Pedagogi-Pedagogik. Penulis: Dharma Kesuma Kelompok Diskusi: Tatang Syarifudin Kurniasih

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedagogi-Pedagogik. Penulis: Dharma Kesuma Kelompok Diskusi: Tatang Syarifudin Kurniasih"

Transkripsi

1 Pedagogi-Pedagogik Penulis: Dharma Kesuma Kelompok Diskusi: Tatang Syarifudin Kurniasih

2 Latar Belakang Pendidikan/pedagogi adalah suatu fenomena sosial,

3 1. Pedagogi-Pedagogik, Definisi Kamus Etimologi paedagogy, dari Yunani Kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país: anak dan άγω ági: memimpin; secara literal, "memimpin anak ) (Wikipedia) pedagogics, kata jadian pedagogy + ics, ilmu atau seni (art) mengajar (Merriam-Webster, 2000)

4 pedagogy, dari Middle French pedagogie, dari Yunani paidagogia training, instruction, dari paidagogos pedagogue + -ia y; artinya: 1 : INSTRUCTION 2 : the art, science, or profession of teaching; especially : the study that deals with principles and methods in formal education : EDUCATION 3 [probably from Latin paedogogium, from Greek paidagogeion, from paidagogos pedagogue] : a place of instruction in medieval times : SCHOOL.

5 Thesaurus Pedagogics : education, pedagogy, schooling, teaching, training, tuition, tutelage, tutoring (

6 Definisi Rinngkas paedagogy: seni atau ilmu untuk menjadi seorang guru. Istilah ini umumnya merujuk pada strategistrategi pengajaran, atau corak/gaya (style) pengajaran. Pedagogi kadang-kadang juga dirujuk pada suatu penggunaan secara tepat strategi-strategi mengajar. Misalnya, Paulo Freire merujuk metode mengajar orang dewasanya sebagai "critical pedagogy".

7 Pedagogy (Latin) = education (English): instruction, learning, dan operasi-operasi aktual yang terlibat di dalamnya; sains atau teori mendidik (the science or theory of educating) (Wikipedia).

8 Sinonim Pedagogy Education 3 Teach 2 Sinonim/Thesaurus Pedagogy Education Instruct 2 3 Teach Train 2 1 Instruct 2 Train Disciline 1 Disciline 1 1 School 3/2/1 3/2/1 Coach 1 1 Tutor biasanya berlaku untuk pengajaran berbasis individu dalam kajian khusus 1 Tutor 1

9 supervise tutelage discipline guide tuition accustom instruct cultural development drill tutor teach train develop (person) school inform condition Pedagogy/ education

10 Simpulan Dalam bahasa Inggris pedagogy dan pedagogics tidak terbedakan; yang satu peristiwa, fenomena, atau realitas, dan yang satunya adalah studi atau ilmu. Pembaca harus mengidentifikasi sendiri. Beberapa kamus dan ensiklopedi merujukkan pedagogi ke pendidikan persekolahan. Sejak industrialisasi, pendidikan maunya diserahkan ke persekolahan. Pedagogi, education, pendidikan, adalah kata yang paling luas maknanya ketimbang kata-kata sinonim lainnya. Pedagogik adalah ilmu mendidik, beda dari educational sciences.

11 2. Pedagogik sebagai Ilmu a. Kausa formal Kausa formal ilmu-ilmu pendidikan (educational sciences): pola, struktur, esensi yang terkandung dalam suatu objek/ fenomena/ peristiwa Setiap fenomena memiliki sekurangkurangnya, kausa formal dan kausa material. Ilmu-ilmu pendidikan memiliki konsepkonsep deskriptif

12 Kausa Formal Pedagogik Realitas pendidikan: Mendidik dan belajar (learn, study) Mendidik sebagai upaya sengaja Tujuan dari upaya mendidik Peristiwa pendidikan sebagai suatu perubahan Isi pendidikan

13 Realitas pendidikan Kata jadian: Pendidikan Kata dasar: didik Kata kerja: mendidik, dididik Pendidikan adalah fenomena yang terbentuk oleh kegiatan mendidik dan kegiatan belajar (learn, study). Fenomena ini inti dari pranata sosial pendidikan, sebagai mode of subsistence suatu masyarakat, yang sejak industrialisasi maunya diserahkan ke sekolah.

14 Upaya sengaja Mendidik adalah upaya sadar, sengaja, diorientasikan ke waktu yang akan datang, bertujuan. Mendidik, karena itu, bukan hanya faktafakta yang given, yang umum dipelajari oleh ilmu-ilmu objektif atau deskriptif, tetapi sekaligus ongoing facts, karena bermaksud mewujudkan sebuah citacita (ilmu praktis-normatif).

15 Realitas pendidikan sebagai suatu perkembangan Yaitu perkembangan dari faktualitas menuju idealitas, baik pada individu maupun kelompok. Pendidikan seumur hidup. Perkembangan adalah tiada akhir, karena idealitas tiada akhir.

16 Pendidikan sebagai perkembangan Idealitas Individu dan kelompok Faktualitas individu dan kelompok

17 Faktualitas individu Faktualitas biologis Faktualitas psikologis Faktualitas sosio-budaya Faktualitas metafisik Faktualitas kelompok sosial Faktualitas sosio-budaya

18 Idealitas, tujuan-tujuan yang hendak diraih oleh mendidikbelajar Bentuknya: Cita-cita sosial, ideologi, keyakinan-kepercayaan, metafisika Sumbernya: individu, masyarakatbudaya, agama

19 Proses perubahan Proses mendidik Menurut kamus Montessori: menyediakan lingkungan tempat anak belajar dan tumbuh. Langeveld: membantu anak secara rohaniah agar menjadi dewasa. Dewey: mengupayakan individu memecahkan masalah individual dan sosial Buber: membimbing perkembangan individu melalui dialog yang sejati. Pancasila: tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing ngarso sung tulodo dalam rangka mencapai manusia seutuhnya.

20 Proses learn, study Proses kognitif, afektif, psikomotor Proses pengalaman empiris dan analisis konseptual Proses pengalaman transendental Proses sosial-budaya

21 Proses mendidik-belajar melibatkan komunikasi: Komunikasi antar-orang Intrapersonal Interpersonal Diri-masyarakat/budaya Komunikasi berdasarkan potensi insani: Komunikasi diskursus Komunikasi non-diskursus

22 Proses mendidik-belajar melibatkan pengalaman: Pengalaman empiris Pengalaman transendental Pengalaman intelektual

23 Isi pendidikan (IP) Langeveld: IP termasuk alat pendidikan, yaitu situasi yang diciptakan orang dewasa untuk kepentingan mendidik. Jenis-jenis IP: Facts and truths (subject matter, sciences) Filsafat Agama Kebijaksanaan sosial

24 Fungsi mendidik dalam kaitannya dengan IP: Enkulturasi, sosialisasi, internalisasi Pengembangan budaya baru; transformasi budaya Koreksi budaya

25 Jenis pendidikan (tahap perkembangan & penanggungjawabnya): Pendidikan anak sejak bayi hingga lepas dari tanggung jawab orang tua (lebih sebagai arti awal pedagogi). Pendidikan orang dewasa (andragogi).

26 Jenis pendidikan (lingkungan): Pedagogi persekolahan (SD, SMP, SMA/K, PT) Pedagogi luar sekolah: Pedagogi keluarga Pedagogi PAUD Pedagogi masyarakat

27 Jenis pendidikan (lingkup nasional) Pedagogi nasional Indonesia Pedagogi nasional Amerika Dll.

28 Antropologi pendidikan Pedagogi, mendidik, ialah enkulturasi, yaitu anak muda belajar budaya masyarakatnya, dan akulturasi, yaitu warga masyarakat belajar menciptakan budaya baru dan/atau mengoreksi budaya lama. Kedua peristiwa ini, regularities-nya, dideskripsi-kan. Manusia dan fakta budaya dipandang sebagai given karena pendekatannya yang empiris objektif. Pedagogik (ilmu praktis-normatif) Peristiwa pendidikan (pedagogi) tidak hanya given, karena idealitas individual dan masyarakat pencapaiannya tiada akhir, teori yang tentatif, dan hakikat manusia yang dinamis (PSH). Praktek dan studi pedagogi harus terpadu tertuju pada pengembangan praktek & teori.

29 Ilmu-Ilmu Objektif Fakta adalah given (agar objektivitas menjadi mungkin) Fakta adalah empirismaterial karena pendekatan kuantitatif yang terpilih demi objektivitas. Produk ilmu adalah deskripsi regularities of nature, atau teori. Pedagogik, Ilmu Praktis-Normatif Fakta adalah ongoing tertuju pada idealitas individual dan sosial. Fakta adalah totalitas empiris-material-rohaniah. Produk ilmu adalah perkembangan teori dan praktek.

30 Irisan Antropologi Pendidikan-Pedagogik Ilmu Objektif Ilmu Praktis-Normatif Antropologi ialah studi deskriptif tentang dimensi budaya pedagogi yang given Pedagogi sbg. fenomena multidimensi Studi deskriptif & preskriptif tentang pedagogi sbg. Fenomena multidimensi (yang given dan yang ongoing); pedagogik tetuju pada pedagogi ideal.

31 Irisan Antropologi Pendidikan-Pedagogik Ilmu Objektif Ilmu Praktis-Normatif Antropologi: pengungkapan pola-pola perbuatan mendidik secara deskriptif. Filsafat/ideologi diperlakukan sebagai fakta empiris Perbuatan mendidik Studi deskriptif & preskriptif tentang perbuatan mendidik. Filsafat/ideologi dihampiri secara empiris dan filosofis.

32 Study of Teaching Fakta adalah given (agar objektivitas menjadi mungkin) Fakta adalah empirismaterial. Kandungan rohaniah dan konteks filosofis dari peristiwa pengajaran luput dari perhatian. Produk ilmu adalah deskripsi regularities of nature, atau teori; dan pengembangan teori dan praktek teaching. Pemanfaatan produk: teknik atau teknologi pendidikan, dan modifikasi atau rekayasa tingkah laku. Pedagogik, Ilmu Praktis-Normatif Fakta adalah ongoing tertuju pada idealitas individual dan sosial. Fakta adalah totalitas empiris-material-rohaniah. Produk ilmu adalah perkembangan teori dan praktek pedagogi. Pemanfaatan produk: perbuatan mendidik, membantu/mempengaruhi individu tumbuh sesuai dengan kediriannya tertuju pada cita-cita kemanusiaan, sosial, dan agama.

33 Otonomi Pedagogik Terbentuk oleh jurisdiksinya, yaitu (studi) fakta yang ongoing yang tertuju pada idealitas individual dan sosial. Harus banyak mempelajari hasilhasil studi ilmu-ilmu lainnya. Terbuka bagi banyak ilmu. Otonomi Pedagogi Terbentuk oleh titik tolak orang dalam mendidik yang selalu suatu sistem filsafat yang dinilainya terbaik; karena itu sistem filsafat lainnya dibatasi untuk kepentingan memperjelas atau memperkaya sistem filsafat yang menjadi titik tolaknya dalam berpedagogi.

34 The Regularies : hukum, prinsip, konsep. The Regularities yang deskriptif adalah hasil dari studi ilmu-ilmu pendidikan. The Regularities yang preskriptif adalah hasil dari studi filosofis.

35 Pedagogik mengombinasikan pendekatan ilmiah dan filosofis dalam studi tentang suatu pedagogi. Inilah otonomi pedagogik. Mirip ilmu sejarah, isinya sudah digarap oleh banyak ilmu. Akan tetapi pemahaman tentang masa kini bergantung pada pemahaman masa lalu.

36 Otonomi sejarah sebagai ilmu terbentuk oleh wilayah khusus -nya: studi peristiwaperistiwa dalam lintasan waktu. Otonomi pedagogik terbentuk oleh studi tentang fakta (fakta manusiawi) yang sedang direalisasikan terarah pada suatu tujuan (ongoing facts).

37 Pedagogi, karena tujuannya tertentu, melakukan pemilihan atas preskripsi-preskripsi yang tersedia. Pedagogi nasional Indonesia akan beda dari pedagogi nasional Amerika Inilah otonomi sebuah pedagogi.

38 Herbart: pedagogi terbentuk berdasarkan konsep-konsep psikologi dan filsafat. Pedagogik terbentuk oleh studi psikologi dan filsafat. Dewey: pedagogi adalah realisasi filsafat menjadi living facts. Pedagogik terbentuk melalui problem solving masalah-masalah (praktis). Ini semacam action research atau developmental research.

39 Langeveld: pedagogi dilakukan berdasarkan konsep-konsep fenomenologis. Pedagogik ialah studi kualitatif-fenomenologis terhadap fenomena pendidikan. Gramsci: pedagogi adalah conformity, dilakukan dengan meng-hegemoni (bukan dominasi), directive, intelectual leadership demi partisipasi warga dalam pembangunan msyarakat. Pedagogik adalah filsafat praksis; ideologi yang kritis, bahkan terhadap dirinya sendiri; metode untuk mengadaptasikan teori dan praktek satu sama lain secara berkelanjutan. Ini mirip action research atau developmental research.

40 Montessori: pedagogi dilaksanakan berdasarkan konsep-konsep ilmiah dan religius. Casa dei bambini (Children s House) adalah tempat pemaduan praktek pedagogi dan studi pedagogik. (Action research, developmental research)

41 Kausa Formal Pedagogik Peristiwa pendidikan Dalam konteks suatu masyarakat-budaya Mendidik Faktualitas Individu & sosial learn, study, enkulturasi, perkembangan budaya, transformasi budaya, koreksi budaya Idealitas: Cita-cita sosial, kemanusiaan, agama Komunikasi, pengalaman, isi pendidikan/alat pendidikan

42 Sistem Pedagogi Sebuah Masyarakat-Budaya Masukan: Individu dan kelompok secara faktual Isi pendidikan Alat bantu Pedagogi Mendidik-belajar/studi Idealitas: Upaya sengaja, Ideologi, bertujuan keyakinankepercayaan, Komunikasi filsafat, Pengalaman agama Luaran : Orang/ masyarakat terdidik/ dewasa

43 Given fact: Fakta tersedia, reguler, dimasa depan pun akan demikian. Hukum universal menjadi mungkin diungkap oleh riset ilmiah. Fakta sepenuhnya material. Realitas seperti mesin raksasa. Realitas dapat disalin menjadi angka-angka. Riset harus kuantitatif. Observasi harus impartial. Kebenaran adalah final. PE DA GO GI Multidimensional fact: Fakta tidak hanya tersedia dan reguler, juga ongoing. Tidak ada jaminan hukum ilmiah adalah universal. Fakta material dan rohaniah. Realitas sering unpredictable. Realitas tidak sepenuhnya dapat dikuantifikasi. Riset Kuantitatif dan kualitatif. Observasi partisipatif. Kebenaran harus diuji terus.

44 Kerugian mengabaikan pedagogipedagogik: Wacana pedagogi subbudaya dan nasional Indonesia kurang tersedia. Penomorsatuan ilmu-teknologi sambil mengabaikan hal-hal yang kultural, filosofis, dan rohaniah. Wawasan ideologis pedagogis akan miskin

45 Rumah Pedagogik Pedagogik Teoritis: Filsafat-Filsafat Pendidikan Pedagogik Sistematis Antropologi Pendidikan Pendidikan Komparatif Studi Pendidikan Luar Negeri Sejarah Pendidikan Studi Politik Pendidikan- Studi Ekonomi Pendidikan-Perundangundangan Pendidikan Sosiologi Pendidikan Psikologi Pendidikan Pedagogik Praktis: Metodologi Pengajaran Umum: opendidikan Membaca opendidikan Berhitung oppkn opendidikan Kesehatan opendidikan Kesenian opendidikan Disiplin Ilmu Administrasi Sekolah atau Teknikteknik Manajemen Sekolah Penganggaran Pendidikan (APBN, APBD) Pembangunan Kurikulum Studi PLS Studi B&K Studi PLB Pedagogik Prasekolah, SD, SM Action Research Politik Pendidikan Filsafat-Filsafat Ilmu-ilmu Kehidupan & Humaniora Cita-cita Hidup: Agama, Budaya, Hukum, dll. Pendidikan Sekolah & Luar Sekolah

MATERI KULIAH PEDAGOGIK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

MATERI KULIAH PEDAGOGIK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd MATERI KULIAH PEDAGOGIK By: Estuhono, S.Pd, M.Pd ?? Konsep Dasar Pedagogik Kata pedagogi berasal dari paedagogy (Inggris) Yunani = Paedos (Anak Laki-laki) + Agogos (mengantar/membimbing) Paedagogie : pendidikan

Lebih terperinci

PEDAGOGI PEDAGOGIKA Dharma Kesuma Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

PEDAGOGI PEDAGOGIKA Dharma Kesuma Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia PEDAGOGI PEDAGOGIKA Dharma Kesuma Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia PEDAGOGI-PEDAGOGIK 1. Pedagogi-Pedagogik, Definisi Kamus Etimologi Kata pedagogi berasal dari

Lebih terperinci

PEDAGOGIK DHARMA KESUMA

PEDAGOGIK DHARMA KESUMA PEDAGOGIK DHARMA KESUMA Kata Pengantar Naskah ini diharapkan menjadi titik tolak dalam pengembangan naskah akademik Jurusan Pedagogik, naskah yang menjadi dasar rekomendasi pengambilan kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dimana menurut Burton (dalam UPI, 2014, hlm 46) dalam desain penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah Ilmu Pendidikan Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah ada, human life is just matter of education

Lebih terperinci

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ilmu Pendidikan

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ilmu Pendidikan PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Ilmu Pendidikan Pendidikan sebagai Ilmu Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada pendidikan Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

DEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

DEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI DEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI Oleh : Roni Syarif H. Kelas : 1c A. Definisi Awam Secara universal pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan

Lebih terperinci

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengamatan orang tentang sekolah sebagai lembaga pendidikan berkisar pada permasalahan yang nampak secara fisik terlihat mata, seperti gedung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan. Di antaranya meliputi, pengajaran keahlian khusus, pengetahuan,

Lebih terperinci

TEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ismail Hasan

TEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ismail Hasan TEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Ismail Hasan Pengertian Ilmu Ilmu (atau Ilmu Pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 o untuk mengetahui kondisi sekolah terkait dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menciptakan pembelajaran kimia yang diharapkan dapat memenuhi standar pendidikan Nasional maka diperlukan laboratorium yang mendukung terciptanya pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPS atau Social Studies adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan kecerdasan personal,

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan sistem konsep pendidikan yang bersifat kultural nasional. Sekalipun Ki Hadjar

Lebih terperinci

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN Disampaikan pada Diklat Pengembangan Kompetensi Gadik Secapa POLRI SUKABUMI 210110 Oleh BABANG ROBANDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JANUARI 2010 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Dengan berkembangnya jaman, pendidikan turut serta berkembang. Pendidikan

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka

Lebih terperinci

Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan Dosen : Anik Ghufron, Prof. Dr. Judul : Pendidikan sebagai Ilmu BAB I

Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan Dosen : Anik Ghufron, Prof. Dr. Judul : Pendidikan sebagai Ilmu BAB I Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : 15105241002 Makul : Ilmu Pendidikan Dosen : Anik Ghufron, Prof. Dr. Judul : Pendidikan sebagai Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu kesatuan

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 RASIONAL 1. Jabatan guru sebagai jabatan yang berkaitan dengan pengembangan SDM 2. Era informasi

Lebih terperinci

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK Untuk lebih mendalami hakekat pendidikan politik, berikut ini disajikan lagi beberapa pendapat ahli mengenai pendidikan politik. Alfian (1986) menyatakan pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Guru 2.1.1 Pengertian Kesulitan Istilah kesulitan/problema berasal dari bahasa inggris yaitu problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam Kamus Besar

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PERENIALISME Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad 20. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam proses pembelajaran. Dalam menciptakan kondisi belajar

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam proses pembelajaran. Dalam menciptakan kondisi belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar yang berorientasi pada keberhasilan tujuan senantiasa memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GURU

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GURU PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GURU Donald Samuel Slamet Santosa, Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW, dsmuq87@gmail.com Gracia Miranda, Progdi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengenai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa jelaslah

Lebih terperinci

06MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Pancasila sebagai Ideologi Terbuka) Drs. Sugeng Baskoro, M.M.

06MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Pancasila sebagai Ideologi Terbuka) Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Modul ke: Fakultas 06MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Pancasila sebagai Ideologi Terbuka) Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Program Studi Manajemen PANCASILA: 1.

Lebih terperinci

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum? PANCASILA SEBAGAI PEMBANGUNAN BANGSA TEORI Pengertian Paradigma Paradigma adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),

Lebih terperinci

: PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI

: PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU : FILSAFAT PENDIDIKAN : PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting dari kehidupan seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah kompleks, dinamis, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta

BAB I PENDAHULUAN. Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta tuntutan kebutuhan dunia kerja dan usaha yang menghendaki kesempurnaan, tentu saja berakibat timbulnya

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. BAB V P E N U T U P A. Simpulan 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka

Lebih terperinci

No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan

No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagaimana dinyatakan dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 9 ayat 1. Selanjutnya dalam

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian II

CRITICAL THEORIES Bagian II CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah simpulan, implikasi, dan rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang melekat pada setiap kehidupan bersama dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa pendidikan tidak

Lebih terperinci

SILABUS S2 No. Dok. :

SILABUS S2 No. Dok. : SPS UPI SILABUS S2 No. Dok. : LANDASAN PEDAGOGIK No. Revisi : Tanggal Berlaku : Halaman : SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Landasan Pedagogik Kode Mata Kuliah : PS701 Jumlah

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 11 OLEH: TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA SUMBER HUKUM FORMAL SUMBER HUKUM NILAI MATERIAL FAKTA VALUE NORM FACT ALINEA I ALINEA II HUKUM KODRAT HUKUM ETIS

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI. Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI. Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd Sendi-sendi yang menopang sebuah bangsa diantaranya adalah berupa karakter dan mentalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diperlukan untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas pengetahuan sedangkan teknologi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting yang harus dikelola dengan baik karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi sosok sumber

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian secara keseluruhan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Model Ecopedagogy BMLHL lebih efektif meningkatkan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis

Lebih terperinci

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Oleh : Septy Indriyani (15105244006) Teknologi Pendidikan A A. PENDAHULUAN Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan umum dan khusus, implikasi, dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Pendahuluan Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Oleh: Tri Worosetyaningsih Guru SMP N 2 Ngemplak Sleman Mata pelajaran IPS sebagai bagian integral dari

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3a PENDEKATAN SAINTIFIK 2 PENGERTIAN (1/2) Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP

2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad 21 merupakan abad kompetitif di berbagai bidang yang menuntut kemampuan dan keterampilan baru yang berbeda. Perubahan keterampilan pada abad 21 memerlukan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah pondasi penting dalam pengembangan sains dan teknologi. Tanpa adanya pondasi fisika yang kuat, keruntuhan akan perkembangan sains dan teknologi

Lebih terperinci

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari Sejarah pendidikan Indonesia 1 Dyah Kumalasari PENDAHULUAN Francis Bacon Knowledge is power Pendidikan untuk Manusia.Sumber pokok kekuatan bagi manusia adalah Pengetahuaan. Mengapa...? Karena manusia dgn

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA OLEH TIM PENYUSUN KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2017 i LEMBAR PENGESAHAN Kode Dokumen : 006/UN50.1.5.2/OT-DOK/2017 Revisi

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA

BAB III LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA BAB III LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16 prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan abad ke 21 yaitu (1) dari berpusat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami hakikat pendidikan serta mampu menganalisis proses pendidikan dalam masyarakat sebagai sarana sosial dan budaya POKOK

Lebih terperinci

PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran

PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran Modul ke: PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN Fakultas 1Ilmu Komunikasi Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran Scientific (Ilmiah-Empiris) Humanistic (Humaniora- Interpretif)

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BAB I KONSEP TEORI 1.1 Latar Belakang Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia telah dilakukan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan mengajar. Dewasa ini, sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paulo Freire merupakan salah satu pemikir pendidikan yang berasal dari Brazil. Paulo Freire adalah tokoh penggagas pendidikan yang terkenal dengan gagasannya

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Novianti Dosen FKIP Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Almuslim email: novianti.idr@gmail.com Abstrak Dalam sejarah perkembangannya, psikologi

Lebih terperinci

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Pentingnya Filsafat Perubahan cepat yang terjadi dalam masyarakat memerlukan filsafat pendidikan jasmani yang kokoh bagi profesi agar tetap dapat bertahan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DA ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011

FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DA ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011 FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DA ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011 FILSAFAT ILMU Apa itu FILSAFAT??? KonTRak kuliah MaTReRi LiTRerAtUR ETIMOLOGIS philos (friend)/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati

Lebih terperinci

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tertuang dalam konstitusi negara bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan yang dirumuskan oleh para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan di bidang pendidikan yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pembentukan watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Siti Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua orang tua tentunya menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, cerdas dan berkualitas. Hal itu, dalam prosesnya tidak bisa lepas dari

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No , Hal

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No , Hal INTEGRASI WAWASAN KEBANGSAAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAGI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Fitra Delita, Nurmala Berutu, Tumiar Sidauruk,

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk

Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan perilaku tertentu, sebagai respons

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur terpenting dalam mewujudkan manusia seutuhnya. Karena maju mundurnya gerak dan kepribadian suatu bangsa kini ataupun masa yang akan datang

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) RASIONAL PROGRAM Layanan program PLS tumbuh subur dan tersebar luas di tengah masyarakat, baik program-program yang bersifat institusional, informasional,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mencakup 3 segmen yaitu produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif

BAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif 99 BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

KEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN. Ismail Hasan

KEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN. Ismail Hasan KEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN Ismail Hasan A. Keharusan Pendidikan Anak di lahirkan dalam keadaan tidak berdaya (berbeda dengan binatang seperti; kura-kura, buaya, kambing, kera,

Lebih terperinci

Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum

Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum A. Landasan Pengembangan Kurikulum Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar

Lebih terperinci

NUR ENDAH APRILIYANI,

NUR ENDAH APRILIYANI, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

02/09/2013

02/09/2013 EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA PADA PESERTA DIDIK Oleh : Marinasari Fithry Hasibuan,S.Ag,M.Pd Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Medan ABSTRACT Dierktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM DI SUSUN OLEH BILLY IGAN SISWARA 11.02.8047 D3 MI 03 PENDIDIKAN PANCASILA MANAJEMEN INFORMATIKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Identitas

Lebih terperinci