ANALISIS NILAI TAMBAH KAYU MAHONI SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN BONEKA WHIMSY PADA CV ATLAS TASIKMALAYA. Oleh ASTRIANI SUHERMAN H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS NILAI TAMBAH KAYU MAHONI SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN BONEKA WHIMSY PADA CV ATLAS TASIKMALAYA. Oleh ASTRIANI SUHERMAN H"

Transkripsi

1 ANALISIS NILAI TAMBAH KAYU MAHONI SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN BONEKA WHIMSY PADA CV ATLAS TASIKMALAYA Oleh ASTRIANI SUHERMAN H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 i ANALISIS NILAI TAMBAH KAYU MAHONI SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN BONEKA WHIMSY PADA CV ATLAS TASIKMALAYA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ASTRIANI SUHERMAN H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 i RINGKASAN ASTRIANI SUHERMAN. H Analisis Nilai Tambah Kayu Mahoni Sebagai Bahan Baku Kerajinan Boneka Whimsy Pada CV ATLAS Tasikmalaya FARIDA RATNA DEWI. CV ATLAS merupakan Industri Kecil Menengah yang bergerak di bidang pengolahan kayu, hasil produksi dari CV ATLAS diantaranya adalah kerajinan kayu seperti Boneka Kayu. Dalam proses pengolahan harga pokok produksi diperlukan sebagai penentuan harga pembelian bahan baku kayu mahoni dari petani. Perhitungan dan analisis nilai tambah pengolahan boneka kayu diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui kondisi dan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan produktivitas pengolahan yang akan meningkatkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat biaya apa saja yang timbul pada saat pengolahan boneka kayu, mengetahui harga pokok produksi boneka kayu dengan menggunakan metode full costing serta menganalisis nilai tambah yang diperoleh perusahaan dari pengolahan boneka kayu dengan menggunakan metode hayami. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis biaya yang timbul dalam pengolahan boneka kayu (2) Menghitung dan menganalisis harga pokok produksi pada CV ATLAS dengan menggunakan metode Full costing Method (3) Menganalisis nilai tambah dari pengolahan kayu mahoni menjadi boneka kayu pada dengan menggunakan metode hayami Biaya yang timbul pada saat proses pengolahan boneka Whimsy yaitu biaya bahan baku langsung, Tenaga Kerja Langsung, biaya overhead pabrik (BOP) meliputi biaya bahan baku penolong, biaya pemeliharaan peralatan, biaya penyusutan bangunan, mesin dan kendaraan. Sedangkan biaya yang di keluarkan untuk keseluruhan proses produksi adalah biaya listrik. Pada CV ATLAS, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Full costing Method, diperoleh harga pokok produksi pembuatan boneka Whimsy kayu sebesar Rp ,465 per unit. Melalui perhitungan metode hayami, nilai tambah yang diperoleh dari produk boneka Whimsy adalah sebesar Rp ,535 dengan rasio 87,54%. Nilai tambah pada produk hasil pengolahan kayu mahoni memiliki nilai tambah, total secara agregat akan menggambarkan nilai tambah yang hasilkan oleh CV ATLAS. Nilai tambah produk merupakan nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku untuk setiap produknya. Nilai tambah boneka Whimsy per unit Rp ,535 dapat menghasilkan nilai tambah selama satu bulan sebesar Rp

4 Judul Nama NIM : Analisis Nilai Tambah Kayu Mahoni Sebagai Bahan Baku Kerajinan Boneka Whimsy Di CV ATLAS Kota Tasikmalaya : Astriani Suherman : H Menyetujui, Dosen Pembimbing (Dewi Ratna Dewi, SE, MM) NIP Mengetahui, Ketua Departemen (Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc) NIP Tanggal Lulus : ii

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 28 April 1986 dengan nama lengkap Astriani Suherman. Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Ade Suherman dan Ibu Ani Suryani. Penulis memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri Saluyu ( ), selanjutnya penulis menempuh pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Tasikmalaya ( ). Kemudian melanjutkan lagi di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tasikmalaya ( ). Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Manajemen Usaha Boga Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis melaksanakan kegiatan penelitian di CV ATLAS Tasikmalaya dan mengambil topik penelitian yang berjudul Analisis Nilai Tambah Kayu Mahoni Sebagai Bahan Baku Kerajinan Boneka Whimsy Di CV ATLAS Tasikmalaya. iii

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat yang berlimpah. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah bagi Rasulullah Muhammad SAW beserta sahabatnya, semoga syafaatnya kelak diperoleh oleh seluruh pengikutnya. Tujuan pembuatan skripsi ini untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi, yang merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Menajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Instittut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari tata cara penulisan, pengalaman, pengetahuan maupun isinya, mengingat keterbatasan penulis yang selalu masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan para pembaca. Bogor, April 2012 Penulis iv

7 UCAPAN TERIMA KASIH Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik itu bimbingan moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada: 1. Ibu Dewi Ratna Dewi, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan, motivasi dan arahan kepada penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini. 2. Kedua orang tua tersayang yang tidak pernah lelah memberikan doa dan juga dukungannya baik secara moril maupun materi. 3. Pihak CV ATLAS yang telah memberikan ijin kepada penulis melakukan penelitian dan telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis selama penelitian. 4. Suami Rahman Taufiq Nur Insan, terima kasih atas motivasi dan dukungan selama ini. 5. Sahabat-sahabat terbaik (Ola, Adinda, Aci, Trisna, Asti), terima kasih untuk dukungan dan ketulusan yang diberikan kepada penulis. 6. Teman-teman Ekstensi Manajemen Angkatan 7 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas persahabatan dan kegembiraan selama ini. v

8 DAFTAR ISI RINGKASAN Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kecil Menengah Pengertian Biaya Klasifikasi Biaya Biaya dalam Hubungan dengan Produk Perilaku Biaya Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Metode Full Costing Nilai Tambah Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) Nilai Tambah Metode Hayami Proses Produksi Kerajinan Boneka Kayu Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Struktur Organisasi Bahan Baku Peralatan Produksi Boneka Whimsy Biaya-Biaya yang Timbul pada Proses Produksi Boneka Whimsy di CV ATLAS vi

9 4.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Boneka Whimsy CV ATLAS Perhitungan Harga Pokok Produksi Boneka Whimsy dengan Metode Perusahaan Perhitungan harga pokok produksi Boneka Whimsy dengan metode Full Costing Analisis Nilai Tambah Analisis Nilai Tambah Kayu Mahoni Analisis Nilai Tambah Kayu Sengon Nilai tambah Agregat hasil pengolahan kayu Mahoni dan kayu Sengon di CV ATLAS KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

10 No DAFTAR TABEL Halaman 1. Pengrajin berbahan baku kayu mahoni di Tasikmalaya Data pasokan dan kebutuhan permintaan kayu rakyat di wilayahtasikmalaya Perbedaan karakteristik metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses Analisis nilai tambah Metode Hayami Peralatan produksi kerajinan boneka Whimsy CV ATLAS Perhitungan harga pokok produksi boneka Whimsy dengan cara perusahaan Bulan Desember Biaya tenaga kerja langsung per unit boneka Whimsy Biaya penggunaan bahan penolong per Desember Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan selama satu bulan Beban penyusutan peralatan mesin bangunan dan kendaraan Biaya overhead pabrik per Desember Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing per unit boneka Whimsy Desember Perhitungan nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy mahoni Analisis nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy mahoni Perhitungan nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy kayu Sengon Analisis nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy kayu Sengon Nilai tambah Agregat hasil pengolahan kayu mahoni di CV ATLAS Nilai tambah Agregat hasil pengolahan kayu Sengon di CV ATLAS Kelebihan dan kekurangan kayu mahoni dan kayu sengon viii

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Kerangka pemikiran penelitian Struktur organisasi Alur proses produksi ix

12 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Analisis nilai tambah Perhitungan Metode Hayami kayu mahoni x

13 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Kehutanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang memiliki kekayaan alam. Hasil sumberdaya kehutanan di Indonesia adalah kayu, bambu, rotan, madu, aren, dan gaharu. Salah satu hasil hutan yang banyak diminati oleh kaum industri adalah kayu. Kayu yang dihasilkan dari hutan Indonesia banyak dimanfaatkan dan digunakan oleh berbagai industri untuk diolah karena karakteristik umum dari produk kehutanan adalah bersifat musiman, besar (voluminous) dan berat (bulky), penawaran produk yang relative kecil, ketidakseragaman produk, ketergantungan pada alam serta mudah rusak (perishable). Berkaitan dengan karakteristik produk kehutanan yang mudah rusak maka perlu adanya pengolahan lebih lanjut agar produk kehutanan dapat bertahan lama dan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Dengan adanya pengolahan produk kehutanan dapat mengurangi biaya penyimpanan yang cenderung mahal. Kayu mahoni merupakan salah satu produk kehutanan yang mudah rusak apabila terlalu lama disimpan maka kayu akan lapuk. Oleh karena itu agar kayu dapat bertahan lebih lama maka kayu dapat diolah menjadi bahan baku furniture, kusein, kitchen set, tempat tidur dan kerajinan. Salah satu hasil olahan kayu adalah kerajinan kayu menjadi boneka, pengolahan menjadi boneka mempunyai nilai tambah serta membuat kayu dapat bertahan lebih lama dan tidak berubah sifat. Beberapa IKM di Tasikmalaya bergerak dalam usaha pengolahan kayu mahoni, karena kualitas kayu mahoni yang keras dan sangat baik untuk meubel, furniture, barang-barang ukiran, dan kerajinan tangan (boneka, kelom geulis, wayang golek), serat kayu halus, warna kayu mahoni yang berwarna merah natural dan sering juga di buat penggaris karena sifatnya yang tidak mudah berubah. Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah kayu jati. Berikut adalah IKM yang mengolah kayu mahoni :

14 Tabel 1. Pengrajin berbahan baku kayu Mahoni di Tasikmalaya No. Nama Tempat Alamat Produk 1 CV ATLAS Leuwianyar - Tasikmalaya Boneka Kayu 2 Sumber Rezeki Purbaratu - Tasikmalaya Meubeul 3 Rizky Pratama Taman Sari - Tasikmaya Kelom Geulis 4 Sagitria Collection Dadaha - Tasikmalaya Kelom Geulis 5 Senny Collection Taman Sari - Tasikmaya Meubeul 6 Salsa Taman Sari - Tasikmaya Kelom Geulis 7 Panamas Raya Rajapolah - Tasikmalaya Interior Sumber : Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Tasikmalaya 2011 Perkembangan pasokan kayu rakyat di Tasikmalaya dari tahun menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar, Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena pertumbuhan industri kayu di Tasikmalaya, selain itu untuk memenuhi pasokan kayu di luar kota Tasikmalya, dengan banyaknya pasokan kayu rakyat di Tasikmalaya, banyak indutri menengah dan kecil memanfaatkan kayu tersebut untuk dijadikan kerajinan dan bahan baku furniture. perkembangan supply deman kayu rakyat di kabupaten Tasikmalya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data pasokan dan kebutuhan permintaan kayu rakyat di wilayah Tasikmalaya No Tahun Supply Kayu Demand Kayu (m³) (m³) , , , , , , , , , ,80 Sumber : Diolah dari Dinas Kehutanan Tasikmalaya, 2011 Salah satu perusahaan yang melakukan pengolahan kayu adalah CV ATLAS. CV ATLAS adalah IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang didirikan oleh bapak Ade pada tahun 1998 CV ATLAS merupakan satu-satunya perusahaan pengolahan kayu di Tasikmalaya yang memproduksi boneka kayu dari kayu mahoni dan sebagian produknya telah diekspor ke California, Amerika Serikat dari tahun 2001 hingga sekarang. CV ATLAS mampu mengekspor kerajinan boneka kayu hingga 1500 unit setiap bulannya. 2

15 Berdasarkan uraian di atas, CV ATLAS harus mengetahui biaya pengolahan boneka kayu pada tiap periode, sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan bagi penentuan harga pembelian bahan baku dari petani. Selain biaya pengolahan, perhitungan dan analisis nilai tambah pengolahan kayu mahoni juga diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui kondisi dan kekuatan yang dimiliki perusahaan agar meningkatkan produktivitas pengolahan yang akan meningkatkan keuntungan Perumusan Masalah CV ATLAS merupakan IKM yang bergerak dibidang pengolahan kayu, salah satu hasil olahan yang diproduksi di CV ATLAS adalah mengolah kayu mahoni menjadi kerajinan boneka kayu dan satu-satunya perusahaan di Tasikmalaya yang mengeksport kerajinannya keluar negeri secara continu dari tahun Karakteristik sifat alami kayu yang mudah rusak mengharuskan adanya pengolahan kerajinan kayu merupakan langkah strategis dalam pengembangan indutri kerajinan kayu mahoni di Tasikmalaya. Harga kayu yang rendah dan sifat kayu mudah rusak tanpa adanya pengolahan menyebabkan kayu tidak memiliki nilai jual padahal apabila dilakukan pengolahan, kayu memiliki keunggulan dan nilai tambah. Boneka yang dihasilkan dari kayu mahoni memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan simber daya hutan lainnya, sifat kayu mahoni yang tidak mudah berubah (susut), warna natural kayu baik, termasuk jenis kayu keras serta memiliki permukaan atau serat kayu yang halus. Permintaan boneka whimsy CV ATLAS tiap tahun meningkat hal ini di lihat dari permintaan eksport maupun domestik meningkat karena produk yang diolah oleh CV ATLAS termasuk kerajinan yang unik dan masih belum banyak perusahaan yang produksi. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui biaya-biaya apa saja yang timbul dalam pengolahan boneka kayu? 2. Mengetahui harga pokok produksi boneka kayu pada CV. ATLAS berdasarkan metode Full Costing? 3

16 3. Mengetahui nilai tambah dari usaha pengolahan kayu mahoni menjadi boneka kayu pada CV. ATLAS berdasarkan metode Hayami? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis biaya-biaya yang timbul dalam pengolahan boneka kayu. 2. Menghitung dan menganalisis harga pokok produksi pada CV. ATLAS dengan menggunakan metode Full Costing Method. 3. Menganalisis nilai tambah dari pengolahan kayu mahoni menjadi boneka kayu pada dengan menggunakan metode hayami 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai nilai tambah dari usaha yang dijalankan. 2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam materi yang berhubungan dengan konsep nilai tambah dan harga pokok produksi Ruang Lingkup Ruang lingkup dari Penelitian ini adalah menghitung harga pokok produksi dan menganalisis nilai tambah pengolahan boneka whimsy pada CV ATLAS pada Desember Metode perhitungan harga pokok produksi yang digunakan adalah full costing method. Sedangkan alat atau metode yang digunakan untuk menghitung nilai tambah pengolahan boneka whimsy adalah metode hayami karena metode hayami merupakan metode yang paling lengkap dibandingkan dengan metode lain yaitu menghitung nilai tambah, keuntungan perusahaan dan tenaga kerja. 4

17 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah Usaha kecil menengah saat ini merupakan usaha yang masih dapat dipertahankan ditengah badai krisi moneter yang berkepanjangan. Untuk itu pemerintah berupaya dengan keras untuk membina usaha kecil dan menengah guna menjadikan usaha ini penyumbang devisa bagi Negara. Untuk dapat memberikan gambaran tentang usaha kecil menengah, akan dijelaskan terlebih dahulu definisi usaha kecil menengah. Menurut Partomo dan Soejoedono (2004) definisi usaha kecil dan menengah dapat ditinjau dari beberapa peraturan, yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Berdasarkan undang-undang Nomor 9 Tahun 1995, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,- c. Milik warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 2. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 Tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil diidentifikasi sebagai perseorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan pertahun setinggi-tingginya Rp ,- atau asset setinggi-tingginnya Rp ,- (diluar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : Badan usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi),

18 perorangan (perajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang pedagang barang dan jasa dan sebagainya). 3. Berdasarkan surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/4/kep/Dir. Tanggal 4 April 1997 tentang pemberian kredit usaha kecil, usaha kecil diidentifikasi sebagia usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp c. Milik warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi Usaha kecil menengah dapat pula dibedakan berdasarkan batasan jumlah tenaga kerja yang direkrut. Usaha kecil diidentifikasi oleh Badan Pusat Statistik jika jumlah tenaga kerja yang dimiliki antara 5 hingga 19 orang, sedangkan usaha menengah berkisar antara 20 hingga 99 orang, lebih dari 100 orang dikategorikan sebagai usaha besar. Menurut Partomo dan Soejoedono (2004) usaha kecil dan menengah menjadi pusat perhatian karena tingkat perekonomian dan pengetahuan yang kurang maju dalam berbisnis. UKM menghadapi kendala-kendala dalam mempertahankan atau mengembangkan usaha (bisnis) antara lain kurang pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal dan lemah di bidang pemasaran. Banyak definisi usaha mikro kecil dan menengah yang dipahami baik dari lembaga lokal maupun asing. Namun demikian, perbankan Indonesia menggunakan definisi UKM sesuai dengan kesepakatan Menko Kesra dengan Bank Indonesia. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan tahunan bisnis tersebut paling banyak Rp ,- dan milik warga Negara Indonesia. 6

19 Menurut Iqbal dan Simanjuntak (2004), UKM harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan analisis persaingan/kompetisi. Oleh karena itu, UKM harus mengetahui siapa pesaingnya, pelanggan dan juga tentang usahanya sendiri sehingga UKM dapat merencanakan strategi bisnis yang tepat untuk usahanya tersebut Pengertian Biaya Pemberian biaya atas produk, jasa, pelanggan dan objek lain yang merupakan kepentingan manajemen adalah salah satu faktor dasar untuk membuat suatu keputusan manajemen. Salah satu faktor yang paling sering digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu perusahaan adalah besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah biaya. Biaya dalam arti luas menurut Mulyadi (2005) adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada empat unsur dalam definisi biaya tersebut, yaitu biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, diukur dalam satuan mata uang, yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, dan pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Menurut Hansen dan Mowen (2006), biaya adalah nilai kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan memberikan keuntungan kepada perusahaan baik saat ini maupun saat yang akan dating. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian biaya adalah suatu pengorbanan atau penyerahan sumber daya guna mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang maupun keuntungan dimasa akan datang Klasifikasi Biaya Klasifikasi atau penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sistematis atau keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih mempunyai arti atau lebih penting. Klasifikasi atau penggolongan ini akan memudahkan manajemen perusahaan dalam melakukan kalkulasi terhadap biaya-biaya perusahaan (Supriyono, 2007). 7

20 Menurut Mulyadi (2005), penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak di capai. Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok biaya yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya ini di bagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung disebut dengan istilah biaya utama atau Prime Cost, sedangkan biaya overhead pabrik sering di sebut dengan istilah biaya konversi atau Conversion Cost, yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi. Contoh dari biaya produksi misalnya biaya bahan baku, bahan baku penolong dan biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. 2. Biaya Pemasaran Merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pmasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran dan biaya contoh atau sample. 3. Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan dan biaya fotocopy Biaya dalam Hubungan dengan Produk 1. Bahan Baku Langsung atau Direct Material Bahan baku langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung kedalam kalkulasi biaya produk. Sedangkan biaya bahan baku langsung dapat 8

21 diartikan sebagai biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai, jadi biaya langsung akan dapat dengan mudah diidentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Contohnya dari bahan langsung adalah kayu dalam perusahaan mebel (Hammer, 1994). 2. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labor Tenaga kerja langsung adalah seluruh karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku langsung menjadi barang jadi. Biaya bahan baku lagsung dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya-biaya utama yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam menghasilkan produknya. 3. Overhead Pabrik Overhead pabrik dapat diidentifikasi sebagai biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat di bebankan langsung ke dalam produk tertentu. Bahan tidak langsung adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat kecil sehingga tidak dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tak berguna atau ekonomis. Tenaga kerja tidak langsung dapat diidentifikasi sebagai para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Overhead pabrik mencakup samua biaya pabrik kecuali yang dicatat sebagai biaya langsung yaitu bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua yaitu, biaya overhead pabrik variable dan biaya overhead pabrik tetap (Hammer, 1994) Perilaku Biaya Adalah perubahan biaya sebagai akibat dari perubahan volume aktivitas tertentu. Berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: 1. Biaya Tetap Atau Fixed Cost Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu. Pada biaya tetap, biaya satuan akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan 9

22 semakin rendah biaya satuan dan semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi, dan metode strategi manajemen. Contoh dari biaya tetap adalah gaji direktur produksi. 2. Biaya Variabel Atau Variable Cost Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan atau tetap dengan adanya perubahan volume aktifitas, semakin tinggi volume kegiatan secara proporsional total biaya variabel akan semakin tinggi dan semakin rendah volume kegiatan secara proporsional maka biaya variabel akan semakin rendah. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. 3. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding. Contoh dari biaya semivariabel adalah biaya perbaikan dan perawatan mesin, biaya pemakaian dan perawatan kendaraan dan biaya telepon Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran, serta kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk. 10

23 Menurut Mulyadi (2005), pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Penerapan metode tersebut pada suatu perusahaan tergantung pada sifat atau karakteristik pengolahan bahan menjadi produk selesai. Perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Contoh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan adalah perusahaan percetakan, perusahaan mebel, perusahaan dok kapal. Perusahaan yang berproduksi massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi persediaan di gudang. Umumnya produknya berupa produk standar. Contoh perusahaan yang berproduksi massa antara lain adalah perusahaan, semen, pupuk, makanan dan tekstil. Menurut Mulyadi (2005), pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Tabel 3. Perbedaan karakteristik metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses Segi Perbedaan Metode Harga Pokok 11 Metode Harga Pokok Proses Pesanan Dasar kegiatan produksi Pesanan langganan Budget produksi Tujuan produksi Untuk melayani pesanan Untuk persediaan yang akan dijual Bentuk produk Tergantung spesifikasi pemesan dan dapat dipisahkan identitasnya Homogen dan standar Biaya produksi dikumpulkan Setiap pemesanan Setiap satuan waktu Kapan biaya produksi dihitung Pada saat suatu pesanan selesai Pada akhir periode/satuan waktu Menghitung harga pokok Harga pokok pesanan: jumlah produk pesanan yang bersangkutan Harga pokok periode tertentu: jumlah produk periode yang bersangkutan Sumber: Supriyono, Metode Full Costing Menurut Mulyadi (2005) full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik biaya variabel maupun tetap. Biaya produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya

24 bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi umum) Nilai Tambah Pengertian nilai tambah (value added) itu sendiri adalah pertambahan nilai yang terjadi pada suatu komoditi karena komoditi tersebut telah mengalami proses pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan dalam suatu proses produksi. Menurut Hardjanto dalam Dewi (2011) nilai tambah merupakan suatu pertambahan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional yang diperlakukan pada komoditi yang bersangkutan. Sedangkan Brunnield dan Burton dalam Nurwilis dalam Dewi (2011) mendefinisikan nilai tambah dari segi output dikurangi beberapa bagian dari input dalam bentuk bahan baku, bahan setengah jadi maupun barang jadi yang masuk kedalam proses produksi ditambah semua persediaan dan pembelian jasa dari perusahaan lain. Kadariah et al dalam Dewi (2011) menyatakan nilai tambah sebagai selisih nilai dari satuan-satuan hasil produksi dengan nilai dari setiap sarana produksi yang masuk dalam proses produksi hasil tersebut. Sedangkan Simatupang dalam Dewi (2011) mendefinisikan nilai tambah sebagai penerimaan upah pekerja dan keuntungan pemilik modal atau nilai produksi dikurangi pengeluaran barang antara. Dengan demikian Simatupang dalam Dewi (2011) tidak memperhitungkan unsur-unsur lain dalam proses pembentukan nilai tambah, seperti bahan baku dan bahan penolong. Sumber-sumber nilai tambah diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan manajemen). Oleh karena itu untuk menjamin agar produksi terus berjalan secara efektif dan efisien nilai tambah yang diciptakan perlu didistribusikan secara adil. Analisis nilai tambah dapat dipandang sebagai usaha untuk melaksanakan prinsip-prinsip distribusi di atas dan berfungsi sebagai salah satu indikator keberhasilan sektor agribisnis. Analisis ini merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai. Nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis yang mempengaruhi nilai tambah meliputi unsur kualitas produk, penerapan teknologi kapasitas produksi, penggunaan unsur tenaga kerja, jumlah bahan baku 12

25 dan input penyerta. Faktor teknis ini mempengaruhi harga jual output. Sedangkan faktor non teknis (faktor pasar) meliputi harga jual output, upah kerja, harga bahan baku, informasi pasar, modal investasi, teknologi, nilai input lainnya dan sebagainya. Faktor non teknis dapat mempengaruhi faktor konversi dan biaya produksi. Dalam bentuk matematika, fungsi nilai tambah dapat dituliskan sebagai berikut : Nilai tambah = f(k, B, T, U, h, L) (1) Dimana K : kapasitas produksi B : jumlah bahan baku yang digunakan T : Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan H : Harga output U : Upah kerja h : Harga bahan baku L : Nilai input lain Nilai input lain mencakup nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Nilai ini mencakup biaya modal (bahan penolong dan biaya overhead pabrik lainnya) dan gaji pegawai tidak langsung. Gittinger dalam Dewi (2011) mendefinisikan nilai tambah sebagai selisih harga penjualan barang dan jasa dengan biaya bahan dan pengeluaran untuk jasajasa. Gittinger membedakan nilai tambah atas nilai kotor dan nilai tambah bersih. Nilai tambah kotor merupakan selisih harga jual dengan pembayaran untuk pajak, bunga modal, sewa tanah, laba, penyusutan, manajemen, asuransi, jaminan sosial lainnya dan upah karyawan. Pengurangan nilai tambah kotor dengan biaya penyusutan disebut dengan nilai tambah bersih. Menurut Hayami dalam Maimun (2009), terdapat dua cara dalam menghitung nilai tambah, yaitu dengan menghitung nilai tambah selama proses pengolahan dan menghitung nilai tambah selama proses pemasaran. Tujuan dari analisis nilai tambah adalah untuk mengukur balas jasa yang diterima pelaku sistem (pengolah) dan kesempatan kerja yang diciptakan oleh sistem tersebut. Besaran nilai tambah yang dihasilkan dapat digunakan untuk menduga/menaksir 13

26 besarnya balas jasa yang diterima faktor produksi yang digunakan dalam proses perlakuan tersebut. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tambah suatu komoditi pertanian, diantaranya : 1. Metode Hayami Metode ini merupakan salah satu metode analisis nilai tambah yang sering dipakai. Metode ini disebut metode Hayami karena dikemukakan oleh Hayami. Hayami menerapkan analisis ini pada subsistem pengolahan (produksi sekunder). Produksi sekunder merupakan kegiatan produksi yang mengubah bentuk produk primer. Kelebihan analisis nilai tambah dengan metode Hayami adalah: a. produktivitas produksi (rendemen, pangsa ekspor dan efisiensi tenaga kerja) dapat diestimasi, b. balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi juga dapat diestimasi, dan c. prinsip analisis nilai tambah menurut Hayami dapat digunakan pula untuk subsistem lain selain pengolahan. 2. Sistem Pembagian Nilai Tambah Metode ini dikembangkan oleh A.W. Rucker, sehingga metode ini disebut juga Rucker Plan. Berdasarkan laporan akuntansi, nilai tambah dapat dihitung sebagai berikut: Nilai tambah = pendapatan tenaga kerja + pendapatan operasi. Berdasarkan laporan laba rugi, nilai tambah menurut sistem ini dinyatakan sebagai nilai tambah = penjualan netto ((biaya bahan baku + ongkos yang dibayar + biaya depresiasi) (persediaan awal persediaan akhir +/- nilai penyesuaian nilai tambah)). Nilai tambah bruto dikurang biaya depresiasi sama dengan nilai tambah netto. 3. Metode M. Dawam Rahardjo Menurut Dawam Rahardjo dalam Dewi (2011), value added merupakan selisih nilai produk bruto dengan total pengeluaran. Nilai produk bruto yang dimaksud disini adalah nilai output ditambah dengan nilai jasa yang diberikan. Total pengeluaran yang dimaksud meliputi gaji/upah, bahan baku, bahan bakar dan biaya lainnya. 14

27 2.4.1 Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) MCE merupakan ukuran yang menunjukkan persentase value added activities yang terdapat dalam suatu aktivitas yang digunakan oleh seberapa besar non value added activities dikurangi dan dieliminasi dari proses pembuatan produk menurut Mulyadi dalam Ardiansyah (2010) Manufacturing Cycle Effectiveness merupakan alat analisis terhadap aktivitas-aktivitas produksi, misalnya berapa lama waktu yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas mulai dari penanganan bahan baku, produk dalam proses hingga produk jadi (cycle time). MCE dihitung dengan memanfaatkan data cycle time atau throughput time yang telah dikumpulkan. Pemilihan cycle time dapat dilakukan dengan melakukan activity analysis. Menurut Saftiana, Ardiansyah (2010) cycle time terdiri dari value added activity dan non value added activities. Value added activity yaitu processing time dan non value added activities yang terdiri dari waktu penjadwalan (schedule time), waktu inspeksi (inspection time), waktu pemindahan (moving time), waktu tunggu (waiting time), dan waktu penyimpanan (storage time). Mulyadi (2005) memformulasikan waktu siklus yang digunakan untuk menghitung MCE adalah: Waktu siklus = waktu proses + waktu menunggu + waktu bergerak + waktu inspeksi..(2) dan siklus efektivitas manufaktur =... (3) Menurut Mulyadi dalam Ardiansyah (2010) suatu proses pembuatan produk menghasilkan cycle effectiveness sebesar 100%, maka aktivitas bukan penambah nilai telah dapat dihilangkan dalam proses pengolahan produk, sehingga customer produk tidak dibebani dengan biaya-biaya untuk aktivitas-aktivitas yang bukan penambah nilai. Apabila proses pembuatan produk menghasilkan cycle effectiveness kurang dari 100%, maka proses pengolahan produk masih mengandung aktivitas-aktivitas yang bukan penambah nilai bagi customer. 15

28 Menurut Saftiana, dalam Ardiansyah (2010) proses produksi yang ideal adalah menghasilkan waktu siklus sama dengan waktu proses Nilai Tambah Metode Hayami Nilai tambah yang dihasilkan dari suatu pengolahan pada barang dan jasa, merupakan selisih antara nilai akhir suatu produk (nilai output) dengan nilai bahan baku dan input lainnya. Nilai tambah tidak hanya melihat besarnya nilai tambah yang didapatkan, tetapi juga distribusi terhadap faktor produksi yang digunakan. Sebagian dari nilai tambah merupakan balas jasa (imbalan) bagi tenaga kerja, dan sebagian lainnya merupakan keuntungan pengolah. Metode analisis Hayami adalah metode yang umum digunakan untuk menganalisis nilai tambah pada subsistem pengolahan Proses Produksi Kerajinan Boneka Kayu Kayu merupakan bahan baku utama dalam pembuatan atau proses produksi pada perusahaan boneka kayu. Bahan ini dapat diperoleh melalui para pedagang kayu (tengkulak kayu) maupun dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kehutanan, baik yang berlokasi di desa sentra maupun yang berlokasi di luar desa sentar menurut Indria dalam Purnama (2006) Proses produksi untuk membuat kerajinan boneka kayu menurut Usman dalam Purnama (2006), melalui 3 tahap utama diantaranya: 1. Tahap persiapan, yang meliputi persiapan bahan baku kayu awal berupa kayu gelondongan, membuat gambar dan desain yang di inginkan serta pengumpulan bahan bahan. 2. Tahap pembentukan, dalam tahap ini kayu dibentuk sesuai denga ukuran yang diinginkan mengikuti kreatifitas dan pemesanan, diraut sampai halus lalu proses penghampelasan yang dilakukan berkali-kali. 3. Tahap penyelesaian akhir, diantaranya pengecatan yang menggunakan cat kayu atau cat tembok dengan teknik kuas lalu finishing sehingga daya lekatnya lebih kuat. 16

29 2.6. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai kerajinan boneka ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu mengenai harga pokok produksi kayu dan analisis nilai tambah. Beberapa judul penelitian yang pernah diteliti diantaranya adalah : Sari (2007), analisis nilai tambah dan efisiensi pemasaran keripik dan dodol salak. Penelitian ini bertujuan menghitung nilai tambah yang dapat dihasilkan dengan adanya usaha pengolahan komoditas buah salak menjadi keripik salak dan dodol salak, mengidentifikasi saluran pemasaran yang terjadi meliputi : pola saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran struktur pasar, dan tingkah laku pasar, menganalisis efesiensi pemasaran berdasarkan : marjn pemasaran, bagian harga yang diterima produsen, rasio keuntungan biaya, dan elastisitas transmisi harga. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis kualiatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi pola saluran pemasaran, fungsi-fungsi lembaga pemasaran, struktur pasar, dan tingkah laku pasar. Sedangkan analisis kuantitatif meliputi analisis nilai tambah dengan menggunakan metode hayami, marjin pemasaran, bagian harga yang diterima produsen, rasio keuntungan biaya dan analisis elastisitas transmisi harga. Hasil analisis nilai tambah memperlihatkan bahwa kegiatan produksi keripik salak dan dodol salak UKM Binangkit telah menciptakan nilai tambah. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan buah salak menjadi keripik salak pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 1.840,26/kg bahan baku salak, untuk analisis nilai tambah dengan memasukkan biaya penyusutan mesin-mesin sebesar Rp 2.313,11/kg bahan baku buah salak untuk analisis nilai tambah tanpa memasukkan biaya penyusutan mesin-mesin. Adapun nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan buah salak menjadi dodol salak pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 2.710,40/kg bahan baku buah salak untuk analisis nilai tambah dengan memasukkan biaya penyusutan mesin-mesin dan sebesar Rp 4.115,26/kg bahan baku buah salak untuk analisi nilai tambah tanpa memasukkan biaya penyusutan mesin-mesin. Selama 12 bulan periode analisis harga bahan baku buah salak sangat berfluktuatif dengan harga Rp 700,00 sampai Rp 1.200,00 per kg karena harga buah salak ditentukan oleh musim panen buah salak. 17

30 Munawar (2010) analisis nilai tambah dan pemasaran kayu sengon gergajian (studi kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai tambah yang dapat dihasilkan dengan adanya usaha pengolahan komoditas kayu menjadi produk gergajian, menganalisis saluran pemasaran yang meliputi : saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar, dan tingkah laku pasarmenganalisis efisiensi pemasaran berdasarkan marjin pemasaran, bagian harga yang diterima produsen, rasio keuntungan. Untuk analisis nilai tambah, sampel dikategorikan dalam tiga kelompok usaha berdasarkan penggunaan jumlah kapasitas mesin yang digunakan yaitu jumlah mesin yang digunakan satu adalah skala usaha kecil dengan jumlah responden delapan sampel. Jumlah mesin yang digunakan dua adalah skala usaha menengah dengan jumlah responden tiga sampel dan jumlah mesin yang digunakan lebih dari dua adalah skala usaha besar dengan jumlah responden dua sampel. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan, bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kayu menjadi kayu olahan pada IPK skala usaha kecil Rp ,02 per m³ bahan baku dengan rasio nilai tambah sebesar 18,00 persen, adalah nilai tambah terkecil. Nilai tambah pada IPK skala usaha menengah sebesar Rp ,15 per m³ bahan baku dengan rasio nilai tambah 19,09 persen dan nilai tambah terbesar pada IPK skala usaha besar Rp ,23 per m³ bahan baku dengan rasio nilai tambah 24,22 persen merupakan nilai tambah terbesar. Perbedaan nilai tambah disebabkan oleh perbedaan nilai produk, harga input bahan baku dan perbedaan nilai sumbangan input lain pada masing-masing skala usaha yang dikategorikan. Berdasarkan beberapa hasil tinjauan terhadap penelitian terdahulu, penulis berpendapat bahwa kerangka berpikir paling layak dalam menganalisis nilai tambah dan proses pengolahan kerajinan boneka kayu adalah kerangka yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan Munawar dan Sari, yaitu dengan menganalisis nilai tambah dan menentukan harga pokok produksi boneka kayu. 18

31 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran CV ATLAS adalah salah satu IKM yang memiliki tujuan menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang tinggi serta mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimal. CV ATLAS merupakan perusahaaan yang bergerak dibidang pengolahan kayu, adapun produk yang dihasilkan CV ATLAS antara lain furniture, kusen dan kerajinan kayu. Pada penelitian ini hanya fokus pada kerajinan kayu yang memberikan kontribusi besar bila dibandingkan dengan produk lainnya. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keuntungan yang maksimal dengan pengorbanan yang seminimal mungkin. Hal ini ditujukan untuk kelancaran usahanya agar mampu bersaing di lingkungan bisnis global. Perusahaan pun harus mampu menentukan harga jual yang tepat dalam memasarkan produknya. Penentapan harga jual tersebut sangat berkaitan dengan penentapan harga pokok produksi dari produk. Perhitungan biaya produksi yang tepat akan menciptakan harga jual yang tepat sehingga keuntungan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan perusahaan. Nilai tambah merupakan pertambahan nilai yang terjadi pada suatu produk, karena telah mengalami proses pengolahan lebih lanjut dalam suatu proses produksi. Berdasarkan definisi ini maka industri yang mengolah kerajinan boneka kayu dengan memanfaatkan bahan baku mahoni yang mampu memberikan nilai tambah. Input yang menyebabkan terjadinya nilai tambah dari suatu produk dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan pada komoditas tersebut, yaitu perubahan bentuk, tempat dan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghitung harga pokok produksi boneka kayu pada CV ATLAS. dalam menentukan harga pokok produksinya perusahaan belum menerapkan metode yang dapat merefleksikan berapa besar biaya yang telah dikeluarkan dalam aktifitas produksinya sehingga metode yang digunakan masih

32 sederhana. Sedangkan analisis nilai tambah di gunakan untuk membahas pemanfaatan kayu mahoni sehingga menjadi boneka kayu yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Kerangka pemikiran tersebut dapat disederhanakan dalam bagan berikut ini. Kayu Nilai Jual Rendah dan Tidak Tahan Lama CV ATLAS Boneka Proses Produksi Identifikasi Biaya Nilai Tambah Hayami Keuntungan Rekomendasi Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian 20

33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di IKM CV ATLAS perusahaan pengolahan kayu dan kerajinan. CV ATLAS bertempat di Jalan Leuwi Anyar No. 123, Tasikmalaya. Pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan yang telah mengeksport produk boneka whimsy ke California sejak tahun Kegiatan pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik CV ATLAS dan karyawan bagian Carving, pengecatan dan finishing. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti, gambaran umum perusahaan, meliputi sejarah, lokasi, struktur organisasi dan biaya pengolahan bulan Desember 2011, juga penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan pengolahan kerajinan kayu mahoni dan analisis nilai tambah serta studi pustaka yang mendukung Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang telah didapat kemudian diolah. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan data tersebut dapat member arti dan maknayang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Perusahaan melakukan proses produksi kerajinan boneka kayu bukan berdasarkan pesanan tetapi dilakukan secara terus menerus. Dengan demikian, analisis yang digunakan untuk perhitungan biaya pengolahan yang sesuai adalah analisis harga pokok yaitu full costing method. Full costing atau sering disebut absorption atau conventional costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel. 21

34 Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik tetap Biaya overhead pabrik variabel Harga pokok produk Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Selain metode full costing, analisis metode hayami juga akan digunakan pada penelitian ini. Nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Sumber-sumber dari nilai tambah tersebut berasal dari pemanfaatan faktor-faktor tenaga kerja, modal, sumber daya manusia dan manajemen. Rumus dari metode hayami sebagai berikut : Tabel 4. Analisis nilai tambah Metode Hayami No Variabel Nilai Output, Input dan Harga 1 Output (m3/bulan) A 2 Bahan baku (m3/bulan) B 3 Tenaga kerja (HOK/bulan) C 4 Faktor konversi D = A/B 5 Koefisien tenaga kerja E = C/B 6 Harga Output F Upah rata-rata tenaga kerja 7 (Rp/HOK) G Pendapatan dan Keuntungan (Rp/m3) 8 Harga bahan baku H 9 Sumbangan input lain I 10 Nilai output J = D x F 11 a. Nilai tambah K =J-I-H b. Rasio nilai tambah L% = (K/J) x 100% 12 a. Imbalan tenaga kerja M = E x G b. Bagian tenaga kerja N% = (M/K) x 100% 13 a. Keuntungan O = K - M b. Tingkat keuntungan P% = (O/J) x 100% Balas jasa dari masing-masing faktor produksi 14 Marjin Q%= (J-H) x 100% a. Imbalan tenaga kerja R%= (M/Q) x 100% b. Sumbangan input lain S%= (I/Q) x 100% c. Keuntungan Perusahaan T%= (O/Q) x 100% 22

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah Usaha kecil menengah saat ini merupakan usaha yang masih dapat dipertahankan ditengah badai krisi moneter yang berkepanjangan. Untuk itu pemerintah berupaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran CV ATLAS adalah salah satu IKM yang memiliki tujuan menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang tinggi serta mendapatkan laba atau keuntungan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember ANALISIS NILAI TAMBAH Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.web.unej.ac.id PRICE-CONSUMPTION CURVE AND DEMAND AGRIBISNIS Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya (Soehardjo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV ATLAS didirikan pada tahun 1998 di Jalan Leuwi Anyar nomor 123 RT/RW 01/05 Kelurahan Sukamanah, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II UKM DAN BIAYA BAB II UKM DAN BIAYA 2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian UKM Usaha Kecil Menengah atau disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) 6.1. Analisis Nilai Tambah Jenis kayu gergajian yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kayu pada industri penggergajian kayu di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Teori-teori ini merupakan landasan untuk menjawab tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA MODUL 7 Dina Novia Priminingtyas, SP.,Msi. Lab. of Agribusiness Analysis and Management Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : dinanovia@ub.ac.id

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN 9 BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN II.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (1999 : 8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dari penyusunan biaya produksi dan mengambil dari beberapa referensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Penelitian Setiadi dkk. (2014) mengenai perhitungan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual pada CV. Minahasa Mantap Perkasa diperoleh hasil

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai. AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Perusahaan Manufaktur : Perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memperoleh barang dan jasa untuk diolah menjadi produk selesai dan menjual produk selesai yang dihasilkan

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor)

ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor) ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor) Oleh : DIAN PERMATA A 14105529 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi Hansen dan Mowen ( 2012 : 47 ) menjelaskan bahwa Biaya (Cost) adalah nilai kas atau setara kas yang di korbankan untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian Akuntansi Manajemen Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci