BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan Dalam menjalankan usahanya, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan mengendalikan setiap aktivitas perusahaan. Konsep tentang peranan (role) yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2000 : 268) adalah sebagai berikut: 1. Peranan mencakup norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dari ketiga konsep peranan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 2.2 Auditor Internal Pengertian Auditor Internal Sesungguhnya, konsep fungsi audit internal yang banyak dianut selama ini tidaklah sangat tertinggal. Secara perlahan tapi pasti, urgensi dan relevansi fungsi audit internal telah memasuki jiwa banyak professional pengelola bisnis, bisa dibilang bahwa sekarang saatnya fungsi audit internal menjadi primadona yang diandalkan. Hiro Tugiman (2007 : 3), memberikan penjelasan bahwa : Auditor Internal merupakan suatu profesi yang memiliki kumpulan pengetahuan yang berlaku umum. 9

2 berikut : Definisi auditor internal menurut Mulyadi (2002 : 29), adalah sebagai Auditor Internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi. Sedangkan definisi audit internal itu sendiri menurut SPAI (2004 : 5), adalah sebagai berikut : Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik suatu pengertian secara garis besar bahwa auditor internal merupakan karyawan perusahaan yang bekerja untuk melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Sebagian besar auditor internal menghabiskan hari kerjanya untuk menentukan, memverifikasi, dan atau memastikan apakah sesuatu itu ada atau tidak, menilai, menaksir, atau mengevaluasi pengendalian dan atau operasi berdasarkan kriteria yang sesuai; dan merekomendasikan tindakan korektif kepada manajemen. Seluruh hal tersebut dilakukan dengan posisi independen dalam organisasi. Pandangan yang sehat tersebut meliputi pula segala hal yang dilakukan sejak memeriksa keakuratan catatan akuntansi, mengkaji pengendalian sistem informasi yang dikomputerisasi, hingga pemberian konsultasi internal Fungsi Auditor Internal Suatu fungsi dapat berbentuk sebuah perusahaan, divisi, departemen, fungsi bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem, atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja unit, berarti menunjang ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. 10

3 Audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas terhadap aktivitas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Kegiatan audit internal memeriksa dan menilai efektivitas dan kecukupan dari sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Tujuannya adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi. Untuk mencapai tujuannya, Auditor Internal berkewajiban melaksanakan kegiatan yang merupakan fungsi audit internal yang dikutip oleh Hiro Tugiman (2006 : 12), yaitu sebagai berikut : a. menilai kecukupan pengendalian internal b. mengevaluasi apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijakan, rencana, dan prosedur yang telah ditetapkan c. menilai apakah kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan baik ddari segala kemungkinan risiko kerugian dan dimanfaatkan secara optimal dalam perusahaan. d. meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan keandalan data lainya yang digunakan dalam perusahaan e. menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan. f. Menilai tingkat pelayanan kepada masyarakat g. Menilai dampak sosial dan dampak lingkungan atas setiap kegiatan perusahaan. Selain melakukan pemeriksaan tersebut, Unit Audit Internal perlu melaksanakan Social Audit. Social Audit merupakan suatu pemeriksaan yang diarahkan kepada usaha untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengukur, dan memantau dampak sosial. Hal ini dimaksudkan agar audit internal juga menilai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, dan lebih dari itu mereka hendaknya dapat menilai dampak sosial dan dampak lingkungan yang timbul dari setiap kegiatan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka auditor internal perlu mengadakan pemeriksaan operasional terhadap efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat. Auditor Internal yang sampai saat ini banyak yang bersifat konvensional dan bersikap sebagai mata telinga pimpinan organisasi harus berubah sebagai 11

4 mitra dalam organisasi untuk bersama dengan manajer lainnya agar tujuan organisasi tercapai, dengan tugas pokok auditor internal menguji sistem pengendalian internal agar berjalan dengan baik. Dengan kondisi auditor internal di Indonesia sampai saat ini, maka organisasi auditor internal masih menghadapi banyak masalah yang harus diselesaikan untuk menuju auditor internal yang professional sesuai dengan standar dan tuntutan paradigma baru yang dipersyaratkan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.1 PERBANDINGAN KONSEP KUNCI AUDIT INTERNAL Paradigma Lama 1947 Paradigma Baru Fungsi penilaian independen yang 1. Suatu aktivitas independen yang dibentuk dalam suatu organisasi objektif 2. Fungsi Penilaian 2. Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi 3. Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas 3. Dirancang untuk memberikan suatu organisasi sebagai bentuk jasa yang nilai tambah serta meningkatkan diberikan bagi organisasi kegiatan operasi organisasi. 4. Membantu para anggota agar dapat 4. Membantu organisasi dalam usaha menjalankan tanggung jawabnya mencapai tujuannya secara efektif 5. Memberi hasil analisis, penilaian, 5. Memberikan suatu pendekatan rekomendasi, konseling, dan disiplin yang sistematis untuk informasi yang berkaitan dengan mengevaluasi dan meningkatkan aktivitas yang dikaji dan keefektifan manajemen risiko, menciptakan pengendalian efektif pengendalian dan proses pengaturan dengan biaya wajar pengelolaan organisasi Sumber : Hiro Tugiman, 2004 Pertimbangan yang mendasari paradigma baru adalah : 1. Gambaran tentang profesi auditor internal secara lebih baik akan diperoleh dari seberapa baik jasa atau pelayanan yang diberikannya, bila dibandingkan dengan siapa yang melaksanakannya dan apa saja jasa yang dapat diberikan. 2. Agar tetap bertahan, profesi auditor internal harus dapat dianggap sebagai pemberi nilai tambah bagi organisasi 3. Auditor internal perlu mengadopsi semua sudut pandang dari seluruh rantai nilai (value chain) 12

5 4. struktur konseptual audit internal harus dapat menjangkau hal-hal diluar berbagai proses internal yang dilakukannya, untuk mencerminkan auditor internal sebagai pendorong tersedianya jasa organisasional. Standar dan pedoman profesi yang lainnya sebaiknya tidak hanya jadi pedoman bagi anggota profesi, namun juga harus dapat mensimbolisasikan kualitas dan keahlian auditor internal kapada pasar. Agar auditor internal dapat berada dalam lingkungan yang kompetitif dalam menghadapi paradigma baru tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan menurut Hiro Tugiman (2002 : 21), yaitu : 1. Auditor Internal wajib bersertifikasi 2. Uncertified Internal Auditor tidak diperbolehkan menandatangani laporan audit 3. Qualified Internal Auditor sangat ditentukan oleh political will pimpinan organisasi 4. Keberadaan Komite Audit dalam perusahaan tidak dapat dielakan lagi 5. Unit Audit Internal wajib memiliki audit charter. 2.3 Kualifikasi Auditor Internal Independensi dan Objektivitas Auditor Internal Auditor yang independen adalah auditor yang tidak terpengaruh oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam audit. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, auditor internal bertanggung jawab dalam kapasitas fungsi eksekutif maupun operasi. Bagian ini harus mempunyai wewenang untuk mengkaji dan menilai setiap bagian yang ada dalam perusahaan sehingga dalam melaksanakan kegiatannya auditor internal dapat bertindak secara objektif dan seefisien mungkin. Objektif adalah sikap mental bebas yang harus dimiliki oleh internal auditor dalam melaksanakan pemeriksaan. Oleh karena itu, sebaiknya auditor internal tidak mempunyai wewenang langsung atas setiap bagian atau departemen yang akan diperiksa sehingga dapat mempertahankan independensinya dalam organisasi. 13

6 Dengan adanya independensi dan objektivitas, pelaksanaan audit internal dapat dijalankan dengan efektif dan hasil audit akan objektif, seperti yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman (2006 : 20) adalah sebagai berikut : Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut mengenai status organisasi dan sikap objektif. 1. Status Organisasi Status organisasi audit internal harus memadai sehingga memungkinkan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik serta harus mendapatkam dukungan dan persetujuan dari puncak pimpinan. Status yang dikehendaki adalah bahwa bagian audit internal harus bertanggung jawab kepada pimpinan yang memiliki wewenang yang cukup untuk menjamin jangkauan audit yang luas, pertimbangan, dan tindakan yang efektif atas temuan audit dan pemberian saran. 2. Objektivitas Objektivitas adalah bahwa seorang auditor internal dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya harus mempertahankan sikap mental yang independen dan kejujuran dalam melaksanakan pekerjaannya. Agar dapat mempertahankan sikap tersebut hendaknya auditor internal tidak boleh ditempatkan dalam suatu keadaan yang membuat mereka tidak dapat melaksanakan penilaian profesional yang objektif. Sedangkan dalam Standar Profesi Nomor 1100, SPAI (2004 : 8) dijelaskan tersendiri tentang independensi dan objektivitas, yaitu : Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus obyektif dalam melaksanakan pekerjaannya. 1. Independensi Organisasi Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggungjawabnya. Independensi akan 14

7 meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi. 2. Objektivitas Auditor Internal Auditor internal harus memiliki sikap mental yang obyektif, tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan (conflict of interest). 3. Kendala terhadap Prinsip Independensi dan Objektivitas Jika prinsip independensi dan obyektivitas tidak dapat dicapai baik secara fakta maupun dalam kesan, hal ini harus diungkapkan kepada pihak yang berwenang. Teknis dan rincian pengungkapan ini tergantung kepada alasan tidak terpenuhinya prinsip independensi dan obyektivitas tersebut. Dengan demikian jelas bahwa status organisasi dan objektivitas bagi auditor internal merupakan hal yang penting untuk mendukung dan menjaga independensi Kompetensi Auditor Internal Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas individual. Maka dapat dikatakan bahwa suatu audit internal harus dilaksanakan secara ahli dengan ketelitian profesional. Kemampuan profesional menurut Hiro Tugiman (2006 : 27) adalah : Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. Sedangkan dalam Standar Profesi Nomor 1210, SPAI (2004 : 9) menjelaskan bahwa : Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Jadi bagian audit internal haruslah memiliki pengetahuan dan kecakapan yang penting bagi pelaksanaan praktek profesi di dalam organisasi. Sifat-sifat ini 15

8 mencakup kemampuan dalam menerapkan standar pemeriksaan, prosedur, dan teknik-teknik pemeriksaan. 2.4 Wewenang, Tugas, dan Tanggung Jawab Auditor Internal Agar dapat menjalankan fungsi audit internal dengan baik, auditor internal harus mengetahui wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya dengan jelas. Wewenang auditor internal menurut Warren et al (1998 : A2-23) adalah sebagai berikut : Management s express the related authority should provide the internal auditor with full access to all of the organization s records, properties, and personnel that could be relevant to the subject under review. The internal auditor should be free to review and appraise policies, plans, procedures, and records. Berdasarkan pendapat tersebut, wewenang yang dimiliki oleh auditor internal dalam melaksanakan audit yang bebas untuk menelaah dan menilai kebijakan-kebijakan rencana, prosedur, dan sistem yang telah ditetapkan. Wewenang yang diberikan harus dari manajemen dan disetujui oleh dewan direksi. Tugas auditor internal menurut Mulyadi (1994 : 103) adalah sebagai berikut : Tugas auditor internal adalah menyelidiki, menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian auditor internal merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Sedangkan tugas auditor internal menurut SPAI (2004 : 16) adalah sebagai berikut : Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan. Karena tugas auditor internal adalah memeriksa dan meneliti keseluruhan kegiatan perusahaan, seorang auditor internal harus menguasai semua aspek ruang 16

9 lingkup perusahaan, baik yang berhubungan dengan prosedur akuntansi, keuangan, produksi, pengembangan, penjualan dan pemasaran. Tanggung jawab auditor internal menurut Komite SPAP Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001 : 322.2) adalah sebagai berikut : Auditor internal bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen satuan usaha dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara, wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, auditor internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan tugas, wewenang dan tanggung jawab auditor internal adalah sebagai berikut: 1. Memberikan saran-saran kepada manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan kode etik yang berlaku agar tercapai tujuan organisasi. 2. Audit internal bertanggung jawab untuk memperoleh persetujuan dari manajemen senior dan dewan terhadap dokumen tertulis yang formal untuk bagian audit internal, menegaskan lingkup pekerjaan yang tidak dibatasi, dan menyatakan bahwa bagian audit internal tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab dalam kegiatan yang mereka periksa. 3. Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi (Standar Profesi no. 1000, SPAI). 2.5 Pelaksanaan Audit Internal Ruang Lingkup Audit Internal Ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi ketepatan dan efektivitas struktur pengendalian intern organisasi dan kualitas atau mutu pelaksanaan kerja dalam memikul tanggung jawab yang dibebankan. 17

10 (2000 : iii) : Berikut ini adalah ruang lingkup pekerjaan audit internal menurut Amin 1. Meneliti dan menilai baik tidaknya penerapan pengendalian akuntansi, keuangan, dan cara-cara pengendalian lainnya, serta meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. 2. Meyakinkan sejauh mana kebijakan, rencana-rencana, prosedurprosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati. 3. Memeriksa sejauh mana kekayaan perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan terhadap segala macam kerugian atau kehilangan. 4. Memeriksa sejauh mana management data yang telah dikembangkan di dalam perusahaan dapat diandalkan. 5. Menilai mutu hasil pekerjaan dalam melaksanakan tanggung jawab atau kewajiban yang diserahkan. 6. Mengajukan rekomendasi atau saran untuk meningkatkan efisiensi operasi. Menurut SPAI no (2004 : 15 ) dijelaskan tentang ruang lingkup penugasan audit internal sebagai berikut : Agar sasaran penugasan tercapai maka Fungsi Audit Internal harus mempunyai ruang lingkup penugasan yang memadai. Dengan memperhatikan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa audit internal mempunyai ruang lingkup pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas kepatuhan, pengujian, dan penilaian. Aktivitas kepatuhan (compliance) dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap prosedur, rencana, kebijakan, dan prinsip akuntansi yang telah diterapkan oleh manajemen dan terhadap peraturan-peraturan pemerintah. Aktivitas pengujian (verification) dilakukan untuk menguji keandalan data-data yang disajikan atau dihasilkan oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang meliputi pengujian terhadap pengamanan harta perusahaan dari kemungkinan kerugian. Aktivitas penilaian (evaluating) sangat erat kaitannya dengan kelayakan dan aktivitas pengendalian intern perusahaan seperti penilaian terhadap efisiensi operasi dan prosedur pencatatan serta penilaian terhadap pelaksanaan otorisasi dan tingkat kualifikasi hasil penugasan yang berkaitan satu sama lain. 18

11 2.5.2 Program Audit Internal Program adalah langkah-langkah yang disusun secara rinci yang kemudian dilaksanakan dalam melakukan suatu pekerjaan. Supaya pelaksanaan audit internal dapat berjalan dengan baik dan lancar, penyusunan program audit harus direncanakan dengan baik. Program audit ini akan berhubungan dengan setiap subjek yang diperiksa dan dapat dipergunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan yang efektif atas kegiatan audit. Program audit merupakan perencanaan prosedur dan teknik pemeriksaan secara efisien dan efektif. Oleh karena itu, program audit merupakan petunjuk bagi auditor internal dalam melaksanakan audit sehingga auditor internal dapat mengarahkan pekerjaannya kepada tujuan yang telah ditetapkan. Program audit menurut Standar for Profesional Practice Internal Auditing tahun 2000 yang dikutip oleh Boynton et al (2001 : 983) adalah sebagai berikut : 1. Planning the audit, auditor internal harus merencanakan setiap pelaksanaan audit. 2. Examining and evaluating information, auditor internal harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan, dan mendokumentasikan informasi untuk mendukung hasil audit. 3. Communicating result, auditor internal harus melaporkan hasil pekerjaan audit mereka. 4. Following up, auditor internal harus melakukan tindak lanjut untuk meyakinkan bahwa tindakan tepat telah diambil dalam melaporkan temuan audit. audit, yaitu : Dalam SPAI no (2004 : 15-16), dijelaskan tentang program kerja Auditor internal harus menyusun dan mendokumentasikan program kerja dalam rangka mencapai sasaran penugasan. Program kerja harus menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja ini harus memperoleh persetujuan sebelum dilaksanakan. Perubahan atau penyesuaian atas program kerja harus segera mendapat persetujuan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa program pelaksanaan audit dapat dikelompokkan kedalam empat tahapan, yaitu : 1. Perencanaan Audit 2. Pengujian dan Pengevaluasian Informasi 3. Pelaporan Hasil Audit 19

12 4. Tindak Lanjut Hasil Audit 1. Tahap Perencanaan Audit Auditor internal bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan, yang harus disetujui dan ditinjau atau direview oleh pengawas. Perencanaan pemeriksaan internal harus didokumentasikan dan meliputi hal-hal berikut ini : 1. Penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan 2. Memperoleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan yang akan diperiksa 3. penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan 4. Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu 5. Melaksanakan survey secara tepat untuk lebih mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko dan pengawasan-pengawasan, untuk mengidentifikasi area yang ditekankan dalam pemeriksaan, serta untuk memperoleh berbagai ulasan dan sasaran dari pihak yang akan diperiksa 6. Penulisan program pemeriksaan 7. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil pemeriksaan akan disampaikan 8. Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja pemeriksaan. Dalam SPAI no (2004 : 11) dijelaskan mengenai perencanaan, sebagai berikut : Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun perencanaan yang berbasis risiko (risk-based plan) untuk menetapkan prioritas kegiatan audit internal, konsisten dengan tujuan organisasi. 2. Tahap Pengujian dan Pengevaluasian Informasi Auditor Internal haruslah mengumpulkan, menganalisis, mengintepretasikan, dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaaan. Proses pengujian dan pengevaluasian informasi adalah sebagai berikut : 20

13 1. Berbagai informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan tujuan pemeriksa dan lingkup kerja harus dikumpulkan 2. Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan, dan berguna untuk membuat dasar yang logis bagi temuan pemeriksaan dan rekomendasi 3. Prosedur pemeriksaan, termasuk teknik pengujian dan penarikan contoh yang dipergunakan haruslah terlebih dahulu di seleksi bila memungkinkan, dan di perluas atau di ubah bila keadaan menghendaki demikian 4. Proses pengumpulan, analisis, penafsiran, dan pembuktian kebenaran informasi haruslah diawasi untuk memberikan kepastian bahwa sikap objektif pemeriksa terus dijaga dan sasaran pemeriksaan dapat dicapai 5. Kertas kerja pemeriksaan adalah dokumen pemeriksaan yang harus di buat oleh pemeriksa da ditinjau atau di review oleh mmanajemen bagian audit internal. Kertas kerja ini harus mencantumkan berbagai informasi yang diperoleh dan di analisis yang dibuat serta harus mendukung dasar temuan pemeriksaan dan rekomendasi yang akan dilaporkan. Dalam SPAI no (2004 : 16) dijelaskan mengenai analisis dan evaluasi dalam penugasan audit, sebagai berikut : Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasan pada analisis dan evaluasi yang tepat. 3. Tahap Pelaporan Hasil Audit Laporan audit internal dibuat setelah selesai melakukan audit. Laporan ini merupakan hal yang penting karena dalam laporan ini auditor internal menuangkan seluruh hasil pekerjaannya dan merupakan realisasi tanggung jawab. Untuk menginformasikan hasil pengukuran aktivitas perusahaan, terutama mengenai penilaian pelaksanaan pengendalian intern perusahaan. Kriteria suatu laporan audit menurut IIA yang dikutip oleh Boynton et al (2001 : 841), adalah sebagai berikut : 1. Assigned, written report should be issued after the audit examination is completed. Interim report may be written or oral and may be transmitted formally or informally. 21

14 2. The internal auditor should discuss conclution and recommendation at appropriate levels of management before issuing final written reports. 3. Report should be objective, clear, concise, constructive, and timely. 4. Report should present the purpose, scope, and result of the audit; and where appropriate, reports should contain an expression of the auditor s opinion. 5. Reports may include recommendations for potential improvements and knowledge satisfactory performance and corrective action. 6. The auditee s view about audit conclutions or recommendation may be included in the audit report. 7. The director of internal audit or designed should review and approve the final audit report before issuance and should decide to whom the report will be distributed. Sedangkan dalam SPAI no (2004 : 17) dijelaskan mengenai pelaporan hasil audit (diseminasi hasil-hasil penugasan), sebagai berikut : Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengkomunikasikan hasil penugasan kepada pihak yang berhak. 4. Tahap Tindak Lanjut Hasil Audit Apabila laporan audit sudah diterbitkan, tidak semua tugas auditor internal telah selesai, karena diperlukan suatu tindak lanjut yang berupa evaluasi tindakantindakan yang diambil sehubungan dengan saran-saran atau rekomendasi perbaikan yang ditemukan. Definisi kegiatan korektif atau tindak lanjut menurut Hiro Tugiman (1997 : 75) adalah sebagai berikut : Tindak lanjut oleh pemeriksa (audit) internal didefinisikan sebagai suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan (audit) yang dilaporkan. Pekerjaan audit internal hanya mungkin efektif apabila pihak manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan audit internal itu dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam SPAI no (2004 : 18) dijelaskan mengenai penyusunan prosedur tindak lanjut, sebagai berikut : 22

15 Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak lanjut secara efektif, atau menanggung risiko karena tidak melakukan tindak lanjut. 2.6 Efektivitas Penjualan Pengertian Efektivitas Pengertian efektivitas menurut Mardiasmo (2002 : 4) adalah sebagai berikut : Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa efektivitas menitikberatkan pada tingkat keberhasilan organisasi dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini berarti penilaian efektivitas didasarkan pada sejauh mana tujuan suatu organisasi dapat dicapai. Jadi efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Dalam melakukan audit internal, auditor akan merumuskan hal-hal yang dapat meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan untuk tindakan perbaikan di masa yang akan datang Pengertian Penjualan Penjualan merupakan salah satu aktivitas yang ada dalam perusahaan, melalui aktivitas ini pendapatan utama perusahaan diperoleh. Kotler (2000 : 120) mendefinisikan penjualan sebagai berikut : Sales is business transaction involving the delivery (i.e giving) of commodity, an item of merchandise in exchange for (the receipt of) cash, a promise to pay or money equivalent, or for combination of these item; it is recorded and reported in terms of amount of it such cash, promise to pay Secara yuridis formal, pengetian penjualan dapat diambil dari Kamus Bisnis Perbankan (Guritno, 1992 : 350) sebagai berikut : 23

16 Penjualan adalah perbuatan atau hal menjual, khususnya berupa pengalihan kepemilikan dan hak suatu milik (property) dari seseorang kepada orang lain dengan harga tertentu Tujuan Penjualan Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Winardi (1990 : 124) tujuan umum yang dimiliki perusahaan, yaitu sebagai berikut : 1. Mencapai volume penjualan tertentu. 2. Mendapat laba maksimal dengan modal sekecil-kecilnya. 3. Mempertahankan kelangsungan hidupnya secara terus-menerus (going concern). 4. Menunjang pertumbuhan perusahaan. Tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah mencapai volume tertentu dari penjualan, mendapat laba maksimal, dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkan serta menunjang pertumbuhan perusahaan. Kemampuan perusahaan di dalam menjual barang dan jasanya di pasaran dapat dijadikan suatu tolak ukur penilaian keberhasilan perusahaan. Untuk mencapai tujuan penjualan tersebut harus ada kerjasama yang baik, antara bagianbagian dalam perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman aktual kepada pelanggan non fiktif (keabsahan); 2. Transaksi penjualan yang telah dicatat (kelengkapan); 3. Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar (penilaian); 4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi); 5. Penjualan dicatat dalam waktu yang tepat (tepat waktu); 6. Transaksi penjualan dimasukkan dalam berkas induk dan ikhtisar dengan benar (posting dan pengikhtisaran). 24

17 2.6.4 Kebijakan Penjualan Menurut La Midjan (1999 : 174 ) suatu transaksi penjualan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Penjualan secara tunai, yaitu penjualan bersifat cash and carry pada umumnya terjadi secar kontan. 2. Penjualan secara kredit, yaitu penjualan dengan tenggang rata-rata di atas satu bulan. 3. Penjualan secara tender, yaitu penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pembeli yang membuka tender tersebut. 4. Penjualan ekspor, yaitu penjualan yang dilaksanakan dengan pihak luar negeri yang mengimpor barang dari suatu badan usaha dalam negeri. 5. Penjualan secara konsinyasi, yaitu menjual barang secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual. 6. Penjualan melalui grosir, yaitu penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang antara. Grosir berfungsi menjadi perantara antara pabrik atau importer dengan pedagang toko/eceran. Pada umumnya kebijakan penjualan yang ada dalam perusahaan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai adalah penjualan dimana pembayaran dari pembeli dilakukan secara kontan/cash. Sedangkan penjualan kredit adalah penjualan dimana pembeli membayar dengan diberi tenggang waktu. Lamanya tenggang waktu yang diberikan kepada pembeli tergantung dari kebijakan perusahaan Prosedur Penjualan Prosedur penjualan adalah serangkaian langkah yang dipakai dalam kegiatan penjualan guna melaksanakan tugas yang selaras dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Prosedur penjualan tergantung pada bentuk usaha, cara penjualan dan jenis barang atau jasa yang digunakan. Fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus penjualan menurut Arens et al (2006 : 412 ) adalah : 25

18 1. Processing costumer orders 2. Granting credit 3. Shipping goods 4. Billing customer and recording sales 5. Processing and recording cash receipts 6. Processing and recording sales return and allowances 7. Charging off uncollectible accounts receivable 8. Providing for bad debts. Berikut ini uraian dari fungsi yang terlibat dalam siklus penjualan di atas secara singkat : 1. Pemrosesan order pelanggan. Permintaan barang oleh pelanggan merupakan titik awal keselurahan siklus. Biasanya permintaan ini diperoleh dari penawaran membeli barang dengan keperluan tertentu. 2. Persetujuan penjualan secara kredit. Sebelum barang dikirim, seseorang yang berwenang dalam perusahaan harus menyetujui penjualan secara kredit. Karena sering menyebabkan besarnya piutang tak tertagih dan piutang usaha menjadi tak tertagih. 3. Pengiriman barang. Fungsi kritis ini merupakan titik pertama dari siklus ini di mana terjadi penyerahan aktiva perusahaan. Kebanyakkan perusahaan mengakui penjualan pada saat barang dikirimkan. Nota pengiriman disiapkan pada saat pengiriman dan secara otomatis dilakukan oleh komputer berdasarkan informasi order penjualan (untuk penjualan yang sudah menggunakan komputer dalam melaksanakan aktivitas penjualannya). 4. Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan Penagihan ke pelanggan merupakan alat pemberitahuan ke pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang tersebut dan penagihan ini harus dilaksanakan tepat waktu. Aspek penting dalam penagihan ini adalah meyakinkan bahwa seluruh pengiriman yang dilakukan telah ditagih dalam jumlah yang benar. 5. Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas. 26

19 Dalam pemprosesan dan penerimaan kas, perhatian paling utama adalah kemungkinan dicuri. Pencurian dapat terjadi sebelum penerimaan dicatat atau sesudahnya. Pertimbangan utama dalam penanganan penerimaan kas adalah seluruh kas harus disetor ke bank dalam jumlah yang benar dan tepat waktu dan dicatat pada berkas transaksi penerimaan kas, yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memutahirkan berkas induk piutang usaha. 6. Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan. Jika pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang diterima, penjual seringkali menerima pengembalian barang atau memberikan pengurangan harga atas jumlah yang harus dibayar. Retur dan pengurangan harga dalam rangka pengendalian dan memudahkan pencatatan. 7. Penghapusan piutang tak tertagih. Jika suatu perusahan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih, jumlah tersebut harus dihapuskan. Biasanya ini terjadi pada pelanggan pailit. 8. Penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dari masa depan. Pada perusahaan, penyisihan umumnya menggambarkan nilai perhitungan atas perhitungan piutang tak tertagih Audit Penjualan Audit penjualan dikatakan efektif apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Adanya kualifikasi auditor internal. 2. Adanya program audit internal. 3. Adanya pelaksanaan audit internal. 4. Adanya laporan hasil audit internal. 5. Adanya tindak lanjut dari laporan atau hasil-hasil audit internal. 27

20 Jadi peranan auditor internal dalam efektivitas penjualan meliputi audit terhadap semua aspek struktur pengendalian intern penjualan, sehingga dapat diketahui keefektifan struktur pengendalian intern penjualan. Kegiatan penjualan dapat dikatakan efektif apabila sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Apabila terjadi ketidakefektifan penjualan yang telah diperiksa, kemudian diberikan saran dan dilaporkan kepada manajemen. Selanjutnya manajemen melakukan tindak lanjut, kemudian tindak lanjut tersebut diperiksa sehingga berhasil, sehingga auditor internal dapat berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Penjualan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas atau volume penjualan berdasarkan kebijakan dan strategi yang diterapkan dalam perusahaan. Dalam penelitian ini penulis meneliti efektivitas penjualan dari ketiga hal dibawah ini : 1. Target dan Realisasi Penjualan Menurut Komarudin (1994 : 845) yang dimaksud dengan target adalah : a. Tujuan yang akan dicapai b. Suatu tujuan atau tujuan yang lebih terperinci yang ingin dicapai yang lazimnya dapat dinyatakan atau diukur secara kuantitatif. Target tersebut mungkin merupakan jumlah akhir yang ingin dicapai atau jumlah bagian tertentu yang berada dalam proses keseluruhan c. Objek kritisme. Sedangkan Realisasi menurut Komarudin (1994 : 746) adalah : a. Penjualan suatu aktiva perusahaan hingga menjadi uang kas kadang disebut pencairan b. Memperoleh sesuatu dengan menjual, investasi, dan usaha c. Mengubah sesuatu agar menjadi uang. Di mana dalam setiap periode perusahaan memiliki target yang telah ditenttukan sebagai tolak ukur tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan. 2. Kepuasan Konsumen Selain mencari laba, tujuan perusahaaan juga yaitu untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Jika kebutuhan konsumen terpenuhi, dalam hal ini produk berkualitas dan tepat waktu, maka tujuan perusahaan telah tercapai. Kepuasan konsumen menurut Kotler (2000 : 36), yaitu : 28

21 Satisfaction is a persons feeling of pleasure or dissapointment resulting from comparing a products perceived performance (or outcome) in relation to his or her expectations. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai berikut : Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. 3. Perluasan Pangsa Pasar Di berbagai pasar, kenaikan pangsa pasar dalam jumlah kecil berarti peningkatan penjualan yang amat besar. Secara rata-rata diketahui bahwa kemampuan menaikan laba perusahaan dipengaruhi oleh peningkatan pangsa pasar. Atas dasar temuan ini, banyak perusahaaan berusaha memperluas pangsa pasarnya untuk memperbaiki kemampuan untuk menghasilkan laba. 2.7 Peranan Auditor Internal dalam Mengevaluasi Efektivitas Penjualan Apabila manajemen perusahaan benar-benar mengharapkan suatu pendapatan yang diharapkan, maka aktivitas penjualan dalam pelaksanaannya tidak akan terlepas dari kegiatan pengendalian. Dalam kaitannya dengan pengendalian atas penjualan, manajemen memerlukan adanya laporan-laporan untuk menganalisis aktivitas tersebut yang mengungkapkan penyimpanganpenyimpangan dari tujuan, standar, atau kriteria yang ditetapkan agar segera diambil suatu tindakan perhatian. Untuk memeriksa dan menilai keefektifan penjualan dalam suatu perusahaan, maka diperlukan auditor internal. Hasil audit dari auditor internal akan mengurangi atau mencegah penyelewengan, kesalahan dalam pengendalian. Karena auditor internal akan mengecek secara rutin dan terus-menerus untuk ketepatan dan perbaikan dari pengendalian intern perusahaan. Jadi dengan adanya audit internal atas penjualan maka dapat membantu tercapainya efektivitas penjualan pada perusahaan, yang meliputi audit atas semua 29

22 aspek pengendalian intern penjualan. Jika terjadi ketidakefektifan penjualan, maka kemudian berikan saran dan laporkan kepada manajemen, selanjutnya manajemen melakukan tindak lanjut, kemudian tindak lanjut tersebut diperiksa hingga berhasil. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, auditor internal dapat memberikan pengaruh positif dalam mengevaluasi efektivitas penjualan. 30

Kuesioner Peranan Pemeriksaan Operasional (Auditor Internal) No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

Kuesioner Peranan Pemeriksaan Operasional (Auditor Internal) No Deskripsi Ya Tidak Keterangan Kuesioner Peranan Pemeriksaan Operasional (Auditor Internal) No Deskripsi Ya Tidak Keterangan Planning Phase 1 Apakah perusahaan memiliki target penjualan yang relevan? 2 Apakah sasaran perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan S.Wojowasito (2001;289) pengertian pengaruh adalah: Daya kekuatan yang datang dari keadaan (kekuasaan) dan sebagainya,

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian Indonesia sampai saat ini masih belum stabil. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian Indonesia sampai saat ini masih belum stabil. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia sampai saat ini masih belum stabil. Hal ini dapat terlihat dari berbagai macam krisis yang belum teratasi sepenuhnya, baik

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi yang telah berkembang saat ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Intern 2.1.1 Pengertian Pemeriksaan Intern internal auditing is an independent appraisal function established withing an organization to examine and evaluate its

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994;768), yang dimaksud peranan adalah : 1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2) Pola penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai audit. Salah satunya menurut William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya peningkatan dan perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian. Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian. Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Audit Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan dari jauh ataupun dari dekat. Pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1 Pengertian Hubungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:409), Hubungan diartikan sebagai berikut: Hubungan adalah (1) keadaan berhubungan; (2) kontak; (3) sangkutpaut; (4) ikatan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional yang dikemukakan para ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen; 2. Pola penilaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli. Menurut Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu dalam melakukan suatu kegiatan yang mempunyai peranan dalam mengarahkan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 LATAR BELAKANG...1 TUJUAN...2 STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL...2 PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU...3 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 TUJUAN...6 PENETAPAN...6

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Pengertian Audit internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) adalah sebagai berikut : Audit internal

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai LAMPIRAN DAFTAR PERNYATAAN Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum dipahami dan letak

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Audit Internal Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit internal tidaklah ada. Menurut para ahli, audit internal dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mewujudkan perekonomian yang modern, para pimpinan atau manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih efektif

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis dengan berbagai macam bidang usaha. Dalam menjalankan usahanya setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggung jawabannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggung jawabannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan membantu semua anggota manajemen dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing dan Internal Auditing Sebelum kita memahami pengertian audit internal terlebih dahulu kita memahami pengertian auditing menurut Arens

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Pengertian Peranan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian peranan (role) menurut Komaruddin (1994:768) adalah sebagai berikut : 1). Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Perkembangan teknik informasi, komunikasi, dan transportasi merupakan beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya persaingan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan pemimpin perusahaan dalam menjalankan dan menangani seluruh kegiatan operasi perusahaan,

Lebih terperinci

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Bandung, 14 oktober 2009 Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Chandra Wijaya Mahasiswa : Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory menjelaskan hubungan antara pemberi kerja dan penerima

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Internal Auditing cukup berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK 1 AUDIT CHARTER DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK DAFTAR ISI A. Pengantar 3 B. Audit Charter Divisi Inernal Audit 4 Visi,

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan

`BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan tersebut manajemen

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Audit Internal Suatu hal yang pasti bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usahanya, suatu perusahaan sangat memerlukan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lingkungan usaha modern telah menyebabkan berkembangnya konsep pengawasan atas jalannya operasi suatu perusahaan. Konsep ini telah berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-17 Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia membuat semakin tinggi tingkat persaingan. Persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan dalam bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Yayasan 2.1.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan Pengertian yayasan menurut Undang-undang No. 16 Tahun 2001 tentang yayasan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Audit Internal Perkembangan disektor perekonomian dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan perkembangan dunia usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian Audit dan Auditor internal a. Pengertian Audit William C. Boynton (2006:5) menurut Report of the Committee on Basic Concepts of the American Accounting

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup

Lebih terperinci