BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah salah satu sekolah luar biasa yang berada di kabupaten Bandung yang terdapat anak tunarungu kelas VIII yang kurang mampu mengucap huruf konsonan velar sengau Ng dalam kata. Sekolah yang dijadikan tempat penelitian ini yaitu SLB ABCD Asyifa Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seorang siswa tunarungu kelas VIII SMPLB yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata. Dimana anak mengalami kesulitan dalam pengucapan huruf Ng dalam kata baik diawal kata, ditengah maupun diakhir kata. Adapun data anak sebagai berikut : Nama Siswa : NR Kelas : VIII SMPLB B Tempat Lahir : Bandung, Umur : 23 tahun B. Desain Penelitian Eksperimen merupakan suatu kegiatan percobaan yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul terhadap suatu kondisi tertentu. Penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research (SSR) yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu perlakuan yang diberikan kepada satu subjek. Penggunaan metode penelitian eksperimen dengan rancangan single subjek research (SSR) pada penelitian ini, dipilih oleh peneliti dengan alasan metode ini

2 Perilaku sasaran 20 cocok untuk mengetahui pengaruh perlakuan yaitu dengan menggunakan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil terhadap permasalahan kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata pada siswa tunarungu. Penelitian ini menggunakan bentuk desain A-B-A, dengan desain A-B- A diharapkan akan memberikan petunjuk bahwa adanya hubungan sebab dan akibat antara variabel bebas (Latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil) dan variabel terikat (kemampuan mengucap konsonan Ng ). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh perlakuan terhadap peningkatan kemampuan menguap konsonan velar sengau Ng anak tunarungu dengan menggunakan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil. Menurut Sunanto (2005:57) phase baseline adalah phase saat variabel terikat (target behaviour) diukur secara periodik sebelum diberikan perlakuan tertentu. Dalam hal ini beberapa kali anak dapat melakukan dengan benar sebelum perlakuan diberikan. Sedangkan phase Treatment adalah phase saat target behavior di observasi atau diukur selama perlakuan tertentu diberikan. Desain A-B-A dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Grafik 3.1 Desain A-B-A Baseline A-1 Intervensi (B) Baseline A Sesi (waktu)

3 21 A-1 (baseline 1) adalah lambang dari data garis datar (baseline dasar). Baseline merupakan suatu kondisi awal kemampuan subjek dalam kemampuan latihan menghembuskan nafas melaui hidung pada cermin kecil dan kemampuan mengucap huruf konsonan Ng dalam kata sebelum diberi perlakuan sebanyak empat sesi sampai trend dan level data cenderung stabil. Setiap harinya dilakukan satu kali sesi, dimana setiap sesi dilakukan satu hari dengan waktu selama 15 menit. B (Intervensi) adalah data perlakuan atau intervensi, kondisi kemampuan subjek dalam melakukan latihan menghembuskan nafas melaui hidung pada cermin kecil selama intervensi. Pada tahap ini subjek diberi perlakuan dengan diberi latihan cara mengucap huruf konsonan Ng dalam kata. Intervensi diberikan secara berulang-ulang. Intervensi diberikan sebanyak delapan sesi dengan waktu selama 30 menit. A-2 (Baseline 2) merupakan pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi bagaimana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek. Pelaksanaan baseline-2 sebanyak empat sesi dengan waktu 15 menit C. Metode Penelitian Metode penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan Logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. (Narbuko, C:2007:1) Menurut Hadi, S (dalam Achmadi, 2007:2) mengungkapkan bahwa secara umum metode penelitian diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Tujuan dari pada penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai pengaruh latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil dalam

4 22 peningkatan kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata pada siswa tunarungu kelas VIII SMPLB. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen, menurut Fathoni Abdurahman (2006:99) bahwa Metode penelitian eksperimen adalah metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan. Metode eksperimen dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan dalam penerapan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil dalam peningkatan kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata pada siswa tunarungu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dalam bentuk Single Subject Research (SSR). Metode eksperimen dalam penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan yang diberikan terhadap subjek secara berulang-ulang. Sunanto (2005:41) mengemukakan bahwa: Pada desain subjek tunggal pengukuran variabel terikat atau target behavior dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu tertentu misalnya perminggu, perhari atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antar individu, kelompok tetapi perbandingan pada subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Penggunaan metode eksperimen dengan rancangan single subjek research (SSR) pada penelitian ini, dipilih oleh peneliti dengan alasan metode ini cocok untuk mengetahui pengaruh perlakuan yaitu dengan menggunakan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil terhadap permasalahan kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata pada siswa tunarungu. D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

5 23 Persiapan awal penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut: 1) Mengajukan pengangkatan dosen pembimbing. 2) Permohonan surat pengantar dari fakultas kepada Rektor untuk selanjutnya mengajukan surat pengantar ke KESBANGPOL. 3) Permohonan ijin penelitian ke Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk memperoleh surat rekomendasi untuk melaksanakan penelitian ke SLB ABCD Asyifa Bandung. 2. Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan penelitian latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil dalam meningkatkan kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng pad siswa tunarungu dengan desai A-B-A memiliki tiga tahapan sebagai berikut: a. Baseline A-1 Pada tahap ini pengukuran kemampuan dilakukan selama empat sesi untuk memperoleh baseline sebagai pembanding. Dimana masingmasing sesi dilakukan dihari yang berbeda tanpa menggunakan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil dengan durasi waktu 30 menit dengan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: 1. Dilakukan senam pemanasan sebagai langkah awal latihan. 2. Kedua untuk mengukur kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata anak diberikan beberapa kata untuk diucapkan yang ada pada butir soal untuk melihat sejauhmana kemampuan anak dalam mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata. 3. Untuk mengukur kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dilakukan dengan menghitung presentase kata yang diucapkan anak.

6 24 Pada tes awal ini peneliti memberikan dengan melakukan tes lisan yang dilakukan dengan penulis menuliskan kata dikertas lalu anak membaca kata yang dituliskan. b. Intervensi Fase intervensi adalah kondisi kemampuan subjek dalam melakukan latihan menghembuskan nafas melaui hidung pada cermin kecil selama intervensi. Pada tahap ini subjek diberi perlakuan dengan diberi latihan cara mengucap huruf konsonan Ng. Intervensi diberikan secara berulang-ulang. Intervensi diberikan sebanyak delapan sesi. Siswa diberikan pengajaran tentang latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil yang berdasarkan pada rencana pembelajaran (RPP). Tahap ini siswa diajarkan dan diarahkan untuk latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil secara mandiri, kemudian siswa membaca kata berawalan Ng, ditengah dan diakhir kata. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, evaluasi dilakukan dengan mengeteskan ke anak kata secara acak, kemudian dimasukkan ke dalam format data hasil intervensi. c. Baseline A-2 Kondisi baseline sebagai evaluasi bagaimana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek. Pelaksanaan baseline-2 sebanyak empat sesi dengan menggunakan format tes dan prosedur pelaksanaan yang sama. Tahap baseline-2 ini dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk mengetahui sejauh mana intervensi yang dilakukan berpengaruh kepada siswa. E. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Menurut Sutanto,dkk (2005:12) yaitu :

7 25 Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri- ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan diukur. Menurut Sugiyono (2009 : 61) memberikan batasan Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pengaruh latihan menghembuskan nafas dengan hidung pada cermin kecil sebagai variabel bebas dan kemampuan bicara mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata sebagai variabel terikat. a. Variabel Bebas Variabel bebas yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam hal ini pengaruh latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil merupakan variabel bebas. b. Variabel Terikat Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Darmadi, H :2011) Dalam hal ini yaitu kemampuan Bicara dalam Mengucap Konsonan Velar Sengau Ng dalam kata merupakan variabel terikat. 2. Definisi Oprasional Variabel a. Latihan menghembuskan Nafas melalui hidung Pada penelitian dengan subjek tunggal variabel bebas disebut juga dengan intervensi, variabel bebas atau intervensi pada penelitian ini yaitu latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil. Latihan menghembuskan nafas melalui hidung adalah udara yang keluar melalui bunyi sengau pada saat bernafas,

8 26 latihan mulut atau saat menghasilkan suara saat berbicara. Latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah aliran udara bunyi sengau dan untuk merangsang pergerakan dari langit-langit lunak sebagai satu prasyarat agar dapat meningkatkan bagian belakang velum dan dinding veringeal membuat kontak ada aliran udara yang keluar melalui hidung agar berfungsi sehingga pengucapan huruf Ng dalam kata pada siswa tunarungu menjadi jelas. Dalam penelitian ini latihan bina wicara yang diberikan berupa latihan : a) Anak diberikan latihan senam mulut, rongga mulut, dan pernafasan. b) Adakan percakapan kecil mengenai kejadian hangat hari itu, atau gambar ataupun apa saja yang dapat menjadikan diri anak rileks dan menemukan fonem-fonem yang akan dilatihkan, misalnya fonem Ng : ngobrol, bunga, datang kemudian tuliskanlah kata-kata tersebut pada sehelai kertas, lalu garis bawahi suku kata yang mengandung fonem Ng. c) Ucapkanlah secara global bunga suruhlah anak menirukannya. d) Amatilah ucapan anak. e) Ajaklah anak latihan menghembuskan napas melalui hidung pada cermin kecil selama 5 menit. Langkah-langkah: Tahap 1 a) Tempatkan satu cermin kecil dibawah hidung klien saat menggenggamnya / tertutup mulutnya, sebagaimana gambar di bawah ini. catatan: harap tidak mencoba latihan ini kecuali jika klien mempercayai kamu.

9 27 b) Bicarakan tentang "kabut" itu aliran udara bunyi sengau telah buat pada permukaan dari cermin. c) Kriteria untuk sukses: ulangi 5 kali sebelum melangkah maju ke langkah 2. langkah 2 1. Tempatkan cermin kecil pada hidung klien. jangan menggenggamnya / tertutup mulutnya. 2. instruksikan kepada klien untuk "mengendus-endus" di luar untuk membuat "kabut" pada permukaan dari cermin lebih besar. 3. kriteria untuk sukses: ulangi 5 kali sebelum melanjutkan ke langkah 3. langkah 3 1. Tempatkan satu objek ( sebuah kapas atau gembung) pada permukaan dari cermin yang menutup ke hidung anak seperti gambar di bawah. 2. Instruksikan kepada klien untuk "mengendus-endus" keluar untuk menggerakkan objek keluar tepi dari cermin. kriteria untuk sukses: biarkan anak untuk "mengendus-endus" keluar sebanyak 5 objek hingga berhasil melewati ujung cermin. b. Kemampuan Mengucap Konsonan Velar Sengau Ng Variabel terikat dalam hal ini yaitu kemampuan Bicara dalam Mengucap Konsonan Velar Sengau Ng. Kemampuan bicara dalam penelitian ini adalah sejauh mana anak mampu mengucap konsonan velar sengau Ng di awal, di tengah dan di akhir kata dengan latihan menghembuskan napas melalui hidung pada cermin kecil. Dengan latihan menghembuskan napas melalui hidung pada cermin kecil ini anak mampu menirukan konsonan velar Ng

10 28 dengan jelas sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya. Kriteria penilaian dalam pengucapan konsonan velar sengau Ng dalam penelitian ini diukur dari ketepatan anak dalam pengucapan kata. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes yang berisi butir soal mengenai aspek mengucapkan konsonan velar Ng diawal, ditengah dan diakhir kata. Teknik penilaiannya menggunakan persentase dimana skor mentah jumlah kata yang diucapkan dengan benar dibagi jumlah seluruh kata yang benar kemudian dikalikan 100%. F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Instrument penelitian menurut suharsimi adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data pada suatu penelitian agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan hasilnya menjadi lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga mudah diolah. (Suharsimi, 2006 :160). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi, 2006:150). Pada penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh latihan menghembuskan nafas melalui hidung melalui cermin kecil terhadap kemampuan huruf konsonan velar sengau Ng dalam kata. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi tes lisan dan perbuatan pada kondisi baseline 1, intvensi dan baseline-2. Adapun langkah-langkah pembuatan tes sebagai berikut: a. Membuat kisi-kisi instrument

11 29 Kisi kisi merupakan sebuah rancangan awal yang dibuat sebelum langkah yang lebih lanjut dalam pembuatan instrument. Kisi-kisi ini peneliti mengacu kepada kebutuhan siswa yang dimiliki. Kisi-kisi instrument tersebut adalah sebagai berikut:

12 30 Tabel 3.1 KISI KISI INSTRUMEN TES LATIHAN MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU Ng Pokok Bahasan : Pengenalan Huruf Konsonan Velar Sengau ng Jenjang Sekolah : SMPLB-B Mata Pelajaran : B. Indonesia Alokasi Waktu : 30 menit Kelas : VIII Jumlah Soal : 30 Standar Kompetensi Membaca 3. menirukan kata dan kalimat sederhana Kompetensi Dasar 3.1 Membaca beberapa kata sederhana Pokok Jumlah Ranah yang dicapai Indikator Bahasan Soal Bentuk Soal Membaca beberapa kata sederhana 30 soal yang terdiri dari 10 kata berawalan Ng, Melalui latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil siswa mampu mengucapkan huruf Ng Mengucapkan huruf Ng diawal kata Mengucapkan huruf Ng Tes Perbuatan 10 kata ditengah Ng, dalam kata dengan benar ditengah kata Mengucapkan huruf Ng 10 kata berakhiran Ng diakhir kata

13 30 Variabel Penelitian Aspek yang dinilai Indikator Jenis Tes Materi Latihan menghembus kan nafas melalui hidung pada cermin. Kemampuan mengucapkan huruf Ng diawal, ditengah dan diakhir. Mengucapkan huruf Ng diawal kata Mengucapkan Tes Lisan Tes Perbuatan Pemanasan : 1. Melakukan senam pernafasan 2. Peregangan alat artikulator 3. Melakukan senam bibir Inti : huruf Ng ditengah kata 1. Adakan percakapan kecil mengenai kejadian hangat hari itu, atau gambar atau pun apa saja Mengucapkan huruf Ng diakhir kata yang dapat menjadikan diri anak rileks dan menemukan fonem-fonem yang akan dilatihkan, misalnya fonem Ng :ngobrol, bunga, datang kemudian tuliskanlah kata-kata tersebut pada sehelai kertas, lalu garis bawahi suku kata yang mengandung fonem Ng. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU Ng DALAM

14 31 2. Ucapkanlah secara global bunga suruhlah anak menirukannya. 3. Amatilah ucapan anak. 4. Ajaklah anak latihan menghembuskan napas melalui hidung pada cermin kecil selama 5 menit. Langkah-langkahnya: Tahap 1 1. Tempatkan satu cermin kecil dibawah hidung klien saat menggenggamnya / tertutup mulutnya, sebagaimana gambar di bawah ini catatan: harap tidak mencoba latihan ini kecuali jika klien mempercayai kamu 2. Bicarakan tentang "kabut" itu aliran udara bunyi sengau telah buat pada permukaan dari cermin 3. Kriteria untuk sukses: ulangi 5 kali sebelum MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU Ng DALAM

15 32 melangkah maju ke langkah 2 langkah 2 1. Tempatkan cermin kecil pada hidung klien. jangan menggenggamnya / tertutup mulutnya. 2. instruksikan kepada klien untuk "mengendusendus" di luar untuk membuat "kabut" pada permukaan dari cermin lebih besar. 3. kriteria untuk sukses: ulangi 5 kali sebelum melanjutkan ke langkah 3. langkah 3 1. Tempatkan satu objek ( sebuah kapas atau gembung) pada permukaan dari cermin yang menutup ke hidung anak seperti gambar di bawah. 2. Instruksikan kepada klien untuk "mengendusendus" keluar untuk menggerakkan objek keluar tepi dari cermin. kriteria untuk sukses: biarkan anak untuk MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU Ng DALAM

16 33 "mengendus-endus" keluar sebanyak 5 objek hingga berhasil melewati ujung cermin. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU Ng DALAM

17 34 Table 3.2 Kriteria Latihan Mengucap Konsonan Velar Sengau Ng dalam kata Aspek yang dinilai Indikator Jenis soal Butir soal Kriteria Penilaian Kemampuan Mengucapkan mengucapkan huruf Ng diawal, ditengah huruf Ng diawal kata Tes perbuatan 1-10 dan diakhir. Mengucapkan huruf Ng ditengah kata Tes perbuatan 1-10 Mengucapkan huruf Ng diakhir kata Tes perbuatan 1-10 Untuk mengukur kemampuan mengucapkan huruf konsonan velar sengau Ng subjek diminta berlatih mengucapkan huruf Ng dengan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil. Kriteria penilaian dilakukan dengan memberikan penilaian setiap kali anak mampu mengucapkan satu kata yang didalamnya terdapat huruf Ng dengan kriteria penilaian: Nilai 1 = tidak jelas

18 35 Nilai 2 = kurang jelas Nilai 3 = jelas Kemudian dijumlahkan untuk mengetahui presentase jumlah kata yang diperoleh anak pada setiap sesinya. Table 3.3 Instrumen Tes Mengucapkan Huruf Konsonan Velar Sengau Ng dalam Kata Pada AnakTunarungu Aspek yang dinilai Indikator Jenis soal Butir soal Kriteria Penilaian Kemampuan mengucapkan huruf Ng diawal, ditengah dan diakhir. Mengucapkan huruf Ng diawal kata Tes lisan Mengucapkan kata dibawah ini: 1. Ngobrol 2. Ngarai 3. Ngantuk 4. Ngilu 5. Nganga 6. Ngotot 7. Ngopi 8. Ngengat 9. Nguap 10. Ngiler

19 36 Mengucapkan huruf Ng ditengah kata Mengucapkan huruf Ng diakhir kata Tes lisan Tes lisan Mengucapkan kata dibawahini: 1. Bunga 2. Singa 3. Mangga 4. Sungai 5. Cangkir 6. Bangun 7. Dingin 8. Bangku 9. Bangkai 10. Mangkuk Mengucapkan kata dibawah ini: 1. Siang 2. Burung 3. Karung 4. Kerang 5. Batang 6. Pisang 7. Kacang 8. Pedang 9. Sarung 10. Musang

20 37 b. Penyusunan Instrumen Instrument tersebut berupa pembuatan butir soal yang disesuaikan dengan indicator. Instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Anak diberikan latihan pemanasan terlebih dahulu dengan senam bibir, rahang dan latihan menghembuskan nafas melalui hidung melalui cermin kecil b. Guru menuliskan kata di kertas lalu memberikan perintah agar anak membaca kata Ng diawal kata, ditengah dan diakhir. Target behavior: Mengucap konsonan velar sengau Ng diawal, ditengah dan diakhir kata a. Nilai maksimal : 90 b. Nilai Minimal : 30 c. Nilai Keseluruhan : 90 Bobot nilai per soal: NO NILAI KETERANGAN 1 3 Jelas 2 2 Kurang jelas 3 1 Tidak jelas Nilai Akhir: G. Prosedur Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Menurut Hadi, S (dalam Susetyo, 2011:88) Validitas adalah kesahihan dibatasi sebagai tingkat kemampuan suatu instrument untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukur.

21 38 Berdasarkan batasan di atas validitas dapat diartikan sejauhmana hasil pengukuran dapat diimplementasikan sebagai cerminan sasaran ukur yang berapa kemampuan, karakteristik, atau tingkah laku yang diukur melalui alat ukur yang tepat. Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuaian antara alat pengukuran dengan tujuan pengukuran atau ada kesesuaian antara pengukur dengan apa yang akan diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang mengecek kecocokan diantara butir-butir tes yang dibuat dengan indikator, materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Cara untuk mengetahui validitas isi digunakan pendapat dari para ahli (Judgment Experts). Dalam hal ini setelah instrument dikontruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Perhitungan kecocokan terhadap validitas isi dilakukan dengan menghitung besarnya presentase pada pernyataan cocok, yaitu presentase kecocokan suatu butir dengan tujuan/indikator berdasarkan penilaian guru/dosen atau ahli. Melalui proses judgment kelayakan alat pengumpul data dapat digunakan sebagaimana mestinya. Adapun nama-nama ahli yang memberikan judgment adalah sebagai berikut: Table 3.4 Daftar Pemberi Judgment No Nama Jabatan 1 Endang Rusyani, M.Pd Kepala Lektor 2 Uji Sujiningsih, S.Pd Kepala Sekolah 3 Rusmiyati M.Pd Guru Kelas Butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indicator mencapai lebih besar dari 50%. Rumus yang digunakan adalah:

22 39 F = x 100% f Di mana : F = frekuensi cocok menurut penilai f = jumlah ahli 2. Uji Realibilitas Instrumen Suatu instrument penelitian akan semakin dikatakan layak untuk digunakan di lapangan sebagai instrument yang baik, setelah diuji validitas oleh penilai ahli maka langkah selanjutnya adalah menguji realibilitas instrument tersebut. Hal ini beryujuan agar keampuhan instrument yang akan digunakan dapat teruji dan terpecaya. Arikunto (2006:178) menyatakan realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Pengujian ralibilitas yang peneliti lakukan adalah dengan realibilitas konsistensi internal. Realibilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan, Susetyo (2011:109) menyatakan realibilitas konsistensi internal didasarkan pada skor yang diperoleh dari satu perangkat tes dan sekali pengukuran pada peserta tes. Adapun rumus hitungan pengujian realibilitas instrument yang peneliti pilih adalah koefisien realibilitas Alpha Cronbach. Sustyo (2011:120) menyatakan koefisien realibilitas Alpha Cronbach digunakan untuk yang butir soalnya politomi, sehingga sering digunakan untuk tes yang berbentuk essay. Perhitungan alpha cronbach menggunakan variansi, yaitu variansi skor responden dan skor variansi

23 40 skor butir. Penggunaan variansi ini sama dengan perhitungan koefisien realibilitas keseluruhan perangkat ukur yang menggunakan variansi skor murni ganjil dan genap dengan variansi skor responden, yaitu: r11= Keterangan: R 11 K σ 2 b σ 2 t = realibilitas instrumen = banyaknya soal = jumlah varians butir = varians total Uji realibilitas instrument ini peneliti lakukan pada tujuh orang siswa tunarungu di SLB BC BINA WIDYA dan dilakukan hanya satu kali pengetesan, kemudian hasilnya langsung dihitung. Adapun hasil uji coba pada instrument mengucapkan Ng dalam kata mendapatkan hasil hitungan sebesar 0,99. Setelah dihitung secara keseluruhan dengan rumus alpha cronbach yang melibatkan pula dihitungnya varians per butir soal dan selanjutnya dihitung varians totalnya. Hitungan lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran. Hasil uji realibilitas pada masing-masing instrument tersebut, keduanya memiliki kenyataan criteria penafsiran skor tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2006:276) bahwasannya criteria penafsiran dari skor hasil uji realibilitas sebagai berikut: a. Antara 0,800 1,00 = sangat tinggi b. Antara 0,600 0,799 = tinggi c. Antara 0,400 0,599 = cukup d. Antara 0,200 0,399 = rendah e. Antara 0,000 0,199 = sangat rendah

24 41 H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara pemberian tes. Tes yaitu alat atau instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan, kecakapan individu pada aspek tertentu baik yang tampak maupun yang tidak nampak dan hasilnya berupa angka atau skor Susetyo (2011:3). Melalui tes yang diberikan dalam penelitian ini akan diketahui kemampuan mengucapkan konsonan Ng pada subjek peneliatian. Tes yang akan diberikan sebanyak data pada fase kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2. Tes pada baseline-1 untuk mengetahui kondisi awal kemampuan mengucap konsonan Ng sebelum diberikan intervesi (B). Tes diberikan pada kondisi intervensi untuk mengetahui ketercapailan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin selama mendapatkan perlakuan, dan tes diberikan juga pada kondisi baseline-2 yang bertujuan untuk melihat apakah intervensi yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengucap konsonan Ng pada anak tunarungu di kelas VIII. I. Teknik Pengolahan Data Teknik penolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengukuran persentase yang merupakan suatu pengukuran variabel terikat yang biasa digunakan oleh peneliti untuk mengukur prilaku. Persentase dihitung dengan cara jumlah soal yang benar dibagi jumlah maksimum dikalikan seratus.

25 42 Untuk mengolah data dan menganalisa data pada penelitian ini yaitu menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang membahas cara pengumpulan dan penyajian data, sehingga mudah untuk dipahami dan memberikan informasi yang berguna. Statistik ini hanya berfungsi menguraikan dan menerangkan keadaan, persoalan tanpa menarik kesimpulan terhadap data yang lebih luas atau populasi (Susetyo, 2010:4). Penyajian data penelitian ini dalam bentuk tabel dan grafik garis. Bentuk grafik yang digunakan adalah grafik garis. Fungsi dari grafik garis ini adalah untuk memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen. Menurut Sunanto (2006:30) komponen-komponen yang harus dipenuhi untuk membuat grafik antara lain: 1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu. 2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran. 3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala. 4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran. 5. Label Kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi. 6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus. J. Analisis Data Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Pada penelitian eksperimen dengan subyek tunggal menggunakan statistik deskriptif yang sederhana, hal ini bertujuan agar memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan. Menurut Sunanto dkk (2006:68-76) ada dua cara dalam menganalisis data yang telah didapat selama di lapangan yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

26 43 1. Analisis Dalam Kondisi Analisis dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi.adapun yang meliputi komponen analisis dalam kondisi yaitu: a. Panjang Kondisi Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya dala dalam kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Banyaknya data dalam baseline tidak ada ketentuan yang pasti data dalm kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukkan stabilitas dan arah yang jelas. b. Kecenderungan Arah Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak. Untuk membuat garis ini dapat ditempuh dengan dua metode, yaitu metode tangan bebas dan metode belah tengah. Metode tangan bebas, yaitu membuat garis secara langsung pada suatu kondisi sedemikian rupa sehingga membelah data sama banyak yang terletak diatas dan dibawah garis tersebut. Sementara metode belah tengah adalah membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median. c. Tingkat Stabilitas Tingkat stabilitas menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat kestabilan data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada didalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% diatas dan dibawah mean, maka data tersebut dinyatakan stabil. Misalnya, dalam suatu baseline terdapat sebanyak lima data, yaitu 14, 10, 20, 16, 12. Mean data tersebut adalah 14,4

27 44 dibulatkan 15% dari mean tersebut adalah 7, sehingga menurut ketentuan di atas rentang stabilitas yang dapat kita pakai adalah Dengan demikian terdapat 3 data dari 5 yaitu 60% berada dalam rentang tersebut. Artinya data tersebut dapat dianggap stabil. d. Tingkat Perubahan (Level Change) Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data antar kondisi. Tingkat perubahan data dalam suatu kondisi merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir, sementara tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukkan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pada kondisi berikutnya. e. Jejak Data Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalm suatu kondisi. Perubahan satu data kedata berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun dan mendatar. Jika serentetan data dalam sutu kondisi kita telusuri jejak datanya dari yang pertama hingga yang terakhir secara umum rentetan data tersebut dapat disimpulkan menaik, mendatar atau menurun. Kesimpulan mengenai hal ini sama dengan yang ditunjukkan oleh analisis pada kecenderungan arah. f. Rentang Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubahan (level change). 2. Rentang Antar Kondisi

28 45 a. Variabel Yang Diubah Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran. b. Perubahan Kecenderungan Arah Dalam analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukkan makna perubahan prilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi. Secara garis besar perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi ini kemungkinannya adalah (a) mendatar ke mendatar, (b) mendatar ke menaik, (c) mendatar ke menurun, (d) menaik ke menaik, (e) menaik ke mendatar, (f) menaik ke menurun, (g) menurun ke menaik, (h) menurun ke mendatar, (i) menurun ke menurun. Adapun makna efeknya sangat tergantung pada tujuan intervensinya. c. Perubahan Stabilitas dan Efeknya Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data. Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukkan arah (mendatar, menaik atau menurun) secara konsisten. Dalam analisis antar kondisi, kestabilan data memegang peranan penting. Jika data pada kondisi baseline tidak stabil berarti jika data itu menaik atau menurun, namun belum dapat diyakini kenaikan atau penurunannya. Kondisi baseline yang seperti ini tidak memungkinkan peneliti melanjutkan memberikan intervensi. Untuk memulai menganalisis perubahan antarkondisi, data yang stabil harus mendahului kondisi yang akan dianalisis. d. Perubahan Level Data

29 46 Perubahan level data menunjukkan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat (level) perubahan data antar kondisi ditunjukkan selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. Nilai selisih ini menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan prilaku akibat sebagai pengaruh dari intervensi. e. Data Yang Tumpang Tindih (Overlap) Data overlap menunjukkan data yang tumpang tindih. Artinya data yang sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Misalnya, jika data pada suatu kondisi baseline lebih dari 90% yang tumpang tindih pada kondisi intervensi. Hal ini memberikan isyarat bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan prilaku tidak dapat diyakinkan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut antara lain: a) Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1 b) Menskor hasil penilaian pada kondisi treatment/intervensi c) Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2 d) Membuat table penilaian untuk skor skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, intervensi, baseline-2. e) Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, intervensi, baseline-2. f) Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan kemampuan dalam

30 47 peningkatan kemampuan mengucap konsonan velar sengau Ng dalam kata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur perubahannya. Sesuai pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah salah satu sekolah luar biasa yang berada di kota Bandung yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) 1. Variabel bebas adalah variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007:3). Pada penelitian ini, peneliti bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas D4 di SLB B Sukapura beinisial DN dan berjenis kelamin laki-laki berusia 11 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti merupakan subjek tunggal, sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian subjek tunggal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel penelitian dapat diartikan sebagai (1) atribut mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian, (2) suatu konsep yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian dilakukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dinilai perlu adanya pembuktian dengan berbagai macam rangkaian pengujian sehingga didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang keterampilan SLB Rama Sejahtera. Peneliti melakukan penelitian pada saat jam pelajaran keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat, atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian merupakan suatu atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: a. Variabel bebas (variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen, termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Menurut Sugiono (2009:38) Variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan pengumpulan hasil penelitian dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental Design atau disebut juga sebagai penelitian subjek tunggal (Single Subject Research). Subjek tunggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan penelitian. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2007: 60) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J., 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian eksperimen ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : MP Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 Usia : 14 tahun. Alamat : Jln. H.Anwar No.34/189A Cijerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Variable Penelitian Variable merupakan ciri-ciri atau gejala-gejala dari sesuatu yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitafif. Secara teoritis Hatch dan Farhady

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan rancangan penelitian subjek tunggal (Single Subjek Research/SSR), yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat 27 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Media Komunikasi Visual Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menurut Hact dan Farhady (Sugiyono, 2011:38) Secara teoritis variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu: variabel yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Kegiatan Meronce Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang, memiliki dua variabel penelitian,

Lebih terperinci

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat.

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang mengangkat judul Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. (dalam Sunanto, J., dkk, 2005:12). Menurut Hatch dan Farhady

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi dan dilakukan secara ilmiah, sistematis dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Permainan Media Clay untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bangun Datar pada Anak Tunarungu Kelas 1 di SLB Az-Zakiyah Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat, atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel merupakan ciri-ciri atau gejala-gejala dari sesuatu yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Permainan Alat Musik Drum untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik, terdapat dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel dalam penelitian ini merupakan objek yang diteliti. Objek penelitian yang diteliti ini saling berhubungan dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media 26 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABLE PENELITIAN 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Media papan congkak hitung merupakan sebuah Alat Permainan Edukatif (APE) atau media pembelajaran matematika. Eliyawati,dkk (2005

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di SLB-D YPAC Bandung. Intervensi dilakukan di ruang kelas selama dua jam pelajaran. Berhubung beberapa kali terpotong oleh hari libur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media Power. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 72) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. (Sunanto, et al. 2006 : 13) variabel bebas dalam penelitian subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 19 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PEELITIAN

BAB III METODE PEELITIAN 30 BAB III METODE PEELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut Sunanto, D, dkk (2005:12) dalam buku pengantar penelitian dengan subjek tunggal, yaitu: variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB D YPAC Bandung yang berada di jalan Mustang no. 46 Bandung. Penelitian ini dilakukan di luar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dicapai dalam penelitian. Bila tujuan penelitian sudah jelas, maka teknik

BAB III METODE PENELITIAN. dicapai dalam penelitian. Bila tujuan penelitian sudah jelas, maka teknik 22 BAB III METODE PENELITIAN Penerapan metode penelitian senantiasa didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian. Bila tujuan penelitian sudah jelas, maka teknik pengumpulan data juga dapat

Lebih terperinci

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2) BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan kasus tunggal atau Single Subject Research (SSR). Metode penelitian eksperimen yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menentukan metode merupakan langkah penting sebuah penelitian karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1) Definisi Konsep Variabel a. Media Video Media video adalah media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan (Sukiman, 2012:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media animasi komputer. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : I Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 27 April 2003 Agama : Islam Alamat : Kp. Lebak Cihideung Lembang Kelas :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Permainan sondah adalah permainan meloncati garis dengan satu kaki, permainan ini terdapat di daerah Jawa Barat dan deerah luar Jawa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, prediktor, antecedent...variabel bebas adalah merupakan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat dimana penelitian memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN 29 BAB III MEDOTE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008, hlm.3). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan bocce. Permainan adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB Negeri Karanganyar yang terletak di Jalan Kapten Mulyadi Komplek Perkantoran Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode yang tepat, Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Target Behavior BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang anak di PSBN Wyata Guna Bandung. Nama : MTS Jenis Kelamin :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61), variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang pengaruh motivasi belajar ekstrinsik terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah di SLB X Lembang dengan subjek penelitian siswa tunarungu kelas V dan VI. Lokasi penelitian ini dipilih

Lebih terperinci

basket kecil, dan bola karet ringan, lalu modifikasi pada ringnya yaitu tinggi

basket kecil, dan bola karet ringan, lalu modifikasi pada ringnya yaitu tinggi 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa komponen yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa komponen yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek 24 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pada metode penelitian ini akan memuat beberapa komponen yaitu variabel penelitian,

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 169-181 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE ABACA-BACA PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal ( Single Subject Research ) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode dengan subyek tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pencocokkan Kartu Indeks (Index Card Match) untuk Meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Pencocokkan Kartu Indeks (Index Card Match) untuk Meningkatkan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN Jika melihat judul penelitian Penggunaan Media Pembelajaran Pencocokkan Kartu Indeks (Index Card Match) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan

Lebih terperinci

BAB III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. 29 BAB III A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan perbendaharaan kosa kata dasar melalui media kartu gambar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2006:8) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Atau secara lebih terperinci dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2011: 38). Dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2011: 38). Dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau cirri-ciri mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Penelitian Menurut F. N. Kerlinger (Sugiyono, 2010) variabel adalah konstrak (construck) atau sifat yang akan dipelajari. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 39 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan subjek tunggal ( Single Subject ), yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri),

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri), 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian subjek tunggal ini dikenal Treatment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam judul penelitian Peningkatan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Bahasa Ekspresif Pada Anak Tunarungu Melalui Lirik Lagu Halo-halo

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 60) dalam bukunya menyimpulkan bahwa variabel penelitian

METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 60) dalam bukunya menyimpulkan bahwa variabel penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Sugiyono (2010: 60) dalam bukunya menyimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sipat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan subjek tunggal guna mengetahui akibat dari suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan. Menurut Kratochwill (1978) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang bersifat ekperimen dengan subjek tunggal (single subjet research), yaitu penilitian yang dilaksanakan pada satu subjek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Menurut Hatch dan Farhady, 1981 (dalam Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang terdapat pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan terikat. 1. Variabel Bebas Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu

Lebih terperinci

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN BAB III MEDOTE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya berubah-ubah. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Efektifitas Flash Card Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Alphabet Pada Siswa Tunarungu Kelas Tk-A2 SLB Negeri Cicendo Kota Bandung Riani Rachmawati, Tati Hernawati, dan Juhanaini Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen subjek tunggal. Metode eksperimen subjek tunggal berbeda dengan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Work Shop Otomotif UPI yang terletak di Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung Tlp./Fax. 022-2020162.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan hal yang sangat diperlukan oleh seorang peneliti dalam melakukan suatu penelitian, metode digunakan untuk memandu mengenai urutan pelaksanaan

Lebih terperinci