BAB II LANDASAN TEORI. aromaterapi (Prima Dewi, 2011).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. aromaterapi (Prima Dewi, 2011)."

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. AROMATERAPI 1. Pengertian Aromaterapi dikenal sebagai suatu tindakan perawatan alami untuk menyembuhkan penyakit secara menyeluruh (Primadiati, 2002).Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan minyak esensial aromaterapi (Prima Dewi, 2011). Aromaterapi merupakan suatu metode yang menggunakan minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga memengaruhi kesehatan emosi seseorang.minyak atsiri dapat dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi, antiseptik, merangsang nafsu makan, karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi, deodorant, ekspektoran, stimulasi granulasi, insektisida, insekrepelen, dan sedative (Koensoemardiyah, 2009). 2. Jenis jenis aromaterapi Aromaterapi memiliki berbagai macam jenis, antara lain aromaterapi yang berasal dari bunga lili, benzoin, apel, cendana (sandalwood), peppermint, chamomile,jasmine, lavender, rose, dan lain sebagainya. Aromaterapi tersebut memiliki manfaat merilekskan, aromaterapi tersebut memiliki keunggulan masing-masing dalam hal 5

2 digilib.uns.ac.id 6 menenangkan, menyembuhkan, merangsang, pembangkit semangat (Primadiati, 2002). 3. Manfaat Aromaterapi Koensoemardiyah (2009) memaparkan berbagai macam manfaat aromaterapi dalam kehidupan, antara lain : a. Minyak atsiri sebagai antiseptic Minyak atrisi bekerja sebagai antiseptik adalah menanggulangi penyakit akibat infeksi pernapasan. b. Minyak atsiri sebagai zat analgesik Sifat analgetik aromaterapi bekerja karena ada sifat anti radang (anti-inflamasi) efek pada peredaran darah dan menghilangkan racun atau efek mati rasa. c. Minyak atsiri sebagai zat anti radang Minyak atsiri bermanfaat untuk meringankan peradangan ringan, seperti terkena sinar matahari dan gigitan serangga. d. Minyak atsiri sebagai zat antitoksin Minyak atsiri mempunyai efek menginaktivasi racun yang dihasilkan bakteri. e. Minyak atsiri sebagai zat balancing Minyak atsiri mempunyai efek balancing yang ditandai efek kontradiksi dari suatu minyak atsiri. Satu minyak atsiri pada suatu keadaan mungkin berkhasiat membangunkan, sedang pada keadaan lain berkhasiat menidurkan.

3 digilib.uns.ac.id 7 f. Minyak atsiri sebagai zat immunostimulan Peran sebagai immunostimulan bekerja dengan cara meningkatkan immunoglobin. g. Minyak atsiri sebagai zat mukolitik dan ekspektoran Peran sebagai zat mukolitik karena mengandung karvon, menton, thuyon, pinokamfon. Aplikasinya secara inhalasi sehingga dapat memasuki sistem pernapasan 4. Cara Kerja Minyak atsiri akan memberikan efek kesembuhan harus dikenakan pada badan manusia (Koensoemardiyah, 2009). Ada beberapa cara dalam penggunaan aromaterapi, antara lain : a. Ingesti Penggunaan aromaterapi dengan cara ingesti adalah melalui mulut dan kemudian kesaluran pencernaan. Sasaran ke saluran pencernaan juga dapat dilakukan melalui dubur atau liang kemaluan (Primadiati, 2002). Minyak atsiri yang digunakan dalam cara ini harus dalam keadaan terlarut b. Olfaksi atau inhalasi Proses melalui penciuman merupakan jalur yang sangat cepat dan efektif untuk menanggulangi masalah gangguan emosional. Rongga hidung mempunyai hubungan langsung dengan sisten susunan saraf pusat yang bertanggungjawab terhadap kerja minyak esensial (Primadiati, 2002). Koensomardiyah (2009)

4 digilib.uns.ac.id 8 menjelaskan bahwa penggunaan aromaterapi inhalasi dapat dilakukan dengan cara : 1) Dengan bantuan botol semprot 2) Dihirup melalui tissue atau sarung tangan Menurut Buckle (2004) minyak atsiri diteteskan sebanyak 5-6 tetes.sangat efektif bila dibutuhkan hasil yang cepat (immediate result), lama penggunaan metode inhalasi 5-10 menit. Seorang penderita asma tidak boleh diberikan terapi inhalasi lebih dari 30 detik (Primadiati, 2002) Koensomardiyah (2009) menambahkan bahwa tisu yang sudah ditetesi dengan minyak lavender dapat diletakkan di dada sehingga minyak atsiri yang menguap akibat panas badan tetap terhirup oleh nafas pasien. 3) Dihisap melalui telapak tangan Inhalasi melalui telapak tangan dilakukan dengan meneteskan minyak 1 tetes lalu dihirup dalam keadaan terpejam. 4) Penguapan Metode ini dengan cara diteteskan dalam air panas lalu dihirup uapnya. c. Absorbsi melalui kulit Penyerapan minyak esensial melalui kulit akan memengaruhi kerja susunan saraf pusat dan sistem sirkulasi limfatik setelah

5 digilib.uns.ac.id 9 minyak esensial tersebut memasuki lapisan dermis kulit (Primadiati,2002).Begitu menembus lapisan epidermis, molekul minyak atsiri dapat dengan mudah menyebar ke bagian tubuh. Molekul itu akan bersirkulasi ke setiap sel dalam tubuh (Koensoemardiyah, 2009). B. AROMATERAPI LAVENDER 1. Pengertian Nama lavender berasal dari bahasa Latin lavera yang berarti menyegarkan.bunga lavender memiliki spesies, beberapa diantaranya adalah Lavandula Angustifolia dan Lavandula Stoechas.Penampakan bunga ini adalah berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan dan tinggi tanaman mencapai 72cm. Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi (Prima Dewi, 2011). 2. Kandungan minyak lavender Salah satu kandungan yang berperan dalam minyak lavender adalah linalool.menurut penelitian yang sudah dilakukan pada kandungan minyak lavender, didapatkan bahwa linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender (Prima Dewi, 2011) 3. Manfaat lavender a. Penyembuhan sel-sel kulit yang terbakar sinar matahari, terluka, dan rash

6 digilib.uns.ac.id 10 b. Meringankan nyeri otot dan sakit kepala c. Mengobati infkesi paru-paru, sinus, vagina dan kulit (Koensoemardiyah, 2009) d. Mengatasi masalah pencernaan dan gangguan menstruasi e. Mengatasi keluhan sumbatan hidung atau sakit menelan akibat influenza (Primadiati, 2002) f. Menghindarkan dari gigitan nyamuk g. Dapat dijadikan minyak esensial yang sering dipakai sebagai aromaterapi karena dapat memberikan manfaat relaksasi (carminative) dan memiliki efek sedasi (sedative). 4. Kerja lavender dalam memberikan efek ketenangan Arometerapi yang digunakan melalui cara dihirup akan menghantarkan pesan kimia melalui bulbusolfactory. Pesan kimia tersebut akan dikirimkan ke sistem limbik pada otak. Sistem limbik adalah sistem yang berhubungan dengan pusat nyeri, takut, senang, depresi, emosi dan marah.didalam sistem limbik terdapat komponen amygdale dan hippocampus.amygdale bertanggungjawab atas respon emosi kita terhadap aroma, sedangkan hippocampus bertanggungjawab atas memori dan pengenalan terhadap bau tempat dimana bahan kimia apada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan bau-bau (Prima Dewi, 2011). Bau yang menyenangkan akan merangsang hipofisis mengeluarkan endorfin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan

7 digilib.uns.ac.id 11 menghasilkan perasaan sejahtera. Rasa tenang akan merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus untuk mensekresi serotonin yang menghantarkan tidur (Koensoemardiyah, 2009). Menurut Buckle (2004), penggunaan aromaterapi lavender secara inhalasi dapat menimbulkan efek setelah dihirup selama 5-10 menit. C. NYERI 1. Pengertian Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter dan Perry, 2006).Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual.dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensai nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya (Asmadi, 2008). 2. Fisiologi Nyeri Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral.sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memroses informasi

8 digilib.uns.ac.id 12 tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya menginterpretasikan nyeri (Potter dan Perry, 2006). 3. Ambang Nyeri Ambang nyeri adalah jumlah stimulasi nyeri yang dibutuhkan seseorang untuk merasakan nyeri.individu dengan individu lainnya berbeda toleransi nyerinya.satu individu dapat menahan rasa nyeri, namun tidak dengan individu lainnya.hal ini juga dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosiokultural. Toleransi nyeri meningkat sejalan dengan usia (Kozier, 2009). 4. Faktor yang Memengaruhi Nyeri Banyak faktor yang memengaruhi nyeri seseorang, antara lain : a) Usia Usia merupakan variabel penting yang memengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat memengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri (Potter dan Perry, 2006). Menurut Santrock (2012) memaparkan bahwa usia beranjak dewasa adalah usia tahun dimana masa ini adalah masa transisi dari remaja menjadi dewasa. Masa ini adalah masa kritis yang dialami seorang individu yang akan memasuki usia dewasa. Masa ini ditandai dengan ketidakstabilan individu dalam memilih

9 digilib.uns.ac.id 13 jalan hidupnya. Berbeda dengan individu dengan usia lebih dari 25 tahun yang telah memiliki kestabilan emosi dan kemapanan hidup. Upton (2013) menambahkan bahwa masa dewasa adalah masa dimana kondisi psikologis individu merasa mampu mengambil tanggungjaab atas tindakan-tindakan mereka dan mampu berinteraksi dengan orang-orang dewasa lainnya. b) Jenis kelamin Pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespons terhadap nyeri. c) Makna nyeri Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri memengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri (Potter dan Perry, 2006). d) Perhatian Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat memengaruhi persepsi nyeri.perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.konsep ini merupakan salah satu konsep yang perawat terapkan diberbagai terapi untuk menghilangkan nyeri (Potter dan Perry, 2006). e) Ansietas dan keletihan

10 digilib.uns.ac.id 14 Ancaman karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan mengontrol nyeri atau kejadian disekitarnya sering menambah persepsi nyeri.keletihan mengurangi kemampuan seseorang untuk mengatasi nyeri sehingga meningkatkan persepsi nyeri.orang yang sedang mengalami nyeri tetapi percaya bahwa mereka dapat mengontrol nyerinya dapat menurunkan rasa takut dan kecemasannya sehingga menurunkan persepsi nyeri. Persepsi kurangnya kontrol terhadap nyeri atau merasa tidak berdaya cenderung meningkatkan persepsi nyeri (Kozier, 2009) Kecemasan menggambarkan kondisi psikologis individu. Ibu dengan kondisi psikologis yang tidak stabil akan mempersepsikan nyeri lebih dibandingkan dengan psikologis yang stabil. Hal ini didukung oleh Mander (2004), teori gerbang kendali menyatakan bahwa banyak faktor yang memengaruhi persepsi individual mengenai intensitas nyeri dan sebagian dari faktor ini adalah faktor psikologis, bukan fisiologis. Kondisi psikologis ibu nifas antara lain postpartum blues atau depresi ringan setelah melahirkan yang akan terjadi pada hari ke-3 dan hari ke-5. Postpartum blues tidak memengaruhi kemampuan ibu dalam merawat bayinya. Ibu masih bisa merawat bayinya dengan baik. Postpartum blues terjadi setelah ibu berada dirumah. f) Pengalaman sebelumnya

11 digilib.uns.ac.id 15 Pengalaman nyeri sebelumnya mengubah sensitivitas klien terhadap nyeri (Kozier, 2009). Individu yang mengalami nyeri dengan jenis sama berulang-ulang, tetapi nyeri tersebut berhasil dihilangkan maka akan lebih mudah dalam menginterpretasikan sensasi nyeri. Individu yang tidak pernah mengalami nyeri maka persepsi pertama nyeri akan mengganggu koping terhadap nyeri (Potter dan Perry, 2006). g) Gaya Koping Gaya koping yang dimaksud adalah pengontrolan pasien terhadap lingkungan terhadap hasil akhir dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.individu yang memiliki lokus kendali internal mempersepsikan diri mereka sebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan mereka dan hasil akhir suatu peristiwa.sebaliknya individu yang memiliki lokus eksternal mempersepsikan faktor-faktor lain didalam lingkungan mereka (Potter dan Perry, 2006). Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan individu. Klien seringkali menemukan berbagai cara untuk mengembangkan koping terhadap efek fisik dan psikologis. Sumber-sumber gayakoping seperti berkomunikasi dengan keluarga, melakukan latihan atau menyanyi dapat digunakan dalam rencana asuhan kebidanan untuk mendukung mengurangi tingkat nyeri (Potter dan Perry, 2006).

12 digilib.uns.ac.id 16 Mobilisasi adalah bentuk latihan ibu nifas dengan jahitan nyeri perineum.ambulasi yang dilakukan adalah berlatih duduk dan berjalan (Saleha, 2009). Ambulasi atau mobilisasi yang dilakukan dengan baik adalah salah satu gaya koping ibu untuk mengurangi rasa nyeri luka jahitan perineum. h) Dukungan Keluarga dan Sosial Individu yang mengalami nyeri sering bergantung terhadap oranglain.apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali membuat pasien tertekan dan meningkatkan persepsi nyeri.(potter dan Perry, 2006) 5. Penatalaksanaan Nyeri Penatalaksanaan nyeri antara lain farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan nyeri non-farmakologi antara lain hipnosis, acupressure,yoga, umpan balik, biologis (biofeedback), sentuhan terapeutik, terapi-aroma, jamu-jamuan atau uap (Bobak, 2004). D. NYERI PASCANATAL Menurut Mander (2004), pelaksanaan perawatan pascanatal kurang diperhatikan. Tenaga kesehatan terutama bidan banyak yang menganggap

13 digilib.uns.ac.id 17 bahwa masa pascanatal adalah masa yang kurang berharga dan kurang sumber daya. Macam macam nyeri pascanatal antara lain : 1. Afterpain Afterpain adalah nyeri setelah melahirkan.afterpain merupakan nyeri yang berhubungan dengan kontraksi Braxton Hicks.Wanita merasakan kontraksi uterus menimbulkan nyeri pada saat-saat tertentu. 2. Nyeri perbaikan perineum Nyeri yang disebabkan oleh perbaikan perineum telah diabaikan.menurut penelitian yang telah dilakukan, hanya sepertiga wanita tidak merasakan nyeri selama prosedur ini.wraight (1993) mengacu pada wanita yang tidak puas dengan pengendalian nyeri mereka selama penjahitan. 3. Nyeri perineum Masalah nyeri perineum pascanatal tidak hanya pada nyeri itu sendiri, tetapi juga mengenai efeknya pada hubungan wanita dengan orang yang dekat dengannya.berhubungan dengan kemampuan menyusui bayinya (Mander, 2004). Menurut Prawirohardjo (2008), perineum merupakan ruang berbentuk jajaran genjang yang terletak dibawah dasar panggul. Perineum terletak antara vulva dan anus, dengan panjang rata-rata 4 cm. Pada saat persalinan kadangkala menimbulkan trauma perineal karena luka jahitan episiotomi dan laserasi yang menimbulkan rasa tidak

14 digilib.uns.ac.id 18 nyaman pascapersalinan dalam jangka waktu yang panjang (Baston, 2012). Menurut Baston (2012) terdapat klasifikasi trauma perineum dan genital yaitu derajat satu, dua, tiga dan empat.derajat satu dideskripsikan cedera pada kulit perineum, derajat dua pada kulit dan otot-otot perineum, derajat tiga cedera pada kompleks sfingter ani, dan derajat empat cedera pada perineum meliputi kompleks sfingter ani dan epitel anus. Nyeri perineum adalah suatu sumber morbiditas yang bermakna bagi banyak ibu setelah melahirkan, tidak hanya selama masa pascapersalinan awal melainkan juga untuk jangka waktu yang lebih panjang (Baston, 2012). E. CARA KERJA LAVENDER SECARA INHALASI TERHADAP NYERI Nyeri digambarkan dengan diterimanya rangsang nyeri oleh saraf sensorik.nyeri bekas jahitan perineum merupakan jenis nyeri dengan reseptor serabut saraf tipe delta C yaitu saraf dengan penerimaan lambat dan nyeri terasa berkelanjutan. Impuls nyeri ini akan diteruskan melalui tractus ascendens yang dikenal dengan tractus spinotalamicus lateralis (jaras penerimaan nyeri), yang selanjutnya dibawa ke sinaps columna grisea posterior. Didalam sinaps tersebut dilepaskan neurotransmitter substansi P. Impuls saraf selanjutnya memasuki medulla spinalis, medulla

15 digilib.uns.ac.id 19 oblongata, pons, korteks serebri maka nyeri akan terapresiasi serta dimulainya reaksi emosional. Reaksi emosional ini diatur oleh sistem limbik (Snell, 2006). Minyak lavender yang digunakan secara inhalasi, akan memasuki hidung dan pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi didalam sistem limbik yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia yaitu endorphin yang menyebabkan perasaan senang, rileks, tenang (Koensoemardiyah, 2009). Dengan demikian aromaterapi lavender secara inhalasi akan memengaruhi reaksi emosi terhadap nyeri melalui manipulasi sistem limbik yang diatur untuk menghasilkan perasaan rileks, senang dan tenang. Buckle (2004) mengatakan bahwa relaksasi telah menunjukkan perubahan persepsi klien terhadap nyeri. F. KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil.beberapa kebutuhan ibu nifas antara lain : 1. Kebutuhan nutrisi dan cairan Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, bergizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat.ibu nifas harus

16 digilib.uns.ac.id 20 mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari yaitu sekitar 4 porsi makan per hari (Yeti, 2010). Hubungan kebutuhan nutrisi dengan nyeri jahitan adalah ketika ibu postpartum telah terpenuhi kebutuhan nutrisinya maka secara otomatis keletihan akan sedikit berkurang. Potter dan Perry (2006) memaparkan bahwa keletihan adalah salah satu faktor yang memengaruhi nyeri. Seseorang dengan keletihan yang berat akan dengan mudah mempersepsikan nyeri yang sedang dialaminya. 2. Kebutuhan Ambulasi Ambulasi dini ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin ibu untuk bangun dari tempat tidur. Ambulasi ini antara lain gerakan miring ke kanan dan ke kiri, duduk dan jalan. Ambulasi dini dapat dilakukan apabila ibu tidak lemas dan tidak merasa pusing. Ambulasi merupakan salah satu gaya koping responden untuk mengurangi tingkat nyeri jahitan perineum yang sedang dialami. Ibu dengan ambulasi (gaya koping) yang baik akan berbeda persepsi nyerinya dengan ibu yang memiliki gaya koping yang tidak baik. Sesuai dengan teori Potter dan Perry (2006) yang memaparkan bahwa gaya koping adalah pengontrolann pasien terhadap hasil akhir dari peristiwa-peristiwa yang terjadi. Individu yang memiliki lokus kendali internal mempersepsikan diri mereka sebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan mereka dan hasil akhir suatu peristiwa. 3. Kebutuhan Eliminasi

17 digilib.uns.ac.id 21 Eliminasi adalah kebutuhan buang air kecil dan buang air besar (Yeti, 2010).Ibu postpartum paling tidak harus sudah dapat buang air kecil setelah 2 jam postpartum. Ibu postpartum yang sudah dapat BAK otomatis mobilisasi sudah baik sehinggaakan memengaruhi persepsi nyeri jahitan perineum. 4. Kebersihan Diri atau Perineum Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kemudian daerah anus (Suherni, 2008). 5. Kebutuhan Istirahat Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Hal-hal yang dilakukan pada ibu untuk membantu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur. Istirahat berhubungan dengan keletihan yang ibu rasakan. Potter dan Perry (2006) memaparkan bahwa keletihan adalah salah satu faktor yang memengaruhi nyeri. Seseorang dengan keletihan yang berat akan dengan mudah mempersepsikan nyeri yang sedang dialaminya.

18 digilib.uns.ac.id 22 Minyak atsiri lavender Parfum minyak uap, obat semprot, inhalasi hidung Membran Mukosa sinyal elektrokimiawi Sistem limbik Cortex Hipocampusamigdala Hipotalamus Sistem endokrin Sistem saraf otonom Kelenjar pituitari Hormon endorfin Penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan sejahtera Relaks Raphe nucleus Sekresi serotonin penghantar tidur Nyeri Bagan 2.1Masuknya minyak atsiri ke dalam badan (Price dalam Koensoemardiyah, 2009)

19 digilib.uns.ac.id 23 G. KERANGKA KONSEP Penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis : 1. Hypnosis 2. Accupressure 3. Yoga 4. Umpan balik biologis (biofeedback) 5. Sentuhan terapeutik 6. Terapi-aroma 7. Jamu-jamuan Aromaterapi Lavender Masuk ke hidung melaui bulbus olfactory Menuju sasaran yaitu sistem limbik Amygdale Hippocampus Hipotalamus Faktor yang mempengaruhi nyeri 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Makna Nyeri 4. Perhatian 5. Ansietas (kondisi psikologis) 6. Keletihan 7. Pengalaman sebelumnya 8. Gaya Koping (mobilisasi) 9. Dukungan Tenang (relaks) Sistem endokrin Kelenjar pituitari Hormon endorfin Penghilang rasa sakit alami dan penghasil perasaan sejahtera Raphe nucleus Nyeri Sekresi serotonin = variabel bebas = variabel perancu = variabel terikat Bagan 2.2 Bobak (2004), Koensoemardiyah (2009), Primadiati (2002), Potter Perry (2006), commit dan to Buckle user (2004)

20 digilib.uns.ac.id 24 H. HIPOTESIS Ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender secara inhalasi terhadap nyeri jahitan perineum di RSUD Surakarta.

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai pengaruh aromaterapi lavender secara inhalasi terhadap nyeri jahitan perineum pada ibu

Lebih terperinci

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI LAMPIRAN xiii TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI PADA PASIEN POST OPERSI FAM A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah minyak Lavender menurunkan frekuensi denyut jantung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah minyak Lavender menurunkan frekuensi denyut jantung. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aromaterapi adalah penggunaan minyak atsiri sebagai terapi atau tujuan kesehatan (Buckle, 2003). Praktik penggunaan aromaterapi sebenarnya sudah dikenal sejak zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang bersifat sangat individual dan tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tamsuri (2007) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita dengan sel spermatozoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi, perubahan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah diperlukan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan mengandung.akan tetapi, pada ibu yang akan menghadapi proses persalinan tersebut tidak jarang diikuti

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi wanita adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh serta bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan, yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara. Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif, Lama Persalinan Kala II, dan Fetal Outcome Aromaterapi lavender terbukti efektif dalam penurunan

Lebih terperinci

TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA

TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA PEMAKAIAN MINYAK ESENSIAL SECARA INHALASI Disusun oleh: Munawarohthus Sholikha 1106107126 PROGRAM MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti ditingkatkan melalui sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan atau partus merupakan proses fisiologis terjadinya kontraksi uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan pembukaan serviks secara progresif. Perubahan

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami fraktur dan bisa menyebabkan kematian lebih dari 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2010 ditetapkan berdasarkan pembangunan yaitu bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang sehat serta

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT OLEH : KELOMPOK 5 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi setiap aspek kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari proses stimulus dan respon. Setiap gerakan yang disadari selalu berkaitan dengan stimulus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bulan secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan periodik vagina yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

Clinical Science Session Pain

Clinical Science Session Pain Clinical Science Session Pain Disusun oleh : Nurlina Wardhani 1301-1214-0658 William Reinaldi 1301-1214-0503 Preseptor : Arnengsih, dr., Sp.KFR BAGIAN ILMU KESEHATAN FISIK DAN REHABILITASI FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut membutuhkan energi dan kekuatan

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

Mata Kuliah Askeb III (Nifas)

Mata Kuliah Askeb III (Nifas) No Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok/Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber T P K Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat : Menjelaskan konsep dasar masa nifas. Pengertian masa nifas. tujuan masa nifas. peran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas merupakan masa kritis yang memerlukan pendampingan dari tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan dan terus melakukan pemantauan yang bertujuan meminimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN Niken Andalasari PENGERTIAN Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. Ini menjadi prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian masa nifas 50% terjadi dalam 24 jam pertama secara nasional menurut Purwanto (2001), angka kejadian infeksi pada kala nifas mencapai 2,7 % dan 0,7 % diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Tanda-tanda vital 1.1 Defenisi Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang merupakan terjemahan istilah bahasa inggris yaitu vital sign. Vital sign adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berada di wilayah Kota Pekalongan namun kepemilikannya adalah milik Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah WaterBirth 2.2 Pengertian WaterBirth

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah WaterBirth 2.2 Pengertian WaterBirth BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah WaterBirth Selama tahun 1960, peneliti Soviet Igor Charkovsky melakukan penelitian yang cukup besar ke keselamatan dan manfaat yang mungkin lahir air di Uni Soviet Pada akhir

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan lahir spontan dengan presentase belakang kepala, tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : DYAH ANGGRAINI PUTRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Perawat 1. Pengertian Peran Peran pada dasarnya adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO 2008 perbandingan kematian ibu di negara berkembang 240 per 100.000 kelahiran dibandingkan 16 per 100.000 kelahiran di negara maju. Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kehamilan dan persalinan dunia mencapai 586.000 jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Organisasi atau perusahaan merupakan sebuah tempat dimana pekerja merupakan salah satu bagian penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Bekerja adalah penggunaan tenaga

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN Mega Arianti Putri, Ayu Tri Widarti Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Bhakti Husada Mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat sendiri dan masyarakat global yang merupakan suatu kesepakatan dan kemitraan global untuk

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci