SKRIPSI. Oleh: Septi Ningsih NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh: Septi Ningsih NIM"

Transkripsi

1 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Septi Ningsih NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2015

2

3

4

5 MOTTO Ketika anda mampu memperkejakan orang yang lebih pintar dari anda, maka anda telah membuktikan bahwa anda lebih pintar dari mereka (R. H. Grant) Sukses itu menular, begitu juga dengan kemiskinan pikiran akan menular. Untuk itu, bergaulah dengan orang-orang hebat dan sukses agar menular pada anda (Ir. Hendro) Tidak ada yang tidak mungkin bagi mereka yang percaya dirinya bisa melakukan hal-hal yang besar (Penulis) v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini adalah karya saya sendiri dan dengan rahmat Allah SWT, karya ini saya persembahkan untuk: 1. Ayahanda, Ibunda tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya dan memanjatkan doa-doa yang mulia untuk keberhasilan penulis dalam menyusun karya ini. 2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan banyak sekali pengalaman. 3. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kesempatan untuk belajar. vi

7 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS Oleh Septi Ningsih NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat; (2) Hasil pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat; (3) Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat; (4) Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah penyelenggara program, tutor, dan warga belajar program PKM di PKBM Harapan Bangsa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu dengan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dari berbagai narasumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dilakukan dengan 5 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pendampingan; (2) Hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu warga belajar mempunyai kemampuan untuk berwirausaha; (3) Faktor pendukung pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, yaitu: ketersediaan modal, dukungan dari lembaga, motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, serta dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor penghambatnya, yaitu: terbatasnya lahan, dan terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan; (4) Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar secara ekonomi,yaitu: mempunyai usaha sendiri, meningkatnya pendapatan ekonomi, dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Dampak psikologis, yaitui: meningkatnya rasa percaya diri, dan kerja keras dalam berwirausaha. Dampak sosial, yaitu: meningkatnya partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, penambahan relasi, dan peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan cara budidaya ikan lele kepada orang lain. Kata kunci: dampak program, pendidikan kewirausahaan masyarakat vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-nya, sehingga pada kesempatan yang baik ini saya dapat menyelesaikan skripsi guna memperoleh gelar sarjana pendidikan, di Universitas Negeri Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas kerjasama, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya berjalan lancar. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan kelancaran di dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Yoyon Suryono, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan. 5. Ketua dan pengurus PKBM Harapan Bangsa beserta warga belajar lulusan program pendidikan kewirausahaan masyarakat atas izin penelitian yang diberikan 6. Bapak dan ibu tercinta terimakasih untuk setiap doa, perih, dan keringat yang beliau relakan demi kelancaran penyusunan skripsi ini. Adik-adik ku tersayang, terima kasih untuk setiap semangat yang telah kalian berikan. viii

9 7. Topo Bidiyanto yang telah memberikan doa, motivasi, dan masukannya untuk kelancaran penulisan skripsi ini. 8. Sahabatku tercinta yaitu Nuansa, Irma, Ferry, Intan, Tyas, dan Rina yang telah memberikan masukan, motivasi, dan persahabatannya. 9. Teman-teman Jurusan Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2011 terimakasih telah berbagi cerita, cinta, dan doa. 10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam penyelesaian studi dan skripsi ini. Dengan segenap kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala bantuan, doa, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Yogyakarta, 24 Agustus 2015 Penulis ix

10 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN SURAT PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 7 C. Pembatasan Masalah... 8 D. Rumusan Masalah... 8 E. Tujuan Penelitian... 9 F. Manfaat Penelitian BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Pendidikan Luar Sekolah... a. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah b. Peran Pendidikan Luar Sekolah... c. Program Pendidikan Luar Sekolah d. Asas Pendidikan Luar Sekolah x

11 2. Manajemen dan Dampak Program a. Pengertian Manajemen Program b. Fungsi Manajemen Program c. Pengertian Dampak Program d. Dampak Program terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat... a. Pendidikan... 1) Pengertian Pendidikan... 2) Tujuan Pendidikan... 3) Ciri Umum Pendidikan... 4) Faktor-faktor Pendidikan b. Kewirausahaan ) Pengertian Kewirausahaan ) Sikap Kewirausahaan ) Tujuan Kewirausahaan ) Manfaat Kewirausahaan ) Asas Kewirausahaan c. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ) Pengertian Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ) Tujuan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ) Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ) Proses Belajar Mengajar Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Kajian tentang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) a. Pengertian PKBM... b. Tujuan PKBM... c. Fungsi PKBM... d. Azas PKBM... B. Penelitian yang Relevan xi

12 C. Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Penentuan Subjek Penelitian C. Setting, Waktu dan Tempat Penelitian D. Metode Pengumpulan Data Observasi Wawancara Dokumentasi E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Keabsahan Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Deskripsi Lembaga PKBM Harapan Bangsa Visi dan Misi Lembaga PKBM Harapan Bangsa Tujuan Lembaga PKBM Harapan Bangsa Sasaran Lembaga PKBM Harapan Bangsa Program Lembaga PKBM Harapan Bangsa Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa Tata Tertib PKBM Harapan Bangsa Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa B. Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa a. Perencanaan pembelajaran program yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa xii

13 b. Pelaksanaan pembelajaran program yang dilakukan oleh 63 PKBM Harapan Bangsa... c. Monitoring program yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa d. Penilaian program yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa e. Pendampingan Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa C. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data Tabel 2. Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa Tabel 3. Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa Tabel 4. Jadwal Penyelenggaraan Program Tabel 5. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program kewirausahaan 64 Tabel 6. Daftar Warga Belajar Pengembangan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat xiv

15 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Rangkaian Fungsi Manajemen... Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir... Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyuma... Gambar 4. Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa xv

16 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Pedoman Observasi Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi Lampiran 3. Pedoman Wawancara Lampiran 4. Catatan Lapangan Lampiran 5. Display, Reduksi, dan Kesimpulan Wawancara Lampiran 6. Hasil Dokumentasi Foto Lampiran 7. Profil Lembaga PKBM Harapan Bangsa Lampiran 8. Surat Perijinan xvi

17 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan manusia di Indonesia, karena dengan pendidikan yang berkualitas maka akan dapat mencerdaskan suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan di Indonesia sangat perlu untuk dikembangkan. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, ketrampilan, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang -Undang RI, 2003: 3). Permasalahan pendidikan masih mewarnai berbagai daerah di Indonesia. Permasalahan tersebut meliputi tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, kurangnya akses pendidikan, banyak masyarakat putus sekolah, dan kesenjangan pendidikan. Permasalah pendidikan tersebut mengakibatkan timbulnya masalah-masalah sosial yang lain seperti pengangguran karena masyarakat tidak mampu untuk ikut bersaing di dunia kerja dengan bekal pendidikan yang rendah. Jawa Tengah merupakan suatu provinsi yang ada di Indonesia dengan jumlah pengangguran terbuka sebesar 1,1 juta jiwa dari total jumlah angkatan kerja sebesar 17,76 juta jiwa (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014) 1

18 Data BPS Kabupaten Banyumas, menunjukan bahwa setiap tahun angka pengangguran di wilayah Kabupaten Banyumas terus meningkat. Data dari Pemerintah Kabupaten Banyumas Jawa Tengah pada tahun 2011 menyebutkan 127 ribu jiwa masih menganggur. Meski tergolong tinggi, jumlah tersebut tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai 152 ribu jiwa (BPS Kabupaten Banyumas, 2011). Cara mengatasi pengangguran di daerah-daerah di Indonesia memang tidak mudah, butuh kerjasama antara pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah telah melakukan beberapa cara untuk dapat mengatasi pengangguran, yaitu dengan memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu, dengan pendidikan maka akan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak sehingga lebih mudah dalam mencari pekerjaan. Dengan mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan seperti kursus menjahit, atau pelatihan membuat kerajinan tangan, sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah dimiliki. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran adalah dengan mengembangkan program-program pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan. Suatu negara bisa menjadi makmur bila ada entrepreneur sedikitnya 2% sekitar 4,7 juta jiwa dari jumlah penduduk, namun kenyataannya di Indonesia hanya ada 1,56 % sekitar 3,7 juta jiwa (Suryana, 2010: 14). Maka tidak mengherankan kalau kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan Negara-negara lain. Hal ini 2

19 karena warga Indonesia lebih suka bekerja pada perusahaan milik orang lain, dari pada berwirausaha. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagai penunjang program pendidikan kewirausahaan, termasuk diantaranya dalam kebijakan program pendidikan non formal melalui pendidikan kewirausahaan masyarakat. Pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat (Dirjen PAUDNI, 2013). Hal tersebut dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5 yang menyebutkan bahwa: Pelatihan dan kursus diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penyelenggaraan program ini adalah satuan pendidikan non formal seperti lembaga kursus dan pelatihan (LKP), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kelompok belajar dan satuan pendidikan non formal yang sejenis. Selain itu program tersebut dapat dilaksanakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) serta yayasan sosial lainnya. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu lembaga yang dapat mengadakan program pendidikan kewirausahaan 3

20 masyarakat. Menurut UNESCO dalam Mustofa Kamil (2011: 85), bahwa PKBM merupakan: Sebuah lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan formal, diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepeda masyarakat untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat supaya dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Di kota Banyumas sendiri tidak semua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) mempunyai program pendidikan kewirausahaan masyarakat dalam upaya untuk mengatasi pengangguran dikalangan masyarakat desa. PKBM Harapan Bangsa yang mampu mewujudkan tujuan dari program Pemerintah terutama dalam bidang pendidikan non formal, melalui program pendidikan kewirausahaan masyarakat, yaitu berupa pelatihan keterampilan yang bertujuan untuk memberikan modal pengetahuan dan keterampilan kepada keluarga menengah ke bawah. PKBM Harapan Bangsa di Kabupaten Banyumas berada di desa Petir, kecamatan Kalibagor yang merupakan daerah pedesaan. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar adalah buruh, tani dan pedagang. Tingkat pendidikan dari warga masyarakatnya adalah lulusan SD dan SMP atau sederajat bahkan ada yang tidak tamat sekolah dasar sehingga kurang mempunyai bekal ketrampilan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup. Menurut data BPS Kabupaten Banyumas (2013), warga masyarakat desa Petir sebagian besar tidak tamat sekolah dasar yaitu sekitar 687 jiwa, warga masyarakat yang tamat SD ada 378 jiwa dan yang tamat SMP ada 378 jiwa. Masyarakat di desa Petir sebagian masih banyak masyarakat yang kurang 4

21 mampu atau miskin, oleh karena itu perlu adanya keterampilan baru yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan pada masyarakat yang kurang mampu. Masih adanya masyarakat yang berada pada tingkatan belum sejahtera maka program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa melalui pelatihan budidaya ikan lele pada tahun 2014 bagi masyarakat di wiliyah tersebut dimaksud untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat dengan memfasilitasi keterampilan. Proses pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa masih dirasa kurang berhasil karena dari sepuluh jumlah warga belajar hanya tujuh yang membuat usaha mandiri. Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, ada kekhawatiran bahwa program ini akan bernasib sama dengan program-program kewirausahaan lain yang diluncurkan pemerintah namun keberhasilannya meragukan. Pengalaman program yang gagal, tentu akan berimbas pada keberlangsungan program itu sendiri. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele masih mengalami berbagai kendala seperti analisis kebutuhan yang tidak sesuai antara jenis keterampilan, proses pembelajaran, serta masih sulitnya mengubah pola pikir masyarakat. Tanggung jawab PKBM sebagai lembaga penyelenggara program tidak hanya berhenti setelah warga belajar selesai mengikuti program pelatihan, tetapi tetap melakukan pendampingan program pasca program pelatihan selesai. Pendampingan tersebut berupa pendampingan oleh tutor dan pihak 5

22 penyelenggara kepada kelompok usaha mandiri, serta layanan konsultasi untuk warga belajar apabila menemui kendala dalam kegiatan praktik atau pemasaran. Program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa melalui pelatihan budidaya ikan lele telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November Tujuan dari program pelaksanaan pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele adalah untuk memberikan bekal keterampilan kepada warga belajar agar dapat membuat usaha secara mandiri. Program pendidikan kewirausahaan masyarakat sampai saat ini belum menunjukkan dampak yang jelas bagi warga belajar baik dari segi ekonomi, psikologis, maupun sosial. Begitu juga pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sampai saat ini belum ada data mengenai berhasil atau tidaknya PKBM dalam melaksanakan program. Dengan demikian penulis ingin mengkaji dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele yang diselenggarakan oleh PKBM Harapan Bangsa, sehingga dapat diketahui manfaat dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat bagi Warga Belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. 6

23 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Dilihat dari data BPS Banyumas jumlah angka pengangguran di Banyumas masih tinggi yaitu 127 ribu jiwa. 2. Masih adanya warga masyarakat di daerah PKBM Harapan Bangsa yang berada di tingkatan masyarakat yang belum sejahtera. 3. Tingkat pendidikan dari warga masyarakat di desa Petir adalah lulusan SD dan SMP atau sederajat yang kurang mempunyai bekal ketrampilan. 4. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa masih dirasa kurang tepat, karena sulitnya mengubah pola pikir masyarakat. 5. Program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa masih dirasa kurang berhasil. 6. Penyelenggaraan program pendidikan kewirausahaan masyarakat belum terkait dengan peningkatan ekonomi warga belajar karena program pendidikan kewirausahaan masyarakat belum banyak. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada hasil identifikasi masalah diatas dengan keterbatasan peneliti yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah pada dampak pelaksanaan program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) bagi Warga Belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. 7

24 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas? 2. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas? 3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas? 4. Bagaimana dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang: 1. Mendiskripsikan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. 8

25 2. Mendiskripsikan hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas 3. Mendiskripsikan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. 4. Mendiskripsikan bagaimana dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Pengembangan keilmuan pendidikan non formal khususnya pendidikan luar sekolah. b. Memperkaya kajian tentang dampak pelaksanaan program khususnya program pendidikan kewirausahaan masyarakat. c. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi pendorong atau bahan kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya. 9

26 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1) Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan dibidang pendidikan kewirausahaan masyarakat sebagai upaya memberi pengalaman baru agar dapat berguna bagi kemampuan diri sendiri. 2) Memberikan suatu gambaran tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM. b. Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah 1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan tentang Pendidikan Luar Sekolah khususnya pada Program pendidikan kewirausahaan masyarakat. 2) Menjadi sarana program pendidikan kewirausahaan masyarakat. c. PKBM Harapan Bangsa 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dan manfaat bagi PKBM Harapan Bangsa dalam merancang program-program Non Formal. 2) Sebagai bahan masukan dalam menyiapkan perencanaan suatu program yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan masyarakat. 10

27 A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pendidikan Luar Sekolah a. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku seseorang. Pendidikan luar sekolah sebenarnya sudah ada sebelum pendidikan formal lahir. Pendidikan luar sekolah (PLS) sesungguhnya bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia. Pendidikan luar sekolah merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk menyiapkan, meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia, agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya saing untuk merebut peluang yang ada dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di lingkungannya (Umberto Sihombing, 2000: 12). Menurut Djudju Sudjana (2001: 8) pendidikan luar sekolah merupakan: Suatu kegiatan yang terorganisasi dan sistematis di luar subsistem pendidikan sekolah, bertujuan untuk membantu peserta didik dan masyarakat untuk selalu belajar tentang nilai-nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan fungsional yang diperlukan untuk mengaktualisasi diri dan untuk membangun masyarakat dan bangsa dengan selalu berorientasi pada kemajuan kehidupan di masa depan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah yaitu untuk membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai dengan usia, dan kebutuhannya. Hasil yang diperoleh dari pendidikan luar sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. 11

28 b. Peran Pendidikan Luar Sekolah Masalah pendidikan dalam pendidikan sekolah menyebabkan pendidikan luar sekolah mengambil peran untuk membantu sekolah dan masyarakat dalam mengurangi masalah tersebut. Djudju Sudjana (2001: 74) mengemukakan peran pendidikan luar sekolah sebagai berikut: 1) Pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap pendidikan sekolah Pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap pendidikan ssekolah berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik dengan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh di pendidikan sekolah. Isi pogram didasarkan atas kebutuhan peserta didik. Program dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan dan bekerja sama dengan masyarakat. 2) Pendidikan luar sekolah sebagai penambah pendidikan sekolah Pendidikan luar sekolah sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan untuk menyediakan kesempatan belajar kepada: a) Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang sudah diperoleh dalam pendidikan sekolah. Kegiatan belajar tambahan ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menggunakan ruang kelas di sekolah yang bersangkutan atau ditempat lain. Materi pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Para pendidik pada umumnya adalah guru-guru mata pelajaran yang bersangkutan sangkutan atau sumber belajar lain yang ada di masyarakat. b) Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih memerlukan layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh. Kebutuhan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu: Memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Kebutuhan ini biasanya dilakukan melalui bimbingan studi, bimbingan tes, kursuskursus dan kelompok belajar, Menambah pengetahuan tentang materi belajar yang dirasakan penting sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semakin cepat. Kebutuhan ini 12

29 dilakukan melalui kursus-kursus, diskusi, seminar lokakarya, penelitian, dan studi kepustakaan. c) Mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat. Upaya ini dikaitkan dengan keterampilan kerja dan berusaha. Pendidikan luar sekolah sebagai penambah ini diarahkan untuk membekali para lulusan dan mereka yang putus sekolah untuk memasuki dunia kerja. 3) Pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan sekolah Pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan sekolah meyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena berbagai alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan pendidikan sekolah, umumnya sekolah dasar. yaitu: Peran pendidikan luar sekolah menurut Umberto Sihombing (2000: 17), 1) Pendidikan luar sekolah membelajarkan mereka yang tidak dibelajarkan oleh sistem persekolahan 2) Pendidikan luar sekolah membuka berbagai jenis dan pola pendidikan dan pengajaran bagi siapapun yang tidak mendapat kesempatan pada jalur pendidikan sekolah 3) Bagi mereka yang walaupun sudah ikut program persekolahan namun masih memerlukan tambahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tidak diperoleh pada jalur sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran pendidikan luar sekolah adalah sebagai pelengkap, penambah, dan pengganti pendidikan yang tidak diperoleh pada pendidikan formal (pendidikan sekolah) dan pendidikan informal (pendidikan keluarga). 13

30 c. Program Pendidikan Luar Sekolah Umberto Sihombing (2000: 37) mengemukakan beberapa program pendidikan luar sekolah, sebagai berikut: 1) Program pengembangan anak usia dini 2) Program keaksaraan fungsional 3) Program pendidikan dasar (paket A dan paket B) 4) Program pemberdayaan perempuan 5) Program yang diselenggarakan masyarakat (kursus) 6) Program paket C 7) Program magang d. Asas Pendidikan Luar Sekolah Dalam membina dan mengembangan pendidikan luar sekolah diperlukan asas yang kuat sehingga setiap program pendidikan didasari oleh kenyataan objektif yang dimiliki individu, masyarakat, dan bangsa serta berorientasi kearah terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa depan. Djudju Sudjana (2001: 175) mengemukakan bahwa ada empat asas dalam pendidikan luar sekolah, antara lain: 1) Asas kebutuhan Pentingnya kebutuhan dalam penyusunan dan pengembangan suatu program pendidikan luar sekolah didasarkan pada alasan bahwa kebutuhan adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Pendidikan luar sekolah akan memperoleh dukungan dari peserta didik apabila program-programnya disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik. 2) Asas pendidikan sepanjang hayat Pendidikan sepanjang hayat adalah untuk menyiapkan diri dalam mencapai kehidupan yang lebih baik di masa depan. Penerapan asas pendidikan 14

31 sepanjang hayat dalam pendidikan luar sekolah menyebabkan adanya tiga ciri umum pada pendidikan luar sekolah, yaitu: pertama, pendidikan luar sekolah memberikan kesempatan belajar secara wajar dan luas kepada setiap orang. Kedua, pendidikan luar sekolah diselenggarakan dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses, hasil dan dampak program. Ketiga, pendidikan luar sekolah memiliki tujuan-tujuan ideal yang terkandung dalam proses pendidikannya. 3) Asas relevansi dengan pembangunan masyarakat Asas relevansi dengan pembangunan masyarakat mengandung dua makna. Pertama, bahwa kehadiran pendidikan luar sekolah didasarkan atas kebutuhan masyarakat dan muncul karena tuntutan pembangunan masyarakat. Kedua, program-program pendidikan luar sekolah berfungsi menggarap pengembangan sumber daya manusia yang menjadi pelaku utama dan penerima pengaruh dari pembangunan masyarakat. 4) Asas wawasan ke masa depan Pendidikan luar sekolah, sebagai bagian dari pendidikan nasional yang programnya berkaitan dengan berbagai sektor pembangunan yang berorientasi pada perubahan masyarakat yang mungkin terjadi di masa depan. Tugas dari pendidikan luar sekolah perlu untuk dikembangkan. Pertama, membelajarkan peserta didik agar memiliki dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai untuk dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan perubahan di masa depan. Kedua, membelajarkan peserta didik agar mampu 15

32 melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan taraf hidupnya yang berorientasi pada kemajuan di masa depan. Pendidikan luar sekolah perlu memantapkan peranan, fungsi dan tugasnya dengan menerapkan asas kebutuhan, pendidikan sepanjang hayat, relevansinya dengan pembangunan masyarakat dan wawasan ke masa depan. 2. Manajemen dan Dampak Program a. Pengertian Manajemen Program Menurut Djudju Sudjana (2000:52), manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan. Sedangkan Umberto Sihombing (2000: 52) mengemukakan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur sumber daya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Fungsi Manajamen Program Djudju Sudjana (2004: 57) mengatakan bahwa dalam manajemen program pendidikan luar sekolah ada enam fungsi yang berurutan, yaitu: 1) Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengembilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. 16

33 2) Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian pendidikan luar sekolah adalah usaha mengintegrasikan sumber daya manusia dan non manusia yang diperlukan ke dalam satu kesatuan untuk melaksanakan kegiatan yang telah dirancang dalam mencapai tujuan. 3) Penggerakan (motivating) Penggerakan merupakan upaya yang dilakukan untuk menggerakkan seseorang dengan menumbuhkan dorongan untuk melakukan kegiatan yang telah diberikan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan. 4) Pembinaan (conforming) Pembinaan merupakan upaya memelihara atau membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya terlaksana. 5) Penilaian (evaluating) Penilaian dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program. 6) Pengembangan (developing) Pengembangan dilakukan setelah suatu program dilaksanakan dan dievaluasi. Sedangkan menurut Umberto Sihombing (2000: 56), ada lima fungsi manajemen program, yaitu: 1) Perencanaan Perencanaan dalam pendidikan luar sekolah yaitu menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat oleh penyelenggara pendidikan. 2) Pengorganisasian Pengorganisasian dalam pendidikan luar sekolah biasanya diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi. Sasaran program pendidikan luar sekolah sering diwarnai dengan beberapa kendala antara lain, sasaran program yang dikategorikan miskin (baik miskin ilmu, miskin harta, dan miskin informasi) tetapi mempunyai keinginan untuk belajar, tempat tinggal sasaran yang tidak 17

34 mudah untuk dijangkau, dan sasaran dari program pendidikan luar sekolah tidak mudah untuk diajak belajar. Oleh karena itu pengorganisasian program pendidikan luar sekolah perlu dikaji dengan benar agar masalah-masalah diatas dapat diatasi dengan baik. 3) Pelaksanaan Pelaksanaan sebagai salah satu fungsi dalam manajemen bukan hanya mengelola pelaksanaan program namun mencakup bagian yang luas, seperti manusia, uang, material, dan waktu. Dalam pelaksanaan suatu program pendidikan luar sekolah harus melibatkan masyarakat dalam perencanaan pelaksanaan program 4) Koordinasi Koordinasi merupakan suatu usaha untuk bekerjasama antara beberapa unsur dalam melaksanakan suatu kegiatan. Koordinasi harus menjadi kata kunci dalam penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah baik dalam bentuk kelompok belajar, pelatihan, atau kursus. Program pendidikan luar sekolah menyangkut peningkatan kesejahteraan hidup melalui pendidikan, karena itu harus menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat, meskipun dalam pelaksanaannya selalu disesuaikan dengan keadaan warga belajar. 5) Pengawasan Pengawasan dalam program pendidikan luar sekolah bahwa tujuan harus dicapai secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Permasalahan dan kendala yang dialami harus dapat segera diketahui penyebabnya. Pengawasan dalam pendidikan luar sekolah ada dua 18

35 macam yaitu pengawasan internal yang dilakukan oleh struktur organisasi pemerintah dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh masyarakat. Fungsi manajemen menurut Manullang (2005: 8) terdiri dari sepuluh fungsi, yaitu: 1) Forecasting Forecasting merupakan kegiatan meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dilakukan. 2) Planning termasuk budgeting Fungsi planning termasuk budgeting yaitu fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai, menetapkan peraturan dan pelaksanaan yang harus dilakukan, dan menetapkan biaya yang diperlukan serta pemasukan dana. 3) Organizing Organisasi dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan warga belajar serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 4) Pelaksanaan (Staffing) Pelaksanaan (Staffing) merupakan salah satu fungsi dalam manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu pelatihan atau pendidikan mulai dari merekrut warga belajar, dan merekrut tutor. 19

36 5) Pengarah (Directing) Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah, atau instruksi dalam melaksanakan tugas masing-masing agar dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 6) Pemeran (Leading) Pemeran (Leading) berkaitan dengan pengambilan keputusan, komunikasi, memberikan semangat, inspirasi, dan dorongan kepada warga belajar agar bertindak. 7) Pengkoordinasian (Coordinating) Pengkoordinasian (Coordinating) merupakan fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan kegiatan warga belajar. 8) Motivating Motivating merupakan fungsi manajemen berupa pemberian semangat dan dorongan agar warga belajar bersedia untuk mengikuti pelaksanaan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. 9) Controlling Controlling adalah salah satu dari fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian atau koreksi sehingga dalam pelaksanaan program dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. 20

37 10) Pelaporan (Reporting) Pelaporan (Reporting) merupakan fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan, hasil kegiatan, pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan juga fungsi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen dalam pendidikan luar sekolah terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, penilaian, dan pendampingan. Fungsi manajemen pendidikan luar sekolah harus dilakukan berkesinambungan dan berurutan. Perencanaan Pengembangan Pengorganisasian n Penilaian Penggerakan Pembinaan Gambar 1. Rangkaian Fungsi Manajemen (Djudju Sudjana, 2004: 53) c. Pengertian Dampak Program Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 234), dampak berarti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat negatif maupun positif. Pendapat lain menyatakan bahwa, dampak adalah pengaruh yang dialami warga belajar atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain 21

38 (Djudju Sudjana, 2006: 95). Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dampak merupakan akibat atau pengaruh yang dialami oleh warga belajar baik positif ataupun negatif. Dalam hal ini adalah pengaruh positif dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang berakibat pada peningkatan kehidupan warga belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Sedangkan program merupakan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan pelaksanaanya berkesinambungan. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 3), program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Program pendidikan luar sekolah yaitu suatu kegiatan yang disusun secara terencana dan memiliki tujuan, sasaran, isi, dan jenis kegiatan, pelaksanaan kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat-alat, biaya, dan sumber-sumber pendukung lainnya (Djudju Sudjana, 2006: 4). Berdasarkan pengertian dampak dan program yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan pengertian dari dampak program. Dampak program merupakan suatu perubahan yang terjadi sebagai bentuk akibat baik negatif maupun positif yang dialami warga belajar, dengan perubahan sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan, atau status sosial sebagai hasil telah mengikuti program dan mendapatkan dukungan dari pihak lain. 22

39 Menurut Djudju Sudjana (2006: 95) dampak program dapat dilihat dalam tiga aspek kehidupan, yaitu: 1) Peningkatan taraf atau kesejahteraan hidup dengan indikator memiliki pekerjaan atau usaha, pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. 2) Upaya membelajarkan orang lain baik kepada perorangan, kelompok atau komunitas. 3) Keikutsertaan dalam kegiatan sosial atau pembangunan masyarakat seperti partisipasi dalam bentuk pemikiran, tenaga, keterampilan atau harta benda. Dengan demikian program pendidikan luar sekolah dikatakan lengkap apabila menyangkut semua komponen-komponen program dan berlangsung secara berkesinambungan. d. Dampak Program terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat Suatu program dalam pendidikan luar sekolah yang sebagian besar dilaksanakan di lingkungan masyarakat karena asas pendidikan luar sekolah meliputi, dari masyarakat, untuk masyarakat, dan oleh masyarakat. Program yang telah selesai dilaksanakan akan memberikan hasil dan dampak yang bermacam-macam bagi warga belajar ataupun bagi masyarakat luas. Dampak dari suatu program tidak hanya dilihat pada segi ekonomi saja melainkan meliputi beberapa aspek dalam kehidupan. Hasil dari suatu program pelatihan berjalan dengan baik atau tidak tergantung pada pelaksanaan dan respon dari masyarakat itu sendiri. Sedangkan dampak yang ditimbulkan sangat beragam baik berupa dampak positif maupun negatif. Dampak program dapat dilihat dalam aspek kehidupan masyarakat, yaitu: 23

40 1) Dampak ekonomi Dampak ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian (Depdiknas, 2005: 234). Sesuatu bernilai ekonomi apabila dapat menambah penghasilan dari suatu keterampilan yang dimiliki kemudian mendapatkan uang sehingga mengalami peningkatan kesejahteraan ekonomi. Kesejahteraan ekonomi adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan (Ainur, 2012: 31). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak ekonomi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah pengaruh perubahan perilaku, keterampilan, pengetahuan, sikap, status atau perubahan kehidupan terhadap perekonomian warga belajar berupa sandang, pangan, papan, dan kesehatan. Keikutsertaan warga belajar pada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, maka dari keterampilan dan pengetahuan yang sudah dimiliki, warga belajar mampu membuka usaha secara mandiri atau berwirausaha sendiri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga belajar serta masyarakat sekitar. 2) Dampak sosial Dampak sosial merupakan konsekuensi sosial yang timbul akibat adanya suatu kegiatan pembangunan maupun penerapan suatu kebijaksanaan dan program, serta merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan (Haryati Roebyantho, dkk, 2011: 49). Dampak sosial dari sebuah program dapat dilihat pada partisipasi aktif 24

41 masyarakat terhadap organisasi yang ada di lingkungannya baik itu sumbangan pemikiran, tenaga, keterampilan dan harta benda. Dampak sosial berkaitan erat dengan kecakapan sosial seseorang, kemampuan yang dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat, bersosialisasi dan bekerjasama dalam pemecahan masalah di masyarakat. Kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama dan tanggung jawab sosial Kecakapan berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi komunikasi dengan empati. Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan hidup yaitu menuangkan gagasan melalui tulisan yang mudah dipahami orang lain (Anwar, 2006:30). Kecakapan berkomunikasi sangat diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain di lingkungan masyarakat khususnya untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Kecakapan bekerjasama bukan sekedar bekerja bersama tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu (Tim Broad Based Education, 2002: 11). Kerjasama dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan seperti dalam berorganisasi di masyarakat, pada dasarnya semua manusia merupakan makhluk sosial dan dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan bekerjasama dengan masyarakat lain. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpilkan bahwa dampak sosial dari pelaksanaan program berkaitan erat dengan kecakapan sosial 25

42 seseorang yang terdiri dari kecakapan berkomunikasi dan kecakapan untuk bekerjasama di dalam lingkungan masyarakat. 3) Dampak Psikologis Dampak dari sebuah program adalah meningkatnya rasa percaya diri, memiliki kemandirian dan keberanian dalam menjalankan hidupnya (Aulia Syahrani, 2013: 14). Dampak psikologis dapat dilihat pada rasa percaya diri warga belajar atau motivasi warga belajar dalam mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dimiliki setelah mengikuti pelaksanaan suatu program. Dampak Psikologis berkaitan erat dengan kecakapan personal seseorang. Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam memahami atau mengenal diri dan kecakapan berpikir rasional. Menurut Tim Broad Based Education (2002:10), kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal dalam meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi lingkungan. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bawha dampak psikologis dari suatu program berkaitan dengan kecakapan personal dari warga belajar yang meliputi memahami atau mengenal diri dan kecakapan berpikir rasional. Warga belajar yang sudah memiliki kecakapan personal biasanya memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kualitas dirinya dengan terus belajar. 26

43 Pengukuran keberhasilan program dapat dilihat dari indikator keberhasilan, salah satunya adalah berkurangnya tingkat kemiskinan dan pengangguran di masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal atau sumber daya yang ada di masyarakat untuk dijadikan sumber usaha atau wirausaha, dan dengan bekerja sesuai dengan keterampilan yang sudah dimiliki setelah mengikuti program yang ada di lembaga masyarakat. 3. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat a. Pendidikan 1) Pengertian Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam pembangunan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar warga belajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut menjelaskan bahwa pendidikan sebagai proses seseorang belajar untuk mengetahui, mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya untuk menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Menurut Redja Mudyahardjo (2010: 11) pengertian pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu: pengertian maha luas, sempit dan luas terbatas. Pengertian pendidikan maha luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang 27

44 berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian pendidikan secara sempit, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pengertian pendidikan secara luas terbatas, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup di masa yang akan datang. 2) Tujuan Pendidikan Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini kemudian dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mengamati dari tujuan pendidikan yang ada dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut dapat dikemukakan bahwa pendidikan merupakan tempat terbentuknya masyarakat yang dapat membangun serta meningkatkan martabat dan kecerdasan bangsa. Pendidikan juga merupakan salah satu bentuk investasi manusia yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Tujuan pendidikan menurut Binti Maunah (2009: 9) adalah 28

45 perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pada tingkah laku individu, kehidupan pribadi individu maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup. 3) Ciri Umum Pendidikan Menurut Fuad Ihsan (2008: 6) ciri atau unsur umum dalam pendidikan ada tiga, sebagai berikut: a) Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang mempunyai kemampuan untuk berkembang sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. b) Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha-usaha yang disengaja dan terencana untuk memilih materi, strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. c) Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, pendidikan formal, informal, dan non formal. 4) Faktor-faktor Pendidikan Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Menurut Fuad Ihsan (2008: 7) enam faktor pendidikan tersebut yaitu: a) Faktor tujuan b) Faktor pendidik c) Faktor peserta didik d) Faktor isi/ materi pendidikan e) Faktor metode pendidikan f) Faktor situasi lingkungan 29

46 b. Kewirausahaan 1) Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan memiliki peran penting dalam kehidupan dan pembangunan suatu bangsa. Kewirausahaan harus hadir dalam semua aspek kehidupan. Menurut Basrowi (2011: 2) kewirausahaan merupakan: Proses kemanusiaan (human procces) yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola, sehingga peluang itu dapat terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba untuk jangka waktu yang lama. Mardiyatmo (2005: 2) mengemukakan, kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif. Artinya kewirausahaan adalah suatu tindakan kreatif dari seseorang yang membuat sesuatu yang tidak bernilai menjadi bernilai. Kewirausahaan memerlukan tekad dan komitmen untuk memimpin orang lain, kewirausahaan juga mempunyai keberanian untuk mengambil resiko yang sudah diperhitungkan sebelumnya, serta kewirausahaan mempunyai keberanian untuk menghadapi tantangan. 2) Sikap kewirausahaan Sikap kewirausahaan yang harus dikembangkan, meliputi: a) Pencapaian orientasi dan ambisi b) Percaya diri c) Tekun d) Otonom/ mandiri e) Berorintasi pada tindakan f) Belajar sambil bekerja 30

47 g) Kerja keras, tekad yang kuat (Ditdiknas dalam Yoyon Suryono, 2012: 101) Sedangkan sikap wirausaha menurut Meredith dalam Basrowi (2011: 27), sebagai berikut: a) Percaya diri (self confidence): percaya diri merupakan keyakinan seseorang dalam menghadapi pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, dan kegairahan berkarya. b) Berorientasi tugas dan hasil: seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, dan kerja kera. c) Keberanian mengambil resiko: wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan. Kemampuan untuk mengambil resiko tergantu dari keyakinan pada diri sendiri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang, dan kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realitis. d) Kepemimpinan: seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. e) Berorientasi ke masa depan: wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. f) Kreativitas dan inovasi: kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. 31

48 3) Tujuan Kewirausahaan yaitu: Menurut Basrowi (2011: 7) ada beberapa tujuan dari kewirausahaan, a) Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas b) Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat c) Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat yang mampu, andal dan unggul d) Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat 4) Manfaat Kewirausahaan yaitu: Mardiyatmo (2005: 6) mengemukakan manfaat dari berwirausaha, a) Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya. b) Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. c) Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan perintah agama. d) Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut diteladani. e) Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan. f) Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun, dan jujur dalam menghadapi pekerjaan. g) Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros. Menurut Rusdiana (2012: 58), manfaat yang dapat diperoleh melalui berwirausaha adalah: a) Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki. Banyak wirausaha yang berhasil mengelola usahanya karena menjadikan keterampilan atau hobi yang dimiliki menjadi suatu pekerjaan. 32

49 b) Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha seseorang memiliki kesempatan untuk berperan bagi masyarakat dengan menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat. c) Dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha. Kesuksesan dan ketidaksuksesan seseorang dalam karier sangat bergantung pada motivasi untuk menjalankan kariernya. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari kewirausahaan adalah berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya, menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran, dan memberikan motivasi bagaimana harus bekerja keras dan tekun dalam berwirausahan. 5) Asas Kewirausahaan Asas kewirausahaan menurut Mardiyatmo (2005: 5), yaitu: a) Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandasan etika bisnis yang sehat b) Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif c) Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko d) Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian e) Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif e. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat 1) Pengertian Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Pendidikan kewirausahaan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang dihadapi (Daryanto, 2012:4). Kewirausahaan dahulu hanya dapat dilakukan melalui 33

50 pengalaman langsung di lapangan, namun sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan tetapi merupakan ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat (Direktorat Jenderal PAUDNI, 2014: 7). Program pendidikan kewirausahaan masyarakat untuk mendidik warga masyarakat agar menjadi wirausahawan, sehingga selain dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungannya. 2) Komponen Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Pendidikan kewirausahaan masyarakat termasuk dalam pendidikan luar sekolah yang berupa pendidikan dan pelatihan. Keberhasilan pelatihan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran berupa dampak yang dapat dilihat setelah kegiatan pelatihan berlangsung. Munculnya dampak terhadap warga belajar dari pelaksanaan pelatihan pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yaitu berupa perilaku berwirausaha warga belajar pasca pelatihan, tentunya tidak terlepas dari hubungan antara komponen-komponen pelatihan yang saling keterkaitan, sebagai salah satu bentuk dari satuan pendidikan nonformal maka pelatihan pun mempunyai beberapa komponen yang saling berhubungan. 34

51 Menurut Djudju Sudjana (2006: 4), komponen-komponen pendidikan luar sekolah terdiri atas masukan lingkungan (environmental input), masukan sarana (instrumental input), masukan mentah (raw input), proses (processes), keluaran (output), masukan lain (other input), dan pengaruh (outcome). Komponen-komponen program pendidikan luar sekolah tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Masukan lingkungan (environmental input) meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, dan kelembagaan. Lingkungan alam terdiri dari lingkungan alam hayati (flora dan fauna), lingkungan alam non hayati (tanah, air, dan cuaca), dan lingkungan buatan (pemukiman, sarana dan alat transportasi, pasar, dan lain sebagainya). Lingkungan sosial budaya meliputi kondisi kependudukan dengan berbagai potensinya seperti tradisi, pendidikan, agama, komunikasi, kesenian, bahasa, kesehatan, mata pencaharian, ideologi dan politik, keamanaan, kebutuhan, dan aspirasi masyarakat. Lingkungan kelembagaan terdiri atas instansi-instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan program. Masukan sarana (instrumental input) meliputi kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta biaya. Kurikulum mencakup tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan alat evaluasi hasil belajar. Tenaga kependidikan terdiri dari pendidik, pengelola lembaga, pimpinan lembaga, pengawas dan penilik, penguji, pustakawan, serta peneliti dan pengembang pendidikan luar sekolah. 35

52 Sarana dan prasarana pembelajaran meliputi lokasi pembelajaran, panti pembelajaran, gedung dan perlengkapan pembelajaran. Pembiayaan berkaitan dengan sumber dana yang tersedia, anggaran, dan pengelolaan biaya. Masukan mentah (raw input) adalah peserta didik yang terdiri atas warga belajar, peserta pelatihan, dan peserta penyuluhan. Proses pendidikan melalui pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara masukan sarana, terutama pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan pembelajaran, bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan. Keluaran (output) adalah lulusan pendidikan luar sekolah yang terdiri dari kuantitas dan kualitas lulusan program setelah mengalami proses pembelajaran. Masukan lain (other input) adalah sumber-sumber yang memungkinkan lulusan dapat menerapkan hasil belajar dalam kehidupannya. Masukan lain dapat digolongkan ke dalam bidang dunia usaha, pekerjaan, dan aktivitas kemasyarakatan. Pengaruh (outcome) merupakan dampak yang dialami warga belajar setelah memperoleh dukungan dari masukan lain. Komponen-komponen pendidikan menurut Tatang S. (2012: 219), terdiri dari: dasar pendidikan, tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, materi pendidikan, metode pendidikan, alat, dan lingkungan pendidikan. a) Dasar Pendidikan Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan warga belajar dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang disebut dasar pendidikan. Dasar pendidikan 36

53 kewirausahaan masyarakat menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 3) yaitu: (1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah (3) Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif (4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial. b) Tujuan Pendidikan Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan. Tujuan dari pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah untuk menciptakan wirausahaan baru melalui pelatihan, menanamkan sikap wirausaha pada warga belajar, memberikan bekal pengetahuan kepada warga belajar, memberi bekal keterampilan, dan melatih keterampilan berwirausaha. c) Pendidik Pendidik pada pendidikan kewirausahaan masyarakat harus memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keterampilan dan materi yang diajarkan, memiliki pengalaman berwirausaha, serta mampu melaksanakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap dan kepribadian warga belajar. d) Peserta didik Peserta didik program pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah warga masyarakat yang putus sekolah, menganggur, dan tidak mampu di sekitar 37

54 lokasi kegiatan yang memiliki minat dan motivasi untuk berwirausaha setelah selesai mengikuti program. e) Materi Pendidikan Bahan ajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat mengacu pada modul-modul kewirausahaan yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan yang mencakup: membangun pola pikir dan meningkatkan sikap perilaku kewirausahaan, manajemen usaha, perencanaan usaha, dan keterampilan atau vokasi. f) Metode Pendidikan Keberhasilan proses pendidikan dalam mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan, tidak terlepas dari peranan metode yang digunakan. Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Metode pendidikan yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar. g) Alat Alat pendidikan yaitu segala sesuatu yang digunakan oleh penyelenggara program untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibagi menjadi dua macam, yaitu: alat fisik (sarana dan fasilitas) dan alat non fisik (kurikulum, pendekatan, dan metode). h) Lingkungan Pendidikan Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses 38

55 pendidikan, yaitu: lingkungan sosial (lingkungan keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat), lingkungan keagamaan (nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di lembaga pendidikan), lingkungan budaya (nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di lembaga pendidikan), dan lingkungan alam (keadaan iklim maupun geografis). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen dalam pendidikan kewirausahaan masyarakat terdiri dari peserta didik, pendidik, materi pendidikan, metode pendidikan, sarana dan prasarana, serta lingkungan alam, sosial, budaya dan kelembagaan. 3) Tujuan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Tujuan penyelenggaraan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 5) sebagai berikut: a) Mendorong dan menciptakan wirausahawan baru melalui kursus dan pelatihan yang di dukung oleh dunia usaha dan industri, mitra-mitra usaha dan instansi terkait, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja atau usaha baru. b) Menanamkan sikap dan etika berwirausaha kepada warga belajar. c) Memberikan bekal pengetahuan kewirausahan kepada warga belajar. d) Memberi bekal keterampilan di bidang produksi barang atau jasa kepada warga belajar. e) Melatih keterampilan berwirausaha kepada warga belajar melalui praktik berwirausaha. 39

56 4) Kurikulum Menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 16) kurikulum dan bahan ajar program PKM untuk jenis keterampilan terstruktur dengan ketentuan sebagai berikut: a) Mengacu pada jenis keterampilan yang sudah ada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan. b) Mengacu pada modul-modul kewirausahaan yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan. Kurikulum program pendidikan kewirausahaan menurut BP-PAUDNI (2015: 12) terdiri dari: a) Membangun pola pikir kewirausahaan b) Manajemen usaha (mencari peluang usaha, tata cara merintis usaha kecil, administrasi usaha pemasaran, pengelolaan keuangan, strategi persaingan, dan jaringan kerja) c) Keterampilan, yakni satu keterampilan yang akan dirintis oleh peserta didik sebagai usaha kecil. d) Membangun dan meningkatkan sikap dan perilaku wirausaha. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan kewirausahaan masyarakat harus mengacu pada yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan yang mencakup: membangun pola pikir kewirausahaan, manajemen usaha, keterampilan atau vokasi, dan membangun dan meningkatkan sikap perilaku wirausaha. 40

57 5) Proses Belajar Mengajar Menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 17) proses belajar mengajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat meliputi: a) Teori (1) Penguatan pengetahuan yang terkait dengan bidang keterampilan dan kewirausahaan. (2) Pemahaman terkait dengan alat, bahan, dan prosedur teknis sesuai bidang keterampilan. (3) Pemahaman yang terkait dengan teori tentang sikap, perilaku dan pola pikir sebagai seorang wirausahawan. b) Praktek (1) Praktik keterampilan yang diajarkan di lembaga dan merujuk pada kemampuan kerja. (2) Praktik manajerial sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha. c) Pembentukan Karakter Pembiasaan sikap, perilaku, etos kerja, bekerjasama dalam kelompok, kepemimpinan, kepribadian, disiplin, menjunjung tinggi penegakan hukum, kejujuran, budaya bersih, tanggung jawab, dan sebagainya. 6) Evaluasi Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Evaluasi program sebagai proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan 41

58 informasi tentang implementasi rancangan program yang telah disusun untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya (Eko Putro Wijoyoko, 2009: 10). Lembaga penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat wajib melakukan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik yang dapat dilakukan oleh lembaga penyelenggara program atau bersama dengan lembaga/pihak lain yang kompeten (Direktorat Jenderal PAUDNI, 2014:19). Evaluasi program pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektifan program sekaligus untuk mengetahui kelemahan dari program karena pada dasarnya program pelatihan tidak selamanya efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itu evaluasi program dilakukan agar kelemahan yang ada pada program dapat di perbaiki dan tidak terulang pada program selanjutnya. Eko Putro Wijoyoko (2009: 11) mengungkapkan bahwa tujuan dilakukan evaluasi program adalah mengomunikasikan program pada publik, menyediakan informasi bagi pembuat keputusan, penyempurnaan program yang ada, dan meningkatkan partisipasi. a) Mengomunikasikan Program pada Publik Masyarakat memiliki kepentingan terhadap program yang dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan, untuk itu lembaga memiliki kewajiban untuk mengkomunikasikan efektivitas program kepada masyarakat agar terjadi kerjasama yang baik dan masayarakat akan memberikan dukungan dalam pelaksanaan program pendidikan di sebuah lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. 42

59 b) Menyediakan Informasi bagi Pembuat Keputusan Berguna untuk setiap tahapan dalam manajemen sebuah lembaga mulai dari hasil evaluasi yang menjadi dasar bagi pembuatan keputusan sehingga keputusan tersebut lebih valid dari pada sekedar intuisi c) Penyempurnaan Program Evaluasi program dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka menyempurnakan jalannya program pendidikan atau pelatihan sehingga lebih efektif. d) Meningkatkan Partisipasi Dengan adanya evaluasi program pendidikan atau pelatihan, maka masyarakat akan terpanggil untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan atau pelatihan di suatu lembaga. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi program pendidikan kewirausahaan masyarakat oleh lembaga penyelenggara program atau bersama dengan lembaga/pihak lain yang kompeten dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektifan program sekaligus untuk mengetahui kelemahan dari program. 4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) a. Pengertian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pendidikan non formal membutuhkan sebuah wadah atau lembaga yang disebut satuan pendidikan untuk menjalankan fungsi dan pelayanan kegiatan pendidikan. Salah satu satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan non formal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). 43

60 Menurut Mustofa Kamil (2011: 86) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), adalah sebuah lembaga pendidikan yang dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat serta diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal dengan tujuan untuk memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat agar mereka mampu membangun dirinya secara mandiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. PKBM merupakan suatu wadah yang menyediakan informasi dan kegiatan belajar sepanjang hayat bagi setiap masyarakat agar mereka lebih berdaya (Umberto Sihombing, 2000:6). PKBM dapat menyelenggarakan berbagai macam kegiatan seperti pembelajaran, peningkatan kualitas hidup, pembangunan masyarakat, pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya. PKBM merupakan salah satu mitra kerja pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui program-program pendidikan non formal, sehingga diharapkan mampu menumbuhkan masyarakat belajar yang akhirnya akan meningkatkan kemandirian dalam mencari berbagai informasi baru dalam rangka meningkatkan kehidupannya. PKBM berperan sebagai tempat pembelajaran masyarakat terhadap berbagai pengetahuan atas keterampilan dengan memanfaatkan sarana, prasarana dan potensi yang ada di sekitar lingkungannya (desa atau kota) agar masyarakat memiliki keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup. b. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Secara umum tujuan dari PKBM adalah untuk memberdayakan masyarakat agar mempunyai kemampuan agar dapat meningkatkan kualitas 44

61 hidupnya melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran. Menurut Mustofa Kamil (2011: 87) ada tiga tujuan penting dalam PKBM, yaitu: 1) Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya) 2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi 3) Meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan PKBM adalah: Sedangkan menurut Umberto Sihombing (1999: 53) tujuan penting dari 1) Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah yang diarahkan pada keswadayaan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan perekonomian keluarga dan masyarakat. 2) PKBM mengembangkan program serta melibatkan dan memanfaatkan potensi masyarakat. 3) Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi langsung dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 4) Potensi yang ada dimasyarakat yang selama ini tidak tergali akan dapat digali, ditumbuhkan, dan dimanfaatkan melalui pendekatan persuatif. 5) Program yang dilaksanakan diarahkan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pengetahuan kebutuhan masyarakat sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan, memanfaatkan seluruh potensi yang ada di dalam masyarakat, untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. c. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal di masyarakat tentunya PKBM memiliki fungsi dalam meningkatkan pendidikan di 45

62 masyarakat. Menurut Mustofa Kamil (2011: 89) PKBM mempunyai beberapa fungsi, yaitu: 1) Sebagai tempat masyarakat belajar (learning society), PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan fungsional yang sesuai dengan kebutuhan 2) Sebagai tempat tukar belajar (learning exchange), PKBM mempunyai fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan dan keterampilan antar warga belajar 3) Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat (perpustakaan) masyarakat. PKBM harus mampu berfungsi sebagai tempat menyimpan berbagai informasi pengetahuan dan keterampilan secara aman dan kemudian disalurkan kepada seluruh masyarakat atau warga belajar yang membutuhkan. 4) Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, fungsi PKBM tidak hanya sebagai tempat pertemuan antara pengelola dengan sumber belajar dan warga belajar, akan tetapi PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat. Secara umum PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat dengan tujuan membelajarkan masyarakat agar mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yaitu dengan melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Umberto Sihombing (1999: 110) fungsi-fungsi dari PKBM adalah: 1) Sebagai wadah pembelajaran 2) Sebagai tempat pusaran semua potensi masyarakat 3) Sebagai pusat dan sumber informasi 4) Sebagai ajang tukar menukar keterampilan dan pengalaman 5) Sebagai sentra pertemuan antar pengelola dan sumber belajar 6) Sebagai loka belajar yang tidak pernah kering 7) Sebagai tempat pembelajaran yang dapat digunakan oleh berbagai departemen dan lembaga-lembaga pemerintah serta lembagalembaga bukan pemerintah/swasta Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi dari PKBM dalam masyarakat adalah sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar yang 46

63 bersifat non formal untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sumber informasi, sebagai wadah belajar masyarakat, dan sebagai tempat bertemunya semua lapisan di masyarakat. d. Azas-Azas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Menurut Umberto Sihombing, (1999: 109) Azas yang dianut PKBM dapat diidentifikasi menjadi tujuh azas, yaitu: 1) Azas kemanfaatan, setiap kehadiran PKBM harus benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kehidupannya. 2) Azas kebermaknaan, PKBM dengan segala potensinya harus mampu memberikan dan menciptakan program yang bermakna dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar. 3) Azas kebersamaan, PKBM merupakan lembaga yang dikelola secara bersama-sama, digunakan bersama, dan untuk kepentingan bersama. 4) Azas kemandirian, PKBM dalam pelaksanaan dan pengembangan kegiatan harus mengutamakan kekuatan diri sendiri. 5) Azas keselarasan, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh PKBM harus sesuai dan selaras dengan kondisi serta situasi masyarakat sekitar. 6) Azas kebutuhan, setiap kegiatan atau program pembelajaran yang dilaksanakan oleh PKBM harus dimulai dengan kegiatan pembelajaran yang benar-benar mendesak dan dibutuhkan oleh masyarakat. 7) Azas tolong-menolong, PKBM merupakan arena atau ajang belajar dan pembelajaran masyarakat yang didasarkan atas rasa saling asah, saling asih, dan saling asih di antara sesama warga masyarakat itu sendiri. Azas yang sudah ada dapat dikembangkan lagi sesuai dengan visi dan misi lembaga PKBM dan tidak bertentangan dengan program yang dilaksanakan. 47

64 B. Penelitian yang Relevan Penelitian berikut ini merupakan hasil penelitian yang dinilai relevan dengan penelitian yang mengangkat masalah mengenai dampak program. 1. Hasil penelitian oleh Aulia Syahrani (2013) mengenai dampak program keaksaraan usaha mandiri terhadap peningkatan pendapatan warga belajar menunjukkan bahwa pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri (KUM) dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi. Pasca program keaksaraan usaha mandiri (KUM) di PKBM Handayani memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan warga belajar, tetapi dampak yang diperoleh belum signifikan dalam meningkatkan pendapatan sehari-hari seluruh warga belajar kelompok Al- Ahsan yang berjumlah 10 (sepuluh) warga belajar, hanya 6 (enam) warga belajar atau 60 % dari jumlah warga belajar yang mengalami peningkatan kesejahteraan, yaitu: (1) pemenuhan kebutuhan pokok pangan; (2) terpenuhinya kebutuhan papan dan sandang; dan (3) kepemilikan barang (perhiasan, kendaraan serta tabungan). Penelitian ini hanya mengkaji dampak program keaksaraan usaha mandiri (KUM) pada aspek ekonomi dan pendapatan keluarga dari warga belajar. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti laksanakan yaitu tentang dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) yang tidak hanya mengkaji pada aspek ekonomi saja namun mengkaji dampak program pada aspek ekonomi, aspek psikologis, 48

65 dan aspek sosial dari warga belajar. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan mengkaji lebih dalam mengenai dampak program dari tiga aspek. 2. Hasil penelitian oleh Puspita Handayani (2013) mengenai dampak penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri bagi warga belajar menunjukan bahwa: (1) Dampak penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri bagi warga belajar di PKBM Ngudi Makmur secara ekonomi yaitu peningkatan kegiatan berwirausaha, peningkatan penghasilan ekonomi keluarga, pemenuhan kebutuhan hidup, peningkatan kemampuan menabung, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi; (2) Dampak penyelenggaraan program pendidikan kaksaraan usaha mandiri bagi warga belajar di PKBM Ngudi Makmur secara sosial yaitu peningkatan status sosial, peningkatan partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, peningkatan kepedulian sosial, peningkatan relasi, dan peningkatan kemampuan membelajarkan ilmu kepada orang lain. Penelitian ini hanya mengkaji dampak program keaksaraan usaha mandiri (KUM) pada aspek ekonomi dan sosial warga belajar program. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti laksanakan yaitu tentang dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) tidak hanya mengkaji pada aspek ekonomi saja namun mengkaji dampak program pada aspek ekonomi, aspek psikologis, dan aspek sosial dari warga belajar. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan mengkaji lebih dalam mengenai dampak program dari tiga aspek. 49

66 3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puri Bhakti Renatama (2012) mengenai dampak pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup (Life Skills) terhadap kesempatan kerja dan pendapatan kaum perempuan menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup rias pengantin sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh warga belajar yang ingin mendapatkan lapangan pekerjaan ataupun mengembangkan usahanya di bidang rias pengantin; (2) setelah warga belajar mengikuti program pelatihan kecakapan hidup rias pengantin terjadi perubahan mencakup pengetahuan rias pengantin, sikap, dan ketrampilan yang sangat mendukung dalam proses kegiatan; (3) dampak pelaksanaan dari program kecakapan hidup rias pengantin menunjukkan dampak positif yaitu warga belajar dapat bekerja secaramandiri dan berkelompok, memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki untuk memperoleh kesempatan kerja dan pendapatan. Penelitian ini terfokus pada dampak pendidikan kecakapan hidup dalam mempengaruhi kesempatan dan pendapatan kaum perempuan. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan tidak hanya mengkaji dalam peningkatan secara ekonomi yang dilihat dari peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. Namun, juga akan mengkaji mengenai dampak dalam tiga aspek kehidupan yaitu aspek ekonomi, aspek psikologis, dan dampak sosial. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat bagi Warga 50

67 Belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, yaitu mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, hasil pelaksanaan program, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program, dan dampak yang yang dirasakan oleh warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. C. Kerangka Berpikir Pendidikan kewirausahaan masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka mengatasi berbagai masalah bangsa seperti pengangguran, kemiskinan dan keterbelakangan. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah telah mencanangkan sistem pendidikan di berbagai jalur, jenis dan jenjang diantaranya adalah program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Pendidikan kewirausahaan masyarakat pada hakekatnya adalah untuk mendidik warga masyarakat agar menjadi wirausahawan, sehingga selain dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungan dikesitar. Salah satu lembaga pelaksana program pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). PKBM sebagai penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat berupaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan warga belajar dibidang tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga mempunyai bekal dan kemampuan untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat memiliki latar belakang pendidikan dan kesadaran yang rendah. Oleh karena itu, 51

68 tanggung jawab lembaga PKBM tidak berhenti setelah warga belajar selesai mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat, tetapi tetap melakukan pendampingan program setelah program pelatihan selesai. Pendampingan program dilakukan untuk memantau kegiatan praktek warga belajar setelah selesai mengikuti program pembelajaran. Namun pada kenyataannya di lapangan, banyak yang kurang sesuai dengan pedoman. Untuk itu, program pendidikan kewirausahaan masyarakat perlu diteliti untuk melihat sejauh mana keberhasilan dan ketepatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat kepada warga belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Selain itu juga mengetahui dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilihat dari aspek ekonomi, aspek psikologis, dan aspek sosial. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk pengambilan kebijakan selanjutnya tentang pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. 52

69 5. 1. Masyarakat buruh tani 2. Masyarakat pengangguran 3. Kesejateraan ekonomi rendah 4. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pengetahuan dan keterampilan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) Hasil Kemampuan berwirausaha mandiri Dampak: 1. Aspek ekonomi: meningkatnya kesejahteraan hidup 2. Aspek Psikologis: Percaya diri dan berani mengambil resiko 3. Aspek sosial: upaya membelajarkan orang lain atau kelompk dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pada kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat dinyatakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa? 53

70 2. Bagaimana pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa? 3. Bagaimana monitoring program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa? 4. Bagaimana penilaian program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa? 5. Bagaimana pendampingan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa? 6. Bagaimana hasil pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa? 7. Apa sajakah faktor pendukung pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa? 8. Apa sajakah faktor penghambat pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa? 9. Bagaimanakah dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa secara ekonomi? 10. Bagaimanakah dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa secara psikologis? 11. Bagaimanakah dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa secara sosial? 54

71 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian, mulai dari merumuskan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lexy J. Moleong (2012: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, otivasi, dan tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan Nasution (2003: 5) mendefinisikan, penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2012: 4) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan deskriptif kualitatif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi maupun daerah tentu. Dalam penelitian deskriptif tidak bermaksud untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Nurul Zuriah, 2007: 47). 55

72 Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti bermaksud mendeskripsikan perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, hasil pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa Desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Bangyumas, serta faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. B. Penentuan Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2008: 300) penentuan sumber data pada orang yang akan diwawancarai maupun diobservasi dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Subyek dalam penelitian ini adalah warga belajar yang telah mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat dan tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Selain subyek tersebut, peneliti juga mengumpulkan data melalui sumber informasi (key informan). Sumber informasi (key informan) yang mempunyai cukup informasi tentang fokus penelitian adalah ketua dan pengelola PKBM Harapan Bangsa. C. Setting, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Setting Penelitian Setting Penelitian ini dilakukan di rumah warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat dengan pertimbangan peneliti dapat mengamati secara langsung kegiatan warga belajar. Selain itu penelitian juga 56

73 dilakukan di PKBM Harapan Bangsa, dan rumah tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian untuk mengumpulkan data yaitu pada bulan Januari 2015 sampai dengan April Tempat penelitian berlokasi di PKBM Harapan Bangsa Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sugiyono (2008: 306) peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan. Oleh karena itu peneliti dalam merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan data mengenai dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, digunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Observasi Menurut Nasution dalam Sugiyono (2008: 226) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan yang hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui pengamatan. 57

74 Alasan menggunakan metode pengumpulan data observasi menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong (2012: 174) yaitu: a. Teknik observasi didasarkan atas pengelaman secara langsung b. Teknik observasi juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya c. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang keliru atau bias e. Teknik observasi memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit f. Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, observasi dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat Dalam penelitian ini, peneliti berperan serta secara aktif dan melihat secara langsung kegiatan kewirausahaan yang dijalankan oleh warga belajar PKBM Harapan Bangsa. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2012: 186). Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh 58

75 informasi dan data yang obyektif dan lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan pedoman wawancara dengan model pertanyaan terbuka, fleksibel dan disampaikan secara informal. Wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, faktor yang mempengaruhi program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, hasil pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, serta dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, yang bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008: 240). Metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (2010: 201) dapat dilaksanakan dengan: 1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya. 2. Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud. Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dokumentasi yang dibutuhkan oleh peneliti berupa gambar atau foto yang berkaitan dengan 59

76 kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, data kelembagaan PKBM Harapan Bangsa, dan catatan lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data No Aspek Indikator 1 Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat 2 Hasil pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat 3 Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat 4 Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa Perencanaan pelaksanaan program Pelaksanaan pembelajaran program Monitoring pelaksanaan program Penilaian pembelajaran 1. Kemampuan warga belajar untuk berwirausaha mandiri 2. Motivasi warga belajar untuk berwirausaha 1. Faktor pendukung pelaksanaan program a. Faktor internal b. Faktor eksternal 2. Faktor penghambat pelaksanaan program a. Faktor internal b. Faktor eksternal 1. Dampak ekonomi dari pelaksanaan program terhadap warga belajar 2. Dampak psikologis dari pelaksanaan program terhadap warga belajar 3. Dampak sosial dari pelaksanaan program terhadap warga belajar 60 Teknik Pengumpulan Data Wawancara Dokumentasi Wawancara Dokumentasi Wawancara Dokumentasi Wawancara Dokumentasi Wawancara Dokumentasi Wawancara Dokumentasi Observasi Wawancara Dokumentasi Sumber Data Ketua dan tutor Ketua, tutor dan warga belajar Ketua dan tutor Ketua, tutor dan warga belajar Ketua, tutor dan warga belajar Ketua, tutor dan warga belajar Ketua, tutor dan warga belajar

77 E. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 305) dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Instrumen pendukung yang digunakan untuk mengungkapkan data dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman sdokumentasi. Instrumen tersebut dikembangkan peneliti berdasarkan indikator dari masing-masing indikator yang diteliti. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2008: 244). Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong (2012: 248) Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, artinya data yang diperoleh dalam penelitian dilaporkan 61

78 apa adanya kemudian diinterprestasikan secara kualitatif untuk mengambil kesimpulan. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 246) mengemukakan langkah-langkah dalam analisis data, antara lain: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang didapat dari catatan di lapangan dengan tujuan untuk menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu sehingga ditarik suatu kesimpulan. 2. Display Data (Data Display) Display data adalah menyajikan hasil reduksi data dalam laporan yang sistematis dan mudah dibaca atau dipahami serta memungkinkan adanya penarikan kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing Verification) Kesimpulan yaitu peneliti mencari makna dari data yang terkumpul kemudian menyusun pola hubungan tertentu ke dalam satu kesatuan informasi yang mudah dipahami dan ditafsirkan sesuai dengan masalahnya. G. Keabsahan Data Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Lexy J. Moeloeng, 2011:330). Menurut Denzin dalam Lexy J. Moleong (2011:330) ada empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan 62

79 teori. Dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Data dari beberapa sumber yang sudah diperoleh kemudian dideskripsikan, mana pandangan yang sama atau yang berbeda dan mana yang lebih spesifik dari beberapa sumber data tersebut yang kemudian dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. 63

80 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Lembaga PKBM Harapan Bangsa a. Letak Geografis Lokasi Penelitian Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas (BPS Banyumas, 2014) PKBM Harapan Bangsa berada di Desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Desa Petir berbatasan langsung dengan beberapa desa yaitu di sebelah utara berbatasan dengan desa Kalicupak Lor, sebelah selatan berbatasan dengan desa Pajerukan, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Sokaraja, dan sebelah timur berbatasan langsung dengan kabupaten Purbalingga. Gambaran umum desa Petir mempunyai luas wilayah 155,93 ha 64

81 atau 1,56 km² dengan rincian 99,17 ha untuk lahan sawah, 23,12 ha untuk lahan perkebunan, dan 31,51 ha untuk gedung atau bangunan. Topografi permukaan daratan kecamatan Kalibagor dengan sedikit perbukitan dengan ketinggian antara m di atas permukaan laut. Desa Petir memiliki topografi 36 m di atas permukaan laut. Desa Petir terdiri dari 5 dusun dengan 4 RW dan 17 RT. Jumlah penduduk desa Petir yaitu jiwa dengan 787 kepala keluarga, ratarata jumlah anggota keluarga 3 sampai 9 jiwa. Jumlah penduduk perempuan jiwa dan jumlah penduduk laki-laki jiwa. Jumlah penduduk desa Petir berdasarkan usia yaitu 0-14 tahun ada 770 jiwa, usia tahun ada jiwa, dan usia 65 tahun ke atas ada 166 jiwa. b. Sejarah Berdirinya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa merupakan salah satu lembaga pendidikan Non Formal yang berada di Desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Sejarah berdirinya PKBM Harapan Bangsa adalah berawal dari adanya kebutuhan masyarakat untuk bisa mendapatkan pendidikan non formal sebagai pengganti pendidikan formal. Oleh karena itu para pemuda desa Petir bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk mengadakan program kejar paket C di desa Petir sejak tahun Dari tahun ke tahun jumlah warga belajar paket C terus bertambah, maka perlu adanya suatu wadah atau lembaga resmi yang mewadahinya. Pada tanggal 15 Desember 2010 resmi didirikan sebuah lembaga yang diberi nama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa. PKBM Harapan Bangsa didirikan atas dasar prinsip dari oleh dan untuk masyarakat agar 65

82 masyarakat menjadi masyarakat yang bertaqwa, berkarakter dan terampil. PKBM sangatlah diperlukan untuk dapat memberdayakan masyarakat sekitar maupun masyarakat luas agar mendapatkan pendidikan yang setara dengan pendidikan formal, dan mendapatkan berbagai macam keterampilan untuk bisa dikembangkan. Setelah resmi menjadi lembaga PKBM Harapan Bangsa banyak program yang dilaksanakan dan dijalankan, seperti program pendidikan kewirausahaan masyarakat, bimbingan belajar, kejar paket C, kejar paket B, Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM), Taman Bacaan Masyarakat (TBM), sanggar tari, dan kursus. Tempat untuk pembelajaran PKBM Harapan Bangsa masih meminjam gedung bekas sekolah dasar di desa Petir yaitu ada 4 ruangan. Gedung administrasi dan TBM Harapan Bangsa sudah milik sendiri yaitu dengan membangun ruangan di sebalah gedung bekas sekolah dasar di desa Petir. 2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Harapan Bangsa a. Visi PKBM Harapan Bangsa Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa, berkarakter, dan terampil. b. Misi PKBM Harapan Bangsa PKBM Harapan Bangsa mempunyai misi sebagai berikut: 1) Membekali warga belajar dengan ilmu pengetahuan, akhlak mulia, dan kecakapan hidup. 2) Mengantarkan warga belajar untuk bisa hidup mandiri. 3) Mempersiapkan warga belajar dalam menghadapi era globalisasi dunia. 66

83 3. Tujuan Lembaga PKBM Harapan Bangsa Tujuan dari lembaga PKBM Harapan Bangsa adalah: a. Menjadikan warga belajar pribadi yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan. b. Menjadikan warga belajar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kurikulum yang berlaku. c. Melatih warga belajar dengan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat. 4. Sasaran Lembaga PKBM Harapan Bangsa Sasaran dari lembaga PKBM Harapan Bangsa sangat luas yaitu sampai masuk ke pelosok-pelosok desa di kabupaten Banyumas bahkan sampai dengan pelosok-pelosok desa di kabupaten Purbalingga. Kriteria sasaran program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Harapan Bangsa adalah masyarakat sekitar yang membutuhkan layanan pendidikan non formal. 5. Program Lembaga PKBM Harapan Bangsa Program yang diselenggarakan oleh PKBM Harapan Bangsa dengan sumber dana dari APBN, APBD maupun swadaya adalah sebagai berikut: a. Program Kursus Bahasa Korea b. Program Taman Baca Masyarakat (TBM) c. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) d. Program Paket B e. Program Paket C f. Program Sanggar Tari g. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) 67

84 h. Program Bimbingan Belajar 6. Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa Ketua PKBM Sumarsih Ely Wahyuni, S.Pd. Aud Sekretaris 1. Elsa Okti Inkamawarni 2. Riska Andriani Bendahara 1. Kusmiati Suhati 2. Suci Atik Meilina, S. Pd Seksi PKM Casmadi Seksi Paket B Bondan, S. Pd Seksi Paket C Hari Prasojo, S. Pd Seksi TBM Ani Rahmawati Seksi Sanggar Tari Sunarti, S. Pd Seksi Kursus Bahasa Korea Rara Suratman Gambar 4. Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa 68

85 7. Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa berikut ini: Susunan pengurus PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 2. Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa No Jabatan Nama L/P Pendidikan Pekerjaan 1 Ketua Sumarsih Ely Wahyuni, P S1 Guru TK S.Pd. Aud 2 Sekretaris Elsa Okti Inkamawarni, S. Pd P S1 Guru SD Riska Andriani P S1 Guru TK 3 Bendahara Kusmiati Suhati P SMA Guru TK Suci Atik Meilina, S. Pd P S1 Guru SD Penanggung Jawab Program: 1 Kewirausahaan Casmadi L SMA Wiraswata 2 Kejar Paket B Bondan, S.Pd L S1 Guru SD 3 Kejar Paket C Hari Prasojo, S.Pd L S1 Guru SMP 4 TBM Ani Rahmawati P SMA Staff PKBM 5 Sanggar Tari Suniarti, S.Pd P S1 Guru TK 6 Kursus Bhs. Rara Suratman L Staff PKBM Korea S1 Sumber: Data Primer PKBM Harapan Bangsa 8. Tata Tertib PKBM Harapan Bangsa Tata tertib di PKBM Harapan Bangsa adalah untuk semua warga yang ada di PKBM Harapan Bangsa, meliputi: a. Tata Tertib Ketua PKBM 1) Mengelola program yang ada di PKBM dan melaksanakan tugas sebagai ketua dan pengajar. 2) Professional mengamalkan ilmu kepada warga belajarnya. 3) Tidak merokok, menjaga perkataan, dan perilaku dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. 69

86 4) Mempunyai jam kerja, yaitu: setiap hari senin sampai sabtu pukul WIB sampai pukul WIB, dan hari minggu pukul WIB sampai WIB. 5) Hari kerja adalah setiap hari. 6) Menghadiri evaluasi pembelajaran setiap bulan sekali. b. Tata Tertib Pendidik (Tutor) 1) Professional mengamalkan ilmu kepada warga belajarnya. 2) Tidak merokok, menjaga perkataan, dan perilaku dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. 3) Mempunyai jam kerja, yaitu: setiap hari senin sampai sabtu pukul WIB sampai pukul WIB, dan hari minggu pukul WIB sampai WIB. 4) Hari kerja adalah setiap hari. 5) Menghadiri evaluasi pembelajaran setiap bulan sekali. 6) Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pengajaran di sertai perkembangan warga belajar. 7) Mengisi buku daftar hadir pendidik atau tutor setiap mengajar. c. Tata Tertib Warga Belajar 1) Warga belajar hadir pada hari senin sampai sabtu pukul WIB sampai WIB, dan hari minggu pada pukul WIB sampai WIB. 2) Memakai pakaian yang rapi dan sopan. 3) Setiap warga belajar tidak hadir harus ada pemberitahuan ke PKBM. 70

87 9. Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa tabel 3 berikut ini: Sarana dan prasarana yang ada di PKBM Harapan dapat dilihat pada Tabel 3. Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa No Jenis Keadaan Ket 1 Luas Gedung Lembaga Luas Tanah : 800 m2 Luas Bangunan : 400 m2 2 Tempat Penyelenggaraan Kegiatan Eks. Gedung SD Negeri Petir 1 Pinjam Sarana Belajar No Jenis Peralatan Jumlah Peruntukan Keadaan 1 Meja Belajar 4 Buah Meja Baca dll Baik 2 Kursi 20 Buah Baca dll Baik 3 Meja PAUD 2 Buah Meja Guru Baik 4 Kursi PAUD 2 Buah Kursi Guru Baik 5 Papan Tulis 4 Buah Semua Program Baik 6 Loker 1 Buah Kelompok Baik Bermain 7 Lemari 2 Buah Semua Program Baik 8 Rak Buku TBM 4 Buah Buku TBM Baik 9 Karpet 2 Buah Semua Program Baik 10 Kipas Angin 1 Buah Semua Program Baik 11 Dispenser 1 Buah Semua Program Baik 12 Kamera Digital 1 Buah Semua Program Baik 13 Laptop 1 Buah Semua Program Baik 14 LCD Proyektor 1 Buah Semua Program Baik 15 Mebeler 1 Set Ruang Tamu Baik 16 Etalase 2 Buah Semua Program Baik 17 Meja Lipat 20 Buah Kelompok Baik Bermain 18 Box Mandi Bola 1 Buah Kelompok Bermain Baik Sumber: Data Primer PKBM Harapan Bangsa B. Data Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa telah dilaksankan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun 2014 di desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten 71

88 Banyumas. Program ini secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Informal, dan Non Formal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelatihan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diberikan adalah budidaya ikan lele. Latar belakang dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa adalah dengan melihat kondisi masyarakat sekitar yang kurang sejahtera karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilaksanakan untuk mendidik warga belajar agar menjadi wirausaha, sehingga selain dapat meningkatkan kesejateraan hidup warga belajar juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu: a. Perencanaan Pembelajaran Program yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa Program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ini merupakan suatu bentuk proses pelatihan keterampilan yang diselenggarakan dalam rangka memberdayakan masyarakat, terutama bagi masyarakat sekitar PKBM yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan kurang mampu agar memperoleh keterampilan dan kemampuan dalam berwirausaha. Sebelum pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di 72

89 PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan perlu adanya persiapan atau perencanaan program. Perencanaan merupakan hal penting sebelum proses pelatihan atau pembelajaran dilaksanakan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat tercapai. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua PKBM Harapan Bangsa selaku penyelenggara program diperoleh informasi bahwa kegiatan perencanaan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat sesuai dengan potensi lokal yang ada, sosialisasi program, rapat koordinasi dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan program, penetapan standar kompetensi lulusan, pengembangan kurikulum dan bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan, rekruitmen tutor, dan yang terakhir rekruitmen warga belajar. Pendidikan kewirausahaan masyarakat ini di arahkan pada kemampuan wirausaha mandiri warga belajar. Perencanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang dilaksanakan oleh PKBM Harapan Bangsa adalah sebagai berikut: 1) Tujuan Tujuan dari diadakannya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang peneliti dapatkan melalui dokumentasi, yaitu: a) Untuk memperluas pengetahuan tentang pelatihan budidaya ikan lele. b) Melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapkan mampu membentuk kelompok belajar usaha mandiri. 73

90 c) Melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapakan warga belajar dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan dengan membuat usaha. 2) Sasaran Sasaran dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini adalah masyarakat sekitar PKBM Harapan Bangsa yaitu masyarakat desa Petir, diutamakan yaitu masyarakat yang kurang mampu, tidak memiliki pekerjaan tetap atau menganggur yang direkomendasikan oleh kepala desa atau kelurahan setempat. Minimal pendidikan terakhir adalah SD (bisa baca dan tulis). Usia sasaran dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini adalah penduduk berusia tahun yang memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk berwirausaha. Sosialisasi kegiatan dan rapat koordinasi dilaksanakan dengan bekerjasama antara pengurus PKBM Harapan Bangsa dengan kepala desa dan tokoh masyarakat desa Petir. Sosialisasi dihadiri oleh kepala desa, pengurus PKBM, tokoh masyarakat dan warga belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Sy selaku warga belajar program kewirausahaan bahwa: Saya dikasih tahu sama pak RT kalau di PKBM akan ada pelatihan budidaya ikan lele mbak. Waktu sosialisasi dan rapat yang datang yang dapat undangan saja mbak, terus pengurus dari PKBM, pak RT sama pak RW juga datang, pak kepala desa juga ada mbak. (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134) Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak Sr selaku warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat bahwa: 74

91 Sebelum ada sosialisasi saya dikasih undangan sama pak RT, yang datang iya cuma yang dapat undangan dari PKBM Harapan Bangsa atau dari desa saja. (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal 136) Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa diutamakan adalah masyarakat yang sudah pernah mengikuti pelatihan budidaya ikan lele pada tahun 2013, masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau kurang mampu yang direkomendasikan oleh kepala desa atau kelurahan setempat. 3) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pelatihan budidaya ikan lele program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program pelatihan sangat penting. Sarana dan prasarana program pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa tergolong lengkap, antara lain: a) Ruang belajar teori dan praktek b) Peralatan praktek c) Tempat untuk praktek berwirausaha d) Modul kewirausahaan e) Modul pelatihan budidaya ikan lele Semakin lengkap sarana dan prasarana yang dimiliki untuk menunjang kegiatan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, maka hasil keluaran yang dihasilkan dapat diakui oleh pihak lain. Adanya sarana dan prasarana yang 75

92 memadai maka warga belajar akan lebih mudah dalam mengaplikasikan materi yang disampaikan oleh tutor. 4) Sumber Dana Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele dibiayai dengan anggaran dana APBD kabupaten Banyumas tahun anggaran 2014 yaitu dengan mengajukan proposal yang sesuai dengan petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan tahun ) Waktu dan Tempat Jadwal kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dibuat oleh peyelenggara program sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan program pendidikan kewirausahaan masyarakat agar dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadwal kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diperoleh dari dokumentasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Program No Waktu Kegiatan 1 03 dan 7 Agustus 2014 Sosialisasi program pendidikan kewirausahaan masyarakat 2 10 dan 13 Agustus 2014 Rapat koordinasi Agustus 2014 Persiapan 4 24 Agustus 2014 Pembukaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat 5 25 Agustus November 2015 Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan pelatihan atau pembelajaran 76

93 Berdasarkan dari data dokumentasi dan wawancara yang peneliti peroleh, tempat pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa. b. Pelaksanaan Pembelajaran Program yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan 214 menit untuk teori menit untuk praktek. Pelaksanaan program mengacu pada standar kompetensi pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu minimal dilaksanakan 200 menit untuk teori menit untuk praktek. Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sesuai dengan kurikulum program pendidikan kewirausahaan yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, yang kemudian disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. Tujuan akhir dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini yaitu warga belajar diharapkan untuk mampu menciptakan lapangan kerja/usaha baru atau merintis peluang usaha yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa: Pelaksanaan program PKM mengacu standar kompetensi PKM. Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan sesuai kurikulum PKM yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, yang disesuaikan dan dikembangkan sesuai kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132) 77

94 Berikut ini merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang diperoleh melalui dokumentasi: Tabel 5. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program kewirausahaan No Standar Kompetensi 1 Memiliki sikap personal dan sosial sebagai seorang wirausaha 2 Memiliki Kemampuan Manajerial Usaha Kecil Kompetensi Dasar Memiliki etika dan jiwa kewirausahaan, yang meliputi: sikap sopan santun, jujur, disiplin, tekun, semangat kerja, tahu diri, tenggang rasa, ulet dan kesederhanaan sebagai wirausaha Mampu berkomunikasi sosial secara efektif sebagai seorang wirausaha Mampu Membangun jaringan usaha Mampu membangun kerjasama dalam berwirausaha Indikator Memahami makna etika dan jiwa kewirausahaan Mampu berperilaku yang didasari oleh etika dan jiwa kewirausahaan Memiliki semangat berwirausaha Mampu menunjukkan watak sebagai seorang wirausaha Mampu menyampaikan pesan secara efektif melalui komunikasi lisan dalam pergaulan usaha Mampu menyampaikan pesan secara efektif melalui komunikasi tulisan dalam pergaulan usaha Mampu menjadi pendengar yang baik dan kritis dalam komunikasi sosial Mampu mengidentifikasi mitra usaha (pemasok, distributor, dan pelanggan) Mampu menjalin relasi dengan mitra usaha Mampu menjaga pelanggan lama Mampu mengembangkan/ menambah pelanggan baru Mampu bekerja dalam tim (tim work) dalam menjalankan Wirausaha Mampu bernegosiasi dalam membangun kerja sama Mampu menyusun nota kerjasama dengan mitra kerja Menguasai pemasaran Menguasai pengetahuan produk barang/jasa yang dipasarkan Mampu mengemas barang/jasa yang dipasarkan sehingga menarik konsumen 78

95 3 Memiliki kemampuan berfikir logis 4 Memiliki keterampilan produksi (barang/jasa) 5 Memiliki keterampilan berwirausaha Menguasai administrasi usaha kecil Mampu mengidentifikasi dan menganalisis potensi lokal Mampu menganalisis kondisi lingkungan dan pasar Mampu menganalisis kondisi usaha Mampu memanfaatkan peluang Mampu membuat produk baru yang inovatif dari bahan baku yang ada Mampu membaca peluang usaha Mampu memilih jenis usaha yang akan dilakukan Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa Mampu menetapkan harga produk atau jasa berdasarkan analisa biaya produksi dan biaya pemasaran Memahami pembukuan sederhana dalam menjalankan usaha Mampu mengelola keuangan secara efektif dan efisien Mampu mengidentifikasi potensi sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan untuk dijadikan lahan wirausaha Mampu memprediksi pengaruh ketersediaan potensi sumber daya alam terhadap perkembangan usaha Mampu mengidentifikasi potensi SDM yang mendukung potensi SDA untuk menjadi lahan wirausaha Mampu membaca kondisi lingkungan usaha dan pasar Mampu memprediksi pengaruh kondisi lingkungan usaha dan pasar terhadap perkembangan usaha Mampu menghitung rugi laba perusahaan Mampu menghitung Break Event Point (BEP) Mampu menentukan kondisi usaha apakah dalam keadaan maju (positif) atau mundur (negatif) Memiliki kepekaan terhadap setiap peluang usaha yang ada Mampu memanfaatkan peluang menjadi bidang usaha Mampu mengidentifikasi sumberdaya sebagai bahan baku produk tertentu Trampil membuat produk inovatif yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan memenuhi standar POM Mampu menganalisis peluang usaha Mampu mengidentifikasi sumberdaya, produk, dan jasa yang dapat dikembangkan dalam Usaha Memprediksi produk/jasa yang memiliki peminat besar Memilih produk/jasa unggulan yang memiliki peluang besar menjadi bidang usaha yang Prospektif 79

96 Berdasarkan dari hasil dokumentasi dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa penyelenggara menentukan administrasi belajar. Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ada 10 warga belajar yang di jadikan dalam satu kelompok. Penyelenggara bersama tutor dan warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat membuat kesepatakan bersama tentang tempat, jadwal, waktu, dan tata tertib pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Waktu pembelajaran di sepakati setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul WIB yaitu teori atau pemberian materi, sedangkan hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul WIB yaitu praktek. Tempat pembelajaran untuk teori dilaksanakan di ruang kelas PKBM Harapan Bangsa sedangkan tempat untuk praktek dilaksanakan di tempat salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa: Pelaksanaan pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini ada teori dan juga praktek, untuk teori dan praktek tempat pembelajarannya berbeda. Kalau teori dilaksanakan di ruang belajar PKBM mbak, kalo untuk praktek dilaksanakan di rumah salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132) Daftar warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang diperoleh dari dokumentasi dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: 80

97 Tabel 6. Daftar warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat No Nama L/P Pendidikan Terakhir Tempat, Tanggal Lahir 1. Amin L SD Banyumas, 16 Januari Sudarno L SD Banyumas, 01 Februari Suyatno L SD Banyumas, 16 Oktober Triyono L SD Banyumas, 06 September Hadi L SD Pacitan, 20 Agustus Suherno L SD Banyumas, 03 Maret Suratno L SD Banyumas, 05 Februari Untung L SMA Banyumas, 13 Mei Amdi L SD Banyumas, 26 Januari Kasimin L SD Banyumas, 30 Desember 1971 Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa Pekerjaan Alamat Petani Petir RT 06 RW 04 Petani Petir RT 06 RW 04 Petani Petir RT 06 RW 04 Buruh Petir RT 06 RW 04 Petani Petir RT 06 RW 04 Petani Petir RT 06 RW 04 Petani Petir RT 02 RW 04 Buruh Petir RT 01 RW 04 Petani Petir RT 01 RW 04 Petani Petir RT 01 RW 04 Data penelitian tentang warga belajar yang mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang diperoleh melalui dokumentasi menunjukan jumlah warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat berjumlah 10 orang dan berjenis kelamin laki-laki semua. Rentang usia dari warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu yang berusia tahun ada 1 orang, yang berusia tahun ada 1 orang, dan yang berusia tahun ada 8 orang. Latar belakang pendidikan warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, ada 9 orang yang hanya lulusan SD dan 1 orang lulusan SMA. Status pekerjaan dari warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat sebagai buruh ada 2 orang, dan 8 orang sebagai 81

98 petani. Semua warga belajar program kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa berasal dari masyarakat sekitar yaitu desa Petir. Tutor untuk pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ada dua orang. Satu orang tutor untuk pemberian materi dan satu tutor untuk kegiatan praktek. Tutor untuk program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini sudah ditentukan sesuai dengan kriteria khusus. Tugas dari tutor adalah melaksanakan pelatihan pembelajaran sesuai dengan pedoman yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ibu Sm selaku ketua PKBM bahwa: Tugas dari tutor di sini hanya melaksanakan pelatihan pembelajaran sesuai dengan pedoman yang kami berikan. (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132) Metode pembelajaran untuk pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang digunakan adalah dengan ceramah, dan praktek. Pengelola PKBM Harapan Bangsa menggunakan metode ceramah dan praktek karena metode tersebut lebih bisa diterima bagi warga belajar yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Metode ceramah digunakan pada saat penyampaian materi. Metode ceramah banyak digunakan oleh tutor ataupun pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran karena metode ceramah ini digunakan untuk menyampaikan informasi, penjelasan, dan pemikiran. Metode ceramah digunakan dalam penyampaian materi karena materi-materi yang disampaikan oleh tutor akan lebih mudah diterima oleh warga belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Nr selaku tutor program bahwa: 82

99 Untuk penjelasan materi saya menggunakan ceramah mbak, warga belajar lebih bisa menerima apa yang saya sampaikan, kalau tidak jelas mereka bisa langsung menanyakannya dan akan saya jawab. (CL X, Minggu 15 Maret 2015, hal 140) Selain menggunakan metode ceramah tutor juga menggunakan metode praktek. Metode praktek digunakan untuk mendukung materi yang sudah disampaikan sebelumnya oleh tutor. Setiap minggunya setelah pertemuan pemberian materi selesai warga belajar langsung praktek. Metode praktek yang dilaksanakan yaitu untuk meteri keterampilan budidaya ikan lele. Untuk kegiatan praktek tutor menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Am selaku tutor program untuk praktek bahwa: Kegiatan praktek dilakukan setiap pemberian materi selesai, kegiatan praktek yang paling utama adalah untuk materi keterampilan budidaya ikan lele. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138) Dokumentasi pada materi dan bahan ajar pada pembelajaran pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa berisi tentang: 1) Manajemen usaha (proses perencanaan usaha, tata cara merintis usaha, administrasi usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan, strategi persaingan, jaringan kerja) 2) Dasar-dasar komunikasi 3) Etika berwirausaha 4) Keterampilan (budidaya ikan lele) Pembelajaran keterampilan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa mencakup: 83

100 1) Pengenalan budidaya ikan lele 2) Jenis-jenis ikan lele 3) Teknik budidaya 4) Peluang pasar 5) Penyiapan lahan atau kolam 6) Pemilihan induk 7) Pembibitan 8) Pemijahan 9) Pemeliharaan dan pakan 10) Pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya 11) Pembesaran 12) Pemasaran hasil panen 13) Perawatan kolam pasca panen Setelah pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat baik teori dan praktek selesai warga belajar diberikan kesempatan untuk belajar menjalankan usaha sebelum akhirnya nanti menjalankan usaha sendiri. Dalam belajar menjalankan usaha warga belajar yang sudah tergabung menjadi satu kelompok dituntut untuk menjalankan usaha secara bersama-sama. Alokasi waktu untuk kegiatan belajar menjalankan usaha ini yaitu 90 menit selama 30 hari. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa: Setelah pembelajaran selesai warga belajar wajib belajar untuk menjalankan usaha dengan kelompok. Kami dari pihak penyelenggara hanya akan mendampingi warga belajar dalam menjalankan usaha bersama mbak. (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132) 84

101 Pernyataan dari Ibu Sm didukung oleh pernyataan dari Bapak Am selaku tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat: Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai maka warga belajar wajib untuk belajar menjalankan usaha bersama satu kelompok. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138) Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa semua warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat wajib belajar menjalankan usaha bersama satu kelompok sebelum membuat usaha secara mandiri, tugas dari pihak penyelenggara hanya mendampingi warga belajar dalam belajar menjalankan usaha. c. Monitoring yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa Agar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa berjalan sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya maka penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat melakukan monitoring pelaksanaan program. Monitoring pelaksanaan program dilakukan oleh pihak lembaga yang ahli dalam program yang sedang dilaksanakan. Aspek yang dimonitoring mencakup hal-hal sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, evaluasi, dan pendampingan. Jika terdapat permasalah ataupun kendala dalam pelaksanaan program maka dicarikan solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Nr selaku tutor program bahwa: Kegiatan monitoring pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini itu oleh penanggung jawab programnya mbak, beliau sering menanyakan beberapa hal yang terkait dengan program seperti bagaimana perencanaan program, bagaimana pelaksanaanya, apakah ada kendala yang dihadapi. (CL X, Minggu 15 Maret 2015, hal 140) 85

102 Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa: Monitoring pelaksanaan program dilakukan oleh pihak PKBM sendiri mbak, dengan melihat pelaksanaan programnya sudah sesuai belum dengan perencanaan sebelumnya, jika tidak sesuai maka dicari tahu sebab terjadinya masalah tersebut. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa monitoring program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dilakukan sendiri oleh penyelenggara program atau penanggung jawab dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat. d. Penilaian yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa Penilaian merupakan tahapan terakhir dalam pelaksanaan suatu program. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha. 1) Penilaian Pembelajaran Teori Penilaian pada pembelajaran teori bermaksud untuk mengetahui sejauh mana pemahaman warga belajar tentang seperangkat pengetahuan yang harus dikuasai, termasuk di dalamnya karakteristik kewirausahaan dalam diri warga belajar. Teknik penilaian yang digunakan yaitu teknik tes dan non tes. Teknis tes meliputi tes objektif dan tes subjektif tentang berbagai macam solusi atau pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan usaha. 86

103 Teknik non tes yang digunakan adalah wawancara, angket, observasi dan penulusuran dokumen hasil pekerjaan warga belajar selama proses pembelajaran teori berlangsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Ty selaku warga belajar program bahwa: bahwa: Penialainnya dilakukan dengan tes mbak, setelah pembelajaran selesai kami diberi kertas yang berisi soal, saolnya berupa pilihan ganda dan juga isian mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak Cm selaku tutor program Untuk evaluasi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat disini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan tes objektif dan juga uraian. Selain itu juga dengan pengamatan mbak, pengamatan dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung, baik itu teori maupun praktek. (CL III, Minggu 26 Oktober 2015, hal 129) Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa penilaian pembelajaran teori dilakukan dengan tes yang terdiri dari tes objektif dan tes subjektif. Selain itu penialian dilakukan tutor dengan mengamati warga belajar pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. 2) Penilaian Pembelajaran Praktek Penilaian pada pembelajaran praktek bermaksud untuk mengetahui sejauh mana pemahaman warga belajar terhadap materi-materi yang sudah diberikan untuk diaplikasikan pada saat praktek. Penilaian pada pembelajaran praktek dilaksanakan secara langsung selama warga belajar melaksanakan praktek pembelajaran. Penilaian pada pembelajaran praktek antara lain meliputi: aspek-aspek kewirausahaan, praktek keterampilan, praktek menganalisis peluang dan perencanaan usaha, praktek pembukuan dan 87

104 pemasaran. Penilaian ini dapat dilakukan melalui proses pelaksanaan praktek dan penilaian hasil kerja. Hal ini sesusai dengan pernyataan dari Bapak Ty selaku warga belajar program bahwa: Pada saat praktek kita kadang merasa seperti diperhatikan mbak disuruh untuk melakukan praktek sendiri-sendiri mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Hal serupa juga dinyataan Bapak Am selaku tutor program untuk kegiatan praktek bawha: Untuk penilaian praktek dilaksanakan pada saat kegiatan praktek berlangsung mbak, kadang pada saat warga belajar sedang melakukan praktek saya diam-diam mengamati untuk dinilai. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138) 3) Penilaian Menjalankan Usaha Penilaian menjalankan usaha dilakukan setiap satu minggu sekali. Penilaian dilakukan dengan wawancara, observasi atau pengamatan. Penilain dilaksanakan ditempat usaha warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Komponen pada penilaian dalam kemampuan menjalankan usaha pada warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) ketepatan dalam menganalisis peluang usaha, 2) permodalan, 3) kualitas produksi barang, 4) pemasaran yang dilakukan, 5) manajemen dan pembukuan, 6) sikap perilaku dalam merintis usaha. Hal tersebut seperti pernyataan Bapak Am selaku tutor program bahwa: Setiap satu minggu sekali kita datang untuk melihat perkembangan dari usaha yang dijalankan oleh warga belajar sekaligus melakukan penilaian dengan pengamatan. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138) Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Ty selaku warga belajar program pendidikan kewiraushaan masyarakat bahwa: 88

105 Orang dari PKBM biasanya setiap minggu datang mbak buat lihat usaha kelompok kita, iya kalo datang sering tanya-tanya tentang usaha ini mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) e. Pendampingan Pendampingan warga belajar pendidikan kewirausahaan masyarakat pasca program merupakan suatu kegiatan yang perlu untuk dilakukan karena kondisi warga belajar yang memiliki latar belakang pendidikan dan kesadaran yang rendah. Oleh karena itu tanggung jawab PKBM Harapan Bangsa tidak berhenti setelah warga belajar selesai mengikuti program namun tetap melakukan pendampingan setelah program selesai sampai warga belajar bisa mendirikan usaha sendiri. Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan usaha sendiri dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak lembaga hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri selama kurang lebih 60 menit dengan asumsi dilakukan dua minggu sekali sesuai dengan kesepakatan warga belajar sehingga pendampingan dilaksanakan kurang lebih dua bulan yang dilakukan mulai bulan November hingga Desember. Dari jumlah warga belajar ada tujuh orang siap untuk menjalankan usaha mandiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Sr selaku warga belajar bahwa: Yang buat usaha budidaya lele ini ada tujuh orang mbak, yang lain tidak, alasannya modal yang dikasih tidak cukup. (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal 136) Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa, bahwa: Berapapun jumlah warga belajar yang siap untuk membuka usaha mandiri kami akan siap untuk mendampingi mbak, dan ternyata ada 89

106 tujuh orang yang siap untuk membuka usaha. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara kepada warga belajar dan penyelenggara program, pendampingan setelah program selesai sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Pendampingan terhadap warga belajar yaitu berupa pemantauan dan pengamatan kegiatan usaha yang dilakukan oleh warga belajar. Pendampingan juga dilakukan dengan memberikan motivasi kepada warga belajar untuk tetap menjaga semangat berwirausaha. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Sr selaku warga belajar, bahwa: Kadang dua minggu sekali tutornya datang ke rumah mbak buat tanya kemajuan usaha saya. Mereka juga selalu memberikan semangat supaya saya terus mengembangkan usaha mbak (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal 136). Hal serupa juga diungkapkan oleh warga belajar lain yaitu Bapak Sy, bahwa: kami sering ditanyai tentang kemajuan usaha mbak, kemudian dikasih semangat mbak buat terus usaha (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134). 2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Berkenaan dengan hasil yang dikeluarkan dari pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele dapat diperoleh data mengenai perubahan kehidupan warga belajar. Warga belajar yang telah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat sekarang mempunyai kemampuan mendirikan usaha mandiri. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ibu Sm selaku ketua PKBM, bahwa: 90

107 Begini mbak, hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan disini itu membekali warga belajar agar dapat membuka usaha sendiri. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Am selaku tutor pendidikan kewirausahaan masyarakat, bahwa: Saya sebagai tutor pendidikan kewirausahaan masyarakat tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang budidaya lele saja mbak, tapi saya juga mengajarkan bagaimana membuka peluang usaha dengan pelatihan yang sudah diberikan disini. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138) Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele yaitu warga belajar mampu mendirikan usaha mandiri sesuai dengan keterampilan yang sudah diberikan seperti dapat membaca peluang pasar, penyiapan lahan atau kolam, pemilihan induk ikan lele, pembibitan, pemijahan, pemeliharaan dan pakan, pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya, pembesaran, pemasarann hasil panen, serta perawatan kolam pasca panen. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa tentu adanya faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program. Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, yaitu: 91

108 a. Ketersedian Modal Modal merupakan hal yang paling utama dalam wirausaha. Tanpa adanya modal maka pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bisa berhenti di tengah jalan atau bahkan tidak dapat berjalan. PKBM Harapan Bangsa memberikan modal usaha kepada warga belajar yang telah selesai mengikuti pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Setiap warga belajar mendapatkan modal usaha sebesar Rp ,00. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sy selaku warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa: Setiap warga belajar dikasih uang modal mbak sama PKBM Harapan Bangsa, jadi kita harus bisa buat usaha sendiri (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134). Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa, yaitu: Semua warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa kita beri uang sebagai modal untuk membuka usaha sendiri mbak. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) b. Dukungan dari Lembaga Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa mendapatkan dukungan dari pihak lembaga. Pihak lembaga selalu memberikan motivasi kepada warga belajar untuk giat dalam mengikuti proses pembelajaran baik pemberian materi maupun praktek. Pihak lembaga selalu mengingatkan untuk hadir dalam setiap jadwal pembelajaran yang sudah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sr selaku 92

109 warga belajar program: Kami selalu mendapatkan motivasi dari orang-orang di PKBM mba untuk semangat belajar, setiap ada jadwal pembelajaran kami selalu diingatkan dengan SMS untuk berangkat (CL VII, Minggu 22 Februari hal 136). Hal serupa juga dinyatakan Bapak Cm selaku penanggung jawab program pendidikan kewirausahaan masyarakat, yaitu: Kami dari pihak lembaga selalu memberikan motivasi mbak kepada warga belajar untuk semangat mengikuti proses pembealajaran baik teori maupun praktek, kalau ada yang tidak berangkat tanpa alasan pasti kami SMS untuk berangkat (CL III, Minggu 26 Oktober 2014, hal 129). c. Motivasi dan Semangat Warga Belajar yang Tinggi Motivasi dan semangat warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat sangatlah tinggi dalam mengikuti pembelajaran dan pelatihan di PKBM Harapan Bangsa. Setelah selasai warga belajar mempunyai motivasi untuk membuka usaha sendiri dengan bekal keterampilan yang sudah dimiliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sr selaku warga belajar program: Semangat saya waktu ikut pelatihan sangat tinggi mbak, jadi sekarang Alhamdulillah saya bisa buat budidaya lele sendiri mbak (CL VII, Minggu 22 Februari hal 136). Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak Sy bahwa: Alhamdulillah sekarang saya punya budidaya lele sendiri mbak meskipun sedikit itu karena semangat dan motivasi saya tinggi mbak waktu belajar di PKBM Harapan Bangsa (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134). 93

110 d. Dukungan dari Keluarga dan Masyarakat Sekitar Dukungan dari lingkungan terutama dari keluarga dan masyarakat sekitar sangatlah berpengaruh dalam program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Dorongan dari orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara atau teman dekat dapat dijadikan sebagai motivasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Sr sebagai warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa bahwa: Keluarga sangat mendukung saya waktu ikut program kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa mba, mereka memberikan semangat dan motivasi untuk membuka usaha setelah nanti selesai mengikuti program. Selain mendapat dukungan dari keluarga, Bapak RT dan juga RW juga sangat mendukung kami. (CL VII, Minggu 22 Februari hal 136) Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa, bahwa: Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini mendapatkan dukungan dari para keluarga warga belajar dan juga dari para tokoh masyarakat seperti kepala desa, ketua RT dan juga ketua RW. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa tentu tidak terlepas dari adanya faktor-faktor penghmbat. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat antara lain: a. Terbatasnya Lahan Terbatasnya lahan yang dimiliki oleh PKBM Harapan Bangsa merupakan salah satu penghambat pelaksanaan program, karena untuk program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang dilaksanakan oleh PKBM 94

111 membutuhkan lahan yang cukup luas untuk kegiatan praktek seperti pembuatan kolam untuk budidaya ikan lele. Terbatasnya lahan di PKBM Harapan Bangsa sehingga untuk kegiatan praktek dilaksanakan di rumah salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Am selaku tutor program: Lahan di PKBM itu tidak ada mba, gedungnya saja masih pinjam, jadi untuk setiap kegiatan praktek dialihkan di rumah saya, kebetulan saya punya cukup lahan. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138) Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa: Lahan PKBM sangat terbatas mbak, untuk gedungnya saja kami masih pinjam gedung bekas sekolah dasar. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) b. Terbatasnya Warga Belajar yang dilatih serta Anggaran Dana Pelatihan Terbatasnya anggaran dari pemerintah yang didapat oleh PKBM Harapan Bangsa untuk program pendidikan kewirausahaan masyarakat sehingga lembaga dalam merekrut warga belajar dibatasi hanya 10 orang. PKBM Harapan Bangsa hanya mendapatkan dana sebesar Rp ,00 untuk pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele. Dana tersebut digunakan untuk biaya administrasi, biaya pembelajaran dan pelatihan, serta untuk modal usaha. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Sm selaku ketua PKBM bahwa: Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini hanya mengajukan dana sebesar Rp ,- kepada pemerintah. Dana tersebut digunakan untuk biaya administrasi, biaya pembelajaran dan biaya pelatihan, dan untuk modal usaha. Untuk warga belajarnya dibatasi hanya 10 orang saja. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) 95

112 Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak Cm selaku penanggung jawab program bahwa: Anggaran biaya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini ada Rp ,00 sehingga untuk rekruitmen warga belajar oleh pihak penyelenggara dibatasi hanya 10 orang saja mbak. (CL III, Minggu, 26 Oktober 2014, hal 129) 4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat bagi Warga Belajar di PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan upaya pemberdayaan terutama untuk masyarakat yang sudah pernah mengikuti program pendidikan kewirausahaan sebelumnya dan untuk masyarakat sekitar PKBM Harapan Bangsa yang dikatakan kurang mampu. Tujuan dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini adalah: 1) untuk memperluas pengetahuan tentang pelatihan budidaya ikan lele sampai dengan tahap pembesaran, 2) melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapkan mampu membentuk kelompok belajar usaha, 3) melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapakan warga belajar dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan dengan membuat usaha. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa memberikan pelatihan budidaya ikan lele mulai dari teknik budidaya, penyiapan kolam, pemilihan induk, pembibitan, pemijahan, pemeliharaan, pembesaran, dan pemasaran. Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat perlu diketahui baik dari aspek psikologis, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan tentang 96

113 dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat secara psikologis, ekonomi dan sosial. a. Dampak Ekonomi Dampak ekonomi pada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat dari perubahan kehidupan ekonomi yang terjadi pada warga belajar. Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat sebelum mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa merupakan warga masyarakat yang kurang sejahtera karena hanya bekerja sebagai buruh dan petani yang mendapatkan penghasilan tidak menentu. Masalah lain yang dihadapi oleh warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat sebelum mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pelatihan sehingga warga belajar tidak dapat mengelola sumber daya alam yang ada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Sm selaku ketua PKBM, berikut ungkapan Ibu Sm : warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu masyarakat yang secara ekonomi berkemampuan rendah. Mata pencaharian warga belajar yaitu bertani, dagang, buruh dan tidak bekerja (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141). Pernyataan Ibu Sm sesuai dengan pernyataan Bapak Ty selaku warga belajar. Berikut ungkapan Bapak Ty : Saya sebelumnya hanya buruh mbak yang penghasilannya tidak seberapa, penghasilan saya sekedar cukup untuk makan (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144). 97

114 Warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, menjadi mempunyai bekal keterampilan untuk dapat berwirausaha sendiri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Dari data yang peneliti peroleh, berikut ini beberapa dampak ekonomi yang dialami warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa: 1) Mempunyai Usaha Sendiri Dampak ekonomi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu warga belajar dapat mendirikan usaha secara mandiri. Usaha yang dimiliki oleh warga belajar adalah budidaya ikan lele. Warga belajar sudah mampu merencanakan kegiatan usaha yang akan dijalankan secara mandiri dan dapat menentukan harga jual serta laba yang akan diperoleh. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Sy selaku warga belajar program, bahwa: Sejak saya mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, saya sudah berniat untuk membuka usaha mbak, karena dorongan dari pihak lembaga dan keluarga. Saya sekarang jadi punya usaha budidaya lele sendiri mbak. (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134) Hal tersebut juga dirasakan oleh warga belajar lain yaitu Bapak Ty yang menyatakan bahwa: Setelah ikut program yang ada di PKBM Harapan Bangsa saya sekarang jadi punya budidaya lele mbak, dulu saya hanya bekerja sebagai buruh mbak yang gajinya tidak tentu. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa memberikan materi bekal keterampilan kepada warga belajar untuk membuka usaha mandiri. Pembelajaran keterampilan yang diberikan 98

115 telah berdampak pada peningkatan kemampuan berwirausaha warga belajar. Pembelajaran keterampilan yang diperoleh telah diimplementasikan oleh warga belajar dengan menjalankan usaha budidaya ikan lele. 2) Meningkatnya Pendapatan Ekonomi Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat selanjutnya yaitu meningkatnya pendapatan ekonomi warga belajar. Peningkatan pendapatan tersebut timbul dari aktivitas kegiatan usaha yang dilakukan oleh warga belajar. Secara umum, mata pencaharian warga belajar adalah sebagai petani dan buruh. Dengan menjalankan usaha budidaya ikan lele secara mandiri, warga belajar mengalami peningkatan pendapatan. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Sy, bahwa: Alhamdulillah mbak penghasilan saya nambah dari budidaya lele, setiap bulan kurang lebih ada Rp ,00 mbak. Dulu waktu cuma jadi petani penghasilan setiap bulan tidak pasti kadang banyak kadang juga sedikit. (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134) Hal tersebut juga dirasakan oleh Bapak Ty dan Bapak Sr yang mengalami peningkatan pendapatan. Bapak Ty menyatakan bahwa: Penghasilan saya sekarang nambah mbak, saya jual ikan lelenya di pasar sokaraja jadi lumayan setiap hari saya bisa untung Rp ,00 mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Bapak Sr juga mengalami peningkatan pendapatan ketika membuka usaha budidaya ikan lele di rumahnya. Bapak Sr menyatakan bahwa: Setelah saya mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, saya menjadi anggota usaha juga mbak. Hasilnya lumayan mbak bisa buat jajan anak. (CL VII, Minggu 22 Februari hal 136) 99

116 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dapat diketahui bahwa adanya peningkatan pendapatan ekonomi warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. 3) Tercukupi Kebutuhan Rumah Tangga Pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya ikan lele yang dijalankan telah dimanfaatkan oleh warga belajar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil wawancara dengan warga belajar menunjukkan bahwa dengan peningkatan pendapatan secara otomatis berdampak pada tercukupinya kebutuhan hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Pendapatan yang warga belajar peroleh telah dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ty bahwa: Uang hasil saya jual lele saya kasih ke istri saya mbak buat beli kebutuhan rumah tangga seperti beras, sayur, minyak gitu mbak. Terus untuk uang jajan anak kalau sekolah. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Tercukupinya kebutuhan rumah tangga warga belajar juga dirasakan oleh Bapak Sr yang menyatakan bahwa: Istri saya dulu sering ngutang di warung mbak kalau mau beli minyak, gula, atau yang lain. Alhamdulillah sejak saya usaha budidaya lele istri saya jadi tidak ngutang-ngutang lagi mbak. (CL VII, Minggu 22 Februari hal 136) Kegiatan usaha yang dijalankan oleh warga belajar menambah pendapatan warga belajar. Pendapatan yang diperoleh tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti sandang, pangan, dan papan. Selain itu warga 100

117 belajar menggunakan pendapatan yang diperoleh untuk kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan. b. Dampak Psikologis Dampak psikologis pada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilaku warga belajar. Warga belajar sebelum mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan warga masyarakat yang kurang percaya diri untuk berwirausaha karena takut gagal atau rugi. Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah dituntut oleh pihak PKBM untuk membuka usaha sendiri dengan modal dan keterampilan yang sudah didapat, namun kenyataannya masih ada warga belajar yang tidak membuka usaha sendiri karena takut beresiko gagal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ibu Sm selaku ketua PKBM bahwa: Program pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele kurang maksimal mbak, karena masih ada warga belajar yang tidak mengaplikasikannya dengan alasan susah merawatnya dan modal yang dikasih kurang untuk buka budidaya lele sendiri. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) Pernyataan Ibu Sm sesuai dengan pernyataan dari Bapak Ty selaku warga belajar program bahwa: Dulu saya sudah pernah ikut mba pelatihan budidaya lele, saya sempat buat usaha pembibitan mbak tapi hanya sebulan, perawatannya susah mbak kalau pembibitan, airnya harus selalu jernih, pakannya harus cacing sutera yang lumayan mahal harganya mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Setelah warga belajar mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, warga belajar memiliki 101

118 rasa percaya diri yang tinggi untuk berwirausaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Dari data yang peneliti peroleh, berikut ini beberapa dampak psikologis yang dialami warga belajar setelah mengikuti pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa: 1) Meningkatnya Rasa Percaya Diri Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat membuat meningkatnya rasa percaya diri pada warga belajar. Rasa percaya diri tersebut dapat terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, warga belajar berani menyampaikan ide atau pendapatnya. Warga belajar juga mampu menjelaskan kepada warga belajar yang lain apabila ada materi yang disampaikan tutor kurang jelas. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Sm selaku penyelenggara program, bahwa: Percaya diri yang tinggi sudah dimiliki oleh warga belajar sejak mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat mbak, mereka dalam pembelajaran sering menyampaikan ide dan pendapat mereka, mereka juga sering membantu tutor untuk menjelaskan materi kepada warga belajar lain jika kurang jelas. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141) Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa rasa percaya diri dari warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat meningkat, hal ini ditunjukan dengan keberanian warga belajar untuk menyampaikan ide serta pendapatnya, dan berani menjelaskan materi kepada warga belajar yang kurang paham. 102

119 2) Kerja Keras dalam Berwirausaha Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu meningkatnya kerja keras warga belajar dalam berwirausaha. Hal ini terlihat pada usaha yang dijalani oleh warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Usaha yang dimiliki oleh warga belajar adalah budidaya ikan lele, semakin lama usaha yang warga belajar miliki semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Ty selaku warga belajar program, bahwa: Awal usaha itu saya hanya punya 2 kolam mbak, tapi saya terus kerja keras supaya kolam saya bisa semakin banyak, dan sekarang alhamdulillah kolam saya sudah ada 5 mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Sy selaku warga belajar program, bahwa: Sekarang saya sudah punya kolam ikan sendiri meskipun seadanya mbak, semua karena kerja keras dan semangat saya buat usaha. (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134) Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa warga belajar mempunyai kerja keras yang tinggi untuk berwirausaha dan terus mengembangkan usahanya. c. Dampak Sosial Dampak sosial pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat berkaitan dengan perubahan kehidupan warga belajar terhadap hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat. Setelah warga belajar mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, warga belajar mendapatkan kecakapan sosial untuk 103

120 dapat berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat serta meningkatnya kepedulian sosial warga belajar. Berikut ini merupakan dampak sosial bagi warga belajar pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat: 1) Meningkatnya Partisipasi Aktif Warga Belajar dalam Organisasi Masyarakat Dampak dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu meningkatnya partisipasi warga belajar dalam organisasiorganisasi yang ada di lingkungan masyarakat. Keikutsertaan warga belajar dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah mengubah warga belajar menjadi masyarakat yang aktif. Keaktifan tersebut ditunjukan dengan adanya peningkatan partisipasi aktif dalam organisasi masyarakat yang ada di Desa Petir. Hal tersebut dirasakan oleh Bapak Sr selaku warga belajar program bahwa: Setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat saya jadi lebih percaya diri mbak. Sekarang saya lebih berani untuk bersosialisasi aktif dalam kegiatan yang ada di Desa mbak. (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal 136) Peningkatan partisipasi aktif warga belajar di masyarakat tidak hanya dirasakan oleh Bapak Sr, tetapi juga warga belajar yang lain. Warga belajar lebih percaya diri untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Sy selaku warga belajar, bahwa: Sekarang saya ikut arisan untuk Bapak-Bapak setiap malam jum at mbak, Alhamdulillah saya dipercaya jadi bendahara buat megang uang mbak. (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134) Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa adanya peningkatan partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi-organisasi di 104

121 masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat warga belajar diajarkan untuk berorganisasi dan bekerjasama dalam suatu kelompok. 2) Penambahan Relasi Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat berdampak pada penambahan relasi warga belajar. Penambahan relasi ditunjukan dengan bertambahnya teman atau link untuk perluasan usaha warga belajar. Warga belajar harus bisa mencari teman baru dan pelanggan untuk pemasaran hasil dari usaha yang dijalankan. Berikut ungkapan dari Bapak Ty selaku warga belajar program, bahwa: Alhamdulillah kalau untuk pemasaran ikan lele saya tidak susah mbak, karena justru orang-orang yang datang ke rumah saya, yang beli ada yang dari desa sini ada juga dari desa lain, sekarang saya jadi banyak kenalannya mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Hal tersebut juga dirasakan oleh Bapak Sy selaku warga belajar pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, bahwa: Kalau untuk pemasaran ikan lele saya jual di pasar sokaraja mbak, orang di pasarkan asalnya beda-beda mbak, saya jadi banyak kenal orang mbak di pasar. (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134) Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat berdampak pada penambahan teman atau relasi bagi warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat. 105

122 3) Peningkatan Kemampuan untuk Membagikan Pengetahuan kepada Orang Lain Dampak sosial pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang selanjutnya yaitu peningkatan kemampuan warga belajar untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Kegiatan membagikan pengetahuan kepada orang lain dilakukan warga belajar berupa keterampilan budidaya ikan lele. Berikut ini ungkapan dari Bapak Ty selaku warga belajar program: Kalau ada yang beli lele kadang mereka juga nanya cara-cara budidaya lele itu gimana, iya saya menjelaskan sesuai dengan pengetahuan dan bekal ketermpilan yang saya punya mbak. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144) Peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain juga dirasakan oleh Bapak Sy yang menyatakan bahwa: Keterampilan budidaya lele saya tularkan mbak kepada tetangga dan saudara-saudara saya, jadi mereka juga bisa buat usaha budidaya lele. Iya saya seneng mbak bisa berbagi pengetahuan yang saya punya. (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134) Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan warga belajar untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat warga belajar dituntut untuk dapat belajar mandiri maupun berkelompok. 106

123 C. Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti dapatkan, yaitu: data hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti lakukan serta dokumentasi yang peneliti peroleh, maka peneliti akan melakukan pembahasan tentang dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Pembahasan dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan, dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat (Direktorat Jenderal PAUDNI, 2014: 7). Hasil Penelitian yang peneliti dapatkan melalui wawancara, pengamatan, dan dokumentasi mengenai pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah persiapan atau perencanaan. Proses persiapan yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi potensi lokal yang ada di daerah sekitar, sosialisasi program, rapat koordinasi dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan program, penetapan standar kompetensi lulusan, pengembangan kurikulum dan bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan, rekruitmen pendidik, dan yang terakhir rekruitmen 107

124 warga belajar. Dalam sosialisasi program, rapat koordinasi, penentuan jadwal dan tempat pembelajaran program melibatkan peran dari pengelola, tutor, warga belajar, dan tokoh masyarakat. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Pelaksanaan program mengacu pada standar kompetensi program kewirausahaan yaitu minimal dilaksanakan 200 menit untuk teori menit untuk praktek. Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan dalam program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sesuai dengan kurikulum program pendidikan kewirausahaan yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, kemudian disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. Warga belajar program kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa ada 10 orang yang dijadikan dalam satu kelompok dalam setiap pembelajaran. Sedangkan untuk tutor ada dua orang, satu untuk tutor untuk pembelajaran teori dan satu tutor untuk pembelajaran praktek. Metode pembelajaran untuk program kewirausahaan yang digunakan adalah dengan ceramah dan praktek. Materi yang diajarkan yaitu materi tentang kewirausahaan dan materi keterampilan budidaya ikan lele. Monitoring kegiatan program perlu dilakukan untuk mengukur keberhasilan program yang dilaksanakan. Monitoring di PKBM Harapan Bangsa pada program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilakukan oleh pengelola PKBM. Aspek yang dimonitoring mencakup hal-hal sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, evaluasi, dan pendampingan. 108

125 Tahap terakhir dalam pelaksanaan suatu program yaitu penilaian. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha. Teknik penilaian yang digunakan ada dua yaitu tes dan non tes. Penilaian tes digunakan untuk menilai sejauh mana pengetahuan warga belajar tentang materi yang diberikan. Penilaian non tes digunakan untuk mengukur sejauh mana warga belajar dapat mengaplikasikan materi yang sudah deberikan dengan praktek. Pendampingan dilakukan setelah warga belajar selesai mengikuti pembelajaran dan selesai dalam belajar menjalankan usaha bersama kelompok. Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan usaha sendiri-sendiri dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak lembaga hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri selama kurang lebih 60 menit dengan asumsi dilakukan dua minggu sekali sesuai dengan kesepakatan warga belajar. 2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat sangat diperhatikan oleh tutor dan penyelenggara, sehingga diakhiri dengan evaluasi dan tetap dilakukan pendampingan sehingga warga belajar dapat membuka usaha dengan bekal kemampuan keterampilan yang dimiliki. Hal ini memperlihatkan keberhasilan program pendidikan kewirausahaan masyarakat 109

126 di PKBM Harapan Bangsa dalam membentuk perubahan tingkah laku warga belajar dalam berwirausaha. Hasil pelatihan budidaya ikan lele ternyata sangat bermanfaat bagi warga belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupannya, hal ini dibuktikan dengan dampak yang diwujudkan oleh para warga belajar yaitu mereka mampu membuat usaha budidaya ikan lele sendiri. Hasil pelatihan budidaya ikan lele pada warga belajar dapat bertahan lama karena telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi warga belajar. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaaan masyarakat tidak hanya dari internal warga belajar tetapi juga ada pihak eksternal yang mendukung. Dukungan tersebut dapat menentukan berhasil tidaknya program yang diselenggarakan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti, faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyrakat di PKBM Harapan Bngsa, yaitu: (1) Ketersediaan modal, (2) Dukungan dari lembaga, (3) Motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan (4) Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat juga mengalami hambatan. Hambatan-hambatan yang mucul mengakibatkan program yang berjalan kurang maksimal. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, yaitu: (1) Terbatasnya lahan, dan (2) Terbatasnya warga belajar yang 110

127 dilatih serta anggaran dana pelatihan. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa seharusnya dapat di minimalkan dengan mencari pemecahan masalah untuk mengatasinya agar dapat mengembangkan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang lebih luas. 4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat bagi Warga Belajar di PKBM Harapan Bangsa Dampak adalah pengaruh yang dialami warga belajar atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain (Djudju Sudjana, 2006: 95). Dampak merupakan akibat atau pengaruh yang dialami oleh warga belajar baik positif ataupun negatif. Dalam hal ini adalah pengaruh positif dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang berakibat pada peningkatan kehidupan warga belajar. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan suatu upaya penguatan pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat melalui pembelajaran keterampilan usaha yang dapat meningkatkan produktifitas perorangan maupun kelompok secara mandiri bagi warga belajar yang telah mengikuti program. Tujuan dari diadakannya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, yaitu: 1) untuk memperluas pengetahuan tentang pelatihan budidaya ikan lele sampai dengan tahap pembesaran, 2) melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapkan mampu membentuk kelompok belajar usaha, 3) melalui pelaksanaan program 111

128 pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapakan warga belajar dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan dengan membuat usaha. Pelaksanaan program pendidikan kewiraushaan masyarakat tahun 2014 di PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan dengan memberikan pembelajaran keterampilan usaha. Keterampilan yang diberikan yaitu: pengenalan budidaya ikan lele, jenis-jenis ikan lele, teknik budidaya, peluang pasar, penyiapan lahan atau kolam, pemilihan induk, pembibitan, pemijahan, pemeliharaan dan pakan, pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya, pembesaran, pemasaran hasil panen, dan perawatan kolam pasca panen. Dampak ekonomi pada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat dari perubahan kehidupan ekonomi yang terjadi pada warga belajar. Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat sebelum mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan warga masyarakat yang kurang sejahtera karena hanya bekerja sebagai buruh dan petani yang mendapatkan penghasilan tidak menentu. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dampak ekonomi yang di alami warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat tahun 2014, meliputi: 1) mempunyai usaha sendiri, 2) meningkatnya pendapatan ekonomi, dan 3) tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, warga belajar memiliki bekal keterampilan untuk diimplementasikan dalam kegiatan usaha mandiri budidaya ikan lele. Kegiatan usaha yang dijalankan oleh warga belajar baik sebagai mata pencaharian utama 112

129 maupun usaha sampingan tersebut memberikan tambahan penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Dengan terpenuhinya seluruh kebutuhan hidup warga belajar, maka itu berarti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah berdampak ekonomi pula pada peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga. Dampak psikologis pada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilaku warga belajar. Warga belajar sebelum mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan warga masyarakat yang kurang percaya diri untuk berwirausaha karena takut gagal atau rugi.. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dampak psikologis yang di alami warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, meliputi: 1) meningkatnya rasa percaya diri, dan 2) kerja keras dalam berwirausaha. Setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat warga belajar menjadi lebih percaya diri untuk membuka usaha budidaya ikan lele. Warga belajar juga terus bekerja keras untuk mengambangkan usaha budidaya ikan lele agar semakin banyak. Dampak sosial pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat berkaitan dengan perubahan kehidupan warga belajar terhadap hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat. Setelah warga belajar mengikuti pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, warga belajar mendapatkan kecakapan sosial untuk 113

130 dapat berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat. Dampak sosial yang di alami warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat tahun 2014, meliputi: 1) meningkatnya partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, 2) penambahan relasi, dan 3) peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah menimbulkan perubahan mata pencaharian warga belajar. Warga belajar menjalankan usaha mandiri baik sebagai mata pencaharian utama atau usaha sampingan selain pekerjaan utama. Perubahan mata pencaharian yang dialami oleh warga belajar setelah pelaksanaan program tersebut berdampak pada peningkatan partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat. Keikutsertaan warga belajar dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah mengubah mereka menjadi anggota masyarakat yang aktif. Keaktifan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi aktif dalam organisasi yang ada di masyarakat Desa Petir. Warga belajar juga mampu membagikan ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki kepada orang lain dengan membelajarkan cara-cara budidaya ikan lele. Berdasarkan hal tersebut, agar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dapat memberikan dampak yang lebih kepada warga belajar dan masyarakat luas, maka perlu adanya pendampingan dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak lembaga penyelenggara terhadap warga belajar secara rutin untuk melihat secara mendalam permasalahan dan kesulitan yang di alami oleh warga belajar. 114

131 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa a. Perencanaan merupakan suatu tahap awal yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah pada program pendidikan kewirausahaan masyarakat sebelumnya dengan disesuaikan kebutuhan masyarakat, sosialisasi program, rapat koordinasi dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan program, penetapan standar kompetensi lulusan, pengembangan kurikulum dan bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan, rekruitmen pendidik, dan yang terakhir rekruitmen warga belajar. b. Pelaksanaan Pembelajaran Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ini lebih diperhatikan pada teknisnya, meliputi: sarana dan prasarana, tutor atau narasumber, dan metode pembelajarannya. c. Monitoring kegiatan program dilakukan untuk mengukur keberhasilan program yang dilaksanakan. Monitoring di PKBM Harapan Bangsa pada pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilakukan oleh pengelola PKBM. Aspek yang dimonitoring mencakup hal-hal 115

132 sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, dan pendampingan. d. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha. e. Pendampingan yang dilakukan setelah warga belajar selesai mengikuti pembelajaran dan selesai dalam belajar menjalankan usaha bersama kelompok. Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan usaha dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak lembaga hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri. 2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Hasil pelatihan budidaya ikan lele sangat bermanfaat bagi warga belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupannya, hal ini dibuktikan dengan dampak yang diwujudkan oleh para warga belajar yaitu mereka mampu membuat usaha budidaya ikan lele sendiri. Hasil pelatihan budidaya ikan lele pada warga belajar dapat bertahan lama karena telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi warga belajar. Hal ini memperlihatkan keberhasilan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dalam membentuk perubahan tingkah laku warga belajar dalam berwirausaha. 116

133 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa a. Faktor Pendukung 1) Ketersediaan modal, 2) Dukungan dari lembaga, 3) Motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan 4) Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. b. Faktor Penghambat 1) Terbatasnya lahan, dan 2) Terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan. 4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa berdampak bagi warga belajar program. Secara umum dampak yang terjadi pada warga belajar adalah bertambahnya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh warga belajar. Secara keseluruhan dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dikategorikan menjadi tiga aspek. Aspek tersebut meliputi aspek ekonomi, aspek psikologis, dan aspek sosial. Berikut ini dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa: 117

134 a. Dampak ekonomi, meliputi: mempunyai usaha sendiri, meningkatnya pendapatan ekonomi, dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. b. Dampak psikologis, meliputi: meningkatnya rasa percaya diri, dan kerja keras dalam berwirausaha. c. Dampak sosial, meliputi: meningkatnya partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, penambahan relasi, dan peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. B. Saran 1. Pihak penyelenggara seharusnya melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap usaha warga belajar secara rutin untuk melihat secara mendalam permasalahan dan kesulitan yang di alami oleh warga belajar. 2. Pihak penyelenggara seharusnya lebih meningkatkan jumlah warga belajar yang dilatih dengan menambah anggaran dana 3. Bagi warga belajar, bahwa warga belajar senantiasa berperan aktif dalam proses pembelajaran keterampilan yang dilaksanakan agar mampu mengimplementasikan hasil belajar dengan baik. 118

135 DAFTAR PUSTAKA Ainur Rokhimah Hasyim. (2012). Tingkat Kesejahteraan Pembatik Lepas, Pembatik Kelompok dan Pembatik Lembaga Dilihat Dari Penghasilan di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri kabupaten Bantul. Diakses dari journal.student.uny.ac.id. pada tanggal 14 Oktober 2015, jam WIB. Anwar. (2006). Konsep dan Aplikasi Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung: Alfabeta. Aulia Syahrani. (2013). Dampak Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) terhadap Peningkatan Pendapatan Warga Belajar (Studi Kajian di PKBM Handayani, Kabupaten Banjarnegara). Skripsi. UNY. Basrowi. (2011). Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia. Binti Maunah. (2009). Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras. BP-PAUDNI. (2015). Pentunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Kemendikbud. BPS Kabupaten Banyumas. (2011). Keadaan Ketenagakerjaan Banyumas. Diakses dari banyumaskab.bps.go.id, pada tanggal 15 November 2014, jam WIB. BPS Kabupaten Banyumas. (2014). Peta Administrasi Kecamatan Kalibagor. Diakses dari banyumaskab.bps.go.id, pada tanggal 20 Mei 2015, jam WIB. BPS Provinsi Jawa Tengah. (2014). Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Tengah. Diakses dari binsos.jatengprov.go.id, pada tanggal 15 November 2014, jam WIB. Daryanto. (2012). Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka. Dirjen PAUDNI. (2013). Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Kemendikbud. Pendidikan Dirjen PAUDNI. (2014). Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Kemendikbud. Djudju Sudjana. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production. Djudju Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production. 119

136 Djudju Sudjana. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon pendidik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fuad Ihsan. (2008). Dasar Dasar Pendidikan (Komponen MKDK). Jakarta: Rineka Cipta. Haryati Roebyantho, Sri Gati Setiti, & Aulia Rahman. (2011). Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE. Jakarta: P3KS Press. Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Manullang. (2005). Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Mardiyatmo. (2005). Kewirausahaan. Jakarta: Yudhistira. Mustofa Kamil. (2011). Pendidikan Nonformal (Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar di Indonesia). Bandung: Alfabeta. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nurul Zuriah. (2007). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Puri Bhakti Renatama. (2012). Dampak Pelaksanaan Program Pelatihan Kecakapan Hidup (Life Skills) Rias Pengantin Yogya Putri terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Kaum Perempuan di SKB Kabupaten Bantul. Skripsi. UNY. Puspita Handayani. (2013). Dampak Penyelenggaraan Program Keaksaraan Usaha Mandiri bagi Warga Belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Ngudi Makmur Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo. Skripsi. UNY. Redja Mudyahardjo. (2010). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rusdiana. (2012). Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 120

137 Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2007). Evaluasi Program Pendidikan:Pedoman Teoritis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Tatang S. (2012). Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Tim Broad Based Education Depdiknas. (2002). Kecakapan Hidup Life Skills Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas. Jatim: Swa Bina Qualita Indonesia. Umberto Sihombing. (1999). Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD. Mahkota. Umberto Sihombing. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi. Jakarta: PD. Mahkota. Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Undang-undang RI No.20 Tahun Pendidikan. (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara. Yoyon Suryono & Sumarno. (2012). Pembelajaran Kewirausahaan masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media. Yuyus Suryana, dkk. (2010). Kewirausahaan (Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses). Jakarta: Kencanas. 121

138 LAMPIRAN

139 Lampiran 1. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI Hal Deskripsi 1. Lokasi dan Keadaan Penelitian a. Letak dan Alamat b. Status Bangunan c. Kondisi Bangunan dan Fasilitas 2. Struktur Kepengurusan 3. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat a. Dampak Ekonomi b. Dampak Psikologis c. Dampak Sosial 122

140 Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi PEDOMAN DOKUMENTASI 1. Melalui Arsip Tertulis a. Sejarah berdirinya PKBM Harapan Bangsa b. Visi dan Misi PKBM Harapan Bangsa c. Arsip data program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa 2. Foto a. Gedung atau fisik PKBM Harapan Bangsa b. Fasilitas yang dimiliki PKBM Harapan Bangsa c. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, monitoring, penilaian, dan pendampingan 123

141 Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara Untuk Ketua Penyelenggara PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kalibagor, Banyumas I. Identitas Diri 1. Nama : (Laki-laki/Perempuan) 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Alamat : 5. Pendidikan terakhir : II. Pertanyaan A. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat 1. Apa latar belakang dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 2. Apa tujuan dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 3. Bagaimana cara rekruitmen warga belajar, tutor dan narasumber teknik dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 4. Bagimana perencanaan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 5. Kapan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Di mana kegiatan dilaksanakan? 6. Materi apa saja yang diberikan? 124

142 7. Apa metode yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 8. Bagaimana monitoring program dilakukan? 9. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program yang dilakukan? 10. Apa faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 11. Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 12. Bagaimana penilaian hasil pembelajaran dilakukan? 13. Apakah ada pendampingan yang dilakukan setelah program selesai? Bagaimana bentuk pendampingan yang diberikan? B. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat 1. Apakah warga belajar sekarang sudah mempunyai usaha sendiri? 2. Apa perubahan ekonomi yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 3. Apakah ada peningkatan ekonomi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 4. Apakah warga belajar mengalami peningkatan mata pencaharian setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 125

143 5. Apa perubahan psikologis yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 6. Apakah ada perubahan pada tingkat kepercayaan diri warga belajar dalam mendirikan sebuah usaha? 7. Apakah perubahan sosial yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 8. Apakah ada perubahan pada hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat? 9. Apakah ada perubahan warga belajar terhadap kepedulian sosial? 10. Bagaimana tingkat partisipasi warga belajar dalam organisasi masyarakat setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 126

144 Pedoman Wawancara Untuk Tutor Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kalibagor, Banyumas I. Identitas Diri 1. Nama : (Laki-laki/Perempuan) 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Alamat : 5. Pendidikan terakhir : II. Pertanyaan A. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat 1. Sejak kapan anda menjadi tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 2. Apa yang melatar belakangi anda menjadi tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Apakah ditunjuk pihak pengelola untuk menjadi tutor dalam program ini? 3. Menurut anda, apakah tujuan dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa? 4. Apakah hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan program tersebut? 5. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksanaan program? 6. Apa saja materi yang diberikan dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 127

145 7. Bagaimana perencanaan dan persiapan dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 8. Apakah warga belajar terlibat dalam perencanaan program yang akan dilakukan? Alasannya? 9. Bagaimana proses dan tahapan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 10. Bagaimana proses monitoring program di PKBM Harapan Bangsa? 11. Apa saja fasilitas atau media yang digunakan dalam program tersebut? Apakah fasilitas atau media yang digunakan sudah memadai? 12. Apakah menurut anda pengambangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini sudah memenuhi kebutuhan warga belajar? 13. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam program tersebut? 14. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program yang dilakukan? 15. Bagaimana pendampingan yang dilakukan setelah program selesai? 16. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? B. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat 1. Apakah warga belajar sekarang sudah mempunyai usaha sendiri? 2. Apa perubahan ekonomi yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 128

146 3. Apakah ada peningkatan ekonomi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 4. Apakah warga belajar mengalami peningkatan mata pencaharian setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 5. Apa perubahan psikologis yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 6. Apakah ada perubahan pada tingkat kepercayaan diri warga belajar dalam mendirikan sebuah usaha? 7. Apakah perubahan sosial yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 8. Apakah ada perubahan pada hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat? 9. Apakah ada perubahan warga belajar terhadap kepedulian sosial? 10. Bagaimana tingkat partisipasi warga belajar dalam organisasi masyarakat setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 129

147 Pedoman Wawancara Untuk Warga Belajar Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat I. Identitas Diri 1. Nama : (Laki-laki/Perempuan) 2. Usia : 3. Alamat : 4. Pekerjaan : 5. Pendidikan Terakhir : II. Pertanyaan A. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat 1. Sejak kapan anda mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 2. Apa alasan anda mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 3. Darimana anda mengetahui ada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dan bagaimana proses menjadi warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan bangsa? 4. Menurut anda, adanya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat bermanfaat atau tidak? 5. Apa manfaat yang anda peroleh? 6. Materi apa saja yang anda dapat dalam program ini? 7. Apakah materi tersebut sesuai kebutuhan anda? 130

148 8. Bagaimana tutor dalam memberi materi? jelas atau tidak? 9. Apakah fasilitas atau media yang dipakai sudah cukup memadai untuk mendukung pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini? 10. Apa evaluasi atau tes yang diberikan oleh tutor? 11. Menurut anda kendala apa saja yang ada selama program berlangsung? B. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat 1. Apakah sekarang anda sudah mempunyai usaha sendiri? 2. Apa perubahan ekonomi yang terjadi pada anda setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 3. Apakah ada peningkatan ekonomi pada anda setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 4. Apakah anda mengalami peningkatan mata pencaharian setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 5. Apa perubahan psikologis yang terjadi pada anda setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 6. Apakah ada perubahan pada tingkat kepercayaan diri anda dalam mendirikan sebuah usaha? 7. Apakah perubahan sosial yang terjadi pada anda setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 131

149 8. Apakah ada perubahan pada hubungan dan interaksi anda dengan masyarakat? 9. Apakah ada perubahan anda terhadap kepedulian sosial? 10. Bagaimana tingkat partisipasi anda dalam organisasi masyarakat setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 132

150 Lampiran 4. Catatan Lapangan CATATAN LAPANGAN I Lokasi : PKBM Harapan Bangsa Hari, tanggal : Minggu, 12 Oktober 2014 Waktu Kegiatan : WIB : Observasi awal Deskripsi Hari ini merupakan hari pertama peneliti datang ke PKBM Harapan Bangsa dan bertemu dengan salah satu pengelola PKBM yaitu Ibu Km selaku sekertaris di sana. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan datang ke PKBM kepada Ibu Km. Maksud dan tujuan peneliti adalah untuk mendapatkan informasi tentang PKBM Harapan Bangsa tentang program-program yang dijalankan oleh PKBM baik yang sudah terlaksana maupun yang belum terlaksana. Dengan sangat ramah Ibu Km menjawab setiap pertanyaan yang peneliti ajukan. Ibu Km kemudian menjelaskan program-program yang ada di PKBM Harapan Bangsa seperti program yang sedang dijalankan saat ini ada kursus bahasa Korea, kejar paket B, kejar paket C, program pendidikan kewirausahaan masyarakat, taman bacaan masyarakat (TBM) dan sanggar tari. Sedangkan untuk program yang pernah dilaksanakan ada keaksaraan usaha mandiri (KUM), kursus menjahit, kursus komputer dan bimbingan belajar. Ibu Km menjelaskan dengan sangat detail setiap program yang ada di PKBM Harapan Bangsa mulai dari warga belajarnya, tutornya, kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program, dan sumber 133

151 dananya. Setelah penetili merasa sudah cukup mendapatkan informasi mengenai program-program yang ada di PKBM Harapan Bangsa, penelitipun pamit kepada Ibu Km dan mengucapkan terimakasih serta menyampaikan akan datang kembali untuk menyampaikan rencana penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di PKBM Harapan Bangsa. 134

152 CATATAN LAPANGAN II Lokasi : PKBM Harapan Bangsa Hari, tanggal : Minggu, 26 Oktober 2014 Waktu Kegiatan : WIB : Konfirmasi Tempat Penelitian Deskripsi Hari ini peneliti datang kembali ke PKBM Harapan Bangsa. Kedatangan peneliti adalah untuk menyampaikan rencana penelitian yang akan peneliti laksanakan di PKBM Harapan Bangsa. Di PKBM Harapan Bangsa peneliti bertemu dengan ketua PKBM yaitu Ibu Sm. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneliti datang ke PKBM dengan menjalaskan rencana penelitian yang akan peneliti lakukan. Peneliti menyampaikan tertarik pada program yang ada di PKBM Harapan Bangsa yaitu program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Peneliti bermaksud untuk mmelakukan penelitian pada program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele yang ada di PKBM Harapan Bangsa. Ibu Sm pun menanggapi dengan baik rencana penelitian yang akan peneliti lakukan. Ibu Sms juga memperbolehkan peneliti melakukan penelitian skripsi di PKBM Harapan Bangsa dengan surat ijin penelitian menyusul. Ibu Sms menyerankan peneliti untuk bertemu juga dengan Bapak Cm selaku penanggung jawab program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Setelah peneliti merasa sudah cukup maka penelitipun pamit dan akan datang lagi setelah selesai mengurus surat ijin penelitian. 135

153 CATATAN LAPANGAN III Lokasi : Rumah penanggung jawab program PKM Hari, tanggal : Minggu, 26 Oktober 2014 Waktu Kegiatan Deskripsi : WIB : Silaturahmi dan mencari informasi tentang program PKM di PKBM Harapan Bangsa Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak Cm selaku penanggung jawab program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneliti datang ke rumah Bapak Cm yaitu untuk mencari informasi tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang ada di PKBM Harapan Bangsa. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat agar peneliti mendapatkan informasi tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang ada di PKBM Harapan Bangsa. Bapak Cm menjawab dengan lengkap setiap pertanyaan yang peneliti ajukan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan peneliti dengan Bapak Cm tersebut yaitu Bapak Cm telah menjadi seksi atau penanggung jawab program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sejak tahun 2013 dan ditunjuk langsung oleh ketua PKBM Harapan Bangsa. Tujuan dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa adalah untuk membekali masyarakat sekitar dalam bidang keterampilan agar mereka mampu untuk berwirausaha sendiri. Metode yang digunakan untuk menyampaikan 136

154 materi kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa adalah dengan ceramah, dan praktek. Persiapan yang dilakukan dalam program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu dengan melakukan sosialisasi program terlebih dahulu kepada masyarakat. Kemudian dilalukan rapat beberapa kali untuk membahas rencana dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang akan dilaksanakan. Warga belajar terlibat langsung dalam perencanaan program yaitu dengan mengundang warga belajar dan juga tokoh-tokoh masyarakat dalam setiap kegiatan rapat maupun sosialisasi. 137

155 CATATAN LAPANGAN IV Lokasi : PKBM Harapan Bangsa Hari, tanggal : Minggu, 01 Februari 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Mengantar surat ijin penelitian Deskripsi Hari ini peneliti datang ke PKBM Harapan Bangsa untuk menyerahkan surat ijin penelitian. Pada saat datang kesana peneliti bertemu dengan Ibu Sm dan Ibu Km selaku pengelola PKBM Harapan Bangsa. Peneliti menyerahkan surat ijin penelitan beserta proposal penilitian kepada Ibu Sm. Peneliti menanyakan kepada Ibu Sm mulai kapan peneliti bisa memulai untuk melakukan penelitian. Ibu Sm pun menjelaskan bahwa pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat sudah selesai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November. Pembelajaran dilaksanakan pada setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul WIB yaitu untuk teori serta hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul WIB yaitu untuk praktek. Ibu Sm mempersilahkan peneliti untuk memulai penelitian kapan saja dan bisa datang kapan saja dengan bertemu pengelola yang ada di PKBM seandainya Ibu Sm tidak ada. Peneliti mohon ijin untuk melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PKBM Harapan Bangsa dengan di temani oleh Ibu Km. Setelah peneliti merasa cukup dengan melihat-lihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PKBM Harapan Bangsa dan melakukan perbincangan maka penelitipun pamit untuk pulang. 138

156 CATATAN LAPANGAN V Lokasi : PKBM Harapan Bangsa Hari, tanggal : Minggu, 08 Februari 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan pengelola PKBM Harapan Bangsa Deskripsi Hari ini peneliti datang ke PKBM Harapan Bangsa untuk bertemu dengan Ibu Sm selaku ketua PKBM Harapan Bangsa. Tujuan peneliti untuk bertemu dengan Ibu Sm adalah untuk wawancara tentang pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele yang sudah selesai dilaksanakan. Ibu Sm langsung menyambut kedatangan peneliti dengan ramah, kemudian peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneliti datang. Peneliti memberikan cukup pertanyaan kepada Ibu Sm mengenai penyelenggaraan program pendidikan kewirausahaan masyarakat agar peneliti mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat. Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara tersebut bahwa program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sudah berjalan pada bulan Agustus sampai bulan November Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat ada 10 orang, yaitu masyarakat sekitar daerah PKBM yang kurang mampu dan tokoh masyarakat yang langsung menunjuk. Tutor untuk program pendidikan kewirausahaan masyarakat ada dua 139

157 (satu tutor pemberian materi dan satu tutor untuk kegiatan praktek), yang sesuai dengan program yang dilaksanakan. Program kewirauasahaan di PKBM Harapan Bangsa melalui beberapa tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pendampingan. Jadwal pembelajarannya setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul WIB untuk teori tempatnya di ruang pembelajaran PKBM dan untuk praktek setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul WIB di rumah salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Metode yang digunakan dalam pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat ada teori dan praktek. faktor pendukung dalam penyelenggaraan proram kewirausahaan di PKBM Harapan Bngsa, yaitu: (1) Ketersediaan modal, (2) Dukungan dari lembaga, (3) Motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan (4) Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor penghambat dalam penyelenggaraan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, yaitu: (1) Terbatasnya lahan, dan (2) Terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan. Sampai saat ini hanya ada dua warga belajar yang membuat usaha budidaya lele sendiri, yang lain alasannya modal yang diberikan tidak mecukupi untuk membuka usaha. 140

158 CATATAN LAPANGAN VI Lokasi : Rumah warga belajar Hari, tanggal : Minggu, 15 Februari 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat Deskrispi Hari ini peneliti datang ke rumah salah satu warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Peneliti datang ke rumah Bapak Sy dengan tujuan untuk wawancara tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang pernah diikuti dan dampak dari program. Bapak Sy menyambut dengan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang. Peneliti langsung memberikan banyak pertanyaan kepada Bapak Sy untuk mendapatkan informasi yang jelas. Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara tersebut bahwa warga belajar mengetahui adanya program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa karena diberikan informasi oleh tokoh masyarakat desa Petir. Masyarakat yang boleh mengikuti adalah hanya masyarakat yang mendapatkan undangan dari tokoh masyarakat ataupun dari pengelola PKBM. Setiap warga belajar mendapatkan uang modal setelah selesai mengikuti pembelajaran dan dinyatakan lulus. Uang modal tersebut digunakan untuk membuka usaha. Namun setelah program pembelajaran selesai hanya ada tujuh 141

159 orang yang membuka usaha budidaya ikan lele. Alasan warga belajar yang lain tidak membuka usaha karena modal yang diberikan tidak cukup padahal modal yang diberikan sama besarnya. Dampak yang dirasakan oleh Bapak Sy setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yaitu Bapak Sy sekarang sudah mempunyai usaha budidaya ikan lele sendiri. Penghasilan Bapak Sy pun setiap bulan meningkat dengan usaha tersebut. Selain itu Bapak Sy juga menjadi aktif ikut di organisasi yang ada di masyarakat. 142

160 CATATAN LAPANGAN VII Lokasi : Rumah warga belajar Hari, tanggal : Minggu, 22 Februari 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat Deskripsi Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak Sr warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Bapak Sr menyambut dengan sopan dan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang. Peneliti langsung memberikan banyak pertanyaan kepada Bapak Sr untuk mendapatkan informasi yang jelas. Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak Sr, bahwa warga belajar pada saat mengikuti pembelajaran mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi karena memiliki niat untuk membuka usaha sendiri saat sudah selesai mengikuti pembelajaran. Pihak PKBM selalu memeberikan dukungan dan motivasi kepada warag belajar untuk semangat mengikuti pembelajaran baik teori maupun praktek. Dukungan tidak hanya datang dari pengelola tapi juga datang pihak keluarga dan juga tokoh masyarakat. Dampak yang dirasakan oleh Bapak Sr setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa sudah terlihat jelas yaitu uang hasil usaha digunakan oleh Bapak Sr untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu Bapak Sr sekarang jadi lebih aktif dalam bersosialisai di organisasi yang ada di masyarakat. 143

161 CATATAN LAPANGAN VIII Lokasi : Rumah warga belajar Hari, tanggal : Minggu, 01 Maret 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan warga belajar program PKM Deskripsi Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak Ks warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Bapak Ks menyambut dengan sopan dan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang. Peneliti langsung memberikan banyak pertanyaan kepada Bapak Ks untuk mendapatkan informasi yang jelas. Kesimpulan dari hasil wawancara yang peneliti dapatlkan bahwa Bapak Ks tidak membuka usaha setelah selesai mengikuti program dan mendapatkan modal usaha karena modal yang diberikan tidak cukup untuk membuka usaha sendiri. Budidaya ikan lele membutuhkan modal yang tidak sedikit, untuk membuat kolam membutuhkan bambu dan terpal yang harganya tidak murah, untuk pakan ikan lelenya juga mahal. Menurut Bapak Ks seharusnya PKBM lebih mempertimbangkan program yang akan dilaksanakan dengan melihat kebutuhan masyarakat dan melihat potensi lokal di daerah masyarakat sehingga akan lebih efektif dan efisien. Contoh program yang masyarakat butuhkan adalah pengolahan hasil pertanian seperti pengolahan makanan dan juga pengolahan sampah menjadi pupuk yang tentunya sangat masyarakat butuhkan. 144

162 CATATAN LAPANGAN IX Lokasi : Rumah tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat Hari, tanggal : Minggu, 08 Maret 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan tutor program PKM Deskripsi Pada hari ini peniliti datang ke rumah Bapak Am selaku tutor pada program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Penelitipun menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang yaitu untuk wawancara seputar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang sudah dilaksanakan. Bapak Am sangat sopan menyambut kedatangan peneliti. Peneliti langsung memberikan pertanyaaan dan Bapak Am menjawab semua pertanyaan yang peneliti berikan. Kesimpulan dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Am bahwa Bapak Am menjadi tutor di PKBM Harapan Bangsa karena ditunjuk langsung oleh ketua PKBM Harapan Bangsa. Bapak Am adalah tutor untuk kegiatan praktek dan kebetulan kegiatan praktek program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilaksanakan di rumah Bapak Am karena di PKBM lahannya sempit. Untuk waku pembelajaran praktek setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu pukul WIB. Materi yang diberikan yaitu keterampilan budidaya lele seperti: pengenalan budidaya ikan lele, jenis-jenis ikan lele, teknik budidaya, peluang pasar, 145

163 penyiapan lahan atau kolam, pemilihan induk, pembibitan, pemijahan, pemeliharaan dan pakan, pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya, pembesaran, pemasaran hasil panen, dan perawatan kolam pasca panen. 146

164 CATATAN LAPANGAN X Lokasi : Rumah tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat Hari, tanggal : Minggu, 15 Maret 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan tutor program PKM Deskripsi Pada hari ini peniliti datang ke rumah Bapak Nr selaku tutor pada program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Penelitipun menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang yaitu untuk wawancara seputar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang sudah dilaksanakan. Bapak Nr sangat sopan menyambut kedatangan peneliti. Peneliti langsung memberikan pertanyaaan dan Bapak Nr menjawab semua pertanyaan yang peneliti berikan. Kesimpulan dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Nr yaitu: Bapak Nr menjadi tutor karena ditunjuk oleh ketua PKBM. Untuk pembelajaran teori dilaksanakan pada setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul WIB di ruang pembelajaran PKBM Harapan Bangsa. Materi yang diajarkan berupa manajemen usaha (proses perencanaan usaha, tata cara merintis usaha, administrasi usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan, strategi persaingan, jaringan kerja), dasar-dasar komunikasi, dan etika berwirausahaan. 147

165 CATATAN LAPANGAN XI Lokasi : PKBM Harapan Bangsa Hari, tanggal : Minggu, 22 Maret 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan ketua PKBM Harapan Bangsa Deskripsi Pada hari Minggu, 22 Maret 2015 peneliti datang ke PKBM Harapan Bangsa untuk bertemu dengan Ibu Sm selaku penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Tujuan peneliti datang ke PKBM untuk mencari data atau informasi tentang dampak program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Peneliti dipersilahkan duduk di ruang tamu dan memulai wawancara. Peneliti menanyakan tentang dampak pendidikan kewirausahaan masyarakat terhadap warga belajar. Ibu Sm menjawab pertanyaan dengan jelas, beliau menyatakan bahwa sudah terlihat beberapa perubahan dari warga belajar yang mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi adanya warga belajar yang sudah termotivasi untuk membuka usaha, warga belajar lebih percaya diri, meningkatkan relasi dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Setelah selesai wawancara, peneliti mohon pamit dan berterimakasih kepada Ibu Sm yang sudah bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. 148

166 CATATAN LAPANGAN XII Lokasi : PKBM Harapan Bangsa Hari, tanggal : Minggu, 29 Maret 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan ketua PKBM Harapan Bangsa Deskripsi Hari ini peneliti kembali berkunjung ke PKBM Harapan Bangsa untuk bertemu dengan Ibu Sm. Peneliti langsung menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang adalah untuk melihat arsip-arsip data tentang pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Kemudian Ibu Sm segera mengambil dokumen-dokumen terkait dengan pelaksanaan program yang telah didapat dari sekretaris PKBM. Peneliti ditunjukkan banyak dokumendokumen yang dimiliki oleh PKBM Harapan Bangsa terkait pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Secara administrasi, dokumen yang dimiliki sudah lengkap dan sesuai dengan pedoman pelaksanaan bantuan sosial Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) yang ditetapkan oleh Dirjen PAUDNI. Peneliti membaca setiap dokumen-dokummen yang diberikan. Kemudian peneliti memohon ijin untuk meggandakan/mengcopy dokumen yang sudah dipilih. Peneliti menggandakan proposal program pendidikan kewirausahaan masyarakat dan laporan kegiatan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, karena data- 149

167 data ini dianggap sudah cukup untuk melengkapi data penelitian. Setelah selesai digandakan, peneliti mengembalikan dokumen tersebut serta mohon ijin untuk pulang. Peneliti juga mengucapkan terima kasih karena telah dibantu dalam pemerolehan data-data terkait dengan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. 150

168 CATATAN LAPANGAN XIII Lokasi : Rumah warga belajar Hari, tanggal : Minggu, 05 April 2015 Waktu Kegiatan : WIB : Wawancara dengan warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat Deskripsi Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak Ty warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Bapak Ty menyambut dengan sopan dan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang yaitu untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang pernah diikuti dan dampak yang dirasakan setelah mengikuti program. Peneliti langsung memberikan banyak pertanyaan kepada Bapak Ty untuk mendapatkan informasi yang jelas. Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak Ty, bahwa sekarang beliau sudah merasakan dampak yang positif setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat, berupa penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga karena sudah mempunyai usaha budidaya ikan lele sendiri. Pemasaran ikan lele Bapak Ty tidak susah karena orang-orang yang datang sendiri untuk membeli ikan lele beliau. Kadang para pembeli juga menanyakan cara-cara budidaya ikan lele kepada Bapak 151

169 Ty dan beliau tidak sungkan untuk membagikan ilmunya kepada pembeli yang mananyakan cara-cara budidaya ikan lele yang baik. 152

170 Lampiran 5. Analisis Data (Display, Reduksi, Kesimpulan) ANALISIS DATA (Display, Reduksi, Kesimpulan) No Pertanyaan Penelitian Responden Pernyataan Kesimpulan 1 Bagaimana perencanaan Sm program pendidikan kewirausahaan masyarakat? 2 Dari mana anda mengetahui ada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dan Sy Kegiatan perencanaan yang dilakukan dalam persiapan program kewiarusahaan ini yaitu dengan melakukan identifikasi masalah pada program yang sudah dilaksanakan dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan program, sosialisasi program, penetapan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan kurikulum dan bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan, rekruitmen warga belajar, rekruitmen tutor dan menyiapkan sarana prasarana. Saya dikasih tahu sama pak RT kalau di PKBM akan ada pelatihan budidaya ikan lele mbak. Waktu sosialisasi dan rapat yang datang yang dapat undangan saja mbak, terus pengurus dari PKBM, pak RT sama Persiapan program dimulai dengan melakukan identifikasi masalah pada program yang sudah dilaksanakan dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program, tujuan, sosialisasi, penetapan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan kurikulum dan bahan ajar, materi pembelajaran,pendanaan, rekruitmen warga belajar, tutor dan menyiapkan sarana prasarana. Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu warga masyarakat yang kurang mampu yang direkomendasikan oleh tokoh masyarakat 153

171 bagaimana proses menjadi warga belajar? 3 Bagaimana pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? pak RW juga datang, pak kepala desa juga ada mbak. Sr Sebelum ada sosialisasi saya dikasih undangan sama pak RT, yang datang iya cuma yang dapat undangan dari PKBM Harapan Bangsa atau dari desa saja. Sm Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini dilaksanakan mengacu pada standar kompetensi program pendidikan kewirausahaan yaitu 214 menit untuk pemberian teori menit untuk kegiatan praktek. Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan sesuai dengan kurikulum program pendidikan kewirausahaan yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan tahun 2010, yang kemudian disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. Program dilaksanakan sesuai dengan standar kompetensi program pendidikan kewirausahaan yang disesuaikan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. 154

172 4 Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran? Sm Pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini ada teori dan juga praktek, untuk teori dan praktek tempat pembelajarannya berbeda. Kalau teori dilaksanakan di ruang belajar PKBM mbak, kalo untuk praktek dilaksanakan di rumah salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Metode yang digunakan ceramah dan praktek. Ceramah digunakan untuk menyampaikan materi dan praktek untuk mempraktekan materi yang sudah didapat. Nr Untuk penjelasan materi saya menggunakan ceramah mbak, warga belajar lebih bisa menerima apa yang saya sampaikan, kalau tidak jelas mereka bisa langsung menanyakannya dan akan saya jawab. 5 Bagaimana monitoring program dilakukan? Am Kegiatan praktek dilakukan setiap pemberian materi selesai, kegiatan praktek yang paling utama adalah untuk materi keterampilan budidaya ikan lele. Nr Kegiatan monitoring pelaksanaan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini itu oleh penanggung jawab programnya mbak, beliau sering menanyakan beberapa hal Monitoring dilakukan oleh penanggungjawab program, yang dimonitoring adalah perencanaan program, pelaksanaan program, dan pendampingan 155

173 yang terkait dengan program seperti bagaimana perencanaan program, bagaimana pelaksanaanya, apakah ada kendala yang dihadapi. 6 Bagaimana evaluasi program dilakukan? Sm Cm Monitoring pelaksanaan program dilakukan oleh pihak PKBM sendiri mbak, dengan melihat pelaksanaan programnya sudah sesuai belum dengan perencanaan sebelumnya, jika tidak sesuai maka dicari tahu sebab terjadinya masalah tersebut. Untuk evaluasi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat disini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan tes objektif dan juga uraian. Selain itu juga dengan pengamatan mbak, pengamatan dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung, baik itu teori maupun praktek. Evaluasi program dilakukam oleh tutor. Evaluasi program meliputi, penilaian belajar teori, praktek dan menjalankan usaha Am Untuk penilaian praktek dilaksanakan pada saat kegiatan praktek berlangsung mbak, kadang pada saat warga belajar sedang melakukan praktek saya diam-diam mengamati untuk dinilai. Penilainnya meliputi aspek kewirausahaan, praktek 156

174 keterampilan, praktek menganalisis peluang yang ada di masyarakat, praktek bagaimana cara merencanakan sebuah usaha, praktek untuk membuat pembukuan, dan praktek untuk melakukan pemasaran di masyarakat. 7 Apakah ada pendampingan yang dilakukan setelah program selesai? 8 Bagaimana hasil dari pelaksanaan program? Ty Sm Sm Orang dari PKBM biasanya setiap minggu datang mbak buat lihat usaha kelompok kita, iya kalo datang sering tanya-tanya tentang usaha ini mbak. Berapapun jumlah warga belajar yang siap untuk membuka usaha mandiri kami akan siap untuk mendampingi mbak, dan ternyata ada tujuh orang yang siap untuk membuka usaha. Begini mbak, hasil dari pelaksanaan program yang diselenggarakan disini itu membekali warga belajar agar dapat membuka usaha sendiri. Pendampingan dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran selesai terhadap warga belajar yang membuka usaha mandiri. Warga belajar mempunyai kemampuan untuk membuka usaha secara mandiri dengan bekal kemampuan yang sudah dimiliki. Am Saya sebagai tutor tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang budidaya lele saja mbak, tapi saya juga mengajarkan bagaimana membuka peluang usaha dengan pelatihan yang sudah diberikan disini. 157

175 9 Faktor Pendukung pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Sy Sm Setiap warga belajar dikasih uang modal mbak sama PKBM Harapan Bangsa, jadi kita harus bisa buat usaha sendiri. Semua warga belajar pelaksanaan program di PKBM Harapan Bangsa kita beri uang sebagai modal untuk membuka usaha sendiri mbak. Pelaksanaan program PKM di sini mendapatkan dukungan dari para keluarga warga belajar dan juga dari para tokoh masyarakat seperti kepala desa, ketua RT dan juga ketua RW. Faktor pendukung pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, meliputi Ketersediaan modal, dukungan dari lembaga, motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Sr Kami selalu mendapatkan motivasi dari orang-orang di PKBM mba untuk semangat belajar, setiap ada jadwal pembelajaran kami selalu diingatkan dengan SMS untuk berangkat. Cm Kami dari pihak lembaga selalu memberikan motivasi mbak kepada warga belajar untuk semangat mengikuti proses pembealajaran baik teori maupun praktek, kalau ada yang tidak berangkat tanpa alasan pasti kami SMS untuk berangkat. 158

176 10 Faktor Penghambat pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Am Sm Lahan di PKBM itu tidak ada mba, gedungnya saja masih pinjam, jadi untuk setiap kegiatan praktek dialihkan di rumah saya, kebetulan saya punya cukup lahan. Lahan PKBM sangat terbatas mbak, untuk gedungnya saja kami masih pinjam gedung bekas sekolah dasar. Untuk pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa hanya mengajukan dana sebesar Rp ,- kepada pemerintah. Dana tersebut digunakan untuk biaya administrasi, biaya pembelajaran dan biaya pelatihan, dan untuk modal usaha. Untuk warga belajarnya dibatasi hanya 10 orang saja. Faktor Penghambat pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, meliputi: terbatasnya lahan, dan terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan. Cm Anggaran biaya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini ada Rp ,- sehingga rekruitmen warga belajarpun oleh pihak penyelenggara di batasi hanya 10 orang saja mbak. 159

177 11 Apakah sekarang anda mempunyai usaha mandiri? Sy Sejak saya mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang ada di PKBM Harapan Bangsa, saya sudah berniat untuk membuka usaha mbak, karena dorongan dari pihak lembaga dan keluarga. Saya sekarang jadi punya usaha budidaya lele sendiri mbak. Dari 10 warga belajar yang mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat hanya ada 7 warga belajar yang telah mempunyai usaha budidaya ikan lele sendiri Ty Setelah ikut program yang ada di PKBM Harapan Bangsa saya sekarang jadi punya budidaya lele mbak, dulu saya hanya bekerja sebagai buruh mbak yang gajinya tidak tentu. Sr yang buat usaha budidaya lele ini ada tujuh orang mbak, yang lain tidak, alasannya modal yang dikasih tidak cukup. 160

178 12 Apakah pendapatan ekonomi anda meningkat setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Sy Alhamdulillah mbak pengahisalan saya nambah dari budidaya lele, setiap bulan kurang lebih ada Rp ,- mbak. Dulu waktu cuma jadi petani penghasilan setiap bulan tidak pasti kadang banyak kadang juga sedikt. Rata-rata pendapatan warga belajar meningkat setelah mempunyai usaha budidaya ikan lele sendiri. Ty Penghasilan saya sekarang nambah mbak, saya jual ikan lelenya di pasar sokaraja jadi lumayan setiap hari saya bisa untung Rp ,- mbak. Sr Setelah saya mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, saya menjadi anggota usaha juga mbak. Hasilnya lumayan mbak bisa buat jajan anak. 161

179 13 Apakah kebutuhan rumah tangga anda tercukupi setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Ty Sr Uang hasil saya jual lele saya kasih ke istri saya mbak buat beli kebutuhan rumah tangga seperti beras, sayur, minyak gitu mbak. Terus untuk uang jajan anak kalau sekolah. Istri saya dulu sering ngutang di warung mbak kalau mau beli minyak, gula, atau yang lain. Alhamdulillah sejak saya usaha budidaya lele istri saya jadi tidak ngutangngutang lagi mbak. Kebutuhan rumah tangga warga belajarpun terpenuhi dengan membuat usaha budidaya ikan lele. 14 Apakah ada perubahan pada tingkat kepercayaan diri warga belajar dalam mendirikan sebuah usaha? Sm Percaya diri yang tinggi sudah dimiliki oleh warga belajar sejak mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat mbak, mereka dalam pembelajaran sering menyampaikan ide dan pendapat mereka, mereka juga sering membantu tutor untuk menjelaskan materi kepada warga belajar lain jika kurang jelas. Percaya diri warga belajarpun semakin meningkat setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat. 162

180 15 Apa perubahan ekonomi yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Ty Sy Awal usaha itu saya hanya punya 2 kolam mbak, tapi saya terus kerja keras supaya kolam saya bisa semakin banyak, dan sekarang alhamdulillah kolam saya sudah ada 5 mbak. Sekarang saya sudah punya kolam ikan sendiri meskipun seadanya mbak, semua karena kerja keras dan semangat saya buat usaha. Perubahan ekonomi warga belajar semakin meningkat dengan bertambahnya budidaya ikan yang dimiliki. 16 Bagaimana tingkat partisipasi warga belajr dalam organisasi masyarakat setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Sr Sy Setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat saya jadi lebih percaya diri mbak. Sekarang saya lebih berani untuk bersosialisasi aktif dalam kegiatan yang ada di Desa mbak. Sekarang saya ikut arisan untuk bapakbapak setiap malam jum at mbak, Alhamdulillah saya dipercaya jadi bendahara buat megang uang mbak. Warga belajar menjadi semakin aktif untuk berpartisipasi dalam organisasi yang ada di masyarakat. 163

181 17 Apakah ada perubahan pada hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat? Ty Alhamdulillah kalau untuk pemasaran ikan lele saya tidak susah mbak, karena justru orang-orang yang datang ke rumah saya, yang beli ada yang dari desa sini ada juga dari desa lain, sekarang saya jadi banyak kenalannya mbak. Warga belajar tidak mengalami kesulitan dalam pemasaran. Melalui pemasaran interaksi warga belajar kepada masyarakatpun semakin meningkat. 18 Apakah ada perubahan warga belajar terhadap kepedulian sosial? Sy Ty Kalau untuk pemasaran ikan lele saya jual di pasar sokaraja mbak, orang di pasarkan asalnya beda-beda mbak, saya jadi banyak kenal orang mbak di pasar. Kalau ada yang beli lele kadang mereka juga nanya cara-cara budidaya lele itu gimana, iya saya menjelaskan sesuai dengan pengetahuan dan bekal ketermpilan yang saya punya mbak. Kepedulian warga belajar semakin meningkat dengan membagikan ilmu yang sudah dimiliki kepada orang lain yang membutuhkan Sy Keterampilan budidaya lele saya tularkan mbak kepada tetangga dan saudara-saudara saya, jadi mereka juga bisa buat usaha budidaya lele. Iya saya seneng mbak bisa berbagi pengetahuan yang saya punya. 164

182 Lampiran 6. Hasil Dokumentasi Lampiran Hasil Dokumentasi Gambar 1. PKBM Harapan Bangsa Gambar 2. Ruang belajar PKBM Harapan Bangsa Gambar 3. Ruang administrasi PKBM Harapan Bangsa 165

183 Gambar 4. Warga belajar program PKM dan pengelola PKBM Harapan Bangsa Gambar 5. Sosialisasi program PKM di PKBM Harapan Bangsa Gambar 6. Kolam milik PKBM Harapan Bangsa 166

184 Gambar 7. Kolam ikan PKBM Harapan Bangsa Gambar 8. Kolam milik warga belajar untuk budidaya ikan lele Gambar 9. Kolam warga belajar PKBM Harapan Bangsa yang sudah ada ikan lelenya 167

185 Gambar 10. Kegiatan Panen ikan lele Gambar 11. Pengelola PKBM melihat usaha mandiri warga belajar PKM Gambar 12. Pengelola PKBM melihat usaha mandiri warga belajar PKM 168

186 PROFIL LEMBAGA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) HARAPAN BANGSA Jl. Kalianja No. 10 Desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas

187 170

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Septi Ningsih NIM

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Septi Ningsih NIM DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS ARTIKEL

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas, berahlak mulia dan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sistem pendidikan merupakah salah satu bidang yang sangat vital bagi keseluruhan pembangunan suatu bangsa dan negara. Pengembangan pendidikan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta dari proses pendidikan yang baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH TERBUKA DI SMP TERBUKA KANDANGHAUR INDRAMAYU JAWA BARAT SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH TERBUKA DI SMP TERBUKA KANDANGHAUR INDRAMAYU JAWA BARAT SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH TERBUKA DI SMP TERBUKA KANDANGHAUR INDRAMAYU JAWA BARAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM i KONTRIBUSI PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP TERHADAP PENINGKATAN LIFESKILL PADA WARGA BELAJAR LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN SANDANG JAYA DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI Oleh Joko Mardiyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia karena dalam kehidupannya manusia senantiasa berada dalam proses belajar. Menurut Winkel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang karena melalui pendidikan, seseorang dapat memiliki karir yang baik dan memiliki kemampuan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

PERANAN IBU DALAM MENANAMKAN NILAI MORAL UNTUK MENCEGAH TERJADINYA SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA PADA SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI

PERANAN IBU DALAM MENANAMKAN NILAI MORAL UNTUK MENCEGAH TERJADINYA SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA PADA SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI PERANAN IBU DALAM MENANAMKAN NILAI MORAL UNTUK MENCEGAH TERJADINYA SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA PADA SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan kualitas pribadi bangsa. Pendidikan dapat mencakup seluruh

Lebih terperinci

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) Bagian I (dari 5 bagian) Oleh, Dadang Yunus L, S.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dianggap penting karena dapat menjadi bekal untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Padahal tujuan pendidikan tidak seperti itu, pendidikan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar seseorang dalam mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang tidak hanya bermanfaat untuk masa sekarang melainkan bermanfaat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menghadapi problematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusiaa, pendidikan adalah hak setiap warga negara sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang akan berpengaruh

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA YOGYAKARTA SKRIPSI

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA YOGYAKARTA SKRIPSI PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pendidikan menempati peran sangat strategi dalam pembangunan Nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan pemerintah dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PEDESAAN (PSP-3) DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PEDESAAN (PSP-3) DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PEDESAAN (PSP-3) DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

EKSISTENSI PERAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH MELALUI KURSUS KOMPUTER DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN GAJAH MADA JEMBER TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

EKSISTENSI PERAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH MELALUI KURSUS KOMPUTER DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN GAJAH MADA JEMBER TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI EKSISTENSI PERAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH MELALUI KURSUS KOMPUTER DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN GAJAH MADA JEMBER TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh Regita Gustitira Pertiwi NIM 070210201102 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, dan mengubah perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah rangkaian upaya pembangunan manusia yang berkesinambungan dan dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kualitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, namun kualitas sumber daya manusianya masih sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA SKRIPSI

POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA SKRIPSI POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Kecenderungan tersebut yang kemudian mendorong bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan, baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam Undang-undang

Lebih terperinci

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bangsa indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang berakar yang berdasarkan atas pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan kini sedang dalam kondisi kritis dan memprihatinkan. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga ketiadaan visi serta

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan suatu bangsa, disamping sumber daya alam (hayati, non hayati dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) DI SMP NEGERI 2 TEMPEL SKRIPSI

PELAKSANAAN PROGRAM EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) DI SMP NEGERI 2 TEMPEL SKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) DI SMP NEGERI 2 TEMPEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan maka akan terjadi peningkatan dalam berbagai hal baik itu peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing serta mempertahankan diri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di masyarakat sebagai akibat dari revolusi Public Speaking lebih menjadikan semua bidang kehidupan serba kompetitif. Percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA PANGGELDLANGU, BUTUH, PURWOREJO SKRIPSI

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA PANGGELDLANGU, BUTUH, PURWOREJO SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA PANGGELDLANGU, BUTUH, PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan individu. Melalui pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan masalah sosial yang saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti ekonomi, sosial dan budaya. Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi yang luar biasa oleh Sang Pencipta, baik aspek-aspek yang berkaitan dengan jasmaniah maupun rohaniah. Kenyataannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan karakter bangsa, sehingga mampu menemukan jati dirinya sebagai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI

PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Universitas Negeri Semarang Oleh LINDA KHUSNUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan tercantum dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belekang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem Pendidikan Nasional serta pendidikan yang mutlak yang diatur secara tersistem dan terencana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah

Lebih terperinci

INTEGRASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI

INTEGRASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI INTEGRASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini masih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada saat ini akan membawa dampak kemajuan dalam berbagai bidang, oleh karena itu pembangunan terencana dan terprogram harus dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci