BAB III AKTIFITAS DAKWAH ISLAM SEKSI PENAMAS KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN TEGAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKTIFITAS DAKWAH ISLAM SEKSI PENAMAS KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN TEGAL"

Transkripsi

1 BAB III AKTIFITAS DAKWAH ISLAM SEKSI PENAMAS KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN TEGAL 3.1. Profil Seksi Penamas Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal Latar Belakang dan Sejarah Berdiri Lembaga a. Latar Belakang Pendirian Departemen Agama merupakan Departemen yang dikualifikasikan tua usianya yang pertumbuhan dan perkembangannya sebagai bagian dari Pemerintah Negara Republik Indonesia tidak terlepas dari pertumbuhan dan perkembangan negara dan bangsa ini secara keseluruhan. Dalam meninjau pertumbuhan dan perkembangan Departemen Agama ini, akan digambarkan latar belakang berdirinya ditinjau dari filosofis, sosial politik, idiologis dan yuridisnya. 1). Tinjauan Filosofis Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang kaya raya dengan kebudayaan, baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah. Di samping itu terkenal pula sebagai bangsa yang taat beragama, karena bangsa kita adalah bangsa yang bertaqwa dan mempercayai kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta menjadikan taqwa dan iman kepada-nya itu sebagai sumber kekuatan batin, sebagai penangkal dalam menghadapi kesulitan hidupnya yang sekaligus juga menjadikannya tempat kembalinya segala masalah. 51

2 52 Demikian pula dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia, sebagai bangsa yang religius tidaklah sekedar didorong oleh keinginan luhur bangsa melainkan juga dijiwai oleh semangat keagamaan yang berpangkal kepada kesadaran iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Demikian bangsa Indonesia yang sejak proklamasi kemerdekaannya telah memilih Pancasila sebagai landasan kenegaraan, tidak melepaskan agama sebagai landasan hidup yang universal dan bersumber pada wahyu Tuhan, dengan menempatkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertamanya, yang diwujudkan dengan dibentuknya Departemen Agama sebagai aparatur pemerintah yang berfungsi untuk memelihara serta membin kehidupan beragama di Indonesia. Tugas Departemen Agama dalam pemerintah Republik Indonesia ini ialah sebagai pelaksana utama sila pertama dalam falsafah negara Pancasila yaitu ke-tuhanan yang Maha Esa. 2). Tinjauan Sosial Politik Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang beradat istiadat dan tata krama dalam kehidupan bermasyarakat, dijiwai oleh ajaran agama. Jalinan dan hubungan antara agama khususnya agama Islam dengan adat setempat dapat dilihat bahwa Islam masuk Indonesia dengan memelihara hubungan harmonis yaitu dengan perpaduan antara nilai-nilai agam yang bersumber dari wahyu dengan budaya bangsa Indonesia yang telah ada pada masing-masing daerah.

3 53 Di beberapa daerah kita melihat keserasian dan keselarasan antara tiga perlambang kekuasaan sosial, politik dan tradisional, yaitu kraton atau kabupaten sebagai pusat pemerintahan. Masjid sebagai pusat ibadah keagamaan dan lapangan (alun-alun) yang merupakan tempat prajurit berlatih dan rakyat umum berekreasi, yang sekarang melambangkan manunggalnya prajurit dengan rakyat. Begitu erat jalinan Islam dengan adat setempat sehingga ada ungkapan Adat bersendi syara dan syara bersendi kitabullah. Seperti apa yang dikemukakan di atas maka jelas ada hubungan sosiokultur yang erat antara budaya bangsa Indonesia dengan nilai-nilai agama. Sebagai konsekuensinya hal itu perlu adanya lembaga-lembaga pemerintah yang melayani hajat masyarakat tersebut sehingga dengan demikian lahirlah Departemen Agama sebagai wadah pemersatu umat beragama. 3). Tinjauan historis Kelahiran Departemen Agama tidak dapat dilepaskan dari kenyataan historis bangsa Indonesia yang religius yaitu bangsa yang sejak semula memiliki kepercayaan kepada Tuhan, yang dinyatakan dalam sikap hidup berdasar pada ajaran agama masing-masing dan penuh toleransi. Jauh sebelum datangnya Islam dan akristen di tanah air, bangsa Indonesia telah menganut agama Hindu dan Budha. Bahkan sebelum itu nenek moyang kita telah menganut berbagai bentuk kepercayaan seperti animisme, dinamisme dan monoteisme dan sebagainya.

4 54 Masuknya Islam ke Indonesia memberikan nuansa kedamaian di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga keberadaannya bisa diterima dengan baik dan dapat merekatkan hubungan antar agama yang ada secara harmonis. Dengan melihat latar belakang tersebut, maka adanya Departemen Agama merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam rangka menjamin terlaksananya kehidupan beragama yang semarak, di samping itu menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan yang dianut. (Wawancara dengan bapak Drs. Moh. Isa selaku staf Penamas pada tanggal 13 Mei 2006 di Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal). b. Sejarah Berdiri Seksi Penamas Seksi Penamas merupakan salah satu seksi di lingkungan Departemen Agama (Depag), dan sebelum mengalami perubahan nama lembaga tersebut dikenal dengan nama Penerangan Agama Islam (Penais). Dari segi historis, Departemen Agama sebagai organisasi dalam pemerintahan negara berdiri pada tanggal 3 Januari 1946 dengan PP Nomor 1/SD Tahun 1946, susunan organisasi yang pertama kali ditetapkan dengan KMA Nomor 1185/KJ Tahun (Dokumentasi Panduan Kerja Juru Penerang Agama Departemen Agama Terbentuknya seksi Panamas yang dulunya Penais adalah bagian dari fungsi struktural dan teknis Departemen Agama. Dan seksi ini pada tanggal 20 Januari 1948 pada periode Menteri Agama ke-3, mempunyai struktur ke

5 55 daerah-daerah (Proyek Penerangan, Bimbingan dan Dakwah Agama Islam Pusat, 1983/1984: 2). Di era reformasi, struktur organisasi dan tata kerja (SOT) jajaran Departemen Agama khususnya di Jawa Tengah dilaksanakan secara serempak mulai April Pelaksanaan SOT ini didasarkan pada Keputusan Menteri Agama No. 373 Tahun 2002 tanggal 16 Agustus 2002, diawali dengan pengukuhan jabatana Kepala Kanwil Depag Provinsi se-indonesia oleh Menteri Agama dalam rapat kerja nasional Depag di Jakarta tanggal 30 Oktober Meski nama jabatannya berubah sesuai dengan SOT yang baru, ada enam jabatan yang di bawah naungan Departemen Agama yaitu 1). Kepala Bagian Tata Usaha (semula Kepala Bagian Sekretaris). 2). Kepala Bidang Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum (MAPENDA). Lembaga ini merupakan gabungan dari Binrua dan Pendais 3). Kepala Bidang Urusan Agama Islam (URAIS) 4). Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf (GARAHAZAWA). 5). Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (PENAMAS). 6). Kepala Bidang Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren (PEKAPONTREN). (Dokumentasi Seksi Penamas Struktur Organisasi dan Tata Kerja Tahun 2006).

6 56 Beberapa paradigma baru dan harapan dari proses restrukturisasi organisasi instansi vertical Departemen Agama tersebut antara lain: Pertama, dengan adanya perubahan struktur organisasi yang baru ini Departemen Agama sebagai salah satu dari lima departemen yang tidak diotonomikan, diharapkan dapat mendorong tumbuhnya semangat baru sehingga lebih mampu berkiprah dalam rangka meningkatkan citranya dalam era reformasi yang penuh dengan dinamika dan tantangan perubahan yang terus berkembang dalam pembangunan bangsa dan negara dewasa ini. Tidak ada artinya bagi organisasi yang hanya secara formal telah berubah struktur yang dalam proses penyusunannya berisi banyak hal yang berkaitan dengan ide dan paradigma baru sehubungan dengan adanya berbagai tantangan dan tuntutan baru di bidang pengembangan kehidupan beragama, akan tetapi tidak membawa dampak perubahan terhadap peningkatan pelaksanaan tugas organisasi tersebut di lapangan atau dengan perkataan lain desain organisasi yang baik akan teruji pada tingkat aplikasi pelaksanaan tugas organisasi di lapangan. Sehubungan dengan hal itu, Menteri Agama agar dengan semangat organisasi baru dapat meningkatkan pelaksanaan visi dan misi Depag yang dijabarkan dalam KMA 397 Tahun 2002 tentang Tri Program Inti Departemen Agama, yaitu: 1). Terwujudnya masyarakat yang agamis, berperadaban luhur, berbasiskan hati nurani yang disinari oleh ajaran agama; 2). Terhindarnya perilaku radikal, ekstrim, tidak toleran dan eksklusif dalam kehidupan beragama, sehingga terwujud masyarakat yang rukun dan damai dalam kebersamaan dan ketentraman; 3). Terbinanya masyarakat agar

7 57 menghayati, mengamalkan ajaran agama dengan sebenar-benarnya mengutamakan persamaan, menghormati perbedaan melalui internalisasi ajaran agama. Kedua, dari segi struktur organisasi instansi vertikal Departemen Agama tidak mengalami kenaikan eselon maupun penambahan besaran organisasi yang ada. Hal ini sebenarnya tidak berimbang dengan perkembangan organisasi daerah otonom dan kebutuhan tuntutan dan tantangan pelaksanaan tugas yang semakin meningkat dan terus berkembang kearah yang kompleks, ditambah pula dengan kondisi pegawai yang makin berkurang serta dana dan sumber daya yang terbatas Struktur Organisasi Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal Tabel 3.1 STRUKTUR TIPOLOGI I.A Kepala Kandepag Kasubag Tata Usaha Kasi Urais Kasi Mapenda Kasi Pekapontren Kasi Penamas Kasi Garahajum Penyelenggara Bimbingan Zakat & Wakaf (Dokumentasi Seksi Penamas Struktur Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama Kabupaten Tegal Tahun 2006)

8 58 Tebal 3.2 STRUKTUR KEPENGURUSAN SEKSI PENAMAS Dra. Hj. Srijatun, M.Si Kasi Penamas Drs. Moh. Isa Staff Penamas Evi Sulistianti, S.Ag. Penyuluh Ahli I Luthfi Amin, S.Ag. Penyuluh Agama Ahli I Faiqoh, S.Ag. Penyuluh Agama Ahli I Siti Awaliya Yuniarti, S.Ag. Penyuluh Agama Ahli I Muktaromah, S.Ag. Penyuluh Agama Ahli I Keterangan : Kepala Seksi Penamas : Dra. Hj. Srijatun, M.Si. Staff Seksi Penamas : Drs. Moh. Isa Penyuluh Ahli I Seksi Penamas : Evi Sulistianti, S.Ag. Penyuluh Agama Ahli I Seksi Penamas : 1. Luthfi Amin, S.Ag. 2. Faiqoh, S.Ag. 3. Siti Awaliya Yuniarti, S.Ag. 4. Muktaromah, S.Ag. (Dokumentasi Seksi Penamas Departemen Agama Kabupaten Tegal Tahun 2006)

9 Visi dan Misi Seksi Penamas a. Visi : Terwujudnya tatanan masyarakat Indonesia baru yang agamis, taat kepada Allah SWT, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, sadar lingkungan, toleran, serta bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa. b. Misi Seksi Penamas adalah: 1). Menjadikan pendidikan agama Islam pada masyarakat yang terintegrasi dengan program pendidikan agama; 2). Menciptakan kondisi yang kondusif bagi terwujudnya masyarakat belajar agama dengan masjid sebagai strum dari simpul-simpul jaringan kegiatan masyarakat belajar (learning society) dan pelayanan kepada masyarakat (Dokumentasi Rencana Stratejik Seksi Penamas tahun ) Penyelenggaraan Dakwah Islam Seksi Penamas Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal Program-program Seksi Penamas Kandepag Kabupaten Tegal a. Pengembangan pendidikan Al-Qur an dan MTQ 1). Top Down : Kebijakan pemerintah, pembangunan bidang agama sebagai bagian dari pembangunan nasional; 2). Bottom Up : Mendorong berkembangnya pemahaman Al-Qur an sebagai ajaran agama Islam; 3). Penyelenggaraan MTQ dan sejenisnya 4). Pemberian subsidi bantuan kepada TPQ.

10 60 b. Penamas dan Tenaga Penamas 1). Pemberdayaan lembaga Penamas - Penetapan visi dan misi penamas - Penetapan ruang lingkup pembinaan dan pelayanan - Pilot proyek majlis ta lim (sebagai PLS berciri khas Islam) - Penetapan standarnisasi, klasifikasi, sertifikasi majlis taklim. - Identifikasi majlis taklim - Pemberian bantuan dan subsidi kepada majlis taklim unggulan baik binaan - Penyusunan standarnisasi mutu materi pendais pada majlis taklim tingkat binaan. 2). Pembinaan tenaga keagamaan - Pengangkatan penyuluh utama dan buku panduan. - Pemberian penghargaan kepada PAI fungsional teladan. - Peningkatan kualitas PAI fungsional. 3). Peningkatan sarana dan prasarana yaitu memberikan subsidi/bantuan berupa peralatan maupun biaya operasional kegiatan. c. Pengembangan siaran tamaddun 1). Meningkatkan pembinaan sanggar Penamas sebagai basis seni budaya Islam. 2). Melaksanakan dakwah dan pendidikan agama melalui kerja berbagai media (TV, Radio dan lain-lain) 3). Melaksankan pembinaan mental bagi kalangan muda.

11 61 4). Memberikan kontribusi pemikiran tentang kode etik dan moral (film, iklan, VCD dan lain-lain) 5). Membantu cagar budaya Islam. d. Pengembangan publikasi dan HBI yaitu meningkatkan syiar agama Islam dalam kehidupan masyarakat. e. Pemberdayaan masjid sebagai sarana dakwah pendidikan agama bagi masyarakat 1). Meningkatkan pengembangan fungsi masjid 2). Menjadikan masjid sebagai sarana mencerdaskan kehidupan dan peningkatan kualitas SDM 3). Menjadikan masjid sebagai tempat mengembangkan sistem perekonomian umat 4). Membina remaja masjid sebagai kader umat character building 5). Mewujudkan manajemen umat berbasis masjid 6). Meningkatkan pengelolaan masjid (Dokumentasi Program Kerja Seksi Penamas oleh Drs. H. Marsudi Sukarno tahun 2006) Arah Kebijakan Seksi Penamas Beberapa program yang dicanangkan oleh Seksi Penamas Departemen Agama Kabupaten Tegal memiliki arah kebijakan dalam mencapai keberhasilan adalah sebagai berikut : a. Memberdayakan lembaga dakwah dan organisasi penyelenggaraan PAI pada masyarakat; b. Memberdayakan masjid sebagai lembaga keagamaan yang maju dan mandiri;

12 62 c. Menyusun kurikulum TPQ d. Menyusun pedoman standar mutu SDM yang dibutuhkan e. Meningkatkan kualitas tenaga teknik; f. Melakukan sosialisasi sistem, metode cepat membaca dan memahami Al- Qur an. (Dokumentasi Program Kerja Seksi Penamas oleh Drs. H. Marsudi Sukarno tahun 2006) Tujuan dan sasaran Seksi Penamas a. Tujuan : 1). Mengembangkan pendidikan Al-Qur an 2). Pemberdayaan lembaga Penamas 3). Pembinaan Tenaga Keagamaan 4). Menyediakan bahan pedoman dan pelaksanaan tugas penyuluh dan lembaga dakwah 5). Pengembangan siaran dan tamaddun 6). Pengembangan publikasi dakwah dan Hari Besar Islam (HBI). 7). Pemberdayaan masjid sebagai sarana dakwah dan pendidikan agama bagi masyarakat. 8). Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan agama Islam pada masyarakat. b. Sasaran : 1). Terwujudnya kemampuan membaca dan menulis huruf Al-Qur an 2). Terwujudnya peran MTQ dalam berbagai even dengan beberapa cabang kegiatan

13 63 3). Terwujudnya kemampuan ketrampilan, wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan pendidikan Ak-Qur an 4). Terwujudnya standarisasi, klasifikasi dan sertifikasi Majlis Taklim sebagai PLS berciri keagamaan 5). Tersedianya penyuluh agama Islam yang berkualitas 6). Tersedianya sarana dan prasarana LSK dan LPK 7). Tersedianya data dan manajemen siaran agama dan keagamaan di media massa. 8). Terwujudnya pembinaan dan pengembangan seni budaya keagamaan yang islami. 9). Terwujudnya pembinaan dan pengembangan museum keagamaan. 10).Terwujudnya kualitas pengembangan publikasi dakwah dan HBI dalam rangka siar Islam. 11).Terwujudnya kualitas pendidikan umat melalui manajemen masjid. 12).Terwaujudnya kualitas layanan PAI pada masyarakat. (Rencana Stratejik Seksi Penamas tahun ) Aktifitas dakwah Seksi Penamas Seksi Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (Penamas) Kabupaten Tegal merupakan salah satu lembaga pemerintah yang diberi wewenang oleh Departemen Agama untuk melaksanakan syiar Islam. Di samping itu, seksi Penamas adalah dari sekian banyak struktur organisasi yang ada pada tubuh Departemen Agama, sekaligus menjadi corong pelaksanaan kegiatan keagamaan dalam arti kata bahwa misi Departemen Agama di tengah-

14 64 tengah masyarakat lebih banyak disampaikan melalui Seksi Penamas ini. Jadi keberhasilan dan kegagalan misi dakwah Departemen Agama secara tidak langsung ditentukan oleh kinerja dari seksi Penamas yang lebih banyak terjun dalam masyarakat. Beberapa bentuk kegiatan dakwah yang diprogramkan dan dilaksanakan oleh Seksi Penamas Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal adalah antara lain : a. Peningkatan kualitas kependidikan bimbingan dan pelayanan agam Islam (penyuluh) b. Pembinaan kegiatan kemasjidan c. Peningkatan pelayanan di bidang dakwah pada masyarakat dan sarana-sarana dakwah dan perpustakaan keagamaan (Dokumentasi Program kegiatan Seksi Penamas Departemen Agama Kab. Tegal tahun 2006) Di dalam melaksanakan tugasnya, seksi Penamas Kabupaten Tegal selalu mengoptimalisasikan segala bentuk kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Dan kegiatan dakwah tersebut telah didelegasikan lewat sub bagian yang ada pada seksi Penamas itu sendiri. Hal itu dimaksudkan agar dalam syiar Islam akan lebih mudah terorganisir sehingga tujuan dakwah yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik. Sesuai dengan struktur organisasi yang ada, dalam melaksanakan tugas dakwah maka seksi Penamas merumuskan tugas pokok (tupoksi) dari masingmasing sub bidang, antara lain :

15 65 a. Sub Seksi Dokumentasi Statistik Dalam pelaksanaan tugas dakwah, sub seksi ini memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka untuk mengetahui situasi dan kondisi obyek dakwah yang akan dijadikan sasarannya. Beberapa tugas yang diemban oleh sub Seksi dokumentasi Statistik, yaitu : 1). Melaksanakan tugas administrasi Seksi Penamas Kabupaten Tegal 2). Melakukan pendataan dan visualisasi data 3). Pengisian/penyelesaian blangko model B, B1 dan B3 4). Membuat laporan kegiatan sementara dan tahunan 5). Membuat data keagamaan dan peta dakwah. Dapat dilihat bahwa tugas Sub Seksi Dokumentasi Statistik meliputi tugas menghimpun, mengatur, mengolah dan menyajikan yang berhubungan dengan ketatausahaan, protokoler dan kerumahtanggaan. Berikut skema tugas yang diemban oleh sub Seksi dokumentasi Statistik, yaitu: Tabel 3.3 TUGAS POKOK BIDANG DOKUMENTASI STATISTIK SEKSI PENAMAS No. Jenis Kegiatan Voleme Dana 1. Menyusun, merencanakan directory penyuluh agama Islam muda/madya se-kabupaten Tegal 1 x APBN 2. Menyelenggarakan pertemuan penyuluh 3 x APBN agama/madya se-kabupaten Tegal 3. Melaksanakan Tim PAK penyuluh 1 x APBN 4. Melaksanakan pembinaan lembaga dakwah di 18 x APBN Kecamatan (Dokumentasi Seksi Penamas tahun )

16 66 Dalam menyusun, merencanakan directory penyuluh agama Islam muda/madya se-kabupaten Tegal. Tugas ini dilakukan untuk mendata semua penyuluh agama secara keseluruhan yang ada di wilayah Kabupaten Tegal. Dari hasil yang telah dikumpulkan oleh tenaga dokumentasi statistic mengenai pendataan tenaga penyuluh muda/madya Islam dalam tabel berikut ini. Tabel 3.4 PENYULUH AGAMA ISLAM KABUPATEN TEGAL No. Kecamatan Penyuluh Agama Islam Muda Madya Jumlah 1. Kramat Suradadi Warurejo Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Slawi Lebaksiu Kedungbanteng Jatinegara Pangkah Balapulang Margasari Pagerbarang Bumijawa Bojong Dukuhwaru (Dokumentasi Laporan Kegiatan Seksi Penamas Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal tahun 2006) b. Sub Seksi Penyuluhan Sebagaimana kegiatan dakwah yang ada di Sub Seksi Dokumentasi Statistik, Sub Seksi Penyuluhan juga mempunyai andil besar dalam rangkaian

17 67 proses pelaksanaan syiar Islam di wilayah Kabupaten Tegal. Berikut skema kegiatan dakwah yang dilakukan Sub Seksi Penyuluhan antara lain : Tabel 3.5 TUGAS POKOK BIDANG PENYULUHAN SEKSI PENAMAS No. Jenis Kegiatan Voleme 1. Mengkoordinir dan membina penyuluhan agama Islam 5 x 2. Melayani dan mengkoordinasi tenaga keagamaan untuk 2 x instansi pemerintah, swasta dan masyarakat 3. Memberikan bimbingan dan pelatihan teknis kepada 18 x tenaga keagamaan (penyuluh agama) secara langsung maupun tertulis 4. Memonitor dan mengevaluasi tugas para penyuluh agama 3 x tiap triwulan 5. Intensifikasi kerja sama lintas sektoral 5 x 6. Pendataan khotib dan mubaligh se-wilayah Kabupaten 1 x Tegal (Hasil wawancara dengan Drs. Moh. Isa pada tanggal 13 Mei 2006) Berikut tabel mengenai pendataan ulama, mubaligh dan khatib se- Kabupaten Tegal. Tabel 3.6 JUMLAH ULAMA, MUBALIGH, KHOTIB KABUPATEN TEGAL No. Tenaga Penyuluh Jumlah 1. Ulama 676 orang 2. Mubalig 528 orang 3. Khotib orang Jumlah orang (Dokumentasi Laporan Kegiatan Seksi Penamas Kandepag Kabupaten Tegal tahun 2006)

18 68 c. Sub Seksi Siarmad dan Kasiwah Sub Seksi Siarmad Kasiwah (Siaran Tamaddun dan Publikasi Dakwah) ini dalam rangka menyiarkan Islam di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Tegal mempunyai berbagai macam bentuk kegiatan dakwah dengan wadah kegiatan antara lain : 1). MTQ dan HBI Berikut skema kegiatan MTQ dan HBI yang melibatkan masyarakat secara langsung dengan cara sebagai berikut : Tabel 3.7 TUGAS POKOK BIDANG PENYULUHAN SEKSI PENAMAS No. Jenis Kegiatan Voleme 1. Menyelenggarakan peringatan Hari Besar Islam tingkat 4 x Kabupaten Tegal 2. Membentuk POSPAK TPQ Kabupaten Tegal 1 x 3. Menyelenggarakan MTQ pelajar, mahasiswa dan 1 x masyarakat umum tingkat Kabupaten Tegal (Hasil wawancara dengan Drs. Moh. Isa pada tanggal 13 Mei 2006) Kegiatan dakwah melalui pelaksanaan MTQ dan peringatan hari besar Islam di wilayah Kabupaten Tegal yang tertuang dalam tabel berikut ini. Tabel 3.8 KEGIATAN MTQ DAN PHBI KANDEPAG KABUPATEN TEGAL No. Nama Kegiatan MTQ Pelajar dan Umum Vol. Hari Besar Islam Vol. 1. Cabang tilawah tingkat SD 1 x Hari raya Idul Fitri 1 x 2. Cabang tilawah tingkat SLTP 1 x Hari raya Idul Adha 1 x

19 69 3. Cabang tilawah tingkat SLTA 1 x Nuzulul Qur an 1 x 4. Cabang tilawah tingkat MI 1 x 1 Muharram 1 x 5. Cabang tilawah tingkat MTs 1 x Maulid Nabi 1 x 6. Cabang tilawah tingkat MA 1 x Isra Mi raj 1 x 7. Cabang tartil TK 1 x 8. Cabang tartil SD 1 x 9. Cabang tartil SLTP 1 x 10. Cabang tartil SLTA 1 x 11. Cabang tilawah anak-anak 1 x 12. Cabang tilawah remaja 1 x 13. Cabang tilawah dewasa 1 x 14. Cabang takhfidz 30 juz 1 x 15. Cabang takhfidz 20 juz 1 x 16. Cabang takhfidz 10 juz 1 x 17. Cabang takhfidz 5 juz 1 x 18. Cabang takhfidz 1 juz 1 x (Dokumentasi Laporan Kegiatan Seksi Penamas Kandepag Kabupaten Tegal 2006) 2). Siaran Tamaddun Dalam melaksanakan aktifitas dakwah Islam Seksi Penamas syiar Islam yang dilakukan dalam wadah ini adalah meliputi : a). Mengadakan siaran agama Islam lewat RRI dan radio swasta dalam bentuk dialog dan tanya jawab agama. b). Menghimpun data radio dakwah dan kesenian yang bernafaskan Islam. Berikut tabel jumlah kegiatan siaran tamaddun seksi Penamas Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal.

20 70 Tabel 3.9 JUMLAH SIARAN DAN TAMADDUN KANDEPAG KABUPATEN TEGAL No. Jenis Kegiatan Voleme 1. Siaran Agama Islam RSPD Swasta (Radio RAKA) 2. Tamaddun a. HBI b. MTQ c. STQ 3. Grup Kesenian a. Teater b. Qasidah 5 x 12 x 4 x 1 x 1 x 8 x 36 x (Dokumentasi Laporan Kegiatan Seksi Penamas Hasil wawancara dengan Drs. Moh. Isa pada tanggal 13 Mei 2006) 3). Publikasi Dakwah Dalam rangka mengenalkan lebih lanjut kegiatan dakwah, publikasi dakwah memiliki tugas dan fungsi yaitu menyusun naskah keagamaan; membuat rekaman dan menerbitkan naskah keagamaan; mengusahakan penyediaan dan pendistribusian kitab suci Al-Qur an dan kitab-kitab lainnya; dan membimbing penyelenggaraan perpustakaan agama. Adapun teknik publikasi dakwah yang dilakukan Seksi Penamas Kabupaten Tegal antara lain : a). Menerima dropping juz amma, mushaf Al-Qur an dan terjemahannya serta tafsir Al-Qur an dan kemudian didistribusikan kepada pihakpihak yang membutuhkan. b). Melaksanakan pendataan perpustakaan keagamaan, meliputi :

21 71 - Susunan pengurus perpustakaan keagamaan (kendepag dan, lembaga pendidikan dan Ormas Islam). - Daftar penyelenggaraan perpustakaan keagamaan dan daftar media cetak c). Menerbitkan bulletin tiap bulan d). Menyiapkan dan mengadakan naskah khutbah Jum ah, Idul Fitri dan Idul Adha. Beberapa kegiatan dakwah yang telah dilaksanakan Seksi Penamas Kantor Depag Kabupaten Tegal dalam mempublikasikan dakwah termuat dalam tabel berikut : Tabel 3.10 DATA PUBLIKASI DAKWAH SEKSI PENAMAS KABUPATEN TEGAL No. Jenis Kegiatan Voleme 1. Penerbitan dan publikasi Brosur Kaset 60 x 7 x 12 x Bulletin tiap bulan 2. Perpustakaan Keagamaan 20 perpustakaan pertahun 60 buku 3. Naskah Khutbah Jum at, Idul Adha dan Fitri 60 x (Dokumentasi Laporan Kegiatan Seksi Penamas dan Hasil wawancara dengan Drs. Moh. Isa pada tanggal 13 Mei ) d. Sub Seksi Lembaga Dakwah Kegiatan pendidikan agama Islam pada masyarakat dan pemberdayaan masjid yang ditempuh Sub Seksi Lembaga Dakwah dalam rangka mengoptimalkan kualitas dan kuantitas keagamaan, selalu bekerja sama

22 72 dengan lembaga dakwah yang ada. Hal ini dilakukan dalam berbagai bentuk, meliputi : Tabel 3.11 TUGAS POKOK LEMBAGA DAKWAH SEKSI PENAMAS No. Jenis Kegiatan Voleme 1. Menyelenggarakan pertemuan periodik FKLD (Forum Komunikasi Lembaga Dakwah) setiap triwulan 2. Menyelenggarakan musyawarah antar pemuka agama se- Kab. Tegal 3. Menyelenggarakan kunjungan dan bhakti sosial lembagalembaga keagamaan 4. Mengadakan studi banding antar pemuka agama 1 x 5. Mengadakan orientasi peningkatan wawasan Ulama, Khatib, Muballigh 6. Mengadakan pertemuan antar lembaga dakwah 3 x 7. Pendataan Musholla dan Masjid 1 x 8. Penyaluran bantuan sarana dan prasarana serta perpustakaan 9. Menyelenggarakan peringatan HBI 4 x 10. Mendata pengurus BKM Kabupaten dan Kecamatan 1 x (Dokumentasi Seksi Penamas dan Wawancara dengan Dra. Hj. Srijatun, M.Si selaku Kasi Penamas pada tanggal 10 Mei 2006) 4 x 1 x 1 x 4 x 1 x Lembaga dakwah yang tercantum berikut ini merupakan badan dakwah yang dikelola oleh Seksi Penmas Kabupaten Tegal baik tingkat nasional maupun regional.

23 73 No. Tabel 3.12 LEMBAGA DAKWAH SEKSI PENAMAS KABUPATEN TEGAL Kecamatan Badan/Lembaga Dakwah Nas. Reg. Lokal RM 1. Kramat Suradadi Warurejo Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Slawi Lebaksiu Kedungbanteng Jatinegara Pangkah Balapulang Margasari Pagerbarang Bumijawa Bojong Dukuhwaru Jumlah (Dokumentasi Laporan Kegiatan Seksi Penamas Kandepag Kabupaten Tegal tahun 2006) Selain tabel diatas lembaga dakwah yang dilakukan Seksi Penamas dalam pemberdayaan masjid atau tempat peribadatan di wilayah Kabupaten Tegal.

24 74 Tabel 3.13 DATA TEMPAT PERIBADATAN KABUPATEN TEGAL No. Kecamatan Tempat Peribadatan Masjid Musholla TPQ MT 1. Kramat Suradadi Warurejo Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Slawi Lebaksiu Kedungbanteng Jatinegara Pangkah Balapulang Margasari Pagerbarang Bumijawa Bojong Dukuhwaru Jumlah (Dokumentasi Data Penamas Kandepag Kabupaten Tegal tahun 2006) Dari data yang telah dikumpulkan Seksi Penamas Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan dakwah tidak terlepas dari pemanfaatan sarana dan prasarana yang berupa masjid, musholla, Taman Pendidikan Qur an (TPQ), dan majlis ta lim. Lembaga dakwah tersebut merupakan lembaga dakwah yang berkompeten secara informal sekaligus sangat membantu eksistensi lembaga pemerintah dalam hal ini Departemen Agama khususnya Seksi Penamas mengembangkan misi dakwah yang lebih inovatif dan responsif bagi kehidupan masyarakat Kabupaten Tegal. Beberapa lembaga dakwah tersebut yang memberikan

25 75 kontribusi syiar Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kabupaten Tegal adalah : pertama, telah berdirinya masjid jami Baitul Muhlisin. Masjid ini selain sebagai sarana peribadatan, juga sarana lain seperti manasik haji, seminar dan diklat, perkantoran, dan kegiatan-kegiatan lain. Kedua, Musholla sebagai sarana peribadatan yang keberadaannya lebih kecil dari masjid juga sangat membantu bagi warga masyarakat Kabupaten Tegal khususnya warga yang berada di desa-desa atau perkampungan, sehingga memudahkan warga untuk menjalankan shalat dan sebagainya. Ketiga, terbentuknya beberapa Taman Pendidikan Qur an (TPQ) di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Tegal yang berkisar 561 lembaga dakwah memberikan peranan penting bagi kemajuan pendidikan agama generasi muda khususnya anak-anak yang membutuhkan pembelajaran materi-materi agama. Sebagai contoh dengan berdirinya TPQ Nahdlatus Sholihin di wilayah Kecamatan Bumi Jawa terlihat suasana religius masyarakat dalam mengantarkan anakanaknya pergi ke TPQ tersebut secara rutin setiap pukul WIB Sasaran dan sarana dakwah Seksi Penamas Kabupaten Tegal a. Sasaran dakwah Setiap kegiatan dakwah yang dilakukan oleh pelaku dakwah baik perorangan maupun kelompok tentunya mempunyai sasaran yang hendak dituju dan diharapkan keberhasilannya. Begitu juga dengan Seksi Penamas Kabupaten Tegal telah menentukan berbagai sasaran yang hendak dijadikan sebagai obyek dakwah. Sasaran dakwah Seksi Penamas Departemen Agama Kabupaten Tegal adalah :

26 76 1). Masyarakat umum Yakni masyarakat sosial pada umumnya dalam arti seluruh lapisan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Tegal. 2). Masyarakat kantor dan perusahaan Maksudnya orang yang bekerja pada salah satu instansi pemerintah ataupun perusahaan swasta yang ada di Kabupaten Tegal. 3). Masyarakat kampus Yang dimaksud adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi pada perguruan tinggi negeri dan swasta di Kabupaten Tegal. 4). Remaja dan pelajar Yaitu melaksanakan dakwah di tengah-tengah remaja yang tertampung dalam organisasi sekaligus kepada para pelajar MI, SD, MTs, SLTP dan SMA, SMEA melalui penataran atau penyuluhan agama. 5). Masyarakat rawan Yang dimaksud adalah melakukan penyuluhan agama di tengah-tengah komunitas yang mengalami konflik di tengah masyarakat umum atau juga di lembaga pemasyarakatan dan lokalisasi. 6). Lembaga-lembaga keagamaan Dakwah yang dilakukan di lembaga-lembaga keagamaan, baik itu ormas Islam, LSM, dan lembaga sosial lainnya. 7). Majlis ta lim dan masjid Memberikan penyuluhan dan mendayagunakan syiar Islam melalui pemberdayaan majlis ta lim dan masjid yang ada di wilayah Kabupaten

27 77 Tegal. (Wawancara Dra. Hj. Srijatun, M.Si selaku Kasi Penamas pada tanggal 15 Mei 2006 di Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal). Dengan melihat sasaran dakwah yang beragam sebagaimana tercantum di atas, maka dakwah yang dilakukan oleh Seksi Penamas Departemen Agama Kabupaten Tegal dapat berjalan dengan baik di seluruh aspek kehidupan masyarakat sosial. b. Prasarana dan Sarana dakwah Dalam melaksanakan kegiatan dakwah tentunya rumusan rencana stratejik yang disusun dapat terealisir dengan baik dan mencapai keberhasilan yang maksimal. Dengan didukung prasarana dan sarana yang memadai tentunya akan memudahkan pelaksanaan dakwah di era sekarang yang sarat informasi dan teknologi. Beberapa langkah yang ditempuh oleh Seksi Penamas Depag Kabupaten Tegal dalam memanfaatkan sarana sebagai penunjang kegiatan dakwahnya, antara lain : 1). Media cetak a). Teks khutbah Ialah tulisah yang berbentuk naskah berisikan ajaran Islam dan disampaikan pada waktu shalat Jum at, shalat Idul Fitri dan Idul Adha di Masjid Agung. Seksi Penamas dalam menyusun teks khutbah telah ditempuh sebanyak 60 kali dalam setahun. b). Buku-buku tuntunan ibadah praktis Kumpulan tulisan yang berisikan tentang tata cara ibadah atau tuntunan shalat.

28 78 c). Buku panduan pembinaan umat beragama Kumpulan tulisan yang berisikan tentang tata cara hidup beragama di tengah masyarakat menurut tuntunan Islam. d). Buku-buku tuntunan kerohanian Kumpulan tulisan yang berisikan tentang masalah-masalah keagamaan yang disusun oleh tim perumus melalui kegiatan dialog interaktif, batsul masail dan kajian lainnya. Penerbitan buku-buku ini dalam pengadaan perpustakaan sejumlah 3 buku dalam setiap tahun. e). Bulletin dakwah Tulisan singkat yang memuat tentang ajaran agama dan fenomena sosial. Pencetakan bulletin dakwah ini tiap tahun telah menerbitkan sejumlah 60 exlempar. 2). Media elektronik a). Film Perangkat film suara yang telah diprogram sedemikian rupa sehingga hasilnya berurutan sesuai dengan apa yang diprogramkan. Dan juga penyampaian materi agama melalui tayangan ceramah agama yang dilakukan bekerja sama dengan stasiun televisi lokal. Dalam penayangan ceramah agama, film yang diproduksi Seksi Penamas berjumlah 3 dengan 5 kali event yang diliput. b). Video shooting Menyediakan alat visual seperti video shooting yang dipergunakan untuk pemberian penyuluhan atau pelatihan teknis keagamaan secara

29 79 langsung. Video shooting sering digunakan untuk mempermudah penyampaian materi dakwah dalam pemberian dan pelatihan teknis para penyuluh agama dan alat ini telah digunakan setiap ada event tersebut. Video shooting sudah digunakan 13 kali dalam pertemuan internal dan 5 kali dalam forum umum. c). Radio Merumuskan materi dakwah yang diprogramkan kemudian disampaikan melalui siaran radio-radio lokal setempat. Siaran melalui radio ini dapat mempermudah penyampaian dakwah secara keseluruhan kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Tegal. Penyiaran radio dalam penyampaian dakwah/ceramah agama ini Seksi Penamas merupakan narasumber. Penyiaran radio ini kerjasama dengan radio RAKA Kabupaten Tegal yang dilaksanakan setiap bulan sekali dan telah ditempuh 12 kali dalam penyiaran radio. No. Tabel 3.14 VOLUME AKTIFITAS DAKWAH SEKSI PENAMAS DENGAN MEDIA ELEKTRONIK Media Elektronik Event Volume Hasil Prosentase 1. Film 5 kali 3 kali 70 % 2. Video Shooting 20 kali 18 kali 70 % 3. Radio 12 kali 12 kali 100 % (Wawancara dengan Drs. Moh. Isa dan Evi Sulistianti, S.Ag selaku Penyuluh Ahli I pada tanggal 15 Mei 2006 di Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal).

30 Metode Dakwah Seksi Penamas Dalam melaksanakan aktifitas dakwahnya, Seksi Penamas Departemen Agama Kabupaten Tegal menggunakan beberapa metode dakwah sehingga dapat pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Tegal. Metode-metode tersebut antara lain: a. Metode ceramah Penggunaan metode ceramah merupakan teknik yang selalu dilakukan dan tidak dapat ditinggalkan dalam penyampaian materi dakwah oleh Seksi Penamas Depag Kabupaten Tegal. Karena metode ini sebagai metode dasar dalam penyampaian dakwah. Metode ceramah ini dilakukan oleh penyuluh agama atau staf Seksi Penamas pada saat berceramah di mimbar ketika menjalankan shalat Jum at, shalat Idul Adha, shalat Idul Fitri, ceramah pada saat berdialog, pemberian penyuluhan dan diklat, acara-acara pengajian dan juga dilakukan di waktu berceramah di radio, televisi dan media elektronik lainnya serta ceramah pada waktu memperingati hari besar Islam. b. Metode Tanya jawab Suatu penyampaian materi dakwah dengan teknik tanya jawab antara penyuluh agama, da i, juru penerang, ulama kepada mad u. Metode ini dilakukan oleh Seksi Penamas kegiatan seminar, dialog interaktif, Tanya jawab melalui media radio, televisi dan even-even lain yang diprogramkan. c. Metode propaganda Metode propaganda telah diterapkan oleh Seksi Penamas Depag Kabupaten Tegal dalam penyampaian materi dakwah sebagai alat untuk

31 81 memikat, mempengaruhi kondisi yang ada menjadi lebih harmonis dan mudah diterima secara responsive oleh masyarakat. Teknik penyampaian agama dengan menggunakan metode propaganda adalah ajaran agama yang disampaikan melalui teknik seperti: lewat musik qashidah, karnaval, sloganslogan, pamphlet, brosur, iklan agama, dan media lainnya yang sekiranya mendukung. d. Metode infiltrasi Suatu penyampaian materi dakwah yang disisipkan ketika memberikan keterangan dan penjelasan agama. Penggunaan metode infiltrasi oleh Seksi Penamas Depag Kabupaten Tegal pada waktu memberikan penyuluhan, diklat atau ceramah kemudian didalamnya disusupi dengan program-program baru Departemen Agama dan instruksi atau kebijakan-kebijakan pemerintah. Misalnya penyuluhan agama dengan menyisipkan tentang program pemerintah tentang Keluarga Berencana (KB), Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak, keamanan dan pertahanan atau program lain yang tepat guna sesuai konteks permasalahan yang ada. e. Metode home visit Suatu cara penyampaian materi dakwah yang dilakukan dengan teknik mengadakan kunjungan kerja pada obyek tertentu dalam rangka menyampaikan pesan dakwah. Metode ini dilakukan oleh Seksi Penamas Depag Kabupaten Tegal dengan mengadakan kunjungan kerja ke instansiinstansi, seperti penyuluhan di desa binaan, kerja sama dengan dinas lain, melakukan kunjungan kepada ulama-ulama setempat, observasi kegiatan

32 82 majlis ta lim dan masjid. (Wawancara dengan bapak Luthfi Amin, S.Ag selaku Penyuluh Agama Ahli I pada tanggal 15 Mei 2006 di Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal) Keberhasilan dan Hambatan Kegiatan Dakwah Seksi Penamas Peranan dan kontribusi yang telah diberikan dalam kegiatan dakwah Islam tidak terlepas dari keunggulan dan kendala yang meruanglingkupi konteks dakwah die rang sekarang. Beberapa keunggulan dan kendala yang dialami Seksi Penamas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Keberhasilan yang dicapai Seksi Penamas Kandepag Kabupaten Tegal Berikut skema mengenai keberhasilan kegiatan dakwah yang telah dicapai dan dilaksanakan oleh Seksi Penamas secara keseluruhan antara lain : Tabel 3.15 KEBERHASILAN AKTIFITAS DAKWAH SEKSI PENAMAS TAHUN No. Jenis Kegiatan Voleme 1. Menyusun, merencanakan directory penyuluh agama Islam se-kabupaten Tegal 1 x 2. Menyelenggarakan pertemuan penyuluh agama se-kabupaten Tegal 3 x 3. Melaksanakan tim PAK Penyuluh 1 x 4. Melaksanakan pembinaan lembaga dakwah di Kecamatan 18 x 5. Pertemuan penyuluh agama fungsional 6 x 6. Mengadakan buku pedoman penghitungan angka kredit 1 x penyuluh 7. Monitoring dan evaluasi kegiatan penyuluhan 3 x 8. Melakukan pendataan masjid terbaik tingkat kecamatan 1 x 9. Memberikan rekomendasi pembangunan/rehab masjid 1 x

33 Penyaluran bantuan sarana dan prasarana dan perpustakaan 1 x masjid 11. Mendata pengurus BKM Kabupaten dan Kecamatan 1 x 12. Mendata musholla dan langgar 1 x 13. Menyusun khutbah Jum ah, Idul adha dan Fitri 60 x 14. Mengadakan orientasi peningkatan wawasan ulama, khatib, 4 x muballigh dengan program pemerintah 15. Mengadakan pertemuan antar lembaga dakwah dan remaja 3 x Islam 16. Mengadakan monitoring dan evaluasi, reinventarisasi 1 x lembaga dakwah yang ada (Dokumentasi Seksi Penamas dan Hasil wawancara dengan Drs. Moh. Isa pada tanggal 13 Mei 2006) Dari keberhasilan dakwah yang dicapai oleh Seksi Penamas tersebut, maka ada beberapa faktor penunjang dan yang dapat diunggulkan dalam aktifitas dakwah, yaitu meliputi : 1). Perekrutan tenaga keagamaan yang selektif dan adanya pembinaan yang berkala tercipta dedikasi yang tinggi sehingga mampu tampil dengan kondisi prima dalam menghadapi berbagai macam tantangan untuk menyongsong kemajuan umat kedepan. 2). Dukungan intern dan ektern sangat positif, sehingga terjadi kerjasama yang baik dari semua pihak, terutama dari Pemda dana kantor-kantor pemerintah serta instansi lain yang menopang kebijakan Seksi Penamas. Dukungan tersebut sangat membantu dalam keberlangsungan kegiatan dakwah yang inovatif, dan dalam hal ini keberadaan masyarakat sangat dibutuhkan.

34 84 3). Panggilan dakwah dari umat yang merasa terpanggil dan berkewajiban untuk mendakwahkan ajaran Islam dengan cara dan metode serta materi yang tepat sasaran. 4). Faktor sumber daya tenaga keagamaan yaitu pejabat Seksi Penamas sebagai pelaksana dakwah yang telah mengikuti penjenjangan dan pelatihan diklat setiap tahun. 5). Aturan dan birokrasi yang berjalan cukup harmonis, fleksibel dan dinamis memudahkan juga dalam menjalankan program kerja. b. Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Kegiatan Dakwah seksi Penamas 1). Hambatan pada Peningkatan dokumentasi - Kurangnya sarana tempat/ruangan untuk perpustakaan 2). Hambatan pada Penyuluh agama - Belum adanya alat transportasi khusus bagi penyuluh agama muda/madya dan ahli - Belum adanya fasilitas khusus bagi penyuluh - Tenaga penyuluh agama masih ada yang memfungsikan tugasnya pada masyarakat mengingat luasnya daerah tugas - Belum terjangkau wilayah kerja mengingat luasnya daerah dan terbatasnya tenaga penyuluh agama - Belum adanya kerjasama yang baik dengan instansi terkait 3). Hambatan pada lembaga dakwah - Belum tersedianya dana khusus dalam menyelenggarakan pertemuan berkala antar lembaga keagamaan

35 85 - Belum terealisasinya pembinaan khatib dan mubaligh - Belum terbentuknya badan koordinator remaja masjid Indonesia (BKKMI). Beberapa hal yang menjadi kendala Seksi Penamas Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal berdasarkan pada faktor penghambat dalam melaksanakan aktifitas dakwah, yaitu meliputi : 1). Kualitas dan kuantitas sumber daya tenaga keagamaan yang belum didukung oleh profesionalisme berdakwah dan kurangnya tingkat kualifikasi kecakapan menjalankan dakwah. 2). Masih lemahnya koordinasi baik intern maupun ektern berkaitan dengan sifat heterogen tugas-tugas yang berhimpitan dengan departemen lainnya dan kondisi masyarakat yang sarat kultur dan budaya. 3). Banyaknya aliran kelompok dalam masyarakat 4). Proses globalisasi informasi yang pesat dan masuknya budaya luar negeri yang tidak sesuai dengan misi dakwah dan kultur keagamaan bangsa Indonesia. 5). Sikap ekspansi dari umat non-muslim yang tidak berdasarkan pada norma kemasyarakatan dan kemanusiaan, sehingga kelompok ini sering bersikap apatis dan oportunis sebagaimana yang dilakukan oleh misionaris yang memaksa umat untuk berpindah agama. (Wawancara Dra. Hj. Srijatun, M.Si selaku Kasi Penamas pada tanggal 15 Mei 2006 di Kantor Departemen Agama Kabupaten Tegal).

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat heterogenitas yang cukup kompleks, baik dari

Lebih terperinci

BAB IV SOSIAL BUDAYA A. PENDIDIKAN

BAB IV SOSIAL BUDAYA A. PENDIDIKAN A. PENDIDIKAN BAB IV SOSIAL BUDAYA Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan semakin cerdas yang selanjutnya akan membentuk Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB IV SOSIAL BUDAYA A. PENDIDIKAN

BAB IV SOSIAL BUDAYA A. PENDIDIKAN A. PENDIDIKAN BAB IV SOSIAL BUDAYA Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan semakin cerdas yang selanjutnya akan membentuk Sumber Daya

Lebih terperinci

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa pertumbuhan penduduk yang tetap bertambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Kantor Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI adalah salah satu kantor pemerintahan yang beralamat di Jl. M.H.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes 1. Visi Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur. BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Perusahaan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto nomor 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Pada saat berdirinya

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 A. Profil Kementrian Agama Kabupaten Demak 1. Sejarah Berdiri Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak pada awal berdirinya hingga

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2014 Visi : terwujudnya masyarakat Provinsi Bengkulu yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera Misi : 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

SEKTOR BANGUNAN PDRB KABUPATEN TEGAL

SEKTOR BANGUNAN PDRB KABUPATEN TEGAL SEKTOR BANGUNAN Sektor Bangunan mencakup kegiatan konstruksi di wilayah Kabupaten Tegal yang dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional berfungsi

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Ruang Lingkup Perusahaan 2.1.1 Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto

Lebih terperinci

[2013] PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN TENTANG JUMAT KHUSYU. [salinan] Pemerintah Kabupaten Bima Bagian Hukum Setda.

[2013] PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN TENTANG JUMAT KHUSYU. [salinan] Pemerintah Kabupaten Bima Bagian Hukum Setda. [2013] PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG JUMAT KHUSYU [salinan] Pemerintah Kabupaten Bima Bagian Hukum Setda. Bima PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG JUM

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA Beragama dan beribadat menurut keyakinan masing-masing adalah salah satu unsur dari hak azasi manusia (HAM) yang wajib dihormati dan dilindungi keberadaannya.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA Pembangunan agama merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak memeluk agama dan beribadat menurut keyakinan masing-masing sebagaimana

Lebih terperinci

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Di wilayah Kabupaten Tegal sektor penggalian pada umumnya adalah penggalian yang dilakukan oleh pengusaha golongan C seluruhnya. Komoditi yang digali antara lain : pasir,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

mm] BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

mm] BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON m mm] NOMOR 47 TAHUN 2016 SERI E20 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2016 T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROPINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA 20 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONAL BERCIRIKAN ISLAMI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL

MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL SEKTOR BANGUNAN Sektor Bangunan mencakup kegiatan konstruksi di wilayah Kabupaten Tegal yang dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA

Lebih terperinci

SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang, jasa penunjang angkutan dan komunikasi. Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan atau barang

Lebih terperinci

BAB VI INDUSTRI, LISTRIK DAN AIR MINUM

BAB VI INDUSTRI, LISTRIK DAN AIR MINUM BAB VI INDUSTRI, LISTRIK DAN AIR MINUM A. INDUSTRI Kepercayaan diri sektor sub sektor Industri Besar/Sedang di Kabupaten Tegal mulai bangkit semenjak 1999 setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan,

Lebih terperinci

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) serta

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 4 TAHUN 2005 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH A. Latar belakang berdirinya kelurahan Paradigma Pemerintah Daerah yang mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 telah merubah peran lembaga

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PIDIE JAYA DAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SUBULUSSALAM DI PROVINSI ACEH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Tabel 2.6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tegal Pada Tahun 2013

Tabel 2.6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tegal Pada Tahun 2013 Tabel 2.6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tegal Pada Tahun 2013 Kepadatan Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Penduduk ( Km 2 ) Penduduk (Jiwa) ( Jiwa/Km 2 ) 010. Margasari 86,83 95.150

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG NILAI DAN KELAS JABATAN STRUKTURAL DAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

SEKTOR KEUANGAN. 8.1 LEMBAGA KEUANGAN (Bank dan bukan bank)

SEKTOR KEUANGAN. 8.1 LEMBAGA KEUANGAN (Bank dan bukan bank) SEKTOR KEUANGAN 8.1 LEMBAGA KEUANGAN (Bank dan bukan bank) 8.1.1 PERBANKAN Perbankan adalah suatu kegiatan pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kegiatan operasional Bank yang antara lain

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A. Latar Belakang BAB I

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

KABUPATEN TEGAL. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN TEGAL

KABUPATEN TEGAL. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN TEGAL KABUPATEN TEGAL Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN TEGAL Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SYARIAT ISLAM ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Di wilayah Kabupaten Tegal sektor penggalian pada umumnya adalah penggalian yang dilakukan oleh pengusaha golongan C seluruhnya. Komoditi yang digali antara lain : pasir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Stasiun ADITV didirikan oleh persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh tahun1995 dan hasil Musyawarah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB VI PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA

BAB VI PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA BAB VI PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA A. KONDISI UMUM Pembangunan agama merupakan upaya mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin dalam kehidupan penuh toleransi, selaras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari jajaran ribuan pulau yang mempunyai masyarakat plural dimana memiliki bermacam-macam budaya, suku bangsa, dan agama.

Lebih terperinci

, No.1735 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

, No.1735 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1735, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kantor Wilayah. Provinsi Kalimantan Utara. Tata Kerja. Organisasi. Pembentukan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Syariat Islam Aceh

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Syariat Islam Aceh Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Syariat Islam Aceh Sesuai Qanun Nomor 5 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Lebih terperinci

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Copyright (C) 2000 BPHN PP 32/2004, PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA *40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 41 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KAYONG UTARA DAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUBU RAYA DI PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KEBUPATEN JEMBER NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PANDAI BACA DAN TULIS HURUF AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. Bahwa Al Qur an adalah Kitab Suci yang diturunkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 18 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 18 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 18 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 18 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 18 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 18 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SYARIAT ISLAM KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 120 Undang-undang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun oleh: Nama : Arif Purniawanto Nim : 11.11.4767 Kel : C Dosen : Drs. tahajudin

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 120 Undangundang

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 1. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2OO8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI (HAB) KEMENTERIAN AGAMA KE-64 TAHUN 2010

PANDUAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI (HAB) KEMENTERIAN AGAMA KE-64 TAHUN 2010 PANDUAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI (HAB) KEMENTERIAN AGAMA KE-64 TAHUN 2010 A. Latar Belakang Sejarah pembentukan Kementerian Agama Republik Indonesia pada tanggal 3 Januari 1946, tidak dapat

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci