EFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION"

Transkripsi

1 EFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION TERHADAP ANSIETAS MAHASISWA DALAM PRA PEMBELAJARAN KLINIK PRODI DIII KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG EFFECTIVENESS OF DEEP BREATHING RELAXATION TOWARD ANXIETY STUDENT IN PRE LEARNING CLINICAL UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAGELANG Kharisma Data 1, Sambodo Sriadi Pinilih 2, Sodiq Kamal 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang Abstrak Ansietas merupakan gangguan kesehatan jiwa ringan, ansietas berbahaya ketika berada pada tingkatan panik atau ketakutan. Datangnya ansietas tidak terduga tergantung dari stresor yang mempengaruhi. Ansietas sering terjadi oleh para mahasiswa diantaranya ketika mahasiswa akan menghadapi situasi yang sulit atau keadaan yang dirasakan sangat mengganggu ketenangannya. Deep breathing relaxation adalah salah satu upaya untuk mengatasi ansietas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas deep breathing relaxation terhadap ansietas mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik prodi D3 keperawatan di Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa sejumlah 95 mahasiswa dalam satu kelompok. Metode yang digunakan secara kuantitatif yang dilakukan secara intervensional sehingga penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen, mengambil jenis one group pre test-postest. Hasil dari penelitian ini sebelum dilakukan tindakan deep breathing relaxation, sebagian besar mahasiswa mengalami ansietas tingkat rendah dalam pra pembelajaran klinik pertamanya. Setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation, Hasil analisis Wilcoxon test diperoleh nilai Z hitung sebesar dengan tingkat signifikansi p = < 0.05, yang berarti secara statistic deep breathing relaxation efektif dalam menurunkan tingkat ansietas mahasiswa dalam menghadapi pra pembelajaran klinik pertamanya. Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara deep breathing relaxation terhadap ansietas mahasiswa, dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya. Kata kunci : Teknik relaksasi nafas dalam, kecemasan. Abstract Anxiety is a mild mental health disorders, anxiety is dangerous when the level of panic or fear. Unexpected arrival of anxiety depending on stressors that affect. Anxiety often occurs by the students such as the student will face a difficult situation or state of

2 composure that very disturbing. Deep breathing relaxation is one way to overcome anxiety. Objective from this research to determine the effectiveness of deep breathing relaxation on anxiety of students in pre-clinical learning Department D3 nursing at the University of Muhammadiyah Magelang. Research carried out to students some 95 students in one group. Quantitative methods are carried out so that the interventional study using Quasi- Experimental research design, taking any kind of one-group pretest posttest. Results before action is taken deep breathing relaxation, most of the students had a low level of anxiety in his first pre-clinical learning. Having given action deep breathing relaxation, analysis wilcoxon test Z values obtained count of with a significance level p = < 0.05, which means that deep breathing relaxation statistically effective in reducing anxiety levels of students in the face of his first pre-clinical learning. Hypothesis stating no influence between anxiety deep breathing relaxation to students, are accepted and proven true. Keywords : deep breathing relaxation, anxiety 1. Pendahuluan Gangguan jiwa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu gangguan jiwa ringan (Neurosa) dan gangguan jiwa berat (Psikosis). Psikosis ada dua jenis yaitu psikosis organik, dimana didapatkan kelainan pada otak dan psikosis fungsion tidak terdapat kelainan pada otak. Psikosis salah satu bentuk gangguan jiwa merupakan ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan kesukaran dalam kemampuan seseorang berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu gejala psikosis yang dialami penderita gangguan jiwa adalah yang merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Ansietas merupakan gangguan kesehatan jiwa ringan, ansietas berbahaya ketika berada pada tingkatan panik atau ketakutan. Ada berbagai macam tingkat ansietas tetapi ketika ansietas menimpa pada diri seseorang maka harus segera dipikirkan cara untuk mengatasinya. (Davison, Neale dan King, 2006). Ansietas masih menjadi salah satu masalah gangguan kesehatan jiwa yang masih banyak terjadi, baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang seperti di Indonesia. Di negara Amerika Serikat gangguan ansietas menjadi salah satu masalah psikiatrik yang sering terjadi. Tercatat setiap tahunnya lebih dari seperempat penduduk di Amerika Serikat (23 juta jiwa) mengalami ansietas. Dalam survey yang dilakukan di Amerika Serikat pasien yang mengalami serangan panik rata-rata dalam satu tahun melakukan 37 kali kunjungan di Rumah Sakit. Saat ini lebih dari 450 juta penduduk didunia hidup dengan gangguan jiwa. Di Indonesia diketahui berdasarkan data Riskesdas Tahun 2007 bahwa prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6 % dari populasi orang

3 remaja saat ini. Berarti dapat diketahui bahwa jumlah populasi remaja di Indonesia kurang lebih ada orang yang mengalami gangguan mental emosional. Angka prevalensi ini cenderung akan mengalami kenaikan seiring dengan pertambahan usia. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008) Ansietas dapat diartikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh, seperti: jantung berdebar-debar, keringat dingin. Ansietas dapat timbul sebagai reaksi terhadap bahaya baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari imajinasi saja) yang seringkali disebut dengan free-floating anxiety (kecemasan yang terus mengambang tanpa diketahui penyebabnya). (Davisin, Neale, & Kring 2006) Ansietas juga dikemukakan oleh Freud merupakan keadaan yang beroeriantasi pada masa yang akan datang, yang ditandai dengan efek negatif, dimana seseorang memfokuskan diri pada kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan yang tidak dikontrol. Rasa cemas terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Bahkan kecemasan ini perlu dimiliki oleh manusia. Apabila ansietas berlebihan maka akan berubah menjadi abnormal, ketika kecemasan yang ada dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya. Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami gangguan ansietas yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Datangnya ansietas tidak terduga tergantung dari stresor yang mempengauruhi. Ansietas sering terjadi oleh para mahasiswa diantaranya ketika mahasiswa akan menghadapi situasi yang sulit atau keadaan yang dirasakan sangat mengganggu ketenangannya. Beberapa keadaan yang membuat mahasiswa sering merasa tidak nyaman atau ansietas adalah banyaknya tugas, serta beban tugas kuliah yang sangat berat. Mahasiswa keperawatan sering terkena ansietas selama menempuh pendidikan keperawatan termasuk saat mahasiswa akan melaksanakan praktik klinik di Rumah Sakit. Pembelajaran klinik di Rumah Sakit merupakan stresor signifikan yang membuat mahasiswa ansietas apalagi ketika praktik klinik di Rumah Sakit tersebut merupakan praktik keperawatan pertama mereka. Mahasiswa mengalami situasi dan keadaan yang baru dilingkungan Rumah Sakit, selain itu yang merupakan sumber ansietas mahasiswa adalah mahasiswa dituntut langsung untuk memberikan tindakan keperawatan kepada pasien. ( Helena 2003) Menurut hasil survey pendahuluan yang dilakukan tanggal 8 April 2013 WIB secara wawancara didapatkan hasil diantaranya; dari 10 mahasiswa D3 keperawatan semester 2 Universitas Muhmmadiyah Magelang, dua mahasiswa mengatakan tidak merasakan ansietas dalam menghadapi pembelajaran klinik, dua mahasiswa tersebut mengatakan bisa tenang dan fokus dalam menghadapi pembalajaran klinik. Lima mahasiswa mengalami ansietas ringan ditandai dengan kelima mahasiswa ini mempunyai rasa ingin tahu tentang pembelajaran klinik dan selalu bertanya tentang bagaimana proses pembelajaran klinik. Satu mahasiswa mengalami ansietas sedang ditandai dengan mengatakan akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan baru. Dua mahasiswa mengalami ansietas berat ditandai dengan persepsi tentang pembelajaran klinik yang sangat buruk, menganggap pembelajaran klinik sebagai suatu situasi yang sangat menakutkan, mengabaikan berbagai pertanyaan tentang pembelajaran klinik, menyampaikan pembelajaran klinik sangatlah sulit untuk dilakukan, mahasiswa juga tampak sangat takut dan gelisah. Ansietas pada mahasiswa tersebut muncul secara bervariasi sumber ansietas yang dialami juga muncul dari dalam diri dan dari lingkungan. Masalah ansietas perlu segera ditangani karena bisa berdampak pada keadaan yang abnormal dan sangat membahayakan perilaku

4 dan pikiran seseorang.( Michael Hersen, William Sledge 2012). Abdul ghofur dalam penelitiannya menyampaikan beberapa upaya untuk mengurangi ansietas adalah dengan olah raga, istirahat teratur, makan teratur dan salah satu yang efektif untuk menurunkan ansietas dan strees adalah latihan relaksasi. Deep breathing relaxation terhadap penurunan ansietas pernah dilakukan oleh Abdul ghofur & Eko purwoko tahun 2007 dengan judul penelitiannya, pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap perubahan tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala 1 di pondok bersalin Ngudi Saras Trikilan, kali jambe Sragen. Hasil dari penelitian tersebut adalah teknik relaksasi nafas dalam cukup efektif dalam menurunkan ansietas ibu persalinan kala 1. Sebelum dilakukan perlakuan teknik relaksasi nafas dalam tingkat kecemasan pasien berkisar panik, besar, sedang, ringan. Setelah diberikan perlakuan tingkat kecemasan menjadi cemas, ringan, sedang dan berat. Beberapa manfaat dari latihan relaxation adalah manfaat psikologis meredakan stres merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh rileks dengan berkonsentrasi pada pernafasan. Bernafas bisa sebagai teknik relaksasi untuk mengelola stres dan sakit kepala. Kunci utamanya adalah fokus pada menghilangkan ketegangan dengan bernafas melalui diafragma, mengisi perut dengan udara.bernafas dalam dapat membantu mengurangi keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala yang berhubungan dengan stres, memperlambat denyut jantung, tekanan darah rendah dan mengurangi kelelahan. (Michael Hersen, William Sledge 2012) Deep breathing relaxation merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, artinya perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik deep breathing relaxation juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002). Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Angelina Roida Eka dengan judul Hubungan tingkat kecemasan dengan keberhasilan memberikan obat melalui infus pada mahasiswa FIK UI angkatan Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil tidak ada hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan keberhasilan melakukan intervensi memasukkan obat melalui invus pertama kali pada mahasiswa praktik keperawatan dewasa FIK UI Ada juga penelitian terdahulu tentang kecemasan mahasiswa praktik. Dengan judul penelitiannya adalah gambaran kecemasan mahasiswa profesi saat melakukan praktik di rumah sakit jiwa. Penelitian ini dilakukan oleh (Helena 2003) didapatkan hasil; Sebanyak 63,4% mahasiswa cemas saat melakukan praktik di rumah sakit jiwa. Dari penelitian diatas terdapat sebanyak 63,4% mahasiswa mengalami ansietas dalam melakukan praktik di rumah sakit jiwa, tetapi belum ada langkah untuk mengatasi ansietas para mahasiswa tersebut, apabila kecemasan mahasiswa tidak ditangani maka akan mengganggu proses pembelajaran. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan cara memadukan teknik relaksasi nafas dalam terhadap ansietas mahasiswa yang sering dialami ketika praktik di rumah sakit. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menilai tentang efektifitas teknik deep breathing relaxation terhadap ansietas mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik. Dilakukan peneliti dengan pendekatan eksperimen semu / quasi eksperimen.

5 Rancangan penelitian atau desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban penelitian secara valid, objektif, tepat, dan hemat. Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan secara intervensional sehingga penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen, mengambil jenis one group pre test-postest dimana kelompok eksperimen diberikan pre test sebelum diberikan perlakuan yang kemudian diukur dengan post test setelah perlakuan. Rancangan ini dipilih, karena peneliti akan melakukan intervensi terhadap subyek penelitian. (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang D3 keperawatan semester 2 sejumlah 106 mahasiswa yang terbagi menjadi dua kelas A dan kelas B, mahasiswa yang mampu mengikuti praktik klinik setelah menempuh beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan praktik klinik keperawatan adalah 95 mahasiswa. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam penelitian eksperimen dimana peneliti mengaplikasikan tindakan berupa deep breathing relaxation terhadap responden. Intervensi berupa deep breathing relaxation dijadwalkan oleh peneliti dalam 6 kali pertemuan. Pertemuan pertama penjelasan tentang deep breating relaxation kepada para mahasiswa D3 Keperawatan serta teknis pelaksanaan kepada mahasiswa, berikutnya pertemuan kedua peneliti akan mulai memberikan intervensi kepada responden. Adapun teknis pelaksanaan deeb breathing relaxation dilaksanakan melalui bersama yaitu menggabungkan kelas A dan kelas B di ruangan yang telah disediakan yaitu ruang kelas yang telah ditata dan di desain senyaman mungkin untuk proses pelatihan. Target yang harus dicapai adalah pemberian intervensi selama 6 kali pertemuan sebelum mahasiswa melaksanakan praktik klinik keperawatan. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner yang digunakan dalam proses penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berupa pertanyaan data demografi, bagian kedua berisi kuesioner ansietas mahasiswa berisi 15 pertanyaan tertulis tentang tingkat ansietas yang menggunakan skala likert. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari Hamilton rating Scale for Anxiety ( HRSA). Uji coba kuesioner dilakukan kepada mahasiswa S1 Keperawatan semester 2 yang mempunyai karakteristik yang hampir sama sebanyak 30 mahasiswa, dari 15 item pertanyaan yang disebarkan untuk kuesioner tingkat ansietas hasilnya sudah valid. Nilai r tabel yang diketahui melalui bantuan program SPSS adalah diatas 0,361 sedangkan untuk reliabilitas didapatkan nilai Cronbach s alpha 0,746 diatas 0,600 maka kuesioner sudah layak dan dapat digunakan untuk penelitian. Teknik analisa data meliputi analisis Univariate (deskriptif) dan bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui keadaan ansietas dan deep breathing relaxation pada mahasiswa dan mengetahui gambaran proporsi umur, jenis kelamin. Analisis Bivariate, pada penelitian ini menggunakan uji statistik wilcoxontest karena data yang kategorik. 3. Hasil dan Pembahasan Karakteristik responden berdasarkan umur:

6 Distribusi frekuensi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa D3 Keperawatan semester 2 berusia antara 18 sampai 22 tahun. Mahasiswa D3 Keperawatan semester 2 paling banyak berusia 19 tahun sedangkan yang paling sedikit berusia 22 tahun. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin: Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27 mahasiswa (28.4%), sedangkan responden perempuan sebanyak 68 mahasiswa (71.6%). Distribusi frekuensi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa D3 Keperawatan semester 2 lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Distribusi Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Skala alat ukur HRS-A Tabel 1 Distribusi Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Skala alat ukur HRS-A Sebelum Setelah Kategori Tindakan Tindakan Ansietas F % F % Ansietas rendah 56 58, ,2 Ansietas sedang 34 35, ,8 Ansietas berat 5 5,3 0 0,0 Jumlah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebelum diberikan tindakan deep breathing relaxation, 56 mahasiswa (58.9%) memiliki tingkat ansietas rendah, 34 mahasiswa (35.8%) memiliki tingkat ansietas sedang dan 5 mahasiswa (5.3%) memiliki tingkat ansietas berat. Distribusi frekuesi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami ansietas tingkat rendah dalam pra pembelajaran klinik pertamanya. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation, 79 mahasiswa (83.2%) memiliki tingkat ansietas rendah, 16 mahasiswa (16.8%) memiliki tingkat ansietas sedang dan sudah tidak ada mahasiswa yang memiliki tingkat ansietas berat. Distribusi frekuesi tersebut menunjukkan bahwa ansietas

7 mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik pertamanya berkurang setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation selama 6 kali pertemuan dan dipandu dengan leaflet untuk pelaksanaan deep breathing relaxation secara mandiri dirumah. Hasil ini didukung dengan pendapat (Michael Hersen, William Sledge) yang mengatakan bahwa deep breathing relaxation mempunyai maksud untuk meningkatkan kualitas kesehatan individu, meningkatkan rasa nyaman dan membuat tubuh menjadi rileks serta terhindar dari rasa ketakutan bahkan rasa ketegangan. Deep breathing relaxation juga merupakan suatu upaya atau teknik perawatan kepada seseorang untuk anti ansietas. Tingkat Ansietas Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tabel 2 Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Sebelum Setelah Penurunan Tindakan Tindakan Kecemasan 28,7 23,7 Rendah Rendah 5,1 30,5 26,4 Sedang Ringan 4,1 Hasil tersebut menunjukkan bahwa penurunan tingkat ansietas pada mahasiswa laki-laki baik tinggi dibandingkan dengan mahasiswa perempuan. Jadi tindakan deep breathing relaxation lebih efektif atau lebih berhasil diterapkan pada mahasiswa laki-laki. Gangguan ansietas lebih sering dialami seseorang yang bejenis kelamin perempuan dari pada laki laki. Perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subyek penelitian laki laki. Hal ini dikarenakan bahwa perempuan lebih peka dengan emosinya, yang pada akhirnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perbedaan ini bukan hanya dipengaruhi faktor emosi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kognitif. Perempuan lebih cenderung melihat hidup atau peristiwa yang dialaminya dari segi detail, sedangkan laki laki cara berpikirnya cenderung global atau tidak detail, individu yang melihat lebih detail, akan lebih mudah terkena ansietas karena informasi yang dimiliki lebih banyak dan akhirnya bisa benar benar menekan perasaan (Stuart & Laraia, 2005). Pendapat ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh (Esty Rokhyani, 2007) dengan judul penelitiannya Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu Siswa Mengatasi Kecemasan Menghadapi Ujian. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa tingkat kecemasan antara siswa perempuan berbeda dengan tingkat kecemasan laki laki saat akan menghadapi ujian. Perempuan diketahui lebih cemas ketika akan menghadapi suatu tantangan atau ancaman yang mengganggu jalan pikirannya. Tingkat Ansietas Berdasarkan Usia Tabel 3 Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Usia Jenis Kelamin Sebelum Tindakan Setelah Tindakan Penurunan Ansietas 18 tahun 31,4 27,0 Sedang Rendah 4,4 19 tahun 28,8 25,1 Rendah Rendah 3,7 20 tahun 29,9 26,9 Rendah Rendah 3,0 21 tahun 33,8 21,0 Sedang Rendah 12,8 22 tahun 34,0 22,5 11,5

8 Sedang Rendah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebelum diberikan tindakan deep breathing relaxation, tindakan deep breathing relaxation mampu menurunkan ansietas sebesar 4.4 pada mahasiswa usia 18 tahun, menurunkan ansietas sebesar 3.7 pada mahasiswa usia 19 tahun, menurunkan ansietas sebesar 3.0 pada mahasiswa usia 20 tahun,menurunkan ansietas sebesar 12.8 pada mahasiswa usia 21 tahun, dan menurunkan ansietas sebesar 11.5 pada mahasiswa usia 22 tahun,. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tindakan deep breathing relaxation sangat membantu menurunkan tingkat ansietas pada mahasiswa yang berumur 21 dan 22 tahun. Usia 21 dan 22 tahun merupakan usia dewasa dini yang memiliki kematangan emosi lebih stabil dibandingkan dengan usia remaja. Pada umur ini mereka telah mampu memecahkan masalah dengan cukup baik sehingga stabil dan tenang secara emosional, juga dalam menghadapi pembelajaran klinik pertamanya. Analisis Bivariat Tabel 4 Efektifitas deep breathing relaxation terhadap ansietas mahasiswa prodi DIII keperawatan dalam pra pembelajaran klinik di Universitas Muhammadiyah Magelang Mean SD P Pre test 29,9 6, Post test 25,6 5,3 Berdasarkan tabel di atas, sebelum diberikan tindakan deep breathing relaxation, tingkat ansieatas mahasiswa sebesar 29.9, setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation tingkat ansieatas mahasiswa berkurang menjadi Hasil analisis wicoxon test diperoleh nilai p = 0.001< 0.05, dengan demikian secara statistic deep breathing relaxation efektif terhadap ansietas mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik prodi D3 keperawatan semester 2 di Universitas Muhammadiyah Magelang. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara deep breathingrelaxation tehadap ansietas mahasiswa, dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya. Hasil analisis deskriptif diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan deep breathing relaxation, sebagian besar mahasiswa mengalami ansietas tingkat rendah dalam pra pembelajaran klinik pertamanya. Setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation, ansietas mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik pertamanya berkurang. Hasil analisis wilcoxon test diperoleh nilai signifikansi p = < 0.05, yang berarti secara statistic deep breathing relaxation efektif dalam menurunkan tingkat ansietas mahasiswa dalam menghadapi pra pembelajaran klinik pertamanya. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara deep breathing relaxation tehadap ansietas mahasiswa, dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini mendukung Abdul Ghofur & Eko Purwoko (2007), bahwa deep breathing relaxation efektif untuk menurunkan tingkat ansietas pada Ibu persalinan kala 1. Deep breathing relaxation merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, artinya perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik deep breathing relaxation juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

9 Beberapa manfaat dari latihan relaxation adalah manfaat psikologis meredakan stres merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh rileks dengan berkonsentrasi pada pernafasan. Bernafas bisa sebagai teknik relaksasi untuk mengelola stres dan sakit kepala. Kunci utamanya adalah fokus pada menghilangkan ketegangan dengan bernafas melalui diafragma, mengisi perut dengan udara.bernafas dalam dapat membantu mengurangi keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala yang berhubungan dengan stres, memperlambat denyut jantung, tekanan darah rendah dan mengurangi kelelahan. (Michael Hersen, William Sledge 2012) 4. Kesimpulan Hasil analisis wilcoxon test membuktikan bahwa terdapat perbedaan tingkat ansietas pada mahasiswa prodi D3 Keperawatan semester 2 di Universitas Muhammadiyah Magelang setelah dilakukan intervensi berupa deep breathing relaxation. Sebelum diberikan perlakuan deep breathing relaxation, 41.1% memiliki tingkat ansietas kategori sedang dan berat. Setelah diberikan perlakuan deep breathing relaxation tingkat ansietas sedang dan berat berkurang menjadi 16.8%. Deep breathing relaxation lebih efektif menurunkan tingkat ansietas pada mahasiswa prodi D3 Keperawatan semester 2 di Universitas Muhammadiyah Magelang usia tahun. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: Mahasiswa hendaknya melakukan deep breathing relaxation secara rutin untuk mengurangi ansietas; Ketika ansietas muncul mahasiswa diharapkan mampu mempraktekkan & mengaplikasikan teknik deep breathing relaxation; Mahasiswa hendaknya mempu melakukan deep breathing relaxation setiap hari dengan membuat jadwal yang tepat untuk pelaksanannya; Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi atau bahan rujukan untuk penelitian yang sejenis pada penelitian selanjutnya; Untuk penelitian selanjutnya peneliti diharapkan memadukan beberapa teknik relaksasi untuk memperoleh hasil yang maksimal teknik relaksasi ada beberapa macam, peneliti selanjutnya harus mempertimbangkan waktu untuk melaksanakan dan memadukan teknik relaksasi lainnya. Daftar Acuan 1. Ghofur, A & Purwoko, E. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam tehadap perubahan tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala 1 di Pondok Bersalin Ngudi Saras Trikilan Kali Jambe Sragen. Jurnal Kesehatan Surya Medika: Yogyakarta, Daniel W. Mc Neil and Suzanne M. Lowence dalam. (Michael Hersen, William Sledge) Encylopedia of Psychotherapy, Davison, Neale&king. Psikologi Abnormal. PT Rajagravindo Persada : Jakarta, Helena, N. Gambaran kecemasan terhadap mahasiswa praktik pada Rumah sakit Jiwa, Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Laporan Penelitian Tidak Dipublikasikan, Notoadmojo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, Smeltzer, Bare. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : EGC, 2002.

10 7. Stuart, G.W. Principles and Practice of Pshychiatric Nursing (9 th Ed). Louis Missouri: Mosby Elsevier, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Kecemasan : Kecemasan (anxiety) dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam kehidupan sehari-hari pernah mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan hal yang alamiah yang pernah dialami oleh setiap manusia dan sudah dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010) diketahui komplikasi kehamilan secara nasional dialami oleh 6,5% ibu hamil. Ibu melahirkan dengan cesaria adalah 15,3%.

Lebih terperinci

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG 2013 Armi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu keadaan yang sangat serius pada pasien pre operasi yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan gelisah serta menggambarkan perasaan keraguraguan,

Lebih terperinci

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***) PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari pembelajaran praktik bagi mahasiswa. Ketika pembelajaran praktik, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Dwi Indah Iswanti 1 ; Kanthi Suratih 2 ; Wenni Winasti 3 1,2,3

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J PENGARUH TERAPI BERMAIN GELEMBUNG SUPER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Diah Luki

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam sebuah penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari kegiatan ilmiah adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1%

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TENTANG PERSALINAN DENGAN HYPNOBIRTHING DI AKADEMI KEBIDANAN MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Gusni Rahmarianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Hypnobirthing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini terdapat kelompok

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL PENELITIAN PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL Noorhidayah, Nilam Norma, Basuki Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim Abstrak. Umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran kecemasan siswa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi eksperiment research) dengan rancangan pra eksperimen yang berbentuk rancangan one group

Lebih terperinci

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII (The Effect Of Health Education To The Student Knowledge Level Of First Aid

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III Nunung Ernawati, Desantu Hernowo Prodi Keperawatan Politeknik Kesehatan RS dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang Gangguan kecemasan diperkirakan dialami 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM SISWA KELAS X SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Semester II D-III Keperawatan Dalam Menghadapi Praktek Klinik Keperawatan Di Universitas Nusantara PGRI Kediri Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS Manuscript OLEH : ARIF KURNIAWAN G2A008019 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan cemas merupakan gangguan yang sering dijumpai pada pada anak maupun remaja. 1 Berupa kondisi gangguan yang ditandai dengan dan kekhawatiran yang berlebihan

Lebih terperinci

MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS

MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS Yuni Lestari 1 (Yunilestari@rocketmail.com) Syarifuddin Latif 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of this

Lebih terperinci

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR Ridwan Kustiawan 1, Angga Hilmansyah 2 1 Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, 2 Alumni Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Ni Made Dian Sulistiowati*, Budi Anna Keliat **, Ice Yulia Wardani** * Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi

Lebih terperinci

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Lampiran 1 Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin: INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Setelah mendapat penjelasan dan pemahaman tentang manfaat dari relaksasi autogenik dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Staff Pengajar Prodi S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR SKRIPSI PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR OLEH : KADEK DIAN PRAPTINI NIM. 1002105029 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA NERS DALAM MENGHADAPI UKNI DI STIKES KENDEDES MALANG

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA NERS DALAM MENGHADAPI UKNI DI STIKES KENDEDES MALANG PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA NERS DALAM MENGHADAPI UKNI DI STIKES KENDEDES MALANG 1 Eviyanti Komala Sari, 2 Siti Kholifah, 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015 Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015 A. Pengertian Chaplin (2011) memberi pengertian relaksasi sebagai kembalinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering terjadi pada lansia. Nyeri pada penyakit pada penyakit artritis reumatoid terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan I. PENGANTAR A. Latar Belakang Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan berkenaan akan persiapan untuk menghadapi kemungkinan peristiwa buruk yang akan terjadi di masa depan (Craske,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 dengan menggunakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 dengan menggunakan sampel penelitian sebanyak 48 anak untuk kelompok tanpa aksesoris dental

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya BAB 1 PENDAHULUAN A.LATARBELAKANG Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang bersifat reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian : Kerangka konsep penelitian yang dibangun berdasarkan teori yang ada, kemampuan sumber daya manusia (SDM) penelitian, keterbatasan waktu dan dana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG Muhammad Khoirul Amin 1) *, Sambodo Sriadi Pinilih 1), Ana Yulaikah 2) 1) 2) Staf Pengajar Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci