IDENTIFIKASI KONDISI PASAR TRADISIONAL DIJAKARTA UTARA DENGAN PENDEKATAN KONSEP PASAR PINTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI KONDISI PASAR TRADISIONAL DIJAKARTA UTARA DENGAN PENDEKATAN KONSEP PASAR PINTAR"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI KONDISI PASAR TRADISIONAL DIJAKARTA UTARA DENGAN PENDEKATAN KONSEP PASAR PINTAR Jessica Novia Yapiter, Nina Nurdiani, Ren Katili Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, Kampus Syahdan Jl. K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, Telp. (62-21) , ABSTRAK The purpose of the research is to define the design concept of the interior space in traditional market with smart market concept, especially in market spatial planning, market zoning, determination on selling product type, convenient accesibility and pleasant feel for the market user. The method that used on research is qualitative method. Analysis are done by doing the observation and by being participant specifically the buyer and the seller to get the result that researcher wanted. The researcher obtain space planning and the accesibility in accordance with the need of the market user. Therefore, researcher get the conclusion from the criteria of smart market concept to be used as a design guideline for designing the space planning and circulation of traditional market. (JNY) Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsep rancangan ruang dalam pada Pasar Tradisional berdasarkan konsep pasar pintar, khususnya pada aspek tata ruang pasar, zonasi ruang pasar, penentuan jenis barang produksi yang dijual, dan aksesibilitas yang mudah dan nyaman untuk pengguna pasar. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Analisa yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi dan partisipasi sebagai pembeli dan pedagang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil yang dicapai dari penelitian ini, terciptanya peletakan ruang dan aksesibilitas sesuai dengan kebutuhan pengguna pasar. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan melalui Kriteria Konsep Pasar Pintar untuk dijadikan pedoman dalam merancang peletakan ruang dan sirkulasi pada pasar tradisional. (JNY) Kata kunci: Pasar Pintar, Pasar Tradisional, Peletakan Ruang. 1

2 PENDAHULUAN Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa, yang kemudian membangkitkan berbagai aktivitas di dalam kota. Saat orang melakukan jual beli bukan sekadar barang dan jasa yang dipertukarkan, tetapi juga informasi dan pengetahuan. Pasar Tradisional merupakan ruang publik yang menjadi identitas kota, tempat dimana masyarakat kota berkumpul dan membangun relasi sosial di antara mereka. Pasar Tradisional dianggap berhasil apabila pasar ramai oleh aktivitas ekonomi dan sosial, yang ditandai dengan ramainya pengunjung, tersedianya ruang-ruang yang mudah dan nyaman, aksesibilitas, dan berkualitas tinggi dan menjadi wadah aktivitas sosial-kultural. Pasar tradisional cenderung hanya memperdagangkan kebutuhan sandang dan pangan. Meski secara esensial pasar memegang peran penting bagi masyarakat kota, namun saat ini kondisi Pasar Tradisional di Indonesia menunjukkan penurunan peran yang secara tajam. Secara fisik, kemunduran ini dicitrakan oleh kondisi pasar tradisional yang kumuh dan kotor, dan menjadi tempat yang tidak aman dan nyaman untuk aktivitas. Secara ekonomi, penurunan ini juga ditunjukkan dengan semakin enggannya masyarakat kota memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja. Jika kemunduran pasar tradisional ini terus berlanjut, diperkirakan fungsi pasar sebagai ruang sosial perkotaan akan segera menjadi masa lalu. (Cahyono, 2006). Berdasarkan hasil survey A.C. Nielsen, menunjukkan jumlah pasar tradisional di Indonesia terus mengalami penurunan (Gambar.1). Pada tahun 2000 masih terdapat 78,3% pasar tradisional dari total jumlah pasar, namun pada tahun 2005 jumlahnya menurun menjadi 70,5% pasar tradisional. Bahkan pada tahun 2008 diperkirakan jumlah pasar tradisional berkurang menjadi hanya 65% dari total jumlah pasar tradisional di Indonesia. Pada tahun 2013, Pasar Modern di Indonesia tumbuh 35,1% pertahun sedangkan pasar tradisional menyusut hingga 8% pertahun. Maka dari hal itu maka dilakukanlah revitalisasi sebuah pasar tradisional dimana sebagai identitas dan kebutuhan dari masyarakat. Gambar 1. Presentasi Penurunan Jumlah Pasar Tradisional. Sumber : Survey A.C. Nielsen Dalam catatan PD Pasar Jaya, dari 153 pasar tradisional yang di Jakarta dan hanya 61 pasar yang kondisi fisik bangunannya masih dalam keadaan baik, sisanya sebanyak 73 pasar dalam keadaan rusak berat, 19 pasar lainnya keadaanya rusak ringan, dan sisa di antaranya telah ditutup (Julyani, 2013). Ciri ciri kondisi pasar yang masuk dalam kategori rusak ringan atau rusak berat dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Ciri Ciri Pasar Rusak Ringan Dan Pasar Rusak Berat.

3 Sumber : PD.Pasar Jaya, Untuk memperbaiki kondisi fisik pasar tradisional yang rusak dan menurun kualitasnya, maka perlu adanya Revitalisasi terhadap pasar tradisional untuk meningkatkann perekonomian pasar. Demikian juga pada pasar Muara Karang, perlu adanya pembaharuan dan penambahan baru pada los / kios tanpa menghilangkan fungsi pasar tradisional dengan penerapan konsep pasar pintar yang dikutip dari perancangan Agus. S Ekomadyo yang berjudul Pasar Tradisional Sebagai Pengembangan Rancangan Revitalisasi Pasar Tradisional sebagai Aset Sosial Kultural Kota, tahun Menggunakan konsep pasar pintar, pasar ini dibuat sebagai ruang ekonomi, dan sebagai ruang sosial. Gambar 3. Diagram Kriteria Pasar Pintar Sumber : Agus.s.Ekomadyo Tujuannya adalah memetakan aspek kecerdasan lokal dari pasar tradisional, dan merevitalisasi pasar tersebut dengan konsep pasar pintar. Penelitian ini dilakukan dengann melihat perbandingan antara isu, tujuan, dan kriteria dari pasar tradisional, antara lain melihat tipe dan luas unit, lebar jalur sirkulasi, zoning, penghawaan, pencahayaan, fasilitas umum, dan utilitas air bersih dan kotor. Tabel 1. Isu, tujuan, dan kriteria perancangan pasar tradisional dalam aspek standar fungsional. Isu Tipe dan luas unit kios Tujuan Manentukan tipe dan dimensi Kriteria Kios-kios yang disediakan kios yang ergonomis dan harus mempunyai tipe dan efisien dimensi yang sesuai dengan karakter komoditas jualan Efektifitas pemanfaatan ruang Memperbanyak proporsi luas Jalur sirkulasi seharunya ruang yang bias dijual (sellable menggunakan sistem double area) loaded (melayani dua sis unit jual) Luas sellable ara seharunya mencapai 65% dari luas bangunan keseluruhan Lebar jalur sirkulasi Menentukan lebar jalur Lebar jalur sirkulasi minimal sirkulasi yang efisien namun bias dilewati dua orang dan tetap nyaman maksimal 30% dari jumlah lebar unit jual yang diapitnya Zoning Menata zone komoditas untuk Zona komoditas inti (yang mengatur alur pengunjung paling dicari pengunjung)

4 Aksesibilitas dan sistem sirkulasi guna meningkatkan aksesibilitas ke semua unit jual Mengefisienkan penyediaan utilitas, terutama jaringan air bersih dan air kotor Memudahkan pengunjung untuk menemukan area berdasarkan komoditas Menjamin semua unit pasar dapat dijangkau oleh pengunjung Memudahkan pengunjung untuk menjangkau lantai-lantai atasa pasar Memudahkan orientasi pengunjung di dalam pasar Penghawaan Menciptakan ruang-ruang pasar yang segar dan tidak pengap Pencahayaan Menciptakan ruang-ruang pasar yang terang dan tidak terkesan gelap Fasilitas umum Menyediakan fasilitas umum yang mendukung fungsi pasar diletakkan di tempat paling sulit dijangkau dan berperan sebagai magnet yang menarik pengunjung untuk menghidupkan zona komoditas lainnya. Unit-unit jual yang membutuhkan utilitas air bersih dan utilitas air kotor harus diletakkan berdekatan Zone komoditas tertentu harus diberi penanda tertentu agar memudahkan dikenali pengunjung Pintu masuk dan hirarki sirkulasi harus dirancang agar semua area pasar mudah dijangkau Zone komoditas inti ditempatkan pada area tertentu agar dapat menarik pengunjung untuk menghidupkan zone komoditas lainnya Unit-unit jual harus mendapatkan aksesibiitas visual yang memadai dari pengunjung Lantai-lantai bias dirancang dengan sistem split level untuk meratakan aksesibilitas vertikal Escalator bias disediakan untuk pasar dengan ketinggian 4 lantai atau lebih Jalur sirkulasi harus dirancang secara hirarki Simpul-simpul sirkulasi harus disediakan pada jalur sirkulasi yang panjang Area pubik dan sirkulasi harus dirancang dengan memaksimalkan sirkulasi udara silang Penghawaan di dalam unit jual bias menggunakan sirkulasi udara buatan (kipas angina/wc) Area publik dan sirkulasi harus dirancang dengan mengoptimalkan pencahayaan alami Penghawaan di dalam unit jual bias menggunakan lampu terutama untuk menerangi komoditas yang dijual Fasilitas umum minimal yang harus disediakan adalah KM/WC, mushola, kantor pengelola dan ruang serba guna

5 Utilitas air bersih Menyediakan sarana air bersih yang memadai bagi pedagang komoditas basah Utilitas air kotor Menciptakan ruang-ruang pasar yang bersih dan tidak becek Persampahan Menciptakan pasar yang bersih dari sampah Sumber : Agus S. Ekomadyo, Temu Ilmiah IPLBI 2012 Fasilitas umum lain data ditambahkan sesuai karakter pasar setempat Zona-zona komuditas basah harus diletakkan berdekatan untuk efisiensi utilitas air bersih Outlet air bersih harus disediakan di tiap unit daging/ikan, sedangkan untuk komoditas sayur/buah satu outlet air bersih bisa digunakan bersama-sama Saluran pembuangan air kotor harus dibedakan pada zona komditas basah Fasilitas fisik pada zona basah harus dirancang untuk meminimalkan genangan air kotor Tempat penampungan sampah harus disediakan dan ditempatkan berlindung dari aktifitas publik Tabel 2. Isu, tujuan, dan kriteria perancangan pasar tradisional dalam aspek penciptaan karakter lokal Isu Tujuan Kriteria Tampilan fisik Pengalaman ruang sosio- Ruang kultural Menampilkan karakter fisik pasar yang berasosiasi dengan arsitektur lokal Menyajikan pengalaman ruang yang menarik bagi pengunjung saat berbelanja Perancangan bangunan harus menggunakan elemen-elemen arsitektur lokal Zoning dan alur sirkulasi dapat dirancang dengan memperhitungkan pengalaman ruang dan suasana yang menarik bagi pengunjung Jalur-jalur sirkulasi harus dirancang agar pengunjung bisa menikmati suasana pasar Unit jual bisa dirancang dengan menjadikan barang dagangan sebagai atraksi visual Menjadikan pasar tradisional Ruang-ruang sosio-kultural, baik sebagai ruang sosio-kultural bagi warga kota permanen atau temporer, harus tersedia untuk menampung aktivitas sosial atau seni pertunjukan rakyat di pasar Sumber : Agus S. Ekomadyo, Temu Ilmiah IPLBI 2012 Untuk peningkatan perekonomian pasar tradisional dibutuhkan dari sebuah isu, tujuan, dan kriteria perancangan pasar tradisional, oleh Agus.S Ekomadyo, tahun 2012 dinyatakan bahwa keberhasilan pasar tradisional ditentukan oleh keramaian bangunan ini oleh aktivitas ekonomi dan sosial. Perancangan fisik berkontribusi dalam menyedikan ruang yang nyaman untuk aktivitas, tempat-tempat yang aksesibel (mudah dijangkau), dan adanya ruang-ruang sosial-kultural. Salah satunya adalah membagi permasalahan perancangan pasar menjadi 3 aspek, yaitu aspek arsitektur kota, aspek standar fungsional, dan aspek penciptaan karakter lokal. Rumusan masalah difokuskan pada kondisi fisik pasar tradisional dan penataan ruang dalam aksesibilitas atau ruang gerak dalam pasar berdasarkan penerapan kriteria pasar pintar yang akan dibuat untuk peningkatan ekonomi sebuah pasar, agar dapat diminati oleh pengguna pasar, yang tujuannya untuk mengetahui kondisi fisik pasar berdasarkan kriteria pasar pintar untuk Menentukan

6 konsep rancangan ruang dalam pada Pasar Muara Karang berdasarkan konsep pasar pintar, khusunya pada aspek tata ruang pasar, zonasi ruang pasar, penentuan jenis barang produksi yang dijual, dan aksesibilitas yang mudah dan nyaman untuk pengguna pasar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari melalui wawancara yang berupa data : aktivitas pedagang, jumlah pedagang, kegiatan pedagang. Data sekunder berupa data tentang penerapan pasar tradisional dan revitalisasi pasar. Tabel 3. Sumber Data DATA TEKNIK SUMBER Kondisi kawasan Muara Karang Survey Observasi Penataan ruang pasar Muara Karang Survey Observasi Prilaku pedagang terhadap produk Survey Observasi Proses kegiatan pada produk Studi literatur Observasi Aktivitas pedagang Survey Observasi Karakteristik pedagang Survey Observasi State of the art Studi literatur Penelitian terdahulu Jenis-jenis pasar Studi literatur Penelitian terdahulu Pasar tradisional Studi literatur Penelitian terdahulu Prinsip konsep pasar pintar Studi literatur Penelitian terdahulu Aktivitas pengunjung Studi literatur Penelitian terdahulu Prilaku konsumen Studi literatur Penelitian terdahulu Studi banding berkaitan dengan topik dan objek Studi literatur Penelitian terdahulu Jumlah pedagang di pasar Muara Karang wawancara Observasi Sumber : Hasil Olahan Penelitian Penerapan Konsep Pasar Pintar yang dimaksud disini adalah penerapan kriteria kriteria terkait agar dihasilkan rancangan pasar dengan penataan ruang yang efektifitas untuk kenyamanan dan keamanan bagi pengguna pasar. Cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan survei. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung aktifitas yang biasa dilakukan oleh pedagang dan pembeli dipasar, mengamati kondisi penataan ruang dan kemudahan aksesibilitas bangunan pasar tradisional secara srsitektural. Partisipasi dilakukan bisa mengamati dan merasakan secara langsung pola perilaku pengunjung dan pedagang di Pasar Muara Karang. Wawancara dengan pihak terkait di pasar tradisional dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pasar yang diteliti.informasi seperti jenis pedagang, kegiatan, aktivitas, sarana, prasarana, jumlah pedagang, dapat diketahui dalam wawancara dari pihak pasar. Sedangkan wawancara dengan pihak pembeli dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kenyamanan, kekurangan dan kelebihan yang dirasakan oleh pembeli dalam pengguna pasar. HASIL DAN BAHASAN Dari kriteria konsep pasar pintar, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Bangunan 2. Lingkungan 3. Keamanan 4. Fasilitas 5. Penataan wilayah Penelitian dilakukan dengan mengkaji hasil yang didapat dari pasar tradisional sebelumnya dari hasil suvei dan pemetaan pasar terhadap kondisi fisik pasar muara karang berdasarkan kriteria pasar

7 pintar, dimana dari kondisi pasar tradisional muara karang dapat dikategorikan dengan 10 kriteria dari konsep pasar pintar berikut diterapkan. Tabel 4. Kriteria Pasar Pintar Dengan Melihat Aspek Pasar Muara karang. Kriteria Aspek memenuhi Aspek tidak memenuhi Bangunan pasar 11 % 89 % Keamanan pasar 50 % 50 % Kios / los 25 % 75 % Tempat berjualan makanan dan bahan pangan 40 % 60 % Tempat pembuangan 25 % 75 % Saluran limbah dan drainase 28,5 % 71,5 % Kondisi toilet 40 % 60 % Kondisi tempat parkir dan sirkulasi jalan 25 % 75 % Perilaku pedagang 20 % 80 % Kondisi untuk pengunjung 33 % 67 % Dari 10 kriteria terkait pasar pintar, hasil dari pasar Muara Karang rata rata tidak memenuhi kriteria tersebut, baik dari aspek : bangunan pasar, keamanan pasar, kondisi kios/los, kondisi tempat berjualan makanan dan bahan pangan, tempat pembuangan, saluran drainase atau limbah, kondisi toilet, kondisi tempat parkir dan sirkulasi jalan, perilaku pedagang, dan kondisi untuk pengunjung yang menggunakan pasar.untuk data memenuhi persyaratan pasar pintar dan menyediakan solusi desain, maka beberapa konsep rancangan diajukan, antara lain : 1. Aspek Lingkungan Orientasi Bangunan Berdasarkan arah matahari dan angin di kondisi tapak maka untuk mengoptimalkan potensi matahari ke dalam tapak sehingga peletakkan massa bangunan dapat dilihat dari tabel berikut : Gambar 4. Konsep Orientasi Bangunan. Permasalahan terjadi disisi barat, dimana sisi tersebut mendapatkan radiasi matahari yang relatif tinggi. Solusi terbaik yaitu dengan meletakkan massa bangunan yang dapat meminimalkan penerimaan radiasi matahari yaitu dengan penempatan ruang ruang utama. Pada sisi barat akan digunakan sebagai area private yang diletakkan pada bagian yang terkena sinar matahari yang berlebihan, dimana area tersebut akan digunakan penghawaan buatan berupa AC sentral. Pencapaian Tapak

8 Berdasarkan pola jalan yang sesuai untuk kawasan ini adalah pola triplet(pemisahan jalur masuk antara jalur servis, jalur kendaraaan pribadi, kenderaan umum dan jalur pejalan kaki), dimana agar menghindari terjadinya crossing yang mengganggu pengguna jalan. Gambar 5. Konsep Peletakkan Entrance dan Sirkulasi JalanTapak. Hasil diatas bahwa Entrance masuk kedalam bangunan tidak dibatasi setiap sisi bangunan bisa langsung masuk kedalam tapak, dimana dibuat pasar yang dalam keadaan terbuka. Entrance servis dipisah dari jalur kenderaan pribadi dan kenderaan umum sehingga tidak menganggu entrancepembeli yang datang, sedangkan untuk yang pengguna kenderaan umum masuk melalui jalur utama yaitu jalur yang sama dengan jalur kenderaan pribadi dimana pada jalan tersebut disediakan area tunggu untuk pengunjung yang datang atau turun dengan kenderaan umum dan kenderaan pribadi, agar tidak terjadi crossing pada tapak. Berikut standar jarak jalur kenderaan untuk terhindar dari crossing(gambar 4). Gambar 6. Standar Pedestrian Pejalan Kaki. Zoning pada tapak dibuat berdasarkan peletakkan yang efektivitas, dimana dibuat area parkir pada lantai dasar bangunan karena kawasan yang sering terkena banjir dan area parkir diletakkan pada tepi area pasar dan perumahan ruko. Pada bagian lainnya dibuat kios berupa toko deret sebagai main entrancepada pasar. Gambar 7. Zoning Tapak. Kondisi TPS (Tempat Pembuangan Sampah) Pasar Muara Karang memiliki TPS yang menampung sampah hasil dari pasar dan pemukiman warga. Namun jumlah sampah yang dihasilkan per hari tidak sebanding melainkan melebihi dari tempat TPS, sehingga sampah berserakan di luar TPS yang menimbulkan bau yang tidak sedap.truk pengangkut sampah biasanya mengambil sampah dari TPSsetiap hari sekitar pukul

9 Gambar 8. Konsep Peletakkan TPS Dan Lift Barang. Peletakkan TPS pada ujung tapak agar memudahkan pengambilan sampah dan tidak menganggu sirkulasi gerak pengunjung pasar. Solusi dalam analisa sampah adalah dengan menyediakan TPS yang tertutup rapat dan pada setiap tapak yang terdapat di dalam kawasan Muara Karang. Sampah-sampah di setiap TPS juga akan diangkut setiap harinya oleh truk sampah. 2. Aspek Manusia Berdasarkan survei yang dilakukan pada Pasar Muara Karang di Jakarta Utara. Dapat dilihat pengguna kegiatan bangunan pasar tradisional tidak lepas hubungannya antara 2 kelompok pengguna yaitu penjual dan pembeli. Manusia yang terlibat dalam proyek : 1. Penjual 2. Pembeli 3. Staff dan staff servis. Kemudian peneliti memilih penjual dan pembeli pasar sebagai aspek yang paling penting yang perlu di perhatikan dalam perancangan konsep pasar pintar. Oleh sebab itu, maka peneliti mejabarkan aktivitas pengguna berdasarkan waktu dan kegiatan, sehingga didapatkan hasil penelitian kegiatan sebagai berikut : Gambar 9. Kegiatan Pedagang Ikan.

10 Gambar 10. Kegiatan Pedagang Sayur. Gambar 11. Kegiatan Konsumen Pasar. Berdasarkan dari analisa waktu kegiatan diatas, kawasan ini beroperasi selama 10 jam setiap harinya. Dari analisa tersebut, maka pada kawasan ini akan dibuat restoran khas berbagai daerah dengan waktu 12 jam sebagai fungsi baru. Adanya penambahan fungsi baru dilihat dari kalangan masyarakat kawasan pemukiman tersebut dimana selalu berkumpul di waktu senggang. Frekuensi jumlah pengunjung yang datang ke masing-masing kios dalam waktu sehari, untuk menentukan jenis pedagang yang berjualan pada pasar Muara Karang. Tabel 5. Frekuensi Produk Total Dibeli di Pasar Muara Karang. NO. Keterangan Total 1. Kebutuhan Primer Kebutuhan Sekunder Kebutuhan Tersier 309 Sumber : Olahan peneliti Berdasarkan Wawancara. Analisa kebutuhan parkir loading dock - Trus bermuataan 2 ton (datang 60 ton perhari) semua jenis produk - Pelaksanaan loading dock membutuhkan waktu 60 menit / truk. - Waktu loading 2 3 jam = 180 menit / 60 menit = 3 shift. - Shift 1 (loading kebutuhan primer) pukul Shift 2 (loading kebutuhan sekunder) pukul Shift 3 (loading kebutuhan tersier) pukul Aspek Bangunan Analisa yang digunakan adalah dengan membandingkan kondisi Pasar Muara karang yang sebelumnya dengan melihat persamaan dan perbedaan, kesenjangan bangunan yang diketahui dari pemenuhan Kriteria Kriteria Konsep Pasar Pintar, untuk membuat suatu pasar yang memiliki prinsip dari standar dalam mendesain pasar.

11 Tabel 6. Perbandingan Kondisi Pasar Muara Karang. TEORI YANG DITERAPKAN DATA DI DAPAT Kriteria Konsep Pasar Pintar Kondisi Pasar Muara Karang Kondisi bangunan pasar Bangunan pasar tidak terpelihara Keamanan pasar Adanya pengelola pasar tetapi tidak berkerja Kondisi kios / los Space tiap kios yang kecil Kondisi tempat berjualan makanan dan bahan pangan Perabotan yang digunakan tidak mendukung penjualan bahan pangan Kondisi tempat pembuangan Memiliki TPS tetapi keadaan tidak dibersihkan atau ditutup Kondisi saluran drainase dan limbah Saluran yang macet dan tidak ditutup Kondisi fisik toilet Memiliki toilet umum tetapi dijadikan toilet pribadi Kondisi tempat parkir dan sirkulasi jalan Akses jalan kaki tidak ada dan parkiran macet Perilaku pedagang Kebersihan tidak dijaga dan tidak mengatur barang dagangan yang berantakan Kondisi untuk pengunjung pasar Petunjuk arah dan akses yang mudah Sumber : Hasil Olahan Peneliti. SIMPULAN Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan pasar tradisional ini menerapkan Konsep Pasar Pintar, salah satu alasannya karena berhubungan dengan barang dagangan yang akan dijual yaitu pasar primer, skunder, tersier, yang mutunya harus selalu terjaga dengan baik. Perbandingan kondisi Pasar Muara karang yang sebelumnya dengan melihat persamaan dan perbedaan, kesenjangan bangunan yang diketahui dari pemenuhan Kriteria Kriteria Konsep Pasar Pintar, agar pasar memiliki prinsip dari standar dalam mendesain suatu pasar. Tabel 7. Perbandingan Kondisi Pasar Muara Karang. DATA DI DAPAT TEORI YANG DITERAPKAN Kondisi Pasar Muara Karang Kriteria Konsep Pasar Pintar Bangunan pasar tidak terpelihara Kondisi bangunan pasar Adanya pengelola pasar tetapi tidak bekerja Keamanan pasar Space tiap kios yang kecil Kondisi kios / los Perabotan yang digunakan tidak mendukung penjualan bahan pangan Kondisi tempat berjualan makanan dan bahan pangan Memiliki TPS tetapi keadaan tidak dibersihkan atau Kondisi tempat pembuangan ditutup Saluran yang macet dan tidak ditutup Kondisi saluran drainase dan limbah Memiliki toilet umum tetapi dijadikan toilet pribadi Kondisi fisik toilet Akses jalan kaki tidak ada dan parkiran macet Kondisi tempat parkir dan sirkulasi jalan Kebersihan tidak dijaga dan tidak mengatur barang Perilaku pedagang dagangan yang berantakan Petunjuk arah dan akses yang mudah Kondisi untuk pengunjung pasar Sumber : Hasil Olahan Peneliti. Dari tabel diatas bahwa pasar tradisional Muara Karang ini tidak termasuk kedalam standar pasar atau dengan Kriteria Pasar Pintar, dimana hampir keseluruhan aspek Pasar Muara Karang tidak termasuk ke dalam prinsip teori kriteria pasar pintar. Penerapan Konsep Pasar Pintar berdasarkan standarisasi pasar,aktifitas dan kegiatan akan menghasilkan kondisi pasar yang lebih baik untuk pengguna pasar. Bentuk bangunan yang dihasilkan berasal dari analisis lingkungan, manusia, dan bangunan. Dengan analisis manusia dihasilkan kebutuhan ruang, luasan ruang, dan hubungan ruang yang pada akhirnya akan menghasilkan zoning horisontal maupun vertikal. Kemudian dengan analisis lingkungan, bentuk massa bangunan yang dihasilkan sesuai dengan orientasi dan keadaan lingkungan sekitarnya.

12 SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran untuk penelitian berikutnya, antara lain adalah: - Merancang bangunan pasar tradisional sesuai dengan syarat yang diberlakukan sehingga kondisi fisik dan mutu produk yang dijual dapat bertahan lama di pasaran. - Memanfaatkan waktu untuk melakukan penelitian dan penyusunan data sehingga menghasilkan hasil yang optimal. - Fokus terhadap rumusan masalah serta penyelesaiannya dalam segi desain. Pada kesimpulannya peraturan yang diterapkan pemerintah belum memenuhi standar dalam kenyamanan bangunan secara keseluruhan. Sebaiknya pemerintah dapat mengatur peraturan terkait atas standarisasi dari pasar tradisional, terutama menyangkut masalah keamanan, kenyamanan, kesehatan perlu diutamakan mengingat bahwa pasar tradisional sangat dibutuhkan untuk seluruh masyarakat untuk mencakupi kebutuhan sehari hari. REFERENSI A.C. Nielsen (2013). Revitalisasi Pasar Tradisional dan Pertumbuhan Pasar Tradisional (online) diakses 1 febuari Agus S.Ekamadya & Sutan Hidayatsyah (November 2012).Pengembangan Rancangan Revitalisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Sosial-kultural Kota, Jurnal Ilmu Pendidikan, Tahun 2012, diakses 12 desember Agus S.Ekamadya &Sutan Hidayatsyah (November 2012).Pengembangan Rancangan Revitalisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Sosial-kultural Kota, Jurnal Ilmu Pendidikan, Tahun 2012, diakses 12 desember Ekomadya, Agus S., Hidayatsyah, Sutan, dan Siswanto, Joko (2012). Model Revitalisasi Pasar Tradisional dengan Konsep Pasar Pintar untuk Meningkatkan Peran Pasar Tradisional Dalam Perekonomian Kota, Ekomadya, Agus S. (2012). Isu Tujuan Kriteria Perancangan, Laporan Kemajuan Program Penelitian Strategi Nasional, Tahun Ekomadya, Agus S. (2009). Kajian Beberapa Pasar Tradisional di Negara Maju. Makalah publikasikan. Ekomadya, Agus S, Zahra, Atya, Najmi, Isan (2012). Public Market as Urban Social Nodes : an Architecture Phenomology Approach. Makalah dipresentasikan pada Artepolis 4 Internasional Conference on Creativeity and the Making of Place : Living Smart by Design, School of Architecture Planning and Policy Development ITB, July Ekomadya, Agus S., Hidayatsyah, Sutan, dan Siswanto, Joko (2012). Model Revitalisasi Pasar Tradisional dengan Konsep Pasar Pintar untuk Meningkatkan Peran Pasar Tradisional Dalam Perekonomian Kota, Ekomadya, Agus S. (2012). Isu Tujuan Kriteria Perancangan, Laporan Kemajuan Program Penelitian Strategi Nasional, Tahun Riwayat Penulis Jessica lahir di kota Tanjung Balai Sumatera Utara Pada 17 Juli Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Arsitektur pada tahun 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional Agus S. Ekomadyo (1), Kustiani (2), Herjuno Aditya (3) (1) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung

Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung Yuqa Nurluthfi Septiani (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Program Studi Sarjana Arsitektur,

Lebih terperinci

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Berdasarkan judul Revitalisasi Dengan Penerapan Pasar Pintar Pada Pasar Tradisional Di Jakarta Utara memiliki arti pengembangan kembali pasar tradisional yang saat

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi Gina Asharina, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif DAFTAR ISI Judul i Halaman Pengesahan ii Catatan Dosen Pembimbing iii Pernyataan Keaslian iv Prakata v Daftar Isi vii Daftar Gambar x Daftar Tabel xi Abstrak xvi BAB I PENDAHULUAN 11 Judul 1 12 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

REDESAIN PASAR UNIT KOTA BOJONEGORO

REDESAIN PASAR UNIT KOTA BOJONEGORO REDESAIN PASAR UNIT KOTA BOJONEGORO Meinanda Rizal Rodyanto, Maya Andria Nirawati, Ana Hardiana Program Studi Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: rizal.troy@gmail.com Abstract: Along

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Propinsi Jawa Barat Agus Gustiar, pasar tradisional memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi masyarakat sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Setelah melalui proses analisis, langkah selanjutnya adalah tahap. eksekusi desain yaitu penentuan konsep. Konsep perancangan merupakan

BAB V KONSEP. Setelah melalui proses analisis, langkah selanjutnya adalah tahap. eksekusi desain yaitu penentuan konsep. Konsep perancangan merupakan BAB V KONSEP Setelah melalui proses analisis, langkah selanjutnya adalah tahap eksekusi desain yaitu penentuan konsep. Konsep perancangan merupakan langkah pengambilan keputusan dari beberapa pilihan alternatif

Lebih terperinci

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang berada pada kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota Semarang yang berada di pesisir pantai menempatkan penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Pasar bunga di Surabaya Kebutuhan bunga dalam masyarakat kini semakin meningkat seiring berubahnya gaya hidup masyarakat. Dapat dikatakan bahwa bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya minat masyarakat kota Surabaya untuk menggunakan transportasi umum kereta semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari terus bertumbuhnya angka

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang BABIV KONSEP DASAR PERANCANGAN 4.1. KONSEP PERENCANAAN TAPAK 4.1.1. Pencapaian Ke Site/Tapak Pencapaian ke site/tapak Pasar Kota Purbalingga dengan : 1. Pencapaian kendaraan pribadi. Pencapaian ke site

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini gaya hidup modern sudah menjadi dambaan bagi masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat pendidikan di negara kita, memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG

PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG Dwi Murtining Etty 1, Subhan Ramdlani 2, Ali Soekirno 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Mari Elka Pangestu,Menteri Perdagangan, Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besar kontribusinya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Perancangan Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Khususnya di DKI Jakarta. Di berbagai wilayah terus tumbuh pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tema besar pada laporan tugas akhir ini adalah tentang Improving Urban Economic yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya berarti meningkatkan/memperbaiki ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang

Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang Setyawan Wisnu Wardana dan Tito Haripradianto Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No.169 Malang, 65145 Telp (0341)

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang Sea World Lamongan. Terdapat Identifikasikan permasalahan yang menjadi dasar utama perancangan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Konsep Umum Konsep umum bangunan redesain adalah peningkatan kualitas dan fungsi pasar menjadi pasar objek wisata serta menjadi ikon baru kota Salatiga dengan

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sirkulasi Sirkulasi menurut Kim W Todd mempunyai pengertian gerakan dari orangorang atau benda-benda yang diperlukan oleh orang-orang melalui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Arti Judul Redesain adalah sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan BAB V KONSEP V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan yang terjadi di sekitar tapak, khusunya jalur pejalan kaki dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung BAB III Metode Perancangan Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung diperlukan untuk meningkatkan perekonomaian di sekitar Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki. Metode perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 FILOSOFI 5.1.1 Filosofi Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN merupakan kawasan perdagangan di kawasan yang terdiri dari beberapa pasar yang diharapkan penataan kawasan harus saling medukung pasar-pasar tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Keberadaan pasar tradional sangat vital bagi perkembangan perekonomian nasional. Selain menjadi pondasi dasar perekonomian, pasar tradisional juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat dengan pesat sehingga jumlah kebutuhan akan hunian pun semakin tidak terkendali. Faktor keterbatasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci