BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Salah satu unsur pokok yang harus ada dalam setiap karya penulisan, baik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Salah satu unsur pokok yang harus ada dalam setiap karya penulisan, baik"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Salah satu unsur pokok yang harus ada dalam setiap karya penulisan, baik karya ilmiah maupun non ilmiah adalah judul. Dalam suatu tulisan, judul dapat memberikan gambaran tentang apa yang menjadi kajian dalam tulisan tersebut, sehingga judul dapat membantu pembaca untuk lebih cepat mengetahui dan memperkirakan pada apa yang akan dibaca nanti. Dalam sebuah karya penulisan, judul juga berfungsi sebagai alat untuk menunjukkan kepada pembaca tentang hakekat dari objek dan fokus dari penelitian, wilayah, serta metode yang dipergunakan. Maka dari itu, penelitian ini mengambil judul, "Proses Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Mina Kepis" Pada umumnya, secara teoritis sebuah judul penelitian mempunyai keterkaitan dengan disiplin ilmu yang ditekuni oleh peneliti, serta adanya aspek aktualitas dan aspek orisinalitas. Berikut ini adalah alasan-alasan yang mendasari penelitian dengan judul tersebut, antara lain: 1. Aspek Aktualitas Isu mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) semakin tahun menjadi isu yang mulai mendapatkan perhatian oleh masyarakat. CSR diatur secara tegas di Indonesia dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang 1

2 Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh amanat Undang-Undang Dasar 1945 mengenai perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial harus diatur oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu program CSR yang ada di Kabupaten Sleman adalah program pengembangan klaster ikan air tawar yang digagas oleh Bank Indonesia KC Yogyakarta. Program ini berfokus kepada program pemberdayaan masyarakat, tepatnya pada kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan pada dasarnya adalah usaha bersama untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan serta terpenuhinya kebutuhan seluruh masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah sebagai salah satu aktornya memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar. Dalam hal ini, pemerintah menciptakan suatu kebijakan yang didukung dengan Surat Edaran Menteri BUMN No.SE-21/MBU/2008 yang mengatur mengenai siapa saja yang wajib melakukan tanggung jawab sosial lingkungan. Bank Indonesia sebagai bagian dari BUMN adalah salah satu yang termasuk berkewajiban melakukan program CSR kepada masyarakat. Oleh karena itu, Bank Indonesia KC Yogyakarta melakukan program pemberdayaan masyarakat melalui program pengembangan klaster ikan air tawar yang dilaksanakan pada tahun Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki debit air sungai yang cukup tinggi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Sleman untuk melakukan budidaya perikanan. Pada akhir tahun 2013 tercatat terdapat 507 kelompok pembudidaya 2

3 ikan di Kabupaten Sleman. Meningkatnya budidaya perikanan oleh kelompok pembudidaya ikan diakui oleh Dirjen Kementrian Budidaya Perikanan, Kelautan dan Kehutanan yang menyatakan bahwa sesuai catatan BPS pada tahun 2013, Kabupaten Sleman memiliki pendapatan ikan paling tinggi secara nasional. Salah satu kelompok pembudidaya ikan yang ada di Kabupaten Sleman adalah kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis yang sudah berdiri sejak tahun Adanya kelompok pembudidaya ikan tersebut merupakan salah satu usaha berbasis komunitas yang sangat berperan dalam memfasilitasi perkembangan kegiatan perekonomian masyarakat. Adanya program pengembangan klaster ikan air tawar merupakan usaha dalam peningkatan kesejahteraan anggota kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis yang mana laba tersebut didapatkan dari hasil kegiatan produksi para anggotanya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian ini dapat dikatakan masih aktual karena program pemberdayaan masyarakat di tersebut masih terhitung baru dilangsungkan selama kurang lebih tiga tahun dan merupakan usaha dalam peningkatan kapasitas kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis yang menjadi bagian dalam kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Sleman yang saat ini sedang berkembang cukup pesat. 2. Aspek Orisinalitas Isu pemberdayaan masyarakat yang dikemas melalui program CSR saat ini telah menjadi kajian yang menarik untuk dibahas dan menarik untuk melihat proses pemberdayaan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat menjadi lebih mandiri dan berkembang ke arah kesejahteraan yang lebih baik. 3

4 Kajian mengenai hal tersebut telah tertuang di dalam penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Untuk menghindari dari aksi plagiat, maka dalam proses penyusunan tulisan ini dilakukan studi literatur sebagai bahan acuan agar penelitian yang dilakukan mempunyai perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang dijadikan sebagai bahan kajian, antara lain: a. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKODAN) MINASARI DI DUSUN BEJI, SUMBERAGUNG, JETIS, BANTUL: penelitian ini dilakukan oleh Aprilia Veriningtyas, mahasiswi jurusan Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun Dalam penelitian ini, Aprilia Veriningtyas melakukan penelitian untuk mengetahui pemberdayaan perempuan melalui kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) Minasari ditinjau dari perspektif gender di Dusun Beji dan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Minasari di Dusun Beji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Dalam menganalisis, peneliti menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan Pokdakan Minasari dapat mengembangkan potensi perempuan ibu rumah tangga yang menjadi anggotanya sehingga dapat membudidayakan ikan secara mandiri. Program kegiatan yang rutin dilaksanakan 4

5 yaitu pemeliharaan ikan secara kelompok dan individu, pertemuan rutin, serta pelatihan. Ada faktor pendukung dan faktor penghambat bagi Pokdakan Minasari dalam proses pemberdayaan. Faktor pendukungnya antara lain: 1) motivasi anggota Pokdakan Minasari, 2) sarana dan prasarana yang memadai, 3) adanya pelatihan, 4) memiliki ketua yang aktif, 5) peran pemerintah. Sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya antara lain: 1) modal yang terbatas dan timbulnya hama penyakit ikan. b. KEBERHASILAN PENERAPAN CBM (COMMUNITY BASED MANAGEMENT) DALAM MANAJEMEN PELATIHAN DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (KPI) DI MINA KEPIS, DESA BURIKAN, SLEMAN: penelitian ini dilakukan oleh Widya Harini Wira S, mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Negara (Manajemen dan Kebijakan Publik), Universitas Gadjah Mada pada tahun Dalam penelitian ini, Widya Harini Wira S melakukan penelitian untuk mengamati keberhasilan manajemen pelatihan sumber daya manusia di dalam kelompok pembudidaya ikan. Metode penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian kualitatif dangan sudut pandang studi kasus, dengan kekhususan: Penerapan manajemen dengan konsep CBM, menyelaraskan antara teori dengan praktek langsung di lapangan dan mengedepankan partisipasi anggota KPI. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah penerapan manajemen pelatihan yang tepat, sehingga organisasi bisa berkembang dari tahun ke tahun. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil pengamatan data yang diperoleh, yaitu kenaikan produktivitas KPI, bertambahnya kemampuan pegawai, dan timbulnya 5

6 kepuasan kerja dan motivasi pegawai. Rekomendasi dari penelitian ini adalah keberhasilan penerapan metode CBM dalam manajemen pelatihan suatu program pemberdayaan (terutama di bidang pertanian dan perikanan), sehingga bisa dijadikan contoh, terutama dalam hal partisipasi anggota. Berdasarkan dua penelitian yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini memiliki fokus tema yang berbeda dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yang sama-sama dilakukan pada kelompok pembudidaya ikan. Selain itu, meskipun penelitian ini sama-sama dilakukan di kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis, tetepi tema dan fokus pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini masih dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang orisinil dengan mengangkat isu proses pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis melalui program pengembangan klaster ikan air tawar. 3. Relevansi dengan Ilmu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Ilmu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan merupakan studi yang mempelajari pembangunan dengan menekankan bagaimana tujuan sosial itu tercapai dalam pembangunan. Dalam studi ini, terdapat tiga hal yang disoroti, yaitu 1) bagaimana negara memberikan pelayanan kesejahteraan sosial, 2) bagaimana kondisi sosial yang berkaitan dengan ketimpangan, ketidakadilan dan dehumanisasi yang menjadi hambatan terwujudnya masyarakat sejahtera, 3) bagaimana menggerakkan dan memberdayakan masyarakat agar berkembang mandiri. Studi ilmu ini juga mengkaji masalah-masalah sosial dan cara untuk mengatasinya dalam upaya untuk menciptakan hubungan yang serasi antara 6

7 kebutuhan hidup dan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang tersedia. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu dari tiga konsentrasi yang dimiliki oleh studi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan. Di dalam konsep pemberdayaan, masyarakat menjadi subjek utama dalam pembangunan agar masyarakat mampu meningkatkan kapasitas dirinya sehingga dapat secara mandiri menciptakan kesejahteraan yang diharapkan. Penelitian ini bertema pemberdayaan masyarakat melalui kelompok pembudidaya ikan yang berkaitan dengan ilmu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, di mana dalam penelitian ini, peneliti mengkaji tentang proses pemberdayaan masyarakat dan keberhasilan program pengembangan klaster ikan air tawar yang digagas sebagai program CSR oleh Bank Indonesia KC Yogyakarta sehingga penelitian ini relevan dengan bidang ilmu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, terutama pada bidang CSR dan empowerment. B. Latar Belakang Indonesia sejak dulu terkenal sebagai negara maritim karena secara geografis Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia ( km) yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kananda sebagai garis pantai terpanjang di dunia. Potensi maritim tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Salah satu dari keanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia adalah ikan sebagai unsur 7

8 makanan yang penting bagi kebutuhan gizi bagi tubuh manusia. Semakin tahun, kebutuhan akan ikan selalu meningkat. Hal ini dibuktikan dengan data Food and Argiculture Organization di 2012 yang menyatakan bahwa Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Seiring dengan perkembangan zaman, ikan yang dikonsumsi masyarakat semakin beragam jenisnya. Tidak hanya ikan dari laut saja yang digemari oleh masyarakat, ikan air tawarpun tidak kalah favoritnya dengan ikan yang berasal dari laut. Untuk memenuhi kebutuhan pamgan masyarakat khususnya ikan air tawar sebagai salah satu sumber makanan yang berprotein tinggi, maka di masyarakat banyak bermunculan kelompok pembudidaya ikan. Kelompok ini dituntut untuk memberikan kontribusi utama dalam peningkatan produksi perikanan nasional dengan meningkatkan target produksi perikanan sebesar 353% sampai dengan tahun 2014, yaitu dari 5,26 juta ton menjadi 16,89 juta ton. Pada tahun 2013, terdapat lebih dari 507 kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Sleman. Banyaknya kelompok pembudidaya ikan ini disebabkan karena masyarakat memanfaatkan debit air sungai yang cukup tinggi. Berdasarkan data yang ada dalam perkembangan perikanan di Sleman, prospek pembudidaya ikan menunjukkan hasil yang sangat bagus. Meningkatnya budidaya perikanan oleh kelompok pembudidaya ikan tersebut juga diakui oleh Dirjen Kementrian Budidaya Perikanan, Kelautan dan Kehutanan yang menyatakan bahwa sesuai catatan BPS pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman memiliki pendapatan ikan paling tinggi secara nasional. Selain itu, pada tahun 2013 jumlah 8

9 produksi ikan konsumsi mencapai ,79 ton (meningkat 4 ton lebih dibandingkan tahun sebelumnya), sedangkan benih ikan 947 juta ekor lebih dan untuk ikan hias meningkat menjadi 14 juta ekor dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 13 juta ekor. Pesatnya perkembangan usaha perikanan di Sleman juga mengakibatkan meningkatnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Sleman. Ketersediaan ikan konsumsi pada tahun 2013 meningkat 3,98% menjadi 29,79 kg/kapita/tahun dari 28,65 kg/kapita/tahun pada tahun Ketersediaan ikan konsumsi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan ketersediaan ikan konsumsi ikan DIY sebesar 24,59 kg/kapita/tahun. Pada akhir bulan Desember 2014, Bupati Sleman menyampaikan bahwa usaha perikanan di Kabupaten Sleman pada saat ini merupakan kegiatan atau usaha pokok masyarakat Sleman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya masyarakat Sleman yang bermata pencaharian pokok dari perikanan. Kelompok pembudidaya ikan merupakan pengembangan secara berkelanjutan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk meningkatkan kualitas sumber daya mansusia dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat pada suatu komunitas. Hal tersebut dilakukan agar kapasitas anggota kelompok dapat meningkat sehingga target produksi perikanan dapat tercapai serta mengasah kapasitas anggota kelompok pembudidaya ikan. Salah satu kelompok pembudidaya ikan yang berperan baik dalam kegiatan pembudidaya ikan di Kabupaten Sleman adalah kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis yang beralamat di Dusun Burikan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati. Kelompok ini berdiri bukan karena suatu kebetulan atau latah karena 9

10 kelompok ini sudah didirikan sejak tahun Sejak berdirinya kelompok ini, manfaat yang cukup signifikan sudah dirasakan oleh para anggotanya. Kehadiran kelompok ini telah memberikan kontribusi besar bagi terbukanya lapangan pekerjaan dan dapat memberikan kegiatan positif bagi perkembangan perekonomian desa, serta menekan angka pengangguran. Meningkatnya aktivitas dan peran kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis adalah berkat berbagai macam bantuan program pemberdayaan yang dilakukan pada kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis. Salah satu program pemberdayaan yang diterapkan di kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis adalah program pengembangan klaster ikan air tawar yang dilaksanakan ada tahun Program pengembangan klaster ikan air tawar merupakan sebuah program pemberdayaan masyarakat yang berbasis komunitas. Program ini merupakan bentuk dari usaha pengembangan kapasitas masyarakat yang dilakukan melalui peranan pihak eksternal, dalam hal ini berasal dari lembaga pemerintahan, yaitu Bank Indonesia KC Yogyakarta yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Program pengembangan klaster ikan air tawar merupakan bukti bahwa pihak eksternal memiliki kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat yang ditujukan pada masyarakat lokal. Peran eksternal dalam hal ini juga bekerja dalam mengusung nilai pemberdayaan dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan sebagai bagian dari proses pengembangan kapasitas itu sendiri. Oleh karena itu, proses pengembangan kapasitas terjadi bukan hanya karena stimulan yang berasal dari pihak eksternal, melainkan peran masyarakat tetap dominan dalam keberhasilan program. Peran 10

11 pihak eksternal hanya terbatas pada rangsangan dan dorongan agar potensi masyarakat dapat tumbuh dan berkembang. Dalam melakukan perannya, pihak eksternal menggunakan prinsip help the people to help themselves dengan tujuan agar bantuan dari pihak eksternal tidak menimbulkan ketergantungan pada kelompok penerima bantuan program. Proses pengembangan kapasitas juga termasuk ke dalam proses pembangunan masyarakat, di mana masyarakat memiliki keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, sehingga timbullah usaha untuk mewujudkannya. Pelaksanaan dari konsep pemberdayaan pada umumnya lebih difokuskan pada level komunitas karena komunitas dianggap sebagai basis kehidupan masyarakat. Selain itu, masyarakat diasumsikan sebagai tingkat komunitas sebagai basis kehidupan yang paling mengetahui persoalan dan kebutuhan yang paling aktual serta paling prioritas. Oleh karena itu, program pembangunan yang diberikan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat harus sesuai dengan persoalan dan kebutuhan masyarakat ditingkat taraf hidupnya. Proses pemberdayaan masyarakat pada umumnya menggunakan pendekatan community based development, yang artinya adalah bahwa pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan berbasis komunitas. Dalam hal ini, program pemberdayaan masyarakat yang dikemas sebagai program pengembangan klaster ikan air tawar diberikan pada komunitas pembudidaya ikan, tepatnya diterima oleh kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis. Kelompok ini dinilai sebagai kelompok yang mumpuni yang mengetahui mengenai persoalan yang sedang dihadapi dan bagaimana cara untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Selain itu 11

12 kelompok ini juga memiliki peluang besar dalam meningkatkan taraf hidup anggota kelompoknya karena menumbuhkembangkan potensi perikanan di Dusun Burikan dan membantu program pemerintah dalam menekan angka pengangguran di pedesaan merupakan tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek yang dimiliki kelompok yang sudah berusia 33 tahun ini. Unsur utama pemberdayaan adalah kewenangan dan kemampuan. Keduanya harus berjalan dengan seimbang. Masyarakat harus memiliki kemampuan untuk menjalankan dan melaksanakan kewenangan agar pemberdayaan dapat terwujud. Dalam hal ini, kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis diberikan kewenangan untuk menjalankan program pengembangan klaster ikan air tawar. Pemberian program kepada kelompok Pembudidaya Ikan Air Tawar berdasarkan kemampuan kelompok yang dinilai cukup baik oleh pihak CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta. Pemilihan lokasi di kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis telah menjadi perhitungan yang sudah diperkirakan sebelumnya. Dari sekian banyak kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Sleman, kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis terpilih karena kelompok ini merupakan salah satu kelompok pembudidaya ikan yang sudah berdiri sejak lama, tepatnya 33 tahun lalu. Lokasi kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis juga berada pada tempat yang strategis karena dekat dengan kantor pemerintah sehingga akses informasi dan monitoring menjadi mudah dan dekat dengan jalan kota sehingga mudah dijangkau oleh konsumen yang ingin membeli ikan. Selain itu, tingginya motivasi anggota juga menjadi aspek yang diperhitungkan karena konsep 12

13 pembangunan masyarakat berbasis komunitas, masyarakat diposisikan sebagai pelaku yang menentukan tujuan, mengontrol sumber daya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pendekatan pembangunan masyarakat berbasis komunitas juga menekankan pada kewenangan kelompok untuk mengelola sumber daya dalam rangka mewujudkan kebutuhan dan kepentingannya sendiri. Kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis merupakan salah satu contoh proses pengembangan berkelanjutan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Sleman. Dalam proses budidaya ikan, sering kali beberapa kendala muncul seperti kontinuitas produksi, kualitas, dan kuantitas produk, keterbatasan akses pasar dan lemahnya kualitas pengelola usaha tersebut. Selain itu, bencana erupsi Merapi pada tahun 2010 juga berdampak pada berbagai usaha ekonomi di wilayah sekitar Merapi, bahkan menyebabkan kehilangan total (100% loss) usaha produktif, termasuk usaha perikanan di zona rawan bencana radius 20 km dari puncak Merapi. Kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis menjadi salah satu yang terpengaruh oleh bencana erupsi Merapi tersebut. Akan tetapi, usaha perikanan tersebut dapat dengan cepat pulih kembali akibat motivasi yang tinggi dari para anggotanya untuk bangkit dan memperbaiki keadaaan. Salah satu yang mendorong motivasi anggota adalah karena munculnya program bantuan pemberdayaan masyarakat yang digagas oleh Bank Indonesia KC Yogyakarta. Program tersebut dilaksanakan untuk menyelesaikan permasalahan kelompok pembudidaya ikan dan juga sebagai respon untuk mendorong perbaikan cepat usaha perikanan akibat bencana erupsi Merapi akhir 13

14 2010 yang lalu. Dalam hal ini, proses yang dilalui oleh kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis tergolong ke dalam proses yang panjang untuk dapat bangkit setelah adanya bencana erupsi Merapi tahun Fenomena inilah yang kemudian menarik diteliti untuk mengetahui proses perencanaan program pemberdayaan apa saja yang sudah dilalui oleh kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis hingga akhirnya kelompok ini menjadi kelompok yang mandiri dan berkembang dengan pesat. C. Rumusan Masalah Kepis? Bagaimana proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat Mina D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah upaya untuk menelusuri secara dalam sebuah masalah. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penetapan fokus yang berguna sebagai batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah penelitian. Fokus pada penelitian juga diperlukan agar penelitian ini bisa berjalan secara jelas dan mengikuti arah yang sistematis. Berikut adalah tujuan dan manfaat dari penelitian yang peneliti laksanakan: 1. Tujuan Penelitian a. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat yang digagas oleh Bank Indonesia KC Yogyakarta 14

15 melalui program pengembangan klaster ikan air tawar pada kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis. b. Untuk mengetahui proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat pada kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis dalam menciptakan kemandirian bagi anggota kelompok atau justru sebaliknya. 2. Manfaat Hasil Penelitian a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis dalam mengembangkan program pemberdayaan agar dapat berjalan dengan baik. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan kajian Ilmu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan maupun untuk peneliti umum dalam memberikan informasi maupun pemikiran yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya terkait isu pemberdayaan masyarakat. c. Penelitian ini diharapkan dapat menyalurkan informasi kepada pembaca mengenai salah satu program pemberdayaan masyarakat yang digagas oleh Bank Indonesia KC Yogyakarta pada kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis yang terdapat di Dusun Burikan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. E. Tinjauan Pustaka dan Teori Sebelum membahas mengenai teori yang digunakan sebagai landasan pemikiran dari penelitian yang dilakukan, perlu penjelasan terlebih dahulu 15

16 mengenai konsep perencanaan dan konsep pemberdayaan masyarakat yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis terhadap fenomena yang sedang dikaji. Tanpa atau dengan disadari, salah satu hasrat yang dimiliki oleh manusia adalah keinginan untuk mendapatkan kondisi yang sejahtera dalam hidupnya. Untuk mencapai keinginan tersebut, manusia berusaha dengan melakukan berbagai cara agar kebutuhan hidupnya dapat tercapai. Usaha yang dilakukan oleh manusia untuk menggapai kehidupan yang sejahtera tidak akan pernah ada habisnya. Hal itu disebabkan karena kondisi yang sejahtera tidak akan pernah tercapai secara mutlak dan sempurna. Seiring berjalannya waktu, akan terus ada kebutuhan-kebutuhan baru yang harus dipenuhi oleh manusia. Oleh karena itu, upaya perubahan menuju kondisi ideal yang sejahtera akan terus dilakukan manusia sepanjang waktunya. Dalam rangka memperkembangkan perubahan ke arah keadaan yang dianggap lebih baik, seringkali dilakukan proses atas dasar cara yang berencana. Perencanaan dipakai sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan perubahan masyarakat secara lebih baik dan teratur (Yuwono, 1980: 5). Dalam hal perencanaan program pemberdayan masyarakat, dilibatkan peran eksteranl yang berfungsi untuk merangsang masyarakat agar berpartisipasi aktif untuk mensukseskan program pemberdayaan masyarakat. Perencanaan pemberdayaan masyarakat seringkali dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan status ekonomi masyarakat penerima program. Peranan pihak eksternal di sini dilaksanakan secara luas melalui cara perencanaan untuk membangun ekonomi 16

17 masyarakat penerima program dan melakukan perubahan kesejahteraan ke arah yang semakin baik. Penyusunan perencanaan dan proses pemberdayaan merupakan dua unsur yang saling berkaitan satu sama lainnya. Dalam tahap penyusunan suatu perencanaan, proses pemberdayaan yang akan terjadi dalam periode perencanaan tersebut diperkirakan akan sesuai dengan kerangka perencanaan itu sendiri. Selain itu, terdapat juga faktor lain yang akan mempengaruhi pelaksanaan perencanaan dan proses pemberdayaan tersebut, seperti partisipasi aktif dan juga kesempatan untuk mengambil keputusan. Sebuah perencanaan pemberdayaan merupakan refkleksi dari adanya keinginan untuk memperoleh taraf hidup yang lebih baik. Perencanaan pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam suatu pola, di mana arah dan kegiatan program pemberdayaan diserahkan pada kekuatankekuatan dalam masyarakat itu sendiri dengan menggunakan keterlibatan masyarakat dalam forum yang membahas perencanan program pemberdayaan. Posisi seperti ini bersifat pengarahan pertumbuhan dan pemberdayaan yang memberikan keleluasaan masyarakat penerima program yang pada akhirnya masyarakat itu sendiri yang melakukan kegiatan-kegiatan program pemberdayaan. Proses pemberdayaan secara berencana akan lebih dirasakan sebagai suatu usaha yang lebih rasional dan teratur bagi masyarakat yang belum atau baru berkembang (Yuwono, 1980:6). Dalam hal pemikiran mengenai proses rancangan perencanaan program pemberdayaan, diperlukan analisis terhadap kondisi masyarakat yang dihadapi. Analisis ini berguna sebagai alat untuk mengetahui masalah dan kebutuhan apa saja yang sekiranya dibutuhkan oleh masyarakat. Ini 17

18 sangat penting untuk dilakukan agar program pemberdayaan masyarakat bisa mencapai tujuannya dengan baik dan melahirkan kebermanfaatan program bagi masyarakat yang menerimanya. Pemberdayaan pada hakekatnya memiliki dua aspek, yaitu to give or authority to dan to give ability to or enable. Dalam unsur pertama, pemberdayaan memiliki makna memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Kedua, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan (Harry Hikmat, 2006: 43). Unsur utama dari pemberdayaan masyarakat adalah kewenangan dan kemampuan. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan, karena walaupun sudah memperoleh kewenangan, akan tetapi apabila masyarakat belum atau tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan dan melaksanakan kewenangan tersebut, maka pemberdayaan belum terwujud (Soetomo, 2011:12). Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dan upaya yang bersifat multidimensi. Upaya pemberdayaan masyarakat menyangkut setiap dimensi yang diharapkan bersifat sinergis. Hal tersebut karena pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan, sehingga setiap program yang dilaksanakan menumbuhkan penyadaran akan minat dan kepentingan yang sama dengan tujuan dari pemberdayaan tersebut. Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam unsur pemberdayaan karena masyarakat dituntut untuk berperan dalam menjalankan program pemberdayaan agar tujuan program tersebut dapat dicapai. Suatu 18

19 pemberdayaan harus dilakukan melalui beberapa kegiatan (Kartasasmita, 1996: ), yaitu: a. Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat untuk dapat berkembang (enabling). Suasana kondusif tersebut adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Hal tersebut terjadi karena proses pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam tahap ini diperlukan langkah-langkah yang lebih positif selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Penguatan tersebut meliputi langkah yang nyata menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Dengan menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban, hal tersebut juga termasuk ke dalam bagian dari proses pemberdayaan. Demikian pula pembaharuan institusiinstitusi sosial serta pengintegrasiannya dalam kegiatan pembangunan. yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. c. Memberdayakan berarti melindungi (protecting). Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah karena ketidakberdayaan 19

20 menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan pada pihak yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang dalam bentuk eksploitasi pihakpihak yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi semakin tergantung pada berbagai program karitatif atau charity saja. Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, serta membangun kemampuan masyarakat untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan. Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dengan adanya kesadaran masyarakat sasaran agar mengubah pemberdayaan yang bersifat penguasaan menjadi bentuk kemitraan serta membentuk solidaritas pada masyarakat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat (Suparjan dan Hempri, 2003: 44): a. Meningkatkan kesadaran kritis atas posisi masyarakat dalam struktur sosial politik. Kesadaran kritis yang muncul diharapkan membuat masyarakat mampu membuat argumentasi terhadap berbagai macam eksploitasi sekaligus berpartisipasi dalam membuat keputusan. Dalam hal ini, anggota kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis diharapkan memiliki kesadaran dan semangat bahwa mereka bisa mengubah kondisi kehidupan menjadi lebih baik. b. Peningkatan kapasitas masyarakat dengan melihat faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dari upaya pemberdayaan yang 20

21 bersifat multi aspek dalam upaya peningkatan kapasitas anggota kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis. c. Menghidupkan kembali nilai-nilai yang ada pada tradisi budaya masyarakat lokal, seperti gotong royong, arisan, sumbangan yang dipandang sebagai modal sosial dalam mewujudkan kemajuan pembangunan masyarakat. Hasil penelitian Bayu Dwi Prasetya (2015) terhadap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di Bojongsari, Kabupaten Purbalingga menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan meliputi penyadaran, pengkapasitasan melalui pembinaan pengetahuan dan ketrampilan, dan pendayaan. Terdapat faktor pendorong yang menjadi keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan program pemberdayaan ini, yaitu kesadaran anggota yang memiliki kemauan untuk maju dan memiliki semangat untuk mencapai keberhasila. Keberhasilan program ini dapat dilihat dari dampak yang timbul pada aspek ekonomi yang terdiri dari penambahan penghasilan, membantu ekonomi keluarga dan memberikan motivasi usaha dan membuka lapangan kerja baru. Selain pada aspek ekonomi, program ini juga berdampak pada aspek sosial dan pendidikan, yaitu peningkatkan rasa kepedulian antar kelompok, lingkungan dan masyarakat sekitar. serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengenai budidaya ikan. Dalam mengimplementasikan konsep pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan berbasis komunitas, diperlukan upaya agar hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan harapan yang selaras dengan prinsip pemberdayaan, di mana komunitas yang diberdayakan dapat meningkatkan kualitas dan menjadi 21

22 komunitas yang mandiri. Dalam proses pemberdayaan yang dibantu oleh pihak eksternal, dalam hal ini kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis yang dibantu oleh Bank Indonesia KC Yogyakarta, harus dapat menunjukan bahwa stimuli eksternal yang dilakukan Bank Indonesia KC Yogyakarta telah mampu menumbuh kembangkan energi sosial dalam masyarakat yang dapat menggerakan proses pembangunan yang mendorong terwujudnya keberlanjutan kegiatan pembangunan yang berorientasi pada kemandirian. Bentuk perkembangan pendekatan yang berbasis masyarakat kemudian disempurnakan dalam bentuk Community Driven Development (CDD) atau pembangunan yang digerakan masyarakat. Program pengembangan klaster ikan air tawar merupakan konsep pemberdayaan yang lebih difokuskan pada level komunitas. Pemilihan pada level komunitas dianggap merupakan proses pembangunan yang dimulai dari kehidupan yang lebih dasar. Hal tersebut dikarenakan komunitas yang dianggap sebagai basis dari kehidupan masyarakat yang paling mengetahui persoalan dan kebutuhan yang paling aktual. Keterlibatan masyarakat digunakan untuk membuat masyarakat menjadi berdaya. Dalam mengimpelentasikan konsep pemberdayaan masyarakat, perlu didukung oleh sejumlah langkah dan tindakan agar program yang diimplementasikan dapat sesuai dengan persoalan dan kebutuhan masyarakat yang ditingkatkan taraf hidupnya. Selain itu, langkah dan tindakan yang direncanakan dengan baik juga digunakan untuk dapat meminimalisasikan kemungkinan adanya hambatan dalam proses pemberdayaan. Soetomo (2011) menjelaskan langkah-langkah tersebut, antara lain adalah: 22

23 a. Reorientasi: reorientasi mutlak perlu dilakukan oleh karena setiap perspektif memiliki orientasi dan pandangan yang berbeda tentang kapasitas masyarakat dan tentang posisi masyarakat dalam hubunganya dengan berbagai pihak, terutama terhadap pasar dan negara. Oleh sebab itu, karena proses pembangunan masyarakat melibatkan berbagai pihak yang terkait, maka reorientasi perlu dilakukan meliputi seluruh stakeholder. Reorientasi sendiri harus dilihat sebagai bagian dari proses bekerja sambil belajar. Bagi masyarakat sendiri reorientasi diperlukan, karena selama ini mereka berposisi sebagai obyek, sementara pengambilan keputusan dan perencanaan dibuat oleh pemerintah. Dengan perubahan sikap dan pola pikir tersebut, prakarsa lokal dapat dikembangkan, partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan sejak identifikasi masalah dan kebutuhan sampai pelaksanaan dapat diwujudkan. Reorientasi juga dibutuhkan pada level aparat birokrasi di lapangan. Apabila sebelumnya lebih memposisikan diri sebagai pengusaha terhadap masyarakat, perlu dirubah dalam posisi sebagai yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. b. Gerakan Sosial: penggunaan pendekatan pemberdayaan masyarakat secara meluas telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap penguatan civil society. Pada level mikro, penguatan civil society tercermin dari meningkatnya kewenangan masyarakat lokal dalam proses pembangunan yang menyangkut masa depannya, termasuk kewenangan dalam mengelola proses pembangunannya sejak identifikasi masalah, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Untuk memperoleh tambahan kewenangan, diperlukan 23

24 perjuangan melalui gerakan sosial. Melalui gerakan sosial, posisi tawar masyarakat sipil dapat ditingkatkan. Selain itu, gerakan sosial dapat mendorong kehidupan bermasyarakat yang ikut dalam pengambilan keputusan dalam merumuskan kebijakan dan program pembangunan masyarakat. c. Institusi lokal: pada tingkat masyarakat lokal, instrumen terpenting dalam proses pemberdayaan adalah kehadiran institusi lokal. Institusi lokal berfungsi untuk memfasilitasi tindakan bersama yang sudah terpola sehingga fungsinya bukan hanya sebagai suatu organisasi, tetapi juga pranata sosial. Institusi yang mapan akan memiliki fungsi sebagai instrumen pemberdayaaan dari hubungan internal maupun eksternal. Secara internal, institusi lokal akan memfasilitasi kapasitas masyarakat dalam proses pengelolaan pembangunan secara mandiri, termasuk sebagai sarana pengambilan keputusan dan pengelolaan sumberdaya. Secara eksternal, institusi lokal berfungsi sebagai representasi komunitas dalam menjalin hubungan dengan berbagai stakeholder. d. Pengembangan kapasitas: pengembangan kapasitas merupakan salah satu unsur utama proses pemberdayaan di samping pemberian kewenangan. Proses ini bermuara pada kemandirian masyarakat dalam pengelolaan pembangunan. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam hal pengembangan kapasitas. Dalam proses pengembangan kapasitas, terdapat peran dari pihak eksternal dalam memberikan stimuli dan pendampingan. Akan tetapi, peran eksternal tidak boleh mendominasi proses karena posisinya hanya untuk menumbuhkan potensi dan kapasitas masyarakat. Hal ini dilakukan agar bantuan dari pihak eksternal tidak justru menimbulkan ketergantungan. 24

25 Penelitian Syamsudin (2015) di Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Sejahtera menunjukkan bahwa partisipasi anggota menunjukan terjadinya peningkatan kapasitas individu dan kelompok. Peran kelompok sebagai media berkumpul, berinteraksi dan belajar sudah berjalan baik, tetapi masih diperlukan peran dari luar anggota untuk memberikan motivasi dan pendampingan guna mengembangkan kelompok dalam pencapaian kesejahteraan bagi masing-masing anggota. Konsep pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya menawarkan suatu proses perencanaan pembangunan dengan memusatkan pada partisipasi dan kemampuan masyarakat lokal. Dalam konteks ini,. Hal ini memiliki arti menempatkan masyarakat sebagai aktor (subjek) pembangunan dan tidak sekedar menjadikan mereka objek pembangunan. Pembangunan masyarakat adalah proses perubahan menuju kondisi kehidupan yang semakin baik (Soetomo, 2009: 166). Kondisi kehidupan yang lebih baik tersebut secara lebih konkret sering disebut dengan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dengan demikian, peningkatan taraf hidup masyarakat dianggap sebagai tujuan yang hendak dicapai melalui proses pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan taraf hidup diposisikan sebagai indikator untuk melihat keberhasilan proses pembangunan masyarakat tersebut. Hal ini disebabkan karena menilai proses yang diharapkan ditentukan oleh seberapa jauh proses tersebut telah mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Keberhasilan pembangunan juga ditentukan dari 25

26 bagaimana manfaat yang ditimbulkan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Salah satu pendekatan dalam pembangunan masyarakat adalah pendekatan yang berorientasi pada komunitas. Menurut pendekatan ini, masyarakat tidak diberi peranan sebagai objek, melainkan sebagai pelaku yang menentukan tujuan, megontrol sumber daya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pendekatan pengelolaan sumber yang bertumpu pada komunitas (community based recources management) sebetulnya merupakan bagian dari konsep pembangunan yang berpusat pada sumber daya manusia. Beberapa ciri pokok dari padanya adalah (Tjokrowinoto, 1986: 10 dalam Soetomo, 2009: 244): a. Prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tahap demi tahap harus diletakkan pada masyarakat sendiri. b. Fokus utamanya adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobilisasikan sumber-sumber yang terdapat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan mereka. c. Pendekatan ini menoleransi variasi lokal, sehingga sifatnya amat fleksibel menyesuaikan dengan kondisi lokal. d. Di dalam melaksanakan pembangunan, pendekatan ini menekankan pada proses belajar sosial dimana terdapat interaksi kolaboratif antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan diri pada saling belajar. e. Proses pembentukan jaringan (net working) antara birokrat dan lembaga swadaya masyarakat, satuan-satuan organisasi tradisional yang mandiri, 26

27 merupakan bagian integral dari pendekatan ini, baik untuk meningatkan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan mengelola berbagai sumber, maupun untuk menjaga keseimbangan antara struktur vertikal dan horizontal. Dalam mengembangkan kapasitas masyarakat, terkandung makna pengembangan kapasitas manusia sebagai aktor yang membentuk masyarakat. Pengembangan kapasitas manusia ini dapat berupa pengembangan wawasan dan tingkat pengetahuan, peningkatan kemampuan untuk merespon dinamika lingkungannya, peningkatan skill, peningkatan akses terhadap informasi, ataupun peningkatan akses dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai perubahan terencana, yang direncanakan adalah bagaimana memberikan rangsangan dan dorongan agar masyarakat terbangun dan berkembang kapasitasnya. Dengan demikian, walaupun pihak eksternal (Bank Indonesia KC Yogyakarta) ikut terlibat, yang lebih penting adalah membangun kapasitas internal masyarakat agar lebih mampu berkembang secara berkelanjutan. Apabila dalam perubahan yang terencana tersebut terkandung induksi atau masuknya energi eksternal, fungsinya tidak lebih sebagai sarana untuk merangsang kapasitas interal. Faktor eksternal yang diinduksikan juga harus dijaga agar tidak menimbulkan ketergantungan. Realitas pembangunan masyarakat tersebut dilihat sebagai salah satu bentuk proses perubahan sosial yang berlangsung secara terus menerus. Salah satu teori pembangunan yang menjadi rujukan utama dalam perspektif pembangunan berbasis masyarakat adalah people centered development. Posisi masyarakat yang marginal dan powerless dibuat menjadi lebih berdaya. Pendekatan utama yang 27

28 digunakan dalam implementasi perspektif tersebut adalah pemberdayaan masyarakat. Pada dasarnya pokok pikiran dari teori pembangunan yang berpusat pada rakyat yang dalam implementasinya dijabarkan ke dalam pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan dan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengelola proses pembangunannya. Kewenangan tersebut meliputi keseluruhan proses pembangunan sejak identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menarik manfaat hasil pembangunan. Di samping akses dan kontrol terhadap pengambilan keputusan tersebut, masyarakat lokal juga lebih memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya. Asumsi yang mendasari pemikiran tersebut adalah bahwa kontrol terhadap proses pengambilan keputusan harus diberikan kepada mereka yang nantinya paling menanggung akibat dari keputusan tersebut. Dalam hal ini kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis adalah masyarakat pada tingkat lokal yang diperhitungkan paling menanggung akibat dari pelaksanaan pembangunan yang diputuskan, termasuk resiko kegagalan dan dampak negatif yang mungkin terjadi seperti ketergantungan masyarakat pada bantuan yang diberikan oleh pihak eksteral, dalam hal ini Bank Indonesia KC Yogyakarta. Dengan demikian, masyarakat lokal memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan yang diberikan. Hal ini mendorong masyarakat lokal agar dapat meningkatkan kapasitas agar dapat menjalankan kewenangan dengan baik. Oleh sebab itu, unsur 28

29 utama dari pemberdayaan masyarakat di samping pemberian wewenang adalah peningkatan kapasitas masyarakat. (Soetomo, 2011: 69-70) Di dalam pembangunan masyarakat, terkandung empat unsur dasar (Soetomo, 2011: 34). Keempat unsur dasar tersebut adalah: 1) pembangunan masyarakat pada dasarnya merupakan proses perubahan, 2) pembangunan masyarakat adalah proses semakin terciptanya hubungan yang harmonis antara kebutuhan masyarakat dengan potensi, sumberdaya dan peluang, 3) pembangunan masyarakat merupakan proses peningkatan kapasitas masyarakat untuk merespon berbagai persoalan yang berkembang, 4) pembangunan masyarakat merupakan proses yang bersifat multidimensi. Keempat asumsi dan konsep dasar tersebut masing-masing dapat didudukan sebagai pilar-pilar penyangga, sehingga bangunan tersebut cukup kokoh. Dari sisi yang lain, keempat asumsi dan konsep dasar tersebut juga dapat dilihat sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait. Dalam posisi seperti ini, keempatnya dapat berfungsi sebagai kerangka atau body of knowledge dari konsep pembangunan masyarakat yang akan dikembangkan. Memperhatikan keterkaitan keempat asumsi yang dijadikan konsep dasar tersebut, dapat dibuat rumusan bahwa pembangunan masyarakat adalah proses perubahan yang bersifat multidimensi. Proses ini diarahkan menuju kondisi semakin terwujudnya hubungan yang serasi antara needs dan resources melalui pengembangan kapasitas masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk mengambangkan diri, terutama dalam memanfaatkan peluang dan sumber daya, mengantisipasi tantangan dan menangani masalah sosial yang muncul, sehingga terwujudnya kondisi kehidupan yang semakin sejahtera (Soetomo, 2011: 35). 29

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta adalah menggunakan pendekatan kelompok. Pemilihan pada level kelompok

Lebih terperinci

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) mulai tahun Konsepsi Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembicaraan tentang gender sudah semakin merebak. Konsep gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional yang dinilai berhasil pada hakikatnya adalah yang dilakukan oleh dan untuk seluruh rakyat. Dengan demikian, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Disampaikan Pada Gladi Manajemen Pemerintahan Desa Bagi Kepala Bagian/Kepala Urusan Hasil Pengisian Tahun 2011 Di Lingkungan Kabupaten Sleman, 19-20 Desember 2011 Cholisin : Staf

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Sebagai suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk

Lebih terperinci

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara PEMBUKAAN PSB KOTA SURABAYA Oleh: Dr. Asmara Indahingwati, S.E., S.Pd., M.M TUJUAN PROGRAM Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan masyarakat Daerah. Mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan I. PENDAHULUAN Pembangunan harus dipahami sebagai proses multidimensi yang mencakup perubahan orientasi dan organisasi sistem sosial,

Lebih terperinci

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009) ABSTRAK KEMITRAAN PEMERINTAH DAN SWASTA Pelaksanaan otonomi daerah telah membawa perubahan yang mendasar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan tersebut tentunya tidak hanya berdampak pada sistem

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH TONI KOEM NIM. 121 411 015 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa misi terpenting dalam pembangunan adalah untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di PROSES PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM KEMITRAAN PENGELOLAAN HASIL LAUT ( STUDI PADA PELAKSANAAN CSR PT.PETROKIMIA GRESIK DI KELURAHAN LUMPUR, KECAMATAN GRESIK, KABUPATEN GRESIK) Oleh, Nurin Fajrina

Lebih terperinci

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Tim Peneliti Sunyoto Usman (Sosiologi) Purwanto (Sosiologi) Derajad S. Widhyharto (Sosiologi) Hempri Suyatna (Sosiatri) Latar Belakang Program

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 55 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Sebagai badan, suatu peran tidak dapat tumbuh dan berkembang sendiri tanpa adanya partisipasi masyarakat. Selain sebagai institusi ekonomi, peran juga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat perkembangan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat perkembangan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat perkembangan pembangunan yang telah dilakukan bangsa itu sendiri. Pembangunan merupakan proses perubahan

Lebih terperinci

VIII. EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

VIII. EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN VIII. EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 8.1 Program Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan Upaya untuk menanggulangi kemiskinan di masyarakat perlu terus dilakukan. Untuk mengatasi kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perikanan tangkap Indonesia yang sebagian besar saat ini telah mengalami overfishing menuntut pemerintah untuk beralih mengembangkan perikanan budidaya. Perikanan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub-sektor perikanan tangkap merupakan bagian integral dari pembangunan kelautan dan perikanan yang bertujuan untuk : (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk yang padat, setidaknya mampu mendorong perekonomian Indonesia secara cepat, ditambah lagi dengan sumber daya

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat

Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat Henny Mahmudah *) *) Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan email : henymahmudah@gmail.com Abstrak Wilayah pesisir

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB VI LANGKAH KE DEPAN BAB VI LANGKAH KE DEPAN Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion 343 344 Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion LANGKAH LANGKAH KEDEPAN Seperti yang dibahas dalam buku ini, tatkala Indonesia memasuki

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat. Yessy Nurmalasari Dosen Luar Biasa STMIK Sumedang

Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat. Yessy Nurmalasari Dosen Luar Biasa STMIK Sumedang Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat Yessy Nurmalasari Dosen Luar Biasa STMIK Sumedang Abstrak Sumber daya pesisir dan lautan merupakan potensi penting dalam pembangunan masa depan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan manifestasi dari ekonomi rakyat, memiliki kedudukan, peran, dan potensi yang strategis dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya. Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE 2016-2021 VISI : TERWUJUDNYA PEMALANG HEBAT YANG BERDAULAT, BERJATIDIRI, MANDIRI DAN SEJAHTERA MISI : 1. Menjunjung tinggi kedaulatan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN Oleh: Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

Pengantar. responsibility (CSR).

Pengantar. responsibility (CSR). Pengantar Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya. Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberian

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K)

Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K) 1 Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K) Sasaran Rekomendasi : Kebijakan Pasar dan Perdagangan Latar Belakang Garam merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan yang dihadapi dunia begitu cepat dan dinamis. Perkembangan ekonomi tentunya memberikan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan pembangunan karena investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan manusia dan kualitas wilayahnya atau lingkungannya ke arah yang lebih baik. Pembangunan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Idealnya, program-program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam

Lebih terperinci

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelompok Wanita Tani Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

Lebih terperinci

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT History of em POWER ment Hubungan antara kekuasaan dan pemberdayaan Empowerment dikembangkan dari teori dasar kekuasaan (power) Empowerment merupakan pengembangan

Lebih terperinci

PERAN LURAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN MALUHU KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA 1

PERAN LURAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN MALUHU KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA 1 PERAN LURAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN MALUHU KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA 1 Heru Arnanda 2 Abstrak Kelurahan adalah pembagian wilayah administrasi yang ada di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk

Lebih terperinci

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMEBERIAN INSENTIF DAN PEMEBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KONAWE SELATAN i! DITERBITKAN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001 PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001 PERMUKIMAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Agenda 21 yang dicanangkan di Rio de Janeiro tahun 1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Sesuai dengan Permendagri 54/2010, visi dalam RPJMD ini adalah gambaran tentang kondisi Provinsi Sulawesi Selatan yang diharapkan terwujud/tercapai pada akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS A. Potensi Sumber Daya Pengembangan Wisata di Desa Kampung Baru Kecamatan

Lebih terperinci

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1 Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1 Oleh: Drs. Hiryanto, M.Si 2 A. Pendahuluan Pendidikan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang nomor 20

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha besar yang mengalami gulung tikar didera krisis. Pada saat yang bersamaan pula,

I. PENDAHULUAN. usaha besar yang mengalami gulung tikar didera krisis. Pada saat yang bersamaan pula, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan basis usaha rakyat yang secara mengejutkan mampu bertahan ditengah krisis ekonomi tahun 1997. Pada saat itu banyak usaha besar

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT BRIEF NOTE AMERTA Social Consulting & Resourcing Jl. Pulo Asem Utara Raya A20 Rawamangun, Jakarta 132 13220 Email: amerta.association@gmail.com Fax: 62-21-4719005 MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta km 2, yang terdiri dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta km

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 4 Oktober 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 3/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci