PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp.) TERDAHAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT FLOWABLE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp.) TERDAHAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT FLOWABLE"

Transkripsi

1 PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp.) TERDAHAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT FLOWABLE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Oleh: PRADHICA SHANAZ INARAY J PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

2

3

4 iii

5 PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp.) TERDAHAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT FLOWABLE Abstrak Resin komposit flowable merupakan salah satu bahan restorasi yang memiliki kelemahan yaitu kekuatan tekan. Cara untuk menambah kekuatan tekan dengan menambah serat. Serat kapas yang merupakan serat alam yang mempunyai sifat mekanis yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penambahan serat kapas terhadap kekuatan tekan resin komposit flowable dan mengetahui adanya peningkatan kekuatan tekan resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.). Metode penelitian ini menggunakan rancangan post test-only control design. Objek penelitian ini adalah sampel resin komposit flowable dengan jumlah 32 sampel yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil dari independent t-test menunjukan terdapat nilai yang signifikan (<0,05) antara kelompok kontrol dengan rerata 249,614 Mpa dan kelompok perlakuan dengan rerata 266,177 Mpa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan serat kapas berpengaruh terhadap kekuatan tekan resin komposit flowable. Penambahan serat kapas berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan tekan dari resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas. Kata kunci: resin komposit flowable, serat kapas, kekuatan tekan Abstract Flowable composite resin is one of the restorative materials that has a weakness on compressive strength. One of ways to add the compressive strength is by the addition of fiber. Cotton fiber is a natural fiber which has a good mechanical properties. The purpose of this research was to know the influence of adding cotton fiber to compressive strength on flowable composite resin and to know the increase of compressive strength of flowable composite resin with the addition of cotton fiber (Gossypium sp.). This research was using post test-only design design. The object of this study was a flowable composite resin sample with the total of 32 samples divided into two groups: control group and treatment group.the result The result of this research was showed by independent t-test showing significant value (<0,05) between control group with mean of 249,614 Mpa and treatment group with mean of 266,177 Mpa. the conclution of the research was addition of cotton fiber had influence the compressive strength of flowable composite resin. The addition of cotton fiber influence the increase of compressive strength on flowable composite resin with the addition of cotton fibers 1

6 Keywords: flowable composite resin, cotton fiber, compressive strength 1. PENDAHULUAN Restorasi adalah perawatan gigi untuk menciptakan gigi yang dapat berfungsi dengan baik 1. Bahan restorasi yang sering digunakan adalah resin komposit 2. Resin komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri. Resin komposit terdiri dari matriks dan partikel pengisi (filler) anorganik yang merupakan kandungan utamanya 3. Perkembangan komposit karena kebutuhan klinik meningkat sehingga banyak munculnya jenis komposit yang beredar, yaitu resin komposit packable atau condensable merupakan komposit yang berbahan lebih padat dan lebih kental dan resin komposit mengalir atau flowable merupakan resin komposit yang lebih cair serta mempunyai sifat mengalir 4. Sifat mengalir resin komposit flowable membuat adaptasi tepi pada dinding kavitas baik 5. Resin komposit flowable memiliki kelemahan yaitu sifat mekanis dan ketahanan aus yang rendah 6,7. Kekuatan tekan adalah besarnya resistensi maksimum suatu bahan material terhadap terjadinya fraktur dibawah suatu tekanan. Syarat restorasi gigi harus dapat menerima beban kunyah secara langsung maupun tidak langsung pada saat oklusi dan artikulasi, sehingga resin komposit harus memiliki kekuatan tekan yang baik 8. Cara untuk memperkuat resin komposit dengan menambah serat 9. Resin komposit yang ditambah dengan serat dikenal dengan sebutan FRC (Fiber Reinforced Composites) 10. FRC memiliki kekuatan fleksural dan fatique strength yang tinggi, modulus elastisitas yang mendekati dentin, sifat estetis yang baik, tidak mengalami korosif dan dapat mendistribusikan tekanan lebih merata saat mendapatkan tekanan yang lebih sehingga dapat mecegah fraktur 11. Serat dibagi menjadi dua yaitu serat buatan dan serat alam 12. Serat yang biasa digunakan pada FRC adalah serat buatan yaitu ultra high molecular weight polyethylene fiber atau UHMWPE dan glass fiber. Serat buatan memiliki kekurangan yaitu dapat menjadi toksik 13. Serat alam memiliki kualitas bahan yang tinggi, ramah lingkungan, mudah diperoleh dan ekonomis 14. Salah sumber daya alam penghasil serat adalah tanaman kapas (Gossypium sp.). Tanaman kapas (Gossypium sp.) yang merupakan tanaman 2

7 penghasil serat yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, mudah didapatkan dan tidak toksik 15. Serat kapas (Gossypium sp.) mempunyai sifat mekanik yang baik dengan tensile strenght Mpa, e-modulus 5,5-12,6 Gpa dan elongasi 7-8 % 16. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan peneliti tentang kekuatan tekan resin komposit flowable yang diperkuat oleh serat alam yaitu serat kapas (Gossypium sp.). 2. METODE Bahan yang digunakan adalah resin komposit flowable dan serat kapas (Gossypium sp.).pembuatan cetakan yang berdiameter 3mm dan tinggi 6mm. Sampel berjumlah 32 yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok resin komposit flowable tanpa penambahan serat kapas (Gossypium sp.) dan 16 buah cetakan resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.). d = 3 mm t =6 mm Gambar 1. Ukuran sampel Serat kapas sebelumnya disimpan di dalam desikator selama 24 jam sebelum diaplikasikan kedalam sampel setelah dipotong sesuai ukuran sampel dan ditimbang, kemudian aplikasikan silane. Resin komposit flowable tanpa penambahan serat (Gossypium sp.) dimasukkan kedalam cetakan menggunakan syringe setiap 2 mm kemudian dilakukan penyinaran 20 detik dengan visble light curing. Arah penyinaran tegak lurus dengan permukaan sampel dan jarak penyinaran 1 lembar pita seluloid. Dilakukan sampai memenuhi cetakan. Resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.) dimasukkan kedalam cetakan menggunakan syringe setinggi 2 mm untuk lapisan pertama kemudian dipolimerisasi menggunakan visible light curing. Lapisan resin 3

8 komposit flowable yang kedua diberi resin komposit flowable setinggi 1mm kemuadian diaplikasikan serat kapas (Gossypium sp.) yang sudah diberi silane diletakkan di atas resin komposit flowable menggunakan pinset dalam posisi horizontal. Serat kapas (Gossypium sp.) diletakkan pada ketinggian ½ sampel. Serat kapas (Gossypium sp.) ditutup dengan resin komposit flowable setinggi 1mm kemudian dipolimerisasi menggunakan visible light curing selama 20 detik. Lapisan resin komposit flowable yang ketiga dilakukan sama seperti perlakuan pada resin komposit flowable lapisan pertama sampai memenuhi cetakan kemudian dipolimerisasi menggunakan visible light curing selama 20 detik. Kemudian sampel dilepas dari cetakan kemudian direndam dalam air, setelah itu di masukkan kedalam conical tube dan dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37 0 C selama 24 jam. Setelah 24 jam, cetakan dikeluarkan dari inkubator kemudian dikeringkan dengan absorbent paper. Semua sampel diuji menggunakan alat uji universal testing machine. Monitor alat uji akan menunjukkan angka tertentu yang menunjukkan besarnya gaya maximum yang diperlukan sampai cetakan mengalami fraktur. Angka tersebut dicatat, kemudian dimasukkan kedalam rumus uji kekuatan tekan sehingga diperoleh data masing-masing sampel. Rumus kekuatan CS=F/A. Hasil dari hitungan rumus kemudian dilakukan uji analisis yaitu uji t-test independent. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh penambahan serat kapas (Gossypium sp.) terhadap kekuatan tekan resin komposit flowable menunjukan nilai kekuatan tekan dari kedua kelompok yaitu kelompok resin komposit flowable tanpa serat kapas dan kelompok resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.). Tabel 1. Nilai rerata dan standart deviation kekuatan tekan reson komposit flowable (Mpa) Perlakuan X ± SD Resin komposit flowable tanpa serat kapas 249,614 ± 1,306 Resin komposit flowable dengan serat kapas 266,177 ± 1,593 Keterangan : X (Rerata), SD (Standart Deviation) 4

9 Nilai rerata dan standar deviasi kekuatan tekan resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (266,177 ± 1,593), lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan tekan resin komposit flowable tanpa penambahan serat kapas (249,614 ± 1,306) ditunjukan pada Tabel satu. Tabel 2. Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk Kelompok Sig Resin komposit flowable tanpa serat kapas 0,384 Resin komposit flowable dengan serat kapas 0,538 Uji normalitas Shapiro-wilk pada Tabel 2 menunjukan bahwa kelompok resin komposit flowable tanpa serat kapas (Gossypium sp.) menunjukan nilai p>0,05 dan kelompok resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.) juga menunjukan nilai p>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian kedua kelompok ini terdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Levene s Test Levene s Test for Equality of Variances Sig. 0,473 Data hasil uji Levene s Test yang ditunjukan pada Tabel tiga. Tersebut homogen yang mempunyai arti pada data masing-masing kelompok terdapat homogenitas. Tabel 4. Hasil Uji Independent T-Test Kelompok Sig Resin komposit flowable tanpa serat kapas 0,000 Resin komposit flowable dengan serat kapas Nilai signifikansi uji-t pada hasil uji Independent t-test adalah 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan pengaruh yang bermakna antara resin komposit flowable tanpa penambahan serat kapas (Gossypium sp.) dan resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.), dimana kelompok resin flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.) diketahui memiliki kekuatan tekan yang lebih besar dibandingkan dengan resin komposit tanpa penambahan serat kapas (Gossypium sp.). Dalam suatu restorasi 5

10 salah satu sifat mekanis yang diperlukan adalah kekuatan tekan. Kekuatan tekan resin komposit dapat ditingkatkan dengan dengan salah satu cara yaitu penambahan serat 17. Serat memiliki fungsi pertahanan terhadap tekanan dan lenturan 18. Penelitian ini menggunakan serat alam yang berasal dari tumbuhan, yaitu serat kapas (Gossypium sp.). Serat kapas (Gossypium sp.) tersusun dari 94% selulosa. Serat kapas (Gossypium sp.) sendiri memiliki sifat mekanis yang baik yaitu kekuatan tarik antara MPa, modulus antara 5,5-12,6 GPa, dan elongasi antara 7-8% 19. Penambahan serat pada resin komposit disebut dengan FRC. FRC pada penelitian ini menggunakan serat kapas (Gossypium sp.) dan resin komposit flowable. Pada FRC fungsi serat kapas untuk meningkatkan resistensi fraktur, memperkuat restorasi dam mendistribusikan beban secara baik, sedangkan matriks pada resin komposit flowable untuk menyalurkan tekanan kejaringan sekitar gigi serta melindungi serat dari kerusakan 20. Serat harus dapat berlekatan dengan resin komposit untuk meningkatkan sifat mekanis dari FRC. Cara untuk melekatkannya sehingga terbentuk perlekatan yang adekuat dengan dibantu oleh silane. Kombinasi antara partikel filler resin komposit dengan serat dapat mempengaruhi sifat mekanis dari struktur kontruksi FRC 21. Ikatan antara resin komposit flowable dengan serat kapas (Gossypium sp.) yang dibantu oleh silane menyebabkan terjadinya penambahan kekuatan mekanis dari komposit flowable. Matriks pada resin komposit memiliki sifat hidrofobik sedangkan pada serat memiliki sifat hidrofilik. Silane sebagai coupling agent memiliki peran sebagai pengikat antara resin komposit dengan serat 22. Silane dapat mengubah sifat hidrofilik serat menjadi hidrofobik dan membuat serat dapat berikatan baik dengan matriks berpolimer sehingga dapat menurunkan tegangan pada interfacial dan menambah kekuatan. Matriks polymer menyelimuti seluruh permukaan serat hingga mengahasilkan ikatan yang kuat dengan serat dibantu oleh silane sehingga beban matriks dapat ditransfer dari matriks ke serat dan sebaliknya 23. Selulosa yang terdapat pada serat kapas dapat berikatan dengan silane sebagai coupling agent sehingga dapat meningkatkan kekuatan mekanik dari matriks polimer 24. 6

11 Orientasi serat juga merupakan salah satu faktor peningkatan kekuatan mekanis dari resin komposit flowable yang diperkuat oleh serat kapas (Gossypium sp.). Unidirectional adalah orientasi serat yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara serat diatur sejajar dalam satu arah. Peletakan unidirectional mempunyai kekuatan mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan peletakan secara acak 25. Orientasi serat secara unidirectional merupakan salah satu orientasi terbaik 26. Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa uji kekuatan tekan dari kelompok resin komposit flowable tanpa penambahan serat kapas (Gossypium sp.) dan kelompok resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.) memiliki hasil uji normalitas yang normal, uji homogenitas yang homogen dan uji t-test independent yang menunjukan perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok dengan hasil nilai rerata kelompok resin komposit dengan penambahan serat kapas (Gossypium sp.) lebih besar dibandingan dengan nilai rerata kelompok resin komposit tanpa penambahan serat kapas (Gossypium sp.). 4.PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan serat kapas berpengaruh terhadap kekuatan tekan resin komposit flowable. Penambahan serat kapas berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan tekan dari resin komposit flowable dengan penambahan serat kapas. DAFTAR PUSTAKA Harty FJ dan Ogston R Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: Buku Kedokteran Gigi EGC. pp: 263. Apsari A. Munadziroh, E dan Yogiarto, MY Perbedaan Kebocoran Tepi Tumpatan Resin Komposit Hybrid Yang Menggunakan Sistem Bonding Total Atch Dan Self Etch. Jurnal PDGI. 3 (58) : 1-7. Anusavice KJ Phillips: Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. 10 th. Jakarta: Buku Kedokteran Gigi EGC. pp: Irawan, B Karakteristik Komposit Resin Berkemampuan Mengalir. Indonesian Journal of Dentistry. 12 (1) :

12 Ziskind, D. Adell, I. Teperovich, E dan Peretz, B The Effect of an Intermediate Layer of Flowable Composite Resin in Microleakage in Packable Composite Restoration. International Journal of Paediatric Dentistry. 15 : Baroudi, K dan Rodrigues, JC Flowable Resin Composite: A Systematic Review and Clinical Consideration. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 6(9) : Sakaguchi RL dan Powers, JM Craig s Restorative Dental Materials. St Louis: Mosby Elsevier. pp: Aryanto, M. Armilia, M danapirin, D Compressive Strength Resin Komposit Hybrid Post Curing Dengan Light Emitting Diode Menggunakan Tiga Ukuran Lightbox Yang Berbeda. Majalah Kedokteran Gigi (Dent J). 2 (46) : Strassler, HE Fiber-Reinforcing Materials fo Dental Resin. Inside Dentistry. 4(5). Mozartha M. Herda E dan Soufyan A Pemilihan Resin Komposit dan Fiber untuk Meningkatkan Kekuatan Fleksural Fiber Reinforced Composite (FRC). Jurnal PDG. 59(1) : Dhamayanti, I dan Nugraheni, T Restorasi Fiber Reinforced Composite Pada Gigi Premolar Pertama Kanan Mandibula Pasca Perawatan Saluran Akar. Majalah Kedokteran Gigi. 20 (1) : Hartanto, NS dan Watanabe, S Teknologi Tekstil. Jakarta: Pradnya Paramita. pp: 2-11, Alla. RK. Sajjan. S. Alluri. VR. Ginjupalli. K dan Upadhya. N Influence of Fiber Reinforcement on the Properties of Denture Base Resins. Journal of Biomaterials and Nanobiotechnology. 4: Sarifudin, SA. Tarkono dan Sugiyanto Analisa Perilaku Mekanik Komposit Serat Kapuk Randu Menggunakan Matriks Polyester. Jurnal Fema. 1(2) : Triant, WNM. Purnamaningsih, SL dan Respartijarti. Sulistyowati, E Uji Daya Hasil Pendahuluan Delapan Galur F6 Kapas (Gossypium hirsutum L.). Jurnal Produksi Tanaman. 2 (3) : Ramamoorthy, SK. Skrifvars, M dan Persson A A Rivew Of Natural Fibers Used In Biocomposite: Plants, Animal And Regenarated Cellulose Fibers. Polimer Reviews. 55(1) : Wahyuni, S. Adriyoso, H dan Ismalayani Pengaruh Penambahan Leno- Wave Fiber Terhadap Kekuatan Tekan Restorasi Resin Composite. Jurnal Pembangunan Manusia. 2(7) : Hartanto, NS dan Watanabe, S Teknologi Tekstil. Jakarta: Pradnya Paramita. pp: 2-11, Rosyida, A dan Zurfiya, A Pewarnaan Bahan Tekstil dengan Menggunakan Ekstrak Kayu Nangka dan Teknik Pewarnaannya untuk Mendapatkan Hasil yang Optimal. Jurnal Rekayasa Proses. 2 (7) : Zhang. M dan Matinlinna. JP E-Glass Fiber Reinforced Composites in Dental Applications. Silicon. 4:

13 Widyapramana. Widjijono dan Sunarintyas. S Pengaruh Kombinasi Posisi Fiber terhadap Kekuatan Fleksural dan Ketangguhan Retak Fiber Reinforced Composite Polyethylene. IDJ. 2(2) : 1-8. Oktaviana, R. Sitorus, B dan Malino. MB Pengaruh 3-Aminopropyl Triesthoxysilane Terhadap Sifat Dan Morfologi Komposit Karet Alam Selulosa Tanda Kosong Kelapa Sawait. JKK. 4(4): Prasetyo, D. Raharjo, WW. dan Ubaidillah Pengaruh Penambahan Coupling Agent Terhadap Kekuatan Mekanik Komposit Polyester-Cantula dengan Anyaman Serat 3d Angle Interlock. Mekanika. 12 (1) : Abdelmouleh, M. Boufi, S. Salah, AB. Balgacem, MN dan Gandini, A Interaction of Silane Coupling Agent with Cellulose. Langmuir. 18(8) : Sriwita, D. dan Astuti Pembuatan Dan Karakterisasi Sifat Mekanik Bahan Komposit Serat Daun Nenas-Polyester Ditinjau Dari Fraksi Massa Dan Orientasi Serat. Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 1 : Lassila, LVJ. dan Vallittu, PK The Effect of Fiber Position and Polymerization Condition on the Flexural Properties of Fiber-Reinforced Composite. The Journal of Contemporary Dental Prsctice. 5(2):

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN NANAS (Ananas comosus L.merr) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN NANAS (Ananas comosus L.merr) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN NANAS (Ananas comosus L.merr) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies kemudian memperbaiki fungsi gigi tersebut, tetapi juga bertujuan untuk mencegah terjadinya

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL ANTARA TEKNIK INKREMENTAL DAN TEKNIK BULK FILL

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL ANTARA TEKNIK INKREMENTAL DAN TEKNIK BULK FILL PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL ANTARA TEKNIK INKREMENTAL DAN TEKNIK BULK FILL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KEPOMPONG ULAT SUTRA (Bombyx mori L.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KEPOMPONG ULAT SUTRA (Bombyx mori L.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KEPOMPONG ULAT SUTRA (Bombyx mori L.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami fraktur dibandingkan gigi dengan pulpa yang masih vital. Hal ini terutama disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini resin komposit banyak digunakan dalam kedokteran gigi khususnya dalam ilmu konservasi gigi untuk dijadikan bahan restorasi gigi anterior dan posterior yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium Sp.) TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE SKRIPSI. Kedokteran Gigi

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium Sp.) TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE SKRIPSI. Kedokteran Gigi PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium Sp.) TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi Disusun Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp) TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT FLOWBALE

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp) TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT FLOWBALE PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp) TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT FLOWBALE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR

PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR TESIS PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR PROGRAM STUDI ILMU KONSERVASI Diajukan oleh ; drg. Pradnya Widyo Septodika (12 / 338285 / PKG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Karies gigi, trauma dan kegagalan restorasi menyebabkan kerusakan dan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Karies gigi, trauma dan kegagalan restorasi menyebabkan kerusakan dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Karies gigi, trauma dan kegagalan restorasi menyebabkan kerusakan dan hilangnya sebagian besar jaringan keras gigi.kehilangan jaringan keras gigi yang terlalu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanosisal telah selesai dilakukan. Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanosisal telah selesai dilakukan. Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian mengenai Pengaruh Jumlah Volume Filler Wt% Terhadap Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanosisal telah selesai dilakukan. Penelitian ini menggunakan 20 buah cetakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahan restorasi di bidang kedokteran gigi yang saat ini banyak digunakan adalah resin komposit. Hal ini berhubungan dengan estetik yang didapatkan dari restorasi resin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modifikasi polyacid), kompomer, giomer (komposit modifikasi glass filler),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modifikasi polyacid), kompomer, giomer (komposit modifikasi glass filler), I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi gigi dapat dilakukan dengan beberapa macam bahan. Bahan restorasi di kedokteran gigi sangat beragam dan terus mengalami perkembangan, diantaranya amalgam, resin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi yang sering digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena memiliki nilai estetis yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Teknologi bahan restorasi berkembang dari aspek kualitas dan

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SERAT KACA (FIBERGLASS) YANG BERBEDA TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL FIBER REINFORCED ACRYLIC RESIN

PENGARUH POSISI SERAT KACA (FIBERGLASS) YANG BERBEDA TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL FIBER REINFORCED ACRYLIC RESIN 128 PENGARUH POSISI SERAT KACA (FIBERGLASS) YANG BERBEDA TERHADAP KEKUATAN Aprilia Dian Fatimina*, Benni Benyamin**, Helmi Fathurrahman *** Keywords: Fiber Reinforced Acrylic Resin, Flexural Strenght,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KEPOMPONG ULAT SUTRA (Bombyx mori L.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KEPOMPONG ULAT SUTRA (Bombyx mori L.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KEPOMPONG ULAT SUTRA (Bombyx mori L.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkan pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, bahan tersebut hanya

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkan pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, bahan tersebut hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resin komposit berkembang sebagai bahan tambal atau restorasi karena sifatnya yang tidak mudah larut, estetis, tidak peka terhadap dehidrasi, tidak mahal, dan relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di

BAB I PENDAHULUAN. Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di dalamnya mempertimbangkan hubungan antara gigi geligi, rahang, persendian temporomandibula, kraniofasial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit merupakan material restorasi sewarna gigi yang pada awalnya hanya digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior. Sampai saat ini resin komposit

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL DENGAN TEKNIK BULK FILL PADA KETEBALAN YANG BERBEDA

PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL DENGAN TEKNIK BULK FILL PADA KETEBALAN YANG BERBEDA PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL DENGAN TEKNIK BULK FILL PADA KETEBALAN YANG BERBEDA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw Analisis Variasi Panjang Serat Terhadap Kuat Tarik dan Lentur pada Komposit yang Diperkuat Agave angustifolia Haw (Bakri, ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kanker mulut (Lamster dan Northridge, 2008). Kehilangan gigi dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kanker mulut (Lamster dan Northridge, 2008). Kehilangan gigi dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehilangan gigi dapat disebabkan karies, penyakit periodontal, trauma dan kanker mulut (Lamster dan Northridge, 2008). Kehilangan gigi dapat menjadi faktor pendukung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan suatu jaringan yang tersusun atas email, dentin, sementum, dan pulpa (Scheid, 2012). Fungsi utama dari gigi adalah fungsi mastikasi, fonasi, melindungi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan gigi

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Mint yang Dimasukkan dalam Resin Komposit Microfine Terhadap Kekerasan Resin Komposit Microfine

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Mint yang Dimasukkan dalam Resin Komposit Microfine Terhadap Kekerasan Resin Komposit Microfine 45 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Mint yang Dimasukkan dalam Resin Komposit Microfine Terhadap Kekerasan Resin Komposit Microfine Dwi Aji Nugroho 1, Noviana Eka Saptaningtyas 2 1 Staf Pengajar, Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100 akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Restorasi gigi pada perawatan endodonti yang mengabaikan integritas dari struktur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat adalah suatu gigi tiruan sebagian yang dilekatkan secara tetap pada satu atau lebih gigi penyangga untuk mengganti satu atau lebih gigi yang hilang.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan restorasi yang baik dan dapat mengembalikan estetik merupakan kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit sangat populer

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding Total-Etch Terhadap Kekuatan Tarik Resin Komposit Nanofill pada Dentin pada gigi

Lebih terperinci

Pengaruh Kombinasi Posisi Fiber Terhadap Kekuatan Fleksural dan Ketangguhan Retak Fiber Reinforced Composite Polyethylene

Pengaruh Kombinasi Posisi Fiber Terhadap Kekuatan Fleksural dan Ketangguhan Retak Fiber Reinforced Composite Polyethylene 1 IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Pengaruh Kombinasi Posisi Fiber Terhadap Kekuatan Fleksural dan Ketangguhan Retak Fiber Reinforced Composite Polyethylene Effect of Combination Position Fiber Against Flexural

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Simple Random Sampling. itu direndam dalam larutan fisiologis. Silinder dengan diameter 4 mm dan tinggi 4 mm

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Simple Random Sampling. itu direndam dalam larutan fisiologis. Silinder dengan diameter 4 mm dan tinggi 4 mm BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian The Post Test-Only Control Design Group. 4.2 Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal utama yang harus dimiliki seorang dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan restorasi yang sesuai

Lebih terperinci

Volume 47, Number 1, March 2014

Volume 47, Number 1, March 2014 52 Volume 47, Number 1, March 2014 Research Report Pengaruh posisi dan fraksi volumetrik fiber polyethylene terhadap kekuatan fleksural fiber reinforced composite (The effect of position and volumetric

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Alur Pikir Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang mempunyai tiga kombinasi dimensional dari paling sedikit dua senyawa kimia (silica dan metaakrilat) dengan penghubung (silane)

Lebih terperinci

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber ABSTRAK Dental bridge merupakan salah satu contoh gigi tiruan cekat yang menjadi pilihan yang banyak digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Suatu harapan bagi dunia kedokteran gigi Indonesia akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan fraktur resin komposit nanosisal telah dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Gigi tiruan merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan

BAB I. PENDAHULUAN. Gigi tiruan merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang dan digunakan pada rahang atas maupun rahang

Lebih terperinci

STUDI SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI KOMPOSIT SERAT DAUN NANAS-EPOXY DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DENGAN ORIENTASI SERAT ACAK

STUDI SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI KOMPOSIT SERAT DAUN NANAS-EPOXY DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DENGAN ORIENTASI SERAT ACAK STUDI SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI KOMPOSIT SERAT DAUN NANAS-EPOXY DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DENGAN ORIENTASI SERAT ACAK Sri Hastuti Firman 1, Muris, dan Subaer Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tambahan dengan menggunakan sistem pasak dan inti untuk retorasi akhirnya. Pasak

BAB 1 PENDAHULUAN. tambahan dengan menggunakan sistem pasak dan inti untuk retorasi akhirnya. Pasak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi yang telah dilakukan perawatan endodonti sering membutuhkan retensi tambahan dengan menggunakan sistem pasak dan inti untuk retorasi akhirnya. Pasak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya

BAB I PENDAHULUAN. Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya jaringan gigi (Conway, 2008). Kavitas abrasi disebabkan karena tekanan pada saat menyikat gigi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan tersebut, masyarakat pun semakin sadar akan pentingnya faktor estetika.

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) Citra Mardatillah Taufik, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer digunakan oleh dokter gigi, terutama untuk merestorasi gigi anterior karena memiliki

Lebih terperinci

Pengaruh kopi arabika terhadap perubahan warna resin komposit hybrid

Pengaruh kopi arabika terhadap perubahan warna resin komposit hybrid Pengaruh kopi arabika terhadap perubahan warna resin komposit hybrid 1 Style V. Sirang 2 P. S. Anindita 2 Juliatri 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan meningkatnya ekspektasi pasien, seorang dokter gigi dalam mengambil keputusan untuk merestorasi gigi tidak hanya mempertimbangkan masalah estetik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin komposit mulai banyak digunakan sebagai bahan restorasi anterior maupun posterior karena permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian sistem pasak dan inti sebagai retensi intra-radikular merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian sistem pasak dan inti sebagai retensi intra-radikular merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian sistem pasak dan inti sebagai retensi intra-radikular merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk memberikan kekuatan tambahan pada rekontruksi mahkota

Lebih terperinci

Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load

Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load 97 Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load Load Kelompok No. Kgf Newton Stroke Kelompok No. Kgf Newton Stroke Sampel Sampel A 1 143,8 1409,24 5,60 C 1 170,3 1668,94 5,75 2 135,4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. stabil dan mudah dipoles (Nirwana, 2005). Sebagai bahan basis gigi tiruan, resin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. stabil dan mudah dipoles (Nirwana, 2005). Sebagai bahan basis gigi tiruan, resin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Resin akrilik saat ini masih merupakan pilihan untuk pembuatan basis gigi tiruan lepasan karena harganya relatif murah, mudah direparasi, proses pembuatannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahkota gigi tiruan cekat merupakan suatu restorasi tetap yang menutupi permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi, kontur, serta melindungi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1,Maret 212 PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER Harnowo Supriadi Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data statistik Kehutanan (2009) bahwa hingga tahun 2009 sesuai dengan ijin usaha yang diberikan, produksi hutan tanaman mencapai 18,95 juta m 3 (HTI)

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : KOMANG TRISNA ADI PUTRA NIM. I1410019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Material untuk rekayasa struktur terbagi menjadi empat jenis, diantaranya logam, keramik, polimer, dan komposit (Ashby, 1999). Material komposit merupakan alternatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding Total-Etch Terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. tentang Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding Total-Etch Terhadap 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desian Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah Eksperimental Laboratoris. Alasan menggunakan jenis penelitian ini adalah karena penulis melakukan peneletian tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan gigi antara lain dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal, trauma dan atrisi berat. Selain itu, meningkatnya usia sering dihubungkan dengan jumlah

Lebih terperinci

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas Andi Saidah, Helmi Wijanarko Program Studi Teknik Mesin,Fakultas Teknik, Universitas 17

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dhea Annabella, Pembimbing I : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Pembimbing II : Ibnu Suryatmojo, drg,. Sp.KG

ABSTRAK. Dhea Annabella, Pembimbing I : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Pembimbing II : Ibnu Suryatmojo, drg,. Sp.KG ABSTRAK PERBEDAAN LINEAR POLYMERIZATION SHRINKAGE PADA RESIN KOMPOSIT SDR (Smart Dentin Replacement)YANG DIPOLIMERISASI MENGGUNAKAN METODE PENYINARAN YANG BERBEDA Dhea Annabella, 2014. Pembimbing I : Angela

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap kekuatan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap kekuatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap kekuatan flexural resin komposit nanosisal telah dilaksanakan. Hasil penelitian didapatkan dari hasil

Lebih terperinci

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN PENDAHULUAN Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, dimana akan terbentuk material yang

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM Noni Nopriantina, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

Flexural Strength of Microhybrid Composite Resin with Polyethylene Fiber's Layer Addition

Flexural Strength of Microhybrid Composite Resin with Polyethylene Fiber's Layer Addition Flexural Strength of Microhybrid Composite Resin with Polyethylene Fiber's Layer Addition Varina Zata Nabilah*, Lusi Hidayati*, Agus Sumono* *Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jln. Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. B. Identifikasi Variabel 1. Variabel Pengaruh a. Self adhesif semen (RelyX TM U200, 3M ESPE,

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a a Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas Jalan Raya Sejangkung, Sambas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini mendorong para peneliti untuk menciptakan dan mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun menciptakan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K Widyansyah Ritonga 2109100027 Dosen Pembimbing: Wahyu Wijanarko.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang banyak digunakan saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sifat yang estetis. Sifat estetis bahan ini terletak pada warna yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sifat yang estetis. Sifat estetis bahan ini terletak pada warna yang mirip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit adalah suatu bahan restorasi atau tambalan yang banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Bahan tersebut banyak digunakan karena memiliki sifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen dan semen ionomer kaca tipe 1 terhadap restorasi indirect veneer resin

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG Petrus Heru Sudargo, Suhardoko, Bambang Teguh Baroto Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KAYU JATI DENGAN FRAKSI VOLUME 25%, 30%, 35% TERHADAP UJI BENDING, UJI TARIK DAN DAYA SERAP BUNYI UNTUK DINDING PEREDAM SUARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan baru di berbagai bidang tak terkecuali bidang kedokteran gigi. Terobosan baru senantiasa dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi yang membutuhkan perawatan saluran akar pada umumnya mengalami kerusakan pada jaringan pulpa dan mahkota, baik karena proses karies, restorasi sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis bahan restorasi di bidang kedokteran gigi semakin banyak tersedia dengan berbagai macam karakteristik, yaitu komposisi, sifat, struktur, kelebihan dan kekurangan.

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI FIBER BRAIDED POLYETHYLENE TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH APLIKASI FIBER BRAIDED POLYETHYLENE TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH APLIKASI FIBER BRAIDED POLYETHYLENE TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY Efri Mahmuda 1), Shirley Savetlana 2) dan Sugiyanto 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No Abstract

Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No Abstract Jurnal Saintech Vol. - No.3-September 1 ISSN No. 86-9681 PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT IJUK DAN SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT HIBRID Oleh : Drs. Nurdin Bukit, MSi 1 dan Dra. Erna Frida, MSi

Lebih terperinci

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur. KARAKTERISTIK EFEK PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG DENGAN PERLAKUAN NaOH BERMETRIK EPOXY Ngafwan 1, Muh. Al-Fatih Hendrawan 2, Kusdiyanto 3, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN (SIKMR)

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN (SIKMR) PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN (SIKMR) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

UJI KEKERASAN RESIN KOMPOSIT AKTIVASI SINAR DENGAN BERBAGAI JARAK PENYINARAN

UJI KEKERASAN RESIN KOMPOSIT AKTIVASI SINAR DENGAN BERBAGAI JARAK PENYINARAN UJI KEKERASAN RESIN KOMPOSIT AKTIVASI SINAR DENGAN BERBAGAI JARAK PENYINARAN 1 Jimmy Allorerung 2 P. S. Anindita 2 Paulina N. Gunawan 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan 1 Pengaruh Variasi Fraksi Berat dan Panjang Serat Komposit Pelepah Kelapa dengan Matriks Polypropylene terhadap Kekuatan Tarik pada Proses Injection Moulding (The Effect of Weight Fraction Variations and

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEKUATAN GESER ANTARA SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN DENGAN SMART DENTIN REPLACEMENT SEBAGAI BASIS PADA RESTORASI SANDWICH

PERBEDAAN KEKUATAN GESER ANTARA SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN DENGAN SMART DENTIN REPLACEMENT SEBAGAI BASIS PADA RESTORASI SANDWICH PERBEDAAN KEKUATAN GESER ANTARA SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN DENGAN SMART DENTIN REPLACEMENT SEBAGAI BASIS PADA RESTORASI SANDWICH Rezki Budiarta 1, Erma Sofiani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 Ariansyah Pandu Surya 1, Lies Banowati 2 dan Devi M. Gunara 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Penerbangan, Universitas Nurtanio

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UJI KEBOCORAN TEPI RESIN KOMPOSIT FLOWABLE DAN BAHAN LUTING SEMEN PADA PASAK POLYETHYLENE FIBER-REINFORCED

PERBANDINGAN UJI KEBOCORAN TEPI RESIN KOMPOSIT FLOWABLE DAN BAHAN LUTING SEMEN PADA PASAK POLYETHYLENE FIBER-REINFORCED 27 PERBANDINGAN UJI KEBOCORAN TEPI RESIN KOMPOSIT FLOWABLE DAN BAHAN LUTING SEMEN PADA PASAK POLYETHYLENE FIBER-REINFORCED Malun Nasrudin*, Dwi Warna Aju Fatmawati**, FX Ady Soesetijo*** Keywords: resin,

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Strata-1

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.

Lebih terperinci

Pengaruh Waktu Perlakuan Kalium Permanganate (KMnO 4 ) Terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis)

Pengaruh Waktu Perlakuan Kalium Permanganate (KMnO 4 ) Terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Pengaruh Waktu Perlakuan Kalium Permanganate (KMnO 4 ) Terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Kosjoko 1), Achmad As ad Sonief 2), Djoko Sutikno 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,

Lebih terperinci

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Firda Yulia

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER Saifullah Arief 1, Pratikto 2, Yudy Surya Irawan 2 1 Jurusan Teknik Mesin UNISKA, Jl

Lebih terperinci

Perbedaan Kekuatan Geser dan Kekuatan Tarik pada Restorasi Resin Komposit Microhybrid dengan Bonding Generasi V dan Bonding Generasi VII

Perbedaan Kekuatan Geser dan Kekuatan Tarik pada Restorasi Resin Komposit Microhybrid dengan Bonding Generasi V dan Bonding Generasi VII 68 Winda Susra, Desi Listya Nur, Sartika Puspita Perbedaan Kekuatan Geser dan Kekuatan Tarik pada Restorasi Resin Komposit Microhybrid dengan Bonding Generasi V dan Bonding Generasi VII Perbedaan Kekuatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT TUGAS AKHIR ERWIN ANGGORO L2E 005 447 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem adhesif dalam kedokteran gigi telah dipakai selama 30 tahun terakhir. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat diandalkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi Disusun Oleh: Nurul Fahrini J 520120020

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR) KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR) Imam Munandar 1, Shirley Savetlana 2, Sugiyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung, 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci