HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PEMBELAJARAN DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS X SMAN PALOH ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: NURUL RIFKY HUBA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PEMBELAJARAN DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS X SMAN PALOH ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: NURUL RIFKY HUBA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PEMBELAJARAN DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS X SMAN PALOH ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURUL RIFKY HUBA NIM F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PEMBELAJARAN DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS X SMAN PALOH Nurul Rifky Huba, Abdussamad, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan nurulrifkyhuba@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, kemampuan memahami bacaan, dan hubungan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas X SMAN di kecamatan Paloh tahun pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan analisis korelasional. Sampel penelitian ini adalah 38 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 56,5. Ketercapaian tersebut berkategori positif. Kemampuan memahami bacaan pada siswa berdasarkan distribusi frekuensi sebanyak 76,32% pada interval 7 sampai 8. Ketercapaian tersebut berkategori sedang. Sedangkan hubungan antara sikap terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,645. Kata Kunci: Hubungan, Sikap, Memahami Bacaan Abstract: This research aims to describe students attitude toward Bahasa Indonesia Learning, describe the ability to comprehend text, and know a correlation between attitude toward learning and the ability to comprehend text. The method was correlational analitical descriptive. The sample in this research was 38 students. The data analysis revealed that students attitude toward Bahasa Indonesia learning are categorized positively, indicated by overall participants score is 56,5. This constitutes as a very positive score. Students reading comprehension ability is in medium category which is shown by overall partcipants score in interval 7 until 8, as an indicator for medium category. There is a positive and significant correlation between attitude toward Bahasa Indonesia learning and students reading comprehension ability which is in high categoty medium, Keywords: Correlation, Attitude, Reading Comprehension 2

3 K etercapaian pembangunan nasional merupakan salah satu indikator tingginya mutu pendidikan. Oleh karena itu, sektor pendidikan Indonesia sudah seharusnya dapat menghasilkan insan-insan Indonesia yang berkualitas dan juga memiliki kearifan kepribadian diri dalam bertindak dengan kata lain seimbang antara akal dan perilaku. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dipengaruhi oleh kondisi afektif siswa. Ada lima karakteristik afektif yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Dalam kegiatan belajar sikap siswa dalam kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan, karena aktivitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa. Sikap manusia terhadap suatu objek perlu diungkap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan seseorang tentang suatu objek, perasaan seseorang dalam menanggapi objek, serta kecenderungan seseorang untuk berbuat terhadap objek. Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu (dalam penelitian ini objek tersebut adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia). Keluhan tentang rendahnya kemampuan membaca siswa di tingkat SMA tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian seorang guru. Hal ini harus dikembalikan lagi kepada aktivitas siswa di dalam kelas. Bagaimana seorang siswa memiliki kemampuan memahami isi bacaan yang baik jika keaktifan siswa di dalam kelas masih kurang. Kenyataan yang ada saat ini menunjukkan soal-soal ujian anak Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik/tabel, dan sebagainya. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang tinggi, mustahil siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting membaca pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan adanya standar nilai yang tiap tahun dinaikkan menuntut guru mata pelajaran Bahasa indonesia untuk dapat mencapai target tersebut. Mouly (dalam Nadhifah, 2012:5) mengungkapkan bahwa sikap sebagai cerminan dari kemampuan penalaran afektif yang dapat ditinjau dari tiga komponen dasar perkembangan psikologi yaitu: kognisi, afeksi dan konasi. Komponen kognisi meliputi persepsi, kepercayaan, dan pengetahuan yang dimiliki individu. Kompenen afeksi merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan perasaan yang menyangkut masalah emosional. Komponen konasi merupakan tendensi atau kecenderungan bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Djaali (2008:117) menegaskan bahwa sikap terhadap pembelajaran bukan saja sikap yang ditujukan kepada guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas, dan lain-lain. Sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia akan terwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap komponen sikap. Sikap seperti ini akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya. Sesuatu yang menimbulkan rasa senang, cenderung akan diulang, demikian menurut hukum belajar law of effect yang dikemukakan oleh Thorndike. Slameto 3

4 dalam Safrizal (2010:46) juga menambahkan bahwa rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal akan mendorong siswa melakukan aktivitas belajar walaupun tidak ada yang menyuruh. Menurut Walgito (dalam Puspasari, 2010:16), bahwa sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu: kognitif (konseptual), afektif (emosional), dan konatif (perilaku atau action component). Komponen kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan keyakinan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan persepsi terhadap objek. Komponen afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Sedangkan, komponen konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Sikap memiliki pengaruh yang besar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Sikap positif akan menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran pembelajaran Bahasa Indonesia yang diharapkan oleh guru Bahasa Indonesia. Sikap yang cenderung negatif akan mempengaruhi tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh seorang guru di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan membaca khususnya membaca pemahaman sangat penting bagi setiap siswa dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal ini didasarkan pada suatu pemikiran sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan oleh siswa melalui aktivitas membaca. Tarigan (2008:58) mengungkapkan, bahwa membaca pemahaman ialah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standarstandar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi. Membaca pemahaman bukanlah teknis atau membaca indah, melainkan membaca untuk mengenal atau menemukan ide baik yang tersirat maupun tersurat. Proses ini melibatkan faktor kecerdasan dan pengalaman pembaca, keterampilan berbahasa, dan penglihatan. Indikator kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam (1) menentukan ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas.; (2) menentukan isi paragraf yaitu fakta, opini, arti kata/istilah, jawaban pertanyaan sesuai dengan isi; (3) menentukan tujuan penulis/keberpihakan dalam teks bacaan; (4) menentukan kesimpulan; (5) menilai isi bacaan. Hubungan antara sikap terhadap pembelajaran pembelajaran dengan kemampuan siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang terdahulu, yaitu Rusgianto (2006) yang menyatakan bahwa sikap terhadap pembelajaran matematika memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan hasil belajar matematika. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tersebut dengan tujuan yaitu: (1) untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia (2) untuk mengetahui kemampuan memahami bacaan pada siswa (3) untuk mencari hubungan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan. Tanda-tanda yang menunjukkan keberhasilan penelitian akan ditunjukkan dengan tingginya hubungan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan. 4

5 METODE Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan analisis korelasional. Populasi penelitian ini berjumlah 153 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Simple Random Sampling (sampel acak sederhana). Pengambilan sampel secara acak menggunakan kertas gulung yang berisikan nama-nama siswa yang berada di dalam populasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung berupa angket sikap dan teknik pengukuran berupa tes objektif instrumen penelitian divalidasi oleh dua orang dosen FKIP Untan. Berdasarkan hasil uji coba soal dan angket diperoleh kesahihan dan reliabilitas instrumen. Jumlah populasi siswa kelas X SMA Negeri di kecamatan Paloh tahun pelajaran 2013/2014 adalah 153 orang. Sedangkan jumlah populasi yang diambil sebesar 25% dari populasi sebanyak 38 orang yang terdiri atas siswa kelas X SMA Negeri 1 Paloh sebanyak 29 orang dan siswa kelas X SMA Negeri 2 Paloh sebanyak 9 orang. Variabel sikap diukur dalam bentuk skala Likert yang terdiri atas pernyataan-pernyataan lima alternatif jawaban: a = sangat setuju, b = setuju, c = ragu-ragu, d = tidak setuju, dan e = sangat tidak setuju. Untuk pernyataan positif dan negatif mengacu pada pendapat Sugiyono (2010:87), sebagai berikut: Pernyataan positif: a = 4, b = 3, c = 2, d = 1, dan e = 0 Pernyataan negatif: a = 0, b = 1, c = 2, d = 3, dan e = 4 Uji instrumen penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Teluk Keramat. Pada Uji validitas instrumen cara yang digunakan yaitu menggunakan analisis butir (Sugiyono, 2010:52). Setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Syarat minimum untuk dianggap valid adalah r > 0,30. r xy = N XY ( X)( Y). {N X ( X 2 )} {N Y 2 ( Y 2 )} Keterangan: r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Banyaknya responden X = Variabel X Y = Variabel Y = Jumlah perkalian X dan Y xy Uji reliabilitas instrumen dilakukan setelah uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:178). Untuk mencari reliabilitas berupa angket, menggunakan rumus Spearman-Brown dengan rumus sebagai berikut. r 1.1 = 2 r 1/21/2 (1+r 1/21/2 ) 5

6 Keterangan: r 11 r 1/21/2 = reliabilitas instrumen = r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh 0,60 (Imam Ghozali, 2002:133). Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir angket pada lampiran dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS Versi 19, diperoleh hasil reliabilitas yang tinggi 0,78. Nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan r kritis yang bernilai 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tersebut reliabel atau dapat dipercaya. Setelah semua data tersedia, langkah selanjutnya adalah menganalis data atau mengolah data. Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Tanpa adanya suatu analisis, data yang telah diperoleh di lapangan atau dari informan yang lain tidak dapat dipahami oleh seseorang peneliti, apalagi orang lain. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Analisis Uji Prasyarat Karakteristik data penelitian yang telah dikumpulkan sangat menentukan teknik analisis yang digunakan. Arikunto (2010:367) menjelaskan, bahwa sebelum dilakukan analisis data untuk kepentingan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan atau pengujian. Pengujian yang dilakukan menyangkut (1) pengujian normalitas dan (2) pengujian homogenitas. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Levene. Data yang didapatkan diuji dan dianalisis dengan bantuan program komputer SPSS Versi 19. Analisis Uji Hipotesis Pengajuan hipotesis dilakukan setelah pengujian analisis atau uji prasyarat terpenuhi. Uji hipotesis ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu membuktikan ada atau tidak hubungan antara sikap dengan kemampuan memahami bacaan. Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi product moment. Adapun rumus korelasi product moment yang digunakan penulis adalah sebagai berikut. r xy = N XY ( X)( Y). {N X ( X 2 )} {N Y 2 ( Y 2 )} Keterangan: r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Banyaknya responden X = Variabel X Y = Variabel Y = Jumlah perkalian X dan Y xy 6

7 Langkah selanjutnya adalah melakukan uji keberartian atau uji signifikansi nilai korelasi antara variabel sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan. Uji signifikansi korelasi product moment secara praktis adalah dengan cara mengkonsultasikann harga r hitung dengan r tabel. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. (Sugiyono, 2012:258) Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Dalam penelitian ini, perhitungan koefisien determinansi dihitung secara manual dengan rumus sebagai berikut. KD = r 2 x 100%. Keterangan : KD = Koefisien Determinansi r = Koefisien korelasi (Riduwan, 2004) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri di kecamatan Paloh. Melalui teknik pengambilan sampel yang digunakan, maka terpilihlah sampel-sampel yang tersebar di SMA Negeri 1 Paloh dan SMA Negeri 2 Paloh. Sampel penelitian berjumlah 38 siswa yang tersebar di dua sekolah yaitu sebanyak 29 siswa di SMA Negeri 1 Paloh dan 9 siswa di SMA Negeri 2 Paloh. Dari hasil penelitian ini diperoleh dua kelompok data, yaitu data angket sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dan kemampuan memahami bacaan. Data dari hasil penelitian ini yaitu berupa hasil angket sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan 18 butir pernyataan yang telah disiapkan oleh peneliti. Skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 72 dan skor terendah yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0. Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa terdapat 18 siswa dengan kategori sangat positif, 14 siswa dengan kategori positif, 6 siswa dengan kategori negatif, dan tidak ada siswa yang berkategori sangat negatif. Rata-rata siswa SMA Negeri di kecamatan Paloh yang diperoleh sebesar 56,5 dengan kategori positif. Jadi, berdasarkan interval sikap siswa pada tabel 2 dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia berkategori positif. angket digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Angket sikap terhadap pembelajaran ini berisi 18 pernyataan yang terdiri 9 pernyataan positif (favorable) dan 9 pernyataan negatif (unfavorable). Untuk menentukan kategori sikap siswa berdasarkan hasil pengukuran tersebut, peneliti menggunakan distribusi normal. Skor ideal (SI) diperoleh bila siswa memilih sangat setuju (SS) untuk pernyataan positif dan sangat tidak setuju (STS) untuk pernyataan negatif. Skor ideal adalah skor tertinggi yang mungkin 7

8 dicapai oleh siswa. Berdasarkan banyaknya butir pernyataan angket dan skor tertinggi alternatif jawaban dapat diketahui skor ideal (SI) adalah 72. Tabel 1 Kriteria Sikap Skor Siswa Kategori Sikap X 0,8 X SI Sangat positif atau sangat tinggi 0,7 X SI X 0,8 X SI Positif atau tinggi 0,5 X SI X 0,7 X SI Negatif atau rendah X < 0,5 SI Sangat Negatif atau sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan bobot pada angket motivasi belajar. distribusi frekuensi sikap siswa terhadap pembelajaran dapat disajikan pada tabel 3 berikut ini: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Skor Siswa Kategori Sikap F Persentase Di atas 57,6 Sangat positif 18 47% 50,4 Sampai 57,5 Positif 14 37% 36 Sampai 50,3 Negatif 6 16% Di bawah < 36 Sangat Negatif 0 0% Total 100% Selanjutnya untuk menentukan sikap siswa secara keseluruhan adalah dengan cara menjumlahkan seluruh skor siswa ( xi) kemudian membagi hasil penjumlahan dengan jumlah siswa (N) sehingga diperoleh skor rata-rata siswa x. Berdasarkan angket sikap, diketahui jumlah seluruh skor siswa adalah dan jumlah siswa (N) adalah 38. xi X = N X = X = 56,5 Keterangan: X = Nilai kemampuan siswa berdasarkan keseluruhan aspek Xi = jumlah total nilai siswa berdasarkan keseluruhan aspek N = Jumlah sampel (Sudjana, 1989: 67) Data dari hasil penelitian ini yaitu berupa hasil tes kemampuan memahami bacaan pada siswa yang terdiri dari 10 butir soal objektif dengan skor antara 0 sampai 10. Skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 10 dan skor terendah yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0. Hasil analisis kemampuan memahami bacaan dapat disajikan pada Tabel 3 berikut ini. 8

9 Tabel 3 Deskripsi Hasil Analisis Kemampuan Memahami Bacaan Keterangan Nilai Jumlah Skor 273 Rata-rata Skor 7,18 Skor Tertinggi 9 Skor Terendah 6 Jumlah Siswa 38 Untuk mengetahui kriteria kemampuan memahami bacaan pada siswa digunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi (SDi). Oleh karena itu, untuk mengetahui kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Pengidentifikasian kecenderungan variabel kemampuan memahami bacaan dikategorikan menjadi tiga. Ketiga kategori tersebut tinggi, sedang, dan rendah. Kategori rendah adalah nilai di bawah M 1 SD, yang termasuk kategori sedang adalah nilai yang terletak antara M 1 SD sampai M + 1 SD, dan yang termasuk kategori tinggi adalah nilai yang berada di atas M + 1 SD. Harga mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) dihitung berdasarkan norma berikut ini. Mi = 1 2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) SDi = 1 (skor tertinggi ideal skor terendah ideal) 6 (Nurkancana dan Sunarta dalam Suandi, 2003:35) Berdasarkan tes kemampuan memahami bacaan diketahui skor tertinggi ideal 9 dan skor terendah ideal adalah 6. Selanjutnya dapat diketahui Mi dan SDi sebagai berikut. Mi = 7,5 dan SDi = 0,5. Setelah diketahui mean ideal dan standar deviasi ideal, dapat disusun kriteria sebagai berikut. Tinggi = X > 7,5 + 0,5 = X > 8 Sedang = (7,5 0,5) X (7,5 + 0,5) = 7 8 Rendah = X < 7,5 0,5 = X < 7 Berdasarkan data tersebut dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Bacaan Interval Kategori Frekuensi Di atas 8 Tinggi 1 7 sampai 8 Sedang 29 Di bawah 7 Rendah 8 Total 38 9

10 Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan bisa diuji menggunakan perhitungan korelasi Product Moment. Dari perhitungan menggunakan program komputer SPSS versi 19 diperoleh r xy = 0,645. Meskipun telah diperoleh nilai koefisien korelasi dari perhitungan, namun keberartian (signifikansi) nilai tersebut perlu diuji. Langkah terakhir ini adalah melakukan uji keberartian atau uji signifikansi nilai korelasi antara variabel sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan. Penghitungan uji signifikansi korelasi product moment adalah dengan mengkonsultasikann harga r hitung dengan r tabel. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan penghitungan dengan program komputer SPSS versi 19 diperoleh r hitung sebesar 0,645 dengan jumlah responden (N) sebanyak 38 orang. Jika r hitung dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 38 diperoleh r tabel sebesar 0,320. Koefisien determinan sikap terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan sebesar 41,6 (diperoleh dari harga koefisien korelasi dikuadratkan lalu dikalikan 100). Hal ini berarti sekitar 41,6% variansi kemampuan memahami bacaan dapat dijelaskan oleh sikap terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan kata lain, variabel sikap terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia memberi kontribusi (sumbangan) terhadap kemampuan memahami bacaan sebesar 41,6%. Pembahasan Dalam penelitian ini fokus penelitian ini adalah sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan pada siswa kelas X SMA Negeri di kecamatan Paloh tajun pelajaran 2013/2014. Sehubungan dengan itu, pengambilan data menggunakan angket dan tes kemampuan membaca yang dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri dikecamatan Paloh dengan jumlah responden sebanyak 38 orang. Hasil analisis deskriptif variabel pertama menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia adalah positif. Hal ini berdasarkan tabel 13 yang menjelaskan sikap tiap siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia tersebar pada kategori sikap sangat positif sebanyak 18 siswa (47%), sikap positif sebanyak 14 siswa (37%), sikap negatif sebanyak 6 orang (16%), dan sikap negatif tidak ada (0%). Secara keseluruhan rata-rata sikap responden terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 56,5. Berdasarkan perhitungan rata-rata tersebut, sikap siswa secara keseluruhan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia adalah positif. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata skor siswa sebesar 56,55 berada dalam interval 50,4 sampai 57,5 yang merupakan batas interval sikap positif. Ini berarti secara keseluruhan responden mendukung (favorable) pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil analisis deskriptif kedua yaitu kemampuan memahami bacaan siswa kelas X SMA Negeri di kecamatan Paloh menunjukkan bahwa kemampuan memahami bacaan mereka adalah sedang. Hal ini berdasarkan tabel 14 yang 10

11 menjelaskan bahwa siswa yang memiliki kemampuan memahami bacaan dengan kategori tinggi sebanyak 1 siswa (2,63%), siswa yang memiliki kemampuan memahami bacaan dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (76,42%), dan siswa yang memiliki kemampuan memahami bacaan dengan kategori rendah sebanyak 8 siswa (21,05%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan memahami bacaan siswa SMA Negeri di kecamatan Paloh tahun pelajaran 2013/2014 berdasarkan distribusi frekuensi berada pada kategori sedang sebanyak 29 orang (76,32 %). Hasil analisis korelasional antarvariabel menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kemampuan memahami bacaan. Hubungan positif ini mengisyaratkan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia berjalan seiring dengan kemampuan memahami bacaan. Artinya, meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia senantiasa diikuti dengan meningkatnya kemampuan memahami bacaan pada siswa, demikian pula dengan menurunnya aspek tersebut (sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia) juga akan diikuti menurunnya kemampuan memahami bacaan pada siswa. Sifat hubungan yang demikian melahirkan pemikiran bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dapat ditelusuri, dijelaskan, atau bahkan diramalkan melalui kemampuan memahami bacaan. Hal yang dipersoalkan adalah seberapa kuat hubungan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia selaku variabel bebas (predicator) dengan kemampuan memahami bacaan selaku variabel terikat (respon). Cukup kuatkah hubungan antara variabel bebas (predicator) dengan variabel terikat (respon) sehingga variabel bebas dapat dijadikan sebagai landasan berpijak yang kuat untuk menjelaskan dan meramalkan terjadinya respon. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan melihat besarnya sumbangan (koefisien determinan) variabel bebas terhadap variabel terikat dan besarnya koefisien korelasi. Pada bagian pengujian hipotesis telah dipaparkan bahwa koefisien korelasi antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan sebesar 0,645. Dari koefisien korelasi ini dapat diperoleh besar sumbangan variabel bebas (predicator) terhadap variabel terikat (respons), yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi tersebut (sehingga didapat koefisien determinan) kemudian mengkalikannya dengan 100 persen. Dengan demikian, akan dihasilkan nilai sumbangan variabel bebas (predicator) dengan variabel terikat (respons). Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan sebesar 0,645 diperoleh koefisien determinan sebesar 41,6%. Hal ini berarti 41,6% variasi kemampuan memahami bacaan pada siswa kelas X SMA Negeri di kecamatan Paloh tahun pelajaran 2013/2014 dapat dijelaskan oleh sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan kata lain, sikap siswa terhadap pembelajaran Bahaa Indonesia memberikan kontribusi sebesar 41,6% kepada keterampilan memahami bacaan. Dari uraian di atas tampak bahwa hipotesis nol yang menyatakan Tidak ada hubungan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan 11

12 kemampuan memahami bacaan ditolak dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja yang menyatakan Terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahamai bacaan diterima. Temuan ini mengandung makna bahwa secara umum, terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan siswa kelas X SMA Negeri di kecamatan Paloh tahun pelajaran 2013/2014. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 19, disimpulkan bahwa secara keseluruhan sikap siswa kelas X SMA Negeri di kecamatan Paloh tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pembelajaran bahasa Indonesia berkategori positif. Artinya secara keseluruhan responden mendukung pembelajaran bahasa Indonesia, dalam hal ini siswa cenderung untuk menyenangi, mendekati, menerima, bahkan mengharapkan keberadaan pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata skor keseluruhan responden sebesar 56,5 terletak pada interval antara 50,4 sampai 57,5 yang merupakan batas skor positif. Tingkat kemampuan memahami bacaan siswa SMA Negeri kelas X di kecamatan Paloh tahun pelajaran 2013/2014 berkategori sedang. Hal ini ditunjukkan oleh tabel distribusi frekuensi 76,32% terletak pada interval 7 sampai 8 yang merupakan batas skor untuk kategori sedang. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan memahami bacaan. Artinya, makin baik sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, makin baik pula kemampuan memahami bacaan pada siswa. Sebaliknya makin turun sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, makin turun pula kemampuan memahami bacaan pada siswa. Kontribusi sikap terhadap kemampuan memahami bacaan dilihat dari koefisien determinan sebesar 41,6%. Hal ini berarti variabel bebas memberikan kontribusi yang besar terhadap perubahan pada variabel terikat, sedangkan 58,4% (100% - 41,6%) dipengaruhi variabel lain. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, serta beberapa kesimpulan yang ada, penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut: (1) berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh sikap siswa SMA Negeri di kecamatan Paloh berkategori positif atau tinggi. Oleh karena itu, guru Bahasa Indonesia harus berusaha mengembangkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dan mempertahankan sikap mereka yang sudah sangat positif atau sangat tinggi. (2) siswa harus meningkatkan kembali kemampuan mereka pada keterampilan memahami bacaan dan meningkatkan kembali sikap positif mereka terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Jika sikap siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia sangat positif maka untuk kemampuan memahami bacaan, mereka tidak akan mengalami kesulitan yang berarti. (3) bagi peneliti lain yang ingin mengkaji 12

13 penelitian ini lebih lanjut, sebaiknya memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia saja. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Saifuddin Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar Djaali Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Santoso, Singgih SPSS Statistik Non Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo Sobur, Alex Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Tampubolon, DP Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa 13

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam bahasa Inggris comparation,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 152-163 152 KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Oleh Dwi Viora Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP Ninis Sukma Dahlianti, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III Reno, Sri Utami, Suhardi Marli Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email : Renoelzio@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Seperti yang sudah Penulis paparkan pada bab satu, metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga menghasilkan makna yang sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta. BAB III A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 JOGONALAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP Meri Sumiati, Abdussamad, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 2013/2014,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan pendekatan ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil 13 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena hanya menggambarkan suatu keadaan, gambaran umum,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini.

METODE PENELITIAN. Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Korelasi. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (006:70): Metode Penelitian Korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan self confidence siswa melalui pembelajaran dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan kesiapan dalam menghadapi dunia kerja, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif yang bersifat korelasional, yakni penelitian yang meneliti tentang ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis keadaan tertentu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar jalan A. Yani No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Atas Negeri Kampar Timur dan penelitian ini di laksanakan terhitung dari bulan Agustus sampai Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian pendekatan kuantitatif dengan rancangan korelasional. Penelitian rancangan korelasional yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2015. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang bertujuan membuat deskriptif gambaran

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP Ninis Sukma Dahlianti, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi dan pengaruh hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 7 Tasikmalaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

DINA FITMILINA A1A110053

DINA FITMILINA A1A110053 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG Yulia Rasmadesi 1), Gusmaweti ), dan Nawir Muhar ) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3.1.1 Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia pembelajaran serta pemilihan materi yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional, yakni menitikberatkan pada masalah atau peristiwa yang berlangsung dengan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) Anis Susanti (Aniessciutee_baikhati@yahoo.co.id) Siti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Nazir (2005:84-85) mengemukakan bahwa: Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian atau proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama dengan desain Pretest-Posttest

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Arikunto (013: 03) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian yang

Lebih terperinci

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di `BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti layanan bimbingan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penggunaan media CD interaktif terhadap minat dan hasil belajar dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penggunaan media CD interaktif terhadap minat dan hasil belajar dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskriptif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media CD interaktif terhadap minat dan hasil belajar dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif. Di mana pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Juliansyah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemandirian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS NONSASTRA SISWA MTs

KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS NONSASTRA SISWA MTs KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS NONSASTRA SISWA MTs Kusumawati, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Email:Kusumawati624@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden.

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 Ratna Widiyawati (deedeewidi@yahoo.com) Pembimbing: (1) Swasono Rahardjo

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasieksperimen, sebab dalam penelitian ini peneliti tidak memilih siswa secara acak untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan dalam mendapatkan data dari penelitiannya

Lebih terperinci