ALGORITMA PENGUKURAN KESAMAAN CITRA BERDASARKAN GRAPH MATCHING Engga Wisesa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALGORITMA PENGUKURAN KESAMAAN CITRA BERDASARKAN GRAPH MATCHING Engga Wisesa"

Transkripsi

1 ALGORITMA PENGUKURAN KESAMAAN CITRA BERDASARKAN GRAPH MATCHING Engga Wisesa en994@yahoo.com Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya ABSTRAK Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual, salah satu operasi yang digunakan adalah pengolahan citra digital. Salah satu operasi dari pengolahan citra digital adalah proses pencocokan citra (image matching). Pencocokan citra merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mengukur derajat kesamaan atau kecocokan objek pada dua atau lebih citra. Dalam pengukuran kesamaan citra, transformasi (perubahan) citra menjadi bentuk graph merupakan hal utama. Sekumpulan piksel yang membentuk region dalam graph disebut verteks. Region yang saling berdekatan atau bertetangga dalam graph disebut sebagai region adjacency graph akan membentuk sebuah garis hubung antar verteks yang disebut edge. Graph matching adalah salah satu metode yang digunakan dalam pencocokan citra. Metode graph matching dapat memudahkan dan mempercepat pengenalan objek pada teknik pencocokan citra. Dari proses tersebut didapat hasil bahwa penentuan posisi atau titik koordinat pengambilan fragmen (crop) dari citra masukan akan mempengaruhi nilai edit operasi dasar. Semakin besar nilai threshold yang digunakan maka nilai jarak kesamaan citra yang dihasilkan semakin kecil. Pada citra yang di-resize dan tidak di-resize dengan threshold 0 menghasilkan jarak kesamaan citra minimum yaitu 1 di titik koordinat crop 230,340,7 sehingga semua citra pembanding dikatakan sama dengan citra acuan. Pemberian threshold 0 pada pengujian citra yang diresize, tidak di-resize, dan diberi filter menghasilkan jarak kesamaan citra yang nilainya besar Kata kunci : Image matching, region adjacency graph, graph matching I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini dunia teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Sebagai contoh adalah perkembangan teknologi di bidang teknik pencitraan. Mengingat informasi sangat penting bagi manusia, maka dengan memanfaatkan teknologi yang ada, manusia berusaha untuk menyajikan informasi tersebut menjadi lebih mudah dipahami dan cepat dalam pengaplikasian. Salah satu teknik pencitraan adalah pencocokan citra (image matching). Image matching adalah usaha untuk mengidentifikasi dan mengukur derajat kesamaan/kecocokan obyek pada dua atau lebih citra [1]. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam pencocokan citra, yaitu penentuan ciri dari obyek dan penentuan metode. Penerapan yang digunakan dari teknik pencocokan citra adalah dengan menggunakan metode struktur graph (graph matching). Struktur graph (graph matching) yaitu metode untuk mengukur kesamaan citra dengan memperkirakan jarak antara satu atau lebih citra di sepanjang wilayah graph berdekatan yang dipilih dari citra tersebut pada waktu dan jarak linier dalam pixel. Setelah mengetahui jarak graph citra yang terdekat, maka dapat dikatakan bahwa graph citra tersebut cocok (match) [2]. Hasil dari kedekatan wilayah graph adalah sederhana secara konstruksi dan hal ini adalah planar, sejak grid graph merupakan planar dan edge menjaga kontraksi planarity [3]. Dengan menggunakan metode graph matching kecocokan citra ini akan lebih efisien, cepat dan tepat bila penentuan ciri dari obyek masukan (input) sesuai [4]. Metode ini juga dapat sesuai dengan citra yang berwarna, dimana masing-masing warna dikodekan sebagai integer. Karena itu, dalam tugas akhir ini penulis akan meneliti pengukuran kesamaan citra dengan metode graph matching, yaitu memperkirakan suatu jarak dari obyek yang diambil berdasarkan graph objek itu sendiri, lalu akan dikatakan sesuai (match) bila terdapat jarak graph citra yang paling dekat diantara graph citra lainnya yang sudah ditentukan (acuan). II. TEORI PENUNJANG 2.1 Pencocokan Citra (Image Matching) Usaha untuk mengidentifikasi dan mengukur derajat kesamaan/kecocokan objek pada dua atau lebih gambar/citra. Metode pencocokan citra (image matching) digunakan dalam berbagai aplikasi pengolahan citra untuk keperluan otomatisasi proses dan menentukan seberapa mirip/sama bentuk objek baik secara semantik maupun geometrik antara citra yang satu dengan citra yang lainnya. 2.2 Graph yang Didasarkan pada Pencocokan Citra Dasar-dasar Graph Graph adalah salah satu pokok bahasan matematika diskrit yang telah lama dikenal dan banyak diaplikasikan pada berbagai bidang. Secara umum, graph G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), ditulis dengan notasi G = (V, E) yang dalam hal ini V adalah tidak kosong dari simpulsimpul (nodes) dan E adalah himpunan sisi/busur (edges) yang menghubungkan sepasang simpul. Contohnya terdapat pada gambar 1.[4] Sisi pada graph dapat mempunyai arah. Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graph dibedakan atas dua jenis, yaitu : 1. Graf tak-berarah (undirected graf) adalah Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah. 2. Graf berarah (directed graf atau digraf) adalah Graf yang setiap sisinya mempunyai orientasi arah. Proceeding Seminar Tugas Akhir

2 2.3.2 Representasi Graph dalam Proses Pencocokan citra (Image Matching) Graph Planar Graf yang dapat digambarkan pada bidang datar dengan sisi-sisi tidak saling memotong disebut sebagai graf planar, jika tidak, ia disebut graf tak-planar. Contohnya pada gambar Bijective Function Suatu pemetaan f : sedemikian sehingga f merupakan yang injektif dan surjektif sekaligus, maka dikatakan f adalah fungsi yang bijektif atau A dan B berada dalam korespondensasi satu-satu. Contohnya pada gambar 3. Relasi dari himpunan A ={A, B, C} ke himpunan B = {p, q, r} yang didefinisikan sebagai diagram diatas adalah fungsi yang bijektif. Dan fungsi yang memasangkan setiap negara di dunia dengan ibu kota negara-negara di dunia adalah fungsi korespondensi satu-satu (fungsi bijektif), karena tidak ada satu kotapun yang menjadi ibu kota dua negara yang berlainan.[5] Region Adjacency Graph Region adjacency graph adalah salah satu nilai yang dihubungkan dengan nodes dan arc (edge) sebagai nilai baru dari terbentuknya sebuah daerah (wilayah), yang mana harus dimasukan dalam algoritma yang diberikan yaitu sebagai nilai nodes yang tersambung pada dua region dan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 1. (a) Graph Berarah (b) Graph-Ganda Berarah Gambar 2. Graph Planar Gambar 3. Contoh Bijektif Gambar 4. Region Adjacency Graph III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Sebelum membahas algoritma yang dirancang, maka dapat dilihat gambar blok diagram secara keseluruhan dari pengukuran kesamaan gambar berdasar graph matching. Pada blok diagram keseluruhan gambar 5, proses awal mengambil citra yang kemudian citra tersebut dapat diubah ukurannya ataupun tidak tergantung dengan kebutuhan. setelah itu dari hasil tersebut dilakukan crop (mengambil sebagian gambar dari gambar asli) untuk ukuran fragmen crop citra adalah 8x8. Dimana hasil crop tersebut adalah kumpulan piksel yang berbentuk matriks 8x8. Dari hasil yang telah diketahui maka dilakukan proses pelabelan. Proses pelabelan adalah proses untuk membuat graph,dimana dengan mencari region dari nilai piksel berbentuk matriks. Cara untuk mencari region adalah menghitung nilai piksel yang berupa matriks sesuai syarat yang ditentukan yaitu similar dan tetangga. Jika syarat memenuhi dari perhitungan maka akan dikatakan satu region jika tidak maka membentuk region yang lain. Untuk proses mencari region tersebut dengan scan baris dan kolom nilai piksel citra. jika didapat hasil region maka akan diberi label dan dari label terbentuk sebuah node/vertex. Setelah membentuk node/vertex, akan dilakukan proses menjadi matriks biner, yang mana artinya dari matriks biner adalah representasi dari hubungan antar node/vertex dan dari hasil matriks biner terbentuk graph. 3.2 Objek Citra yang Diteliti Contoh objek citra yang akan diteliti pada proses pengukuran kesamaan citra/gambar dengan metode graph matching adalah file citra yang berformat JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group) yaitu monalisa 1 (360x250), monalisa 2 (310x432), monalisa 3 (356x500), monalisa 4 (500x749) dan citra kupu-kupu dengan ukuran 448x336. Gambar 6 adalah objek yang akan diteliti. 3.3 Preprocessing Preprocessing merupakan kumpulan dari proses yang digunakan untuk dapat menghasilkan image matching yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat ditunjukkan dengan diagram alir gambar 7. Diagram alir ini adalah urutan dari algoritma yang dibuat yaitu: Tahap yang pertama adalah mengambil gambar yang berwarna (RGB) atau input gambar/citra. Lalu dari Gambar/citra di ekstrak yang dimana akan menampilkan matriks dari citranya. Setelah menemukan matriksnya kemudian dicari semua region yang ada pada citra dan, Membentuk region graph yang berdekatan dari citra lalu diproses untuk dicocokkan (matching). 3.3 Ekstrak matriks Ekstrak matriks merupakan gambar/citra yang mempunyai nilai piksel yang berbentuk matriks kemudian ditampilkan. Ekstrak matriks yang diambil dari gambar/citra yang berwarna (RGB) kemudian diubah menjadi grayscale. Lalu setelah diubah ke grayscale tahap kedua diresize sesuai ukuran yang diinginkan dan bisa ditampilkan. Tahap ketiga prosesnya dengan mengambil sebagian dari citra dengan ukuran ditentukan (crop). Proceeding Seminar Tugas Akhir

3 3.4 Pencarian Region Pada Citra Proses region, adalah dari hasil pengelompokan dengan memberi suatu tanda dari nilai piksel (label), dimana pelabelan dengan nilai yang sama maka disebut satu daerah (region) sesuai dengan syarat yang berlaku, yaitu : Similar, ( ) dimana merupakan threshold derajat keabuan dari gambar/citra. Neighbors(tetangga), (, dimana tetangganya adalah 4-neighbors dalam piksel yaitu dan 3.5 Extended Region Adjacency Graph Adalah hubungan dari gambar/citra yang memiliki arah (directed). Yang mana extended region adjacency graph didapat setelah mencari label (penamaan). Untuk label itu sendiri juga terdiri dari (V, E, α, β), dimana: Terdapat vertex (node) untuk masing-masing region Arc yang berarah jika rata-rata (average), dimana rata-ratanya adalah rata-rata nilai piksel di region R. Label dalam, merupakan ukuran dari region relatif dalam ukuran gambar. Label β (( )) dalam arc ( ) adalah increment rata-rata - rata-rata di rata-rata nilai piksel dari region. 3.6 Proses Matching Citra Proses matching (menyamakan) gambar/citra : Dalam penyamaan gambar/citra memiliki tiga operasi dasar yang mana nantinya di masing-masing gambar/citra memiliki graph masing-masing, operasinya yaitu : Menghapus vertex atau edge(arc) dari G 1 Insert (memasukkan) vertex atau edge(arc) ke G 2 Substitusi vertex atau edge(arc) dari G 1 oleh vertex atau edge(arc) dari G 2. Kesamaan graph pada gambar/citra dapat diperkirakan dengan, dimana dan fungsi tersebut dapat dilihat sebagai urutan pada edit operasi dasar yang dirubah dari G 1 menjadi G 2. Untuk G 1 = (V 1, E 1, α 1, β 1 ) dan G 2 = (V 2, E 2, α 2, β 2 ). Untuk semua vertex di V 1 \W 1 adalah yang terhapus dari G 1 yang mana semua vertex di W 1 disubstitusi oleh vertex W 2, semua vertex di V 2 \W 2 di insert (dimasukkan) ke G 2. Untuk perhitungan mencari jumlah nilai perkiraan graph matching adalah sebagai berikut : Setelah mendapatkan hasilnya yang berbentuk skalar maka dapat disamakan antara gambar1 (G 1 ) dengan gambar2 (G 2 ), sesuai dengan : Color ke gray dan di resize Proses matching gambar Crop gambar Proses labeling dari gambar Proses menjadi biner Gambar 5. Blok diagram secara keseluruhan Gambar 6. Citra Monalisa dan Kupu-kupu yang diteliti Gambar 7. Diagram Alir Algoritma Utama Kesamaan Citra Proceeding Seminar Tugas Akhir

4 IV. PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Simulasi Sistem Ekstrak Matriks Citra Ekstrak matriks citra adalah menampilkan nilai piksel dari suatu citra dengan bentuk matriks. Hasil ekstrak matriks dari suatu citra yang di ambil sebagian (crop) yang berdasarkan letak pengambilan (crop) untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti gambar Pelabelan pada Region Untuk hasil pelabelan dari tabel 1 tersebut didapatkan yaitu dimana dengan mendeteksi (scanning) satu- satu nilai piksel yang berbentuk matriks. Untuk hasil pelabelan yang diperoleh dimana terdapat label 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10 adalah dimana dengan syarat bertetangga dan sama (similar). Dimana untuk yang berlabel 1 adalah dimana dihitung untuk yang bertetangga yaitu dengan syarat (, dimana misalkan dihitung untuk nilai piksel 131, 132. Untuk nilai piksel tersebut yaitu piksel 131 memiliki letak pada, untuk nilai i =1, j=1 jadi begitu pula pada piksel 132 yaitu. Dengan letak dari piksel tersebut maka bisa dimasukkan pada syarat tetangga dan sama(similar) yaitu ( dan ternyata setelah dihitung maka nilai benar dan memenuhi syarat. Kemudian dilajutkan pada proses syarat menyamakan(similar) dimana ( ), untuk tanda artinya adalah threshold dimana penentuan threshold sesuai keinginan yang ditentukan. Pada tugas akhir ini thresholdnya adalah 0, 5, 10, 15, 20, 25. Untuk uji coba piksel tersebut diuji dengan threshold 20. Untuk hasil yang diperoleh dengan syarat menyamakan (similar) yaitu : ( ) dan hasilnya memang berlaku dan memenuhi syarat, lalu jika sudah dihitung semua sesuai syarat maka diberi tanda/ label 1 begitu seterusnya, bila tidak memenuhi syarat untuk baris selanjutnya maka akan diberi tanda/label 2 sesuai dengan syarat yang ditentukan. Dimana untuk proses tersebut dengan proses baris kemudian proses kolom Perubahan Citra Menjadi Graph Perubahan citra menjadi suatu graph adalah dimana setelah mengetahui label dari ekstrak matriks maka diketahui region masing-masingnya. Sehingga region itulah yang disebut sebagai node/vertex. Untuk label yang diketahui yaitu label 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10 jadi jumlah node/vertex yaitu 9. Diketahuinya node/vertex maka bisa juga menentukan arc/edge (penghubung). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari e1 (edge1) yang mana hasil tersebut adalah sama dengan nilai matriks biner. Contoh nilai dari node 2 ke node 1 yang terhubung dan begitu juga yang lain, gambarannya dapat dilihat pada gambar Uji Program Kesamaan Citra (Matching) Untuk menguji kesamaan antar citra maka dilakukan tiga edit operasi dasar yaitu operasi menghapus (delete), memasukan (insert), mengganti (substitusi) dimana dari edit operasi dasar akan memiliki nilai dimasing-masing operasi sehingga akan menimbulkan suatu nilai total yang mana nilai total tersebut yang digunakan untuk menyamakan (matching) antar citra Hasil Tiga Edit Operasi Dasar Untuk hasil dari tiga edit operasi dasar yaitu setelah mendaptkan nilai dari yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu node/vertex (V), edge (E), himpunan bagian (W), himpunan irisan (X). Dari nilai tersebut sampai mendapatkan total nilainya dimana syarat lainnya adalah sebagai berikut : V1delcost_14 = 8 V4inscost = 0 W1byw4cost = 1 E1delcost_14 = 14 E4inscost = 0 X1byx4cost = 0 Untuk hasil yang didapat adalah dimana nilai dari proses tiga edit dasar operasi. Untuk diketahui v1delcost_14 artinya adalah nilai dari v1 yang terhapus dimana yang terhapus adalah yang artinya bahwa untuk suatu node yang tidak termasuk himpunan bagian dari dan. Untuk lebih jelasnya bahwa =(1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10), =(1),sehingga =(2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10) dan jumlah node tersebut = 8. Untuk v4inscost (v1inscost) adalah nilai node di citra 4 yang dimasukan yaitu dimana = (1) dan = (1) sehinga untuk yang dimasukkan nilai = 0, merupakan nilai yang akan disubstitusikan dari ke dan ternyata ada dan nilainya =1, kemudain untuk e1delcost_14 hasilnya =14, asalnya dari e1 yang akan dihapus. Nilainya adalah, seperti gambar 4.8, =(0) dimana nilainya adalah hasil substitusi dari,sehingga untuk = (14). Untuk e4inscost adalah masukan dari dimana untuk = (0) dan untuk = (0), sehingga hasilnya = (0), nilai dari x1byx2cost yaitu nilai substitusi dari ke. Dimana nilainya adalah (0), karena nilai yang akan disubstitusi tidak ada. Setelah mendapatkan masing-masing dari nilai tersebut maka dapat di jumlah seluruhnya yaitu totalcost_14 = 23. Dan untuk menyamakan dengan gambar lain sama saja untuk tahapnya. Untuk hasilnya maka dapat dilihat pada tabel 2 dan Analisa Hasil Percobaan Dari hasil data tabel 4 yaitu masukkan citra monalisa yang tidak di resize, maka dapat dianalisa nilai yang minimum adalah dimana edit operasinya semakin sedikit. Untuk mengetahui bahwa edit operasi dasar bernilai kecil adalah berdasarkan perhitungan nilai total. Pengaruh dari nilai total yaitu pengaruh dari perhitungan pelabelan yang didapat, karena pelabelan tersebut yang dapat menghasilkan node/vertex sehingga jika telah diketahui node/vertex maka terbentuk suatu graph yang mana graph inilah disamakan dengan graph citra asli/acuan. Cara untuk menyamakan (matching) yaitu dengan menghitung nilai masing-masing edit operasi dasar. Selain itu yang mempengaruhi adalah threshold, dimana jika thresholdnya semakin besar maka untuk pencarian region (daerah) semakin sedikit, sehingga Proceeding Seminar Tugas Akhir

5 membentuk suatu graph yang memiliki nodes/vertex sedikit sehingga menghasilkan citra sama (matching). - Citra masukkan kupu-kupu dengan diberi noise/filter, spesifikasinya sebagai berikut : - Citra tidak di-resize (citra asli ukuran), diberi filter yang dapat membedakan dari gambar asli(acuan) - Filter yang diberikan yaitu filter dengan ketingkatan yang hampir sama, beda, sangat beda gengan citra asli. - Ketingkatan hampir sama denga filter : Oil painting dengan radius 4 - ketingkatan beda dengan filter : Cristalize ukuran 5 - ketingkatan beda sekali dengan filter : Distorts wave dengan amplitude 15 dan wavelength 15 Dari hasil data yang didapt dengan memberi filter/noise, maka dapat dianalisa jika filter/noise yang diberikan adalah mendekati citra asli maka hasil yang diperoleh untuk total nilai dari edit operasi dasar kecil sehingga artinya citra tersebut masih dikatakan sama (matching). Bila beda ataupun beda sekali dengan citra asli maka total nilai dari edit operasi tersebut akan semakin besar dehingga dikatakan semakin tidak sama (tidak matching). Hal tersebut terbukti dari hasil data pada tabel 5. Gambar 9. Tampilan Bentuk Graph Tabel 2 Hasil Nilai Matriks Gambar 1 dan Gambar 4 Tabel 3 Hasil Nilai Matriks Gambar 1 dan Gambar 4 Gambar 8. Nilai Piksel Citra Berbentuk Matriks Tabel 1 Hasil Pelabelan matriks1 = matlabel1 = Proceeding Seminar Tugas Akhir

6 Tabel 4 Data Kesamaan Citra yang Tidak di-resize Input Gambar (Monalisa) 2, gambar 3, dan gambar 4 Tidak di-resize 1 [10, 10, 7, 7] (gb.1,3) (semua) (semua) 2 [125, 180, 7, 7] (gb.1,3) (gb.1,3) (semua) 3 [230, 340, 7, 7] (gb.1,2) (gb.1;2,3) (gb.1;2,3) Input Gambar (Monalisa) 2, gambar 3, dan gambar 4 Tidak di-resize 1 [10, 10, 7, 7] (semua) (semua) (semua) 2 [125, 180, 7, 7] (gb.1,3) (semua) (semua) 3 [230, 340, 7, 7] (semua) (semua) (semua) Tabel 5 Data Kesamaan Citra yang Menggunakan Filter Input Gambar (Kupu-Kupu) 2, gambar 3, dan gambar 4 dengan menggunakan filter 1 [147,140, 7, 7] 2 [250, 190, 7, 7] 3 [399, 284, 7, 7] (gb.1,2) (gb.1;2,3) (gb.1,2) (gb.1;2,3) (gb.1;2,3) (gb.1;2,3) (gb.1;2,3) (gb.1,2) (gb.1;2,3) Input Gambar (Kupu-Kupu) 2, gambar 3, dan gambar 4 dengan menggunakan filter 1 [147,140, 7, 7] 2 [250, 190, 7, 7] 3 [399, 284, 7, 7] (gb.1,2) (gb.1,2) (gb.1,2) (gb.1;2,3) (gb.1,2) (gb.1;2,3) (gb.1;2,3) (semua) (semua) V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan proses pengujian kesamaan citra, dapat diambil kesimpulan untuk beberapa hal, antara lain : 1. Penentuan posisi atau titik koordinat pengambilan fragmen (crop) dari citra masukan akan mempengaruhi nilai edit operasi dasar. 2. Semakin besar nilai threshold yang digunakan maka nilai jarak kesamaan citra yang dihasilkan semakin kecil. 3. Citra pembanding yang di-resize dan tidak di-resize menghasilkan nilai jarak kesamaan minimum, yaitu 1 di titik koordinat crop x=230, y=340,dan n=7 dengan persamaan (3-3) dan (3-4) sehingga semua citra pembanding dikatakan sama dengan citra acuan. 4. Pengujian citra yang di-resize, tidak di-resize, dan diberi filter dengan 0 menghasilkan jarak kesamaan citra yang nilainya besar. 5. Pengujian citra yang tidak di-resize dengan threshold 20 menghasilkan nilai jarak kesamaan citra yang sama yaitu 1 di tiga titik koordinat crop. 6. Citra pembanding yang diberi filter oil painting dengan radius 4 menghasilkan tingkat kesamaan citra yang tinggi terhadap citra acuan. 5.2 Saran 1. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai simulasi sistem pencocokan citra dengan metode graph matching ini diharapkan dapat dilengkapi dengan sebuah tampilan (interface) agar lebih mudah digunakan (user friendly). 2. Supaya lebih disempurnakan lagi untuk program penentuan arah dari edge. DAFTAR PUSTAKA [1] Putra, Fajar. Mencari Teknik Korelasi Terbaik Pada Metode Pencocokan Citra Berbasiskan Area (Area Based Matching). Central Library Institute Technology Bandung: Bandung [2] Valiente, Gabriel & Ricardo Baeza-Yates. An Image Similarity Measured Based On Graph Matching. String Processing and Information Retrieval 2000 SPIRE 2000, pages 28-38: Spain [3] T.Nishizeki and N. Chiba. Planar Graph: Theory and Algorithms. volume 140 of North-Holland Mathematical Studies: North-Holland [4] Ramadijanti, Nana dan Achmad Basuki. Sistem Pengenalan Buah On-Line Menggunakan Kamera. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005): Yogyakarta [5] Munir, Rinaldi. Matematika Diskrit. Informatika Bandung: Bandung [6] Markaban, Fungsi Persamaan Pertidaksamaan. PPPG Matematika: Yogyakarta BIODATA PENULIS Engga Wisesa, lahir di Tulungagung 10 Oktober 1986, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Memulai pendidikan Sekolah Dasar di SDN Kalisari I Surabaya, meneruskan pendidikan di SLTP Negeri 19 Surabaya dan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Kemudian melanjutkan pendidikan di PENS-ITS dengan jurusan D3 Teknik Telekomunikasi dengan IPK 3.2 skala 4 bergelar AMD. Lalu pernah bekerja selama 1 tahun di Infomedia Surabaya dengan posisi call center Telkomsel. Kemudian melanjutkan pendidikan kembali di jurusan Teknik Elektro ITS dengan bidang studi Telekomunikasi Multimedia. en994@yahoo.com Proceeding Seminar Tugas Akhir

Kata kunci : Pemilihan gambar, Pencocokan Graph

Kata kunci : Pemilihan gambar, Pencocokan Graph ALGORITMA PENCOCOKAN OBJEK GEOMETRI CITRA BERBASIS GRAPH UNTUK PEMILIHAN KEMBALI (RETRIEVAL) Yureska Angelia 867 Email : angelia.yureska@gmail.com Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio Muhamad Irfan Maulana - 13515037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf Quad Tree dan Contoh-Contoh Penerapannya Muhammad Reza Mandala Putra - 13509003 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Graf Terhubung untuk Menentukan Klasifikasi Sidik Jari

Penerapan Graf Terhubung untuk Menentukan Klasifikasi Sidik Jari Penerapan Graf Terhubung untuk Menentukan Klasifikasi Sidik Jari Annisa Muzdalifa/13515090 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

= himpunan tidak-kosong dan berhingga dari simpul-simpul (vertices) = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul

= himpunan tidak-kosong dan berhingga dari simpul-simpul (vertices) = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul Struktur Data Graf 1. PENDAHULUAN Dalam bidang matematika dan ilmu komputer, teori graf mempelajari tentang graf yaitu struktur yang menggambarkan relasi antar objek dari sebuah koleksi objek. Definisi

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Struktur Data Graf

Studi dan Implementasi Struktur Data Graf Studi dan Implementasi Struktur Data Graf Fajar Dwi Anggara Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung email: if15039@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak lahir, balita masih belum mengenal apapun yang dilihatnya. Dalam pertumbuhannya, balita mulai dapat mengenali sesuatu. Proses pengenalan pada balita dengan

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3 Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 34 40 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Citra, kerahasiaan, enkripsi, piksel citra

Abstrak. Kata Kunci : Citra, kerahasiaan, enkripsi, piksel citra Abstrak ENKRIPSI GAMBAR MENGGUNAKAN ALGORITMA SECURE IMAGE PROTECTION Tri Hariyono Reiza Hafidz 1, Isbat Uzzin Nadhori 2, Nana Ramadijanti 2 Mahasiswa 1, Dosen 2 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf dan Graf Cut pada Teknik Pemisahan Objek Citra Digital

Penerapan Teori Graf dan Graf Cut pada Teknik Pemisahan Objek Citra Digital Penerapan Teori Graf dan Graf Cut pada Teknik Pemisahan Objek Citra Digital Rio Dwi Putra Perkasa 13515012 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Vera Apriliani Nawagusti 1), Ali Nurdin 2), Aryanti aryanti 3) 1),2),3 ) Jurusan

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas Andreas Dwi Nugroho (13511051) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam

Lebih terperinci

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

Penggunaan Pencocokan Graf Pada Pengolahan Citra

Penggunaan Pencocokan Graf Pada Pengolahan Citra Penggunaan Pencocokan Graf Pada Pengolahan Citra Fadhil Muhtadin - 13510070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data

Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data Winson Waisakurnia (13512071) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Graph Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pengantar Teori graph merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak penerapan. Graph digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek diskrit dan hubungan antar

Lebih terperinci

FERY ANDRIYANTO

FERY ANDRIYANTO SISTEM ANALISA IMAGE PROCESSING UNTUK MENCARI KEMIRIPAN PADA TEKSTUR WARNA KULIT MANUSIA MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA SKRIPSI Oleh : FERY ANDRIYANTO 0734010123 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Ari Sutrisna Permana 1, Koredianto Usman 2, M. Ary Murti 3 Jurusan Teknik Elektro - Institut Teknologi Telkom - Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 3 1.5 Manfaat...

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembagian Ilmu Statistik Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Statistik Parametrik Statistik parametrik adalah ilmu statistik yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition Muthmainnah 13515059 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI OLEH: FARIS SANTA EKA WIARTA NPM : 0736010025 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI - FTI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Nur Nafi iyah 1, Yuliana Melita, S.Kom, M.Kom 2 Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: nafik_unisla26@yahoo.co.id 1, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Sri Enggal Indraani, Ira Dhani Jumaddina, Sabrina Ridha Sari Sinaga (enggal24@gmail.com, Ira.dhani5393@gmail.com,

Lebih terperinci

Penggunaan Graf pada Pemetaan Genetik dan Integrasi Peta Genetik

Penggunaan Graf pada Pemetaan Genetik dan Integrasi Peta Genetik Penggunaan Graf pada Pemetaan Genetik dan Integrasi Peta Genetik Chairul Ichsan (13508082) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung e-mail: if18082@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Relasi dan Fungsi Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Relasi dan Fungsi Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Relasi dan Fungsi Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Himpunan. Mempunyai elemen atau anggota. Terdapat hubungan.

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer

Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer Vivi Lieyanda - 13509073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Prodi Teknik Informatika UPN eteran Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Definisi Graf Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Sistem Pemantau Ruangan Berbasis Multi Kamera untuk Smartphone Android pada Jaringan Pikonet yang Adaptif terhadap Perubahan Situasi Ruangan

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7 Jurnal Matematika UNAND Vol. No. Hal. 78 84 ISSN : 0 90 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, ) DENGAN n GANJIL, n 7 IRANISA

Lebih terperinci

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari Yuni Listiana, Darmaji Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah Implementasi Algoritma Template Matching dan Feature Extraction untuk Pengenalan Pola Angka Untuk

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

POLINOMIAL KARAKTERISTIK PADA GRAF KINCIR ANGIN BERARAH

POLINOMIAL KARAKTERISTIK PADA GRAF KINCIR ANGIN BERARAH POLINOMIAL KARAKTERISTIK PADA GRAF KINCIR ANGIN BERARAH FINATA RASTIC ANDRARI fina.rastic@gmail.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal abila As ad 1) 135 07 006 2) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40135, email: nabilaasad@students.itb.ac.id Abstract Dalam kehidupan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian yang wajib dimiliki oleh kendaraan bermotor resmi di Indonesia adalah bagian plat nomor. Plat nomor ini memberi informasi tentang dari mana asal wilayah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosesor Intel (R) Atom (TM) CPU N550

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pemrosesan gambar secara digital telah berkembang dengan cepat. Pengolahan gambar ini didukung dengan kemajuan teknologi perangkat keras yang signifikan. Produk produk pengolah

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis.

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis. BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI Pada Bab ini, penulis akan membahas mengenai prosedur dan metodologi seperti perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis. 3.1 Sistem CBIR Gambar 3.1 Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi spasial dan fotogrametri menuntut sumber data yang berbentuk digital, baik berformat vektor maupun raster. Hal ini dapat

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.

Lebih terperinci

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisa dan perancangan ini akan mengulas tentang tahap yang digunakan dalam penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA LATENT SEMANTIC INDEXING PADA CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL SYSTEM

PENERAPAN ALGORITMA LATENT SEMANTIC INDEXING PADA CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL SYSTEM PENERAPAN ALGORITMA LATENT SEMANTIC INDEXING PADA CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL SYSTEM Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB

Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB Dani Rohpandi 1), Asep Sugiharto 2),

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis Dandun Satyanuraga 13515601 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM UNTUK TRAJECTORY PLANNING

PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM UNTUK TRAJECTORY PLANNING PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM UNTUK TRAJECTORY PLANNING ELVA SUSIANTI 2209204802 Pembimbing: 1. ACHMAD ARIFIN, ST., M. Eng., Ph.D 2. Ir. DJOKO PURWANTO, M. Eng., Ph.D. Bidang Keahlian Teknik Elektronika

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Watermarking Citra Digital dengan Metode Skema Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna

TUGAS AKHIR. Watermarking Citra Digital dengan Metode Skema Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna TUGAS AKHIR Watermarking Citra Digital dengan Metode Skema Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna (Watermarking on Digital Image Using Watermarking Scheme Based on Color Quantization ) Oleh: MUHAMMAD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prakteknya, bidang kedokteran dan biologi mengandalkan visualisasi untuk mempelajari struktur anatomi tubuh dan sel maupun fungsi biologis untuk mendeteksi serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Menurut (Suarga, 2012 : 1) algoritma: 1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN BUAH ON-LINE MENGGUNAKAN KAMERA

SISTEM PENGENALAN BUAH ON-LINE MENGGUNAKAN KAMERA SISTEM PENGENALAN BUAH ON-LINE MENGGUNAKAN KAMERA Nana Ramadijanti, Achmad Basuki Politeknik Eletronika Negeri Surabaa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaa Kampus PENS-ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun secara logis dan sitematis

Lebih terperinci

Pewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer

Pewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer Pewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer Andreas Parry Lietara ~ NIM 13506076 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email : andreas-parry@students.itb.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

Pengantar Matematika Diskrit

Pengantar Matematika Diskrit Materi Kuliah Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Program Studi Informatika UIGM 1 Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika Diskrit: cabang matematika yang

Lebih terperinci

RELASI DAN FUNGSI. Nur Hasanah, M.Cs

RELASI DAN FUNGSI. Nur Hasanah, M.Cs RELASI DAN FUNGSI Nur Hasanah, M.Cs Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL Murien Nugraheni Prodi Teknik Informatika Fak FTI UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164,

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS Muhammad Farhan 13516093 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Dasar Citra Digital. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Pertemuan 2 Dasar Citra Digital. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Pertemuan 2 Dasar Citra Digital Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Tujuan Memberikan pemahaman tentang konsep-konsep dasar dalam pengolahan citra digital, a.l.: Apakah pengolahan citra digital? Sampling dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II LNSN TEORI Landasan teori dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan beberapa teori pendukung yang akan digunakan untuk menentukan lintasan terpendek pada jarak esa di Kecamatan Rengat arat. 2.1 Graf

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang dengan pesat. Teori ini sangat berguna untuk mengembangkan model-model terstruktur dalam berbagai keadaan.

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap 2016/2017 Definisi Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat

Lebih terperinci

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER TEORI GRAF ILHAM SAIFUDIN Selasa, 13 Desember 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Pendahuluan 1 OUTLINE 2 Definisi Graf

Lebih terperinci