BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi saat ini atau sebelumnya, pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia. Keinginan manusia akan suatu produk barang atau jasa menarik perhatian para pemasar, sehingga mereka menggunakan daya upaya untuk meningkatkan, menginformasikan dan yang paling penting membujuk konsumen untuk melakukan pembelian. Seiring berkembangnya jaman yang semakin maju berbagai macam ragam bentuk dan model pemasaran dalam meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. Dengan demikian tujuan dari iklan tentu saja untuk memberikan informasi dan memperkenalkan merek atau produk, sekarang iklan juga dapat berfungsi menjadi sebuah peringatan atau himbauan yang dilakukan dengan slogan, pembicaraan, barang cetakan, penyiaran barang rekaman berbentuk gambar atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya. Selain periklanan dalam suatu pemasaran juga terdapat persepsi konsumen terhadap suatu harga yang dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli suatu produk, sehingga suatu perusahaan harus mampu memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga. Sebagai contohnya adalah program pemasaran sosial yang mengkampanyekan pengurangan penggunaan tembakau. Pesan iklan tersebut 1

2 2 merupakan suatu bentuk peringatan bahaya merokok agar niat untuk berhenti merokok dapat terpenuhi serta mengurangi perilaku merokok pada kehidupan sehari hari. Proses pemasaran sosial ini bertujuan agar berkurangnya penggunaan rokok, dengan berbagai himbauan terdapat pada kemasan bungkus rokok yang bertuliskan Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin kalimat lama yang panjang kini diganti dengan kalimat yang lebih singkat yaitu Merokok Membunuhmu. Di tengah perkembangan jaman yang sudah mengalami perubahan termasuk di dalamnya adalah gaya hidup, perilaku merokok bukan hanya pria saja melainkan wanita, sekarang konsumsi rokok bagi kalangan wanita menjadi masalah yang sulit diputus mata rantainya karena belum adanya kesadaran bagi wanita perokok untuk takut akan peringatan pesan yang sudah disampaikan oleh pemerintah serta media yang lainnya. Berdasarkan data yang dikemukakan oleh kepala Balitbangkes Kemenkes RI jumlah perokok perempuan aktif sampai dengan 1,890,135. Peningkatan pertumbuhan lebih banyak pada perempuan dari 1,7 persen pada tahun 1995 menjadi 2,3 persen pada tahun Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukan terjadinya peningkatan pertumbuhan perokok usia 15 tahun ke atas yaitu; 27% (Susenas 1995); 31,5% (SKRT 2001); 34,4% (Susenas 2004); 34,7% (Riskesdas 2007) dan 36,3% (Riskesdas 2013). Walaupun proporsi rokok

3 3 wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria namun terjadi juga peningkatan sebanyak lima kali lipat dari 1,7% (1995) menjadi 6,7% (2013). Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat dirasakan dalam kehidupan sehari hari yang menyebabkan beberapa faktor naiknya data smoking pravelance dari lembaga Demografi Universitas Indonesia tahun 2008 menunjukan, perokok perempuan mencapai delapan persen dari jumlah perokok aktif yang ada di Jakarta. Pada tahun 2008 jumlah perokok di Jakarta diperkirakan mencapai 3 juta orang atau 35 persen dari jumlah penduduk 9,057 juta orang. Delapan persenya atau sekitar 240 ribu adalah perokok perempuan. Padahal pada tahun 2001 perokok perempuan hanya 1,5 persen dari jumlah perokok aktif. Tahun 2004 meningkat tiga kali lipat menjadi 5,1 persen. Pertumbuhan perokok perempuan 1-2 persen pada tahun 2015 menurut survei sosial ekonomi nasional (susenas). Dibawah ini tabel yang memperlihatkan pertumbuhan perokok wanita:

4 4 Tabel 1.1 Pertumbuhan perokok wanita Sumber: Survei sosial ekonomi nasional ( Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 1995, 2001, 2004, dan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, 2010, 2013, dan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 pada grafik di atas ini. Pada tahun 1995 terdapat 1,7% perempuan yang merokok sedangkan pada tahun 2001 menurun 0,4% menjadi 1,3%. Pada tahun 2004 melonjak naik hingga 5,2% pada tahun 2007 sedangkan pada tahun 2010 menurun menjadi 4,1% dan pada tahun 2013 pertumbuhan merokok pada wanita meningkat hingga 6,7%. Pada tahun 2015 naik hingga 7,9% Dalam ancaman peringatan pesan serta harga yang diberikan setiap masing-masing perusahaan rokok yang sudah tertera tidak menyurutkan wanita untuk tidak merokok. Dari data tersebut terlihat perokok wanita mengalami pertumbuhan yang fluktuatif secara berkala.

5 5 Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pesan iklan dan persepsi harga terhadap intensi berhenti merokok pada mahasiswi maka peneliti melakukan pra survey pada tanggal, kepada 10 orang secara acak dengan wawancarai mereka di Universitas Mercu Buana. Tabel 1.2 Hasil Pra Survey Pertanyaan Setuju Tidak Setuju Pesan Iklan Iklan rokok menakutkan 10 0 Setelah melihat iklan rokok saya mempunyai 4 6 perasaan yang negatif Persepsi Harga Harga rokok sesuai dengan benefit saya 10 0 Harga rokok yang terjangkau dan mudah didapatkan 10 0 Intensi Berhenti Merokok Keinginan untuk membeli saya berkurang 0 10 Takut untuk merokok lagi 0 10 Sumber: Sumber: data primer yang diolah penulis 2016 Dari hasil pra survey yang telah dilakukan terhadap 10 responden secara acak. Pada pernyataan seputar pesan iklan terdapat nilai bahwa pesan iklan dalam intensi berhenti merokok tidak mempengaruhi minat untuk segera

6 6 berhenti merokok. Sedangkan pada pernyataan persepsi harga mendapatkan hasil dari mahasiswi bahwa persepsi harga terhadap intensi berhenti merokok kurang begitu mempedulikanya, seperti harga rokok naik secara berkala membuat mereka tidak surut untuk berhenti merokok, mengingat adanya gaya hidup yang berkembang saat ini. Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk memilih topic mengenai penelitian ini berjudul PENGARUH PESAN IKLAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP INTENSI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA BARAT. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskanlah suatu perumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis. Perumusan masalah tersebut sebagai berikut: 1. Apakah Pesan Iklan berpengaruh signifikan terhadap intensi berhenti merokok pada kaum perokok wanita? 2. Apakah persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap intensi berhenti merokok pada kaum perokok wanita? C. TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis susun diatas maka, tujuan penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

7 7 a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan terhadap intensi berhenti merokok pada kaum perokok wanita. b. Untuk mengetahui dan menganilisis pengaruh persepsi harga terhadap intensi berhenti merokok pada kaum perokok wanita. 2. Kontribusi Penelitian a. Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada wanita sebagai perokok mengetahui dampak buruk bagi penggunaan rokok yang sudah menjadi gaya hidup bagi wanita pada jaman sekarang ini. b. Kontribusi Praktis Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk memberikan informasi pesan iklan rokok sampai kepada masyarakat terutama wanita dan mengetahui faktor-faktor yang bisa membuat wanita sadar akan bahaya merokok dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai bahan masukan untuk mengkampanyekan pergerakan anti rokok.