BAB I. PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 L APORANAKHI R F a s i l i t a s i Pel a k s a na a npr og r a m Pe ac ecor psdi I ndones i a 2014

2 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN...2 A. Latar Belakang...2 B. Tujuan...3 C. Ruang Lingkup...3 D. Keluaran...4 E. Organisasi Pelaksanaan...4 BAB II. PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2010, 2011, 2012, DAN A. Pelaksanaan Kerjasama Peace Corps di Indonesia Tahun B. Pelaksanaan Kerjasama Peace Corps di Indonesia Tahun C. Pelaksanaan Kerjasama Peace Corps di Indonesia Tahun D. Pelaksanaan Kerjasama Peace Corps di Indonesia Tahun BAB III. KOORDINASI PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS TAHUN BAB IV. PEMANTAUAN PROGRAM PEACE CORPS...24 A. Pemantauan Tanggal 1-3 Juni B. Pemantauan Tanggal dan November BAB V. PENGUNDURAN DIRI, PENGAKHIRAN TUGAS, DAN PENUGASAN KEMBALI RELAWAN PEACE CORPS...58 BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peace Corps adalah badan pemerintah Amerika Serikat yang independen yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman bersama antara rakyat Amerika dan masyarakat dunia lainnya. Peace Corps didirikan pada tahun 1961 dan telah melakukan kegiatan di lebih dari 70 negara dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, misalnya pemerintah, sekolah, pengusaha, institusi pendidikan dan kesehatan, jaringan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, teknologi informasi, pertanian, dan lingkungan hidup. Program Peace Corps pernah dilaksanakan di Indonesia pada masa Orde Lama melalui MoU yang ditandatangani pada tanggal 8 Maret 1963 dan mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Maret Program ini kemudian berhenti pada tahun Pada tanggal 16 Oktober 2006, Pemerintah Amerika Serikat, melalui Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta, mengadakan pertemuan dengan Bappenas yang intinya kembali menyampaikan tawaran program Peace Corps di Indonesia. Melalui surat Bapak Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas No. 6461/M.PPN/10/2006 kepada Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta dan surat No. 6463/M.PPN/10/2006 tanggal 31 Oktober 2006, Pemerintah Indonesia telah menyampaikan penghargaan dan membuka diri terhadap kerjasama internasional sekaligus mengundang Peace Corps untuk membangun kembali programnya di Indonesia. Pada tanggal Februari 2009, telah dilakukan pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dengan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia membahas Comprehensive Partnership serta kesiapan Amerika Serikat untuk mengirimkan kembali Peace Corps ke Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menanggapi hal ini secara positif. Melalui serangkaian pembahasan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat, Memorandum of Understanding (MoU) Peace Corps akhirnya ditandatangani pada tanggal 11 Desember 2009, sedangkan dokumen Implementing Arrangement (IA) atau pengaturan pelaksanaan program telah ditandatangani masing-masing oleh Peace Corps dan Kementerian Pendidikan Nasional (kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan Kementerian Agama pada tanggal 15 Juni Program Peace Corps juga merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat dalam kerangka Comprehensive Partnership antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barrack Obama. Melalui program Peace Corps, pemerintah Amerika Serikat lewat Peace Corps mengirimkan relawan-relawannya ke Indonesia untuk mempererat hubungan antara masyarakat Amerika Serikat dan masyarakat Indonesia melalui pengajaran Bahasa Inggris di sekolah/madrasah (people to people contact). Untuk menindaklanjuti MoU Peace Corps, telah dibentuk Steering Committee Peace Corps dengan melibatkan Bappenas, Kemenko Kesra, Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Negara, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, dan Ditjen Imigrasi. Selain itu, juga telah dibentuk Working Group Peace Corps di bawah koordinasi Bappenas dan Kemenko Kesra. 2

4 Keberadaan Steering Committee dan Working Group tersebut adalah untuk memudahkan koordinasi dalam pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia. Sejak tahun 2010, Program Peace Corps Indonesia berkontribusi di bidang pendidikan khususnya pendidikan bahasa Inggris, dimana para relawan Peace Corps memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada murid sekolah menengah dan madrasah aliyah di Provinsi Jawa Timur. Sejak tahun 2012, kegiatan Peace Corps mulai dikembangkan ke provinsi lain, yaitu ke Provinsi Jawa Barat. Selain itu, mulai tahun 2012 Peace Corps tidak hanya memberikan pelatihan bahasa Inggris di SMA dan MAN, namun juga di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Indonesia mengharapkan kerjasama Peace Corps dilandasi prinsip yang menekankan kesetaraan posisi dan manfaat yang diperoleh. Dari segi kesetaraan posisi, kedua pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagaimana telah dicantumkan dalam Paris Declaration dan the Jakarta Commitment. Dari aspek manfaat, selayaknya kedua belah pihak memperoleh manfaat yang bersifat resiprokal. B. TUJUAN Tujuan kegiatan fasilitasi pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia adalah tersalurkannya fasilitasi Bappenas dalam mendukung koordinasi yang baik di antara instansi-instansi pemerintah yang terkait dengan program Peace Corps. Melalui fasilitasi ini diharapkan program Peace Corps dapat berjalan secara optimal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Barat pada khususnya. C. RUANG LINGKUP Kegiatan ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut: 1. Memberikan fasilitasi bagi koordinasi internal pemerintah Indonesia, dan memberikan fasilitasi bagi koordinasi antara Pemerintah Indonesia dengan USAID selaku representasi Peace Corps sebelum Peace Corps masuk dalam daftar kerjasama teknik ; 2. Bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait dan USAID melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia untuk tahun D. KELUARAN Keluaran yang diharapkan dari kegiatan fasilitasi pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia adalah terlaksananya dukungan Bappenas dalam mendukung koordinasi internal pemerintah Indonesia, dan terlaksananya dukungan Bappenas dalam mendukung koordinasi Pemerintah Indonesia dengan USAID (selaku representasi Peace Corps sebelum Peace Corps masuk dalam daftar kerjasama teknik); serta terlaksananya dukungan Bappenas dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia. 3

5 E. ORGANISASI PELAKSANAAN Direktorat Politik dan Komunikasi bertindak sebagai unit pemberi fasilitasi pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia bersama-sama Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Tim Pengarah beranggotakan pejabat setingkat Eselon I sebagai pengambil keputusan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Adapun tugas dari tim ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan panduan kebijakan pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia; 2. Menyetujui dan mengawasi program-progaram dan kegiatan kerjasama teknik Peace Corps di Indonesia; 3. Membentuk kelompok-kelompok kerja untuk membantu Joint Steering Committee mengawasi dan meninjau pelaksanaan program dan kegiatan kerjasama teknik Peace Corps di Indonesia; 4. Melakukan pertemuan secara berkala, paling sedikit sekali per tahun; 5. melaporkan hasil pelaksanaan program Peace Corps kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas). : Tim Pelaksana terdiri dari pejabat setingkat Eselon II ke bawah, dengan tugas sebagai berikut 1. Mempersiapkan dan menyusun bahan-bahan yang diperlukan oleh Tim Pengarah dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan program Peace Corps di Indonesia baik yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan; 2. Menyiapkan draft policy guideline dan draft Standard Operating Procedure (SOP) untuk disahkan oleh Tim Pengarah; 3. Menyelenggarakan rapat koordinasi Tim Teknis/Tim Pelaksana secara teratur. Jika diperlukan, rapat koordinasi Tim Teknis/Tim Pelaksana dapat mengundang pihak Peace Corps; 4. Tim Teknis/Tim Pelaksana, dalam hal ini Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional, melakukan koordinasi harian dengan Kanwil Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan terkait pelaksanaan program Peace Corps di madrasah dan sekolah. 5. Menyetujui dukungan pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia (visa, imigrasi, administrasi, dan lain-lain); 6. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia. 7. Melaporkan hasil pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia kepada Tim Pengarah. Hingga tahun 2014, pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia telah menginjak tahun kelima sejak program ini dimulai pada tahun Program Peace Corps telah berjalan dengan baik dan melibatkan koordinasi yang kuat di antara Pemerintah Indonesia dan Peace Corps. Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program tersebut, pada tahun-tahun sebelumnya Direktorat Politik dan Komunikasi Bappenas telah menyusun laporan berisi perkembangan pelaksanaan program Peace Corps. Sebagai kelanjutan laporan tersebut, disusunlah laporan ini yang menjelaskan pelaksanaan program Peace Corps selama tahun 2014 beserta berbagai permasalahan yang dihadapi. 4

6 5

7 II. PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2010, 2011, 2012, DAN 2013 A. PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2010 Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia membentuk Tim Pengarah dan Tim Teknis di bawah koordinasi Bappenas dan Kemenko Kesra untuk melaksanakan kerjasama Peace Corps di Indonesia. Tim Pengarah dan Tim Teknis terdiri dari beberapa Kementerian/Lembaga, diantaranya adalah Bappenas, Kemenko Polhukam, Kemenko Kesra, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Pemda Jawa Timur. Tim Pengarah dan Tim Teknis melaksanakan pertemuan koordinasi secara berkala untuk membahas perkembangan pelaksanaan program Peace Corps, termasuk berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan dan upaya penyelesaiannya. Untuk memudahkan proses administrasi bagi Peace Corps dalam menjalankan tugasnya di Indonesia, maka untuk sementara waktu USAID menjadi representasi Peace Corps agar Peace Corps dapat memperoleh fasilitas kerja sama teknis. 1 Pada saat yang bersamaan, Peace Corps melakukan registrasi kerjasama teknis sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku. 2 Kesepakatan ini dicapai berdasarkan hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia, Peace Corps, dan USAID. 20 calon relawan Peace Corps Batch # 1 tiba di Indonesia pada tanggal 17 Maret Sebelum calon relawan tiba di Indonesia, Pemerintah Indonesia dan Peace Corps telah melakukan pembahasan tentang sekolah dan madrasah yang akan menjadi lokasi penugasan relawan. Pemerintah Indonesia menentukan bahwa lokasi penugasan adalah di sekolah/madrasah di Jawa Timur, sedangkan ruang lingkup kerjasama Peace Corps adalah pada bidang pendidikan, khususnya pengajaran Bahasa Inggris. Untuk mempersiapkan relawan sebelum terjun ke masyarakat, dilaksanakan Pre-Service Training (PST) untuk relawan Batch #1 pada bulan Maret hingga Mei Pelatihan ini dilaksanakan oleh Peace Corps Indonesia bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, serta Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Materi pelatihan meliputi bahasa Indonesia dan orientasi budaya, integrasi sosial, dan pengenalan sistem kelembagaan lokal. Selama masa PST, dua orang calon relawan mengundurkan diri karena alasan pribadi, sehingga calon relawan yang bertugas sebanyak 18 orang. PST ditutup dengan Swearing-In Ceremony pada bulan Juni Setelah Swearing-In Ceremony, 18 (delapan belas) relawan ditempatkan di berbagai SMA dan Madrasah di Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2011, 1 relawan mengundurkan diri sehingga 1 Kesediaan USAID tersebut tertuang secara resmi dalam surat dari USAID nomor 183 tanggal 9 Maret Hingga akhir tahun 2014, permohonan kerjasama teknis Peace Corps masih diproses oleh Kementerian Keuangan 6

8 jumlah relawan Batch #1 yang mengundurkan diri adalah 3 orang dan jumlah relawan yang bertugas hingga selesai adalah 17 orang. Untuk mengetahui pelaksanaan program Peace Corps, Pemerintah Indonesia dan Peace Corps melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program Peace Corps pada tanggal September 2010 di Provinsi Jawa Timur. Tim pemantauan terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Sekretariat Negara, Kanwil Agama Provinsi Jawa Timur, Bappenas, dan Peace Corps Indonesia. Tujuan pemantauan ini khususnya untuk melihat aspek konsistensi, koordinasi kapasitas, dan keberlanjutan dalam pelaksanaan program Peace Corps. Secara umum monitoring dan evaluasi menunjukkan hasil yang baik. Dalam aspek konsistensi, program/kegiatan Peace Corps telah berjalan sesuai dengan MoU dan rencana pembelajaran sekolah/madrasah. Dalam aspek koordinasi, koordinasi antara pemerintah Indonesia dan Peace Corps telah berjalan dengan baik. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan koordinasi yang intensif dalam penyusunan Implementing Arrangement (IA), pemilihan sekolah/madrasah yang akan menjadi lokasi penugasan relawan Peace Corps, dan pengamanan relawan Peace Corps di tempat tugasnya. Dalam hal kapasitas, relawan memiliki kapasitas yang memadai dalam mengajar siswa dan bekerjasama dengan guru mitra. Relawan menggunakan berbagai pendekatan dalam mengajar, misalnya menggunakan video, musik, dll. Materi pengajaran dibangun oleh relawan bersama dengan guru mitra. Pengajaran Bahasa Inggris di kelas dilakukan dalam bentuk team teaching atau coteaching (relawan sebagai pendamping guru utama), dengan durasi mengajar sekitar jam per minggu. Dalam aspek keberlanjutan, kemitraan antara guru dan relawan perlu diperkuat. Selain itu, pihak sekolah dan relawan perlu membuat rencana keberlanjutan, sehingga apa yang telah dilaksanakan oleh relawan dapat terus dilaksanakan oleh pihak sekolah meskipun relawan telah kembali ke Amerika Serikat. Hal lain yang nampak dalam monitoring dan evaluasi adalah adanya penerimaan yang baik dari masyarakat atas keberadaan relawan. Hal ini ditunjang dengan kemampuan relawan untuk bersosialisasi dengan masyarakat, misalnya melalui keikutsertaan dalam aktifitas sosial dan keagamaan. Sehubungan dengan rencana kedatangan relawan Batch 2 Peace Corps pada tahun 2011, Tim Pengarah memutuskan bahwa jumlah relawan Peace Corps untuk tahun 2011 adalah 33 orang dengan area kerjasama pengajaran Bahasa Inggris. Selain itu, disepakati pula bahwa jumlah relawan untuk tahun 2012 adalah 50 orang, sedangkan untuk tahun 2013 adalah sebanyak orang. Relawan yang akan ditugaskan juga perlu memenuhi kualifikasi yang ditetapkan di dalam Permendiknas, misalnya relawan perlu memiliki sertifikat mengajar. Lokasi penugasan tahun 2012 masih di Provinsi Jawa Timur, sedangkan untuk tahun 2013 dimungkinkan ke provinsi lainnya. B. PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN

9 Sebagai kelanjutan dari kedatangan relawan Peace Corps Batch 1, 30 calon relawan Peace Corps Batch 2 tiba pada tanggal 7 April 2011 dan kemudian mengikuti Pre-Service Training (PST) pada tanggal 11 April hingga 14 Juni 2011 di Malang, Jawa Timur. Selama masa PST, dua orang calon relawan mengundurkan diri karena alasan keluarga, sehingga jumlah calon relawan yang mengikuti PST hingga selesai adalah 28 relawan. PST ditutup pada tanggal 15 Juni 2011 di UMM, dan selanjutnya relawan Batch 2 mulai bertugas sejak tanggal 20 Juni 2011 dan akan berakhir pada tanggal 19 Juni Terkait dengan kedatangan relawan Peace Corps, tim koordinasi memandang bahwa pemerintah Indonesia perlu memberi panduan/informasi kepada KBRI Washington, sehingga bila ada pengajuan visa dari Peace Corps maka KBRI Washington harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan Direktorat Amerika Utara dan Tengah Kementerian Luar Negeri. Panduan ini diperlukan mengingat selama ini KBRI Washington hanya menerima panduan umum dari pihak Imigrasi. Adanya beberapa relawan yang mengundurkan diri pada masa PST atau sebelum masa penugasan berakhir memerlukan adanya penjelasan dari Peace Corps. Sehubungan dengan hal itu, pemerintah Indonesia meminta Peace Corps memberikan penjelasan melalui surat resmi tentang alasan kepulangan para relawan. Hal ini juga sesuai dengan ketentuan dalam Implementing Arrangement No 4.e.8 yaitu Memberitahu Kementerian, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kab/Kota serta instansi-insansi terkait secara tertulis apabila Relawan tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya. Sebagai tindak lanjut atas permintaan ini, Peace Corps Indonesia menyampaikan penjelasan secara tertulis atas pengunduran diri para relawannya. Sebagai bagian dari persiapan kedatangan relawan Batch 3 tahun 2012, Tim Pengarah menetapkan bahwa jumlah relawan tahun 2012 adalah 50 orang, sektor kerjasama masih di bidang pendidikan, dan lokasi penugasan relawan tahun 2012 di Provinsi Jawa Timur. Pilihan lokasi untuk program Peace Corps berikutnya akan dikonsolidasikan dengan rekomendasi dari Pemerintah Indonesia, dimana lokasi yang dipertimbangkan adalah Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan. Sedangkan untuk persiapan kedatangan relawan Batch 4 tahun 2013, Tim Pengarah meminta agar dilakukan pemetaan kebutuhan jumlah relawan, sektor, dan lokasi program Peace Corps. Menindaklanjuti arahan tersebut, Bappenas telah melakukan pendekatan kepada tiga provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, dan Sulawesi Selatan. Dari ketiga provinsi tersebut, Pemda Jawa Barat memberikan tanggapan yang cukup baik dan ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tanggal 3 Oktober 2011 untuk menjajaki kemungkinan pelaksanaan program Peace Corps di Jawa Barat pada tahun Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyambut baik rencana perluasan lokasi program Peace Corps tahun 2013 ke Provinsi Jawa Barat. Program Peace Corps diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris para siswa serta meningkatkan kepedulian siswa tentang isu lingkungan hidup, pengembangan pemuda, dll. Untuk memperkuat koordinasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai dilibatkan dalam tim koordinasi pelaksanaan program Peace Corps. 8

10 Menindaklanjuti pertemuan dengan Sekda Jabar pada tanggal 3 Oktober 2011, telah diselenggarakan pertemuan pada tanggal 23 Desember 2011 di Kantor Gubernur Jawa Barat yang dihadiri oleh Pemda Jabar, Bappenas, Kemlu, Kemdikbud, Setneg, Kemenag serta Peace Corps. Dalam pertemuan tersebut, Pemda Jabar menyambut baik rencana program Peace Corps di SMA, SMK, dan MA. Pemda Jawa Barat menyampaikan akan melaksanakan kegiatan di bidang pengajaran Bahasa Inggris dan akan membuat mapping terkait lokasi. Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program Peace Corps pada tahun 2011, pemerintah Indonesia melaksanakan dua kali monitoring dan evaluasi pada tanggal Juni 2011 dan November 2011 di Jawa Timur. Monitoring pada bulan Juni bertujuan melihat kinerja relawan Batch 1 dan melihat pelaksanaan pre-service training bagi para calon relawan Peace Corps Batch 2, sedangkan monitoring pada bulan November melihat kinerja Batch 1 dan 2 di tempat tugasnya. Monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa dalam aspek konsistensi, kegiatan Peace Corps telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran sekolah/ madrasah. Selain itu, relawan telah dilibatkan oleh pihak sekolah dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk berbagi pengalaman mengajar dengan para guru. Dalam aspek koordinasi, koordinasi pemerintah Indonesia dan Peace Corps berjalan dengan baik yang ditunjukkan dengan penandatanganan Implementing Arrangement (IA) oleh Peace Corps Indonesia, Kementerian Agama, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dahulu Kementerian Pendidikan Nasional) pada tanggal 15 Juni Untuk memperkuat koordinasi, diperlukan laporan (triwulan) tentang kegiatan relawan yang disusun oleh Kepala Sekolah/Madrasah untuk diserahkan kepada Dinas Pendidikan/Kantor Agama Kabupaten/Kota untuk disampaikan secara berjenjang kepada Pemerintah Provinsi dan Pusat. Selain itu, Kepala Sekolah/Kepala Madrasah telah mendapat informasi tentang Peace Corps dan tentang 5 (lima) aturan yang tidak boleh dilanggar terkait relawan Peace Corps, yaitu tidak boleh melanggar hukum, tidak boleh menyebarkan agama, tidak boleh ikut dalam politik, tidak boleh naik motor, tidak boleh menerima uang apapun, dari siapapun, dan untuk apapun. Dalam aspek kapasitas, relawan memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar dan menjalin kerjasama dengan guru mitra dan masyarakat. Sedangkan dalam aspek keberlanjutan, mayoritas sekolah dan madrasah yang menjadi tempat tugas relawan mengharapkan ada perpanjangan masa penugasan relawan. Sehubungan dengan hal ini, sekolah dan relawan perlu membuat rencana keberlanjutan setelah relawan selesai bertugas dan kembali ke Amerika Serikat supaya hal-hal yang telah dilakukan relawan dapat terus berlanjut di sekolah tersebut. Pihak Peace Corps sendiri telah memberikan materi tentang keberlanjutan/exit strategy bagi relawan Batch 2. Di sisi lain, terdapat indikasi bahwa ada salah satu madrasah yang memanfaatkan keberadaan relawan untuk menarik minat calon siswa agar mendaftar di madrasah tersebut, yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan jumlah siswa yang mendaftar di madrasah tersebut. Upaya memanfaatkan tersebut diantaranya dengan memasang foto relawan pada spanduk/baliho di jalan yang menuju madrasah. Berdasarkan informasi dari pihak Peace Corps, relawan yang bersangkutan telah menyatakan keberatannya kepada pihak Peace Corps, khususnya terkait kekhawatiran relawan tersebut bahwa fotonya akan terus dipasang di spanduk/baliho walaupun nantinya yang bersangkutan 9

11 sudah tidak lagi bertugas di madrasah tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian untuk keberlanjutan program Peace Corps ke depannya. Satu hal penting yang perlu mendapat perhatian pemerintah Indonesia dan Peace Corps adalah sikap host family yang melakukan perbandingan antara relawan Batch 1 dengan relawan Batch 2, khususnya bagi host family yang dua tahun berturut-turut menerima kehadiran relawan di rumahnya. Secara garis besar, perbandingan tersebut mencakup dua hal, yaitu karakter personal relawan dan peran fasilitator. Karakter personal relawan Batch 1 dinilai lebih baik karena mereka dapat menjalin komunikasi yang baik dengan host family, memiliki kemauan belajar yang besar, mau terlibat/bergabung dalam acara-acara host family, serta terlibat aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat. Relawan batch 2 juga dinilai baik oleh host family, namun kurang banyak terlibat/bergabung dalam acara-acara host family dan kegiatan sosial di masyarakat. Dari sisi fasilitator, fasilitator relawan Batch 1 dipandang lebih pandai mengajak relawan untuk berkomunikasi/menjalin hubungan dengan masyarakat, sedangkan fasilitator relawan Batch 2 kurang mampu mengajak relawan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat. Menurut Peace Corps, hal ini disebabkan fasilitator relawan batch #1 adalah fasilitator bahasa yang merangkap sebagai fasilitator budaya. Sedangkan pada batch #2, fasilitator bahasa dan fasilitator budaya dipegang oleh orang yang berbeda. Jumlah fasilitator budaya juga terbatas (hanya 4 orang) sehingga kurang maksimal. Selain itu, jadwal PST yang padat membuat relawan kurang memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Untuk lebih meningkatkan kerjasama yang telah terjalin antara Peace Corps dengan Pemerintah Indonesia, Deputy Director Peace Corps dari Washington, Amerika Serikat mengadakan kunjungan ke Indonesia dan menghadiri pertemuan antara Peace Corps dengan Pemerintah Indonesia pada tanggal 24 Oktober Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Bappenas, Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Negara, Kementerian Agama, dan Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam pertemuan tersebut, Deputy Director Peace Corps menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas kerjasama yang terjalin selama ini. Deputy Director Peace Corps menyampaikan bahwa pada program Peace Corps di negara lain, keterlibatan pemerintahnya tidak setinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Peace Corps ingin terus bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia dan ingin membahas kemungkinan pengembangan program Peace Corps. C. PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2012 Sesuai dengan keputusan Tim Pengarah, jumlah relawan Batch 3 tahun 2012 adalah 50 orang, dengan sektor kerjasama di bidang pendidikan, dan lokasi penugasan tahun 2012 di Provinsi Jawa Timur. Menindaklanjuti hal itu, Peace Corps melakukan proses rekrutmen calon relawan Batch 3 di Amerika Serikat. Berdasarkan rekrutmen tersebut, Peace Corps melalui USAID selanjutnya menyampaikan Curriculum Vitae (CV) 49 calon relawan Batch 3 kepada Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Tim Teknis kemudian melakukan koordinasi untuk membahas CV para calon relawan, khususnya dengan melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar Bahasa Inggris yang mereka miliki. Pembahasan ini penting untuk melihat kesesuaian 10

12 kemampuan mereka dengan rencana penugasan mereka sebagai relawan. Pengalaman lain yang dimiliki oleh calon relawan juga menjadi bahan pertimbangan, misalnya pengalaman dalam bidang olahraga atau kesenian. 4 calon relawan Batch 3 yang tidak memiliki latar belakang pengajaran Bahasa Inggris adalah Michaela Banhart, Matthew Delaney, Pallavee Panchal, dan Martine Randolph. Sedangkan 4 calon relawan yang memiliki pengalaman menjadi jurnalis adalah Melanie Aleman, Jennifer Hanson, Sierra Silbersdorff, dan Joe Stewart. Mengingat keterbatasan waktu menjelang kedatangan calon relawan Batch 3 yang tidak memungkinkan bagi penggantian relawan, maka para calon relawan tetap datang ke Indonesia namun dipantau secara khusus pada saat mereka mengikuti Pre Service Training (PST). Dari 49 CV calon relawan yang diajukan oleh Peace Corps kepada Pemerintah Indonesia, 47 calon relawan Batch 3 tiba di Indonesia pada tanggal 4 April 2012 dan langsung mengikuti PST di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) hingga 15 Juni Dalam PST, calon relawan mendapat berbagai pelatihan yang mereka perlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas mereka sebagai relawan, misalnya materi tentang kurikulum di Indonesia, praktek mengajar di sekolah, dan materi Bahasa Indonesia. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Tim Teknis pada saat pelaksanaan PST, Tim Teknis memandang bahwa para calon relawan memiliki semangat belajar yang tinggi, termasuk 4 calon relawan yang tidak memiliki pengalaman mengajar Bahasa Inggris. Semangat belajar ini diharapkan dapat mengisi gap yang ada sehingga 4 calon relawan tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai relawan. PST selesai dilaksanakan dan ditutup pada tanggal 15 Juni 2013 di Malang dan dihadiri oleh Menteri PPN/ Kepala Bappenas dan Duta Besar Amerika Serikat. Pada tahun 2010 hingga 2011, program Peace Corps dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, sedangkan pada tahun 2012 program Peace Corps dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur dan diperluas ke Provinsi Jawa Barat dengan tetap menekankan pada pengajaran Bahasa Inggris. Perluasan wilayah ini diantisipasi oleh Pemerintah Indonesia dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam koordinasi Tim Pengarah dan Tim Teknis. Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri menyambut baik rencana pelaksanaan program Peace Corps di wilayahnya. Hal ini ditunjukkan dengan partisipasi aktif perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyampaikan usulan daftar sekolah/madrasah dan usulan jumlah relawan serta dalam berbagai pertemuan koordinasi. Meskipun demikian, diperlukan penguatan koordinasi antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Kanwil Agama Provinsi Jawa Barat dengan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama dalam hal pengusulan daftar sekolah/madrasah, sehingga daftar sekolah/madrasah yang diusulkan oleh pemerintah daerah tetap sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama. Dalam hal seleksi calon relawan Peace Corps yang akan bertugas di Indonesia, koordinasi pada tahun 2012 mulai melibatkan Clearing House Kementerian Luar Negeri. Hal ini sesuai dengan masukan dari Direktorat Amerika Utara dan Tengah Kementerian Luar Negeri yang menyarankan agar Curriculum Vitae (CV) para calon relawan dibahas dalam pertemuan Clearing House 11

13 Kementerian Luar Negeri. Clearing House tersebut terdiri dari perwakilan berbagai Kementerian/Lembaga yang memberikan masukan atas CV para calon relawan dari berbagai sudut pandang. Untuk menindaklanjuti pelibatan Clearing House Kementerian Luar Negeri, maka Direktorat Keamanan Diplomatik Kementerian Luar Negeri selaku Ketua Clearing House Kementerian Luar Negeri juga diundang dalam berbagai pertemuan koordinasi program Peace Corps, termasuk dalam kegiatan monitoring dan evaluasi. Pihak lain yang juga mulai terlibat dalam koordinasi Peace Corps adalah Direktorat Kewaspadaan Nasional Kementerian Dalam Negeri. Direktorat Kewaspadaan Nasional memberikan masukan tentang pentingnya koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Dinas Kesbangpol di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Masukan ini sangat penting bagi tim koordinasi karena kegiatan Peace Corps dilaksanakan di daerah sehingga memerlukan kerjasama yang erat dengan pemerintah setempat. Ketika program Peace Corps mulai berjalan pada tahun 2010, Tim Teknis juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Dalam Negeri untuk meminta dukungan dari Dinas Kesbangpol di daerah dalam pelaksanaan program Peace Corps. Meskipun koordinasi telah berjalan dengan baik, tetap diperlukan penguatan untuk memperlancar kerjasama Peace Corps. Salah satu contoh penguatan yang diperlukan adalah penguatan pelaporan kinerja para relawan di tempat tugasnya. Tim Teknis, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama, perlu melakukan komunikasi intensif dengan Dinas Pendidikan/ Kanwil Agama Provinsi serta pihak sekolah/ madrasah untuk mendapatkan laporan kinerja relawan. Selain untuk mengetahui kinerja relawan, laporan tersebut juga sangat penting untuk mendeteksi permasalahan yang muncul di lapangan dan perlu segera diselesaikan. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi permasalahan yang dapat menganggu pelaksanaan program Peace Corps atau menimbulkan efek pengunduran diri relawan sebelum masa tugasnya berakhir. Pada bulan Agustus 2012, Peace Corps mengusulkan perubahan dokumen Implementing Arrangement (IA). Usulan perubahan tersebut terutama pada bagian waktu penyampaian nominasi daftar sekolah/madrasah dari Pemerintah Indonesia kepada Peace Corps, waktu penyampaian data diri para calon relawan kepada Pemerintah Indonesia, perpanjangan penugasan relawan, dan lokasi penempatan relawan. Pembahasan perubahan IA dilakukan hingga akhir tahun 2012 oleh Pemerintah Indonesia dan Peace Corps. Perubahan dokumen IA ini kemudian ditandatangani pada awal tahun Untuk mengetahui pelaksanaan program Peace Corps di lapangan, Pemerintah Indonesia dan Peace Corps menyelenggarakan kegiatan pemantauan pada bulan Mei dan November Tujuan pemantauan ini terutama untuk melihat pelaksanaan program Peace Corps dalam aspek konsistensi, koordinasi, kapasitas, dan keberlanjutan. Tim pemantauan ini terdiri atas anggota Tim Pengarah dan Peace Corps. Dalam pemantauan, tim bertemu dengan para relawan, pihak sekolah, dan host family. Berdasarkan hasil pemantauan, secara umum program Peace Corps memberikan manfaat, baik bagi masyarakat Indonesia maupun para relawan Peace Corps, serta berkontribusi memperkuat people to people contact antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Amerika Serikat. Secara khusus, program berjalan sesuai Memorandum of Understanding (MoU), Implementing Arrangement 12

14 (IA), kurikulum, dan rencana pembelajaran sekolah/madrasah. Selain itu, para relawan memiliki kapasitas yang memadai dalam mengajar siswa dan menjadi mitra bagi guru utama di sekolah/madrasah tempatnya bertugas. D. PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2013 Sepanjang tahun 2013, Tim Pengarah dan Tim Teknis telah melakukan beberapa kali pertemuan koordinasi, dimana pertemuan tersebut ada yang bersifat internal bagi pemerintah Indonesia namun ada juga yang dihadiri oleh Peace Corps. Selain pertemuan Tim Pengarah dan Tim Teknis yang diselenggarakan oleh Bappenas, ada pula pertemuan yang diselenggarakan oleh anggota Tim Pengarah/Tim Teknis untuk membahas topik tertentu yang berkaitan dengan Peace Corps, misalnya sehubungan dengan rencana kedatangan calon relawan Peace Corps Batch 4 tahun 2013 maka Kementerian Sekretariat Negara menyelenggarakan pertemuan untuk membahas visa dan ijin tinggal bagi para Relawan dan Tenaga Asing dalam kerangka kerjasama teknik pada tanggal 23 Januari Pada tanggal 22 Februari 2013, Tim Teknis menyelenggarakan pertemuan membahas tanggapan atas rencana kedatangan calon relawan Peace Corps Batch 4. Pertemuan tersebut memutuskan bahwa calon relawan Batch 4 yang diajukan oleh Peace Corps Indonesia pada dasarnya dapat disetujui oleh Tim Teknis Peace Corps, sehingga proses untuk ke 54 calon relawan Batch 4 dapat dilanjutkan. Sebagai catatan, 5 calon relawan yang diberi catatan khusus akan tetap mendapatkan pengamatan khusus dari Tim Teknis. Terkait dengan hal itu, rekruitmen relawan Peace Corps untuk batch selanjutnya perlu mempertimbangkan pengalaman mengajar sebagai kriteria utama dalam menyeleksi relawan. Sehubungan dengan proses rekrutmen calon relawan Batch 5 oleh Peace Corps di Washington DC, maka Tim Teknis mengadakan pertemuan pada tanggal 29 Mei 2013 dengan agenda penentuan jumlah calon relawan Batch 5 Peace Corps, pembahasan visa dan pajak calon relawan Batch 5, serta status kerjasama teknik Peace Corps. Pertemuan ini menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut : 1. Usulan jumlah relawan dan daftar sekolah agar dapat disesuaikan dengan kepentingan/kriteria kedua belah pihak (Pemerintah Provinsi dan Peace Corps). Usulan juga harus dikoordinasikan dengan instansi terkait di pusat dan provinsi. 2. Terkait status kerja sama teknik, akan diupayakan agar Peace Corps mendapatkan status kerja sama teknis. Pajak akan difasilitasi oleh USAID. 3. Relawan Batch 4 (dan relawan batch berikutnya) menggunakan visa dinas/official visa. 4. Ditjen Bea Cukai sudah mengajukan pembebasan bea cukai untuk Peace Corps, namun masih terhambat oleh revisi KMK 89. Tim Teknis kembali menyelenggarakan pertemuan pada tanggal 23 Oktober 2013, dimana hasil pertemuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat perlu mendorong sekolah untuk memberikan laporan pelaksanaan program Peace Corps di sekolahnya masing-masing. 13

15 2. Ditjen Kesbangpol Kemdagri diharapkan lebih terlibat di dalam Tim Teknis. Ditjen Kesbangpol Kemdagri juga diharapkan dapat mendorong Kesbangpol di daerah untuk terlibat dalam koordinasi pelaksanaan program Peace Corps bersama Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 3. Diperlukan upaya untuk meminimalkan jumlah relawan yang mengundurkan diri. Berdasarkan pengamatan atas pelaksanaan program Peace Corps selama tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa program Peace Corps telah berjalan dengan baik, bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, dan diterima dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, tetap diperlukan peningkatan agar program Peace Corps dapat berjalan lebih baik ke depannya. Sehubungan dengan hal itu, berikut ini beberapa rekomendasi bagi peningkatan pelaksanaan program Peace Corps. Rekomendasi pertama adalah penguatan koordinasi di antara berbagai Kementerian yang menjadi anggota Tim Teknis dan Tim Pengarah. Contohnya adalah perlunya penguatan koordinasi diantara Dinas Pendidikan/Kanwil Agama Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur dengan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama dalam hal pengusulan daftar sekolah/madrasah, sehingga daftar sekolah/madrasah yang diusulkan oleh pemerintah daerah tetap sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama. Meskipun menurut otonomi daerah Dinas Pendidikan di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur tidak memiliki kewajiban untuk melapor kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diharapkan koordinasi bisa tetap dilakukan dengan baik. Sedangkan dalam aspek koordinasi keamanan, diperlukan kerja sama yang baik dalam menjaga keamanan relawan dengan tetap memperhatikan kenyamanan relawan. Hal ini sangat penting agar relawan tidak merasa terganggu dalam melaksanakan tugasnya dan program Peace Corps bisa berjalan dengan lancar. Rekomendasi kedua adalah perlunya peningkatan kerjasama antara sekolah dan relawan agar relawan terbantu untuk menjalankan tugasnya. Salah satu bentuk kerja sama yang bisa ditingkatkan antara sekolah dan relawan adalah melalui upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam belajar Bahasa Inggris. Dengan meningkatnya kepercayaan diri para siswa, diharapkan jumlah siswa yang mencontek dapat berkurang. Sebagai catatan, banyaknya siswa yang mencontek menjadi salah satu hal yang dikeluhkan oleh relawan pada saat Tim Teknis melakukan pemantauan ke sekolah tempat tugas relawan. Sehubungan dengan laporan perkembangan kinerja relawan yang disampaikan oleh sekolah dan madrasah kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama, maka rekomendasi ketiga adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama perlu menyampaikan hasil laporan tersebut kepada Tim Teknis Peace Corps, sehingga perkembangan kinerja relawan dapat diketahui juga oleh para anggota Tim Teknis. Terkait dengan semakin banyaknya jumlah relawan yang kembali ke Amerika Serikat sebelum masa tugasnya berakhir, maka rekomendasi keempat adalah perlunya komitmen yang tinggi dari relawan untuk menjalankan tugasnya. Pihak Peace Corps perlu menekankan hal ini 14

16 kepada calon relawan sejak dimulainya proses rekrutmen. Alasan merasa tidak cocok dengan penugasan sebagai pengajar Bahasa Inggris tidak bisa diterima, karena sejak awal calon relawan tersebut sudah mengetahui bahwa penugasannya adalah mengajar Bahasa Inggris. III. KOORDINASI PELAKSANAAN KERJASAMA PEACE CORPS TAHUN 2014 Keberhasilan pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia selama tahun tidak bisa dilepaskan dari koordinasi yang baik antara Pemerintah Indonesia dan Peace Corps Indonesia. Koordinasi di antara Kementerian/Lembaga anggota Tim Pengarah dan Tim Teknis berjalan dengan lancar, dimana anggota Tim Pengarah dan Tim Teknis terlibat aktif dalam berbagai pertemuan dan kegiatan lainnya yang terkait dengan kerjasama Peace Corps. Bagan hubungan kelembagaan dalam tim koordinasi adalah sebagai berikut : 15

17 INSTITUTIONAL ARRANGEMENT PEACE COPRS PROGRAMMES PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA USAID PEACE CORPS Steering Committee KEMENTERIAN AGAMA/ KEMENDIKBUD BAPPENAS KTLN SETNEG Working Group KETUA BERSAMA/ CO-CHAIR : BAPPENAS, DAN KEMENKOKESRA ANGGOTA : KEMENDIKBUD, KEMENAG, KEMLU, SETNEG, KEMKEU, KEMDAGRI, KEMKUMHAM, PEMDA JATIM, PEMDA JABAR KANWIL KEMENTERIAN AGAMA/ DINAS PENDIDIKAN KEMLU IMIGRASI PAJAK BEA CUKAI KEMENTERIAN TERKAIT KEPALA MADRASAH/ KEPALA SEKOLAH G U R U VOLUNTEER 48 Koordinasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah dan Tim Teknis meliputi bermacam hal, misalnya persiapan kedatangan calon relawan Peace Corps dan pelaksanaan pemantauan program Peace Corps di lapangan. Selain itu, Tim Pengarah dan Tim Teknis juga responsif melakukan pembahasan jika ada permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan dan perlu segera diselesaikan. Sepanjang tahun 2014, Tim Pengarah dan Tim Teknis telah melakukan beberapa kali pertemuan koordinasi, dimana pertemuan tersebut ada yang bersifat internal bagi pemerintah Indonesia namun ada juga yang dihadiri oleh Peace Corps. Selain pertemuan Tim Pengarah dan Tim Teknis yang diselenggarakan oleh Bappenas, ada pula pertemuan yang diselenggarakan oleh anggota Tim Pengarah/Tim Teknis untuk membahas topik tertentu yang berkaitan dengan Peace Corps. Di bawah ini adalah penjelasan tentang pertemuan-pertemuan koordinasi Peace Corps yang dilaksanakan pada tahun Sehubungan dengan rencana kedatangan calon relawan Batch 5 Peace Corps, Direktorat Keamanan Diplomatik Kemlu menyelenggarakan pertemuan pada tanggal 16 Januari 2014 dan mengundang Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas untuk menyampaikan presentasi tentang program Peace Corps. Hasil pertemuan ini menjadi bahan pertimbangan bagi Clearing House Kemlu untuk memberikan tanggapan tentang CV calon relawan Batch 5 Peace Corps. 16

18 Pada bulan Februari 2014, diselenggarakan Rapat Tim Teknis pada tanggal 3 Februari 2014 di Bappenas. Agenda pertemuan ini adalah membahas tanggapan atas CV calon relawan Batch 5 dan membahas kesesuaian program Peace Corps dengan kurikulum baru. Pertemuan ini memutuskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Calon relawan yang tidak memiliki pengalaman mengajar akan tetap mengikuti Pre Service Training (PST) dan akan mendapat materi TEFL. 2. Tim Teknis/Tim Pengarah akan meminta KBRI untuk melakukan wawancara mendalam kepada 7 (tujuh) orang calon relawan Batch 5, yaitu : Martin Santos, Desmond Price, Joshua Kendall Lewis, Tanesha Arlene Bryan, Stephanie Mann, Carly Johnston, dan Deborah Emily. Setelah wawancara dilakukan, keputusan apakah para calon relawan tersebut akan mendapatkan visa atau tidak akan diserahkan kepada KBRI Washington. Hasil pertemuan ini akan disampaikan kepada KBRI Washington untuk ditindaklanjuti. Bappenas akan mengirimkan surat kepada Direktorat Amuteng Kemlu untuk meminta bantuan menyampaikan hal ini kepada KBRI Washington. 3. Penentuan sekolah yang menjadi lokasi penugasan relawan akan dikoordinasikan oleh Kemdikbud dan Kemenag bersama dengan Provinsi dan Kab/Kota dan Peace Corps. Waktu 4 bulan ini perlu digunakan untuk menentukan dimana relawan itu akan menjalankan tugasnya. Terkait dengan hal itu, Dinas Pendidikan Provinsi perlu menginformasikan tentang program Peace Corps kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan sekolah. Hal ini perlu dilakukan karena pada saat Peace Corps mengunjungi sekolah ternyata pihak sekolah tidak mengetahui bahwa sekolahnya dicalonkan untuk mendapat relawan Peace Corps. Selain itu, beberapa sekolah juga menanyakan apakah Dinas Pendidikan Kab/Kota mengetahui tentang pencalonan ini. Menurut informasi dari Peace Corps, 2 minggu sebelum melakukan kunjungan ke sekolah, Peace Corps telah menghubungi Dinas Pendidikan Kab/Kota, tetapi tidak ada tanggapan dari Dinas Pendidikan Kab/Kota. Menindaklanjuti hal ini, perlu ada penguatan koordinasi antara Dinas Pendikan Prov dan Kab/Kota. Selain itu, saat Peace Corps melakukan kunjungan ke sekolah calon lokasi penempatan relawan sebaiknya didampingi oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota. 4. Pemprov Jawa Barat ingin tetap mendapatkan 35 orang relawan Batch sekolah yang mengundurkan diri dari pencalonan sudah diajukan penggantinya kepada Peace Corps. Permintaan Pemerintah Provinsi Jabar ini akan disampaikan kepada Peace Corps saat rapat Tim Pengarah tanggal 4 Februari Kemdikbud perlu memberi panduan bagi Peace Corps tentang kurikulum baru, sehingga materi yang diberikan kepada calon relawan Batch 5 saat Pre Service Training bisa disesuaikan dengan kurikulum baru. Selain itu, sebaiknya pihak yang menangani kurikulum dari Kemdikbud dan Kementerian Agama menjadi narasumber di dalam Pre Service Training calon relawan Batch Kemungkinan perluasan wilayah dan bidang kerjasama Peace Corps di Indonesia perlu dibahas terlebih dahulu di dalam Tim Teknis dan dimintakan arahan dari para Menteri terkait. Mengenai perluasan ke bidang lainnya, sebaiknya sampai tahun 2015 tetap di pengajaran bahasa Inggris, apalagi belum ada keputusan apakah Peace Corps masuk ke kerjasama teknik atau bukan orang relawan Batch 3 bernama Mathhew Delaney akan memperpanjang penugasannya. Sebaiknya perpanjangan penugasan relawan tetap sesuai aturan di dalam 17

19 Implementing Arrangement. Hal ini akan disampaikan kepada Peace Corps dalam rapat Tim Pengarah tanggal 4 Februari Menindaklanjuti hasil pertemuan ini, Bappenas atas nama perwakilan Tim Teknis mengirimkan surat kepada Direktorat Amerika Utara dan Tengah Kemlu untuk meminta KBRI Washington melakukan wawancara kepada 7 calon relawan Batch 5. Permintaan Tim Teknis ini menimbulkan keberatan pada pihak Peace Corps dan pihak Peace Corps di Washington maupun Jakarta telah menyampaikan keberatan mereka kepada Pemerintah Indonesia. Sebagai tindak lanjut pertemuan Tim Teknis, maka pada tanggal 4 Februari 2014 diselenggarakan pertemuan Tim Pengarah. Hasil pertemuan Tim Pengarah adalah sebagai berikut : 1. Perlu ada laporan dari para penerima manfaat tentang berapa prosentase sekolah yang prestasinya meningkat setelah menjadi lokasi penempatan relawan Peace Corps. Laporan ini akan menjadi bahan pertimbangan juga bagi perpanjangan program Peace Corps. Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat agar mengkoordinasikan hal ini dan mengembangkan instrumen untuk mengukur kinerja relawan dan untuk menunjukkan manfaat program Peace Corps bagi sekolah. 2. Tidak ada kekurangan jumlah jam mengajar bagi relawan Batch 5 karena SMK yang menjadi lokasi penempatan relawan Batch 5 memiliki jumlah jam pelajaran Bahasa Inggris minimal 16 jam, sehingga relawan dapat memenuhi jumlah jam mengajar minimal yang telah ditetapkan. 3. Jam mengajar relawan tetap jam. Jam mengajar minimal adalah 16 jam, sedangkan 4 jam sisanya bisa untuk ekstrakurikuler. 4. Bappenas akan mengirimkan surat kepada Kemdikbud dan Kementerian Agama untuk berkoordinasi dengan provinsi dan kab/kota dalam menyusun pemetaan SMA/MAN/SMK yang memiliki jam mengajar bahasa Inggris yang cukup bagi penugasan relawan Peace Corps. 5. Pre Service Training calon relawan Batch 5 perlu dilengkapi dengan materi tentang budaya Jawa Barat. Selain itu, Peace Corps perlu mengundang narasumber dari Kemdikbud dan Kementerian Agama untuk memberikan materi tentang kurikulum baru di dalam Pre Service Training. 6. Kemdikbud dan Kementerian Agama perlu melakukan evaluasi atas jumlah jam TEFL di dalam Pre Service Training untuk menentukan apakah jumlah jam TEFL di dalam Pre Service Training telah efektif, dan apakah jumlah jam TEFL perlu ditambah atau dikurangi. 7. Koordinasi Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur perlu diperkuat dalam hal penentuan sekolah, penempatan relawan, dan dalam hal koordinasi dengan Peace Corps. Perlu ada pertemuan di tingkat regional antara Dinas Pendidikan/Kanwil Agama tingkat provinsi, Dinas Pendidikan/Kanwil Agama Kab/kota, dan Peace Corps. Pertemuan ini untuk menjelaskan program Peace Corps kepada Kabupaten/Kota. 18

20 8. Untuk kedatangan relawan batch berikutnya, perlu ada batas waktu penyampaian daftar sekolah yang akan menggantikan sekolah yang mengundurkan diri dari pencalonan kepada Peace Corps. 9. Jumlah relawan Batch 5 untuk Provinsi Jawa Barat adalah 25 relawan, sedangkan untuk Provinsi Jawa Timur adalah 41 relawan. 10. Hingga tahun 2015 area kerjasama Peace Corps adalah dalam bidang pengajaran Bahasa Inggris dengan lokasi di provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. 11. Rencana perpanjangan penugasan relawan Batch 3, Matthew Delaney, akan diperdalam. Peace Corps akan menanyakan kepada relawan yang bersangkutan apakah bersedia mengajar di Jawa Barat. Pilihan lokasi penugasan bisa di Jawa Barat atau di Jawa Timur. Nantinya relawan akan tetap mengajar di sekolah, tidak di perguruan tinggi karena untuk perguruan tinggi sudah ada program AMINEF. Dalam melaksanakan tugasnya di Indonesia, tugas utama relawan Peace Corps adalah mendampingi guru utama dalam mengajar Bahasa Inggris di sekolah. Selain menjalankan tugas utama, relawan Peace Corps juga melakukan secondary project, misalnya membuat klub Bahasa Inggris. Sehubungan dengan adanya salah satu relawan Peace Corps yang secondary project-nya berupa keterlibatan dalam penyelenggaraan Bromo Marathon, maka Tim Teknis merasa perlu menyelenggarakan pertemuan Tim Teknis tentang secondary project pada tanggal 19 Februari Hasil pertemuan ini adalah sebagai berikut : 1. Sehubungan dengan keterlibatan relawan Peace Corps di dalam kegiatan Bromo Marathon yang diselenggarakan pada tanggal 1 September 2013 dan perlunya pembahasan tentang secondary project relawan Peace Corps, Tim Teknis program Peace Corps telah menerima dokumen klarifikasi dari Peace Corps Indonesia dan telah membahasnya di dalam rapat Tim Teknis yang diselenggarakan pada tanggal 19 Februari 2014 di Bappenas. 2. Tim Teknis akan mengirimkan surat kepada Peace Corps untuk menyampaikan hasil pertemuan ini, dengan beberapa poin sebagai berikut : a. Tim Teknis mengucapkan terima kasih atas peran relawan Peace Corps selama ini di tempat tugasnya, baik dalam melaksanakan tugas utama pengajaran Bahasa Inggris maupun dalam melaksanakan secondary project. Pada prinsipnya Tim Teknis sependapat bahwa kegiatan secondary project berusaha memberi manfaat bagi masyarakat di sekitar tempat tinggal relawan. Meskipun demikian, Tim Teknis berharap agar komunikasi yang efektif dan intensif dapat dibangun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. b. Berkenaan dengan hal itu dan berdasarkan pengalaman keterlibatan relawan di dalam Bromo Marathon 2013, Tim Teknis mengharapkan agar untuk selanjutnya secondary project relawan Peace Corps perlu direncanakan dan dibahas bersama Dinas Pendidikan dan Kanwil Agama serta Divisi Keimigrasian Kanwil 19

21 Kemenkumham Jawa Timur dan Jawa Barat. Di samping itu, secondary project perlu diajukan menggunakan nama sekolah sehingga pihak sekolah akan lebih terlibat. Sementara itu, secondary project yang ruang lingkup kegiatannya bertaraf nasional/internasional memerlukan persetujuan dari Tim Teknis. c. Kegiatan secondary project perlu didokumentasikan dengan baik, sehingga diperlukan satu portal/website yang dapat menginformasikan semua secondary project yang dilakukan oleh relawan Peace Corps d. Sehubungan dengan pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia pada tahun 2014 serta pemilihan kepala daerah, secondary project yang saat ini sedang dilaksanakan, atau yang akan dilaksanakan agar tidak terkait dengan hal-hal yang bersifat politis. Tim Teknis mengharapkan agar Peace Corps dapat memberi perhatian pada hal ini dan jika diperlukan dapat melakukan konsultasi dengan Tim Teknis. e. Peace Corps perlu memperkuat koordinasi dengan Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jawa Timur dan Jawa Barat. Apabila terjadi perubahan data yang terkait dengan relawan, misalnya relawan berpindah tempat tinggal, Peace Corps diharapkan dapat segera menyampaikan informasi tersebut kepada Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada tanggal 17 Juni 2014 diselenggarakan pertemuan Tim Pengarah di Bappenas dengan hasil pertemuan sebagai berikut : 1. Jumlah relawan Batch 6 tahun 2015 adalah 60 orang, dengan pembagian 30 orang relawan untuk Provinsi Jawa Timur dan 30 orang relawan untuk Provinsi Jawa Barat. 2. Pembahasan tentang kemungkinan penempatan relawan di madrasah swasta/di daerah terpencil/remote area, pendampingan relawan, rencana evaluasi menyeluruh atas program Peace Corps pada tahun 2015, serta penyusunan action plan Pemerintah Indonesia terkait program Peace Corps akan dilakukan dalam pertemuan internal Pemerintah Indonesia. Pertemuan ini dijadwalkan pada bulan Agustus/September. 3. Terkait pelaporan kehadiran relawan kepada Polsek, seperti yang telah dilakukan sebelumnya, Kemenko Polhukam diharapkan dapat mengirimkan surat kepada pihak Kepolisian untuk bisa menginformasikan tentang kehadiran relawan Peace Corps sampai ke level Polsek. Sedangkan Pemda dan sekolah ikut melaporkan juga kehadiran relawan kepada Polsek terdekat. Sehubungan dengan habisnya masa berlaku Implementing Arrangement program Peace Corps pada tanggal 15 Juni 2014, maka Pemerintah Indonesia dan Peace Corps melakukan pertemuan untuk membahas perpanjangan Implementing Arrangement Peace Corps pada tanggal 28 November Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan ini adalah klausul yang memungkinkan relawan yang telah kembali ke Amerika Serikat untuk dapat kembali bertugas sebagai relawan di Indonesia dengan syarat-syarat tertentu. Implementing Arrangement yang dibahas pada tahun 2014 kemudian 20

22 ditandatangani oleh Peace Corps, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama pada bulan Februari

23 IV. PEMANTAUAN PROGRAM PEACE CORPS Untuk mengetahui pelaksanaan program Peace Corps di lapangan dan mendapatkan masukan dari para penerima manfaat serta pihak-pihak terkait lainnya, Pemerintah Indonesia dan Peace Corps menyelenggarakan kegiatan pemantauan pada bulan Juni dan November Tujuan pemantauan ini terutama untuk melihat pelaksanaan program Peace Corps dalam aspek konsistensi, koordinasi, kapasitas, dan keberlanjutan. Tim pemantauan ini terdiri atas anggota Tim Pengarah dan Peace Corps. Dalam pemantauan, tim bertemu dengan para relawan, pihak sekolah, dan host family. Berdasarkan hasil pemantauan, secara umum program Peace Corps memberikan manfaat, baik bagi masyarakat Indonesia maupun para relawan Peace Corps, serta berkontribusi memperkuat people to people contact antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Amerika Serikat. Secara khusus, program berjalan sesuai Memorandum of Understanding (MoU), Implementing Arrangement (IA), kurikulum, dan rencana pembelajaran sekolah/madrasah. Selain itu, para relawan memiliki kapasitas yang memadai dalam mengajar siswa dan menjadi mitra bagi guru utama di sekolah/madrasah tempatnya bertugas. A. PEMANTAUAN TANGGAL 1-3 JUNI 2014 Pemantauan ini bertujuan melihat pelaksanaan tugas para relawan Batch 4, sekaligus menghadiri penutupan Pre Service Training (PST) calon relawan Batch 5. Pemantauan dilaksanakan pada tanggal 1-3 Juni 2014 di Provinsi Jawa Timur, khususnya di Pasuruan dan Mojokerto. Tim Pemantauan terdiri dari Kemenko Polhukam, Kementerian Luar Negeri, Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dan Kemdikbud. A.1. Pertemuan dengan Relawan Batch 5 dan Keluarga Semang Pada tanggal 1 Juni 2014, Tim Pemantauan tiba di Malang dan bertemu dengan calon relawan Batch 5 serta host family Batch 5. Dalam pertemuan ini para relawan menyampaikan pandangan bahwa program Peace Corps yang dilaksanakan dengan Pemerintah Indonesia adalah program yang bagus. Dialog menyimpulkan bahwa Pertemuan ini merupakan sarana bagi people-to-people contact yang perlu diperdalam di samping guna meningkatkan pendidikan dan pengembangan kapasitas di kedua belah pihak. Tim pemantauan menyampaikan kepada para calon relawan Peace Corps Batch 5 agar mereka dapat memberi sumbangsih tidak saja kepada Pemerintah Indonesia tetapi kepada masyarakat di tempat penugasan mereka di Jawa Timur dan Jawa Barat. Para calon relawan tersebut diharapkan dapat memberi pemahaman lintas budaya, mendorong pemikiran yang lebih terbuka dan bersikap fleksibel terhadap perbedaan budaya dan tradisi. Hal ini telah ditunjukkan melalui evaluasi terhadap gelombang/batch I-4 yang dinilai baik dan telah memberikan sumbangsih terhadap metode-metode pengajaran bahasa Inggris yang bersifat inovatif. 22

24 Kunjungan ke rumah host family (keluarga angkat) selama PST telah memberikan gambaran tentang manfaat konkrit yang dapat diterima oleh end user melalui upaya calon relawan membantu mereka dalam melakukan percakapan bahasa Inggris serta pemahaman lintas budaya. Dalam kunjungan ke rumah host family relawan Saajidah Aatiqah Abdul-Hameem, pihak host family menyatakan senang dengan keberadaan Saajidah dan menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Pihak host family juga memberikan masukan bahwa jadwal pre service training yang padat telah membuat interaksi Saajidah dengan tetangga-tetangga di sekitar tempat tinggalnya menjadi sangat terbatas. A.2. Penutupan Pre Service Training Calon Relawan Batch 5 dan Pertemuan dengan para Kepala Sekolah 23

25 Penutupan PST Calon Relawan Batch 5 dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2014 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dalam acara tersebut telah dilakukan pengambilan sumpah dan sekaligus peresmian penugasan relawan Peace Corps Batch 5. Sebagai catatan, jumlah relawan Peace Corps Batch 5 yang disumpah sebanyak 63 orang dengan 1 orang relawan Peace Corps yang mengundurkan diri. Pada kesempatan tersebut, Dubes AS dan Country Director Peace Corps menekankan kepada para relawan tersebut bahwa tugas yang diemban termasuk membuka pikiran dan hati mereka terhadap keragaman budaya Indonesia. Sebagai salah satu mitra penting AS, Indonesia adalah negara demokrasi berpopulasi muslim terbanyak, serta negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi kedua tercepat di forum G-20. Bagi Amerika Serikat, para relawan Peace Corps mempunyai peran penting dalam memajukan kemitraan tersebut melalui kontribusinya dalam meningkatkan pendidikan Bahasa Inggris. Kontribusi tersebut juga dilakukan dalam proyek-proyek kerjasama yang dalam kerangka saling memahami, menghargai dan meningkatkan hubungan persahabatan di kedua negara. Selain itu tugas para relawan Peace Corps adalah untuk terus menunjukkan kepada masyarakat Indonesia bahwa Amerika Serikat memegang teguh penghormatan atas values, budaya dan keanekaragaman budaya dan agama yang berbeda. Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Asisten Deputi 4/II, Koordinasi Amerika dan Eropa, Kemenko Polhukam, menyampaikan pesan kepada relawan dan para host families bahwa program Peace Corps adalah salah satu wujud kemitraan yang baik antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat. Program Peace Corps sejak tahun 2009 telah dirasakan manfaatnya oleh Sekolah maupun Madrasah di Provinsi Jawa Timur maupun Jawa Barat, serta oleh keluarga dan masyarakat tempat tinggal mereka. Para relawan tersebut juga telah menunjukkan dedikasi yang mengagumkan sepanjang masa penugasannya, bukan saja dalam mengajar bahasa Inggris namun juga dalam interaksi mereka dengan masyarakat sekitarnya dalam kehidupannya sehari-sehari. Para relawan Peace Corps juga diharapkan dapat menjadi duta-duta masyarakat Indonesia bagi masyarakat Amerika Serikat dan program Peace Corps merupakan sarana yang baik bagi para 24

26 relawan Peace Corps dan masyarakat Indonesia untuk saling mempelajari budaya masing-masing guna membangun rasa saling memahami dan menghormati di antara masyarakat kedua bangsa. Pada pertemuan dengan para Kepala Sekolah daerah Jawa Timur dan Jawa Barat, telah ditekankan kembali bahwa tujuan dari program tersebut adalah bermitra dengan sekolah/ madrasah dalam memberikan bantuan teknis yaitu dengan melakukan tugas pendampingan mengajar Bahasa Inggris; memberikan pemahaman mengenai values dan budaya Amerika Serikat kepada masyarakat Indonesia; memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat Amerika Serikat mengenai Indonesia. A.3. Kunjungan ke Tempat Tugas Relawan Batch 4 Pada tanggal 3 Juni 2014, Tim Pemantauan melakukan kunjungan ke tempat tugas salah satu relawan Peace Corps Batch 4, Ms. Hannah Fowler di SMKN I Tutur, Pasuruan. Pada kunjungan tersebut Ms. Fowler telah memberikan pelatihan dengan dibentuknya kelompok debat bahasa Inggris, dan mengajarkan metode-metode baru yang interaktif kepada siswa-siswi dalam mempermudah mengerti bahasa Inggris seperti dalam bentuk permainan dan atau acting/sandiwara. Disampaikan pula bahwa metode-metode tersebut yang telah dilakukan oleh SMKN I Tutur Pasuruan juga telah di sosialisasikan dengan guru-guru bahasa Inggris lainnya baik di tingkat SMP maupun SMK dari sekolah lain di sekitarnya. 25

27 Host family Ms. Fowler, menyampaikan bahwa mereka tidak mempunyai kendala dalam berinteraksi dengan Ms. Fowler dan telah menganggap bahwa Ms. Fowler adalah bagian dari keluarga mereka. Ms. Fowler seringkali memberikan les bahasa Inggris kepada siswa-siswa dan membantu dalam kegiatan-kegiatan sekunder seperti ikut aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan dan juga sekolah dalam mempromosikan daerah Pasuruan kepada turis-turis asing yang melalui daerah tersebut untuk mencapai gunung Bromo. Dalam pertemuan tersebut juga turut hadir wakil Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan yang menyampaikan terdapat kerjasama dengan Ms. Fowler dalam memberikan pengajaran bagaimana menjadi tour guide dan do s and don ts dalam berinteraksi dengan turis asing, di samping pengenalan Ms. Fowler terhadap tarian-tarian tradisional. 26

28 Guna memperkuat informasi kemajuan-kemajuan/kontribusi positif yang telah diberikan kepada sekolah maupun masyarakat dimana tempat ditugaskannya para relawan Peace Corps, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sebaiknya mengeluarkan edaran kepada setiap sekolah penugasan Peace Corps untuk secara berkala (tiap semester) melaporkan kemajuan-kemajuan sejak para relawan tersebut berada di sekolah. 27

29 RELAWAN B. PEMANTAUAN TANGGAL DAN NOVEMBER 2014 I. Kunjungan ke Tempat Tugas Relawan Batch 5 dan Keluarga Semang Pada tanggal 13-14November 2014, Tim Pemantauan mengunjungi 2 orang relawan Batch 5 ditempat tugasnya masing-masing, Richard Marks pada MTs Cililin, Bandung Barat dan Erica Johnson di SMAN 1 Jalancagak, Subang, Jawa Barat.Kegiatan pemantauan dilanjutkan kembali pada tanggal November 2014 di tempat tugas James Todd pada SMAN Ngronggot, Nganjuk dan Emily Warner pada MTsN Jabung Talun, Blitar,Jawa Timur Kunjungan ke tempat tugas Richard Trey Mark pada MTs Cililin, Bandung Barat Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara saat tim pemantauan mengunjungi Richard Trey Markdi tempat tugasnya : 1. Apakah pre-service training bermanfaat bagi pelaksanaan tugas relawan di sekolah/madrasah? Pre-Service Training sangat bermanfaat bagirichard Trey dalam melaksanakan tugasnya. Kegiatan PST memberikan kemudahan dalam penyesuaian di tempat tugas dan di tempat tinggal. 2. Apakah ada masalah (kendala) yang dihadapi selama melaksanakan tugas sejauh ini: - Bahasa, budaya, makanan, kegiatan sehari-hari, kondisi tempat tinggal - Hubungan dengan guru utama, siswa, kepala sekolah - Jam kerja, ruang kerja, sarana/prasarana lainnya - Lainnya. Pada tahapan awal, Trey mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan fasilitas, makanan dan cuaca namun dapat mengatasinya dengan baik, sehingga relawan dapat melanjutkan aktifitas di sekolah dan di tempat tinggal dengan lancar. Relawan dapat beradaptasi dengan fasilitas yang tersedia di sekolah maupun ditempat tinggal. Komunikasi dengan keluarga dilakukan melalui dan skype. 3. Bagaimana metode kerja di kelas dan kerja sama dengan guru utama? Trey dan guru mitra dapat bekerjasama dengan baik. Metode pengajaran yang digunakan bersama guru mitra telah meningkatkan interaksi dan motivasi belajar 28

30 GURU UTAMA siswa. Trey mengajar dengan menggunakan alat bantu seperti gitar dan mendorong siswa untuk meningkatkan kreatifitas khususnya dalam melakukan seni peran (acting). 4. Apakah telah mempersiapkan exit strategy bersama guru utama? Trey bersama guru mitra bekerjasama dengan baik, meskipun baru aktif mengajar selama 4 bulan. Bahan pengajaran disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di MTsN Cililin. Sampai pada waktu pemantauan, Trey masih fokus dalam pengajaran dan kedepan bersama guru mitra akan mengembangkan strategi pengajaran yang berkelanjutan. 5. Adakah special project yang dikembangkan? 1. Trey bersama guru mitra membentuk Daily English Conversation, dimana setiap hari selasa seluruh siswa diwajibkan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. 2. Trey bersama guru mitra membentuk English Club. 3. Treyselalu mendorong siswa untuk tampil percaya diri dalam menggunakan bahasa Inggris dengan cara mengajarkan siwa berakting dalam drama singkat. 1. Apakah keberadaan relawan dapat membantu tugas-tugas pengajaran bahasa Inggris? Trey sangat membantu dalam pengajaran bahasa Inggris di sekolah. Trey membawa semangat baru bagi guru bidang studi di MTsN Cililin. Kehadiran Trey dimanfaatkan oleh para guru untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris masing-masing guru. Bersama guru mitra, guru bidang studi bahasa Inggris lain dan penanggungjawab kurikulum, Trey diarahkan untuk memberikan pengajaran sesuai kurikulum. Aktifitas di kelas dilakukan bersama-sama. Seluruh guru bidang studi bahasa Inggris merasa senang karena kehadiran Trey sangat membantu dalam kegiatan belajar-mengajar dan meningkatkan minat belajar bahasa Inggris siswa. 2. Adakah transfer of knowledge (metode)? Trey s menerapkan metode mengajar yang baik, yang kemudian dapat dapat diterapkan lagi oleh guru bidang studi. Trey s mengajak siswa untuk lebih aktif, misalnya dalam pembahasan story telling, belajar grammar,dan translete. Trey menerapkan sistem belajar sambil bermain, menggunakan alat musik (gitar), dan mengembangkan kemampuan siswa dalam menunjukan ekspresi atau berakting 29

31 LA SEKO LAH menggunakan bahasa Inggris. Hal ini sangat memperkaya metode mengajar dari guru mitra. 3. Bagaimana metode kerja antara guru dan relawan? Trey dan guru mitra sering berdiskusi tentang pembelajaran di sekolah dan pembagian tugas mengajar dimana Trey didampingi guru mitra dalam semua proses mengajar sehingga Trey tidak mengajar sendirian. Seluruh kelas menginginkantrey mengajar di kelas mereka, sehingga sekolah mengambil kebijakan agar Treymengajar di seluruh kelas. Trey mengajar selama 20 jam mengajar di kelas VII,VIII dan IX dengan total 22 kelas. Selain itu Trey terlibat aktif dalam ekstrakurikuler di sekolah 4. Kekuatan / kelebihan apa yang dimiliki oleh relawan yang berguna bagi pengajaran bahasa Inggris? Trey beradaptasi dengan baik dan mudah bergaul dengan semua orang di sekolah. Cara mengajar yang kreatif membuat para siswa nyaman untuk belajar. Treys mengenakan seragam sepertihalnya gurulain di sekolah dan berinteraksi dengan baik dengan para guru. Menurut para guru, metode mengajar Trey s membuat para siswa termotivasi untuk belajar. Siswa semakin percaya diri didalam berbicara menggunakan bahasa Inggris, belajar seperti grammar dan speaking, serta siswa didorong untuk berani berbicara dan bermain drama menggunakan bahasa Inggris. 5. Apa dampak keberadaan relawan dalam pengajaran bahasa Inggris bagi guru/siswa? Kehadiradiran relawan membawa dampak baik tidak hanya kepada siswa tetapi juga kepada guru mitra dimana guru mitra termotivasi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Siswa semakin antusias dalam belajar dan aktif dalam setiap aktifitas di kelas maupun pada kegiatan ekstrakurikuler. Guru utama dan guru bahasa Inggris lain juga menerima manfaat bagi peningkatan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. 1. Bagaimana penilaian kepala sekolah/madrasah tentang kapasitas relawan? Trey memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan membuat siswa nyaman. 30

32 Dalam beberapa kesempatan, Trey diperkenalkan kepada orang tua siswa yang ingin mengenal Trey. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah sehingga kedekatan yang baik dengan siswa mendapat apresiasi dari orang tua siswa. Kehadiran relawan mendorong kepala sekolah untuk belajar bahasa Inggris. Kepala sekolah senang dengan kehadiran relawan di MTsN Cililin. 2. Bagaimana kerja sama sekolah (guru-guru) dengan relawan? Kerjasama antara Trey dan guru-guru berjalan baik. Trey diperlakukan sebagaimana keluarga sendiri. Guru mitra sering melakukan diskusi dengan Trey dalam membahas pengajaran di sekolah. 3. Apakah relawan juga terlibat kegiatan-kegiatan (pendidikan) di luar sekolah? Trey bersama guru mitra sering diundang untuk bertemu dengan siswa ataupun dengan guru-guru di sekolah lain. Kehadiran Trey s mengundang sekolah lain bahkan salah satu Perguruan Tinggi Kesehatan di Cililin pernah berkunjung ke MTsN untuk berbagi ilmu dengan Trey s. Seiring berjalannya waktu, permintaan pertemuan bertambah banyak sehingga harus dibatasi oleh guru mitra mengingat kewajiban mengajar MTsN Cililin yang padat, karena siswa di semua kelas menginginkan Trey s untuk mengajar. 4. Bagaimana komunikasi kepala sekolah dengan relawan? Komunikasi antara Kepala Sekolah dan Trey s berlangsung dengan baik melalui bantuan guru mitra. Meskipun merasa sulit dalam menggunkan bahasa Inggris, kehadiran Trey memotivasi kepala sekolah untuk belajar Bahasa Inggris.Kepala sekolah merasa senang dengan kehadiran Trey karena berdampak baik perkembangan pelajaran bahasa Inggris di sekolah. 5. Apakah laporan kegiatan relawan telah disusun dan disampaikan kepada Dinas Pendidikan/Kanwil Agama? Selama ini belum ada laporan tertulis yang disusun, namun kepala sekolah dan guru mitra sepakat akan membuat laporan untuk di serahkan kepada Kanwil Agama. 6. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran relawan di sekolah tempat tugasnya? Ketika Trey mulai bertugas di MTsN Cililin, Trey telah diperkenalkan kepada masyarakat sekitar dan masyarakat menerima kehadiran Trey dengan baik. Trey juga pernah terlibat dalam kegiatan di pesantren. 31

33 KELUARGA SEMANG Trey juga telah diperkenalkan kepada pihak keamanan setempat sehingga kehadiran Trey telah diketahui. 7. Apa yang dilakukan oleh sekolah untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tugasnya? Untuk menjaga keamanan relawan, kepala sekolah dan guru mitra sering berkomunikasi dan berkunjung ke tempat Trey. 1. Apakah ada masalah dengan relawan yang tinggal di rumah ini? Komunikasi yang terjalin antara relawan dan keluarga berjalan baik. Komunikasi ini terjalin baik karena beberapa anggota keluarga berlatarbelakang sebagai guru bidang studi Bahasa Inggris. Keluarga merasa relawan semakin sibuk dengan aktifitas di luar rumah sehingga kurang berkomunikasi dengan keluarga seperti pada kedatangan relwan pertamakali, namun keluarga yakin kedepan akan semakin baik. 2. Apakah relawan dapat menyesuaikan kondisi tempat tinggal? Proses adaptasi relawan berjalan baik, meskipun pernah mengalami gangguan kesehatan pada awal kedatangan, namun hal itu dapat diatasi sehingga saat ini aktifitas relawan di rumah telah berjalan dengan baik. 3. Bagaimana relawan hidup sehari-hari dengan keluarga dan masyarakat sekitar? Keluarga merasa interaksi Trey dengan masyarakat sekitar masih kurang, namun memaklumi bahwa kurangnya aktifitas sosial dikarenakan kendala pada bahasa karena Trey masih kesulitan berbahasa Indonesia dan aktfitas Trey yang sangat sibuk di sekolah dan di luar sekolah sehingga segera beristirahat ketika kembali kerumah. Keluarga berharap guru mitra dapat mengatur jadwal Trey dengan baik sehingg Trey memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat di sekitar tempat tinggal. 4. Apa yang dilakukan relawan sehari-hari saat hari libur atau di luar jam sekolah? Di luar jam sekolah, Trey sering berkunjung ke sekolah lain yang mengundang. Pada waktu libur Tery sering bersepeda dan mendaki gunung di dekat tempat tinggal, serta bertemu dengan rekan-rekan sesama relawan Peace Corps. Keluarga berharap relawan dapat menghabiskan waktu bersama masyarakat dan mengajarkan bahasa Inggris bagi anak-anak di sekitar. 5. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran 32

34 relawan di rumah keluarga semang? Kehadiran Trey sudah diketahui oleh RT/RW, Kelurahan, dan Polsek. Keluarga semang juga selalu memastikan keamanan relawan dengan memastikan kondisi relawan sekembalidari kegiatan di sekolah. Ca tatan Umum : Ti m Pemantau an memanda ng bahwa Trey dapat melaksanakan tugasnya dan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pihak sekolah dan keluarga semang.seluruh aktifitas relawan mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah dan keluarga semang.hubungan komunikasi dan kerjasama yang terjalin baik antara relawan, guru dan siswa terlihat dari penyampaian kesan baik oleh guru dan siswa.ketika mengadakan pemantauan, siswa menyampaikan ungkapan bahagia atas kehadiran relawan dan dengan percaya diri menunjukan kemampuan mereka dengan membawakan atraksi yel-yel dalam bahasa Inggris. Kepala Sekolah dan guru-guru menunjukan semangat mereka dalam bekerja sama dengan relawan untuk meningkatkan pengusaan bahasa Inggris di sekolah mereka. 6. Apa yang dilakukan oleh keluarga semang untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tinggalnya? Setiap hari keluarga semang memastikan keberadaan relawan dengan memastikan keadaan relawan baik disaat berangkat kesekolah, sekembali dari sekolah bahkan saat akan keluar rumah di hari libur. Keluarga semang menyampaiakan bahwa aktifitas Trey yang padat di luar membuat Trey kurang berkomunikasi dengan keluarga dan kurang bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar tempat tinggal.keluarga berharap Trey dapat menjalin komunikasi baik dengan keluarga dan dapat mengadakan les bahasa Inggris bagi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. 33

35 34

36 1.2. Kunjungan ke tempat tugas Erica Johnson di SMAN 1 Jalancagak, Subang, Jawa Barat 35

37 RELAWAN Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara saat tim pemantauan mengunjungi Erica Johnson di tempat tugasnya : 1. Apakah pre-service training bermanfaat bagi pelaksanaan tugas relawan di sekolah/madrasah? Pre-Servicee Training bermanfaat bagi Erica, khususnya dalam mempelajari bahasa dan budaya serta makanan Indonesia. Kemampuan bahasa Indonesia Erica berkembang sangat baik sehingga memudahkan Erica dalam berkomunikasi dengan siswa dan guru di SMA N 1 Jalancagak maupun dengan keluarga semang. Erica juga telah mempelajari bahasa Jawa sehingga mempermudah dalam berkomunikasi dengan keluarga semang yang lebih tua usianya dan masyarakat sekitar tempat tinggal 2. Apakah ada masalah (kendala) yang dihadapi selama melaksanakan tugas sejauh ini: - Bahasa, budaya, makanan, kegiatan sehari-hari, kondisi tempat tinggal - Hubungan dengan guru utama, siswa, kepala sekolah - Jam kerja, ruang kerja, sarana/prasarana lainnya - Lainnya. Kendala yang dihadapai Erica adalah komunikasi yang kurang baik bersama guru mitra pada awal kedatangan namun kemudian keduanya dapat menyelesaiakan dan berkomunikasi lagi dengan baik sampai sekarang. Selain itu, kendala lain yang di hadapi adalah bahwa Erica ingin meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia sedangkan guru mitra ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sehingga terlihat bahwa keduanya saling mendukung didalam proses belajar untuk meningkatkan peengetahuan kedua bahasa. Erica dapat beradaptasi dengan budaya, bahasa dan fasilitas yang tersedia di sekolah maupun di rumah keluarga semang. Erica sangat menikmati aktifitasnya di sekolah maupun di tempat tinggal. 3. Bagaimana metode kerja di kelas dan kerja sama dengan guru utama? Metode yang diterapkan sangat baik. Erica didampingi guru mitra dan secara bergantian melakukan aktifitas mengajar di kelas. Erica mengajar dengan menggunakan alat peraga, permainan dan mendorong siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara mengunakan bahasa Inggris, menulis dalam bahasa Inggris dan meningkatkan kreatifitas. 36

38 GURU UTAMA 4. Apakah telah mempersiapkan exit strategy bersama guru utama? Siswa di SMAN 1 Jalancagak memiliki potensi dan semangat belajar yang tinggi sehingga memudahkan dalam kegiatan mengajardi kelas. Bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum dan berbasis kebutuhan siswa di sekolah. Erica dan guru mitra selalu mendiskusikan materi yang akan diajarkan dan berbagi peran dalam mengajar. 5. Adakah special project yang dikembangkan? Erica bersama guru mitra dan guru bahasa Inggris lainnya mengembangakan English Club yang telah ada di SMA N 1 Jalancagak. Dengan kehadiran Erica, motivasi dan minat siswa dalam belajar bahasa Inggris meninggkat hal ini terbukti dengan bertambahnya anggota English Club. Sebelum kedatangan Erica anggotanya berjumlah 40 siswa dan setelah kedatangan Erica, jumlah anggota English Club bertambah menjadi 100 siswa. Oleh karena relawan adalah anggota dari The Denver Sonnets Project (Perkumpulan pecinta drama Sonnet di Denver yang bertujuan membuat film pendek dari 154 Sonet Shakespeare s), maka relawan melibatkan guru pendamping dan siswa dalam pembuatan Sonet (puisi) yang menceritakan tentang hubungan timbal balik yang terjalin antara guru dan siswa serta guru dan relawan dalam akulturasi budaya Indonesia (Indonesia Culture Based Education). Film pendek tersebut akan ditayangkan di Denver Sonnets Project You Tube Channel. Hal ini mendapat sambutan hangat dari guru pendamping dan siswa. 1. Apakah keberadaan relawan dapat membantu tugas-tugas pengajaran bahasa Inggris? Guru mitra dan guru bahasa Inggris lainmerasa terbantu melalui kehadiran Erica. Mereka dapat berbagi peran dalam proses mengajar di kelas dan secara langsung meningkatkan kemampuan bahasa Inggris guru. Erica mendapat jatah mengajar 18 jam mengajar pada 6 kelas. 2. Adakah transfer of knowledge (metode)? Metode yang diterapkan oleh Erica yang kreatif dan bervariatif sangat bemanfaat bagi guru mitra. Kedepan metode yang di terapkan Erica akan tetap digunakan oleh guru mitra bahkan guru bahasa Inggris lainnya. 37

39 KEPALA SEKOLAH 3. Bagaimana metode kerja antara guru dan relawan? Erica selalu didampingi dalam kegiatan mengajar di kelas. Erica dan relawan mendiskusikan materi yang akan diajarkan dan aktifitas mengajar dilakukan secara bergantian. Erica dan guru mitra mendorong siswa untuk meningkatkan kreatifitas dan terlihat dari beberapa hasil kreatifitas siswa. Oleh karenasiswa di SMA N 1 sering mengikuti perlombaan bahasa Inggrissehingga bila dibutuhkan, Erica dan guru mitra memberikan bimbingan tambahan bagi siswa yang akan terlibat dalam perlombaan. Erica dan guru mitra bersedia menerangkan pelajaran secara detail kepada siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam memahami pelajaran bahasa Inggris. 4. Kekuatan / kelebihan apa yang dimiliki oleh relawan yang berguna bagi pelajaran bahasa Inggris? Erica sangat cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan mudah berkomunikasi karena kemampuannya berbahasa Indonesia. Kehadiran Erica meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. 5. Apa dampak keberadaan relawan dalam pengajaran bahasa Inggris bagi guru/siswa? Kehadiran Erica membawa pengaruh baik bagi pengajaran bahasa Inggris kepada siswa dan secara langsung kepada guru. Siswa semakin termotivasi dalam belajar bahasa Inggris. 1. Bagaimana penilaian kepala sekolah/madrasah tentang kapasitas relawan? Kepala sekolah melihat antusiasme siswa meningkat dengan kehadiran Erica. Relawan mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan siswa dan guru bahasa Inggris maupun guru bidang studi lain serta terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Siswa termotivasi untuk belajar bahasa Inggris dan Siswa antusias dalam mengikuti perlombaan yang diadakan baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi.hal ini terbukti dengan keberhasilan SMA N 1 Jalancagak yang meraih Juara 2 tingkat Provinsi dalam lomba bahasa Inggris. 2. Bagaimana kerja sama sekolah (guru-guru) dengan relawan? Kerjasama antara guru-guru di sekolah dan relawan berjalan baik. Relawan selalu bersedia untuk berinteraksi dengan siapa saja. Komunikasi dengan para guru juga berjalan baik. 38

40 KELUARG A SEMANG 3. Apakah relawan juga terlibat kegiatan-kegiatan (pendidikan) di luar sekolah? Relawan sangat aktif terlibat pada kegiatan-kegiatan di luar sekolah: - Relawan pernah dilibatkan dalam kegiatan kemah di Subang. - Bersama guru mitra terlibat dalam pelatihan kurikulum 2013 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. - Relawan dilibatkan menjadi pembimbing dalam kegiatan kemah di Pesona Bambu Lembang. - Bersama guru mitra mengunjungi Islamic Boarding School-Asifa School. - Bersama Guru MItra sering menghadiri pertemuan Guru Bahasa Inggris di sekolah-seolah yang mengundang. Kepala sekolah berharap ada tambahan relawan bagisekolah lain di sekitar Jalancagak karena semua sekolah tertarik dengan program seperti ini. 4. Bagaimana komunikasi kepala sekolah dengan relawan? Komunikasi dengan Erica berjalan baik dengan didampingi oleh guru mitra. Kehadiran relawan mendorong kepala sekolah untuk belajar bahasa Inggris. 5. Apakah laporan kegiatan relawan telah disusun dan disampaikan kepada Dinas Pendidikan/Kanwil Agama? Kepala sekolah dan guru mitra akan menyusun laporan untuk diserahkan kepada Dinas Pendidikan. 6. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran relawan di sekolah tempat tugasnya? Sejak kedatangannya, keberadaan Erica di SMA N 1 Jalancagak telah disampaikan kepada Polres, Polsek setempat. 7. Apa yang dilakukan oleh sekolah untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tugasnya? Semua pihak secara bersama turut menjaga keamanan relawan diantaranya kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. 1. Apakah ada masalah dengan relawan yang tinggal di rumah ini? Kehadiran Erica diterima dengan baik dan tidak ada masalah yang terjadi selama Erica tinggal bersama keluarga semang. Erica mampu menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga semang. Terlihat Erica sangat akrab dengan seluruh anggota keluarga semang baik orang dewasa maupun anak-anak. 39

41 2. Apakah relawan dapat menyesuaikan kondisi tempat tinggal? Erica dapat menyesuaikan diri di tempat tinggal meskipun rumah keluarga semang dihuni oleh banyak orang. Erica sangat ramah kepada anak-anak di rumah bahkan sesekali mengajarkan bahasa Inggris bila memiliki waktu luang. 3. Bagaimana relawan hidup sehari-hari dengan keluarga dan masyarakat sekitar? Erica mampu bergaul dengan keluarga semang dan masyarakat sekitar karena kemampuannya berbicara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. 4. Apa yang dilakukan relawan sehari-hari saat hari libur atau di luar jam sekolah? Erica sering menghabiskan waktu libur untuk membuat makanan atau kue asal Amerika bersama salah satu anggota keluarga semang yang kebetulan berlatarbelakang pendidikan tataboga dan sesekali Erica diajarkan membuat masakan atau kue asli Indonesia yang kemudian dinikmati bersama anggota keluarga lainnya. Selain itu Erica sering berkunjung ke tempat tinggal rekan-rekan relawan Peace Corps. 5. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran relawan di rumah keluarga semang? Pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek telah mengetahui kehadiran Erica. Pihak sekolah juga sudah memberitahu pihak-pihak terkait. 6. Apa yang dilakukan oleh keluarga semang untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tinggalnya? Keakraban yang terjalin antara Erica dan keluarga semang membuat keluarga selalu khawatir apabila Erica belum tiba dirumah. Keluarga selalu memastikan keamanan Erica kemanapun Erica akan bepergian, baik di jam sekolah maupun di luar jam sekolah. Erica sering berkomunikasi dengan keluarganya di Amerika dan telah mengenalkan keluarga semang kepada keluarganya di Amerika. C atatan Umum : T im pemanta uan memand ang bahwa Erica berhasil memban gun komunik asi dan hubunga n baik dengan semua pihak sehingga kehadira n Erica sangat dihargai.kehadiran Erica dimanfaatkan dengan baik oleh guru mitra dan kepala sekolah dimana keberadaan Erica dimanfaatkan bagi peningkatan mutu pendidikan bahas Inggris dan terlihat dengan peningkatan drastis kemampuan siswa dan prestasi yang diraih oleh siswa di SMA N 1 Jalancagak.Selain itu, kehadiran Erica membawa pemahaman yang baik tentang Amerika.Keramahan pihak sekolah, keluarga semang dan masyarkat memberikan pemahaman yang baik bagi Erica tentang Indonesia. 40

42 41

43 1.3. Kunjungan ke tempat tugas James Todd di SMAN Ngronggot, Nganjuk, Jawa Timur Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara saat tim pemantauan mengunjungi James Todd di tempat tugasnya : 42

44 RELAWAN 1. Apakah pre-service training bermanfaat bagi pelaksanaan tugas relawan di sekolah/madrasah? Pre-service training sangat bermaanfaat bagi James. Melalui PST, James telah mendapat banyak pengetahuan tentang bahasa, budaya, makanan sehingga mempermudah James dalam beraktifitas. 2. Apakah ada masalah (kendala) yang dihadapi selama melaksanakan tugas sejauh ini: - Bahasa, budaya, makanan, kegiatan sehari-hari, kondisi tempat tinggal - Hubungan dengan guru utama, siswa, kepala sekolah - Jam kerja, ruang kerja, sarana/prasarana lainnya - Lainnya. Dalam melaksanakan aktifitasnya di sekolah, James tidak menghadapi kendala yang berarti. James dapat beradaptasi dengan baik bahkan telah berbicara bahasa Indonesia dengan baik, dan dapat beradaptasi dengan budaya, makanan serta fasilitias yang tersedia di sekolah dan di rmah keluarga semang. James bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, bahkan James telah memahami budaya dengan baik sehingga memudahkannya dalam berinteraksi dengan semua orang. James mendapat pengalaman berharga bahwa menjadi guru tidak hanya mengajarkan pelajaran tetapi bagaimana membuat siswa memiliki moral yang baik. Hal tidak terjadi di Amerika dimana guru bertugas mengajar dan tidak perlu menasihati siswa seperti di Indonesia. Komunikasi dengan keluarga di Amerika Serikat berjalan lancar dan James menggunakan dalam berkomunikasi. 3. Bagaimana metode kerja di kelas dan kerja sama dengan guru utama? Dalam melakukan aktifitas mengajar di kelas, James selalu didampingi oleh guru mitra dan mengambil peran mengajar secara bergantian.metode mengajar yang kreatif berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. James berlatar belakang pendidikan guru sehingga banyak berbagi pengalaman dan kemampuannya dalam mengajar dengan guru bahasa utama maupun guru bahasa Inggris lain. Bahan pengajaran telah disesuaikan dengan kurikulum Apakah telah mempersiapkan exit strategy bersama guru utama? James bersama guru utama telah menyusun materi yang akan di gunakan dalam kegiatan mengajar dan hal ini sangat bermanfaat bagi guru mitra. Apabila masa 43

45 GURU UTAMA tugas James berakhir dan kembali ke Amerika maka guru telah memiliki materi penuntun untuk tetap digunakan. 5. Adakah special project yang dikembangkan? - James dan guru mitra serta guru bahasa Inggris lainnya mengembangkan English Club yang sudah ada di sekolah SMAN Ngronggot. - James bersama guru mitra mengadakan kelas tambahan pada hari Senin setiap jam 2 siang. 1. Apakah keberadaan relawan dapat membantu tugas-tugas pengajaran bahasa Inggris? Kehadiran James sangat membantu pengajaran bahasa Inggris di kelas. Selain berbagi peran mengajar, James juga bersedia bekerjasama dengan guru, memberikan masukan bagi pengembangan materi mengajar dan metode mengajar. Para Guru bidang studi bahasa Inggris sangat terbantu dengan kehadiran James di sekolah. 2. Adakah transfer of knowledge (metode)? Banyak hal yang didapat melalui kehadiran relawan. James berbagi pengalaman tentang metode mengajar di Amerika dan memberikan masukan kepada guru demi peningkatan kualitas pengajaran di sekolah, James memberikan masukan bagi penyusunan materi ajar para guru sehingga menambah pengetahuan para guru bahasa Inggris di sekolah. 3. Bagaimana metode kerja antara guru dan relawan? James selalu didampingi guru mitra dalam melakukan kegiatan mengajar di kelas. Guru mitra dan James secara bergantian mengambil peran dalam mengajar. Aktifitas mengajar yang kreatif oleh James meningkatkan motivasi belajar siswa bahkan siswa sangat antusias dalam kegiatan belajar di kelas, sehingga guru terdorong untuk meningkatkan pengajaran di kelas. James dan guru mitra juga menyempatkan waktu untuk mengajar siswa yang lambat dalam memahami pelajaran di kelas. 4. Kekuatan / kelebihan apa yang dimiliki oleh relawan yang berguna bagi 44

46 KEPALA SEKOLAH pelajaran bahasa Inggris? James telah berpengalaman dalam mengajar sehingga banyak memberikan masukan berharga bagi para guru. Selain itu James sangat bersemangat dalam mengajar dan selalu mendorong siswa untuk belajar menerapkan konsep English is simple sehingga membuat siswa semakin termotivasi dalam belajar bahasa Inggris. 5. Apa dampak keberadaan relawan dalam pengajaran bahasa Inggris bagi guru/siswa? Baik guru maupun siswa merasa gembira dengan kehadiran James. Banyak dampak baik yang telah dirasakan. Guru semakin bertambah penguasaan bahasa Inggris dan siswa juga semakin antusias dalam belajar bahasa Inggris. James mengajar di kelas X dan XI dengan total 13 kelas dan jatah mengajar 16 jam. Oleh karena antusias siswa sangat tinggi sehingga banyak tambahan mengajar yang membuat total Jam mengajar James menjadi 26 jam. 1. Bagaimana penilaian kepala sekolah/madrasah tentang kapasitas relawan? James sangat berbakat dalam pengajaran bahasa Inggris karena ditunjang dengan latarbelakang pendidikan sebagai guru ditambah pengalaman mengajar yang dimilikinya. Kemampuan James sangat membantu dalam peningkatan kualitas pengajaran bahasa Inggris di sekolah. James sering menghabiskan waktu bermain basket dengan siswa dan itu sangat baik. 2. Bagaimana kerja sama sekolah (guru-guru) dengan relawan? Kerjasama antara guru-guru dan relawan berjalan baik, komunikasi dengan para guru juga berjalan baik. Guru-guru merasakan banyak peningkatan dalam kemampuan berbahasa Inggris, salah satunya adalah kemampuan pronounsiation guru bertambah baik. 3. Apakah relawan juga terlibat kegiatan-kegiatan (pendidikan) di luar sekolah? Relawan banyak dilibatkan dalam aktifitas diluar sekolah: - James pernah disertakan menjadi Juri debat bahasa Inggris se-kabupaten Blitar. - Selain itu bila ada kegiatan lain di luar sekolah yang membutuhkan 45

47 KELUARGA SEMANG kehadiran James, maka guru mitra akan mendampingi James untuk menghadiri kegiatan dimaksud. - James dilibatkan dalam pertemuan guru-guru bahasa Inggris. 4. Bagaimana komunikasi kepala sekolah dengan relawan? Komunikasi Kepala sekolah dan James berlangsung baik dengan didampingi oleh guru mitra. Kehadiran James mendorong kepala sekolah untuk belajar bahasa Inggris. Kepala sekolah menyambut baik kehadiran James dan berencana untuk mengikutsertakan James pada Study Toursekolah ke Bali. 5. Apakah laporan kegiatan relawan telah disusun dan disampaikan kepada Dinas Pendidikan/Kanwil Agama? Kepala sekolah dan guru mitra akan menyusun laporan untuk diserahkan kepada Dinas Pendidikan. 6. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran relawan di sekolah tempat tugasnya? Kehadiran James di SMAN Ngronggot telah disampaiakan kepada Polres, Polsek setempat, sehingga telah diketahui dengan baik. 7. Apa yang dilakukan oleh sekolah untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tugasnya? Keamanan James menjadi tanggungjawab semua pihak sehingga James dapat menjalankan aktifitasnya dengan baik. 1. Apakah ada masalah dengan relawan yang tinggal di rumah ini? Tidak ada masalah yang terjadi antara James dan keluarga semang. James sangat akrab dengan seluruh anggota keluarga. 2. Apakah relawan dapat menyesuaikan kondisi tempat tinggal? James dapat menyesuaikan diri dengan tempat tinggal. James telah beradaptasi dengan budaya dan makanan. James dapat menikmati makanan yang disediakan dirumah sehingga memudahkan keluarga semang. 3. Bagaimana relawan hidup sehari-hari dengan keluarga dan masyarakat sekitar? James mampu bergaul dengan anggota keluarga dan masyarakat disekitar tempat tinggalnya. Disampaikan bahwa, ketika James telah berada di rumah dan 46

48 menikmati waktu santai didepan teras rumah, maka anak-anak atau tetangga yang melintas akan menyapa bahkan tidak sedikit yang akan mampir sekedar bercerita. Hal ini menunjukkan keramahan dan kedekatan James dengan masyarakat disekitar tempat tinggalnya. James sangat akrab dengan seluruh anggota keluarga dan sesekali membantu ibu Ciwit di rumah membuat kue khas Indonesia. 4. Apa yang dilakukan relawan sehari-hari saat hari libur atau di luar jam sekolah? James sering menghabiskan waktu kosong dengan bersepeda keliling, atau mengunjungi rekan-rekan relawan Peace Corps. James sering dikunjungi oleh rekan-rekan relawan dan bersama ibu Ciwit membuat kue khas Indonesia. James sering diajak berkeliling melihat-lihat wilaya sekitarh bersama keluarga semang. 5. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran relawan di rumah keluarga semang? Pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek telah mengetahui kehadiran. Keluarga semang yaitu Bapak Sucipto adalah wakil Kapolsek setempat sehingga keamanan James sangat terjamin. 6. Apa yang dilakukan oleh keluarga semang untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tinggalnya? Keluarga semang selalu menjalin komunikasi yang baik dengan relawan sehingga mengetahui dengan pasti keamanan relawan. Catatan Umum : T im pemanta uan memand ang bahwa kehadira n James t disambu baik oleh pihak sekolah, keluarga semang dan masyara kat.jame s beradaptasi dengan baik sehingga mempermudah aktifitasnya.yang menjadi catatan adalah James merasa kecewa karena Jadwal mengajar yang tertunda akibat banyaknya liburan dan sekolah diliburkan karena kedukaan, namun James mengormati keputusan sekolah.james juga menekankan perlunya budaya tidak mennyontek saat ujian.james mengapresiasi budaya Indonesia dimana siswa sangat menghargai dan patuh kepada guru sehingga mudah untuk mengatur siswa.hal itu tidak didapatkan bila menjadi guru di Amerika, dimana guru harus berusaha keras untuk mendapat perhatian siswa. 47

49 LA W AN 1.4. Kunjungan ke tempat tugas Emily Werner pada MTsN Jabung Talun, Blitar, Jawa Timur Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara saat tim pemantauan mengunjungi Emily Werner di tempat tugasnya : 1. Apakah pre-service training bermanfaat bagi pelaksanaan tugas relawan di sekolah/madrasah? 48

50 Pre-service training bermanfaat bagi aktifitas Emily di tempat tugas. Emily dapat melaksanakan aktifitasnya dengan memanfaatkan semua informasi yang diperolehnya selama PST. 2. Apakah ada masalah (kendala) yang dihadapi selama melaksanakan tugas sejauh ini: - Bahasa, budaya, makanan, kegiatan sehari-hari, kondisi tempat tinggal - Hubungan dengan guru utama, siswa, kepala sekolah - Jam kerja, ruang kerja, sarana/prasarana lainnya - Lainnya. Kendala yang dihadapi Emilypada awal kedatangan adalah dalam bahasa, hal ini mendorong Emily giat belajar bahasa Indonesia dan sekarang Emily sudah bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Emily mampu belajar bahasa Indonesia dengan cepat bahkan telah belajar bahasa Jawa sehingga mempemudah komunikasi dengan semua pihak. Emily juga dapat menyesuaikan diri dengan makanan dan fasilitas yang tersedia baik di sekolah maupun di tempat tinggal. Selain itu Emily mampu beradaptasi dengan budaya, makanan dan kondisi tempat tinggal sehingga memudahkannya dalam beraktifitas. Emily memberikan apresiasi bagi budaya Indonesia yang menghormati orang laindan menghargai perbedaan agama. 3. Bagaimana metode kerja di kelas dan kerja sama dengan guru utama? Emily melakukan aktifitas di kelas didampingi oleh guru mitra. Sebelum kegiatan belajar dimulai, guru mitra dan Emily selalu mendiskusikan materi pelajaran yang akan di ajarkan di kelas. Hal ini memudahkan dalam interaksi dan pembelajaran di kelas. 4. Apakah telah mempersiapkan exit strategy bersama guru utama? Emily saat ini masih menyesuaikan bahan Pengajaran yang diberikan sekolah yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Emily dan guru mitra mengembangkan aktifitas kelompok bahasa Inggris di kelas. 5. Adakah special project yang dikembangkan? - Bersama guru mitra mengembangkan English Club yang beranggotakan 150 siswa. - Bersama guru mitra berpartisipasi menulis di Majalah sekolah English Corner. 49

51 GURU UTAMA 1. Apakah keberadaan relawan dapat membantu tugas-tugas pengajaran bahasa Inggris? Kehadiran Emily sangat membantu pengajaran Bahasa Inggris di sekolah. Guru senang karena Emily dapat menjadi sumber pembelajaran langsung karena selama ini guru harus mencari bahan ajar seperti kaset percakapan dan video percakapan dalam bahasa Inggris. Emily dan guru mitra berbagi peran dalam melaksanakan tugas mengajar. Emily mendapat jatah mengajar 16 jam dan mengajar di kelas VII dan VIII, serta 2 kali dalam seminggu mengajar kelas XI. 2. Adakah transfer of knowledge (metode)? Guru mitra mendapat banyak tambahan pengetahuan melalui kehadiran Emily. Metode mengajar yang kreatif semakin memperkaya guru mitra maupun guru bahasa Inggris lainnya. 3. Bagaimana metode kerja antara guru dan relawan? Emily dan guru mitra berbagi peran dalam kegiatan mengajar dikelas. Guru mitra dan Emily akan mendiskusikan materi pengajaran sebelum diajarkan kepada siswa. Guru terbantu dengan kehadiran Emily dan meningkatkan antusis siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris 4. Kekuatan / kelebihan apa yang dimiliki oleh relawan yang berguna bagi pelajaran bahasa Inggris? Emily sangat antusias dalam melakukan aktifitas di kelas. Emily selalu mendorong siswa untuk tidak malu mencoba berbicara dalam bahasa Inggris dan membuat siswa nyaman untuk bertanya bila menemukan kesulitan dalam belajar. Bahkan setiap jam istirahat selalu ada siswa yang datang untuk berkonsultasi dan Emily dengan senang menerangkan kepada mereka. Hal ini menjadi contoh baik bagi semua guru. 5. Apa dampak keberadaan relawan dalam pengajaran bahasa Inggris bagi guru/siswa? Kehadiran relawan membawa dampak yang sangat baik bagi pengajaran bahasa Inggris di kelas. Siswa semakin termotivasi dalam belajar bahasa Inggris dan guru mendapatkan pengalaman serta materi mengajar. Aktifitas Emily di sekolah 50

52 KEPALA SEKOLAH dilakukan berdasarkan arahan dari pihak sekolah. 1. Bagaimana penilaian kepala sekolah/madrasah tentang kapasitas relawan? Menurut kepala sekolah, Emily membawa dampak positif bagi pengajaran bahasa Inggris di sekolah. Sebelum kedatangan Emily, sekolah harus membayar Lembaga Bahasa Inggris di Blitar untuk melakukan pembimbingan tambahan bagi siswa. dengan kehadiran Emily, sekolah telah menghentikan kerjasama itu dan memanfaat kan kehadiran Emily. 2. Bagaimana kerja sama sekolah (guru-guru) dengan relawan? Menurut kepala sekolah, Emily dapat menjalin kerjasama yang baik bersama guru bahasa Inggris maupun guru bidang studi lain di sekolah. Emily mampu menjalin komunikasi yang baik di sekolah. 3. Apakah relawan juga terlibat kegiatan-kegiatan (pendidikan) di luar sekolah? Bersama guru mitra, relawan dilibatkan pada kegiatan seperti: - Terlibat dalam penyiaran di Radio Persada FM, dalam berbagi informasi tentang bahasa Inggris dan budaya Amerika serta berbagi pengalaman dengan pendengar yang kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa. - Guru mitra dan Emily terlibat dalam kegiatan English Camp se-kabupaten Blitar dengan melibatkan 10 sekolah dan akan dilksanakan pada bulan Januari Pertemuan Guru Bahasa Inggris se Kabupaten 4. Bagaimana komunikasi kepala sekolah dengan relawan? Komunikasi dengan relawan dilakukan dengan didampingi oleh guru mitra sehingga mempermudah komunikasi. 5. Apakah laporan kegiatan relawan telah disusun dan disampaikan kepada Dinas Pendidikan/Kanwil Agama? Kepala sekolah dan guru mitra akan menyusun laporan untuk diserahkan kepada Kanwil Agama. 6. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran relawan di sekolah tempat tugasnya? 51

53 KELUARGA SEMANG Kehadiran Emily di MTsN Jabung Talun telah disampaikan kepada Polres, Polsek setempat, sehingga telah diketahui dengan baik. Semua pihak yang berwajib telah mengetahui keberadaan Emily. 7. Apa yang dilakukan oleh sekolah untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tugasnya? Semua pihak bekerjasama dalam memastikan keamanan Emily sehingga. Kepala sekolah juga sering berkoordinasi dengan guru mitra. 1. Apakah ada masalah dengan relawan yang tinggal di rumah ini? Tidak ada masalah yang terjalin antara Emily dan keluarga semang. Komunikasi terjalin dengan baik dan keluarga merasa senang dengan kehadiran Emily. 2. Apakah relawan dapat menyesuaikan kondisi tempat tinggal? Emily dapat beradaptasi dengan keluarga maupun fasilitas yang tersedia di rumah. Keluarga senang karena Emily ramah dan sangat akrab dengan anggota keluarga. 3. Bagaimana relawan hidup sehari-hari dengan keluarga dan masyarakat sekitar? Emily mampu menyesuaikan diri dengan keluarga di rumah. Emily sangat ramah kepada masyarakat disekitar tempat tinggal. Kemanapun Emily pergi selalu di sapa oleh masyarakat yang melintas. 4. Apa yang dilakukan relawan sehari-hari saat hari libur atau di luar jam sekolah? Saat liburan Emily memilih bersantai di rumahdan jogging. Emily sering menghabiskan waktu bersama anggota keluarga. 5. Apakah pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek setempat mengetahui kehadiran relawan di rumah keluarga semang? Pihak RT/RW/Kelurahan/Polsek telah mengetahui kehadiran Emily karena sudah dilaporkan saat awal kedatangan Emily. 6. Apa yang dilakukan oleh keluarga semang untuk memastikan keamanan relawan selama berada di lingkungan tempat tinggalnya? Emily sudah dianggap sebagai anak sendiri, sehingga selalu dipastikan keamanannya bilamana Emily beraktifitas di luar rumah. Catatan Umum : K ehadiran Emily disambu t baik oleh semua pihak. Sebagai catatan, Emily pernah mengad akan les bagi anakanak disekitar tempat tinggaln ya namun terhenti karena kesibuka n Emily di sekolah dan 52

54 berkunjung ke sekolah lain. Keluarga semang berharap Emily dapat menyempatkan waktu untuk melanjutkan les bahasa Inggris kembali. 53

Direktorat Politik dan Komunikasi

Direktorat Politik dan Komunikasi Direktorat Politik dan Komunikasi DAFTAR ISI Daftar IsI Hal i Bab I. Pendahuluan 1 Bab II. Pelaksanaan Kerjasama Peace Corps di Indonesia Tahun 2010 dan 2011 5 A. Pelaksanaan Kerjasama Peace Corps di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karena cangkupan bahasannya yang semakin luas. Kajian mengenai bantuan luar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karena cangkupan bahasannya yang semakin luas. Kajian mengenai bantuan luar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dinamika hubungan internasional pada saat ini sangat menarik untuk diteliti karena cangkupan bahasannya yang semakin luas. Kajian mengenai bantuan luar negeri

Lebih terperinci

LAPORAN FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2015

LAPORAN FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2015 LAPORAN FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2015 DIREKTORAT POLITIK DAN KOMUNIKASI BAPPENAS KATA PENGANTAR Laporan Fasilitasi Pelaksanaan Program Peace Corps di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2016

LAPORAN FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2016 LAPORAN FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM PEACE CORPS DI INDONESIA TAHUN 2016 DIREKTORAT POLITIK DAN KOMUNIKASI BAPPENAS KATA PENGANTAR Laporan Fasilitasi PelaksanaanProgramPeace Corps di IndonesiaTahun 2016ini

Lebih terperinci

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional SALlNAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALi KEPALABADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PENUGASAN TENAGA ASING DALAM KERANGKA KERJA SAMA TEKNIK LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PENUGASAN TENAGA ASING DALAM KERANGKA KERJA SAMA TEKNIK LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PENUGASAN TENAGA ASING DALAM KERANGKA KERJA SAMA TEKNIK LUAR NEGERI SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2008 PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Lebih terperinci

Mekanisme dan Optimalisasi Pelaksanaan Kerja Sama Luar Negeri Pemerintah Indonesia

Mekanisme dan Optimalisasi Pelaksanaan Kerja Sama Luar Negeri Pemerintah Indonesia Mekanisme dan Optimalisasi Pelaksanaan Kerja Sama Luar Negeri Pemerintah Indonesia Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian

Lebih terperinci

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI A. Tujuan PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI Panduan Operasional Baku ini ditujukan sebagai panduan serta acuan bagi setiap unit kerja yang berada di lingkungan civitas akademika

Lebih terperinci

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PENGERTIAN Pertemuan

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1154, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kerjasama. Badan Swasta Asing. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1780, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Perjanjian Internasional. Penyusunan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB), SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.971, 2014 POLRI. Kerja Sama. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN KERJA SAMA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 43 Tahun 2012 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 43 Tahun 2012 TENTANG Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 43 Tahun 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJASAMA DAERAH Menimbang

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Layanan Informasi Publik Tahun Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK

Laporan Tahunan Layanan Informasi Publik Tahun Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK Kementerian Keuangan Republik Indonesia Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2013 1 Daftar Isi Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Kementerian Keuangan 4.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2014, No.22 2 MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, DAN TATA KERJA BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI NASIONAL KEOLAH

2014, No.22 2 MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, DAN TATA KERJA BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI NASIONAL KEOLAH LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2014 ADMINISTRASI. Badan Standardisasi dan akreditasi Nasional. Keolahragaan. Susunan. Kedudukan. Tata Kerja. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018 LAMPIRAN KAJI CEPAT PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018 KETENTUAN PERPRES 72 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2650 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN AMAL BHAKTI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN BAGI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2008 PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI SEKRETARIAT

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENINGKATAN KUALIFIKASI S2 BAGI PENGAWAS SEKOLAH / CALON PENGAWAS PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENINGKATAN KUALIFIKASI S2 BAGI PENGAWAS SEKOLAH / CALON PENGAWAS PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN PENINGKATAN KUALIFIKASI S2 BAGI PENGAWAS SEKOLAH / CALON PENGAWAS PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SAMBUTAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA

SAMBUTAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA Jl. Raya Pasar Minggu Km. 19 Tlp. 7942374 Jakarta Selatan 12072 SAMBUTAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.38, 2014 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5508) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.135, 2012 OMBUDSMAN. Pembentukan. Tata Kerja. Perwakilan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2015 PERATURAN BERSAMA. Pendidikan Indonesia. Luar Negeri. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1170, 2015 BNPP. Garda Batas RI. Pembinaan. Pedoman. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Panduan Rapat Program Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal

KATA PENGANTAR. Panduan Rapat Program Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal KATA PENGANTAR Upaya pemerataan layanan, pemerataan mutu, dan peningkatan mutu pendidikan terus dikembangkan di Indonesia melalui berbagai strategi, salah satunya melalui akreditasi satuan dan program,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, DAN TATA KERJA BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI NASIONAL KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2014

LAPORAN KEGIATAN DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2014 LAPORAN KEGIATAN DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2014 I DASAR 1. Keputusan Bupati Pemalang Nomor: 188.4/448/Tahun 2012 tentang Dewan Pendidikan Kabupaten Pemalang Periode 2012 2017. 2. Keputusan

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Narkotik

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Narkotik No.1904, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Kerjasama. Pencabutan. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Profil Program Fulbright English Teaching Assistantship (ETA) Tahun Ajaran 2018/2019

Profil Program Fulbright English Teaching Assistantship (ETA) Tahun Ajaran 2018/2019 Profil Program Fulbright English Teaching Assistantship (ETA) Tahun Ajaran 2018/2019 US Fulbright English Teaching Assistant (ETA) adalah program US Department of State yang dikelola oleh AMINEF di Indonesia

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1990, 2016 KEMENAKER. Penempatan Tenaga Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DENGAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1097 -

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1097 - - 1097 - c. Standar Pelayanan Penanganan Administrasi Pemberian Fasilitas Kerja Sama Teknik Bidang Perpajakan kepada Mitra Kerja Sama Asing STANDAR PELAYANAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERIAN FASILITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2 Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2 Working Session Safe School Sekolah Aman Bencana Tanggal Sabtu, 17 Oktober 2015; 08.00 12.00 Tempat Latar Belakang Ballroom

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kita sampaikan ke hadirat Allah SWT

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENGAMBILAN DATA KUANTITATIF STUDY DASAR KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/ MADRASAH DAN PENGAWAS SEKOLAH/ MADRASAH DI KABUPATEN JOMBANG Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan No.80, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Perjalanan Dinas Ke luar Negeri. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA LEMBAGA PERMODALAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA I. PENDAHULUAN A. UMUM PEDOMAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA 1. Sesuai Pasal 34 Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR: 1941/D/KEP/KP/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR: 1941/D/KEP/KP/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR: 1941/D/KEP/KP/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KERJA SAMA PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH OLEH

Lebih terperinci

BAB VII MONITORING DAN EVALUASI

BAB VII MONITORING DAN EVALUASI 7.1. Pengertian BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Dalam konteks penyelenggaraan Program BERMUTU, kegiatan Monitoring dan Evaluasi (M&E) diartikan sebagai kegiatan memantau dan melakukan evaluasi berbagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 I. KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2007 TENTANG UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMP/MTs/SMPLB),

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone No.290, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Kerja Sama. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROSEDUR BAKU PELAKSANAAN KEGIATAN/ STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SURAT PEMBERITAHUAN PENELITIAN () ORANG ASING DAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Tanggal Tempat Latar Belakang WORKING SESSION Safe School Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Sabtu, 17 Oktober 2015; pukul 08.00

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai 2017 2017 KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian

Lebih terperinci