BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa
|
|
- Deddy Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu: a. Kemampuan Menari Melinting Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah TP 2011/2012. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Bulan mahasiswi Pendidikan Seni Tari. Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata keseluruhan hasil tes kemampuan manari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong dalam kategori baik. hasil ini dapat dikategorikan dari rata-rata skor kemampuan menari siswa secara keseluruhan dengan skor rata-rata 75,03, indikator warama diperoleh skor dengan rata-rata 72,82, dan pada indikator wirama diperoleh skor dengan rata-rata 72,75.
2 13 b. Hubungan Bakat dan Hasil Belajar Tari Melinting siswa kelas VII SMP Negeri Gisting Tanggamus. Penelitian ini dilakukan oleh Zuliana Aprianti mahasiswi Pendidikan Seni Tari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bakat menari siswa menjadi 3 bagian yaitu, siswa yang memiliki bakat tinggi berjumlah 8 orang, siswa yang memiliki bakat sedang berjumlah 16 orang. Data kemampuan menari Melinting diperoleh hasil kemampuan menari Melinting menjadi 5 bagian yaitu, siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting cukup baik berjumlah 10 orang, siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting kurang baik berjumlah 5 orang, dan siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting sangat kurang baik berjumlah 5 orang. Dari penjabaran tingkat persentase perolehan tes bakat, kemampuan menari hasil belajar tari Melinting dapat dilihat bahwa bakat memiliki hubungan yang sangat kuat dengan hasil belajar tari Melinting. Berdasarkan hasil perhitungan dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r tris = 0,94 dan r tabel = 0,361 nilai r tris yang diperoleh signifikan sebab r tris > r tabel dengan N = 30 pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0,05. Berdasarkan perhitungan tersebut maka, hipotesis dinyatakan diterima, karena terlihat dari analisa data bahwa maka hasil yang diperoleh r tris = 0,94 r tabel = 0,361 berarti semakin tinggi bakat maka semakin tinggi hasil belajar tari Melinting yang dicapai siswa.
3 14 Ditinjau dari kedua hasil penelitian terdahulu terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu pembelajaran tari Melinting. Akan tetapi dari kedua penelitian tersebut masalah yang akan diteliti tidak ada yang benar-benar sama. Pada hasil penelitian yang pertama dan kedua persamaannya terletak pada hasil belajar siswa. Hal ini merupakan titik perbedaannya karena pada penelitian ini akan meneliti Pembelajaran Tari Melinting Menggunakan Strategi PAILKEM. Dilakukannya penelitian ini guna menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan terdahulu, karena pada kedua penelitian yang telah dilakukan hanya mendeskripsikan hasil belajar saja tanpa menjelaskan proses dan strategi pembelajaran apa yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu penelitian yang berjudul Pembelajaran Tari Melinting Menggunakan Strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandarlampung dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitianpenelitian yang sebelumnya Pembelajaran Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Schunk (2012: 5) bahwa, pembelajaran merupakan perubahan yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas berprilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya. Sedikit berbeda dengan pendapat Rusman (2012: 3) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pemebelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
4 15 menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Uno dan Muhammad (2011: 3) bahwa, tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik. Pencapaian tujuan pemebelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar peserta didik yang dihadapi Tari Melinting Novrida dan Nurhayati (2004: 1) mengemukakan bahwa, kesenian merupakan salah satu perwujutan kebudayaan, berbagai corak ragam kesenian di Indonesia perlu dilestarikan dan disebarluaskan kepada masyarakat sebagai aset daerah warisan leluhur yang dapat diberdayakan. Khususnya di daerah provinsi Lampung dengan bermacam-macam tari tradisionalnya baik yang bersifat klasik maupun tari rakyat sesuai dengan adat istiadat atau kesukuan daerah setempat salah satu warisan budaya yang perlu mendapatkan perhatian dan dilestarikan adalah tari Melinting dari daerah Meringgai dan Wana Lampung Timur Provinsi Lampung, ini sebagai wujud kebijaksanaan pemerintah yang mengacu kepada pembangunan sosial budaya.
5 16 Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung yang dapat dikategorikan tari klasik. Tari ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, sejak masuknya agama islam ke Indonesia. Dalam perkembangan sekarang tari Melinting belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat, baik di daerah Lampung sendiri maupun masyarakat di luar Provinsi Lampung. Dengan pertimbangan inilah, maka dirasa perlu untuk terus menyebar luaskan seni tari Melinting baik secara tertulis maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan dalam bentuk eksibisi lainnya Sejarah Tari Melinting Berdasarkan data yang diperoleh dari S.Ag. Zakaria (Pangeran Mergo Agung) dan MR. Darman (2012: 5) berpendapat bahwa tari Melinting atau dengan nama panjangnya tari cetik kipas melinting adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari masyarakat adat Keratuan Melinting- Lampung. Tarian ini merupakan sebuah kesenian peninggalan dari Sultan Keratuan Melinting pada abad ke-xvi yang diciptakan dan ditarikan langsung oleh Sultan Melinting. Dimana pada waktu itu Sultan Melinting sedang mengadakan Gawi Adat (upacara adat), dengan maksud untuk menghibur dan menjamu tamu yang datang Sultan beranjak memperagakan tarian dan mengajak tamu yang hadir untuk menari bersama. Sehingga seorang punggawa bernama Talaban menari bersama Sultan yang di ikuti oleh kerabatkerabat Keratuan yang lain.
6 17 Pada awalnya Tari Melinting ini hanya bisa dipentaskan oleh keluarga Keratuan yang dipentaskan dalam acara-acara adat Keratuan serta dalam penyambutan tamu-tamu agung Keratuan. Gambaran secara umum tarian ini menggambarkan tentang kehidupan flora dan fauna yang hidup di alam semesta ini, sehingga nama ragam dan geraknyapun banyak diangkat dari cerita flora dan fauna. Yusuf (Igama 2011: 20) mengatakan bahwa pada tahun 1965 presiden Soekarno meminta kepada Pemda Lampung Tengah (pada waktu itu Bupatinya adalah Bp. Hasan Basri) untuk mementaskan tari Melinting pada acara 17 Agustus 1965 di Istora Senayan Jakarta, pada saat itulah atas saran protocol Istana Kepresidenan untuk menambah keindahan tari maka disepakati terjadinya perubahan pada tari Cetik Kipas yang berubah nama menjadi tari kreasi Melinting karena pementasan dalam ruangan yang lebar, maka untuk penyesuaian pada waktu itu jumlah penari 12 laki-laki dan 12 wanita. Igama (2011: 21) berpendapat bahwa, adanya perubahan irama tabuhan adanya pergantian dari tabuh recik ke tabuh kedanggung tabuhan yang lainnya tetap (arus dan cetik) adanya perubahan gerakan penari keluar menuju pentas begitu pula saat kembali ketempat asalnya, adanya penambahan sedikit formasi, namun gerakan dasar penari masih memakai gerakan tari cetik kipas, adanya penambahan kostum yaitu penari memakai baju dan penambahan asesoris namun siger, tapis dan selendang tetap seperti aslinya.
7 Jumlah Penari Igama (2011: 56) menjelaskan dalam bukunya bahwa tarian ini dimainkan oleh 4 wanita (gadis) dan 4 pria (bujang) 8 (delapan) penari merupakan jumlah yang umum dipakai saat ini, dan dapat pula jumlahnya lebih dari itu misal bila ingin ditampilkan secara kolosal 100 atau lebih dari itu, dan biasanya jumlah penari genap. Menurut Igama (2011: 56) jenis tari ini dilihat dari tariannya adalah tari kelompok, serta dilihat dari jenis tari berdasarkan gayanya adalah tari tradisional klasik artinya tari ini dahulunya hanya ditarikan di kalangan bangsawan atau keluarga Ratu. Untuk saat ini siapapun diperbolehkan menarikannya asalkan tetap memakai gerakan khas Melinting (Kreasi asli Melinting ) Ragam Gerak Dasar Tari Melinting Gerak yang dipakai didalam tari Melinting dibedakan antara gerak penari putra dan gerak penari putri yang meliputi: a. Gerak Putra : 1. Babar Kipas 4. Jong Sembah 7. Salaman 2. Sukhung Sekapan 5. Suali 3. Balik Palau 6. Niti Batang b. Gerak Putri : 1. Babar Kipas 4. Nginjak Lado 7. Lapah Ayun 2. Sukhung Sekapan 5. Kenui Melayang 8. Ngiyau Bias 3. Jong Sembah 6. Injak Tai Manuk 9. Timbangan
8 19 Tabel 2.1. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putra NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN 1. Babar Kipas Hitungan 1 Kedua tangan diletakan di depan dada, Dengan kipas dirapatkan. Hitungan 2 Kedua tangan membuka kipas sampai ke samping badan, dengan kaki melangkah ke depan. Hitungan 3 Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 4 Gerakannya sama dengan hitungan 2 Hitungan 5 Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 6 Gerakannya sama dengan hitungan 2 Hitungan 7 Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 8 Gerakannya sama dengan hitungan 2
9 20 NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN 2. Sukhung Sekapan Sebuah gerak yang bergantian tangan kanan dan kiri mendorong ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan atau bisa juga mundur. Hitungan 1 Tangan kanan mendorong kipas ke depan, dengan kaki kanan maju ke depan. Hitungan 2 Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan. Hitungan 3 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 4 Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 5 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 6 Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 7 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 8 Mengulang seperti gerakan hitungan 2
10 21 NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN 3. Balik Palau Hitungan 1 Tangan kanan dan kiri di samping dan di depan dada dengan membentuk huruf L lalu digerakan sedikit ke kiri, kaki depan dihentakan. Hitungan 2 Tangan kanan dan kiri di samping dan di depan dada dengan membentuk huruf L lalu digerakan sedikit ke kanan, kaki depan dihentakan. Hitungan 3 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 4 Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 5 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 6 Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 7 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 8 Mengulang seperti gerakan hitungan 2
11 22 NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN 4. Salaman Hitungan 1-2 Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 2, kedua tangan menggeser ke kanan. Hitungan 3-4 Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 4, kedua tangan menggeser kembali ke tengah. Hitungan 5-6 Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 6, kedua tangan menggeser ke kiri. Hitungan 7-8 Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 8, kedua tangan menggeser kembali ke tengah.
12 23 NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN 5. Suali Hitungan 1 Tangan kanan mendorong kipas ke depan, dengan kaki kanan maju ke depan. Hitungan 2 Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan. Hitungan 3 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 4 Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 5-6 Posisi jongkok dengan kedua tangan Babar Kipas. Hitungan 7-8 Posisi berdiri badan condong ke belakang, dengan kaki kanan maju ke depan.
13 24 NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN 6. Niti Batang Hitungan 1-2 Kaki kanan melangkah, dengaan tangan kanan ke atas dan tangan kiri ditekuk di depan dada. Hitungan 3-6 Rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan bersamaan memutar badan (setengah lingkaran) sambil merendah Hitungan 7-8 Tangan kiri lurus ke samping kiri tangan kanan ditekuk di depan dada. (Foto: Arum, 2014)
14 25 Tabel 2.2. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putri NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 1. Babar Kipas Hitungan 1 Kedua tangan diletakan di depan dada, Dengan kipas dirapatkan. Hitungan 2 Kedua tangan membuka kipas sampai ke samping badan, dengan kaki melangkah ke depan. Hitungan 3 Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 4 Gerakannya sama dengan hitungan 2 Hitungan 5 Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 6 Gerakannya sama dengan hitungan 2 Hitungan 7 Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 8 Gerakannya sama dengan hitungan 2
15 26 NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 2. Jong Sembah Hitungan 1-2 Kedua tangan merapat di depan dada dengan posisi jongkok, kemudian dilanjutkan dengan hitungan ke 2 tangan diayun membuka ke samping sejajar dada. Hitungan 3-4 Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kanan. Hitungan 5-6 Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan kembali ke tengah. Hitungan 7-8 Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kiri
16 27 NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 3. Sukhung Sekapan Sebuah gerak yang bergantian tangan kanan dan kiri mendorong ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan atau bisa juga mundur. Hitungan 1 Tangan kanan mendorong kipas ke depan, dengan kaki kanan maju ke depan. Hitungan 2 Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan. Hitungan 3 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 4 Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 5 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 6 Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 7 Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 8 Mengulang seperti gerakan hitungan 2
17 28 NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 4. Ngiyau Bias Hitungan 1-4 Posisi badan tegak, kedua tangan sejajar pinggul kanan, kedua tangan memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemudian kedua tangan pindah sejajar pinggul kiri dengan posisi jari tegak. Hitungan 5-8 Posisi badan tegak, kedua tangan sejajar pinggul kiri, kedua tangan memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemudian kedua tangan pindah sejajar pinggul kanan dengan posisi jari tegak.
18 29 NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 5. Kenui Melayang Hitungan 1-8 Posisi badan tegak, tangan kanan ke atas dengan kipas tegak, tangan kiri ke bawah dengan kipas tegak, kipas diukel ke dalam, dengan gerak kaki injak lado. Dilakukan berulang dari hitungan 1 sampai hitungan ke Timbangan Hitungan 1-8 Posisi badan berdiri tegak. Kedua tangan kesamping pinggang dengan kipas ditegakkan, kemudian kipas diputar kearah dalam (diukel) gerakan kaki adalah injak lado. Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8 dilakukan berulang-ulang.
19 30 NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 7. Injak Tai Manuk Hitungan 1-2 Posisi badan tegak, kaki kanan ujung jari menyentuh lantai (tidak menapak), kedua tangan di depan pinggang memegang kipas. Hitungan 3-4 Posisi badan tegak, kaki kanan maju ke depan dengan jari menyentuh lantai. Kedua tangan diluruskan kedepan sejajar pinggang. Hitungan 5-6 Posisi badan tegak dengan memutarkan badan searah 180º dengan kedua tangan lurus ke depan pinggang,
20 31 NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 8. Lapah Ayun Hitungan 1 Kaki kanan melangkah ke depan, kedua tangan berada di samping pinggang, posisi badan berdiri tegak, arah pandang ke depan. Hitungan 2 Kaki kiri melangkah ke depan, kedua tangan berada di samping pinggang, posisi badan berdiri tegak, arah pandang ke depan. Hitungan 3 Mengulangi gerak hitungan 1 Hitungan 4 Mengulangi gerak hitungan 2 Hitungan 5 Mengulangi gerak hitungan 1 Hitungan 6 Mengulangi gerak hitungan 2 Hitungan 7 Mengulangi gerak hitungan 1 Hitungan 8 Mengulangi gerak hitungan 2 (Foto: Cahya, 2014)
21 Makna Gerak Tari Menurut Igama (2011: 43) makna dalam tari Melinting dibedakan antara gerak putra dan putri. a. Gerakan Putra 1. Babar Kipas Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan dan kesiapan dalam mencari rezeki guna mensejahterakan kebahagiaan hidup. 2. Sukhung Sekapan Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran di mana penghuni rumah mendorong dan membuka daun jendela. 3. Balik Palau Sebuah gerakan tangan kanan berada disamping sejajar dengan bahu dan tangan kiri di depan dada dengan membentuk huruf L dilakukan dengan bergantian tangan. Sedangkan posisi kaki di depan secara bergantian injing (jinjit) kaki belakang ditekuk dan posisi badan tegap, pandangan ke depan. Gerakan ini melambangkan keperkasaan dan jiwa yang besar dalam menjaga martabat keluarga.
22 33 4. Jong Sumbah Gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu agung yang hadir, yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain. 5. Suali Gerakan tangan pada hitungan 1-4 seperti Sukhung Sekapan, kaki kanan dan kiri secara bergantian ke depan lalu pada hitungan 5-6 jongkok, kedua tangan Babar Kipas lalu hitungan terakhir posisi berdiri badan condong ke belakang. Gerakan ini mempunyai arti ketangkasan pemuda Lampung. 6. Niti Batang Gerakan degan langkah panjang sambil berputar dalam posisi setengah jongkok dengan posisi tangan diputar ke depan. Gerakan ini melambangkan kepiawaian dan kelincahan pria Lampung. 7. Salaman Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada diayun ke kanan dan ke kiri (dilakukan berpasangan). Gerakan ini mempunyai arti bahwa secara sekeli(saudara) harus selalu hidup rukun.
23 34 b. Gerakan Putri 1. Babar Kipas Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan dan kesiapan dalam mencari rezeki guna menyejahterakan kebahagiaan hidup. 2. Sukhung Sekapan Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran dimana penghuni rumah mendorong dan membuka daun jendela. 3. Timbangan/Terpipih Mabel Posisi badan berdiri tegak kedua kaki dirapatkan kedua tangan ditarik ke belakang lurus gerakan pergelangan tangan dengan memutar kearah dalam. Gerakan ini melambangkan kelembutan seorang gadis. 4. Jong Sembah Gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu agung yang hadir, yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.
24 35 5. Ngiyau Bias Sebuah gerakan kedua pergelangan tangan ke depan yang diukel/putar dan kemudian ke samping kanan kiri, sedangkan posisi kaki tetap di lantai dengan gerak Nginjak Lado. Gerakan ini memiliki makna gadis Lampung yang sedang menyuci beras. 6. Kenui Melayang Kenui Melayang atau elang melayang yaitu sebuah gerakan yang lincah, dengan lengan yang melambai ke belakang dan ke samping. Posisi kaki tetap di lantai seperti gerakan Nginjak Lado. Gerakan ini melambangkan kebebasan dan kemerdekaan dalam berkreasi untuk untuk membangun jati diri. 7. Lapah Ayun Adalah gerakan pergantian formasi atau pola lantai. Gerakan ini berarti berjalan dengan pelan. 8. Nginjak Lado Gerakan ini merupakan bahwa wanita mempunyai sifat kelembutan dan memahami nilai-nilai kewanitaan yang harus pandai menjaga kepribadian serta mampu mengatur rumah tangga. Menurut Igama (2011: 34) tari Cetik Kipas bermakna keperkasaan putera-putera Lampung dalam membela keluarganya atau sebagai bentuk tanggung jawab seorang laki-laki untuk melindungi dan mensejahterakan keluarganya ini terpancar dari gerakannya yang gagah dan lincah, selanjutnya tari ini memperlihatkan kelembutan dan kehalusan budi pekerti putri-putri Lampung dilihat dengan gerakan yang lemah gemulai sesuai dengan sifat kewanitaannya,
25 36 dan juga mencerminkan sikap ramah dan gembira terhadap kedatangan tamu agung. Jenis tari ini menurut fungsi dan tujuannya adalah tari upacara, sebab tari ini ditampilkan pada acara-acara resmi (acara adat) yang dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu agung yang ditampilkan pada permulaan acara Teknik Menggunakan Kipas Tari Melinting merupakan sebuah tarian yang menggunakan properti, yaitu kipas. Biasanya dalam menari keberadaan properti menjadi salah satu kendala dalam melakukan gerak tari, untuk itu agar properti tidak menjadi penghambat dalam menari, dibutuhkan teknik memegang kipas yang baik dan benar. Teknik memegang kipas yang benar adalah jari tengah dan jari manis masuk ke dalam pegangan kipas, kemudian jari telunjuk dan jari kelingking menahan kipas dari atas, sedangkan ibu jari menahan kipas dari bawah. Gambar 2.1. Teknik memegang kipas yang benar (Foto: Arum, 2014)
26 Iringan Novrida dan Nurhayati (2004: 7) memperkirakan pada abad ke XVI yaitu pada masa silsilah ke 1 Keratuan Melinting Pangeran Panembahan Mas, pengaruh agama Islam mulai mendominasi tata cara kehidupan masyarakat di wilayah Keratuan Melinting. Tari Melinting mempunyai ciri musik pengiring tari yng khas dan baku, disiplin tidak ditabuh secara asal-asalan. Jenis tabuhan yang dipakai untuk mengiringi tari Melinting antara lain : tabuh arus, tabuh cetik, dan tabuh kedanggung. Adapun perangkat tabuhan yang dipakai meliputi: Tabel 2.3. Musik Pengiring Tari Melinting Nama Keterangan a. Kolintang terdiri dari sembilan atau 12 buah b. Piang Piang adalah alat musik sejenis gong yang lebih besar dari canang dengan ketukan 1/2. Piang yang biasa digunakan terdiri dari satu buah
27 38 Nama Keterangan c. Petuk Petuk berbentuk sama dengan Piang hanya saja petuk dibunyikan dengan 1/4 ketukan. Petuk yang digunakan terdiri dari satu buah. d. Canang Canang yang digunakan terdiri dari satu buah. e. Gong Terdiri dari dua buah, yaitu Gong besar dan Gong kecil. f. Ketapak/Redep/Gendang Terdiri dari satu buah. (Foto: Arum, 2015)
28 39 Tabel 2.4 Diskripsi Uraian Penyajian Tari Melinting (Tradisional) No Pola Nama Penari Hitungan Musik Keterangan lantai ragam 1 Babar kipas Pria + Wanita 2X8 Arus Penari pria berada di depan yang di ikuti penari wanita, jalan memasupi panggung 2 Babar kipas Pria + Wanita 4X8 Arus Penari baris bersap, turun duduk dan nyembah Naik ke atas seperti semula 3 Mapang randu Surung sekapan Nginyau bias Kenui melayang Pria Pria Wanita Wanita 1X8 1X8 1x8 1x8 Cetik Cetik Cetik Cetik Penari pria mengambil posisi untuk berpasangan Penari pria berpasangan Penari wanita mengambil posisi untuk berpasangan 4 Mapang randu Nginyau bias Pria Wanita 2x8 2X8 Kedenggung Kedenggung Penari pria mengambil posisi untuk berpasangan dengan penari wanita Penari wanita maju kedepan membentuk dua bagian
29 No Pola lantai Nama ragam Penari Hitungan Musik Keterangan 5 Mapang randu Pria 2x8 Kedenggung Nginyau bias Surung sekapan Wanita Pria + Wanita 2X8 2X8 Kedenggung Kedengggung Mengambil posisi berhadapan dengan wanita Balik menghadap penari pria Penari pria dan wanita berhadapan 6 Mapang randu Kenui melayang Nginyau bias Pria Wanita Wanita 2X8 1X8 1X8 Kedenggung Kedenggung Kedenggung Penari pria menghadap kanan dan kiri Penari wanita mundur membentuk satu barisan 7 Loncat kijang Nginyau bias Pria Wanita 3X8 1X8 Kedenggung Kedenggung Dua penari pria lompat mengambil satu barisan dengan penari pria lain nya Dua penari wanita balik kanan 8 Kenui melayang Mapang randu Wanita Pria 1X8 2X8 Kedenggung Kedenggung Berhadapan dengan penari pria Menghadap kanan dan kiri kearah penari wanita
30 No Pola Nama Penari Hitungan Musik Keterangan lantai ragam 9 Mapang randu Pria 1X8 Kedenggung Nginyau bias Surung sekapan 10 Mapang randu Kenui melayang Wanita Pria + Wanita Pria Wanita 1X8 2X8 2X8 2X8 Kedenggung Kedenggung Kedenggung Kedenggung Penari pria dan wanita berpasangan Menghadap kanan dan kiri Penari wanita tetap menghadap penari pria 11 Zikzak Nginyau bias Pria Wanita 2X8 2X8 Kedenggung Kedenggung Melangkah zikzak Melangkah kedepan dengan kaki kijang 12 Mapang randu Kenui melayang Pria Wanita 2X8 2X8 Kedenggung Kedenggung Menghadap kanan dan kiri Penari wanita tetap menghadap penari pria 13 Surung sekapan Zikzak Nginyau bias Pria +Wanita Pria Wanita 2X8 2X8 2X8 Kedenggung Kedenggung Kedengggung Penari pria dan wanita berpasangan Melangkah zikzak Melangkah kedepan dengan kaki kijang
31 No Pola Nama Penari Hitungan Musik Keterangan lantai ragam 14 Mapang randu Pria 2X8 Kedenggung Kenui melayang Nginyaau bias Wanita Wanita 2X8 2X8 Kedenggung Kedenggung Bersiap pulang dengan loncat kijang untuk kembali keformasi semula Bersiap keformasi semula 15 Babar kipas Pria +Wanita Kembali ke formasi semula sampai duduk nyembah 2X8 Arus Kembali pulang (S.Ag Zakaria dan MR. Darman, 2012: 12) Busana dan Aksesoris Tari Melinting Busana dan Aksesoris Penari Putra A. Busana 1. Baju putih 2. Celana putih panjang 3. Sarung tumpal 4. Kikat pudang 5. Kerimbung putih 6. Sabuk
32 43 B. Aksesoris 1. Kopiah emas Melinting 2. Pandan 3. Gelang burung 4. Gelang kano 5. Gelang rawi 6. Papan jajar 3 susun 7. Buturan 3 buah 8. Punduk (keris) 9. Kipas (Igama, 2011: 58)
33 Gambar 2.2. Busana dan Aksesoris Penari Putra Tari Melinting (Igama, 2011: 61) 44
34 Busana dan Aksesoris Penari Putri A. Busana 1. Tapis cukil 2. Selendang jung sarat dan kain putih tengah 3. Baju putih 4. Kerimbung putih 5. Ikat pinggang bebiting B. Aksesoris 1. Mahkota / siger Melinting 2. Sanggul dan rambut panjang 3. Anting giwir 4. Gelang burung 5. Gelang kano 6. Gelang rawi 7. Papan jajar 3 susun 8. Buturan 5 susun 9. Kipas 10. Gaharu (Igama, 2011: 57).
35 Gambar 2.3. Busana dan Aksesoris Penari Putri Tari Melinting (Igama, 2011: 59) 46
36 Strategi Pembelajaran PAILKEM Sebagaimana dikemukakan oleh Uno dan Mohamad (2011: 10) mengatakan bahwa strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian materi pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan (3) mengolah pembelajaran Sereigeluth dan Merill yang telah melakukan dasardasar intruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran. PAILKEM merupakn sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik. Sinonim dari PAILKEM tersebut secara singkat diuraikan sebagai berikut ini Pembelajaran yang Aktif Menurut Uno dan Mohamad (2011: 10) konsep pembelajaran aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan sumber belajar lainnya.
37 48 Menurut Amri (2013: 175) manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke arah kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat dapat merusak keterlibatan mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih tinggi, dan kontruksi sosial penegtahuan. Uno dan Mohamad (2011: 10) mengatakan bahwa, dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut, siswa tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka sama sekali tidak terjadi. Strategi pembelajaran yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka Pembelajaran yang Inovatif Uno dan Mohamad (2011: 11) mengemukakan dalam bukunya bahwa, pembelajarn inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar. Maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, baik oleh guru maupun siswa. Shoimin (2014: 21) menjelaskan dalam bukunya bahwa kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang munculnya berbagai inovasiinovasi baru.
38 49 Menurut Uno dan Mohamad (2011: 11) dalam strategi pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang ia pelajari. Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan untuk menerapkan temuan-temuan terbaru dalam pembelajaran, terlebih lagi jika temuan itu merupakan temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian tindakan kelas atau sejumlah pengalaman yang telah ditemukan selama menjadi guru. Melalui pembelajaran yang inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada sekarang ini. Uno dan Mohamad (2011: 11) dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh halhal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika pembelajaran inovatif ini berjalan dengan baik di sekolah, maka dapat dipastikan bahwa semboyan sekolah sebagai pusat pengembangan kebudayaan benar-benar terwujud Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan Uno dan Mohamad (2011: 11) berpendapat bahwa, strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru.
39 50 Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Uno dan Mohamad (2011: 11) memberikan contoh dalam bukunya misalnya, siswa yang sekolahannya berada di kompleks perkantoran, maka bagaimana memanfaatkan hal-hal yanga ada di kota itu menjadi sumber belajar siswa. Mengetahui lingkungan yang ada di sekitarnya, maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha memanfaatkan lingkungan ini sebgai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya. Sebagai contoh ketika mengenalkan alatalat transportasi kepada siswa, sebaiknya berikan contoh transportasi yang ada di kota atau di desa di mana siswa belajar. Jangan memberikan contoh transportasi kereta api bagi siswa yang ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian, sebab alat transportasi kereta api tidak ada di tiga pulau itu. Mungkin cocok bagi mereka diberikan contoh dokar dan sepeda motor ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian. Pendek kata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran. Menurut Hosnan (2014: 443) yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah lingkungan fisik berupa tempat dan ruang pembelajaran. Lingkungan ini amat penting dan perlu untuk dibina, dan dikembangkan oleh guru, karena bukan hanya memberikan energi, tetapi juga suasana hati. Lingkungan dapat meliputi suasana psikologis disekitar kita, memberikan rangsangan yang kuat, serta meminimalisir sindrom ruang yang tidak sehat.
40 51 Lingkungan tempat dan ruang belajar yang bersih, nyaman, tenang, indah, terang dan terasa apik akan memberikan energi positif dan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif pula Pembelajaran yang Kreatif Menurut Uno dan Mohamad (2011: 12) pembelajaran kreatif juga sebagai salah satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari. Pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yng kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Uno dan Mohamad (2011: 12) berpendapat bahwa, pembelajaran yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif ini pada dasarnya mengembangkan belahan otak kanan anak yang dalam teori homosfir disebutkan bahwa belahan otak anak terdiri dari belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri sifatnya konvergen dengan ciri utamanya berpikir linear dan teratur, sementara belahan otak kanan sifatnya difergen degan ciri utamanya berpikir konstruktif, kreatif, dan holistik. Hasil penelitian para pakar psikologi pendidikan dan ahli-ahli instruksional menemukan bahwa belahan otak kanan anak belum banayak dilibatkan dalam proses pembelajaran.
41 52 Kurikulum pendidikan di Indonesia belum menyentuh bagaimana menggali potensi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran banyak bersifat konstruktif dengan menekankan pada garapan domain kognitif. Hal ini bisa terlihat dari sistem pendidikan kita yang masih lebih banyak mengandalkan hafalan dan ukuran keberhasilan siwa ditentukan oleh bagaimana kemapuan siswa menuliskan jawaban atau memilih pilihan jawaban secara objektif dari masalah yang dihadapkan kepada siswa. Sementara domain menciptakan sesuatu setelah belajar belum menjadi tujuan pembelajaran kita. Menurut Uno dan Mohamad (2011: 13) akibatnya lulusan sekolah kita masih kaya dengan teori, sementara pasar kerja menghendaki sumber daya yang mampu melahirkan sesuatu sebagai bagian dari penguasaan pendidikan. Pembelajaran yang kreatif menghendaki guru harus kreatif, dan siswa dapat mengembangkan kreativitasnya. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Kreativiitas adalah kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide kreatif yang inovatif. Di sinilah esensi pembelajaran yang kreatif perlu dikembangkan dalam proses pemebelajaran di Indonesia Pembelajaran yang Efektif Uno dan Mohamad (2011: 13) mengatakan dalam bukunya bahwa, pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.
42 53 Menurut Amri (2013: 87) manajemen kelas yang efektif dapat memaksimalkan kesempatan belajar anak-anak. Para ahli mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik dalam mengelola kelas. Pandangan sebelumnya lebih menekankan perbuatan penerapan peraturan dalam mengendalikan perilaku siswa. Sedangkan pandangan baru lebih memfokuskan diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan dan kesempatan untuk meregulasi diri. Uno dan Mohamad (2011: 14) mengatakan bahwa, strategi pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar di mana dia telah membawa sejumlah potensi lalu. Menerapkan strategi ini tentu tujuan yang akan disusun dalam kompetensi dasar, indikator, dan tujuan perlu mempertimbangkan karakteristik siswa. Untuk itu sebelum strategi ini digunakan, terlebih dahulu siswa dilakukan analisis karakteristiknya berupa analisis minat, bakat, kemampuan awal, atau motivasi belajar siswa hingga gaya belajar mereka. Hasil analisis ini digunakan sebagai dasar menetapkan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran. Uno dan Mohamad (2011: 14) dengan strategi ini akan terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika memberikan pembelajaran telah terbekali dengan karkteristik siswa yang menjadi dasar penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran. Dengan kata lain, strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang mempertimbangkan karakteristik siswa, bagaimana kemampuannya, metode apa yang cocok digunakan, media apa yang pas diterapkan serta evaluasi pemebelajaran pun didasarkan pada kemampuan siswa.
43 54 Uno dan Mohamad (2011: 14) mengemukakan dalam bukunya bahwa, segala pertimbangan dalam strategi ini menyangkut tujuan yang disusun berdasarkan, kemapuan siswa, pemilihan materi yang benar-benar menunjang tujuan, penetapan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media yang pas serta eveluasi yang tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan, pada akhirnya tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran Pembelajaran yang Menarik Menurut Uno dan Mohamad (2011: 14) muara dari semua strategi yang digunakan dalam pembelajaran adalah bagaimana proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa yang belajar. Khanifaatul (2013: 33) mengemukakan dalam bukunya bahwa pembelajaran yang menarik dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa. Selain itu, dapat mengefektifkan sekaligus mengefisienkan aktivitas belajar-mengajar di kelas. Pembelajaran yang efektif dan efisien membutuhkan kerja sama yang kompak antara guru dan siswa. Menurut Uno dan Mohamad (2011: 15) keefektifan lebih mengarah pada besarnya persentase penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran dalam limit waktu tertentu, sementara efesiensi juga melihat hasil yang dicapai siswa dengan mempertimbangkan aspek biaya atau berapa besar dana yang dikeluarkan untuk menghasilkan persentase penguasaan, termasuk berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk hasil pembelajaran.
44 55 Khususnya kemenarikan pembelajaran adalah ukuran keberhasilan yang indikatornya makin lama seorang belajar, maka makin tertarik dia mempelajari sesuatu atau makin dia perdalam. Strategi pembelajaran yang menarik tentu tidak akan berjalan tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa akan memperdalam apa yang dia pelajari. Terkait dengan ini seorang guru yang baik, sebagaimana disebutkan bahwa peran guru sekarang ini sangat efektif jika guru memosisikan sebagai fasilitator belajar. Artinya guru menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran itu berjalan dengan baik. Hal yang perlu disiapkan guru adalah (1) media pembelajaran disiapkan dengan baik, (2) lingkungan belajar di setting sesuai objek materi yang dipelajari, (3) metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar, sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan, (4) siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani. Menurut Uno dan Mohamad (2011: 16) inti dari strategi pembelajaran yang menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani dengan baik. Jika kegiatan guru sudah seperti yang digambarkan di atas, maka diprediksi bahwa siswa benar-benar tertarik untuk belajar dan mungkin juga siswa merasa lebih suka di sekolah, dekat dengan gurunya daripada di rumah. Karena di sekolah dia memperoleh layanan yang prima yang selama ini belum pernah ia dapatkan. Pertanyaannya dapatkah lembaga sekolah dan guru menciptakan strategi pembelajaran yang menarik? Semuanya kembali pada guru itu sendiri.
45 Model dan Metode dalam Strategi PAILKEM Model dalam Strategi PAILKEM 1. Model Berbagi Penngalaman 2. Model Kartu Arisan 3. Model Example Non Example 4. Model Picture and Picture 5. Model Cooperative Script 6. Model Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi Numbered Head Together) 7. Model Artikulasi 8. Model Mind Mapping 9. Model Make a Match (Mencari Pasangan) 10. Model Debat 11. Model Role Playing 12. Model Talking Stik 13. Model Bertukar Pasangan 14. Model Snowball Throwlinng 15. Model Student Facilitator and Explaining 16. Model Cours Review Horay 17. Model Explicit Instruction (Pengajaran Langsung) 18. Model Cooperative Integrated Reading and Composision (CIRC) (Cooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) 19. Model Inside Outside Circle (Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar) 20. Model Tebak Kata 21. Model Word Squre
46 Model Scramble 23. Model Take and Give 24. Model Concept Sentence 25. Model Pembelajaran Langsung 26. Model Diskusi Kelas 27. Model Creative Problem Solving 28. Model Group Investigation Uno dan Mohamad (2011: 117) Metode dalam Strategi PAILKEM 1. Metode Pembelajaran dengan Audio Visual 2. Metode Curah Pendapat 3. Metode Studi Kasus 4. Metode Demonstrasi 5. Metode Penemuan 6. Metode Jigsaw 7. Metode Kegiatan Lapangan 8. Metode Ceramah 9. Metode Diskusi Kelompok 10. Metode Pembicara Tamu 11. Metode Tulis Berantai 12. Metode Debat 13. Metode Bermain Peran 14. Metode Simulasi
47 Metode Tugas Proyek 16. Metode Presentasi 17. Metode Penilaian Sejawat 18. Metode Bola Salju 19. Metode Kunjungan Karya Uno dan Mohamad (2011: 97) 2.6. Kekurangan Strategi Pembelajaran PAILKEM a. Adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi lingkungan setiap saat. b. Timbulnya bencana alam. c. Pendekatan yang menitik beratkan pada model belajar konvensional seperti ceramah, sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. d. Pola belajar bersifat teacher centered. e. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam interaksi kelas berupa pertanyaan-pertanyaan dalam kategori kognisi rendah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan pendidikan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran (Sagala: 2013) mengemukakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan
Lebih terperinciGLOSARIUM. : Acara resmi Keluarga Keratuan Melinting. : Tutup kepala yang dipakai penari putra
71 Lampiran 1 GLOSARIUM Babar Kipas : Gerak formasi pertukaran tempat penari putra Bidak : Kain busana penari putra yang dipakai diluar celana Buturan : Kalung yang dipakai oleh penari putri Cak Ambung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung pada proses belajar mengajar dan mengajar yang dialami siswa dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2011: 100). Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Kaitan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman, 2011: 100). Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, metode drill, seni
Lebih terperinciPAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik)
PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik) A. Strategi Pembelajaran PAILKEM Strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka
II. LANDASAN TEORI Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka teori dalam penelitian ini yang meliputi teori seni tari, tari Melinting, pembelajaran dan kemampuan menari.
Lebih terperinciBAB III PROSESI PERTUNJUKAN TARI MELINTING
BAB III PROSESI PERTUNJUKAN TARI MELINTING A. Persiapan Pertunjukan Tari Melinting Tempat pertunjukan adalah tempat yang digunakan untuk mempergelarkan suatu pertunjukkan atau pementasan. Tempat pertujukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya, kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di tengah masyarakat dan merupakan sistem yang tidak terpisahkan. Kesenian yang hidup dan berkembang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pembelajaran Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa atau mencapai tingkat
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH
PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH 1013043036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang
` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang dapat menjaga budaya asli bangsanya. Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan kesenian.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Penelitian ini tidak hanya meneliti tentang sistem pewarisan pada kesenian tradisional yaitu tari
Lebih terperinciPEMETAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) MAHASISWA FKIP UNS SURAKARTA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni dan Mustafa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu melalui kegiatan di luar sekolah, kegiatan untuk membina bakat, minat, dan keterampilan siswa.
Lebih terperinciBAB II TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG
BAB II TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG II.1 Tari Sigeh Penguten Lampung Sebagai Tari Penyambut Tamu Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, tari halibambang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kompleks dan berjangka panjang. Berbagai aspek yang tercakup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa dengan proses yang kompleks dan berjangka panjang. Berbagai aspek yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat tiga
Lebih terperinciBAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL
BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, Tari Bedana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini masih dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah
Lebih terperinciTARIAN SEBAGAI MEDIUM REPRESENTASI MASA LALU KE SEKARANG DAN MASA DEPAN TRADITIONAL DANCE AS A MEDIUM OF REPRESENTATION ON PAST, PRESENT, AND FUTURE
TARIAN SEBAGAI MEDIUM REPRESENTASI MASA LALU KE SEKARANG DAN MASA DEPAN TRADITIONAL DANCE AS A MEDIUM OF REPRESENTATION ON PAST, PRESENT, AND FUTURE Dwiyana Habsary 1 ABSTRAK Artikel ini membahas studi
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM
PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS
Lebih terperinciPeta Konsep GERAK RITMIK
Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang
Lebih terperinciTARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang
BAB V PEMBAHASAN Tanggung jawab seorang pendidik sebagai orang yang mendidik yaitu dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembelajaran adalah suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang belajar, pembelajaran lebih memfokuskan agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Refi Puspitasari (2008), penelitian berjudul kreativitas penciptaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang mencerminkan ciri khas kehidupan dari setiap masyarakat yang tinggal disuatu daerah, baik dari segi berbahasa, cara
Lebih terperinciPENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh
PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK (Jurnal Penelitian) Oleh BAMBANG SUTEJO 1113043012 Pembimbing: Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. Fitri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI. Tari Sigeh Penguten memiliki berbagai versi mengenai asal usulnya, tarian ini
II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Tari Sigeh Penguten Tari Sigeh Penguten memiliki berbagai versi mengenai asal usulnya, tarian ini dipengaruhi oleh tari Gending Sriwijaya yang berasal dari Sumatera Selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan negara menjamin hak dasar setiap warga negara terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan serta pengembangan diri dan memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan dan pembentuk sikap dalam bertingkah laku, memperoleh pengetahuan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila dilihat dari buku-buku serta hasil penelitian
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinil apabila dilihat dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada sebelumya. Pada buku-buku yang didapatkan tentang pembelajaran, tari muli siger
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA
1 PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA 1113043024 Pembimbing: 1. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn 2. Susi Wendhaningsih,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MOTORIK KASAR 2.1.1 Motorik Kasar Untuk merangsang motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk, (2008) dapat di lakukan seperti melatih anak untuk meloncat, memanjat,berlari, berjinjit,
Lebih terperinciCARA MUDAH MELAKSANAKAN
CARA MUDAH MELAKSANAKAN (Classroom Action Research) Drs. Dédé Kosasih, M.Si. Bahasa Daerah FPBS UPI 081321199673 dekosbdg@yahoo.com Mengidentifikasi Masalah Coba temukan 5 (lima) masalah yang Ibu/Bapak
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperincisendiri dari hasil pengalaman belajarnya.
1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikatakan orisinal. Belum ada yang mencatat tentang pembelajaran cangget
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada, penelitian ini dikatakan orisinal. Belum ada yang mencatat tentang pembelajaran cangget dengan menggunakan model
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala
59 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustakan merupakan refrensi berupa teori-teori yang mendukung dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, dan tujuan penelitian digunakan tinjauan pustaka sebagai berikut
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pakem Mata Pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari ) Kelas / Semester Alokasi Waktu : VIII / I : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Faktor manusia sebagai sumber daya pembangunan mempunyai peranan yang sangat penting, untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang model Kooperatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memegang peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang merupakan perpaduan dari dua aktivitas yang berbeda, yaitu aktivitas mengajar dan belajar. Dalam kegiatan ini pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pendidikan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, tidak hanya terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas tentang pemahaman awal melalui interaksi belajar yang di dalamnya terdapat penjelasan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, baik pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA
BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA 4.1. Kajian Visual pada Kostum Kesenian Surak Ibra Pada kesenian Surak Ibra di Kampung Sindangsari, Desa Cinunuk terdapat kostum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan manusia untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pembangunan pendidikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan akan membentuk sikap, watak, karakter, kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,
Lebih terperinciTATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA
1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII F DI SMP NEGERI I BULU SUKOHARJO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara, dengan pendidikan yang bermutu akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan
Lebih terperinciOLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S.
OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena kita semua telah diberikan akal
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI
PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tertera pada bagian sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi minat tari program studi Sendratasik
Lebih terperinciberbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang dilaksanakan seumur hidup. Pendidikan ini harus terus dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benyamin (dalam Haris, 2006: 18) menyatakan bahwa IPA atau sains adalah sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan tentang alam melalui suatu metode seperti metode observasi
Lebih terperinciYeni Andriyani 1, M. Rifa at Hamdy 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PENJASKESREK Tahun 2014
PENERAPAN PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN METODE SITEKTIF DALAM RANGKA MENUMBUHKAN MINAT DAN KREATIVITAS GERAK SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 NANGA PINOH Yeni Andriyani
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 15,
Lebih terperinciSetiawati 28. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Model Traffinger. Guru Administrator Perkantoran SMKN 4 Jember
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TREFFINGER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI DI KELAS X SMKN 4 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Setiawati 28
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
kesan. 1 Bermain peran (role play) adalah metode pembelajaran A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bermain peran (role play) adalah cara penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
Lebih terperinciPERATURAN BARIS BERBARIS
PERATURAN BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris Berbaris Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan
Lebih terperinciModel Pembelajaran Terbaru. Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini :
Model Pembelajaran Terbaru Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini : Metode 1. Lesson Study 2. Examples Non Examples 3. Picture and Picture 4. Numbered Heads Together 5. Cooperative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan pendidikan formal khususnya, dibutuhkan suatu pegangan atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM)
Lebih terperinciDESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia harus mampu untuk menjamin pemerataan pendidikan bagi semua pihak dan semua kalangan secara merata. Pemerataan pendidikan tentunya juga
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMP Negeri 4 SLEMAN : Seni Budaya (Seni Tari) : VIII/ Ganjil :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mencermati karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific
Lebih terperinci