BAB I PENDAHULUAN. Humor memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Humor memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika dulu menambahkan sentuhan humor dianggap sebagai hal yang konyol, sekarang, humor dapat diterima oleh masyarakat dengan mudah. Fungsi utama humor ialah menghibur. Humor membuat seseorang tertawa dan rileks. Pengelolaan humor dengan baik dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, kritikan, dan hiburan. Humor juga dapat meningkatkan hubungan sosial antara pengguna atau penutur dengan lawan tuturnya. Kelucuan pada humor bersifat relatif. Humor tidak dapat ditransfer dengan mudah dari satu budaya serta bahasa ke budaya serta bahasa yang lainnya (Giyatmi, 2005:2). Hal ini disebabkan humor merupakan hasil persepsi budaya. Budaya dari individu atau masyarakat memicu timbulnya suatu humor. Selain itu, konteks juga berperan penting dalam humor. Tanpa mengerti konteks, seseorang akan kesulitan dalam memahami humor tersebut. Seiring perubahan anggapan terkait humor, pemanfaatan humor sebagai sarana hiburan disampaikan melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Penyampaian humor melalui media cetak dapat berbentuk kolom komik dalam surat kabar, novel atau buku komedi, dan ilustrasi buku. Adapun humor dalam media elektronik penyebarannya melalui media sosial atau chatting (Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan lain sebagainya), televisi, dan radio. 1

2 2 Radio merupakan media massa elektonik yang bersifat auditif. Dalam hal ini, radio memiliki batasan pada bunyi atau suara yang hanya dapat ditangkap oleh indra pendengaran. Tidak hanya sebagai media berita yang menyampaikan berbagai informasi, radio juga berfungsi sebagai media hiburan yang menyampaikan humor kepada pendengarnya. Salah satu saluran radio yang menyampaikan humor adalah saluran radio Prambors. Saluran radio Prambors merupakan salah satu saluran radio nasional yang disiarkan di delapan kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta (102.2 FM), Bandung (98.4 FM), Makasar (105.1 FM), Medan (97.5), Semarang (102 FM), Yogyakarta (95.8 FM), Solo (99.2 FM), dan Surabaya (89.3 FM). Pada mulanya, Prambors merupakan saluran radio swasta yang dibentuk oleh sekelompok pemuda. Pada waktu itu saluran radio ini hanya disiarkan di daerah Jakarta. Sejak tahun 1971, saluran Prambors mulai mengudara sebagai saluran radio nasional yang bersegmen remaja. Menyapa pendengar dengan sebutan kawula muda, saluran Prambors menghadirkan berbagai acara segmentif yang menghibur. Salah satu acaranya yaitu Desta and Gina in The Morning yang memanfaatkan humor sebagai media hiburannya. Desta and Gina in The Morning disiarkan setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul WIB. Acara tersebut dipandu oleh Deddy Mahendra Desta dan Nycta Gina. Terdapat dua segmen khusus humor dalam siaran tersebut, yaitu Iseng Ah dan Miss Dongdong. Miss Dongdong yang selanjutnya disebut MDD merupakan segmen acara berbentuk komedi yang berisi konsultasi antara pendengar dengan MDD. Dalam acara tersebut pendengar dapat menceritakan

3 3 permasalahan yang dimiliki dan mendapatkan saran atas permasalahan tersebut. MDD merupakan sebuah lakon yang diperankan oleh Nycta Gina. Kelucuan terjadi karena saran yang diberikan oleh MDD bersifat tidak terduga dan terkadang tidak solutif. Sebagai segmen acara yang menyampaikan humor melalui radio, MDD memiliki karakteristik tertentu, baik dari segi bahasa maupun bukan bahasa yang membuatnya menarik untuk diteliti. Humor dalam wacana ini berbentuk dialog interaktif yang membutuhkan minimal dua partisipan. Humor terjadi antara pendengar dengan MDD yang tersambung via pesawat telepon. Tema humor bersifat acak tergantung pada respons atau feed-back pendengar. Baik MDD atau pendengar tidak mengetahui latar belakang satu sama lain, namun MDD harus memberikan saran atas permasalahan yang dimiliki pendengar. Dengan saran tersebut, MDD memancing respons pendengar untuk sama-sama memberikan kesan lucu pada humor tersebut. Wacana humor MDD memiliki struktur wacana yang lengkap dan kompleks. Wacana humor ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal merupakan pembuka wacana, tengah adalah isi, dan akhir adalah penutup. Bagian pembuka dalam wacana humor MDD berisi sapaan dan perkenalan antara MDD dengan penelepon, contoh: (01) MDD : Halo Miss Dongdong speaking, dari siapa ini? PN : Dari Halim, Miss Dongdong. MDD : Ada perlu apa ya? (Eps. Kolaborasi, 04 November 2015) Untuk memulai percakapan sekaligus membuka wacana, MDD dan penelepon sama-sama memperkenalkan diri. Terdapat beberapa jenis tindakan

4 4 memperkenalkan diri dalam wacana humor MDD, seperti adanya plsetan dan beberapa jenis sapaan yang digunakan untuk membuka wacana. Hal-hal tersebut akan dibahas secara khusus pada bab selanjutnya. Bagian isi wacana humor MDD dibagi menjadi dua yaitu penyampaian masalah oleh penelepon dan penyampaian saran oleh MDD. Topik permasalahan dalam wacana ini bersifat acak, namun masih dalam ruang lingkup masalah keseharian pendengar, seperti masalah ekonomi, sosial dan pergaulan, perasaan, dan lain sebagainya. Contoh isi dalam wacana humor MDD dapat dilihat dalam kutipan berikut ini. (02) MDD : Kalau Viko ini mau tanya apa sih sama aku? PN : Ini kan saya baru mulai kerja, untuk masalah nikah, ke depannya kira-kira saya pantesnya di umur berapa ya? MDD : Kalau pengen nikah gitu ya? Sekarang kamu udah kerja, gaji berapa gaji sebulan? PN : Gaji sekitar tiga jutaan lah Miss. MDD : Yang namanya mau menikah itu kan harus didasari oleh kemapanan. Kalu rumah udah punya belum? PN : Rumah, rumah udah punya tapi masih rumah punya orang tua, Miss. MDD : Berarti itu namanya belum punya pe a! PN : Solusinya gimana Miss? MDD : Tar dulu, kamu orangnya nggak sabaran banget sih. Pengen langsung aja. Nih, aku kasih rincian buat kamu nih. Rumah nih ibarat kata, kamu beli 300 juta deh, terus mobil 150 juta deh gitu ya. Terus udah gitu kalau mau nikah coba. Kamu harus mesti sewa dekorasi, harus juga mungkin sewa hiburan. Kalau mau seru acara hajatan itu kamu sewa penyanyi dangdut. Mandacelo deh yang nyanyi cumi-cumi, nih kayak gini (memutar musik dangduut) itu aja perlu biaya berapa. Yaudah deh sewa banci deh biar seru acaranya. Kalau banci kayak gini nih suaranya (memutar suara banci). Nah kan, tuh perlu biaya, emang kalau resepsi cuman sedikit? Mau undang berapa orang sih? PN : Ribuan sih Miss.

5 5 MDD : Ribuan. Tu kan kamu harus memikirkan volume makanannya yang harus kamu sediakan. Misalnya satu baskom sirup harus cukup untuk berapa orang. Kamu harus ember-emberin sirupnya. Ya kira-kira biaya resepsi ya 100 juta lah ya. Ditotal-total sekitar 600 juta. Kalau mau nikah 600:3=200 bulan, itu kurang lebih ntar deh kira-kira 16 tahun 8 bulan lagi lah kamu baru nikah. Itu pun kalau nggak pake makan ya, baru tercukupi biaya, tu biaya. PN : Yah Miss, kalau kayak gitu mah saya keburu mati, kelamaan. (Eps. Modal Nikah, 15 September 2015) Kutipan (02) merupakan contoh isi dalam wacana humor MDD yang memuat penyampaian masalah dan penyampaian solusi. Adapun bagian penutup dalam wacana humor MDD berisi sapaan untuk mengakhiri percakapan. Sapaan yang terdapat pada bagian akhir wacana disebut sapaan penutup. Terdapat beberapa jenis tindakan yang dilakukan MDD dan penelepon untuk mengakhiri percakapan. Pembahasan lebih komprehensif terkait tindakan tersebut disampaikan dalam bab selanjutnya. Humor pada MDD memanfaatkan aspek-aspek kebahasaan tertentu untuk menimbulkan kesan lucu. Kesan tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini. (03) MDD : Halo Miss Dongdong speaking, Tamara ya? PN : Iya, soalnya aku lagi happy, lagi baik-baik makanya Tamara. MDD : Itu tak marah, aduh minta ampun deh. Tamara ada apa ya, ada masalah apa, anything problem with you? (Eps. Punya Temen Norak, 18 September 2015) (04) MDD : Kasihan. Kita harus menelaah lebih lanjut, mundur ke belakang mengenai masa lalu kamu kalau kayak begini caranya ya. Coba aku tanya nih, dulu waktu kuliah rajin masuk nggak? PN : Rajin sih Miss, masuk ke kantin. MDD : Ha? Di kelas gimana itu? PN : Ya nggak ada Miss. Titip absen.

6 6 MDD : Waaah, ini berarti udah terlihat ini. Ada benihbenih kamu ini mengidap asma. PN : Waduh, apa asma? MDD : Asal mengisi absen. (Eps. Susahnya Nyari Kerja, 20 Oktober 2015) (05) MDD : Ujian sering mendapatkan nilai bagus nggak? PN : Kebanyakan enggaknya sih Miss. MDD : Waa ini, berarti kamu nih banyak kutil ya? PN : Apaan kutil Miss? MDD : Kurang teliti. Kurang teliti menjawab soal, kurang teliti mencari teman buat bahan contekan. Ada nggak dulu tugas-tugas kelompok gitu? PN : Banyak. MDD : Ngerjain nggak? PN : Ngerjain dikit, sisanya dikerjain temen, Miss. MDD : Berarti ini kamu juga terserang bisul. PN : Aduh, makin berat ini. MDD : Bisul kamu itu bisanya usul doang. Ngajuin, ngajuin, ngajuin, ngerjain nggak mau, iya to? (Eps. Susahnya Nyari Kerja, 20 Oktober 2015) Pada kutipan di atas, terlihat adanya penggunaan permainan bahasa (play on word) yang digunakan MDD untuk menciptakan humor. Kata Tamara pada kutipan (03) merupakan nama penelepon yang diasosiasikan dengan frasa tak marah tidak marah dalam bahasa Indonesia yang berfungsi untuk menggambarkan suasana hati penelepon yang sedang gembira. Penggambaran suasana hati penelepon tersebut terlihat dalam tuturan iya soalnya aku lagi happy, lagi baik-baik makanya aku Tamara. Adapun bentuk permainan bahasa yang terdapat dalam kutipan (04) dan (05) ialah penciptaan singkatan baru yang dilakukan MDD untuk membuat humor dan menimbulkan kesan lucu. Kata asma gangguan pernapasan yang bersifat alergis dalam kutipan (04) diberi makna baru berupa asal titip absen. Kata kutil dan bisul jenis penyakit kulit pada kutipan (05) diberi arti baru berupa kurang teliti dan bisanya usul. Pembentukan

7 7 singkatan pada kutipan (03) (05) disesuaikan dengan topik permasalahan penelepon. Penciptaan singkatan baru tersebut bersifat spontan. Ketidakterdugaan merupakaan aspek terpenting dalam penciptaan humor, semakin tinggi ketidakterdugaan semakin tinggi nilai humornya (Wijana, 2003:10). Pemanfaatan aspek-aspek kebahasaan yang demikian mampu menimbulkan ketidakterdugaan bagi pendengar sehingga memberikan kesan lucu. Hal tersebut terbukti dengan rating yang didapatkan saluran radio Prambors yang memosisikan acara Desta and Gina in The Morning sebagai program acara favorit di saluran tersebut. Penelitian mengenai humor dari segi kebahasaan sudah banyak dilakukan, apalagi mengingat bahwa pragmatik merupakan salah satu kajian bahasa yang memiliki banyak peminat. Akan tetapi, penelitian mengenai humor pada saluran radio Prambors, khususnya pada wacana humor MDD belum pernah dilakukan. Radio Prambors memiliki pengalaman lebih dari empat puluh tahun sebagai radio yang bersegmen ramaja. Sebagai radio nasional, Prambors memiliki cakupan pendengar yang lebih luas jika dibandingkan dengan radio lokal atau daerah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa struktur pembentuk dan topik wacana humor MDD? 2. Aspek-aspek kebahasaan apa saja yang digunakan untuk menciptakan humor dalam wacana humor MDD?

8 8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. mendeskripsikan struktur pembentuk wacana dan topik humor; dan 2. mendeskripsikan aspek-aspek kebahasaan pencipta humor dalam wacana humor MDD. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bentuk aplikasi pengembangan teori pragmatik. Adapun secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait pemahaman humor MDD yang disiarkan di saluran radio Prambors. Sementara itu, manfaat lain dari penelitian ini ialah dapat digunakan oleh industri-industri penyiaran, baik radio maupun televisi sebagai referensi dalam menciptakan program acara humor, terutama dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana berkomunikasi kepada pendengar atau pemirsa. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada tataran fonologi, morfologi, leksikal, dan pragmatik. Yang diteliti adalah wacana humor MDD yang disiarkan di saluran radio Prambors. Data penelitian diambil pada bulan Agustus sampai November 2015 dengan merekam percakapan antara MDD dengan penelepon.

9 9 Dari hasil pengumpulan data didapatkan 27 judul wacana humor. Terdapat istilah rerun dalam penyiaran acara tersebut, yaitu MDD dengan tema tertentu akan disiarkan kembali di hari lain. Oleh karena itu, hanya dipilih salah satu dari wacana MDD yang disiarkan secara rerun. Adapun analisis pada penelitian ini dibatasi pada struktur pembentuk wacana, topik wacana, dan aspek-aspek kebahasaan pencipta humor yang digunakan dalam wacana humor MDD. 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian terkait wacana dan humor sudah pernah dilakukan oleh para peneliti bahasa. Penelitian tersebut di antaranya ialah tesis Giyatmi (2008) dalam Wacana Humor pada Radio Expose di Radio JPI FM Solo yang mendeskripsikan karakteristik pemanfaatan kebahasaan dalam wacana humor RE di JPI FM Solo. Karakteristik kebahasaan yang digunakan dalam wacana humor tersebut antara lain berdasarkan karakteristik umum, karakteristik khusus, akronim, plesetan, metafora, dan pertalian antarklusa. Karakteristik umum yang dominan muncul dalam wacana humor tersebut adalah campur kode dan alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Bahasa yang digunakan oleh penyiar radio tersebut disesuaikan dengan bahasa sehari-hari pendengarnya yang berupa bahasa Jawa. Skripsi berjudul Analisis Wacana Humor: Studi Kasus Tawa Sutra di ANTV yang disusun oleh Santhi (2007) mendeskripsikan wacana humor Tawa Sutra dan aspek-aspek kebahasaan yang terdapat di dalamnya. Aspek kebahasaan yang terdapat dalam wacana humor Tawa Sutra antara lain penyimpangan

10 10 fonologis, antonimi, hiponimi, ketaksaan leksikal, pertalian kata dalam frase, deiksis, nama, eufemisme, onomatope, penerjemahan, dan ketidakparalelan makna bentuk dasar. Terdapat tiga penyimpangan pragmatik dalam wacana tersebut, yaitu penyimpangan prinsip kerjasama, prinsip kesopanan, dan penyimpangan parameter pragmatik. Tawa Sutra merupakan program komedi yang disiarkan di televisi. Proses penciptaan humor pada televisi selain memanfaatkan aspek suara (audio) juga memanfaatkan aspek gambar (visual). Skripsi berjudul Wacana humor Politik yang disusun oleh Ekawati (2002) mengidentifikasi wacana humor politik berdasarkan deskripsi wacana humor politik dan bentuk-bentuk wacana humor politik. Berdasarkan bentuknya, humor politik terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain berbentuk cerita atau dongeng, dialog, puisi, kalimat topik, ungkapan penjerat, akronim, kartun, dan karikatur. Terdapat beberapa prinsip pragmatik dalam humor politik, yaitu prinsip percakapan, prinsip ironi, prinsip kelakar, hiperbola, dan litotes. Berdasarkan ketidaklangsungan makna, dalam wacana humor politik terdapat gaya bahasa retoris dan bahasa kiasan. Skripsi berjudul Humor Politik: Kajian Wacana Pragmatik pada Tayangan Sentilan Sentilun yang ditulis oleh Munazharoh (2011). Penelitian tersebut mengidentifikasikan Sentilan Sentilun sebagai wacana humor politik. Identifikasi tersebut berdasarkan identifikasi Sentilan Sentilun, identifikasi wacana, idetifikasi humor, dan identifikasi politik. Aspek-aspek pragmatik yang digunakan dalam penciptaan humor ini antara lain pelanggaran prinsip kerja sama, pelanggaran prinsip kesopanan, dan pelanggaran parameter pragmatik. Adapun

11 11 aspek-aspek kebahasaan yang terdapat dalam wacana humor Sentilan Sentilun antara lain aspek fonologis, ketaksaan, sinonimi, simile, metafora, nama, kata ulang, dan pertalian bentuk. Sentilan Sentilun merupakan program komedi yang mengkritik kondisi sosial masyarakat Indonesia yang disiarkan di televisi. Tinjauan selanjutnya ialah skripsi berjudul Wacana Humor Bernuansa Pornografi dalam Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Hendardi (2010). Humor dalam wacana ini memanfaatkan penyimpangan konvensi, penyimpangan kaidah kebahasaan, dan penggunaan kata-kata berasosiasi seks atau kata-kata yang seringkali digunakan dalam ranah seks. Seperti humor pada umumnya, pemanfaatan aspek pragmatik berupa penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan juga dilakukan untuk menimbulkan kesan lucu. Dilihat dari aspek di luar bahasa, wacana humor ini disampaikan melalui media cetak berbentuk buku. Pidato pengukuhan jabatan guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang berjudul Wacana Dagadu, Permainan Bahasa, dan Ilmu Bahasa yang ditulis oleh Wijana (2003) juga menjadi tinjauan pustaka. Penelitian tersebut mendeskripsikan fungsi plesetan dan jenis-jenis plesetan yang terdapat dalam wacana kaos oblong Dagadu. Fungsi plesetan dalam wacana tersebut antara lain untuk menciptakan humor, mencapai kenikmatan (enjoyment), dan menyampaikan kritik terhadap berbagai kondisi sosial dan kultural yang berkembang di masyarakat. Pada dasarnya, plesetan dalam wacana Dagadu berfungsi untuk mengukuhkan hubungan dan norma-norma sosial sehingga keselarasan hidup anggota-anggotanya dapat dipertahankan. Plesetan wacana

12 12 rancangan Dagadu meliputi permainan kata, permainan kata antarbahasa, melaporisme, silap lidah, slang, wacana indah, serta kreasi dan translasi wacana. Berdasarkan enam tinjauan pustakan di atas, penelitian mengenai wacana humor di saluran radio pernah dilakukan oleh Giyatmi pada tahun Akan tetapi, penelitian mengenai wacana humor khususnya MDD yang terdapat dalam saluran radio Prambors belum pernah dilakukan karena penelitian yang dilakukan oleh Giyatmi difokuskan pada saluran radio lokal, yaitu saluran radio JPI FM Solo. Pada penelitian yang dilakukan oleh Giyatmi tersebut tidak membahas struktur dan topik dalam wacana humor radio. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat kebaruan, yaitu bahan penelitiannya adalah wacana humor MDD yang disiarkan di saluran radio Prambors, selain itu penelitian ini juga membahas struktur dan topik wacana humor MDD. 1.7 Landasan Teori Teori Humor Secara etimologi, kata humor berasal dari bahasa Yunani yang berarti getah (Ensiklopedia:627 dalam Yusuf, 1984:5). Menurut kepercayaan masyarakat Yunani, tubuh manusia mengandung semacam getah yang dapat menentukan temperamen seseorang. Pengertian humor yang lain adalah segala bentuk rangsangan yang cenderung secara spontan menimbulkan senyum dan tawa para pendengarnya atau pembacanya (Endahwarni, 1994:18). Rangsangan tersebut dapat berbentuk tingkah laku manusia baik verbal maupun nonverbal yang

13 13 bersifat jenaka. Humor bersifat relatif karena lahir dari persepsi budaya masyarakat atau individu yang bersifat khas. Wijana (2003:21) mengelompokkan teori humor menjadi tiga, yaitu teori ketidaksejajaran, teori pertentangan, dan teori pembebasan. Teori ketidaksejajaran menyatakan bahwa humor secara tidak kongruen menyatukan dua makna atau penafsiran yang berbeda ke dalam satu objek yang kompleks. Ketidaksejajaran tersebut dipersepsikan secara spontan oleh penikmatnya. Dalam humor, ide-ide yang tidak kongruen itu dapat disatukan dengan bunyi yang sama dan dapat pula salah satu diinterferensikan dari yang lain atau keduanya dibayangkan dapat terjadi dalam kenyataan (Wilman dalam Wijana, 2003:21). Sesuatu yang tidak sejajar menurut paham ketidaksejajaran, oleh penganut paham pertentangan dipandang sebagai fenomena yang bertentangan. Misalnya saja pertentangan antara yang sama dengan yang tidak sama, pertentangan antara sesuatu yang nyata dengan yang tidak nyata, pertentangan antara persahabatan dan permusuhan, dan lain sebagainya. Ketidakkesejajaran atau pertentangan dalam wacana humor dikreasikan oleh pencipta humor untuk menanggapi kondisi masyarakat atau sekadar bersenda gurau. Hal tersebut dilakukan untuk membawa penikmat humor dari keadaan telis (telic state) ke keadaan paratelis (paratelic state) (Wijana, 2004:23). Keadaan telis adalah keadaan penuh tekanan, sedangkan paratelis adalah keadaan lepas dari tekanan. Hal tersebut sesuai dengan salah satu fungsi humor, yaitu untuk menghibur.

14 Teori Linguistik Ada beberapa teori linguistik yang digunakan untuk mengkaji wacana humor MDD, antara lain teori fonologi, morfologi, dan pragmatik. Fonologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari seluk-beluk bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia. Mengacu pada Verhaar (2010:67) fonologi disebut sebagai ilmu bunyi yang fungsional, yaitu bunyi-bunyi yang membedakan makna atau yang disebut fonem. Objek kajian fonologi dibedakan menjadi dua, yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik adalah cabang fonologi yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna kata. Fonemik adalah cabang fonologi yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna. Dalam wacana humor MDD, teori fonologi digunakan untuk menganalisis bunyi bahasa sebagai pencipta humor, seperti substitusi bunyi, penambahan bunyi, dan pelesapan bunyi. Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata (Ramlan, 2001:1). Adapun pengertian morfologi menurut Verhaar (2010:97) adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Analisis morfemis dalam wacana humor MDD digunakan untuk mengkaji pembentukan akronim sebagai salah satu aspek pencipta humor di dalam wacana tersebut. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana 2010:4). Pragmatik dan semantik memiliki perbedaan meski

15 15 keduanya sama-sama mengkaji makna-makna lingual. Semantik mengkaji makna secara internal, sedangkan pragmatik mengkaji makna secara eksternal. Makna kajian pragmatik adalah makna yang terikat konteks. Makna tersebut dapat menentukan maksud penutur. Teori pragmatik dalam wacana humor MDD digunakan untuk mengkaji strategi peserta tutur dalam pemilihan bentuk-bentuk yang memiliki perbedaan tingkat kesopanan. Strategi pemilihan bentuk ini disebut dengan parameter pragmatik. Wijana (2004:74) membagi parameter pragmatik menjadi tiga; (1) tingkat jarak sosial, (2) tingkat status sosial, dan (3) tingkat peringkat tindak ucap. Wacana dibagi menjadi dua macam, yaitu wacana monolog dan wacana dialog. Perbedaan antara kedua jenis wacana tersebut terletak pada ada tidaknya interaksi antara pembicara dengan pendengar. H Clark (dalam Dardjowidjojo, 2012:121) mengemukakan ada empat unsur yang terlibat dalam wacana dialog, yaitu unsur personalia, latar bersama, perbuatan bersama, dan kontribusi. Unsur personalia berkenaan dengan siapa saja partisipan yang turut serta dalam wacana. Unsur latar bersama merujuk pada anggapan bahwa peserta tutur, baik penutur atau lawan tutur sama-sama memiliki presuposisi dan pengetahuan yang sama, kesamaan dalam pengetahuan inilah yang dinamakan latar bersama. Adapun unsur perbuatan bersama merujuk pada perbuatan yang dilakukan oleh penutur dan lawan tutur, perbuatan tersebut memiliki aturan yang diketahui oleh masingmasing peserta tutur. Unsur kontribusi berkenaan dengan tahap-tahap yang dilakukan oleh peserta tutur selama proses tuturan tersebut berlangsung. Tahap tersebut meliputi (a) tahap presentasi, tahap ketika pembicara menyampaikan

16 16 sesuatu untuk dipahami oleh lawan tutur, dan (b) tahap pemahaman, yaitu tahap ketika lawan tutur telah memahami apa yang disampaikan oleh penutur. 1.8 Metode Penelitian Penelitian bahasa merupakan penelitian yang bersifat sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap objek yang berupa bunyi tutur (Mahsun, 2012:2). Metode penelitian harus diuraikan secara jelas oleh peneliti agar proses penelitian dapat diketahui secara transparan. Hal tersebut berguna untuk mempermudah pembaca dalam memahami laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Secara garis besar, penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan metode bebas libat cakap dengan teknik sadap dan catat. Metode ini dilakukan dengan menyimak dan merekam percakapan antara MDD dan pendengar menggunakan alat perekam. Data yang didapat kemudian dicatat pada kartu data menggunakan alat penelitian yang berupa alat tulis. Pencatatan dilakukan dengan transkripsi ortografis dan sebagian dengan transkripsi fonetis. Setelah ditranskripsi, peneliti melakukan penyimakan kembali pada rekaman yang didapat untuk mencocokan hasil transkripsi agar tidak dijumpai kesalahan tulis. Metode yang digunakan pada tahap analisis adalah metode padan pragmatis dan metode agih. Tahap selanjutnya adalah analisis data. Setelah data terkumpul, data diklasifikasikan berdasarkan persamaan dan perbedaan yang tampak untuk

17 17 mempermudah proses analisis. Pengklasifikasian data berdasarkan pada struktur wacana, topik wacana, dan aspek-aspek kebahasaan yang muncul dalam wacana humor MDD. Tahap terakhir adalah tahap penyajian hasil analisis data. Hasil analisis data pada penelitian ini disajikan secara formal dan informal. Secara formal hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan bagan yang kemudian diberi penjelasan. Adapun secara informal hasil analisis data disajikan secara deskripsi dengan kata-kata biasa sehingga lebih mudah untuk dipahami pembaca. 1.9 Sistematika Laporan Penelitian Hasil penelitian ini disajikan dalam empat bab. Bab I adalah pendahuluan. Pada bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang masalah yang mendasari penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II adalah pembahasan mengenai struktur pembentuk wacana dan topik wacana humor MDD yang disiarkan di saluran radio Prambors. Bab III adalah pembahasan mengenai aspek-aspek kebahasaan pencipta humor yang digunakan dalam wacana humor MDD. Bab IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran mengenai penelitian ini. Berkaitan dengan data yang menjadi fokus pengamatan ditetapkan dengan garis bawah. Penomoran data pada setiap bab dimulai dari angka (01) dan

18 18 seterusnya. Sementara itu penomoran tabel dan bagan dalam penelitian ini dimulai dari awal kemunculannya pada tiap bab. Misalnya, bagan pertama pada bab kedua ditulis 2.1 dan seterusnya, serta 3.1 dan seterusnya pada bab ketiga.

BAB I PENDAHULUAN. Tiga Semprul Mengejar Surga (TSMS). TSMS merupakan tayangan komedi

BAB I PENDAHULUAN. Tiga Semprul Mengejar Surga (TSMS). TSMS merupakan tayangan komedi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini membahas aspek-aspek humor yang digunakan pada tayangan Tiga Semprul Mengejar Surga (TSMS). TSMS merupakan tayangan komedi berbentuk sinetron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003:xx). Humor ada dan berkembang di semua lapisan masyarakat. Selain

BAB I PENDAHULUAN. 2003:xx). Humor ada dan berkembang di semua lapisan masyarakat. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humor merupakan rangsangan verbal dan atau visual yang secara spontan memancing senyum dan tawa pendengar atau orang yang melihatnya (Wijana, 2003:xx). Humor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteliti karena berbeda dengan acara komedi lainnya. WILK merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteliti karena berbeda dengan acara komedi lainnya. WILK merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana Indonesia Lawak Klub (selanjutnya disebut WILK) menarik untuk diteliti karena berbeda dengan acara komedi lainnya. WILK merupakan bentuk parodi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi verbal manusia yang berwujud ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau tulisan sebagai representasi ujaran itu (Wijana, 2011:1).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian mengenai wacana Plesetan Pantun yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi. Penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk menjalankan segala aktivitas. Bahasa juga sebagai salah satu aspek tindak tutur yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa percakapan (perkataan) yang digunakan untuk berkomunikasi, bekerja sama, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan pendekatan morfologi dan semantik. Sehingga penelitian ini menggunakan payung penelitian morfosemantik. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini menyarankan bahwa penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya (Sugono ed., 2015:872). Beritaberita dalam surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar anggota masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Permasalahan penggunaan bahasa dalam masyarakat seakan terus bermunculan. Dalam mengatasi hal tersebut, keterlibatan disiplin ilmu mutlak diperlukan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia politik senantiasa menjadi sorotan publik. Hal-hal yang terjadi di dunia politik kerap menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra yang timbul tertuang baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, penggunaan unsur slang dalam bahasa Inggris Amerika hampir terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini dengan mudah bisa

Lebih terperinci

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) KARYA BENNY RACHMADI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak

BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Acara anak yang ditayangkan di televisi dari hari ke hari semakin berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak menonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi manusia. Bahasa disebut sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi manusia. Bahasa disebut sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi manusia. Bahasa disebut sebagai sistem lambang- lambang vokal yang arbitrer yang disampaikan oleh seorang penutur akan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Percakapan atau dialog dalam sebuah tuturan diperlukan suatu kerja sama yang baik antara penutur dengan mitra tutur. Selain kerja sama, faktor kesopanan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK) ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK) Oleh : Agung Nugroho A.310.010.128 Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Proses komunikasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Proses komunikasi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Proses komunikasi tersebut dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Bahasa juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Bahasa juga digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi. Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain. Bahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya.

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7 PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pragmatik ialah ilmu bahasa yang mempelajari makna berdasarkan situasi dan tempat tuturan dilakukan. Levinson (dalam Suwandi, 2008: 64) menyatakan pragmatik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media komunikasi manusia. Bahasa juga mengalami perkembangan dalam setiap peradapan. Bahasa sebagai media komunikasi selalu dikaitkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi tentang pengunduran diri seseorang dan faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi tentang pengunduran diri seseorang dan faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana pidato pengunduran diri merupakan wacana yang bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang pengunduran diri seseorang dan faktor-faktor yang menyertainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Diajukan oleh:

Lebih terperinci

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik yang pemaknaan suatu bahasa harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan yang lain, juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia mampu membuat mareka mengetahui

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Teori Teori yang mendasari penelitian ini adalah konsep ungkapan fatis (phatic communion) Malinowski (1923), fungsi fatis menurut Jakobson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan dengan berbagai kemampuan yang berbeda. Akal dan sifat yang dimiliki manusia juga berbeda. Namun, dalam hal komunikasi, manusia menggunakan penguasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kependekan kata dalam tindak komunikasi sehari-hari semakin sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Kependekan kata dalam tindak komunikasi sehari-hari semakin sering BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kependekan kata dalam tindak komunikasi sehari-hari semakin sering ditemukan. Menurut Harimurti Kridalaksana (2007: 159), kependekan merupakan hasil dari proses pemendekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun kelompok. Bahasa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia sebagai makhluk sosial pasti memiliki rasa untuk dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Setiap manusia ingin mengetahui apa saja yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan mitra tuturnya baik dari segi makna ataupun maksud tuturannya. Manusia berbicara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi serta menyapaikan gagasan dan respon terhadap apa yang ia alami agar dapat bersosialisasi. Bloomfield (Sumarsono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada acara temu wicara di televisi dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam bertindak tutur manusia mempunyai banyak cara untuk menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon orang lain selaku mitra tutur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini terkait dengan konteks situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tuturan yang berbeda dalam menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tuturan yang berbeda dalam menyampaikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki tuturan yang berbeda dalam menyampaikan komunikasi atau informasi. Tuturan itu sendiri merupakan suatu kekhasan pengungkapan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya memicu hadirnya berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rizki Hidayatullah Nur Hikmat, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rizki Hidayatullah Nur Hikmat, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa menempati posisi penting dalam kehidupan manusia. Karena dalam aktivitas sehari-hari, hampir dipastikan manusia menggunakan bahasa sebagai media komunikasi

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Modul ke: BAHASA INDONESIA UMB Penulisan Kata (Diksi) Fakultas Psikologi Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Definisi Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata atau diksi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akronim dan singkatan menjamur dalam bahasa Indonesia saat ini serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Akronim dan singkatan menjamur dalam bahasa Indonesia saat ini serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akronim dan singkatan menjamur dalam bahasa Indonesia saat ini serta penggunaannya pun tidak dapat dimungkiri lagi dalam masyarakat kita. Akronim merupakan proses pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.tanpa bahasa kehidupan manusia akan lumpuh dalam komunikasi atau beinteraksi antarindividu maupun kelompok.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya agar apa yang disampaikan dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk berupaya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan dan profesi baik dibidang politik, wirausaha, instansi pemerintah, pendidikan, dan sebagainya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak dari kita tidak menyadari akan pentingnya fungsi tayangan televisi terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi sarana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi media massa di zaman modern ini berjalan dengan pesat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak,

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu fenomena baru dalam masyarakat, akan media massa baik media massa cetak seperti majalah atau tabloid, koran,

Lebih terperinci