PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL: ANALISIS DATA PROVINSI DI INDONESIA AJENG TIARA PADMALIANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL: ANALISIS DATA PROVINSI DI INDONESIA AJENG TIARA PADMALIANA"

Transkripsi

1 i PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL: ANALISIS DATA PROVINSI DI INDONESIA AJENG TIARA PADMALIANA ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 iii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kualitas Pendidikan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional: Analisis Data Provinsi di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2015 Ajeng Tiara Padmaliana NIM H

4 ABSTRAK AJENG TIARA PADMALIANA. Pengaruh Kualitas Pendidikan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional: Analisis Data Provinsi di Indonesia Dibimbing oleh D.S. PRIYARSONO. Pertumbuhan ekonomi regional dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja, jumlah penduduk dan kapital. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kualitas pendidikan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder dari 33 provinsi di Indonesia dengan periode tahun 2009 sampai dengan tahun Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan analisis kuantitatif panel dengan Fixed Effect Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan kapital berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Jumlah penduduk berpengaruh signifikan negatif dan jumlah tenaga kerja tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Kata kunci: fixed effect model, pertumbuhan ekonomi regional, tenaga kerja, tingkat pendidikan. ABSTRACT AJENG TIARA PADMALIANA. The Influence of Quality of Labor Education to Regional Economic Growth: Analysis of Data the Provinces in Indonesia Supervised by DS PRIYARSONO. Regional economic growth is influenced by several factors, including the education, labor, population and capital. Education has an important role in improving the quality of labor. This research was conducted to analyze the effects of quality of labor education on regional economic growth in Indonesia. The data used are secondary data from 33 provinces in Indonesia with periods of 2009 until This research uses two methods, descriptive methods and quantitive Fixed Effects Model. The result shows that, capital and education significantly positive effect regional economic growth in Indonesia. The population significantly negatively effects regional economic growth. Labor does not significantly effect regional economic growth. Keywords: Education, fixed effect model, labor, Regional economic growth.

5 iii PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL: ANALISIS DATA PROVINSI DI INDONESIA AJENG TIARA PADMALIANA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

6

7

8 PRAKATA Puji dan syukur kepada Allah atas segala karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Judul yang dipilih dalam penelitian adalah Pengaruh Kualitas Pendidikan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional: Analisis Data Provinsi di Indonesia Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat bagi penulis yaitu: 1. Prof. Dr. DS Priyarsono, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. Wiwiek Rindayati sebagai dosen penguji yang telah menyumbangkan kritik dan saran yang sangat berharga bagi perkembangan skripsi dan Ranti Wiliasih, M.Si selaku komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk penyempurnaan skripsi ini. 3. Alm. Papa, Mama, kakak-kakak serta keluarga yang selalu memberikan doa, nasihat, dan semangat. 4. Sahabat-sahabat penulis, Sintya Aprina, Siti Khamila Dewi, Meliana Putri, Ade Ayu Fleury Amalina, Astari Febriani Setiawan, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. 5. Ririn, Hasna, Diky, selaku rekan sebimbingan dan seperjuangan penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 6. Teman-teman Hipotesa dan divisi Intel yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Teman-teman ESP 48 dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2015 Ajeng Tiara Padmaliana

9 vii DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 6 TINJAUAN PUSTAKA 6 Pertumbuhan Ekonomi 6 Teori Pertumbuhan Ekonomi 7 Teori Pertumbuhan Endogen 9 Teori Tenaga Kerja 11 Teori Human Capital 12 Tingkat Pendidikan 13 Penelitian Terdahulu 14 Kerangka Pemikiran 16 Hipotesis Penelitian 17 METODE PENELITIAN 17 Jenis dan Sumber Data 17 Metode Pengolahan dan Analisis Data 17 Analisis Data Panel 18 Spesifikasi Model 18 Definisi Operasional 19 Metode Pooled Least Square 19 Metode Efek Tetap (Fixed Effect Model) 19 Metode Efek Acak (Random Effect Model) 20 Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel 20 Evaluasi Model 22

10 Uji Statistik 24 GAMBARAN UMUM 24 Keadaan Perekonomian Indonesia 24 Keadaan Penduduk 25 Tingkat Pendidikan di Indonesia 26 HASIL DAN PEMBAHASAN 27 Pertumbuhan ekonomi regional Indonesia 27 Analisis kualitas pendidikan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi regional Indonesia 28 Koefisien Determinasi 28 Uji Statistik 28 Uji Asumsi Klasik 28 Pemilihan Model Terbaik 29 SIMPULAN DAN SARAN 31 SIMPULAN 31 SARAN 32 DAFTAR PUSTAKA 32 LAMPIRAN 36 RIWAYAT HIDUP 38 DAFTAR TABEL Tabel 1 Perbedaan Fixed Effect Model and Random Effect Model 20 Tabel 2 Kerangka Identifikasi Autokorelasi 23 Tabel 3 Hasil estimasi model dengan metode fixed effect model 30 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia (%) 2 Gambar 2 Penduduk usia di atas 15 tahun yang bekerja menurut tingkat pendidikan SMA ke atas tahun (ribu orang) 4 Gambar 3 Kerangka Pemikiran 16 Gambar 4 Keadaan perekonomian Indonesia 25 Gambar 5 Jumlah penduduk Indonesia tahun Gambar 6 Angka partisipasi sekolah di Indonesia tahun

11 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Kesesuaian Model 36 Lampiran 2 Hasil Estimasi Model Data Panel 36 Lampiran 3 Uji Pelanggaran Asumsi 37

12

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi serta mencerminkan kegiatan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan faktor-faktor dapat berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono 2001). Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi berbeda dengan pembangunan ekonomi yang memiliki pengertian yaitu pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan dalam kesehatan, peningkatan dalam infrastruktur yang tersedia dan peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran masyarakat. Menurut Pratowo (2012) pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah sasaran utama bagi negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia dalam hal pelaksanaan pembangunan. Indikator pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari PDRB sebagai cerminan dari daya beli penduduk di suatu daerah dan taraf ekonomi serta akses standar hidup yang layak bagi masyarakat. Gambar 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu lima tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 Indonesia masih merasakan dampak krisis global yang mengakibatkan perekonomian Indonesia terguncang sehingga laju pertumbuhan ekonomi dari 33 provinsi mengalami peningkatan dan penurunan cukup tinggi. Ratarata laju pertumbuhan ekonomi provinsi Aceh terendah, karena pada tahun 2009 laju PDRB mengalami penurunan drastis dari tahun sebelumnya hingga mencapai -5.51%. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu provinsi Papua Barat. Fluktuasi yang dihadapi Papua Barat cukup tinggi namun pergerakannya masih di atas provinsi lain. Papua pada tahun 2009 mengalami laju pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 22.22%, namun rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Papua hanya sebesar 5.92% karena pada tahun 2010 dan 2011 laju pertumbuhan ekonominya menurun drastis hingga -3.19% dan -5.32%. Provinsi lainnya pun mengalami hal yang sama, dimana setiap tahunnya mengalami fluktuasi laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

14 2 Papua Papua Barat Maluku Utara Maluku Sulawesi Barat Gorontalo Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Bali Banten Jawa Timur DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat DKI Jakarta Kepulauan Riau Kep. Bangka Lampung Bengkulu Sumatera Selatan Jambi Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh Sumber : Badan Pusat Statistik (2015) Gambar 1 Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia (%) Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi dan hasil atau output (Solow 1957). Adapun pertumbuhan penduduk harus dimanfaatkan untuk menjadikan sumber daya manusia yang membawa dampak positif. Sumber daya manusia adalah salah satu sumber daya yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat atau lambatnya proses pertumbuhan tergantung sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pertumbuhan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan. Namun sumber daya manusia di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negaranegara maju, hal ini dibuktikan dengan pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM) tahun 2014, Indonesia berada di medium human

15 development dan hanya mendapat peringkat 108 dari 187 negara. IPM merupakan salah satu indikator yang memberikan gambaran mengenai potensi SDM. Investasi SDM yang dilakukan oleh negara maju sangat menentukan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi riil, bahkan krisis ekonomi memberi pengalaman bahwa negara yang memiliki SDM yang baik akan lebih cepat keluar dari krisis ekonomi (Sumarsono 2003). Sumber daya manusia merupakan investasi, terutama bidang pendidikan. Pendidikan bukan hanya sebagai konsumsi semata, tetapi sebagai investasi jangka panjang. Pendidikan memengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi pertumbuhan dan pembangunan suatu negara. Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah, standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi syarat. Oleh karena itu, harus dilakukan perbaikan dalam bidang pendidikan agar meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan adalah proses pengembangan kualitas pribadi seorang individu, maka pendidikan juga dapat dikatakan sebagai penyiapan tenaga kerja dalam kegiatan membimbing masyarakat sehingga memberi bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar dapat berupa pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan kerja pada calon tenaga kerja. Peningkatan calon tenaga kerja akan menurunkan kesempatan kerja bagi yang tidak berpendidikan dan yang berpendidikan rendah. Dinamika proses permintaan dan penawaran tenaga kerja saat ini menuju pada kesempatan kerja hanya untuk mereka yang berpendidikan yang paling tinggi. Pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara di seluruh dunia. Menurut Education Firm Pearson (2015), pendidikan di Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Hal tersebut memengaruhi kualitas tenaga kerja di Indonesia, dibuktikan dengan Gambar 2 yang menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja yang tersedia masih rendah. Kualitas tenaga kerja yang memiliki pendidikan tinggi hanya berada di provinsi-provinsi besar seperti Sumatera Utara, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kualitas SDM di provinsi-provinsi lain masih rendah, bahkan pertumbuhan tenaga kerja yang memiliki pendidikan tinggi tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. 3

16 4 Papua Papua Barat Maluku Utara Maluku Sulawesi Barat Gorontalo Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Bali Banten Jawa Timur DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat DKI Jakarta Kepulauan Riau Kep. Bangka Belitung Lampung Bengkulu Sumatera Selatan Jambi Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh Sumber : Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS Gambar 2 Penduduk usia di atas 15 tahun yang bekerja menurut tingkat pendidikan SMA ke atas tahun (ribu orang) SDM yang berkualitas dapat memberikan multiplier effect terhadap pembangunan suatu negara, khususnya pembangunan bidang ekonomi. Di mana nilai balik dari investasi pendidikan tidak dapat langsung dinikmati saat ini, melainkan akan dinikmati di masa yang akan datang. Mengingat modal fisik, tenaga kerja (SDM), dan kemajuan teknologi adalah tiga faktor pokok input dalam produksi pendapatan nasional. Maka semakin besar jumlah tenaga kerja semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi.

17 5 Perumusan Masalah Pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun tidak menunjukkan pertumbuhan yang signifikan bahkan cenderung menurun. Dalam teori neoklasik, faktor-faktor produksi yang dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah jumlah tenaga kerja dan kapital. Kenaikan penawaran kerja, modal fisik atau SDM dan produktivitas dapat meningkatkan suatu Gross Domestic product (GDP) suatu negara. Menurut Basri dan Munandar (2009), sekurang-kurangnya ada tiga masalah besar di Indonesia, yaitu (1) minimnya sumberdaya manusia yang berkualitas yang disebabkan oleh masih lemahnya kinerja maupun kualitas pendidikan, (2) keterbatasan infrastruktur, baik infrastruktur fisik maupun non fisik; dan (3) kelemahan kerangka kelembagaan (institutional framework). Kualitas pendidikan dari tenaga kerja merupakan hal terpenting dalam pertumbuhan ekonomi, masalah di setiap negara berkembang yaitu kualitas pendidikan tenaga kerja yang rendah sehingga produktivitasnya pun menurun. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas tenaga kerja yang memiliki pendidikan agar produktivitas tinggi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Perekonomian Indonesia masih dikatakan rendah karena masih banyak daerah-daerah yang kualitas tenaga kerja di bawah rata-rata. Oleh karena permasalahan tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh kualitas pendidikan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh kapital, jumlah tenaga kerja, jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi? Tujuan Penelitian Sehubungan dengan judul penelitian serta rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Menjelaskan hubungan antara kualitas pendidikan tenaga kerja dengan pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia 2. Melihat faktor lain seperti kapital, jumlah tenaga kerja, jumlah penduduk dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, yaitu: 1. Dapat memberikan serta menambah pengetahuan baru mengenai pengaruh kualitas pemdidikan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. 2. Sebagai dasar yang dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia.

18 6 3. Sebagai bahan informasi, referensi, literatur maupun penelitian lebih lanjut bagi mahasiswa ataupun pihak lain yang tertarik pada penelitian tentang kualitas pendidikan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Ruang Lingkup Penelitian Secara umum ruang lingkup penelitian ini mencangkup 33 provinsi di Indonesia. Lingkup waktu yang dipilih yaitu tahun 2009 hingga Tahun 2009 dipilih karena pada tahun sebelumnya Indonesia mengalami krisis sehingga perekonomian Indonesia terganggu. Penelitian ini untuk melihat keadaan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu fokus perhatian utama bagi masyarakat. Setiap negara maju maupun negara berkembang mengutamakan pertumbuhan ekonomi negaranya. GDP/GNP sebuah negara selalu menjadi evaluasi akhir tahun, indikator keberhasilan program pembangunan di negara berkembang sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Kualitas kinerja dan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi biasanya diukur berdasarkan kecepatan pertumbuhan yang dihasilkan. Pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi daerah harus dibandingkan pendapatan daerah yang merujuk pada PDRB dari tahun ke tahun. Perubahan nilai pendapatan daerah PDRB dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Rumusan perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah Pertumbuhan PDRB = (PDRB t PDRB t 1 ) PDRB t % Keterangan : PDRB t : Nilai PDRB tahun t PDRB t-1 : Nilai PDRB tahun sebelumnya Dalam menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi regional, data PDRB yang digunakan adalah data PDRB atas dasar harga konstan. Dengan menggunakan data atas dasar harga konstan, maka pertumbuhan PDRB hanya mencerminkan pertumbuhan output yang dihasilkan perekonomian pada periode tertentu. Oleh karena itu dengan menggunakan data PDRB atas dasar harga konstan, pengaruh harga terhadap nilai PDRB (atas dasar harga berlaku) telah dihilangkan.

19 7 Teori Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith Menurut Adam Smith terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total terdapat tiga unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ialah SDA yang tersedia, SDM dan stok modal yang ada. SDA yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jika SDA tersebut telah digunakan secara penuh, maka pertumbuhan output pun akan berhenti. Sedangkan SDM memiliki peranan pasif dalam proses pertumbuhan output dan stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output. Harrod Domar Teori Harrod Domar menjelaskan tentang syarat yang harus dipenuhi supaya perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh (steady growth) dalam jangka panjang. Menurut Harrod Domar pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh beberapa hal-hal berikut: a. Pada tahap permulaan perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan alat-alat modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya dipergunakan. b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, pemerintahan dan perdagangan luar negeri tidak termasuk. c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan pendapatan nasional dan keadaan ini berarti bahwa fungsi tabungan dinilai dari titik nol. d. Kecondongan menabung batas besarnya tetap dan begitu juga perbandingan di antara modal dengan jumlah produksi yang lazim disebut rasio modal produksi (Capital Output Ratio) dan perbandingan diantara pertambahan modal dengan jumlah pertambahan produksi yang lazim disebut rasio pertambahan modal produksi (Incremental Capital Output Ratio). Pokok penjelasan dari teori tersebut bahwa penanaman modal yang dilakukan masyarakat dalam waktu tertentu digunakan untuk dua tujuan. Pertama untuk mengganti alat-alat modal yang tidak dapat digunakan kembali, kedua untuk memperbesar jumlah alat-alat modal yang tersedia dalam masyarakat. Sollow Swan Sollow-Swan (1957) mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang dikenal dengan model pertumbuhan Neo-Klasik. Asumsi yang melandasi model Neo-Klasik adalah: 1. Tenaga kerja tumbuh dengan laju pertumbuhan tertentu. 2. Adanya fungsi produksi yang berlaku pada setiap periode.

20 8 3. Ada kecenderungan menabung oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (S) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat (S = SQ) bila Q naik S juga naik, S turun bila Q turun. 4. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan, sehingga S = I = K. Dengan demikian proses pertumbuhan dalam model Neo-Klasik memenuhi syarat Warranted rate of Growth, adanya keseimbangan di pasar barang. Proses pertumbuhan ekonomi akan tergantung dalam pertambahan penyedia faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal serta tingkat kemajuan teknologi). Pandangan ini didasari oleh anggapan klasik, bahwa perekonomian akan tetap mengalami tingkat pekerjaan penuh (full employment), dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Model pertumbuhan Solow menunjukkan tabungan, pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output dan pertumbuhannya sepanjang waktu. Pada model Solow ditunjukkan bahwa dengan koefisien teknik yang bersifat variabel, maka rasio modal-buruh akan cenderung saling menyesuaikan selama perjalanan waktu ke arah rasio kesetimbangan. Jika sebelumnya, rasio modal terhadap buruh lebih besar maka modal dan output akan tumbuh lebih lambat daripada tenaga buruh dan sebaliknya. Model pertumbuhan ekonomi Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, tingkat tabungan dalam perekonomian merupakan ukuran persediaan modal pada tingkat produksinya. Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal dan semakin tinggi tingkat outputnya. Dalam kondisi mapan, tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita ditentukan oleh tingkat kemajuan teknologi secara eksogen. Kemajuan teknologi menyebabkan nilai berbagai variabel meningkat secara bersamaan. Hal ini disebut pertumbuhan seimbang (balance growth). Selanjutnya, menurut teori ini rasio modal-output (capital-output ratio = cor) bisa berubah (dinamis). Dengan kata lain, untuk menciptakan sejumlah output tertentu bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula sesuai dengan yang dibutuhkan. Jika modal yang digunakan lebih sedikit, maka lebih banyak tenaga kerja yang digunakan. Begitu pula sebaliknya. Dengan adanya fleksibilitas suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tak terbatas dalam menentukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang akan digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Solow membangun modelnya berdasarkan asumsi berikut: 1. Ada satu komoditi gabungan yang diproduksi. 2. Yang dimaksud output netto, yaitu sesudah dikurangi biaya penyusutan modal. 3. Return to scale bersifat konstan. Dengan kata lain, fungsi produk adalah homogen pada derajat pertama.

21 4. Dua faktor produksi buruh dan modal, dibayar sesuai dengan produktivitas fisik marginal. 5. Harga dan upah fleksibel. 6. Buruh terpekerjakan secara penuh. 7. Stok modal yang ada juga terpekerjakan secara penuh. 8. Buruh dan modal dapat disubtitusikan satu sama lain. 9. Kemajuan teknik bersifat netral. Dengan asumsi tersebut, Solow menunjukkan dalam modelnya bahwa dengan koefisien teknik bersifat variabel rasio modal-buruh akan cenderung menyesuaikan dirinya dalam perjalanan waktu kearah rasio keseimbangan. Solow-Swan (1957) mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang disebut dengan model pertumbuhan Neo-Klasik. Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Bentuk Fungsi Produksi Q = F(K,L) Keterangan: K = capital L = tenaga kerja Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan model model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih fleksible karena : a. Menghindari masalah ketidakstabilan yang merupakan ciri warranted rate of growth dalam model Harrod-Domar. b. Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi pendapatan. Teori pertumbuhan Neoklasik dapat diuraikan ke dalam suatu fungsi produksi Cobb Douglas, dimana output merupakan fungsi dari tenaga kerja dan modal. Sedangkan tingkat kemajuan teknologi merupakan variabel eksogen. Asumsi yang dipakai dalam model neoklasik adalah adanya constant return to scale, adanya substitusi antara modal dan tenaga kerja dan adanya penurunan dalam tambahan produktivitas (diminishing marginal productivity). Fungsi produksi Cobb Douglas yang dimaksud adalah : Q = f(k,l) 9 Teori Pertumbuhan Endogen Teori Pertumbuhan endogen merupakan suatu teori pertumbuhan yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang bersumber dari dalam suatu sistem (Romer 1990). Teori pertumbuhan

22 10 endogen muncul sebagai kritik terhadap teori pertumbuhan Neoklasik mengenai diminishing marginal productivity of capital dan konvergenitas pendapatan di berbagai negara. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya konvergenitas pendapatan di berbagai negara. Hal ini karena negara-negara yang sudah maju, telah mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Kemajuan teknologi tersebut salah satunya didukung oleh adanya sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mereka dapat melakukan inovasi teknologi yang dapat memberikan manfaat besar terhadap pembangunan. Sehingga walaupun negara berkembang mampu meningkatkan akumulasi modal fisiknya, akan tetapi perkembangan tersebut belum dapat bersaing dengan negara maju. Dalam hal ini teori pertumbuhan endogen menjelaskan mengapa akumulasi modal tidak mengalami diminishing return, tetapi justru. mengalami increasing return dengan adanya spesialisasi dan investasi di bidang sumber daya manusia (Meier 1960). Teori pertumbuhan endogen memiliki tiga elemen dasar, yakni (Romer 1990), pertama, perubahan teknologi yang bersifat endogen melalui proses akumulasi pengetahuan ; kedua, adanya penciptaan ide baru oleh perusahaan sebagai akibat adanya mekanisme spillover dan learning by doing dan ketiga, produksi barang-barang konsumsi yang dihasilkan oleh fungsi produksi pengetahuan yang tumbuh tanpa batas. Teori pertumbuhan endogen yang dipelopori oleh Romer (1986) dan Lucas (1988) merupakan awal kebangkitan dari pemahaman baru mengenai faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Hal ini seiring dengan perkembangan dunia yang ditandai oleh perkembangan teknologi modern yang digunakan dalam proses produksi. Permasalahan dalam pertumbuhan ekonomi tidak bisa dijelaskan secara baik oleh teori Neoklasik, seperti penjelasan mengenai decreasing return to capital, persaingan sempurna dan eksogenitas teknologi dalam model pertumbuhan ekonomi. Munculnya teori pertumbuhan endogen dapat dinyatakan dalam suatu persamaan : Y= f(a,k) Keterangan: Y = tingkat output A = teknologi K = stok modal fisik dan sumber daya manusia Dalam model pertumbuhan tersebut tidak terjadi penurunan hasil dari modal (diminishing marginal of capital) seperti pada teori neoklasik. Adanya berbagai eksternalitas (sumber daya manusia, kemajuan teknologi) yang dapat mengimbangi berbagai kecenderungan terjadinya penurunan hasil. Dalam hal ini Romer menekankan pentingnya eksternalitas yang berhubungan dengan pembentukan modal manusia dan pengeluaran untuk kegiatan penelitian. Dengan model pertumbuhan: Y=AK

23 11 Keterangan: Y = tingkat output A = teknologi K = stok modal fisik dan sumber daya manusia = elastisitas output terhadap input modal Model pertumbuhan endogen menunjukkan bahwa akumulasi modal, pengetahuan dan pengalaman (learning by doing) tidak akan mengalami pertambahan hasil yang menurun. Teori Tenaga Kerja Todaro (2003) menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan tenaga kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonomi. Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi. Dalam model sederhana tentang pertumbuhan ekonomi, pada umumnya pengertian tenaga kerja diartikan sebagai angkatan kerja yang bersifat homogen. Menurut Todaro (2006) angkatan kerja yang homogen dan tidak terampil dianggap bisa bergerak dan beralih dari sektor tradisional ke sektor modern secara lancar dan dalam jumlah terbatas. Meningkatnya permintaan atas tenaga kerja (dari sektor tradisional) bersumber pada ekspansi kegiatan sektor modern. Dengan demikian salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja. Tenaga kerja (labor) dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja berpendidikan (educated) dan tidak berpendidikan (uneducated) (Mankiw 2000). Tenaga kerja berpendidikan (educated labor) diindikasikan dengan proporsi angkatan kerja yang memiliki tingkat pendidikan lanjutan (proportion of the labor force with secondary education). Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja (demand for labor) dan penawaran tenaga kerja (supply for labor) pada suatu tingkat upah. Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa lebih banyaknya penawaran permintaan terhadap tenaga kerja (excess of labor) atau lebih banyaknya permintaan di banding penawaran tenaga kerja (excess demand for labor).

24 12 Teori Human Capital Secara teoritis pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai teknologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Untuk mencapai SDM yang berkualitas dibutuhkan pembentukan modal manusia (human capital). Pembentukan modal manusia ini merupakan suatu untuk memperoleh sejumlah manusia yang memiliki karakter kuat yang dapat digunakan sebagai modal penting dalam pembangunan. Karakter ini dapat berupa tingkat keahlian dan tingkat pendidikan masyarakat. Pentingnya modal manusia dalam pembangunan menurut Schultz (1961) tentang investment in human capital. Menurutnya, pendidikan merupakan suatu bentuk investasi dalam pembangunan dan bukan merupakan suatu bentuk investasi. Dalam perkembangannya, Schultz memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pendidikan dengan memposisikan manusia sebagai fokus dalam pembangunan telah memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini dapat dicapai melalui terjadinya peningkatan keahlian atau keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Secara empiris, kondisi SDM di negara maju dengan negara sedang berkembang berbeda baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Negara sedang berkembang dihadapkan kepada suatu realitas bahwa produktifitas tenaga kerjanya rendah. Hal ini disebabkan karena kualitas SDM masih rendah. Pendidikan di negara maju dapat menjadi suatu investasi modal manusia (human capital investment). Akibatnya kualitas SDM nya tinggi sehingga produktivitas tenaga kerjanya meningkat. Terdapat dua pendekatan penting dalam teori human capital yaitu: pendekatan Nelson-Phelps (1966) dan pendekatan Lucas (1988). Pendekatan oleh Nelshon-Phelps, Aghion dan Howitt (1966) menyimpulkan bahwa human capital merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Munculnya perbedaan dalam tingkat pertumbuhan diberbagai negara lebih disebabkan oleh perbedaan dalam stock human capital. Aghion dan Howitt mendukung pendekatan Nelson-Phelps tentang stock human capital yang menyimpulkan bahwa angkatan kerja yang lebih ahli dan terdidik akan lebih mampu mengisi kualifikasi lapangan pekerjaan yang ditentukan. Dengan kata lain, pekerja yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mampu merespon inovasi yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendekatan Lucas (1988) lebih menekankan adanya suatu signifikansi akumulasi human capital terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurutnya terdapat dua faktor yang menjadi penyebab adanya pembentukan human capital di suatu negara. Kedua faktor tersebut adalah pendidikan dan learning by doing. Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah, dapat berarti bahwa di satu pihak dapat meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, tetapi

25 dipihak lain akan menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam masa sekolah. Penundaan menerima penghasilan itu, harus membayar biaya-biaya secara langsung seperti uang sekolah, pembelian buku, alat sekolah, tambahan uang transport dan lain-lain. Teori human capital mengemukakan bahwa seorang tamatan SLTA akan memutuskan meneruskan sekolah untuk memperoleh sarjana muda bila satu tingkat discount tertentu, nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup sarjana muda dikurangi biaya selama sekolah akan lebih besar dari pada nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup tamatan SLTA. Menurut Romer (1990) modal manusia merujuk pada stok pengetahuan dan keterampilan berproduksi seseorang. Pendidikan adalah satu cara dimana individu meningkatkan modal manusianya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan stok modal manusianya semakin tinggi. 13 Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna untuk pertumbuhan ekonomi (Sukirno 2004). Di satu pihak untuk memperoleh pendidikan diperlukan waktu dan uang. Pada masa selanjutnya setelah pendidikan diperoleh, masyarakat dan individu akan memperoleh manfaat. Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang tidak berpendidikan tinggi. Semakin tinggi pendidikan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh. Peningkatan dalam pendidikan memberi beberapa manfaat dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi yaitu manajemen perusahaanperusahaan modern yang dikembangkan semakin efisien, penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat berkembang, pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya mengembangkan tingkat pendidikan di dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian, yakni: a. Pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat mengambil langkah yang lebih rasional dalam bertindak atau mengambil keputusan. b. Pendidikan memudahkan masyarakat mempelajari pengetahuanpengetahuan teknis yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan kegiatan-kegiatan modern lainnya. c. Pengetahuan yang lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya. Guna mencapai sumber daya manusia yang berkualitas, maka dibutuhkan beberapa upaya diantaranya adalah dengan melakukan pengembangan sumber daya manusia. Beberapa upaya untuk

26 14 mengembangkan sumber daya manusia, diantaranya adalah terdapatnya pendidikan yang diorganisasikan secara formal pada tingkat dasar, menengah dan pendidikan pada tingkat tinggi (Jhingan 2003). Manfaat dari adanya pendidikan bagi pembangunan ekonomi suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari pendapat Todaro (2000), yakni : 1. Dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif, karena adanya peningkatan pengetahun dan keahlian 2. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas 3. Terciptanya suatu kelompok pemimpin yang terdidik guna mengisi jabatan-jabatan penting dalam dunia usaha maupun pemerintahan 4. Tersedianya berbagai macam program pendidikan dan pelatihan yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan dalam keahlian dan mengurangi angka buta huruf. Penelitian Terdahulu Sa diyah (2014) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi indeks pembangunan manusia di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi IPM pada setiap kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan analisis kuantitatif panel dengan Random Effect Model. Studi menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap IPM adalah PDRB per kapita sedangkan tingkat kemiskinan dan rasio gini berpengaruh negatif. Pancawati (2000) menganalisis pengaruh rasio kapital-tenaga kerja, tingkat pendidikan, stok kapital dan pertumbuhan penduduk terhadap GDP Indonesia dengan alat analisis OLS. Penelitian ini menemukan bahwa tingkat pendidikan proxy dengan angka partisipasi kasar belum mempengaruhi GDP. Namun, tidak berarti bahwa tidak ada dampak antara pendidikan dan tingkat pertumbuhan output, karena variabel pendidikan membutuhkan variabel lain sebagai jembatan untuk mempengaruhi laju pertumbuhan output secara signifikan. Selain itu, parameter rasio modal terhadap tenaga kerja adalah tinggi dibandingkan parameter meningkat modal saham. Menurut peneliti, ini berarti bahwa upaya untuk meningkatkan rasio modal terhadap tenaga kerja yang sangat penting untuk menjamin keberlanjutan pertumbuhan output di masa depan. Ranis and Stewart (2001) Economic Growth and Human Development. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah pertumbuhan ekonomi (GDP) perkapita pada 76 negara berkembang di Amerika Latin periode tahun Variabel bebasnya meliputi usia harapan hidup (long life expectacy), tingkat kemampuan membaca penduduk dewasa (adult literacy), tingkat pendidikan perempuan, pengeluaran publik untuk sektor sosial, tingkat investasi domestik, dan distribusi pendapatan. Penelitian menemukan bahwa walaupun salah satu variabel dalam rantai menunjukkan kelemahan, namun masih memungkinkan tercapai kinerja yang bagus dengan variabel yang kuat di rantai lain. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan faktor input penting bagi pembangunan manusia tidak akan

27 stabil bila tidak disertai dengan peningkatan pembangunan manusia. Kebijakan ekonomi selama ini memprioritaskan pada fundamental ekonomi sebagai kondisi penting untuk pertumbuhan ekonomi, dimana kebijakan pembangunan manusia harus menunggu giliran. Penemuan penting mereka menyatakan bahwa pembangunan manusia yang tertunda akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil. Maulana (2013) menganalisis pengaruh investasi, tenaga kerja, dan tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis data yang digunakan adalah data panel. Berdasarkan hasil estimasi, pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Barat dipengaruhi positif secara signifikan oleh investasi dan tingkat pendidikan, sedangkan tenaga kerja hanya berpengaruh positif. Semakin tinggi jumlah investasi, tenaga kerja dan tingkat pendidikan yang terjadi di tingkat kabupaten dan kota maka akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Barat. 15

28 16 Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, kerangka pemikiran yang dapat diuraikan dan dapat dijelaskan sebagai berikut : Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi Produktivitas Rendah Faktor faktor yang Mempengaruhi Kapital Tenaga Kerja Pertumbuhan Penduduk Jumlah TK Kualitas TK Tingkat Pendidikan Kualitas Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja menurut tingkat pendidikan Analisis Deskriptif Metode Data Panel 1. PLS 2. FEM 3. REM Hasil dan Analisis Kesimpulan dan Saran Gambar 3 Kerangka Pemikiran

29 17 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat sementara tentang adanya suatu hubungan tertentu antara variabel-variabel yang digunakan. Sifat sementara pada hipotesis ini berarti bahwa hipotesis dapat diubah, diganti dengan hipotesis lain lebih tepat. Hal ini dimungkinkan karena hipotesis yang diperoleh tergantung pada masalah yang diteliti dan konsep yang digunakan. Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Kapital berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia 2. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia 3. Jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia 4. Tingkat pendidikan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia 5. Kapital, jumlah tenaga kerja, jumlah penduduk, dan tingkat pendidikan tenaga kerja secara bersama-sama mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan menggunakan data panel (pooled data), yaitu gabungan data deret waktu (time series) dan data lintas-sektoral (cross section). Data time series yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2009 sampai Data cross section yang digunakan adalah dari 33 provinsi di Indonesia. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan intansi terkait lainnya. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode deskriptif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif disusun berdasarkan data sekunder, jurnal, artikel, dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan permasalahan. Analisis kuantitatif menggunakan model ekonometrika dengan bantuan program Eviews 8.0 dan Microsoft Excel.

30 18 Analisis Data Panel Analisis data panel digunakan untuk menganalisis pengaruh kualitas pendidikan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi regional Indonesia. Penggunaan data panel mampu memberikan banyak keunggulan secara statistik maupun secara teori ekonomi, antara lain (Gujarati 2005) : 1. Data panel mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu sehingga membuat data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks. 2. Jika efek spesifik adalah signifikan berkorelasi dengan variabel penjelas lainnya, maka penggunaan data panel akan mengurangi masalah omitted-variables secara substansial. 3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulang-ulang sehingga metode data panel cocok digunakan untuk study of dynamic adjustment. 4. Tingginya jumlah observasi berimplikasi data yang informatif, lebih variatif, kolinearitas antar variabel yang semakin berkurang, dan peningkatan derajat kebebasan (degree of freedom) sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. Terdapat tiga metode yang dapat dilakukan untuk mengestimasi model dengan menggunakan data panel, yaitu metode kuadrat kecil (pooled least square), metode efek tetap (fixed effect) dan metode efek acak (random effect). Spesifikasi Model Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka digunakan pendekatan kuantitatif yang mengambil model pertumbuhan ekonomi regional neoklasik dengan modifikasi kualitas sumber daya manusia. Fungsi Cobb-Douglas merupakan fungsi dasar dalam penelitian ini. Fungsi persamaan yang akan digunakan untuk mengestimasi koefisien dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional : G it = α + β 1 lnc it + β 2 lnl it + β 3 lnpop it + β 4 lnedu it + ε it Keterangan : G it = Laju Pertumbuhan Ekonomi C it = Kapital L it = Jumlah Tenaga Kerja POP it = Jumlah Penduduk EDU it = Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja α = intercept β = Nilai koefisien variabel ε it = Error term i = data cross section 33 provinsi t = data time series tahun

31 19 Definisi Operasional 1. Laju pertumbuhan ekonomi adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola SDM yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan laju PDRB atas harga konstan 2000 (%). 2. Kapital adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah output. Kapital berdasarkan pembentukan modal tetap bruto. 3. Jumlah tenaga kerja adalah angkatan kerja yang bekerja atau jumlah penduduk yang bekerja pada suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Labor dihitung dari jumlah angkatan kerja berumur 15 tahun ke atas yang bekerja. 4. Jumlah penduduk adalah jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan per waktu unit untuk pengukuran. Penelitian ini menggunakan jumlah penduduk dari tahun Tingkat pendidikan tenaga kerja adalah sebagai salah satu bentuk modal manusia yang menunjukkan kualitas tenaga kerja di suatu daerah. Sebagai indikator tingkat pendidikan tenaga kerja digunakan penduduk berumur 15 tahun yang bekerja menurut tingkat pendidikan formal SMA ke atas. Metode Pooled Least Square Merupakan teknik yang paling sederhana dengan mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada menunjukkan kondisi yang sesungguhnya, yaitu dengan menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section dan kemudian mengestimasi model dengan menggunakan metode ordinary least square (OLS). Hasil analisis regresi ini dianggap berlaku pada semua objek dan pada semua waktu. Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi setiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda pada kondisi objek tersebut pada waktu yang lain (Winarno 2007). Metode Efek Tetap (Fixed Effect Model) Model ini dapat menunjukkan perbedaan konstan antar objek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini juga memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti menghadapi masalah omitted variables yang mungkin membawa perubahan pada intercept time series atau cross section. Model FEM dengan efek tetap maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang tetap besarnya untuk berbagai

32 20 periode waktu. Demikian pula dengan koefisien regresinya yang besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant) (Winarno 2007). Di dalam pemaparan estimasi efek tetap unbalanced panel, data yang hilang (attrition) terkait dengan error yang bersifat idiosyncratic, faktor yang luput dari pengamatan sepanjang waktu, dapat menghasilkan estimasi yang bersifat bias. Namun demikian, manfaat dari estimasi fixed effect adalah bahwa attrition yang terkait dengan faktor yang luput dari pengamatan, sehingga hasil estimasi masih dapat diandalkan (unbiased). Metode Efek Acak (Random Effect Model) Pendekatan random effect digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek acak menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek. Namun terdapat satu syarat untuk menganalisis dengan menggunakan metode efek acak, yaitu objek data silang harus lebih besar dari banyaknya koefisien (Winarno 2007). Tabel 1 Perbedaan Fixed Effect Model and Random Effect Model Perbedaan Fixed Effect Model Random Effect Model Model k k Y it =(α +µ i )+ k i βk Xkit + εit Y it =α + k i βkxkit + (µi εit) Intersep Berbeda untuk tiap unit cross section Konstan Varians Error Konstan Berbeda untuk tiap cross section Slopes Konstan Konstan Metode LSDV GLS-FGLS Hipotesis Uji F Uji Lagrange Multiplier (LM) Sumber : I.G Nyoman Mindra Jaya, Kajian Analisis Regresi dengan Data Panel Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel Sebelum menentukan metode estimasi data panel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka harus dilakukan beberapa pengujian. Untuk menentukan apakah model data panel dapat diregresi dengan metode Pooled Least Square (PLS), metode Fixed Effect Model (FEM) atau metode Random Effect Model (REM), maka dilakukan uji-uji sebagai berikut: Uji Chow Uji Chow dapat digunakan untuk memilih teknik dengan metode pendekatan Pooled Least Square (PLS) atau metode Fixed Effect Model (FEM). Sebagaimana yang diketahui bahwa terkadang asumsi setiap unit cross section memiliki pelaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan setiap unit cross section memiliki pelaku yang berbeda. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk TEORI HUMAN CAPITAL Secara teoritis pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai tehnologi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam yang berlimpah pada suatu daerah umumnya akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada sumber daya alam yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Uji Park, nilai probabilitas dari semua variable independen tidak signifikan pada tingkat 5 %. Keadaan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia sebagai negara berkembang yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara sedang berkembang, pada umumnya memiliki sumber daya manusia (SDM) yang melimpah namun dengan kualitas yang masih tergolong rendah. Hal ini tentu dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi di 5 pulau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal manusia memiliki peran sentral dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka peran modal manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia yaitu provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam studi ini, yang terdiri dari spesifikasi model, definisi operasional variabel, data dan sumber data, serta metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan suatu negara diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang digunakan adalah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang terdiri : a. Jawa Barat b. Jawa Tengah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar BAB II STUDI KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya yang merupakan studi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara maupun suatu daerah terdiri dari berbagai faktor-faktor yang saling berinteraksi antara lain, sumber daya manusia (SDM), sumber

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Rencana

BAB I PENDAHULUAN. bahwa negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Rencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menyebutkan bahwa negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung 61 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh desentralisasi fiskal terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung 2007-2011.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada lokasi penelitian ini diambil pada Kabupaten/Kota yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota di Provinsi Jawa tengah dengan variabel penelitian pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang BAB III METODOLOGI 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang bersumber dari BPS adalah

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data panel, yaitu pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect yang merupakan ide pokok dari tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

I. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak literatur ekonomi pembangunan yang membandingkan antara pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Spesifikasi Model Kajian dalam tesis ini akan menggunakan model hasil penelitian Lutfi (2007) mengenai pengaruh faktor-faktor institusional dan infrastruktur terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Penelitian dalam pengambilan data dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional III. METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi prosiklikalitas sektor perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah seluruh pemerintah Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun 2011 2015,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan suatu masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian di setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau berkembang adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lokasi penelitian wilayah Provinsi Bali yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Luas Provinsi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan 58 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi mengukur perkembangan ekonomi dari suatu periode ke periode selanjutnya. Pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilihat hanya pada satu tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Data-data yang akan digunakan diperoleh dari Badan Pusat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Common Effect, Fixed Effect, Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (IPM), Regresi Data Panel

Kata Kunci : Common Effect, Fixed Effect, Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (IPM), Regresi Data Panel Judul Nama Pembimbing : Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali : Kadek Ari Lestari : 1. Ir. I Putu Eka Nila Kencana, M.T. 2. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Bank Dunia pada tahun 2012 menunjukkan, masalah terbesar kedua di Indonesia yang menghambat kegiatan bisnis dan investasi adalah infrastruktur yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini disajikan berbagai teori yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan teoritis ini meliputi pertumbuhan ekonomi, teori penciptaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 005-008, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu pertumbuhan ekonomi, pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG 3.1. Kerangka Pikir Konseptual BAB III METODOLOGI Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG Fakta: Penggunaan listrik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Infrastruktur Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan pengumpulan data sekunder dari sebelas kota besar di wilayah Kanto. Lokasi ini dipilih karena Kanto terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan negara, dimana pembangunan mengarah pada proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara akan mengalami perubahan struktur perekonomian. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern menggeser sektor pertanian

Lebih terperinci