PERBANDINGAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA DALAM SAMPEL KOSMETIK PRODUK DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI
|
|
- Ivan Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sri Murniasih, dkk. ISSN PERBANDINGAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA DALAM SAMPEL KOSMETIK PRODUK DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI Sri Murniasih, Tri Rusmanto dan Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta ABSTRAK PERBANDINGAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA DALAM SAMPEL KOSMETIK PRODUK DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI. Telah dilakukan analisis keberadaan radionuklida, gross beta dan gross gamma dalam sampel kosmetik berupa lipstik dan krim wajah yang masing-masing terdiri dari satu produk dalam negeri berijin dan tiga merek produk luar negeri tidak berijin BPOM/DEPKES. Analisis dilakukan menggunakan spektrometer gamma dengan detektor Germanium Lithium (GeLi) yang dilengkapi dengan software MAESTRO TM dan Multi Channel Analyzer (MCA) untuk analisis radionuklida dan gross gamma. Sedangkan analisis gross beta dilakukan dengan Low Background Counter (LBC) dengan detektor Geiger Muller (GM) dan Analog Digital Converter (ADC). Aktivitas 40 K berkisar antara ± ±36.7 mbq/g; 232 Th berkisar antara 5.29± ±8.6 mbq/g; 212 Pb berkisar antara 6.46± ±2.6 mbq/g; 228 Ac berkisar antara 16.40± ±2.9 mbq/g; 214 Pb berkisar antara 0.95± ±2.7 mbq/g; 226 Ra berkisar antara 12,58 ± 1,07 Bq/Kg - 9,84 ± 1,26 Bq/Kg dan 214 Bi berkisar antara 0.68± ±2.1 mbq/g. Sedangkan aktivitas gross beta dan gross gamma berkisar antara 80.98± ±20.5 mbq/g dan ± ±26.6 mbq/g. Hasil analisis sampel diketahui bahwa sampel kosmetik dalam negeri yang terdaftar BPOM mempunyai kandungan radionuklida lebih rendah dibandingkan dengan sampel luar negeri yang tidak terdaftar BPOM. Hasil uji statistik ANOVA (α0,05) menggunakan software SPSS 11.5 diketahui bahwa secara umum perbedaan jenis sampel memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas radionuklida, gross gamma dan gross beta setiap sampel. Kata Kunci : kosmetik, lipstik, krim wajah, radionuklida, gross beta dan gamma ABSTRACT THE COMPARISON OF RADIONUCLIDE ACTIVITIES IN COSMETICS SAMPLES OF DOMESTIC AND FOREIGN PRODUCTS. The analysis of radionuclide, beta and gamma gross present in cosmetics samples such as lipstick and face cream, each consisting of one brand domestic products permitted and three brands foreign products don t permitted by BPOM / DEPKES. The Analysis was carried out by gamma spectrometry with Germanium Lithium (GeLi) detector equipped by MESTRO TM software and Multi Channel Analyzer (MCA) to analysis radionuclide and gamma gross. While analysis beta gross have done using Low Background Counter (LBC) with Geiger Muller (GM) detector and Analog Digital Converter (ADC). Activity of 40K on all samples ranges from ± ±36.7 mbq/g; 232Th ranges from 5.29± ±8.6 mbq/g; 212 Pb ranges from 6.46± ±2.6 mbq/g; 228Ac ranges from 16.40± ±2.9mBq/g; 214 Pb ranges from 0.95± ±2.7 mbq/g; 226 Ra ranges from ± 1.07 Bq/Kg 9.84 ± 1.26 mbq/g and 214 Bi ranges from 0.68± ±2.1 mbq/g. While beta gross and gamma gross activities ranges from 80.98± ±20.5 mbq/g and ± ±26.6 mbq/g. The results of analysis samples known that domestic cosmetics products permitted from BPOM have lower radionuclide content compared with foreign cosmetics products don t permitted from BPOM. The results of test by ANOVA statistic (α 0.05) using SPSS 11.5 software is generally known that different types of samples have a significant influence on radionuclide activity, gross beta and gross gamma each sample. Key words: cosmetics, lipstick, face cream, radionuclide, beta and gamma gross PENDAHULUAN P roduk kecantikan merupakan zat yang digunakan pada bagian luar badan untuk tujuan kecantikan atau pembersihan supaya wajah dan tubuh berubah menjadi lebih menarik. Kosmetik dan make up telah banyak digunakan oleh masyarakat Mesir 1370 SM dengan pembuatannya menggunakan bahan-bahan alami tetapi sekarang pada umunya produk kecantikan dibuat melalui proses kimiawi, yang mengandung bahan-bahan seperti Titanium dioksida parsol, Asam Hidroksi Alpha (AHA), Asam Hidroksi Beta (BHA), Antioksidan, Koenzim Q10, Kinetin, Ceramide [1]. Banyak orang di dunia menggunakan produk kecantikan seperti sabun, krim, dan make-up
2 82 ISSN Sri Murniasih, dkk. sebagai bagian dari gaya hidupnya. Kandungan unsur mayor dan minor dalam produk kecantikan dapat dengan mudah diketahui, tetapi kandungan radioaktivitas dan logam berat sering kali tidak dicantumkan. Produk kecantikan pada umunya bersentuhan langsung dengan kulit manusia, oleh karena itu kandungan unsur mayor, minor, kelumit dan radioaktivitas sebaiknya diinformasikan secara lengkap dalam rangka perlindungan terhadap keselamatan konsumen. Beberapa analisis yang telah dilakukan pada penentuan kandungan unsur kelumit dalam kosmetik ditemukan melebihi batas maksimum yang diperbolehkan Peraturan di negara Eropa. Sebuah studi terbaru pada produk kecantikan Asia menunjukkan adanya U dan Th cukup tinggi dalam produk bedak dan krim di pasaran Asia yang dikenal Hormesis cosmetics. Padahal produk ini merupakan kosmetik yang menjanjikan efek aman untuk manusia berkaitan dengan kandungan radioaktivitas [2]. Di Indonesia sendiri, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan perdagangan bebas memicu masyarakat mengikuti gaya hidup masyarakat Eropa dalam dunia fashion maupun tata rias wajah. Berbagai produk kecantikan dengan mudah dapat diperoleh di pasaran, baik buatan dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan produk kecantikan illegal dan tidak terdaftar oleh BPOM juga dapat dengan mudah diperoleh. Keinginan untuk tampil cantik dan kurangnya pengetahuan mendorong masyarakat memilih beberapa produk kecantikan tanpa memperhatikan kandungan unsurunsur yang terdapat didalamnya. Berdasarkan keterangan di atas maka diperlukan suatu penelitian tentang kandungan unsur radioktivitas yang terdapat dalam produk kecantikan yang beredar di masyarakat. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis radioaktivitas pada sampel lipstik dan krim wajah, produk luar negeri yang belum terdaftar BPOM. Hasil yang diperoleh akan dibandingkan dengan produk dalam negeri yang terdaftar BPOM. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang berkepentingan seperti BPOM dan Depkes. TATA KERJA Produk kosmetik berupa krim wajah dan lipstik diperoleh secara acak dari pasar lokal pada tanggal 2 15 Februari 2008 terdiri dari 4 produk lipstik dan 4 produk pelembab wajah dimana masing-masing jenis diambil 1 produk merupakan produksi dalam negeri yang telah berijin di BPOM dan 3 produk merupakan produksi luar negeri yang belum berijin di BPOM. Pada penelitian ini akan dianalisis konsentrasi radionuklida alam, gross gamma dan gross beta yang terkandung dalam sampel kosmetik yang banyak beredar dan digunakan oleh masyarakat. Bahan Dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah standar primer 152 Eu untuk kalibrasi tenaga dan efisiensi pada detektor GeLi, standar 90 Sr untuk uji kestabilan alat LBC dengan detektor GM, standar 40 KCl untuk kalibrasi efisiensi alat LBC dengan detektor Geiger Muller (GM), 4 sampel lipstik dan 4 sampel pelembab wajah. Alat utama pada penelitian ini adalah spektrometer gamma yang dilengkapi dengan detektor GeLi model 80 Vertical System No I026-NS seperti pada Gambar 1. Detektor GeLi didinginkan dengan nitrogen cair dan dioperasikan pada tegangan kerja 2000 volt positif. Alat tersebut mempunyai efisiensi relatif 10,6 % dengan resolusi 2,6 kev FWHM pada energi gamma 1332,5 kev. Detektor diletakkan dalam sistem shielding dengan bahan Pb setebal 5 cm serta dilapisi plat Cu setebal 3 mm. Alat lain yang digunakan berupa alat cacah beta latar rendah dengan detektor Geiger Muller (GM), timbangan digital Ohauss GT- 410 Germany; botol sampel polyethylene ukuran 10 gram; planset dan lampu pemanas. Gambar 1. Sistem Spektrometer Gamma dengan Detektor GeLi Model 80 Vertical System Buatan ORTEC-U.S.A yang ada di lab. AAN - PTAPB Yogyakarta Metode Penelitian Setiap sampel lipstik dan pelembab wajah diambil 100 gram, dihomogenkan dengan cara dipanaskan memakai lampu pemanas. Berat setiap sampel yang dianalisis untuk aktivitas radionuklida dan gross gamma adalah 10 gram, ditimbang menggunakan timbangan digital Ohauss GT- 410 Germany kemudian dimasukkan dalam botol plastik polyethylene. Setelah itu, diberi simbol La untuk lipstrik produk dalam negeri yang berijin BPOM dan
3 Sri Murniasih, dkk. ISSN simbol Lb, Lc dan Ld untuk lipstik produk luar negeri yang belum berijin BPOM, sedangkan simbol Pa untuk sampel pelembab wajah produk dalam negeri yang berijin BPOM dan simbol Pb, Pc dan Pd untuk sampel pelembab wajah produk luar negeri yang belum berijin BPOM. Masing-masing sampel dilakukan pengulangan preparasi dan analisis sebanyak 3 kali. Sedangkan untuk analisis gross beta, berat sampel yang diambil adalah 1 gram kemudian diratakan dan dikeringkan dalam planset menggunakan lampu pemanas. Pencacahan sampel untuk analisis radionuklida dilakukan menggunakan alat spektrometer gamma dengan software Maestro dan spesifikasi detektor Germanium Lithium (GeLi) buatan ORTEC. Sebelum alat dioperasikan, terlebih dulu dilakukan proses pemanasan selama menit. Kemudian dilanjutkan kalibrasi tenaga dan effisiensi alat dengan menggunakan sumber standar 152 Eu. Proses pencacahan dilakukan dengan meletakkan sampel di atas detektor selama detik. Hasil pencacahan berupa puncak yang dapat diamati pada layar MCA dengan software MAESTRO. Pada analisis gross beta pencacahan sampel dilakukan menggunakan alat Low Background Counter (LBC) dengan ADC (Analog Digital Converter) dan spesifikasi detektor Geiger Muller (GM). Sebelum alat digunakan perlu dilakukan pemeriksaan kestabilan alat menggunakan sumber 90 Sr dan kalibrasi efisiensi menggunakan standar 40 KCl. Proses pencacahan dilakukan dengan meletakkan sampel di atas detektor selama 1200 detik. Metode Analisis Sebelum digunakan dalam pengukuran, terlebih dahulu sistem spektrometer gamma dikalibrasi dengan sumber standar untuk menentukan hubungan antara nomor salur dan energi gamma (kev), secara umum hubungan antara nomor salur dengan energi gamma merupakan hubungan yang linier dan dapat ditentukan dengan Persamaan (1 )[3,4]. Y = a + bx (1) dengan : Y adalah energi gamma (kev), a dan b adalah bilangan konstanta linier, dan X adalah nomor salur (channel) Efisiensi tiap-tiap energi gamma mempunyai nilai tertentu dan untuk menghitung efisiensi tiap-tiap energi digunakan Persamaan (2). [3,8] (2) dengan: εγ adalah efisiensi pada energi gamma teramati (%), Ns adalah laju cacah standar (cacah per waktu), NBG adalah laju cacah latar (cacah per waktu), At adalah aktivitas pada saat pengukuran (Bq), dan Ργ adalah yield energi gamma tertentu (%). Spektrometer gamma adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis zat radioaktif yang memancarkan radiasi gamma. Setiap radionuklida mempunyai tenaga yang berbeda dan tertentu serta bersifat spesifik. Hal ini digunakan sebagai dasar dalam analisis secara kualitatif dan membandingkannya dengan tenaga yang ada pada tabel ERDTMANN [5] sehingga dapat diketahui jenis radionuklidanya. Analisis secara kuantitatif dilakukan berdasarkan nilai cacahan dari spektrum yang dipancarkan dengan menentukan luas area puncak yang teramati (Region Of Interest - ROI) sehingga dapat diketahui unsur yang terkandung dalam sampel. Aktivitas tiap radionuklida dihitung menurut petunjuk IAEA (IAEA Techn. Rep. 295, 1989) [6] dan diberikan dengan : (3) dengan : A adalah konsentrasi aktivitas radionuklida dalam sampel (Bq.kg -1 ), N L adalah net area yang terukur dibawah photopeak, adalah efisiensi sistem deteksi, Padalah probabilitas transisi absolut dari peluruhan gamma untuk energi terpilih, m adalah massa sampel dalam kilogram dan t adalah waktu pencacahan dengan detik. Lower limit of detection (LLD) diberikan dengan persamaan (2), untuk tingkat kepercayaan 95% (IAEA Techn. Rep. 295, 1989) [6]: (4) dimana N Lmin adalah net area minimum pada spektrum yang diukur : (5) dan Fc adalah background Compton pada daerah gamma terpilih pada spektrum sampel. Sedangkan untuk análisis gross β menggunakan persamaan berikut : A Ct C b 60. E. L (6) dimana A adalah aktivitas gross Bq/kg, C t adalah laju cacah gross (cps), C b adalah laju cacah latar gross (cps), L adalah ukuran cuplikan (kg) atau (liter) dan E adalah efisiensi.
4 84 ISSN Sri Murniasih, dkk. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan merek terhadap konsentrasi radionuklida yang terkandung didalamnya maka dilakukan uji statistik ANOVA [7] dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan program SPSS11.5. HASIL DAN PEMBAHASAN Spektrometer gamma yang dilengkapi dengan detektor GeLi dan software Maestro mampu mendeteksi sinar gamma dengan energi karekteristik yang terkandung dalam sampel kosmetik. Crystal germanium dalam detektor dioperasikan pada tegangan 2000 V dan menggunakan nitrogen cair untuk mendinginkan crystal. Sistem dikalibrasi menggunakan sumber bersertifikat Eu 152 sehingga diperoleh persamaan y = x 0,5892 dengan r 2 = 1 sedangkan persamaan kalibrasi efisiensi yang diperoleh adalah y = -1,0456x + 4,4767 dengan r 2 = 0,9775. Nilai r 2 dari kedua persamaan 1 r2 0,9 menunjukkan kondisi alat layak untuk analisis. Selain itu, persamaan kalibrasi efisiensi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dengan memasukkan nilai x sebagai fungsi tenaga maka efisiensi tiap-tiap radionuklida (y) dapat diketahui. Berdasarkan data efisiensi tersebut maka konsentrasi radionuklida (A) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (3). Koreksi sumber standar Eu 152 dilakukan untuk analisis kuantitatif menggunakan sumber titik Am 241, Ba 133, Na 22, Cs 137, Ra 226, Pb 210 dan Co 60 untuk tenaga tinggi. Grafik efisiensi dibuat dengan mengatur ketinggian (terlihat pada Gambar 2). Gambar 2. Grafik efisiensi untuk analisis kuantitatif dengan berbagai ketinggian Penghomogenan sampel diperlukan sebelum dilakukan analisis, sampel dimasukkan botol plastik polyethylene berbentuk silinder dengan diameter sesuai dengan sumber standar (d=3,8 cm) dan tinggi 2 cm. Geometri sampel yang digunakan adalah botol plastik polyethylene yang terbuat dari suatu material yang spesifik dengan background radioaktif rendah. Botol plastik polyethylene diisi sampel sebanyak 10 gram, dipanaskan dengan lampu pemanas agar rata dan tipis, diberi kode dan didiamkan minimal 40 hari untuk memperoleh kesetimbangan sekular [10]. Hasil analisis kualitatif radionuklida yang terkandung dalam semua sampel dan mampu terdeteksi oleh alat spektrometer gamma adalah 40 K dengan intensitas 10,7% pada tenaga 1460,8 kev; 208 Tl dengan intensitas 30,0% dengan tenaga 538,1 kev, 212 Pb dengan intensitas 43,1% pada tenaga 238,63 kev, 214 Bi dengan tenaga 1120,3 kev, 214 Pb dengan intensitas 37,1% pada tenaga 352 kev, 226 Ra dengan tenaga 186 kev dan 228 Ac dengan intensitas 29% pada tenaga 911 KeV. Hasil perhitungan menggunakan persamaan (3), dapat diketahui konsentrasi tiap-tiap radionuklida yang terkandung sampel. Kandungan radionuklida pada sampel lisptik dan krim wajah pada produk dalam negeri yang terdaftar BPOM cenderung lebih rendah dibandingkan dengan produk luar negeri yang belum terdaftar BPOM (terlihat pada Gambar 3). Keberadaan radionuklida 40 K di berbagai sampel lebih tinggi dibandingkan radionuklida lainnya. Dimana pada sampel lipstik 40 K tertinggi terdapat di sampel Ld yaitu ±28.9 mbq/g dan pada sampel krim wajah terdapat di sampel Pc yaitu ±36.7 mbq/g. Kalium merupakan unsur yang sering muncul di alam dan bersifat sangat penting, dimana berikatan dengan sodium untuk mengatur fungsi sistem otot dan detak jantung [9]. Tingkat kebutuhan organ terhadap kalium di dalam tubuh, yang disatukan dalam suatu ikatan. Di alam kurang lebih %
5 Sri Murniasih, dkk. ISSN dari kalium merupakan campuran dari radionuklida 40 K. Dengan demikian, setiap unsur organik berpotensi menghadirkan sedikit pencemaran kuantitas radioaktif 40 K [10]. Kalium yang terdapat pada semua sampel yang dianalisis masih dibawah control homeostatic terdekat dalam tubuh sehingga tingkatannya hampir konstan. Menurut UNSCEAR 87% dosis radiasi yang diterima oleh tubuh manusia berasal dari sumber radiasi alam [9]. Radionuklida 232 Th diperoleh dari garis gamma 208 Tl dan turunannya seperti 212 Pb, 228 Ac dan 208 Tl banyak terdapat di alam dalam bentuk mineralmineral yang mudah terserap oleh tubuh tumbuhan, hewan dan manusia melalui media perantara (air). Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa aktivitas 232 Th terbesar terdapat pada sampel lipstik (Lb) yaitu 79.93±8.6 mbq/g dan terendah terdapat pada sampel lipstik (La) yaitu 5.29±0.9 mbq/g. Sedangkan pada sampel krim wajah aktivitas tertinggi terdapat pada krim Pb yaitu 44.08±3.5 mbq/g dan terendah pada krim Pa yaitu 19.23±1.8 mbq/g. Aktivitas 232 Th yang diperoleh dari garis gamma 212 Pb terbesar terdapat pada sampel lipstik (Lc) yaitu 20.82±2.6 mbq/g dan terendah terdapat pada sampel krim wajah (Pa) yaitu 6.46±0.5 mbq/g. Aktivitas 232 Th yang diperoleh dari garis gamma 228 Ac terdeteksi hanya pada sampel dua sampel lipstik dimana aktivitasnya berkisar anatara 16.40± ±2.9 mbq/g. Gambar 3. Kandungan radioaktivitas 232 Th dan 238 U beserta turunannya pada sampel kosmetik Analisis aktivitas 238 U dalam sampel diperoleh dari garis gamma 214 Pb dengan intensitas 15,04% pada tenaga 352 kev, garis gamma 214 Bi dengan intensitas 46,09% pada tenaga kev dan garis gamma 226Ra dengan intensitas 3,28% pada tenaga 186 kev (lihat Gambar 3). Radionuklida 214 Pb terdeteksi pada sampel krim wajah dan lipstik dengan aktivitas terbesar terdapat pada sampel krim wajah (Pb) yaitu 20.10±2.7 mbq/g dan terendah terdapat pada sampel lipstik (Pa) yaitu 0.95±0.08 mbq/g. Radionuklida 214 Bi terdeteksi pada tiga sampel lipstik produk luar negeri tidak berijin BPOM dan dua sampel krim wajah produk luar negeri tidak berijin BPOM. Pada sampel lipstik aktivitas 214 Bi berkisar antara 0.68± ±1.3 mbq/g dan pada sampel krim wajah aktivitas berkisar antara 8.36± ±2.1 mbq/g. Analisis aktivitas gross beta dan gross gamma dengan menggunakan perhitungan pada persamaan (3) dan (6) dapat diketahui bahwa kisaran aktivitas gross beta pada sampel lipstick adalah ± ±20.5 mbq/g dan pada sampel krim wajah adalah 80.98± ±29.4, sedangkan kisaran aktivitas gross gamma pada sampel lipstick adalah ± ±38.4 mbq/g dan pada sampel krim wajah adalah ± ±26.6 mbq/g terlihat pada Gambar 4. Aktivitas beta dan gamma pada produk luar negeri yang belum terdaftar BPOM cenderung lebih tinggi dibandingkan produk dalam negeri yang telah terdaftar BPOM. Hasil analisis yang diperoleh hanya dibandingkan antara produk kosmetik dalam negeri yang telah terdaftar BPOM dan luar negeri yang belum terdaftar BPOM, hal ini dikarenakan belum adanya standar baku mutu dari BPOM maupun Depkes tentang kandungan radionuklida dalam sampel kosmetik. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian lain, kandungan 228 Ac yang ada pada kosmetik dari Jepang berkisar antara 6,2 mbq/g [2]. Menurut peraturan dari European Atomic Energy Community (EURATOM) melarang
6 86 ISSN Sri Murniasih, dkk. keberadaan jenis apapun radioaktif buatan dalam kosmetik dan untuk radioaktif alam keberadaannya harus dalam jumlah yang sangat minimal (tidak tentukan batasannya). Seperti halnya obat, kosmetik bersentuhan langsung dengan tubuh manusia oleh sebab itu penggunaanya harus diawasi dan dikendalikan dengan memperhatikan kandungan didalamnya guna keselamatan dan kesehatan masyarakat. Perbedaan kandungan aktivitas radionuklida, gross gamma dan gross beta pada sampel karena perbedaan jenis bahan baku yang digunakan termasuk didalamnya komposisi kandungannya. Dalam menganalisis kandungan radioaktivitas pada sampel kosmetik sebaiknya dilakukan juga analisis terhadap bahan baku yang digunakan sehingga dapat ditelusur sumber kontaminasi terbesar. Data analisis yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan software SPPS 11.5 for window dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan jenis sampel terhadap kandungan radionuklida dimana dapat dilihat dari nilai atau probabilitas hasil perhitungan menggunakan software [7]. Hasil uji statistik untuk semua sampel disajikan pada Gambar 5. Gambar 4. Kandungan radioaktivitas 40 K, gross beta dan gross gamma pada sampel kosmetik Gambar 5. Nilai Probabilitas pada uji statistik ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% untuk kandungan radionuklida pada sampel Pada Gambar 5 di atas dalam diketahui bahwa nilai probabilitas untuk semua radionuklida, gross beta dan gross gamma yang terkandung dalam sampel krim wajah <0,05 maka Ho ditolak sehingga nilai rata-rata konsentrasi radionuklida pada semua jenis sampel krim wajah berbeda nyata/tidak identik. Pada sampel lipstik hanya radionuklida 40 K dan 214 Pb yang mempunyai nilai probabiltas >0,05 maka Ho diterima sehingga nilai rata-rata konsentrasi radionuklida 40 K dan 214 Pb pada semua jenis sampel
7 Sri Murniasih, dkk. ISSN lisptik tidak berbeda nyata/identik. Aktivitas setiap radionuklida memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan jenis sampel. KESIMPULAN Hasil analisis sampel diketahui bahwa dalam sampel kosmetik dalam negeri yang terdaftar BPOM mempunyai kandungan radionuklida lebih rendah dibandingkan dengan sampel luar negeri yang tidak terdaftar BPOM. Dari hasil analisis kualitatif dan kuantitatif dapat diketahui kandungan radionuklida 40 K berkisar antara ± ±36.7 mbq/g; 232 Th berkisar antara 5.29± ±8.6 mbq/g; 212 Pb berkisar antara 6.46± ±2.6 mbq/g; 228 Ac berkisar antara 16.40± ±2.9 mbq/g; 214 Pb berkisar antara 0.95± ±2.7 mbq/g; 226 Ra berkisar antara 12,58 ± 1,07 Bq/Kg - 9,84 ± 1,26 Bq/Kg dan 214 Bi berkisar antara 0.68± ±2.1 mbq/g. Sedangkan aktivitas gross beta dan gross gamma berkisar antara 80.98± ±20.5 mbq/g dan ± ±26.6 mbq/g. Perbedaan konsentrasi pada berbagai sampel dapat disebabkan karena sampel berasal dari daerah geografi yang berbeda dengan komposisi bahan baku yang berbeda. Hasil uji statistik ANOVA menggunakan software SPPS 11.5 dengan derajat kepercayaan 95% pada data yang diperoleh diketahui bahwa konsentrasi radionuklida, gross beta dan gross gamma pada semua jenis sampel krim wajah berbeda nyata/tidak identik sedangkan sampel lipstik hanya radionuklida 40 K dan 214 Pb yang mempunyai tidak berbeda nyata/identik pada semua jenis sampel. Secara umum aktivitas setiap radionuklida memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan jenis sampel. DAFTAR PUSTAKA 1. MAISON G. DENAVARRE, SD & C Technical Oils and Fats, The Historical Cosmetics. Research and Development Specialist, Vanda Beauty Counselor, Florida. 2. E. FURUTA, e.l., 2008, Neutron Activation Analysis of trace element in Japanese Cosmetics, Journal of Radioanalytical and Nuclear Chemistry, Vol. 278, No.3 (2008) p CEMBER, H., 1983, Introduction to Health Physics, Second Edition, McGraw-Hill, Inc., New York 4. SUSETYO, W., 1988, Spektrometer Gamma dan Penerapannya Dalam Analisis Pengaktifan Neutron, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 5. ERDTMANN GERHARD, 1979, The Gamma Rays of the Radionuclides Tables for Applied Gamma Ray Spectrometry, Weinheim, New York 6. IAEA - International Atomic Energy Agency (1989), Techn. Rep. No SANTOSO, S., 2001, Buku Latihan SPSS Statistk Parametrik, PT Elex Media Komputindo Gramedia. Hal Jakarta. 8. BATAN, 1998, Prosedur Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta 9. FUJINAGA, E., 1979, Anal. Chem. Acta. 110, 75 IAEA - International Atomic Energy 10. Agency (1989), Techn. Rep. No 295. Isasa, M. E. T., Marquina, A. D. (1980), Minerals Elements in commercial teas I) Macroelements. 11. VIVIANE SCHEIBEL AND CARLOS ROBERTO APPOLONI, 2004, Survey of Natural Radioactivity Levels in Ilex paraguariensis (St. Hil.) by Gamma-ray Spectrometr TANYA JAWAB Emi Mulyani - PTAPB Bagaimana mekanisme detector GM untuk kalibrasi efisiensi standart 40 KCl? Sri Murniasih Efisiensi pencacahan gross β dihitung menggunakan nisbah laju cacah (cps) dan laju luruh (dps) 40 K dalam KCl yang mempunyai umur paro 1,28x10 9 tahun. Detektor GM merupakan detector isian gas, apabila dalam tabung masuk zarah radiasi maka radiasi akan mengionisasi gas isian. Banyaknya pasangan electron-ion yang terjadi pada detector GM tidak sebanding dengan tenaga zarah radiasi yang dating, karena antara anoda dan katoda diberikan beda tegangan maka akan timbul medan listrik diantara kedua rlektroda tersebut. Ion positif akan bergerak kea rah katoda dan electronelektron akan bergerak kea rah anoda. Aliran ion ini menyebabkan arus listrik yang dapat digunakan untuk pengukuran intensitas radiasi di dalam gas. Dengan adanya aliran ion maka alat akan memberikan sinyal dan menampilkan pada indikatornya, biasanyaberupa jarum petunjuk, lampu atau bunyi dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Tabung GM memanfaatkan peristiwa
8 88 ISSN Sri Murniasih, dkk. ionisasi dalam tabung sehingga radiasi yang masuk detektor GM akan mengghasilkan pulsa yang tingginya sama. Atas dasar ini detector GM tidak dapat digunakan untuk melihat spectrum energy tetapi hanya dapat digunakan untuk melihat jumlah cacah radiasi saja, maka detector GM sering disebut dengan detector gross beta gamma, karenatidak bias membedakan jenis radiasi yang dating. Kalibrasi efisiensi dengan 40 KCl dilakukan dengan variasi berat sehingga diperoleh kurva hubungan antara berat 40 KCl dengan %efisiensi. Dasar kurva efisiensi inilah yang dijadikan dasar dalam perhitungan efisiensi sampel berdasarkan beratnya. Irianto - PTAPB Mengapa untuk kalibrasi efisiensi standart 40 KCl alat LBC digunakan detector GM? Sri Murniasih Karena dalam penelitian ini yang akan diukur adalah gross beta maka detector yang paling cocok untuk pengukuran adalah detector GM, dimana detector tersebut bekerja di daerah V pada tegangan kerja GM electron primer dapat dipercepat membentuk electron sekunder dari ionisasi gas dalam tabung GM. Selain itu kelebihan dari detector GM adalah konsentrasi yang simple/sederhana, biaya murah, operasional mudah
ANALISIS RADIOAKTIVITAS ALAM PADA SAMPEL COKLAT DAN SUSU BUBUK MENGGUNAKAN
Sri Murniasih, dkk. ISSN 0216-3128 83 ANALISIS RADIOAKTIVITAS ALAM PADA SAMPEL COKLAT DAN SUSU BUBUK MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Sri Murniasih, Sukirno dan Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic
Lebih terperinciSistem Pencacah dan Spektroskopi
Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciUJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto
Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210
ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R1 EKSPERIMEN DETEKTOR GEIGER MULLER Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza
Lebih terperinciSPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)
SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPenentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller
Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77 Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller M. Azam 1,
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciSPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)
SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciPenentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)
Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciPENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
258 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal 258-264 PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Hermawan
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciEKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R4 EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciSIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Rini Heroe Oetami, dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( 242 PU DAN
90 ISSN 016-318 Gede Sutresna W., dkk. PENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( PU DAN CM) HASIL MIKRO- PRESIPITASI Gede Sutresna Wijaya, M. Yazid PTAPB-BATAN, Yogyakarta, E-mail : gedews@batan.go.id
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.
Lebih terperinciKALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU
KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU Imam Sholihuddin, Drs. Johan A. E. Noor, M.Sc, PhD, Drs. H. Bunawas, APU. Jurusan Fisika, FMIPA Universitas
Lebih terperinciMETODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 5 METODE STANDARDISASI SUMBER Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, Hermawan Chandra P3KRBiN BATAN ABSTRAK METODE STANDARDISASI SUMBER
Lebih terperinciSIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
Lebih terperinciX-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)
X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN
Lebih terperinciPENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG
8 ISSN 01 318 PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG Sukirno, Agus Taftazani dan Rosidi P3TM BATAN ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN, AIR
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,
Lebih terperinciSIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY
ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciPENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR
PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR F. Shoufika Hilyana Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro Universitas Muria Kudus Email: farah.hilyana@umk.ac.id
Lebih terperinciBAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciSIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5
ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO Rasito, Zulfahri, S. Sofyan, F. Fitriah, Widanda*) ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
88 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia analitik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar negara memiliki laboratorium kimia analitik yang mapan
Lebih terperinciVALIDASI METODA SPEKTROMETRI PENDAR SINAR-X
90 ISSN 0216-3128 Sri Murniasih, dkk. VALIDASI METODA SPEKTROMETRI PENDAR SINAR-X Sri Murniasih dan Sukirno Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini(*), Dian Anggraini(*), Noviarty(**) (*) Fungsional Peneliti, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), BATAN, Gedung
Lebih terperinciPenentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs
Youngster Physics Journal ISSN: 232-7371 Vol. 6, No. 2, pril 217, Hal. 151-156 Penentuan karakteristik cacahan pada dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 6 Co dan 137 Cs Hendrika Liana Sari dan Wahyu
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciPENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Suhardi, Siswanti, Muljon, Iswantoro BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciMETODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS
METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS Gatot Wurdiyanto, Holnisar, dan Hermawan Candra Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK Telah
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M
PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M0204021 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Telah dibuat
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
Unnes Physics 1 (1) (2012) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RUMAH SAKITDI SEMARANG Lely. N*,
Lebih terperinciPerbandingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time (ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas Umur Paruh Pendek
76 Dewita,dkk / Perbadingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time(ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas Perbandingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time (ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan
Lebih terperinciSTANDARDISASI SUMBER PEMANCAR GAMMA DALAM MATRIKS TANAH YANG DITEMPATKAN DALAM WADAH VIAL
STANDARDISASI SUMBER PEMANCAR GAMMA DALAM MATRIKS TANAH YANG DITEMPATKAN DALAM WADAH VIAL Wahyudi, Dadong Iskandar, dan Kusdiana Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK STANDARDISASI
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR
EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR POSTER PERFORMANCE EVALUATION OF GAMMA SPECTROMETER WHICH USING LIQUID NITROGEN FOR COOLING ITS DETECTORS Daya
Lebih terperinciMODUL 2 STATISTIKA RADIOAKTIVITAS
MODUL STATISTIKA RADIOAKTIVITAS Muhammad Ilham, Rizki, Moch. Arif Nurdin,Septia Eka Marsha Putra, Hanani, Robbi Hidayat. 008, 000, 000, 00, 00, 00. Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS Iswantoro, Muljono, Sihono, Sutanto W.W. Suhardi -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciSukirno dan Harry Supriadi Pusat Tenologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN
Identifikasi tenorm dalam natrium zirkonat (Na 2 ZrO 3 ) hasil proses pelindian air (Sukirno., dkk) IDENTIFIKASI TENORM DALAM NATRIUM ZIRKONAT (NA 2ZrO 3) HASIL PROSES PELINDIAN AIR Sukirno dan Harry Supriadi
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN
Sri Murniasih, dkk. ISSN 0216-3128 75 VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN Sri Murniasih, Sukirno dan Saefurrochman Pusat Teknolgi Akselerator
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciWaste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)
Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) No Jenis Karakteristik Pewadahan Keterangan 1. cair aktivitas total radionuklida pemancar gamma: 10-6 Ci/m 3 2.10-2 Ci/m 3 (3,7.10 4 Bq/m 3 7,14.10 8 Bq/m 3
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA
204 ISSN 0216-3128 Rosidi, dkk. IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA Rosidi, Sukirno, Sri Murniasih Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciPrinsip Dasar Pengukuran Radiasi
Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139
252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO
PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO Insan Kamil Institut Teknologi Bandung Abstrak Pengukuran radioaktif dengan metode scintillation menggunakan detektor NaI untuk
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY I 131 Yosi Sudarsi Asril 1, Dian Milvita 1, Fadil
Lebih terperinciKALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN
ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER
Lebih terperinciFABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P
PRIMA Volume 10, Nomor 1, Juni 2013 ISSN : 1411-0296 FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan PuspiptekSerpong,
Lebih terperinciPENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT
PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL Elistina Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN
Lebih terperinciKAJIAN VALIDASI METODE SPEKTROMETRI GAMMA SUPRESI COMPTON DENGAN STANDAR SRM LINGKUNGAN
88 ISSN 0216-3128 H. Muryono KAJIAN VALIDASI METODE SPEKTROMETRI GAMMA SUPRESI COMPTON DENGAN STANDAR SRM LINGKUNGAN H. Muryono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN ABSTRAK KAJIAN VALIDASI
Lebih terperinciPENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR
PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu- DI LABORATORIUM PTNBR Indah Kusmartini, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciPENGARUH MATRIKS TERHADAP PENCACAHAN SAMPEL MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH MATRIKS TERHADAP PENCACAHAN SAMPEL MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA WAHYUDI *), DADONG ISKANDAR *), DJOKO MARJANTO **) *) Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jl. Lebak Bulus
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF)
ISSN 1979-2409 Analisis Kerusakan X-Ray Fluoresence (XRF) (Agus Jamaludin, Darma Adiantoro) ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF) Agus Jamaludin, Darma Adiantoro Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM PERAIRAN SUNGAI SEROPAN GUNUNGKIDUL
ISSN 1410-6957 STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM PERAIRAN SUNGAI SEROPAN GUNUNGKIDUL Tri Rusmanto, Agus Taftazani PTAPB BATAN Yogyakarta ABSTRAK STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya setiap benda yang ada di alam semesta ini memiliki paparan radiasi, akan tetapi setiap benda tersebut memiliki nilai
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 02/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge
Berkala Fisika Indoneia Volume 3 Nomor 1 & 2 Januari & Juli 2011 PENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge Eko Mulyadi SMKN 3 Yogyakarta Jl. R.W. Monginsidi 2A, Yogyakarta E-mail:
Lebih terperinciPenentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan
Lebih terperinciPENENTUAN SIFAT FISIS, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR DAN SEDIMEN SUNGAI BRIBIN TAHAP II
Tri Rusmanto, Agus Taftazani ISSN 0216-3 9 PENENTUAN SIFAT FISIS, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR DAN SEDIMEN SUNGAI BRIBIN TAHAP II Tri Rusmanto, Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciPEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION
PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciSISTEM PENCACAHAN RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI
SISTEM PENCACAHAN RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI Sri Awaliyah Rahmah*, Khoerunnisa Saja ah, Rini Shoffa Aulia, Hesty Ayu Anggraeni 1 Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI TORIUM-232 DAN ANAK LURUHNYA SECARA SPEKTROMETRI ALPA
PENENTUAN KONSENTRASI TORIUM-232 DAN ANAK LURUHNYA SECARA SPEKTROMETRI ALPA Bambang Irianto, Muljono, Suprihati -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail : bbirianto97 @
Lebih terperinciKata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto
PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON REAKTOR KARTINI Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto Jurusan
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Oleh : ADI WIJAYANTO 1 Adi Wijayanto Badan Tenaga Nuklir Nasional www.batan.go.id CAKUPAN
Lebih terperinciDETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR
170 Indo. J. Chem., 00, (), 170-174 DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR Penentuan Batas Deteksi Unsur N, P,
Lebih terperinciGANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN Syarip ABSTRAK ABSTRACT
GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 EKSPERIMEN PEMBUATAN SISTEM PENGANALISIS UNSUR DENGAN METODE GAMA SERENTAK MENGGUNAKAN SUMBER NEUTRON Pu-Be Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK
Lebih terperinciIRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT
86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1
Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan
Lebih terperinciPenentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT) SISWANTI, GEDE SUTRENA W Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinci