Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Abstrak"

Transkripsi

1 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Konstruksi di Proyek Pembangunan Ruko Cikarang Central City Tahun 2014 Olivia Suryani Gurning 1, L. Meily Kurniawidjaja 2 1. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 2. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok olivia.suryani11@ui.ac.id Abstrak Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir pengendalian risiko, jika pengendalian secara teknik dan administratif masih menyisakan risiko yang tidak dapat diturunkan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik untuk melihat faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD. Desain penelitian adalah cross sectional dan besar sampel 120 pekerja konstruksi di proyek pembangunan ruko Cikarang Central City. Pengambilan data primer menggunakan kuesioner, lembar observasi, dan wawancara. Hasil telitian menunjukkan 70,8% pekerja berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD. Hasil analisis menunjukkan empat faktor yang berhubungan signifikan dengan penggunaan APD yaitu pengetahuan APD, ketersediaan APD, pelatihan APD, dan pengawasan APD. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu sikap dan peraturan APD. Disarankan melakukan identifikasi dan penilaian risiko dalam pemilihan APD, analisis kebutuhan pelatihan pekerja, peningkatan sosialisasi peraturan, konsisten menerapkan peraturan dan peningkatan pengawasan. Analysis Of Factors That Related To Behavior The Use Of Personal Protective Equipment On Construction Worker At Cikarang Central City Construction Project Abstract The use of Personal Protective Equipment (PPE) is the final stage of risk control, if control techniques and administrative still leaves the risk that can not be derived. This research is a descriptive analytical study to know the risk factors that related to the use of PPE. Design research is cross sectional and involving 120 construction workers at Cikarang Central City construction project. Retrieval of data primary is using questionnaires, observation sheets, and interviews. The results of this research showed that there were 70,8% not well behave in the use of PPE. The results of this research showed there are four factor that had a significant relation with the use of PPE which are knowledge of PPE, availability of PPE, PPE training, and supervision of PPE. Meanwhile that does not have a relation are attitude and PPE regulation. It is recommended identification and risk assessment in the selection of PPE, requirements analysis employee training, the increase in socialization regulation, consistently applying rules and increased supervision. Keywords: Personal Protective Equipment, PPE, Construction workers PENDAHULUAN Industri bidang konstruksi merupakan salah satu industri yang kegiatan pekerjaannya berisiko tinggi bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi dibutuhkan berbagai sumber daya antara lain manusia, material/bahan dan peralatan. Interaksi dari

2 sumber daya tersebut memiliki kemungkinan untuk menimbulkan potensi bahaya yang menyangkut aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Pada tahun 2005 di Amerika, tingkat kematian yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi berkisar 11,1 kematian per pekerja. Di Italia dan Spanyol, tingkat kematian akibat kecelakaan kerja di konstruksi tahun 2005 berkisar antara 14 kematian per pekerja, sedangkan di Jerman berkisar 6 kematian per pekerja (Elcosh, 2014). Berdasarkan hasil temuan Aksorn, T. dan Hadikusumo, B.H.W. (2007) pada 214 pekerja konstruksi di Thailand, mengungkapkan bahwa perilaku berisiko yang paling sering terjadi adalah pekerja yang tidak menggunakan APD sebanyak 140 pekerja. Di Hongkong, kasus PAK pneumoconiois adalah peringkat kedua dengan penyakit terbanyak yaitu silikosis dan asbestosis dimana pasiennya adalah pekerja konstruksi (Labour Department Hongkong, 2004). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir pengendalian risiko, jika pengendalian secara teknik dan administratif masih menyisakan risiko yang tidak dapat diturunkan. Penggunaan APD di tempat kerja mempunyai peranan yang sangat penting, untuk melindungi pekerja dari kecelakaan akibat kerja (KAK) dan penyakit akibat kerja (PAK). Namun, besarnya manfaat dari penggunaan APD pada saat bekerja tidak menjamin semua pekerja akan memakainya, karena ternyata masih banyak juga pekerja yang tidak menggunakannya. Banyak faktor yang mempengaruhi pekerja untuk tidak menggunakan APD, yang mana hal tersebut berhubungan dengan perilaku. CCC merupakan proyek konstruksi pembangunan kawasan ruko. Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan, ditemukan 75% pekerja menggunakan APD dengan tidak lengkap. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menjelaskan faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri sehingga nantinya dapat dilakukan upaya perbaikan perilaku pekerja konstruksi CCC. TINJAUAN TEORITIS Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2012). Green (1980), mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior causes). Dan perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu: 1. Faktor predisposisi (predisposing factors), merupakan faktor yang mendahului terhadap perilaku yang memberikan alasan atau motivasi bagi perilaku, yang

3 terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2. Faktor pendukung (enabling factors), merupakan faktor yang mendahului terhadap perilaku yang memungkinkan motivasi atau aspirasi untuk direalisasikan, yang terwujud dalam keterampilan pribadi, dan sumber daya serta sumber daya masyarakat. 3. Faktor pendorong (reinforcing factors), merupakan faktor berikutnya yang terwujud dalam memberikan reward, insentif atas kontribusi terhadap ketekunan, atau hukuman atas perilaku. Model Green digambarkan sebagai berikut: Faktor Predisposisi Pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, variable demografik tertentu 6 Faktor Pemungkin 1 Ketersediaan sumber daya, keterjangkauan, prioritas dan komitmen, dan keterampilan 2 5 Perilaku Faktor Penguat Keluarga, teman, petugas, kepala/ketua, pembimbing 4 3 Gambar 1. Faktor Kontribusi Perilaku Kesehatan (Green, 1980) Dalam gambar 1 memfokuskan pada beberapa asumsi tentang hubungan kausal antara faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis pendidikan. Urutan sebab-akibat, seperti yang ditunjukkan oleh angka-angka, biasanya diharapkan (1) motivasi awal untuk bertindak, (2) pengembangan sumber daya untuk mengaktifkan tindakan, (3) reaksi terhadap perilaku dari orang lain, sehingga (4) mendorong dan memperkuat perilaku atau hukuman atas perilaku. Akhirnya, (5) penguat atau hukuman atas perilaku mempengaruhi faktor predisposisi, seperti halnya faktor-faktor pendukung (6). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif untuk melihat faktor determinan yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD pada

4 pekerja. Metode yang digunakan adalah cross sectional, dimana pengambilan data yang menyangkut variabel dependen yaitu perilaku penggunaan APD dan variabel independen yaitu pengetahuan APD, sikap, ketersediaan, pelatihan APD, peraturan APD, dan pengawasan APD dilakukan dalam waktu bersamaan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner, lembar observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder didapatkan dari data perusahaan dan studi pustaka. Populasi penelitian pekerja konstruksi di proyek CCC berjumlah 120 orang. Sedangkan besar minimal sampel dengan kekuatan uji 80% menggunakan rumus uji Hipotesis Beda 2 Proporsi adalah 388 orang. Namun karena keterbatasan jumlah populasi pekerja maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, dan besar kekuatan uji penelitian ini yaitu 34,1%. Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan sistem komputerisasi program Statistical Package for Sosial Science (SPSS) melalui editing, coding, entry, cleaning serta analisis data dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis data penelitian ini adalah univariat dan bivariat. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Responden Total N = 120 % Umur Pendidikan SMA SMP SD Lama Bekerja 1 Tahun >1 Tahun Karakteristik responden merupakan gambaran identitas pekerja yang dijadikan sampel dalam penelitian, meliputi umur, pendidikan, dan lama kerja. Distribusi umur responden paling banyak berkisar antara 18 tahun sampai 26 tahun, yaitu 52 responden (43,3%), pendidikan paling banyak pada jenjang pendidikan SMA, yaitu 80 responden (66,7%), sedangkan lama kerja paling banyak bekerja kurang dari 1 tahun, yaitu 92 responden (76,7%)

5 Frekuensi Distribusi Responden Menurut Faktor Independen dan Dependen Berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku penggunaan APD 120 pekerja konstruksi CCC, ditemukan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku yang tidak baik terhadap penggunaan APD, yaitu sebesar 85 pekerja (70,8%), sedangkan responden yang berperilaku baik yaitu sebesar 35 pekerja (29,2%). Dan berdasarkan hasil jawaban kuesioner terhadap 120 pekerja, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Frekuensi Distribusi Responden Menurut Faktor Independen Yang Diteliti Pada Pekerja Konstruksi di Proyek CCC Faktor Risiko Pengetahuan Tinggi Rendah Sikap Positif Negatif Ketersediaan APD Memadai Kurang memadai Pelatihan APD Memadai Kurang memadai Peraturan APD Baik Kurang baik Pengawasan APD Baik Kurang baik Perilaku Total Baik Tidak Baik N = 35 % N = 85 % N = 120 % ,3 45,7 65,7 34,3 77,1 22,9 68,6 31, ,3 25, ,5 83,5 77,6 22,4 25,9 74,1 32,9 67,1 67,1 32,9 21,2 78, ,5 72,5 74,2 25,8 40,8 59,2 43,3 56, ,7 63,3 P Value OR (95% CI) 0,000 6,02 (2,50 14,48) 0, (0,23 1,31) 0, (3,82 24,40) 0,001 4,44 (1,90 10,33) 0,52 0,73 (0,32 1,66) 0,000 10,75 (4,28 26,96) Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan APD Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti nilai p α dengan α = 5% (0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan proporsi pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD (Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD). Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai OR = 6,02 (95% CI : 2,50 14,48), hal ini dapat diartikan bahwa responden yang berpengetahuan rendah berisiko 6 kali untuk berperilaku tidak baik dalam menggunakan APD dibandingkan dengan responden yang pengetahuannya baik (Tabel 2).

6 Hubungan Sikap dengan Perilaku Penggunaan APD Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,25 yang berarti nilai p > α dengan α = 5% (0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan proporsi sikap dengan perilaku penggunaan APD terhadap risikonya baik dan kurang baik (Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku penggunaan APD). Besar perbedaan dapat pula dilihat dari nilai OR = 0,55 (95% CI : 0,23 1,31), hal ini dapat diartikan bahwa responden yang sikapnya negatif berisiko 1 kali untuk berperilaku tidak baik dalam menggunakan APD dibandingkan dengan responden yang sikapnya positif. Tetapi nilai tersebut tidak bermakna secara statistik (Tabel 2). Hubungan Ketersediaan APD dengan Perilaku Penggunaan APD Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti nilai p α dengan α = 5% (0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan proporsi ketersediaan APD dengan perilaku penggunaan APD (Ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan APD dengan perilaku penggunaan APD). Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai OR = 9,66 (95% CI : 3,82 24,40), hal ini dapat diartikan bahwa responden yang menyatakan ketersediaan APD kurang memadai berisiko 10 kali untuk berperilaku tidak baik dalam menggunakan APD dibandingkan dengan responden yang menyatakan ketersediaan APD memadai (Tabel 2). Hubungan Pelatihan APD dengan Perilaku Penggunaan APD Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001 yang berarti nilai p α dengan α = 5% (0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan proporsi pelatihan APD dengan perilaku penggunaan APD (Ada hubungan yang signifikan antara pelatihan APD dengan perilaku penggunaan APD). Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai OR = 4,44 (95% CI : 1,90 10,33), hal ini dapat diartikan bahwa responden yang menyatakan pelatihan APD kurang memadai berisiko 4 kali untuk berperilaku tidak baik dalam menggunakan APD dibandingkan dengan responden yang menyatakan pelatihan APD memadai (Tabel 2). Hubungan Peraturan APD dengan Perilaku Penggunaan APD Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,52 yang berarti nilai p > α dengan α = 5% (0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

7 perbedaan proporsi peraturan APD dengan perilaku penggunaan APD (Tidak ada hubungan yang signifikan antara peraturan APD dengan perilaku penggunaan APD). Besar perbedaan dapat pula dilihat dari nilai OR = 0,73 (95% CI : 0,32 1,66), hal ini dapat diartikan bahwa responden yang menyatakan sosialisasi peraturan APD kurang baik berisiko 1 kali untuk berperilaku tidak baik dalam menggunakan APD dibandingkan dengan responden yang menyatakan sosialisasi peraturan APD baik (Tabel 2). Hubungan Pengawasan APD dengan Perilaku Penggunaan APD Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti nilai p α dengan α = 5% (0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan proporsi pengawasan APD dengan perilaku penggunaan APD (Ada hubungan yang signifikan antara pengawasan APD dengan perilaku penggunaan APD). Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai OR = 10,75 (95% CI : 4,28 26,96), hal ini dapat diartikan bahwa responden yang menyatakan pengawasan APD kurang baik berisiko 11 kali untuk berperilaku tidak baik dalam menggunakan APD dibandingkan dengan responden yang menyatakan pengawasan APD baik (Tabel 2). PEMBAHASAN Banyaknya perilaku tidak baik dalam penggunaan APD di proyek CCC tidak sejalan dengan standar Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 dalam pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko. Abudayyeh, et al berpendapat bahwa dalam komitmen keselamatan dibutuhkan dukungan manajemen. Manajemen harus memastikan bahwa sumber daya memadai telah dialokasikan untuk kegiatan keselamatan dan melaksanakan pertemuan rutin dan pelatihan di proyek. Selain itu, kerja sama tim dari semua tingkat staf di perusahaan harus terlibat dalam program keselamatan; meningkatkan keselamatan harus dilihat sebagai upaya kolektif yang membutuhkan kerja sama dari semua orang yang terlibat (Abudayyeh, et al, 2006). Rekomendasi utama dalam perbaikan perilaku penggunaan APD adalah komitmen manajemen proyek terhadap setiap program APD. Dalam pengendalian risiko, manajemen bersama-sama pekerja berkewajiban melakukan upaya pengendalian risiko. Pengendalian yang baik memang memerlukan biaya yang cukup besar, tapi jauh lebih murah daripada kerugian yang ditimbulkan bila terjadi kecelakaan atau penyakit (Kurniawidjaja, 2011). Oleh karena itu, pelaksanaan program APD

8 sebagai pengendalian terakhir sangat dibutuhkan komitmen yang besar baik dari manajemen perusahaan dan pekerja. Pengetahuan APD Green, et al (1980) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor berpengaruh (predisposing factor) yang mendorong atau menghambat individu untuk berperilaku. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun hubungan positif antara kedua variabel ini telah diperlihatkan dalam sejumlah penelitian yang dilakukan sampai saat ini. Berdasarkan studi yang telah dilakukan Haslam, et al (2005) di Inggris, menyatakan bahwa hal yang mendasari pengetahuan keselamatan tidak memadai, disebabkan kurangnya pendidikan dan pelatihan. Pendidikan yang efektif melengkapi individu dengan kemampuan untuk menganalisis situasi dan merespons dengan tepat. Pelatihan memberikan instruksi tentang bagaimana suatu tindakan harus dilakukan. Dan diharapkan kombinasi dari keduanya yaitu pendidikan dan pelatihan. Hasil telitian yang telah dilakukan pada pekerja konstruksi di proyek CCC menunjukkan bahwa 72,5% responden berpengetahuan rendah. Hal ini diduga berhubungan dengan banyak dari pekerja berpendidikan SMP dan SD yaitu 43,3%, pekerja usia muda tahun yaitu 68,3% dan faktor pelatihan APD kurang memadai. Selain itu, hasil telitian di proyek CCC menunjukkan bahwa terdapat 16 responden yang berperilaku baik dalam penggunaan APD, namun berpengetahuan rendah mengenai APD. Hal ini diduga berhubungan dengan faktor peraturan APD yang mendorong pekerja untuk berperilaku baik. Hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa 16 responden tersebut menyatakan sosialisasi peraturan APD di proyek CCC sudah baik. Sebaliknya, terdapat 14 responden yang berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD namun berpengetahuan tinggi. Hal ini diduga berhubungan dengan faktor ketersediaan APD. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa responden tersebut menyatakan ketersediaan APD kurang memadai. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya perbaikan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai APD antara lain penambahan jadwal pelatihan APD, memasang papan wajib baca mengenai manfaat penggunaan APD, dan memasang gambar mengenai petunjuk cara menggunakan APD dengan benar dan sesuai dengan pekerjaan, di ruang loker APD proyek. Sikap APD Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa sikap tidak sama dengan perilaku. Meskipun demikian perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang. Suatu kecenderungan untuk

9 berespon adalah bila seseorang yang mempunyai sikap, pada umumnya mengetahui perilaku apa yang akan dilakukannya bila bertemu dengan objeknya. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya suatu tindakan, misalnya adanya fasilitas. Hasil telitian yang telah dilakukan pada pekerja konstruksi di proyek CCC menunjukkan bahwa 25,8 % responden bersikap negatif. Diantaranya terdapat responden yang bersikap negatif dan beperilaku tidak baik, yaitu 19 responden. Hal ini diduga berhubungan dengan pengetahuan dan pelatihan APD. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa responden tersebut berpengetahuan rendah dan menyatakan pelatihan APD kurang memadai, sehingga pekerja kurang termovitasi untuk berperilaku baik dalam penggunaan APD. Selain itu, hasil telitian di proyek CCC menunjukkan bahwa terdapat 12 responden bersikap negatif dan berperilaku baik. Hal ini diduga berhubungan dengan peraturan dan pengawasan APD. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa responden tersebut menyatakan sosialisasi peraturan APD dan pengawasan APD sudah baik. Sebaliknya, terdapat 66 responden yang berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD namun sebenarnya memiliki sikap yang baik terhadap penggunaan APD. Hal ini diduga berhubungan dengan faktor ketersediaan APD di proyek CCC yang kurang memadai. Walaupun sikap tidak berhubungan dengan perilaku penggunaan APD, seyogianya perusahaan perlu mempertahankan dengan cara dimonitoring dan memberikan perbaikan segera untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi pekerja terhadap manfaat penggunaan APD. Pemberian pelatihan APD yang tepat dan memadai diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan motivasi pekerja untuk bersikap positif selalu menggunakan APD. Ketersediaan APD Menurut OSHA (2003), untuk menjamin perlindungan bagi karyawan di tempat kerja, pengusaha bertanggung jawab untuk menyediakan APD yang sesuai bagi karyawan. Berdasarkan studi yang dilakukan Cheng, et al (2010) pada 800 kasus kecelakaan kerja konstruksi di Taiwan, menyatakan bahwa 47% dari kecelakaan kerja disebabkan perusahaan tidak memberikan APD yang cukup untuk pekerja. Hasil telitian yang telah dilakukan di proyek CCC menunjukkan bahwa pekerja yang menyatakan ketersediaan APD kurang memadai 59, 2% responden. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, bahwa perencanaan pemilihan dan penyediaan APD di proyek CCC masih kurang baik. Selain itu, hasil telitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat 8 responden

10 menyatakan ketersediaan APD kurang memadai dan berperilaku baik. Hal ini diduga responden tersebut melihat keadaan di lapangan bahwa masih terdapat rekan kerjanya yang tidak mendapatkan APD. Berdasarkan informasi dari hasil wawancara dengan petugas SHE Officer menyatakan ketersediaan APD sudah memadai sedangkan berdasarkan hasil observasi di lapangan, ketersediaan APD di proyek CCC masih kurang memadai. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan identifikasi dan risk assessment dalam perencanaan penyediaan APD untuk memilih APD yang diperlukan dan sesuai potensi bahaya dari masing-masing pekerjaan. Pengendalian teknik dan administratif harus diutamakan, bila risiko tersisa masih tinggi maka dianjurkan untuk menyediakan APD. Selain itu, jenis dan kecukupan APD juga harus jelas. Jika memungkinkan penggunaan safety belt diganti dengan body harness. Pelatihan APD Berdasarkan studi yang dilakukan Cheng, et al (2010), pada 800 kasus kecelakaan kerja konstruksi di Taiwan, bahwa 53% kasus kecelakaan ditemukan pekerja menggunakan APD dengan tidak benar, hal ini disebabkan kurangnya pelatihan. Oswald, et al (2013) menyatakan bahwa pelatihan, pengalaman, persepsi risiko, budaya keselamatan, dan manajemen merupakan faktor yang paling mungkin mempengaruhi respon perilaku individu. Hasil telitian yang telah dilakukan pada pekerja konstruksi di proyek CCC menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelatihan APD kurang memadai 56,7% responden. Hal ini diduga berhubungan dengan pelatihan APD tidak diwajibkan untuk seluruh pekerja. Berdasarkan informasi dari hasil wawancara dengan petugas SHEO Officer dan Safety Supervisor bahwa seluruh pekerja tidak diwajibkan mengikuti pelatihan, cukup perwakilan beberapa orang dari setiap mandor. Selain itu, hasil telitian di proyek CCC menunjukkan bahwa terdapat 11 responden menyatakan pelatihan APD kurang memadai dan berperilaku baik. Hal ini diduga berhubungan dengan peraturan APD dan sikap. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa responden tersebut menyatakan peraturan APD baik, dan bersikap positif. Sebaliknya, terdapat 28 responden berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD namun menyatakan pelatihan APD sudah memadai. Hal ini diduga bahwa responden tersebut kurang termotivasi setelah mengikuti pelatihan. Pekerja konstruksi merupakan pekerja musiman, dimana pekerjaan tersebut bersifat sementara dan hanya dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu saja. Diduga banyak diantara mereka juga mempunyai

11 pekerjaan lain sebagai petani atau nelayan di kampung halamannya. Sehingga para pekerja tidak fokus mengikuti pelatihan karena beban kerja yang berat. Oleh karena itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan APD yang memadai bagi seluruh pekerja dan melakukan need analysis agar pelatihan yang diberikan spesifik dan sesuai dengan pekerjaan. Program pelatihan APD harus diwajibkan diikuti oleh seluruh pekerja. Terhadap pekerja yang kurang termotivasi mengikuti pelatihan, manajemen diharapkan lebih aktif untuk melakukan pendekatan personal. Peraturan APD Salah satu cara mencegah kecelakaan kerja adalah dengan peraturan yaitu ketentuan yang harus dipatuhi mengenai kondisi kerja pada umumnya seperti pemeliharaan, pengawasan, pengoperasian peralatan, dan pertolongan pertama (ILO, 1989). Menurut Faroouqi, et al (2009), mendisiplinkan pekerja adalah sulit tetapi membutuhkan waktu. Pekerja harus diberi kesadaran bahwa keselamatan adalah bagian dari prosedur dan ketidakpatuhan tidak dapat ditoleransi karena untuk mencegah cedera atau kematian. Mengingatkan pekerja bahwa keselamatan mereka merupakan perhatian utama bagi perusahaan adalah sangat penting untuk meningkatkan komitmen terhadap prosedur keselamatan. Hasil telitian yang telah dilakukan di proyek CCC menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sosialisasi peraturan APD kurang baik 35% responden. Hal ini diduga berhubungan dengan sosialisasi sangsi peraturan APD kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan SHE Officer dan Safety Supervisor proyek CCC, bahwa sangsi jika pekerja tidak menggunakan APD adalah diberhentikan sementara dari pekerjaannya sampai mendapatkan APD. Namun sosialisasi mengenai sangsi tidak didukung pada pemasangan papan wajib baca atau spanduk. Selain itu, hasil telitian di proyek CCC menunjukkan bahwa terdapat 14 responden menyatakan peraturan APD kurang baik dan berperilaku baik. Hal ini diduga berhubungan dengan pengetahuan APD, dimana berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa responden tersebut berpengetahuan tinggi. Sebaliknya, terdapat 57 responden yang berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD namun menyatakan sosialisasi peraturan APD sudah baik. Hal ini diduga berhubungan dengan pengawasan APD dan ketersediaan APD. Dimana berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa responden tersebut menyatakan pengawasan APD kurang baik, dan ketersediaan APD kurang memadai. Walaupun peraturan APD tidak berhubungan dengan perilaku penggunaan APD, seyogianya perusahaan perlu meningkatkan sosialisasi peraturan APD antara lain penambahan

12 informasi mengenai sangsi tegas jika pekerja tidak menggunakan APD pada papan wajib baca atau spanduk. Selain itu, perusahaan harus konsisten dalam melaksanakan peraturan dan menerapkan sangsi yang berlaku. Pengawasan APD Berdasarkan studi yang telah dilakukan Haslam, et al (2005) pada 100 kasus kecelakaan konstruksi di Inggris, menunjukkan bahwa pengawas konstruksi sangat terbatas untuk melakukan kegiatan yang terkait dengan pengawasan keselamatan. Sejalan dengan studi tersebut, Seokho, et al (2013) berpendapat kurangnya pengawasan atau perilaku tidak menggunakan APD dapat menimbulkan risiko yang lebih tinggi terkena alat bergerak atau benda jatuh dari sekitarnya. Hasil telitian yang dilakukan di proyek CCC menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pengawasan APD kurang baik 63,3% responden. Hal ini diduga berhubungan dengan kurangnya petugas pengawas di proyek CCC. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hanya terdapat 2 orang petugas safety di proyek CCC yaitu seorang SHE Officer dan seorang Safety Supervisor yang melakukan pengawasan rutin pengunaan APD pekerja. Selain itu, hasil telitian di proyek CCC menunjukkan bahwa terdapat 9 responden menyatakan pengawasan APD kurang baik dan berperilaku baik. Hal ini diduga berhubungan dengan faktor pengetahuan dan sikap. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa responden tersebut berpengetahuan tinggi dan bersikap positif. Sebaliknya, terdapat 18 responden berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD namun menyatakan pengawasan APD baik. Hal ini diduga berhubungan juga dengan faktor pengetahuan APD dan sikap. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner didapatkan bahwa respoden tersebut bersikap negatif dan berpengetahuan rendah. Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan pengawasan penggunaan APD dengan cara menghimbau setiap pegawai kantor di proyek CCC untuk wajib menegur dan turut memberikan sangsi yang berlaku jika menemukan pekerja tidak menggunakan APD saat bekerja. Selain itu dengan memberikan teman pendamping bagi setiap pekerja baru untuk mengingatkan mereka menggunakan APD saat bekerja.

13 SIMPULAN Berdasarkan telitian yang telah dilakukan pada pekerja konstruksi di proyek CCC, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pekerja berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD di proyek pembangunan ruko Cikarang Central City terdapat 70,8% pekerja 2. Responden berpengetahuan rendah 72,5% pekerja, bersikap negatif 25,8% pekerja, ketersediaan APD kurang memadai 59,2% pekerja, pelatihan APD kurang memadai 56,7% pekerja, peraturan APD kurang baik 35% pekerja, dan pengawasan APD kurang baik 63,3% pekerja. 3. Hasil analisis menunjukkan empat faktor yang berhubungan signifikan dengan penggunaan APD yaitu pengetahuan APD, ketersediaan APD, pelatihan APD, dan pengawasan APD. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu sikap dan peraturan APD. SARAN Saran yang dapat direkomendasikan untuk mengatasi atau meminimalisasi perilaku tidak baik dalam penggunaan APD pada pekerja konstruksi di proyek CCC yaitu meningkatkan komitmen manajemen terhadap program APD, antara lain: 1. Meningkatkan pengetahuan pekerja antara lain pemasangan papan wajib baca yang memuat informasi mengenai bahaya dan risiko di tempat kerja serta manfaat besar dari penggunaan APD saat bekerja, dan pemasangan gambar petunjuk mengenai cara menggunakan APD yang baik dan benar. 2. Mempertahankan dan meningkatkan sikap positif pekerja dengan tetap dimonitoring dan memberikan perbaikan segera. 3. Melakukan identifikasi dan risk assessment dalam pemilihan APD yang diperlukan dan sesuai dengan potensi bahaya dari masing-masing pekerjaan. 4. Melakukan need analysis dalam perencanaan pelaksanaan pelatihan APD. Dan mewajibkan seluruh pekerja untuk mengikuti pelatihan APD. 5. Meningkatkan sosialisasi peraturan APD antara lain pemasangan papan wajib baca atau spanduk mengenai sangsi tegas jika tidak menggunakan APD. Dan perusahaan diharapkan konsisten dalam melaksanakan peraturan dan menerapkan sangsi yang berlaku. 6. Meningkatkan pengawasan APD dengan cara melibatkan setiap pegawai PT. Pembangunan Perumahan di proyek Cikarang Central City dan memberikan teman pendamping bagi setiap pekerja baru.

14 KEPUSTAKAAN Abudayyeh, O., et al. (2006). An Investigation Of Management s Commitment to Construction Safety. International Journal of Project Management, 24(2), pp Aksorn, T., & Hadikusumo, B.H.W. (2007). The Unsafe Acts and the Decision to Err Factors of Thai Construction Workers. Journal of Construction in Developing Countries, Vol. 12, No. 1. Cheng, C. W., et al. (2010). Characteristic analysis of occupational accidents at small construction enterprises. Safety Science, 48, Electronic Library of Construction Occupational Safety and Health. (2014). The Construction Chart Book 4th Edition: Section 31: Construction Death and Injury Rates in Selected Industrial Countries. U.S.A : Available from Farooqui, R.U., et al. (2009). Addressing the Issue of Compliance with Personal Protective Equipment on Construction Worksites: A Workers Perspective. South Florida: Florida International University Green,L zw., et al (1980). Health Education Planning A Diagnostic Approach. America: Mayfield Publisng Company. Haslam, R. A., et al. (2005). Contributing factors in construction accidents. Applied Ergonomics, 36, International Labour Organization. (1989). Pencegahan Kecelakaan: Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Kurniawidjaja, L. M. (2011). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja [Cetakan Kedua Edisi Pertama]. Jakarta: Universitas Indonesia Press Labour Department Hongkong. (2007). Safety environment. Available from: Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Occupational Safety and Health Administration. (2003). Personal Protective Equipment. U.S Department of Labor: OSHA Oswald, D., Sherratt, F., and Smith, S. (2013). Exploring Factors Affecting Unsafe Behaviours In Construction. U.K : Association of Researchers in Construction Management, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Seokho, Sangwon, and Kim, D.Y. (2013). The Relationship between Unsafe Working Conditions and Workers Behavior and Their Impacts on Injury Severity in the U.S. Construction Industry. Journal of Construction Engineering and Management, 139 (7), pp Australia: Queensland University of Technology

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO THE

Lebih terperinci

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN 6.. Karakteristik Responden Distribusi responden yang berpendidikan SMP yaitu 55.6% lebih besar dibandingkan dengan SMA yaitu 38.0%. Umur responden antara 20-35 tahun sebesar 46.30%

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) (Studi di Depo Lokomotif PT. Kereta Api (Persero) Daop IX Jember) SKRIPSI

Lebih terperinci

Analisis Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Di Area Kerja Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014

Analisis Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Di Area Kerja Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 Analisis Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Di Area Kerja Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 Arahon Fransiska 1, Hendra 2 1. Sarjana Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu Knowledge and Attitudes Workers in the use of Personal Protective Equipment

Lebih terperinci

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi* HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG MUSEUM COELACANTH ARK MANADO Bill Rudolf Woy*, Nancy S.H. Malonda*,

Lebih terperinci

Megy Armada Putra, L. Meily Kurniawidjaja. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Megy Armada Putra, L. Meily Kurniawidjaja. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Tinjauan Faktor Perilaku Kerja Tidak Selamat pada Pekerja Konstruksi Bagian Finishing PT. Djasa Ubersakti Proyek Pembangunan Bogor Valley Residence dan Hotel Tahun 2014 Megy Armada Putra, L. Meily Kurniawidjaja

Lebih terperinci

SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGELASAN DI PT. OMETRACO ARYA SAMANTA SURABAYA

SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGELASAN DI PT. OMETRACO ARYA SAMANTA SURABAYA SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGELASAN DI PT. OMETRACO ARYA SAMANTA SURABAYA Oleh : YANZEN KUSUMA AYU KINANTI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KEPATUHAN TERHADAP PROSEDUR, KELELAHAN, DAN PENGGUNAAN APD DENGAN KEJADIAN MINOR INJURY PADA OPERATOR PRODUKSI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN PASIR DI KLATEN Silvia Rahmania, Bina

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Irene Tampinongkol*,

Lebih terperinci

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 2 / Agustus 2014 Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar Zulkifli

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

Atsni Kautsar Rahmawani, Zulkuifli Djunaidi. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Atsni Kautsar Rahmawani, Zulkuifli Djunaidi. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja (Operator) Di Area Wood Working I PT Yamaha Indonesia Tahun 2014 Atsni Kautsar Rahmawani, Zulkuifli Djunaidi Departemen

Lebih terperinci

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KENYAMANAN PEKERJA DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS LISTRIK KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HSU TAHUN 2016 Gusti Permatasari, Gunung Setiadi,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI Oleh : NIM 101311123051 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) Husen *, Puji Lestari ** *Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, STIKes BINAWAN **Mahasiswa Program K3 STIKes

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Irene Tampinongkol*,

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI Oleh Rizqi Fitria Prakasiwi NIM 052110101053

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN K3 DENGAN SIKAP TERHADAP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI SENTRA INDUSTRI PANDE BESI DESA PADAS KECAMATAN KARANGANOM KABUPATEN KLATEN Skripsi ini

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Kairupan Felly

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI SECTION COMPONENT BODY AND WELDING DEPARTEMEN PRODUKSI MINIBUS PT.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI SECTION COMPONENT BODY AND WELDING DEPARTEMEN PRODUKSI MINIBUS PT. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI SECTION COMPONENT BODY AND WELDING DEPARTEMEN PRODUKSI MINIBUS PT. X SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PROMOSI K3 PADA PEKERJA INFORMAL DI C.V TRITAS BINTANG MANDIRI DI PERUMAHAN TAMAN SARI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO David K. Mamboh*, Nancy Malonda*, Johan Josephus*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada proses pekerjaan konstruksi banyak menyerap tenaga kerja dan dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran perusahaan layanan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA KERANGKA BANGUNAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA KERANGKA BANGUNAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA KERANGKA BANGUNAN (Proyek Hotel Mercure Grand Mirama Extention di PT. Jagat Konstruksi Abdipersada) Ika Anjari Doy Saputri, Indriati

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional untuk mengetahui tingkat kelelahan (fatigue) kerja akibat kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI Reni Sulistyowati 1, Septi Kurniawati 1 1. Dosen Prodi D III Kebidanan Akademi Kesehatan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KULI BANGUNAN DALAM PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KULI BANGUNAN DALAM PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KULI BANGUNAN DALAM PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) di Proyek OKAZ The Islamic Open Market Ponorogo Oleh : VELYCO CLARINA IKA GUTAMA

Lebih terperinci

Bagian Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Bagian Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Hubungan Kelengkapan Alat Pelindung Diri, Lama Pembagian Waktu Kerja, dan Pemahaman Pekerja Tentang Briefing dengan Kecelakaan Kerja di Pabrik Kelapa Sawit PT. Bukit Barisan Indah Prima Jambi Armaidi Darmawan

Lebih terperinci

AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (2) 2017, Available online at

AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (2) 2017, Available online at AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (2) 2017, 153 158 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/jika/ Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Ditinjau dari Pengetahuan dan Perilaku

Lebih terperinci

Wijayanti, et al, Substandard Actions Pada Pekerja Proyek Konstruksi Jember Icon, Kabupaten..

Wijayanti, et al, Substandard Actions Pada Pekerja Proyek Konstruksi Jember Icon, Kabupaten.. Substandard Actions pada Pekerja Proyek Konstruksi Jember Icon, Kabupaten Jember (Substandard Actions to Construction Workers of Jember Icon Project in Jember District) Triana Gamar Wijayanti 1, Anita

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: ) JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJAAN KETINGGIAN DI PT. X

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJAAN KETINGGIAN DI PT. X FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJAAN KETINGGIAN DI PT. X Radita Mahendra, Bina Kurniawan, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan ABSTRAK Sidik Abdul Azis, R0211046, 2015. Hubungan Pengetahuan Penggunaan APD Masker dengan Kedisiplinan Penggunaannya pada Pekerja Bagian Sewing Garmen di PT. Dan Liris, Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatanya dan melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA KEMBANG SARI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Heidy Manggopa*, Paul A.T.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Hal ini dimungkinkan karena di PT. Pertamina (Persero) RU V selalu

BAB V PEMBAHASAN. Hal ini dimungkinkan karena di PT. Pertamina (Persero) RU V selalu BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Pengetahuan hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 39.66%, pengetahuan sedang sebesar 60.34% dan pengetahuan buruk sebesar 0%.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan hasil analisis data yang telah diperoleh peneliti selama tanggal 7 Mei - 16 Mei 2008 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang. Responden penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU AMAN PADA PEKERJA GALANGAN KAPAL DI PT DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) CABANG PALEMBANG PERIODE OKTOBER TAHUN 2012

ANALISIS PERILAKU AMAN PADA PEKERJA GALANGAN KAPAL DI PT DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) CABANG PALEMBANG PERIODE OKTOBER TAHUN 2012 VOLUME 4 Nomor 02 Juli 2013 Artikel Penelitian ANALISIS PERILAKU AMAN PADA PEKERJA GALANGAN KAPAL DI PT DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) CABANG PALEMBANG PERIODE OKTOBER TAHUN 2012 ANALYSIS OF SAFE

Lebih terperinci

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE Christian Adie Vernatha 1, Bryan Tanos 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK Tower crane merupakan alat berat yang sangat bermanfaat dan mampu menggantikan

Lebih terperinci

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 Oleh: ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. 061000113

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Frekuensi Kunjungan Ibu Yang Memiliki Anak Balita Ke Posyandu Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010 Mutiara N.J, 2010; Pembimbing : July Ivone, dr., M.K.K.,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J HUBUNGAN PERSEPSI RISIKO KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DENGAN KEDISIPLINAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BAGIAN PRODUKSI JALUR 1 DAN 2 DI PT WIKA BETON BOYOLALI Tbk. Skripsi ini

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TKBM DI PELABUHAN PEKANBARU TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TKBM DI PELABUHAN PEKANBARU TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TKBM DI PELABUHAN PEKANBARU TAHUN 015 THE FACTORS RELATED WITH OCCUPATIONAL FATIGUE ON TKBM WORKERS IN PORT PEKANBARU 015 Retno Putri 1)* 1) Departemen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO Renaldi S. Sondakh*, Sulaemana Engkeng*, Christian R. Tilaar*

Lebih terperinci

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira *), Nurjanah, S.KM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA Enny Fitriahadi STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: ennyfitriahadi@rocketmail.com Abstract:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI K3 KARYAWAN DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN DI BAGIAN PRODUKSI UNIT IV PT. SEMEN TONASA

HUBUNGAN PERSEPSI K3 KARYAWAN DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN DI BAGIAN PRODUKSI UNIT IV PT. SEMEN TONASA HUBUNGAN PERSEPSI K3 KARYAWAN DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN DI BAGIAN PRODUKSI UNIT IV PT. SEMEN TONASA The Relationship between Employee s Perception of Occupational Safety and Health and Unsafe Work Behavior

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang). HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA THE RELATIONSHIP BETWEEN WORK MOTIVATION WITH THE PERFORMANCE OF HEALTH WORKERS IN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.1, Juni 2014, hal 26-31 Artikel VI HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN Relation of Quality of Health

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT. SUMBER ALAM SEJAHTERA BEHAVIORAL FACTORS ASSOCIATED

Lebih terperinci

MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA

MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Denty Rosalin R.0011030 PROGRAM

Lebih terperinci

dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Vol 7 No.1 Tahun 2011 Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA RADIOGRAFER

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER

Lebih terperinci

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Compliance Use of Personal Protective Equipment in Las Workers in Indramayu Riyan Suprianto, Aman Evendi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SAFETY TALK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (Studi di Unit Maintenance PT Holcim Indonesia Tbk) Oleh : FAJAR GUMELAR UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR Nur Alam Fajar * dan Misnaniarti ** ABSTRAK Penyakit menular seperti diare dan ISPA (Infeksi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional dimana semua variabel yang ditetapkan diteliti pada waktu yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia) PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia) Putri Hartaningrum *, Binti Mualifatul, Haidar Natsir Program Studi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA Woodford B. S. Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM HUBUNGAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM 092310101070

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MODOINDING KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Susdita R. Mailangkay*, Ardiansa A.T.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data didapat beberapa kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data didapat beberapa kesimpulan sebagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Komitmen manajemen (commitment) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer

Lebih terperinci

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN DALAM PEMANFAATAN PUSKESMAS MOLOMPAR OLEH MASYARAKAT DESA MOLOMPAR II KECAMATAN TOMBATU TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan seseorang. Saat bekerja kita mengharapkan lingkungan yang aman dan sehat sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. TYFOUNTEX INDONESIA, SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. TYFOUNTEX INDONESIA, SUKOHARJO HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. TYFOUNTEX INDONESIA, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J HUBUNGAN PERSEPSI RISIKO KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DENGAN KEDISIPLINAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI JALUR 1 DAN 2 PT WIKA BETON BOYOLALI Tbk. ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic

Lebih terperinci

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN IBU HAMIL MEMILIH PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Untuk memenuhi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN SAFE BEHAVIOR PEKERJA GERINDA (Penelitian di PT Barata Indonesia (Persero) Gresik) Oleh: ELLIYANUAR RURI JUWITASARI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan 1. Identifikasi faktor-faktor yang dibutuhkan untuk perancangan SMK3 didapat berdasarkan analisis poinpoin PP RI no 50 Tahun 2012 yang belum terpenuhi pada saat

Lebih terperinci

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA Sutarni 1, Yuli Trisnawati 2 1,2 Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Yulitrisnawati079@gmail.com ABSTRAK Penyakit

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Analisis Univariat 6.1.1 Tingkat Pendidikan Berdasarkan pengolahan data, maka distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut; No

Lebih terperinci

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013 Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT DI RSUD DEPOK.

KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT DI RSUD DEPOK. Abstract KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT DI RSUD DEPOK Zifriyanthi Minanda Putri a, Hanny Handiyani a, Efy Afifah a a Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Anisa Churil Mala R PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2013

TUGAS AKHIR. Anisa Churil Mala R PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2013 TUGAS AKHIR GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA OPERATOR FORKLIFT DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Anisa Churil Mala

Lebih terperinci

!r'""':rr.::.'f\t. :.AFt,"if TESIS

!r'':rr.::.'f\t. :.AFt,if TESIS 'r~r'),:..r-r' 'AL H--rG'r: r r~!r'""':rr.::.'f\t :.AFt,"if TESIS PERANAN REWARD SYSTEM DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Stllt/i Ohservas; Iii PT. CWS -

Lebih terperinci

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Sebuah Pabrik Kimia Di Kota Tangerang,

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Sebuah Pabrik Kimia Di Kota Tangerang, ABSTRAK Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Sebuah Pabrik Kimia Di Kota Tangerang, Acintya Dimitri, 2007, Pembimbing : 1. Felix Kasim, dr. M.Kes

Lebih terperinci

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan. BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dengan rancangan cross sectional (potong lintang) dimana variabel independen dan

Lebih terperinci

KESELAMATAN KERJA KARYAWAN INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN SRAGEN

KESELAMATAN KERJA KARYAWAN INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN SRAGEN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN SRAGEN Oleh : Haris Setyawan ABSTRAK Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat

BAB 5 : PEMBAHASAN. 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat BAB 5 : PEMBAHASAN 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu : a. Hasil penelitian

Lebih terperinci

vi Universitas Kristen Maranatha

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The study is titled "Descriptive Study of Employee Satisfaction on Company Secretariat and Human Resources Division at PT." X "London." The purpose of this study was to obtain a detailed picture

Lebih terperinci

HUBUNGAN PREDISPOSING FACTOR DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA UNIT PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK

HUBUNGAN PREDISPOSING FACTOR DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA UNIT PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK HUBUNGAN PREDISPOSING FACTOR DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA UNIT PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK Muhammad Rizky Andriyanto PT. HARVESTAR FLOURMILLS Kawasan Industri Gresik, East Java, 61151,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Fikri Ulil Albab NIM 092310101007 PROGRAM

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN PROMOSI BPJS KESEHATAN DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BPJS KESEHATAN DI RSUD AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Vera J. Tumbuan *, Febi K. Kolibu *, Budi T. Ratag * * Fakultas

Lebih terperinci