EVALUASI KETEPATAN TEKNIK PENGGUNAAN PEN INSULIN OLEH TENAGA KESEHATAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
|
|
- Hendri Suharto Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI KETEPATAN TEKNIK PENGGUNAAN PEN INSULIN OLEH TENAGA KESEHATAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: SOVY SAPTA NUARI PRAMOLIS K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
2 1
3 EVALUASI KETEPATAN TEKNIK PENGGUNAAN PEN INSULIN OLEH TENAGA KESEHATAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA EVALUATION OF ACCURACY ABOUT TECHNIQUE USING INSULIN PEN BY HOSPITAL Dr. MOEWARDI SURAKARTA HEALTHWORKER S Sovy Sapta Nuari Pramolis, Arifah Sri Wahyuni Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta Telp. (0271) ABSTRAK Ketepatan teknik penggunaan pen insulin adalah salah satu faktor keberhasilan terapi pasien DM. Tenaga kesehatan mempunyai peran penting dalam hal evaluasi, edukasi dan konseling terhadap ketepatan teknik penggunaan pen insulin. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental, dengan metode deskriptif observasional menggunakan teknik wawancara langsung kepada responden. Jumlah sampel tenaga kesehatan pada penelitian ini sebanyak 32 responden yang terdiri dari 4 dokter, 7 calon dokter, 14 perawat, 4 apoteker, dan 3 tenaga teknik kefarmasian. Hasil penelitian menunjukkan profesi responden yang memiliki tingkat ketepatan paling tinggi adalah profesi dokter (75%) dan apoteker (75%), selanjutnya profesi perawat (64,29%), tenaga teknik kefarmasian (33,34%), dan calon dokter (28,57%). Tahapan teknik penggunaan pen insulin yang telah tepat dilakukan serta memiliki nilai persentase ketepatan 100%, meliputi: membersihkan area kulit penyuntikkan, memutar dosis unit insulin, mencubit kulit dengan 2 jari, menyuntikkan jarum pada pen insulin dengan sudut 90 0, menahan pen insulin selama 10 detik serta melepaskan kulit yang di cubit. Sedangkan ketepatan teknik penggunaan pen insulin yang mempunyai nilai persentase ketepatan < 100%, meliputi: membersihkan area penyuntikkan dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol (43,75%), membersihkan jarum pen insulin yang telah digunakan dan membuang jarum pen insulin yang telah digunakan (34,37%), dan mencuci dan mengeringkan tangan responden (31,25%). Hasil evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang paling rendah adalah pada profesi calon dokter serta tahap yang paling rendah adalah tahap mencuci dan mengeringkan tangan sebelum menggunakan pen insulin. Kata kunci: evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin, tenaga kesehatan, wawancara langsung ABSTRACT Insulin pen using accuracy technique is one of success factors in therapy diabetic patients. Health worker's has important rule in insulin pen using accuracy technique evaluation, education and consultation. The purpose of this study was to evaluate insulin pen using accuracy technique by health workers in Dr. Moewardi hospitals Surakarta. This study was a non-experimental study, observational descriptive using direct interview technique on respondents. The numbers of health workers samples in this study are 32 respondents consisting of 4 medical doctors, 7 candidate medical doctors, 14 nurses, 4 pharmacists and 3 pharmacy technicians. 1
4 This study shows that profession of respondents who have the most accuration rank was the medical doctor profession (75%) and the pharmacist profession (75%), then the nurse profession (64.29%), the pharmacist technicians (3.34%), and the doctor candidate (28.57%). Insulin pen using accuracy technique steps which was precisely did and has the accuration 100% percentage, including: cleaning the skin area before injection, turning the unit dose of insulin, skin pinch with two fingers, insulin pen the needle injection at 90 o angle, holding insulin pen for 10 seconds, and release the pinched skin. And then insulin pen using accuracy technique steps with < 100% percentage, including: cleaning the skin area after injection stage (43.75%), insulin pen needle cleaning after used stage (34.37%), and washing and drying hand before using insulin pen stage (31.25). Results of insulin pen using accuracy technique by health worker s at RSUD Dr. Moewardi Surakarta which has the lowest insulin pen using accuracy technique based respondents profession was on the doctor candidate and the lowest insulin pen using accuracy technique steps was on washing and drying hand before using insulin pen. Keywords : evaluation of accuracy about technique using insulin pen, health worker's, direct interview. PENDAHULUAN Penelitian Kristantoro (2014) menunjukkan bahwa penggunaan pen insulin pada penderita diabetes mellitus di RSUD Dr. Raden Soedjati Purwodadi menunjukkan adanya hubungan antara responden dengan para tenaga kesehatan terkait evaluasi ketepatan teknik penggunaan insulin menggunakan pen insulin, dari 31 responden, 13 responden (41,9%) di antaranya telah paham dan tepat dalam teknik penggunaan pen insulin, dan sebesar 18 responden (58,1%) tidak tepat dalam teknik penggunaan pen insulin. Hal ini disebabkan karena kurangnya edukasi, konseling serta evaluasi tentang ketepatan teknik penggunaan pen insulin secara tepat pada pasien oleh tenaga kesehatan (Kristantoro, 2014). Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan terapi pada pasien DM sehingga menyebabkan tidak terkontrolnya gula darah pasien, di antaranya : faktor obat, pasien mengalami stress, kurang latihan jasmani, tidak melakukan diet, dan ketidakpatuhan pasien, serta kesalahpahaman dalam menggunakan pen insulin (PERKENI, 2006). Ketidakpatuhan (non-compliance) dan ketidaksepahaman (non- corcodance) pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya seperti ketepatan teknik penggunaan, pengaturan dosis, cara penyimpanan dan hal-hal lain yang menyangkut tentang obat oleh pasien dalam menjalankan terapinya. Akibat dari ketidakpatuhan dan ketidaktahuan pasien terhadap terapi/penggunaan obat yang diberikan antara lain adalah 2
5 kegagalan terapi dan yang lebih berbahaya adalah terjadinya toksisitas. Hal tersebut akibat dari kurangnya informasi dan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien (Depkes, 2007). Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan perlunya dilakukan penelitian tentang evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan yang menyediakan sarana sebagai tempat belajar demi peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, sekaligus menjadi rumah sakit rujukan terpercaya terutama masyarakat kota Surakarta dengan pemberian pelayanan cepat, tepat, nyaman, dan mudah diakses. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan perlunya dilakukan penelitian tentang evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non-eksperimental yang disusun menggunakan metode deskriptif observasional yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif melalui observasi. Data diperoleh dari observasi dengan teknik wawancara. Jumlah sampel penelitian sosial pada bidang kesehatan adalah sebanyak 30 responden. Dan pada penelitian ini sampel terdiri dari apoteker, asisten apoteker, perawat dan juga dokter pada unit pelayanan penderita diabetes mellitus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Analisis deskriptif tersebut dapat mengungkapkan gambaran ketepatan teknik penggunaan pen insulin pada responden yang meliputi cara menggunakan insulin, kepahaman para tenaga kesehatan menggunakan pen insulin. Data evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Demografi Responden Tabel 1. Demografi Responden Evaluasi Ketepatan Teknik Penggunaan Pen Insulin Oleh Tenaga Kesehatan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Berdasarkan Jenis Kelamin Klasifikasi berdasarkan jenis kelamin Jumlah (responden) Persentase (%) Laki-laki % Perempuan % Jumlah % 3
6 Tabel 1. menunjukkan bahwa dari 32 responden tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah tenaga kesehatan berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 18 responden (56,24%). Sedangkan tenaga kesehatan berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 responden (43,74%). Tabel 2. Demografi Responden Evaluasi Ketepatan Teknik Penggunaan Pen Insulin Oleh Tenaga Kesehatan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Berdasarkan Jenis Profesi Klasifikasi Jumlah (responden) Persentase (%) Dokter 4 12,5% Calon dokter % Perawat 14 43,8 % Apoteker 4 12,5 % Tenaga teknik kefarmasian 3 9,3 % Jumlah % Tabel 2. menunjukkan bahwa distribusi tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta berdasarkan jenis profesi yaitu dokter berjumlah 4 responden (12,5%), calon dokter berjumlah 7 responden (21,9%), perawat berjumlah 14 responden (43,8%), apoteker berjumlah 4 responden (12,5%), dan tenaga teknik kefarmasian berjumlah 3 responden (9,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat menjadi profesi yang dominan dalam penelitian ini. Tabel 3. Demografi Responden Evaluasi Ketepatan Teknik Penggunaan Pen Insulin Oleh Tenaga Kesehatan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Berdasarkan Lama Berkerja Klasifikasi Profesi Responden Jumlah Responden L (%) P (%) (Masa Kerja) (%) Dokter < 2 tahun 4 (12,5%) > 2 tahun 4 (12,5%) Calon Dokter < 2 tahun 2 (6,25%) 5 (15,63%) 7 (21,9%) > 2 tahun Perawat < 2 tahun 5 (15,63%) 14 (43,8%) > 2 tahun 9 (28,13%) Apoteker < 2 tahun 1 (3,13%) 4 (12,5%) > 2 tahun 3 (9,37%) Tenaga Teknik Kefarmasian < 2 tahun 2 (6,25%) 1 (3,13%) 3 (9,3%) > 2 tahun Jumlah Responden (100%) Tabel 3. menunjukkan bahwa distribusi tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta berdasarkan masa kerja dari 32 responden yang memiliki masa kerja > 2 tahun terdiri dari tenaga kesehatan dengan profesi dokter berjumlah 4 responden (12,5%), profesi perawat berjumlah 9 responden, (28,13%) dan profesi apoteker berjumlah 3 responden 4
7 (9,37%). Sedangkan yang memiliki masa kerja < 2 tahun terdiri dari tenaga kesehatan dengan profesi calon dokter berjumlah 7 responden (21,9%), profesi perawat berjumlah 5 responden (15,63%), profesi apoteker berjumlah 1 responden (3,13%), dan profesi tenaga teknik kefarmasian berjumlah 3 responden (9,37%). Artinya, distribusi responden tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta berdasarkan masa kerja terbesar pada profesi perawat dengan 9 responden di antaranya memiliki masa kerja > 2 tahun. B. Evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin Tabel 4. Tahapan Evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Jumlah Tahap Tahapan penggunaan pen insulin (responden) Persentase yang (%) melakukan dengan tepat 1 Responden mencuci dan mengeringkan tangan sebelum 10 31,25% menggunakan pen insulin 2 Responden membersihkan area penyuntikkan insulin % dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 3 Responden memutar dosis unit insulin % 4 Responden mencubit kulit (lapisan lemak) dengan 29 90,62% mengunakan 2 jari 5 Responden menyuntikkan jarum pada pen insulin pada % lapisan lemak dengan sudut Responden menahan pen insulin selama 5-10 detik % 7 Responden melepaskan kulit yang dicubit dan melepaskan % juga pen insulin secara hati-hati 8 Responden membersihkan area kulit dengan 14 43,75% menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol setelah penyuntikkan insulin 9 Responden membersihkan jarum pada pen insulin yang telah digunakan dan membuang jarum pen insulin yang telah digunakan 11 34,37% Tabel 4. menunjukkan bahwa dari 9 tahap teknik penggunaan pen insulin terdapat 6 tahap teknik penggunaan pen insulin yang dilakukan secara tepat serta memiliki nilai persentase ketepatan sebesar 100% oleh keseluruhan responden (32 responden), meliputi: tahap ke-2 yaitu responden membersihkan area penyuntikkan insulin dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol, tahap ke-3 yaitu responden memutar dosis unit insulin, tahap ke-4 yaitu responden mencubit kulit (lapisan lemak) dengan mengunakan 2 jari, tahap ke-5 yaitu responden menyuntikkan jarum pada pen insulin pada lapisan lemak dengan sudut 90 0, tahap ke-6 yaitu responden menahan pen insulin selama 5-10 detik, dan tahap ke-7 yaitu responden melepaskan kulit yang di cubit dan melepaskan juga pen 5
8 insulin secara hati-hati. Sedangkan tahap teknik penggunaan pen insulin yang dilakukan secara tidak tepat atau memiliki nilai persentase ketepatan < 100% oleh responden, meliputi: tahap ke-8 yaitu responden membersihkan area penyuntikkan insulin (kulit) dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol, dari 32 responden hanya 14 responden (43,75%) yang tepat melakukan tahap ke-8, tahap ke-9 yaitu responden membersihkan jarum pada pen insulin yang telah digunakan dan membuang jarum pen insulin yang telah digunakan, dari 32 responden hanya 11 responden (34,37%) yang tepat melakukan tahap ke-9, dan tahap ke-1 yaitu responden mencuci dan mengeringkan tangan, dari 32 responden hanya 10 responden (31,25%) yang tepat melakukan tahap ke-1. Tabel 5. Evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menurut Nurse Practitioner Healthcare Foundation(2011) Profesi Responden Jumlah Responden Jumlah Responden yang Tepat (% Ketepatan) Jumlah Responden yang Tidak Tepat (% Ketidaktepatan) Dokter 4 3 (75%) 1 (25%) Calon Dokter 7 2 (28,57%) 5 (71,43%) Perawat 14 9 (64,29%) 5 (35,71%) Apoteker 4 3 (75%) 1 (25%) Tenaga Teknik Keperawatan 3 1 (33,34%) 2 (66,66%) Pada tabel 5. diperoleh keterangan bahwa profesi responden yang memiliki tingkat ketepatan paling tinggi dalam hal teknik penggunaan pen insulin di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah tenaga kesehatan dengan profesi dokter dan apoteker. Dari 4 responden yang berprofesi sebagai dokter yang telah tepat dalam teknik penggunaan pen insulin di antaranya berjumlah 3 orang (75%), dan yang tidak tepat dalam hal teknik penggunaan pen insulin di antaranya berjumlah 1 orang (25%). Hal ini sebanding dengan responden yang berprofesi sebagai apoteker, dari 4 responden yang telah tepat dalam teknik penggunaan pen insulin di antaranya berjumlah 3 orang (75%), dan yang tidak tepat dalam hal teknik penggunaan pen insulin di antaranya berjumlah 1 orang (25%). Responden yang berprofesi sebagai perawat dari jumlah total responden sebesar 14 responden, 9 responden di antaranya (64,29%) telah tepat dalam teknik penggunaan pen insulin, 5 responden di antaranya (35,71%) tidak tepat dalam hal teknik penggunaan pen insulin. Responden yang berprofesi sebagai tenaga teknik kefarmasian dari jumlah total responden sebesar 3 orang responden, 1 responden di antaranya (33,34%) telah tepat menggunakan pen insulin, 2 responden di antaranya (66,66%) tidak tepat menggunakan pen insulin, dan untuk responden yang berprofesi sebagai calon dokter dengan jumlah total responden sebesar 7 responden, 2 responden di antaranya (28,57%) telah tepat menggunakan pen insulin, 5 6
9 responden di antaranya (71,43%) tidak tepat menggunakan pen insulin. Artinya, tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memiliki nilai persentase tertinggi tentang ketepatan teknik penggunaan pen insulin adalah tenaga kesehatan dengan profesi dokter dan apoteker dengan nilai persentase ketepatan masing-masing sebesar 75%, diikuti dengan profesi perawat dengan nilai persentase ketepatan 64,29%, tenaga teknik kefarmasian dengan nilai persentase ketepatan 33,34%. Sedangkan untuk calon dokter memiliki nilai persentase ketepatan paling rendah di antara yang lain yaitu sebesar 28,57%, sehingga diperlukan perbaikan teknik penggunaan pen insulin oleh para tenaga kesehatan, khususnya calon dokter yang masih perlu banyak melakukan evaluasi serta pembelajaran pada tahap-tahap ketepatan teknik penggunaan pen insulin dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien dengan memberikan edukasi berupa training tentang teknik penggunaan pen insulin secara tepat dan benar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari 32 responden, profesi responden yang memiliki tingkat ketepatan paling tinggi dalam hal teknik penggunaan pen insulin di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah tenaga kesehatan dengan profesi dokter dan apoteker. Responden yang berprofesi sebagai dokter yang telah tepat dalam teknik penggunaan pen insulin berjumlah 3 responden (75%). Responden yang berprofesi sebagai apoteker berjumlah 3 responden (75%). Responden yang berprofesi sebagai perawat yang telah tepat dalam teknik penggunaan pen insulin berjumlah 9 responden (64, 29%). Responden yang berprofesi sebagai tenaga teknik kefarmasian yang telah tepat dalam teknik penggunaan pen insulin berjumlah 1 responden (33,34%), dan untuk responden yang berprofesi sebagai calon dokter memiliki tingkat ketepatan paling rendah dalam hal teknik penggunaan pen insulin, hanya terdapat 2 responden (28,57%) telah tepat menggunakan pen insulin. 2. Tahapan teknik penggunaan pen insulin yang telah tepat dilakukan serta memiliki nilai persentase ketepatan 100%, meliputi: membersihkan area kulit penyuntikkan, memutar dosis unit insulin, mencubit kulit dengan 2 jari, menyuntikkan jarum pada pen insulin dengan sudut 90 0, menahan pen insulin selama 10 detik serta melepaskan kulit yang di cubit. Sedangkan ketepatan teknik penggunaan pen insulin yang mempunyai nilai persentase ketepatan < 100%, meliputi: membersihkan area penyuntikkan dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol (43,75%), membersihkan jarum pen 7
10 insulin yang telah digunakan dan membuang jarum pen insulin yang telah digunakan (34,37%), dan mencuci dan mengeringkan tangan responden (31,25%). 3. Sedangkan teknik penggunaan pen insulin yang memiliki persentase ketepatan < 100% meliputi tahap membersihkan area kulit setelah penyuntikkan insulin yang memiliki persentase ketepatan (43,75%), tahap membersihkan jarum pada pen insulin setelah digunakan (34,37%), dan tahap mencuci serta mengeringkan tangan sebelum menggunakan pen insulin hanya memiliki persentase ketepatan (31,25%). Saran 1. Penelitian tentang evaluasi ketepatan teknik penggunaan ini dapat dikembangkan lebih jauh dengan tidak hanya jenis pen insulin, akan tetapi dapat pada jenis yang lainnya seperti syringe, pompa insulin, jet insulin. 2. Berdasarkan kesimpulan penelitian tentang evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta ini, maka diperlukan perbaikan teknik penggunaan pen insulin oleh para tenaga kesehatan pada tahap-tahap yang masih kurang tepat dalam penatalaksanaannya dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien dengan memberikan edukasi berupa training tentang teknik penggunaan pen insulin secara tepat dan benar. DAFTAR ACUAN ADA, 2004, Report of the Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus Clinical Practice Recommendations 2004 Diabetes Care, 27 (1), 5-10, United States of America, American Diabetes Association. Diane Aschenbrenner, 2009, Drug Watch Insulin Pens Administration, U.S Army Hospital, United States of America Daeng, K., 2014, Evaluasi Cara Penggunaan Insulin Injeksi pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Soedjadi Purwodadi, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Notoadmodjo, S., 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Rineka Citra Karya, Jakarta. NPHF, 2011, INJECTING INSULIN, Starting Insulin - A Patient Guide, The Nurse Practitioner Healthcare Foundation and the Association of Clinicians for the Underserved. 8
EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI
EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI Oleh: DAENG KRISTIANTORO K 100 080 098 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan satu penyakit degeneratif, penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup dengan angka kejadian di Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan
Lebih terperinciINTISARI GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI PUSKESMAS BUNTOK
INTISARI GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI PUSKESMAS BUNTOK Sidiq Arifatulah 1 ; Erna Prihandiwati 1 ; Lisa Nuryanti 2 Pemberian informasi obat didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Oleh: MASQHUT JAMALUDIN NIM 14612651 PRODI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK. Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt 2 ;Riza Alfian,M.Sc.,Apt 3
ABSTRAK HUBUNGAN JENJANG PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN TENTANG INJEKSI NEUROBION 5000 DI APOTEK WILAYAH BANJARMASIN UTARA Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN
ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN 20062009 COST ANALYSIS AND MALARIA THERAPY FOR HOSPITALIZED PATIENT IN
Lebih terperinciTruly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak
EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi
Lebih terperinciKETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2013 SKRIPSI
KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2013 SKRIPSI Oleh : NADEEYA BAKA K 100100112 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciNidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan
Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD
SKRIPSI BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA MANADO
GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA MANADO Baharutan I. E * Iyone Siagian, B. S. Lampus, Henry Palandeng + Abstract Diabetes mellitus have an impact on the
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus adalah penyakit yang sering diderita masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit yang sering diderita masyarakat saat ini. Prevalensi Diabetes Melitus terus meningkat setiap tahunnya. International Diabetes Federation
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI
PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI Suryani, N.M 1, Wirasuta, I.M.A.G 1, Susanti, N.M.P 1 1 Jurusan Farmasi - Fakultas
Lebih terperinciTingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria
Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya Yessy Mardianti Sulistria Farmasi /Universitas Surabaya yessy.mardianti@yahoo.co.id Abstrak Diabetes mellitus
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo Oleh: MAYA FEBRIANI NIM: 13612565 PRODI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program terapi efektif untuk diabetes mellitus membutuhkan latihan komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis, dan regimen farmakologis
Lebih terperinciPERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS
INTISARI PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS Rinidha Riana 1 ; Yugo Susanto 2 ; Ibna Rusmana 3 Diabetes
Lebih terperinciKata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep
INTISARI GAMBARAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI RESEP DI PUSKESMAS LOKPAIKAT KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 Mochammad Arief Budiman 1 ; Erna Prihandiwati, S.F., Apt 2 ; Marliya Suta, A.Md., Far 3 Medication Error
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak diketahui (hipertensi esensial, idiopatik, atau primer) maupun yang berhubungan dengan penyakit
Lebih terperinciEVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI
EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI Oleh : DEWI MARYATI K 100 040 014 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciEVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI
EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI Oleh: ELDESI MEDISA ILMAWATI K 100110038 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sangat ditunjang oleh pengetahuan
Lebih terperinciPengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi
Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi Komala Appalanaidu Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (ria_not_alone@yahoo.com) Diterima: 15 Maret
Lebih terperinciEVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Oleh: DHIKA ASRI PURNAMISIWI K100120190 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciKedokteran Universitas Lampung
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR HBA1C PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Aqsha Ramadhanisa (1), TA Larasati (2), Diana Mayasari
Lebih terperinciEVALUASI CARA PENGGUNAAN INSULIN INJEKSI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
EVALUASI CARA PENGGUNAAN INSULIN INJEKSI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: ADITYA BAYU SAMODRA K. 100 080 108 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL DAN EVALUASI KETEPATAN DOSIS PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL DAN EVALUASI KETEPATAN DOSIS PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M.
PENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M. ASHARI PEMALANG SKRIPSI Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciINTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN
INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN Mustika Meladiah 1 ; Harianto 2 ; Rachmawati 3 Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Choirul Anik Nuryati M
ANALISIS PERESEPAN OBAT ANTIDIABETES BERDASARKAN KETEPATAN DOSIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTLASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI PERIODE MARET 2014-MARET 2015 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA
ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA Wiwin Wihartini, 2009. Pembimbing utama : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes. Pembimbing pendamping
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Muhammad Yusuf¹; Aditya Maulana Perdana Putra² ; Maria Ulfah³
Lebih terperinciINTISARI EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN. Gusti Ayna Yulisa¹, Yugo Susanto2, Rony 3
INTISARI EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Gusti Ayna Yulisa¹, Yugo Susanto2, Rony 3 Permintaan sediaan racikan terutama pulveres (serbuk terbagi) masih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terapi, paradigma pelayanan kefarmasian di Indonesia telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedalam suatu keterampilan yang nyata (Haryati, 2008). Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan Farmasi (skills lab) merupakan suatu kegiatan pelatihan keterampilan mahasiswa dengan tujuan menyiapkan mahasiswa agar siap dengan keterampilan-keterampilan
Lebih terperinciGAMBARAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS
INTISARI GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS PROGRAM RUJUK BALIK DI APOTEK HANI PELAIHARI SETELAH DI BERIKAN PESAN PENGINGAT (REMINDER MESSAGE) Sri Harini Oktavia 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Ani Hairiah
Lebih terperinciNunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition
Lebih terperinciEfektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2
Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes Education in Improving the Effectiveness of Compliance with Setting Diet in Type 2 Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup khususnya di daerah perkotaan di Indonesia, jumlah penyakit degeneratif khususnya
Lebih terperinciULFA KUMALASARI K
HUBUNGAN TINGKAT SELF CARE DAN KEPATUHAN TERHADAP OUTCOME TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA FEBRUARI-MARET 2017 SKRIPSI Oleh: ULFA KUMALASARI K100130115
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... v DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR
Lebih terperinciKEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN Salah satu penyakit degeneratif terbesar adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Meliitus yang tidak
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELLITUS PADA PEMAKAIAN INSULIN DI APOTEK MEDIKA FARMA BARABAI.
ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELLITUS PADA PEMAKAIAN INSULIN DI APOTEK MEDIKA FARMA BARABAI. Noor Wartini 1 ; AdityaM.P.P 2 ; Wenny Afriedha 3 Penyakit Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1
HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Izasah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI
ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : ARUM NURIL HIDAYAH K 100 090 008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciEVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RS X PURWODADI NASKAH PUBLIKASI
EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RS X PURWODADI NASKAH PUBLIKASI Oleh: DAENG KRISTIANTORO K 100 080 098 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 30 tenaga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Responden yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 30 tenaga kesehatan, terdiri dari 7 dokter dan 23 perawat RS PKU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh penduduk dunia dan hingga saat ini belum ditemukan pengobatan yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI APOTEKER TERHADAP PELAKSANAAN KONSELING KEPADA PASIEN DENGAN EVALUASI PELAKSANAAN KONSELING DI APOTEK-APOTEK KABUPATEN MAGETAN
HUBUNGAN PERSEPSI APOTEKER TERHADAP PELAKSANAAN KONSELING KEPADA PASIEN DENGAN EVALUASI PELAKSANAAN KONSELING DI APOTEK-APOTEK KABUPATEN MAGETAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: RAKIH YUSMA RANGGA K 100 090 048
Lebih terperinciPENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP
Ikatan Apoteker Indonesia 201 PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP Yuhansyah Nurfauzi 1*, Maria Immaculata Iwo 2,
Lebih terperinciTHE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL
THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL 1 Aan Devianto, 2 Abdul Majid, 3 Siitni 1,3 Program Studi S1 Ilmu
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN
PENGARUH PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN PASIEN JAMKESMAS DI BANGSAL NON BEDAH RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO DALAM MENGGUNAKAN OBAT PER ORAL PADA TAHUN 2009 Widya Prilansari,
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM
p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM THE INFLUENCE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013). Global Status Report
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELLITUS DI RUMAH Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.
KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELLITUS DI RUMAH Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Disusun Oleh: DWI AGUS SISWANTO NIM: 13612494 PRODI D III KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciPeran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai
Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai Skripsi Oleh : Pristiwani 111121021 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan 2013 PRAKATA
Lebih terperinciEVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD ULIN BANJARMASIN
Dunia Keperawatan, Volume 5, Nomor 1, Maret 2017: 37-42 EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD ULIN BANJARMASIN Meta Adiwinata Atmaja, Noor Diani, Devi Rahmayanti
Lebih terperinciABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR
ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR Yulianty Scarshera, 0610190, pembimbing I Dr. Felix Kasim, dr. M.kes dan pembimbing II Dra. Rosnaeni Apt. Pelayanan kesehatan adalah
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciProsiding Psikologi ISSN:
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Gratitude pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang di Diagnosa Kurang dari 12 Bulan di Puskesmas GA Descriptive Study of Gratitude in Patients
Lebih terperinciPOLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK
1 POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK Robiyanto*, Nur Afifah, Eka Kartika Untari Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciINTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3
INTISARI PENGARUH PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA ORANG TUA PASIEN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUANNYA PADA PENGGUNAAN SUSPENSI KERING ANTIBIOTIK CEFADROXIL 125 MG DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN Madaniah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan, Informasi Obat.
ABSTRAK GAMBARAN PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN. Jhon Mulyono 1 ;Yugo Susanto 2 ;Akhmad Fakhriadi 3 Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya
Lebih terperinciPENGETAHUAN KELUARGA PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG KOMPLIKASI AKUT. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo
PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG KOMPLIKASI AKUT Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH Diajukan kepada Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kumpulan keadaan yang disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini terjadi karena produksi hormon insulin yang
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB. HULU SUNGAI SELATAN, KALIMANTAN SELATAN Raymond Sebastian Tengguno, 2016
Lebih terperinciPANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik
PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005
ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik adanya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diabetes mellitus (DM) yang dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk. memproduksi insulin (IDF, 2015). DM adalah suatu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah suatu keadaan kronik ditandai dengan naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin (IDF, 2015).
Lebih terperinciInpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang
Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang Andra Novitasari 1, Muhammad Hidayat 1, Anada Kaporina 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi
Lebih terperinciINJEKSI SUB CUTAN (SC)
INJEKSI SUB CUTAN (SC) NO ASPEK NG DI BOBOT.... Menempatkan alat dekat klien 2.. 1 Mengatur posisi klien sesuai penyuntikan 2 Memasang perlak/pengalas 2 Mendekatkan bengkok 2 4 Memilih tempat penyuntikan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI MELAKSANAKAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI MELAKSANAKAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciINTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013 Nidayanti 1 ; Aditya Maulana.P.P
Lebih terperinciEVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN
INTISARI EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2015 Hikmah Putrinadia 1 ; Noor Aisyah 2 ; Roseyana Asmahanie Resep
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG Puspita Septie Dianita*, Elmiawati Latifah Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT OLEH APOTEKER TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
EVALUASI PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT OLEH APOTEKER TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Puji Asmini 1, Woro Supadmi 2, Endang Darmawan 1 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuhan kefarmasian atau disebut pharmaceutical care merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam aspek pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Asuhan kefarmasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
Lebih terperinciMANFAAT KONSULTASI TERHADAP PEMAHAMAN PASIEN PADA OBAT-OBAT YANG DIRESEPKAN DI APOTIK PANDUGO SURABAYA
MANFAAT KONSULTASI TERHADAP PEMAHAMAN PASIEN PADA OBAT-OBAT YANG DIRESEPKAN DI APOTIK PANDUGO SURABAYA NINA KURNIANTI SATITI 2443009148 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciKEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GUNDIH WILAYAH SURABAYA PUSAT LUCAS SUCIPTO
KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GUNDIH WILAYAH SURABAYA PUSAT LUCAS SUCIPTO 2443011113 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta
Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA
Lebih terperinci