BAB IV Konsep Perancangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV Konsep Perancangan"

Transkripsi

1 BAB IV Konsep Perancangan A. Tataran Lingkungan / Komunitas Pemilihan Motif pada Batik Sekar Jagad Cirebon ini di sesuaikan tema trend dari Biopop. Mengambil motif batik pada busana ini di harapkan dapat memperkenalkan batik kepada masyarakat awam yang pada mulanya mungkin hanya tertarik pada visual dari busana saja, berlanjut menjadi penasaran dan mencari tahu tentang motif batik yang dia pakai, kemudian melestarikan ragam motif batik yang ada di Indonesia. Untuk pangsa pasar masyarakat kelas menengah, desainer mensiasatinya dengan menggunakan bahan atau material yang cukup terjangkau dari segi kain dan untuk motif batik menggunakan system digital printing yang memang pengerjaan tanpa memerlukan waktu yang cukup lama dan hasilnya pun diatas rata-rata dengan biaya yang terjangkau. Dan di harapkan untuk industry kreatif ini (Digital Printing) mampu menjadi salah satu pembangkit ekonomi nasional yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industri kreatif ini mampu menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. B. Tataran Sistem 1. Cara Penyebaran dan Pemanfaatan Produk Penyebaran dalam hal promosi produk ini dapat dilakukan secara, mempromosikan melalui media social. Yang kita tahu, media social adalah wadah/fasilitas yang hampir seluruh khalayak masyarakat menggunakannya, dimana seluruh masyarakat berbagi pengalaman, moment tertentu ataupun mempromosikan sebuah produk. Pemanfaatan media social sebagai wadah untuk menyebarkan dan mempromosikan sebuah produk ini adalah salah satu alternatif yang digunakan menyebarkan produk tersebut. Melalui 34

2 sebuah buku catalog, brosur, atau pun flyer yang berisikan semua produk di bagikan kepada khalayak umum atau masyarakat. Mengikuti berbagai pameran sejenis yang ada lalu memamerkan hasil karya untuk di jual dan memperkenalkan merek dagang pada masyarakat luas. Pemanfaatan produk ini sendiri mengacu kepada industry kreatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama golongan menengah kebawah. Permasalahan yang banyak di alami oleh masyarakat adalah di bidang perekonomian. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sering di pandang sebelah mata dan di anggap kurang memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas maupun pengalaman yang memadai. Dalam membuka atau mengembangkan layanan jasa Digital Printing maka di perlukan banyak karyawan dalam pengoperasian mesinnya. Untuk itu masyarakat dapat menjadi pekerja dari layanan jasa tersebut. Dari salah satu alasan ini dapat membantu kesejahteraan masyarakat karena dapat menjadi karyawan, baik sebagai kurir, menjadi pengoperasian mesin dan sebagainya. Selain alasan di atas, pemanfaatan motif batik yang terdapat pada pakaian tersebut bertujuan untuk melestarikan motif-motif batik di berbagai kalangan baik muda ataupun tua, kaya atau miskin. Motif batik di jaman sekarang ini dapat di pakai oleh semua masyarakat dan sudah tidak ada lagi penggolongan kalangan kerajaan atau rakyat jelata. Motif batik di kalangan masyarakat masih dianggap sebagai hal yang kuno sudah tertinggal jaman dan tidak menarik. Tapi dengan pemberian warna yang bagus, mengubah motif batik, dan peletakan motif yang tepat dapat meningkatkan minat dan keingintahuan masyarakat pada motif batik tersebut. Dari pengubahan visual ini lah kemudian dapat melestarikan ragam motif batik yang ada di Indonesia. 35

3 C. Tataran Produk 1. Penjelasan Produk Secara Rinci Pada mulanya pembuatan motif batik ini bertujuan untuk membuat masyarakat mengerti akan makna dari motif batik pada pakaian yang mereka pakai dan melestarikan motif batik tersebut. Untuk mengikuti keinginan masyarakat juga, maka penulis mengaplikasikan motif batik pada sebuah pakaian karena salah satu barang yang pokok digunakan. Pakaian yang di desain pun mengikuti trend yang ada, salah satunya adalah Trend Forcasting. Disini penulis akan menjelaskan secara detail. Penulis ingin mengangkat motif batik pada pakaian, karena pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Motif batik yang penulis angkat adalah motif batik sekar jagad. Motif batik sendiri memiliki filosofi keserasian dan harmonisasi antar sesama manusia, manusia dengan alam dan sang pencipta. Motif sekar jagad memiliki filosofi keragaman di Indonesia maupun di seluruh dunia. Motifnya terlihat seperti peta yaitu kumpulan pulau-pulau yang menyatu, itu sebabnya batik ini di gambarkan sebagai peta. Jadi walaupun Negara-negara di seluruh dunia terpisah-pisah tetapi tetap terlihat harmonis seperti yang di gambarkan pada motif sekar jagad. Dari keragaman inilah terlihat harmonisasi di seluruh dunia. Gambar 4.1 : Batik Tulis Sekar Jagad Sumber : 36

4 Disini penulis akan memberikan pewarnaan full color atau akan menggunakan warna-warna yang cerah, karena target market yang dituju adalah anak muda atau remaja dengan kisaran umur tahun. karena pada rentang umur tersebut penulis ingin meningkatkan minat pada anak muda. Yang kita ketahui Motif batik di Indonesia ada yang berasal dari keraton dan pesisir. Batik Cirebonan Pesisiran sangat di pengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Pada daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing yang singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan etnis yang berbeda (asimilasi), maka batik cirebonan pesisiran lebih cenderung menerima pengaruh budaya dari luar yang di bawa oleh pendatang. Sehingga batik Cirebon yang satu ini lebih cenderung untuk bisa memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah (lebih kepada pemenuhan komoditas perdagangan dan komersialitas), sehingga warna-warna batik cirebonan pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna. Selain alasan diatas, mengapa batik pesisiran memiliki warna yang cerah adalah karena kegiatan orang-orang di pesisiran pantai memiliki kehidupan yang sama sepanjang waktu yaitu pergi ke laut mencari ikan dan kembali ke rumah untuk istirahat. Maka untuk memberikan warna di kesehariannya di perlihatkan pada motif batik yang ceria dan berbeda dengan batik keraton yang berwarna sogan. 37

5 Gambar 4.2 : Batik Tulis Sekar Jagad Cirebon Sumber : Dian Lestari Karena penulis akan membuat pakaian dengan motif batik maka pakaian harus mengikuti sebuah trend. Oleh sebab itu penulis akan mengangkat salah satu kategori dari Trend Forecasting Dengan melihat Trend Forecasting Decoding: Fashion dengan tema Resistance. Secara umum, ada 4 pembagian kategori di tema ini. Yaitu biopop, humane, colony, dan refugium. Penulis akan mengangkat motif batik dengan mengikuti trend fashion dari Trend Forecasting dengan mengambil salah satu dari 4 kategori tersebut yaitu Biopop. Kenapa penulis mengangkat kategori Biopop adalah, karena di lihat dari segi makna dan warna sesuai dengan konsep sebelumnya yaitu bermakna keselarasan atau keserasian dan dengan warna-warna yang cerah. Berikut penjelasan singkat dari kategori Biopop. Sumber ide Biopop ini berasal dari jasad renik (virus, bakteri, jamur dan sebagainya) yang terlihat pada mikroskopik sebuah sel, yaitu satuan terkecil dari kehidupan yang mampu memperbanyak diri secara independen (bebas) dengan berbagai bentuk dan warna-warna cemerlang. Jasad renik dianggap membawa penyakit justru di angkat oleh para desainer karena jasad renik tersebut tidak hanya memiliki sisi buruk, tetapi dia dapat hidup dan berkembang dengan alam dan manusia secara harmonis/selaras. 38

6 Gambar 4.3 : Resistance Sumber : Trend Forecasting Gambar 4.4 : Biopop Sumber : Trend Forecasting Gambar 4.5 : Biopop Color Inspiration Sumber : Trend Forecasting 39

7 Trend selalu mengikuti jaman, masa kini bisa disebut juga kontemporer. kontemporer dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah: pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini. Artinya motif batik kontemporer hidup pada kekinian dimana perajin batik menghasilkan motif diluar motif tradisional yang sudah kita kenal beberapanya. Motif kontemporer selalu menghadirkan kebaruan, ditujukan untuk pilihan maupun verifikasi komoditas produk batik. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman. Gambar 4.6 : Batik Kontemporer Sumber :tembi.net 40

8 2. Moodboard Gambar 4.7 : Moodboard 3. Perancangan Motif Batik dengan Menggunakan Software Pada awal perancangan membuat sketsa desain alternative, setelah selesai di pilih beberapa desain yang bagus lalu di buat ke dalam software untuk membuat tampilan gambar 2D dengan format berupa vektor. Selain software tersebut, perancangan ini juga memerlukan keterampilan khusus dalam penjahitan pakaian. 4. Pemilihan Bahan Material utama yang digunakan adalah katun polyester yang memiliki warna-warna yang cerah. Dari berbagai jenis katun polyester yang ada dipasaran, warna paling cerah disebut katun pop molly. Bahan katun polyester yang umum ukuran lebarnya dominan 1.50 meter, untuk katun pop molly ini memiliki lebar 1.16 meter. Jika dipegang sedikit seperti bahan drill 41

9 tetapi dia lembut karena masih mengandung bahan katun dan bahannya tebal. tidak transparant jika dikenakan. Karena mengandung katun maka jika dikenakan tidak terasa panas dan nyaman. Kain yang terbuat dari serat polyester ini dikenal tahan lama, tidak mudah kusut dan lebih cepat kering saat di jemur. Kelebihan lainnya adalah polyester lebih tahan terhadap berbagai bakteri, tahan air (water-resistant) dan juga tidak mudah susut ataupun melar. Namun seperti jenis serat lainnya yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai bahan tekstil, polyester juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa menyerap keringat sehingga terasa panas saat digunakan di cuaca yang panas. Bahan ini lebih cocok dipakai di ruangan ber-ac atau di daerah yang dingin. Walaupun serat polyester itu halus dan licin namun serat ini juga dapat mengakibatkan iritasi kulit bagi sebagian pemakai. Bahan poliester juga mudah terbakar, sama seperti kebanyakan bahan kain sintesis lainnya karena bahan bahan tersebut terbuat dari polimer. Kelebihan lainnya adalah polyester tahan terhadap pencucian kimia atau dry cleaning maupun pelarut organik. Karena kemampuannya bertahan terhadap bakteri dan jamur, bahan yang mudah perawatannya ini juga merupakan bahan favorit untuk dipakai pada bantal, guling ataupun selimut. Untuk meminimalisir kelemahan bahan kain yang terbuat dari serat polyester ini, mereka suka menggabungkannya dengan bahan serat alami seperti katun. Sejauh ini, katun dan polyester adalah gabungan yang paling umum polyester membantu mempertahankan bentuk dari kain itu sendiri sekaligus membantu membuat kainnya tahan terhadap lecek ataupun noda, sedangkan katun menyumbang daya serapnya dan kenyamanan terhadap kain tersebut. 42

10 5. Proses Cetak (Digital Printing) Pada proses pencetakan, penulis memberikan hasil dari pengolahan software yang berupa vector dan di masukan ke dalam format jpeg, yang selanjutnya di proses oleh pihak pabrik sehingga menghasilkan motif batik yang sudah di print. 6. Eksplorasi Motif Pada pembuatan motif batik dibuat seakan-akan seperti abstrak pola yang tidak beraturan. Jika di lihat secara kesatuan terlihat seperti sebuah puzzle. Penulis sengaja membuat kesan seperti itu untuk memperkuat tampilan yang modern dan playfull, karena melihat dari segi target untuk para remaja. Tabel 4.1 Proses eksplorasi motif Unsur Ide Sketsa Digital Penjelasan Ornamen byur, Motif batik ini ditandai dengan ornamen bunga dan dedaunan kecil yang Gambar 4.8 : Batik Sekar Jagad Gambar 4.10 : Motif Batik Gambar 4.11 : Motif Batik mengelilingi ornamen pokok secara penuh, misalnya adalah Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, dan Banyak Angrum Gambar 4.9 : Batik Sekar Jagad 43

11 Batik motif liris ada yang mengartikan lereng yaitu motif yang mempunyai bentuk Gambar 4.12 : Motif Batik Udan Liris Sumber : dreamstime.com Gambar 4.14 : Motif Batik Gambar 4.15 : Motif Batik dasar garis-garis miring sejajar. Jadi batik motif liris yaitu batik yang motif pokoknya berupa garis-garis miring sejajar. Batik motif udan liris ini juga diartikan Gambar 4.13 : Batik Sekar Jagad hujan gerimis atau hujan rintik-rintik, merupakan simbol kesuburan, kesejahteraan, dan rahmat dari Tuhan. Ornamen isian atau isenisen adalah hiasan yang berfungsi mengisi bidang kosong. ornament tabur ini bentuknya abstrak Gambar 4.16 : Batik Sekar Jagad Gambar 4.17 : Motif Batik Gambar 4.18 : Motif Batik dan setiap perajin biasanya memiliki kebiasaan membuat ornament sendiri Batik motif geometris, Kain yang didesain sebelumnya harus diberi garis-garis dengan Gambar 4.19 : Motif Batik Udan Liris Sumber : dreamstime.com Gambar 4.21 : Motif Batik Gambar 4.22 : Motif Batik bantuan penggaris. Misalnya adalah motif Tambal Sewu, Liris, Kawung, dan Lengko- 44

12 lengko. Gambar 4.20 : Batik Sekar Jagad Ornamen isian atau isenisen adalah hiasan yang berfungsi mengisi bidang kosong. ornament tabur Gambar 4.23 : Batik Sekar Jagad Gambar 4.24 : Motif Batik Gambar 4.25 : Motif Batik ini bentuknya abstrak dan setiap perajin biasanya memiliki kebiasaan membuat ornament sendiri Motif batik ganggengan (alga laut) memiliki arti dalam kehidupan berlaku lemah lembut bukan berarti lemah Gambar 4.26 : Batik Sekar Jagad Gambar 4.28: Motif Batik Gambar 4.29: Motif Batik akan tetapi juga bisa melindungi dan berguna bagi orang lain, karena ganggeng berperan melindungi hewan kecil dan sebagai pangan bagi Gambar 4.27: Motif Batik manusia (ikan). Ganggengan Sumber : 45

13 Mengambil ide pola yang memiliki space supaya terlihat menarik Gambar 4.30 : Batik Sekar Jagad Sumber : Gambar 4.32 : Motif Batik Gambar 4.33 : Motif Batik dan terlihat modern karena bila motifnya diperbanyak akan terlihat seperti puzzle dan menambah daya tariknya tersendiri. Gambar 4.31 : Puzzle Sumber : 7. Perancangan Busana Pada awal sketsa ini telah terpilih 4 desain. Tipe desain untuk remaja berumur tahun memiliki karakter yang semangat dan ceria. Pola desain pakaiannya memiliki garis organic yang mewakili sifat feminim pada seorang perempuan. Gambar sketsa pertama di pilih satu desain yang sesuai konsep yaitu sebelah kiri, dua desain tidak terpilih karena kurang masuk ke konsep desain yang dibuat terlalu dewasa. Gambar sketsa yang kedua di pilih desain sebelah kiri dan pada sketsa ketiga dipilih dua desain bagian tengah dan kanan. 46

14 Gambar 4.34 : Sketsa Desain 47

15 Gambar 4.35 : Desain Digital 48

16 8. Proses Produksi Gambar 4.36 : Membuat Pola Sumber : Dian Lestari Langkah pertama dalam pembuatan baju adalah membuat pola,sebelumnya mengukur badan si pemakai terlebih dahulu. Pola ini untuk menentukan ukuran yang pas dan penempatan posisi potongan2 pecah pola tersebut. Gambar 4.37 : Pecah Pola Sumber : Dian Lestari 49

17 Setelah selesai menentukan pola, maka mulai menggunting bahan-bahan yang ada mengikuti pola yang sebelumnya sudah dibuat dengan menggunakan kertas Koran. Gambar 4.38 :Proses Penyatuan Pola Sumber : Dian Lestari Setelah pemotongan pola maka tahap penyusunan pola. Dengan menggunakan alat bantu jarum pentul dikaitkan dengan 2 bahan yang ada hingga menjadi satu dan terbentuk polanya menjadi baju dan tidak bergeser saat akan dijelujur. Lalu dijelujur menggunakan benang dan jarum supaya penempatannya tidak berubah pada saat tahap penjahitan. Dan diukur kembali panjang baju supaya simetris dan seimbang kanan-kiri sisi baju. 50

18 Tahap penjahitan lengan baju Gambar 4.39 : Penjahitan Lengan Baju Sumber : Dian Lestari Gambar 4.40 : Proses Penjahitan Sumber : Dian Lestari Baju yang sudah dijelujur saatnya tahap penjahitan menggunakan mesin jahit untuk membuat baju menjadi lebih kuat dan terlihat rapi. 51

19 Gambar 4.41 : SOM Sumber : Dian Lestari Pada bagian ujung-ujung baju yang belum rapi digunakan mesin som khusus, karena mesin jahit biasa tidak bisa digunakan. Gambar 4.42 : Fitting Sumber : Dian Lestari 52

20 Setelah selesai semua tahapan, terakhir adalah fitting baju supaya terlihat bagian yang cacat atau yang tidak dikehendaki bisa diperbaiki kembali oleh penjahit. D. Tataran Elemen 1. Warna Salah satu unsur desain yang perlu dianalisis secara cermat adalah pemilihan warna. Pada produk ini menggunakan warna-warna yang sudah ada dari tema Biopop dengan mengambil ide dari warna jasad renik yang terlihat full color dan cerah. Perpaduan warna tersebut membuat produk terlihat memiliki warna yang kontras. Adapun Kesan yang ditimbulkan dari warna warna yang dipilih antara lain : Tabel 4.2 Warna Warna Makna Warna Hijau mewakili makna-makna seperti Alami, kesegaran, Keberuntungan dan kesederhanaan. Efek psikologis hijau memberikan ketenangan, back to nature dan membawa reaksi otak kepada kondisi cooling down, lepas dari keterikatan otorisasi, sistem yang kaku dan keruwetan teknologi. Warna ini mewakili aspek kelembutan dalam ciri-ciri kepribadian yang ditunjukkan oleh warna merah muda. Merah muda melambangkan cinta dan kasih sayang tulus. Orang-orang dengan kepribadian tipe merah muda biasanya memiliki sikap yang charming dan lembut. Tetapi keburukkannya adalah mereka 53

21 cenderung rapuh dan sensitive. Warna ungu mewakili makna Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, ghotic, kesendirian dan Keangkuhan Arti makna warna ungu; mengesankan kemewahan dan royalty. Warna ini sejak lama diasosiasikan dengan klasik, kemegahan dan martabat. warna ini dianggap menjadi warna dari harta dan kekayaan. Warna yang hangat dan bahagia yang menciptakan rasa keceriaan dan rasa ingin bermain. Secara psikologis, warna kuning berarti optimis, Mencerahkan dan Fun. Warna Kuning merangsang sisi logika dari otak dan kejernihan mental. Ini mendorong kebijaksanaan dan kemampuan akademik. Ini mengilhami pemikiran original dan ide-ide kreatif. orange adalah warna hangat, flamboyan dan menantang. Ini adalah energi bagi adventurer, pemberani dan out of box. Dalam psikologi warna orange berarti petualangan, rasa percaya diri, pergaulan luas, optimisme, fun & Entertaining. warna orange dianggap sebagai warna New Wave dan pemikiran modern. 3 warna yang digunakan pada pakaian ini adalah kuning, hijau dan shocking pink, jika dilihat dari skema warna ketiganya termasuk kedalam Skema Warna Split-Komplementer Skema ini adalah kombinasi warna- 54

22 warna yang saling berseberangan letaknya dalam lingkaran warna. Split komplementer menggunakan satu warna dan dua warna di sisi objek yang melengkapi. Gambar 4.43 : Skema Warna Split-Komplementer Sumber : 2. Tekstur Setiap bentuk atau benda apa saja di alam ini pasti memiliki permukaan atau raut. Setiap permukaan atau raut tentu memiliki nilai atau ciri khas. nilai atau ciri khas permukaan tersebut dapat kasar, halus, polos, bermotif/bercorak, mengkilat, buram, licin, keras, lunak dan sebagainya. tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut. Pada umumnya orang menyebut tekstur itu dihubungkan dengan sifat permukaan yang kasar. Padahal sesungguhnya permukaan yang halus pun merupakan tekstur, di mana nilai, sifat atau ciri khas permukaannya atau teksturnya halus. Dengan demikian sifat-sifat permukaan kasar-halus, kasap- 55

23 licin, keras-lunak, bermotif-polos, cemerlang-suram, dan lain-lain semuanya adalah tekstur. Dari berbagai tekstur tersebut ada yang bersifat teraba, disebut tekstur raba ada yang bersifat visual disebut tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indra peraba (ujung jari). Tekstur raba ini sifatnya nyata, artinya dilihat tampak kasar, diraba pun nyata kasar. Ujung jari tak dapat ditipu.termasuk tekstur raba adalah tekstur kasar-halus, licinkasar, dan keras-lunak. Tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat panca indra penglihatan. Tekstur lihat ini lebih bersifat semu, Artinya tekstur yang terlihat kasar jika diraba ternyata bisa halus. Jadi mata dapat tertipu.termasuk tekstur lihat/semu adalah tekstur bermotif, bercorak, atau bergambar. Namun, tekstur lihat dapat pula bersifat nyata di mana dilihat kasar diraba pun kasar. Dengan demikian, secara sederhana tekstur dapat dikelompokkan ke dalam tekstur kasar nyata, tekstur kasar semu, dan tekstur halus. Tekstur yang dirancang termasuk ke dalam tekstur kasar semu, karena tekstur bahan tidak hanya dilihat tetapi harus diraba langsung supaya tidak salah menyimpulkan tekstur tersebut. Gambar 4.44 : Tekstur Bahan Gambar 4.45 : Tekstur Bahan Sumber : Dian Lestari Sumber : Dian Lestari 56

24 3. Garis (Line) Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Di dalam dunia komunikasi visual seringkali kita menggunakan dotted line, solid line, dan garis putusputus. Pada pembuatan motif ini banyak menggunakan unsur garis, untuk menimbulkan kesan abstrak atau puzzle dan playfull. 4. irama/ritme/keselarasan Gambar 4.46 : Motif Batik Sumber : Dian Lestari Irama berasal dari kata wirama (jawa), wirahma (sunda), rhutmos (yunani), semula berarti gerak berukuran,ukuran perbandingan, berkerabat dengan kata rhein yang artinya mengalir (Ensiklopedia Indonesia, hal. 1479). Jadi, irama dalam hal ini dapat diartikan sebagai gerak yang berukuran (teratur) dan mengalir. Dalam seni rupa irama dapat berupa gerak berulang dalam keberkalaan unsur-unsur seni/desain yang antara lain meliputi keberkalaan ukuran,keberkalaan arah, keberkalaan warna, keberkalaan tekstur, keberkalaan gerak, dan keberkalaan jarak. 57

25 Kesan yang ingin disampaikan pada produk ini adalah keteraturan yang disusun dengan bentuk yang sama, sehingga konsumen yang melihat dapat merasakan keselarasan. 5. Keseimbangan/Balance Gambar 4.47 : Batik Cap Sekar Jagad Cirebon Sumber : Dian Lestari Dalam bidang seni/desain sifatnya perasaan, yaitu suatu keadaan ketika di semua bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani. Jadi, sebuah karya dikatakan seimbang manakala di semua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat. Dalam produk ini mengambil salah satu sudut untuk diberikan motif supaya tidak terlihat penuh dan motif tersebut menjadi point of interest. Walaupun warna-warna dasar yang digunakan adalah warna cerah tetapi untuk mensiasati supaya terlihat seimbang maka warna tersebut tidak diberikan motif dan hanya dibiarkan polos. 58

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB II. Metodologi Perancangan BAB II Metodologi Perancangan A. Orisinalitas Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya dan tidak akan indah atau menarik di lihat tanpa mempertimbangkan prinsipprinsip desain.

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Eksplorasi Motif Batik Sekar Jagad Cirebon Pada Pakaian Kontemporer

Tugas Akhir. Eksplorasi Motif Batik Sekar Jagad Cirebon Pada Pakaian Kontemporer Tugas Akhir Eksplorasi Motif Batik Sekar Jagad Cirebon Pada Pakaian Kontemporer Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Dian Lestari 41912010098 DESAIN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Desain motif batik pada bed sheet memang sudah tersedia di pasaran, namun sangat terbatas sekali jumlahnya. Setelah diamati desain motif batik pada bed sheet yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1 Gambaran Media Produksi Berdasarkan data dan berbagai informasi lapangan yang penulis dapat, maka penulis kemudian menggunakan beragam elemen desain grafis ( unsur grafis, ilustrasi,

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Desain motif batik pada busana muslimah memang sudah tersedia di pasaran, namun sangat terbatas sekali jumlahnya. Setelah diamati desain motif batik pada busana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam

Lebih terperinci

BAB II PRODUK DAN JASA

BAB II PRODUK DAN JASA BAB II PRODUK DAN JASA 2.1 Spesifikasi Produk Dari segi bahan KetoBatik menggunakan bahan Cotton Combed 20s dan kemeja menggunakan bahan Teteron Cotton. Bahan batik yang KetoBatik gunakan adalah batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Diantara berbagai jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang dibuat dengan proses celup rintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Karya sejenis 1.1. Sepatu Boots Pengguna sepatu boots sekarang dapat memilih jenis apa yang akan mereka kenakan, apakah sepatu boot kulit, sepatu boot kanvas,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kreasi Baru Sumber: Makanan Hidangan Istimewa Kampung Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan hidangan istimewa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap era dalam perkembangan mode, ada tren dan tema yang mendasari perubahannya, mulai dari warna hingga siluet dan potongan busana. Tren untuk tahun 2015 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Busana merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat digantikan oleh apapun. Pada awalnya busana hanya digunakan sebagai penutup tubuh. Kini fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern ini, kerap kali terjadi kebiasaan dan perubahan budaya yang membentuk pribadi itu sendiri, sehingga mempengaruhi keadaan sekitar, karena isu global

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kudus Perancangan Motif Batik Buah Parijoto sebagai sumber pengembangan motif batik Parijoto Konsep desain Aspek Estetis Aspek Bahan Aspek Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Data verbal dan visual disusun dengan gaya desain Fun Fullcolour. Proses pembelajaran bentuk dan warna disajikan dengan singkat dan jelas dengan didukung

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer manusia yang memiliki banyak fungsi dan tujuan yang paling utama yaitu sebagai pelindung tubuh. Perkembangan zaman menuntun kemajuan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Pengembangan ragam hias batik Banten memiliki keterkaitan dengan lingkungan non fisik. Dimana ragam hias batik banten memiliki ciri khas dan nilainilai budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam keunikan dan ciri khas pada setiap daerahnya yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Keunikan tersebut tertuang dalam berbagai

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN KARYA

BAB IV PERANCANGAN KARYA BAB IV PERANCANGAN KARYA 4.1 Perancangan Perancangan dibuat untuk memberikan gagasan dan konsep untuk karya. 4.1.1 Tema Tema mengedepankan mengenai romantisme yang menjadi aksentuasi tepat untuk gaya feminin.

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Penciptaan Taj Mahal adalahsalah satu keajaiban dunia yang ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang bernama Agra

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan dompet kulit yang ingin penulis buat yaitu dompet kulit produksi Guten Inc. Dompet Guten Inc dibuat khusus untuk pria dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ready-to-wear di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat, banyak para desainer dan brand lokal bermunculan dengan karakteristik yang berbeda-beda dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batik merupakan salah satu teknik pembuatan sandang secara secara tradisional yang ditemukan dan dimiliki bangsa Indonesia. Tradisi membentuk melewati kurun abad dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Rancangan Desain Bed Sheet Batik Kontemporer Motif Kawung memiliki keterkaitan lingkungan fisik. Karena Desain Bed Sheet Batik Kontemporer Batik Kawung

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang menjadi pelindung bagi tubuh, menyamarkan kekurangan tubuh, memberikan rasa percaya diri, menutupi aurat dan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem

Lebih terperinci

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal penyampaian informasi. Diantara faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beragam keunikan tradisi dan budaya sehingga menghasilkan beragam komoditi hasil dari tradisi tersebut contohnya, dalam produk garmen atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10 Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik

Lebih terperinci

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK LEKAPAN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik lekapan,desain dan prinsip teknik lekapan, jenis bahan

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini penulis menguraikan kesimpulan, dan rekomendasi yang akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Video game adalah sebuah permainan elektronik yang diciptakan untuk manusia dan masih berkembang hingga saat ini. Dalam memainkan video game terdapat beberapa komponen

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikat celup merupakan upaya penciptaan ragam hias permukaan kain setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di Indonesia tersebar

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada pada bimbingan belajar Bright n

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Setelah mengetahui bahwa PT. Earth Color tidak memiliki Graphic Standard Manual, Penulis melakukan riset dan menanyakan

Lebih terperinci

Bahasa visual untuk prod media cetak.

Bahasa visual untuk prod media cetak. Bahasa visual untuk prod media cetak http://ramakertamukti.wordpress.com Apa yang dibutuhkan Graphic Design menggunakan Bahasa Visual Graphic Design adalah ilmu yang mempelajari tentang media untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif

Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif Selain bentuk, kesan yang ada pada sebuah huruf dapat pula timbul dengan penambahan warna karena warna membantu huruf untuk membangun

Lebih terperinci

MOTIF MICROCONTROLLER PADA BUSANA HUMANE DALAM GAYA KONTEMPORER FUTURISTIS PENCIPTAAN. Vincentia Tunjung Sari NIM

MOTIF MICROCONTROLLER PADA BUSANA HUMANE DALAM GAYA KONTEMPORER FUTURISTIS PENCIPTAAN. Vincentia Tunjung Sari NIM MOTIF MICROCONTROLLER PADA BUSANA HUMANE DALAM GAYA KONTEMPORER FUTURISTIS PENCIPTAAN Vincentia Tunjung Sari NIM 1300026025 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D-3 BATIK DAN FASHION JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Desain Grafis dalam Perancangan Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Desain

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pada perancangan desain peta dan buku wisata diperlukan keterkaitan antara rancangan produk dengan lingkungan disekitarnya. Hasil rancangan produk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur secara maksimal. Dari

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi

Lebih terperinci