Pedagogi-Pedagogik. Penulis: Dharma Kesuma Kelompok Diskusi: Tatang Syarifudin Kurniasih
|
|
- Ade Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pedagogi-Pedagogik Penulis: Dharma Kesuma Kelompok Diskusi: Tatang Syarifudin Kurniasih
2 Latar Belakang Pendidikan/pedagogi adalah suatu fenomena sosial,
3 1. Pedagogi-Pedagogik, Definisi Kamus Etimologi paedagogy, dari Yunani Kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país: anak dan άγω ági: memimpin; secara literal, "memimpin anak ) (Wikipedia) pedagogics, kata jadian pedagogy + ics, ilmu atau seni (art) mengajar (Merriam-Webster, 2000)
4 pedagogy, dari Middle French pedagogie, dari Yunani paidagogia training, instruction, dari paidagogos pedagogue + -ia y; artinya: 1 : INSTRUCTION 2 : the art, science, or profession of teaching; especially : the study that deals with principles and methods in formal education : EDUCATION 3 [probably from Latin paedogogium, from Greek paidagogeion, from paidagogos pedagogue] : a place of instruction in medieval times : SCHOOL.
5 Thesaurus Pedagogics : education, pedagogy, schooling, teaching, training, tuition, tutelage, tutoring (
6 Definisi Rinngkas paedagogy: seni atau ilmu untuk menjadi seorang guru. Istilah ini umumnya merujuk pada strategistrategi pengajaran, atau corak/gaya (style) pengajaran. Pedagogi kadang-kadang juga dirujuk pada suatu penggunaan secara tepat strategi-strategi mengajar. Misalnya, Paulo Freire merujuk metode mengajar orang dewasanya sebagai "critical pedagogy".
7 Pedagogy (Latin) = education (English): instruction, learning, dan operasi-operasi aktual yang terlibat di dalamnya; sains atau teori mendidik (the science or theory of educating) (Wikipedia).
8 Sinonim Pedagogy Education 3 Teach 2 Sinonim/Thesaurus Pedagogy Education Instruct 2 3 Teach Train 2 1 Instruct 2 Train Disciline 1 Disciline 1 1 School 3/2/1 3/2/1 Coach 1 1 Tutor biasanya berlaku untuk pengajaran berbasis individu dalam kajian khusus 1 Tutor 1
9 supervise tutelage discipline guide tuition accustom instruct cultural development drill tutor teach train develop (person) school inform condition Pedagogy/ education
10 Simpulan Dalam bahasa Inggris pedagogy dan pedagogics tidak terbedakan; yang satu peristiwa, fenomena, atau realitas, dan yang satunya adalah studi atau ilmu. Pembaca harus mengidentifikasi sendiri. Beberapa kamus dan ensiklopedi merujukkan pedagogi ke pendidikan persekolahan. Sejak industrialisasi, pendidikan maunya diserahkan ke persekolahan. Pedagogi, education, pendidikan, adalah kata yang paling luas maknanya ketimbang kata-kata sinonim lainnya. Pedagogik adalah ilmu mendidik, beda dari educational sciences.
11 2. Pedagogik sebagai Ilmu a. Kausa formal Kausa formal ilmu-ilmu pendidikan (educational sciences): pola, struktur, esensi yang terkandung dalam suatu objek/ fenomena/ peristiwa Setiap fenomena memiliki sekurangkurangnya, kausa formal dan kausa material. Ilmu-ilmu pendidikan memiliki konsepkonsep deskriptif
12 Kausa Formal Pedagogik Realitas pendidikan: Mendidik dan belajar (learn, study) Mendidik sebagai upaya sengaja Tujuan dari upaya mendidik Peristiwa pendidikan sebagai suatu perubahan Isi pendidikan
13 Realitas pendidikan Kata jadian: Pendidikan Kata dasar: didik Kata kerja: mendidik, dididik Pendidikan adalah fenomena yang terbentuk oleh kegiatan mendidik dan kegiatan belajar (learn, study). Fenomena ini inti dari pranata sosial pendidikan, sebagai mode of subsistence suatu masyarakat, yang sejak industrialisasi maunya diserahkan ke sekolah.
14 Upaya sengaja Mendidik adalah upaya sadar, sengaja, diorientasikan ke waktu yang akan datang, bertujuan. Mendidik, karena itu, bukan hanya faktafakta yang given, yang umum dipelajari oleh ilmu-ilmu objektif atau deskriptif, tetapi sekaligus ongoing facts, karena bermaksud mewujudkan sebuah citacita (ilmu praktis-normatif).
15 Realitas pendidikan sebagai suatu perkembangan Yaitu perkembangan dari faktualitas menuju idealitas, baik pada individu maupun kelompok. Pendidikan seumur hidup. Perkembangan adalah tiada akhir, karena idealitas tiada akhir.
16 Pendidikan sebagai perkembangan Idealitas Individu dan kelompok Faktualitas individu dan kelompok
17 Faktualitas individu Faktualitas biologis Faktualitas psikologis Faktualitas sosio-budaya Faktualitas metafisik Faktualitas kelompok sosial Faktualitas sosio-budaya
18 Idealitas, tujuan-tujuan yang hendak diraih oleh mendidikbelajar Bentuknya: Cita-cita sosial, ideologi, keyakinan-kepercayaan, metafisika Sumbernya: individu, masyarakatbudaya, agama
19 Proses perubahan Proses mendidik Menurut kamus Montessori: menyediakan lingkungan tempat anak belajar dan tumbuh. Langeveld: membantu anak secara rohaniah agar menjadi dewasa. Dewey: mengupayakan individu memecahkan masalah individual dan sosial Buber: membimbing perkembangan individu melalui dialog yang sejati. Pancasila: tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing ngarso sung tulodo dalam rangka mencapai manusia seutuhnya.
20 Proses learn, study Proses kognitif, afektif, psikomotor Proses pengalaman empiris dan analisis konseptual Proses pengalaman transendental Proses sosial-budaya
21 Proses mendidik-belajar melibatkan komunikasi: Komunikasi antar-orang Intrapersonal Interpersonal Diri-masyarakat/budaya Komunikasi berdasarkan potensi insani: Komunikasi diskursus Komunikasi non-diskursus
22 Proses mendidik-belajar melibatkan pengalaman: Pengalaman empiris Pengalaman transendental Pengalaman intelektual
23 Isi pendidikan (IP) Langeveld: IP termasuk alat pendidikan, yaitu situasi yang diciptakan orang dewasa untuk kepentingan mendidik. Jenis-jenis IP: Facts and truths (subject matter, sciences) Filsafat Agama Kebijaksanaan sosial
24 Fungsi mendidik dalam kaitannya dengan IP: Enkulturasi, sosialisasi, internalisasi Pengembangan budaya baru; transformasi budaya Koreksi budaya
25 Jenis pendidikan (tahap perkembangan & penanggungjawabnya): Pendidikan anak sejak bayi hingga lepas dari tanggung jawab orang tua (lebih sebagai arti awal pedagogi). Pendidikan orang dewasa (andragogi).
26 Jenis pendidikan (lingkungan): Pedagogi persekolahan (SD, SMP, SMA/K, PT) Pedagogi luar sekolah: Pedagogi keluarga Pedagogi PAUD Pedagogi masyarakat
27 Jenis pendidikan (lingkup nasional) Pedagogi nasional Indonesia Pedagogi nasional Amerika Dll.
28 Antropologi pendidikan Pedagogi, mendidik, ialah enkulturasi, yaitu anak muda belajar budaya masyarakatnya, dan akulturasi, yaitu warga masyarakat belajar menciptakan budaya baru dan/atau mengoreksi budaya lama. Kedua peristiwa ini, regularities-nya, dideskripsi-kan. Manusia dan fakta budaya dipandang sebagai given karena pendekatannya yang empiris objektif. Pedagogik (ilmu praktis-normatif) Peristiwa pendidikan (pedagogi) tidak hanya given, karena idealitas individual dan masyarakat pencapaiannya tiada akhir, teori yang tentatif, dan hakikat manusia yang dinamis (PSH). Praktek dan studi pedagogi harus terpadu tertuju pada pengembangan praktek & teori.
29 Ilmu-Ilmu Objektif Fakta adalah given (agar objektivitas menjadi mungkin) Fakta adalah empirismaterial karena pendekatan kuantitatif yang terpilih demi objektivitas. Produk ilmu adalah deskripsi regularities of nature, atau teori. Pedagogik, Ilmu Praktis-Normatif Fakta adalah ongoing tertuju pada idealitas individual dan sosial. Fakta adalah totalitas empiris-material-rohaniah. Produk ilmu adalah perkembangan teori dan praktek.
30 Irisan Antropologi Pendidikan-Pedagogik Ilmu Objektif Ilmu Praktis-Normatif Antropologi ialah studi deskriptif tentang dimensi budaya pedagogi yang given Pedagogi sbg. fenomena multidimensi Studi deskriptif & preskriptif tentang pedagogi sbg. Fenomena multidimensi (yang given dan yang ongoing); pedagogik tetuju pada pedagogi ideal.
31 Irisan Antropologi Pendidikan-Pedagogik Ilmu Objektif Ilmu Praktis-Normatif Antropologi: pengungkapan pola-pola perbuatan mendidik secara deskriptif. Filsafat/ideologi diperlakukan sebagai fakta empiris Perbuatan mendidik Studi deskriptif & preskriptif tentang perbuatan mendidik. Filsafat/ideologi dihampiri secara empiris dan filosofis.
32 Study of Teaching Fakta adalah given (agar objektivitas menjadi mungkin) Fakta adalah empirismaterial. Kandungan rohaniah dan konteks filosofis dari peristiwa pengajaran luput dari perhatian. Produk ilmu adalah deskripsi regularities of nature, atau teori; dan pengembangan teori dan praktek teaching. Pemanfaatan produk: teknik atau teknologi pendidikan, dan modifikasi atau rekayasa tingkah laku. Pedagogik, Ilmu Praktis-Normatif Fakta adalah ongoing tertuju pada idealitas individual dan sosial. Fakta adalah totalitas empiris-material-rohaniah. Produk ilmu adalah perkembangan teori dan praktek pedagogi. Pemanfaatan produk: perbuatan mendidik, membantu/mempengaruhi individu tumbuh sesuai dengan kediriannya tertuju pada cita-cita kemanusiaan, sosial, dan agama.
33 Otonomi Pedagogik Terbentuk oleh jurisdiksinya, yaitu (studi) fakta yang ongoing yang tertuju pada idealitas individual dan sosial. Harus banyak mempelajari hasilhasil studi ilmu-ilmu lainnya. Terbuka bagi banyak ilmu. Otonomi Pedagogi Terbentuk oleh titik tolak orang dalam mendidik yang selalu suatu sistem filsafat yang dinilainya terbaik; karena itu sistem filsafat lainnya dibatasi untuk kepentingan memperjelas atau memperkaya sistem filsafat yang menjadi titik tolaknya dalam berpedagogi.
34 The Regularies : hukum, prinsip, konsep. The Regularities yang deskriptif adalah hasil dari studi ilmu-ilmu pendidikan. The Regularities yang preskriptif adalah hasil dari studi filosofis.
35 Pedagogik mengombinasikan pendekatan ilmiah dan filosofis dalam studi tentang suatu pedagogi. Inilah otonomi pedagogik. Mirip ilmu sejarah, isinya sudah digarap oleh banyak ilmu. Akan tetapi pemahaman tentang masa kini bergantung pada pemahaman masa lalu.
36 Otonomi sejarah sebagai ilmu terbentuk oleh wilayah khusus -nya: studi peristiwaperistiwa dalam lintasan waktu. Otonomi pedagogik terbentuk oleh studi tentang fakta (fakta manusiawi) yang sedang direalisasikan terarah pada suatu tujuan (ongoing facts).
37 Pedagogi, karena tujuannya tertentu, melakukan pemilihan atas preskripsi-preskripsi yang tersedia. Pedagogi nasional Indonesia akan beda dari pedagogi nasional Amerika Inilah otonomi sebuah pedagogi.
38 Herbart: pedagogi terbentuk berdasarkan konsep-konsep psikologi dan filsafat. Pedagogik terbentuk oleh studi psikologi dan filsafat. Dewey: pedagogi adalah realisasi filsafat menjadi living facts. Pedagogik terbentuk melalui problem solving masalah-masalah (praktis). Ini semacam action research atau developmental research.
39 Langeveld: pedagogi dilakukan berdasarkan konsep-konsep fenomenologis. Pedagogik ialah studi kualitatif-fenomenologis terhadap fenomena pendidikan. Gramsci: pedagogi adalah conformity, dilakukan dengan meng-hegemoni (bukan dominasi), directive, intelectual leadership demi partisipasi warga dalam pembangunan msyarakat. Pedagogik adalah filsafat praksis; ideologi yang kritis, bahkan terhadap dirinya sendiri; metode untuk mengadaptasikan teori dan praktek satu sama lain secara berkelanjutan. Ini mirip action research atau developmental research.
40 Montessori: pedagogi dilaksanakan berdasarkan konsep-konsep ilmiah dan religius. Casa dei bambini (Children s House) adalah tempat pemaduan praktek pedagogi dan studi pedagogik. (Action research, developmental research)
41 Kausa Formal Pedagogik Peristiwa pendidikan Dalam konteks suatu masyarakat-budaya Mendidik Faktualitas Individu & sosial learn, study, enkulturasi, perkembangan budaya, transformasi budaya, koreksi budaya Idealitas: Cita-cita sosial, kemanusiaan, agama Komunikasi, pengalaman, isi pendidikan/alat pendidikan
42 Sistem Pedagogi Sebuah Masyarakat-Budaya Masukan: Individu dan kelompok secara faktual Isi pendidikan Alat bantu Pedagogi Mendidik-belajar/studi Idealitas: Upaya sengaja, Ideologi, bertujuan keyakinankepercayaan, Komunikasi filsafat, Pengalaman agama Luaran : Orang/ masyarakat terdidik/ dewasa
43 Given fact: Fakta tersedia, reguler, dimasa depan pun akan demikian. Hukum universal menjadi mungkin diungkap oleh riset ilmiah. Fakta sepenuhnya material. Realitas seperti mesin raksasa. Realitas dapat disalin menjadi angka-angka. Riset harus kuantitatif. Observasi harus impartial. Kebenaran adalah final. PE DA GO GI Multidimensional fact: Fakta tidak hanya tersedia dan reguler, juga ongoing. Tidak ada jaminan hukum ilmiah adalah universal. Fakta material dan rohaniah. Realitas sering unpredictable. Realitas tidak sepenuhnya dapat dikuantifikasi. Riset Kuantitatif dan kualitatif. Observasi partisipatif. Kebenaran harus diuji terus.
44 Kerugian mengabaikan pedagogipedagogik: Wacana pedagogi subbudaya dan nasional Indonesia kurang tersedia. Penomorsatuan ilmu-teknologi sambil mengabaikan hal-hal yang kultural, filosofis, dan rohaniah. Wawasan ideologis pedagogis akan miskin
45 Rumah Pedagogik Pedagogik Teoritis: Filsafat-Filsafat Pendidikan Pedagogik Sistematis Antropologi Pendidikan Pendidikan Komparatif Studi Pendidikan Luar Negeri Sejarah Pendidikan Studi Politik Pendidikan- Studi Ekonomi Pendidikan-Perundangundangan Pendidikan Sosiologi Pendidikan Psikologi Pendidikan Pedagogik Praktis: Metodologi Pengajaran Umum: opendidikan Membaca opendidikan Berhitung oppkn opendidikan Kesehatan opendidikan Kesenian opendidikan Disiplin Ilmu Administrasi Sekolah atau Teknikteknik Manajemen Sekolah Penganggaran Pendidikan (APBN, APBD) Pembangunan Kurikulum Studi PLS Studi B&K Studi PLB Pedagogik Prasekolah, SD, SM Action Research Politik Pendidikan Filsafat-Filsafat Ilmu-ilmu Kehidupan & Humaniora Cita-cita Hidup: Agama, Budaya, Hukum, dll. Pendidikan Sekolah & Luar Sekolah
MATERI KULIAH PEDAGOGIK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd
MATERI KULIAH PEDAGOGIK By: Estuhono, S.Pd, M.Pd ?? Konsep Dasar Pedagogik Kata pedagogi berasal dari paedagogy (Inggris) Yunani = Paedos (Anak Laki-laki) + Agogos (mengantar/membimbing) Paedagogie : pendidikan
Lebih terperinciPEDAGOGI PEDAGOGIKA Dharma Kesuma Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
PEDAGOGI PEDAGOGIKA Dharma Kesuma Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia PEDAGOGI-PEDAGOGIK 1. Pedagogi-Pedagogik, Definisi Kamus Etimologi Kata pedagogi berasal dari
Lebih terperinciPEDAGOGIK DHARMA KESUMA
PEDAGOGIK DHARMA KESUMA Kata Pengantar Naskah ini diharapkan menjadi titik tolak dalam pengembangan naskah akademik Jurusan Pedagogik, naskah yang menjadi dasar rekomendasi pengambilan kebijakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dimana menurut Burton (dalam UPI, 2014, hlm 46) dalam desain penelitian kualitatif,
Lebih terperinciKeberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah
Ilmu Pendidikan Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah ada, human life is just matter of education
Lebih terperinciPENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ilmu Pendidikan
PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Ilmu Pendidikan Pendidikan sebagai Ilmu Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada pendidikan Pendidikan sebagai
Lebih terperinciDEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI
DEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI Oleh : Roni Syarif H. Kelas : 1c A. Definisi Awam Secara universal pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan
Lebih terperinciSosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I
Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengamatan orang tentang sekolah sebagai lembaga pendidikan berkisar pada permasalahan yang nampak secara fisik terlihat mata, seperti gedung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan. Di antaranya meliputi, pengajaran keahlian khusus, pengetahuan,
Lebih terperinciTEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ismail Hasan
TEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Ismail Hasan Pengertian Ilmu Ilmu (atau Ilmu Pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 o untuk mengetahui kondisi sekolah terkait dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan sehingga diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menciptakan pembelajaran kimia yang diharapkan dapat memenuhi standar pendidikan Nasional maka diperlukan laboratorium yang mendukung terciptanya pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPS atau Social Studies adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan kecerdasan personal,
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan sistem konsep pendidikan yang bersifat kultural nasional. Sekalipun Ki Hadjar
Lebih terperinciLANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN Disampaikan pada Diklat Pengembangan Kompetensi Gadik Secapa POLRI SUKABUMI 210110 Oleh BABANG ROBANDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JANUARI 2010 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Dengan berkembangnya jaman, pendidikan turut serta berkembang. Pendidikan
Lebih terperinciMENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta
MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka
Lebih terperinciNama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan Dosen : Anik Ghufron, Prof. Dr. Judul : Pendidikan sebagai Ilmu BAB I
Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : 15105241002 Makul : Ilmu Pendidikan Dosen : Anik Ghufron, Prof. Dr. Judul : Pendidikan sebagai Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu kesatuan
Lebih terperinciKOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008
KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 RASIONAL 1. Jabatan guru sebagai jabatan yang berkaitan dengan pengembangan SDM 2. Era informasi
Lebih terperinciBAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK
BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK Untuk lebih mendalami hakekat pendidikan politik, berikut ini disajikan lagi beberapa pendapat ahli mengenai pendidikan politik. Alfian (1986) menyatakan pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.
Lebih terperinciSAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Guru 2.1.1 Pengertian Kesulitan Istilah kesulitan/problema berasal dari bahasa inggris yaitu problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam Kamus Besar
Lebih terperinciMAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan
MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PERENIALISME Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad 20. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama dalam proses pembelajaran. Dalam menciptakan kondisi belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar yang berorientasi pada keberhasilan tujuan senantiasa memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL EVALUASI METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GURU
PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GURU Donald Samuel Slamet Santosa, Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW, dsmuq87@gmail.com Gracia Miranda, Progdi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengenai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa jelaslah
Lebih terperinci06MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Pancasila sebagai Ideologi Terbuka) Drs. Sugeng Baskoro, M.M.
Modul ke: Fakultas 06MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Pancasila sebagai Ideologi Terbuka) Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Program Studi Manajemen PANCASILA: 1.
Lebih terperinciApakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?
PANCASILA SEBAGAI PEMBANGUNAN BANGSA TEORI Pengertian Paradigma Paradigma adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),
Lebih terperinci: PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI
MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU : FILSAFAT PENDIDIKAN : PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting dari kehidupan seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah kompleks, dinamis, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta tuntutan kebutuhan dunia kerja dan usaha yang menghendaki kesempurnaan, tentu saja berakibat timbulnya
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB V P E N U T U P A. Simpulan 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka
Lebih terperinciNo.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagaimana dinyatakan dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 9 ayat 1. Selanjutnya dalam
Lebih terperinciCRITICAL THEORIES Bagian II
CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah simpulan, implikasi, dan rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang melekat pada setiap kehidupan bersama dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa pendidikan tidak
Lebih terperinciSILABUS S2 No. Dok. :
SPS UPI SILABUS S2 No. Dok. : LANDASAN PEDAGOGIK No. Revisi : Tanggal Berlaku : Halaman : SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Landasan Pedagogik Kode Mata Kuliah : PS701 Jumlah
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 11 OLEH: TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA SUMBER HUKUM FORMAL SUMBER HUKUM NILAI MATERIAL FAKTA VALUE NORM FACT ALINEA I ALINEA II HUKUM KODRAT HUKUM ETIS
Lebih terperinciTEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin
A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya
Lebih terperinciMEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI. Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd Sendi-sendi yang menopang sebuah bangsa diantaranya adalah berupa karakter dan mentalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diperlukan untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas pengetahuan sedangkan teknologi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting yang harus dikelola dengan baik karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi sosok sumber
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian secara keseluruhan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Model Ecopedagogy BMLHL lebih efektif meningkatkan kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis
Lebih terperinciRUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan
RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan
Lebih terperinciMAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Oleh : Septy Indriyani (15105244006) Teknologi Pendidikan A A. PENDAHULUAN Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik
Lebih terperinciPERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan umum dan khusus, implikasi, dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi
Lebih terperinciEfektivitas Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu
Pendahuluan Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Oleh: Tri Worosetyaningsih Guru SMP N 2 Ngemplak Sleman Mata pelajaran IPS sebagai bagian integral dari
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3a PENDEKATAN SAINTIFIK 2 PENGERTIAN (1/2) Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinci2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad 21 merupakan abad kompetitif di berbagai bidang yang menuntut kemampuan dan keterampilan baru yang berbeda. Perubahan keterampilan pada abad 21 memerlukan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah pondasi penting dalam pengembangan sains dan teknologi. Tanpa adanya pondasi fisika yang kuat, keruntuhan akan perkembangan sains dan teknologi
Lebih terperinciSejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari
Sejarah pendidikan Indonesia 1 Dyah Kumalasari PENDAHULUAN Francis Bacon Knowledge is power Pendidikan untuk Manusia.Sumber pokok kekuatan bagi manusia adalah Pengetahuaan. Mengapa...? Karena manusia dgn
Lebih terperinciKURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA OLEH TIM PENYUSUN KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciDOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO
DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2017 i LEMBAR PENGESAHAN Kode Dokumen : 006/UN50.1.5.2/OT-DOK/2017 Revisi
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA
BAB III LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16 prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan abad ke 21 yaitu (1) dari berpusat
Lebih terperinciPENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami hakikat pendidikan serta mampu menganalisis proses pendidikan dalam masyarakat sebagai sarana sosial dan budaya POKOK
Lebih terperinciPENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran
Modul ke: PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN Fakultas 1Ilmu Komunikasi Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran Scientific (Ilmiah-Empiris) Humanistic (Humaniora- Interpretif)
Lebih terperinciPELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BAB I KONSEP TEORI 1.1 Latar Belakang Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia telah dilakukan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan mengajar. Dewasa ini, sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paulo Freire merupakan salah satu pemikir pendidikan yang berasal dari Brazil. Paulo Freire adalah tokoh penggagas pendidikan yang terkenal dengan gagasannya
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran.
Lebih terperinciPERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Novianti Dosen FKIP Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Almuslim email: novianti.idr@gmail.com Abstrak Dalam sejarah perkembangannya, psikologi
Lebih terperinciDASAR FILSAFAT PENDIDIKAN
DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Pentingnya Filsafat Perubahan cepat yang terjadi dalam masyarakat memerlukan filsafat pendidikan jasmani yang kokoh bagi profesi agar tetap dapat bertahan
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DA ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011
FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DA ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011 FILSAFAT ILMU Apa itu FILSAFAT??? KonTRak kuliah MaTReRi LiTRerAtUR ETIMOLOGIS philos (friend)/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati
Lebih terperinci2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tertuang dalam konstitusi negara bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan yang dirumuskan oleh para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan di bidang pendidikan yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pembentukan watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Azizah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua orang tua tentunya menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, cerdas dan berkualitas. Hal itu, dalam prosesnya tidak bisa lepas dari
Lebih terperinciPROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No , Hal
INTEGRASI WAWASAN KEBANGSAAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAGI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Fitra Delita, Nurmala Berutu, Tumiar Sidauruk,
Lebih terperinciOleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si
Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami
Lebih terperinciPembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk
Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan perilaku tertentu, sebagai respons
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur terpenting dalam mewujudkan manusia seutuhnya. Karena maju mundurnya gerak dan kepribadian suatu bangsa kini ataupun masa yang akan datang
Lebih terperinciKATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)
KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) RASIONAL PROGRAM Layanan program PLS tumbuh subur dan tersebar luas di tengah masyarakat, baik program-program yang bersifat institusional, informasional,
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mencakup 3 segmen yaitu produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori yang diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif
99 BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
Lebih terperinciKEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN. Ismail Hasan
KEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN Ismail Hasan A. Keharusan Pendidikan Anak di lahirkan dalam keadaan tidak berdaya (berbeda dengan binatang seperti; kura-kura, buaya, kambing, kera,
Lebih terperinciLandasan dan Prinsip PengembanganKurikulum
Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum A. Landasan Pengembangan Kurikulum Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar
Lebih terperinciNUR ENDAH APRILIYANI,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang
Lebih terperinci02/09/2013
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA PADA PESERTA DIDIK Oleh : Marinasari Fithry Hasibuan,S.Ag,M.Pd Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Medan ABSTRACT Dierktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM DI SUSUN OLEH BILLY IGAN SISWARA 11.02.8047 D3 MI 03 PENDIDIKAN PANCASILA MANAJEMEN INFORMATIKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Identitas
Lebih terperinci