Kajian Bobot Media Tanam Pada Tanaman Sawi Sendok (Brassica juncea (L) Czern.) Dalam Polybag di Pekarangan

Transkripsi

1 Kajian Bobot Media Tanam Pada Tanaman Sawi Sendok (Brassica juncea (L) Czern.) Dalam Polybag di Pekarangan Research of Media Weight Green Mustard Cabbage (Brassica juncea (L) Czern.) in Polybags in The Yard Maya Dhania Sari 1*), Suri Emma, I.K.W. Edi, Suparwoto¹ ) ¹ ) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan *) Corresponding author: mayadhaniasari@gmail.com ABSTRACT Planting vegetables in the yard can provide benefits as a source of family nutrition. Green Mustard Cabbage is one vegetable that can be planted in polybags in a relatively narrow yards in urban areas. This study aims to determine the effect of the weight of the growing media on growth and production of green mustard cabbage in a polybag. The activities carried out in the group of women farmers in the village Sukodadi Fir, District Sukarame, Palembang, South Sumatra Province, Green mustard cabbage seed planted in advance in plastic trays with soil and fertilizer bokhasi media ratio (1: 1) that has been sifted. After the 2-3 leaf pieces were transferred to bumbunan made of banana leaves with planting medium soil and manure is placed in Kebun Bibit Desa (Greenhouse). When the seedlings are 2 (two) weeks were transferred to poly-sized (25 cm x 25 cm) with soil growing media and fertilizers bokhasi (1: 1). The treatment of the four kinds of growing media weights namely, 1.5 kg, 2.0 kg, 2.5 kg and 3.0 kg. Each treatment of the 10 polybags where in one of the polybag planted only one of green mustard cabbage plants. Observation method is field observation method. The sampling Method is random sampling by taking random sample for five (5) plants. Data collected included: plant height, number of leaves, fresh weight per plant and weight per plant consumption. The analysis used a statistical analysis with t-test. Based on the results of the study showed that the weight of the growing media did not significantly affect plant height, leaf number and weight of consumption. As for the fresh weight of the plants, planting medium weight 3.0 kg significantly with the growing media treatment of 1.5 kg. Key words: Green mustard cabbage, polybag, weight growing media, yard ABSTRAK Ber sayuran di pekarangan dapat memberi manfaat sebagai sumber gizi keluarga. Sawi sendok merupakan salah satu sayuran yang dapat di dalam polybag pada lahan pekarangan yang relatif sempit di perkotaan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bobot media terhadap pertumbuhan dan produksi an sawi sendok dalam polybag. Kegiatan dilaksanakan di kelompok wanita tani Cemara di Desa Sukodadi, Kecamatan Sukarame, Kodya Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, tahun Benih sawi sendok disemaikan terlebih dahulu dalam nampan plastik dengan media tanah dan pupuk bokhasi perbandingan (1:1) yang telah diayak. Setelah berdaun 2-3 helai dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang dengan media tanah dan pupuk kandang diletakkan dalam kebun bibit desa (Greenhouse). Setelah bibit berumur 2 (dua) minggu dipindahkan ke polybag yang berukuran (25 cm x 25 cm) dengan media tanah dan pupuk bokhasi (1:1). Perlakuan empat macam bobot media yaitu, 1,5 kg, 2,0 kg, 2,5 kg dan 3,0 kg. Setiap perlakuan 10 polybag dimana pada satu polybag

2 di hanya satu an sawi sendok. Metode pengamatan observasi lapang. Metode pengambilan contoh an secara acak sebanyak 5 (lima) an. Data yang dikumpulkan meliputi: tinggi an, jumlah daun, berat segar per an dan berat konsumsi per an. Analisis yang digunakan analisis secara statistik dengan Uji-t. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa perlakuan bobot media tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi an, jumlah daun dan berat konsumsi. Sedangkan untuk berat segar an, bobot media 3,0 kg berpengaruh nyata dengan perlakuan media 1,5 kg. Kata kunci : Bobot media, pekarangan, polybag, sawi sendok PENDAHULUAN Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang diusahakan secara sambilan (Sajogyo, 1994). Lahan pekarangan dapat dikelola secara optimal sebagai sumber bahan pangan keluarga. Menanam sayuran di pekarangan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, sehingga dapat mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Tidak hanya pekarangan yang luas, pekarangan sempit diperkotaan juga dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran. Kristanti (2011) mengemukakan bahwa di daerah perkotaan yang tidak memiliki lahan pekarangan, ber sayuran dapat dilakukan di dalam pot atau secara vertikultur. Sawi sendok merupakan salah satu an sayuran yang dapat di di dalam pot atau polybag. Sawi sendok dapat tumbuh di daerah yang berhawa panas maupun dingin. Sayuran ini sangat cocok untuk di di lahan pekarangan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Sayuran hijau seperti sawi sendok banyak mengandung vitamin dan mineral. Menurut Rukmana (2015) Petsai dan sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit rabun ayam (Xerophthalmia) yang sampai kini masih menjadi masalah di kalangan anak balita. Kandungan nutrisi lain pada petsai dan sawi berguna juga untuk kesehatan tubuh manusia. Kegunaan petsai dalam tubuh manusia antara lain untuk mendinginkan perut, sedangkan sawi untuk memperbaiki daya kerja buah pinggang. Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang baik (Sutirman, 2011 dalam Anonim, 2015). Salah satu upaya untuk mendapatkan produksi sawi sendok yang baik adalah dengan memilih media yang baik. Agoes (1994) mengemukakan media dapat diartikan sebagai tempat tinggal atau rumah bagi an. Tempat tinggal yang baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan dan kehidupan an. Agar sawi sendok dapat tumbuh optimum, sebaiknya digunakan media yang subur dan gembur. Tanah sebaiknya dicampur dengan pupuk kandang atau bokhasi. Namun bobot media yang digunakan di dalam polybag juga harus tepat. Kramer (1975) dalam Fikri (2015) menyatakan komposisi media yang baik ntuk pertumbuhan an adalah campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1 karena mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi dan dapat memperbaiki drainase media sebab mempunyai ruang pori cukup. Bokhasi merupakan salah satu pupuk organik yang dapat digunakan. Indriyani (2001) menyatakan kata Bokhasi diambil dari bahasa Jepang, yang berarti bahan organik yang terfermentasi. Bokhasi adalah pupuk organik hasil fermentasi dengan teknologi larutan EM4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan

3 dan produksi an (Irawan, 2012). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bobot media terhadap pertumbuhan dan produksi an sawi sendok dalam polybag, dan untuk mengetahui pada bobot media mana yang terbaik pertumbuhannya. BAHAN DAN METODE Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Cemara di Desa Sukodadi, Kecamatan Sukarame, Kodya Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, tahun Benih sawi sendok disemaikan terlebih dahulu dalam nampan plastik dengan media tanah dan pupuk bokhasi perbandingan (1:1) yang telah diayak. Setelah berdaun 2-3 helai dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang dengan media tanah dan pupuk kandang, kemudian diletakkan dalam kebun bibit desa (Greenhouse). Setelah bibit berumur 2 minggu dipindahkan ke polybag yang berukuran (25 cm x 25 cm) dengan media tanah dan pupuk bokhasi (1:1). Perlakuan empat macam bobot media yaitu, 1,5 kg, 2,0 kg, 2,5 kg dan 3,0 kg. Setiap perlakuan 10 polybag dimana pada satu polybag di hanya satu an sawi sendok. Metode pengamatan observasi lapang. Metode pengambilan contoh an secara acak sebanyak 5 an. Data yang dikumpulkan meliputi : Tinggi an, jumlah daun dan berat segar per polybag dan berat konsumsi. Analisis yang digunakan analisis secara statistik dengan Uji-t. 1. Tinggi Tanaman HASIL Perlakuan bobot media dengan takaran 1,5 kg, 2 kg, 2,5 kg dan 3,0 kg pada an sawi sendok, secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi an, jumlah daun, bobot konsumsi kecuali pada parameter bobot segar an, dimana media dengan bobot 3,0 kg berpengaruh nyata dengan bobot media 1,5 kg (Tabel 1, 2, 3 dan 4). Tabel 1. Rata-rata tinggi an sawi sendok pada berbagai bobot media No Bobot Media Rata-rata (kg)/polybag tinggi an (cm) 1 1,5 21,68-2 2,0 22,14 0,46tn - 3 2,5 22,46 0,78tn 0,32tn - 4 3,0 23,02 1,34tn 0,88tn 0,56tn Keterangan : tn = berbeda tidak nyata Pada Tabel 1, menunjukkan bahwa secara statistik perlakuan bobot media tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi an sawi sendok. Tetapi bila dilihat secara tabulasi bahwa bobot media yang terberat yaitu 3,0 kg dapat meningkatkan tinggi an sawi sendok 23,02 cm sedangkan pertumbuhan an sawi sendok yang terendah pada bobot media 1, 5 kg, yaitu rata-rata 21,68 cm.

4 2. Jumlah daun Secara statistik perlakuan bobot media yang dikaji tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah daun an sawi sendok. Tetapi secara tabulasi perlakuan bobot media dapat meningkatkan jumlah daun, dimana bobot 3,0 kg mencapai 16 helai daun, sedangkan yang sedikit rata-rata 14,6 helai dengan bobot media 1,5 kg (Tabel 2). Tabel 2. Rata-rata jumlah daun an sawi sendok pada berbagai bobot media No Bobot media Rata-rata (kg/polybag) jumlah daun (helai) 1 1,5 14,6-2 2,0 15,0 0,4tn - 3 2,5 16,0 1,4tn 1,0tn - 4 3,0 16,0 1,4tn 1,0tn 0tn Keterangan : tn = berbeda tidak nyata 3. Berat segar an Bobot media 3,0 kg berpengaruh nyata dengan bobot media 1,5 kg terhadap berat segar an sawi sendok, tetapi tidak berpengaruh nyata dengan bobot media 2,0 kg dan 2,5 kg. Berat segar an sawi sendok tertinggi dicapai oleh bobot media 3,0 kg rata-rata 44 gr/an dan terendah 28 gr/an dengan media 1,5 kg (Tabel 3). Tabel 3. Rata-rata berat segar an sawi sendok pada berbagai bobot media No Bobot media Rata-rata berat (kg)/polybag segar/an (gr) 1 1, ,0 32 4tn - 3 2,5 33 5tn 1tn - 4 3, * 12tn 11tn Keterangan : tn = berbeda tidak nyata * = berbeda nyata 4. Berat konsumsi Perlakuan bobot media secara statistik tidak berpengaruh nyata antara satu dengan lainnya terhadap berat konsumsi. Walaupun demikian secara visual bobot media yang terberat 3,0 kg dapat meningkatkan hasil an sebesar 34 gr/an lebih berat dibandingkan dengan bobot media lainnya. Hasil terendah diperlihatkan oleh bobot media 1,5 kg rata-rata 22 gr/an (Tabel 4). Tabel 4. Rata-rata berat bersih an sawi sendok pada berbagai bobot media No Bobot media Rata-rata berat (kg/polybag) bersih/an (gr) 1 1,5 22,0-2 2,0 26,0 4tn -

5 3 2,5 26,5 4,5tn 0,5tn - 4 3,0 34,0 12tn 8tn 7,5tn Keterangan : tn = berbeda tidak nyata PEMBAHASAN Perlakuan bobot media secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi an, jumlah daun, bobot konsumsi. Pada parameter bobot segar an, media dengan bobot 3,0 kg berpengaruh nyata dengan bobot media 1,5 kg, dan tidak berpengaruh nyata pada media 2,0 kg dan 2,5 kg. Hal ini diduga karena selisih bobot antara media 3,0 kg lebih banyak dengan bobot media 1,5 kg, sehingga membuat perbedaan bobot segar an semakin nyata. Secara tabulasi tinggi an pada perlakuan media 3,0 kg lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan media 1,5 kg, 2,0 kg, dan 2,5 kg. Jumlah daun pada media 3,0 kg juga lebih banyak dibandingkan dengan bobot media lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak media yang digunakan maka pertumbuhan an semakin optimal. Tersedianya media yang lebih banyak memberikan ruang akar untuk berkembang dengan lebih baik. Fikri (2015) mengemukakan volume media yang baik untuk budidaya an adalah volume media yang mampu menunjang pertumbuhan dan perkembangan akar serta mencukupi kebutuhan an akan air dan unsur hara. Media tanah yang dicampur dengan pupuk bokhasi menambah unsur hara yang dibutuhkan an dan membuat media menjadi lebih gembur. Hal ini membuat sistem perakaran akan lebih baik dalam penyerapan unsur hara, sehingga pertumbuhan an semakin baik pula. (Soepardi, 1983 dalam Fikri, 2015) menyatakan perbaikan sifat kimia tanah akibat penambahan bahan organik adalah menyediakan unsur hara, memperbaiki kapasitas tukar kation dan meningkatkan kelarutan unsur fospat dalam tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah aktifitas organisme dalam menguraikan bahan organik, dengan demikian unsur hara yang terdapat dalam tanah menjadi tersedia. KESIMPULAN Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa peningkatan bobot media tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi an, jumlah daun, dan berat konsumsi. Sedangkan untuk berat segar an, bobot media 3,0 kg berpengaruh nyata dengan perlakuan media 1,5 kg. Bobot media 3,0 kg memberikan kecenderungan pertumbuhan an sawi sendok yang lebih baik terhadap tinggi an, jumlah daun, berat segar, maupun berat konsumsi. DAFTAR PUSTAKA Agoes, S.D Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta. Anonim File%206_BAB%20II.pdf. Diakses 22 September Fikri, K Pengaruh Volume Media Dalam Polybag Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Alaeis guineensis Jacq.). article.php?article=186792&val=6448&title=pengaruh%20volume%20media%20d

6 alam%20polybag%20terhadap%20pertumbuhan%20bibit%20kelapa%20sawit%2 0%20%28Elaeis%20guineensis%20Jacq.%29. Diakses 24 Agustus Indriyani, H.Y., Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. Irawan, U.S Teknik Pembutan Pupuk Bokhasi. /catalog/repository/booklet%20bokashi_res.pdf. Diakses 27 September Kristanti, I Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Menjadi Taman Sayur yang Produktif. Diakses 24 Oktober Rukmana, R Ber Petsai dan Sawi. /books?id=fxqcasoomsc&pg=pa14&dq=kandungan+gizi+tiap+100+gr+sawi&so urce=bl&ots=5f7rq9jaq4&sig=cxpyoddex3k2ej1p2jptakxwpn4&h1=id&sa=x &rediresc=y#v=onepage&q=kandungan%20gizi%20tiap%20100%20gr%20sawi&f= false. Diakses 22 September Sajogyo Menuju Gizi Baik yang Merata di Pedesaan dan di Kota. Gajah Mada Press. Yogyakarta.