EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TUNA RUNGU POKOK BAHASAN PECAHAN SENILAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TUNA RUNGU POKOK BAHASAN PECAHAN SENILAI"

Transkripsi

1 Seminar Nasional Matematika 2014, Universitas Udayana ISSN: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TUNA RUNGU POKOK BAHASAN PECAHAN SENILAI Luh Made Suriwati 1, Desak Putu Eka Nilakusmawati 2, I Wayan Sumarjaya 3 1 SLBB Negeri Sidakarya, Denpasar, suriwati_made@yahoo.com 2 Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Udayana, nilakusmawati_desak@yahoo.com 3 Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Udayana, sumarjaya@unud.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan media visual efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tuna rungu dibandingkan dengan pembelajaran dengan metode konvensional. Penelitian ini menggunakan model rancangan pre eksperimental design (quasi experiment) dengan jenis desain one shot case study. Penelitian jenis ini peneliti hanya menggunakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan post test. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian materi pecahan senilai untuk kelas IV SDLB.B dengan media visual dan pembelajaran konvensional. Perlakuan diterapkan pada 2 kelompok peserta didik yang masing-masing terdiri dari tujuh orang peserta didik. Soal pretest dan posttest terdiri dari sepuluh soal pecahan senilai. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik dengan metode konvensional berbeda dengan metode pembelajaran dengan bantuan media visual. Peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dengan metode konvensional sebesar 1,125 dan peningkatan rata-rata hasil belajar dengan bantuan media visual sebesar 3,375. Berdasarkan peningkatan hasil belajar dengan kedua metode, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan bantuan media visual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional, untuk peserta didik tuna tungu pada pokok bahasan pecahan senilai. Hasil observasi selama pembelajaran dengan kedua metode, diketahui bahwa pembelajaran dengan media visual lebih bisa dimengerti oleh peserta didik tuna rungu karena karakter peserta didik tuna rungu lebih mengerti dengan materi yang bersifat kongkrit dan sulit mengerti hal yang bersifat abstrak. Kata kunci: media visual, efektivitas media visual, pecahan senilai, peserta didik tuna rungu 1. Pendahuluan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 menyatakan bahwa: pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial. Undang-undang tersebut menjamin persamaan hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 memberi landasan kuat bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang Denpasar - Bali, 6 November

2 Suriwati,L.M., Nilakusmawati,D.P.E.,Sumarjaya,IW. Efektivitas Pembelajaran dengan Media sama sebagaimana yang diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran. Undang-undang ini penting keberadaanya karena negara tidak hanya memiliki warga negara yang sempurna secara fisik dan mental tetapi memiliki warga negara yang berkebutuhan khusus yang memerlukan perhatian yang sama dalam segala bidang khususnya bidang pendidikan Pengajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus diperoleh dari sekolah, salah satu sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus adalah Sekolah Luar Biasa (SLB). Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan salah satu tempat pendidikan dan juga pengajaran yang diberikan bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Sekolah Luar Biasa (SLB) dipersiapkan sebagai lembaga pendidikan untuk menangani dan memberikan pelayanan pendidikan secara khusus bagi peyandang berkebutuhan khusus.. Khususnya bagi tuna rungu mereka diterima di sekolah SLBB. Fungsi SLBB adalah sebagai sekolah yang menyediakan kesempatan pendidikan yang sama bagi anakanak berkebutuhan khusus tuna rungu untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti proses pembelajaran yang meningkatkan kualitas diri peserta didik baik kualitas akademis dan kualitas sosial sehingga tujuan pendidikan yang utama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memanusiakan manusia secara manusiawi bisa tercapai Permasalahan tuna rungu dalam pembelajaran yang dipengaruhi hilang atau berkurangnya kemampuan mendengar, berakibat berkurangnya penerimaan sumber informasi melalui pendengaran yang berpengaruh dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, sebab kemampuan penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi. Kekhususan tersebut menyebabkan mereka merasa punya komunitas tersendiri yang bersifat eksklusif. Tuna rungu sering merasa minder jika menghadapi pergaulan dengan masyarakat normal, contohnya Kadek seorang peserta didik tuna rungu yang merupakan SLBB Negeri Sidakarya Denpasar, mengatakan aku tuna rungu aku malu bermain teman yang bisa bicara hal-hal seperti itulah yang menyebabkan secara psikologi anak tuna rungu merasa terbebani, tersudutkan dan tidak sempurna, yang memicu keputusasaan, rendahnya motivasi dan kepercayaan diri terutama dalam belajar. Selain kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik tuna rungu, dalam proses pembelajaran di sekolah, guru juga mengalami hambatan yang disebabkan kesulitan memberikan dan penerima informasi oleh peserta didik yang disebabkan karena keterbatasan kosakata dan kemampuan abstrak yang sangan minim, selain itu keterbatasan buku ajar atau buku ajar yang sering disamakan dengan regular, alat bantu pembelajaran, serta keterbatasan guru dalam inovasi pembelajaran dengan media IT sangat berpengaruh terhadap ketuntasan dalam proses penyampaian materi pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagamanakah cara meningkatkan hasil belajar peserta didik?; Bagaimanakah hasil belajar peserta didik menggunakan metode konvensional?; Bagaimanakah hasil belajar jika pembelajaran dilakukan dengan bantuan media visual?; Bagaimanakah efektivitas metode konvensional dibandingkan dengan metode visual?. Berdasarkan beberapa masalah diatas tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan media visual efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tuna rungu dibandingkan dengan pembelajaran dengan metode konvensional. Menurut Nugroho [6], pendidikan selalu berhubungan dengan tema-tema kemanusian. Artinya pendidikan diselenggarakan dalam rangka membebaskan manusia dari segala persoalan hidup yang dihadapi. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan sangat dirasa penting untuk menunjang kebutuhan manusia dalam menghadapi persoalan hidup. Widati, S., dkk.[7] memaparkan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Artinya keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak berpengaruh bagaimana proses pembelajaran dapat 166 Denpasar - Bali, 6 November 2014

3 Seminar Nasional Matematika 2014, Universitas Udayana ISSN: berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru tentang anak berkebutuhan khusus, terhadap makna pembelajaran yang berpengaruh terhadap cara mengajarnya Pelaksanaan pendidikan berkebutuhan khusus dalam memberikan persamaan hak dengan anak biasa dilandasi pandangan bahwa anak berkebutuhan khusus, sama dengan anak normal. Perbedaannya adalah pada potensinya yang beragam dan hal ini tentunya penjadi perhatian dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya mendahulukan persamaanya dengan anak lain dan dalam pembelajaran melihat perbedaan potensinya (Nani, E. [5]) Berkaitan dengan pembelajaran yang spesifik, Mohammad Efendi (Nugroho [6]) menyatakan berdasarkan tujuan pendidikan, secara terinci tunarungu dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut: (1) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara db (slightlosses). Untuk kepentingan pendidikan pada anak tunarungu kelompok ini cukup hanya memerlukan latihan membaca bibir untuk pemahaman; (2) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara db (mild losses). Kebutuhan layanan pendidikan untuk anak tunarungu kelompok ini yaitu membaca bibir, latihan pendengaran, latihan bicara artikulasi, serta latihan kosakata; (3) Anak tunarungu yang kehilangan pendegarannya antara db (moderet losses). Kebutuhan layanan pendidikan untuk kelompok anak tunarungu ini meliputi artikulasi, latihan membaca bibir, latihan kosakata, serta perlu menggunakan alat bantu dengar untuk membantu ketajaman pendengaran; (4) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara db (severelosses). Kebutuhan pendidikan kelompok anak tunarungu ini perlu latihan pendengaran intensif, membaca bibir, dan latihan pembentukan kosakata; (5) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran 75 db keatas (profoundly losses). Kebutuhan layanan pendidikan anak tunarungu kelompok ini meliputi membaca bibir, latihan mendengar untuk kesadaran, latihan membentuk dan membaca ujaran dengan menggunakan pengajaran khusus, seperti tactile kinesthetic, visualisasi yang dibantu dengan segenap kemampuan indranya yang tersisa. Berkaitan dengan pembelajaran, menurut TIM FKIP-UMS (Nugroho [6]), dijelaskan bahwa alat peraga adalah semua alat bantu proses pendidikan dan pengajaran yang dapat berupa benda atau perbuatan dari yang kongkrit sampai dengan yang abstrak yang dapat mempermudah dalam pemberian pengertian (penyampaian konsep) kepada peserta didik. Dengan bantuan alat peraga yang sesuai, peserta didik dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatan. Alat bantu mengajar pada dasarnya memberi petunjuk tentang apa yang akan dikerjakan oleh guru atau kegiatan guru. Metode mengajar yang dipilih dan digunakan guru sangat menentukan kegiatan belajar peserta didik. Menurut Sudjana dan Rival (dalam Jatmika [3]) memaparkan bahwa media visual dalam konsep pembelajaran visual dapat berupa gambar, model, benda, atau alat-alat lain yang memberikan peserta didik pengalaman visual yang nyata. Dalam penggunaannya media visual bertujuan untuk mengenalkan, membentuk, dan memperjelas pemahaman materi yang bersifat abstraks kepada peserta didik, mengembangkan fungsi afektif, dan mendorong kegiatan peserta didik lebih lanjut. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDLB B Negeri Sidakarya Denpasar, dimana sekolah ini merupakan Sekolah Luar Biasa yang khusus menangani peserta didik Tuna Rungu. Penelitian ini menggunakan model rancangan pre eksperimental design (quasi experiment) atau eksperimen pura-pura, dengan jenis desain one shot case study. Menurut Denpasar - Bali, 6 November

4 Suriwati,L.M., Nilakusmawati,D.P.E.,Sumarjaya,IW. Efektivitas Pembelajaran dengan Media Arikunto [1] desain one shot case study peneliti hanya melakukan treatmen satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan post test. Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari: pretest, pemberian perlakuan, dan kemudian dilaksanakan posttest. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian materi pecahan senilai untuk kelas IV SDLB.B Negeri Sidakarya dengan media visual dan pembelajaran konvensional. Perlakuan diterapkan pada dua kelompok siswa yang masing-masing terdiri dari tujuh orang siswa tunarungu sehingga total sampel penelitian sebesar 14 orang siswa tunarungu. Soal pretest dan posttest terdiri dari sepuluh soal pecahan senilai. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif yang dapat mendeskripsikan hasil belajar siswa tunarungu sesuai sehingga dapat memberikan gambaran apakah pembelajaran dengan media visual efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa tunarungu dibandingkan dengan pembelajaran dengan metode konvensional. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan materi pecahan senilai antara pembelajaran menggunakan media visual dan pembelajaran konvensional. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan cara mengidentifikasi variabel-variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah skor hasil belajar siswa tunarungu dalam menjawab soal matematika yang dipilah menjadi dua kelompok yaitu hasil belajar dengan pembelajaran media visual dan pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini kompetensi yang diukur pada sampel digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik.model uji kompetensi yang dirancang berupa susunan pertanyaan yang disusun secara terencana guna memperoleh informasi tentang peserta didik. Perancangan model uji kompetensi melalui beberapa tahapan antara lain menyusun kisi-kisi, yaitu membuat daftar kompetensi dasar yang akan diuji, menentukan indikator, dilanjutkan dengan menentukan jenis tagihan bentuk dan jumlah butir soal. Setelah rancangan uji kompetensi selesai dibuat, selanjutnya didiskusikan dengan tim pakar yang sudah berpengalaman untuk mendapatkan masukan sehingga diketahui kelemahan kelebihan rancangan yang dibuat. Tim Pakar adalah orang yang mengerti matematika dan mengerti tentang pembelajaran bagi peserta didik tuna rungu pada SDLB. Setelah diketahui kelemahannya maka dilakukan perbaikan oleh guru dan peneliti. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif yang dapat mendiskripsikan hasil belajar peserta didik, sehingga dapat memberikan gambaran apakah pembelajaran dengan media visual efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tuna rungu dibandingkan dengan pembelajaran dengan metode konvensional. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil belajar siswa tunarungu dalam menjawab soal matematika dengan mengambil pokok bahasan pecahan senilai menunjukkan hasil yang berbeda antara kedua kelompok siswa tunarungu yang diteliti. Siswa tunarungu yang diberikan pembelajaran secara konvensional memperoleh rata-rata nilai sebesar 21,25 sedangkan siswa tunarungu yang diberikan pembelajaran dengan media visual diperoleh nilai rata-rata sebesar 50. Ratarata hasil belajar siswa tunarungu dengan media visual lebih besar 28,75 daripada dengan pembelajaran konvensional. Jika dilihat dari kenaikan hasil belajar siswa tunarungu yang diteliti, kenaikan hasil belajar siswa tunarungu dengan metode konvensional diperoleh sebesar 1,125 % dan kenaikan hasil belajar dengan pembelajaran menggunakan media visual diperoleh sebesar 3,375%. Data hasil belajar kedua kelompok siswa tunarungu dapat dilihat pada tabel Denpasar - Bali, 6 November 2014

5 Seminar Nasional Matematika 2014, Universitas Udayana ISSN: Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik dengan Pembelajaran Konvensional No Nama Pre test Post test 1 A A A A A A A A total rata-rata 10 21,25 % kenaikan 1,125 Tabel 2. Hasil Belajar Peserta Didik dengan Media Visual No Nama Pre test Post test 1 B B B B B B B total rata-rata 11, % kenaikan 3,375 Berdasarkan persentase kenaikan disimpulkan bahwa metode visual lebih efektif dibandingkan metode konvensional. Selain itu pada proses pelaksanaan pembelajaran di kelas terlihat jelas antusias peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan metode visual lebih tinggi daripada peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan metode konvensional. Peserta didik yang diberikan pembelajaran secara konvensional konsentrasinya lebih rendah dari pada peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan media visual. Hal itu disebabkan karena pada penelitian ini mengambil sampel peserta didik tuna rungu yang mengalami keterbatasan dalam bidang komunikasi dan informasi, serta keterbatasan dalam hal-hal yang bersifat abstrak. Untuk menjelaskan sesuatu agar lebih dapat dimengerti, lebih efektif menggunakan media kongkrit atau nyata (visual) sehingga lebih mudah dimengerti daripada hal-hal yang bersifat abstrak. Denpasar - Bali, 6 November

6 Suriwati,L.M., Nilakusmawati,D.P.E.,Sumarjaya,IW. Efektivitas Pembelajaran dengan Media 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media visual dalam pembelajaran siswa tunarungu lebih efektif, dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Hal itu ditunjukkan dengan hasil belajar siswa tunarungu yang diberikan pembelajaran secara konvensional memperoleh rata-rata nilai sebesar 21,25 sedangkan siswa tunarungu yang diberikan pembelajaran dengan media visual diperoleh nilai rata-rata sebesar 50. Rata-rata hasil belajar siswa tunarungu dengan media visual lebih besar 28,75 daripada dengan pembelajaran konvensional. Jika dilihat dari kenaikan hasil belajar siswa tunarungu yang diteliti, kenaikan hasil belajar siswa tunarungu dengan metode konvensional diperoleh sebesar 1,125 % dan kenaikan hasil belajar dengan pembelajaran menggunakan media visual diperoleh sebesar 3,375%. Apresiasi belajar dan motivasi siswa tunarungu lebih tinggi dalam pembelajaran dengan media visual dibandingkan dengan pembelajaran konvensional hal itu terlihat dari konsentrasi dan antusias siswa tunarungu mengikuti pembelajaran. 5. Ucapan Terima Kasih Penulis pertama mengucapkan terima kasih kepada penulis kedua dan ketiga atas program pendampingan dalam rangka program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) di SLBB Sidakarya Denpasar. Penulis kedua dan ketiga mengucapkan terima kasih kepada kepada Rektor Universitas Udayana melalui Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana atas dana yang diberikan dari DIPA BLU Universitas Udayana Tahun Anggaran 2014 dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Mono Tahun Universitas Udayana Tahun Anggaran 2014 Nomor: /UN.14.2/PKM.08.00/2014 Tanggal: 5 Mei Terima kasih juga disampaikan kepada kepala sekolah dan para guru di SLBB Sidakarya yang telah membantu menyukseskan program ini. Daftar Pustaka [1] Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta [2] Effendi, Mohammad, Esni Triaswati, Hariyanto & Pujiati Penggunaan Media Ceritera Bergambar Berbasis Pendekatan Komunikasi Total untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu Kelas Rendah di SLB Bagian B YPTB Malang, (Diunduh dari ppkp _pips.pdf. [3] Jatmika, H.M Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 3,No.1, dalam [4] Malatista, R dan Eko Sediyono.2007 Model Pembelajaran Matematika untuk Peserta didik Kelas IV SDLB Penyandang Tunarungu dan Wicara dengan Metode Komtal Berbantuan Komputer (Diunduh dari [5] Nani, E.(2013) Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Amanah Offset,Bandung [6] Nugroho, Topiq Metode Pembelajaran Matematika di Sekolah Luar Biasa Tunarungu Melalui Komputer untuk Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik, (Diunduh dari ) [7] Widati, S.dkk Pendidikan anak Berkebutuhan Khusus. Amanah Offset, Bandung, 170 Denpasar - Bali, 6 November 2014

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi kasus di Kelas VIII SMPLB-B Yayasan Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS IT BAGI GURU-GURU SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B KABUPATEN TABANAN LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Oleh: Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si./NIP.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Matematika untuk Siswa Kelas IV SDLB Penyandang Tunarungu dan Wicara dengan Metode Komtal Berbantuan Komputer 1

Model Pembelajaran Matematika untuk Siswa Kelas IV SDLB Penyandang Tunarungu dan Wicara dengan Metode Komtal Berbantuan Komputer 1 Model Pembelajaran Matematika untuk Siswa Kelas IV SDLB Penyandang Tunarungu dan Wicara dengan Metode Komtal Berbantuan Komputer 1 Benazer Rahmarani Malatista 2, Eko Sediyono 3 Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM KELOMPOK GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B (SLB/B)

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM KELOMPOK GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B (SLB/B) LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM KELOMPOK GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B (SLB/B) Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si.,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB-B

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB-B PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB-B Agus Salim ASM BSI Jakarta, agus.salim@bsi.ac.id ABSTRACT A deaf person is an individual who has a hearing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam alenia 4 yang isinya adalah dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan pendidikan sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) Pasal 31 ayat

Lebih terperinci

IbM TERAPI PRAKTIS BAGI KELUARGA ANAK TUNARUNGU

IbM TERAPI PRAKTIS BAGI KELUARGA ANAK TUNARUNGU IbM TERAPI PRAKTIS BAGI KELUARGA ANAK TUNARUNGU Dra. Khoiriyah, M.Pd. 1) dan Dra. Siti Rodliyah 2) 1 Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember 2 Dosen Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Warga Negara Republik Indonesia yang memiliki keragaman budaya, perbedaan latar belakang, karakteristik, bakat dan minat, peserta didik memerlukan proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Interaksi tersebut sangatlah penting untuk tercapainya tujuan pendidikan. Menurut Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting diberikan kepada tiap anak.pemerintah Indonesia selalu memperjuangkan untuk meningkatkan kwalitas pendidikannya. Karna

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU

STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU 234 STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU Rezka B. Pohan 1, Wahid Munawar 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA Raedix Desta Kusuma Abdul Huda Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Dedi Sutedi (2011:45) bahwa metode penelitian adalah prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD DI SMALB DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG MUJIB Pendidikan Matematika, IAIN Raden Intan Lampung,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB PENYANDANG TUNA RUNGU DAN WICARA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB PENYANDANG TUNA RUNGU DAN WICARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB PENYANDANG TUNA RUNGU DAN WICARA Agus Salim Program Studi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB PENYANDANG TUNA RUNGU DAN WICARA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB PENYANDANG TUNA RUNGU DAN WICARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE MULTIKOMUNIKASI UNTUK SISWA KELAS IV SDLB PENYANDANG TUNA RUNGU DAN WICARA AGUS SALIM Program Studi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGENALAN BILANGAN 1-10 MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA DINI TUNARUNGU WICARA KELAS PERSIAPAN KELOMPOK A SLB-B YAYASAN ANAK TUNA RUNGU WICARA GUMUNGGUNG SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan kemampuan bicara (Somantri, 2006). selayaknya remaja normal lainnya (Sastrawinata dkk, 1977).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan kemampuan bicara (Somantri, 2006). selayaknya remaja normal lainnya (Sastrawinata dkk, 1977). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuna rungu wicara adalah kondisi realitas sosial yang tidak terelakan didalam masyarakat. Penyandang kecacatan ini tidak mampu berkomunikasi dengan baik selayaknya

Lebih terperinci

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K Pengaruh Penggunaan Media Kartu Limbah Rumah Tangga Bungkus Plastik Bermerk Terhadap Kemampuan Membaca Kata Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas DII SLB C YSSD Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif.

BAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah sarana yang dapat mempermudah interaksi antar manusia di seluruh dunia. Sekarang ini komunikasi dan pendidikan merupakan bagian yang penting

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOSA KATA ANAK TUNARUNGU MELALUI MEDIA VARIASI GAMBAR PADA SISWA KELAS V/B DI SLB NEGERI SURAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KOSA KATA ANAK TUNARUNGU MELALUI MEDIA VARIASI GAMBAR PADA SISWA KELAS V/B DI SLB NEGERI SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN KOSA KATA ANAK TUNARUNGU MELALUI MEDIA VARIASI GAMBAR PADA SISWA KELAS V/B DI SLB NEGERI SURAKARTA Sri Sugiarti Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret e-mail : giartibunda@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra

BAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SLB-B Putra Harapan Bojonegoro merupakan salah satu sekolah luar biasa khusus penyandang cacat tunarungu yang ada di Bojonegoro yang berada di bawah naungan yayasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan pasal 31 ayat 2 yang berbunyi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN BAB III MEDOTE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya berubah-ubah. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan operasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan operasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media gambar Spongebob dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pada mata pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuna grahita Ringan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna grahita adalah kata lain

Lebih terperinci

Journal of Arabic Learning and Teaching

Journal of Arabic Learning and Teaching LISANUL ARAB (1) (013) Journal of Arabic Learning and Teaching http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 UNTUK MENINGKATKAN BERBICARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana atau alat komunikasi yang sangat menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat penting sebagai sarana ilmu dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam lini kehidupan. Semua orang membutuhkan pendidikan untuk memberikan gambaran dan bimbingan dalam

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016 Penggunaan Peta Elektronik Prezi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Tunarungu Kelas V Di SLB B Prima Bhakti Mulia Cimahi Andung Pardila, Tati Hernawati, Sunardi Departemen Pendidikan Khusus,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 17 ISSN 2477-22 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, tetapi juga makhluk hidup. sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dalam kesehariannya selalu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, tetapi juga makhluk hidup. sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dalam kesehariannya selalu melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Lalatar Belakang Masalah Manusia bukan hanya makhluk individu, tetapi juga makhluk hidup sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dalam kesehariannya selalu melakukan interaksi komunikasi

Lebih terperinci

GAME SOCIUS SEBAGAI MEDIA BANTU BELAJAR BERBAHASA PADA ANAK-ANAK TK TUNARUNGU DENGAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DI TKLB-B WIDYA BAKTI SEMARANG

GAME SOCIUS SEBAGAI MEDIA BANTU BELAJAR BERBAHASA PADA ANAK-ANAK TK TUNARUNGU DENGAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DI TKLB-B WIDYA BAKTI SEMARANG GAME SOCIUS SEBAGAI MEDIA BANTU BELAJAR BERBAHASA PADA ANAK-ANAK TK TUNARUNGU DENGAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DI TKLB-B WIDYA BAKTI SEMARANG Ahmad Roni Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan kemampuan menyimak dan kemampuan membaca dengan kemampuan berkomunikasi lisan pada pengajaran bahasa Indonesia anak tunagrahita kelas D-5B di SLB-C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2006/2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Gilang Angga Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Gilang Angga Gumelar, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses pendidikan dapat berlangsung dalam berbagai lingkungan, baik lembaga formal maupun lembaga informal. Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Metode penelitian merupakan hal yang harus diperhatikan dan ditetapkan dengan tepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak untuk memperoleh pendidikan merupakan hak semua warga negara, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus. Hal ini telah ditegaskan dalam UUD 1945 pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya belajar merupakan salah satu usaha yang diciptakan manusia untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Dalam pendidikan, keberhasilan peserta didik dalam

Lebih terperinci

Penggunaan Balok Sempoa dalam Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Perkalian pada Siswa

Penggunaan Balok Sempoa dalam Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Perkalian pada Siswa Rise! Penggunaan Balok Sempoa Irma Oclavia Damayanti Penggunaan Balok Sempoa dalam Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Perkalian pada Siswa Tunarungu Irma Octavia Damayanti SLB Al-Ishlah Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau strategi yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh data melalui populasi dan sampel yang telah ditetapkan, dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang 4.1 Proses Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini diawali dengan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran permasalahan dan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VCD DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDLB.B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VCD DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDLB.B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VCD DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDLB.B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR Sri Aemi, N. Dantes, M. Candiasa Program Studi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Luar Biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses penbelajaran karena kelainan fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa tunarungu adalah salah satu anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam pendengaran, sehingga untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE THE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

EFEKTIVITAS METODE THE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS METODE THE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Muhammad Muzaini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir untuk berkomunkasi. Penyandang tunarungu adalah kelompok utama

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Efektivitas Model Value Clarification Technique (VCT) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Tunalaras Di kelas 3 SDLB Bhina Putera Surakarta Andini Novianti Hatomi, Nandi Warnandi, dan Sunaryo Departemen

Lebih terperinci

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Seorang pendidik selalu berusaha untuk mengantarkan peserta didiknya agar mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN SISWA TUNARUNGU KELAS IV

PENGARUH PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN SISWA TUNARUNGU KELAS IV PENGARUH PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN SISWA TUNARUNGU KELAS IV Willi Febrian Prayugo Mohammad Efendi Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencetak sumber daya manusia yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah anak-anak normal yang tidak mengalami kebutuhan khusus dalam pendidikannya. Hal ini sudah berjalan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Sulasmini Sutriyono Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dibekali kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Potensi merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide-ide atau informasi

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Ungkapan Terima Kasih... iii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii Daftar Bagan... xiii Daftar Lampiran... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena berhasil tidaknya, demikian juga tinggi rendahnya kualitas hasil penelitiannya sangat ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara. Pendidikan di Indonesia telah memasuki tahap pembaruan dimana pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki kewajiban pada warga negaranya untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada warga negara lainnya tanpa terkecuali termasuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Penggunaan Pendekatan... (Yuni Riawati) 865 PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA THE EFFECT OF USING REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara singkat metode merupakan cara kerja. Apabila dihubungkan dengan konteks penelitian, maka metode ini berarti cara kerja yang dilakukan saat penelitian

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP THE EFFECTIVNESS OF KATA BERANTAI TECHNIQUE ON COUNSELING GROUP TO IMPROVE STUDENTS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 3) metode penelitian pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan oleh siswa sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pendidikan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan Profesi (PLP) di SLB Negeri Cicendo berdasarka hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan untuk membangun Negara yang merdeka adalah dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut telah diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL WAHANA INOVASI VOLUME 6 No. JAN-JUNI 07 ISSN : 089-859 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL Sri Wahyuni Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak berkebutuhan khusus (ABK) perlu mendapatkan perhatian khusus baik itu dalam pemerolehan pendidikan maupun penanganan sepanjang fase hidupnya karena berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR 299 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Rahmani Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: rahmasamalanga@yahoo.co.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di Jalan Abdi Negara No. 9 Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Utara Bandarlampung.

Lebih terperinci

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI 1 SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI DWI INDARYANTI A. 220090157 PENDIDIKAN PANCASILA DAN

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015) PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN ARTIKULASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS VI SLB B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR Sugiyana, AAIN Marhaeni, I M Candiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia baik itu pendidikan formal maupun non formal. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia baik itu pendidikan formal maupun non formal. Begitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia akhir-akhir ini sangat terbilang pesat, seiring dengan perkembangan dunia kebutuhan akan pendidikanpun semakin meningkat. Pendidikan akan selalu

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MEMANFAATKAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION. Riska Nofharina.L

APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MEMANFAATKAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION. Riska Nofharina.L Nusantara of Engginering (NoE)/Vol. 1/No. 2/ISSN: 2355-6684 63 APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MEMANFAATKAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION Riska Nofharina.L Program studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO agung_hastomo@uny.ac.id Abstrak Artikel dengan judul Model penanganan Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah akan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu sebagai sebuah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rumbia. Populasi dalam penelitian

III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rumbia. Populasi dalam penelitian 31 III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rumbia. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Rumbia tahun pelajaran 2014-2015

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN DAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS DALAM KONSELING BEHAVIORAL...

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN DAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS DALAM KONSELING BEHAVIORAL... DAFTAR ISI ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI DAN TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI DAN TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI DAN TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Andi Indra Sulestry 1 Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006 hal. 26) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015) PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SLBB N SIDAKARYA N W Sarmi, AAIN Marhaeni, G Rasben Dantes Penelitian

Lebih terperinci

OLEH : CHANDRA EKKI PRATAMA NPM:

OLEH : CHANDRA EKKI PRATAMA NPM: EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI EKSPOSITORI DENGAN METODE PERMAINAN DOMINO CARD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI OPERASI HITUNG ALJABAR SISWA SMP N 1 GROGOL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media yang dibutuhkan di segala bidang terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. media yang dibutuhkan di segala bidang terutama dibidang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan sebuah teknologi yang di gunakan untuk menyampaikan segala macam informasi secara menarik dan mudah di mengerti. Teknologi informasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) B NEGERI SINGARAJA

ANALISIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) B NEGERI SINGARAJA ANALISIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) B NEGERI SINGARAJA T. Rahmawati, I. M. Candiasa, I. M. Suarsana Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang Abstrak

Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang Abstrak PENGARUH METODE MULTISENSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KATA PADA ANAK TUNARUNGU TAMAN KANAK-KANAK: Studi Eksperimental di TK SLB Negeri Semarang Try Kemala Mutia 1, Dinie Ratri Desiningrum

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL. Oleh : Gesit Ciptaningrum NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

ARTIKEL JURNAL. Oleh : Gesit Ciptaningrum NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN ARTIKEL JURNAL Oleh : Gesit Ciptaningrum NIM

Lebih terperinci