BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 9 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Rudianto (2013:190) Analisis laporan keuangan adalah meneliti hubungan yang ada di antara unsur-unsur dalam laporan keuangan, dan membandingkan unsur-unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur unsur yang sama tahun yang lalu atau angka pembanding lain serta menjelaskan penyebab perubahannya. Menurut Harjito dan Martono (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi. Sedangkan Kasmir (2015:66) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan sendiri merupakan hal penting bagi setiap perusahaan karena merupakan sumber informasi bagi perusahaan dalam mengambil keputusan ekonomi. Terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai perusahaan, yaitu sebagai berikut: a. Analisis Vertikal (Statis) merupakan analisis yang dilakukan terhadap satu periode laporan keuangan saja. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode selanjutnya. 9

2 10 b. Analisis Horizontal (Dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis tersebut, maka akan terlihat perkembangan dari periode yang satu ke periode yang lain. 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:68) ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan antara lain: a. Mengetahui posisi keuangann perusahaan dalan suatu periode tertentu. b. Mengetahui kelemahaan dan kekuatan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. c. Mengetahui langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini. d. Melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan dan juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. 3. Teknik Analisis Laporan Keuangan Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan (Kasmir,2015:70) adalah sebagai berikut: a. Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Artinya minimal dua periode atau lebih. Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain : 1) Angka-angka dalam rupiah; 2) Angka-angka dalam persentase;

3 11 3) Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah; 4) Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase. b. Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam presentase. c. Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan untuk megetahui persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total aktiva, struktur permodalan dan komposisi biaya terhadap penjualan. d. Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode. e. Analisis sumber dana dan penggunaan kas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui uang kas dalam suatu periode. Selain itu, juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu. f. Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. g. Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank. Dalam

4 12 analisis ini digunakan beberapa cara alat analisis yang digunakan. Kemudian analisis juga digunakan untuk meningkatkan penjualan kredit. h. Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan unntuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke suatu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode. i. Analisis titik pulang pokok disebut juga titik impas atau break even point. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan Piutang 1. Pengertian Piutang Harjito dan Martono (2014:98) menyatakan bahwa piutang dagang (account receivable) merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan / pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan. Piutang usaha ini muncul karena adanya penjualan kredit. Menurut Sutrisno (2009:55) piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan secara kredit. Seperti diuraikan di atas bahwa dengan adanya piutang ini perusahaan harus menyediakan dana yang diinvestasikan kedalam piutang tersebut, apalagi dalam piutang selalu akan timbul masalah piutang tidak tertagih.

5 13 Sedangkan menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:81) piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima sebagai akibat dari adanya kebijakan perusahaan berupa penjualan secara kredit. 2. Perputaran Piutang Menurut Sutrisno (2009:220) perputaran piutang atau receivable turnover merupakan ukuran efektivitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Sedangkan menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:91) menyatakan bahwa periode perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit, sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti semakin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya semakin pendek syarat pembayaran kredit maka semakin pendek tingkat terikatnya modal kerja dalam piutang sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin besar. Menurut Kasmir (2015:176) rumus untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut: Penjualan Kredit Receivable Turn Over = Rata - Rata Piutang atau Receivable Turn Over = Penjualan Kredit Piutang

6 Persediaan 1. Pengertian Persediaan Menurut Sutrisno (2009:84) menyatakan bahwa persediaan adalah sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh perusahaan yang tujuannya untuk dijual dan atau diolah kembali. perusahaan dagang memiliki barang dagangan tujuannya untuk dijual kembali, perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku untuk diolah kembali menjadi barang jadi yang kemudian dijual. Menurut Kasmir (2015:41) sediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang). Sediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan. Sedangkan menurut Rudianto (2013:236) menyatakan bahwa persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau di proses lebih lanjut. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang atau bahan yang dimiliki perusahaan dalam suatu tempat (gudang) untuk dijual atau dipergunakan kembali. 2. Perputaran Persediaan Menurut sutrisno (2009:219) persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan. Sedangkan menurut Prihadi (2010:120) mengatakan bahwa perputaran persediaan merupakan indikasi perusahaan untuk menyediakan persediaan dalam mendukung tercapainya penjualan. Tentu saja perusahaan ini cocok untuk

7 15 perusahaan yang menjual barang. Dua jenis usaha yang biasa diukur perputaran persediaannya adalah perusahaan perdagangan dan manufaktur. Secara umum perputaran yang semakin tinggi akan semakin baik bagi perusahaan. Rumus untuk mencari perputaran sediaan adalah sebagai berikut: - Menurut Horne (dalam Kasmir, 2015:180) menggunakan rumus: Harga Pokok Barang yang Dijual (HPP) Inventory Turn Over = Persediaan - Menurut Weston (dalam Kasmir, 2015:180) menggunakan rumus: Inventory Turn Over = Penjualan Persediaan Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek kas, sekuritas, persediaan dan piutang (Fahmi,2015:99). Modal kerja harus selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan melakukan kegiatan usahanya. Perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun jasa akan memerlukan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasionalnya sehari-hari. Menurut Kasmir (2015:250) pengertian modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan dan aktiva lancar lainnya. Pengertian modal kerja secara mendalam terkadang dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

8 16 a. Konsep Kuantitatif Menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital). b. Konsep Kualitatif Merupakan konsep yang menitik beratkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau net working capital. c. Konsep Fungsional Menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. 2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja Kasmir (2015:254) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja, yaitu: a. Jenis Perusahaan Jenis kegiatan perusahaan dalam praktikanya meliputi dua macam, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang dan persediaan relatif lebih besar dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.

9 17 b. Syarat Kredit Penjualan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali untuk jangka waktu tertentu. Hal yang perlu diketahui dari syarat-syarat kredit dalam hal ini adalah: 1) Syarat untuk pembelian bahan dan barang dagangan Digunakan untuk memproduksi barang mempengaruhi modal kerja. Pengaruhnya berdampak terhadap pengeluaran kas. Jika persyaratan kredit lebih mudah, akan sedikit uang kas yang keluar, demikian pula sebaliknya. Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan juga memiliki kaitannya dengan sediaan. 2) Syarat penjualan barang Dalam syarat penjualan, apabila syarat kredit yang diberikan relatif lunak seperti potongan harga, modal kerja yang dibutuhkan semakin besar dalam sektor piutang. Syarat-syarat kredit diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10 net 60 juga akan mempengaruhi penjualan kredit. c. Waktu Produksi Artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk produksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan. d. Tingkat Perputaran Sediaan Semakin kecil atau rendah perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran

10 18 sediaan yang cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan. 3. Jenis Jenis Modal Kerja Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama, oleh kerena itu kebutuhan modal kerja juga bisa mengalami perubahan. Menurut A. W. Taylor (dalam Sutrisno, 2009:41) modal kerja bisa di kelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut: a. Modal Kerja Permanen Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni: 1) Modal Kerja Primer Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi. 2) Modal Kerja Normal Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan. b. Modal Kerja Variabel Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari:

11 19 1) Modal Kerja Musiman Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar dari pada saat musim hari raya. 2) Modal Kerja Siklus Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur. 3) Modal Kerja Darurat Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan. 4. Kebijakan Modal Kerja Menurut Riyanto (dalam Harjito dan Martono, 2014:79) ada 3 tipe kebijakan modal kerja yang kemungkinan digunakan oleh perusahaan: a. Kebijakan Konservatif Kebijakan modal kerja konservatif merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada kebijakan konservatif ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. b. Kebijakan Agresif Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

12 20 c. Kebijakan Moderat Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja permanen di belanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan moderat mencerminkan kebijakan manajemen yang konservatif sekaligus agresif. Kebijakan ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal kerja yang permanen atau sumber dana yang berjangka panjang. Sumber modal kerja yang permanen seperti saham, sedangkan sumber modal kerja berjangka panajang yang lain adalah obligasi (hutang jangka panjang). 5. Sumber Sumber Modal Kerja Kasmir (2015:256) menyatakan bahwa ada beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu: a. Hasil operasi perusahaan Maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Selama laba yang belum dibagi perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, hal tersebut akan menambah modal kerja perusahaan. b. Keuntungan penjualan surat-surat berharga Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan merugikan modal kerja.

13 21 c. Penjualan saham Perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat dipergunakan sebagai modal kerja. d. Penjualan aktiva tetap Maksudnya yang dijual di sini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual. e. Penjualan obligasi Artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang. f. Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain) Terutama pinjaman jangka pendek, hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam praktikanya pinjaman, terutama dari dunia perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktiva lancar. g. Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagai pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

14 22 Dapat disimpulan bahwa secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan: 1) Adanya kenaikan modal (penambahan modal pemilik atau laba); 2) Adanya pengurangan aktiva tetap; 3) Adanya penambahan utang. 6. Penggunaan modal kerja Menurut Kasmir (2015:259) secara umum dikatakan bahwa penggunaa modal kerja biasanya dilakukan perusahaan untuk: a. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah, dan biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang penjualan. b. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan adalah pada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakan untuk proses produksi dan pembelian barang dagangan untuk dijual kembali. c. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga, atau kerugian lainnya adalah pada saat perusahaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi. d. Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiun, dana ekspansi, atau dana pelunasan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap. e. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain). Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya utang lancar.

15 23 f. Pembayaran utang jangka panjang adalah adanya pembayaran utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo seperti pelunasan obligasi, hipotek dan utang bank jangka panjang. g. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar adalah perusahaan menarik kembali saham-saham yang sudah beredar dengan alasan tertentu dengan cara membeli kembali, baik untuk sementara waktu maupun selamanya. h. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi adalah pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adanya pengambilan keuntungan atau pembayaran dividen oleh perusahaan. Penggunaan modal kerja diatas jelas akan mengakibatkan perubahan modal kerja namun perubahan modal kerja tergantung dari penggunaan modal kerja itu sendiri. Dalam praktikanya modal kerja suatu perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi: 1) Pembelian barang dagangan dan bahan lainnya secara tunai; 2) Pembelian surat-surat berharga secara tunai; 3) Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang ke piutang wesel. 7. Perputaran Modal Kerja Menurut Sutrisno (2009:39) Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja sehingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi pengguna modal kerja tersebut. Semakin

16 24 cepat masa perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja, dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil. Sedangkan menurut Kasmir (2015:182) perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam suatu periode. Cara untuk mengukur rasio ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio Profitabilitas Penjualan bersih Perputaran modal kerja = Modal kerja rata-rata 1. Pengertian Rasio Profitabilitas atau Penjualan bersih Perputaran modal kerja = Modal kerja Menurut Kasmir (2015:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hai ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Sutrisno (2009:222) menyatakan bahwakeuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.

17 25 Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2012:81) profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. 2. Pengukuran Tingkat Profitabilitas Pengukuran tingkat profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA). ROA menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Kasmir (2015:201) menyatakan bahwa hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment(ROI) atau return on total assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2012:157) analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Bersih ROA= Total Aktiva Pengaruh antar Variabel

18 26 1. Pengaruh Perputaran Piutang dengan Profitabilitas Perputarana piutang menunjukkan berapa lama penagihan piutang dalam satu periode, dana yang ditanamkan dalam piutang oleh perusahaan kembali lagi menjadi kas.menurut Kasmir (2015:176) mengatakan semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Artinya, perputaran piutang yang tinggi akan kembali menjadi kas yang nantinya dipergunakan perusahaan dalam produksi untuk memenuhi permintaan konsumen sehingga dampaknya dapat berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Sudiartha (2015) bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh positif dansignifikan terhadap profitabilitas. 2. Pengaruh Perputaran Persediaan dengan Profitabilitas Perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien dan tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk (Kasmir, 2015:150). Artinya, jika perputaran persediaan cepat berputar maka persediaan tersebut cepat pula menjadi produk yang dapat dijual dan di sisi lain perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk menjaga kualitas persediaan tersebut yang dampaknya akan mengurangi perolehan keuntungan. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan di negara Pakistan

19 27 oleh Agha (2014) bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan Profitabilitas. 3. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dengan Profitabilitas Perputaran modal kerja merupakan investasi jangka pendek yang digunakan untuk memenuhi aktivitas perusahaan. Menurut teori Syamsuddin (dalam Prakoso et all, 2014) menyatakan bahwa semakin besar rasio aktiva lancar terhadap total aktiva, maka semakin kecil profitabilitas yang diperoleh maupun yang dihadapi. Semakin kecilnya profitabilitas dikarenakan aktiva lancar menghasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva tetap. Sedangkan menurut Kasmir (2015:182) perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode. Apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang terlalu kecil. Hal ini menunjukan apabila rasio ini tinggi akan menimbulkan penjualan bersih atas modal kerja yang dilakukan telah efisien dalam mencukupi kebutuhan operasional sehari hari. Sehingga berdampak pada profitabilitas yang diperoleh perusahaan meningkat. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nawalani dan Lestari (2015) bahwa perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabillitas Penelitian Terdahulu

20 28 Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini disajikan dalam bentuk mapping yang terdapat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Daftar Hasil Penelitihan Terdahulu Nama dan Judul Penelitian Variabel Model Analisis Hasil Putu Intan Gana Putri, Gede Merta Sudiartha (2015) Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan Food and Beverages Independen : Perputaran Aktiva Tetap, perputaran persediaan, dan Perputaran Piutang Dependen : Profitabilitas Regresi Linier Berganda Secara persial yang berpengaruh terhadap profitabilitas hanya perputaran piutang, perputaran persediaan, profitabilitas. Sedangkan perputaran modal kerja/aktiva lancar berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. Eka Ayu Rahayu, Joni Susilowibowo (2014) Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Maanufaktur Independen : Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Dependen : Profitabilitas Regresi Linier Berganda Perputaran kas dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sedangkan pada perputaran persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaaan manufaktur. Hina Agha, Mba, Mphil (2014) Impact Of Working Capital Management on Profitability Milda Unik Sartika, Nungky Viana Feranika, Koko Denik Wahudi(2015) Rasio Aktivitas yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Pada Sektor Otomotif yang Terdaftar Di BEI Indepeden : Perputara Debitur, Perputaran Persediaan, Perputaran Kreditur, dan Rasio Lancar Dependen : ROA Independen : Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Dependen : Profitabilitas Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Terdapat hubungan signifikan antara perputaran debitur, perputaran persediaan, dan perputaran kreditur terhadap ROA, sedangakan tidak ada hubungan yang signifikan anatara rasio lancar terhadap ROA. Secara persial perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Tetapi perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Arinda Putri Nawalani, Wiwil Lestari (2015) Indepeden : Perputaran Modal Kerja, Regresi Linier Perputaran modal kerja berpengaruh positif secara persial

21 29 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Yulia Purnama Sari (2014) Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Asset Tetap dan Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas (ROE) pada Perusahaan Aneka Industri yang Tterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Dependen : Profitabilitas Independen : Perputaran Persediaan, Perputaran Asset Tetap dan Perputaran Modal Kerja Dependen : Profitabilitas (ROE) Berganda Regresi Linier Berganda signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan tetapi negatif terhadap profitabilitas. - Secara persial perputaran persediaan berpengaruh - terhadap ROE, perputaran asset tetap dan perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap ROE. - Variabel perputaran persediaan, perputaran asset tetap dan perputran modal kerja berperngaruh secara signifikan terhadap Return On Equity (ROE). 2.2 Rerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin ditelitih. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah perputaran piutang, perputran persediaan dan perputaran modal kerja sedangkan varibel dependennya adalah profitabilitas (ROA), maka dapat dibuat rerangka konseptual sebagai berikut: Perputaran Piutang (PP) Perputaran Persediaan (PS) Profitabilitas (ROA) (Y) Perputaran Modal Kerja (PMK) Gambar 1 Rerangka Konseptual

22 Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H1: Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H2: Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H3: Perputaran modal kerja berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H4: Perputaran persediaan berpengaruh dominan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen terutama kebutuhan mengenai fashion, baik di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen terutama kebutuhan mengenai fashion, baik di bidang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini banyak perusahaan yang bermunculan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terutama kebutuhan mengenai fashion, baik di bidang manufaktur atau non

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 9 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dilihat secara serampangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan perusahaan dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:2) Laporan Keuangan adalah : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian, sehingga dengan mengetahui penelitian terdahulu dapat memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konseptual Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Sebelum membahas dan menganalisis pokok permasalahan, terlebih

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Sebelum membahas dan menganalisis pokok permasalahan, terlebih BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Sebelum membahas dan menganalisis pokok permasalahan, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa teori dari buku literature yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Fitria 2007 melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERSEDIAAN DAN MODAL KERJATERHADAP PROFITABILITAS TEKSTIL DAN GARMEN

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERSEDIAAN DAN MODAL KERJATERHADAP PROFITABILITAS TEKSTIL DAN GARMEN Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 4, April 2017 ISSN : 2461-0593 PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERSEDIAAN DAN MODAL KERJATERHADAP PROFITABILITAS TEKSTIL DAN GARMEN Evi Aprilia eviaprilia94@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Modal Kerja Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Berdasarkan pengertian pokok modal kerja (Working

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Aktivitas Perusahaan Aktivitas perusahaan dapat mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah efektivitas modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Modal Kerja Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Housten (2006:131) mengatakan bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI 15 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Pada masa sekarang ini dunia usaha dan industri sedang berkembang dengan pesat dan menjadi pemegang peranan penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Brigham (2006), modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi. Menurut Martono (2001),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Modal Kerja Modal Kerja sangat dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Samryn (2011:30) secara umum laporan keuangan meliputi ikhtisarikhtisar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Samryn (2011:30) secara umum laporan keuangan meliputi ikhtisarikhtisar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Menurut Samryn (2011:30) secara umum laporan keuangan meliputi ikhtisarikhtisar yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teori diperlukan untuk menegaskan landasan teoritis penelitian yang sedang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti wajib melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengelolaan modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINAJUAN PUSTAKA. teknik analisisnya yaitu teknik analisis regresi linear berganda. Hasil

BAB II TINAJUAN PUSTAKA. teknik analisisnya yaitu teknik analisis regresi linear berganda. Hasil 7 BAB II TINAJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Utami (2016) meneliti tentang penagaruh manajemen modal kerja terhadap profitabiltas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis 2.1.1 Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan keputusan. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDSAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDSAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB 2 LANDSAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Penelitian ini berdasarkan pada teori manajemen modal kerja yang terdiri dari periode pengumpulan piutang rata-rata, perputaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Modal Kerja 2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari. Pengertian modal kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pusataka 2.1.1 Rasio Profitabilitas Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan

Lebih terperinci