PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI DOKUMENTER "FESTIVAL TIONGHOA DI INDONESIA"

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI DOKUMENTER "FESTIVAL TIONGHOA DI INDONESIA""

Transkripsi

1 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI DOKUMENTER "FESTIVAL TIONGHOA DI INDONESIA" Winda Simon Jalan Danau Tondano no 3A, Medan, (061) , (Winda Simon, Ardiyan, S.Sn., Kadek Satria Adidharma, S.T., M.Des.) ABSTRACT Since the 16th century Tionghoa had been coming into Indonesian, thus making Tionghoa to be one of the many ethnic tribes in Indonesia. Then through the marriage between Tionghoa and Indonesian born Tiionghoa-Indonesian ethic. From this marriage resulting Tionghoa's culture and tradition becoming one part of Indosesia Culture, one of which is Tionghoa festivals such as Chinese New Year Festival, Cap Goh Meh Festival, the Festival of Qi Xi, Fetival Tiong Ciu, Duan Wu Festival, Dong Zhi Festival, and the Festival of Ghosts. In addition, the author also want to encourage youngster to participate in celebrating Tionghoa Festival which is now often considered too old fashion and not trendy. The author also hopes this animation can provide benefits to Indonesian people for better understanding and enjoyment of Tionghoa Festival. (WS) Keywords: Tionghoa, Festival, Animation, Documenter, Chinese ABSTRAK Sejak masuknya suku Tionghoa ke negara Indonesia pada abad ke-16, membuat suku Tionghoa menjadi salah satu suku dari banyaknya suku di Indonesia. Dari situlah terjadi percampuran darah melalui pernikahan antara Tionghoa dan Indonesia. Dari pernikahan inilah membuat budaya dan tradisi Tionghoa menjadi salah satu bagian di Indosesia, salah satunya adalah Festival-festival Tionghoa seperti Festival Imlek, Festival Cap Goh Meh, Festival Qi Xi, Fetival Tiong Ciu, Festival Duan Wu, Festival Dong Zhi, dan Festival Hantu yang diadakan di Indonesia, yang tentu saja dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Penulis ingin mengulas tentang berbagai jenis Festival

2 Tionghoa yang ada di Indosesia dan pentingnya melestarikan Festival Tionghoa. Di samping itu, penulis juga ingin mengajak kaum muda untuk tetap ikut serta dalam merayakan Festival Tionghoa yang sekarang ini kerap dianggap terlalu kuno dan tidak trendy. Penulis juga berharap animasi ini dapat memberikan manfaat agar masyarakat Indonesia lebih memahami dan menikmati Festival Tionghoa. (WS) Kata kunci : Tionghoa, Festival, Animasi, Dokumenter, Cina. PENDAHULUAN Tionghoa merupakan salah satu suku yang berasal dari negara Cina dan berimigrasi ke Indonesia pada abad ke-16, dengan tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya suku Tionghoa ke Indonesia maka budaya Tionghoa juga ikut tertanam di Indonesia. Budaya Tionghoa merupakan budaya yang paling kompleks dan sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia seiring dengan banyaknya orang Cina yang memilih untuk bermigrasi ke luar negeri. Budaya Tionghoa mencerminkan nilai luhur, kebiasaan dan bakti kepada leluhur. Macam - macam festival yang diadakan oleh orang Tionghoa juga menjadi sebuah tradisi budaya dilaksankan sampai sekarang, namun dengan berjalannya zaman, festival ini semakin sedikit dilaksanakan karena dianggap merepotkan oleh kaum muda (Tan, 2014). Dari sini penulis ingin mengenalkan beraneka macam festival yang masih dilaksankan oleh orang Tionghoa di Indonesia dan pentingnya festival ini tetap diadakan yang akan ditampilkan melalui animasi dokumenter dengan media Motion Graphic. METODE PENELITIAN Teori 12 prinsip Animasi Frank Thomas dan Ollie Jonsthon (1981:8). Membahas mengenai 12 prinsip animasi yang ada. Prinsip animasi yang diterapkan dalam animasi dokumenter ini adalah sebagai berikut: 1. Timing and Spacing 2. Slow In and Slow Out 3. Arcs 4. Staging Teori Warna Henry Dreyfuss (1950:178) berpendata bawah warna dapat menambahkan kecerian dalam suatu gambar, video, foto, karya seni lainnya,selain itu warna juga mampu menyampaikan efek psikologis kepada pengamat. Seperti warna merah yang melambangkan amarah atau semangat. Warna merupakan salah satu aspek penting dalam pembuatan film animasi dimana warna bisa membantu menyampaikan pesan secara tidak lansung kepada penonton.

3 Berdasarkan lambang kesukaan orang Tionghoa, warna merah dianggap sebagai keberuntungan. Untuk memberikan kesan "Tionghoa" pada animasi ini, penulis akan sering menggunakan warna merah sebagai warna utama dalam animasi yang disajikan dan juga disertakan warna pastel lainnya sebagai pendukung. Tipografi James Craig (1990:2) mengatakan "Tipografi dalam desain grafis adalah proses pemilihan typeface, memilih kata atau kalimat yang harus diemphasis dan ditentukan bagaimana tulisan tersebut harus disusun pada halaman. Hasil akhir yang diberikan akan memberikan pengaruh pada hasil racangan, audience, pengertian terhadap tipografi dan konsiderasi bagaimana kita membaca". Penulis memilih penulisan Miscellaneous, dikarenakan huruf yang berada di kategori ini tidak memiliki ciri khas atau rupa yang spesifik seperti 4 kategori lainnya. Huruf yang berada di bawah kategori ini biasanya merupakan pengembangan dari bentuk bentuk yang sudah ada, hanya ditambahkan hiasan, ornament atau garis garis dekoratif. Jenis font yang ada di bawah kategori ini sangat banyak, antara lain Comic Sans MS, Joker, dan Magneto. Motion Graphics Motion Graphics adalah grafis yang menggunakan bideo atau animasi untuk menciptakan ilusi dari gerak atau transformasi. (Tris and Chris Meyer, 2013: x) Software yang bisa digunakan untuk membuat Motion Graphics diantaranya adalah, Adobe After Effects dan Maxon Cinema 4D dimana keduanya memiliki efek dan preset motion baik original dari software maupun plug in yang bisa digunakan dalam pembuatan Motion Graphics. Beberapa pertimbangan pada pembuatan Motion Graphics yaitu: 1. Spartial 2. Temporal 3. Typographic Sejarah Tionghoa Kedatangan leluhur suku Tionghoa (yang berasal dari negera Cina) untuk bermigrasi ke Indonesia terjadi pada ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu (utamanya pada abad ke 16-19). Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan awal untuk berdagang. Ramainya interaksi perdagangan di daerah pesisir tenggara Cina, menyebabkan banyak orang yang tinggal di daerah pesisir Cina ingin ikut berlayar untuk berdagang. Tujuan utama mereka saat itu adalah Asia Tenggara, karena kegiatan pelayaran sangat tergantung pada angin musim. Setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayahwilayah yang mereka singgahi. (Tan, 2014) Tradisi Masyarakat Tionghoa Yang Ada di Indonesia. Nio Joe Lan (2013: 63) berpendapat bahwa masyarakat Tionghoa dikenal sebagai masyarakat yang memandang penting tradisi mereka. Tradisi Tionghoa adalah sebuah kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan perayaan- perayaan rakyat atau kepercayaan yang dianut dalam

4 kebudayaan tersebut. Tradisi merupakan warisan nenek moyang yang sudah terbentuk di dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa dan menjadi identitas mereka. Pada umumnya, masyarakat Tionghoa masa kini tidak terlalu mempermasalahkan keotentikan asal mula tradisi mereka. Perkembangan etnis dan banyaknya unsur di luar tradisi Tionghoa itu sendiri, menjadi penyebab semakin kaburnya versi asal mula tradisi-tradisi Tionghoa.. Masyarakat Tionghoa di Indonesia sendiri juga tidak benar-benar memahami bagaimana asal mula tradisi mereka. Banyak versi mengenai asal usul tradisi Tionghoa sehingga mereka memilih untuk lebih mengutamakan makna yang terdapat dalam suatu ritual yang mereka jalankan. Macam-Macam Festival Tionghoa Yang Diadakan di Indoensia. Berikut beberapa Festival Tionghoa yang masi diadakan di Indonesia: 1. Festival Musim Semi (Tahun Baru Imlek) Tahun Baru Imlek biasanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa hingga kini dengan sangat meriah, dengan menggantung berbagai macam hiasan, seperti lampion merah, menempel kertas merah yang bertuliskan 'FU', menyiapkan angpao, sampai pesta kembang api dan tarian naga serta barongsai. Berdasarkan penanggalan Imlek, hari pertama mulainya musim semi merupakan hari pertama penanggalan tahunan. 2. Festival Yuan Xiao (Cap Go Meh) Festival Yuan Xiao atau biasa dikenal dengan perayaan Cap Go Meh jatuh setiap tanggal 15 bulan pertama penanggalan imlek. Cap Go Meh melambangkan hari kelima belas bulan pertama imlek dan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum mingran Tionghoa yang tinggal di luar Cina. 3. Festival Qing Ming (Ceng Beng) Festival Qing Ming adalah hari di mana masyarakat Tionghoa melakukan ziarah ke kuburan leluhurnya, sekalian membersihkannya dan bersembahyang di makam sambil membawa buah-buahan, kue, makanan, serta karangan bunga. Hari Ceng Beng biasanya jatuh pada tanggal 5 April kalender Masehi. 4. Festival Duan Wu Festival Duan Wu sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu. Hingga saat ini, ada 2 kegiatan yang terus dilakukan masyarakat Tionghoa, yakni makan Bak Chang dan perlombaan perahu naga. Salah satu asal usul dari Festival Duan Wu Ini adalah untuk mengenang patriot Qu Yuan yang mati bunuh diri dengan terjun ke sungai karena kecintaan dan kesetiaannya pada Dinasti Chu. Festival ini dilangsungkan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek. 5. Festival Qi Xi Festival Qi Xi atau biasa disebut dengan merupakan Festival Qi Qiao yang romantis dalam tradisi dan kebudayaan Tionghoa. Bahkan festival ini dikatakan sebagai hari valentine nya orang Tionghoa. Festival Qi Xi ini memperingati kisah romantis antara pria penggembala Niu Lang dan Zhi Nu Ai gadis penenun yang menurut cerita hanya dapat bertemu sekali dalam setahun. Festival ini jatuh setiap tanggal 7 bulan 7 penganggalan Imlek. Pada Malam Festival Qi Xi, gadis-gadis muda melakukan

5 permohonan dan doa agar dapat meningkatkan keterampilan seni mereka dan juga memohon supaya mendapatkan suami yang setia dan baik serta mencintainya. 6. Festival Musim Gugur (Tiong Ciu) Festival musim gugur atau biasa disebut dengan Tiong Ciu Pia, merupakan hari raya panen. Festival ini dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek. Festival musim gugur dimulai sekitar zaman dinasti Xia dan Sheng ( SM). Pada Dinasti Zhou, rakyat merayakan dengan memuja bulan. Pada Dinasti Tang, tradisi itu lebih jelas dan merakyat. Pada Dinasti Song selatan ( M), orang mulai mengirimkan kue bulan yang bergambar kelinci kepada rekan dan family sebagai simbol keutuhan keluarga. 7. Festival Musim Dingin (Dong Zhi) Festival Musim Dingin jatuh setiap tanggal 22 Desember kalender masehi. Pada festival ini biasanya orang akan membuat kue onde dan memakannya bersama keluarga. Secara turun-temurun, festival ini menjadi saat berkumpul bagi seluruh anggota keluarga dengan satu kegiatan utama yang dilakukan yaitu membuat dan menikmati Tang Yuan, orang Indonesia menyebutnya wedang ronde yaitu hidangan berbentuk bola-bola dari beras ketan yang melambangkan persatuan. 8. Festival Hantu Festival Hantu adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini juga sering disebut sebagai Festival Tionggoan. Perayaan ini jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat agraris di zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur serta Dewa-Dewi supaya panen yang biasanya jatuh di musim gugur dapat terberkati dan berlimpah. Namun pengaruh religius terutama dari Buddhisme menjadikan tradisi perayaan ini sarat dengan mitologi tentang hantu-hantu kelaparan yang perlu dijamu pada masa kehadiran mereka di dunia manusia. Alasan semakin berkurangnya Festival Tionghoa diadakan. Saat ini tradisi dan kebudayaan Tionghoa, meski sudah bebas berkembang di tanah air, tapi festival yang diadakan semakin berkurang. Hal ini disebabkan banyaknya suku Tionghoa terutama bagi kaum muda, merasa sangat merepotkan untuk tetap meneruskan tradisi ini. Kaligrafi dan Tulisan Tionghoa Tulisan Tionghoa tak lain adalah gambaran yang dituangkan dalam bentuk tulisan. selain gambar yang dituangkan dalam bentuk tulisan, tulisan tionghoa juga mengandung ide dan anggapan. Seperti menempatkan huruf matahari dan bulan berdampingan akan menghasilkan arti terang. Hal ini diakui tepat karena manakala matahari dan bulan berada sama-sama, maka dapat terlihat terang. Kaligrafi adalah ilmu menulis huruf indah. Sifat huruf Tionghoa dilukiskan. Semua huruf Tionghoa yang ditulis dengan bagus, menunjukan suatu keseimbangan yang permai, dan harmoni pada keseluruhannya.

6 Data pembanding. Sebagai data pembanding penulis menggunakan video animasi berjudul " Motion Graphic [Chinese Ink Style] " dibuat oleh PORPRODUCTION. Dimana pada video ini seni kaligrafi yang merupakan salah satu wajah dari Tionghoa digunakan dalam penggambaran. Gambar 1 Motion Graphic [Chinese Ink Style] Sumber: Pada video berjudul "Motion Graphic [Chinese Ink Style] mempromosikan CANAPAYA RESIDENCES yang berpusat di Bangkok. Video ini menggambarkan bahwa CANAPAYA RESIDENCES memilik pusat perekonomian yang bagus, udara yang sehat, perairan yang bersih, untuk ditinggali. Secara perwarnaan, video ini lebih cenderung ke Black and White, dan menampilkan tulisan yang ingin disampaikan dengan warna merah. Penggunaan Kamera pada video ini lumayan bervariasi, sehingga terlihat depth pada gambar 2D. Ease In dan Ease Out yang ditampilkan juga lebih lambat dan diikuti dengan Background Music yang menggunakan alat musik tradisional. Disamping video diatas, penulis juga meggunakan video animasi berjudul "Rhyme " yang diproduksi oleh PolyU Design sebagai data pembanding warna. Gambar 2 Rhyme Sumber: Video Ryme mencertikan tetang buah plum. Pada saat musim semi, seekor burung hinggap di batang pohon, kemudian kembali terbang dan bermain-main dengan capung. Melewati musim ke musim, sampai musim dingin. Dimana semua tumbuhan mati kecuali buah plum yang tetap hidup dan terlihat cantik.

7 Dari video Ryhme, penulis ingin menggambil contoh pewarnaan yg lebih cenderung ke warna soft tapi juga disertai warna yang terang seperti merah sebagai fokus utama. Selain itu, pewarnaan yang dipakai sepeti cat air, sehingga kelihatan nuansa yang tenang dan elegan. Faktor pendukung dan Faktor penghambat Faktor pendukung: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa festival Tionghoa bisa dinikmati oleh semua orang. 2. Animasi di Indonesia sedang berkembang dan memudahkan penulis untuk memperkenalakan animasi yang dihasilkan ke masyarakat. Faktor penghambat: 1. Minimnya festival Tionghoa yang diadakan di Indoesia menyulitkan penulis mendapatkan data-data yang lebih lengkap. 2. Majunya era modern memicu kaum muda untuk meninggalkan budaya lama yang dianggap memalukan dan tidak trendy. Target Audience Target Primer Demografi : Remaja berumur tahun, laki-laki maupun perempuan dengan tingkat ekonomi dari B sampai A, berkebangsaan Indonseia, terutama orang Tionghoa. Psikografi : Remaja yang menyukai acara festival di Indonesia, terutama festival Tionghoa dan senang bersosialisasi. Geografis sejenisnya. : Remaja yang tinggal di perkotaan besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya dan Target Sekunder Demografi : Dewasa berumur tahun, yang sudah berkeluarga maupun tidak dengan tingkat ekonomi B sampai A. Psikografi : Dewasa yang menyukai festival-festival dan senang berpatisipasi. Geografis : Tempat-tempat yang dihuni oleh kaum Tionghoa. Permasalahan, Tujuan, dan Manfaat 1. Identifikasi Masalah: Festival Tionghoa semakin tidak diminati oleh kaum pemuda di Indonesia

8 2. Rumusan Masalah: Bagaimankan membuat animasi dokumenter ini memberikan informasi mengenai Festival Tionghoa yang terjadi di Indonesia kepada penonton. 3. Tujuan: Mengajak kaum pemuda dan pemudi untuk lebih mengenali Festival Tionghoa yang ada di Indonesia. 4. Manfaat: Memberikan informasi kepada penonton mengenai Festival Tionghoa yang diadakan di Indonesia. HASIL DAN BAHASAN Stategi Komunikasi Pada hasil karya ini, penulis ingin memberikan informasi mengenai jenis-jenis Festival Tionghoa yang masi diadakan di Indonesia dan apa saja yang pada umumnya dilakukan dan makanan yang disajikan pada masing-masing festival. Kunci Masalah Dipandangan remaja, Festival Tionghoa sudah ketinggalan zaman dan tidak layak untuk didalami lebih jauh karena secara sekilas terlihat sangat merepotkan untuk dilaksanakan. Premise Memberikan informasi mengenai Festival Tionghoa yang masi diadakan di Indosesia berserta apa saja yang dilakukan dan persiapan pada masing-masing festival. Penetapan Judul dan Durasi Judul : Festival Tionghoa di Indonesia. Durasi : ± 4menit Ringkasan Cerita Animasi dokumenter ini akan memberikan informasi mengenai hal yang dilakukan dan makanan yang disajikan pada Festival Tionghoa yang diadakan di Indonesia yakni delapan Festival yaitu, Festival Musim Semi, Cap Goh Meh, Festival Qing Ming, Festival Duan Wu, Festival Qi Xi, Festival Musim Gugur, Festival Musim Dingin dan Festival hantu. Hasil Akhir & Item Desain Primary Items Video animasi dokumenter "Festival Tionghoa di Indonesia" yang berdurasi 4 menit (±) dilengkapi dengan narasi, backsound dan sound effect.

9 Support Items Berikut beberapa items pendukung untuk animasi dokumenter: Poster, Banner, Mangkok, Lampion, Kue Bulan, Angpao Desain Judul Pada animasi dokumenter "Festival Tionghoa di Indonesia", penulis menggunakan font CHINESE TAKE AWAY. Dimana font ini memilik goresan-goresan seperti kaligrafi cina, warna yang dipilih adalah warna hitam yang merupakan warna tinta cina. Gambar 3 Desain Judul "Festival Tionghoa di Indonesia" Visualisasi Karakter Sumber: Data Pribadi Badan karakter yang digambar mengunakan bentuk dasar bulat dan setengah elips dan dipakaikan kostum yang berbeda untuk mempermudah proses pergantian karakter. Gambar 4 Bentuk Dasar Karakter & Jenis karakter dan pakaiannya Sumber: Data Pribadi

10 Visualisasi Aset Dalam visualisasi animasi ini, terdapat banyak aset pendukung yang digunakan untuk melengkapi kelengkalapan cerita. Gambar 5 Beberapa jenis aset yang digunakan dalam animasi Poster Sumber: Data Pribadi Pada desain poster animasi dokumenter "Festival Tionghoa di Indonesia", penulis menampilkan kepala Barongsai yang sedang mengintip dari frame poster. Gambar 6 Desain poster animasi dokumenter "Festival Tionghoa di Indonesia" Sumber: Data Pribadi

11 Scene (Screen Shot) Beberapa Scene yang ada didalam animasi dokumenter "Festival Tionghoa di Indonesia". Gambar 7 Scene - Scene pada animasi. Sumber: Data Pribadi SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil data-data yang telah dikumpulkan penulis dapat menyimpulkan bahwa Festival Tionghoa yang dirayakan di Indonesia ternyata cukup banyak namun masyarakat Indonesia kurang menekuni dan melaksanakannya secara rutin. Hal ini membuat kalangan muda-mudi semakin tidak tahu menahu mengenasi Festival Tionghoa yang sudah tertanam lama di Indonesia. Dalam proses pembuatan animasi dokumenter ini, animasi ini telah melalui banyak proses yaitu dari pematangan konsep, proses pre production, production, hingga post production. Data-data yang terlah dikumpulkan terutama melaluai sumber literatur telah diobservasi oleh penulis, terutama pada hal-hal apa yang biasa dilakukan pada saat Festival Tionghoa dan penanggalan lunar pada saat dirayakan festival. Selain data mengenasi Festival Tionghoa, penulis juga mengumpulkan data mengenai prinsip-prinsip animasi yang akan digunakan dalam pembuatan animasi dokumenter ini dan juga datadata mengenai jenis tulisan (Typography) dan beberapa data pembanding yang bisa dijadikan referensi untuk animasi yang akan dibuat. Setelah pengumpulan data tersebut, penulis mendapatkan beberapa ide yang cukup menarik. Namun pada saat pembuatan, penulis mendapatkan rintangan dalam proses penempatan camera angle agara animasi yang dihasilkan terlihat semi 3D. Sehingga penulis mengulang menyusun beberapa scene yang terlihat flat menjadi lebih ada depth-nya. Tema ini dipilih oleh penulis agar budaya Tionghoa yang merupakan salah satu dari banyaknya budaya di Indonesia tidak hilang dan tetap bisa dilestarikan. Dari sisi inilah penulis mengharapkan animasi dokumenter ini dapat memicu ketertarikan masyarakat Indonesia, terutama golongan mudamudi untuk tetap mejalankan Festival Tionghoa di Indonesia.

12 Saran Dalam pembuatan animasi ini, penulis sangat menyayangkan dikitnya waktu untuk penyelesaian Tugas Akhir. Selain itu penulis juga mengalami kesusahan dalam pembuatan asset yang sangat banyak dan harus digambar secara digital dalam waktu yang singkat dan full color. Dari situ, penulis bisa menyarankan beberapa hal, yaitu: Memberikan waktu yang lebih panjang dalam pengerjaan Tugas Akhir. Buat schedule yang rapi agar mempermudah penyusunan waktu, terutama animasi yang memilik aset yang banyak. REFERENSI Dreyfuss, Henry (1955). Designing for People. New York: Allworth Press. Goh, Pei Ki. (1997). Origins Of Chinese Festivals, Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kuncono, Ongky, Setio (2012). Study Park of Confucius. Nilai-Nilai Positif Budaya Tionghoa. diakses 27 Febuari 2015 diakses dari Lan, Nio, Joe. (2013). Peradaban Tionghoa Selayang Pandang, Jakarta : KPG Meyer, Tris and Chris (2013). After Effect Apprentice. United Kingdom: Focal Press Thomas, Frank, Jonsthon, Ollie (1981). The Illusion of Life. Italy: Walt Disney Production Tan, Herman (2014). Tionghoa Info Seputar Info Tradisi dan Budaya Tionghoa. Suku Tionghoa di Indonesia, diakses 27 Febuari 2015 diakses dari Tan, Herman (2014). Tionghoa Info Seputar Info Tradisi dan Budaya Tionghoa. 8 Festival Budaya Orang Tionghoa. diakses 27 Febuari 2015 diakses dari RIWAYAT PENULIS Winda Simon lahir di kota Medan pada 23 Juli Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusatanra dalam bidang Design Komunikasi Visual - Animasi pada tahun 2015.

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Peracangan 2.1.1 Tinjauan Data Data yang digunakan berasal dari artikel-artikel dan internet yang digunakan sebagai referensi untuk menunjang segi visual dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tiongkok adalah negara besar yang terkenal di seluruh dunia dan memiliki Tembok Besar (Great Wall) yang diakui sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Tiongkok merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer,

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer, BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah I. A. Sejarah Singkat Keberadaan Masyarakat Tionghoa di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki budaya yang beraneka ragam. Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai diperkenalkan secara global. Mulai dari Imlek, Cap Go Meh, dan lain-lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Sejarah Palembang yang pernah menjadi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Perayaan Tahun Baru Imlek 2015 di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur yang patut dilestarikan oleh

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi waktu yang dilalui manusia selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik itu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetensi dan persaingan di segala bidang industri sekarang ini semakin tinggi. Dibutuhkan suatu perubahan baik itu gaya hidup, kepribadian maupun kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi edukasi KOK BISA Sumber : Youtube Animasi yang digunakan sebagai media edukasi ini pernah dibuat oleh kanal Youtube asal Indonesia yang bernama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi Penelitian Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The History of Javanese Letters dengan Teknik Motion Graphic Novel ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API Kevin Immanuel Jalan Gambir Anom G4/18 021-4517324 immanuelkevin@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk membuat visualisasi dalam bentuk komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam agama, suku bangsa dan keturunan, baik dari keturunan Cina, India, Arab dan lain-lain. Setiap golongan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 1.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula dengan sebuah komunitas agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang berfungsi untuk memperkuat identitas suatu perusahaan pada masyarakat, Video Corporate profile

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi Adab Berpakaian Sumber : Youtube Selama ini animasi 2D berbasis bitmap dengan konten adab - adab Islami yang beredar memiliki alur cerita yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Komunikasi 4.1.1 Fakta Kunci 1. Bagaimana membuat animasi edukasi yang menarik mengingat banyaknya anak muda yang lebi menyukai animasi yang tidak bersifat edukasi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI DOKUMENTER The Journey of Bicycle

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI DOKUMENTER The Journey of Bicycle PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI DOKUMENTER The Journey of Bicycle Aditomo Priyo Prakoso Bina Nusantara, Puloasem Timur raya 8 No.6, 087886935012, warframe.tomo@gmail.com Aditomo Priyo Prakoso, Satrya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Aktivitas Keagamaan di Kelenteng Hwie Ing Kiong Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. School of Design. Visual Communication Design. Animation Program. Skripsi Sarjana Desain Komunikasi Visual

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. School of Design. Visual Communication Design. Animation Program. Skripsi Sarjana Desain Komunikasi Visual UNIVERSITAS BINA NUSANTARA School of Design Visual Communication Design Animation Program Skripsi Sarjana Desain Komunikasi Visual Semester Genap 2014/2015 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL E-LEARNING JAPANESE

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO Annisa Erintansari Binus University, Jakarta, DKI Jakart, Indonesia Abstrak Tugas akhir berjudul My Mom My Hero ini adalah untuk memberitahukan

Lebih terperinci

Media Pembelajaran Kebudayaan Masyarakat Etnis Tionghoa Indonesia Berbasis Multimedia Interaktif

Media Pembelajaran Kebudayaan Masyarakat Etnis Tionghoa Indonesia Berbasis Multimedia Interaktif Media Pembelajaran Kebudayaan Masyarakat Etnis Tionghoa Indonesia Berbasis Multimedia Interaktif Juharna 1, Muhammad Iqbal Dzulhaq 2, Lilis Lisnawati 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, merupakan suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan segala macam legenda, misteri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU MAKNA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK PERANAKAN TIONGHOA

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU MAKNA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK PERANAKAN TIONGHOA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU MAKNA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK PERANAKAN TIONGHOA Ferdinand Franz Chalidonius Universitas Bina Nusantara Kalideres Indah Blok A no 03, Jakarta Barat 0878 8041

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Gambar3.1 Animasi Sejarah Komputer dan Sentra Kriya Animasi yang digunakan dalam video ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi Strawberry ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Motion Graphic di indonesia saat ini cukup mengalami perkembangan, hal tersebut terlihat dari maraknya penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KREATIF

BAB IV STRATEGI KREATIF BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1 Konsep Verbal IV.1.1 Konsep Kampanye Dengan kampanye yang dirancangkan penulis bertujuan mengajak para remaja dan dewasa dengan usia antara 17-25 tahun serta para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Bermula dari kekhawatiran anak muda di zaman sekarang yang beberapa kurang memperhatikan adab dalam kesehariannya dan bahkan ada sebagian yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang

BAB 4 KONSEP DESAIN. Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Ilustrasi Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang bersifat mitologi dan fantasi tidak memiliki model yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org) BAB 4 KONSEP 4.1. Landasan Teori dan Komunikasi. A. Desain Komunikasi Visual Salah satu fungsi Desain Komunikasi Visual itu sendiri seperti yang pernah dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Legenda Legenda yang dalam bahasa Latin disebut legere adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karenanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman, beberapa tahun belakangan ini restoran Chinese di Indonesia semakin memudar dan tidak mempunyai ciri khas dari budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan kebudayaan. Masing-masing memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, Pada animasi edukasi yang akan Penulis buat, penulis akan menerapkan poin-poin sebagai berikut: Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan :

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan : 3 BAB 2 Data dan Analisa 2.1 Data Proyek Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas visual Toko Kue Ny. Ali. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan : 1. Data Literatur Pencarian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Masih kurangnya pengetahuan anak - anak tentang pemborosan air yang mereka lakukan tanpa mereka sadari. Kurangnya informasi yang diberikan

Lebih terperinci

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT. Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT. Fenomena ~ Wayang adalah wahana untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. PERWUJUDAN KARYA Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus dipersiapkan beberapa hal. Poster film tentunya membutuhkan sebuah cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan Tionghoa yang pada awalnya kurang diperhatikan di Indonesia, kini mulai diakui. Dimulai dengan diakuinya Hari Raya Imlek sebagai salah satu hari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemunculan sastra Indonesia-Tionghoa tiba pada suatu batas ikatan yang agak erat dengan penerjemahan hasil karya sastra Tiongkok ke dalam bahasa Melayu-Rendah.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain 25 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain komunikasi visual yang tepat, ada beberapa teori yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Di dalam desain komunikasi visual mempunyai cakupan yang sangat

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Di dalam desain komunikasi visual mempunyai cakupan yang sangat BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Di dalam desain komunikasi visual mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek).

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar istilah Tahun Baru Imlek tentu semua orang sudah tidak asing lagi, ini dikarenakan Tahun Baru Imlek adalah sebuah tradisi yang tentunya sudah semua orang

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Iklan A Mild versi Manimal dan U Mild versi Cowo Lebih Tau sama-sama menggunakan format naskah campuran, yakni antara slice of life, vignettes and situations serta personality

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang kaya dengan adat dan istiadat, budaya serta suku memiliki berbagai macam tradisi. Salah satunya adalah Mesatua Bali (Mendongeng), sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI FACTS ABOUT HUMAN BONES YOU DIDN T KNOW

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI FACTS ABOUT HUMAN BONES YOU DIDN T KNOW PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI FACTS ABOUT HUMAN BONES YOU DIDN T KNOW Muhammad Andikha Fauzi Bina Nusantara, Komplek DPR II Blok. D/49, 081288664641, muhammadandikha@gmail.com Muhammad

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan dalam pembuatan video klip Blood Angel yang berjudul Perjalanan Cinta adalah dengan menggunakan teknik chroma

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman karya seni tradisional. Diantaranya, karya seni lukis tradisional yang berkembang disetiap daerah.

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Gagasan Perancangan Pemilihan Media pada pengenalan komunitas kineforum ini menggunakan majalah sebagai media utama, media tersebut terbilang karena mudah untuk masuk ke golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Yudhin Purba Tanjung 10.21.0524 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 54 BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Mood dan Warna Warna yang dipakai dalam film ini meliputi warna-warna cokelat, biru, kuning, merah, hitam dan putih. Warna cokelat, kuning,

Lebih terperinci

MOTION COMIC SUTRA SEBAB AKIBAT

MOTION COMIC SUTRA SEBAB AKIBAT MOTION COMIC SUTRA SEBAB AKIBAT Yohan Aprianto Gunawan Program Multimedia Jurusan Teknik Informatika / Fakultas Teknik Universitas Surabaya yohan0404@gmail.com Abstrak - Sutra Sebab Akibat sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan manusia. Menurut Kusnadi (2005), perkawinan adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI UNTUK MENGENAL HARI BESAR DALAM BUDAYA TIONGHOA UNTUK REMAJA

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI UNTUK MENGENAL HARI BESAR DALAM BUDAYA TIONGHOA UNTUK REMAJA PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI UNTUK MENGENAL HARI BESAR DALAM BUDAYA TIONGHOA UNTUK REMAJA Leta Alfiani Neko 1, Bing Bedjo Tanudjaja 2, Daniel Kurniawan Salamoon 3 1. Program Studi Desain Komunikasi Visual,

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi a. Visual Pendekatan komunikasi dengan visual yang dilakukan dalam perancangan media informasi Gaya Kebaya

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi 3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi a. Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan siswa dapat: Mengetahui12 Jenis Prinsip prinsip Animasi Memahami Prinsip Squash

Lebih terperinci

Laba Festival 新年快乐! Chinese Red Envelopes Angpao. Chinese New Year Delicacies. Chinese New Year Preparation & Celebration

Laba Festival 新年快乐! Chinese Red Envelopes Angpao. Chinese New Year Delicacies. Chinese New Year Preparation & Celebration 新年快乐! Tahun ini, Chinese New Year jatuh pada Jumat, 16 Februari 2018, dan perayaannya berlangsung selama 16 hari sejak malam tahun baru. Di China, tahun baru Imlek diperingati sebagai hari libur nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Samosir yang terletak di Sumatera Utara yang memiliki wilayah sebagian besar dikelilingi Danau Toba yang dikenal sebagai daerah yang pemukiman penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia

Lebih terperinci