BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014)"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsi Dengan adanya aktivitas yang ada dan membutuhkan berupa sarana prasarana bagi pengguna, sehingga dapat mewadahi seluruh aktivitas pada perancangan ini, pada pembahasan fungsi dapat dibagi menjadi tiga bagian diantaranya menurut kapasitas dan tingkat urgensinya. Diantaranya sebagai berikut: Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014) 4.2 Analisis Aktivitas Pembagian jenis-jenis aktivitas pada perancangan Pengembangan wisata dan Olahraga Paralayang ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, diantaranya: 104

2 4.2.1 Aktivitas pengunjung Penunjung diantaranya adalah: Atlet Club, penggemar olahraga, pengunjung wisata dan masyarakat sekitar, selebihnya akan dijelaskan dibawah ini: Melakukan pemanasan, penyewaan tandem, menonton lepas landas paralayang dan hang glider, ngobrol, duduk, makan, dll Mengikuti event atau kegiatan perlombaan untuk para atlet club Melakukan kegiatan club. Jalan-jalan dan, melihat pemandangan (sunset dan sunrise), dan pemandangan panorama pada siang hari dan menjelang malam; Arena outbound dan flying fog. Gambar 4.2: Skema analisa aktivitas pengunjung pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014) Aktivitas Pengelola Ada beberapa aktivitas yang dilakuakan oleh penggunan pengelola, diantaranya: Melalukan perencanaan dan agenda, melakukan koordinasi, pengecekan gedung, mengatur keuangan, dan perawatan gedung. Melayani pengunjung tetap dan tidak tetap. 105

3 Bertanggung jawab penuh atas setiap kegiatan. Gambar 4.3: Skema analisa aktivitas pengelola pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014) Aktivitas Pelaku Penunjang Memberikan pelayanan umum kepada pengunjung; Melakukan perawatan menyangkut bangunan dan komponen-komponen bangunan serta fasilitas yang ada di Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang; Menjual makanan/ minuman dan souvenir. Gambar 4.4: Skema analisa aktivitas penunjang pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014) 106

4 Dari beberapa penjelasan aktivitas di atas, maka dapat diketahui aktivitas apa saja yang dilakukan di dalam Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang. Penjabaran dan pengelompokan dari aktivitas-aktivitas tersebut dibagi menjadi dua yaitu arena Landing dan Runway, diantaranya: Tabel 4.1 Analisis pengelompokan Aktivitas pada arena No Landing Pengguna Aktivitas Sifat Ruang 1. Atlet club Pemanasan Publik Arena pemanasan Paralayang Persiapan parasut Publik Arena lepas landas Terbang (lepas landas) Publik rena lepas landas Ganti baju Privat Ruang ganti Istirahat S. publik Kamar istirahat Diskusi S. publik Ruang diskusi Rapat s. publik 2. Atlet club Hang Pemanasan Publik Arena pemanasan Glider Persiapan pesawat Publik Arena lepas landas Terbang (lepas landas) Publik Arena lepas landas Ganti baju S. publik Ruang ganti Istirahat S. publik Kamar istirahat Diskusi S. publik Ruang diskusi Rapat S. publik 3. Penggemar Paralayang Duduk Publik Ruang duduk indoor & outdoor Tandem Publik Ruang sewa Pemanasan Publik Ruang pemanasan Mempersiapkan parasut Publik arena lepas landas Terbang (lepas landas) Ganti baju Privat Arena runway Ruang ganti 107

5 4. Penggemar hang glider Duduk Publik Ruang duduk indoor & outdoor Tandem Publik Ruang sewa Pemanasan Publik Ruang pemanasan Mempersiapkan pesawat Publik Arena lepas landas Terbang (lepas landas) Ganti baju Publik Arena runway Ruang ganti 5. Pengunjung wisata Duduk melihat pemandangan & Publik Ruang duduk indoor & outdoor penerbangan atlet Jalan-jalan Publik Selasar indoor (koridor) & outdoor Oubound Publik Arena outbound 6. Pelatih Paralayang Melatih atlet Paralayang s.publik Ruang pelatih indoor & outdoor 7. Pelatih hang glider Melatih atlet Paralayang s.publik Ruang pelatih indoor & outdoor 8. Masyarakat sekitar Duduk melihat pemandangan Publik Ruang duduk outdoor & indoor (koridor) Jalan-jalan Publik 9. Kepala pimpinan pengelola Mengontrol jalannya administrasi s. publik Ruang kepala Ruang rapat Menerima dan s. publik memeriksa laporan harian pada tiap bagian Mengadakan meeting s. publik rutin 10. Staf administrasi Melakukan peresensi s. publik Ruang administrasi tiap hari Membuat laporan s. publik pembukuan Melakukan surat s. publik 108

6 menyurat Menangani perizinan s. publik 11. Event organizer Mengadakan event s. publik Ruang rapat 12. Staf operasional Melakukan presensi harian Membuat pembukuan Privat Publik Ruang operasional Ruang operasional Membuat suratmenyurat Publik Ruang operasional dan pengarsipan Membuat pembukuan keuangan privat Ruang operasional 14. Staf maintenance Melakukan presensi Privat Ruang staf harian Melakukan pengecekan Publik Area bangunan berkala terhadap bangunan Melakukan perbaikan Publik Area bangunan gedung Membuat laporan rutin Publik Ruang staf 15. Petugas keamanan Melakukan peresensi harian Menjaga keamanan Melayani pengunjung Privat Publik Publik Ruang keamanan Pos penjagaan Area bangunan 16. Petugas Loket Melakukan peresensi Privat Ruang loket harian Menjaga ketertiban s. publik Area pintu masuk masuk keluar Menjual tiket masuk publik Ruang loket 17. Petugas P3K Melakukan peresensi Privat Ruang kesehatan harian Menjaga keamanan Publik Area wisata Melakukan pertolongan pertama Publik Area wisata 109

7 18. Pegawai kantin Memasak makanan Privat Ruang retail Membuat minuman Privat Ruang retail Menjual produk Publik Ruang retail 19. Cleaning service Melakukan peresensi Privat Ruang OB harian Membersihkan area Publik Area bangunan Menjaga kebersiahan Publik Area bangunan area wisata 20. Petugas parkir Mengatur lalu lintas kendaraan keluar masuk Publik Area sirkulasi kendaraan Menjaga kendaraan Publik Area parkir Menata kendaraan Publik Area parkir 21. Tukang ojek Menunggu penggunan s. publik Pangkalan ojek Memarkir kendaraan s. publik Pangkalan ojek 22. Seluruhnya BAB, BAK Privat Toilet (Sumber: Hasil analisis, 2014) Pengelompokan aktivitas berdasarkan kedekatan ruang antara Arena landing dan Runway, sehingga pada pengguna dapat ditentukan aktivitas yang dibutuhkan pada pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang. Tabel 4.2 Analisis pengelompokan Aktivitas pada arena Runway No Pengguna Aktivitas Sifat Ruang 1. Atlet club Mendarat (runway) Publik Runway Arena paralayang Membereskan parasut Semi publik 2. Atlet club Hang Mendarat (runway) Publik Runway Arena glider Membereskan pesawat s.publik 3. Pengelola Mengontrol jalannya Privat Ruang kepala administrasi 4. Petugas keamanan Mengamankan dan Publik Ruang keamanan 110

8 menertibkan 5. menunggu (gazebo) Duduk dan menonton Publik Ruang tunggu (gazebo) 6. Petugas parkir Menertibkan dan Publik Area parkir mengatur lalu lintas 7. Seluruhnya BAB, BAK Privat Toilet 8. Tukang ojek Memarkir kendaraan Publik Pangkalan ojek Menunggu Publik (Sumber: Hasil analisis, 2014) 4.3 Analisis pengguna Dalam analisis ini pengguna dibedakan menurut rentang waktu dalam menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam bangunan. Pembagian tersebut antara lain sebagai berikut: Pengguna Tetap Pengguna tetap dianalisis berdasarkan tingkat aktivitasnya di dalam bangunan. Pengguna tetap diantaranya merupakan bagian dari kepengelolaan bangunan, akan dijelaskan dibawah ini: Tabel 4.3. Analisis penggunan tetap No. Jenis Keterangan pengguna Keterangan waktu 1. Pengelola Pimpinan Tetap Kepala umum Administrasi Tetap Keuangan pembukuan Staf Tetap informasi komunikasi teknis 2. Atlet club Pelatih Tetap 111

9 Atlet Tetap 3. Pelaku penunjang Keamanan dan ketertiban Tetap Kesehatan Tetap Penjualan (kantin) Tetap (Sumber: hasil analisis, 2014) Pengguna Temporer Pengguna temporer adalah pengguna yang melakukan aktivitas didalam bangunan atau di luar bangunan secara temporer. Pengguna ini sebagian besar merupakan atlet atau penggemar wisata dan olahraga paralayang. Analisis pengguna temporer dari pengembangan wisata dan olahraga paralayang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4. Analisis penggunan sementara No. Jenis Keterangan pengguna Keterangan waktu 1. Tandem (club) Penggemar olahraga Sementara Paralayang Paralayang 2. Tandem (club) Hang Penggemar olahraga terbang Sementara glider dan sejenisnya (terbang layang) layang 3. Atlet kompetisi Pelatih Sementara Atlet Sementara 4. Pengunjung Pengunjung wisata sementara (Sumber: hasil analisis, 2014) 4.4 Analisis Ruang Berdasarkan analisis fungsi, pengguna dan aktivitas maka dapat diidentifikasikan secara umum ruang-ruang yang dibutuhkan untuk Pengembangan wisata dan olahraga Paralayang. Fasilitas fasilitas ruang yang ada di Pengembangan wisata dan olahraga Paralayang ini di antaranya adalah: 112

10 Ruang Primer a. Area olahraga oudoor Dibutuhkan untuk kedua cabang olahraga yaitu; Paralayang dan Hang glider, pada hal ini pembagian arena outdoor diantaranya; Arena Lepas landas olahraga Paralayang Arena Lepas landas olahraga Hang glider b. Arena duduk dan jalan-jalan c. selasar Ruang sekunder a. Arena olahraga outdoor untuk olahraga Hang glider dan sejenisnya. b. Ruang pengelola Ruang pimpinan Ruang staf Ruang administrasi; Ruang maintenance Ruang informasi dan komunikasi c. Arena olahraga Indoor Arena olahraga indoor ini disediakan untuk arena olahraga pemanasan terkait dengan olahraga Paralayang dan Hang glider sejenisnya, dan arena olahraga indoor diperlukan sebagai arena simulasi dan latihan secara intensif bagi para pemula yang akan melakukan penerbangan, diantaranya meliputi; Ruang binaraga (fitness) 113

11 Hall terbuka d. Ruang atlet club e. Ruang istirahat f. Ruang sewa tandem g. Ruang penitipan h. Ruang workshop dan pertemuan i. Ruang ganti loker j. Ruang koridor k. Ruang informasi l. Ruang serbaguna m. Musholla Ruang Penunjang a. Pos keamanan b. Klinik c. Kantin / kafetaria d. Retail / toko peralatan e. Gudang f. perpustakaan g. Ruang ME h. Toilet i. Parkir 114

12 4.4.1 Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisis fungsi, pelaku dan aktivitas maka dapat diidentifikasikan secara umum ruang-ruang yang dibutuhkan untuk Pengembangan Wisata dan olahraga Paralayang. Kebutuhan tersebut antara lain: Tabel 4.5 Kebutuhan ruang pada arena Lepas landas (Ianding) No. pelaku Jenis pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang 1. Pengunjung Atlet Paralayang Pemanasan Ruang pemanasan indoor Ruang pemanasan outdoor Istirahat Ruang penginapan Ganti baju Ruang ganti Menyimpan barang R. penyimpanan Menerbangkan Arena Lepas landas Paralayang Atlet Hang glider Pemanasan Ruang pemanasan indoor Ruang pemanasan outdoor Istirahat Ruang penginapan Ganti baju Ruang ganti Menyimpan barang R. penyimpanan Menerbangkan Arena lepas landas pesawat Penggemar Duduk Ruang pemanasan indoor Paralayang Tandem Ruang pemanasan outdoor Pemanasan Ruang ganti Mempersiapkan R. penyimpanan parasut Terbang (lepas Arena lepas landas landas) Penggemar Hang glider Duduk Ruang pemanasan indoor 115

13 Tandem Ruang pemanasan outdoor Pemanasan Ruang ganti Mempersiapkan R. penyimpanan parasut Terbang (lepas Arena lepas landas landas) Pelatih Mengarahkan Ruang pelatih Pengunjung wisata Duduk dan membaca Ruang duduk indoor (koridor) Duduk Ruang duduk outdoor 2. Pengelola Kepala Menerima dan Ruang kepala pimpinan pengelola memeriksa laporan harian pada tiap bagian Mengadakan Ruang rapat meeting rutin Staf Melakukan Ruang administrasi administrasi peresensi tiap hari Membuat laporan Ruang administrasi pembukuan Melakukan surat Ruang arsip menyurat Menangani Ruang administrasi perizinan Event organizer Mengadakan event Ruang rapat rutinan dll. Staf operasional Melakukan presensi Ruang operator harian Membuat Ruang pembukuan pembukuan Membuat suratmenyurat dan pengarsipan Membuat Ruang bendahara 116

14 Staf maintenance 3. Pengguna Petugas penunjang keamanan Petugas Loket Petugas P3K Pegawai kantin Cleaning service Petugas parkir Tukang ojek Sumber: hasil analisis, 2014 pembukuan keuangan Melakukan presensi Ruang maintenance harian Melakukan Seluruh bagian bangunan pengecekan berkala terhadap bangunan Melakukan perbaikan Gedung Membuat laporan Ruang kerja rutin Mengamankan dan Seluruh bagian menertibkan Menjaga dan Ruang loket menertibkan pintu masuk Pertolongan pertama klinik memantau Membuat makan Retail dan minum menjual kafetaria Merawat dan Ruang OB menjaga kebersihan Menertibkan dan Area Parkir mengatur lalu lintas Memarkir kendaraan Pangkalan ojek 117

15 Tabel 4.6 Kebutuhan ruang pada arena landasan (Runway) No. pelaku Jenis pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Pengunjung Atlet olahraga Mendarat (runway) Runway arena Paralayang Atlet olahraga Mendarat (runway) Runway arena Hang glider Penggemar Mendarat (runway) Runway arena olahraga paralayang (tandem) Penggemar Mendarat (runway) Runway arena olahraga Hang Glider (tandem) Pelatih olahraga Mengkomando Runway arena Paralayang Pelatih olahraga Mengkomando Runway arena Hang glider Pengunjung (wisata) Duduk menonton Berdiri dan berjalan Ruang duduk (gazebo) Selasar Pengelola Staf pengelola Mengecek dan Ruang staf mengontrol semua bagian Staf operasional Operator Ruang operator Staf informasi Menginformasikan Ruang informasi dan mendokumentasikan penunjang Petugas Keamanan Mengamankan dan mengkondisikan seluruh bagian Ruang keamanan Seluruh bagian Petugas kebersihan Menyimpan peralatan Menjaga dan membersihkan Ruang OB Seluruh bagian 118

16 seluruh bagian Petugas parkir Mengatur lalu lintas Arena parkir kendaraan Petugas kesehatan Memantau dan Klinik pertolongan pertama Petugas ojek Memarkiran Pangkalan ojek kendaraan menunggu Seluruh bagian BAB, BAK toilet (Sumber : hasil analisis, 2014) Besaran Ruang Besaran ruang diketahui setelah aktivitas pengguna sudah dikelompokkan berdasarkan kebutuhan ruang yang dibutuhkan pada Penembangan Wisata dan Olahraga Paralayang, berikut merupakan pembagian ruang yang telah ditentukan berdasarkan aktivitas pengguna, diantaranya akan dijelaskan pada tabel: Tabel 4.7 Analisis kebutuhan ruang pada arena Landing Kelompok kegiatan Kebutuhan ruang Standart Pendekatan Luasan Sumber Ruang Koridor 0,65 m2 0,65 m2 x m2 NAD serbaguna /orang Ruang terbuka 0,65 m2 0,65 m2 x m2 NAD Ruang /orang Pemanasan 0,65 m2 0,65 m2 x m2 NAD /orang Toilet 2,52 m2 2,52 m2 x m2 NAD /unit unit m2 Sirkulasi 30% 348 m m2 119

17 Arena oudoor Arena lepas landas 3,14 x 15 x m2 PLGI olahraga paralayang r= 15 Arena lepas landas Hang glider Pemanasan Sirkulasi 30 % R. Pimpinan Lobby & ruang tunggu Ruang tamu Ruang kerja Ruang sekretaris Ruang rapat Toilet Sirkulasi 20 % P= 40 L= x m2 PLGI 0,65 m2 0,65 m2 x m2 NAD /orang m2 429 m m2 0,65 m2 0,65 m2 x 50 32,5 m2 A /orang 0,65 m2 0,65 m2 x 5 3,5 m2 A /orang 0,65 m2 /orang 3m x 3m 9 m2 A 0,65 m2 3m x 3m 9 m2 A /orang 0,65 m2 5m x 4m 20 m2 A /orang 2,52 m2 2,52 m2 x 4 10 m2 A /unit unit 84 m2 16 m2 100 m2 R. Pengelola R. Informasi 0,65 m2 0,65 x 15m 9,75 m2 NAD /orang R. Arsip & 3m x 3m 9 m2 A dokumentasi R. Humas 3m x 3m 9 m2 A R. event 3m x 4m 12 m2 A organizer 0,65 m2 /orang 0,65 x 15m 9,75 m2 A 120

18 49,5 m2 Sirkulasi 20 % 9,9 m2 59,4 m2 R. Atlet Kamar Istirahat 3m x 2,5m 7,5 m2 A R. tamu 4m x 5m 20 m2 A R. santai 0,65 m2 0,65 x 5 3,25 m2 A /orang Toilet 30,7 m2 NAD 61,5 m2 Sirkulasi 20 % 12,2 m2 73,7 m2 R. Klub Lobby 6 m x 6 m 36 m2 A R. Koordinasi 5 m x 10 m 50 m2 A R. Peralatan 3 m x 3 m 9 m2 A olahraga R.dokumentasi 3 m x 3 m 9 m2 A Galeri 0,65 m2 0,65 x m2 NAD /orang 169 m2 Sirkulasi 30 % 50 m2 219 m2 R. Pengunjung R. Koridor 0,65 m2 0,65 x m2 NAD /orang R. sewa 0,65 m2 0,65 X 15 PLGI (tandem) /orang R. Duduk 3m x 3m 9 m2 A oudoor R. Duduk 3m x 2m 6 m2 A Indoor R. Penitipan 3m x 5m 15 m2 A 30 m2 Sirkualsi 30% 9 m2 39 m2 Masjid R. wudlu Pria 0,9 m2 / 10 x 0,9 m2 9 m2 A 121

19 orang R. wudlu 0,9 m2 / 10 x 0,9 m2 9 m2 A Wanita orang R. Sholat 20 m x 20 m 400 m2 A R. Penitipan 2 m x 3 m 6 m2 A Gudang 3 m x 3 m 9 m2 A 442 m2 Sirkulasi 20% 88,4 m2 530,4m2 Perpustakaan R. Koleksi 5 m x 3 m 15 m2 A R. baca 3 m x 3 m 9 m2 A Sirkulasi 20% 24 m2 4,8 m2 total 28,8 m2 Servis R, 2 m x 2 m 4 m2 A penyimpanan Gudang 2 m x 2 m 4 m2 A R. OB 3 m x 4 m 12 m2 A Dapur 3 m x 5 m 15 m2 A Pos keamanan 3 m x 3 m 9 m2 A R. Jenset 6 m x 6 m 36 m2 A R. Pompa 6 m x 6 m 36 m2 A R. Trafo 6 m x 6 m 36 m2 A R. Tandon air 5 m x 5 m 15 m2 A 167 m2 Sirkulasi 20% 33,4 m2 200,4m2 Klinik Lobby 0,65 m2 5 x 0,65 m2 3,25 m2 NAD /org R. Pemeriksaan 4m x 5m 20 m2 A R. 3m x 3 m 9 m2 A penyimpanan WC/KM 2m x 2m 4 m2 A 122

20 R. Cuci 1,5m x 2m 3 m2 A 36 m2 Sirkulasi 30% 10,8 m2 46,8 m2 Kantin/kafetaria R. Masak 3m x 2m 6 m2 A R. Makan 3m x 5m 15 m2 A indoor R. Makan 3m x 3m 9 m2 A outdoor Toilet 6m x 3m 18 m2 A Loading dock 3m x 4m 12 m2 A Gudang 5m x 3m 15 m2 A 75 m2 Sirkulasi 30 % 22,5 m2 97,5 m2 Parkir Parkir pengunjung 1 mobil =12,5 m2 1 spd motor =2 m2 Asumsi jumlah pengunjung = 1000 orang dengan asumsi 40% pejalan kaki, sisanya berkendaraan. Asumsi pengunjung 60% masyarakat umum = 60% x 600 =360 orang Kunjungan datang berkelompok 60 % = m2 NAD 123

21 bersepeda motor = (60% x 360) : 2 = 108 motor x 2 m2 =216 m2 40% memakai Mobil = (40% x 360) : 3 = 48 mobil x 12,5 m2 = 600 m2 40% professional = 40% x 600 = 240 0rang Alat transportasi mobil = 240 : 3 = 80 = 80 x 12,5 m2 = 1000 m2 Parkir 187,5 + NAD pengelola pegawai orang 60 = Diasumsikan 397,5m2 Direktur, General Manager, 6 Manager dan 7 Supervisor 124

22 Pangkalan ojek Sirkulasi 50 % (Sumber : hasil analisis, 2014) 1 spd motor =2 m2 memakai mobil = 15 x 12,5 = 187,5 m2 60% dari (100-15) memakai sepeda motor = 60% x 75 = 45 = 45 motor x 2 m2 = 90 m2 4 buah mobil box/pick up (loading dock) = 4 x 15 m2 = 60 m2 4 buah mobil box/pick up (parkir servis) = 4 x 15 m2 = 60 m2 20 x 2 m2 40 m2 NAD 2.244,5m m m2 125

23 Tabel 4.8 Analisis kebutuhan ruang pada arena landasan (runway) Kelompok kegiatan Kebutuhan ruang Standart Pendekatan Luasan Sumber Arena oudoor Arena Runway r= 20 m 3,14 x 20 x m2 PLGI paralayang Arena Runway P= x m2 PLGI Hnag glider L= m2 Sirkulasi 100 % 1656 m m2 Ruang Atlet Ruang ganti 0,65 m2 0,65 x 10 6,5 m2 NAD /org Toilet 6m x 3m 18 m2 A 24,5 m2 Sirkulasi 30% 7,35 m2 31,8 m2 Ruang Ruang operator 4m x 4m 16 m2 A pengelola Ruang informasi 4m x 4m 16 m2 A 32 m2 Sirkulasi 30% 9,6 m2 41,6 m2 Servis Ruang OB 3m x 4m 12 m2 A Gudang 2m x 3m 6 m2 A R. trafo 4m x 4m 16 m2 A R. jenset 4m x 4m 16 m2 A 50 m2 Sirkulasi 30 % 15 m2 65 m2 Parkir pengunjung 1 mobil Asumsi jumlah NAD =12,5 m2 pengunjung = spd motor =2 m orang dengan asumsi 40% = m2 126

24 pejalan kaki, sisanya berkendaraan. Asumsi pengunjung 60% masyarakat umum = 60% x 600 =360 orang Kunjungan datang berkelompok 60 % bersepeda motor = (60% x 360) : 2 = 108 motor x 2 m2 =216 m2 40% memakai Mobil = (40% x 360) : 3 = 48 mobil x 12,5 m2 = 600 m2 40% professional = 40% x 600 = 240 0rang Alat transportasi mobil = 240 : 3 =

25 = 80 x 12,5 m2 = 1000 m2 Parkir pengelola pegawai 100 orang Diasumsikan Direktur, General Manager, 6 Manager dan 7 Supervisor memakai mobil = 15 x 12,5 = 187,5 m2 60% dari (100-15) memakai sepeda motor = 60% x 75 = 45 = 45 motor x 2 m2 = 90 m2 4 buah mobil box/pick up (loading dock) = 4 x 15 m2 = 60 m2 4 buah mobil box/pick up (parkir servis) = 4 x 15 m2 = 60 m2 187, = 397,5m m2 Sirkulasi 100 % NAD 128

26 m m2 Toilet Toilet pria 2,52 m2 2,52 m2 x 4 unit 10,8 m2 NAD /unit Toilet wanita 2,52 m2 2,52 m2 x 4 unit 10,8 m2 NAD /unit Gudang 3 m x 3 m 9 m2 A 30,6 m2 Sirkulasi 20 % 6,12 m2 36,7 m2 Ruang duduk Gazebo 9 m2/unit 9 m x 10 unit 90 m2 A 90 m2 Sirkulasi 10 % 9 m2 99 m2 Selasar Selasar 2.5 m x 100 m 250 m2 A R. duduk luar 2 m2/unit 2 m x 30 unit 60 m2 NAD 310 m2 Sirkulasi 100 % 310 m2 620 m2 Keamanan R. Keamanan 3 m x 3 m 9 m2 A 9 m2 Sirkulasi 20 % 1,8 m2 10,8 m2 Klinik R. resepsionis 3 m x 3 m 15 m2 A R. periksa 3 m x 6 m 18 m2 A R. penyimpanan 1,5 m x 1,5 m 3 m2 A Gudang 1,5 m x 1,5 m 3 m2 A WC/KM 2,52 m2 2,52 x 2 unit 5,04 m2 NAD /unit 44,04 m2 Sirkulasi 20 % 8,8 m2 52,9 m2 (Sumber : hasil analisis, 2014) 129

27 4.4.3 Persyaratan Ruang Analisis persyaratan ruang ini mengacu pada beberapa tinjauan teori dan literatur serta studi banding yang telah dilakukan. Analisis dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan pemakai ruang yang sesuai dengan tuntutan aktifitas yang telah diwadahinya. Setelah dilakukan analisis kebutuhan ruang di atas, maka diperlukan penganalisaan lebih lanjut terhadap persyaratan ruang yang bersangkutan. Hal-hal yang dianalisa mengenai persyaratan ruang yaitu perlu atau tidaknya pencahayaan alami dan buatan, penghawaan alami dan buatan view yang mendukung, akustik ruang serta aksessibilitas. Persyaratan-persyaratan ruang tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Persyaratan ruang Ruang Sifat ruang R. oudoor (lading) paralayang R.outdoor (landing) hang glider Ruang Atlet Ruang pelatih Ruang penginapan atlet Ruang persewaan R. pemanasan & simulasi (hall) Ruang ganti Ruang penitipan Ruang workshop pertemuan Ruang pemanasan outdoor Koridor Primer Sekunder Terbuka Terbuka Tertutup Tertutup Tertutup Terbuka Terbuka Tertutup Terbuka Tetutup Terbuka S.terbuka 130

28 Ruang pengelola Ruang informasi Ruang kafetaria Perpustakaan Gudang Klinik Pos keamanan & ketertiban Ruang M.E Toilet umum Parkir Arena Runway paralayang Arena Runway Hang glider Ruang tunggu (penonton) Parkir Ruang pengelola Toilet (Sumber : hasil analisis, 2014) Keterangan: Penunjang Primer Penunjang Tetutup Terbuka S.terbuka Terbuka Tertutup S.tertutup Terbuka Tertutup Tertutup Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Tertutup Tertutup Tidak perlu Perlu Sangat perlu Hubungan antar Ruang Pola hubungan ruang berfungsi untuk menunjukkan kedakatan hubungan tiap-tiap ruang yang ada pada suatu kelompok kegiatan. hubungan ruang terbagi menjadi tiga sifat hubungan ruang, yaitu hubungan langsung, tidak langsung dan tidak berhubungan. Kriteria penentuan sifat hubungan ruang dipengaruhi oleh karakter pengelompokan kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan satu dan lainnya. Hubungan ruang juga memungkinkan memiliki fleksibilitas kegiatan didalamnya. 131

29 4.5 Analis Tapak Ide Dasar Tema Poetry and Literature Diperlukan untuk memberikan dasar dari Analisis tapak, sehingga dalam setiap analisis yang dimunculkan akan dapat menerapkan prinsip-prinsip Tema Poetry and Literature. Dalam hal ini Ide dasar Tema akan selalu membawakan Prinsip-prinsip kedalam Tiap analisis tapak, Konsep dan sampai dengan Perancangan. Gambar bagan dari Ide dasar Tema Poetry and Literature dapat dilihat pada lampiran: (4.5.1 Konsep dasar Tema Poetry and Literature) Analisis Batas, Bentuk dan Kontur Tapak Penekanan prinsis perancangan pada kontur terjal pada analisis tapak sangat diperlukan, oleh karena fungsi dan guna bangunan sebagai area Olahraga dan Wisata. Penerapan prinsip-prinsip tema Poetry and Litrature juga harus terluhat pada bagian sub Bab. Gambar bagan Analisis Batas, Bentuk dan Kontur Tapak dapat dilihat pada lampiran: (4.5.2 Analisis tapak: Analisis Batas, Bentuk dan Kontur) Analisis Sistem Sirkulasi Tapak dan Parkir Pada bagian sub Bab akan menjelaskan bagaimana fungsi sirkulasi pada tapak yang sesuai dengan kondisi tapak di Gunung Banyak. Yaitu dengan menggukan sistem terasiring atau pemakaian sirkulasi diagonal secara optimal dan efisien, selain dari pada itu juga dapat menerapkan Prinsip dari Tema Poetry and Literature. Gambar bagan Analisis Sistem Sirkulasi dan Parkir dapat dilihat pada lampiran: (4.5.3 Analisis tapak: Analisis Sistem sirkulasi dan Parkir). 132

30 4.5.4 Analisis Sistem Bukaan Pada Bangunan Bukaan pada bangunan merupakan hal penting pada perancangan Objek, mengingat bahwa lokasi terletak pada ketinggian 1300 m dpl (diatas permukaan air laut). Penggunaan bukaan yang sesuai dengan kondisi angin, cuaca dan udara yang berbeda dengan kondisi dataran lainnya, akan memunculkan juga perbedaan bentuk dan guna dari bentuk bukaan yang digunakan. Gambar bagan Analisis Sistem Bukaan Pada Bangunan dapat dilihat pada lampiran: (4.5.4 Analisis tapak: Analisis Sistem Bukaan pada Bangunan) Analisis Taman dan Area Terbuka Fungsi guna Perancangan sebagai Area Wisata dan Olahraga memerlukan ruang terbuka yang optimal, pemanfaan area yang memiliki spot pemandangan yang sesuai dan fungsional, pemanfaatan lahan berkontur terjal sebagai area tribun pandang. Gambar bagan Analisis Taman dan Area Terbuka dapat dilihat pada lampiran: (4.5.5 Analisis tapak: Analisis Taman dan Area Terbuka) Analisis Sistem Struktur Analisis Sistem struktur menggunakan struktur yang sesuai dengan kondisi tapak berkontur terjal. Hal ini perlu diperhatikan penggukaan pondasi, kolom, balok, dan pemakaian sistem atap. Sehingga dapat memunculkan sistem struktur yang ideal dan memiliki fungsi guna yang tepat. Gambar bagan Analisis Sistem Struktur dapat dilihat pada lampiran: (4.5.6 Analisis Sistem Struktur). 133

31 4.5.7 Analisis Sistem Utilitas Analisis Utilitas diperlukan untuk menentukan letak titik perletakan pembuangan air kotor (septic tank), alur sirkulasi air bersih dan air bekas. Pencarian sumber air bersih, dan sistem penyaluran air keseluruh tapak.selain dari pada itu, penentuan letak titik area resapan air hujan juga sangat diperlukan dalam perancangan. Mengingat bahwa lokasi tapak terletak pada Gunung. Gambar bagan Analisis Sistem Utilitas Tapak dapat dilihat pada lampiran: (Analisis tapak: Analisis Sistem Utilitas). 134

BAB VI HASIL RANCANGAN. Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua

BAB VI HASIL RANCANGAN. Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Perancangan Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang di gunung Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua area Tapak, yaitu area

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Bagian terpenting dalam merumuskan tahap-tahap metode yang terdiri dari rangkaian studi arsitektur, yang dilakukan secara runtut dan sistematis dimulai

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Tapak Analisis tapak merupakan kegiatan analisa terhadap kondisi lingkungan sekitar objek rancangan. 4.1.1 Pemilihan Tapak Perancangan Arboretum Tanaman Hias berada

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi.

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi. BAB 4 ANALISA 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer 4.1.1 Pola kegiatan pengunjung MAIN ENTRANCE SITE datang, turun di drof off, turun dari kendaraan umum, pejalan kaki MAIN ENTRANCE GEDNG/HALL membeli

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. BAB V HASIL 5.1. Program Ruang Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. Hall 1 50 m². R. Direktur Yayasan 1 3 m² 3. R. Sekretaris

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN BAB III ANALISIS III. ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.. ANALISIS KONDISI LAHAN Kondisi Eksisting Lahan Dalam lahan perancangan saat ini terdapat perkebunan sayur dan tanaman hias. Pada lahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Tapak dan Ruang Luar BAB V KONSEP PERANCANGAN mengaplikasikan konsep rumah panggung pada bangunan pengembangan, agar bagian bawah bangunan dapat dimanfaatkan untuk aktifitas mahasiswa, selain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1Analisis Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan diwadahi pada obyek Pusat Pengembangan Seni Karawitan agar diketahui segala kebutuhannya.

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan kajian terhadap kondisi eksisting site dan kemungkinan-kemungkinan desain yang berupa tanggapan perancangan terhadap permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA III.1 INTERPRETASI TEMA Urban yang berarti kota sering diinterpretasikan sebagai ruang tempat berbagai aktifitas manusia berlangsung dengan hiruk pikuknya. Tempat dengan berbagai

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung

Lebih terperinci

Museum dan Pusat Mitigasi Bencana Banjir di Jakarta BAB IV ANALISA

Museum dan Pusat Mitigasi Bencana Banjir di Jakarta BAB IV ANALISA BAB IV ANALISA 4.1. Dasar Analisa Dasar analisa perencanaan dan perancangan arsitektur Museum dan Pusat Mitigasi Banjir di Jakarta mengacu pada esensi bangunan Museum sebagai bangunan yang aktif, yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Data Pengguna dan Klien Kegiatan di terminal penumpang terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegiatan Pelayanan Penumpang 2. Kegiatan pengiriman barang lewat laut (POS, atau

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Redesain Terminal Kartasura. Untuk dapat mengetahui pengertian judul

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Konsep Perencanaan 6.1.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Stadion Sepakbola Kota Boyolali akan menjadi suatu sarana olahraga di Kota

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisis Tapak 4.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tapak Perancangan sekolah film di Malang, yang nantinya direncanakan menjadi tempat pendidikan pembuatan dan produksi film

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep

Lebih terperinci

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan wisata budaya dan karapan sapi Madura di sini mengintegrasikan antara tema regionalisme, karakter umum orang Madura (jujur, terbuka dan tegas) dan wawasan keislaman sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga terbang layang merupakan olahraga yang banyak mengandung unsur

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga terbang layang merupakan olahraga yang banyak mengandung unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Berangkat dari keinginan manusia untuk selalu menjaga kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Berbagai bentuk dan macam olahraga dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN V.1 Strategi Karena batasan luas yang besar maka pengembangan kawasan kerajinan gerabah membutuhkan pembagian pengembangan menjadi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Ruang Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu merupakan kawasan perancangan yang memiliki kebutuhan yang sangat lengkap untuk mewadahi semua aktifitas dari pengguna Wisata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. bentuk site dan keadaan yang ada di sekitar tapak. Pada Pengembangan Kawasan Wisata

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. bentuk site dan keadaan yang ada di sekitar tapak. Pada Pengembangan Kawasan Wisata BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Tema Pada setiap perancangan memiliki tema tersendiri yang diaplikasikan pada bangunan maupun penataan pada tapak. Dalam memilih tema, sebelumnya harus menganalisis

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Pelaku, Aktivitas, dan Fungsi Ruang pada Mall

Tabel 4.2. Pelaku, Aktivitas, dan Fungsi Ruang pada Mall 4.3. Konsep Perancangan Konsep perancangan menjadi landasan dalam mendesain suatu bangunan. dapun konsep perancangan adalah sebagai berikut: 4.3.1. Program Ruang 1. Pelaku, ktivitas, dan Fungsi ruang Dari

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep combined methapor ikan koi, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari ikan koi.

Lebih terperinci