Efektivitas Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Ambon

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Efektivitas Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Ambon"

Transkripsi

1 1 Efektivitas Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Ambon Neleke Huliselan, S.Psi, M.Pd Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri mahasiswa program studi bimbingan dan konseling. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen, desain non-equivalent pretest-posttest control group.populasi penelitian adalah 71 orang mahasiswa angkatan Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Pattimura Ambon.Sampel penelitian adalah 28 mahasiswa yang berada pada tingkat kemampuan penyesuaian diri dengan kategori sedang.alat pengumpulan data berupa instrumen kemampuan penyesuaian diri.teknik analisis data menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kemampuan penyesuaian diri peserta didik secara umum berada pada kategori tinggi; (2) bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri mahasiswa. Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Penyesuaian Diri. PENDAHULUA N Dalam berinteraksi dengan lingkungannya, individu memerlukan penyesuian diri terhadap segala bentuk perubahan. Apabila individu tidak dapat menyesuaikan diri maka tidak dapat mencapai kehidupan yang harmonis antara individu dengan lingkungannya. Mahasiswa sebagai insan yang belajar di perguruan tinggi juga memerlukan kemampuan dalan menyesuaikan diri. Nurihsan (2007) menyatakan bahwa belajar di perguruan tinggi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik utama dari studi pada tingkat ini adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pemilihan program studi, maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai seorang mahasiswa. Lebih lanjut dikatakan dalam usaha merealisasikan kemandirian tersebut, perkembangannya tidak selalu mulus dan lancar, banyak problema yang mereka hadapi, diantaranya problema sosial pribadi. Problema sosial pribadi merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengelola kehidupannya sendiri serta menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial, baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggalnya.

2 74 Scheneiders (1964) menjelaskan penyesuaian diri sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi ketegangan, frustrasi dan konflik secara sukses serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Penyesuaian diri timbul apabila terdapat kebutuhan, dorongan, dan keinginan yang harus dipenuhi oleh seseorang, termasuk juga saat seseorang menghadapi suatu masalah atau konflik yang harus diselesaikan. Individu pada kondisi ini akan mengalami proses belajar, belajar memahami, mengerti dan berusaha untuk melakukan apa yang diinginkan oleh dirinya maupun lingkungannya. Penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa / mental individu (Kartono, 2000). Dengan demikian perlu upaya dalam membantu agar individu dalam hal ini mahasiswa agar memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan baik sehingga sepadan dengan norma dimana dia berada. Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari pilar pendidikan menjadi bagian terpenting dalam membantu peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri. Salah satu fungsi dari bimbingan menurut Nurihsan (2007) adalah fungsi penyesuaian, dimana fungsi bimbingan adalah membantu individu menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal. Bimbingan bagi mahasiswa merupakan usaha untuk membantu mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problemaproblema sosial-pribadi yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka. Bimbingan kelompok dipandang cocok untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa, karena dapat dijadikan sebagai sarana untuk membawa mahasiswa agar saling mengenal, menghargai satu sama lain, menumbuhkan rasa kebersamaan, mengenal kekuatan sendiri, dapat melatih dalam memecahkan masalah dan mengontrol emosi, memperoleh kegembiraan dan kepuasan dan melatih diri mentaati peraturan yang berlaku dalam dinamika kelompok, (Rusmana, 2009). KAJIAN PUSTAKA Penyesuaian Diri Istilah penyesuaian dalam kamus lengkap Psikologi disebut dengan adjustment yang merupakan suatu

3 3 hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial, (Chaplin, 2004). Sedangkan Willis (2005) menyatakan penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga merasa puas terhadap dirinya dan lingkungannya. Schneiders seorang ahli yang dikenal dengan konsep penyesuaian diri dalam bukunya Personality development and adjustment in adolescence (1960) memaknai penyesuaian diri sebagai proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustrasi dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan ditempat ia tinggal. Berdasarkan beberapa pengertian penyesuaian diri yang diuraikan di atas, dapat dikemukakan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu yang melibatkan respon mental dan perilaku dalam bereaksi terhadap tuntutan kebutuhan, ketegangan maupun konflik agar tercipta keharmonisan antara dirinya dan lingkungan. Penyesuaian diri dikategorikan ke dalam dua jenis yang meliputi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial (Fahmi, 1982). Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat disekitar tempat tinggal, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Penyesuaian diri pada remaja menurut Schneiders (1960), terbagi atas empat jenis penyesuaian yaitu: (a) penyesuaian pribadi yang meliputi emosional; aspek moral, dan agama; (b) penyesuaian pada rumah dan keluarga; (c) penyesuaian sosial; dan (d) penyesuaian akademik. Selanjutnya menurut Schneiders (1964), seseorang dapat disebut memiliki penyesuaian diri yang normal, yang baik jika mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Individu dipandang mempunyai penyesuaian diri baik adalah individu yang telah belajar terhadap diri dan lingkungannya dengan cara-cara yang

4 74 matang, efisien, memuaskan dan sehat serta dapat mengatasi konflik mental, frustrasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengembangkan perilaku psikosomatik dan gangguan psikosomatik yang mengganggu tujuan-tujuan moral, sosial agama dan pekerjaan. Schneiders menyebutkan karakteristik dari penyesuaian diri yang normal meliputi: (a) absence of excessive emotionality (terhindar dari ekspresi emosi yang berlebih-lebihan, merugikan atau kurang mampu mengontrol diri); (b) absence of psychological mechanism (terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologis seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi dan sebagainya); (c) absence of the sense of personal frustration (terhindar dari perasaan frustrasi atau perasaan kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhannya); (d) rational deliberation and self-direction (memiliki pertimbangan dan pengarahan diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan alternatif-alternatif yang telah dipertimbangkan secara matang dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil); (e) ability to learn (mampu belajar, mampu mengembangkan kualitas dirinya, khususnya yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah sehari-hari); (f) utilization of past experience (mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin ke masa lalu baik yang terkait dengan keberhasilan maupun kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik; (g) realistic, objective attitude (bersikap obyektif dan realistik, mampu menerima kenyataan hidup yang dihadapi secara wajar, mampu menghindari, merespon situasi atau masalah secara rasional tidak didasari oleh prasangka buruk atau negatif). Kemampuan penyesuaian diri dan sosial setiap individu berbeda-beda, menurut Schneiders (1964), dikarenakan faktor-faktor sebagai berikut: physical condition (kondisi fisik), meliputi faktor keturunan (hereditas), kesehatan fisik, dan sistem fisiologis tubuh. Individu yang berada dalam kondisi yang baik akan lebih mudah melakukan penyesuaian dibandingkan dengan individu yang sakit, mengalami atau memiliki cacat tubuh, kelemahan fisik dan kekurangan-kekurangan lainnya. Developmental and maturation (perkembangan dan kematangan), berupa faktor kematangan intelektual, sosial, moral dan kematangan emosional. Individu yang lebih matang secara emosional akan lebih mudah melakukan penyesuaian dibandingkan dengan individu yang kurang matang, karena ia

5 5 mampu mengendalikan diri dan bereaksi lebih tepat dan sesuai situasi yang dihadapi. Psychological condition (kondisi psikologis), yaitu pengalaman, proses belajar, pengkondisian, self determination, frustrasi, dan konflik. Dengan pengalaman individu menjadi tahu dan merasakan apa yang telah dialami dan dijadikan pembelajaran agar dapat melakukan penyesuaian diri maupun sosial yang tepat. Environmental condition (kondisi lingkungan), meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pengaruh lingkungan keluarga sangat penting karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dan utama untuk individu. Posisi dalam keluarga, jumlah anggota keluarga, peran dalam keluarga dan relasi dengan anggota keluarga lain akan memengaruhi kebiasaan, sikap dan pola perilaku individu. Culture and religion (budaya dan agama), meliputi adat istiadat dan agama yang turut memengaruhi penyesuaian diri dan sosial seseorang. Karakteristik budaya yang diturunkan kepada individu melalui keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat turut memengaruhi pola perilaku individu yang bersangkutan. Kesatuan budaya yang sehat dalam suatu masyarakat akan memberikan pengaruh yang baik pada anggota masyarakat yang lain. Agama juga merupakan hal yang penting dalam proses penyesuaian diri karena agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola perilaku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup umat manusia dan penentu bagi penyesuaian diri yang sehat. Bimbingan Kelompok Rusmana (2009) menyatakan bimbingan kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagai pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah pribadi serta pemecahan masalahnya. Selain itu menurut Rusmana, bimbingan kelompok juga merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah individu secara bersama-sama, melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-

6 74 hari dan untuk perkembangan dirinya, untuk pertimbangan keputusan. Bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995), dapat dilakukan melalui empat tahap yaitu: pembentukan, peralihan, kegiatan dan pengakhiran. Berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Prayitno, menurut Gladding (Rusmana, 2009) tidak ada langkah-langkah baku yang dapat diterapkan dalam bimbingan kelompok. Namun, pada prinsipnya bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: a. Tahap awal (Beginning a group) b. Tahap transisi (Transition Stage) c. Tahap kerja (Performing Stage) d. Tahap terminasi (Termination Stage) Adapun cara mengukur keberhasilan atau tidaknya kegiatan adalah ada dan tidaknya perubahan tingkah laku dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yang dapat memunculkan harapan-harapan baru bagi anggota kelompok dalam kegiatan-kegiatan yang harus ditindaklanjuti dalam rangka memberikan motivasi kearah yang lebih maju. METODE PENELITIAN Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengkaji profil penyesuaian diri mahasiswa dan keefektifan bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui efektifitas bimbingan kelompok adalah metode kuasi eksperimen dengan desain non equivalent control group. Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Pattimura yang berjumlah 71 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling yang teridentifikasi memiliki kemampuan penyesuaian diri sedang. Untuk mengetahui kemampuan penyesuaian diri, peneliti menggunakan isntrumen penyesuaian diri yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data hasil penyesuaian diri mahasiswa kemudian dikategorikan / dikelompokan menggunakan kategorisasi jenjang, tujuannya adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2008). Kategori jenjang sampel pada instrumen kemampuan penyesuaian diri dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dilakukan pengelompokan data untuk mengetahui profil penyesuaian diri

7 7 mahasiswa program studi bimbingan dan konseling dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Kategori Skor Penyesuaian Diri Rentang Kategori X > 146 Tinggi 93 < X 146 Sedang X 93 Rendah Efektivitas bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa program studi bimbingan dan konseling dilakukan dengan teknik uji t independen (independent sample t-test) melalui analisis pre-test dan post-test penyesuaian diri mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melakukan uji t, ada uji prasyarat yang harus dilakukan, yaitu: a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas Pengujian normalitas data gains dilakukan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p > 0,05) dengan menggunakan SPSS ) Uji Homogenitas Menguji homogenitas varians data gains kedua kelompok (p > 0,05) dengan bantuan SPSS Setelah uji prasyarat dilakukan langkah selanjutnya adalah pengujian efektivitas bimbingan kelompok. Pengujian efektivitas tersebut diuji dengan metode independent sample t- test dari data gain dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (software) Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 20.0 for Windows. Hipotesis Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: H 0 : µ ekperimen = µ control Bimbingan kelompok tidak efektif meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. H 0 : µ eksperimen >µ control Bimbingan kelompok efektif meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. Intervensi bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa dilakukan selama lima sesi. Sesi intervensi dirancang berdasarkan hasil dari indikator penyesuaian diri mahasiswa yang rendah dan sedang. Adapun isi intervensi bimbingan kelompok yaitu sebagai berikut: Sesi pertama dengan topik My Name is Privat. Tujuan dari sesi ini adalah agar siswa dapat menghargai identitas orang lain dan memunculkan rasa empati terhadap orang lain. Sesi kedua dengan topik Mengekspresikan Emosi. Tujuan dari topik ini adalah agar siswa dapat memahami akibat yang ditimbulkan dalam mengekspresikan perasaannya. Sesi ketiga dengan topik Mengelola Emosi. Sesi ini bertujuan agar peserta mampu memahami cara mengelola emosi

8 74 secara positif. Teknik yang digunakan adalah diskusi kelompok. Sesi keempat dengan topik Membuat Keputusan. Sesi ini bertujuan agar mahasiswa dapat membuat keputusan yang telah dipikirkan baik-baik dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan. Sesi ke lima yaitu Komunikasi yang Baik. Tujuan dari topik ini adalah mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, sehingga dapat menjalin hubungan yang positif dengan orang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penyebaran instrumen penyesuaian diri terhadap 71 orang mahasiswa, diperoleh gambaran profil kemampuan penyesuaian diri, terlihat 43 orang (60,6%) berada pada kategori tinggi, 28 orang mahasiswa (39,4%) berada pada kategori sedang, dan tidak ada mahasiswa yang menunjukan kategori penyesuaian diri rendah. Setelah memperoleh hasil penyesuaian diri mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling, kemudian peneliti mengambil 28 orang yang dikategorikan memiliki penyesuaian diri sedang untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok berjumlah 14 orang. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji normalitas data. Pengujian dilakukan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov dari program SPSS 20.0 for Windows tampak pada tabel berikut. Tabel 2. Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Tabel 2 memperlihatkan semua data penyesuaian diri mahasiswa baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berdistribusi normal karena mempunyai nilai p > 0,05. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk menilai varians data. Jika data memiliki varians yang cenderung sama (homogen) maka dapat dikatakan sampel-sampel dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama/seragam. Pengujian homogenitas varians data gains kedua kelompok (p > 0,05) dengan bantuan SPSS 2.0 for Windows. Data menunjukkan nilai F kelompok eksperimen sebesar 1,414 dengan signifikansi 0,245 dan nilai F pada kelompok kontrol sebesar dengan signifikansi 0,237. Artinya semua data penyesuaian diri mahasiswa baik pada

9 9 kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berdistribusi normal karena mempunyai nilai p (sig) > 0,05. Uji Perbedaan 2 Rata-Rata dengan menggunakan Uji - t Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji perbedaan 2 ratarata dengan menggunakan independent sample t-test data gain dengan bantuan SPSS 2.0 for Windows untuk mengetahui efektivitas bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: H 0 : µ ekperimen = µ control Bimbingan kelompok tidak dapat meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. H 0 : µ eksperimen >µ control Bimbingan kelompok dapat meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. Berikut disajikan hasil uji statistikkelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Statistik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel 3 menunjukkan adanya perubahan nilai rata-rata pre-test dan post-test mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai rerata pre test kelompok eksperimen sebesar dan untuk kelompok kontrol. Nilai post-test kelompok eksperimen dan untuk kelompok kontrol. Nilai rerata kelompok eksperimen menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Hasil uji-t independen data gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan nilai t hitung sebesar dengan tingkat sig. (2-tailed) = 0,015 dengan df = 26, sehingga nilai t tabel = 1,706 pada taraf signifikansi ( α = 0,05). Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, yaitu > 1,706 dan signifikansi < 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa: Bimbingan Kelompok efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling.

10 74 Hasil analisis dengan menggunakan uji-t menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test, post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang menunjukkan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. Perbedaan pola penyesuaian diri dari situasi dan berubah dari maladjustment menjadi well adjustment atau sebaliknya dipengaruhi oleh proses belajar dan kematangan. Pengaruh proses belajar muncul dalam bentuk trial and error, pengkondisian dan menghubungkan berbagai faktor yang ada saat individu melakukan proses penyesuaian diri. Dalam hal ini kemauan belajar akan mendukung proses belajar yang dapat mendukung penyesuaian. Selain ditentukan oleh pengalaman dan belajar, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian diri yang disebut determinasi diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya. Penyesuaian diri juga dipengaruhi oleh cara seseorang dalam menyelesaikan konflik. Individu dapat menyelesaikan konfliknya dengan meningkatkan usaha ke arah pencapaian tujuan yang menguntungkan secara sosial atau sebaliknya memecahkan konflik dengan melarikan diri (Hartono & Sunarto, 2008). Pemberian sejumlah keterampilan kepada remaja akan berpengaruh positif terhadap pembentukan identitasnya. Mereka yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil, akan memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, memahami perbedaan dan persamaannya dengan orang lain, tanggap terhadap berbagai situasi, mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi tantangan masa depan, serta mengenal perannya dalam masyarakat (Erikson dalam Desmita, 2011). Salah satu upaya yang dilakukan untuk membantu dan mengembangkan dirinya dalam meningkatkan penyesuaian diri adalah melalui kegiatan bimbingan dan konseling yaitu upaya pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang dirancang untuk membantu mahasiswa dalam proses penyesuaian diri dengan menggunakan teknik bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok

11 11 memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah pribadi serta pemecahan masalahnya (Rusmana, 2009). Aktivitas dalam kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri serta pengembangan diri (Nurihsan, 2006). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri mahasiswa dapat ditingkatkan dengan bimbingan kelompok. PENUTUP Simpulan Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test, post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang artinya bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa, program studi Bimbingan dan Konseling. Saran Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. Untuk itu program studi bimbingan dan konseling dapat menyusun dan menggunakan strategi ini untuk membantu meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa diluar mahasiswa program studi bimbingan dan konseling. Hasil penelitian ini menjadi bahan referensi untuk membenahi diri pribadi terkait dengan penyesuaian diri, sehingga perkembangan yang optimal dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad Psikologi Remaja. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Alwisol Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Chaplin. J.P Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press Davidoff. L Psikologi Suatu Pengantar. Jilid 2. Alih Bahasa: Mari Jumiati. Jakarta: Erlangga. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Panduan bagi Orang Tua dan Guru Dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Rosdakarya. Fahmi, Mustafa Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang. Gunarsa, Singgih D Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

12 74 Hartono, A dan Sunarto H Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Nurihsan, Achmad Juntika Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama. Rusmana, Nandang Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Press. Schneiders. Alexander. A Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston. Semiun Yustinus Kesehatan Mental. Jogyakarta: Kanisius. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yusuf, Syamsu, & Nurihsan, Juntika Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdaka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Pondok Pesantren Putri Assa adah yang terletak di jalan Kebon Melati No.2 Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas pendekatan, metode dan desain penelitian, lokasi penelitian dan subyek penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan instrumen penelitian, rancangan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH Dyah Rahayu Armanto (dyahrahayuarmanto15@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA 95 PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA Nur Asri Fitriani 1 Dra. Dharma Setiawaty 2 Drs. Djunaedi, M. Pd 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil penyesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional 60 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari: desain penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan

Lebih terperinci

KESEHATAN MENTAL. Oleh : Isti Yuni Purwanti

KESEHATAN MENTAL. Oleh : Isti Yuni Purwanti KESEHATAN MENTAL Oleh : Isti Yuni Purwanti Beberapa definisi kesehatan mental : Terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa dan dari gejalagejala penyakit jiwa Kemampuan untuk menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMPN 45 Bandung yang terletak di Jalan Yogyakarta No. 1 Bandung. Sekolah ini memiliki latar belakang ekonomi, dan sosial

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

PERAN MINAT DALAM BIDANG KERJA SOCIAL SERVICE

PERAN MINAT DALAM BIDANG KERJA SOCIAL SERVICE PERAN MINAT DALAM BIDANG KERJA SOCIAL SERVICE Sulis Mariyanti Dosen Fakultas Psikologi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta sulismaryanti@yahoo.com ABSTRAK Seorang pekerja seperti guru/dosen yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun pelajaran 013/014. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui perbandingan keterampilan proses

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN Khairul Amri Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Jl. Sutan Mohd. Arief No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian 74 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan pengambilan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF SIMULATION TECHNIQUES TO IMPROVE INTERPERSONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

Pengaruh Antara Kepercayaan Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Siswa Remaja Kelas X Di Sekolah Menengah Akhir Muhammadiyah 5 Karanggeneng

Pengaruh Antara Kepercayaan Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Siswa Remaja Kelas X Di Sekolah Menengah Akhir Muhammadiyah 5 Karanggeneng 92 PSIKOSAINS, Vol.12, No.2, Agustus 2017, Hal. 92-98 ISSN: 1907-5235 Pengaruh Antara Kepercayaan Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Siswa Remaja Kelas X Di Sekolah Menengah Akhir Muhammadiyah 5 Karanggeneng

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental (Experimental Research) yang bertujuan untuk menguji model pembelajaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Penelitian 1. Variabel tergantung: Komitmen Organisasi 2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah : 1. 6,1% (5 orang) siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung September 2010 memiliki profil pola asuh otoriter.

Lebih terperinci

Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar.

Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar. Pengaruh Strategi Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Biologi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PI Makassar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Cresswell (2010, hlm. 18) bahwa penelitian yang

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA

MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA Arian Muhamad Firmansyah 1, Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd. 2 Program Studi PGSD Penjas UPI Kampus Sumedang Jl.

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA Virgia Ningrum Fatnar, Choirul Anam Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan virgia_nfatnar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (percobaan). Dimana penelitian akan dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena pendekatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 72 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Pokok bahasan bagian ini adalah lokasi dan subjek populasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Godean yang terletak di Jl. Jae Sumantoro Sidoluhur Godean Sleman, merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Keefektifan Layanan Informasi tentang Bahaya Bullying untuk Meningkatkan Empati pada Peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO) Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara hasil belajar kelas eksperimen yaitu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI Suci Setiawati 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun 80 Bab III akan membahas BAB III METODE PENELITIAN pokok bahasan pada Bab III ini dimulai dari populasi rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun desain penelitian yang digunakan, dan sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, 5 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, karena hasil penelitiannya dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH: PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEMESTER II UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Soepri Tjahjono Moedji

Lebih terperinci

Mira Kania Wardhani, 2 Makmuroh Sri Rahayu, 3 Dewi Rosiana

Mira Kania Wardhani, 2 Makmuroh Sri Rahayu, 3 Dewi Rosiana Prosiding SNaPP2012:Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN ANTARA PERSONAL ADJUSTMENT DENGAN PENERIMAAN TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa EFEKTIVITAS LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SETING KELOMPOK DENGAN MEDIA FILM DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA 1 MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA Fatwa Mustika Adji (fatwamustikaadji@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The objective

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS Septi Hidayatun 11144100024 Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Indra Martha Rusmana, Lasia Agustina Prodi Pendidikan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (1) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENGATASI PERILAKU MALADJUSTMENT MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK DENGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODE PENELITIAN 1. Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono metode eksperimen adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Ungkapan Terima Kasih... iii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii Daftar Bagan... xiii Daftar Lampiran... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan

Lebih terperinci

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

18 Media Bina Ilmiah ISSN No 18 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI PELATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII C SMPN 1 JONGGAT TAHUN 2013/2014 oleh : H. Mahrup Kepala SMPN 1 Jonggat Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN BONEKA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERKADAP KOMPETENSI MORAL SISWA

PENGARUH PERMAINAN BONEKA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERKADAP KOMPETENSI MORAL SISWA 92 Pengaruh Permainan Boneka Dalam Layanan Bimbingan Kelompok Terkadap Kompetensi Moral Siswa PENGARUH PERMAINAN BONEKA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERKADAP KOMPETENSI MORAL SISWA (Studi Kuasi Eksperimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Lebih terperinci

PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA. Oleh : Irwansyah NIM ABSTRAK

PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA. Oleh : Irwansyah NIM ABSTRAK PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA Oleh : Irwansyah NIM. 10505247002 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penggunaan pendekatan kuantitatif adalah dimungkinkannya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD Wiwit Wiarti (wiwitwiarti@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingasih 3 ABSTRACT The purpose in this

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN Pengaruh Pemberian Tugas Awal dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas VII SMP Karuna Dipa Palu Reni Novriani Mbatono, Syamsu dan Yusuf

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012

DAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012 DAFTAR ISI Abstrak i Abstract ii Kata Pengantar iii Ucapan Terima Kasih vi Daftar Isi ix Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Grafik xiii BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian 1 B. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

HARIO WIJAYANTO A

HARIO WIJAYANTO A DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rombongan belajar kelas VII, 7 rombongan belajar kelas VIII, dan 7

BAB III METODE PENELITIAN. rombongan belajar kelas VII, 7 rombongan belajar kelas VIII, dan 7 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Pasundan 4 Bandung, dengan alamat Jalan Kebon Jati No. 30 Kota Bandung. Sekolah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK INCREASEMENT OF STUDENT IS SELF ADJUSTMENT WITH PEER GROUP USING GROUP COUNSELING SERVICES Octaria Nawala (octaria.nawala@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Riyanti (1996: 28) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

Lebih terperinci