PENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( 242 PU DAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( 242 PU DAN"

Transkripsi

1 90 ISSN Gede Sutresna W., dkk. PENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( PU DAN CM) HASIL MIKRO- PRESIPITASI Gede Sutresna Wijaya, M. Yazid PTAPB-BATAN, Yogyakarta, gedews@batan.go.id ABSTRAK Pengaruh jumlah kanal MCA pada determinasi sumber alpha Pu dan Cm hasil mikropresipitasi telah diteliti dengan menggunakan detektor surface barrier. Parameter tetap dalam penelitian ini adalah tekanan hampa, waktu pencacahan, konfigurasi ADC, konfigurasi stabilizer, penguat awal dan penguat (amplifier) serta aktivitas sumber sebesar 9, ± 0,06 Bq pada tanggal 30 Agustus Variabel tidak tetap terdiri dari jumlah salur MCA (1,,, 8 dan 16 kbyte), jangkau energi spektrometer alpha ( dan MeV) dan jarak sumber ke detektor ( dan mm). Resolusi dan effisiensi detektor ditentukan untuk masing-masing jumlah kanal MCA, jangkau energi spektrometer alpha dan jarak sumber ke detektor. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variasi jumlah salur MCA pada jangkau energi spektrometer alpha tetap ( dan MeV) serta jarak tetap ( dan mm) berpengaruh terhadap resolusi tapi tidak berpengaruh terhadap effisiensi detektor. Effisiensi detektor menurun dengan semakin bertambahnya jarak sumber alpha ke detektor. Kata kunci : spektrometer alpha, effisiensi, resolusi, mikropresipitasi ABSTRACT The influence of channel number MCA on determination of Pu and Cm alpha source prepared by microprecipitation by using surface barrier detector have been examined. Dependent variable on this experiment was vacuum pressure, counting time, ADC, stabilizer, preamplifier and amplifier configuration and also alpha source activity was 9, ± 0,06 Bq on August 30, Independent variable was number of channel MCA (1,,, 8 and 16 kbyte), energy range of spectrometer alpha ( and MeV) and the distance bettween source alpha and detector ( and mm). Resolution and efficiency of detector was determine for each number of channel MCA, energy range of spectrometer alpha and the distance between source and detector. Result of the experiment showed that number channel MCA variation at fixed energy range spectrometer alpha ( and MeV) and fixed distance ( and mm) had an influence on detector resolution but not for the efficiency. The detector efficiency decrease with increasing the distance between alpha source and detector. Key words: alpha spectrometer, efficiency, resolution, microprecipitation PENDAHULUAN S pektroskopi alpha merupakan suatu metode pengukuran dan identifikasi zat-zat radioaktif, dengan cara mengamati spektrum karakteristik yang ditimbulkan oleh interaksi antara partikel alpha yang dipancarkan oleh zat-zat radioaktif tersebut dengan materi. Alat ukur yang digunakan untuk mengamati spektrum karakteristik yang ditimbulkan oleh interaksi antara partikel alpha dengan materi dinamakan spektrometer alpha. Sistem utama spektroskopi alpha terdiri atas beberapa komponen yaitu: kamar hampa udara (vacuum chamber) dan detektor partikel alpha, penguat awal (preamplifier), penguat (amplifier), penganalisa saluran ganda (MCA), pompa vacuum dan seperangkat komputer [1]. Detektor yang biasa dipakai di dalam spektrometer alpha adalah detektor surface barrier. Detektor surface barrier ini digunakan untuk menyerap energi partikel alpha yang dipancarkan oleh radionuklida pemancar partikel alpha. Detektor surface barrier pada spektrometer alpha memiliki beberapa karakteristik yaitu daerah aktif sebesar 5-50 mm, lebar deplesi sebesar µm, FWHM (Full Width at Half Maximum) sebesar 13-6 kev dan panjar mundur (reverse bias) bekerja pada tegangan 100 volt [], sedangkan efisiensi detektor yang diperoleh dari penelitian untuk daerah aktif 50 mm dengan jarak sumber ke detektor 15 mm dan diameter sumber 15 mm sebesar 10,1%. Penggunaan detektor surface barrier pada spektrometer alpha memiliki beberapa kelebihan diantaranya: (1) Memiliki resolusi yang tinggi, () Memiliki stabilitas yang tinggi, (3) Memiliki sensitivitas yang tinggi, () Memiliki efisiensi yang tinggi, (5) Derau rendah [3]. Penggunaan detektor surface barrier pada spektrometer

2 Gede Sutresna W., dkk. ISSN alpha juga memiliki kelemahan yaitu kemampuan detektor surface barrier terbatas dalam menahan kerusakan radiasi seperti pembalikan tipe material dan peningkatan arus bocor []. Partikel alpha memiliki massa yang cukup besar dan bergerak dengan kecepatan relatif tinggi. Kecepatan partikel alpha berkisar antara 0,05c hingga 0,07c berdasarkan percobaan yang dilakukan di dalam medan magnet dan medan listrik, sehingga partikel alpha memiliki energi kinetik yang cukup besar. Partikel alpha dari inti radioaktif alam biasanya mempunyai energi kinetik antara MeV hingga 8 MeV [5]. Jangkauan partikel alpha sangat pendek, karena mempunyai massa yang cukup besar. Partikel alpha dengan energi tertinggi kemampuan jelajahnya di udara hanya beberapa sentimeter, sedangkan dalam jaringan lunak hanya beberapa mikron. Terdapat dua jenis jangkauan dalam partikel alpha, yaitu jangkauan rata-rata dan jangkauan terekstrapolasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Kurva penyerapan partikel alpha [5]. Kurva penyerapan partikel alpha berupa garis datar, karena pada dasarnya partikel alpha yang dipancarkan oleh sumber radioaktif adalah berenergi tunggal (monoenergetic). Tebal bahan penyerap hanya akan mengurangi energi partikel alpha yang melintas, dan tidak mengurangi jumlah partikel alpha itu sendiri. Jangkauan tertentu di akhir lintasan, jumlah partikel alpha berkurang sangat cepat, dan hal ini ditunjukkan dengan bentuk kurva yang turun hampir vertikal. Ada dua cara di dalam mempersiapkan sumber alpha yaitu : Cara kopresipitasi dan secara elektrodeposisi. Pada metode kopresipitasi, larutan yang dihasilkan dari separasi kimia ditambah dengan campuran NdF 3, HCl dan HF, kemudian didiamkan selama kira-kira 30 menit. Larutan tersebut kemudian disaring dengan filter dengan pori sebesar 0,1µm. Hasil proses penyaringan dikeringkan dengan oven yang suhunya diatur 70 o C, kemudian ditempelkan pada sebuah piring stainless steel. Metode elektro deposisi dilakukan dengan cara elektrolisa. Larutan yang dihasilkan dari pemisahan kimia dikeringkan, kemudian ditambah dengan campuran amoniak dan asam sulfat, dengan ph diatur sebesar. Larutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung silindris dengan diameter 1 inchi. Pada dasar tabung tersebut dipasang piring stainless steel sebagai elektroda positif dan kawat platina sebagai elektroda negatif. Dengan memberikan tegangan searah 6 volt pada sistem, maka atom-atom pembawa partikel alpha tersebut akan tertarik dan terikat pada piring stainless steel. Proses ini berlangsung selama 3 jam, setelah itu dikeringkan. TATA KERJA Alat Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini terdiri atas beberapa komponen, yaitu: spektrometer alpha (Alpha Spectrometer) Ortec 576A, dengan detektor Surface Barrier dengan daerah aktif sebesar 50 mm, pompa vaccum Ortec ALPHA- PPS-30, Penguat (amplifier) Canberra 00, MCA (Multi Channel Analyzer) Canberra Multiport II, Software Alpha Acquisition and Analysis tipe V1.3A yang merupakan bagian dari software Genie 000 dan software Microsoft Origin 6.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber standar Pu (,901 MeV) dan Cm (5,805 MeV) hasil mikropresipitasi dalam Gelman filter berdiameter 0 mm, aktivitas sumber mula-mula sebesar 9, ± 0,06 Bq dan dibuat pada tanggal 30 Agustus Cara Kerja Parameter tetap dalam penelitian ini meliputi: tekanan vacuum, waktu pencacahan, konfigurasi sumber tegangan, konfigurasi ADC, konfigurasi stabilizer dan konfigurasi penguat (amplifier) yang ditentukan terlebih dahulu. Parameter tidak tetap dalam penelitian ini meliputi: jumlah salur MCA (1,,, 8 dan 16 k), range energi pada spektrometer alpha ( dan MeV) dan jarak sumber ke detektor sebesar ( dan mm). Sumber standar Pu dan Cm yang dibuat dengan teknik mikropresipitasi dimasukkan ke dalam vacuum chamber pada spektrometer alpha, yaitu ruang tempat detektor berada, selanjutnya tombol vent digeser ke posisi pump pada saat pompa vacuum dalam keadaan hidup. Spektrometer alpha dibiarkan selama 10 menit sebelum digunakan untuk mencacah, dengan tujuan untuk memastikan bahwa spektrometer alpha benar-benar dalam keadaan vacuum.. Proses

3 9 ISSN Gede Sutresna W., dkk. pencacahan dilakukan selama detik, pada tekanan vacuum 0,1 milibar dan akan diperoleh hasil spektrum yang memuat beberapa parameter yang terukur, yaitu nomor salur puncak spektrum energi sumber standar Pu dan Cm, cacah sumber standar Pu dan Cm, net area sumber standar Pu dan Cm, serta FWHM sumber standar Pu dan Cm. Nomor salur puncak spektrum energi sumber standar Pu dan Cm dipakai untuk kalibrasi energi, sedangkan cacah dan net area sumber standar Pu dan Cm dipakai untuk menentukan efisiensi detektor dan FWHM sumber standar Pu dan Cm dipakai untuk menentukan resolusi detektor. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pencacahan sumber alpha Pu dan Cm hasil mikropresipitasi dengan NdF 3 pada metricel filter dengan ukuran pori 0,1 mikron menggunakan detektor surface barrier yang memiliki area aktif 50 mm dapat dilihat pada Gambar. Penelitian juga dilakukan dengan melakukan pengukuran beberapa parameter diantaranya adalah nomor salur puncak spektrum energi sumber standar Pu dan Cm, cacah sumber standar Pu dan Cm, net area sumber standar Pu dan Cm, efisiensi detektor sumber standar Pu dan Cm, serta FWHM sumber standar Pu dan Cm. Dari hasil penelitian diperoleh nilai resolusi (FWHM) detektor radionuklida Pu dan Cm untuk berbagai variasi jumlah salur MCA, jangkau energi spektrometer alpha dan jarak sumber ke detektor seperti terdapat dalam Tabel 1. Kinerja spektrometer alpha yang menggunakan detektor surface barrier dikatakan baik, jika resolusi dan efisiensi detektor tinggi. Ukuran resolusi detektor dinyatakan dengan nilai FWHM (Full Width Half Maximum). Resolusi detektor dikatakan baik jika mempunyai nilai FWHM kecil sehingga mampu memisahkan spektrum puncak dengan energi yang berdekatan, sedangkan efisiensi detektor dikatakan tinggi apabila rasio cacah sinyal pulsa yang dihasilkan detektor terhadap aktivitas sumber alpha mendekati 100%. Resolusi detektor merupakan kemampuan suatu detektor untuk memisahkan dua puncak energi yang berdekatan. Nilai resolusi detektor ini dinyatakan dengan nilai FWHM (full width at half maximum), yaitu lebar puncak energi pada setengah tinggi puncaknya. Detektor mempunyai resolusi tinggi, apabila nilai FWHM detektor tersebut sangat kecil. Resolusi detektor pada spektrometer alpha dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari detektor dan rangkaian elektronik dan dari keadaan sekeliling atau luar detektor. Gambar. Spektrum Pu dan Cm dengan waktu pencacahan detik, jumlah salur k, jarak mm, dan jangkau energi MeV. Resolusi detektor dipengaruhi oleh derau elektronik yang berasal dari arus bocor detektor, bias resistor, penguat awal, dan penguat. Derau elektronik terdiri dari variasi tegangan kecil di sekitar garis nol (zero line), dengan tegangan ratarata. Derau elektronik akan melapisi pulsa, sehingga tinggi puncak pulsa menjadi tidak sama. Resolusi detektor juga dipengaruhi oleh tangkapan pembawa muatan. Resolusi detektor lebih baik, dengan energi rata-rata yang dibutuhkan untuk pembentukan pasangan pembawa muatan lebih kecil. Faktor yang mempengaruhi resolusi detektor yang berasal dari keadaan sekeliling atau luar detektor diantaranya fraksi energi yang hilang pada jendela detektor. Setiap partikel alpha akan mengalami kehilangan fraksi energi, ketika melewati jendela detektor, yaitu pada saat berinteraksi dengan volume aktif detektor. Jejak efektif alpha bervariasi, ketika terjadi penyerapan fraksi energi tersebut, bergantung pada sudut datang pertikel tersebut ke detektor. Apabila variasi jejak efektif tersebut lebih banyak, maka akan menimbulkan variasi tinggi pulsa yang beragam, sehingga akan terjadi pelebaran puncak yang lebih besar pula. Faktor luar detektor lainnya yang mempengaruhi resolusi adalah efek serapan diri pada cuplikan. Pada metode kopresipitasi dalam preparasi cuplikan, cuplikan mengandung senyawa NdF 3, berarti terdapat materi di dalam cuplikan atau sumber itu sendiri yang dapat menyerap fraksi energi alpha sebelum berinteraksi dengan detektor. Apabila massa senyawa NdF 3 yang dipakai semakin besar, maka fraksi energi yang terserap oleh materi semakin banyak pula, sehingga variasi

4 Gede Sutresna W., dkk. ISSN tinggi pulsa detektor semakin beragam, yang berdampak pada puncak semakin lebar. Adanya udara pada vacuum chamber menyebabkan serapan fraksi energi alpha oleh udara tersebut semakin besar, sehingga resolusi menjadi semakin jelek, karena partikel alpha yang keluar dari detektor itu ada bagian energi yang diserap oleh molekul udara, sehingga secara efektif, energi alpha nampak menjadi lebih kecil. Oleh karena itu, posisi puncak energi dapat bergeser menjadi lebih rendah. Tabel 1. FWHM Pu dan Cm pada berbagai variasi jumlah salur MCA dan jarak sumber ke detektor. Jarak sumber ke detektor (mm) Range energi (MeV) Salur MCA FWHM PU (KeV) FWHM Cm (KeV) 1K 38,08 303,819 K 179, ,787 K 9,953 76,08 8K,8 0,3 16K 1,319 0,36 1K 38,701 15,895 K 89,916 83,17 K 6,6 1,361 8K,73,11 16K 115,307 0,95 1K 78,0 9,969 K 18,79 13,88 K 5,0 5,377 8K 1,850 17,71 16K 1,08 1,030 1K 98,13 96,35 K 63,955 8,686 K,73 31,93 8K 11,113 1,77 16K 7,935,09 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan resolusi detektor yang cukup signifikan apabila jumlah salur MCA semakin besar, seperti terlihat pada Gambar 3. Resolusi detektor juga sedikit dipengaruhi oleh jangkau energi spektrometer alpha namun tidak nampak secara nyata dipengaruhi oleh jarak antara sumber dan detektor. Oleh sebab itu maka di dalam analisis dengan alpha spektrometer untuk energi radionuklida pemancar alpha yang berdekatan diperlukan MCA dengan jumlah salur yang lebih banyak disamping preparasi sampel melalui serangkaian proses kimia yang baik. Gambar 3. Grafik hubungan antara FWHM terhadap jumlah salur MCA untuk sumber Pu, range energi tetap MeV dan jarak sumber ke detektor tetap mm. Efisiensi detektor merupakan ukuran yang menghubungkan antara pulsa yang dihasilkan oleh detektor, jika diberikan sumber, dengan aktivitas tertentu. Efisiensi sebuah detektor mempunyai nilai yang berbeda-beda antara satu jenis dengan jenis lainnya. Setiap radiasi yang mengenai detektor akan diubah menjadi sebuah pulsa listrik dan akan dicatat sebagai sebuah cacahan. Berbeda dengan radiasi gamma, maka radiasi alpha yang datang ke detektor hampir diserap seluruhnya oleh materi detektor untuk diubah menjadi sinyal listrik yang dapat dicacah, sehingga effisiensi intrinsik detektor alpha mendekati 100 %. Efisiensi sistem deteksi secara menyeluruh dipengaruhi oleh dimensi sumber. Pada wadah cuplikan yang berbentuk piringan, atom-atom sumber atau cuplikan tersebar keseluruh luasan permukaan wadah cuplikan tersebut. Setiap partikel yang terdistribusi keseluruh luasan piringan dan jatuh kedetektor secara tegak lurus akan mempunyai jejak efektif ke detektor yang sama. Sumber yang berbentuk titik, jejak efektif setiap partikel alpha bergantung pada sudut datang partikel alpha keseluruh luasan detektor. Partikel alpha yang jejak efektifnya cukup panjang, ada kemungkinan energi alpha sudah habis sebelum berinteraksi dengan detektor, sehingga efisiensi sistem deteksi akan lebih kecil. Metode preparasi cuplikan dalam spektrometer alpha mempunyai peranan yang sangat penting, mengingat besarnya energi alpha yang hilang persatuan panjang pada jejak yang ditempuh. Metode preparasi cuplikan yang paling baik menggunakan mono moleculer layer, yaitu membuat tebal cupikan setipis mungkin. Tebal cuplikan sangat berpengaruh terhadap serapan diri tenaga alpha. Cuplikan yang

5 9 ISSN Gede Sutresna W., dkk. mempunyai ketebalan yang lebih tipis, memiliki efek serapan diri yang lebih kecil, sehingga efisiensi sistem deteksi akan lebih baik. Tabel. Effisiensi Pu dan Cm pada berbagai variasi jumlah salur MCA dan jarak sumber ke detektor. Jarak sumber ke detektor (mm) Range Energy (MeV) Salur (Eff Pu ± (Eff Cm MCA σ Eff) % ± σ Eff)% 1K 17,5 ± 0,1 16, ± 0, K 16,5 ± 0,1 15,1 ± 0, K 16, ± 0,1 15, ± 0, 8K 16,6 ± 0,1 15, ± 0, 16K 16,6 ± 0,1 15, ± 0, 1K 16,6 ± 0,1 15,0 ± 0, K 16,5 ± 0,1 15, ± 0, K 16,5 ± 0,1 15,± 0, 8K 16,6 ± 0,1 15,5 ± 0, 16K 17,3 ± 0,1 15,7 ± 0, 1K,98 ± 0,0,7 ± 0,08 K 3,01 ± 0,03,71 ± 0,06 K 3,0 ± 0,03,7 ± 0,05 8K 3,0 ± 0,03,83 ± 0,05 16K 3,0 ± 0,,8 ± 0,3 1K 3,05 ± 0,0,8 ± 0,0 K 3,06 ± 0,0,76 ± 0,0 K 3,07 ± 0,0,79 ± 0,0 8K 3,06 ± 0,0,83 ± 0,0 16K 3,0 ± 0,1,8 ± 0, Sudut ruang atau posisi detektor-sumber dapat diukur dengan cara meletakkan di atas detektor. Cuplikan dalam spektrometer alpha memiliki aktivitas yang sangat rendah, sehingga pada waktu proses pencacahan, cuplikan harus diletakkan sedekat mungkin dengan detektor, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan yang dapat ditimbulkan oleh rangkaian elektronik spektrometer alpha dalam mengolah sinyal listrik yang masuk. Jarak sumber ke detektor yang lebih besar, akan mengakibatkan terjadi pengurangan intensitas. Hal ini disebabkan karena berkurangnya sudut ruang secara relatif, sehingga efisiensi lebih kecil. Pengaruh Variasi jumlah salur MCA, jangkau energi spektrometer alpha dan jarak sumber alpha ke detektor terhadap effisiensi terlihat pada Tabel. Gambar. Grafik hubungan antara efisiensi terhadap jumlah salur MCA untuk sumber Pu, range energi tetap MeV dan jarak sumber ke detektor tetap mm. Gambar 5. Grafik hubungan antara efisiensi terhadap jumlah salur MCA untuk sumber Cm, range energi tetap MeV dan jarak sumber ke detektor tetap mm. Pada Gambar dan Gambar 5, nampak bahwa effisiensi detektor tidak dipengaruhi oleh jumlah salur MCA dan jangkau energi spektrometer alpha, tetapi sangat dipengaruhi oleh jarak antara sumber terhadap detektor. Data efisiensi sumber standar Pu dan Cm menunjukkan bahwa semakin besar jarak sumber ke detektor, maka efisiensi detektor menjadi semakin rendah. Hal ini disebabkan karena jarak sumber ke detektor yang bertambah besar akan mengakibatkan pengurangan intensitas energi alfa sebagai akibat sudut ruang berkurang secara relatif. efisiensi detektor pada jarak tetap mm untuk sumber standar Pu dan Cm berkisar antara 16 % 18 % untuk sumber standar Pu dan 15 %

6 Gede Sutresna W., dkk. ISSN % untuk sumber standar Cm, sedangkan efisiensi detektor pada jarak tetap mm untuk sumber standar Pu dan Cm berkisar antara % 3,1% untuk sumber standar Pu dan % 3% untuk sumber standar Cm. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Variasi jumlah salur MCA pada range energi tetap MeV dan MeV, serta jarak sumber ke detektor tetap mm dan mm berpengaruh terhadap resolusi detektor. Semakin besar jumlah salur MCA, maka resolusi detektor untuk sumber standar Pu dan Cm menjadi semakin baik. Variasi jumlah salur MCA pada range energi tetap MeV dan MeV, serta jarak sumber ke detektor tetap mm dan mm tidak berpengaruh terhadap efisiensi detektor. Effisiensi detektor lebih dipengaruhi oleh jarak sumber terhadap detektor, dimana semakin besar jarak sumber ke detektor maka effisiensinya semakin kecil. DAFTAR PUSTAKA 1. NAEEM AHMED, SYED. Physics and Engineering of Radiation Detection. USA: Elsevier Science R. CHOPPIN, GREGORY. Et. all. Radiochemistry and nuclear chemistry. USA: Butterworth-Heinemann F. L ANNUNZIATA, MICHAEL. Handbook of Radioactivity Analysis. USA: Elsevier Science KAHN, BERND. Radioanalytical Chemistry. USA: Springer Science and Business Media CEMBER, HERMAN. Introduction Health Physics. USA: The McGraw-Hill Companies E. TURNER, JAMES. Atoms, Radiation and Protection Radiation. Germany: WILEY- VCH Verlag GmbH & Co. 007.

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Sistem Pencacah dan Spektroskopi Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI

Lebih terperinci

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R4 EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR

EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR POSTER PERFORMANCE EVALUATION OF GAMMA SPECTROMETER WHICH USING LIQUID NITROGEN FOR COOLING ITS DETECTORS Daya

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36

Lebih terperinci

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar

Lebih terperinci

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak

Lebih terperinci

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Lebih terperinci

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA 258 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal 258-264 PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Hermawan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. Benar Bukit, Kristiyanti, Hari Nurcahyadi Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO Rasito, Zulfahri, S. Sofyan, F. Fitriah, Widanda*) ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER

Lebih terperinci

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA

Lebih terperinci

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA

Lebih terperinci

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 5 METODE STANDARDISASI SUMBER Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, Hermawan Chandra P3KRBiN BATAN ABSTRAK METODE STANDARDISASI SUMBER

Lebih terperinci

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini(*), Dian Anggraini(*), Noviarty(**) (*) Fungsional Peneliti, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), BATAN, Gedung

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.

Lebih terperinci

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH

Lebih terperinci

Penentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs

Penentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs Youngster Physics Journal ISSN: 232-7371 Vol. 6, No. 2, pril 217, Hal. 151-156 Penentuan karakteristik cacahan pada dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 6 Co dan 137 Cs Hendrika Liana Sari dan Wahyu

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M. Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*

Lebih terperinci

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77 Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller M. Azam 1,

Lebih terperinci

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,

Lebih terperinci

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62 Jurnal Forum Nuklir (JFN), Volume 6, Nomor 2, November 2012 KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62 Alan Batara Alauddin 1, Argo Satrio Wicaksono 2, Joko Sunardi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)

Lebih terperinci

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P

FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P PRIMA Volume 10, Nomor 1, Juni 2013 ISSN : 1411-0296 FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan PuspiptekSerpong,

Lebih terperinci

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET PANDUAN PENGGUNAAN KIT ATOM-INTI Oleh : Sukardiyono dan Yusman Wiyatmo Disampaikan pada Pelatihan Kepala Laboratorium Fisika SMA Kabupaten Kebumen dan Purworejo 11 Agustuas 2012 PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI

Lebih terperinci

Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium

Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium Tjipta BATAN Serpong, Jakarta E-mail: tjipta60@gmail.com Abstract The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK DETEKTOR SODIUM IODIDE DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI SEGMENTED GAMMA SCANNER LIMBAH RADIOAKTIF

STUDI KARAKTERISTIK DETEKTOR SODIUM IODIDE DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI SEGMENTED GAMMA SCANNER LIMBAH RADIOAKTIF Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 17 Nomor 2, Desember 2014 (Volume 17, Number 2, December, 2014) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Center

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pengujian dalam tugas akhir ini dilakukan dalam beberapa tahapan penting, meliputi: menentukan tujuan pengujian, mengumpulkan landasan teori untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te 1. TUJUAN PRATIKUM Tujuan pratikum Instrumentasi nuklir khususnya XRF (X-ray fluorescence spectrometry) adalah : 1. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan cara-cara menggunakan XRF 2. Mahasiswa mampu mengkalibrasi

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

KAJIAN TEGANGAN KERJA DETEKTOR HPGe TERHADAP RESOLUSI DETEKTOR SISTEM SPEKTROMETER GAMMA

KAJIAN TEGANGAN KERJA DETEKTOR HPGe TERHADAP RESOLUSI DETEKTOR SISTEM SPEKTROMETER GAMMA KAJIAN TEGANGAN KERJA DETEKTOR HPGe TERHADAP RESOLUSI DETEKTOR SISTEM SPEKTROMETER GAMMA Nugraha Luhur, Anto Setiawanto, Rohidi, Suhadi Pusat Reaktor Serba Guna - BATAN Gd. 31 Kawasan Puspiptek Serpong

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO

PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO Insan Kamil Institut Teknologi Bandung Abstrak Pengukuran radioaktif dengan metode scintillation menggunakan detektor NaI untuk

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Rini Heroe Oetami, dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari

Lebih terperinci

Perbandingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time (ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas Umur Paruh Pendek

Perbandingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time (ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas Umur Paruh Pendek 76 Dewita,dkk / Perbadingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time(ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas Perbandingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time (ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR LUDLUM 44-62

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR LUDLUM 44-62 KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR LUDLUM 44-62 Alan Batara Alauddin 1, Argo Satrio Wicaksono 2, Joko Sunardi 3 1,2,3

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

OPTIMASI KONDISI SPEKTROMETER ALFA DENGAN DETEKTOR ION-IMPLATED SILIKON DI PUSAT PRODUKSI RADIOISOTOP

OPTIMASI KONDISI SPEKTROMETER ALFA DENGAN DETEKTOR ION-IMPLATED SILIKON DI PUSAT PRODUKSI RADIOISOTOP VoL 1.No.1. 1998 lssn 1410-8542 OPTIMASI KONDISI SPEKTROMETER ALFA DENGAN DETEKTOR ION-IMPLATED SILIKON DI PUSAT PRODUKSI RADIOISOTOP Kadarisman W., A~Mutalib, Adang HG., Hotman Lubis, Enny L. Mujinah

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM PROSES ELEKTRODEPOSISI HASIL EKSTRAKSI DENGAN TBPjOK

PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM PROSES ELEKTRODEPOSISI HASIL EKSTRAKSI DENGAN TBPjOK ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM PROSES ELEKTRODEPOSISI HASIL EKSTRAKSI DENGAN TBPjOK Yanlinastuti, Noviarty, Sutri Indaryati ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R1 EKSPERIMEN DETEKTOR GEIGER MULLER Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat

Lebih terperinci

PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR

PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR F. Shoufika Hilyana Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro Universitas Muria Kudus Email: farah.hilyana@umk.ac.id

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

PELURUHAN RADIOAKTIF

PELURUHAN RADIOAKTIF PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 SINTESIS SBA-15 Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan material mesopori silika SBA-15 melalui proses sol gel dan surfactant-templating. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR 78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006 Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi Radiasi Gamma

Perbandingan Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi Radiasi Gamma Jurnal Gradien Vol.3 No.1 Januari 2007 : 204-209 Perbandingan Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi Radiasi Gamma Syamsul Bahri Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Telah disusun secara tepat sistem analisis spektrum udara pada sumber cahaya dari SEBKP

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty

Lebih terperinci

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS

Lebih terperinci

KARAKTERISASI RADIONUKLIDA UDARA LINGKUNGAN SEKITAR FASILITAS NUKLIR

KARAKTERISASI RADIONUKLIDA UDARA LINGKUNGAN SEKITAR FASILITAS NUKLIR Gede Sutresna Wijaya, dkk. ISSN 0216-3128 73 KARAKTERISASI RADIONUKLIDA UDARA LINGKUNGAN SEKITAR FASILITAS NUKLIR Gede Sutresna Wijaya 1), Anung Muharini 2) 1) PSTA-BATAN, Jl. Babarsari Kotak Pos 6101

Lebih terperinci

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu- DI LABORATORIUM PTNBR Indah Kusmartini, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU

KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU Imam Sholihuddin, Drs. Johan A. E. Noor, M.Sc, PhD, Drs. H. Bunawas, APU. Jurusan Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic

Lebih terperinci

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing. Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com

Lebih terperinci

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN Syarip ABSTRAK ABSTRACT

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN Syarip ABSTRAK ABSTRACT GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 EKSPERIMEN PEMBUATAN SISTEM PENGANALISIS UNSUR DENGAN METODE GAMA SERENTAK MENGGUNAKAN SUMBER NEUTRON Pu-Be Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe

PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 2, April 2015, Hal 189-196 PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe Miftahul Aziz 1),Eko Hidayanto

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 23-30

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 23-30 PERBANDINGAN EFISIENSI DETEKTOR SINTILASI ORGANIK MENGGUNAKAN SINTILATOR ANTRASEN DAN NAFTALEN SERTA PENGARUH PENGGUNAAN KONTAK OPTIK TERHADAP EFISIENSI DETEKTOR PADA SPEKTROMETER BETA Nur Indah Lestari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021) ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Fisika Tanggal : 07 Juni 2009 Kode Soal : 120 Daftar konstanta alam sebagai pelengkap soal-soal fisika 2 31 g = 10 ms (kecuali diberitahukan lain); m = 9,1 10

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1991

Fisika EBTANAS Tahun 1991 Fisika EBTNS Tahun 99 EBTNS-9-0 Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal. Setelah detik benda sampai di tanah (g = 0 m s ). Tinggi menara tersebut. 40 m B. 5 m C. 0 m D. 5

Lebih terperinci

PELURUHAN SINAR GAMMA

PELURUHAN SINAR GAMMA PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN diperkuat oleh rangkainan op-amp. Untuk op-amp digunakan IC LM-324. 3.3.2.2. Rangkaian Penggerak Motor (Driver Motor) Untuk menjalankan motor DC digunakan sebuah IC L293D. IC L293D dapat mengontrol dua

Lebih terperinci