PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN ETANOL, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP ECENG GONDOK MELALUI PROSES ORGANOSOLV
|
|
- Sukarno Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN ETANOL, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP ECENG GONDOK MELALUI PROSES ORGANOSOLV Pamilia Coniwanti, Santi Novalina, Indah Kurnia Putri Jurusan Teknik Kimia Facultas Tekink Universitas Sriwijaya Abstrak Aneka ragam jenis flora di Indonesia banyak yang memberikan keuntungan apabila dimanfaatkan. Tapi ada juga yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Salah satu contoh adalah eceng gondok. Karena perkembangannya sangat cepat dan penyebarannya semakin luas, tumbuhan ini berubah menjadi masalah di daerah perairan tawar. Salah satu upaya yang cukup prospektif untuk menanggulangi gulma eceng gondok di kawasan perairan adalah dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok untuk kerajinan. Eceng gondok juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat/selulosa. Proses yang digunakan adalah proses organosolv pulping, yaitu proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia organik seperti misalnya Methanol, Etanol, Aseton, Asam Asetat, dan lain-lain. Adapun variabel yang diteliti adalah konsentrasi larutan etanol, temperatur pemasakan, dan waktu pemasakan yang optimum. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa persentase rendemen pulp terbaik adalah sebesar 56,39%, pada konsentrasi Etanol 5%, temperatur pemasakan 70 o C, dan waktu pemasakan 1 jam, dengan kandungan selulosa dan lignin berturutturut adalah sebesar 54,67% dan 5,12%. Kata kunci : Organosolv Pulping, Eceng Gondok, Etanol Abstract Kinds of floraes in Indonesian which advantages for us. But there are problem which appear in our Environment. One of them is Eceng Gondok. It growth very fast and become wider. That s why it be problem in waters. A prospective achievement to solve this problem to use Eceng Gondok as handicraft which have economic value. Eceng Gondok also can be used as raw material for pulping because it contains selulosa. Pulping process which used organosolv pulping process, it is separation fibre process use organic chemical, such us methanol, ethanol, aceton, acetic acid, etc. There are some variables which is used. There are ethanol solvent, temperatur of heat, optimum timing process. Result of the research indicate the best rendement pulp percentage is 56,39%, concentration of ethanol solvent at 5%, temperature of heat in 70 0 C and timing proces in an hour, continuously with cellulose and lignin in 54,67% and 5,12%. Key word : Organosolv Pulping, Eceng Gondok, Ethanol I. PENDAHULUAN Aneka ragam jenis flora di Indonesia banyak yang memberikan keuntungan apabila dimanfaatkan, tetapi ada juga yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Salah satu contoh adalah jenis tumbuhan air eceng gondok (Eichornia crassipes) yang banyak tumbuh di daerah perairan tawar. Tumbuhan ini sebenarnya merupakan tanaman hias di kolam-kolam karena warna bunganya yang indah, dikarenakan perkembangannya sangat cepat dan penyebarannya semakin luas, sehingga tumbuhan ini menjadi masalah di daerah perairan tawar. Salah satu upaya yang cukup prospektif untuk menanggulangi gulma eceng gondok di kawasan perairan adalah dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok untuk kerajinan kertas. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat/selulosa [ Dari penelitian ini, permasalahan yang timbul yaitu bagaimana pengaruh kenaikan konsentrasi Etanol, temperatur dan waktu 34 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009
2 pemasakan pada pembuatan pulp eceng gondok melalui proses organosolv terhadap rendemen pulp yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti pengaruh konsentrasi etanol terhadap rendemen pulp yang dihasilkan, meneliti pengaruh temperatur pemasakan terhadap rendemen pulp yang dihasilkan, dan meneliti pengaruh waktu pemasakan terhadap rendemen pulp yang dihasilkan. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi data rendemen pulp yang dihasilkan berdasarkan variasi konsentrasi larutan pemasak, waktu pemasakan, dan temperatur pemasakan. Sehingga dapat menjadi sumbangan pemikiran dan pengetahuan yang bermanfaat tentang pembuatan pulp dari daun nenas dengan menggunakan larutan pemasak organik yang relatif murah dan ramah lingkungan. Dalam penelitian ini, bahan utama yang digunakan adalah batang eceng gondok yang berwana hijau. Larutan pemasak yang dipakai adalah larutan pemasak campuran Etanol-NaOH. Dimana digunakan waterbath sebagai media pemasaknya. Variabel-variabel yang ingin diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Konsentrasi Etanol 5%, 10%, 15% dan 20% 2. Waktu pemasakan 0,5 jam, 1 jam dan 1,5 jam 3. Temperatur Pemasakan 70 o C, 80 o C, 90 o C dan 100 o C II. FUNDAMENTAL Eceng gondok (Eichornia crassipes) disebut juga Hyacinth air. Tumbuhan ini memiliki ciri khas yang terletak pada tangkai daun yang mempunyai gelembung (gondok). Eceng gondok secara botanis mempunyai sistematika sebagai berikut : Divisio : Embryophytasi phonogama Sub Divisio : Spermathopyta Klas : Monocotyledoneae Ordo : Ferinosae Famili : Pontederiaceae Genus : Eichhornia Spesies : Eichhornia crassipes (Mart) Solm. (Sumber : Eceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air yang pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Karl Von Mortius pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brazilia. Karena kerapatan pertumbuhan eceng gondok yang tinggi, tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan.[ Menurut sejarahnya, enceng gondok di Indonesia dibawa oleh seorang ahli botani dari Amerika ke Kebun Raya Bogor. Akibat pertumbuhan yang cepat (3% per hari), enceng gondok ini mampu menutupi seluruh permukaan suatu kolam. Enceng gondok tersebut lalu dibuang melalui sungai di sekitar Kebun Raya Bogor sehingga menyebar ke sungai-sungai, rawa-rawa, dan danau-danau di seluruh Indonesia. Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4-0,8 meter. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut [ Eceng gondok berkembang biak dengan stolon (vegetatif) dan juga secara generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif mempunyai peranan penting dalam pembentukan koloni. Perkembangbiakan tergantung dari kadar O2 yang terlarut dalam air. Selain dikenal dengan nama Eceng gondok, ternyata di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe [ Komposisi kimia enceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut. Menurut Rochyati 1983 dalam Yuniarti dkk (1988: 8) mengemukakan kandungan dari tangkai enceng gondok kering tanur. Tabel 2.1. Kandungan Kimia Enceng Gondok Kering Senyawa Kimia Persentase (%) Selulosa 64,51 Pentosa 15,61 Lignin 7,69 Silika 5,56 Abu 12 (Sumber: Rochyati 1983 dalam Yuniarti dkk 1988) Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember
3 Tujuan dari pembuatan pulp adalah memisahkan selulosa (serat-serat) dari bahanbahan lainnya. Pulp serat pendek umumnya dihasilkan dari jenis rumput-rumputan dan sisa hasil pertanian, sedangkan pulp serat panjang dihasilkan dari tumbuhan kayu. Secara konvensional ada tiga proses pembuatan pulp, yaitu Proses Mekanis, Proses Kimia, dan Proses Semi Kimia. Pembutan pulp secara mekanis pada prinsipnya ialah menguraikan serat yang ada di dalam bahan baku secara paksa dengan cara aksi mekanis, misalnya dengan cara menggerinda atau menggeros bahan baku hingga menjadi selulosa (serat-serat). Keuntungan dari proses ini adalah prosesnya sederhana, rendemen yang dihasilkan tinggi, biayanya murah. Sedangkan kerugiannya adalah sifat serat yang dihasilkan pendek, tidak murni, tidak utuh, lemah, dan pulp yang dihasilkan sukar diputihkan. Proses pembuatan pulp secara kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama untuk melarutkan bagianbagian kayu yang tidak diinginkan. Selulosa dipisahkan dari bahan baku dengan jalan merebus atau memasak bahan baku tersebut dengan bahan kimia pada suhu tertentu. Proses ini menghasilkan pulp dengan rendemen yang rendah. Serat pulp yang dihasilkan adalah utuh, panjang, kuat, dan stabil. Ada beberapa macam proses pembutan pulp secara kimia, yaitu Proses Soda, Proses Sulfit, Proses Sulfat (Kraft), dan Proses Organosolv Pulping. Pada Proses Soda digunakan larutan Soda Kaustik (NaOH) encer sebagai cooking liquor atau larutan pemasak. Pulp yang dihasilkan pada proses ini berwarna cokelat dan dapat diputihkan. Pada Proses Sulfit larutan pemasak yang digunakan adalah larutan Natrium Bisulfit (NaHSO 3 ) dan Asam Sulfit (H 2 SO 3 ). Serat pulp yang dihasilkan pada proses ini keadaannya sangat halus sehingga pulp tersebut dapat dipakai untuk membuat kertas dengan mutu yang tinggi. Proses ini menggunakan larutan Natrium Sulfida (Na 2 S) dan Natrium Hidroksida (NaOH) sebagai larutan pemasak. Serat yang diperoleh keadaannya amat kuat tetapi warnanya kurang baik dan sukar untuk diputihkan. Oleh sebab itu pulp jenis ini dipakai untuk membuat kertas kantong, seperti kantong semen. Proses Organosolv Pulping adalah proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia organik seperti misalnya Methanol, Etanol, Aseton, Asam Asetat, dan lain-lain. Proses ini telah terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Dengan menggunakan proses ini diharapkan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas dapat diatasi. Hal ini disebabkan karena Proses Organosolv memiliki beberapa keuntungan di antaranya yaitu, rendemen pulp yang dihasilkan tinggi, daur ulang lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah dan tidak menggunakan unsur sulfur, sehingga lebih aman terhadap lingkungan, dan dapat menghasilkan by-product (hasil samping) berupa lignin dan hemiselulosa dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Proses pembuatan pulp semi kimia pada prinsipnya adalah kombinasi dari cara mekanis dan kimia. Umumnya cara ini dilakukan dengan merendam bahan baku dengan bahan kimia, kemudian mengolahnya secara mekanis, yaitu memisahkan serat-serat hingga menjadi pulp. Warna pulp yang dihasilkan lebih pucat. Ada dua macam proses pembuatan pulp secara semi kimia, yaitu Proses Sulfit Netral dan Proses Soda Dingin. Proses Sulfit Netral pada dasarnya ditandai dengan tahapan penggilingan secara mekanik. Proses Semi Kimia yang paling penting adalah proses Natural Sulfite Semi Chemical (NSSC), yang telah digunakan secara luas di Amerika Serikat sejak Dalam 20 tahun terakhir proses NSSC juga telah digunakan di Eropa dan dibanyak negara lain di seluruh dunia (Cronert 1966; Marney 1980). Proses ini memanfaatkan cairan pemasak Sodium Sulfit dengan penambahan Sodium Karbonat untuk menetralkan asam-asam organik yang dilepaskan dari kayu selama pemasakan. Proses ini digunakan untuk kayu keras yang berkerapatan tinggi. Proses ini dilakukan dengan konsentrasi NaOH rendah, yaitu 0,25-2,5% dan dengan waktu antara 15 dan 120 menit, kemudian dilakukan tahap penggilingan pada serpih-serpih. Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pulp yaitu kadar selulosa dan kadar lignin. Selulosa merupakan bahan penyusun utama dari jaringan serat dan dinding sel pada tumbuh-tumbuhan. Secara normal selulosa berbentuk kristal. Kristal-kristal selulosa tersebut saling bergandengan melalui sejenis gula (bukan glukosa) membentuk rantai panjang yang dinamakan misela. Misela dari selulosa sangat tahan terhadap pengaruh kimia ataupun enzim. Lignin merupakan zat organik polimer yang banyak dan penting dalam dunia tumbuhan selain selulosa. Lignin merupakan senyawa 36 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009
4 polimer yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa pada jaringan tanaman. Lignin secara umum tidak ditemui dalam bentuk sederhana di antara polisakarida-polisakarida dinding sel tanaman, tetapi selalu tergabung atau berikatan dengan polisakarida tersebut. Lignin merupakan senyawa polimer aromatik komplek yang terbentuk melalui polimerisasi tiga dimensi dari sinamil alkohol yang merupakan turunan dari fenilpropana (Fengel, D. and Wegener, G., 1995). Lignin berbentuk non-kristal, mempunyai daya absorpsi yang kuat dan di alam bersifat thermoplastic, sangat stabil, sulit dipisahkan dan mempunyai bentuk yang bermacam-macam sehingga struktur lignin pada tanaman bermacam-macam. Lignin pada tanaman dapat dibagi menjadi 3 tipe: 1. Lignin dari kayu lunak (Gymnospermae). 2. Lignin dari kayu keras (Angiospermae dycotyle). 3. Lignin dari rumput-rumputan, bambu, dan palmae (Angiospermae monocotyle). Kadar kandungan lignin pada tumbuhan sangat bervariasi. Pada spesies kayu kandungan lignin berkisar antara 20-40%. Apabila dipanaskan dengan Ca-bisulfit dalam NaOH dengan suatu tekanan tinggi, maka lignin ini akan larut dan tertinggal hanya selulosanya saja. Lignin menyebabkan pulp berwarna gelap. Pada proses pembuatan pulp, kadar lignin harus rendah. Apabila kadar lignin pada tanaman tinggi, maka zat pemutih yang ditambahkan pada proses bleaching akan cukup banyak. Pulp akan mempunyai sifat fisik yang baik apabila mengandung sedikit lignin. Hal ini dikarenakan lignin bersifat menolak air dan kaku, sehingga menyulitkan dalam proses penggilingan. Kadar lignin pulp pada bahan baku kayu 20-35%, sedangkan pada bahan baku non kayu kadarnya lebih kecil lagi. Lignin merupakan zat organik polimer yang banyak dan penting dalam dunia tumbuhan selain selulosa. Adanya lignin dalam sel tumbuhan, dapat menyebabkan tumbuhan kokoh berdiri. Hemiselulosa memiliki sifat kimia penting yang berhubungan dengan pengolahan biomassa, antara lain adalah sedikit larut dalam air, larut dalam alkali, larut dan terhidrolisis oleh asam. Dibanding dengan selulosa, hidrolisis asam terhadap hemiselulosa lebih mudah terjadi. Larutan basa dingin dapat melarutkan hemiselulosa, larutan yang biasanya dipakai ialah larutan KOH 24% atau NaOH 17,5%. Ada beberapa variabel yang berpengaruh pada proses pembuatan pulp, yaitu konsentrasi larutan pemasak, temperatur pemasakan, waktu pemasakan. Semakin tinggi konsentrasi larutan pemasak, akan semakin banyak selulosa yang larut dalam alkali (Shere B. Noris, 1959). Menurut Casei, J.P. 1961, larutan NaOH dapat berpengaruh dalam pemisahan dan penguraian serat selulosa dan non selulosa Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya pemecahan makro molekul yang semakin banyak, sehingga produk yang larut dalam alkalipun akan semakin banyak. Semakin lama waktu pemasakan, maka kandungan lignin di dalam pulp tinggi, karena lignin yang tadinya sudah terpisah dari raw pulp dengan bantuan soda caustic akan kembali larut dan menyatu dengan raw pulp dan sulit untuk memisahkannya lagi (Shere B. Noris, 1959). Waktu pemasakan yang lama dapat menyebabkan terjadinya degradasi selulosa semakin besar sehingga rendemennya rendah. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan-Bahan Yang Digunakan a) Bahan-bahan untuk pembuatan pulp adalah : 1) Batang eceng gondok yang berwarna hijau 2) Etanol dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% 3) NaOH dengan konsentrasi 1% 4) Aquadest b) Bahan-bahan untuk analisa pulp adalah : 1) Asam Sulfat 98% 2) NaOH 17,5% 3) Asam Asetat 72% 4) HCl 10% 3.2 Peralatan Yang Digunakan a) Peralatan untuk pembuatan pulp adalah : 1) Erlenmeyer 2) Waterbath 3) Oven 4) Kertas Saring b) Peralatan untuk analisa pulp adalah : 1) Hot plate 2) Erlenmeyer 3) Kertas saring 4) Eksikator 5) Cawan Masir 6) Beker gelas 7) Corong 8) Oven 9) Furnace Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember
5 Prosedurnya adalah sebagai berikut : Eceng gondok dicuci dengan air sampai bersih, kemudian dipotong kecil-kecil dengan ukuran 2-3 cm. Bahan baku yang telah dipotong dijemur dibawah sinar matahari selama 6-7 hari. Eceng gondok siap digunakan. Bahan baku sebanyak 12 gr dan larutan pemasak, dengan variasi 5%, 10%, 15% dan 20% dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan perbandingan berat 1:50. Erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil kemudian dimasukkan ke dalam waterbath. Waterbath dioperasikan pada variasi temperatur 70 o C, 80 o C, 90 o C, 100 o C dan variasi waktu pemasakan 0,5 ; 1 ; 1,5 jam. Hasil pemasakan disaring untuk memisahkan larutan pemasak (black liquor) dari pulp. Padatan dicuci dengan aquadest sampai filtrat jernih. Pulp dikeringkan dalam oven dengan suhu C selama 6-8 jam, setelah kering masukkan sehingga terbentuk pulp kering dan siap untuk dilakukan analisa kadar selulosa dan ligninnya. yang berkisar antara 35,4-63,9 % dan kadar lignin berkisar antara 9,7-24,46 %. Pada penelitian ini (Tabel 4.1), dari analisa bahan baku eceng gondok diperoleh kadar selulosa sebesar 55,75% dan kandungan lignin sebesar 13,21%. Dari data tersebut diketahui bahwa kadar selulosa dan lignin dari eceng gondok berada pada range nilai kadar selulosa dan lignin dari beberapa tanaman non kayu yang juga dikembangkan untuk bahan baku pembuatan pulp. Karena bahan baku berupa eceng gondok memiliki kadar selulosa yang tinggi dan kadar lignin yang rendah, maka eceng gondok layak untuk dijadikan sebagai bahan baku pembutan pulp Pengaruh Variasi Konsentrasi Etanol dan Waktu Pemasakan terhadap Rendemen Pulp Pengaruh variasi konsentrasi Etanol dan waktu pemasakan terhadap rendemen pulp (%) dapat dilihat pada Gambar 4.1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil Analisa Bahan Baku Berdasarkan analisa terhadap sampel dari bahan baku, berupa batang eceng gondok diperoleh data hasil sebagai berikut : Tabel 4.1. Hasil Analisa Bahan Baku No Jenis Analisa Presentase (%) 1 Kadar Air 12, Kadar Abu 1, Kadar Silikat 0, Kadar Selulosa 55, Kadar Lignin 13, Hasil Analisa Rendemen Pulp Penelitian pembuatan pulp eceng gondok ini melalui proses Organosolv menggunakan larutan pemasak,yaitu larutan campuran Etanol- NaOH (proses alcell). Variabel yang diteliti adalah konsentrasi etanol (5%, 10%, 15%, 20%), temperatur (70 o C, 80 o C, 90 o C, dan 100 o C) dengan media pemanas waterbath, dan lama waktu pemasakan (0,5 jam, 1 jam, dan 1,5 jam). Rasio antara pelarut dan sampel adalah 50:1 (vol/berat) serta konsentrasi NaOH konstan yaitu 1% Pembahasan Analisa Awal terhadap Bahan Baku Dari Tabel 2.4 diperoleh kadar selulosa dari beberapa tanaman non kayu bahan baku pulp, 38 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009
6 Gambar 4.1. Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Waktu Pemasakan terhadap Rendemen Pulp Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi Etanol pada waktu pemasakan 0,5 jam maka rendemen pulp yang didapatkan akan semakin kecil. Begitu juga pada waktu pemasakan 1 jam dan 1,5 jam, semakin tinggi konsentrasi Etanol maka rendemen yang didapat akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena makin tinggi konsentrasi pelarut akan mengakibatkan makin banyaknya selulosa yang terlarut, sehingga didapatkan % rendemen yang rendah. Rendemen Pulp yang diperoleh dari percobaan ini berkisar antara 43,12% - 57,49%. Nilai Rendemen yang terbesar diperoleh pada waktu pemasakan 0,5 jam dengan konsentrasi Etanol 5% sebesar 57,49%. Sedangkan nilai rendemen yang terkecil diperoleh pada waktu pemasakan 1,5 jam dengan konsentrasi Etanol 20% sebesar 43,12% Pengaruh Variasi Konsentrasi Etanol dan Waktu Pemasakan terhadap Kadar Selulosa Pengaruh variasi konsentrasi Etanol dan waktu pemasakan terhadap kadar selulosa (%) dapat dilihat pada Gambar 4.2 Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa untuk waktu pemasakan 0,5 jam, semakin tinggi konsentrasi Etanol maka semakin kecil kadar selulosa yang didapatkan. Begitu juga untuk waktu pemasakan 1 jam dan 1,5 jam semakin tinggi konsentrasi Etanol maka semakin rendah kadar selulosa yang didapatkan. Akan tetapi, kadar selulosa pada waktu pemasakan 1 jam lebih besar dari kadar selulosa pada waktu pemasakan 0,5 jam. Gambar 4.2. Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Waktu Pemasakan terhadap Kadar Selulosa Kadar Selulosa yang diperoleh dari penelitian ini yaitu antara 24,83% - 54,67%. Kadar Selulosa yang terkecil didapat pada waktu pemasakan 1,5 jam dengan konsentrasi Etanol 20% yaitu sebesar 24,83%. Sedangkan nilai terbesar diperoleh pada waktu pemasakan 1 jam dengan konsentrasi Etanol 5% yaitu sebesar 54,67% Pengaruh Variasi Konsentrasi Etanol dan Waktu Pemasakan terhadap Kadar Lignin. Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember
7 Pengaruh variasi konsentrasi Etanol dan waktu pemasakan terhadap Kadar Lignin dapat dilihat pada Grafik 4.3 tinggi konsentrasi Etanol maka kadar lignin yang didapat akan semakin besar. Kadar Lignin yang diperoleh berkisar antara 5,12% - 13,17%. Kadar lignin yang terkecil diperolah pada waktu pemasakan 1 jam dengan konsentrasi Etanol 5%. Hal ini disebabkan kandungan lignin yang terdapat pada pulp belum cukup larut dalam waktu 0,5 jam. Kadar lignin terbesar diperoleh pada waktu pemasakan 1,5 jam dengan konsentrasi Etanol 20%. 4.2 Kondisi Terbaik Penelitian Kondisi pemasakan yang baik pada range variabel penelitian ini adalah konsentrasi Etanol 5%, temperatur pemasakan 70 o C, dan waktu pemasakan 1 jam, karena pada kondisi tersebut diperoleh kandungan selulosa dan lignin yang mendekati literatur. Kandungan selulosa yang diperoleh pada penelitian ini adalah 54,67%, kandungan lignin yang diperoleh sebesar 5,12% dan rendemen pulp yang dihasilkan yaitu 56,39%. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan: 1) Semakin tinggi konsentrasi Etanol yaitu sebesar 20%, maka rendemen pulp yang dihasilkan semakin rendah. 2) Semakin tinggi temperatur pemasakan yaitu sebesar 100 o C, maka rendemen pulp yang dihasilkan semakin rendah. 3) Semakin lama waktu pemasakan yaitu 1,5 jam, maka rendemen pulp yang dihasilkan makin rendah. 4) Kondisi pemasakan yang terbaik pada penelitian ini adalah pada konsentrasi Etanol 5%, temperatur pemasakan 70 o C, dan waktu pemasakan 1 jam dengan rendemen pulp sebesar 56,39%, kadar selulosa sebesar 54,67% dan kadar lignin sebesar 5,12%. Beberapa saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah : Gambar 4.3. Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Waktu Pemasakan terhadap Kadar Lignin Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi Etanol pada waktu pemasakan 0,5 jam maka kadar lignin yang didapatkan akan semakin besar. Begitu juga pada waktu pemasakan 1 jam dan 1,5 jam, semakin 1) Sebaiknya konsentrasi pelarut lebih divariasikan lagi, untuk memperoleh informasi yang lebih akurat tentang range konsentrasi yang dapat mencapai keadaan optimum. 2) Sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan proses-proses selain Proses Organosolv sehingga dapat dijadikan bahan perbandingan. 40 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009
8 3) Sebaiknya digunakan campuran pelarut selain Etanol-NaOH sehingga dapat dilihat keuntungan dan kerugiannya. 4) Variabel temperatur dan lama waktu pemasakan sebaiknya dapat dilakukan dengan range yang lebih variatif lagi. 5) Sebaiknya perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah pulp. VI. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Dian dan Yosei Oktora Basri Pemanfaatan Daun Nenas Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pulp dengan Menggunakan Larutan Pemasak Campuran Alkali-Ethanol (NaOH- C 2 H 5 OH). Universitas Sriwijaya: Inderalaya. Pahlevi, Okta Reza dan Aprizal Agustinus Pengaruh Variabel Waktu Dan Konsentrasi Larutan Aseton Dan NaOH Pada Pembuatan Bahan Baku Pulp Dari Alang- Alang. Universitas Sriwijaya: Inderalaya. Yuniarti, Dewi Putrid an Liza Machdalia Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku untuk Pembuatan Karton. Universitas Sriwijaya: Inderalaya. an_briket_arang_dari_enceng_gondok_e ichornia_crasipess_solm_dengan_sagu_s ebagai_pengikat_ (diakses tanggal 12 November 2008) (diakses tanggal 10 Juli 2008) (diakses tanggal 10 Juli 2008) (diakses tanggal 10 Juli 2008) asp.asp_files (diakses tanggal 10 Juli 2008) ptek/tekn22.htm (diakses tanggal 12 November 2008) Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember
LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Eceng Gondok (
LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Eceng Gondok (Eichornia crassipes Solms) Eceng gondok merupakan salah satu jenis tumbuhan air yang mengapung. Eceng gondok dikenal di beberapa daerah dengan nama yang berbeda,
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut
Lebih terperinciJURNAL INTEGRASI PROSES. Website:
JURNAL INTEGRASI PROSES Website: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip Submitted : 15 June Revised : 16 June Accepted : 17 June PENGARUH KONSENTRASI H2O2 TERHADAP TINGKAT KECERAHAN PULP DENGAN BAHAN
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMBUATAN PULP DARI BAHAN BAKU SERAT LIDAH MERTUA (SANSEVIERIA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV
LAPORAN AKHIR PEMBUATAN PULP DARI BAHAN BAKU SERAT LIDAH MERTUA (SANSEVIERIA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik
Lebih terperinciPembuatan Pulp dari Batang Pisang
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 2 (November 2015) 36-50 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ic.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal Pembuatan Pulp dari Batang Pisang Syamsul
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delignifikasi bahan baku industri pulp sehingga didapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan penting, mulai dari dunia pendidikan, sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yaitu untuk berkomunikasi dan berkreasi. Industri pulp dan kertas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas seni merupakan salah satu produk yang semakin diminati baik di dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri, umumnya merupakan hasil produk buatan tangan dengan
Lebih terperinciKertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk
Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Selain untuk
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI PELARUT, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP DARI SABUT KELAPA MUDA
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP DARI SABUT KELAPA MUDA Abdullah Saleh, Meilina M.D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS
PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS Padil, Silvia Asri, dan Yelmida Aziz Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Riau, 28293 Email : fadilpps@yahoo.com
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL
Jurnal Teknik Kimia, Vol.9, No.1, September 2014 PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL Nur Masitah Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ORGANOSOLV
PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ORGANOSOLV Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciINDUSTRI PULP DAN KERTAS. 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC
INDUSTRI PULP DAN KERTAS 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC 1 A. BAHAN BAKU Selulosa (terdapat dalam tumbuhan berupa serat) Jenis-jenis selulosa : 1. α-selulosa untuk pembuatan kertas 2. β-selulosa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Industri pulp dan kertas merupakan industri yang cukup penting untuk keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. Kebutuhan pulp
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Oksalat Asam oksalat pertama kali disintesis oleh Carl W.Scheele pada tahun 1776 dengan cara mengoksidasi gula dengan asan nitrat (Kirk-Othmer,1996). Pada tahun 1784 telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu 2.1.1 Pengertian Tebu Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG
Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG 11 PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG Ivan Wibisono 1), Hugo Leonardo 1), Antaresti 2), Aylianawati 2) E-mail: ivan_wihaoyen@yahoo.com ABSTRAK Alang-alang merupakan
Lebih terperinciDELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI
DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI Gustriani, St Chadijah, dan Wa Ode Rustiah Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv
Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv Purnawan C. 1, Hilmiyana D. 1, Wantini 1, Fatmawati E. 2 1 Jurusan Kimia, 2 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung ( Zea Mays L ) Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Jagung memiliki masa hidup 70-120 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
46 HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Non Struktural Sifat Kimia Bahan Baku Kelarutan dalam air dingin dinyatakan dalam banyaknya komponen yang larut di dalamnya, yang meliputi garam anorganik, gula, gum, pektin,
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR, LAMA PEMASAKAN, DAN KONSENTRASI ETANOL PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU JERAMI PADI DENGAN LARUTAN PEMASAK NAOH-ETANOL
PENGARUH TEMPERATUR, LAMA PEMASAKAN, DAN KONSENTRASI ETANOL PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU JERAMI PADI DENGAN LARUTAN PEMASAK NAOH-ETANOL Tri Kurnia Dewi, Ariza Wulandari, Romy Jurusan Teknik Kimia
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang bisa dibuat dari
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU
PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.
1 BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan-bahan dan Alat yang Digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan : No. Alat Ukuran Jumlah 1. Digester - 1 Buah 2. Pengaduk - 1 Buah 3. Kertas PH - Secukupnya 4. Gunting - 1 Buah 5.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciLAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT
LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT a. Enceng gondok yang digunakan berasal dari sungai di kawasan Golf. Gambar 16. Enceng Gondok Dari Sungai di Kawasan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi
25 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Labaratorium Analisis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat Jatisrono berwirausaha sebagai pedagang ayam, para pedagang tersebut menjualnya dalam bentuk daging mentah dan ada pula yang matang.
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan 5.1.1 Alat yang digunakan Tabel 3.1 Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Sendok
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. Sendok 2. Ember 3. Pipet 2 buah 4. Pengaduk 5. Kertas ph Secukupnya 6. Kaca arloji 2 buah 7. Cawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis, mencetak, menggambar,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lidah Mertua (Sansevieria) Sansevieria merupakan tanaman hias yang mempunyai keanekaragaman warna dan bentuk daun, serta mudah tumbuh di halaman rumah tanpa banyak perawatan.
Lebih terperinciPEMANFAATAN BATANG PISANG (MUSA PARADISIACA L) DALAM PEMBUATAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACETOSOLV SERTA IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH
PEMANFAATAN BATANG PISANG (MUSA PARADISIACA L) DALAM PEMBUATAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACETOSOLV SERTA IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH Afriati Fitri 1), Zona Octarya, M.Si 1) 1 Fakultas Tarbiyah dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Perternakan UIN SUSKA RIAU dan SMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri kertas merupakan salah satu industri yang terbesar di Dunia dengan menghabiskan 670 juta ton kayu. Kebutuhan kertas dunia terus meningkat, yang pada beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri dan teknologi sangat menunjang kebijakan yang telah disusun pemerintah. Salah satu kebijakan
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA
PABRIK CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DARI ECENG GONDOK DENGAN PROSES DELIGNIFIKASI SODA Oleh : Dian Aprilia Ratnasari (2311 030 002) Fiona Rossi Ramadhani (2311 030 056) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Semua tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Semua tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat dapat dipakai sebagai bahan baku pulp, baik tumbuhan yang termasuk tumbuhan dycotyledoneae atau
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING Aris Kurniawan dan Haryanto Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciKAJIAN AWAL PULP DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI
KAJIAN AWAL PULP DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI Oleh : MUTHAHAR MAHDI ALAYDRUS NPM. 0631010054 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM
PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM. 0931010056 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester
TUGAS AKHIR Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester (Waste Utilization of Banana in Meteseh as Raw Material Soda Process
Lebih terperinciPulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason
Standar Nasional Indonesia ICS 85.040 Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
(pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan plastik semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena memiliki banyak kegunaan dan praktis. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat
Lebih terperinciDisusun oleh : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP
SEMINAR TA 2011 Disusun oleh : Sekarwati Abdul S. Wahyu Utami 2308 030 011 2308 030 053 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP. 19630805 198903 2 002 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTI-ITS
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit jagung dan bulu ayam merupakan contoh limbah hasil pertanian dan peternakan yang jumlahnya sangat melimpah. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir diseluruh daratan
Lebih terperinciPemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi
Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Di pasaran, terdapat beberapa macam kertas
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap : Tahap I Tahap II Tahap III : Analisa terhadap bahan dasar : Pemasakan dengan proses soda : Analisa
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066
BAB I PENGANTAR Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama dari industri pengolahan kelapa sawit yang belum termanfaatkan secara optimal. Dari pengolahan buah kelapa sawit, dihasilkan limbah berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. LIGNOSELULOSA Lignoselulosa merupakan bahan penyusun dinding sel tanaman yang komponen utamanya terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Demirbas, 2005). Selulosa adalah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODA
III. BAHAN DAN METODA A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu daun lebar campllran terdiri dari kurang lebih 15 jenis kayu yang berasal dari areal hutan alam produksi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari perombakan bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob). Bahan organik dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Kompresi merupakan pemberian tekanan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
LAPORAN AKHIR Pemanfaatan Selulosa dari Eceng Gondok sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (CarboxyMethyl Cellulose ) dengan Media Reaksi Campuran Larutan Metanol Propanol Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMANFAATAN BATANG PELEPAH PISANG PUTRI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PULP
LAPORAN AKHIR PEMANFAATAN BATANG PELEPAH PISANG PUTRI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PULP Dibuat Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinciDELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta
DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta 0931010021 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,
Lebih terperinciGambar 7. Alat pirolisis dan kondensor
III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pirolisis, kondensor, plastik, nampan, cawan aluminium, oven, timbangan, cawan porselen, parang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selulosa merupakan salah satu komoditi yang cukup banyak dibutuhkan di industri, seperti industri tekstil dan pulp. Serat selulosa ini juga sudah dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciDisusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani Ir. Nuniek Hendriani, M.T. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng
PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes ) MELALUI PROSES PRETREATMENT DENGAN JAMUR Phanerochaete chrysosporium DAN Trichoderma harzianum Disusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5
PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5 Anwika Utami Putri D. 1114051006 Isnaini Rahmadi 1114051028 M. Satria Gunawan 1114051032 JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Jerami Padi dari Boyolali untuk Pembuatan Pulp dengan Proses Soda Menggunakan Digester Batch
LAPORAN TUGAS AKHIR Pemanfaatan Limbah Jerami Padi dari Boyolali untuk Pembuatan Pulp dengan Proses Soda Menggunakan Digester Batch Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian
25 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium jurusan pendidikan kimia dan laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo.
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan
Lebih terperinciPulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma
Standar Nasional Indonesia Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma ICS 85.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Pada website BPS Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap kertas semakin meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Pada website BPS Indonesia tercatat pada tahun 2010
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciLAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL
LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit jagung merupakan bagian tanaman yang melindungi biji jagung, berwarna hijau muda saat masih muda dan mengering pada pohonnya saat sudah tua. Tongkol jagung merupakan
Lebih terperinci