BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Dalam siklus hidup manusia,
|
|
- Shinta Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan kepribadian anak harus dilaksanakan secara berkesinambungan yang dimulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Dalam siklus hidup manusia, periode anak di bawah lima tahun (balita) merupakan periode kritis dalam menentukan kualitas hidup anak di masa depan. Hal ini dikarenakan pada lima tahun pertama kehidupan, proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada usia 0-2 tahun perkembangan otak anak mencapai 80%, maka dari itu masa balita sering disebut golden age period (masa emas). Masa balita merupakan kesempatan terbaik untuk mengembangakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri anak seperti fisik, emosional, sosial dan pengetahuannya (BKKBN, 2014). Menurut Fida dan Maya (2012) pertumbuhan dapat dilihat dengan adanya pertambahan ukuran fisik dan struktur tubuh, baik sebagian atau secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi dapat diukur dengan satuan berat dan panjang. Sedangkan, perkembangan merupakan adanya pertambahan fungsi secara sempurna dari struktur tubuh baik melalui proses kematangan ataupun belajar. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda tergantung dari kematangan dan proses belajar. Menyadari akan pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal, fungsi dan peran orang tua sangat diperlukan dalam pengasuhan anak. 1
2 2 Salah satu rangkaian kegiatan berkelanjutan guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan secara optimal yang digulirkan pemerintah adalah Program Bina Keluarga Balita (BKB). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Keluarga Berencana yang berada di bawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pemantauan yang hanya dilakukan oleh orang tua tanpa adanya bantuan dari kegiatan BKB ini, akan berhasil namun belum optimal. Sehingga, orang tua maupun anggota keluarga lainnya diharapkan dengan mengikuti kegiatan BKB ini dengan baik, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terhadap anak akan menjadi efektif dan efisien (BKKBN, 2014). Menurut BKKBN (2014) BKB merupakan wadah kegiatan keluarga yang memiliki balita-anak guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membina tumbuh kembang anak. Sasarannya adalah orang tua dan anggota keluarga lainnya yang ikut juga mengasuh anak tersebut. Di kelompok kegiatan BKB ini akan terjadi proses bertukar pikiran antara kader dengan petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kader dengan anggota BKB atau antar sesama anggota BKB. Satu kelompok BKB terdapat di satu dusun di masing-masing desa. Berdasarkan data tiga bulan terakhir di tahun 2015 dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP&KB) Kabupaten Gianyar terdapat 546 dusun namun baru terbentuk 258 (47,2%) kelompok BKB. Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Gianyar, target pencapaian untuk kehadiran/keaktifan anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan BKB adalah sebesar 100%. Sedangkan, persentase capaian jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan hadir/aktif dalam pertemuan penyuluhan berturut-turut dari bulan Oktober, November dan Desember 2015 adalah sebesar 71,2%, 71,9%, dan 72,5%.
3 3 Di Kecamatan Tampaksiring terdapat 8 desa dan 72 banjar/dusun. Di desa Manukaya terdiri dari 14 banjar. Pada tahun 2012, dari 14 banjar tersebut baru terbentuk 2 kelompok BKB yaitu di Banjar Manukaya Bantas dan Manukaya Let. Dari data yang diperoleh di UPT. KB Kecamatan Tampaksiring, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan di Desa Manukaya sebanyak 72 orang. Sedangkan, jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan hadir/aktif dalam pertemuan/penyuluhan adalah sebanyak 56 orang (77,7%). Kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Bantas sudah terintegrasi dengan pelayanan posyandu, sehingga disebut dengan kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB-HI). Sedangkan, kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Let belum terintegrasi dengan pelayanan Posyandu ataupun PAUD. Berdasarkan data 3 bulan berturut-turut dari Bulan Oktober, November dan Desember tahun 2015, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan BKB adalah 42 orang, 43 orang dan 44 orang. Sedangkan, yang aktif/hadir dalam pertemuan/penyuluhan adalah 29 orang, 28 orang, 28 orang. Data terbaru bulan Januari, sasaran sebanyak 44 orang namun yang hadir dalam kegiatan sebanyak 11 orang (25%). Berdasarkan uraian data di atas, capaian anggota keluarga yang hadir/aktif mengikuti kelompok kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum mencapai target. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Penyuluh Keluarga Berencana Lapangan (PLKB) yang memiliki wilayah binaan di Desa Manukaya, rendahnya kehadiran keluarga yang menjadi kelompok kegiatan BKB diantaranya karena kesibukan masing-masing anggota, kesadaran dan motivasi dari anggota kurang, pengetahuan anggotanya kurang, serta anggota belum merasakan manfaat dari adanya kegiatan BKB. Petugas juga mengatakan untuk memanfaatkan pelayanan Posyandu
4 4 disana, kader harus memanggil dari balai banjar jika ada salah satu anggota keluarga yang melintas di depannya yang memiliki anak balita. Melihat dari permasalahan yang ada di Banjar Manukaya Let tersebut, belum tercapainya target kehadiran/keaktifan anggota kelompok mengikuti kegiatan BKB oleh karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut teori Health Belief Model dalam Notoatmodjo (2012) terdapat empat variabel kunci yang mempengaruhi tingkat kehadiran yaitu persepsi ancaman yang mungkin dialami, persepsi keseriusan suatu tindakan, manfaat dan hambatan yang mungkin dirasakan oleh anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan BKB. Berdasarkan penelitian tentang BKB yang dilakukan oleh Arsyad (2008) yang berjudul Studi Identifikasi Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita Era Otonomi Daerah, disebutkan bahwa sebagian besar informan tidak aktif hadir mengikuti kegiatan penyuluhan BKB karena kesibukan mengurus rumah tangga dan nampaknya kurang motivasi atau dorongan dari petugas lapangan KB dan kader sebagai pelaksana kegiatan Poktan BKB. Melihat dari pemasalah yang terjadi dan belum banyak studi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB, peneliti tertarik untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan data tiga bulan berturut-turut yang diperoleh dari UPT. KB Kecamatan Tampaksiring, persentase capaian anggota keluarga yang aktif/hadir dalam pertemuan/penyuluhan kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum mencapai target. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kehadiran anggota BKB untuk mengikuti kegiatan BKB. Maka peneliti ingin meneliti
5 5 faktor berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah Faktor apakah yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang mengkuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let. b. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang kerentanan tumbuh kembang anak dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. c. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang ancaman gangguan tumbuh kembang dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. d. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang manfaat pelaksanaan kegiatan BKB dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. e. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang waktu pelaksanaan kegiatan BKB dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB.
6 6 f. Untuk mengetahui hubungan dorongan kader BKB terhadap tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. g. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber bahan bacaan di perpustakaan dan memberikan informasi tentang kegiatan Bina Keluarga Balita. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan BKB Manfaat Praktis 1. Bagi petugas kesehatan Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data dasar atau informasi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan kehadiran/keaktifan dari keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan BKB. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anggota keluarga yang khusunya memiliki anak balita sehingga dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang manfaat dari ikut kegiatan BKB.
7 7 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah di bidang ilmu Kesehatan Ibu dan Anak, meliputi faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Balita Anak balita adalah anak yang sudah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih. Anak balita sering disebut anak di bawah usia lima tahun. Terdapat pulka istilah umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan. Salah satu hal yang harus diperhatikan secara khusus adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia diperlukan satu upaya pembinaan dan pembentukan karakter sejak
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Menurut BKKBN (2008), proses pembangunan kualitas sumber daya manusia diperlukan satu upaya pembinaan dan pembentukan karakter sejak dini (Ariesta, 2011). Menurut
Lebih terperinciKETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO)
KETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO) Oleh: Ny. Hj. Wiwik Toyo Santoso Dipo Ketua TP PKK Kabupaten Kulon Progo Disampaikan dalam Pertemuan Telaah Program KB Nasional Provinsi
Lebih terperinciJakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA
1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode
Lebih terperinci2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan manusia Indonesia adalah pembangunan berbagai aspek untuk membangun manusia dengan pembangunan yang fokus pada pemenuhan penegakan perlindungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Program parenting education yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang termasuk didalamnya adalah pembangunan bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya tingkat partisipasi anak balita (bawah lima tahun) ke posyandu (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data laporan tahunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Provinsi Jawa Barat 2007 dijumpai dari balita yang. terancam bergizi buruk sebanyak bayi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia masih belum terlepas dari masalah kurang gizi pada balita. Sebagaimana disampaikan oleh Antonius (2008), dari 4.100.000 balita yang mengalami malnutrisi
Lebih terperinciDESKRIPSI PENYELENGGARAAN PROGRAM KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA DI BKB LAMAHU DESA LONUO KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO.
DESKRIPSI PENYELENGGARAAN PROGRAM KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA DI BKB LAMAHU DESA LONUO KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Iyam Sinubu Ruslin W. Badu, Nunung Suryana Jamin Jurusan Pendidikan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini yaitu 0-5 tahun, masa ini sering disebut sebagai fase Golden age. Fase golden age
Lebih terperinciDasar Pembentukan Bina Keluarga Balita
BAB II BINA KELUARGA BALITA II.1 Dasar Pembentukan Bina Keluarga Balita Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak balita merupakan hal yang sangat penting untuk dipenuhi. Telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasih sayang dan rasa aman, pemeliharaan kesehatan, kecukupan gizi, pemberian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembinaan tumbuh kembang balita merupakan serangkaian kegiatan yang sifatnya berkelanjutan antara lain berupa pemenuhan kebutuhan dasar anak akan kasih sayang dan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR MINIMAL PELAYANAN POSYANDU PLUS DI KABUPATEN ACEH TIMUR
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR MINIMAL PELAYANAN POSYANDU PLUS DI KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus hidup manusia terdiri dari beberapa fase kehidupan, salah satunya adalah masa di bawah usia lima tahun (balita) yang merupakan masa keemasan atau golden period
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi
Lebih terperincipenting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang artinya maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telah lebih setengah abad Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA (BKB) SECARA HOLISTIK DAN INTEGRATIF. Farihah dan Masitowarni S. *) ABSTRACT
PENGELOLAAN KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA (BKB) SECARA HOLISTIK DAN INTEGRATIF Farihah dan Masitowarni S. *) ABSTRACT Efforts 0f developing of human resources is a long-term process that should begin in
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekurangan gizi umumnya terjadi pada Balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA PENYULUH KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BADAN KEPENDUDUKAN
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1232, 2017 BKKBN. Pendayagunaan Tenaga Penyuluh KKBPK. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena perkembangan anak pada fase awal akan mempengaruhi perkembangan pada fase selanjutnya. Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas dalam pemeliharaan status kesehatan holistik manusia telah dimulai sejak janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Dalam setiap tahapan dari siklus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat lima kesimpulan, yaitu:
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Dalam penelitian ini terdapat lima kesimpulan, yaitu: 1. Terdapat pengaruh secara tidak langsung antara persepsi kerentanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE LOMBA MEWARNAI TUMBUH KEMBANG BALITA
TERM OF REFERENCE LOMBA MEWARNAI TUMBUH KEMBANG BALITA A. PENDAHULUAN Bina Keluarga Balita merupakan salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam mengupayakan terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terpenuhinya gizi balita merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa depan, namun pada pencapaiannya masih dihadapkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PAUD terintegrasi BKB adalah program layanan pendidikan bagi anak usia
119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan PAUD terintegrasi BKB adalah program layanan pendidikan bagi anak usia dini yang termasuk pada kategori PAUD sejenis yang programnya terintegrasi dengan program
Lebih terperinci1/6 Pengasuhan Anak Balita Melalui Bina Keluarga Balita ( BKB ) Holistik Integratif di Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga
1/6 Pengasuhan Anak Balita Melalui Bina Keluarga Balita ( BKB ) Holistik Integratif di Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan C Tahun : Ruang lingkup inovasi
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan. Pada masa ini pertumbuhan tubuh dan otak sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari orang tua. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan dan perkembangan balita, status gizi sampai pada
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPPA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Unit Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang anak karena anak sedang dalam masa tumbuh sehingga segala kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga sangat berharap mempunyai anak. Orangtua dan keluarga adalah lingkungan pertama yang bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator gizi yang menentukan keberhasilan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal
Lebih terperinciTabel 17. KKP DAN REALISASI MENURUT TAHAPAN PIK-REMAJA (PKBR) PER KABUPATEN/KOTA S.D BULAN NOVEMBER 2011 TAHAPAN PIK REMAJA TUMBUH TEGAK TEGAR
KEGIATAN PENYIAPAN KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI REMAJA Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga yang bertanggung jawab yang dilakukan melalui promosi, dan peningkatan pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak
Lebih terperinciVolume 4 No. 2, September 2013 ISSN :
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAAN IBU TENTANG TAHAPAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU NUSA INDAH DESA PELEMKEREP KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, dan Devi Rosita 2 INTISARI Dari data BKKBN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Upaya kesehatan telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat mencakup kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dalam pembangunan nasional. Salah satu
Lebih terperinciBUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMANDAU, Menimbang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1266, 2016 BKKBN. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Nomenklatur dan Tusi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Lebih terperinciBIDANG PENDIDIKAN. Ida Rindaningsih, M.Pd
BIDANG PENDIDIKAN Ida Rindaningsih, M.Pd BIDANG PENDIDIKAN Keaksaraan Fungsional Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan SD Advokasi Hukum KEAKSARAAN FUNGSIONAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL sebuah usaha pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut sensus penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 orang yang membuat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia tersebut merupakan periode emas seorang anak dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama fungsi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS POS PAUD MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM HOLISTIK INTEGRATIF (Penelitian Tindakan Pada Pos PAUD Se-Kalurahan Penggaron Kidul)
PENINGKATAN KUALITAS POS PAUD MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM HOLISTIK INTEGRATIF (Penelitian Tindakan Pada Pos PAUD Se-Kalurahan Penggaron Kidul) Arri Handayani, Muniroh Munawar, Anita Chandra D.S., Dwi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang giat giatnya melaksanakan pembangunan, apakah itu pembangunan secara fisik maupun mental spiritual.
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si
PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si LATAR BELAKANG Untuk menyiapkan SDM berkualitas harus diawali sejak usia dini, bahkan sejak masa konsepsi dalam kandungan Pemenuhan
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 1 32 TAHUN 2012
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 1 32 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAaN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperinciTINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI
TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI Dr. Junaidi, SE, M.Si (Disampaikan pada Rapat Koordinasi Perwakiltan BKKBN Provinsi Jambi tanggal 1 September 2016) I. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sumber
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK
KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK 1. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan
Lebih terperinciBUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Visi pembangunan gizi adalah untuk mewujudkan keluarga mandiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses perkembangan pada anak di usia tiga tahun pertama terjadi sangat cepat dan merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden
Lebih terperinciREPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rima Puspita Sari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan merupakan serangkaian kegiatan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dilakukan dengan sabar, berencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai kriteria
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya
0 BAB. Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kemauan, kesadaran, dan kemampuan bagi seluruh penduduk untuk hidup sehat agar dapat mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh manusia mengalami kemajuan melalui fase petumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual (Potter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara de facto dan de yure, kurang lebih sudah 63 tahun, negara yang berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orangtua, masyarakat dan lembaga pendidikan.
Lebih terperinciPROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM PENGINTEGRASIAN BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK - INTEGRATIF KABUPATEN SIAK
PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM PENGINTEGRASIAN BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK - INTEGRATIF KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang :
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 40 orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan dari Allah SWT, karena Allah telah memberi amanah kita untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya. Oleh karena itu, setiap orang tua bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi menjadi penyebab dari sepertiga kematian anak di dunia. Gizi buruk dan juga gizi lebih masih menjadi
Lebih terperincihidup. Jika peranserta Bina Keluarga Balita terus dioptimalkan, maka program berakhlak mulia akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
yang sah dan harmonis telah mempunyai anak balita dan berkeinginan untuk mencapai kebahagiaan lahiriah dan jasmaniah dalam kehidupan berumah tangga. Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti berkesimpulan
Lebih terperinciProgram Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02.A TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga sangatlah penting
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 163 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DI PROVINSI, KABUPATEN
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PENERIMAAN TIM PENILAI KELOMPOK BINA KELUARGA BALITA (BKB) TINGKAT D.I YOGYAKARTA TANGGAL : 4 APRIL 2016
SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PENERIMAAN TIM PENILAI KELOMPOK BINA KELUARGA BALITA (BKB) TINGKAT D.I YOGYAKARTA TANGGAL : 4 APRIL 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia yang berusia di atas 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut WHO saat ini di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan merupakan suatu perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang berlangsung secara sistematis,
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 208 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2. 02 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Pemberdayaan Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Retsa Husaeni, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan program yang semula dicanangkan oleh pemerintah dan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Menurut Hidayat (2008), zat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia merupakan fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup. Usia lanjut pasti akan dialami oleh semua orang
Lebih terperinciKADER IMP, SEBUAH CATATAN
Artikel KADER IMP, SEBUAH CATATAN Oleh: Drs. Mardiya Kedudukan dan peran Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam pembangunan KB di Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Sejak dirintisnya pola
Lebih terperinci