BAB I PENDAHULUAN Abdul Aziz Zarkoni, Manahilul Irfan fi Ulum Al-Quran, Darul Ihya Kitab Al-

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Abdul Aziz Zarkoni, Manahilul Irfan fi Ulum Al-Quran, Darul Ihya Kitab Al-"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran di turunkan untuk penuntun kehidupan umat manusia menurut apa yang di kehendaki kepada jalan yang benar. Berdiri di atas asas kehidupan yang mulia dan di ridhai untuk mempertebal keimanan kepada Allah SWT. dan Rasulnya; menetapkan hal ihwal kejadian-kejadian yang berlaku sekarang dan masa mendatang; pada permulaannya Al-Quran itu banyak di tujukan kepada hal-hal umum. Sahabat-sahabat yang hidup di zaman Nabi itu menyaksikan peristiwa-peristiwa khusus yang dalam hal ini memerlukan penjelasan syariat Allah. Bila ada hal-hal yang tidak terang; samar-samar bagi mereka, maka mereka itu menanyakan kepada nabi. Dan pada saat itu turunlah ayat mengenai peristiwa tersebut. Atau ada pertanyaan baru untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat 1 Adapun usaha memahami makna Al-Quran supaya dapat menangkap petunjuk Allah, di dalamnya di namakan usaha menafsirkan Al-Quran. Jadi yang dinamakan tafsir Al-Quran adalah suatu usaha menggali hukum dan hikmah dari isi kandungannya menurut kemampuan manusia. 2 Mengetahui Asbabun nuzul ini sangat membantu untuk mengetahui ayat Al-Quran dan untuk mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang di kandungnya. 3 Dan sangat besar pengaruh dalam memahami makna ayat yang mulia. Oleh sebab itu para ulama sangat berhati-hatinya dalam memahami Asbabun Nuzul. Mengingat betapa pentingnya asbabun nuzul, maka bisa kita katakan bahwa sebagian ayat tidak mungkin bisa di ketahui makna-makna 1 Manaul Quthan, Pembahasan Ilmu Al-Quran, Rineka Cipta, Cet. I, Jakarta, 1993, hlm Abdul Aziz Zarkoni, Manahilul Irfan fi Ulum Al-Quran, Darul Ihya Kitab Al- Arobiyah, Beirut, t.t, hlm Allamah Sayyid Muhammad Husain Thaba Thaba i,organisasi Dakwah Islam, Cet. V, Mizan, Bandung, 1992, hlm. 121.

2 2 atau di ambil hukum darinya sebelum mengetahui secara pasti, tentang asbabun nuzulnya. Contoh ayat: والله المشرق والمغرب فاينما تولوا فثم وجه االله ان االله واسع عليم. (البقراة: ١١٥ ) Artinya: Kepunyaan Allah timur dan barat, kemana kamu menghadapkan muka, di sana Qiblat (yang di sukai) Allah. Sesungguhnya Allah luas (karunianya) lagi maha mengetahui. (QS. al-baqarah: 115) 4 Kadang terjadi pemahaman seolah-olah ayat itu memperbolehkan shalat menghadap kepada selain kiblat (Ka bah). Padahal pemahaman seperti ini salah. Karena menghadap kiblat itu termasuk syarat syahnya shalat. Namun dengan mengetahui sebab turunnya ayat, maka pemahaman menjadi jelas. Sesungguhnya ayat itu turun dalam kaitannya dengan orang yang dalam bepergian. Dimana ia kehilangan kiblat. Tidak tahu arahnya. Lalu setelah berijtihad, ia menjalankan shalat. Maka kemanapun ia menghadap, ketika itu shalatnya tetap syah. Ia tidak wajib mengulangi shalatnya lagi, manakala telah menemukan kiblat, meskipun dalam shalatnya tadi, ia menghadap kearah bukan kiblat. Maka yang jelas bahwa ayat tersebut bukan untuk umum. melainkan untuk orang tertentu yang tidak mengetahui arah kiblat. Contoh lain, betapa pentingnya mengetahui asbabul nuzul untuk memahami suatu ayat, yaitu firman Allah Azza wajalla: 4 Muhammad Husain Adz-Dzahabi, Al-Tafsir Wa al-mufassirun, Jilid I, Dar Al-Qutb Al Adtsah, Mesir, 1961, hlm. 59.

3 3 ليس علىالذين امنوا وعملوالصلحت جناح فيما طعموا اذا ما اتقوا امنوا وعملوالصلحت ثم اتقوا وامنوا ثم اتفوا واحسنوا واالله يحب المحسنين. (الماي دة: ٩٣ ) Artinya: "Tiada berdosa orang-orang yang beriman dan mengerjakan yang baik-baik, karena mereka meminum arak (dahulunya), jika mereka telah bertakwa dan beriman serta mengerjakan yang baik-baik, kemudian mereka bertakwa dan beriman, kemudian bertakwa dan berbuat kebajikan. Allah mengasihi orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Al-Maidah: 93) 5 Ayat ini turun dalam kaitannya dengan masalah arak. Dan kadang terjadi salah paham, seolah-olah arak itu tidak diharamkan. Seperti anggapan sebagian orang bodoh. Mereka mengatakan, Arak itu tidak diharamkan. Berdasarkan ayat Al-Quran. Kalau saja mereka mengerti tentang sebab turunnya ayat tersebut, tentu tidak berbuat kesalahan sedemikian rupa. Sebenarnya mengenai turunnya ayat itu ada peristiwa: Diceritakan bahwa ketika turun ayat yang mengharamkan arak: Artinya: انماالخمر والميسر والا نصاب والا زلام رجس من عمل الشيطن فاجتنبوه لعلكم تفلحون. (الماي دة: ٩٠ ) Sesungguhnya arak, judi, berhala dan bertenun, adalah (pekerjaan) keji dari perbuatan setan. Sebab itu hendaklah kamu jauhi, mudah-mudahan kamu mendapat kemenangan (sukses). (QS. Al-Maidah: 90). 6 5 Ibid., hlm Ibid., hlm. 176.

4 4 Mendengar ayat tersebut, lantas para Sahabat bertanya kepada Rasul SAW.: Bagaimana dengan orang-orang yang ikut berperang membela agama Allah dan gugur. Mereka para peminum arak, padahal minum arak itu perbuatan keji?. Kemudian turun ayat tersebut yang menerangkan bahwa orang yang meminumnya sebelum diharamkan, maka Allah mengampuninya. Ia tidak mendapat dosa atau siksa. Karena Allah tidak akan menyiksa atas perbuatan orang sebelum ia masuk Islam atau sebelum ada hukum diharamkan. Dengan demikian, maka jelas maksud ayat tersebut. Dan ia tetap sebagai Nash Qoth i dalam hal, haram minum arak. 7 Kejadian dan kasus-kasus yang menjadi sebab turunnya wahyu itu mempunyai konteks tersendiri, sekaligus menjadi salah satu keharusan yang sangat penting dalam memahami kehendak Illahi, yang berupa Nash-Nash yang diturunkan dan berkaitan dengannya. Mengabaikan terhadap hal-hal tersebut kadang-kadang menjadi sebab penyimpangan makna dari hakikat yang dikehendaki sehingga menimbulkan pertentangan. Misalnya, memberlakukan hukum atas kaum mukmin, padahal hukum tersebut diberlakukan atas orang-orang kafir atau sebaliknya. 8 Dalam surat Al-Kafirun dinilai oleh sementara ulama sebagai wahyu ketujuh belas yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Wahyu keenam belas adalah surat Al-Ma un. Didalam Mushaf Al-Quran, surat ini merupakan surat yang ke Dan tergolong dalam kategori surat-surat pendek ( (المفصل karena terdiri dari enam ayat, yaitu: 7 Syeik Muhammad Ali Ash Shobuni, Ihktisar Ulumul Qur an, Pustaka Amani, Jakarta, 2001, hlm Abd. Al-Majid Al-Najjar, Pemahaman Islam, Rosda Karya, Cet. I, Bandung, 1997, hlm Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Quran Karim Tafsir Atas Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, Pustaka Hidayah, Cet. II, Bandung, 1997, hlm. 633.

5 5 قل يايها الكافرون لااعبدماتعبدون ولاانتم عبدون مااعبد ولااناعابدماعبدتم ولاانتم عبدون مااعبد لكم دينكم ولي دين. (الكافرون: ٦-١ ) Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah, dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah, untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku. (QS. Al-Kafirun: 1-6) 10 Surat Al-Kafirun ini berkaitan dengan kandungan sebelumnya, yaitu surat Al-Kautsar. Jika pada surat Al-Kautsar Allah memerintahkan kepada Rasulnya agar beribadah dengan ihklas dan bersyukur atas nikmatnya, maka pada surat Al-Kafirun berisi penjelasan terhadap apa yang diisyaratkan terdahulu kepada manusia, yaitu jauh sebelum manusia dilahirkan, yakni ketika berada dalam kandungan ia sudah menyatakan beriman kepada Allah SWT. 11 Redaksi ayat-ayat Al-Quran sebagaimana redaksi yang diucapkan atau ditulis tidak dapat dijangkau maknanya secara pasti kecuali oleh pemilik redaksi tersebut. Hal ini kemudian menimbulkan keanekaragaman penafsiran. Dalam hal ini para Sahabat sekalipun secara umum menyaksikan turunnya wahyu, memahami konteksnya serta memahami secara alamiah struktur bahasa dan arti kosakatanya, tidak jarang berbeda pendapat atau bahkan keliru dalam memahami apa yang mereka baca itu. 12 Menurut At-Thabari bahwa surat Al-Kafirun diturunkan untuk menyembah selain Allah pada orang-orang yang tidak berpengetahuan dan orang Yahudi tidak menyembah dan mensekutukan Allah hanya mereka 10 Al-Quran Karim dan Tarjamahnya, op.cit, hlm Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Muhammad Husain Adz-Dzahabi, Al-Tafsir Wa al-mufassirun, Jilid I, Dar Al-Qutb Al Adtsah, Mesir, 1961, hlm. 59.

6 6 mengingkari sebagian Nabi dan apa yang datang dari Allah dan mengkafirkan Rasul mereka membunuh sebagian Nabi secara dhalim kecuali sebagian yang masih tersisa, maka hendaklah Allah saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang bersyukur. 13 Sedang menurut Sayyid Qutb bahwasanya orang-orang Arab tidak durhaka kepada Allah akan tetapi mereka hanya tidak mengetahui Allah dengan sifat-sifatnya, kemudian mereka menyekutukannya. 14 Wahidi (wafat 468/1075), salah seorang sarjana klasik dalam bidang ini pernah menulis: Pengetahuan tentang tafsir dan ayat-ayat sangat tidak di mungkinkan, apabila tidak di lengkapi dengan adanya pengetahuan tentang kisah-kisah dan penjelasan yang berkaitan dengan turunnya suatu wahyu. Pengetahuan tentang asbabun nuzul akan sangat membantu dalam memahami lingkungan ketika suatu wahyu di turunkan, yang hal tersebut akan memberikan pengarahan pada implikasinya, dan juga sebagai petunjuk untuk menafsirkan, serta kemungkinan penerapannya dalam berbagai situasi yang lain. Secara khusus pengetahuan tentang asbabun nuzul akan membantu untuk memahamkan yaitu: 1. Makna dan implikasi yang langsung dan gamblang dari sebuah ayat, sebagaimana yang dapat di lihat dari sebuah konteks. 2. Landasan dari suatu ketentuan hukum. 3. Maksud sesungguhnya dari suatu ayat. 4. Apakah kandungan makna suatu ayat memang berlaku umum atau khusus, dan apabila demikian maka dalam keadaan seperti apa sajakah hal tersebut dapat di terapkan. 5. Suatu historis pada saat kehidupan Rasul, dan perkembangan masyarakat muslim di masa permulaan islam Abi Ja far Muhammad Ibnu Jarir, Jami ul Bayan an Ta wil Al Qur an, Dar fikr, tt, Kairo, Juz 30, hlm Sayyid Qutb, Fi-dhilal Al-Quran, Dar Asyaruq, Jilid VI, Juz 26-30, tt, Kairo, hlm Ahmad Von Denffer, Ilmu Al-Quran pengenalan Dasar, Rajawali, Cet. I, Jakarta, 1988, hlm

7 7 Pengertian metode dapat digunakan pada berbagai obyek, baik berhubungan dengan pemikiran maupun penalaran akal, atau menyangkut pekerjaan fisik. Jadi dapat dikatakan, metode adalah salah satu sarana yang amat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kata lain, maka studi Al-Quran tidak lepas dari metode, yakni suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksud Allah SWT. Di dalam ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 16 Metode penafsiran Al-Quran berisi tentang seperangkat aturan atau kaidah yang harus diindahkan ketika menafsirkan Al-Quran. Apabila seseorang melakukan penafsiran Al-Quran tetapi tidak menggunakan metodologi yang benar, maka dapat dipastikan hasil penafsirannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja, hal ini jangan sampai terjadi untuk memelihara pesan-pesan yang sebenarnya yang berasal dari tujuan yang terkandung di dalam Al-Quran. Kesalahan penafsiran sama saja artinya dengan menjauhkan masyarakat dari perintah Tuhan. Jika ditelusuri, perkembangan tafsir Al-Quran sejak dulu sampai sekarang akan ditemukan bahwa dalam garis besarnya penafsiran Al-Quran itu dilakukan melalui empat metode, yaitu; Ijmali (global), tahlili (analisis), muqaranah (perbandingan) dan maudlu I (tematik). 17 Metode ijmali adalah menafsirkan ayat-ayat Al-Quran secara ringkas dan global sesuai dengan ayat-ayat Al-Quran di dalam mushaf Ustmani. 18 Sedangkan tahlili adalah suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Quran dari seluruh aspeknya. Maksudnya dalam hal ini penafsir mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang 16 M. Nashiruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000, hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 3.

8 8 telah tersusun di dalam mushaf. Penafsir memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosakata di ikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat. 19 Sementara metode tafsir muqarin yakni metode dengan cara membandingkan sejumlah ayat-ayat Al-Quran yang memiliki persamaan redaksi, membandingkan ayat Al-Quran dengan hadis, dan membandingkan dengan berbagai pendapat ulama tafsir dengan menafsirkan Al-Quran. Dan metode tafsir maudhu i adalah metode dimana seorang mufassir menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang sesuatu masalah serta mengarahkan pada satu pengertian dan satu tujuan, sekalipun ayat tersebut berbeda dalam cara turunnya tersebut diberbagai surat serta berbeda pula tempat dan waktu turunnya. 20 Ini langsung dapat dibedakan dengan cara melihat kitab-kitab tafsir Al-Quran tersebut. Tetapi yang perlu diperhatikan dalam sebuah metode pasti terkandung metode-metode yang lain juga, kecuali pada metode ijmali karena memang metode ini tidak mungkin melakukan pembahasan walaupun hanya sedikit luas saja, karena ia hanya memberikan penjelas kosakata yang digunakan oleh Al-Quran. Misalnya, metode tahlili didalamnya dapat ditemukan maudhu i, karena ini diperlukan untuk menganalisis suatu persoalan secara komprehensif. Karena itu dalam tafsir-tafsir Al-Quran yang menggunakan metode tahlili dapat ditemukan tema-tema tertentu pula. Sedangkan corak tafsir sangat dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan mufassir. Seorang mufasir yang mempunyai kemampuan di bidang tasawuf, maka ia akan mempunyai kecenderungan untuk menafsirkan Al- Quran yang dipengaruhi oleh paham-paham yang ada dalam tasawuf, sehingga kemudian muncullah tafsir isyari, atau tafsir sufi. 19 Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu iy, Suatu Pengantar, Terj. Suryan A. Jamrah, Ed. I, Cet.2, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm Quraish Shibah, Membumukan Al-Quran, Fungsi 4 Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Mizan, Bandung, 1994, hlm. 118.

9 9 Demikian pula apabila seorang mufassir lebih cenderung kepada fiqh, maka ia akan lebih cenderung menafsirkan Al-Quran dengan menonjolkan aspek legal formalnya (hukum), dan seterusnya juga aspek-aspek Islam yang lain juga akan dapat mempengaruhi corak penafsiran Al-Quran terhadap Al- Quran. Bahkan latar belakang ilmu pengetahuan alam juga dapat mempengaruhi seseorang untuk menafsirkan Al-Quran. Contoh ini dapat ditemukan dalam kitab thanthawi jauhari yang banyak memuat tentang ilmu pengetahuan alam dan rumus-rumus kimia dan fisika. Di samping itu penulis ingin mengetahui secara jelas dari dua kitab tafsir tersebut tentang penafsiran surah Al-kafirun, sehingga dapat di harapkan dari pemahaman ini nanti penulis mampu memberikan nilai-nilai berarti abad klasik, sedangkan tafsir fi dzilal Al-Quran merupakan tafsir dengan corak bi Al-ra yi, yang termasuk mufasir abad modern dari kalangan intelektual reformis. Di samping itu penulis ingin mengetahui secara jelas dari dua kitab tafsir tersebut tentang penafsiran surah Al-kafirun, sehingga di harapkan dari pemahaman ini nanti penulis mampu memberikan nilai-nilai berarti dengan tanpa mengabaikan adanya tafsir bi Al-ma tsur maupun tafsir bi Al-ra yi. B. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas maka pokok masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah: - Bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran, metode, corak dan kedalaman surah Al-Kafirun. C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Dari permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian:

10 10 a. Untuk menjelaskan latar belakang penafsiran At-thobari dan Sayyid Qutb tentang surah Al-kafirun b. Untuk menjelaskan penafsiran At-thobari dan Sayyid Qutb terhadap surah Al-kafirun c. Untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan penafsiran At-thobari dan Sayyid Qutb dari segi metode dan corak penafsiran. 2. Manfaat penelitian: a. Memberikan kontribusi pemikiran tafsir agar tidak terjebak pada satu model penafsiran b. Memberikan suatu bentuk pemahaman yang di harapkan mampu memudahkan bagi masyarakat islam dalam mengungkapkan pesanpesan yang disampaikan Al-Quran c. Menambah wacana keintelektualan dalam bidang tafsir Al-Quran. D. Tinjauan Pustaka Bahwa surah Al-Kafirun terdiri atas 6 ayat dalam urutan surah ke 109 mushaf utsmani yang termasuk golongan surah-surah makkiyah, dan yang di tuju ialah kaum musyrikin yang kafir artinya tidak mau menerima seruan dan petunjuk kebenaran yang di bawakan Nabi kepada mereka. Memang banyak sekali kitab-kitab tafsir yang membahas tentang surah Al-kafirun, dan hampir seluruh kitab tafsir pasti membahas surah tersebut. Di samping itu ada penulis Muhammad Quraish shihab dalam kitab tafsirnya Al-Quran Al-karim tafsir atas surah-surah pendek berdasarkan urutan turunnya wahyu adalah ini di temukan riwayat tentang sebab turunnya ayat-ayat surah yang menawarkan kompromi menyangkut pelaksanaan tuntunan agama. Sedang menurut tafsir juz Amma karya Muhammad Abduh bahwa Alkafiru atau Al-kafirun, orang kafir adalah orang yang menentang, yaitu orang yang tidak perlu lagu memperhatikan dalil setelah di tunjukkan kepadanya dan tidak mau mengalah terhadap hujjah bila menyakiti hatinya.

11 11 Sedang menurut Mustofa Al-Maraghi dalam kitabnya tafsir Al- Maraghi bahwa surah ini turun dengan riwayat yang menyatakan bahwa ikutilah agama kami dan kami akan mengikuti agama kamu kemudian turun surah Al-kafirun sebagai jawaban penolakan atas ajakan Musyrikin. Dalam kitabnya Ibnu Katsir juga berkata dalam tafsirnya menjelaskan bahwa: قل يايها الكافرون adalah seperempat dari Al-Quran surah ini mengandung larangan menyembah selain Allah mengandung pokok akidah dan segala perbuatan hati. Dan masih banyak lagi selain buku-buku di atas yang memiliki keterkaitan permasalahan yang di bahas, sehingga dengan berpijak dari buku di atas, maka di harapkan dapat membantu penyelesaian permasalahan secara terarah dan sistematis Pengkhususan mufassir AT-Thobari dan Sayyid Qutb, dalam berbagai judul skripsi dilingkungan fakultas ushuluddin yang mengambil tema-tema tertentu maupun surah-surah pendek menurut kedua mufassir tersebut. Maka disini penulis mengambil tema penafsiran surat Al-Kafirun dengan kitabnya AT-Thobari dab Sayyid Qutb sebagai perbandingan diantara keduanya. E. Metode Penulisan Skripsi Untuk memperoleh kesimpulan yang memuaskan, maka proses penulisan skripsi ini dalam pembahasannya memiliki metode sebagai berikut : 1. Metode Pengumpulan Data (Sumber Data) Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang metode pengumpulan data-datanya berdasarkan literatur buku-buku maupun karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. 21 Data-data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Sebagai data primernya adalah tafsir jami al Bayan karya 21 Sutrisno Hadi, Metode Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, yogyakarta, 1996, hlm. 7.

12 12 Ath-Thabari dan fi dzilal Al-Quran karya Sayyid Qutb, sedangkan data sekundernya adalah dari buku-buku dan kitab tafsir lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian kualitatif, di mana penelitian tersebut berlaku bagi pengetahuan humanistik atau interpretatif, yang secara tekhnis penekanannya lebih pada kajian teks. 22 Adapun obyek penelitian ini penulisan mengambil penafsiran surah Al-Kafirun dalam tafsir jami al Bayan karya Athobari dan tafsir fi dzilal al-quran karya Sayyid Qutb. 3. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data-data yang ada, penulis menggunakan metode deskriptif, 23 dengan harapan mampu memaparkan gambaran tentang penafsiran dari masing-masing mufassir di atas untuk kemudian di analisis sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang akurat. Metode komparatif (muqarin) untuk mencapai pada proses akhir penelitian, yaitu menjawab persoalan-persoalan yang muncul di sekitar kajian ini, maka penulis menggunakan metode komparatif (muqarin). Yang di maksud dengan metode komparatif (Muqarin) adalah, Satu, membandingkan teks (nash) ayat-ayat al-quran yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih, dan atau memiliki redaksi yang berbeda bagi satu kasus yang sama. Dua, membandingkan ayat al-quran dengan hadis yang pada lahirnya terlihat bertentangan, dan 3) membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan alquran. 24 Maka dasar itulah penulis memakai aspek yang ketiga, yaitu 22 Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Fungsi 4 Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Mizan, Bandung, 1994, hlm Adalah penelitian untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, lihat lihat Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm Nashiruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. II, 2000, hlm. 65.

13 13 perbandingan pendapat para ulama tafsir tentang kandungan (makna) ayat yang di kaji, sehingga akan ditemukan perbedaan pendapat antara ulama tafsir yang satu dengan ulama yang lain. Dengan kata lain yaitu menafsirkan ayat-ayat al-quran yang berdasarkan pada apa yang telah di tulis oleh sejumlah mufasir. Langkah-langkah yang harus diterapkan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan memusatkan perhatian pada sejumlah ayat tertentu, lalu melacak berbagai pendapat para mufasir tentang ayat tersebut baik yang klasik (salaf) maupun yang di tulis oleh ulama Khalaf, serta membandingkan pendapat-pendapat yang mereka kemukakan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan mereka, aliran-aliran yang mempengaruhi mereka, keahlian yang mereka kuasai,dan lain sebagainya. 25 Penulis mengambil penafsiran At-Thabari dalam tafsir Jami al Bayan dan Sayyid Qutb dalam tafsir fi Dzilal al-quran. F. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, dan untuk mempermudah memahami pokok-pokok isinya, maka penulis akan menyajikan sistematika penulisan sebagai berikut: Diawali dengan penjelasan latar belakang masalah, hal ini akan menjadi penjelas mengapa penulis mengangkat judul ini, di lanjutkan dengan pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, hal ini berguna untuk menjelaskan pokok kajian yang akan penulis bahas, yang berfungsi juga sebagai penegas mengapa penulis mengangkat judul tersebut dalam penyusunan skripsi ini. Pendiskripsian berikut adalah tinjauan pustaka, metode penulisan, serta sistematika penulisan dari hasil penulisan ini. Langkah selanjutnya penulis akan memaparkan tinjauan umum tentang surat AL-Kafirun yang merupakan surat ke-109 menurut urutan mushaf Ustmani, surat tersebut ditempatkan sesudah surat Al-Kautsar, sebabsebab turunnya surat, munasabah (persesuaian dengan surat sebelum dan 25 Ibid.,hlm..68.

14 14 sesudahnya), dan isi pokok surat Al-Kafirun, langkah ini akan penulis sajikan pada bab kedua. Selanjutnya penulis akan menghubungkan dengan masalah-masalah ini tentang tafsir AT-Thobari dan Sayyid Qutb dalam surat Al-Kafirun, serta mengungkapkan riwayat hidup kedua mufassir itu dan karya-karyanya, dan juga penafsiran keduanya, ini semua akan penulis diskripsikan pada bab ketiga. Diteruskan pada bab keempat, yang merupakan analisa tentang penafsiran surah Al-Kafirun dalam kitab tafsirnya Jami al Bayan dan fi dzilal Al-Quran baik dari segi materi maupun metodologi yang penulis letakkan pada sub bab A. kemudian dari proses tersebut kedua penafsiran dikomparatifkan sehingga akan didapat persamaan, perbedaan dari masingmasing penafsiran, yang ini penulis letakkan pada sub bab B. Selanjutnya skripsi ini akan diakhiri dengan bab kelima yang merupakan bab penutup, yang didalamnya akan dikemukakan kesimpulan dari seluruh upaya yang telah penulis lakukan dalam penelitian. Disamping itu penulis tak lupa memberikan saran dan kritik dengan harapan apa yang penulis lakukan mendapat kritikan dari pembaca, sehingga dapat mendorong penulis untuk bisa meningkatkan kwalitas yang lebih baik.

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH A. Metode dan Corak-corak Tafsir Menurut Nashiruddin Baidan, metode penafsiran al-qur an terbagi menjadi empat macam, yaitu: 1. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bahasa, shalat berarti do a. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban peribadatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of Contemporary English yang mencantumkan salah satu pengertian profile adalah "a short

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan 170 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN A. Konsep Saudara Sepersusuan Menurut Mufassir Sayyid Quthub dan Hamka Dalam Tafsir Fii Dzilal Alquran

Lebih terperinci

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) , 25 Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH 95 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH A. Analisis Komparatif al-qurt{ubi> dan Sayyid Qut{b 1. Analisis Komparatif Surat al-a raf ayat 206 Al-Qurtu{bi> dalam

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) yaitu penelitian yang dilaksanaakan dengan menggunakan literature kepustakaan baik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaanpun sejak manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Bahan penelitian berhadapan langsung dengan (nash) atau data angka dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Bahan penelitian berhadapan langsung dengan (nash) atau data angka dan 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kepustakaan atau biasa disebut Library Research. Menurut Mestika Zed, riset kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah firman Allah yang dibawa turun oleh al-ruh al Amin (Jibril) ke dalam hati sanubari Rasulullah Muhammad bin Abdullah sekaligus bersama lafal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perspektif Al-Qur an ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).

BAB III METODE PENELITIAN. perspektif Al-Qur an ini termasuk penelitian kepustakaan (library research). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian tentang manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam perspektif Al-Qur an ini termasuk penelitian kepustakaan (library

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada. ARTIPENTING DZIKIR DAN DO A BERBAGAI pertanyaan pernah disampaikan oleh para jamaah saya, termasuk pertanyaan tentang urgensi dzkir dan doa. Dan pertanyaan itu sebenarnya telah saya jawab dalam beberap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama bagi umat Islam. Semua hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di samping al-qur an sebagai

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik jasmani maupun rohani,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH AL-ZAMAKHSHARY DALAM TAFSIR AL-KASHSHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian, karena ada sekian banyak kebutuhan yang tidak dapat dipenuhinya sendiri. Petani memerlukan baju

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) Oleh : Mainizar Abstrak Al-Qur an sebagai mukjizat terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Al-Qur an adalah sumber ajaran utama dan pertama bagi agama islam, karena ia adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan 61 BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

Lebih terperinci

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1 MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT Muzdalifah M Rahman* 1 Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA 58 BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA A. Makna Kesaksian Manusia terhadap ke-esaan Allah di Alam Rahim dalam Surat al-a raaf ayat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang 373 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang mementingkan keyakinan yang mendalam (pasrah) dalam menerima segala aturan yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Kepasrahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajiannya, juga dalam pengolahan alur ceritanya, Al-Qura>n memiliki cara

BAB I PENDAHULUAN. penyajiannya, juga dalam pengolahan alur ceritanya, Al-Qura>n memiliki cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kisah dalam Al-Qura>n bukan sebuah karya seni yang terpisah dalam tema dan penyajiannya, juga dalam pengolahan alur ceritanya, Al-Qura>n memiliki cara tersendiri dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI TAFSIR

BAB III METODOLOGI TAFSIR BAB III METODOLOGI TAFSIR Perkembangan tafsir al- Qur an sejak masa Nabi saw, para sahabat r.a, sampai dengan zaman kini, dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori; metodologis (manhaj), dan karakeristik/corak

Lebih terperinci

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢ Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkutuk tidak sedikit pun jumlahnya. Tetapi diantara semua itu ada yang

BAB I PENDAHULUAN. terkutuk tidak sedikit pun jumlahnya. Tetapi diantara semua itu ada yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabiat yang buruk dan jahat memang banyak sifat yang berbahaya dan terkutuk tidak sedikit pun jumlahnya. Tetapi diantara semua itu ada yang terburuk, terjahat, juga

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I Konsep Kitab 1. Pengertian Kitab Secara bahasa, kitab adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditulisi di dalamnya. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Sedangkan proses penyampaiannya melalui perantara malaikat Jibril. 1 Pada hakikatnya al-qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia, baik itu ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat. Al-Qur an juga sebagai Kitab Suci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode tafsir bi al-ma tsur dan tafsir bi al-ra yi. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode tafsir bi al-ma tsur dan tafsir bi al-ra yi. 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Al-Qur`an merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat Islam pada khususnya dan seluruh manusia pada umumnya. Maka dari itu, agar menjadi pedoman dan petunjuk setiap

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (TQS al-hujurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang universal. Dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Karena keduanya saling berkaitan. Termasuk dalam kehidupan bernegara. Islam

Lebih terperinci

*** Bahaya Vonis Kafir

*** Bahaya Vonis Kafir Bahaya Vonis Kafir Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Siapa saja yang berkata kepada saudaranya, hai orang kafir, maka (hukum) kafir itu telah kembali kepada salah seorang dari keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka)

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al Fatihah merupakan surah mulia yang terdiri dari tujuh ayat berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka) karena kedudukannya sebagai pembuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan menerangkan makna yang abstrak, kata At-Tafsîr berarti menyingkap maksud sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap individu berinteraksi dengan individu lainnya. Interaksi ini disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran adalah pedoman kehidupan yang menyeru kepada orang-orang yang mengimaninya untuk bisa merealisasikan kehidupan keberagamannya pada semua aspek dalam dirinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur a>n merupakan kitab petunjuk yang dapat menuntun umat manusia menuju jalan kebenaran. Selain itu, al-qur a>n juga berfungsi sebagai pemberi penjelas terhadap

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai umat muslim sudah tidak asing lagi dengan kata hikmah karena kata-kata ini sering dijumpai hampir disetiap kitab-kitab yang bernuansa ibadah bahkan kata hikmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman Allah SWT dalam al-qur an Surat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Toleransi dalam Al-Quran Telaah Pendidikan Islam Allah telah membimbing manusia kepada toleransi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an al-karim adalah sebuah kitab yang tidak datang kepadanya kebatilan dari awal sampai akhirnya, yang diturunkan oleh (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia shaleh dan masyarakat utama yang berdiri di atas petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia shaleh dan masyarakat utama yang berdiri di atas petunjuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran merupakan kitab akidah dan jalan hidup untuk mewujudkan dan menciptakan manusia shaleh dan masyarakat utama yang berdiri di atas petunjuk keimanan kepada Allah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an secara harfiah berarti bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan. Al-Qur an al karim berarti bacaan yang maha sempurna dan maha mulia. Tidak ada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Al-qur an Hadis adalah mata pelajaran yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam dan

Lebih terperinci

Memahami Takdir Secara Adil

Memahami Takdir Secara Adil Memahami Takdir Secara Adil Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memiliki 2 sumber dasar untuk ajarannya, yaitu al-quran dan Hadis. 1 Al-Quran mendefinisikan dirinya sebagai kitab yang benar, menjadi sebuah cahaya

Lebih terperinci

BAB II METODE MUQARIN DAN TEORI TAFSIR

BAB II METODE MUQARIN DAN TEORI TAFSIR BAB II METODE MUQARIN DAN TEORI TAFSIR A. Metode Muqarin (Komparatif) Muqarin berasal dari kata qarana-yuqarinu-qarnan yang artinya membandingkan, kalau dalam bentuk masdar artinya perbandingan. Sedangkan

Lebih terperinci

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Perintah Pertama di Dalam Alquran Perintah Pertama di Dalam Alquran Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa penulis dari kedua mufassir dalam menafsiri ayatayat sumpah dalam juz amma, maka akhir dari skripsi ini merupakan penutup dan dimana dikemukakan beberapa

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi 60 BAB IV ANALISIS Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi sallam dari tafsir al-marāghī di dalam bab tiga, maka pada bab ini akan dipaparkan analisis guna menganalisa şalawat

Lebih terperinci

mengorbankan nyawa seminimal mungkin.2

mengorbankan nyawa seminimal mungkin.2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab suci al-qur an sebagai pedoman hidup umat manusia yang haqiqi senantiasa memberikan kontribusi monumental dalam setiap lini kehidupan, selain itu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, sehingga tidak berlebihan, jika Alquran diibaratkan sebagai lautan

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, sehingga tidak berlebihan, jika Alquran diibaratkan sebagai lautan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah diketahui bahwa kajian Alquran memiliki wilayah pembahasan yang sangat luas, sehingga tidak berlebihan, jika Alquran diibaratkan sebagai lautan ilmu yang

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seabagai penganut agama islam orang muslim mempunyai tendensi da landasan dalam menjalani kehidupan sehari - hari, baik yang berkaitan dengan ubudiyah munakahah, jinayah,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. Sebagaimana Firman Allah SWT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Quran merupakan kitab suci umat Islam yang merupakan kumpulan firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhahammad S.A.W. Tujuan utama diturunkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikannya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya. Ia merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi dan Rasul, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam memberikan tuntunan bahwa setiap individu memiliki dua hubungan, hubungan yang sifatnya vertikal, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT, yang disebut

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56: 1 TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI Kita telah dan sering mengucapkan 2 kalimat Syahadat: La ilaha illallah dan Muhammadarrasulullah. Dengan dua kalimat yang mulia ini kita memiliki tugas sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Penelitian Dalam setiap penelitian sangat perlu sekali untuk membatasi ruang lingkup penelitian berupa batasan terhadap obyek masalah penelitian agar sebuah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan pada bab-bab terdahulu, penulis dengan segenap kesadarannya dan berupaya untuk mengambil beberapa kesimpulan dari uraian-uraian di atas, sebagai jawaban

Lebih terperinci

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa

Lebih terperinci

Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1 Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1 Matlamat Modul Matlamat modul ini membahaskan tentang huraian dan tafsiran ayatayat hukum. Ianya mengandungi pelbagai jenis hukum dan pengajaran yang berguna dan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci