BAB VII PENELITIAN SOSIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII PENELITIAN SOSIAL"

Transkripsi

1 SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB VII PENELITIAN SOSIAL ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

2 BAB VII PENELITIAN SOSIAL A. Kompetensi Inti Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu B. Kompetensi Dasar Menerapkan sosial metode-metode penelitian sosial untuk memahami berbagai gejala C. Uraian Materi Pembelajaran 1. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau teknik yang digunakan dalam proses kegiatan penelitian. Pada hakikatnya setiap kegiatan penelitian bertujuan untuk menemukan solusi terhadap sebuah permasalahan sosial. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan strategi untuk memecahkan sebuah permasalahan sosial. Pada dasarnya metode penelitian mengikuti prosedur tertentu dan dirumuskan dengan baik. Menurut tujuannya, metode penelitian dapat berupa metode penelitian murni, metode penelitian terapan atau penelitian pengembangan. Penelitian murni atau dasar terutama dilakukan untuk pengujian atau untuk sampai pada suatu teori. Tujuan utamanya adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip umum dan bukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya. Fox (1969) menyatakan bahwa penelitian murni adalah untuk mencari pengetahuan demi untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri. Sedangkan penelitian terapan diartikan sebagai penerapan teori dalam pemecahan masalah. Penelitian ini dilaksanakan untuk tujuan penerapan atau untuk pengujian teori dan menilai kegunaan teori itu. Pengklasifikasian metode penelitian tersebut merupakan rangkaian kesatuan dan bukan dikotomik. Hal ini disebabkan karena penelitian yang menggunakan metode penelitian dasar juga menerapkan unsur-unsur yang terdapat pada metode penelitian terapan. Pemaparan berikut beberapa karakteristik penelitian sosial, baik penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif dan eksplanatif. 1

3 a. Penelitian eksploratif Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang paling sederhana. Penelitian jenis ini sering pula disebut penelitian penjajagan atau penelitian formulatif atau penelitian dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenal dan memperoleh sebuah gambaran tentang suatu fenomena sosial. Penelitian eksploratif dapat dilakukan dengan cara: 1) Studi pustaka Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mengkaji bahan tertulis, baik dari jurnal atau majalah ilmiah. 2) Studi/survei pengalaman Penelitian ini dimaksudkna untuk mendapatkan informasi dari informan terhadap suatu permasalahan tertentu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk menggali informasi belum tersusun secara sistematik dan subjek yang dipilih belum representatif karena belum menggunakan teknik sampling. 3) Studi tentang kasus tertentu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakana atau memilih kasus tertentu untuk dikaji secara lebih mendalam. Penelitian jenis ini juga belum menggunakan teknik sampling tertentu sehingga subjek yang terpilih juga belum representatif. b. Penelitian deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang suatu fenomena sosial. Penelitian yang bersifat deskriptif ini menuntut memperkecil bias antara peneliti dengan subjek yang diteliti dan tingkat keyakinan harus maksimal. Travers (1978: 15) mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Senada dengan Travers, Gay (1976: 10) juga memberikan batasan terhadap penelitian jenis ini. Menurutnya, penelitian deskriptif dianggap sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari suatu penelitian. 2

4 Whitney (1960: 23) mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai proses pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena. Penelitian ini tidak hanya sekedar memberikan gambaran terhadap suatu fenomena sosial, namun juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang dipecahkan. Setiap penelitian pasti memerlukan data atau informasi dalam rangka untuk memecahkan sebuah masalah. Data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian yang bersifat deskriptif ini dapat diperoleh beberapa cara, antara lain: 1) Interview Langkah ini merupakan hal yang paling umum dilakukan. Informasi atau data yang terkumpul merupakan pendapat dari informan terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Langkah ini membutuhkan alat atau instrumen agar data atau informasi dapat terjaring. 2) Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara terjun dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti. Adapun jenis-jenis penelitian deskriptif, antara lain: a) Survei Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah permasalahan yang relatif besar jumlahnya. Metode ini lebih menekankan pada penemuan data tentang variabel tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode ini digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa meneliti lebih mendalam tentang mengapa gejala-gejala itu muncul, sehingga kita tidak perlu memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel. Tujuan pokoknya adalah menggunakan data yang telah diperoleh untuk memecahkan masalah daripada untuk menguji hipotesis. 3

5 Survei mempunyai dua lingkup, yaitu sensus dan survei sampel. Sensus adalah survei yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan, sedangkan survei sampel dilakukan hanya sebatas pada sebagian kecil dari populasi (sampel yang terpilih melalui teknik sampling tertentu). Peneliti dapat menggunakan metode survei untuk mentabulasi objek nyata atau untuk mengukur hal-hal yang tidak nyata, seperti opini atau pendapat. Sebagai contoh, survei tentang opini masyarakat Surabaya tentang kinerja Walikota Surabaya. Penelitian dengan metode survei bermanfaat untuk membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya atau untuk mengevaluasi efektifnya program. 2) Studi kasus Penelitian dengan metode studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield, 1930). Sevilla, dkk.(1993) mendefinisikan penelitian studi kasus sebagai sebuah penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu. Subjek penelitian yang dimaksud tersebut dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Penelitian dengan metode ini akan mempelajari secara intensif tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat yang khas tersebut diubah menjadi sesuatu hal yang bersifat umum. Penelitian model ini menuntut ketelibatan peneliti terhadap seluruh tingkah laku individu. Hasil dari peneltian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok atau lembaga. Studi kasus lebih menekankan pada pengkajian variabel yang cukup banyak pada jumlah unit/sampel yang kecil. Hal ini berbeda pada penelitian survei yang cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit tetapi memerlukan sampel yang cukup banyak. Keuntungan menggunakan metode ini antara lain, data yang diperoleh akan lebih mendalam, yakni dengan mengagali segala informasi tentang pengalaman masa lampau, latar belakang lingkungannya, kondisi empris saat ini dan alasan-alasan subjektif dari subjek. Kelemahan penelitian jenis ini adalah adanya kondisi yang biasa antara subjek 4

6 dengan peneliti karena unsur-unsur subjektivitas yang sangat kental. Sebagai contoh penelitian studi kasus adalah perilaku menyimpang pada anak. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menjalankan metode studi kasus, antara lain: 1. Rumuskan masalah dan tujuan penelitian. 2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan bagaimana hubungannya serta proses-prosesnya. 3. Tentukan rancangan penelitiannya, instrumennya dan teknik pengumpulan datanya. 4. Kumpulkan data. 5. Organisasikan data yang telah terkumpul dan lakukanlah analisis. 6. Susunlah dalam laporan ilmiah. c. Penelitian eksplanatif Penelitian jenis ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian yang juga disebut penelitian penjelasan ini, hubungan sebab akibat yang terjadi antar variabel harus tampak nyata. Irawan (2000: 37) mengungkapkan bahwa harus ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi untuk menyatakan adanya hubungan sebab akibat antar variabel, antara lain: 1. Terdapat hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). 2. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat tidak simetris, artinya arah pengaruhnya berasal dari salah satu pihak. 3. Tidak ada penjelasan/alternatif/faktor lain untuk hubungan yang diperoleh. Penelitian eksplanatori dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai rancangan, antara lain: 1. Rancangan praeksperimen Rancangan eksperimen dianggap tidak memiliki kontrol. Dalam penelitian ini subjek penelitian diberi perlakuan yang merupakan variabel bebas atau bahkan tidak diduga terjadi suatu perlakuan. Pengukuran diperoleh setelah subjek diberi perlakuan. 5

7 Namun hasil pengukuran tersebut hanya menggambarkan kondisi sesaat, yaitu ketika melakukan pengukuran. 2. Rancangan eksperimen Langkah ini subjek penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok yang mendapat perlakuan. Kelompok kontrol memberikan data awal, sedangkan kelompok yang mendapat perlakuan menghasilkan data tentang akibat dari perlakuan yang diberikan. Dengan demikian maka rancangan eksperimen dapat mengontrol variabel-variabel yang ada di luar. Hal ini dapat dilakukan apabila: a. Subjek penelitian dipilih secara acak dan representatif dalam kelompoknya. b. Peneliti dapat menentukan perlakuan terhadap variabel bebas. c. Peneliti dapat menentukan pengamatan yang akan dilakukan. 3. Rancangan eksperimen kuasi Rancangan model ini dapat dilakukan dengan melakukan perubahan variabel sampai pada tingkat tertentu. Namun peneliti tidak dapat melakukan kontrol penuh tetapi hanya dapat melakukan beberapa hal berikut: a. Apabila pengamatan yang dilakukan atas variabel terikat akan dilakukan. b. Apabila perlakuan terhadap variabel bebas akan diberikan. Menentukan kelompok mana yang akan mendapat perlakuan. 2. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualititatif Seperti yang dijelaskan sebelumnya tentang jenis-jenis penelitian sosial dan perbedaan secara dikotomik paradigma penelitian sosial yang menjadi dasar pemahaman tentang dua metode terbesar dalam penelitian sosial, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. a. Metode kualitatif Mencoba mencari dan menggali fenomena sosial yang kemudian menghasilkan data yang berupa kata-kata atau kalimat-kalimat. Metode ini berusaha memahami apa yang dikatakan atau dilakukan individu atau kelompok serta makna subjektif dari tindakan yang 6

8 dilakukannya tersebut. Peneliti kualitatif harus terjun sepenuhnya serta beradaptasi dengan subjek penelitian agar pemahaman terhadap perilaku subjek dapat diperoleh secara komprehensif. Dikatakan subjek karena individu yang sedang diteliti adalah orang yang pandai atau ahli terhadap permasalahan yang sedag diteliti. Subjek dalam penelitian kualitatif diposisikan sebagai aktor yang hebat, kreatif dan inovatif. b. Metode kuantitatif Metode penelitian yang menggali fenomena sosial yang kemudian menghasilkan data yang berupa angka. Metode ini dianggap lebih kredibel dan valid karena menggunakan instrumen baku berupa kuesioner yang sudah terukur. Apabila informasi atau data yang diperoleh ternyata dangkal, maka peneliti dapat melakukan kreativitas berupa wawancara di luar kuesioner yang telah dirancang sebelumnya. Individu dianggap sebagai objek yang memberikan respon terhadap perlakuan yang diberikan peneliti (responden). Berikut akan disajikan tabel perbedaan dikotomik antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Tabel 7.1 Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif No. Aspek Metode Kualitatif Metode Kuantitatif 1. Paradigma Definisi sosial Fakta sosial atau perilaku sosial 2. Sifat Emik (berangkat dari data, dasar logika induktif) 3. Tujuan Membangun teori-teori yang baru 4. Kedudukan Teori Sebagai perbandingan dan acuan untuk memahami dan memperdalam masalah yang sedang diteliti 5. Proposal Penelitian Bisa berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi di lapangan 6. Instrumen Peneliti itu sendiri (diwujudkan melalui guiding question) 7. Teknik Pengumpulan Data - Participant observert - Observasi - In-depth interview Etik (berangkat dari teori, dasar logika deduktif) Menguji teori yang sudah ada Sebagai rujukan atau referensi dalam penyusunan hipotesis Tetap Kuesioner - Kuesioner - Wawancara 7

9 8. Teknik Analisis Data Tidak menggunakan uji Menggunakan uji statistik statistic 9. Penekanan Proses Hasil Sumber: Bungin, 2001: Tabel tersebut memberikan gambaran secara komprehensif tentang perbedaan secara metodolgik antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sebelum membuat karya proposal penelitian, maka terlebih dahulu harus dirumuskan masalah penelitiannya. 3. Rumusan masalah dalam penelitian sosiologi Penelitian adalah suatu kegiatan yang dinamis yang ditandai dengan adanya permasalahan. Seorang peneliti tidak selalu dapat merumuskan masalah penelitian dengan baik, sederhana, jelas dan lengkap. Bahkan yang terjadi justru sebaliknya, peneliti banyak yang mengalami kebingungan untuk menentukan masalah penelitian, bahkan gagasan yang dimiliki peneliti masih bersifat umum bahkan membingungkan. Permasalahan muncul karena adanya kesenjangan (disparitas) antara das sein (kenyataan) dan das solen (harapan). Masalah juga muncul dari sebuah keadaan yang merupakan hubungan antara dua faktor atau lebih sehingga menghasilkan situasi yang membingungkan. Apabila dua faktor tersebut dihubungkan, maka mengakibatkan kesukaran atau kebingungan yang pemecahannya menuntut segera dilakukan dengan cara melakukan penelitian secara empiris di lapangan. Masalah yang dikategorikan sebagai masalah sosial adalah masalah yang research question atau research problem (theoretical problem), yaitu masalah yang dapat dipecahkan atau dikaitkan melalui landasan teori atau kajian pustaka. Hal ini mengandung pengertian bahwa masalah sosial adalah masalah yang berimplikasi teori dan harus dipecahkan melalui penelitian secara empiris. Peneliti harus memperhatikan beberapa aspek tentang ciri khas masalah yang baik. Ciri-ciri masalah yang baik, antara lain: a. Mempunyai nilai ilmiah penelitian Masalah harus mempunyai nilai penelitian, artinya bahwa penelitian harus mempunyai kegunaan tertentu. Oleh karena itu, masalah penelitian harus menyatakan suatu hubungan dan dapat diuji (untuk penelitian yang menggunakan metode kuantitatif), masalah harus merupakan hal yang penting, dinyatakan dalam bentuk 8

10 kalimat tanya, (original) dari gagasan peneliti, tidak melakukan duplikasi dan baru (up date) dan belum pernah diteliti orang lain. Apabila permasalahan penelitian sudah pernah diteliti orang lain, maka dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan paradigma yang berbeda, mencari fokus penelitian yang lain atau menentukan lokasi yang berbeda. Masalah penelitian harus menarik karena akan merangsang minat peneliti untuk meneliti. Ketertarikan terhadap masalah juga bergantung pada minat, kepekaan dan pemahaman peneliti. b. Fisibel Masalah yang dipilih harus mempunyai unsur fisibilitas, artinya bahwa masalah tersebut harus dapat dipecahkan. Hal ini berarti data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia, dibutuhkan biaya untuk memecahkan masalah yang secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan, faktor tenaga dan waktu untuk memecahkan masalah harus wajar serta biaya dan hasil harus seimbang. c. Sesuai dengan kualifikasi peneliti Masalah penelitian harus sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya bahwa masalah penelitian haruslah menarik dan sesuai dengan kualifikasi peneliti. Kemampuan peneliti untuk menggali dan mengidentifikasi masalah serta mengetahui sumber-sumber dimana masalah penelitian tersebut diperoleh dengan mudah masih menjadi kendala seorang peneliti, terutama peneliti pemula. Sumber atau cara menentukan secara tepat bahwa suatu permasalahan merupakan masalah penelitian, antara lain melalui observasi (dibutuhkan kepekaan yang tinggi), studi literatur dan diskusi ilmiah. 4. Merumuskan Masalah Penelitian Sosial Kuantitatif Adapun jenis-jenis rumusan masalah penelitian sosial kuantitatif: a. Rumusan Masalah Deskriptif (Penelitian Deskriptif) 1) Berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri (satu variable atau lebih) 9

11 2) Peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel lain dan tidak mencari hubungan variabel tertentu dengan variabel yang lain Contoh: 1). Seberapa baik kinerja Walikota Surabaya periode ? 2). Seberapa tinggi efektivitas kebijakan sunset policy yang diterapkan Dinas Pajak? b. Rumusan Masalah Komparatif Membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Contoh: 1. Adakah perbedaan antara produktivitas kerja antara PNS, BUMN dan Swasta? (1 variabel pada 3 sampel) 2. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai Swasta Nasional dan Perusahaan Asing? (2 variabel pada 2 sampel) c. Rumusan Masalah Assosiatif (Hubungan Simetris) 1) Hubungan antara dua variabel atau lebih yang munculnya bersamaan 2) Variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi variabel lain Contoh: 1. Adakah hubungan antara banyaknya kupu-kupu dengan tamu yang datang? 2. Adakah hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja di bidang pemasaran? d. Rumusan Masalah Assosiatif (Hubungan Kausal) Hubungan yang bersifat sebab akibat (variabel independen & dependen) Contoh: 1. Adakah pengaruh antara sistem penggajian terhadap prestasi kerja? 2. Adakah pengaruh antara kualitas kepemimpinan nasional terhadap perilaku masyarakat? 10

12 e. Rumusan Masalah Assosiatif (Hubungan Interaktif/Timbal Balik) Hubungan yang saling mempengaruhi, namun tidak diketahui mana variabel independen dan dependen Contoh: 1. Adakah hubungan antara status sosial ekonomi dengan perilaku judi togel? 2. Adakah hubungan antara motivasi dan prestasi kerja? 5. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sosiologi Latar belakang masalah disusun dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa penelitian yang kita lakukan penting dan menarik. Adapun langkah-langkah untuk menyusun latar belakang masalah: a. Adanya rasionalisasi empirik terhadap masalah yang diteliti (fenomena empirik sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti). b. Adanya rasionalisasi teoritik (mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti). c. Data-data statistik d. Riview terhadap karya-karya penelitian sebelumnya sehingga dapat menunjukkan posisi peneliti (state of the art). Faktor keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasi akan diteliti. Oleh karena itu, peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti dan bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain. Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian juga harus dicantumkan dalam setiap penulisan usulan penelitian maupun laporan penelitian. Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah atau fokus penelitian, misalnya: 1. Mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan perilaku judi togel 2. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat adopsi inovasi 11

13 Sedangkan manfaat penelitian berisi tentang kontribusi penelitian tersebut terhadap pengembangn ilmu, misalnya: 1. Memperkaya kajian tentang kemiskinan di perkotaan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah dalam perumusan, pembuatan dan pengambilan keputusan tentang penanganan masyarakat miskin di perkotaan. 6. Kedudukan Teori dalam Penelitian Sosial Menurut Kerlinger (1979: 35), teori merupapakn seperangkat konstruk (variabelvariabel), definisi-definisi, dan proposisi-proposisi yang saling berhubungan yang mencerminkan pandangan sistematik atau suatu fenomena dengan cara memerinci hubungan antarvariabel yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena alamiah. Sementara itu, menurut Singarimbun dan Effendi (1981: 25), teori adalah rangkaian yang logis dari satu proposisi atau lebih. Sementara itu, proposisi adalah pernyataan (statement) tentang sifat dari realitas yang dapat diuji kebenarannya. Teori merupakan informasi ilmiah yang diperoleh dengan meningkatkan abstraksi pengertian-pengertian maupun hubungan-hubungan pada proposisi. Sementara itu, William Wiersma (dalam Sugiyono, 2010: 41) menjelaskan bahwa teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Sugiyono (2010: 42) menyimpulkan bahwa teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya. Menurut Hoy dan Miskel (dalam Sugiyono, 2010: 43), teori mempunyai fungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan, juga sebagai stimulan dan panduang untuk mengembangkan pengetahuan. Cooper dan Schindler (dalam Sugiyono, 2010: 44) mengidentifikasi beberapa fungsi teori dalam penelitian: a. Theory narrows the range of fact we need to study b. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning c. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningfull way 12

14 d. Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that lie beyond immediate observation e. Theory can be used to predict further fact that should be found 7. Hipotesis Penelitian Sosial a. Definisi hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis juga diartikan sebagai pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena tersebut diketahui dan merupakan dasar kerja serta penduan dalam verifikasi. Berikut beberapa definisi tentang hipotesis dari beberapa tokoh. Trelease (1960), mendefinisikan hipotesis sebagai keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan Good dan Scates (1954: 43), mendefinisikan hipotesis sebagai taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta maupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Ada dua kriteria tentang hipotesis dan pernyataan hipotesis yang baik. Pertama, hipotesis haruslah merupakan pernyataan hubungan antar variabel. Variabel yang ada harus dapat diukur atau berkemungkinan untuk dapat diukur. Kedua, hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakan tersebut. Hipotesis merupakan alasan penting dan mutlak dalam penelitian ilmiah. Pernyataan ini didasarkan pada alasan yang kuat. Pertama, hipotesis dianggap sebagai piranti kerja teori. Hipotesis dapat dijabarkan dari teori dan hipotesis lain. Kedua, hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar dan salahnya. Ketiga, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan yang besar untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Meskipun disusun manusia, hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau salahnya dengan cara yang 13

15 terbebas dari nilai dan pendapat manusia. Peranan hipotesis dalam suatu penelitian dapat diperinci sebagai berikut: a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fenomena dan hubungan antar fenomena yang terkadang hilang begitu saja dari perhatian peneliti. c. Sebagai alat yang sederhana dalam menfokuskan fenomena yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh. d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuai dengan fenomena dan antar fenomena. Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari beberapa aspek, antara lain: 1. Observasi yang tajam dari peneliti. 2. Pemikiran kreatif peneliti. 3. Kerangka analisis yang digunakan peneliti. 4. Metode serta desain penelitian yang dipilih peneliti. Hipotesis dapat diperoleh dari tiga sumber yang mempunyai hubungan dengan jenis atau sifat penelitian. 1) Observasi Hipotesis dari observasi bersifat sementara dan merupakan hipotesis yang paling lemah. Hipotesis ini biasa digunakan dalam penelitian jenis deskriptif yang bertujuan memperoleh hipotesis-hipotesis yang lebih tegas. 2) Penelitian sebelumnya Hipotesis dari penelitian sebelumnya mempunyai sifat lebih kuat dan bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang sudah diuji peneliti lain. Apabila terbukti benar, maka hasilnya akan memperkuat kebenaran hipotesis itu dan dapat membantu menuju ke rumusan suatu teori baru. 14

16 3) Teori-teori yang sudah ada Hipotesis dari teori yang sudah ada merupakan hipotesis yang terkuat, artinya sudah meninggalkan penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif dan menuju ke penelitian yang bersifat menerangkan. Hipotesis ini berdasarkan teori yang sudah ada, sudah terbatas pada variabel-variabel yang dapat digunakan dan terbatas pula hubungan yang dapat diuji. Apabila hasil penelitian membenarkan hipotesis, maka teori yang menjadi landasan pemikirannya diperkuat kebenarannya yang pada akhirnya akan membantu menuju perkembangan kaidah sosial. b. Bentuk-bentuk hipotesis Seperti yang dijelaskan pada uraian diatas, bahwa hipotesis adalah sebuah pernyataan sementara atau kebenaran sementara terhadap sebuah fenomena sosial yang harus diuji secara empiris. Hipotesis yang biasa digunakan dalam penelitian, antara lain: 1) Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti atau variabel X (variabel independen) dan variabel Y (variabel dependen). Ex: Tidak ada hubungan antara tingkat kenakalan remaja dengan kualitas pelayanan kesehatan. Hipotesis nol dibuat dengan kemungkinan yang besar untuk ditolak. Hal ini berarti apabila terbukti bahwa hipotesis nol tidak benar dalam artian ditolak, maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel X dan variabel Y. 2) Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan hubungan antara variabel X (variabel independen) dan variabel Y (variabel dependen). Karena sifatnya yang berlawanan dengan hipotesis nol, maka ada kecenderungan menerima kebenaran. 15

17 Ex: Ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan dengan pola konsumsi. Penolakan atau penerimaan suatu hipotesis penelitian, sama sekali tidak ada hubungannya dengan krdibilitas penelitiannya karena dalam suatu penelitian, sebuah hipotesis dapat ditolak atau diterima tergantung hasil penelitian tersebut. 3) Hipotesis Kerja (Hk) Hipotesis kerja adalah hipotesis spesifik yang dibangun berdasarkan permasalahanpermasalahan khusus yang akan diuji. Hipotesis ini digunakan untuk mempertegas hipotesis Ho atau Ha dalam pernyataan yang lebih spesifik pada indikator tertentu dari variabel yang dihipotesiskan. Ex: Apabila Ho berbunyi: Tidak ada hubungan antara mobilitas sosial dengan pandangan politik masyarakat. Maka, hipotesis Hk dapat dibangun dengan pernyataan: a. Tidak ada hubungan antara perubahan status pekerjaan dengan pandangan politik masyarakat. b. Tidak ada hubungan antara gerak perpindahan fisik dengan pandangan politik masyarakat. Hipotesis Ho dan Ha sama dengan hipotesis mayor, sedangkan hipotesis Hk sama dengan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis induk yang menjadi sumber dari hipotesis-hipotesis yang lebih spesifik (hipotesis minor). Pada penelitian ilmu sosial, perumusan hipotesis mayor adalah pekerjaan yang sulit dalam tahap perencanaan, namun apabila hipotesis mayor dapat terjawab, maka penelitian dianggap berhasil. c. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan pengujian logika subjektif karena kesukaran memperoleh alat ukur. Sebaliknya, pada penelitian kuantitatif, pengujian hipotesis menggunakan alat ukur karena pada metode penelitian ini 16

18 cenderung menggunakan pengukuran statistik. Peneliti kualitatif akan menguji hipotesis didasarkan pada kualitas data yang dikumpulkan dari lapangan. Karena pengujiannya bersifat subjektif, maka peneliti sulit mendapatkan suatu kejelasan sampai sejauh mana hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Oleh karena itu, eksistensi hipotesis pada penelitian kualitatif merupakan suatu hipotesis relatif, yaitu hipotesis yang hanya bermanfaat dalam hal pengumpulan data saja, bukan sebagai hipotesis yang diuji dalam penelitian. Pada penelitian kuantitatif, pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian statistik sehingga relatif mendekati suatu kebenaran yang diharapkan peneliti. Dengan demikian, peneliti akan lebih mudah menerima suatu pejelasan pengujian, sampai sejauh mana hipotesis penelitian tersebut diterima atau tidak diterima. 8. Variabel Penelitian Sosial a. Definisi Variabel Variabel adalah konsep yang memiliki variasi nilai. Variabel berasal dari bahasa Inggris, yakni variable yang berarti faktor yang tidak tetap atau berubah-ubah atau lebih tepatnya bervariasi. Variabel berarti fenomena yang bervariasi, baik dari bentuk, kualitas, kuantitas dan mutu standar. Karena fenomena atau realitas sosial merupakan variabel, maka dalam penelitian sosial juga memperhitungkan kualitas variabelnya. Dari kualitas variabel akan diketahui apakah fenomena tersebut tingkat variasinya tinggi ataukah rendah. Variabel mempunyai hubungan yang erat dengan teori. Oleh karena itu, terlebih dahulu akan dikemukakan secara singkat apa yang dimaksud dengan konsep, proposisi dan teori. Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak sebuah fenomena (kejadian, keadaan, kelompok atau individu) yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam penelitian akan ditemui dua macam konsep. Pertama, konsep yang jelas hubungannya dengan realitas yang diwakili, misalnya konsep kursi. Kedua, konsep yang lebih abstrak hubungannya dengan realitas yang ada, misalnya mobilitas sosial, stratifikasi sosial. Proposisi merupakan hubungan yang logis antara dua konsep, misalnya karakteristik individu migran menentukan integrasi sosial dalam masyarakat baru. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk 17

19 menjelaskan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep. b. Jenis-jenis variabel Seperti yang dijelaskan pada uraian diatas, bahwa variabel adalah konsep yang memiliki variasi nilai. Adapun jenis-jenis variabel, antara lain: 1) Variabel kontinu Variabel yang dapat ditentukan nilainya dalam jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Ex: berat badan, tinggi badan, pendapatan 2) Variabel descrete Konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal. Variabel ini sering dinyatakan sebagai variabel kategori. Apabila terdiri atas dua kategori saja dinamakan variabel dikhotom, seperti jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), sedangkan apabila terdiri lebih dari dua kategori disebut variabel politom, misalnya tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, PT). 3) Variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) Dalam hubungan antarvariabel, variabel Y disebabkan variabel X, maka variabel X disebut sebagai variabel independen (bebas) dan variabel Y disebut sebagai variabel dependen (terikat). 4) Variabel moderator dan variabel random Apabila terdapat variabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap variabel dependen, namun dianggap tidak mempunyai pengaruh utama, maka variabel ini disebut variabel moderator. Ex: Variabel yang mempengaruhi variabel kondisi sosial ekonomi adalah pendapatan, tingkat pendidikan dan kepemilikan barang-barang, maka apabila usia dimasukkan dalam variabel ini, maka variabel ini disebut sebagai variabel moderator. 18

20 Disamping itu juga ada variabel-variabel tertentu yang ternyata mempengaruhi variabel dependen yang tidak dimasukkan dalam persamaan hubungan tersebut. Variabel ini dinamakan variabel random dan pengaruhnya terlihat berdasarkan kesalahan yang timbul ketika mengadakan perkiraan atau terkaan. 5) Variabel aktif Variabel yang dimanipulasi oleh peneliti, misal: guru ingin memanipulasi metode mengajar. 6) Variabel atribut Variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, misal: jenis kelamin, status sosial, tingkat pendidikan. Variabel dalam ilmu-ilmu eksakta pada umumnya bersifat nyata sehingga tidak menimbulkan keraguan, namun variabel yang digunakan pada ilmu-ilmu sosial umumnya masih bersifat abstrak sehingga harus dijelaskan dengan menggunakan definisi operasional. Definisi opersional (Nazir: 2003: 126) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Ada tiga pola untuk memberikan definisi operasional terhadap suatu variabel, antara lain: 1. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan yang telah terjadi, yang harus dilakukan atau tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang didefinisikan. Ex: Inovasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk menciptakan suatu benda atau karya yang baru. 2. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat-sifat serta cara beroperasinya halhal yang didefinisikan. Ex: Bodoh adalah seseorang yang rendah kemampuannya, baik dalam memecahkan soal atau dalam menggunakan bahasa dan bilangan. 19

21 3. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal tersebut didefinisikan. Ex: Harga gabah adalah harga rata-rata dari gabah kualitas rendah di tingkat pedesaan di Jawa. c. Jenis-jenis pengukuran variabel Pengukuran merupakan penunjukan angka-angka pada suatu variabel menurut aturan yang telah ditentukan. Aturan pertama yang perlu diketahui peneliti agar dapat mengukur atau memberikan nilai yang tepat untuk konsep yang diamatinya adalah mengenai tingkat atau skala pengukuran. Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian sosial, antara lain: 1) Skala nominal Skala nominal adalah tingkat pengukuran yang paling sederhana. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongannya hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih dan tuntas. Angka yang ditunjuk untuk suatu kategori tidak merefleksikan bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi hanyalah sekedar label atau kode. Misalnya, untuk variabel jenis kelamin dengan kode 1 untuk pria dan kode 2 untuk wanita. 2) Skala ordinal Skala ini memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi menurut atribut tertentu. Skala ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial terutama untuk mengukur kepentingan, sikap atau persepsi. Melalui pengukuran ini, peneliti dapat membagi respon ke dalam urutan peringkat atas dasar sikapnya pada objek atau tindakan tertentu. Misalnya, atas dasar sikap terhadap Program Keluarga Berencana, responden dapat diurutkan menjadi: Tidak Setuju diberi nilai 1, Tidak Berpendapat diberi nilai 2 dan Setuju diberi nilai 3. Angka-angka tersebut sekedar menunjukkan urutan responden dan bukan nilai responden untuk variabel tersebut. 20

22 3) Skala interval Seperti halnya skala ordinal, skala interval adalah mengurutkan orang atau objek berdasarkan atas suatu atribut. Selain itu juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainnya. Interval atau jarak yang sama pada skala interval dipandang mewakili interval atau jarak yang sama pula pada objek yang diukur. Misalnya, apabila ingin mengukur IP lima orang mahasiswa dan mendapatkan bahwa mahasiswa A mempunyai IP 4, B 3,5, C 3, D 2,5, dan E 2, maka dapat disimpulkan bahwa interval antara mahasiswa A dan C (4 3 = 1) adalah sama dengan interval antara mahasiswa C dan E (3 2 = 1). Angka-angka IP tersebut tidak mengukur kuantitas prestasi mahasiswa, tetapi hanya menunjukkan bagaimana urutan peringkat kemampuan akademis antara seorang mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. 4) Skala Rasio Skala rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya (interval) tidak dinyatakan sebagai perbedaan nilai antar responden, tetapi antara seorang responden dengan nilai nol absolut. Misalnya, jika Balita A beratnya gram dan Balita B beratnya gram, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Balita B dua kali lebih berat dari Balita A. Dalam penelitian ekonomi dan sosial, ukuran rasio cukup banyak digunakan, seperti tingkat natalitas, tingkat mortalitas. d. Hubungan antarvariabel Inti dari penelitian ilmiah dengan pendekatan kuantitatif adalah mencari hubungan antarvariabel. Hubungan yang paling mendasar adalah hubungan antara variabel independen (bebas/pengaruh) dan variabel dependen (terikat/terpengaruh). Berikut diuraikan tiga jenis hubungan antarvariabel. 1) Hubungan simetris Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lain. Terdapat empat kelompok hubungan simetris: 21

23 Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama Ex: Jumlah anak yang lahir dan tingkat kelahiran adalah indikator konsep fertilitas. Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama Ex: Peningkatan kualitas pendidikan diiringi pula dengan peningkatan konsumsi masyarakat. Kedua variabel tersebut tidak saling mempengaruhi, namun keduanya merupakan akibat dari peningkatan kondisi sosial ekonomi. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional Ex: Dimana ada majikan pasti ada buruh. Hubungan yang kebetulan semata Ex: Apabila ingin kaya maka harus bertapa di gua. Berdasarkan kepercayaan, kedua peristiwa tersebut dapat dianggap berkaitan tetapi dalam penelitian empiris tidak dapat disimpulkan bahwa apabila ingin kaya harus bertapa di gua. 2) Hubungan timbal balik Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel lainnya. Artinya, pada suatu ketika variabel X mempengaruhi variabel Y, pada waktu yang lain variabel Y mempengaruhi variabel X. Ex: Penanaman modal akan mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya keuntungan akan memungkinkan penanaman modal. 3) Hubungan Asimetris Hubungan asimetris adalah hubungan dimana satu variabel mempengaruhi variabel lain. Hubungan asimetris memiliki empat tipe, antara lain: a) Hubungan antara stimulus (berada di luar dindividu) dan respon. Biasanya digunakan oleh ilmu eksakta, psikologi, pendidikan. b) Hubungan antara disposisi (berada di dalam diri individu) dan respon. c) Hubungan antara ciri individu dan disposisi d) Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu e) Hubungan yang imanem antara dua variabel. Apabila variabel yang satu berubah, maka variabel yang lain ikut berubah. 22

24 f) Hubungan antara tujuan dan cara Berbagai macam hubungan asimetris dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Hubungan asimetris dua variabel Penelitian survei pada umumnya lebih banyak diarahkan kepada hubungan asimetris, yaitu hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antara dua variabel saja (bivariat) atau antara lebih dari dua variabel (biasanya terdiri atas satu variabel terpengaruh dan beberapa variabel pengaruh) disebut multivariat. Ex: Pada penelitian kependudukan, variabel terpengaruh yang pokok adalah tingkat fertilitas, tingkat mortalitas, tingkat migrasi. Sedangkan variabel pengaruh yang penting antara lain, identitas individu, lokasi geografis, sifat organisasi. Cara menguji hubungan antara dua variabel dapat menggunakan tabulasi silang, rumus Kai kuadrat, korelasi dan regresi. 2) Hubungan asimetris tiga variabel Realitas hubungan sebab akibat tidak hanya terbatas pada hubungan antara dua variabel, namun dimungkinkan memasukkan variabel tambahan yaitu variabel kontrol. Menurut Rosenberg (1968: 39), seorang peneliti hanya perlu memperhatikan variabel kontrol apabila berdasarkan perhitungan statistik ternyata variabel kontrol mempunyai kaitan, baik dengan variabel terpengaruh maupun dengan variabel pengaruh. Hubungan asimetris tiga variabel ini terbagi menjadi tiga variabel: a) Variabel penekan dan variabel pengganggu Hasil analisis awal dalam sebuah penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dua variabel, namun ketika variabel kontrol dimasukkan, hubungan tersebut menjadi tampak. Misal, dalam suatu 23

25 penelitian terdapat hipotesis, bahwa semakin dekat rumah seseorang, maka semakin besar kemungkinan orang tersebut mengunjungi Puskesmas. Hasilnya menyatakan tidak ada hubungan antara jarak rumah seseorang dengan intensitas mengunjungi Puskesmas. Kemudian dimasukkanlah variabel pendidikan sebagai variabel kontrol. Akibatnya, semakin jelas jarak rumah mempunyai hubungan dengan intensitas mengunjungi Puskesmas. Artinya, bahwa variabel pendidikan mengaburkan hubungan antara jarak dan kunjungan ke Puskesmas atau dengan kata lain variabel pendidikan menekan hubungan tersebut sehingga tidak tampak. Masuknya variabel ketiga juga dapat memberikan hasil yang berlawanan dengan hasil dua variabel saja. Variabel ini disebut variabel pengganggu. Misal, dalam suatu penelitian terdapat hipotesis, bahwa masyarakat kelas atas pada umumnya kurang setuju dengan adanya program KB. Hasilnya menyatakan sebaliknya, dimana masyarakat kelas atas menunjukkan angka yang tinggi menyatakan setuju akan program KB. Peneliti mengira ada variabel pengganggu yang mempengaruhi temuan data. Variabel pengganggu tersebut ternyata adalah status kepegawaian dari kelompok masyarakat, yaitu kelompok masyarakat dari kalangan pegawai negeri dan dari kalangan bukan pegawai negeri. b) Variabel antara Asumsi dasar ilmu pengetahuan adalah bahwa segala sesuatu harus ada sebab akibatnya. Untuk mengatur rangkaian sebab akibat dari sebuah fenomena, maka diperlukan variabel antara. Misal, tingkat literasi menunjukkan hubungan yang positif dengan usia tetapi hanya melalui suatu variabel antara, yaitu pendidikan. Seorang lanjut usia yang tidak sekolah tingkat literasinya rendah apabila dibandingkan dengan seorang pemuda yang sedang sekolah. Agama hanya mempengaruhi tingkat bunuh diri, karena agama erat hubungannya dengan integritas seseorang dalam masyarakat. 24

26 3) Variabel anteseden Variabel anteseden mempunyai kesamaan dengan variabel antara, yaitu merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan sebab akibat antarvariabel. Perbedaannya, variabel antara menyusup diantara variabel pokok, sedangak variabel anteseden mendahului variabel pengaruh. Misalnya, dalam penelitian kita merumuskan hipotesis bahwa apabila pendidikan seseorang rendah, maka pengetahuan politiknyapun rendah. Dalam usaha memperjelas hubungan ini terkadang perlu diketahui variabel apa saja yang mempengaruhi pendidikan. Diketahui bahwa status sosial ekonomi mempengaruhi pendidikan seseorang. Dengan demikian akan diperoleh kesimpulan bahwa status sosial ekonomi menentukan tingkat pendidikan dan tingkat pendidikan menentukan tingkat pengetahuan politiknya. 9. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Sosial a. Observasi Istilah observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti melihat dan memperhatikan. Istilah observasi (Rahayu dan Ardani: 2004: 1-2) diarahkan kepada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut. Observasi berarti pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian (re-checking) terhadap informasi yang diperoleh sebelumnya. Setiap individu dapat memiliki persepsi yang berbeda mengenai suatu fenomena yang sama. Fenomena yang dilihat peneliti akan sangat bergantung kepada minat, bias dan latar belakang mereka. Oleh karena itu Patton (1992: 3) menganggap bahwa persepsi selektif pada manusia menyebabkan munculnya keragu-raguan terhadap validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode pengumpulan data yang ilmiah. Oleh karena itu, bagi peneliti pemula perlu melakukan latihan mengadakan observasi secara umum pada konteks atau subjek yang dipilih maupun mengadakan observasi dengan fokus-fokus 25

27 khusus. Peneliti juga perlu berlatih cara menuliskan hasil observasi secara deskriptif dan mengembangkan kedisiplinan mencatat kejadian lapangan secara lengkap dan detail. Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi, dimana masing-masing teknik dapat diterapkan sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu. Ketiga teknik observasi tersebut, antara lain: 1) Observasi Partisipan (Participant Observert) Teknik observasi ini umumnya digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yang bersifat eksploratif. Observasi partisipasi (participant observert) berarti bahwa seorang peneliti turut ambil bagian dalam kehidupan subjek. Observasi partisipatif memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan subjek sehingga memungkinkan bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap permasalahan yang akan diteliti. Materi observasi dipusatkan kepada segala aktivitas, perilaku dan perkataan subjek serta lingkungan sosial yang mempengaruhinya. Menjaga hubungan baik dengan subjek menjadi perihal yang penting dalam rangka memperoleh kedalaman dan kompleksitas data di lapangan. Hubungan baik harus dibangun didasarkan atas good rapport, yaitu hubungan antarpribadi yang ditandai oleh semangat kerjasama, saling mempercayai, saling tenggang rasa, sama derajat dan saling membantu secara harmonis. Dalam observasi partisipan, peneliti berperan ganda, yaitu sebagai pengamat sekaligus menjadi bagian dari yang diamati. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. 2) Observasi Sistematik Teknik observasi ini sebelumnya harus tersedia kerangka observasi yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya terlebih dahulu dan menentuka ciri-ciri khusus dari setiap faktor dalam kategori-kategori tersebut. Materi observasi dipusatkan kepada wilayah yang telah dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan. Perumusan masalah yang akan diteliti juga harus terlebih dahulu 26

28 dikhususkan. Hubungan baik harus dibangun dengan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan subjek penelitian. 3) Observasi Eksperimental Teknik observasi ini dipandang sebagai cara penelitian yang relatif murni untuk menyelidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia karena faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku objek telah dikontrol secara cermat sehingga akan diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap tingkah laku. Secara singkat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam observasi, yaitu: a. Mengetahui pengetahuan yang akan diteliti b. Menentukan tujuan observasi c. Menentukan metode dan alat observasi d. Membatasi dengan tegas aspek-aspek yang akan diobservasi e. Melakukan observasi secara cermat f. Memahami pencatatan terhadap hasil observasi Data yang dikumpulkan melalui observasi adalah data hasil pengamatan, apa yang dilihat, peristiwa apa yang terjadi dan apa yang dilakukan subjek. Hal ini mengandung pegertian bahwa data hasil observasi merupakan kumpulan deskripsi tentang apa yang dilihat dan data jenis ini tidak mungkin diperoleh melalui teknik wawancara. Perihal pencatatan hasil observasi berisi tentang hal-hal yang diamati yang dianggap penting oleh peneliti. Penulisan catatan lapangan dibuat secara lengkap dengan disertai keterangan tanggal dan waktu yang lengkap. Agar peneliti dapat menulis cacatan lapangan secara lengkap dan informatif, maka diperlukan kedisiplinan dalam melakukan pencatatan. Peneliti sebagai manusia biasa tentunya memiliki keterbatasan daya serap dan daya ingat. Oleh karena itu, pencatatan hasil observasi secara disiplin sangat perlu dilakukan. Di bawah ini akan ditampilkan contoh format pencatatan observasi (field note). 27

29 b. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Hadi, 1993: 30). Yang dimaksud dengan sepihak adalah menerangkan perbedaan tingkat kepentingan antara kedua belah pihak. Dalam hal ini antara peneliti dengan subjek penelitian. Wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tentang orang lain dengan tujuan penjelasan atau pemahaman tentang orang tersebut dalam hal tertentu. Hasil wawancara merupakan suatu laporan subjektif tentang sikap subjek terhadap lingkungannya dan terhadap dirinya. Wawancara berbeda dari perbincangan biasa, dalam hal tujuan dan kedalaman informasi yang akan digali. Jadi, yang dimaksud dengan wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan subjek yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Maksud mengadakan wawancara secara umum adalah untuk menggali struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subjek yang diteliti. Pada penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengkaji fakta sosial, maka dalam hal ini menggunakan pedoman wawancara berupa kuesioner. Instrumen ini digunakan karena fakta sosial mencoba mengamati aspek-aspek nonmaterial. Kuesioner digunakan untuk menanyakan aspek-aspek yang bersifat makro (struktur sosial dan pranata sosial). Peneliti kuantitatif akan kesulitan apabila dalam proses pengumpulan data menggunakan teknik observasi, karena teknik observasi hanya bisa diterapkan apabila aspek yang diteliti adalah perihal yang nyata. Pada penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, teknik wawancara yang digunakan berbeda dengan teknik wawncara pada penelitian dengan metode kuantitatif. Pada penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, teknik wawancara yang digunakan adalah teknik in-depth interview (wawancara secara mendalam). Teknik ini digunakan agar diperoleh kedalaman, kekayaan serta kompleksitas data yang mungkin tidak diperoleh melalui observasi maupun participant observert. 28

Ali Imron, S.Sos., M.A. Disampaikan pada Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra Dasar Prodi Sosiologi, November 2016

Ali Imron, S.Sos., M.A. Disampaikan pada Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra Dasar Prodi Sosiologi, November 2016 PENGANTAR SMALL RESEARCH Ali Imron, S.Sos., M.A. Disampaikan pada Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra Dasar Prodi Sosiologi, 18-20 November 2016 SMALL RESEARCH Aktivitas penelitian

Lebih terperinci

PENGERTIAN Pertama Kedua Ketiga MACAM MACAM TEORI

PENGERTIAN Pertama Kedua Ketiga MACAM MACAM TEORI PENGERTIAN Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam pelaksanaan penelitian adalah teori. Menurut Kerlinger (1973:9), teori adalah serangkaian asumsi, konsep,

Lebih terperinci

A. Penelitian Dasar atau Murni

A. Penelitian Dasar atau Murni Drajat Armono A. Penelitian Dasar atau Murni Jenis penelitian ini bertujuan sebagai pengujian atau membentuk teori baru yang bukan ditujukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya. Penelitian ini diharapkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati

LANDASAN TEORI. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati LANDASAN TEORI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati Raizal Rezky (16709251029) Riska Ayu Ardani (16709251021) Sumbaji Putranto (16709251028)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Bahwa dalam penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori,

Lebih terperinci

Tugas Individu Metodologi Penelitian II Resume Buku

Tugas Individu Metodologi Penelitian II Resume Buku Tugas Individu Metodologi Penelitian II Resume Buku Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Metodologi Penelitian II Disusun oleh: CINDY SANDOVA 11415203267 Dosen Pembimbing: Drs.Hartono,M.Pd

Lebih terperinci

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF METODOLOGI PENELITIAN DR. ADI SETIAWAN, M. SC PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF A. Pengertian Metode Penelitian B. Jenis-jenis Penelitian C. Pengertian Metode Kuantitatif dan Kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

PERANAN TEORI DALAM PENELITIAN

PERANAN TEORI DALAM PENELITIAN PERANAN TEORI DALAM PENELITIAN HASRAT INGIN TAHU: Mencari Kebenaran PENDEKATAN NON-ILMIAH: Common sense (akal sehat) Prasangka Pendekatan intuitif Kebetulan/Coba-coba Pendapat otoritas ilmiah PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN

BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN Teguh Wahyono Kuliah Penulisan Karya Ilmiah Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Tentang Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mempunyai tujuan untuk menguji hipotesa dari data-data yang dikumpulkan sesuai teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dahulu dipahami metodologi peneilitian. Metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

PENGANTAR PENELITIAN. Imam Gunawan

PENGANTAR PENELITIAN. Imam Gunawan PENGANTAR PENELITIAN Imam Gunawan Apakah penelitian itu?? Proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman pada suatu topik Usaha mendapatkan kebenaran dalam

Lebih terperinci

SURVAI, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL. Disusun: Ida Yustina

SURVAI, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL. Disusun: Ida Yustina SURVAI, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL Disusun: Ida Yustina SURVAI Survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pendekatan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan hipotesis penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 7.1. Menjelaskan pengertian hipotesis 7.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd.

Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. 1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi asumsi-asumsi hingga metode-metode

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengaruh Program Merajut Asa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengaruh Program Merajut Asa BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengaruh Program Merajut Asa TRANS7 terhadap Perubahan Sikap (Studi Pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di Citra Sari Family Restaurant. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Bahwa dalam penelitian kuantitatif masalah yang dibawa

Lebih terperinci

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON Buku Acuan McMillan, J.H. & Schumacher, Sally. 2001. Research in Education.New York: Logman. Creswell, John W. 1994. Research Design, Qualitative

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field

Lebih terperinci

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Dahulu, orang menganggap bahwa penelitian berhubungan dengan tabung reaksi, dan berbagai percobaan (eksperimen). Setidaknya suatu penelitian dianggap menghasilkan sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009), pemilihan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian mengenai kebahagiaan pada orang dengan epilepsi (ODE) ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang cenderung mengarah kepada metode penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja karyawan pada PT. CPB Tanjung Bintang. Objek penelitian yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu :

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Pertemuan 1 Konsep Dasar Penelitian dan Metode Ilmiah 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan definisi penelitian dan metode ilmiah. Menjelaskan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Secara umum metode penelian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom METODE PENELITIAN Oleh Satria Novari, M.Kom I. Pendahuluan tentang Penelitian 1. Pengertian metodologi Penelitian 2. Sejarah Penelitian 3. Pendekatan ilmiah dan non ilmiah 4. Fungsi-fungsi Penelitian 5.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu untuk memperolehnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan

Lebih terperinci

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut: 1. Triangulasi Data (Data Triangulation)

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut: 1. Triangulasi Data (Data Triangulation) Triangulasi dan Validitas Penelitian Kualitatif Tutorial Laporan Penelitian - Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk memeriksa dan menetapkan validitas dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Pendekatan objektif adalah pendekatan yang menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan kekuatan di luar kemauan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Kualitatif Setiap penelitian yang dilakukan baik itu menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif, selalu akan berangkat dari sebuah masalah. Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang diteliti, metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif sebagai mana yang dijelaskan

Lebih terperinci

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi STATISTIKA EKONOMI Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta Nisrina Anzilla 8335128433 Pengertian Statistik Pengertian statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penliti menggunakan format eksplanasi. Format eksplanasi digunakan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENELITIAN (Rancangan Penelitian)

PERENCANAAN PENELITIAN (Rancangan Penelitian) PERENCANAAN PENELITIAN (Rancangan Penelitian) RANCANGAN PENELITIAN Arti Luas : Semua proses dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian Arti Sempit : Pelaksanaan Rencana tentang bagaimana mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. kuantitatif menurut Sugiyono, adalah penelitian berupa angka-angka dan analisisanalisis

BAB III. Metode Penelitian. kuantitatif menurut Sugiyono, adalah penelitian berupa angka-angka dan analisisanalisis BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penulisan skripsi ini menerapkan pendekatan kuantitatif. Pengertian penelitian kuantitatif menurut Sugiyono, adalah penelitian berupa angka-angka dan analisisanalisis

Lebih terperinci

PENELITIAN EX POST FACTO

PENELITIAN EX POST FACTO PENELITIAN EX POST FACTO Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TANGGAL 27 S.D. 28 JUNI 2013. 1 PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tingkat metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenal ada dua mazhab penelitian sosial. Dalam konteks ini Sanapiah Faisal membaginya menjadi 2

Lebih terperinci

BAB III. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III.  III METODOLOGI PENELITIAN BAB III ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

Lebih terperinci

Metode Penelitian. metoda Penelitian adalah "pendekatan yang dipergunakan dalam mengkaji masalah-masalah penelitian",

Metode Penelitian. metoda Penelitian adalah pendekatan yang dipergunakan dalam mengkaji masalah-masalah penelitian, Metode Penelitian metoda Penelitian adalah "pendekatan yang dipergunakan dalam mengkaji masalah-masalah penelitian", Metode Penelitian didukung oleh : Teknik Sampling, Teknik Pengumpulan Data, Tenkin Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah serta aturanaturan yang berlaku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah yang dihadapi serta cara mengatasi permasalahan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah yang dihadapi serta cara mengatasi permasalahan tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai langkahlangkah yang harus diambil dan ditempuh serta gambaran mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah penelitian adalah serangkaian proses penelitian dimana seorang peneliti dari awal yaitu merasa menghadapi masalah, berupaya untuk memecahkan masalah, memecahkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 41 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini variabel independent yang diteliti adalah struktur modal yang diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), kemudian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. angka-angka analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012:7). Penelitian

III. METODE PENELITIAN. angka-angka analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012:7). Penelitian 31 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian barupa angka-angka analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 01:7). Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

Pertemuan 9 HIPOTESIS

Pertemuan 9 HIPOTESIS Pertemuan 9 HIPOTESIS Pengertian Hipotesis Dugaan/kesimpulan sementara dari suatu fakta yang daat diamati (Trelease, 1960). Sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal. Menurut Umar (2008 : 5), desain penelitian kausal merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB IV DISAIN PENELITIAN

BAB IV DISAIN PENELITIAN BAB IV DISAIN PENELITIAN A. PENDAHULUAN Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Untuk dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode 29 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode yang memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti dalam

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman

Lebih terperinci

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS] MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT-021235/2 SKS] Peranan dan ruang lingkup riset PERBEDAAN METODE ILMIAH DENGAN LOGIKA Logika berhubungan dengan cara atau proses penalaran (reasoning), jika suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

JENIS JENIS PENELITIAN DAN ALUR PENELITIAN MAKALAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metode Penelitian. Dibimbing oleh Dr.

JENIS JENIS PENELITIAN DAN ALUR PENELITIAN MAKALAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metode Penelitian. Dibimbing oleh Dr. JENIS JENIS PENELITIAN DAN ALUR PENELITIAN MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metode Penelitian Dibimbing oleh Dr. Fatchur Rohman Disusun oleh : Offering G/ Kelompok 3: Ely Kristiani ( 160342601

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 74

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 74 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksudkan adalah kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh fakta fakta dan prinsip prinsip dengan sabar, hati hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh fakta fakta dan prinsip prinsip dengan sabar, hati hati dan BAB III METODE PENELITIAN Metode di sini diartikam sebagai suatu cara atau teknis yang akan dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan nsebagai upaya dalam bidang ilmu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dahulu objek penelitiannya. Dengan demikian maka pembahasannya nanti dapat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dahulu objek penelitiannya. Dengan demikian maka pembahasannya nanti dapat BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Sebelum penulis melakukan penelitian, maka harus ditentukan terlebih dahulu objek penelitiannya. Dengan demikian maka pembahasannya nanti dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang memuaskan, maka diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang memuaskan, maka diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan 68 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tidak lepas dari cara-cara yang digunakan dalam rangka untuk menjadi tujuan penelitian. Agar tujuan penelitian dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan,

Lebih terperinci

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH 1

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH 1 MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH 1 Oleh Lizza Suzanti 2 A. Pendahuluan Membuat sebuah karya tulis ilmiah tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah (a) kurangnya pengetahuan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 MODUL/TATAP MUKA KE : 1 PENYUSUN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie (100-101) suatu konsepsi ke arah penerbitan bidang filsafat secara luas mengemukakan pengertian metodologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2012:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rumah yang ditawarkan (kenaikan penjualan 15% per-tahun). Selain

BAB III METODE PENELITIAN. rumah yang ditawarkan (kenaikan penjualan 15% per-tahun). Selain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Obyek Penelitian Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan, penulis mengambil lokasi penelitian di PT. Citra Tama Adigraha Jl. Musi 38 Surabaya. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap pengambilan keputusan pembelian produk XAMthone plus dari PT. UFO BKB Syariah. Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian berjudul Strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini pokok bahasan atau variabel independen yang diteliti adalah penerapan sistem pengelolaan persediaan oleh pemasok yang diukur

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, yang diilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dilakukan dengan prosedur ilmiah dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang perbedaan penetapan Pajak Penghasilan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang perbedaan penetapan Pajak Penghasilan BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang perbedaan penetapan Pajak Penghasilan pasal 21 terutang yang ditanggung perusahaan sebelum dan sesudah penerapan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari 33 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Tipe penelitian eksplanatif merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari sebab

Lebih terperinci

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi TEORI KOMUNIKASI MODUL 4 Perspektif dalam Ilmu Komunikasi Membicarakan teori pada dasarnya membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya. Dalam materi ini, kita menggunakan perspektif dan paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Efektivitas Program Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti menggunakan jenis

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian mengenai Konsep Diri Anak Jalanan usia Remaja. Bungin (2008), menjelaskan bahwa metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

BAB III METODE PENELITIAN. peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory reaserch.

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory reaserch. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory reaserch. Singarimbun dan Effendi (006:4) menjelaskan explanatory reaserch yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (1998:15) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1. KERANGKA TEORITIS Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor faktor penting yang telah diketahui

Lebih terperinci