Proposal Kegiatan Posko Tanggap Bencana Merapi 2010 Satu Bumi. Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang
|
|
- Glenna Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Proposal Kegiatan Posko Tanggap Bencana Merapi 2010 Satu Bumi Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang I. Latar Belakang Gunung Merapi ditingkatkan dari Normal menjadi Waspada pada tanggal 20 September Pada 21 Oktober 2010 status Merapi menjadi Siaga, dan kemudian Awas terhitung sejak 25 Oktober Seperti diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Merapi memasuki fase erupsi sejak Selasa sore, 26 Oktober Mapala Fakultas Teknik UGM, Satu Bumi, cukup berpengalaman dalam tanggap darurat bencana, diantaranya menjadi wakil relawan DIY pada saat Tsunami menerjang Aceh akhir Gempa yang mengguncang Yogyakarta bersamaan dengan aktifitas Gunung Merapi tahun 2006 juga menjadi saksi komitmen Satu Bumi untuk berperan aktif dalam aktifitas tanggap bencana. Sebagai organisasi mahasiswa cendekia yang energik dan idealis, Satu Bumi merupakan potensi yang luar biasa untuk aktifitas tanggap darurat bencana. Salah satu bentuk konkretnya, Mapala Satu Bumi mendirikan Posko Tanggap Bencana Gunung Merapi 2010 yang mempunyai 2 tahap dalam menangani korban bencana Merapi, yaitu : 1. Tahap I, tahap pendampingan korban bencana di TPS hingga status AWAS Merapi dicabut. 2. Tahap II, tahap recovery tempat tinggal korban bencana yang ditinggalkan. Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, sekitar 4 km dari puncak Gunung Merapi dan sekitar 25 km arah barat laut Propinsi Yogyakarta adalah desa terakhir di sebelah barat Lereng Gunung Merapi dan menjadi salah satu daerah yang terkena dampak buruk guguran abu vulkanik yang lumayan tebal, sehingga penduduknya harus tinggal di TPS Sewukan (Tempat Pengungsian Sementara Sewukan). TPS Sewukan merupakan TPS yang tidak terdaftar dalam daftar TPS yang sudah direncanakan (TPS dadakan). Desa Krinjing merupakan sasaran kegiatan Tanggap Bencana Gunung Merapi 2010 yang sedang ditindaklanjuti. Gambaran umum lokasi dan tahapan pendampingan penanganan bencana Gunung Merapi 2010 terlampir.
2 II. Gambaran Umum Wilayah a. Kondisi Fisik Lokasi : Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang (5 kilometer di barat laut puncak Merapi, di bawah pos pengamatan Babadan). Sarana kesehatan : baru saja akan dibuatkan Poliklinik Desa (PKD) Sarana pendidikan : 2 buah sekolah dasar, SD 1 Krinjing dan SD 2 Krinjing Sarana peribadatan : masjid 1 buah Peta Kawasan Gunung Merapi TPS Sewukan Desa Krinjing Puncak G. Merapi Ket : Hazard Zone III Hazard Zone II Hazard Zone I 10 Km, berpotensi hujan abu lebat dan lontaran batu
3 b. Kependudukan Jumlah penduduk Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang dari hasil wawancara : 2091 jiwa, 597 KK. Mata pencaharian sebagian besar petani dan peternak. c. Kondisi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Berdasarkan hasil survey tanggal 29 Oktober 2010, kondisi TPS Sewukan yaitu sebagai berikut : Lokasi : Desa Sewukan, Kec. Dukun, Kab.Magelang (10 kilometer di barat laut puncak Merapi) Koordinat : ,9 LS dan ,7 BT Ketinggian : 687 mdpl Bangunan yang dipergunakan sebagai TPS : sekolah dan tenda pleton Jumlah pengungsi : 1119 jiwa Jumlah pengungsi menurut umur : - Lansia : 439 jiwa - Balita 0-1 th : 14 jiwa - Balita 1-5 th : 294 jiwa - Anak2 : sekitar 150 jiwa - Ibu hamil : 12 jiwa - Untuk pemuda dan pria dewasa sebagian besar ke ladang tiap pagi Asal pengungsi : Desa Krinjing, desa tertinggi di kecamatan Dukun Agama : sebagian besar Islam Kondisi logistik : sementara sudah mencukupi untuk 1 hari kedepan. Dapur umum : ibu-ibu PKK di Desa Sewukan menjadi relawan untuk membantu para pengungsi berada di rumah penduduk (rumah Bu Kades). Kondisi kesehatan : beberapa relawan kesehatan mendirikan posko di rumah warga dan sementara masih dalam kondisi baik. Kondisi MCK : berada di parit, di sawah, di mana-mana kotoran. 4 toilet yang hanya berfungsi 3 buah dan kotor. Sering terjadi antrian. Banyak yang mandi dan membuang kotoran di sungai belakang sekolah. Kegiatan Belajar : ada beberapa guru yang secara sukarela mengajak anak-anak bermain di salah satu ruang TK di sekolah ini. Anak-anak masih butuh alat bermain dan belajar mengajar. Peribadatan : menggunakan masjid di sekitar pengungsian.
4 Pengamatan emosional : setiap sore ada traumatic healing dari relawan untuk anakanak. Belum ada tanda-tanda stress. Namun kondisi ini tentu saja berubah saat pengungsi mulai merindukan kehidupan sehari-hari seperti masa sebelum letusan. Anak-anak bermain, lansia hanya duduk-duduk, pemuda desa mengkoordinir pengungsian. Pria dewasa ke ladang tiap pagi seperti biasanya. Personel relawan : tiap hari datang dan pergi, ada relawan kesehatan yang stay terus di pengungsian (rolling-an dari Stikes Solo). Dokumentasi kondisi TPS Sewukan : Gbr. Kondisi Lokasi Tempat Pengungsian Sementara
5 Gbr. Kondisi MCK Gbr. Kondisi TPS untuk tidur Gbr. Posko kesehatan Gbr. Tempat pembuangan sampah III. Rencana Kegiatan Anomali yang terjadi pada erupsi Gunung Merapi mengakibatkan perkiraan erupsi Merapi sulit ditebak. PVBMG sebagai pusat informasi penentuan status Gunung Merapi menyebutkan bahwa selama 10 hari kedepan status Merapi berada pada level AWAS dan perubahan status Merapi kedepannya sulit ditebak. Dalam hal ini, rencana kegiatan Posko bantuan diasumsikan selama 10 hari kedepan terhitung dari tanggal 28 Oktober Rencana kegiatan Posko akan dibagi dalam 2 tahap, tahapan tersebut dideferensiasikan berdasarkan gejala yang terjadi di barak pengungsian TPS Sewukan. Gejala tersebut meliputi ketersedian logistik di barak pengungsian serta pemulihan pasca bencana Merapi. TAHAP I, Pendampingan di TPS Pendampingan di TPS meliputi beberapa aspek : 1. Foods Support, Foods Support ini merupakan monitoring dan supply logistik sebagai upaya menjamin ketersediaan kebutuhan logistik pengungsi di barak pengungsian. Monitoring ini dilaksanakan selama berada di TPS dengan supply logistik setiap harinya.
6 2. Health Monitoring Selama beberapa hari kedepan perubahan kesehatan dan paparan penyakit akan berubah pada periode tertentu di TPS, sedangkan kegiatan Health monitoring di TPS Sewukan masih sangat terbatas. Pendampingan di tempat pengungsian sekaligus memproyeksikan kebutuhan akan obat-obatan, sehingga apabila diperlukan obat-obatan tersebut dapat tersedia dan digunakan setiap saat bagi pengungsi. Health monitoring ini dilakukan selama pengungsi berada di TPS. Pada minggu-minggu awal dengan intensitas hujan debu yang masih tinggi kebutuhan obat-obatan untuk ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) perlu adanya ditambah dengan kondisi pengungsi di barak pengungsian yang relative dingin, kebutuhan minyak angin, balsem, dan suplemen mutlak diperlukan untuk menjaga kondisi pengungsi tetap fit dan sehat di tempat pengungsian. Pada minggu berikutnya gejala demam, pusing, diare, infeksi jamur, dsb akan muncul dikarenakan kondisi tempat pengungsian yang terbatas dengan MCK yang minim serta tingkat paparan terhadap udara dingin yang tinggi. Pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan Health monitoring tidak lepas dalam konsultasi dokter. 3. Education Support Bencana Gunung Merapi mengakibatkan kegiatan belajar mengajar terhenti sampai waktu yang tidak ditentukan. Banyaknya waktu luang di tempat pengungsian tidak serta merta menghambat anak-anak usia sekolah untuk tetap aktif belajar dan bermain melalui pendampingan belajar anak-anak sampai kurun waktu tertentu serta cara bermain yang aktif dan mendidik di tempat pengungsiaan. Memenuhi kebutuhan sarana pendidikan juga akan dilakukan berupa pembagian buku bacaan, buku tulis, buku pelajaran, serta alat-alat tulis sekolah. 4. Emotional Support Pengamatan kondisi psikologis masyarakat di tempat pengungsian membutuhkan perhatian yang cukup besar. Dampak trauma secara implisit maupun eksplisit tidak dapat diduga, pendampingan trauma terutama anak-anak dibutuhkan pada masa ini. Secara kontinyu, pendampingan dapat meningkatkan kualitas psikis dan motivasi belajar yang dibutuhkan bagi anak-anak (Observasi-wawancara-funplay,dongeng,dll). TAHAP II, Recovery Tempat Tinggal Korban Bencana. Tahap recovery dilakukan bilamana status AWAS dari merapi dicabut, lokasi berada di Desa. Rehabilitasi Desa Krinjing pada dasarnya sampai dengan tahapan masyarakat dapat
7 menempati rumah dan melakukan aktivitas dirumah dengan layak. Ruang lingkup tahap ini adalah pembersihan rumah tempat tinggal dari debu, abu dan pasir merapi sehingga tempat tinggal siap untuk ditempati dan dihuni. Selain pada recovery tempat tinggal, kebutuhan recovery yang lain adalah pada sarana publik. Aspek recovery dari sarana publik ini adalah juga pembersihan sarana publik (Rumah Peribadatan, Gedung Serbaguna, Sekolah, dan Sarana Kesehatan). 1. Kegiatan pertama yang akan dilakukan setelah status AWAS merapi dicabut adalah Rehabilitasi Tempat Tinggal kegiatan ini dilaksanakan oleh warga setempat bersama para relawan yang diestimasikan berjumlah 100 orang. Kegiatan ini akan dilakukan oleh warga bersama relawan selama 2 hari, untuk perlengkapan kegiatan ini dipersiapkan oleh para relawan, peralatan ini meliputi ( sapu lidi, sekop, cangkul, serokan sampah, keranjang sampah, lap/kain pel, ember, gayung, dll). 2. Kegiatan yang kedua adalah Rehabilitasi Sarana Publik, kegiatan ini dilakukan oleh warga bersama para relawan yang akan dilakukan selama 1 hari setelah kegiatan yang pertama diselesaikan. Untuk para relawan akan disediakan posko tersendiri, di posko ini akan disediakan peralatan dan logistik untuk menunjang kedua kegiatan ini. Tabel Timetable Rencana Kerja Tanggap Bencana Gunung Merapi 2010 Tahap Kegiatan Pendampingan Oktober November I. 1.Life Support* 2.Education Support* 3.Emotional Support* 4.Health Monitoring* II. 1.Rehabilitasi Tempat Tinggal 2. Rehabilitasi Sarana Publik Ket : *Durasi dapat berubah menyesuaikan kondisi/status Gunung Merapi.
8 IV. Kebutuhan Terlampir PUSAT INFORMASI TANGGAP BENCANA MERAPI 2010 Sekretariat Posko Tanggap Bencana Jalan Grafika no. 2 Kampus Fakultas Teknik UGM Yogyakarta Koordinator Lapangan : Jendul ( ) Koordinator Posko : Aini ( ) Koordinator Informasi : Antok ( ) Bagi Saudara/i yang akan ikut berpartisipasi dalam tanggap Merapi dapat menyalurkan bantuannya ke : Ø No Rek Tujuan : Bank Mandiri a/n Rahmad Suyudi ( ) Ø No Rek Tujuan : Bank BCA a/n Gunawan Wahyudi ( ) Ø No Rek Tujuan : Bank BNI a/n Dwi Sukma Pratiwi ( ) Konfirmasi transfer silakan menghubungi Sdr. Antok Hp Telp Info status Merapi dan perkembangan posko dapat dilihat di Link : Untuk info status dan perkembangan merapi di Yogyakarta dan sekitarnya dapat dilihat di Link : Join twitter di
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan peningkatan urbanisasi, deforestasi, dan degradasi lingkungan. Hal itu didukung oleh iklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui garis astronomis 93⁰BT-141 0 BT dan 6 0 LU-11 0 LS. Dengan morfologi yang beragam dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah negara Indonesia memiliki kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif
Lebih terperinciPENGKAJIAN TEMPAT PENGUNGSIAN AKIBAT PENINGKATAN AKTIVITAS GUNUNG AGUNG
LATAR BELAKANG Setelah lebih dari 50 tahun berada dalam kondisi yang relatif stabil, pada September 2017 Gunung Agung menunjukkan peningkatan aktivitas seismik maupun vulkanik. Hal ini berujung pada penetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di Indonesia yang terdata dan memiliki koordinat berjumlah 13.466 pulau. Selain negara kepulauan, Indonesia
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui berbagai proses dalam waktu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Effendi 2009). Di awal tahun 2000 banyak terjadi bencana di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia terletak di wilayah yang rawan bencana (Effendi 2009). Di awal tahun 2000 banyak terjadi bencana di Indonesia seperti banjir, tanah longsor,
Lebih terperinciINSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH
INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang kaya akan gunung api dan merupakan salah satu negara yang terpenting dalam menghadapi masalah gunung api. Tidak kurang dari 30
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan alamnya, tetapi merupakan salah satu Negara yang rawan bencana karena berada dipertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Indo Australia,
Lebih terperinciPENANGANAN PENGUNGSI PADA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA DAN TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN. Oleh : Direktur Tanggap Darurat
PENANGANAN PENGUNGSI PADA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA DAN TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN Oleh : Direktur Tanggap Darurat DEPUTI BIDANG PENANGANAN DARURAT BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap
Lebih terperinciKebijakan Kesehatan Jiwa Paska Bencana: Terapi Pemberdayaan Diri Secara Kelompok Sebagai Sebuah Alternatif
Kebijakan Kesehatan Jiwa Paska Bencana: Terapi Pemberdayaan Diri Secara Kelompok Sebagai Sebuah Alternatif Ni Wayan Suriastini 1, Bondan Sikoki 1, Nur Suci Arnashanti 1 1 SurveyMETER Erupsi Merapi 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Sengi yang terletak di lereng Gunung Merapi memiliki banyak potensi sumber daya alam. Kesuburan tanah dan ketersediaan debit air yang melimpah dimanfaatkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu
9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dan setiap individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, dijelaskan bahwa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada koordinat 95 0 BT-141 0 BT dan 6 0 LU-11 0 LS dengan morfologi yang beragam dari
Lebih terperinciSistem Manajemen Bencana cluster kesehatan Kasus: Bencana Merapi yang berkepanjangan di Propinsi DIY dan Jawa Tengah
Sistem Manajemen Bencana cluster kesehatan Kasus: Bencana Merapi yang berkepanjangan di Propinsi DIY dan Jawa Tengah Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi DIY dan Jawa Tengah serta Pusat Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara periodik setiap tiga tahun, empat tahun atau lima tahun. Krisis Merapi yang berlangsung lebih dari
Lebih terperinciUKDW BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Persoalan Sekilas tentang Gunung Kelud Kamis malam 22.50 WIB, 13 Februari 2014 Gunung Kelud menunjukkan kemegahannya. Hanya dalam waktu kurang dari 2 jam Gunung Kelud
Lebih terperinciI. Permasalahan yang Dihadapi
BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Adolesen (remaja) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki karakteristik bencana yang kompleks, karena terletak pada tiga lempengan aktif yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara, Indo-Australia di bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinciMakalah Analisis Kasus : Bencana Merapi. Disusun oleh : Carissa Erani
Makalah Analisis Kasus : Bencana Merapi Disusun oleh : Carissa Erani 190110080106 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2011 BAB I Ilustrasi Kasus Kasus : Letusan Gunung Merapi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk daerah yang
Lebih terperinciPOKOK DOA BENCANA ALAM TSUNAMI, GUNUNG MELETUS DAN BANJIR DI INDONESIA
POKOK DOA BENCANA ALAM TSUNAMI, GUNUNG MELETUS DAN BANJIR DI INDONESIA Bapak/Ibu/Sdr/i terkasih dalam Tuhan, Indonesia sedang mengalami bencana alam yg bertubi-tubi melanda negeri tercinta ini. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo pada akhir September 2013 yang lalu. Bencana alam yang terjadi yaitu bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember 2010 tercatat sebagai bencana terbesar selama periode 100 tahun terakhir siklus gunung berapi teraktif
Lebih terperinciBADAN GEOLOGI - ESDM
Studi Kasus Merapi 2006 : Peranan Pengukuran Deformasi dalam Prediksi Erupsi A. Ratdomopurbo Kepala BPPTK-PVMBG Sosialisasi Bidang Geologi -----------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.1.1.Sampah Plastik Perkembangan teknologi membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, salah satu aspeknya adalah pada produk konsumsi sehari-hari. Berbagai
Lebih terperinciBUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SEMESTER 2 CARA- CARA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM A. CARA- CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM 1. Menghadapi Peristiwa Gempa Bumi Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciPENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB)
PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB) Jakarta, 17 Juli 2013 Waktu Kejadian 22 Juni 2013 (12:42:36 WIB), Magnitude
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Bencana Bencana merupakan suatu peristiwa yang menyebabkan timbulnya kerugian dan korban jiwa. Indonesia juga mengalami beberapa bencana alam maupun bencana akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di duniakarena posisi geografis Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA BENCANA :
MITIGASI BENCANA BENCANA : suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
Lebih terperinciGrand Desain Simulasi Bencana Merapi 2014 Solusi Perencanaan dan Pengelolaan Aspek Kesehatan Masyarakat Pengungsi
Grand Desain Simulasi... Muh Fauzi, Evika P.P, Agus I, Yunisa R.R, Febita R Grand Desain Simulasi Bencana Merapi 2014 Solusi Perencanaan dan Pengelolaan Aspek Kesehatan Masyarakat Pengungsi Muh Fauzi *),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata pendakian Gunung Sinabung yang memberikan pesona alam tersendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir sepanjang waktu Gunung Sinabung memberikan manfaat bagi alam dan makhluk yang ada di sekitarnya. Lereng dan wilayah sekitar Gunung Sinabung terkenal
Lebih terperinciPerencanaan Partisipatif Kelompok 7
Perencanaan Partisipatif Kelompok 7 Anastasia Ratna Wijayanti 154 08 013 Rizqi Luthfiana Khairu Nisa 154 08 015 Fernando Situngkir 154 08 018 Adila Isfandiary 154 08 059 Latar Belakang Tujuan Studi Kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 13.466 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Wilayah Indonesia terbentang
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia yang berada di salah satu belahan Asia ini ternyata merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan dapat menimbulkan korban luka maupun jiwa, serta mengakibatkan kerusakan dan
Lebih terperinciSKRINING DAN PENGOBATAN GRATIS PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA PANDANSARI
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENCEGAHAN PENYAKIT MELALUI ANALISIS AIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN SKRINING DAN PENGOBATAN GRATIS PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA PANDANSARI Oleh: Roihatul Muti
Lebih terperinciSaya yang bernama Nanda Nugraha P. Lubis, mahasiswa tingkat akhir Departemen
Kuesioner Penelitian No Responden:... Dengan Hormat, Saya yang bernama Nanda Nugraha P. Lubis, mahasiswa tingkat akhir Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip USU sedang mengadakan penelitian, dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Bencana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erupsi Merapi yang terjadi dua tahun lalu masih terngiang di telinga masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan kehilangan mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, Bendung Krapyak berada di Dusun Krapyak, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7 36 33 Lintang Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari
Lebih terperinciPROPOSAL Program Indonesia Peduli 2014 Aksi Peduli Erupsi Sinabung
PROPOSAL Program Indonesia Peduli 2014 Aksi Peduli Erupsi Sinabung Profil PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU lahir dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 hingga tahun 1999,
Lebih terperinciINOY TRISNAINI, SKM., M.KL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA BENCANA PERAN KADER KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
BENCANA PERAN KADER KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Bencana ialah peristiwa atau rangkaian peristiwa yg mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yg disebabkan, baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga. harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter diatas permukaan laut. secara geografis terletak pada posisi 7 32.5 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciLaporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1. Minggu ke-1 (18 Desember 2014)
Laporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1 Minggu ke-1 (18 Desember 2014) 1. Gambaran situasi Situasi gawat darurat bencana tanah longsor di Desa
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!
UJI KOMPETENSI SEMESTER I Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Bencana alam yang banyak disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK i UCAPAN TERIMA KASIH ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. aktif di dunia, yang memiliki siklus letusan 4 tahun sekali dan terakhir kali
15 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi yang terletak provinsi D. I. Yogyakarta dan termasuk dalam rangkaian 129 gunung berapi aktif dari ring on fire,
Lebih terperinciPengelolaan Bencana Merapi dalam sektor kesehatan
Pengelolaan Bencana Merapi dalam sektor kesehatan Berbagai kasus pembelajaran untuk dibahas dalam Blok 4.2 Editor: Laksono Trisnantoro, Penulis: Sulanto Saleh Danu, Hendro Wartatmo, Belladonna, Yodi Mahendradata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam,
Lebih terperinciBENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Suranta Sari Bencana gerakan tanah terjadi beberapa
Lebih terperinciBADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika dalam penulisan proposal tugas akhir ini.
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan & Sasaran... 3 1.3.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang buruk bagi korban maupun lingkungan yang terkena bencana alam tersebut. Kesedihan karena hilangnya
Lebih terperincimenyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengetahuan tentang kebencanaan belum sepenuhnya diketahui secara mendalam oleh peserta didik. Sehingga saat terjadi bencana, menimbulkan rasa panik dalam diri
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 129 gunungapi yang tersebar luas mulai dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Kepulauan Halmahera dan Sulawesi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Masyarakat Tangguh Bencana Berdasarkan PERKA BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Setiap orang memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai guna memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Kebahagiaan
Lebih terperinciDefinisi Bencana (2) (ISDR, 2004)
Definisi Bencana Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor
Lebih terperinciKiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara
Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Bencana kabut asap yang menimpa saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sungguh mengkhawatirkan. Selain merusak kualitas udara, juga membahayakan kesehatan
Lebih terperinciNEWS READER : data korban gempa bumi di DIY 01 mei 2006 sampai pukul 11.00
NEWS READER : data korban gempa bumi di DIY 01 mei 2006 sampai pukul 11.00 GEMPA BUMI BERSKALA 5,9 RICHTER / SABTU PAGI KEMARIN / TELAH MEMPORAK-PORANDAKAN BERBAGAI BANGUNAN / RUMAH / DAN PERKANTORAN /
Lebih terperinciSISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE Annastasia Gadis Pradiptasari 1, Dr. Judy O. Waani, ST. MT 2, Windy Mononimbar, ST. MT 3 1 Mahasiswa S1 Program
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO
IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.480 pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu fase penting dalam penanggulangan bencana adalah fase respon atau fase tanggap darurat. Fase tanggap darurat membutuhkan suatu sistem yang terintegritas
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN
1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinci