi Ekawarsa hanya masa asuransinya / jangka waktunya tertentu (bisa lebih / kurang dari 1 tahun). Jenis asuransi ini bersifat non saving. 3. Kecelakaan : Program asuransi kecelakaan adalah asuransi kumpulan yang memberikan benefit atau manfaat kepada peserta melalui pemegang polis akibat dari terjadinya risiko kecelakaan pada diri peserta dalam masa asuransi. 4. Rawat Inap dan Pembedahan Asuransi ini ialah asuransi kumpulan yang memberikan benefit / manfaat kepada peserta berupa penggantian biaya rawat inap dan / atau pembedahan, di rumah sakit dalam masa asuransi karena suatu penyakit atau kecelakaan. Jangka waktu asuransi ini berlaku 1 tahun dan dapat diperpanjang. Macam penggantian rawat inap dan pembedahan dalam program ini disajikan dalam 2 paket yaitu, paket basic dan paket lengkap. 5. Program Kesejahteraan Karyawan Program asuransi jiwa ini dirancang dengan memberikan benefit / manfaat bagi peserta / karyawan berusia 55 tahun, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memberikan proteksi jika peserta / karyawan mengalami cacat total / tidak

45 31 mampu bekerja sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya / tugasnya lagi atau peserta / karyawan meninggal dunia. 6. Iuran Dana Mantap (Idaman) : Program asuransi jiwa ini memberikan benefit / manfaat berupa proteksi jika terjadi resiko sebesar Uang Pertanggungan dan Nilai Tunai. Dan jika peserta berhenti dari kepesertaannya akan dibayarkan sebesar nilai tunai. 7. Asuransi Rakyat Indonesia (ASRI) : Program asuransi jiwa ini dirancang untuk seluruh anggota keluarga dengan memberikan santunan sebesar uang pertanggungan jika ada anggota keluarga yang menjadi peserta / tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap karena kecelakaan Perbedaan Perusahaan Mutual dengan PT Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, didirikan di Magelang 12 Februari Merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang berbentuk Usaha Bersama atau Mutual (non Perseroan Terbatas), dimana pemegang polis merupakan pemilik perusahaan. Bentuk badan Usaha Bersama (Mutual) ini diatur dalam UU No.2/1992, pasal 7 (1). Dalam usaha bersama, risiko dipikul oleh para peserta sendiri sebagai pemilik perusahaan. Berbeda dari perusahaan mutual, Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, dan pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Oleh karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Perseroan Terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan

46 32 yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Perusahaan mutual tidak mengeluarkan modal sehingga tidak mempunyai pemegang saham. Meski demikian masing-masing pemegang polis dalam perusahaan mutual memiliki hak memilih perwakilan dari sesama peserta Asuransi Bumiputera untuk duduk di jajaran direksi dengan mengabaikan jumlah uang asuransi atau jumlah polis yang dimiliki pemegang polis. Azas-azas umum yang dianut secara universal dalam penyelenggaraan usaha bersama asuransi jiwa, yaitu : 1. Peranan pemegang polis (disebut anggota) sangat penting bahkan dianggap sebagai pemilik perusahaan. 2. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang polis memegang kekuasaan tertinggi, yang menentukan garis besar kebijakan penyelenggaraan usaha asuransi jiwa. 3. Kekuasaan tetinggi dari pemegang polis dituangkan dalam Rapat Pemegang Polis atau melalui Perwakilan Pemegang Polis. Dalam Asuransi Bumiputera, para wakil pemegang polis terhimpun dalam BPA (Badan Perwakilan Anggota). Lembaga tertinggi di Bumiputera ini beranggotakan 11 pemegang polis, yang diambil dari 11 wilayah pemilihan di Indonesia berdasarkan suara terbanyak. Tugas BPA, antara lain, menentukan pokok-pokok kebijakan perusahaan dan mengadakan pengawasan umum. Tiap anggota Asuransi Bumiputera mempunyai hak memilih dan dipilih menjadi anggota BPA sesuai dengan tempat tinggalnya. Namun, terdapat persyaratan bahwa menjadi anggota BPA adalah anggota Asuransi Bumiputera yang polisnya masih aktif dan berlaku, serta sudah berjalan sekurang-kurangnya dua tahun sebelum pemilihan dilaksanakan, dan kontrak asuransinya belum akan berakhir dalam masa lima tahun berikutnya. Sidang BPA dilaksanakan sedikitnya dua kali setahun. Adapun tugasnya adalah menetapkan anggaran pendapatan dan biaya perusahaan dalam tahun berjalan, serta mengevaluasi kinerja perusahaan.

47 Perkembangan Premi Asuransi Bumiputera Asuransi Bumiputera merupakan asuransi pelopor di Indonesia. Berdiri pada tahun 1912 dan telah mampu melewati berbagai kondisi perekonomian dan masa yang telah terjadi di Indonesia seperti zaman kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Asuransi Bumiputera pun tidak goyah saat krisis 1998 melanda maupun saat krisis ekonomi global pada kuartal terakhir tahun Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai indikator yang mendasarinya. Indikator tersebut dapat berupa jumlah pemegang polis, kekayaan, pendapatan, laba, maupun premi untuk perusahaan asuransi. Jumlah pendapatan Asuransi meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2008, pendapatan perusahaan mencapai Rp 4,8 triliun. Selain pendapatan secara keseluruhan, penerimaan dari premi juga menentukan perkembangan dari sebuah perusahaan asuransi. Premi merupakan penerimaan dari nasabah atau pemegang polis karena pemegang polis telah menggunakan produk asuransi yang telah ditawarkan perusahaan. Asuransi Bumiputera terus mengalami pertumbuhan premi dari tahun ke tahunnya. Pada periode 2008, premi bersih yang diperoleh mencapai Rp 4 triliun atau sekitar 85,70 persen dari total pendapatan keseluruhan. Berikut perkembangan pendapatan premi bersih Asuransi Bumiputera dari tahun : Tabel 4. Perkembangan pendapatan premi bersih Asuransi Bumiputera tahun (dalam jutaan rupiah) Tahun Pendapatan Premi Pertumbuhan (%) , , , ,57 Sumber : Laporan keuangan Asuransi Bumiputera tahun Terlihat dari tabel di atas, pendapatan premi bersih Asuransi Bumiputera mengalami peningkatan per tahunnya, meskipun pada tahun

48 pendapatan premi bersih perusahaan sempat mengalami penurunan. Rata-rata peningkatan premi setiap tahunnya mencapai 8,12 persen. Pendapatan premi yang semakin meningkat, berakibat pada semakin tersedianya dana bagi perusahaan untuk berinvestasi ke berbagai jenis investasi. Pada periode 2008, premi bersih yang diperoleh perusahaan mencapai 85,70 persen dari total pendapatan keseluruhan. Adapun pendapatan lainnya yang cukup berkontribusi pada peningkatan pendapatan secara keseluruhan adalah pendapatan investasi. Pendapatan investasi pada tahun 2008 mencapai 13,52 persen dari total pendapatan keseluruhan Indikator Kesehatan Perusahaan Asuransi Ada dua indikator yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan asuransi, yaitu rasio risk based capital (RBC) dan rasio investasi terhadap cadangan teknis. Sebuah perusahaan asuransi dinyatakan baik secara keuangan apabila perusahaan tersebut memiliki rasio RBC 100% untuk perusahaan mutual seperti Asuransi Bumiputera dan 100% pula untuk rasio investasi terhadap cadangan teknis. Selain RBC dan rasio investasi terhadap cadangan teknis, rasio keuangan berupa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas merupakan kekuatan manajemen sebuah perusahaan sehingga akan dibahas pula dalam skripsi ini Risk Based Capital (RBC) RBC digunakan sebagai metoda penghitungan batas minimum solvabilitas dengan mempertimbangkan berbagai macam risiko yang dihadapi perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan tinggi rendahnya risiko yang melekat pada kekayaan yang dimiliki perusahaan asuransi dan berbasis pada kemampuan manajerial terutama dalam hal mengelola kekayaan dan kewajiban. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) adalah jumlah minimum tingkat solvabilitas yang harus dimiliki perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi, yaitu sebesar jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai

49 35 akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. BTSM terdiri dari enam komponen yaitu (a) Kegagalan pengelolaan kekayaan; (b) Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban; (c) Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing; (d) Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan; (e) Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh; dan (f) Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim. Perhitungan BTSM ini diatur dalam SK nomor PER-02/BL/2009 tentang Pedoman Perhitungan Batas Solvabilitas Minimum bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Asuransi Bumiputera merupakan satu-satunya perusahaan asuransi di Indonesia yang berbentuk non PT. Asuransi Bumiputera berbentuk mutual atau usaha bersama. Pemiliknya adalah semua pemegang polis, yang mempercayakan wakil-wakil mereka di BPA (Badan Perwakilan Anggota). Terdapat pengaturan khusus bagi perusahaan asuransi Non PT yang membedakannya dengan perusahaan asuransi dan reasuransi lain dalam perhitungan tingkat kesehatan perusahaan. KMK 504/2004 mengatur tentang Kesehatan Keuangan bagi Perusahaan Asuransi yang Berbentuk Badan Hukum bukan Perseroan Terbatas. KMK 504/2004 mengatur adanya perimbangan kekayaan dan kewajiban Asuransi Bumiputera hingga 100% pada akhir tahun Asuransi Bumiputera mengalami kesulitan dalam memenuhi point kewajiban perimbangan kekayaan dan kewajiban perusahaan mutual, sehingga belum mencapai 100 persen seperti yang ditargetkan KMK 504/2004 pada akhir Perusahaan hingga saat ini baru mampu mencapai 86 persen. Kesulitan ini dikarenakan perusahaan dalam membiayai kewajibannya hanya bersumber dari aktiva yang dimilikinya. Dalam neraca perusahaan,

50 36 pada akun ekuitas, modal dasar perusahaan adalah nol. Di perusahaan mutual tidak dikenal adanya pemegang saham dan modal karena modal didapatkan dari premi yang dibayarkan pemegang polis. Tidak seperti perusahaan asuransi lain yang kepemilikannya oleh pemodal tertentu, sejak awal pendiriannya Asuransi Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha "mutual" atau "usaha bersama". Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan pada setiap periodenya akan diberikan kepada para pemegang polis dengan cara menambahkan bonus pada polis-polis mereka. Terkait dari kewajiban perimbangan kekayaan dan kewajiban, pihak perusahaan meminta pemberlakuan KMK 504/2004 mengenai perimbangan kekayaan dan kewajiban perusahaan mutual di tunda hingga lima tahun mendatang. Perusahaan telah melakukan usaha dengan membentuk tim inti gabungan Badan Perwakilan Anggota (BPA) dan manajemen perusahaan untuk membuat simulasi penerapan KMK 504/2004 tentang Kesehatan Keuangan Bagi Perusahaan Asuransi yang Berbentuk Badan Hukum Bukan Perseroan Terbatas. Dari hasil simulasi, perusahaan dapat memenuhi amanat aturan tersebut lima tahun kemudian. Dalam hal tingkat solvabilitas perusahaan, Asuransi Bumiputera merujuk pada Keputusan DJLK Nomor : KEP- 390/LK/2005, tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan serta Bentuk dan Susunan Laporan dan Pengumuman Laporan Keuangan Bagi Perusahaan Asuransi Non PT dan kemudian diubah terakhir menjadi Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER-

51 Tahun Investasi Cadangan Teknis Rasio (%) , , , , ,50

52 Rasio Keuangan Asuransi Bumiputera Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis laporan keuangan dan sangat bermanfaat dalam menafsirkan kondisi keuangan perusahaan. 1. Likuiditas Likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat likuid atau alat pembayaran yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Namun suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar. Tiga ukuran dasar dari rasio likuiditas, yaitu : a) Modal Kerja Bersih, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dari aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Aktiva lancar perusahaan terdiri dari antara lain berupa kas & bank, piutang. Piutang dalam perusahaan yaitu berupa piutang premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi. Tabel 6. Modal kerja bersih perusahaan (dalam jutaan r u Modal Kerja Tahun Aktiva lancar Hutang lancar p Bersih 2004 i a 2005 h ) Sumber : Laporan keuangan Asuransi Bumiputera tahun (diolah)

53 Tahun Aktiva lancar Hutang lancar Rasio lancar (%) , , , , ,62

54 Tahun Aktiva lancar Hutang lancar Rasio cepat , , , , ,62

55 Tahun Total aktiva Total utang Rasio Utang atas Aktiva , , , , ,06

56 Tahun Laba Operasi Penjualan Marjin Laba Operasi (%) , , , , ,61

57 Tahun Laba Bersih Penjualan Marjin Laba Bersih (%) , , , , ,61

58 Tahun Laba Bersih Total aktiva Hasil Atas Total Aset (%) , , , , ,21

59

60 46 menilai likuiditas perusahaan. Dalam hal ini, nilai rasio cepat sama dengan rasio lancarnya. Rasio cepat tidak meliputi persediaan, yang diasumsikan merupakan bagian aktiva lancar yang paling tidak likuid. Namun karena, obyek penelitian ini adalah perusahaan asuransi yang tidak memiliki akun persediaan dalam kegiatan operasionalnya, maka nilai rasio cepatnya sama dengan rasio lancarnya. Nilai tersebut sayangnya menurun selama dua tahun terakhir. Penurunan ini disebabkan karena adanya peningkatan hutang lancar yaitu pada akun titipan premi sehingga hutang lancar meningkat sebesar 35,44 persen pada tahun 2007, dan 35,18 persen pada tahun Peningkatan hutang lancar tersebut diikuti oleh peningkatan aktiva lancar perusahaan sebesar 32,70 persen pada tahun 2007, dan hanya 0,48 persen pada tahun Dari data tersebut terlihat bahwa peningkatan hutang lancar jauh lebih tinggi dari peningkatan aktiva lancarnya, sehingga rasio lancar dan rasio cepat perusahaan menurun selama dua tahun terakhir. Nilai rasio utang atas aktiva perusahaan konstan berkisar antara 0,99 hingga 1,00 selama tahun 2004 hingga Dalam empat tahun tersebut nilai utang perusahaan jauh lebih kecil dari nilai aktivanya. Namun nilai tersebut meningkat pada tahun Peningkatan rasio utang terhadap aktiva hingga 1,06 terjadi karena total kewajiban tahun 2008 meningkat sedangkan total asset perusahaan justru menurun dan menandakan bahwa tahun 2008, utang perusahaan kurang dapat ditutupi oleh aktivanya. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal. Nilai dari margin laba operasi perusahaan adalah fluktuatif setiap tahunnya. Nilai tersebut merupakan laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan dan murni dari operasi perusahaan tanpa melihat beban keuangan dan beban pajak. Adapun nilai marjin laba bersih perusahaan mengalami peningkatan pada tahun 2006 hal ini

61 47 dikarenakan laba bersih perusahaan pada tahun 2006 meningkat. Namun nilai tersebut menurun pada tahun-tahun berikutnya karena laba bersih perusahaan kembali menurun. Ukuran lain dalam rasio profitabilitas adalah Hasil Atas Total Aset (HAA). HAA merupakan ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. Semakin tinggi HAA, semakin baik. HAA perusahaan bernilai fluktuatif sama halnya dengan nilai marjin laba operasi perusahaan. Pada tahun 2006, beban perusahaan lebih rendah dari tahun 2007 sehingga laba sebelum pajak pun bernilai lebih tinggi. Secara keseluruhan rasio profitabilitas perusahaan adalah baik karena dengan kemampuan dan sumber daya yang ada perusahaan mampu menghasilkan laba yang terus meningkat. Dari hasil perhitungan rasio investasi terhadap cadangan teknis, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas terlihat bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang baik Kebijakan Investasi Asuransi Bumiputera Selama periode penelitian , perusahaan berinvestasi pada Pasar Modal dan Pasar Uang. Investasi tersebut dilakukan dalam bentuk aset finansial dan aset riil serta penyertaan. Sumber investasi perusahaan adalah berasal dari surplus premi dan hasil investasi yang diinvestasikan kembali. Laba keseluruhan perusahaan baik berasal dari pendapatan investasi maupun pendapatan lainnya akan dibagikan pada polis reversionary bonus. Adapun besarnya pengalokasian dana untuk investasi tersebut berpedoman pada strategi investasi tahunan perusahaan yang mengacu pada Business Plan perusahaan Ketetapan-ketetapan Investasi Asuransi Bumiputera Asuransi Bumiputera melakukan kegiatan investasinya berpedoman pada beberapa peraturan berikut:

62 48 1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor "KMK No.422/KMK/2003" tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. 2. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER-09/BL/2008 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep- 390/LK/2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan Serta Bentuk Dan Susunan Laporan Dan Pengumuman Laporan Keuangan Bagi Perusahaan Asuransi Non PT. 3. Program Kerja Tiap Bagian Dibawah ini contoh program kerja tiap bagian Asuransi Bumiputera untuk tahun 2008 a. Bagian pasar uang dan pasar modal Investasi pada Pasar Uang 1. Deposito - Kebijakan investasi pada deposito lebih ditekankan untuk penjagaan likuiditas dan pemenuhan regulasi, sehingga diupayakan masih tetap terjaga dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kewajiban / klaim yang dananya ditempatkan pada Deposito berdurasi pendek (1-3 bulan) khusunya pada bank yang memberikan fasilitas breakable. - Dengan tidak berlakunya blanket guarantee dari Bank melalui LPS untuk jumlah diatas Rp. 100 juta, pemilihan Bank penempatan dilakukan secara selektif tentunya dengan mempertimbangkan kinerja.kesehatan bank. - Terus berupaya mendapat izin dari Regulator untuk mengoptimalkan yield melalui switching Deposito Wajib ke instrument Obligasi Pemerintah.

63 49 Investasi pada Pasar Modal 1. Saham - Kenaikan harga saham dengan volatilitas yang cukup tinggi di BEJ merupakan peluang jangka pendek untuk lebih meningkatkan intensitas trading dengan sasaran pada saham-saham Blue Chip/LQ 45 berkapitalisasi besar, likuid, fundamental dan sektor serta valuasi yang menarik. - Melakukan pelepasan saham Bank Niaga yang berasal dari saham pendiri secara bertahap pada harga terbaik dengan konsekwensi realized loss. Penjualan saham Bank Niaga akan dialihkan ke saham unggulan yang berpotensi memberikan gain maksimal sehingga dapat menutup kerugian. - Untuk jangka menengah panjang lebih difokuskan pada saham-saham dengan prospek pertumbuhan usaha yang baik seperti sektor pertambangan dan perkebunan. - IHSG tahun 2008 yang diprediksi kenaikannya tidak sebesar tahun 2007, strategi yang digunakan untuk memaksimalkan capital gain adalah : - Minimize portofolio / realisasi keuntungan pada saat indeks naik - Akumulasi portofolio/hold pada saat indeks turun - Untuk mengoptimalkan pengelolaan portofolio saham, jenis / sektor pada portofolio yang dikelola sendiri maksimal 20 saham dari LQ Obligasi - Untuk tahun 2008 investasi pada instrumen obligasi masih memiliki porsi yang cukup besar, mengingat hasil yang diberikan masih cukup baik ditengah trend penurunan suku bunga perbankan.

64 50 - Volatilitas yang cukup tinggi di pasar keuangan karena tingginya likuiditas akibat masuknya dana asing ke pasar keuangan Indonesia dapat merupakan peluang trading pasar obligasi. - Memanfaatkan kondisi tersebut trading obligasi akan ditingkatkan dengan batasan obligasi dengan likuiditas tinggi serta meminimalkan risiko seperti obligasi Negara dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan BUMN (seperti Telkom, Indosat, Astra, dll). - Untuk matching dengan liability akan diupayakan untuk mencari durasi obligasi yang paling sesuai dengan kewajiban. Hal ini tercakup dalam Business Plan terutama dalam kaitannya dengan Aset Liability Management (ALM). - Memberdayakan obligasi yang belum akan dilepas dalam waktu dekat (minimal 1 s/d 2 tahun) bekerja sama dengan perusahaan sekuritas untuk melakukan transaksi pengalihan obligasi ke reksadana yang bertujuan untuk meningkatkan hasil investasi dari insentif pajak. 3. Reksadana - Perkembangan industri reksadana masih akan berlanjut selama tahun 2008 disebabkan oleh beberapa hal seperti membaiknya sejumlah indikator ekonomi makro serta trend suku bunga yang masih menurun. Selain hal itu kesadaran investor akan investasi dapat mendorong perkembangan reksadana dari sisi demand. - Alokasi investasi reksadana tahun 2008 lebih dititikberatkan pada reksadana campuran atau pun reksadana saham yang masih memiliki potensi kenaikan mengikuti kenaikan di bursa saham dengan batasan pada MI yang memiliki track record yang baik.

65 Kajian Investasi Asuransi Bumiputera Asuransi Bumiputera memiliki tujuan investasi yang terdapat pada program kerja tahunan divisi manajemen dana sesuai dengan anggaran investasi yang ditetapkan dengan memperhatikan kondisi mikro dan makro ekonomi yang terjadi. Anggaran investasi tersebut merujuk pada Business Plan perusahaan. Dalam berinvestasi, selain mengacu pada ketetapanketetapan yang telah ditetapkan, perusahaan juga berpedoman pada kebijakan internal yang telah ditetapkan perusahaan dengan pula memperhatikan isu-isu eksternal yang terjadi. 1. Kebijakan Reversionary Bonus Kegiatan investasi perusahaan berasal dari surplus premi dan hasil investasi yang diinvestasikan kembali. Keuntungan yang diperoleh perusahaan pada setiap periodenya akan diberikan kepada para pemegang polis dengan cara menambahkan bonus pada polis-polis mereka yang diterimanya pertama kali pada akhir tahun kedua. Pemberian laba ini hanya untuk polis dengan manfaat tambahan yang dinamakan reversionary bonus. Laba yang telah disahkan dalam sidang tahunan BPA dibagibagikan dengan perincian: 60% untuk pemegang polis dengan hak pembagian laba, 20% untuk biaya pengembangan perusahaan, dan 20% untuk dana cadangan. 2. Strategi Investasi Tahunan Asuransi Bumiputera memiliki Program Kerja Tahunan yang dipersiapkan oleh Divisi Manajemen Dana. Program kerja ini berpegang pada Business Plan Perusahaan dan diupayakan untuk mewujudkan sasaran dari Business Plan tersebut. Program kerja tersebut menjadi pertimbangan khusus perusahaan untuk penentuan kebijakan dan strategi investasi finansial selain juga harus mempertimbangkan kondisi perekonomian dan investasi makro. Misalnya, ketika tingkat

66 52 suku bunga turun, perusahaan akan menanamkan sebagian dananya pada Pasar Modal. 3. Dana yang tersedia Perusahaan melakukan investasi dengan dana yang bersumber pada surplus premi perusahaan (premi netto) dan dari hasil investasi yang diinvestasikan kembali. Adapun besarnya proporsi dana untuk masing-masing instrumen merujuk pada anggaran investasi dalam Business Plan perusahaan. 4. Kebijakan investasi dalam perusahaan Asuransi Bumiputera memiliki kebijakan investasi yang telah ditetapkan untuk periode lima tahun ke depan, dan yang ditetapkan secara tahunan sesuai dengan kondisi makro ekonomi. Kebijakan investasi selama lima tahun ke depan, dirancang sesuai keputusan direksi, mengacu pada Bapenas, BI dan Mankeu. Untuk kebijakan tahunan, perusahaan mengacu pada rencana kerja tahunan Divisi Manajemen Dana dengan memperhatikan kondisi perekonomian yang sedang terjadi. 5. Pertimbangan Eksternal Dalam berinvestasi, perusahaan juga memperhatikan faktorfaktor eksternal yang sedang misalnya (1) indikator makro ekonomi seperti suku bunga, kurs, inflasi dan pertumbuhan ekonomi (2) indikator pasar modal seperti ekpektasi yield obligasi, ekpektasi IHSG dan indeks bursa lainnya (3) strategi investasi pesaing di industri asuransi Batasan investasi Perusahaan Asuransi Non PT Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER-09/BL/2008 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep-390/LK/2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan Serta Bentuk Dan Susunan Laporan Dan Pengumuman Laporan Keuangan Bagi Perusahaan Asuransi Non PT, dalam BAB I bagian pertama pasal 2 dan pasal 4 menjelaskan

67 53 tentang jenis investasi dan pembatasan atas kekayaan investasi untuk Perusahaan Asuransi Non PT, dapat dirangkum sebagai berikut : (1) Jenis investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a untuk Perusahaan Asuransi Non PT terdiri dari: a. deposito berjangka dan sertifikat deposito pada Bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1 (satu) bulan; investasi dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikat deposito pada setiap Bank, tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; b. saham yang tercatat di bursa efek; investasi dalam bentuk saham yang emitennya adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap emiten masing-masing tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; c. obligasi dan Medium Term Notes dengan peringkat paling rendah A- atau yang setara pada saat penempatan; investasi dalam bentuk obligasi dan Medium Term Notes yang penerbitnya adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap penerbit masing-masing tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; d. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia; e. unit penyertaan reksadana; investasi dalam bentuk unit penyertaan reksadana, untuk setiap penerbit tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; f. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek); investasi dalam bentuk penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek), seluruhnya tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi; g. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk investasi; investasi yang ditempatkan dalam

68 54 bentuk bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, seluruhnya tidak melebihi 40% (empat puluh per seratus) dari jumlah investasi; h. pinjaman hipotik; investasi yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman hipotik, seluruhnya tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi dan memenuhi persyaratan bahwa pinjaman tersebut: 1) diberikan hanya kepada perorangan; 2) dijamin dengan hipotik pertama; 3) penghipotikan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan 4) besarnya setiap pinjaman tidak melebihi 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari nilai jaminan yang terkecil di antara nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi yang berwenang dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP); i. pinjaman polis. investasi dalam bentuk pinjaman polis besarnya tidak melebihi 80% (delapan puluh per seratus) dari nilai tunai polis yang bersangkutan. (2) Jenis kekayaan yang bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf b untuk Perusahaan Asuransi Non PT, terdiri dari : a. kas dan bank; b. tagihan premi penutupan langsung; tagihan premi penutupan langsung, umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bulan dihitung sejak: 1) pertanggungan dimulai bagi polis dengan pembayaran premi tunggal; atau 2) jatuh tempo pembayaran premi bagi polis dengan pembayaran premi cicilan;

69 55 c. tagihan reasuransi; tagihan reasuransi, umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran; d. tagihan hasil investasi; tagihan hasil investasi, umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bulan dihitung sejak jatuh tempo pembayaran; e. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk dipakai sendiri; bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan yang dipakai sendiri, seluruhnya tidak melebihi 80% (delapan puluh per seratus) dari jumlah bukan investasi; f. perangkat keras komputer. perangkat keras komputer seluruhnya tidak melebihi 1% (satu per seratus) dari jumlah bukan investasi. Jumlah bukan investasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan batasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) adalah nilai seluruh jenis bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) per tanggal neraca yang penilaiannya didasarkan pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2). (3) Peringkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, Pasal 6 ayat (1) huruf c, dan Pasal 12 huruf b, adalah peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar pada instansi yang berwenang atau yang telah memperoleh pengakuan internasional. (4) Dalam hal peringkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diterbitkan oleh lebih dari satu lembaga pemeringkat, maka peringkat yang digunakan adalah peringkat yang paling rendah Analisis Investasi Asuransi Bumiputera Rasio Dana Investasi terhadap Total Aktiva Investasi merupakan bentuk penanaman modal, dengan harapan pada waktunya pemilik modal akan mendapat sejumlah keuntungan yang diharapkan dari hasil penanaman modal tersebut.

70 56 Asuransi Bumiputera memperoleh pendapatan investasi yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Pendapatan tersebut didominasi oleh pendapatan premi serta didukung oleh pendapatan investasi. Seperti halnya pendapatan premi, pendapatan investasi perusahaan pun cenderung meningkat meskipun pada tahun 2008 terjadi penurunan. Kegiatan investasi perusahaan, berasal dari kekayaan atau aset yang perusahaan miliki. Kekayaan tersebut di alokasikan untuk kegiatan investasi maupun kegiatan non investasi. Asuransi Bumiputera melakukan investasi pada pasar uang, pasar modal, maupun pada unit penyertaan. Total kekayaan perusahaan pada tahun 2008 mencapai Rp 11,9 triliun, menurun dibandingkan pada tahun 2007, sedangkan total investasi perusahaan mencapai Rp 5,2 triliun. Jumlah alokasi untuk berinvestasi dari keseluruhan total aktiva yang dimilki perusahaan, periode diperlihatkan pada tabel berikut : Tabel 13. Rasio antara total investasi terhadap total aktiva (dalam jutaan rupiah) Tahun Total investasi (a) Total aktiva (b) Rasio (a/b) (%) , , , , ,90 Sumber : Laporan keuangan Asuransi Bumiputera tahun (diolah) Dari tabel, terlihat bahwa jumlah aktiva yang di alokasikan untuk investasi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Artinya proporsi dana untuk berinvestasi selalu bertambah sehingga pendapatan investasi pun cenderung mengalami kenaikan. Hingga

71 57 tahun 2008, alokasi untuk investasi mencapai hampir 60 persen dari total aktiva perusahaan Analisis Alokasi Investasi Tahun Asuransi Bumiputera mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk berinvestasi pada pasar uang dan pasar modal. Investasi tersebut dilakukan terhadap tujuh instrumen investasi berupa deposito, obligasi, saham, reksadana, penyertaan, properti dan pinjaman hipotik. Alokasi investasi tersebut selama periode yaitu sebagai berikut : 1. Deposito Tabel 14. Alokasi investasi deposito Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN DEPOSITO TAHUN DEPOSITO Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Asuransi Bumiputera menginvestasikan sebagian dananya pada instrumen deposito. Pengalokasian terhadap deposito ini setiap tahunnya cukup mendominasi instrumen-instrumen lainnya. Hal ini karena instrumen deposito relatif lebih aman dibandingkan dengan instrumen lainnya, seperti saham. Penempatan alokasi deposito ini dilakukan pada beberapa bank dalam bentuk rupiah maupun dollar seperti pada Bank Mandiri, Bank Mega, BRI.

72 58 2. Obligasi Tabel 15. Alokasi investasi obligasi Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Asuransi Bumiputera menginvestasikan sebagian dananya pada instrumen obligasi. Pengalokasian terhadap instrumen obligasi selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang tajam. 3. Saham TAHUN OBLIGASI TAHUN OBLIGASI Tabel 16. Alokasi investasi saham Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN SAHAM TAHUN SAHAM Sumber :Data Portofolio Asuransi Bumiputera Selain pada deposito dan obligasi, Asuransi Bumiputera menginvestasikan sebagian dananya pada instrumen saham. Pengalokasian terhadap instrumen saham berfluktuasi selama periode

73 59 4. Reksadana Tabel 17. Alokasi investasi reksadana Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN REKSADANA TAHUN REKSADANA Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Asuransi Bumiputera berinvestasi pada reksadana meskipun kegiatan investasi tersebut tidak dilakukan setiap tahun seperti berinvestasi pada tiga instrumen lainnya. 5. Penyertaan Tabel 18. Alokasi investasi penyertaan Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN PENYERTAAN TAHUN PENYERTAAN Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera

74 60 6. Properti Tabel 19. Alokasi investasi properti Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN PROPERTI TAHUN PROPERTI Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Asuransi Bumiputera berinvestasi pada aset properti yaitu berupa tanah dan bangunan dengan nilai maksimum 40 persen dari total investasi. 7. Pinjaman Hipotik Tabel 20. Alokasi investasi pinjaman hipotik Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN PINJ. HIPOTIK TAHUN PINJ. HIPOTIK Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Pinjaman hipotik dari perusahaan dijamin dengan nilai tunai dari polis yang dimiliki tertanggung Analisis Hasil Investasi Tahun Hasil investasi Asuransi Bumiputera yang diperoleh dari pengalokasian tujuh instrumen investasi yang dimilikinya, berupa deposito, obligasi, saham, reksadana, penyertaan, properti dan pinjaman hipotik selama periode yaitu sebagai berikut :

75 61 1. Deposito Tabel 21. Hasil investasi deposito Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN DEPOSITO TAHUN DEPOSITO Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Hasil investasi instrumen deposito cenderung meningkat selama periode Hal ini karena alokasi dana investasi yang dilakukan pada instrumen deposito juga terus meningkat bahkan cenderung mendominasi instrumen lainnya. Pengalokasian dana investasi pada deposito ini cukup mendominasi instrumen lainnya karena aset deposito merupakan asset yang cukup aman, dalam artian risiko yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan instrumen lainnya misalnya saham. Risiko yang tidak terlalu besar mengandung pengertian bahwa return yang akan diterima akan lebih kecil dibandingkan instrumen lainnya yang lebih berisiko. Hal tersebut justru mendorong perusahaan untuk berinvestasi pada deposito. Namun selama tiga tahun terakhir, terjadi penurunan hasil investasi. Penurunan ini disebabkan dari penurunan pengalokasian aset tersebut, dan juga penurunan suku bunga deposito. Penurunan porsi penempatan pada deposito disebabkan oleh rendahnya suku bunga deposito dibandingkan dengan imbal hasil obligasi Negara dan SBI, khususnya selama semester I-2008.

76 62 2. Obligasi Tabel 22. Hasil investasi obligasi Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Berbeda dari deposito, instrumen obligasi terus mengalami peningkatan hasil investasi dari tahun ke tahun meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun Namun penurunan tersebut kemudian kembali meningkat hingga tahun Perkembangan pasar obligasi korporasi sampai dengan triwulan II-2008 cukup baik. Hal tersebut ditandai dengan masih maraknya intense perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui penerbitan obligasi korporasi sehingga hasil penerimaan dari alokasi obligasi pun turut meningkat. 3. Saham TAHUN OBLIGASI TAHUN OBLIGASI Tabel 23. Hasil investasi saham Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN SAHAM TAHUN SAHAM Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera

77 63 Instrumen saham memberikan hasil yang berfluktuasi selama periode Jumlah hasil investasi ini meningkat selama empat tahun dari tahun 2004 hingga Namun kenaikan ini kemudian menurun drastis pada tahun Penurunan ini tidak sesuai dengan pengalokasian dana yang cenderung meningkat yang dilakukan perusahaan. Adanya penurunan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan IHSG yang sangat tajam sehingga menurunkan nilai hasil instrumen saham. 4. Reksadana Tabel 24. Hasil investasi reksadana Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN REKSADANA TAHUN REKSADANA Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Dari tabel diatas selama tahun , tahun 1995, 1998 dan 1999 adalah nol atau tidak ada hasil investasi. Hal ini karena perusahaan memang tidak menempatkan dananya pada reksadana. Namun hasil investasi tersebut meningkat tahun 2000 hingga Keadaan ini dipengaruhi dari jumlah pengalokasian dana investasi reksadana yang meningkat.

78 64 5. Penyertaan Tabel 25. Hasil investasi penyertaan Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN PENYERTAAN TAHUN PENYERTAAN Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Hasil investasi pada penyertaan berfluktuasi setiap tahunnya. Hasil tersebut terjadi penurunan hingga setengahnya pada tahun Properti Tabel 26. Hasil investasi properti Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN PROPERTI TAHUN PROPERTI Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Investasi pada properti yaitu pada tanah dan bangunan baru memiliki pengembalian atu hasil investasi pada tahun Hasil investasi ini mengalami kenaikan pada tahun 2005 dan menurun drastis pada tahun 2008.

79 65 7. Pinjaman Hipotik Tabel 27. Hasil investasi pinjaman hipotik Asuransi Bumiputera periode (dalam jutaan rupiah) TAHUN PINJ. HIPOTIK TAHUN PINJ. HIPOTIK Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera Hasil pinjaman hipotik perusahaan terus menurun hingga tahun 2008 meskipun alokasi pada aset ini mengalami kenaikan Analisis Rasio Hasil Investasi terhadap Dana Investasi Tahun Tabel 28. Perbandingan hasil investasi dengan dana investasi Asuransi Bumiputera periode (dalam Jutaan Rupiah) TAHUN ALOKASI HASIL RASIO (%) , , , , , , , , , , , , , ,25 Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera (diolah) Hasil investasi dari suatu perusahaan yang melakukan investasi pada pasar uang maupun pasar modal, merupakan salah

80 66 satu indikator untuk mengetahui ketepatan perusahaan tersebut dalam berinvestasi. Indikator lain adalah dengan membandingkan hasil investasi yang diperoleh dengan dana investasinya. Perbandingan tersebut diperlukan untuk mengetahui kinerja dari portofolio yang sudah dibentuk oleh perusahaan. Asuransi Bumiputera mengalokasikan sebagian kekayaan yang dimilikinya untuk berinvestasi. Dalam Tabel 21 diatas, jumlah dana yang ditempatkan untuk berinvestasi selalu meningkat dari tahun ke tahunnya, sehingga hasil investasi yang diperoleh pun cenderung mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2008 menurun dibandingkan tahun Dalam tabel di atas, rasio antara hasil investasi dengan dana investasinya berfluktuasi selama periode 1995 hingga Hingga pada tahun 2008 rasio tersebut menurun dibandingkan alokasi investasinya Perkembangan Alokasi Dana Investasi dan Hasil Investasi Tahun Pada tabel dibawah, terlihat bahwa alokasi dana investasi perusahaan terus meningkat setiap tahunnya dengan peningkatan antara 3 persen hingga 43 persen. Namun peningkatan ini tidak selalu disertai dengan peningkatan hasil investasi. Terdapat tahuntahun tertentu ketika alokasi dana investasi meningkat, hasil yang diperoleh justru menurun, misalnya pada tahun 2008 ketika alokasi investasi meningkat, hasil investasi justru menurun tajam. Pada tahun 2005 hingga 2007 penghasilan investasi meningkat melebihi peningkatan dana investasinya. Namun kondisi ini tidak berlanjut hingga tahun Pada tahun 2008, dana investasi tetap meningkat 2,20 persen dari tahun 2007 meskipun tidak setajam peningkatan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini namun tidak diikuti oleh hasil investasinya. Hasil investasi justru menurun tajam hingga negatif 35 persen.

81 67 Tabel 29. Perkembangan Dana Investasi Asuransi Bumiputera (dalam jutaan rupiah) TAHUN JUMLAH Perkembangan (%) , , , , , , , , , , , , ,20 Sumber : Laporan Keuangan Asuransi Bumiputera tahun (diolah) Tabel 30. Perkembangan Hasil Investasi Asuransi Bumiputera (dalam jutaan rupiah) TAHUN JUMLAH Perkembangan (%) , , , , , , , , , , , , ,00 Sumber : Laporan Keuangan Asuransi Bumiputera tahun (diolah)

82 Evaluasi Proporsi Portofolio Investasi Tahun Pada praktiknya, investor sering melakukan diversifikasi dalam berinvestasi, yaitu mengombinasikan berbagai instrumen dalam kegiatan investasinya atau membentuk portofolio. Perusahaan asuransi dapat membentuk portofolio untuk kegiatan investasinya. Asuransi Bumiputera melakukan kegiatan investasinya pada aset finansial, aset riil dan penyertaan. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan adalah : 1. Instrumen investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset berisiko, artinya instrumen tersebut memiliki varians dan standar deviasi. 2. Dalam analisa portofolio, digunakan program Microsoft Excel for Windows dan software Modern Portofolio Theory and Invesment Analysis berdasarkan Model Markowitz untuk mengevaluasi portofolio yang telah dilakukan perusahaan periode tahun secara gabungan. Analisis portofolio tersebut dilakukan terhadap kumpulan aset berisiko yaitu deposito, obligasi, saham reksadana, penyertaan, properti, dan pinjaman hipotik. Input data yang digunakan dalam menganalisis portofolio investasi adalah data mengenai : 1. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari semua aset yang diteliti 2. Varians atau standar deviasi dari aset-aset tersebut 3. Kovarians dan korelasi antar pengembalian aset-aset dalam portofolio Asuransi Bumiputera menginvestasikan sebagian dananya pada instrumen deposito, obligasi, saham, reksadana, penyertaan, properti, dan pinjaman hipotik. Alokasi untuk deposito lebih mendominasi setiap tahunnya dan relatif tetap dibandingkan dengan instrumen lain (Lampiran 3). Deposito memberikan kepastian pendapatan meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan instrumen lainnya, dan memilki risiko yang rendah pula. Alokasi untuk obligasi awalnya relatif tetap pada tahun 1995 hingga tahun Namun alokasi tersebut kemudian meningkat pada

83 69 tahun 2004 hingga 2008, sedangkan alokasi untuk saham relatif berfluktuasi pada rentang tahun 1995 hingga 2004, kemudian meningkat hingga tahun Untuk alokasi reksadana, pada tahun 1995, 1998 dan 1999 tidak dilakukan investasi. Adapaun pada tahun-tahun selanjutnya alokasi rutin dilaksanakan hingga periode Pada instrumen penyertaan, dana yang diinvestasikan berfluktuatif sedangkan untuk properti pada tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup pesat. Berbeda dari properti, pada pinjaman hipotik dana yang diinvestasikan mengalami penurunan pada tahun-tahun tertentu yaitu pada tahun 2000 hingga tahun Langkah pertama dalam menganalisis suatu portofolio yang telah dilakukan perusahaan adalah mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing instrumen dan risikonya. Rincian tingkat pengembalian yang diharapkan dan risikonya terdapat pada tabel berikut : Tabel 31. Tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko instrumen investasi (dalam persentase) Instrumen Depositgasdanan Hipotik Obli- Reksa- Penyerta- Pinjaman Saham Properti Investasi ,42 12,88 50,12 0,00 1,30 0,00 6, ,98 15,48 2,85 4,69 2,71 0,00 8, ,52 27,03 102,16 4,80 3,40 0,00 10, ,51 18,30-39,17 0,00 3,83 0,00 2, ,18 26,96 3,78 0,00 7,59 0,00 1, ,99 12,46 23,42 4,27 4,72 0,00 7, ,92 20,25 20,66 5,79 10,82 0,40 16, ,12 6,05 28,31 8,36 11,69 0,46 19, ,73 7,23 40,73 3,28 6,74 9,67 30, ,30 22,04 54,82 0,79 11,75 1,16 43, ,25 7,01 24,94 2,76 12,51 27,81 25, ,22 7,80 32,81 2,10 6,47 10,67 20, ,51 7,61 72,95 8,47 8,14 8,50 27, ,66 10,88 11,76 8,06 4,13 0,32 6,48 R 103,32 201,97 430,14 53,37 95,79 59,00 226,76 E (Ri) 7,38 14,43 30,72 3,81 6,84 4,21 16,20 Sta. Dev 2,78 7,12 32,61 2,97 3,57 7,59 11,88 Koef. Var 0,38 0,49 1,06 0,78 0,52 1,80 0,73 Sumber : Data Portofolio Asuransi Bumiputera (diolah)

84 70 Data lengkap mengenai perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan, risiko masing-masing instrumen investasi serta koefisien variasinya dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa instrumen saham memberikan return tertinggi yaitu 30,72 persen, namun memiliki standar deviasi paling tinggi pula sebesar 32,61 persen. Jika diurutkan, setelah saham, instrumen yang memberikan return tinggi adalah pinjaman hipotik sebesar 16,20 dengan standar deviasi sebesar 11,88, obligasi sebesar 14,43 persen dengan standar deviasi 7,12 persen. Return deposito adalah 7,38 persen dengan standar deviasi 2,78 persen, penyertaan sebesar 6,84 persen dengan standar deviasi 3,57 persen, properti sebesar 4,21 persen dengan standar deviasi 7,59 dan terakhir return reksadana adalah 3,81 persen dengan standar deviasi 2,97 persen. Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa instrumen saham merupakan instrumen yang memberikan return tertinggi dan standar deviasi yang tinggi pula. Namun, jika di analisis lebih jauh lagi, saham memiliki return atau tingkat pengembalian yang berfluktuatif dan menurun tajam pada tahun Penurunan ini tidak sebanding dengan jumlah dana alokasi yang ditempatkan pada saham yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Dalam Lampiran 2, terlihat bahwa rupiah yang ditempatkan untuk investasi meningkat dari tahun 2004 sebesar Rp 41 triliun menjadi Rp 256 triliun pada tahun Sayangnya peningkatan ini tidak berlangsung sama pada hasil investasinya. Hasil investasi saham sempat meningkat pada tahun 2007, kemudian menurun drastis pada tahun Hal inilah kemudian yang berpengaruh pada tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham. Return atau tingkat pengembalian yang diharapkan saham menurun hingga mencapai 11,77 persen pada tahun Namun, secara keseluruhan return rata-rata dari saham adalah yang terbesar dibandingkan dengan instrumen lainnya. Adanya return yang semakin menurun ini disebabkan karena kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun Krisis global yang menghantam pada kuartal terakhir tahun 2008 mempengaruhi industri

85 71 perasuransian Indonesia. Dalam setahun terakhir 2008, secara keseluruhan perusahaan asuransi jiwa mengalami penurunan jumlah aset dan kekayaan dalam bentuk investasi. Hal ini dikarenakan perusahaan jiwa pada umumnya menginvestasikan kekayaannya dalam investasi jangka panjang yaitu saham. Diketahui bahwa pasar modal di akhir tahun 2008 mengalami penurunan IHSG yang sangat tajam, sehingga mempengaruhi nilai kekayaan perusahaan asuransi jiwa. Di pasar saham, tekanan terhadap pasar keuangan global yang masih berlanjut berdampak pada menurunnya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama Agustus Penurunan kinerja IHSG terutama disebabkan oleh gejolak eksternal yang bersumber dari permasalahan utama di bursa global. Hal ini kemudian berpengaruh kepada Asuransi Bumiputera yang juga menempatkan sebagian dananya pada saham. Karena salah satu hal tersebut, maka terjadilah penurunan pendapatan investasi perusahaan pada tahun Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan deposito pada bank. Ketika perusahaan membeli obligasi, perusahaan akan memperoleh bunga / kupon yang tetap secara berkala, sampai waktu jatuh tempo. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, maka penerbit harus membayar kepada investor sesuai dengan nilai pari dari obligasi tersebut beserta bunga / kupon terakhirnya. Dalam portofolio perusahaan tahun , return obligasi mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004, return obligasi mencapai 22,04 persen dan kemudian menurun hingga mencapai 10,88 persen pada tahun Return rata-rata obligasi adalah 14,43 persen dengan standar deviasi 7,12 persen. Dibandingkan dengan reksadana, terlihat dalam tabel bahwa deposito lebih menguntungkan. Berinvestasi pada reksadana, investor berpeluang mengalami penurunan nilai investasi dan hal ini tidak akan terjadi pada deposito bila tidak dicairkan sebelum jatuh tempo. Dalam tabel, return deposito lebih tinggi dengan standar deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan reksadana. Hal ini karena deposito merupakan aset yang cenderung aman dibandingkan dengan instrumen

86 72 lainnya. Return deposito mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan, artinya deposito mengalami kenaikan atau penurunan yang tidak terlalu besar. Return rata-rata deposito adalah 7,38 persen dengan standar deviasi 2,78 persen. Namun berbeda dengan deposito, reksadana mengalami variasi fluktuasi pada tingkat pengembalian yang diharapkan setiap tahunnya. Tahun 2004, return reksadana adalah 0,79 persen dan kemudian meningkat hingga 8,06 persen pada tahun Return rata-rata reksadana adalah 3,81 persen dengan standar deviasi 2,97 persen. Adapun return pinjaman hipotik mengalami peningkatan pada tahun 2001 hingga 2007 dan menurun kembali pada tahun Untuk investasi pada aset riil yaitu pada penyertaan dan properti, pada properti return yang diharapkan lebih rendah dari standar deviasinya hal ini dikarenakan pada tahun 1995 hingga 2000 hasil investasi perusahaan nol meskipun sejumlah dana telah dialokasikan untuk instrumen tersebut. Setelah return dan risiko masing-masing instrumen diketahui, input lain yang diperlukan untuk menganalisis portofolio perusahaan adalah menghitung kovarians dan koefisien korelasi antar instrumen investasi. Berikut adalah tabel kovarians dan korelasi antar instrument investasi : Tabel 32. Kovarians antar instrumen investasi Koefisien korelasi Deposito Obligasi 9,86 Saham Deposito Obligasi Reksadana Penyertaan Properti Saham - 49,78 9,86 Reksadana -4,27-9,04 26,75 Penyertaan -4, ,17 2,00 Properti -8,92-30,65 25,70-0,95 13,27 Pinjaman - - Hipotik 19,04 27,77 188,43 3,74 30,47 44,10 Sumber : Data portofolio Asuransi Bumiputera (diolah) Pinjaman hipotik Dari tabel diatas, kovarians antar instrumen menunjukkan nilai yang positif dan negatif. Kovarians yang bernilai positif, berarti tingkat

87 73 pengembalian instrumen-instrumen dalam portofolio cenderung bergerak pada arah yang sama, artinya ketika satu aset menghasilkan keuntungan melebihi keuntungan rata-rata, maka aset yang satu lagi juga cenderung untuk bertindak dengan cara yang sama yaitu melebihi keuntungan rataratanya. Sedangkan kovarians yang negatif menunjukkan tingkat pengembalian instrumen-instrumen dalam portofolio cenderung bergerak pada arah yang berlawanan. Kovarians dapat diinterpretasikan dengan menggunakan koefisien korelasi yang memiliki nilai antara +1 hingga -1. Tabel 33. Koefisien korelasi antar instrumen investasi Koefisien Depositgasdanan Obli- Saham Reksa- Penyerta- Properti korelasi Deposito 1 Obligasi Saham Reksadana Penyertaan Properti Pinjaman hipotik Pinjaman Hipotik Sumber : Data portofolio Asuransi Bumiputera (diolah) Korelasi menggambarkan seberapa besar hubungan antara pergerakan dua aset. Nilai korelasi yaitu antara -1 hingga +1. Korelasi positif 1 maka kedua aset tersebut bergerak tepat searah, korelasi 0 maka pergerakan kedua aset tersebut sama sekali tidak ada hubungan, dan korelasi negatif -1 maka kedua aset tersebut bergerak secara tepat berlawanan arah. Perhitungan mengenai kovarian dan koefisien korelasi dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari tabel terlihat bahwa sebagian aset yang diteliti mempunyai koefisien korelasi <+1, dan sebagian yang lain memiliki nilai <-1. Korelasi positif antara dua aset, misalnya antara deposito dan obligasi artinya ketika tingkat pengembalian dari deposito meningkat, maka diharapkan tingkat pengembalian dari obligasi juga meningkat. Sebaliknya, korelasi negatif antara dua aset menunjukkan tingkat pengembalian kedua aset tersebut

88 74 bergerak berlawanan arah. Dari tabel, terlihat korelasi negatif antara deposito dan reksadana artinya ketika tingkat pengembalian deposito menurun, maka diharapkan tingkat pengembalian reksadana meningkat. Korelasi yang semakin kecil, menunjukkan semakin baik kombinasi investasinya. Hal ini bermakna bahwa ketika tingkat pengembalian dari suatu aset melemah, maka tingkat pengembalian pada aset lain justru menguat. Artinya ketika tingkat pengembalian deposito menurun, maka diharapkan tingkat pengembalian reksadana meningkat. Jadi kerugian dari satu aset dalam portofolio dapat ditutupi oleh keuntungan aset lain. Namun, pada kenyataannya sulit untuk mencari korelasi yang benar-benar tepat negatif 1, yang akan menghilangkan risiko portofolio. Hal yang dapat dilakukan hanyalah mengurangi risiko portofolio. Portofolio investasi yang dilakukan Asuransi Bumiputera selama periode , yang terdiri dari instrumen deposito, obligasi, saham, reksadana penyertaan, properti, dan pinjaman polis mempunyai tingkat pengembalian yang diharapkan pada rentang 6,59 persen sampai dengan 30,72 persen dengan tingkat risiko pada rentang 0,99 persen sampai 32,61 persen. Berikut adalah gambar Expected return dan standar deviasi perusahaan :

89 75 Gambar 12. Expected return dan standar deviasi Asuransi Bumiputera periode (Software Modern Portofolio Theory and Investment) Besarnya proporsi jenis investasi yang telah dilakukan perusahaan selama tahun 1995 hingga 2008, diperlihatkan dengan gambar berikut : Gambar 13. Bobot jenis investasi portofolio Asuransi Bumiputera periode (Software Modern Portofolioo Theory and Investment)

90 76 Portofolio investasi yang dilakukan perusahaan selama tahun memiliki expected return atau tingkat pengembalian yang diharapkan 6,59 dengan standar deviasi atau risiko sebesar 0,99 persen. Artinya setiap kenaikan 1 persen risiko atau standar deviasi akan meningkatkan 6,60 persen return. Portofolio tersebut dibentuk dari komposisi instrumen investasi deposito 44,41 persen, obligasi 4,97 persen, saham 0,74 persen, reksadana 32,25 persen, penyertaan 8,23 persen, properti 7,89 persen, dan pinjaman hipotik 1,52 persen Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini adalah terkait dengan Bussiness Plan perusahaan mengenai penempatan dana investasi perusahaan. Dalam penempatan dana investasi pada pasar uang maupun pasar modal, perusahaan perlu memperhatikan berbagai informasi yang ada seperti kondisi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di Pasar Modal maupun besarnya tingkat suku bunga. Perusahaan berinvestasi pada aset deposito, obligasi, saham, reksadana penyertaan, properti dan pinjaman hipotik. Deposito merupakan jenis investasi yang memiliki tingkat risiko investasi rendah serta memudahkan perusahaan bila membutuhkan dana cepat sekaligus aman sehingga dalam kegiatan investasinya. Besarnya komposisi investasi dalam deposito tetap harus di pertahankan dalam prioritas komposisi portofolio investasi, sedangkan alokasi dana investasi pada saham dan reksadana sebaiknya perlu dianalisis ulang, karena instrumen tersebut lebih berisiko sehingga dikhawatirkan akan mengurangi return. Pengelolaan dalam kegiatan investasi harus didukung oleh sumber daya manusia dari divisi manajemen dana itu sendiri. Sumber daya manusia yang fokus dan terarah akan dapat diandalkan untuk membackup fungsi pengelola investasi. Adapun kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan bersumber dari surplus premi yang diterima dari penjualan produk asuransinya dan dari pendapatan investasi yang diinvestasikan kembali. Dengan demikian, kegiatan investasi perusahaan dipengaruhi oleh jumlah premi yang diterimanya, sehingga perlu ditingkatkan dalam

91 77 hal kegiatan penagihan preminya. Dalam hal ini diperlukan pelatihan bagi tenaga pemasaran untuk lebih lanjut. Tenaga pemasaran yang professional nantinya akan dapat mendukung terjualnya lebih banyak produk asuransi yang dimilki perusahaan sehingga akan meningkatkan penerimaan premi. Hal ini pula akan menguntungkan pemegang polis reversionary bonus yang akan menerima keuntungan dari perusahaan. Bussiness Plan perusahaan selain dijadikan sebagai acuan perencanaan dalam investasi, juga dapat digunakan sebagai pengendali dari kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan. Dalam Bussiness Plan perusahaan, terdapat rencana atau target yang harus dicapai perusahaan. Ketika target tersebut kurang terpenuhi, perusahaan dapat mengevaluasinya dengan mengacu pada program kerja divisi manajemen dana.

92 78 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah : 1. Kondisi keuangan Asuransi Bumiputera ditunjukkan dari rasio investasi terhadap cadangan klaim, dan rasio keuangannya yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas serta Risk Based Capital (RBC). Dari perhitungan rasio keuangannya, maka Asuransi Bumiputera dapat disimpulkan perusahaan asuransi yang baik. Hal ini terlihat dalam nilai-nilai rasio tersebut. Selain dari rasio keuangan, RBC dan rasio investasi terhadap cadangan teknis juga menggambarkan kondisi keuangan perusahaan asuransi. Sayangnya, RBC dan rasio investasi terhadap cadangan teknis perusahaan masih dibawah standar yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah menetapkan tingkat RBC adalah 100 persen untuk perusahaan mutual seperti Asuransi Bumiputera dengan rasio investasi terhadap cadangan teknis juga 100 persen. Namun, RBC perusahaan hingga saat ini baru mampu mencapai 86 persen dengan rasio investasi terhadap cadangan teknis yang masih berkisar hingga 60 persen. Perusahaan mengalami kesulitan mengenai perimbangan kekayaan dan kewajiban perusahaan. Artinya dalam memenuhi kewajibannya, perusahaan bersumber pada aktiva karena tidak adanya modal dasar (perusahaan mutual). 2. Perusahaan melakukan kegiatan investasinya berdasarkan pada Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER-09/BL/2008. Selain dari peraturan BAPEPAM, perusahaan mengacu pada program kerja tahunan Divisi Manajemen Dana yang berpedoman pada Business Plan perusahaan dan kebijakan Reversionary Bonus bagi pemegang polisnya. Rencana kerja tersebut berisi target-target kegiatan investasi yang akan dicapai sekaligus penentuan besarnya alokasi dana yang akan ditempatkan pada instrumen-instrumen investasi. Adapun Reversionary Bonus

93 79 berupa kebijakan pemberian bonus pada pemegang polis pertama kali untuk tahun kedua masa asuransi. 3. Portofolio investasi yang dilakukan perusahaan selama tahun memiliki expected return atau tingkat pengembalian yang diharapkan 6,59 dengan standar deviasi atau risiko sebesar 0,99 persen. Artinya setiap kenaikan 1 persen risiko atau standar deviasi akan meningkatkan 6,60 persen return. Portofolio tersebut dibentuk dari komposisi instrumen investasi deposito 44,41 persen, obligasi 4,96 persen, saham 0,74 persen, reksadana 32,25 persen, penyertaan 8,23 persen, properti 7,89 persen, dan pinjaman hipotik 1,52 persen. 2. Saran Saran yang dapat diberikan kepada Asuransi Bumiputera yaitu : 1. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan penelitian mengenai portofolio investasi tidak berakhir pada proses pengevaluasian saja. Namun sebaiknya dilakukan juga pembentukan portofolio yang optimal. 2. Ada baiknya perusahaan mempertimbangkan investasi dalam bentuk lainnya seperti SBI. 3. Terkait dengan program komputer yang digunakan adalah dapat membantu perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya khususnya dalam bidang investasi, sehingga perlu diadakan pelatihan terhadap program untuk pengembangan lebih lanjut.

94 80 DAFTAR PUSTAKA Darmawi, H Manajemen Asuransi. Bumi Aksara, Jakarta. Halim, A Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta. Harahap, S. S Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Husnan, S Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Kurniadi, A Pemrograman Microsoft Visual Basic 6. PT Elex Media Komputido Kelompok Gramedia, Jakarta. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta. Nugroho, A. S Analisis Portofolio Optimal pada PT. Askes (PERSERO). Skripsi. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Rodoni, A dan O. Yong Analisis Investasi dan Teori Portofolio. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Saifudin, A Portofolio Investasi PT Asuransi Takaful Keluarga. Skripsi. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Samsul, M Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Erlangga, Jakarta Sharpe, W.F, G. J. Alexander, J. V. Bailey Investasi. Prenhallindo. Jakarta Siamat, D Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Sundjaja, R dan I. Barlian Manajemen Keuangan. PT Intan Sejati, Klaten Based Capital/ Diakses pada 2 Maret Perekonomian Indonesia/ Diakses pada 22 Maret

95 LAMPIRAN 81

96 82 Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun No Keterangan Asuransi Jiwa a. Negara b. Swasta Nasional c. Patungan Asuransi Kerugian a. Negara b. Swasta Nasional c. Patungan Reasuransi a. Negara b. Swasta Nasional Penyelenggara Program Asuransi Sosial & Jamsostek Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan ABRI Sumber : Direktorat Asuransi Jumlah Pialang Asuransi Pialang Reasuransi Adjuster Asuransi Konsultan Aktuaria

97 Sumber : peusahaan, 2008 Bapepam ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 NERACA TANGGAL 31 DESEMBER 2004 HINGGA 2008 (dalam jutaan rupiah) Keterangan A. AKTIVA 1. Investasi Deposito wajib Deposito sukarela Surat berharga tersedia utk dijual Penyertaan Properti Pinjaman hipotik Pinjaman polis Jumlah Investasi Bukan Investasi Kas dan Bank Piutang premi Piutang reasuransi Piutang hasil investasi Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Pihutang pegawai Lampiran 2. Neraca dan Laporan Laba Rugi Asuransi Bumiputera periode

98 Pihutang lain-lain Tanah & Bangunan Aktiva tetap (nilai buku) Kenaikan cadangan premi ditangguh Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA

99 B. KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.Kewajiban kepada pemegang polis Kewajiban manfaat polis masa depan Hutang klaim Premi yg belum merupakan pendapatan Jml. Kewajiban kpd pemegang polis Kewajiban lainnya Hutang reasuransi Hutang pajak Titipan premi Hutang komisi Hutang lain- lain Pendapatan diterima dimuka Biaya masih harus dibayar Kewajiban pajak

100 tangguhan Jml. Kewajiban lainnya Jumlah Kewajiban Ekuitas Cadangan umum Kerugian yang belum direalisasi dari surat berharga tersedia untuk dijual Dana-dana Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba/rugi Jumlah Ekuitas JML KEWAJIBAN & EKUITAS

101 ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 LAPORAN LABA RUGI TANGGAL 31 DESEMBER 2004 SAMPAI 2008 (dalam jutaan rupiah) KET PENDAPATAN Premi bersih Pendapatan investasi Klaim reasuransi Pendapatan lain-lain JMLH PENDAPATAN BEBAN Beban klaim Kenaikan kewajiban manfaat polis masa depan Amortisasi kenaikan ,000 Beban komisi Beban operasional TOTAL BEBAN LABA SEBELUM PAJAK Pendapatan (Beban) Pajak LABA SETELAH PAJAK

102 TAHUN JENIS INVESTASI DEPOSITO OBLIGASI SAHAM REKSADANA PENYERTAAN PROPERTI PINJAMAN HIPOTIK Tahun (dalam jutaan rupiah) Lampiran 3. Alokasi Investasi Asuransi Bumiputera 88

103 Tkt.kesadarn individu akan asuransi + Tkt. Risiko Tkt.Peng embalian - Kebijakan invst. Kondisi keuangan perusahaan Rasio investasi thd cad. teknis Tkt. portofolio investasi Tkt. perkmb. ind.asurans Tkt. Invst. Perusahaa Rasio + Keuangan RBC (Risk Based Capital) Tkt. Pertumb. kkyaan perushn Tkt. keuntungan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilita Rasio Profitabilita + Tkt kualitas & kuantitas pemegang polis + + Tkt.pertum premi Pembyrn. premi reasuransi Pembyr.klaim Kegt.operasi onal lainnya Keterangan : + : berpengaruh positif - : berpengaruh negatif : batasan penelitian : indikator terkait dalam penelitian Lampiran 4.Causal LoopPenelitian 86 89

104 Faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan : Sistem dan prosedur pembayaran premi Pengalokasian dana instrumen investasi Existing problem : 1. Tingginya penerimaan premi perusahaan yang digunakan untuk kegiatan investasi 2. Penurunan pendapatan investasi pada tahun 2008 Faktor berpengaruh yang tidak dapat dikendalikan : Karakteristik instrumen investasi Isu-isu makroekonomi Pengumpulan data: - Studi literature - Wawancara Data atau informasi : Laporan keuangan, data portofolio, annual report Bapepam LK Lingkungan : Peraturan Bapepam Keputusan Menteri Keuangan Peraturan pemerintah Proses : Analisis rasio keuangan Analisis Input kebijakan Output investasi Analisis proporsi portofolio investasi perusahaan Program Komputer Visual Basic Parameter control : Kebijakan investasi Strategi investasi perusahaan Bussiness Plan perusahaan Feedback Hasil yang diharapkan : Rasio keuangan Kegiatan investasi yang mengacu pada kebijakan investasi Proporsi aset dalam portofolio investasi Outcome : Strategi pengelolaan investasi Penempatan dana investasi sesuai dengan business plan perusahaan Implikasi manajerial Pengembalian maksimum dan risiko minimum Keuntungan perusahaan meningkat 87 Lampiran 5. Alur Pikir Penelitian 90

105 91 Lampiran 6. Struktur Organisasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 BADAN PERWAKILAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS SEKRETARIS BPA/DEKOM DIREKTUR UTAMA SEKRETARIS PERUSAHAAN DIREKTUR PEMASARAN DIREKTUR KEPATUHAN DIREKTUR TEKNIK DAN KEUANGAN DIREKTUR SDM DIREKTUR INVESTASI DIVISI ASPER DEPARTEMEN PENGAWASAN DEPARTEMEN AKTUARIA DEPARTEME N UMUM DIVISI MANAJEMEN DANA CABANG AS. PERORANGAN DEPARTEMEN HUKUM DEPARTEMEN KEUANGAN DEPARTEME N SDM DIVISI PROPERTY DIVISI ASKUM DEPARTEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN AKUNTANSI CABANG AS. KUMPULAN DEPARTEMEN PERTANGGUNGAN DIVISI SYARIAH DEPARTEMEN KLAIM CABANG AS. SYARIAH DEPARTEMEN KONSERVASI

106

107

108 94 Lampiran 8. Perhitungan Expected Return, Standar Deviasi dan Koefisien Variasi Perhitungan Expected Return 1. DEPOSITO 7,42 + 8,98 + 8, , ,18 + 5,99 + 6,92 + 6,12 + 7,73 + 5,30 + 4,25 + 6,22 + 5,51 + 4,66 = 103,32 DEPOSITO = E (Ri) = 103,32 / 14 = OBLIGASI 12, , , , , , ,25 + 6,05 + 7, ,01 + 7,80 + 7, ,88 = 201,97 OBLIGASI = 201,97 E (Ri) = / 14 = SAHAM 50,12 + 2, ,16 + (-39,17) + 3, , , , , , , , , ,76 = 430,14 SAHAM = 430,14 E (Ri) = 430,14 / 14 = REKSADANA 0,00 + 4,69 + 4,80 + 0,00 + 0,00 + 4,27 + 5,79 + 8,36 + 3,28 + 0,79 + 2,76 + 2,10 + 8,47 + 8,06 = 53,37 REKSADANA = 53,37 E (Ri) = 53,37 / 14 = 3,81 5. PENYERTAAN 1,30 + 2,71 + 3,40 + 3,83 + 7,59 + 4, , ,69 + 6, , ,51 + 6,47 + 8,14 + 4,13 = 95,79 PENYERTAAN = 95,79 E (Ri) = 95,79 / 14 = 6,84

109 95 6. PROPERTI 0,00 + 0,00 + 0,00 + 0,00 + 0,00 + 0,00 + 0,40 + 0,46 + 9,67 + 1, , ,67 + 8,50 + 0,32 = 59,00 PROPERTI = 59,00 E (Ri) = 59,00 / 14 = 4,21 7. PINJAMAN HIPOTIK 6,96 + 8, ,15 + 2,31 + 1,21 + 7, , , , , , , ,52 + 6,48 = 226,76 PINJAMAN HIPOTIK = 226,76 E (Ri) = 226,76 / 14 = 16,20

110 96 Perhitungan Standar Deviasi 1. DEPOSITO (7,42 7,38) 2 + (8,99 7,38) 2 + (8,52 7,38) 2 + (15,51 7,38) 2 + (10,18 7,38) 2 + (5,99 7,38) 2 + (6,92 7,38) 2 + (6,12 7,38) 2 + (7,73 7,38) 2 + (5,30 7,38) 2 + (4,25 7,38) 2 + (6,22 7,38) 2 + (5,51 7,38) 2 + (4,66 7,38) 2 = 108,01 Varians = σ 2 = 7,71 Standar Deviasi = 2,78 2. OBLIGASI (12,88 14,43) 2 + ( ,43) 2 + (27,03-14,43) 2 + (18,30-14,43) 2 + (26,96-14,43) 2 + (12,46-14,43) 2 + (20,25-14,43) 2 + (6,05-14,43) 2 + (7,23-14,43) 2 + (22,04-14,43) 2 + (7,01-14,43) 2 + (7,80-14,43) 2 + (7,61-14,43) 2 + (10,88-14,43) 2 = 710,36 Varians = σ 2 = 50,74 Standar Deviasi = 7,12 3. SAHAM (50,12-30,72) 2 + ( ,72) 2 + (102,16-30,72) 2 + (-39,17-30,72) 2 + (3,78-30,72) 2 + ( ,72) 2 + (20,66-30,72) 2 + (28,31-30,72) 2 + (40,73-30,72) 2 + ( ,72) 2 + (24,94-30,72) 2 + (32,81-30,72) 2 + (72,95-30,72) 2 + (11,76-30,72) 2 = 14890,15 Varians = σ 2 = 1063,58 Standar Deviasi = 32,61 4. REKSADANA (0,00 3,81) 2 + (4,69-3,81) 2 + (4,80-3,81) 2 + (0,00-3,81) 2 + (0,00-3,81) 2 + (4,27-3,81) 2 + (5,79-3,81) 2 + (8,36-3,81) 2 + (3,28-3,81) 2 + (0,79-3,81) 2 + ( ) 2 + (2,10-3,81) 2 + (8,47-3,81) 2 + (8,06-3,81) 2 = 123,24 Varians = σ 2 = 8,80 Standar Deviasi = 2,97

111 97 5. PENYERTAAN (1,30 6,84) 2 + (2,71-6,84) 2 + (3,40-6,84) 2 + (3,83-6,84) 2 + (7,59-6,84) 2 + (4,72-6,84) 2 + (10,82-6,84) 2 + (11,69-6,84) 2 + (6,74-6,84) 2 + (11,75-6,84) 2 + (12,51-6,84) 2 + (6,47-6,84) 2 + (8,14-6,84) 2 + (4,13-6,84) 2 = 178,47 Varians = σ 2 = 12,75 Standar Deviasi = 3,57 6. PROPERTI (0,00 4,21) 2 + (0,00 4,21) 2 + (0,00-4,21) 2 + (0,00-4,21) 2 + (0,00-4,21) 2 + (0,00-4,21) 2 + (0,40-4,21) 2 + (0,46-4,21) 2 + (9,67-4,21) 2 + (1,16-4,21) 2 + (27,81-4,21) 2 + (10,67-4,21) 2 + (8,50-4,21) 2 + (0,32-4,21) 2 = 806,45 Varians = σ 2 = 57,60 Standar Deviasi = 7,59 7. PINJAMAN HIPOTIK (6,96-16,20) 2 + (8,81-16,20) 2 + (10,15-16,20) 2 + (2,31-16,20) 2 + (1,21-16,20) 2 + (7,01-16,20) 2 + (16,00-16,20) 2 + (19,97-16,20) 2 + (30,27-16,20) 2 + (43,66-16,20) 2 + (25,58-16,20) 2 + (20,84-16,20) 2 + (27,52-16,20) 2 + (6,48-16,20) 2 = 226,76 Varians = σ 2 = 141,22 Standar Deviasi = 11,88

112 98 Perhitungan Koefisien Variasi 1. DEPOSITO = 2,78 / 7,38 = 0,38 2. OBLIGASI = 7,12 / 14,43 = 0,49 3. SAHAM = 32,61 / 3072 = REKSADANA = 2,97 / 3,81 = 0,78 5. PENYERTAAN = 3,57 / 6,84 = 0,52 6. PROPERTI = 7,59 / 4,21 = 1,80 7. PINJAMAN HIPOTIK = 11,88 /16,20 = 0,73

113 99 Lampiran 9. Perhitungan Kovarian dan Koefisien Korelasi antar Jenis Investasi Perhitungan Kovarian antar Jenis Investasi Perhitungan Kovarian antara Deposito dengan Obligasi Deposito Obligasi No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Deposito dengan Saham No Deposito Saham [RA,i-E (RA)] RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

114 100 Perhitungan Kovarian antara Deposito dengan Reksadana No Deposito Reksadana [RA,i-E (RA)] RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Deposito dengan Penyertaan Deposito Penyertaan No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

115 101 Perhitungan Kovarian antara Deposito dengan Properti Deposito Properti No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Deposito dengan Pinjaman Hipotik Deposito Pinjaman hipotik No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

116 102 Perhitungan Kovarian antara Obligasi dengan Saham No Obligasi Saham [RA,i-E (RA)] RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Obligasi dengan Reksadana No Obligasi Reksadana [RA,i-E (RA)] RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

117 103 Perhitungan Kovarian antara Obligasi dengan Penyertaan Obligasi Penyertaan No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Obligasi dengan Properti Obligasi Properti No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

118 104 Perhitungan Kovarian antara Obligasi dengan Pinjaman Hipotik Obligasi Pinjaman hipotik No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Saham dengan Reksadana Saham Reksadana [RA,i-E No (RA)] [RB,i- RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) E (RB)] E(RA) Total Kovarian

119 105 Perhitungan Kovarian antara Saham dengan Penyertaan Saham Penyertaan No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Saham dengan Properti Saham Properti No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

120 106 Perhitungan Kovarian antara Saham dengan Pinjaman Hipotik Saham Pinjaman hipotik No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Reksadana dan Penyertaan Reksadana Penyertaan No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

121 107 Perhitungan Kovarian antara Reksadana dan Properti Reksadana Properti No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Reksadana dan Pinjaman Hipotik Reksadana Pinjaman hipotik No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

122 108 Perhitungan Kovarian antara Penyertaan dan Properti Penyertaan Properti No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Perhitungan Kovarian antara Penyertaan dan Pinjaman Hipotik Penyertaan Pinjaman hipotik No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian

123 109 Perhitungan Kovarian antara Properti dan Pinjaman Hipotik Properti Pinjaman hipotik No RA,i RAi-E (RA) RB,i RBi-E (RB) [RA,i-E (RA)] [RB,i-E (RB)] E(RA) Total Kovarian Berikut Tabel Kovarians antar Jenis Investasi Koefisien Depositgasdanan Obli- Saham Reksa- Penyerta- korelasi Properti Deposito Obligasi 9,86 Saham -49,78 9,86 Reksadana -4,27-9,04 26,75 Penyertaan -4,67-4,27 8,17 2,00 Properti -8,91-30,65 25,70-0,95 13,27 Pinjaman Hipotik -19,04-27,76 188,43 3,74 30,47 44,10 Pinjaman hipotik

124 110 Perhitungan Koefisien Korelasi antar Jenis Investasi Koefisien Korelasi antara Deposito dan Obligasi = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Deposito dan Saham = -49,7752 / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Deposito dan Reksadana = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Deposito dan Penyertaan = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Deposito dan Properti = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Deposito dan Pinjaman Hipotik = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Obligasi dan Saham = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Obligasi dan Reksadana = -9,0444 / ( * ) = -0,4280 Koefisien Korelasi antara Obligasi dan Penyertaan = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Obligasi dan Properti = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Obligasi dan Pinjaman Hipotik = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Saham dan Reksadana = / ( * ) =

125 111 Koefisien Korelasi antara Saham dan Penyertaan = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Saham dan Properti = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Saham dan Pinjaman Hipotik = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Penyertaan dan Properti = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Penyertaan dan Pinjaman Hipotik = / ( * ) = Koefisien Korelasi antara Properti dan Pinjaman Hipotik = / ( * ) = Berikut Tabel Koefisien Korelasi antar Jenis Investasi Koefisien Depositgasdantaan hipotik Obli- Saham Reksa- Penyer- Pinjaman Properti korelasi Deposito 1 Obligasi Saham Reksadana Penyertaan Properti Pinjaman Hipotik

126 112 Lampiran 10. Flow Chart Program Komputer Visual Basic Mulai Input : Input : Tahun penelitian Aktiva Rasio keuangan Tahun penelitian Alokasi investasi Hasil investasi Database Perusahaan Proses : Perhitungan rasio keuangan Proses : Standar deviasi Expected return Perkembangan Alokasi dan Hasil Investasi Hasil Selesai

127

128

129

130

131 117 Lampiran 12. Pengkodingan Perhitungan Program Komputer Visual Basic

132

133

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Asuransi Bumiputera sebagai perusahaan asuransi pelopor di Indonesia, yang keberadaannya masih berada di tingkat tertinggi dalam dunia perasuransian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang memberikan jasa perlindungan kepada masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan baik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun No Keterangan

Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun No Keterangan LAMPIRAN 81 82 Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun 1999-2002 Keterangan 1999 2000 2001 2002 2003 1. 2. 3. 4. Asuransi Jiwa a. Negara b. Swasta Nasional c. Patungan Asuransi Kerugian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang Bangkinang Asuransi Jiwa Bersama(AJB)BumiPutera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo, Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bisnis utama perusahaan asuransi adalah penjualan premi atau pengumpulan dana masyarakat. Pengumpulan dana ini dilakukan melalui upaya perusahaan asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan

I. PENDAHULUAN. dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri asuransi syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan (2006), pada tahun 2005

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2007 bisa dikatakan sebagai tahun harapan bahwa bisnis asuransi akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai fenomena alam yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama dan tertua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.) Oleh Dwi Andini

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM. A. Profil Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera M. Ng. Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda

BAB III GAMBARAN UMUM. A. Profil Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera M. Ng. Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 1. Sejarah Perusahaan Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-guru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jawa Tengah pada 12 februari 1912 pada mulanya sebagai wadah persatuan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jawa Tengah pada 12 februari 1912 pada mulanya sebagai wadah persatuan BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan Asuransi jiwa bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Didirikan di Magelang,

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegitan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER (Studi Kasus : PT BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri) Oleh NOVI NURMIA SARI H

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER (Studi Kasus : PT BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri) Oleh NOVI NURMIA SARI H ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER (Studi Kasus : PT BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri) Oleh NOVI NURMIA SARI H24052369 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Oleh BOYKE SURANTA BARUS H

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Oleh BOYKE SURANTA BARUS H ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009 Oleh BOYKE SURANTA BARUS H24076022 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan dunia usaha, khususnya industri dan manufaktur, berada dalam kondisi penuh ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI DAFTAR ISI. i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR ISTILAH... viii I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa datang merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, selain itu laporan keuangan merupakan faktor yang signifikan dalam pencapaian efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Solvabilitas Seperti dijelaskan dalam Bab III sebelumnya, bahwa setiap perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada setiap bisnis, profit merupakan hal yang krusial. Profit dalam suatu bisnis merupakan suatu keharusan, jika bisnis tersebut ingin berlangsung. Perusahaan

Lebih terperinci

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 65 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DAN PROYEKSI KEBUTUHAN DANA UNTUK PERIODE YANG AKAN DATANG (Studi Kasus : PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang Area Jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal dalam mengembangkan perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami perkembangan maka persaingan pun akan semakin meningkat. Dalam persaingan tersebut perusahaan terdorong

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH A. PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan a. Latar Belakang Berdirinya AJB Bumiputera Syariah Bumiputera berdiri atas prakarsa

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Masalah perekonomian selalu menjadi faktor yang penting untuk mendorong kemajuan suatu negara. Perusahaan akan selalu menghadapi hambatan-hambatan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai penghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Brown (Investment Analysis snd Portofolio Management,5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Brown (Investment Analysis snd Portofolio Management,5) mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi secara umum dapat dilakukan apabila seseorang mempunyai pendapatan yang melebihi kebutuhannya terutama kebutuhan dasarnya. Reily dan Brown (Investment

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini membuat persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia sebagai Negara berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua, perlu

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA Manajemen Investasi SUTIA BUDI sutiabudi19@yahoo.com STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times Chapter Introduction Capital Market

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada saat ini kemajuan teknologi didalam dunia usaha khususnya di Indonesia sangatlah berkembang. Maka dari itu dilihat dari sisi perusahaan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otorisasi perbankan untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut disalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan asuransi saat ini sangat pesat. Sampai tahun 2013 jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98 perusahaan, untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian saham Saham merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Saham juga merupakan sekuritas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA SYARIAH PEKALONGAN. A. Profil Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Syariah Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA SYARIAH PEKALONGAN. A. Profil Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Syariah Pekalongan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA SYARIAH PEKALONGAN A. Profil Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Syariah Pekalongan 1. Sejarah Perusahaan Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal bahwa program pensiun hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tidak mengherankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia mempunyai banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam menyalurkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI Oleh : FIKI FARKHATI NIM. 24010210120050 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci