RATIH FAJAR RIANY Universitas Bina Nusantara, Jakarta Ratih Fajar Riany, Drs.Wing Ispurwanto, M.B.A.,M.
|
|
- Erlin Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP STRES KERJA PADA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA RATIH FAJAR RIANY Universitas Bina Nusantara, Jakarta Ratih Fajar Riany, Drs.Wing Ispurwanto, M.B.A.,M.Si ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja pada pegawai Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non experimental. Responden dalam penelitian ini berjumlah 51 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Multifacor Leadership Questionaire (MLQ) Form 5X Short yang berjumlah 45 item (Cronbach Alpha= 0,942) dan Occupational Stress Inventory (OSI) yang berjumlah 60 item (Cronbach Alpha= 0,858). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan software SPSS Statistics version Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah gaya kepemimpinan transaksional tidak secara signifikan memengaruhi stres kerja (F= 0,459, P <0,05). Kemudian gaya kepemimpinan transformasional juga tidak secara signifikan memengaruhi stres kerja (F= 0,202, P <0,05). (RFR). Kata kunci: Gaya kepemimpinan transaksional, gaya kepemimpinan transformasional, stres kerja. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1
2 Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian besar merupakan urbanis dan industrialis yang selalu disibukkan dengan deadline penyelesaian tugas, tuntutan peran di tempat kerja yang semakin beragam dan kadang bertentangan satu dengan yang lain, masalah keluarga, beban kerja yang berlebihan, dan masih banyak tantangan lainnya yang membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir tidak mungkin untuk dihindari. Stres di tempat kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi perusahaan karena dapat menurunkan kinerja pegawai dan perusahaan. ( Setiap instansi atau organisasi perusahaan, pasti terdapat beberapa pegawai yang mengalami stres kerja. Akibat stres, sering kali apa yang dikerjakan hasilnya menjadi tidak maksimal, bahkan dapat berantakan ( Stres kerja menurut Mangkunegara (2008) merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Menurut Luthans (dalam Afrilia, 2009) stres kerja merupakan suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Stres kerja didapat dari banyak faktor diantaranya tugas yang berlebihan, jam kerja yang sangat padat, lingkungan kerja yang tidak kondusif dan banyak faktor lainnya. Stres kerja yang dialami oleh pegawai tentunya memberikan efek yang negatif untuk organisasi karena kinerja pegawai akan turun dan tidak maksimal dalam melakukan tugas pekerjaan. Stres kerja pegawai seringkali dikaitkan dengan kepemimpinan yang berlangsung di organisasi tersebut. Shculer (1999) mengatakan supervisor atau pemimpin merupakan salah satu penyebab stres paling nyata yang dialami oleh pegawai. Menurut Robbins (dalam Vitasari, 2010) kepemimpinan merupakan salah satu pemicu arah dalam perkembangan perusahaan atau organisasi dimana gaya kepemimpinan seseorang dalam mengelola organisasi mempunyai pengaruh terhadap stres kerja. Sejalan dengan pandangan tokoh diatas, peneliti menemukan adanya stres kerja yang dialami oleh pegawai di Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan DKI Jakarta disebabkan oleh pemimpin. Pada periode magang yang peneliti lakukan di Sub Bagian Kepegawaian tanggal 08 Juli 06 September 2013, peneliti mengamati adanya gejala stres kerja yang dialami oleh pegawai diantaranya sulit berkonsentrasi, mudah lupa, sulit membuat keputusan, dan penurunan produktivitas. Berdasarkan pengamatan tersebut peneliti melakukan perbincangan santai kepada para pegawai dan didapatkan hasil bahwa para pegawai mengaku merasakan adanya indikasi stres pada diri mereka dan stres tersebut disebabkan oleh ketidaknyamanan mereka atas sikap ataupun gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin mereka. Sub Bagian Kepegawaian merupakan salah satu bagian di Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang berhadapan langsung dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat luas. Citra birokrasi pemerintahan secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja organisasi tersebut. Khususnya bagian Sekretariat dimana terdapat 4 Sub Bagian yaitu Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Program dan Anggaran, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Umum. Ke-empat sub bagian ini memiliki tugas untuk mengatur dan memberikan pelayanan terhadap seluruh pegawai di Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.. Dengan pelayanan terbaik yang diterima oleh pegawai dari organisasi yang menaunginya, maka diyakini pegawai yang kemudian bertugas untuk memberikan pelayanan langsung pada masyarakat luas juga akan memberikan pelayanan yang baik. Untuk itu, stres kerja harus di minimalisir karena jika kinerja pegawai menurun dan tidak dapat memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat maka citra birokrasi pemerintahan akan buruk di masyarakat Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik, perlu adanya penyatuan arah dan pandangan bagi segenap jajaran pegawai di Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan unit organisasi instansi pemerintah secara terpadu. Untuk dapat melakukan hal tersebut sangat diperlukan adanya sosok pemimpin yang efektif dalam membina dan mengarahkan pegawai demi tercapainya tujuan organisasi. Pemimpin adalah agen perubahan (agent of change) dimana perilaku dan perintahnya akan memengaruhi anggotanya. Menurut Kartono (2006), pemimpin merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan inovator dalam organisasi. 2
3 Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menjadi pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap terhadap perubahan, tidak hanya perubahan dari luar tetapi juga perubahan dalam iklim organisasi. Selain itu pemimpin harus mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan sumber daya manusianya sehingga mampu memaksimalkan kinerja organisasi dan memecahkan masalah dengan tepat (Yukl, 1994). Seorang pemimpin memiliki ciri khas tertentu yang cenderung akan selalu digunakannya selama mengatur dan mencapai tujuan organisasi, ciri khas tersebut merupakan gaya kepemimpinan. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah pola atau gaya kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan yang sedang ramai diperbincangkan adalah gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional. Bass (1990) menyatakan bahwa model kepemimpinan transaksional-transformasional adalah paradigma baru, tidak menggantikan dan dijelaskan oleh model hubungan orientasi tugas dan orientasi kepemimpinan. Menurut Burn dan Bass (dalam Agustina, 2009) Kepemimpinan transaksional merupakan proses pertukaran antara pemimpin dan pengikut dimana pemimpin memberikan imbalan kepada pengikut sebagai timbal balik dari upaya yang dilakukan oleh pengikut untuk mencapai tingkat kinerja yang diharapkan atau disepakati dengan pengikutnya. Begitu pula sebaliknya, pengikut akan berupaya sebatas imbalan yang diterimanya dari pemimpin. Sementara kepemimpinan transformasional merupakan proses meningkatkan kebutuhan-kebutuhan bawahan ke tingkat yang lebih tinggi dan mendorong mereka untuk melebihi minatnya sendiri bagi kepentingan organisasi. Kepemimpinan transaksional dan transformasional tidak dapat dilihat sebagai pendekatan yang berlawanan untuk menyelesaikan segala sesuatunya. Kepemimpinan transformasional itu dibangun diatas kepemimpinan transaksional (Pranaya, 2008). Bass (1985) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional dapat ada pada diri satu orang pemimpin karena dalam melaksanakan tindakan kepemimpinan ia dapat menampilkan variasi dari gaya kepemimpinan transformasional maupun transaksional. Selain gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional merupakan teori yang sedang ramai diperbincangkan dan diteliti, ada pertimbangan lain yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil topik ini, diantaranya: 1. Kepemimpinan transformasional merupakan suatu paradigma baru yang tidak dapat digantikan maupun dijelaskan dengan teori lainnya, karena model-model kepemimpinan lain biasanya hanya menekankan pada satu aspek saja, misalnya trait, kekuasaan, atau situasional saja, sedangkan kepemimpinan transformasional menggabungkan tiga unsur sekaligus yaitu trait, gaya, dan contingency, sehingga dianggap teori ini akan dapat lebih menjelaskan bagaimana menjadi pemimpin yang baik dalam suatu organisasi. (Den Hartog, dalam Mulyono, 2003) 2. Seperti yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya, kepemimpinan transaksional maupun kepemimpinan transformasional dapat berada dan digunakan oleh pemimpin yang sama dalam situasi dan waktu yang berbeda. 3. Para pemimpin transformasional dapat ditemukan dalam organisasi mana saja dan tingkatan apa saja (Burns, dalam Yukl, 1998) Namun meskipun gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional tidak dapat dipandang sebagai suatu gaya yang berlawanan, menurut Avolio & Bass (1987) gaya kepemimpinan transaksional berbeda dengan gaya kepemimpinan transformasional dalam dua hal yaitu (1) meskipun pemimpin transformasional uamh efektif juga mengenali kebutuhan bawahan, mereka berbeda dari pemimpin transaksional aktif. Pemimpinan transformasional yang efektif berusaha menaikkan kebutuhan bawahan. (2) pemimpin transformasional berusaha mengembangkan bawahan agar mereka juga menjadi pemimpin. Penelitian mengenai kepemimpinan transaksional dan transformasional serta kaitannya dengan stes kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Achmad Fahri pada tahun 2010 dalam skripsinya yang berjudul Hubungan antara Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Kinerja Karyawan PT XL Axiata Tbk Divisi Information Technology. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 50 orang yang diambil dari teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan aspekaspek stress kerja dan gaya kepemimpinan transaksional memberikan sumbangan perubahan sebesar 23.1% 3
4 terhadap kinerja karyawan, dan aspek imbalan kontingen dari gaya kepemimpinan transaksional memberikan sumbangan 4.89%. Selain penelitian yang dilakukan oleh Achmad Fahri, penelitian serupa pernah dilakukan oleh Erna Susiwati pada tahun 2005 dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Kepemimpinan Transaksional dengan Stres Kerja pada Karyawan Bagian Produksi PT. Indomarine LTD. Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 60 orang dengan hasil gaya kepemimpinan transaksional menyumbangkan 33,6% terhadap stres kerja pada karyawan atau dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan kepemimpinan transaksional dengan stress kerja memiliki korelasi yang positif sangat signifikan. Pada penelitian pertama, penelitian yang dilakukan lebih mengkaitkan antara variabel gaya kepemimpinan dengan variabel kinerja sehingga tidak didapat hasil antara gaya kepemimpinan dengan stres kerja. Penelitian tersebut pun hanya melihat dari satu gaya saja yaitu gaya kepemimpinan transaksional. Sementara pada penelitian kedua, penelitian terbatas pada gaya kepemimpinan transaksional dan stres kerja saja. Penelitian kedua sama seperti penelitian pertama, tidak meneliti gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja melainkan hanya melihat gaya kepemimpinan transaksional. Dan terakhir, kedua penelitian diatas melihat hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan variabel lainnnya. Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menyempurnakan dua penelitian terdahulu. Peneliti ingin melihat tidak hanya hanya satu gaya kepemimpinan yang digunakan, melainkan kedua gaya yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional. Karena seperti yang diungkapkan oleh Yukl (1998) bahwa para pemimpin yang efektif menggunakan campuran antara perilaku transformasional dan transaksional. Selain itu, peneliti ingin melihat pengaruh dari kedua gaya tersebut terhadap stres kerja, karena Menurut Robbins (dalam Vitasari, 2010) kepemimpinan merupakan salah satu pemicu arah dalam perkembangan perusahaan atau organisasi dimana gaya kepemimpinan seseorang dalam mengelola organisasi mempunyai pengaruh terhadap stres kerja. Selain itu peneliti ingin mengembangkan hasil wawancara terhadap pegawai Sub Bagian Kepegawaian mengenai stres kerja yang mereka rasakan karena ketidaknyamanan mereka dengan gaya kepemimpinan dengan memberikan kuesioner penelitian ini sekaligus ingin melihat apakah stres yang mereka rasakan disebabkan oleh gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional. Penelitian ini juga diperluas tidak hanya pada Sub Bagian Kepegawaian tetapi untuk Sub Bagian lain yang berada di lingkup Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan meneliti Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Stres Kerja pada Pegawai Bagian Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Rumusan Penelitian Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari gaya kepemimpinan transaksional terhadap stres kerja pada pegawai bagian sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja pada pegawai bagian sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian yang diuraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan transaksional atau kepemimpinan transformasional yang lebih sering digunakan oleh pemimpin dalam bagian sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. 2. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan transaksional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja yang dialami pegawai bagian sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. 3. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan transformasional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja yang dialami pegawai bagian sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. 4
5 4. Untuk mengetahui tingkat stres kerja yang dialami oleh pegawai bagian sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dan dapat dibuat intervensi terkait stres tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian non experimental design yang bersifat Ex Post Facto Field Studies karena penelitian ini dilakukan setelah kejadian. Definisi lain Ex Post Facto Field Studies yaitu penelitian lapangan mengenai kejadian yang telah berlangsung, juga merupakan riset yang penelitiannya berusaha menentukan penyebab, atau alasan, adanya perbedaan perilaku/status kelompok-kelompok individu (Sukaji, dalam Mulyono, 2003). Dalam penelitian ini jenis independent variable tidak dapat dikontrol secara langsung karena telah terjadi atau tidak dapat dimanipulasi (Robinson, dalam Mulyono, 2003). Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitaif adalah metode berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan. (Sugiyono, 2009) Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik sampel yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Usia dewasa muda: tahun Usia dewasa madya: tahun 2. Jenis kelamin pria dan wanita 3. Tingkat pendidikan akhir antara sekolah menengah atas (SMA) sampai program magister (S2) Teknik Sampling Teknik sampling disebut juga sebagai teknik pengambilan sampel yaitu suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu probability dan non-probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi, sedangkan non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling non probability berjenis purposive sampling yang merupakan teknik sampling yang penentuan sampel dengan pertimbangan atau karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti sebanyak 60 orang dan telah sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Alat Ukur Kepemimpinan Transaksional-Transformasional Alat ukur yang digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan yang mana berupa gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional adalah alat ukur Multifactor Leadership Questionnaire Form 5x-Short oleh Bass dan Avolio (1995) dan adaptasi oleh Mulyono (2003) dalam skripsinya. Alat ini terdiri dari 45 items yang membedakan antara idealized influence attributed dan idealized influence behavior yang awalnya tidak dibedakan, demikian juga management by expection dibagi menjadi dua yaitu active dan passive. Alat ini berbentuk skala likert dan menggunakan kueisoner dalam mengisinya. Pada kepemimpinan transaksional terdiri dari 3 dimensi, dengan setiap dimensi terdiri dari 4 butir pertanyaan. Pada kepemimpinan transformasional terdapat 5 dimensi, dengan setiap dimensi terdiri dari 4 butir pertanyaan. 5
6 Alat Ukur Stres Kerja Stres kerja diukur dengan menggunakan Occupational Stress Inventory (OSI) yang dibuat oleh Osipow dan Spokane (1987) dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dahlan (dalam Primaldhi, 2006) dan digunakan oleh Gunawan (2010) dalam skripsinya. Alat ini berupa kuesioner dan menggunakan skala likert dengan pilihan angka 1-5 (1= Tidak pernah saya rasakan, 2= Jarang saya rasakan, 3= Kadangkadang saya rasakan, 4= Sering saya rasakan, dan 5= Sangat sering saya rasakan) dan terdiri dari tiga kuesioner, yaitu: Occupational Roles Questionnaire (ORQ) yang mengukur peran kerja individu, Personal Strain Questionnaire (PSQ) yang mengukur tuntutan individu dalam pekerjaan, dan Personal Resources Questionnaire (PRQ) yang mengukur sumber daya yang dimiliki oleh individu. Namun, dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan hanyalah ORQ yang mengukur derajat stres yang dialami oleh individu dalam lingkungan kerja secara keseluruhan. ORQ terdiri dari 60 item dan terbagi menjadi 6 aspek. Prosedur Penelitian Tahap penelitian ini dimulai dari: 1. Penentuan topik 2. Penentuan responden penelitian 3. Penentuan desain penelitian 4. Penyebaran alat ukur; uji coba validitas dan reliabilitas alat ukur 5. Analisis hipotesis Penentuan topik dilakukan dengan mencari tahu fenomena yang terjadi disekitar ruang lingkup magang. Peneliti melakukan praktek magang selama 40 hari di Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Dari hasil observasi selama magang dan wawancara ringan dengan pegawai, setidaknya peneliti mengetahui lebih dalam bagaimana sistem kerja yang berlaku. Setelah mengetahui rumusan masalah, peneliti menentukan responden penelitian. Penentuan responden penelitian ini dilakukan untuk menentukan bagaimana proses pengambilan data dan bagaimana teknik pengambilan yang tepat sesuai dengan jumlah responden. Penentuan topik dan responden penelitian dilakukan dengan mencari literatur-literatur yang mendukung untuk dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data dari alat ukur. Alat ukur didapat dari adaptasi penelitian-penelitan terdahulu yang terkait dengan penelitian ini. Kuesioner yang telah disebar kepada responden yang dituju kemudian di hitung skor mean dan dilakukan interpretasi serta analisis hipotesis. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur adaptasi skor reliabilitas sebelumnya sudah baik, yaitu 0,942 untuk alat ukur Multifactor Leadership Questionaire Form 5X-Short dan reliabilitas 0,858 untuk alat ukur Occupational Stress Inventory. Karena skor reliabilitas kedua alat ukur ini sudah tinggi, maka peneliti diijinkan untuk langsung menggunakan kedua alat ukur tersebut tanpa perlu adanya expert judgment. Tidak hanya bertanya pada dosen pembimbing, peneliti juga bertanya pada dosen ilmu statistika mengenai hal tersebut. Setelah mendapatkan ijin dari dosen pembimbing dan dosen statistika untuk langsung menggunakan alat ukur adaptasi tanpa adanya expert judgment karena skor reliabilitasnya sudah tinggi, peneliti kemudian melakukan penyebaran kuesioner pada bulan juni Proses selanjutnya adalah peneliti melakukan perhitungan skor kuesioner dan melakukan interprestasi dari standar skor yang ada. Kemudian peneliti melakukan analisis hipotesis dan melakukan analisis regresi untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel yang peneliti ukur tersebut. Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, data-data yang telah diperoleh kemudian diolah secara statistic dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Analisa regresi adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu 6
7 predictor (variabel independen). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS Statistic version 17.0 HASIL DAN BAHASAN Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis penelitian dilakukan untuk mengetahui hipotesis dalam penelitian diterima atau ditolak. Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis regresi. Berikut hasil analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja. Tabel 1.1 Uji Regresi Gaya Kepemimpinan Transaksional Dan Transformasional terhadap Stres Kerja Variabel R R 2 β (Beta) F Sig Transaksional.106 a a Transformasional.182 a a Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 Uji regresi dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan transaksional terhadap stres kerja dan pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja. Berdasarkan tabel di atas untuk variabel gaya kepemimpinan transaksional diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0,459 (F = 0,557, P > 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa X1 tidak secara signifikan berperan terhadap Y, artinya gaya kepemimpinan transaksional tidak secara signifikan memengaruhi stres kerja. Sedangkan untuk variabel gaya kepemimpinan transormasional diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,202 (F = 1,671, P > 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa X2 tidak secara signifikan berperan terhadap Y, artinya gaya kepemimpinan transformasional tidak secara signifikan memengaruhi stres kerja. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kategori tidak pernah dilakukan ialah kisaran skor 0, kategori jarang dilakukan ialah kisaran skor 1, kategori kadang-kadang dilakukan ialah kisaran skor 2, kategori sering dilakukan ialah kisaran skor 3, dan kategori sangat sering dilakukan ialah kisaran skor 4. Berikut gambaran deskriptif data gaya kepemimpinan transaksional dan transaksional secara umum di Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta: Tabel 1.2 Gambaran Deskriptif Gaya Kepemimpinan di Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Gaya Kepemimpinan Mean SD Keterangan Transaksional Contingen reward 2,4314 0,41557 Kadang-kadang dilakukan Manage by exception (active) 2,5049 0,43603 Kadang-kadang dilakukan Manage by exception (passive) 2,7745 0,57718 Kadang-kadang dilakukan Transformasional Idealized influence (Attribute) 3,1503 0,57082 Sering dilakukan Idealized influence (Behavior) 3,4118 0,61811 Sering dilakukan Inspirational motivation 3,2402 0,60407 Sering dilakukan Intellectual stimulation 2,7941 0,63385 Kadang-kadang dilakukan Individualized consideration 3,1814 0,57026 Sering dilakukan Sumber: Data pengolahan SPSS
8 Dengan melihat tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan transformasional lebih sering dilakukan dibandingkan dengan gaya kepemimpinan transformasional di lingkungan Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Dari gaya kepemimpinan transformasional, aspek idealized influence (behavior) memiliki skor mean lebih tinggi dibandingkan aspek lainnya. Artinya, pemimpin lebih sering melakukan proses mempengaruhi bawahan dengan membangkitkan kebanggan, sikap hormat, dan rasa percaya pada bawahan. Sementara pada gaya kepemimpinan transaksional, aspek contingen reward merupakan aspek yang paling kecil skor mean-nya, artinya paling tidak sering dilakukan. Melalui perhitungan dengan SPSS Statisctics version 17.0 didapati hasil bahwa frekuensi responden adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Frekuensi Stres Kerja Kategori Frequency Percent (%) Sangat rendah - 0 Rendah Cukup tinggi Tinggi Sangat tinggi Total Sumber: Pengolahan data SPSS 17.0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kategori stres kerja sangat rendah ialah sebanyak 0 (0%), frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 13 (25,5%), frekuensi dengan kategori cukup tinggi sebanyak 9 (17,6%), frekuensi dengan kategori tinggi sebanyak 18 (35,3%), dan frekuensi dengan kategori sangat tinggi 11 (21,6%). Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, skor terbanyak yang didapat adalah skor dengan kategori tinggi. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh hasil signifikansi gaya kepemimpinan transaksional terhadap stres kerja sebesar 0,459 dan hasil signfikinasi gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja sebesar 0,202. Dengan mengacu pada standar eror 5% atau hasil signifikasi harus dibawah 0,05 untuk dinyatakan variabel bebas dapat memengaruhi variabel terikat, maka dalam penelitian ini variabel bebas tidak secara signifikan memengaruhi variabel terikat. Artinya gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional tidak secara signifikan memengaruhi stres kerja yang dialami oleh pegawai di Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu (H0) diterima dimana tidak terdapat pengaruh yang signifkan antara gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja. Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa gaya kepemimpinan yang cenderung sering digunakan oleh pemimpin di Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta adalah gaya kepemimpinan transformasional dengan skor 3. Pada gaya kepemimpinan transformasional, pemimpin mendorong karyawan untuk memberikan kewenangan dan kekuasaan untuk melakukan inovasi serta mentransfer nilai dan kewenangan kepemimpinan kepada karyawan sehingga mampu berperan sebagai pemimpin pada level dan ruang lingkup tugasnya (Fadhilah, 2014). Menurut judgement peneliti berdasarkan standar skor gaya kepemimpinan, mean yang tertinggi pada setiap aspek merupakan aspek yang paling sering dilakukan oleh pemimpin dibanding aspek lainnya. Dengan berpedoman bahwa aspek tersebut adalah sikap yang paling sering dilakukan, artinya aspek tersebut berkorelasi dengan skor stres kerja Jadi, semakin tinggi skor mean dalam aspek gaya kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa aspek tersebut berpengaruh lebih besar terhadap stres kerja pegawai dibanding aspek lainnya. Aspek yang menempati skor mean tertinggi dalam kepemimpinan transformasional adalah aspek idealized influence dimana pemimpin berusaha mempengaruhi bawahan dengan membangkitkan kebanggan, sikap hormat, dan rasa percaya pada bawahan agar bawahan dapat memiliki motivasi lebih untuk mengerjakan tugas bahkan diluar dari yang diharapkan oleh organisasi. Aspek ini menghasilkan skor mean 3,41 yang artinya sering dilakukan oleh pemimpin dan merupakan aspek penyebab stres pegawai tertinggi dalam gaya kepemimpinan transformasional. 8
9 Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa gaya kepemimpinan transaksional berada pada skor 2 yang artinya pemimpin kadang-kadang menerapkan gaya tersebut tergantung pada saat kondisi yang dibutuhkan. Pada gaya kepemimpinan transaksional, aspek management by exception (passive) menghasilkan skor mean yang lebih tinggi dibanding aspek lainnya. Ini artinya, aspek management by exception (passive) merupakan aspek penyebab stres kerja terbesar pada gaya kepemimpinan transaksional. Aspek management by exception (passive) mengacu pada tindakan pemimpin yang baru akan bertindak setelah terjadi kegagalan atau setelah diketahui bahwa ada masalah yang serius. Sebaliknya, pimpinan tidak perlu mengintervensi, bila belum ada masalah atau belum terjadi kegagalan. Penelitian ini menghasilkan skor gaya kepemimpinan transaksional dibawah gaya kepemimpinan transformasional. Skor gaya kepemimpinan transakional ialah kisaran skor 2 dimana artinya gaya tersebut kadang-kadang dilakukan. Sejalan dengan penelitian Agustina (2009), kepemimpinan transaksional cocok diterapkan pada organisasi yang tidak dihadapkan pada perubahan-perubahan baik dari dalam organisasi (perubahan diri orang-orang yang bekerja dalam organisasi) maupun dari luar organisasi (persaingan bisnis yang semakin ketat). Ini artinya, gaya kepemimpinan transaksional lebih cocok bila diterapkan oleh para pemimpin di instansi pemerintahan, dimana instansi pemerintahan khususnya public servicers tidak mendapatkan tekanan untuk meningkatkan income atau bonafit organisasi. Selain itu, pegawai di instansi pemerintahan mendapatkan upah dan tunjangan sesuai dengan pangkat masing-masing dan bukan berdasarkan kinerja yang dihasilkan untuk organisasi. Dengan adanya kesepakatan gaji dan tugas pokok yang sudah ditetapkan untuk masing-masing pegawai, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pegawai lebih cocok dengan diterapkannya gaya kepemimpinan transaksional dibanding kepemimpinan transformasional. Hasil penelitian ini menemukan 35,3% responden mengalami stres dengan kategori tinggi, 21% responden dengan kategori sangat tinggi, 17,6 dengan kategori cukup tinggi, dan 25,5% dengan kategori rendah. Penelitian ini membuktikan bahwa stres dengan kategori tinggi ini memang dialami oleh pegawai, namun ternyata bukan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional yang memberikan pengaruh secara signifikan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh bahwa gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional tidak memengaruhi secara signifikan terhadap stres kerja pada pegawai di Sekretariat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, dimana hasil signifikasi antara gaya kepemimpinan transaksional terhadap stres kerja sebesar 0,459 dan hasil signifikansi antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja sebesar 0,202. Untuk hasil perhitungan stres kerja pada penelitian ini, diketahui bahwa skor yang didapatkan berada pada kategori tinggi dengan presentase 35,3%. Dapat disimpulkan dari hasil uraian ini bahwa hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional terhadap stres kerja. Saran 1. Penelitian dengan judul ini tergolong sedikit, karena lebih banyak penelitian yang fokus hanya pada satu gaya kepemimpinan saja, misalnya gaya transaksional saja. Selain itu lebih banyak penelitian yang mengakitkan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai. Dengan hasil penelitian ini yang tidak menemukan pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan dengan variabel stres kerja, penelitian selanjutnya bisa mengidentifikasi faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap stres kerja atau juga mengkaitkan antara gaya kepemimpinan dengan stres kerja dan faktor lainnya misalnya kepuasan pegawai atas gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh atasan mereka. 2. Penelitian ini rentan dengan faking good dari pegawai yang tidak ingin terlihat stres dalam melaksanakan tugasnya dan juga fake dalam menilai bagaimana pemimpinnya bertindak dalam memimpin mereka. Apalagi untuk responden di instansi pemerintahan dalam penelitian ini yang mana setiap sub bagian hanya berisi tidak lebih dari 20 orang. Dari pengamatan peneliti, repsonden khawatir apabila jawaban yang mereka berikan dalam kuesioner penelitian akan diberikan feedbacknya kepada atasan mereka dan dengan jumlah anggota sub bagian yang cukup sedikit akan jelas terlihat jawaban mereka. Untuk 9
10 penelitian selanjutnya, diharapkan lebih memperhatikan kontrol terhadap responden demi menghilangkan faking good berlebih dari responden. 3. Penelitian ini melibatkan responden yang cukup sedikit, hanya 51 dari 60 responden yang diharapkan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas populasi responden agar lebih bermanfaat bagi pegawai lainnnya. REFRENSI AA. Prabu Mangkunegara. (2008). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Afrilia, Esha. (2009). Stres kerja pada medical representatif di PT Daria Varia ditinjau dari beban kerja. Semarang: Universitas Soegijapranata. Agustina, R. (2009). Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kreativitas karyawan : analisis pengaruh mediasi pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik pada karyawan di industri media. Depok: Universitas Indonesia. Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bass, Bernard M. (1985). Leadership and performance beyond expectation. New York: Free Press. Bass, Bernard M. (1990). Stogdill s handbook of leadership: a survey of theory and research. New York: Prentice Hall. Burns, J.M. (1978). Leadership. New York : Harper & Row. Fachri, A. (2010). Hubungan antara Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Kinerja Karyawan PT. XL Axiata Tbk Divisi IT (information technology). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip. Gregory, R.J. (2000). Psychological Testing: History, Principles and Applications. Boston: Allyn & Bacon. Gunawan, A.A (2010). Hubungan antara kecerdasan emosional dan stres kerja pada petugas pemadam kebakaran di DKI Jakarta. Depok: Universitas Indonesia. Istianto, Bambang Manajemen Pemerintahan Dalam Persepektif Pelayanan Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media. Kartono, K. (2006). Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi. Mangkuprawira, S. (2004). Manajemen SDM strategik. Jakarta: PT Ghalia Indonesia. Mulyono, B. (2003). Persepsi bawahan tentang gaya kepemimpinan di lingkungan TNI AL (Studi tentang kepemimpinan militer melalui kajian teori transaksional-transformasional). Depok: Universitas Indonesia. Rivai, Veithzal.(2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. (10 th ed.). Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Ross, R.R., & Altmeier, E.M. (1994). Intervention in occupational stress: A handbook of counseling for stress at work. London: Sage Publication, Inc. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Susiwati, E. (2008). Hubungan Kepemimpinan Transaksional dengan Stres Kerja pada Karyawan Bagian Produksi PT. Indomarine LTD. Malang: Universitas Muhammadiyah Tjiptono, F. (2006). Manajemen Pelayanan Jasa. Yogyakarta: Andi. Vitasari, L. (2010). Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. diakses pada 25 Agustus 2013 Yukl, Gary. (1994). Kepemimpinan dalam Organisasi. Yusuf Udaya (Penerjemah). Jakarta: Prenhallindo. Ratih Fajar Riany, lahir di kota Jakarta pada tanggal 23 Mei Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam Bidang Psikologi pada tahun
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian
Lebih terperinciBab III. Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai variabel penelitian, hipotesa penelitan, subjek penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel Penelitian
Lebih terperinciBab V. Simpulan, Diskusi, Saran
Bab V Simpulan, Diskusi, Saran 3.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh bahwa gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional tidak memengaruhi secara signifikan
Lebih terperinci4. METODE PENELITIAN
36 4. METODE PENELITIAN 4.1. Subjek Penelitian 4.1.1. Karakteristik Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan dari PT. XYZ, sebuah perusahaan ritel yang berada di Jakarta. Sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu bulan, peneliti mengadakan penelitian kurang lebih selama 2 bulan di Kantor
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. B. Subyek dan Obyek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR DAN TINGKATAN PEKERJAAN KARYAWAN CV. HANANTA
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR DAN TINGKATAN PEKERJAAN KARYAWAN CV. HANANTA Anthony Kusuma dan Dr. Drs. Ec. Eddy Madiono Sutanto, M.Sc. Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Melihat judul yang telah disebutkan dalam awal bab, yakni bab satu serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan
43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang mana pengambilan datanya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan hubungan variabel dari pengaruh kepemimpinan transformasional pada kepuasan karir dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.,MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Responden adalah karyawan tetap di PT. Bahtera Wiraniaga Internusa yang berpusat di Jakarta TImur yang berjumlah 55 orang. Terdiri dari 44 karyawan lakilaki
Lebih terperinciPenulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016
Hubungan antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Organisasi pada Pegawai Kementerian Dalam Negeri RI Penulisan Ilmiah Nama : Pradina Utami NPM : 16513879 Pembimbing : Desi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
xxxviii BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah Usaha Kecil dan Menengah yang berlokasi di kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Kepemimpinan Transformasional;
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Waruna Nusa Sentana yang beralamat di Jalan Bagan Deli Lama, Belawan. Penelitian ini akan dilakukan selama 6 (enam)
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, namun dikarenakan penelitian ini bukan bertujuan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena
BAB 3 METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 4.1 Gambaran
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG Bambang Budiantono bang.tono@gmail.com Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang Abstrak: tujuan
Lebih terperinciPengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung Tontowi Jauhari Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jl. Selomangleng No. 1 Kediri, Jawa Timur
Lebih terperinciPENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM
1 PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM Gigih Budi Pramuktiarto Email: gigihpramuktiarto@yahoo.co.id Esti Margiyanti Utami, S.E.,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan nilai dari variaelvariabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01,
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang
Lebih terperinciPengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Asia Pacific Fibers, Tbk Kendal
Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Asia Pacific Fibers, Tbk Kendal Bayu Kurniawan STIE AKA Semarang bayukurniawan3@gmail.com bayukurniawan@stie-aka.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan sebagai sebuah konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yanga selalu diperlukan dalam
Lebih terperinciOleh. Arga Satria D, 1). Dra. Lily Hendrasti Novadjaja, MM. 2), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Abstrak
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PENGURUS ORGANISASI KEMAHASISWAAN (STUDI PADA HIMPUNAN MAHASISWA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG) Oleh Arga Satria D, 1). Dra. Lily
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan tentu saja memiliki tujuan mencapai keuntungan semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada beberapa faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sehubungan dengan penelitian ini, lokasi yang akang dijadikan tempat penelitian yaitu Kantor Imigrasi Kelas I Gorontalo. Pemilihan tempat penelitian pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :
59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (Independent Variabel
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR DPRD PROVINSI JAWA TENGAH. Slamet Riyadi UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR DPRD PROVINSI JAWA TENGAH Slamet Riyadi UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Semarang ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sanapiah Faisal, penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksplanatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sanapiah Faisal, penelitian eksplanatif
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2)
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja dengan Faktor Pemediasi Motivasi dan Kemampuan Kerja Karyawan di Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten The Influence of Leadership Style to Working Productivity
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian dibagi dalam tiga golongan, yaitu pendekatan deskriptif, historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Kuesioner Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden yang dilakukan dengan membagikan secara langsung dan melalui mailing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel (eceran) merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perokonomian suatu negara, terutama dalam proses distribusi barang dan jasa dari produsen ke
Lebih terperinciBAB III BAHAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan
BAB III BAHAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Pelaksanaan penelitian ini dimulai bulan Februari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka yang diperoleh
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN KONFLIK PERAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI DAN KONFLIK PERAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO Mahmudah e mail: teratai_mdh@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo Endah Pri Ariningsih, S.E.,
Lebih terperinciKata kunci : Iklim, Iklim Organisasi, Litwin & Stringer
ABSTRAK CHIKA ANINDYAH HIDAYAT. Gambaran Mengenai Iklim Organisasi pada Pegawai Biro Umum Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Iklim Organisasi merupakan sesuatu yang dihayati sebagai pengaruh subjektif
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) BATUJAMUS/KERJOARUM KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) BATUJAMUS/KERJOARUM KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena dalam memberikan gambaran atas suatu peristiwa atau gejala menggunakan alat bantu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu
31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud memberikan penjelasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan
5 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan pendekatan korelasi, meliputi jenis dan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu korelatif explonaratif dan menggunakan
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu korelatif explonaratif dan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada
Lebih terperinciBAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,
51 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang deskripsi responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Tendean yang merupakan perusahaan asuransi kerugian. B. Desain
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Desain penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara dua kelompok data mengenai pengaruh Design dalam memenuhi Consumer Satisfaction. Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto, karena penelitian ini tidak mencoba memanipulasi variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi kasus pada RSUD dr. Moewardi di Surakarta)
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi kasus pada RSUD dr. Moewardi di Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian dan hipotesis, subjek penelitian dan teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
68 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam Bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dalam penelitian ini, berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya. Kemudian peneliti akan membuat diskusi mengenai temuan-temuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu pengamatan secara langsung ke objek yang diteliti guna mendapatkan data
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.
Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada UD. Kariasih di Mengwi Badung Nama : I Putu Adi Satyawan NIM :
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel Terikat. keterlambatan (withdrawal behavior).
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional 3.1.1.1 Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Inovatif Kerja 1. Definisi Perilaku Inovatif Kerja West dan Farr (dalam West, 2006) mengatakan inovasi bisa diartikan sebagai pengenalan dan pengaplikasian ide, proses,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik
III. METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (survey) yaitu melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena yang terjadi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada
III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada Lampung di Bandarlampung. 3. 2 Jenis Penelitian Menurut Oei (2010: 2) ada 3 jenis riset
Lebih terperinciANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk menganalisa data
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode kuantitatif
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu Variabel bebas (Independent Variabel) dan Variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Kota Semarang. 3.2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah 90 3.2 Langkah-langkah Penelitian 3.2.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciKuesioner berdasarkan kepemimpinan periode yang lalu. No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju
68 Lampiran 1 : Kuesioner Pra Survei Analisis Perbedaaan Kepuasan Kerja Karyawan Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Pada PT. Fantasi Utama Nusantara Hillpark Sibolangit
Lebih terperinci