DJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
|
|
- Ivan Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN DJM 13(3) October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA Michael Jaya, Yeremias Jena, Astri Parawita Ayu, Satya Joewana PERSEPSI TERHADAP ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA PESERTA PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI DAN DOKTER UMUM PESERTA PROGRAM INTERNSHIP Mahaputra, Astri Parawita Ayu PENGARUH PEMBERIAN DOSIS MINIMAL KAFEIN TERHADAP PENINGKATAN ATENSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA Julia Rahadian, Laurensia Scovani GIGI KARIES DAN KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL PADA PENGGUNA HEROIN YANG MENJALANI TERAPI RUMATAN METADON Isadora Gracia, Rensa, Minawati, Teguh Sarry Hartono, Surilena GAMBARAN MASALAH EMOSI DAN PERILAKU PADA PELAJAR SMA REGINA PACIS JAKARTA DENGAN ADIKSI INTERNET Adrian, Ana Lucia Ekowati, Eva Suryani WHY ADOLESCENT SMOKE? A CASE STUDY OF NORTH JAKARTA, INDONESIA Regina Satya Wiraharja, Charles Surjadi TINJAUAN PUSTAKA EFEKTIVITAS BERBAGAI PRODUK NICOTINE REPLACEMENT THERAPY SEBAGAI TERAPI UNTUK BERHENTI MEROKOK Bernardus Mario Vito, Irene LAPORAN KASUS KETERGANTUNGAN ALPRAZOLAM PADA LANJUT USIA DENGAN INSOMNIA DAN DEPRESI Surilena ARTIKEL KHUSUS MENGENAL KEDOKTERAN ADIKSI DI NIJMEGEN INSTITUTE FOR SCIENTIST PRACTIONERS IN ADDICTION Eva Suryani, Isadora Gracia
2 Damianus Journal of Medicine; Vol.13 No.3 Oktober 2014: hlm ARTIKEL KHUSUS MENGENAL KEDOKTERAN ADIKSI DI NIJMEGEN INSTITUTE FOR SCIENTIST PRACTIONERS IN ADDICTION Sampai saat ini, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya (FKUAJ) merupakan satu-satunya fakultas kedokteran di Indonesia yang memiliki program pendidikan khusus kedokteran adiksi. Dalam mengembangkan pendidikan kedokteran adiksi ini, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengutus tenaga pendidiknya untuk mengikuti pelatihan kedokteran adiksi melalui program pelatihan atau Overseas Non Degree Training (ONDT) yang berlangsung selama 5 minggu. Pelatihan ini dapat terlaksana berkat bantuan dana hibah dari Kementerian Pendidikan yang diperuntukan bagi peningkatan kapasitas fakultas kedokteran, khususnya di bidang pendidikan dan penelitian. Dua orang staf pendidik yang dipilih untuk mengikuti pelatihan, yaitu dr. Eva Suryani, Sp.KJ (Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku) dan drg. Isadora Gracia, Sp.PM (Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut). Institusi yang terpilih sebagai sarana pelatihan adalah Nijmegen Institute for Scientist Practioners in Addiction (NISPA), yang berada di bawah Radboud University, Belanda. Diharapkan selama masa pelatihan di NISPA, kedua staf yang terpilih akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berguna bagi pengembangan kedokteran adiksi, baik dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, di FKUAJ. Agar tujuan tersebut bisa dicapai perlu persiapan yang matang. Dalam persiapan dan penyusunan detail program pelatihan, kedua staf ini dibantu oleh dr. Astri Parawita Ayu, Sp.KJ (penanggung jawab ONDT Kedokteran Adiksi) dan Prof. Cor de Jong, M.D., PhD (narasumber dari NISPA). Adapun topik yang dipelajari antara lain neurobiologi dan genetik dalam adiksi, detoksifikasi, terapi substitusi, rehabilitasi (kunjungan ke heroin unit dan crisis centre), komorbiditas adiksi (neurokognitif, fisik, dan mental serta tata laksananya), upaya preventif serta materi lainnya, seperti MiAM (Master in Addiction Medicine), psikiatri forensik, riset seputar adiksi, youth and addiction, dan gaming and addiction. Berikut ini adalah rangkuman hasil diskusi dan kunjungan lapangan selama ONDT berlangsung. Bersama Prof. Cor de Jong (NISPA; Kota: Nijmegen) Vol. 13, No. 3, Oktober
3 DAMIANUS Journal of Medicine Adiksi adalah Penyakit Kronik pada Otak Jumlah pasien dengan masalah adiksi mengalami peningkatan di berbagai negara. Sayangnya, sering sekali pasien-pasien ini tidak mendapat penanganan yang baik, khususnya di bidang medis karena banyak dokter beranggapan bahwa adiksi bukanlah masalah medis. Dengan latar belakang tersebut, adanya pemahaman yang benar tentang adiksi merupakan hal yang penting dan menjadi topik diskusi di hari pertama ONDT. Menurut American Society of Addiction Medicine (ASAM), adiksi adalah suatu penyakit kronik pada otak (reward system, motivasi, memori, dan sirkuit lainnya). Timbulnya adiksi pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, yaitu genetik, jumlah kejadian yang menimbulkan trauma, usia saat pertama kali terpapar zat adiktif, faktor lingkungan, dan lainnya. Adiksi Membutuhkan Tata Laksana yang Komprehensif Sebagian besar pasien adiksi mengonsumsi lebih dari satu macam zat adiktif, sehingga mereka memerlukan tata laksana yang komprehensif. Selama pelatihan ini, kedua staf FKUAJ berkesempatan mengunjungi beberapa fasilitas perawatan, seperti heroin unit, detox department, dan crisis centre. Salah satunya adalah sebuah klinik di kota Zuthpen yang dikelola oleh Tactus. Klinik ini mempunyai 3 tipe bangsal perawatan, yaitu bangsal rawat inap untuk krisis dan detoksifikasi, bangsal rawat inap untuk pasien yang sudah stabil, dan bangsal rawat jalan. Pada bangsal Sediaan Morphine Powder yang Digunakan di Heroin Unit perawatan detoksifikasi, selain beberapa kamar rawat inap, juga terdapat ruang rekreasi yang menyatu dengan dapur. Di ruangan inilah, para pasien adiksi melakukan diskusi yang dipimpin konselor atau melakukan aktivitas lainnya bersama-sama pada waktu yang sudah dijadwalkan. Tenaga dokter di bangsal ini adalah dokter umum dan dokter yang secara khusus mendalami bidang adiksi (addiction doctor). Tenaga perawat yang bertugas juga adalah perawat yang berpengalaman dalam merawat pasien adiksi. Apabila pasien sudah melewati fase kritis, maka selanjutnya adalah tahap stabilisasi. Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi rutin tentang craving dan mood. Tergantung dari masalah adiksi yang dimiliki, lama perawatan di bangsal ini bervariasi Satu Klinik yang Dikelola Tactus (kota: Deventer) 234 Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
4 Mengenal kedokteran adiksi di Nijmegen Institute for scientist practioners in addiction 3 sampai 4 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, pasien mengikuti beberapa pelatihan dan juga diperkenalkan pada aktivitas rekreasi lainnya, seperti menggambar, memahat, memperbaiki sepeda. Tahap terakhir adalah tahap rawat jalan, pada tahap ini dilakukan evaluasi terutama tentang relaps, bagaimana pasien mengatasi relaps dan evaluasi lainnya (contoh: efek dari medikasi yang diberikan, dan keluhan lainnya). Bersama Frank Nielander dan Perawat Suatu Unit yang Dikelola Iriszorg (kota: Arnhem) Tindakan Preventif dalam Adiksi Hal menarik lainnya adalah saat mempelajari upaya preventif adiksi. Terdapat beberapa program preventif, yaitu: universal prevention, selective prevention, dan indicated prevention. Universal prevention adalah upaya preventif yang ditujukan untuk di sekolah, rumah, tempat olahgiatan yang ditawarkan untuk setiap tahap upaya preventif tersebut diatas, seperti penyebaran informasi melalui leaflet, membuat permainan untuk anak, pembuatan website (contoh: www. ophjdvoorbereid.nl, www. gokkendebaas.nl). MiAM - Master in Adiction Medicine Bersama Jacobine Hielkema Membahas Upaya Preventif Adiksi (Kota: Zwolle) raga, dan sarana transportasi (bus atau kereta api). Selective prevention adalah upaya preventif yang ditujukan untuk remaja yang mempunyai orang tua dengan masalah adiksi dan individu yang sudah menggunakan zat psikoaktif namun masih sebagai experimental user. Terakhir, indicated prevention yang ditujukan untuk individu yang dikhawatirkan tetapi belum berkembang menjadi adiksi. Banyak pilihan program atau ke- Sebagai tenaga pengajar dan juga klinisi, kami menemukan hal menarik lainnya, yaitu saat berdiskusi tentang pendidikan adiksi. Di Belanda, ada program yang disebut Master in Adiction Medicine (MiAM). Program ini merupakan competency-based professional training yang terintegrasi dengan pengalaman klinis yang berhubungan dengan masalah adiksi. Lama program adalah 2 tahun dan dilakukan dengan supervisi tenaga klinis yang berpengalaman. Program MiAM terdiri dari 7 area utama, yaitu evidence based medicine, communication and basic psychotherapeutic skills, neurobiology of addiction, addiction medicine, addiction and psychiatry, clinical leadership, dan public health. Selama 5 minggu tersebut, kedua staf pendidik peserta ONDT Kedokteran Adiksi, yang juga Vol. 13, No. 3, Oktober
5 DAMIANUS Journal of Medicine adiksi merupakan salah satu cabang ilmu yang sedang berkembang, di mana banyak penelitian terkait adiksi dilakukan di berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir, maka merupakan hal yang penting bagi seorang dokter untuk meningkatkan kompetensinya dalam menangani pasien dengan masalah adiksi. Salah satu cara Penyimpanan Metadon Sirup dalam Lemari Besi aktif melakukan pelayanan klinik, melihat bahwa adiksi merupakan masalah yang memerlukan penanganan komprehensif yang melibatkan tenaga profesional dari berbagai latar belakang keilmuan, seperti dokter, dokter gigi, perawat, psikolog, petugas/pekerja sosial. Pada beberapa kasus tertentu memerlukan penanganan dokter ialah melalui mengikuti pelatihan dan pendidikan khusus adiksi secara berkala. Sebagai penutup, melalui tulisan ini kami mengucapkan terima kasih kepada terutama kepada pimpinan Fakultas; dr. Astri Parawita Ayu, Sp.KJ; dan Prof. Cor de Jong, M.D., PhD atas adanya program ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih juga kepada seluruh narasumber selama ONDT ini berlangsung. spesialis, seperti spesialis kedokteran jiwa, penyakit dalam, dan obstetrik ginekologis. Demikianlah pengalaman yang diperoleh selama ONDT kedokteran adiksi. Tentunya pengalaman yang diperoleh selama ONDT merupakan modal dasar bagi kedua tenaga pendidik yang dikirim, Eva Suryani 1, Isadora Gracia 2 1 Departemen Ilmu KedokteranJiwa dan Perilaku Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya 2 Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya sehingga dapat terlibat aktif dalam pengembangan pendidikan kedokteran adiksi sesuai tridarma perguruan tinggi. Ada dua pesan utama yang diperoleh. Pertama, adiksi adalah suatu penyakit pada otak yang bersifat kronik dan pada beberapa kasus adiksi memerlukan penanganan yang komprehensif. Kedua, adiksi dapat dicegah dengan cara pemberian informasi yang tepat kepada masyarakat (universal, selektif atau indicated). Pengalaman tersebut juga berguna dalam kegiatan sehari-hari sebagai seorang praktisi dalam menangani pasien dengan masalah adiksi. Hal lainnya adalah mengingat 236 Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
DJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN 161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP
Lebih terperinciDJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN 161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP
Lebih terperinciDJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN 161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP
Lebih terperinciDJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN 161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP
Lebih terperinciDJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN 161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP
Lebih terperinci17. Keputusan Menteri...
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Lebih terperinciDJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN 161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP
Lebih terperinciDJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014
ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014 PUBLISHED SINCE 2002 October 2014 ARTIKEL PENELITIAN 161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun
Lebih terperinciCAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA
CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA SIKAP 1. Sesuai kode etik Kedokteran 2. Cerdas 3. Jujur 4. Tangguh 5. Peduli 6. Cermat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut World Health Organization (WHO, 2005). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Depkes,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya.
Lebih terperinciTARIF LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN KELAS II
7 2014, No.573 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk
Lebih terperinciREHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER
REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciREHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER
REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika tidak mampu atau kurang termotivasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 996/MENKES/SK/VIII/2002 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 996/MENKES/SK/VIII/2002 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SARANA PELAYANAN REHABILITASI PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN
Lebih terperinci2016, No Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1501, 2016 KEMENKES. Terapi Buprenorfina. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TERAPI BUPRENORFINA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1103, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Terapi. Rumatan Metadona. Program. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2013 enkes/tentang PEDOMAN
Lebih terperinci2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rehabilitasi Medis. Penyalahgunaan Narkotika. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2415/MENKES/PER/XII/2011 TENTANG
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon. pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Korban penyalah guna dan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon Standar Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Gangguan Penyalahgunaan Narkoba meliputi pelayanan rehabilitas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS JAGIR JALAN BENDUL MERISI NO. 1 SURABAYA 12 JUNI JUNI 2017
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS JAGIR JALAN BENDUL MERISI NO. 1 SURABAYA 12 JUNI 2017 23 JUNI 2017 PERIODE XLVIII DISUSUN OLEH: ANISA DWI ARIYANTI, S. Farm. NPM. 2448716007 APRILIA
Lebih terperinci2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan
No.1942, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Standar Pelayanan Rehabilitasi. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN REHABILTASI BAGI
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. landasan teoretis yang melandasi penelitian ini. Kemudian, definisi operasional
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teoretis, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dari sarana kesehatan menyelenggarakan kesehatan, bertujuan
Lebih terperinciFARMAKOLOGI NIKOTIN DAN PRINSIP ADIKSI
1 FARMAKOLOGI NIKOTIN DAN PRINSIP ADIKSI Modul 2 Tobacco Education Program Peran Apoteker dalam Pengendalian Tembakau Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada This presentation was adapted from Rx for
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat dengan tanda dan gejala yang beraneka ragam, baik dalam derajat maupun jenisnya dan seringkali ditandai suatu perjalanan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Rumah Sakit Jiwa Tahun 1935 didirikan Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen (Rumah Sakit Jiwa) di Glugur sebagai Rumah Sakit Jiwa yang kelima di Indonesia dengan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2017 KEMENKUMHAM. Layanan Rehabilitasi Narkotika. Tahanan dan WBP. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciLampiran 1 Topik Kegiatan ISCAN
Lampiran 1 Topik Kegiatan ISCAN Module 1 Introduction Topik Pengajar Sejarah dan perubahan paradigma penggunaan Satya Joewana, dr.spkj(k) zat psikoaktif Penanganan penggunaan zat psikoaktif Satya Joewana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba adalah sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA sesuai dengan Surat Edaran
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan zat adiksi lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.l. Latar Belakang Penelitian Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan zat adiksi lainnya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jiwa sampai saat ini memang masih dianggap sebagai penyakit yang memalukan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya sendiri. Masyarakat kita menyebut
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010
Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 I. INFORMASI WAWANCARA 1. Nomor Urut Responden... 2. Nama Responden...
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dimensi mutu telah dipelajari sejak lama, yaitu dimulai tahun 1966 saat Avedis Donabedian mengembangkan kerangka evaluasi mutu yang terdiri dari struktur, proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Setiap aktivitas yang dilakukan tentu memerlukan komunikasi. Tidak terkecuali seorang
Lebih terperinciANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perekonomian yang berkembang dengan pesat, semakin banyak juga kebutuhan manusia. Ada berbagai jenis kebutuhan manusia, salah satunya adalah kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa diperkirakan pasien rawat inap per tahun
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi dalam bidang pelayanan kesehatan telah menghantarkan tantangan persaingan dan lingkungan yang kompetitif bagi industri rumah sakit di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia, dan berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbidilitas. WHO telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. professional perawat yaitu advokasi (Potter, 2005). Penelitian di. Ireland oleh O Connor and Kelly (2005) menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses perkembangan dalam keperawatan memerlukan sebuah pengetahuan dan keterampilan untuk berbagai peran professional dan tanggung jawab perawat. Salah satu peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi yang sehat, kuat, rapi, dan putih adalah impian setiap orang. Demikian pentingnya peran gigi dari segi estetika maupun kesehatan. Tetapi banyak hal bisa menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciPelatihan TATALAKSANA KOMPREHENSIF ADIKSI NAPZA DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS
Pelatihan TATALAKSANA KOMPREHENSIF ADIKSI NAPZA DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS Pelatihan ini merupakan kerjasama Addiction and AIDS Research Center- Indonesia dengan: RS Ketergantungan Obat Jakarta Department
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 3 menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciTARIF-LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN KELAS II
LAMPIRAN I PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75/PMK.OS/2014 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN MENTERII
Lebih terperincimapun yang tidak kenal sama sekali. Peranan komunikasi tidak hanya berguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aspek yang terpenting, namun juga kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5777 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 295). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi pendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumbersumber sebagai berikut : 1. Literatur Pencarian data melalui website yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperkenalkan istilah NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau yang sering dikenal dengan Narkoba(Narkotika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa.
Lebih terperinciPERAN PEKERJA SOSIAL DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PARIPURNA
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PARIPURNA Dr. Suryo Dharmono SpKJ Divisi Psikiatri Komunitas Departemen Psikiatri FKUI/RSCM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI INDONESIA Dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan
Lebih terperinciPemulihan Gangguan Jiwa: Pedoman bagi penderita, keluarga dan relawan jiwa
2014 Pemulihan Gangguan Jiwa: Pedoman bagi penderita, keluarga dan relawan jiwa dr. Gunawan Setiadi, MPH Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa Hak cipta pada penulis dan dilindungi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Pendidikan Dokter Spesialis Dokter Spesialis adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang ilmu kedokteran tertentu. Program pendidikan dokter
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental.
Lebih terperinciREHABILTASI PADA NAPZA
REHABILTASI PADA NAPZA dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, Sp.KJ Suwanda Hendrawan, S.Ked Akhmad Rendy Firmansyah, S.ked RSJ Islam Klender Fase Penilaian Penilaian yang sistimatik terhadap level intoksikasi Riwayat
Lebih terperinciPORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA
PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA Nama : dr. Era Catur Prasetya Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 16 Juni 1982 Tanggal masuk : 2 Januari 2015
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang
Lampiran 4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia masih menjadi permasalahan nasional yang tidak kunjung tuntas bahkan semakin memprihatinkan dan mengancam
Lebih terperinciJOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001
JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH/ PEMERINTAH
Lebih terperinciMethadon sejak 1972 disetujui FDA telah terbukti secara klinis mengurangi jumlah orang kecanduan opiat dengan efek samping jangka panjang terbatas
Methadone dan Suboxone Methadone pertama kali digunakan dan dipasarkan pada tahun 1939 di di Jerman sebagai obat penghilang rasa sakit yang efektif. Pada awal 1950-an, penggunaan metadon mulai di di Amerika
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah sebuah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh pasien, serta kondisi ekonomi dan finansial dari pasien, yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Faktor primer yang harus dipikirkan adalah kondisi pasien ketika masuk ke ICU, harapan hidup pasien setelah dirawat di ICU, teknologi dan fasilitas apa yang dibutuhkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSTRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )
STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015 PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH Ni Made Dian Sulistiowati, Kadek Eka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri kesehatan merupakan sektor yang terus berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan. Perkembangan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 pasal 46 dan 47 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterapkannya aturan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sejak tanggal 1 Januari 2014 menuntut agar rumah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1238, 2015 KEMENKES. Pengguna Napza Suntik. Dampak. Pengurangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PENGURANGAN DAMPAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit maupun di masyarakat. Anggaran besar harus dialokasikan
Lebih terperinciPROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA
PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA Lulusan dokter gigi yang diharapkan sesuai dengan standar pendidikan dan kompetensi sebagai berikut: DOMAIN I : PROFESIONALISME Melakukan praktik di bidang kedokteran
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mencapai suatu tujuan usaha diperlukan suatu wadah, wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang terdapat didalamnya dapat
Lebih terperinciKesehatan Mental dan Dukungan Psikososial
Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial Lesson learned masa emergency dan antisipasi ke depan Dr. Carla R. Marchira SpKJ Pendahuluan Bencana yang terjadi silih berganti di berbagai wilayah di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN
PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN 1. PENDAHULUAN Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien. Agar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan
Lebih terperinciPANTI REHABILITASI NARKOBA DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PANTI REHABILITASI NARKOBA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK
Lebih terperinciKAMBOJA. Year 1 : Anatomi, histologi, fisiologi (basic)
BRUNEI DARUSSALAM Beberapa fakultas kedokteran di Brunei Darussalam membangun kemitraan dengan universitas luar negeri terkemuka. Sebagai contoh, fakultas kedokteran Universitas Brunei Darussalam (UBD)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi dapat membantu menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi
Lebih terperinci