Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) pada Mencit Putih Jantan Hiperurisemia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) pada Mencit Putih Jantan Hiperurisemia"

Transkripsi

1 Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) pada Mencit Putih Jantan Hiperurisemia (Effect Ethanol Extract of Breadfruit s leaf (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) in Hyperuricemia White Male Mice) Rahimatul Uthia 1* ; Rima Azlina 1 ; & Helmi Arifin 2 1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang 2Fakultas Farmasi Universitas Andalas Corresponding rahimatuluthia@yahoo.co.id ABSTRAK Daun sukun ini digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan alternatif untuk mengurangi kadar asam urat. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok dosis 100 mg/kg BB, kelompok dosis 200 mg/kg BB, kelompok dosis 400 mg/kg BB dan kelompok pembanding adalah Allopurinol dengan dosis 13 mg/kg BB sehari sekali selama 7, 14 dan 21 hari secara oral. Pengukuran kadar asam urat dilakukan dengan menggunakan alat digital Easy Touch GCU. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dua arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sukun dapat menurunkan kadar asam urat darah pada mencit putih jantan (P<0,05). Dosis 400 mg/kg BB menunjukkan efek penurunan asam urat hampir sama dengan allopurinol dosis 13 mg/kg BB dengan jangka waktu 21 hari. Ada korelasi lama pemberian dan peningkatan dosis ekstrak daun sukun dengan penurunan kadar asam urat darah mencit hiperurisemia (P<0,05). Kata Kunci: Ekstrak daun sukun, asam urat, allopurinol, hiperurisemia PENDAHULUAN Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal karena meningkatnya produksi atau menurunnya pembuangan asam urat maupun kombinasi keduanya. Sebagai acuannya, nilai asam urat normal wanita 2,4-6,0 mg/dl dan pria 3,0-7,0 mg/dl (Dalimartha, 2011). Makanan yang mengandung kadar purin tinggi seperti: daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, santan, melinjo dan alkohol dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh (Diana, 2015). Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin pada manusia yang bersifat tidak larut dalam air, sehingga akan menyebabkan pengendapan di persendian dan membentuk kristal kecil (endapan yang mengeras). Kristalisasi natrium urat yang ditimbulkan dalam jaringan lunak dan persendian akan membentuk endapan yang dinamakan tofus. Proses ini menyebabkan suatu reaksi inflamasi akut yaitu arthritis gout (Murray, et al., 1999). Tingginya kadar asam urat (hiperurisemia) bila tidak dikontrol dengan baik, akan dapat menimbulkan komplikasi yang 69

2 fatal pada ginjal. Bila terjadi komplikasi, maka perlu adanya pemberian obat yang bisa menghambat terbentuknya asam urat atau melancarkan pembuangan asam urat melalui urin (Dalimartha, 2014). Pengobatan gout umumnya membutuhkan waktu yang lama bahkan satu tahun, sehingga efek samping yang ada bisa saja terjadi. Contohnya dengan Allopurinol yang digunakan untuk mengobati penyakit pirai atau rematik karena dapat menurunkan kadar asam urat (Katzung, 2002). Tetapi Allopurinol juga dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan saluran cerna seperti mual, diare dan reaksi alergi berupa kulit kemerahan, demam, menggigil, leukopenia atau leukositosis dan eosinofilia sehingga perlu dicari alternatif atau senyawa bioaktif tanaman untuk menghambat xantin oksidase dan dijadikan sebagai pengobatan yang aman untuk dikonsumsi (Wilamana & Sulistia, 2007). Pengobatan tradisional dengan menggunakan bahan alam telah lama dikenal oleh masyarakat, penggunaannya juga lebih dikenal dengan tingkat keamanan dan efektivitas yang tinggi serta efek samping yang rendah dalam proses pengobatan. Shabella (2012) mengatakan bahwa salah satu tanaman obat yang memiliki potensi untuk mengatasi gout yaitu Artocarpus altilis atau lebih dikenal dengan sukun. Tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa berkhasiat seperti saponin, flavonoid, polifenol, tanin, asam hidrosianat, asetilkolin dan riboflavin (Wijayakusuma, 2006). Berdasarkan laporan terdahulu, ekstrak aseton dari daun sukun spesies Artocarpus incises memperlihatkan penghambatan aktivitas 5 -reduktase pada penderita hiperplasia dan kanker prostat (Shimizu, et al., 2000). Selain itu, telah dilaporkan juga bahwa efek biologis yang potensial dari senyawa turunan geranil yang terkandung dalam daun sukun spesies Artocarpus communis berupa dihidrokalkon dan flavanon sebagai inhibitor 5-lipooksidase, yaitu suatu enzim sistein protease yang terlibat dalam proses osteoporosis serta antiinflamasi (Khosihara, et al.,1988). Ekstrak metanol pada bunga sukun dapat menghambat aktivitas catepshin K yang secara efektif mencegah resorpsi tulang (Patil, et al., 2002) dan menurut Mu nisa & Arshal (2011) ekstrak etanol tumbuhan sukun ini memiliki kandungan flavanoid dan aktivitas antioksidan. Beberapa senyawa alkaloid dan flavonoid yang bersifat antioksidan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase, yaitu suatu enzim dalam tubuh manusia yang menjadi pemicu munculnya asam urat sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat dalam tubuh (Cos, et al., 1998). Berdasarkan latar belakang uraian di atas, maka penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) terhadap kadar asam urat pada mencit putih jantan yang hiperurisemia. METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan adalah Botol reagen gelap, rotary evaporator (Ika ), timbangan analitik (OHAUS ), timbangan hewan, kandang hewan, blender (Philips ), tabung reaksi (Pirex Iwaki) dan rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur (Pirex Iwaki), jarum oral, penangas air, erlenmeyer, kaca arloji, cawan penguap, lumpang, stamfer, kertas tisu, kapas, spatel, sudip, sonde, beaker glass, pinset, Easy Touch GCU Uric Acid. 70

3 Bahan Bahan yang digunakan adalah Daun sukun, alkohol 70% (PT. Brataco), hati ayam segar, plat KLT Silica gel GF254 (Merck), Natrium carboxy methyl cellulose (Na-CMC) (PT. Brataco), Allopurinol (PT. Indofarma), tes strip Uric Acid, aquadest dan makanan standar mencit (PT. Central Proteina Prima Tbk). Hewan Percobaan Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan yang sehat berumur 2-3 bulan dengan berat badan g sebanyak 30 ekor. Sebelum penelitian dilakukan, mencit diaklimatisasi selama 7 hari. Prosedur Penelitian A. Pengambilan Sampel dan Identifikasi Sampel yang digunakan adalah tumbuhan sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) bagian yang diambil adalah daunnya yang segar yang didapatkan di daerah Jati, Padang, Sumatera Barat. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Andalas Padang (133/K- ID/ANDA/IV/2015). B. Pembuatan Ekstrak Daun Sukun Serbuk daun sukun diambil 500 g dan dibagi menjadi 4 bagian yang masing-masingnya sebanyak 125 g. Kemudian dimasukan masingmasing bagian serbuk simplisia kering ke dalam empat botol reagen yang gelap, ditambahkan ml pelarut (etanol 70%). Direndam selama 6 jam pertama sambil sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan selama 18 jam pada temperatur ruangan. Maserat dipisahkan dengan menggunakan kain flanel, diulangi proses penyarian sebanyak dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat dikumpulkan kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator sampai didapatkan ekstrak kental (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Setelah itu dihitung hasil rendemen ekstrak. C. Karakterisasi Sampel Karakterisasi sampel yang dilakukan diantaranya pemeriksaan organoleptis, penentuan susut pengeringan dan penentuan kadar abu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000). D. Pemeriksaan Fitokimia Ekstrak Pemeriksaan fitokimia ekstrak yang dilakukan diantaranya uji alkaloid, flavonoid dan saponin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). E. Penyiapan Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan yang sehat dengan berat badan g berumur 2-3 bulan, sebanyak 30 ekor. Mencit diaklimatisasi selama 7 hari. Hewan dinyatakan sehat apabila penyimpangan berat badan sebelum dan sesudah diadaptasikan tidak lebih dari 10% dan secara visual menunjukan prilaku normal. F. Pembuatan Induktor Induktor yang digunakan untuk membuat mencit hiperurisemia adalah hati ayam. Hati ayam segar 100 g dicuci bersih, kemudian diblender dengan menambahkan air 25 ml hingga halus, kemudian saring dan dimasukkan dalam wadah. Volume penginduksi yang diberikan adalah 0,5 ml/20 g BB. 71

4 G. Dosis Uji Dosis sediaan ekstrak etanol daun sukun diberikan pada hewan percobaan adalah 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB yang diberikan secara oral. Konsentrasi yang direncanakan adalah 1%, 2%, 4%. Dosis allopurinol yang digunakan untuk pembanding adalah 13 mg/kg BB. Tabel 1. Perlakuan Hewan Percobaan Kelompok (I) Kontrol Negatif (II) Kontrol Positif (III) Pembanding (IV) Uji I (V) Uji II (VI) Uji III Diberi pakan standar, aquadest. Perlakuan Diberi pakan standar, aquadest, Na-CMC 0,5% dan induktor sebanyak 0,5 ml/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, allopurinol 13 mg/kg BB dan induktor sebanyak 0,5 ml/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, ekstrak dosis 100 mg/kg BB secara p.o dan induktor sebanyak 0,5 ml/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, ekstrak dosis 200 mg/kg BB secara p.o dan induktor sebanyak 0,5 ml/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, ekstrak dosis 400 mg/kg BB secara p.o dan induktor sebanyak 0,5 ml/20 g BB sampai hari ke-21. H. Tahap Pengujian Dilakukan penginduksian dengan pemberian homogenat hati ayam segar selama 7 hari pada kelompok Uji II, III, IV, V dan VI. Kemudian diberi ekstrak selama 21 hari diiringi dengan pemeberian induktor selama uji. Pengukuran kadar asam urat darah dilakukan pada hari ke 0, 8, 15, dan 22. Pengukuran Kadar Asam Urat Pengukuran dilakukan dengan alat digital Easy Touch GCU. Alat dikalibrasi dahulu dengan nomor kode yang disesuaikan dengan tes strip yang akan digunakan. Tes strip diselipkan pada tempat khusus pada alat, kemudian pada layar akan muncul gambar tetesan darah yang menandakan alat siap digunakan. Darah mencit diambil dengan cara menggunting ekornya ± 1 cm dari ujung. Sebelum digunting, ujung ekor mencit didisinfektan dengan etanol 70% kemudian baru digunting, tetesan darah pertama dibuang, tetesan berikutnya diserapkan pada strip asam urat sampai terdengar bunyi, setelah itu pendarahan pada ekor mencit dihentikan. Dalam beberapa detik pada layar akan tertera kadar asam urat dalam mg/dl. Uji dilakukan pada setiap mencit pada semua kelompok. Analisa Data Data dari hasil penelitian ini akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) dua arah dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan (Duncan s Multiple Range T-test) HASIL DAN DISKUSI Daun sukun yang digunakan pada penelitian ini adalah dari spesies Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) famili Moraceae. Sebelum daun diekstraksi, terlebih dahulu tumbuhan yang digunakan diidentifikasi di Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu 72

5 Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas Padang dengan mengambil bagian daun, akar, kulit batang dan buah. Proses ekstraksi daun sukun dilakukan dengan metoda maserasi. Proses maserasi ini dilakukan dengan menggunakan botol kaca berwarna coklat dan ditempat yang terlindung cahaya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya penguraian struktur zat aktif terutama untuk senyawa yang kurang stabil terhadap cahaya (Ansel, 2005). Sampel dimaserasi menggunakan etanol 70% karena sampel yang digunakan adalah sampel kering yang memiliki kandungan air yang relatif sedikit. Adanya kandungan air sebanyak 30% dari pelarut ini berfungsi untuk membantu memecahkan dinding sel sehingga penetrasi etanol ke dalam sel lebih cepat dan optimal. Serbuk simplisia daun sukun yang dimaserasi sebanyak 500 g. Perendaman sampel dilakukan selama 3 hari sambil sesekali diaduk dan dilakukan tiga kali pengulangan. Selanjutnya maserat yang terkumpul dipekatan dengan rotary evaporator untuk menguapkan pelarut dan air yang masih tersisa sehingga didapatkan ekstrak kental seberat 35,275 g dan hasil rendemennya 7,055 %. Setelah didapatkan ekstrak kental, selanjutnya dilakukan karakterisasi terhadap ekstrak etanol daun sukun yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk melihat mutu dari ekstrak yang didapat. Tabel 2. Karakteristik ekstrak Pemeriksaan Pengamatan Pemeriksaan Pengamatan Warna Hijau kehitaman Kadar Abu Total 5,475 % Rasa Pahit Alkaloid + Bau Khas aromatis Flavonoid + Bentuk Kental Saponin + Susut Pengeringan 8,141 % Uji organoleptik menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun memiliki warna hijau kehitaman, rasanya pahit, bau khas aromatik dan bentuknya kental. Pada penentuan susut pengeringan ekstrak daun sukun didapatkan persentase rata-rata adalah 20,32 %. Pada penentuan kadar abu ekstrak daun sukun didapat persen rata-rata adalah 6,083 %. Hasil uji fitokimia ekstrak daun sukun mengandung alkaloid, flavonoid dan saponin (tabel 2). Pengujian susut pengeringan dimaksudkan untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Sedangkan penentuan kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000). Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan sebanyak 30 ekor yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan g. Sebelum perlakuan mencit diaklimatisasi terlebih dahulu selama 1 minggu untuk membiasakannya pada kondisi lingkungan percobaan dan menentukan kelayakan mencit yang digunakan. Mencit yang 73

6 dipilih untuk penelitian adalah mencit yang sehat dan tidak mengalami perubahan berat badan lebih dari 10% selama aklimatisasi dengan ciri-ciri mata jernih bersinar, tingkah laku normal, bulunya bersih dan licin. Selama pemeliharaan mencit diberi makan dan minum yang cukup. Pada penelitian ini yang digunakan sebagai penginduksi asam urat pada mencit adalah hati ayam karena berdasarkan percobaan pendahuluan hati dapat meningkatkan nilai asam urat pada mencit. Selain itu hati juga termasuk jeroan yang mempunyai kandungan purin nomor dua tertinggi setelah otak. Cara mendapatkannya mudah, harganya murah dan tidak toksik seperti halnya kalium oksonat yang bersifat oksidator kuat, karsinogenik dan mutagenik. Kadar asam urat mulai naik pada hewan percobaan setelah 14 hari pemberian makanan yang kaya purin (Purwathiningsih & Arief, 2010). Dari data statistik dapat diketahui kadar asam urat kontrol positif kadar asam urat meningkat dengan bertambahnya waktu. Hal ini berarti induksi hati ayam pada mencit dapat meningkatkan kadar asam urat darah mencit putih jantan. Sedangkan pada kontrol negatif yang merupakan hewan normal yang tidak diinduksi, kadar asam uratnya stabil pada rentang kadar normal. Di dalam tubuh, semua basa purin baik yang berasal dari tubuh sendiri ataupun yang berasal dari makanan akan dikatabolisme menjadi asam urat yang merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Basa purin di dalam tubuh yaitu adenin dan guanin akan dirubah membentuk asam urat yang terjadi melalui jalur oksidasi hipoxanthin dan guanin menjadi xanthin yang dikatalisis oleh enzim xanthin oksidase dan guanase. Kemudian xanthin akan teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi selanjutnya yang dikatalisis oleh enzim xanthin oksidase (Murray, et al., 1999). Tabel 3. Hasil pengukuran kadar asam urat pada mencit yang diberikan ekstrak daun sukun Kelompok Kontrol (-) Na-CMC 0,5% + makanan mencit Kontrol (+) Induktor 0,5 ml/20 g BB + Na-CMC 0,5% Induktor 0,5 ml/20 g BB+ Allopurinol Dosis 13 mg/kg BB Induktor 0,5 ml/20 g BB+Ekstrak Dosis 100 mg/kg BB Induktor 0,5 ml/20 g BB+Ekstrak Dosis 200 mg/kg BB Induktor 0,5 ml/20 g BB+ Ekstrak Dosis 400 mg/kg BB Kadar asam urat rata-rata (mg/dl) Kadar asam urat rata-rata (mg/dl) pada hari ke ,020 ± 0,2490 4,200 ± 0,4301 3,820 ± 0,3564 3,880 ± 0,2950 4,180 ± 0,4025 3,940 ± 0,2702 3,673 ± 0,8263 1,980 ± 0,1304 3,900 ± 0,5099 3,400 ± 0,3937 3,860 ± 0,4336 3,800 ± 0,3536 3,600 ± 0,3937 3,423 ± 0,7708 2,075 ± 0,1258 3,880 ± 0,3033 2,780 ± 0,5263 3,420 ± 0,4266 3,160 ± 0,5320 2,540 ± 0,2966 2,959 ± 0,6926 2,050 ± 0,1000 3,440 ± 0,3975 2,080 ± 0,0837 2,780 ± 0,3768 2,480 ± 0,6535 2,140 ± 0,2302 2,510 ± 0,6073 Kadar asam urat rata-rata (mg/dl) 2,028±0,1565 3,855±0,4729 3,020±0,7571 3,485±0,8062 3,405±0,8062 3,055±0,8075 Hasil pemeriksaan kadar asam urat darah diuji secara statistik dengan analisa variansi (ANOVA) dua arah, menggunakan program SPSS dan dilanjutkan dengan uji 74

7 Duncan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing- masing kelompok perlakuan mempunyai perbedaan yang signifikan. Dari analisis anova dua arah kelompok dosis (perlakuan) terhadap kadar asam urat pada hewan percobaan didapatkan hasil yang signifikan (P<0,05). Dan lama pemberian memberikan hasil sama, yaitu (P<0,05). Hal ini berarti faktor perbedaan dosis tiap kelompok dan lama pemberian memberikan pengaruh terhadap peningkatan asam urat secara bermakna. Analisis dari anova dua arah dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan s Multiple Range Test). Uji Duncan dilakukan pada faktor kelompok perlakuan/dosis dan waktu terhadap rata-rata penurunan kadar asam urat hewan percobaan. Hasil uji Duncan pada faktor kelompok perlakuan/dosis terhadap rata-rata kadar asam urat menunjukkan bahwa rata-rata penurunan kadar asam urat kelompok kontrol negatif berbeda nyata dengan kelompok uji yang lain. Sedangkan rata-rata penurunan kadar asam urat kelompok uji pembanding tidak berbeda nyata dengan kelompok uji dosis 400 mg/kg BB, dari data yang ada didapatkan kesimpulan bahwa kelompok dosis 400mg/kg BB mempunyai efek yang sama dengan kelompok pembanding dalam menurunkan ratarata kadar asam urat. Dari uji lanjut Duncan ini terlihat bahwa variasi kelompok dosis ekstrak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap penurunan kadar asam urat menuju rentang normal. Gambar 1. Kadar asam urat rata-rata pada pemberian ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) Begitu juga uji lanjut Duncan berdasarkan faktor lama pemberian terhadap kadar rata-rata asam urat menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara lama perlakuan pada hari ke-8, 15 dan 22. Pengukuran kadar asam urat pada hari ke-22 menunjukkan kadar asam urat yang mendekati kadar normal, diikuti oleh pengukuran pada hari ke-15 dan hari ke-8. Dari uji lanjut Duncan ini terlihat bahwa Turunnya kadar asam urat dalam darah mencit kemungkinan berkaitan dengan adanya senyawa berkhasiat dalam ekstrak sehingga semakin lama waktu perlakuan/pemberian dosis maka semakin besar pula penurunan kadar asam urat, terlihat pada penurunan ratarata kadar asam urat yang diukur pada hari ke- 22. Semakin lama waktu pemberian ekstrak/dosis maka mekanisme kerja senyawa yang berkhasiat di dalam ekstrak akan semakin baik sehingga menunjukkan aktifitas penurunan yang signifikan. mampu menghambat xhantin oxidase. Beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu golongan flavonoid mempunyai sifat sebagai antioksidan 75

8 yang berperan dalam penghambatan xhantin oxidase (Cos, et al., 1998). KESIMPULAN 1. Pemberian ekstrak daun sukun dengan dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dapat menurunkan kadar asam urat darah pada mencit putih dengan mendekati kadar normal. 2. Efek penurunan kadar asam urat yang optimal ditunjukan oleh ekstrak etanol daun sukun dengan dosis 400 mg/kg BB dengan jangka waktu 21 hari yang menunjukkan efek penurunan asam urat hampir sama dengan allupurinol dosis 13 mg/kg BB pada mencit putih jantan. Ansel, H, C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press. Cos, P., Ying, L., Calomme, M. J. P., Cimanga, K., Van, P. B., Pieters, L., Vlietinck, A. J., Vanden, B. D. (1998). Structure-Activity Relationship and Classification of Flavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers. Journal of Natural Products, 61(1), Dalimartha, S. (2011). Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya. Dalimartha, S. (2014). Tumbuhan sakti atasi asam urat. Jakarta: Penebar Swadaya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Materia Medika Jilid VI. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Farmakope Herbal Indonesia (Edisi I). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Diana, N.A. (2015). Gout and Hyperuricemia. J Majority, 4(3), Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2, diterjemahkan oleh Staf Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba Medika. Khosihara, Y., Fujimoto, Y., Inoue, H. (1988). A New 5- Lipoxygenase selective inhibitor derived from DAFTAR PUSTAKA Artocarpus communis strongly inhibits arachidonic acid-induced ear edema. Biochemical Pharmacol. 37(11), Murray, R.K., Daarly, K.G., Peter, A.M., Victor, W.R. (1999). Biokimia Hepar. (edisi 24). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mu nisa., & Arshal, A.F. (2011). Uji Kapasitas Antioksidan Ekstrak Daun Sukun dan Flavanoid. Bogor: Prosiding Seminar Sains IV FMIPA IPB. Patil, A.D., Freyer, A.J., Killmer, L., Offen, P., Taylor, P.B., Votta, B.J., Johnson, R.K. (2002). A new dimeric dihydrochalcone and a new prenylated flavones from the bud covers of Artocarpus altilis: Potentinhibitors of cathepsin K. Journal of Natural Products, 65(4), Purwatihningsih & Arief, R. H. (2010). Antyhyperuricemia activity of kepel leaves extract and xanthine oxidase inhibitory study. International Journal of Pharmaceutical Science, 2(2), Shabella, R. (2012). Terapi Daun Sukun.Klaten: Cable Book. Shimizu, K., Kondo, R., Sakai, K., Buabam, S and Dilokkunanant. (2000). A Geranylated Chalcone with 5α-reductase inhibitory properties from Artocarpus incises. Phytochem, 54(8), Wijayakusuma, H. (2006). Atasi Rematik Dan Asam Urat Ala Hembing. Depok, Jakarta: Puspa Swara. Wilamana, P.F., & Sulistia, G. (2007). Analgesikantipiretik, analgesic-antiinflamasi non steroid dan obat pirai. Dalam: Sulistia G.G Farmakologi dan tarapi, ed. 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 76

EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley

EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley Yesi Restina 1, E. Mulyati Effendi 2 dan Ike Yulia W. 3 1,2&3 Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Penetapan Parameter Nonspesifik Ekstrak Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai berikut : warna coklat kehitaman, berbau spesifik dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic acid atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penelitian bahwa 90% dari asam urat merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperurisemia merupakan suatu keadaan yang menunjukkan kadar asam urat dalam darah meningkat dan mengalami kejenuhan. Hiperurisemia bisa timbul akibat produksi asam urat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Nilai Rendemen Ekstrak Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3). 2. Deskripsi Organoleptik Ekstrak Ekstrak berbentuk kental, berasa pahit, berwarna hitam

Lebih terperinci

EFEK ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) Scheff. Boerl.) PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus)

EFEK ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) Scheff. Boerl.) PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) EFEK ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) Scheff. Boerl.) PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) Aisyah Anasia Apriani*, Wisnu Cahyo Prabowo, Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SUKUN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SUKUN PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) TERHADAP KADAR LDL (Low Density Lipoprotein) PADA MENCIT PUTIH JANTAN HIPERKOLESTEROL Helmi Arifin ), Zet Rizal

Lebih terperinci

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago zeylanica L.) DALAM PENGOBATAN NYERI SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago zeylanica L.) DALAM PENGOBATAN NYERI SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago zeylanica L.) DALAM PENGOBATAN NYERI SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN Ria Afrianti, Eka Fitrianda, dan Nadya Utari Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Efek Hipourikemia Ekstrak Daun Sidaguri (Sida Rhombifolia L) Pada Mencit Jantan

Efek Hipourikemia Ekstrak Daun Sidaguri (Sida Rhombifolia L) Pada Mencit Jantan Efek Hipourikemia Ekstrak Daun Sidaguri (Sida Rhombifolia L) Pada Mencit Jantan Hipouricemia Effect of the Sidaguri Leaves Extract (Sida Rhombifolia L) To Male Mice Yettrie B. C. Simarmata 1, Awaluddin

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH Dian Kartikasari 1, Nurkhasanah 2, Suwijiyo Pramono 3 1 Pasca sarjana prodi Farmasi Universitas Ahmad

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus L.) YANG DIINDUKSI POTASIUM OKSONAT Agnes Filadelfia

Lebih terperinci

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) ABSTRAK Syilfia Hasti, Elka Yuslinda, Nofri Hendri Sandi, Wan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 48 Lampiran 2 Hasil determinasi tumbuhan daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.laurentii) 49 Lampiran3 Gambar hasil makroskopik Daun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) Ria Wijayanty M. Husen 1), Paulina V. Y. Yamlean 1), Gayatri Citraningtyas 1) 1) Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi dan tercatat 7.000 spesies

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN

PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH MENCIT PUTIH JANTAN EFFECTIVITY OF DECOCTION OF BAY LEAVES (Syzygium polyanthum) IN DECREASING URIC ACID

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr)

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr) EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr) Elisma 1, Fitri Maya Sari 1, dan Helmi Arifin 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi STIFARM, Padang 2 Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : sonde lambung, spuit (Terumo), pipet mikro (Propette), pipet pasteur, pipet

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam dengan berbagai jenis tumbuhan yang tersebar merata di seluruh daerah. Tuhan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asam urat adalah hasil produksi oleh tubuh, sehingga keberadaanya bisa normal dalam darah dan urin. Akan tetapi sisa dari metabolisme protein makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar landep (Barleria prionitis) yang berasal dari Kebun Percobaan Manoko, Lembang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin yang berlangsung di dalam tubuh manusia (Stryer, 2000). Asam urat memiliki kadar normal dalam darah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji jintan hitam (Nigella sativa) yang berasal dari Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Protozoologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin atau degradasi asam nukleat dari sisa makanan yang kita konsumsi. 1 Kadar normal asam urat untuk wanita adalah 6,0 mg/dl

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan. Padahal diabetes merupakan penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS STIMULAN SISTEM SYARAF PUSAT EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP MENCIT PUTIH (Mus Musculus L.) DAN PENENTUAN ED 50 YANG DIBERIKAN SECARA ORAL Fitri Aprilia 1, Tahoma Siregar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Identifikasi sampel Lampiran 1. Identifikasi sampel 48 Lampiran 2. Gambar 3.1 Teripang segar Pearsonothuria graeffei (Semper,1868) 49 Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3.2 Teripang kering Pearsonothuria graeffei (Semper,1868)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang volatil (mudah

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA Elisma 1, Helmi Arifin 2, dan Dwi Meilian 1 1 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa. 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak rimpang teki dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Niken Dyah Ariesti, Sikni Retno K, Lale Reta Utami ABSTRACT Pomegranate Leaves (Punica granatum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Pada penelitian ini digunakan Persea americana Mill yang diperoleh dari perkebunan Manoko, Lembang, sebanyak 800 gram daun alpukat dan 800 gram biji alpukat.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : hiperurisemia, kalium oksonat, jus hati ayam, ekstrak etanol biji salak

ABSTRAK. Kata Kunci : hiperurisemia, kalium oksonat, jus hati ayam, ekstrak etanol biji salak UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL BIJI SALAK (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI KALIUM OKSONAT Lia Krisdayanti, Hajrah,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH PADA MENCIT PUTIH JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIAEMIAEMIA {Effect of administration of leaf

Lebih terperinci

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya BAB 1 PENDAHULUAN Banyak penyakit yang terjadi pada tubuh manusia, selalu disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri terutama merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh yang menandakan terjadinya kerusakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat merupakan hasil produksi dalam tubuh manusia. Pembentukan asam urat berasal dari nukleosida purin yang melalui basa purin (hipoxantin, xantin, guanine). Basa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Zoologi dan Kimia Dasar FMIPA Universitas Lampung. Untuk pembuatan

Lebih terperinci

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Anak Agung Gede Prawira Yuda, Rolan Rusli, Arsyik Ibrahim Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (EEDS) PADA TIKUS INDUKSI KALIUM OKSONAT

EFEKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (EEDS) PADA TIKUS INDUKSI KALIUM OKSONAT EFEKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (EEDS) PADA TIKUS INDUKSI KALIUM OKSONAT Yasinta Rakanita 1,*, Hastuti L 1, Joni Tandi 1, Sri Mulyani 2 Program Studi farmasi, STIFA Pelita Mas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

UJI EFEK ANALGETIKA EKSTRAK BUAH KAKTUS (Opuntia elatior Mill.) PADA MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT

UJI EFEK ANALGETIKA EKSTRAK BUAH KAKTUS (Opuntia elatior Mill.) PADA MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT GALENIKA Journal of Pharmacy Amellia Vol. et al./galenika 1 (1) : 16-21 Journal of Pharmacy ISSN : 2442-8744 March 2015 UJI EFEK ANALGETIKA EKSTRAK BUAH KAKTUS (Opuntia elatior Mill.) PADA MENCIT (Mus

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc) ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc) Zuhelmi Aziz*, Ratna Djamil Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,Jakarta 12640 email : emi.ffup@yahoo.com

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Identifikasi sampel Lampiran 1. Identifikasi sampel 74 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian 75 Lampiran 3. Gambar nanas segar Gambar Buah Nanas Segar Gambar Makroskopik Kulit Buah Nanas Segar 76 Lampiran 4.

Lebih terperinci

Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)

Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) 74 Gambar 2. Rumus bangun asam urat (10) 75 2 Gambar 3. Metabolisme purin menjadi asam urat (3) adenosin 2 4 + adenosin deaminase 2 inosin guanosin

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach) UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Mega Yulia, Devahimer Harsep Rosi Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA) mammae mencit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan minuman yang berasal dari bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Minuman herbal biasanya dibuat dari rempah-rempah atau bagian dari tanaman,

Lebih terperinci

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) , Vol.04, No.01, Februari 2017, hal: 34-38 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.unlam.ac.id/ Research Article 34 Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.)

Lebih terperinci

ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)

ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) Endang Triwahyuni Maharani*, Ana Hidayati Mukaromah**, Jatmiko Susilo*** *dan ** Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman akan alamnya. Keanekaragaman alam tersebut meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Negara berkembang termasuk indonesia banyak

Lebih terperinci