BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),
|
|
- Susanto Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobik (phobic disorder) dan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder) (Hawari, 2001). Perasaan cemas yang tidak segera ditangani secara cepat dapat berkembang menjadi kronik (berat) kemudian dapat memicu adanya ketegangan baik secara fisik maupun mental. Kemudian dapat berlanjut pada gangguan organ vital tubuh seperti jantung, ginjal hingga bisa menyebabkan kematian yang berkaitan dengan pola koping yang maladaptif dari keluarga pasien dalam menghadapi kecemasan dan perasaan stres yang mereka alami (Daniel, 2005). Kecemasan masih menjadi masalah utama dan perlu penanggulangan segera, karena dapat merugikan berbagai hal, baik materil maupun non materil. Berdasarkan data yang diperoleh, lebih dari 23 juta 1
2 2 penduduk, kira-kira satu dari empat individu di Amerika Serikat mengalami gangguan kecemasan setiap tahunnya. Gangguan kecemasan menghabiskan 46,6 milyar dolar Amerika Serikat pada tahun 1990 dalam biaya langsung dan tidak langsung, hampir 1/3 dari total biaya kesehatan jiwa Amerika Serikat sebesar 148 milyar dolar. Penduduk yang mengalami gangguan panik menghabiskan biaya besar untuk pelayanan kesehatan. Suatu survei menemukan bahwa seorang pasien yang mengalami serangan panik rata-rata melakukan 7 kali kunjungan medis dalam satu tahun. Kurang dari 25% penduduk yang mengalami gangguan panik mencari bantuan karena mereka tidak menyadari gejala fisik yang mereka alami (Basil, 2014). Gejala kecemasan meliputi fisik, emosi dan kognitif. Gejala fisik meliputi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah, susah tidur, mual dan muntah, kelelahan, telapak tangan berkeringat serta gemetar. Respon emosional meliputi rasa lelah, mudah tersinggung, merasa perlu bantuan, menangis dan depresi. Gejala kognitif meliputi ketidakmampuan berkonsentrasi, mudah lupa, tidak perhatian terhadap lingkungan (Schwartz 2000, dalam Purwaningsih 2010). Bagi pasien, hospitalisasi terutama di ruang High Care Unit (HCU) merupakan stresor yang dapat mempengaruhi kesembuhan pasien. Ketakutan akan lingkungan asing, perawat berbaju putih, tindakan keperawatan yang melukai, perpisahan dengan keluarga pasien atau orang terdekat membuat mereka mengalami kecemasan. Kondisi kecemasan
3 3 yang berlebihan akan menghambat proses penyembuhan dan menimbulkan trauma paska hosptalisasi. Hasil penelitian Sharon Mckincley di Royal North Shore Hospital menunjukkan pada saat penilaian kecemasan ada 35% mengalami cemas tingkat berat, 55% mengalami cemas tingkat sedang, dan 45% mengalami tingkat ringan (Mckincley, 2004). Tindakan keperawatan untuk menangani masalah kecemasan pasien dapat berupa tindakan mandiri oleh perawat seperti tehnik relaksasi dan distraksi (Potter, 2005). Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan mendengarkan musik klasik, karena teknik distraksi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian. Sedangkan teknik relaksasi terutama latihan nafas dalam selama 3-4 kali sering dilakukan di rumah sakit dan dapat dilakukan dimana saja baik dengan posisi duduk atau berbaring dalam posisi yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi kecemasan. Kini telah banyak dikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk menangani kecemasan ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi musik yang dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien. Terapi musik ini terbukti berguna dalam proses penyembuhan karena dapat menurunkan rasa nyeri dan dapat membuat perasaan klien rileks (Kate and Mucci, 2002 dalam Faradisi, 2012).
4 4 Terapi musik dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang dirawat diruang intensive unit. Pasien yang harus dirawat diruang intensive unit salah satunya mengalami stress dan kecemasan, karena pelaksanaan keperawatan yang dilakukan dan pola unit yang memiliki instrumen yang lebih canggih dalam memantau pasien secara memadai (Suhartini, 2008). Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian di tahun 1996, Journal of the American Medical Association melaporkan tentang hasil-hasil suatu studi terapi musik di Austin, Texas yang menemukan bahwa setengah dari ibu-ibu hamil yang mendengarkan musik selama kelahiran anaknya tidak membutuhkan anestesi. Rangsangan musik meningkatkan pelepasan endofrin dan ini menurunkan kebutuhan akan obat-obatan. Pelepasan tersebut memberikan pula suatu pengalihan perhatian dari rasa sakit dan dapat mengurangi kecemasan (Campbell, 2001 dalam Faradisi, 2012). Pernyataan diatas didukung dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui observasi di Ruang HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yang memiliki 12 tempat tidur, monitor setiap pasien, jarak antara tempat tidur pasien 2 meter dengan penyekat korden untuk privasi pasien, jam kunjung sehari 2 kali yaitu jam wib dan jam wib. Berdasarkan jumlah pasien selama 3 bulan terakhir (November 2014, Desember 2014, Januari 2015) di Ruang HCU yaitu sejumlah 142 pasien. Dari studi pendahuluan tersebut peneliti menanyakan kepada 5 pasien yang di rawat di ruang HCU, 3 diantaranya
5 5 mengatakan merasa cemas. Hal ini ditunjukkan dengan keadaan pasien yang gelisah, tanda-tanda vital yang tidak stabil, tidak didampingi orang terdekat, pasien meringis, dan pasien menanyakan tentang penyakitnya. Pasien juga cemas dengan lingkungan yang baru beserta alat-alat yang berada di ruang tersebut maupun dengan tenaga medis. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang Perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien diruang High Care Unit (HCU) RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. B. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan efektifitas Terapi musik klasik dan Relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien diruang High Care Unit (HCU) RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas Terapi musik klasik dan Relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien di Ruang HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
6 6 2. Tujuan khusus. a. Diketahui tingkat kecemasan pasien yang dirawat di ruang HCU sebelum diberikan terapi musik klasik. b. Diketahui tingkat kecemasan pasien yang dirawat di ruang HCU sebelum diberikan relaksasi nafas dalam. c. Diketahui tingkat kecemasan pasien yang dirawat di ruang HCU sesudah diberikan terapi musik klasik. d. Diketahui tingkat kecemasan pasien yang dirawat di ruang HCU sesudah diberikan relaksasi nafas dalam. e. Perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien yang dirawat diruang HCU sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam. D. Manfaat Penelitian Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan pertimbangan bagi instansi kesehatan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan terapi nonfarmakologis untuk penurunan tingkat kecemasan pasien yang dirawat di Rumah Sakit.
7 7 2. Manfaat keilmuan a. Bermanfaat bagi ilmu keperawatan sebagai evident based practice khususnya bidang keperawatan kritis guna menanggulangi kecemasan yang sering di alami pasien saat dirawat di rumah sakit. b. Memberikan wawasan yang baru mengenai tehnik untuk menurunkan tingkat kecemasan yang di alami pasien saat di rawat dirumah sakit. c. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya. 3. Manfaat bagi pasien/keluarga Mengurangi dan menghilangkan dampak kecemasan yang dialami pasien selama menghadapi penyakitnya saat dirawat dirumah sakit dan mempercepat proses penyembuhan pasien. Begitu juga bagi keluarga pasien yang mengharapkan kesembuhan pasien. E. Penelitian terkait 1. Penelitian yang dilakukan oleh Faradisi pada tahun 2012 dengan judul Efektivitas terapi murottal dan terapi music klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pra operasi di pekalongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas pada kedua terapi dalam menurunkan kecemasan. Jenis penelitian quasi eksperiment, tipe pre test and post test design. Sample penelitian
8 8 adalah pasien fraktur ekstremitas di RSI Muhammadiyah Pekajangan. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Tehnik pengambilan data dengan cara observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan uji t-dependent (paired sample t test). Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik diperoleh nilai t hitung sebesar 8,887 (p = 0,000 < 0,05). Artinya pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi murotal diperoleh nilai t hitung sebesar 10,920 (p = 0,000 < 0,05), artinya pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik dan murotal diperoleh nilai t hitung sebesar 2,946 (p = 0,000 < 0,05), artinya pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik. Perbedaan penelitian ini adalah Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan terapi musik dan murrotal. Sedangkan peneliti menggunakan Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Peneliti menggunakan terapi musik dan relaksasi nafas dalam. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui penurunan tingkat kecemasan pada pasien, variabel bebas terapi musik klasik dan variabel terikat penurunan tingkat kecemasan.
9 9 2. Penelitian yang dilakukan oleh Novianti tahun 2013 dengan judul Efektivitas mendengarkan bacaan al qur an terhadap skor kecemasan pada lansia di shelter dongkelsari wukirsari cangkringan sleman Yogyakarta. Desain penelitian ini adalah Quasy experimental dengan pendekatan Pre-Post Test Design with Control Group. Sampel berjumlah 37 orang lansia yang telah memenuhi kriteria subyek penelitian yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 19 orang dan kelompok kontrol 18 orang. Alat ukur penelitian ini menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety dan analisa data menggunakan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil penelitian dengan uji paired t-test menunjukkan nilai signifikansi 0,005 (p<0,05) dan independent t test sebesar 0,002 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa mendengarkan bacaan Al-Qur an efektif dalam menurunkan skor kecemasan pada lansia. Perbedaan penelitian ini adalah Alat pengukuruan menggunakan HRS- A. Penelitian ini menggunakan bacaan al qur an. Analisa data menggunakan uji paired t-test dan independent t-test. Sedangkan peneliti menggunakan Alat pengukuran menggunakan FAS. Peneliti ini menggunakan terapi musik klasik. Analisa data menggunakan chi square. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui kecemasan.
10 10 3. Penelitian yang dilakukan oleh abdul ghofur dan eko purwoko, 2007 dengan judul Pengaruh teknik nafas dalam terhadap perubahan tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I di pondok bersalin ngudi saras trikilan kali jambe sragen tujuan peneliti ini adalah mengetahui pengaruh teknik nafas dalam terhadap perubahan tingkat kecemasan pada pasien persalinan kala I. Sedangkan tujuan khususnya adalah : Pertama, diketahuinya gambaran teknik nafas dalam, yaitu nafas dengan irama pernafasan dalam pada pasien persalinan kala I. Kedua, diketahuinya karakteristik tingkat kecemasan pada pasien persalinan kala I. Penelitian menggunakan Desain penelitian ini adalah quasy eksperimen dalam satu kelompok (One- Group pre test-posttest), di mana kelompok eksperimen diberikan pre test sebelum di beri perlakuan yang kemudian diukur dengan posttest setelah perlakuan. Besarnya sampel 12 responden, tempat penelitian di Pondok Bersalin Ngudi Saras Trikilan kali jambe sragen jawa tengah pada tahun Teknik sampling dengan menggunakan teknik total sampling. Kesimpulan penelitian ini adalah Penelitian dapat digambarkan ada skala perbedaan tingkat kecemasan ke pasien sebelum diberi perlakuan teknik relaksasi nafas dalam dan setelah diberi perlakuan teknik relaksasi nafas dalam. Ada pengaruh yang signifikan dari memberikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat kecemasan pasien skala 1. Jumlah responden berdasarkan umur di Klinik Ngudi Saras Trikilan Kali Jambe Sragen sebanyak 3 orang berumur tahun, 3 orang
11 11 berumur tahun, dan sebanyak 6 orang yang berumur tahun. Berdasarkan pekerjaan yang paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga 7 responden (58,33%). Berdasarkan riwayat persalinan responden yang menjalani persalinan paling banyak yaitu persalinan multigravida sebanyak 7 responden (58,33%), sedangkan yang menjalani persalinan primigravida sebanyak 5 responden (42,33%). Berdasarkan riwayat persalinan, semua responden belum pernah ada yang melakukan persalinan dan ada juga yang sudah pernah melakukan persalinan. Berdasarkan umur responden, banyak pasien yang akan menjalani persalinan pada umur tahun. Pasien yang berada pada umur tersebut banyak yang mengalami tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 3 responden (25 %), kecemasan dapat terjadi pada semua usia, tapi lebih banyak terjadi pada usia lebih dewasa. Sedangkan pada umur lebih banyak mengalami tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 5 responden (42, 33%).dan pada umur hanya 1 responden (8,33%) yang mengalami kecemasan sedang. Sedangkan pada umur yang lebih tua umur tahun pada penelitian ini lebih mengalami kecemasan sedang sebanyak 2 reponden (16, 67%). Perbedaan penelitian ini adalah Teknik sampling menggunakan total sampling. Sedangkan peneliti ini menggunakan Teknik sampling menggunakan consecutive sampling.
12 12 Persamaan penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui pengaruh teknik nafas dalam, sama-sama diobservasi.. 4. Penelitian yang dilakukan oleh wellem, 2012 dengan judul penelitian Pengaruh orientasi terhadap tingkat kecemasan pasien yang di rawat di ruang internal RSUD kabupaten papua barat Sebagian besar klien masuk tanpa persiapan dan tanpa perencanaan sebelumnya atau masuk ke Ruang interne dalam keadaan darurat. Tujuan peneliti ini mengetahui pengaruh orientasi terhadap tingkat kecemasan pasien yang dirawat di Ruang Interna RSUD Kabupaten Papua Barat. Penelitian menggunakan Desain penelitian ini adalah Pra-Eksperimen dalam satu kelompok (One- Group Pra-test-posttest Design), kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Pengujian sebab akibat dengan cara membandingkan hasil pra-test dengan post test. Besarnya sampel ditetapkan sejumlah 56 responden, tempat penelitian ruang interna RSUD Kabupaten Papua Barat dan di analisis statistik hasil kuesioner diskoring dan kemudian dilakukan pembandingan nilai antara sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan dengan uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi α <0.05 bila hasil analisis P<0.05 berarti Ho ditolak atau ada pengaruh orientasi terhadap tingkat kecemasan. Perbedaan penelitian ini adalah Desain penelitian pendekatan (Onegroup pra test-posttest design). variabel bebas orientasi. Sedangkan
13 13 peneliti menggunakan pendekatan (pre-post test two group design). variabel bebas terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui kecemasan, sama-sama diobservasi, variabel terikat tingkat kecemasan. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Ansoru Awaludin, 2013 dengan Judul penelitian Efektifitas Pendampingan Orang Tua Untuk Mengurangi Kecemasan Anak Ketika Dilakukan Pemasangan Infus. Tujuan peneliti ini mengetahui efektifitas pendampingan orang tua untuk mengurangi rasa cemas anak ketika dilakukan prosedur invasif pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan mengunakan rancangan penelitian case control. Populasi semua pasien anak yang dirawat di Ruang Kenari RSUD Ajibarang dan di Ruang Cemapaka RSUD. Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga. Data pasien selama 3 bulan terakhir (Oktober 2012, November 2012, dan Desember 2012). Teknik pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Alat ukur menggunakan Face anxiety scale dan Analisa data menggunakan uji t-independen. Responden yang didampingi dan tidak didampingi serta kategori usia prasekolah dan sekolah berjumlah sama yaitu masing-masing 38 orang (50%). Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 42 orang (55,3%).
14 14 Posisi responden dalam keluarga mayoritas adalah anak pertama yaitu sebanyak 33 orang (43,4%). Skor kecemasan tertinggi responden adalah 2 (sedang) sebanyak 28 orang (36,8%). Pendampingan orang tua efektif mengurangi kecemasan anak ketika dilakukan pemasangan infus pada anak usia prasekolah dan usia sekolah. Perbedaan penelitian ini adalah desain observasional analitik dengan mengunakan rancangan penelitian case control. Sedangkan peneliti menggunakan desain pra-eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian pre-post test two group design. Persamaan dengan penelitian ini sama-sama meneliti tentang kecemasan, variabel terikat tingkat kecemasan, alat ukur menggunakan FAS. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Arifah & Ida Nuriala Trise, 2012 dengan Judul penelitian Pengaruh Pemberian Informasi Tentang Persiapan Operasi Dengan Pendekatan Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Bougenville RSUD Sleman. Tujuan peneliti ini untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi tentang persiapan operasi dengan pendekatan komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan klien. Peneliti ini menggunakan Desain penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one- group pre-post test design. Jumlah sampel 45 orang dengan teknik pemilihan sampel dengan cara consecutive sampling. Data dikumpulkan dari pasien dengan menggunakan kuesioner tingkat
15 15 kecemasan yang dimodifikasi dari Taylor Manifest Anxiety Scale (T- MAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 46,7% responden mengalami kecemasan ringan, 51,1% mengalami kecemasan sedang, dan kecemasan berat 2,2% sebelum pelaksanaan pemberian informasi tentang persiapan operasi dengan pendekatan komunikasi terapeutik. Setelah pelaksanaan pasien pre operasi tingkat kecemasannya menjadi ringan 82,2%, tingkat kecemasan sedang 4,4%, dan yang menjadi tidak cemas sebesar 13,3%. Penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang persiapan operasi dengan pendekatan komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan pasien (p = 0,00o; α = 0,05 dan z = -5,858). Perbedaan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan one- group pre-post test design. Alat ukur menggunakan T-MAS. Sedangkan peneliti menggunakan pendekatan pre-post test two group design. Alat ukur menggunakan FAS. Persamaan penelitian ini adalah penelitian ini sama-sama meneliti tentang kecemasan, variabel bebas tingkat kecemasan, teknik pengambilan sampel consecutive sampling.
BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri
Lebih terperinciFIRMAN FARADISI J
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, namun jika kecemasan yang dihadapi berlebihan dan individu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan merupakan masalah klasik yang sudah tidak asing lagi bagi setiap individu. Kecemasan merupakan suatu reaksi yang normal bagi setiap individu, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera diatasi. Bagi anak usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, gelisah yang dapat menimbulkan ketegangan fisik yang tinggi. Hal ini ditimbulkan sebagai reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit yang menyebabkan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan atau menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Aditia, rahagian Manfaat musik instrumental. Dibuat 16 April http.//aditiarahargian.com/?p=52. Diakses 30 januari 2015
81 DAFTAR PUSTAKA Aditia, rahagian. 2012. Manfaat musik instrumental. Dibuat 16 April 2012. http.//aditiarahargian.com/?p=52. Diakses 30 januari 2015 Arifah, S & Trise. 2012. Pengaruh Pemberian Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Sakit dan dirawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anak adalah individu yang masih memiliki ketergantungan pada orang dewasa dan lingkungan sekitarnya, anak memerlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010) diketahui komplikasi kehamilan secara nasional dialami oleh 6,5% ibu hamil. Ibu melahirkan dengan cesaria adalah 15,3%.
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya memberikan perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu keadaan yang sangat serius pada pasien pre operasi yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan gelisah serta menggambarkan perasaan keraguraguan,
Lebih terperinciPENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai
Lebih terperinciIbnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3
PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anestesi general adalah salah satu anestesi yang sering dipakai didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa nyeri atau sakit bahkan pasien akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia 237.5 juta jiwa. Komposisi jumlah anak usia 0-4 tahun sebanyak 19,591,740 jiwa, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat menimbulkan dampak, baik terhadap fisik maupun psikologis diantaranya kecemasan, merasa asing akan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bebas dari penyakit atau
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari pembelajaran praktik bagi mahasiswa. Ketika pembelajaran praktik, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronis mempunyai prevalensi yang terus meningkat di seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis diperkirakan mengakibatkan sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang sangat mendasar (Supartini, 2009), anak sebagai pasien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembedahan atau operasi merupakan tindakan invasif dengan membuka bagian tubuh untuk perbaikan.pembedahan biasanya diberikan anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini menjadi salah satu faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan mental/spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI
PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian
Lebih terperinciEFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION
EFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION TERHADAP ANSIETAS MAHASISWA DALAM PRA PEMBELAJARAN KLINIK PRODI DIII KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG EFFECTIVENESS OF DEEP BREATHING RELAXATION TOWARD
Lebih terperinciFASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan
KARAKTERISTIK NYERI PADAA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF ANTARA A YANG DIBERII DISTRAKSI MUSIK KLASIKK & MASSASE DENGAN YANG DIBERI MASSASE SAJA DI RUMAH BERSALIN GRATIS KEPATIHAN KULON JEBRES SURAKARTAA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari segi usianya, siswa-siswi SMP merupakan remaja pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Pertama atau SMP merupakan jenjang pendidikan tingkat menengah yang ditempuh oleh remaja kisaran usia 12 hingga 15 tahun. Dilihat dari segi usianya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy Experiment meggunakan pendekatan two group pre-test and posttestt design yang terdiri
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA BALITA DAN PENCEGAHANNYA DI KELURAHAN BULAKAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah suatu bentuk tindakan invasif yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga profesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya
Lebih terperincimemberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan operasi merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sakit dan dirawat di rumah sakit adalah keadaan yang kerap terjadi dan merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat pertama kali dirawat
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG (THE INFLUENCE OF PLAYING THERAPY AGAINST PRA SCHOOL
Lebih terperinciVol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN
Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN 2580-2194 PENGARUH TERAPI BERMAIN PLASTISIN (PLAYDOUGHT) TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD BANGKINANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease, [ERDS]) adalah istilah yang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) atau penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease, [ERDS]) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan hingga usia tujuh belas tahun, dimana masing-masing anak tumbuh dan belajar sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciSiti Haniyah 1), Pramesti Dewi 2), Iis Setiawan 3)
EFEKTIVITAS TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI KELURAHAN TELUK PURWOKERTO SELATAN Siti Haniyah ), Pramesti Dewi ), Iis Setiawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama ratusan tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciSKRIPSI SULASTRI J
PERBEDAAN TINGKAT NYERI ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK PADA PASIEN POST OP FRAKTUR FEMUR DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT KARIMA UTAMA KARTASURA SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan two group pretest-post test with control group design. Observasi dilakukan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J
PENGARUH TERAPI BERMAIN GELEMBUNG SUPER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Diah Luki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperiment dengan rancangan pre dan post test one group design yaitu responden dilakukan pengukuran tingkat nyeri
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat. Rumah sakit tidak membedakan pelayanan terhadap orang sakit dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pelayanan, pengobatan, dan observasi secara ketat (Kemenkes,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan ICU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang membutuhkan pelayanan, pengobatan, dan observasi secara ketat (Kemenkes, 2010). Menjalani perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan makhluk rentan dan tergantung yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu, aktif, serta penuh harapan. Masa anak-anak suatu awal kehidupan untuk masa-masa berikutnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Eksperiment menggunakan pendekatan pre test post test with control group. Rancangan ini berupaya
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta adalah lembaga pendidikan khusus putri yang dirintis dan didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan yang dialami pasien dan keluarga biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat memiliki peranan penting dalam melakukan perawatan pasien yang terpasang kateter. Selama kateter urin terpasang, otot detrusor kandung kemih tidak secara aktif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian
Lebih terperinciMEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG
MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi
Lebih terperinci2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya persalinan adalah nyeri persalinan. Dimana dengan meningkatnya perasaan nyeri, para ibu selalu meminta agar persalinannya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciINFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :
TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi
Lebih terperinci