MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)"

Transkripsi

1 MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh MUH. WIYADI NIM : S Penelitian ini Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Nomor Kontrak: /A.3-III/LPPM/V/2017 PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 PENGESAHAN v

6 vi

7 MOTTO Hai, orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Alhasyr:18)... Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. (HR. Thabrani dan Daruquthni) vii

8 PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang tercinta. 1. Bapak dan ibuku yang sangat saya sayangi, terima kasih untuk setiap kasih sayang, pengorbanan, dukungan, serta doa yang telah diberikan. 2. Istriku (Tri Winarsih) dan juga anak-anakku (Ganendra Arshiya Aghatama & Ravindra Arfasya Lazuardi) yang sangat kucintai dan kusayangi, terima kasih atas dukungan kalian selama ini. 3. Almamaterku tercinta. viii

9 KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr. wb. Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang berjudul Makna Adverbia Penanda Aspek, Sangkalan, dan Jumlah pada Teks Terjemahan Alquran (TTA). Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dan dorongan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya tesis ini. 1. Dr. Sofyan Anif, M.Si., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan izin studi pada program studi Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, M.Pd., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan izin studi dan juga memberikan pelayanan dengan baik. 3. Prof. Dr. Markhamah, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah dengan sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. ix

10 4. Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang juga telah sabar dan ikhlas meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. 5. Prof. Dr. Ali Imron, M.Hum., Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., Prof. Dr. Endang Fauziati, Dr. Nafron Hasyim, Hepy Adityarini, Ph.D., Dr. Anam Sutopo, Agus Wijayanto, Ph.D., selaku Dosen Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan membagi ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 6. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Pusat maupun Perpustakaan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan studi kepustakaan. 7. Segenap staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan pelayanan dengan baik. 8. Bapak/ Ibu, serta keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih sayang. 9. Teman-teman Magister Pengkajian Bahasa angkatan 2016 kelas A, terima kasih untuk kebersamaan, kerjasama, kebaikan, nasihat, serta dukungan selama ini. 10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Atas bantuan yang diberikan, penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT memberikan yang terbaik atas amal yang dilakukan. Penulis menyadari x

11 bahwa tesis ini jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca. Wassalamualaikum wr. wb. Surakarta, Juli 2017 Penulis xi

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... NOTA PEMBIMBING... PENGESAHAN... PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v vi vii viii ix xii xv xvi xvii xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Ruang Lingkup... 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 6 E. Manfaat Penelitian... 6 F. Penjelasan Istilah... 7 xii

13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Penelitian yang Relevan... 9 B. Kajian Teori C. Kerangka Konseptual BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Pendekatan Penelitian C. Objek Penelitian D. Data dan Sumber Data Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Pengujian Keabsahan Data (Validitas) G. Teknik Analisis Data H. Prosedur Penelitian I. Sistematika Laporan Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Makna Adverbia Penanda Aspek Makna Adverbia Penanda Sangkalan Makna Adverbia Penanda Jumlah Implementasi Hasil Penelitian Makna Adverbia Penanda Aspek, Adverbia Penanda Sangkalan, dan Adverbia Penanda Jumlah pada Teks Terjemahan xiii

14 Alquran (TTA) sebagai Materi Ajar pada Sekolah Menengah Pertama BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 : Surat dan Ayat Alquran yang Mengandung Etika Bebahasa : Data yang Terkumpul : Klasifikasi Data Adverbia Penanda Aspek : Klasifikasi Data Adverbia Penanda Sangkalan : Klasifikasi Data Adverbia Penanda Jumlah : Makna Adverbia Penanda Aspek pada TTA : Makna Adverbia Penanda Sangkalan pada TTA : Makna Adverbia Penanda Jumlah pada TTA xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Foto Lampiran 2 : Data Peneliti pada Uji Keabsahan Data xvi

17 ABSTRAK MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) Muh. Wiyadi, S , Program Studi Magister Pengkajian Bahasa, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Penelitian ini memiliki empat tujuan. Pertama, untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda aspek pada TTA. Kedua, untuk mendekripsikan makna adverbia penanda sangkalan pada TTA. Ketiga, untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda jumlah pada TTA. Keempat, untuk mendeskripsikan implementasi hasil penelitian makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumlah pada TTA sebagai materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan metode dokumenter. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan teknik catat. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode padan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil empat simpulan. Pertama, makna adverbia penanda aspek pada TTA adalah menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat (1) akan berlangsung, (2) pada proses permulaan berlangsungnya, (3) tengah berlangsung, (4) belum selesai berlangsung, dan (5) sudah selesai berlangsung. Selain itu juga menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Kedua, makna adverbia penanda sangkalan adalah menyatakan makna pengingkaran atau penyangkalan dan makna penyamaan. Ketiga, makna adverbia penanda jumlah adalah menyatakan jumlah untuk sebagian dan makna yang menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Keempat, hasil penelitian ini bisa diimplementasikan sebagai materi ajar pada kelas VII sekolah menengah pertama (SMP) kurikulum Implementasi tersebut dilaksanakan pada Kompetensi Inti (KI) 3 pada Kompetensi Dasar (KD) 3.14 yaitu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar. Kata kunci: makna adverbia, aspek, sangkalan, jumlah, teks terjemahan Alquran xvii

18 ABSTRACT ADVERBIAL MEANING OF ASPECT, DISCLAIMER, AND AMOUNT MARKER ON THE TEXT OF QURAN TRANSLATION (TTA) Muh. Wiyadi, S , Program Studi Magister Pengkajian Bahasa, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta This research has four aims. First, to describe the adverbial meaning of aspect marker of the Indonesian Translation of Quran. Second, to describe the adverbial meaning of disclaimer marker of TTA. Third, to describe adverbial meaning of amount marker of the TTA. Fourth, to describe the implementation of the research result of the adverbial meaning of aspect, disclaimer, and amount marker of the TTA as teaching materials for Junior Higt School (SMP). This is a descriptive qualitative research. Methods of data collection applied in this research are scruteninzing and documentation. The data collection techniques of the research are scrutenizing and taking note. Data analyzis is conducted by using the padan methods. Based on the result of the discussion, four conclusions can be taken. First, adverbial meaning of aspect marker of the TTA is to state an activity/ action, event, condition, or characteristic (1) which will go on, (2) on progress at the beginning, (3) whilst on going, (4) not yet done, and (5) done. It also states the frequency of an activity/ action, event, condition, or characteristic. Second, adverbial meaning of disclaimer marker is to state the meaning of denial and the meaning of equation. Third, adverbial meaning of amount marker is to state the quantity for a partion and quantity for a whole. Fourth, the result of this study can be implemented as teaching materials for the grade VII of Junior High School (SMP) curriculum The implementation is conducted on the Core Competency (KI) 3 of the Basic Competency (KD) 3.14, that is analyzing the structure and language feature of the folk poetry (pantun/ rhyme, syair/ phoem, and other local poetries) read and heard. Key word: meaning of adverbs, aspect, disclaimer, amount, text of Quran translation xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak zaman dahulu, bahasa adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri manusia, dalam alam, dalam sejarah, dalam wahyu Tuhan. Ia hadir karena karunia Tuhan Sang Penguasa alam raya. Tuhan itu sendiri menampakkan diri pada manusia bukan melalui zat-nya, tetapi lewat bahasanya, yaitu bahasa alam dan kitab suci (Hidayat, 2009:21). Oleh karena bahasa merupakan karunia Tuhan untuk manusia, upaya mengetahuinya merupakan suatu kewajiban dan sekaligus merupakan amal saleh. Jika seseorang mampu mengetahui berbagai bahasa, maka ia sudah pasti termasuk orang yang banyak pengetahuannya. Jika dia banyak pengetahuannya, maka dia termasuk orang yang beriman (Hidayat, 2009:21). Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa, Dialah orang yang derajatnya diangkat oleh Tuhannya. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Oleh karena itu, dengan mempelajari bahasa berarti kita telah melakukan salah satu bentuk ibadah. Setiap bahasa memiliki sistem yang berbeda, meskipun ada kemungkinan terdapat sistem yang sama. Demikian juga kategori kata yang ada pada berbagai bahasa juga tidak selalu sama. Ada kategori yang ada 1

20 hampir pada semua bahasa, tetapi ada juga kategori yang hanya pada bahasa tertentu, dan tidak ada pada bahasa lainnya. Kategori yang hampir ada pada semua bahasa adalah kategori nomina, verba, dan ajektiva. Termasuk pada bahasa Indonesia. Salah satu kategori yang ada pada bahasa Indonesia adalah adverbia. Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajekativa, numeralia, atau preposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 2005:81). Penelitian mengenai adverbia telah dilakukan oleh berbagai peneliti terhadap berbagai bahasa. Dari penelusuran peneliti terhadap bahasa-bahasa yang adverbianya telah diteliti adalah bahasa Rusia, Jepang, Inggris, Jawa, dan Indonesia. Misalnya penelitian yang dilakukan Cristiana (2008), Rosdawita (2012) Prihandari (2012), Devi, Wini Tarmini, dan Karomani (2014). Penelitian mengenai adverbia dalam bahasa Indonesia, misalnya telah diteliti dalam ragam opini dan novel. Sementara pada setiap ragam dimungkinkan sekali terdapat adverbia yang spesifik, yang belum tentu ditemukan pada ragam lainnya. Misalnya, adverbia pada ragam bahasa pada teks terjemahan Alquran (TTA) diprediksi ada spesifikasi penggunaan adverbia. Itulah sebabnya mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. Selain itu, penelitian mengenai adverbia pada TTA ini penting untuk dilakukan mengingat kurang lengkapnya kajian terhadap adverbia secara komprehensif pada TTA. Sejauh ini sudah ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai bahasa pada TTA. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Markhamah (2007; 2008) terkait dengan pengembangan konsep partisipan 2

21 tutur pada teks keagamaan. Penelitian berikutnya oleh Markhamah dan Atiqa Sabardila (2009) tentang kesantunan berbahasa pada TTA. Selanjutnya, penelitian tentang TTA dilakukan oleh Markhamah dan Atiqa Sabardila (2010) mengenai keselarasan fungsi, kategori, dan peran pada TTA. Selain itu, juga telah dilakukan penelitian yang lain oleh Markhamah, dkk. (2011; 2012; 2013) tentang pengembangan materi ajar dan pembelajaran sintaksis berbasis teks terjemahan Alquran. Untuk penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Markhamah, dkk. (2014; 2015; 2015a; 2016; 2016a) tentang penggunaan satuan lingual yang mengandung pronomina persona pada TTA dan teks terjemahan hadis (TTH). Walaupun sudah ada beberapa penelitian mengenai TTA dan TTH, namun itu sangat kecil dibandingkan fenomenafenomena yang seharusnya diteliti pada keduanya. Kelengkapan kajian itu sangat diperlukan untuk memperluas kajian karakteristik bahasa Indonesia (BI) pada ragam terjemahan, khususnya pada TTA. Keluasan karakteristik kajian BI pada TTA itu menjadi sesuatu yang sangat penting seiring dengan berkembangnya pemakaian bahasa dalam berbagai ranah, dan salah satunya adalah ranah keagamaan seperti TTA. Pada TTA terjadi kontak bahasa antara bahasa Arab (BA) dengan bahasa Indonesia (BI). Hal ini disebabkan sumber yang diterjemahkan adalah BA yang memiliki sistem kebahasaan yang berbeda dengan BI. Dengan sistem bahasa yang berbeda, kemungkinan sekali akan terdapat pengaruh BA terhadap BI atau penggunaan BI yang berbeda dengan ragam lainnya. Misalnya, penerjemahan satuan lingual yang mengandung pronomina yang berbeda antara pada BA dengan BI. Salah satu perbedaannya dalam hal pernyataan 3

22 jumlah, yang pada BI tidak terdapat jumlah untuk dua (dualis), sementara pada BA terdapat dualis (Markhamah, dkk.: 2014). Penggunaan adverbia pada TTA dimungkinkan juga terjadi hal yang demikian. Bisa saja terjadi perbedaan karakteristik penggunaan adverbia dalam TTA tersebut. Untuk mengetahui karakeristik penggunaan adverbia pada TTA perlu dilakukan kajian secara mendalam dan menyeluruh. Adverbia bisa dikaji dari beberapa aspek, seperti (1) bentuk, (2) makna, (3) kategori modifikator, (4) posisi adverbia verba dan implikasi semantiknya, serta (5) bentuk pengungkapan maknanya. Namun, pada setiap bahasa belum tentu diteliti semua aspek tersebut. Di samping itu, pada setiap bahasa barangkali hanya diteliti dalam ragam tertentu. Pada penelitian ini aspek yang akan diteliti adalah makna adverbia. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama (SMP), kedudukan teks adalah sangat vital. Dari sebuah jenis teks kemudian dibahas strukturnya ataupun unsur kebahasaannya. Dalam pembahasan mengenai unsur kebahasaan, kategori kata atau kelas kata termasuk salah satu yang dimunculkan. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian tentang adverbia ini diupayakan bisa diimplementasikan juga menjadi materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). B. Ruang Lingkup Suatu penelitian perlu pembatasan masalah untuk mempermudah jalannya penelitian agar tidak terjadi penyimpangan dalam membahas pokok permasalahan yang diangkat. Adverbia dalam bahasa Indonesia digunakan 4

23 untuk menerangkan aspek, modalitas, kuantitas, dan kualitas dari kategori verba, ajektiva, numeralia, dan adverbia lainnya (Kridalaksana, 2005:84). Di sisi lain, Chaer (2015:49-50) menyatakan bahwa sejauh ini ada 15 makna yang dinyatakan oleh adverbia. Makna tersebut adalah sangkalan, jumlah (kuantitas, pembatasan, penambahan, keseringan (frekuensi), kualitas, waktu (kala), keselesaian, kepastian, keharusan, derajat, kesanggupan, harapan, keinginan, kesungguhan. Oleh karena banyaknya fungsi ataupun makna yang terkandung dalam adverbia, peneliti hanya akan membatasi permasalahan pada makna semantis adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah yang terdapat dalam teks terjemahan Alquran (TTA). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, ada empat masalah yang perlu dicari jawabannya. 1. Apakah makna adverbia penanda aspek pada teks terjemahan Alquran (TTA)? 2. Apakah makna adverbia penanda sangkalan pada teks terjemahan Alquran (TTA)? 3. Apakah makna adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan Alquran (TTA)? 4. Bagaimanakah hasil penelitian makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan 5

24 Alquran (TTA) diimplementasikan sebagai materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama? D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, ada empat tujuan yang ingin dicapai. 1. Untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda aspek pada teks terjemahan Alquran (TTA). 2. Untuk mendekripsikan makna adverbia penanda sangkalan pada teks terjemahan Alquran (TTA). 3. Untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan Alquran (TTA). 4. Untuk mendeskripsikan implementasi hasil penelitian makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan Alquran (TTA) sebagai materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama. E. Manfaat Penelitian Peneliti mengharapkan agar penelitian ini bisa bermanfaat secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat secara teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan atau penegasan bagi teori yang telah ada. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga berupa hasil penelitian mengenai makna adverbia penanda 6

25 aspek, sangkalan, dan jumlah dalam teks terjemahan Alquran (TTA) sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan bahasa Indonesia. 2. Manfaat secara praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pemakai bahasa Indonesia mengenai makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumah dalam teks terjemahan Alquran (TTA). b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumah dalam teks terjemahan Alquran (TTA). F. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah merupakan penjelasan dari istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Hal ini untuk menghindari adanya kegandaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang dipakai dalam judul penelitian. 1. Makna Makna adalah hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya (Kridalaksana, 2001:132) 2. Adverbia Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 2005:81). 7

26 3. Adverbia Aspek Kridalaksana (2005:84) menyebutkan bahwa adverbia aspek adalah adverbia yang menerangkan apakah suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan, atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfek), atau mulai berlangsung (inkoatif). 4. Adverbia Sangkalan Adverbia sangkalan adalah adverbia yang menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginnya (Chaer, 2015:50). 5. Adverbia Jumlah Adverbia jumlah (penjumlahan) adalah adverbia yang menyatakan banyak atau kuantitas terhadap kategori yang didampingi (Chaer, 2015:5) 8

27 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Penelitian Terdahulu tentang Adverbia Penelitian mengenai adverbia telah dilakukan terhadap beberapa bahasa dan dari beberapa aspek. Penelitian adverbia terhadap bahasa tertentu, di antaranya telah dilakukan terhadap bahasa Rusia, bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan lain-lain. Penelitian tentang adverbia bahasa Rusia di antaranya dilakukan oleh Cristiana (2008). Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis adverbial verba bahasa Rusia dari beberapa aspek. Aspek-aspek yang dianalisis tersebut berupa bentuk, makna, kategori modifikator, posisi adverbia verba dan implikasi semantiknya, serta bentuk pengungkapan maknanya dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk adverbia verba adalah (1) perfektif, yang berupa bentuk aktif dan refleksif, dan (2) imperfektif yang berupa bentuk aktif dan refleksif. Makna adverbia verba perfektif dalam penelitian Cristiana tersebut adalah (1) temporal, (2) cara, (3) kausal, (4) konsesif, (5) tujuan, dan (6) atributif. Untuk makna adverbia verba imperfektif dapat dibagi menjadi tujuh, yaitu (1) kausal, (2) kondisional, (3) pembandingan, (4) konsesif, (5) tujuan, (6) cara, dan (7) komitatif. Kategori modifikator adverbia verba yang ditemukan adalah (1) kata, yang berupa nomina, pronomina, 9

28 adverbia, dan (2) frasa, yang berupa frasa nomina, frasa pronomina, frasa verba, frasa adjektiva, frasa numeralia, dan frasa preposisi. Adverbia verba dapat diposisikan dalam pre-posisi, inter-posisi, dan post-posisi. Dalam penelitian Marliah (2009) tentang frasa nomina yang berfungsi sebagai adverbial dalam klausa bahasa Inggris disebutkan adanya perbedaan antara adverbia dengan adverbial. Perbedaan antara adverbia dan adverbial adalah, adverbia mengacu pada kategori sintaksis, sedangkan adverbial mengacu pada fungsi sintaksis dari suatu klausa. Dalam penelitian Prihandari (2012) tentang struktur frasa nominal bahasa Jepang dinyatakan bahwa adverbia mengungkapkan penjelasan atau tingkatan dari suatu keadaan atau kondisi. Nomina yang modifikatorinya adverbial terutama nomina arah, dan nomina yang menyatakan jumlah. Maumina (2014) meneliti tentang adverbia bahasa Jepang (fukushi) yang memiliki kesinoniman, yaitu taihen dan totemo. Kesimpulan yang dihasilkan berkaitan dengan makna dan pembagian penggunaan adverbia taihen dan totemo dalam kalimat bahasa Jepang. Adverbia taihen menyatakan keadaan yang melebih-lebihkan atau menekankan pada suatu hal yang besar derajatnya dan mengandung indikasi keramahtamahan, keterharuan, keterkejutan, keluhan dan sebagainya. Adverbia totemo menyatakan keadaan kuantitas dan derajat, cara mengungkapkan penekanan terhadap suatu kondisi. Namun, totemo merupakan ungkapan yang sedikit santai dan tidak ada indikasi melebih-lebihkan atau membesar-besarkan. 10

29 Perbedaannya adalah adverbia (fukushi) totemo dapat menerangkan kalimat penyangkalan atau negatif, sedangkan adverbia (fukushi) taihen tidak dapat menerangkannya. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari segi maknanya, yaitu dari segi ungkapan berlebihan yang dinyatakan dan dari segi perasaan yang terkandung di dalamnya. Adverbia totemo berdasarkan ungkapan berlebihannya bermakna positif, sedangkan adverbia taihen bermakna berlebihan. Dari segi perasaan yang terkandung di dalam kedua adverbia ini, adverbia taihen memiliki tingkat perasaan lebih tinggi dibandingkan dengan adeverbia totemo. Selain itu, adverbia totemo adalah ungkapan yang sedikit santai dan tidak ada indikasi melebih-lebihkan atau membesarbesarkan dan tidak dapat digunakan untuk menyatakan ungkapan perasaan yang mendalam dari dalam hati. Berkaitan dengan aspek, Darjat (2009) telah melakukan analisis tentang kala dan aspek dalam bahasa Jepang. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis kala dan aspek dalam novel Tokyo Fusen Nikki karya Midori Nakano. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada banyak pemarkah aspek dan beberapa kala dalam bahasa Jepang. Namun, dalam peneltian tersebut hanya disampaikan penanda modalitas yang menyangkut aspek perfektif, aspek kontinuatif, dan aspek resultatif. Pada aspek perfektif, bisa ditandai dengan bentuk leksikal koto ni natta, yang menandai bahwa perbuatan atau verba yang diikuti tanda leksikal ini berarti secara aspek sudah diputuskan atau terjadi. Selain itu, aspek perfektif juga bisa ditandai dengan bentuk verba ~te kita yang 11

30 menunjukkan bahwa sesuatu sudah menjadi selesai sampai saat tuturan terjadi. Ada lagi pemarkah lain yang bisa digunakan, yaitu ~te shimau yang menandai bahwa perbuatan atau peristiwa sudah benar-benar selesai terjadi. Pada aspek kontinuatif, terdapat bentuk verba mi ni iku yang mengandung makna bahwa sesuatu perbuatan itu selalu dilakukan. Ada juga penggunaan verba hataraite iru yang menunjukkan perbuatan yang selalu dilakukan terus-menerus. Pada aspek resultatif, terdapat penggunaan bentuk ni natta yang bermakna menggambarkan suatu perubahan. Selain ni natta, digunakan juga bentuk ~te iru untuk menggambarkan aspek resultatif. Penelitian yang lain tentang adverbia dilakukan terhadap bahasa Jawa. Mudrikah (2015) menyatakan bahwa bentuk adverbia verba bahasa Jawa yang terdapat dalam cerbung Ngonceki Impen yaitu adverbia monomorfemis dan adverbia polimorfemis. Adverbia monomorfemis ini terdapat dua macam morfem yaitu morfem asal dan morfem unik. Adverbia polimorfemis dalam penelitian ini terbagi menjadi (1) adverbia berafiks (prefiks{sa-/se}, sufiks {-e/-ne}, dan konfiks {sa-/-e}), (2) adverbia berunsur pating (3) adverbia ulang penuh (dwilingga), (4) adverbia ulang (salin swara), (5) adverbia ulang parsial (dwipurwa), dan (6) adverbia gabung. Selain bentuk adverbia verba, juga diteliti makna adverbia verba bahasa Jawa. Makna yang dimaksud terbagi menjadi dua belas yaitu makna keakanan, makna keberlangsungan, makna keusaian, makna keberulangan, makna keniscayaan, makna kemungkinan, makna 12

31 keharusan, makna keizinan, makna kecaraan, makna kualitatif, makna kuantitatif, dan makna limitatif. Makna adverbia yang sering muncul adalah makna keakanan (arep, bakal, badhe,dll), makna keusaian (wis, mau, nate, mentas,dll.), dan makna keberulangan (kerep, tansah, asring). Selain ketiga makna yang sering muncul tersebut, makna yang bisa terkait dengan penelitian ini adalah makna kuantitatif. Makna kuantitatif dalam cerbung Ngonceki Impen terdapat enam indikator. Makna ini ditandai dengan kata kabeh semua, okeh banyak, pisan sekali. Dalam penelitian yang lain tentang adverbia, Damayanti (2012) meneliti tentang adverbia modalitas ditinjau dari struktur dan maknanya. Bentuk adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata merupakan adverbia monomorfemis dan polimorfemis. Jika dilihat dari perilaku sintaksisnya, bentuk adverbia tersebut merupakan adverbia intraklausal dan ekstraklausal yang dapat diingkarkan dan ada pula yang tidak dapat diingkarkan. Pendamping kiri, yang bertindak sebagai subjek, adverbia intrakalusal merupakan kategori nomina persona dan pronomina persona. Khusus untuk modalitas intensional makna keinginan kadar keinginan dan keakanan, juga didampingi nomina fauna. Pendamping kanan adverbia intrakalusal yang bertindak sebagai predikat merupakan kategori verba. Pada adverbia penanda modalitas intensional makna keinginan kadar keinginan dalam novel karya Andrea Hirata juga didampingi pronomina persona pertama jamak. Untuk modalitas yang adverbianya merupakan adverbia ekstraklausal didampingi oleh sebuah klausa. Klausa 13

32 tersebut meliputi klausa verbal, klausa adjektiva, dan klausa nomina. Setelah kalimat yang mengandung adverbia penanda modalitas dipasifkan terjadi beberapa pengaruh terhadap makna, tetapi ada pula yang tidak terpengaruh oleh hadirnya adverbia. Pengaruh terhadap makna tersebut, misalnya pergeseran makna dan perubahan makna. Hal Ini terjadi pada modalitas yang mengandung adverbia ingin dan adverbia mau. Namun adverbia ingin pada keberurutan adverbia penanda modalitas ingin rasanya dapat dipasifkan. Pembahasan tentang aspek dan adverbia bisa juga dilihat dalam Akil (2009). Pada tulisannya itu dibahas tentang aspek, adverbia waktu, dan kala bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dari hasil perbandingan verba kedua bahasa dapat dilihat perbedaan dan persamaannya. Sistem verba bahasa Indonesia tidak mempunyai kala (tense) dalam arti bentuk verba yang menunjukkan hubungan waktu. Dalam hal ini verba bahasa Indonesia tidak bervariasi seperti verba bahasa Inggris. Kaitan waktu yang menunjukkan terjadinya suatu peristiwa diungkapkan dengan verba, sedangkan dalam bahasa Inggris frasa verba dapat menunjukkan waktu terjadinya suatu perbuatan waktu lampau, sekarang, atau akan datang. Dalam bahasa Inggris aspek diungkapkan dengan bentuk kata kerja tertentu (participles) atau kata kerja bantu, sedangkan dalam bahasa Indonesia aspek dinyatakan dengan kata kata tertentu yang disebut partikel, seperti kata masih, sedang, sudah, dan telah. Devi (2014) menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis terhadap artikel opini dalam surat kabar Kompas, peneliti menghasilkan 14

33 kesimpulan tentang penggunaan adverbia di dalamnya. Penulis artikel opini dalam surat kabar Kompas menggunakan adverbia dalam struktur kalimatnya dengan tujuan untuk menambah kejelasan maksud si penulis. Berdasarkan data yang ditemukan, penggunaan adverbia dapat diklasifikasikan berdasarkan empat macam, yakni sebagai penanda aspek, penanda modalitas, penanda kualitas, dan penanda kuantitas. Adverbia penanda aspek yang banyak digunakan, yaitu adverbia sudah dan telah. Berdasarkan penggunaannya sebagai penanda modalitas, adverbia yang paling banyak digunakan adalah adverbia harus. Berdasarkan penggunaannya sebagai penanda kualitas, adverbia yang banyak digunakan yaitu adverbia lebih dan sangat. Adapun berdasarkan penggunaannya sebagai penanda kuantitas, adverbia yang banyak digunakan yakni adverbia kerap dan lagi. Berdasarkan data yang telah ditemukan, bentuk adverbia dalam penelitian tersebut ada dua, yakni adverbia bentuk dasar bebas dan adverbia turunan. Adverbia bentuk dasar bebas berupa kata dasar, misalnya akan, dapat, hampir, harus, sangat, kerap, cukup, dll. Adverbia turunan terdiri atas lima bentuk. 1. Adverbia bereduplikasi, misalnya lagi-lagi dan serta-merta. 2. Adverbia gabungan, misalnya pasti akan, memang harus, sudah bukan lagi, juga paling, dan jangan hanya. 3. Adverbia berafiks, misalnya terlalu, sekali,dan sekitar. 4. Adverbia dari gabungan kategori lain dan pronomina, misalnya akhirnya dan biasanya. 15

34 5. Adverbia gabungan proses, misalnya sebetulnya, seharusnya, sesungguhnya, seyogianya, dan sedikitnya. Berdasarkan subkategorisasi adverbia, adverbia dalam penelitian tersebut ada dua jenis, yaitu adverbia intraklausal dan adverbia ekstraklausal. Adverbia intraklausal adalah adverbia yang mendampingi kategori lain, misalnya sangat, masih, akan, dan kerap. Adverbia ekstraklausal adalah adverbia yang mengungkapkan perihal secara menyeluruh pada sebuah klausa, misalnya seyogianya, seharusnya, memang, dan justru. Penelitian mengenai adverbia yang lainnya dilakukan oleh Rajabova (2014) yang mencoba membandingkan modifikator adverbial tujuan antara bahasa Azerbaijan dengan bahasa Inggris dalam sistem fonetik. Hasilnya menunjukkan bahwa modifikator adverbial tujuan tidak stabil dalam dua bahasa yang dibandingkan itu. Struktur yang sama memiliki parameter akustik yang berbeda. Urutan kata dalam bahasa Azerbaijan lebih fleksibel daripada bahasa Inggris. Kata-kata bahasa Azerbaijan yang menunjukkan modifikator adverbial tujuan dapat digunakan dalam berbagai bagian kalimat sederhana seperti keurutan kata, sedangkan prinsip ini bersifat lebih terbatas untuk bahasa Inggris. Variasi fitur dalam tindak tutur dapat dianggap sebagai pembawa informasi sehingga dapat dikatakan bahwa posisi adverbia tujuan dalam kalimat sederhana mengubah karakter variasi dari tindak tutur. Hasil penelitian oleh Wiechmann, Daniel dan Elmakerz (2013) terhadap klausa adverbial dalam bahasa Inggris menyatakan seperti berikut 16

35 ini. Posisi klausa adverbial diperbolehkan pada konstruksi kalimat kompleks yang ditulis dengan bahasa Inggris berpengaruh pada lima variabel yang diteliti (deranking, kompleksitas, panjang, hubungan, dan subordinator). Hasil penelitian menggambarkan bahwa positioning yang paling kuat ditentukan oleh faktor semantik dan pragmatik. Jenis subordinat yang dapat muncul sebagai predikator kedua yang paling penting, yang mencerminkan bahwa perbedaan semantik antara dua subkelompok konstruksi yang muncul diwakili oleh posisi klausa codeterminer meskipun dan sedangkan. Pada penelitian yang lain tentang adverbia dinyatakan bahwa terdapat perbedaan penggunaan adverbial konjungsi antara peserta didik EFL Cina dan penutur asli. Peserta didik 'corpus CLEC dan penutur asli' corpus LOB telah digunakan. Statistik dan Chi-square nilai tes menunjukkan bahwa peserta didik EFL Cina cenderung berlebihan, sedikit digunakan, dan tidak tepat menggunakan konjungsi dibandingkan dengan penutur asli. Mereka lebih memilih untuk menggunakan sebagian kecil dari konjungsi, seperti konjungsi listing. Selain itu, peserta didik EFL Cina memiliki kecenderungan untuk menempatkan konjungsi pada posisi awal, sedangkan penutur asli lebih memilih posisi tengah. Cara peserta didik EFL Cina menekankan pada struktur daripada konten (isi) sehingga menyebabkan terlalu sering menggunakan konjungsi dan penjelasan yang terbatas pada konjungsi dapat menyebabkan ketunggalan posisi konjungsi (Xu, Yuting, 2012). 17

36 Kiss (ed) (2009) menyimpulkan dari dua belas artikel mengenai adverbial atau kata keterangan dalam bahasa Hungaria yang ditulis dalam satu buku. Kajian difokuskan pada bidang sintaksis. Kajiannya menginvestigasi perilaku sintaksis dan semantik pada kata keterangan dan konstituen tambahan kata keterangan (adverbial). Berkaitan dengan judul buku (dan seri yang muncul), perhatian khusus ditujukan kepada sintaksis dan kesimpulannya dengan bentuk fonetis dan bentuk logikanya. Mayoritas artikel dalam edisi ini menetapkan perluasan pada distribusi sintaksis dari adverb yang ditentukan oleh syarat yang ditentukan berdasarkan sintaksis dengan kebutuhan semantik dan di beberapa kasus, dengan prosody (ilmu persajakan). Adverb dalam bahasa Hungaria, berdasarkan basis morfologi dan data sejarah mereka merupakan frasa preposisi. Mereka juga mengidentifikasi posisi sintaksis adverb yang digunakan dalam predikat dan ditemani oleh kata kerja be (seperti He is well (Dia baik-baik saja)). Penelitian yang lain berikutnya tentang adverbial dikaitkan dengan bentuk past tense. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua partisipan SLI dan TD MLU memproduksi past-tense tidak lebih sering ketika dimasukkan temporal adverbial dibandingkan ketika temporal adverbial tersebut dihilangkan (Krantz, dan Leonard, Laurence B., 2007). Di sisi lain, kajian adverbial yang melibatkan pluralitas dilakukan oleh Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow (2007). Secara singkat hasilnya dapat dinyatakan bahwa pluralisasi memberikan efek secara serta merta terhadap event dan 18

37 slot bagian argument pada predikat. Adverbial memaksa relasi yang dipluralisasi dan membuat visibilitas operator plural. 2. Penelitian yang Terkait dengan Terjemahan Alquran Pada tinjauan pustaka ini dipaparkan penelitian-penelitian yang terkait dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti yaitu yang berkaitan dengan teks terjemahan Alquran. Kajian peneliti diawali dari pembahasan tentang moralitas qurani sebagai pencegah disintegrasi bangsa (Markhamah, 2002). Kajian berikutnya dalam bentuk penelitian. Penelitian yang dimaksud di antaranya terkait dengan gender dalam terjemahan Alquran (Markhamah, 2003a; 2003b), etika berbahasa dalam Islam: kajian secara sosiolinguistik (Sabardila, dkk., 2003; 2004), pengembangan konsep partisipan tutur pada teks keagamaan (Markhamah, 2007; 2008). Penelitian berikutnya adalah tentang kesantunan berbahasa pada teks terjemahan Alquran (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2009), keselarasan fungsi, kategori, dan peran dalam teks terjemahan Alquran (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2010a), serta karakteristik bentuk pasif pada klausa teks terjemahan Alquran (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2010b). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Markhamah, dkk. (2011; 2012; 2013a) tentang pengembangan materi ajar dan pembelajaran sintaksis berbasis teks terjemahan Alquran. Beberapa kajian lainnya tentang TTA juga telah dilakukan, yaitu berkaitan dengan gender dalam Quran atau dalam Islam. Kajian-kajian tersebut di antaranya dilakukan oleh Aziz (2003) dan Maslamah (2002). 19

38 Hasil penelitian mengenai etika berbahasa dalam Islam (Sabardila, dkk. 2003; 2004) kemudian diterbitkan dalam bentuk Kompendium Himpunan Ayat-ayat Quran tentang Etika Berbahasa (Markhamah, dkk., 2008) dan Kompendium Himpunan Hadis yang Berisi Etika Berbahasa (Markhamah, dkk., 2008a). Penelitian tahun 2008 diterbitkan dalam buku Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2009). Selain itu juga disampaikan dalam diskusi serta seminar mengenai kesantunan berbahasa (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2013). Hasil penelitian tahun 2009 diterbitkan dalam buku Sintaksis II: Keselarasan Fungsi Kategori, dan Peran dalam Klausa pada Teks Terjemahan Al Quran (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2010). Hasil penelitian tahun 2012 disimpulkan di antaranya bahwa jenis transformasi penggantian yang terdapat pada teks terjemahan Alquran yang mengandung etika berbahasa di antaranya (1) penggantian sama tataran, dan (2) penggantian turun tataran. Penggantian turun tataran terdiri atas penggantian turun satu hierarki, penggantian turun dua hierarki, penggantian turun tiga hierarki, dan penggantian turun empat hierarki. (Markhamah, dkk., 2012). B. Kajian Teori 1. Sintaksis Verhaar (1983:70) menyatakan bahwa: Secara etimologis, sintaksis berasal dari kata Yunani sun dengan dan tattein menempatkan. Dengan demikian sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat. Jadi, 20

39 sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Sementara itu, Pateda yang dikutip oleh Suhardi (2016:14) menyatakan bahwa kata sintaksis merupakan kata yang diserap dari bahasa Belanda, yaitu dari kata syntaxis. Dalam bahasa Inggris disebut dengan kata syntax. Namun, secara lebih luas, kata sintaksis dalam ilmu bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ilmu tentang seni merangkai kalimat sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. bagian. Kridalaksana (2001:199) mendefinisikan sintaksis ke dalam tiga a. Pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuansatuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam bahasa. Satuan terkecil dalam bidang ini adalah kata. b. Subsistem bahasa yang mencakup hal tersebut (sering dianggap bagian dari gramatika; bagian lain ialah morfologi). c. Cabang linguistik yang mempelajari hal tersebut. Di sisi lain, dinyatakan tentang perbedaan objek analisis dari fonologi, morfologi, sintaksis, dan analisis kalimat. Fonologi adalah ilmu yang menjadikan bunyi dan fonem sebagai objek analisis. Morfologi menjadikan morfem dan kata sebagai objek analisis. Sintaksis menjadikan frasa dan kalimat sebagai objek analisis. Analisis wacana menjadikan wacana sebagai objek analisis (Parera, 2009:6). Chaer (2007,59-60) menjelaskan bahwa kajian sintaksis dimaksudkan untuk mengetahui struktur satuan-satuan sintaksis, yaitu 21

40 struktur kalimat, struktur klausa, struktur frasa, dan struktur kata (dalam hal ini kata sebagai satuan sintaksis, bukan satuan morfologi). Dari keeempat satuan sintaksis itu, banyak bagian kecil yang dapat diangkat menjadi objek kajian. a. Pada kajian kalimat dapat diangkat masalah tentang pola dasar kalimat inti, urutan fungsi-fungsi sintaksis, jenis kalimat (menurut jumlah klausanya, menurut amanatnya, dan sebagainya), bentuk aktif-pasif, dan sebagainya. b. Pada kajian klausa dapat diangkat masalah tentang jenis klausa (menurut kelengkapan fungsinya, kategori predikatnya, dan sebagainya), bedanya klausa dengan kalimat, bedanya klausa dengan frasa, dan sebagainya. c. Pada kajian frasa dapat diangkat masalah tentang jenis frasa (menurut kategorinya, menurut hubungan unsur-unsur pembentuknya, dan sebagainya), makna gramatikal antara kedua unsurnya, kedudukannya di dalam klausa atau kalimat, dan sebagainya. d. Pada kajian kata, masalah yang ada adalah kata sebagai satuan terkecil dari sintaksis, bisa berkenaan dengan kategorinya, bisa juga dengan masalah strukturnya. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari bahasa dalam tataran kata, frasa, klausa, dan kalimat. 22

41 2. Adverbia Keraf (1987: ) menyatakan bahwa adverbia atau kata keterangan adalah kata-kata yang memberi keterangan tentang kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata bilangan, atau seluruh kalimat. Kridalaksana (2005: 81-83) menyatakan bahwa adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia, atau preposisi dalam konstruksi sintaksis. Dalam kalimat Ia sudah pergi, kata sudah adalah adverbia, bukan karena mendampingi verba pergi, tetapi karena mempunyai potensi untuk mendampingi ajektiva. Contohnya adalah dalam kalimat Saatnya sudah dekat. Jadi, sekalipun banyak adverbia dapat mendampingi verba dalam konstruksi sintaksis, namun adanya verba itu bukan menjadi ciri adverbia. Bentuk adverbia dapat dibedakan menjadi enam macam. 1. Adverbia dasar, misalnya agak, akan, pernah, pula. 2. Adverbia turunan, misalnya agak-agak, belum-belum, belum boleh, tidak mungkin lagi, terlalu. 3. Adverbia yang terjadi dari gabungan kategori lain dan pronomina, misalnya agaknya, rasanya, hendaknya, biasanya, seluruhnya, pada dasarnya. 4. Adverbia deverbal gabungan, misalnya mau tidak mau, masih belum juga, tidak terkatakan lagi. 5. Adverbia deajektival gabungan, misalnya tidak jarang, terlebih lagi, acap kali. 23

42 6. Adverbia gabungan proses, misalnya sebaiknya, sedapatnya, secepatcepatnya. Adverbia turunan dibedakan menjadi (a) adverbia turunan yang tidak berpindah kelas, (b) adverbia turunan yang berasal dari berbagai kelas, (c) adverbia deajektival, (d) adverbia denumeralia, dan (e) adverbia deverbal. Adverbia yang tidak berpindah kelas terdiri atas adverbia bereduplikasi dan adverbia gabungan, sedangkan adverbia turunan yang berasal dari berbagai kelas terdiri dari adverbia berafiks dan adverbia dari kategori lain karena reduplikasi. Subkategorisasi terhadap adverbia adalah adverbia intraklausal dan ekstraklausal. Adverbia intraklausal adalah adverbia yang berkonstruksi dengan verba, ajektiva, numeralia, atau adverbia lain. Contoh adverbia intraklausal ini adalah alangkah, agak, baku, bisa, belum, boleh, gus, hampir, jangan, juga, niscaya, nun, paling, pernah, pula, saja, selalu, senantiasa, sungguh, tak, telah, tidak, dan lain-lain. Adverbia ekstraklausal adalah adverbia yang secara sintaksis mempunyai kemungkinan untuk berpindah-pindah posisi dan secara semantis mengungkapkan suatu perihal atau tingkat proposisi secara keseluruhan. Contoh adverbia ekstraklausal ini adalah barangkali, bukan, justru, memang, mungkin (Kridalaksana, 2005: 83-84). Di sisi lain, adverbia didefinisikan oleh Chaer sebagai berikut. Adverbia adalah kategori yang mendampingi nomina, verba, dan ajektiva dalam pembentukan frasa atau dalam pembentukan sebuah klausa (2015:49). Selanjutnya disebutkan bahwa pada umumnya adverbia berupa 24

43 bentuk dasar, tetapi ada juga yang berupa bentuk turunan berafiks atau berkonfiks. Berikut ini adalah contoh adverbia yang berupa bentuk turunan yang berafiks atau berkonfiks. 1. Berprefiks se- seperti seberapa, semoga, dan sejumlah. 2. Berprefiks se- disertai reduplikasi, seperti seolah-olah, sekali-sekali, dan sebaik-baik. 3. Berprefiks se- disertai reduplikasi dan bersufiks nya, seperti sebaikbaiknya, sebesar-besarnya, dan sedapat-dapatnya. 4. Berkonfiks se-nya, seperti sebaiknya, seharusnya, dan setidaknya. 5. Bersufiks nya, seperti agaknya, kiranya, dan baiknya. Sebagai pendamping kelas terbuka, adverbia dengan kategori yang didampinginya membentuk sebuah frasa untuk mengisi salah satu fungsi sintaksis. Kategori mana yang didampingi tergantung dari makna inheren yang dimiliki oleh adverbia itu. Sesuai dengan makna inheren yang dimiliki, ada adverbia yang hanya mendampingi salah satu kategori terbuka atau klausa; tetapi ada juga yang dapat mendampingi lebih dari satu kategori. Sebaliknya ada kategori yang sekaligus dapat didampingi oleh lebih dari satu adverbia. Posisi adverbia ini, ada yang terletak di sebelah kiri kategori, dan ada pula yang terletak di sebelah kanan kategori. Dalam mendampingi klausa, adverbia ini lazim terletak pada awal klausa meskipun dapat pula di posisi lain (Chaer, 2015:50). Alwi, dkk. (2003:197) menjelaskan bahwa dilihat dari tatarannya, perlu dibedakan antara adverbia dalam tataran frasa dengan adverbia dalam tataran klausa. Dalam tataran frasa, adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, dan adverbia lain. Pada contoh berikut 25

44 terlihat bahwa adverbia sangat menjelaskan verba mencintai, adverbia selalu menjelaskan adjektiva sedih. 1. Ia sangat mencintai istriya. 2. Ia selalu sedih mendengar lagu itu. Dalam tataran klausa, adverbia mewatasi atau menjelaskan fungsifungsi sintaksis. Pada umumnya kata atau bagian kalimat yang dijelaskan adverbia itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi sebagai predikat ini bukan satu-satunya ciri adverbia karena adverbia juga dapat menerangkan kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat. Contoh: 1. Guru saja tidak dapat menjawab pertanyaan itu. 2. Ia merokok hampir lima bungkus sehari. Pada contoh di atas adverbia saja menjelaskan guru yang berfungsi sebagai subjek; adverbia hampir menjelaskan lima bungkus yang berfungsi sebagai objek. Dari segi bentuknya, adverbia bisa dibedakan menjadi adverbia tunggal dan adverbia gabungan. Adverbia tunggal bisa diperinci menjadi adverbia yang berupa kata dasar, yang berupa kata berafiks, serta yang berupa kata ulang. Adverbia gabungan dapat diperinci menjadi adverbia gabungan yang berdampingan dan yang tidak berdampingan (Alwi, dkk., 2003:199). Adverbia tunggal yang berupa kata dasar hanya terdiri atas satu kata dasar. Oleh karena jenis adverbia dasar tergolong ke dalam kelompok 26

45 kata yang keanggotaannya tertutup, maka jumlah adverbia yang berupa dasar itu tidak banyak. Contoh adverbia yang berupa dasar misalnya baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu, senantiasa, paling, pasti, tentu. Adverbia tunggal yang berupa kata berafiks diperoleh dengan menambahkan gabungan afiks se-nya atau afiks nya pada kata dasar. Contoh adverbia yang berupa penambahan gabungan afiks se-nya pada kata dasar adalah sebaiknya, sebenarnya, secepatnya, dan sesungguhnya. Contoh adverbia yang berupa penambahan nya pada kata dasar adalah agaknya, biasanya, rupanya, dan rasanya. Adverbia tunggal yang berupa kata ulang dapat diperinci menjadi empat macam, yaitu (a) pengulangan kata dasar, (b) pengulangan kata dasar dan penambahan afiks se-, (c) pengulangan kata dasar dan penambahan sufiks an, dan (d) pengulangan kata dasar dan penambahan gabungan afiks se-nya. Contoh adverbia yang berupa pengulangan kata dasar adalah diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan, dan tinggi-tinggi. Untuk adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan prefiks se- adalah setinggi-tinggi, sepandai-pandai, sesabar-sabar, dan segalakgalak. Contoh adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan sufiks an adalah habis-habisan, mati-matian, kecilkecilan,dan gila-gilaan. Selanjutnya contoh untuk adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan gabungan afiks se-nya adalah setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, seikhlas-ikhlasnya, dan sekuatkuatnya. 27

46 Perilaku sintaksis adverbia dapat dilihat berdasarkan posisinya terhadap kata atau bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbia. Keempat macam posisi adverbia tersebut adalah (a) yang mendahului kata yang diterangkan, (b) yang mengikuti kata yang diterangkan, (c) yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan, serta (d) yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan (Alwi, dkk., 2003:202). Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi nomina, verba, adjektiva, numeralia, dan adverbia lain dalam pembentukan frasa ataupun dalam pembentukan sebuah klausa. a. Adverbia Aspek Keraf menjelaskan bahwa, adverbia/ kata keterangan aspek adalah kata keterangan yang menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif, bahwa suatu peristiwa terjadi dengan sendirinya tanpa suatu pengaruh atau pandangan dari pembicara (Keraf, 1987:73-74). Di sisi lain, Ramlan (1995:173) menyebutkan bahwa aspek itu menyatakan berlangsungnya suatu perbuatan, apakah perbuatan itu sedang berlangsung, akan berlangsung, sudah berlangsung, berkali-kali dilakukan, dan sebagainya. Kata yang digunakan sebagai penanda aspek antara lain akan, mau, sedang, tengah, baru, lagi, masih, sudah, telah, pernah, jarang, kadangkadang, kerapkali, sering, dan selalu. 28

47 Aspek menurut Kridalaksana (2005:84) adalah kata yang menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfektif), atau mulai berlangsung (inkoatif). Jadi, jenis aspek terdiri atas duratif (lagi, sedang, tengah), imperfektif (masih), perfektif (pernah, sudah, telah), inkoatif (mulai). Chaer (2015:65) menyatakan bahwa, adverbia keselesaian (aspek) adalah adverbia yang menyatakan tindakan atau perbuatan (dalam fungsi predikat) apakah sudah selesai, belum selesai, atau sedang dilakukan. Yang termasuk adverbia ini adalah adverbia belum, baru, mulai, sedang, lagi, tengah, masih, sudah, telah, sempat, dan pernah. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa adverbia aspek adalah kata keterangan yang menjelaskan berlangsungnya suatu pekerjaan, peristiwa, atau sifat apakah akan berlangsung, mulai berlangsung, sedang berlangsung, belum selesai, sudah selesai berlangsung, berkali-kali dilakukan, dan sebagainya. b. Adverbia Sangkalan Penyebutan adverbia sangkalan terdapat dalam pembagian adverbia berdasarkan maknanya yang dilakukan oleh Chaer. Adverbia sangkalan adalah adverbia yang menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya (Chaer, 2015:50). Yang termasuk adverbia ini adalah kata kata bukan, tidak, tak, tanpa, dan tiada. 1) Adverbia bukan, digunakan dengan aturan: 29

48 (a) untuk menyangkal kebenaran sesuatu digunakan (diletakkan) di sebelah kiri kategori nomina. Contoh: (1) Ini bukan uang palsu. (2) Wanita itu bukan nenekku. (b) untuk mengingkari sesuatu yang disertai dengan koreksinya digunakan (diletakkan) di sebelah kiri kategori nomina, verba, frasa, preposisi, atau lainnya. Contoh: (1) Ini bukan buah duku, melainkan buah kelengkeng. (2) Suaminya bukan polisi, melainkan anggota satpam. Catatan: Pertama, adverbia bukan yang disertai adverbia tidak dengan makna menghapus penyangkalan digunakan di sebelah kiri kategori verba atau adjektiva. Contoh: - Saranmu bukan tidak diterima, tetapi perlu dipertimbangkan dulu. Kedua, adverbia bukan yang disertai adverbia hanya, cuma, atau saja pada klausa pertama, dan konjungsi tetapi juga atau melainkan juga pada klausa kedua digunakan untuk menyatakan penegasan. Contoh: - Saya bukan hanya menonton, tetapi juga ikut bekerja. Ketiga, adverbia bukan digunakan juga pada akhir kalimat tanya untuk menegaskan bahwa orang yang ditanya sependapat. Contoh: - Gunung Kelud berada di Jawa Timur, bukan? 30

49 2) Adverbia tidak, atau bentuk singkatnya tak, untuk menyangkal sesuatu diletakkan di sebelah kiri kategori verba atau adjektiva. Contoh: (1) Sudah lama saya tidak makan nasi. (2) Suaranya tidak merdu lagi. Catatan: Sangkalan tidak dapat mendampingi nomina yang berlaku sebagai keterangan objek dalam klausa yang predikatnya memiliki sangkalan tidak. Contoh: - Dia tidak memberikan apa-apa, tidak uang, tidak barang. Hal ini terjadi karena sebenarnya di depan nomina itu ada verba memberikan yang dilesapkan. 3) Adverbia tanpa, sesungguhnya bermakna tidak dengan digunakan untuk menyangkal kategori yang didampinginya. Letaknya di sebelah kiri nomina maupun verba. Contoh: (1) Tanpa izin beliau kita tidak boleh pergi. (2) Dia pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa. 4) Adverbia tiada, untuk menyangkal kategori yang didampinginya digunakan dengan aturan sebagai berikut. (a) Untuk menyatakan tidak ada digunakan di sebelah kiri nomina. Contoh: - Bila tiada halangan, besok kami akan ke Medan. 31

50 (b) Untuk menyatakan tidak pernah digunakan di sebelah kiri verba. Contoh: - Mereka tiada melakukan apa-apa. c. Adverbia Jumlah/ Penjumlahan Adverbia jumlah/ penjumlahan adalah adverbia yang menyatakan banyak atau kuantitas terhadap kategori yang didampingi (Chaer, 2015:52). Yang termasuk adverbia ini adalah katakata banyak, sedikit, beberapa, semua, seluruh, sejumlah, separuh, setengah, kira-kira, sekitar, dan kurang lebih. Penggunaannya adalah sebagai berikut. 1) Adverbia banyak, untuk menyatakan jumlah yang lebih diletakkan di sebelah kiri nomina maupun verba. Contoh: (1) Di Jakarta banyak orang yang jadi penganggur. (2) Pengetahuannya luas karena dia banyak membaca. 2) Adverbia sedikit, untuk menyatakan jumlah yang kurang diletakkan di sebelah kiri nomina, verba, maupun adjektiva. Contoh: (1) Tambahkan sedikit garam! (2) Sedikit bicara banyak bekerja. (3) Kalau disikat akan tampak sedikit bersih. 3) Adverbia beberapa, untuk menyatakan jumlah yang tidak banyak diletakkan di sebelah kiri nomina terhitung. Contoh: (1) Beberapa rumah hancur dilanda gempa. 32

51 (2) Ada beberapa orang yang datang terlambat. 4) Adverbia semua, untuk menyatakan tidak ada kecuali diletakkan di sebelah kiri nomina terhitung. Contoh: (1) Semua pengendara sepeda motor harus memakai helm. (2) Semua murid harus memakai baju seragam. 5) Adverbia seluruh, untuk menyatakan tidak ada kecuali diletakkan di sebelah kiri nomina yang merupakan satu sebagai satu kesatuan. Contoh: (1) Seluruh tubuhnya terasa gatal-gatal. (2) Sang Merah Putih berkibar di seluruh Indonesia. 6) Adverbia sejumlah, untuk menyatakan banyak yang tidak tentu diletakkan di sebelah kiri nomina terhitung. Contoh: (1) Sejumlah orang telah diinterogasi. (2) Sejumlah korban belum bisa dievakuasi. 7) Adverbia separuh, untuk menyatakan jumlah seperdua dari satu keseluruhan diletakkan di sebelah kiri nomina tertentu, dan lazim di antara kata dari. Contoh: (1) Separuh dari mereka sudah berangkat. (2) Separuh dari uangnya habis di meja judi. 8) Adverbia setengah, untuk menyatakan jumlah seperdua dari keseluruhan diletakkan di sebelah kiri nomina tak hitung yang disertai dengan wadah ukurannya. Contoh: (1) Membeli setengah truk pasir. (2) Membeli setengah liter minyak. 33

52 9) Adverbia kira-kira dan sekitar, untukmenyatakan jumlah tak tentu dari suatu bilangan benda diletakkan di sebelah kiri frasa nominal berbilangan bulat. Contoh: (1) Yang hadir kira-kira lima puluh orang. (2) Harganya sekitar sepuluh juta rupiah. 10) Adverbia kurang lebih digunakan sama dengan adverbia kira-kira dan sekitar di atas. Contoh: - Yang hadir kurang lebih saratus orang. 3. Semantik Semantik yang semula berasal dari bahasa Yunani, mengandung makna to signify atau memaknai (Aminuddin, 1988:15). Sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian studi tentang makna. a. Makna Leksikal Djajasudarma & Fatimah (1999:13) menjelaskan bahwa makna leksikal (bhs. Inggris lexical meaning, semantic meaning, external meaning) adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dll. Makna leksikal ini dimiliki unsur-unsur bahasa secara tersendiri, lepas dari konteks. b. Makna Gramatikal Makna gramatikal (bhs.inggris grammatical meaning; functional meaning; structural meaning; internal meaning) adalah makna yang menyangkut hubungan intrabahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat (Djajasudarma & Fatimah, 1993:13). 34

53 Makna leksikal dapat berubah ke dalam makna gramatikal secara operasional. Sebagai contoh dapat kita pahami makna leksikal kata belenggu adalah (1) alat pengikat kaki atau tangan; borgol, atau (2) sesuatu yang mengikat (sehingga tidak bebas lagi). Namun, kata belenggu tersebut bisa berubah maknanya ketika dikaitkan dengan unsur bahasa yang lain. Perubahan makna leksikal menjadi makna gramatikal tersebut dapat dilihat pada contoh di bawah ini. (1) Polisi memasang belenggu pada kaki dan tangan pencuri yang baru tertangkap itu. (2) Mereka terlepas dari belenggu penjajahan. 4. Makna Adverbia Makna adalah hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya (Kridalaksana, 2001:132). Berkaitan dengan makna ini, Adverbia dapat dipakai untuk menerangkan aspek, modalitas, kuantitas, dan kualitas dari kategori verba, ajektiva, numeralia, dan adverbia lainnya. Aspek adalah kata yang menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfektif), atau mulai berlangsung (inkoatif). Jadi, jenis aspek terdiri atas duratif (lagi, sedang, tengah), imperfektif (masih), perfektif (pernah, sudah, telah), inkoatif (mulai) (Kridalaksana, 2005:84). Modalitas menerangkan sikap atau suasana pembicara yang menyangkut perbuatan, peristiwa, keadaan, atau sifat. Penanda modalitas 35

54 di antaranya: akan, belum, barangkali, dapat, boleh, harus, jangan, kagak, mungkin, nggak, tak, tidak. (Kridalaksana, 2005:84-85). Pada tulisan berikutnya dinyatakan bahwa modalitas adalah (1) klasifikasi preposisi menurut hal yang menyungguhkan atau mengingkari kemungkinan atau keharusan, (2) cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu situasi dalam suatu komunikasi antarpribadi, (3) makna kemungkinan, keharusan, kenyataaan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia, modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti barangkali, harus, akan, dan sebagainya atau adverbia kalimat seperti pada hakikatnya menurut hemat saya, dan sebagainya (Kridalaksana, 2001:138). Kuantitas menerangkan frekuensi atau jumlah terjadinya sesuatu perbuatan, perisitiwa, keadaan, atau sifat. Penanda kuantitas adalah gus pada sekaligus, sering, saling, kerap. Adverbia kualitas menjelaskan sifat atau nilai perbuatan, perisitiwa, keadaan, atau sifat. Beberapa penanda kualitas: alangkah, agak, amat, banget, belaka, cuma, doang, hampir, hanya, juga, justru, kerap, maha, memang, nian, niscaya, nun, paling, pula, rada, pula, saja, sangat, selalu, senatiasa, serba (Kridalaksana, 2005: 84-85). Di pihak lain, Chaer (2015:49-50) menyebutkan bahwa sejauh ini ada adverbia yang menyatakan makna sangkalan (negasi); jumlah (kuantitas); pembatasan; penambahan; keseringan (frekuensi); kualitas; waktu (kala); keselesaian; kepastian; keharusan; derajat; kesanggupan; harapan; keinginan; kesungguhan. Adverbia sangkalan adalah adverbia yang menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang 36

55 didampinginya. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata bukan, tidak, tak, tanpa, dan tiada. Adverbia penjumlahan adalah adverbia yang menyatakan banyak atau kuantitas terhadap kategori yang didampingi. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata banyak, sedikit, beberapa, semua,seluruh, sejumlah, separuh, setengah,kira-kira, sekitar, dan kurang lebih. Adverbia pembatasan adalah adverbia yang menyatakan batas dari suatu hal. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata hanya, cuma, saja, dan belaka. Adverbia derajat (kualitas) adalah adverbia yang menyatakan tingkatan mutu keadaan dan kegiatan. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata sangat, amat, sekali, paling, lebih, cukup, kurang, agak, hampir, rada, maha, nian, dan terlalu. Adverbia kala adalah adverbia yang menyatakan waktu tindakan dilakukan. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, bakal, hendak, dan mau. Adverbia keselesaian (aspek) adalah adverbia yang menyatakan tindakan atau perbuatan (dalam fungsi predikat) apakah sudah selesai, belum selesai, atau sedang dilakukan. Yang termasuk adverbia ini adalah adverbia belum, baru, mulai, sedang, lagi, tengah, masih, sudah,telah, sempat, dan pernah. Adverbia kepastian adalah adverbia yang menyatakan tindakan atau keadaan yang pasti terjadi maupun yang diragukan kejadiannya. Adverbia kelompok ini adalah pasti, tentu, memang, agaknya, dan rupanya. Adverbia menyungguhkan adalah adverbia yang menyatakan kesungguhan atau menguatkan. Yang termasuk adverbia ini adalah adverbia sesungguhnya, sebenarnya, sebetulnya, dan memang. 37

56 Adverbia keinginan adalah adverbia yang menyatakan keinginan. Yang termasuk adverbia ini adalah ingin, mau, hendak, suka, dan segan. Adverbia frekuensi adalah adverbia yang menyatakan berapa kali suatu tindakan atau perbuatan dilakukan atau terjadi. Yang termasuk adverbia frekuensi adalah sekali, sesekali, sekali-kali, sekali-sekali, jarang, kadangkadang, sering (seringkali), acap (acapkali), biasa, selalu, dan senantiasa. Adverbia penambahan adalah adverbia yang menyatakan penambahan terhadap kategori yang didampingi. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata pula, juga, dan jua. Adverbia kesanggupan adalah adverbia yang digunakan untuk menyatakan kesanggupan. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata sanggup, dapat, dan bisa. Adverbia harapan adalah adverbia yang menyatakan harapan akan terjadinya sesuatu tindakan, hal, dan keadaan. Yang termasuk adverbia ini adalah moga-moga, semoga, mudah-mudahan, hendaknya, sepatutnya, sebaiknya, seyogianya, seharusnya, dan sepantasnya. Alwi, dkk. (2003:204) menyatakan bahwa berdasarkan perilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan menjadi delapan jenis. Adverbia tersebut adalah (1) adverbia kualitatif, (2) adverbia kuantitatif, (3) adverbia limitatif, (4) adverbia frekuentatif, (5) adverbia kewaktuan, (6) adverbia kecaraan, (7) adverbia kontrastif, dan (8) adverbia keniscayaan. Kedelapan jenis adverbia tersebut dipaparkan pada tulisan berikut ini. Adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih, dan kurang. 38

57 Adverbia kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kirakira, dan cukup. Adverbia limitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya,saja, dan sekadar adalah contoh adverbia limitatif. Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata yang tergolong adverbia ini, misalnya, selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang. Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia kewaktuan adalah baru dan segera. Adverbia kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan. Adverbia kontrastif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk dalam adverbia kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru. Adverbia keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah bentuk seperti niscaya, pasti, dan tentu. 39

58 Kaitannya dengan aspek, Keraf (1987:74) membagi aspek menjadi tujuh macam. Aspek inkoatif, yang menunjukkan suatu peristiwa pada proses permulaan berlangsungnya. Contoh: Saya pun berangkatlah. Aspek Duratif, yaitu keterangan aspek yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa tengah berlangsung: sedang, sementara. Aspek perfektif, adalah keterangan aspek yang menyatakan bahwa suatu peristiwa telah mencapai titik penyelesaiannya: sudah, telah. Aspek momental, menyatakan suatu peristiwa terjadi pada suatu saat yang pendek. Aspek repetitif, menyatakan bahwa suatu perbuatan terjadi berulang-ulang. Contoh: Ia memukul-mukul anak itu. Aspek frekuentatif, menunjukkan bahwa suatu peristiwa sering terjadi. Contoh: Dia sering ke mari. Aspek habituatif, menyatakan bahwa perbuatan itu terjadi karena suatu kebiasaan. Contoh: Ia biasa membaca koran di bawah pohon itu. Kridalaksana (2005:84) sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya menyatakan bahwa aspek adalah kata yang menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfektif), atau mulai berlangsung (inkoatif). Jadi, jenis aspek terdiri atas inkoatif, duratif, imperfektif, dan perfektif. Aspek inkoatif ditandai dengan mulai, duratif ditandai dengan lagi, imperfektif dengan penanda masih, dan perfektif ditandai dengan pernah, sudah, dan telah. Di sisi lain, Markhamah (2013: ) menulis pernyataan Keraf yang menyatakan pembagian aspek berdasarkan maknanya dengan penyebutan yang agak berbeda dengan yang dinyatakan Keraf pada 40

59 bagian sebelumnya. Keterangan aspek ini digolongkan menjadi enam bagian. Aspek inkoatif, yaitu aspek yang menggambarkan suatu perbuatan mulai berlangsung. Aspek ini ditandai oleh penggunaan kata mulai atau dengan partikel pun-lah. Contoh: Pertandingan pun berakhirlah. Aspek kompletif, yaitu bagian verba yang menyatakan tindakan itu telah selesai atau telah mencapai akhir. Aspek kompletif ini disebut juga aspek perfektif. Penggunaan kata telah, sudah, dan lain-lain digunakan sebagai penandanya. Aspek inkompletif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan belum berakhir. Aspek ini biasanya dinyatakan dengan kata sedang. Aspek futuratif, yaitu aspek yang menggambarkan perbuatan akan berlangsung. Aspek ini ditandai dengan penggunaan kata akan. Aspek repetitif, yaitu menyatakan keberulangan suatu peristiwa atau kejadian.aspek ini sering ditandai oleh penggunaan kata lagi. Aspek spontanitas, yaitu aspek yang menyatakan bahwa perbuatan atau peristiwa terjadi tanpa disangka-sangka. Kata tiba-tiba, sekonyong-konyong, dengan tidak terduga adalah kata-kata atau frasa untuk menyatakan aspek spontanitas. C. Kerangka Konseptual Seperti telah disebutkan pada bab pendahuluan bahwa setiap bahasa memiliki sistem berbeda, walaupun dimungkinkan ada sistem yang sama. Demikian juga kategori kata yang ada pada berbagai bahasa juga tidak selalu sama. Ada kategori yang ada hampir pada semua bahasa, tetapi ada juga kategori yang hanya pada bahasa tertentu, dan tidak ada pada bahasa lainnya. 41

60 Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kategori kata atau kelas kata. Kelas-kelas kata tersebut adalah verba, adjektiva, adverbia, nomina, pronomina, numeralia, dan kata tugas yang terdiri dari preposisi, konjungtor, interjeksi, artikula, serta partikel penegas (Alwi, dkk., 2003:87-309). Kelaskelas kata atau kategori-kategori kata tersebut adalah bagian dari sintaksis yang masing-masing memiliki ciri-ciri yang bisa dijelaskan dari sudut sintaksis juga. Dalam penelitian ini peneliti telah memfokuskan penelitian pada satu jenis kelas kata yaitu kata keterangan atau adverbia. Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis. Pada setiap ragam dimungkinkan sekali terdapat adverbia yang spesifik, yang belum tentu ditemukan pada ragam lainnya. Misalnya, adverbia pada ragam bahasa pada Teks Terjemahan Alquran (TTA). Diprediksi ada spesifikasi penggunaan adverba pada TTA. Berdasarkan hal itulah penelitian ini penting untuk dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan kajian tentang penggunaan adverbia dalam TTA pada segi maknanya. Adapun makna adverbia yang diteliti adalah makna adverbia aspek, adverbia sangkalan, dan adverbia jumlah. Setelah didapatkan kesimpulan tentang makna adverbia aspek, sangkalan, dan jumlah dalam TTA ini, kemudian hasilnya bisa diimplementasikan sebagai materi ajar di sekolah, khususnya pada sekolah menengah pertama (SMP). 42

61 Teks Terjemahan Alquran (TTA) Diprediksi ada spesifikasi penggunaan adverbia (penanda aspek,penanda sangkalan, dan penanda jumlah) Fokus Kajian: Makna Adverbia Simpulan Implementasi sebagai Materi Ajar di Sekolah 43

62 BAB III METODE PENELITIAN Untuk mendukung kesahihan suatu penelitian, diperlukan suatu metodologi yang jelas dan tepat. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Melaui metode yang tepat, peneliti tidak hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan, tetapi juga mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi melalui fakta itu (Syamsudin & Damaianti, 2011:14). Dengan menggunakan metode yang tepat, maka seorang peneliti dapat terarahkan untuk mencapai tujuan penelitian yang sesuai dengan perumusan masalah penelitian secara benar. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2016:1). Penelitian ini berupaya untuk mengkaji adverbia pada teks terjemahan Alquran (TTA) yaitu berkaitan 44

63 dengan makna adverbianya. Makna adverbia yang diteliti adalah adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumlah. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Disebut penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini berupaya mengkaji pola penggunaan adverbia pada TTA. Pengkajian pola penggunaan adverbia pada TTA ini difokuskan pada aspek makna adverbianya, lebih khusus lagi adalah makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah. 3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah penggunaan adverbia pada TTA. Teks terjemahan Alquran (TTA) yang digunakan adalah TTA yang mengandung etika berbahasa yang pernah diteliti oleh Sabardila dkk. (2003). Secara spesifik objek penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah. 4. Data dan Sumber Data Penelitian a. Data Alwi (2003:239) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan data adalah (1) keterangan yang benar dan nyata, dan (2) keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data dalam Penelitian ini berupa data kualitatif. Data kualitatif adalah data tidak berbentuk angka yang diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara, 45

64 atau bahan tertulis. Penelitian ini menggunakan data kualitatif karena pendekatan penelitianya pun kualitatif. Wujud data penelitian ini adalah semua satuan lingual yang mengandung adverbia sebagai penanda aspek, penanda sangkalan, dan penanda jumlah dalam teks terjemahan Alquran (TTA). Berikut adalah contoh data yang dimaksud. Al-Baqarah (2): Teks Ayat: و ع ل م آد م الا س م اء ك ل ھ ا ث م ع ر ض ھ م ع ل ى ال م لا ي ك ة ف ق ال أ نب ي ون ي ب ا س م اء ھ و لاء إ ن ك نت م ص اد ق ین. ق ال وا س ب ح ان ك لا ع ل م ل ن ا إ لا م ا ع ل م ت ن ا إ ن ك أ نت ال ع ل یم ال ح ك یم. Terjemahan: Dan mengajarkan Adam Nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Data yang bisa diambil dari teks terjemahan tersebut adalah: tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Adverbia penanda aspek yang terdapat pada data tersebut adalah telah. b. Sumber Data Ketepatan pemilihan sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena ketepatan memilih dan menentukan jenis 46

65 sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh (Sutopo, 2002:49). Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen. Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Sutopo, 2002:54). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis informasi tertulis, yaitu teks terjemahan Alquran (TTA). Teks terjemahan Alquran (TTA) yang digunakan adalah TTA yang dipublikasikan oleh Kerajaan Arab Saudi yang pernah diteliti Sabardila, dkk. (2003). Alquran dan terjemahan ini merupakan hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain (Pelayan kedua Tanah Suci) Raja Fath ibn Abd al Azisal Sa ut (Raja Kerajaan Saudi Arabia). Penerbitan ini di bawah pengawasan Haji dan Wakaf Saudi Arabia tahun 1412 H. 5. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data di atas, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa pada objek yang diteliti. Di samping metode simak digunakan juga metode dokumenter. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik simak dan teknik catat. Teknik simak dipakai untuk menyimak teks terjemahan Alquran (TTA) untuk mengidentifikasi data-data tentang berbagai penggunaan satuan lingual yang mengandung adverbia. Teknik catat dipakai untuk mencatat data-data penggunaan satuan lingual yang mengandung adverbia yang terdapat pada teks terjemahan Alquran (TTA). Analisis dokumen dilakukan terhadap semua 47

66 informasi tertulis, baik yang tersurat maupun yang tersirat yang terkait dengan penelitian ini, misalnya untuk mengidentifikasi kajian-kajian yang terkait dengan penggunaan adverbia pada sumber lain. Dokumen yang dimaksud adalah teks terjemahan Alquran (TTA). Untuk mendapatkan data, peneliti harus menganalisis satuan-satuan lingual yang menggunakan adverbia. Untuk dapat menentukan satuan lingual yang berupa data, peneliti harus memiliki intuisi kebahasaan untuk bisa membedakan adverbia dan yang bukan adverbia. Untuk menentukan makna adverbia, peneliti harus memiliki kepekaan terhadap satuan lingual dalam suatu kalimat. Di samping itu, peneliti harus bisa menerapkan teori sintaksis. Selain teknik tersebut, juga digunakan teknik FGD (Focus Group Discussion) untuk mendiksusikan pola penggunaan adverbia pada TTA. Peserta FGD adalah dosen yang memahami mengenai penggunaan adverbia, termasuk adverbia dalam BA. 6. Teknik Pengujian Keabsahan Data (Validitas) Agustinova (2015:43) menuliskan pernyataan Arikunto bahwa bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Validitas juga dapat dikatakan sebagai derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dalam riset kualitatif, demi terjaminnya keakuratan data, maka pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar 48

67 (Agustinova, 2015:45). Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan untuk peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, teknik pengujian keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Triangulasi teori ini dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Sutopo, 2002:82). Triangulasi teori ini dilakukan dengan cara menggali informasi dari beberapa teori sehingga bisa diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Triangulasi peneliti mengandung maksud bahwa hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti (Sutopo, 2002:81). Triangulasi peneliti dimaksudkan antara lain untuk menghindari bias individu pada peneliti tunggal. Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian adverbia ini, maka peneliti menggunakan tiga orang peneliti dalam pengumpulan data. Ketiga peneliti tersebut adalah peneliti yang sama-sama tengah melakukan penelitian terhadap adverbia dalam TTA, namun dengan fokus penelitian yang berlainan. 7. Teknik Analisis Data Dalam hal analisis data kualitatif, Bodan sebagaimana dituliskan oleh Sugiyono (2016:88) menyatakan bahwa Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang 49

68 diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode padan. Analisis dengan metode padan adalah analisis data yang dilakukan dengan menggunakan alat penentu yang berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Selanjutnya metode padan yang digunakan adalah subjenis padan referensial. Metode padan subjenis referensial adalah metode analisis bahasa yang alat penentunya adalah referen yang terkandung pada satuan data. Metode ini digunakan untuk menganalisis makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumlah pada TTA. Berikut contoh analisis data dengan metode tersebut. Perhatikan terjemahan ayat berikut ini! Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." (Al-Baqarah (2): 70). Adverbia masih dalam frasa adjektival masih samar merupakan adverbia penanda aspek imperfektif yang bermakna menerangkan suatu pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Adverbia masih dalam klausa karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dalam surat Albaqarah (2):70 di atas merupakan adverbia yang menerangkan 50

69 adjektiva samar yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, adjektiva samar dalam klausa tersebut merupakan keadaan yang belum selesai yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kami). 8. Prosedur Penelitian Penelitian ini diawali dengan kegiatan peneliti membaca berbagai referensi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang sedang dilakukan, yaitu tentang makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data dengan cara menyimak kemudian mencatat adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumlah yang terdapat dalam TTA. Untuk mendapatkan validitas data, maka peneliti menggunakan triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Data yang dianggap sudah valid tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode padan dengan subjenis padan referensial. Hasil akhir penelitian ini berupa makna adverbia penanda aspek, penanda sangkalan, dan penanda jumlah dalam TTA. Untuk selanjutnya hasil penelitian ini akan diimplementasikan sebagai materi ajar mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat sekolah menengah pertama (SMP). 9. Sistematika Laporan Penelitian Sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri atas lima bab yang setiap babnya memuat pokok permasalahan yang berbeda, namun tetap merupakan satu kesatuan pikiran yang berkaitan. Secara singkat sistematika penulisan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Bab pertama, merupakan bagian pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian, ruang lingkup, 51

70 rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,dan penjelasan istilah. Bab kedua, merupakan landasan teori yang berisi tentang pemaparan tentang kajian yang relevan, kajian teori, dan kerangka pemikiran. Bab ketiga, merupakan metode penelitian yang berupa jenis dan pendekatan penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan sistematika laporan penelitian. Bab keempat, merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil penelitian, pembahasan, dan proposisi hasil penelitian. Bab kelima, merupakan penutup yang berupa simpulan, implikasi, dan saran. 52

71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil kajian sebelumnya yang dilakukan oleh Sabardila, dkk. (2003) ditemukan sejumlah 46 surat 109 ayat dalam Alquran yang mengandung etika berbahasa. Surat dan ayat yang dimaksud dinyatakan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Surat dan Ayat Alquran yang Mengandung Etika Berbahasa NO SURAT AYAT 1. Albaqarah 31-32, 40, 42, 44, 70, 71, 79, 83, dan Ali Imran Almaaidah 13, 41, 63, 85, dan Annisaa 5, 8, 9, 46, 63, 135, 150, 156 dan Alan aam 93, 108, 112, 151, dan Ala raaf , dan Alanfaal Attaubah 30, dan Yunus 99 dan Hud Yusuf Arra du Ibrahim 24, 25, dan Alhijr 53 dan Annahl Alisraa 23 dan Alkahfi 23 dan 24 53

72 18. Maryam 1, 2, dan Thaaha Alanbiyaa Alhajj Almukminun Annuur 11, 12, 15, 16, 17, 18, 51, 53, dan Alfurqan Lukman Alahzab 32, 41, dan Sabak 23 dan Fathir Yasin Shad 17 dan Fushshilat Asysyura Azzukhruf 63 dan Aljasiyah 6, 7, dan Alakhqaf 15, 17, 31, dan Muhammad Alfath Alhujurat 2, 3, 4, 5, 6, dan Qaf Mujadalah 8, 9, dan Ashshaf 2 dan Almulk Muzammil Albalad Adduha Al asyr 3 Sumber: Hasil Kajian Sabardila, dkk. (2003) 54

73 Keseluruhan data yang berhasil ditemukan dalam teks terjemahan Alquran yang mengandung etika berbahasa berjumlah 146 buah. Sebagai gambaran yang jelas, jumlah data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data yang Terkumpul No. Jenis Adverbia Jumlah 1 Adverbia penanda aspek 54 buah 2 Adverbia penanda sangkalan 62 buah 3 Adverbia penanda jumlah 30 buah Jumlah 146 buah Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut untuk mempermudah proses analisis. Data-data yang berjumlah 146 buah tersebut kemudian diklasifikasikan dengan dasar-dasar tertentu yang diproyeksikan untuk kepentingan analisis. Dalam hal ini, klasifikasi dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data yang sudah diperoleh tersebut ke dalam masing-masing jenis adverbianya. Pengelompokan tersebut bisa dilihat pada tabel 4.3, 4.4, dan 4.5 di bawah ini. Tabel 4.3 Klasifikasi Data Adverbia Penanda Aspek NO. ADVERBIA PENANDA ASPEK DATA DATA FRASA SUMBER 1 akan akan menyebut-nyebut Albaqarah (2):235 2 akan akan melihat Almaidah (5):13 3 akan akan diterangkan Almaidah (5):101 4 akan akan menurunkan Alan aam (6):93 5 akan akan memaki Alan aam (6):108 55

74 6 akan akan memberi Alan aam (6):151 7 akan akan kami tambah Ala raf (7): akan akan membinasakan Ala raf (7):164 9 akan akan beriman Yunus (10): akan akan mengerjakan Alkahfi (18): akan akan memberikan Alkahfi (18): akan akan keluar Annur (24):53 13 akan akan hancur Faathir (35):10 14 akan akan menyesatkan Sad (38):26 15 akan akan mendapat Sad (38):26 16 akan akan mengetahui Azzukhruf (43):89 17 akan akan beriman Aljasiyah (45):6 18 akan akan dibangkitkan Alakhqaf (46):17 19 akan akan mengampuni Alakhqaf (46): akan akan mengatakan Alfath (48):11 21 akan akan mereka masuki Almujadalah (58):9 22 akan akan dikembalikan Almujadalah (58):9 23 insya Allah akan insya Allah akan mendapat Albaqarah (2):70 24 barulah barulah kamu Albaqarah (2):71 menerangkan 25 sedang sedang diturunkan Almaidah (5): masih (masih) samar Albaqarah (2): belum belum sempurna Annisaa (4):5 28 belum belum beriman Almaidah (5):41 29 belum pernah belum pernah dipakai Albaqarah (2):71 30 belum pernah belum pernah datang Almaidah (5):41 31 telah telah Engkau ajarkan Albaqarah (2): telah telah Aku anugerahkan Albaqarah (2):40 33 telah telah nyata Ali Imran (3): telah telah kami terangkan Ali Imran (3): telah telah beriman Almaidah (5):41 56

75 36 telah telah mereka kerjakan Almaidah (5):63 37 telah telah diwahyukan Alan aam (6):93 38 telah telah datang Hud (11):69 39 telah telah membuat Ibrahim (14): telah telah memerintahkan Al-Israa (17):23 41 telah telah mengetahui Annur (24):63 42 telah telah diizinkan-nya Saba (34):23 43 telah telah dihilangkan Saba (34):23 44 telah telah difirmankan Saba (34):23 45 telah telah dewasa Alakhqaf (46):15 46 telah telah Engkau berikan Alakhqaf (46):15 47 telah telah tetap perintah Muhammad (47):21 48 telah telah diuji Alhujurat (49): telah telah dilarang Almujadalah (58):9 50 sudah sudah dirobah-robah Almaidah (5):41 51 sudah sudah dikenal Annur (24):53 52 selalu selalu berpaling Albaqarah (2):83 53 selalu selalu mengatakan Alan aam (6):93 54 selalu selalu menyombongkan Alan aam (6):93 NO. Tabel 4.4 Klasifikasi Data Adverbia Penanda Sangkalan ADVERBIA PENANDA SANGKALAN DATA DATA FRASA SUMBER 1 tidak tidak ada yang kami ketahui Albaqarah (2): tidakkah Tidakkah kamu berakal Albaqarah (2):44 3 tidak pula tidak pula untuk mengairi Albaqarah (2):71 4 tidak tidak bercacat Albaqarah (2):71 5 tidak tidak ada belangnya Albaqarah (2):71 6 tidak tidak melaksanakan Albaqarah (2):71 57

76 7 tidak tidak memenuhi Albaqarah (2):83 8 tidak tidak ada dosa Albaqarah (2):235 9 tidak... -nya tidak henti-hentinya Ali Imran (3):118 menimbulkan 10 tidak tidak menurutinya Annisaa (4):46 11 tidak tidak mendengar Annisaa (4):46 12 tidak tidak beriman Annisaa (4):46 13 tidak tidak berkhianat Almaidah (5):13 14 tidak akan tidak akan mampu Almaidah (5):41 15 tidak hendak tidak hendak mensucikan Almaidah (5):41 16 tidak tidak melarang Almaidah (5):63 17 tidak tidak ada diwahyukan Alan aam (6):93 18 tidak tidak benar Alan aam (6):93 19 tidak tidak mengerjakannya Alan aam (6): tidak tidak memikulkan Al-An aam (6): tidak tidak dikatakan Ala raf (7): tidak tidak disuruh Attaubah (9): tidak tidak ada Tuhan selain Dia Attaubah (9): tidak tidak menyukai Attaubah (9): tidak tidak ada satu jiwa pun Yunus (10): tidak tidak mempergunakan Yunus (10): tidak tidak lama Hud (11):69 28 tidaklah Tidaklah engkau melihat Ibrahim (14): tidak tidak berprasangka baik Annur (24):12 30 tidak tidak ada bagi kamu Annur (24): tidak tidak berkata Annur (24): tidak tidak pantas Annur (24): tidak tidak suka Annur (24): tidak tidak ada kabar gembira Alfurqan (25):22 35 tidaklah tidaklah seperti wanita yang Alahzab (33):32 lain 36 tidak akan tidak akan beriman Saba (34):31 58

77 37 tidak pula tidak pula kepada kitab yang Saba (34):31 sebelumnya 38 tidaklah tidaklah karena kamu Saba (34):31 39 tidak tidak mendengarnya Aljasiyah (45): tidak lain tidak lain hanyalah dongeng Alakhqaf (46):17 hanyalah 41 tidak tidak menerima Alakhqaf (46): tidak akan tidak akan melepaskan Alakhqaf (46): tidak tidak ada baginya pelindung Alakhqaf (46): tidak tidak menyukainya Muhammad (47):21 45 tidak tidak ada dalam hatinya Alfath (48):11 46 tidak tidak hapus (pahala) Alhujurat (49): tidak tidak menyadari Alhujurat (49): tidak tidak mengerti Alhujurat (49): tidak tidak menimpakan Alhujurat (49):6 50 tidak tidak bertaubat Alhujurat (49):11 51 tidak tidak menyiksa Almujadalah (58):9 52 tidak tidak kamu perbuat Assaff (61): tak Tak ada cercaan Yusuf (12):92 54 tiadalah tiadalah orang-orang yang tuli Alanbiya (21):45 mendengar 55 tiadalah tiadalah berguna Saba (34):23 56 tiada tiada kamu perhatikan Almujadalah (58):9 57 tiada tiada memberi Almujadalah (58):9 58 tiada tiada kamu kerjakan Assaff (61): bukan bukan ini Almaidah (5):41 60 bukan bukan sebagai yang Almujadalah (58):9 ditentukan 61 tanpa tanpa pengetahuan Alan aam (6): tanpa tanpa mengetahui Alhujurat (49):6 59

78 NO. Tabel 4.5 Klasifikasi Data Adverbia Penanda Jumlah ADVERBIA PENANDA SANGKALAN DATA DATA FRASA SUMBER 1 sedikit keuntungan yang sedikit Albaqarah (2):79 2 sedikit sedikit di antara mereka Almaidah (5):13 3 sedikit sedikit pengetahuan Annur (24): sedikit mudarat sedikit pun Almujadalah (58):9 5 sebagian sebagian dari harta itu Annisaa (4):8 6 sebagian kepada yang sebagian Annisaa (4):150 7 sebagian sebagian yang lain Annisaa (4):150 8 sebagian Sebagian dari apa yang mereka Almaidah (5):13 diperingatkan dengannya 9 sebagian sebagian mereka Alan aam (6): sebagian sebagian yang lain Alan aam (6): sebagian sebagian kamu Annur (24):63 12 sebagian sebagian (yang lain) Annur (24):63 13 sebagian sebagian dari mereka Saba (34):31 14 sebagian sebagian yang lain Saba (34):31 15 sebagian sebagian dari apa yang kamu Azzukhruf (43):63 berselisih 16 sebahagian sebahagian kecil Albaqarah (2):83 17 sebahagian sebahagian kamu Alhujurat (49): sebahagian sebahagian yang lain Alhujurat (49): banyak banyak berdusta Aljasiyah (45): banyak banyak berdosa Aljasiyah (45): semuanya orang-orang mukmin semuanya Yunus (10): semuanya kemuliaan itu semuanya Faathir (35):10 23 semua semua kitab Assyura (42):15 24 seluruhnya nama-nama seluruhnya Albaqarah (2): semua...seluruhnya semua yang di muka bumi seluruhnya Yunus (10): sekalian kepadamu sekalian Alanbiya (21):45 27 sekalian kamu sekalian Alahzab (33):32 60

79 28 segala segala apa yang kamu kerjakan Annisaa (4): segala segala yang di langit dan di bumi Annisaa (4): segala segala isi hati Almulk (67):13 1. Makna Adverbia Penanda Aspek a. Makna adverbia akan 1) Albaqarah (2):235 Teks Ayat: و لا ج ن ا ح ع ل ي ك م ف يم ا ع رض ت م ب ه م ن خ ط ب ة الن س اء أ و أ ك ن نت م في أ نف س ك م ع ل م ا أ ن ك م س ت ذ ك ر ون ه ن و ل ك ن لا ت و اع د وه ن س ر ا إ لا أ ن ت ق ول وا ق و لا مع ر وفا و لا ت ع ز م وا ع ق د ة الن ك ا ح ي ب ل غ ال ك ت ا ب أ ج ل ه و اع ل م وا أ ن ا ي ع ل م م ا في أ نف س ك م ف اح ذ ر وه و اع ل م وا أ ن ا ح تى غ ف ور ح ل ي م. Terjemahan: Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma ruf. Dan janganlah kamu ber azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah. Sebelum sampai ketetapan (menyangkut iddah wanita itu) pada akhir masanya. Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu; maka takutlah kepada-nya dan ketahuilah bahwa Allah maha pengampun lagi maha penyantun. Adverbia akan dalam frasa verbal akan menyebut-nyebut merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa komplementif Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka dalam surat Albaqarah (2):235 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba menyebut-nyebut yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat 61

80 dinyatakan bahwa verba menyebut-nyebut yang berfungsi sebagai predikat itu adalah sesuatu tindakan yang hendak dilakukan oleh subjek (kamu) tentang apa yang dinyatakan dalam objek (mereka). 2) Almaidah (5):13 Teks Ayat: ف ب م ا ن ق ض ه م م يث اق ه م ل عن اه م و ج ع ل ن ا ق ل وب ه م ق اس ي ة يح ر ف و ن ال ك ل م ع ن مو اض ع ه و ن س وا ح ظ ا ع ل ى خ ا ي ن ة م ن ه م إ لا ق ل يلا م ن ه م ف اع ف ع ن ه م و اص ف ح إ ن ا مم ا ذ ك ر وا ب ه و لا ت ز ا ل ت ط ل ع ب ال م ح س ن ين. يح Terjemahan: (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan. Adverbia akan dalam frasa verbal akan melihat merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka dalam surat Almaidah (5):13 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba melihat yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa verba melihat dalam klausa tersebut merupakan suatu tindakan yang hendak terjadi yang dialami oleh subjek (kamu Muhammad ) tentang apa yang terdapat dalam objek (kekhianatan dari mereka). 62

81 3) Almaidah (5):101 Teks Ayat: ين ي ن ز ل Terjemahan: أ ي ه ا ال ذ ي ن آم ن وا لا ت س ا ل وا ع ن أ ش ي اء إ ن ت ب د ل ك م ت س و ك م و إ ن ت س ا ل وا ع ن ه ا ح ال ق ر آن ت ب د ل ك م ع ف ا ا ع ن ه ا و ا غ ف و ر ح ل ي م. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan halhal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah mema`afkan tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Adverbia akan dalam frasa verbal akan diterangkan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa niscaya akan diterangkan kepadamu dalam surat Almaidah (5):101 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba pasif diterangkan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba pasif diterangkan yang terdapat dalam klausa itu adalah sesuatu yang hendak terjadi atau mengena terhadap sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kepadamu). Dalam ayat di atas, kepadamu yang berfungsi sebagai pelengkap tersebut mengacu kepada orang-orang yang beriman. 4) Alan aam (6):93 Teks Ayat: و م ن م ث ل ي إ لي و لم ي و ح إ ل ي ه ش ي ء و م ن ق ا ل س ا نز ل أ ظ ل م مم ن اف ت ر ى ع ل ى ا ك ذ أ و ق ا ل أ و ح م ا أ ن ز ل ا و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م و ن في غ م ر ا ت ال م و ت و ال م لا ي ك ة س ط وا أ ي د يه م 63

82 ا الح ق أ خ ر ج وا أ نف س ك م ال ي و م آ ت ه ت س ت ك بر و ن. ع ن و ك نت م غ ي ر ع ل ى ت ق ول و ن ك نت م بم ا اله و ن ع ذ ا ب تج ز و ن Terjemahan: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-nya." Adverbia akan dalam frasa verbal akan menurunkan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah dalam surat Alan aam (6):93 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif menurunkan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba aktif menurunkan dalam klausa itu menjadi pekerjaan yang hendak dilakukan oleh subjek klausa (saya). 5) Alan aam (6):108 Teks Ayat: ل ك ل و لا ت س ب وا ال ذ ي ن ي د ع و ن م ن د و ن ا ف ي س ب وا ا ع د وا ع م ل ه م ثم إ لى ر م مر ج ع ه م ف ي ن ب ي ه م بم ا ك ان وا ي ع م ل و ن. أ مة ز ي ن ا ك ذ ل ك ع ل م ب غ ير 64

83 Terjemahan: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami perindah bagi setiap umat amat mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan." Adverbia akan dalam frasa verbal akan memaki merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan dalam surat Alan aam (6):108 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif memaki yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba aktif memaki dalam klausa itu menjadi pekerjaan yang hendak dilakukan oleh subjek (mereka) terhadap sesuatu yang menduduki fungsi objek (Allah). 6) Alan aam (6):151 Teks Ayat: أ ت ل م ا ح ر م ر ب ك م ع ل ي ك م أ لا ت ش ر ك وا ب ه ش ي ي ا و ل و ال د ي ن إ ح س ا و لا ت ق ت ل وا ق ل ت ع ال و ا ش م ا ظ ه ر م ن ه ا و م ا ب ط ن و لا أ و لا د ك م م ن إم لا ق نح ن ن ر ز ق ك م و إ ه م و لا ت ق ر ب وا ال ف و اح الن ف س ال تي ح ر م ا إ لا لح ق ذ ل ك م و صاك م ب ه ل ع ل ك م ت ع ق ل و ن. ت ق ت ل وا Terjemahan: Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan 65

84 janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu supaya kamu memahaminya. Adverbia akan dalam frasa verbal akan memberi merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka dalam surat Alan aam (6):151 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif memberi yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba aktif memberi yang terdapat dalam klausa itu menjadi pekerjaan yang hendak dilakukan oleh subjek klausa (Kami Allah ). 7) Ala raf (7): Teks Ayat: ق يل له م اس ك ن وا ه ذ ه ال ق ر ي ة و ك ل وا م ن ه ا ح ي ث ش ي ت م و ق ول وا ح ط ة و اد خ ل وا ال ب ا ب س جدا و إ ذ ق يل له م ن غ ف ر ل ك م خ ط يي ات ك م س ن ز ي د ال م ح س ن ين. ف ب دل ال ذ ي ن ظ ل م وا م ن ه م ق و لا غ ي ر ال ذ ي ف ا ر س ل ن ا ع ل ي ه م ر ج زا م ن ال سم ا ء بم ا ك ان وا ي ظ ل م و ن. Terjemahan: "Dan (ingatlah) ketika dikatakan kepada mereka "Tinggallah di negeri ini dan makanlah darinya di mana saja kamu menghendaki. Dan katakanlah 'Hiththah dan masukilah pintu gerbang sambil membungkuk niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kamu'. Kelak akan kami tambah kepada para muhsinin". Lalu orang-orang yang dzalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezhaliman mereka. Adverbia akan dalam klausa Kelak akan kami tambah kepada para muhsinin merupakan adverbia penanda aspek yang 66

85 menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, adverbia akan dalam klausa Kelak akan kami tambah kepada para muhsinin dalam surat Ala raf (7): di atas menyatakan bahwa verba pasif tambah merupakan sesuatu yang akan terjadi atau mengena terhadap sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kepada para muhsinin). 8) Ala raf (7):164 Teks Ayat: و إ ذ ق ال ت أ مة م ن ه م لم ت ع ظ و ن ق و ما ا م ه ل ك ه م أ و م ع ذ ب ه م ع ذ ا ش د يدا ق ال وا م ع ذ ر ة إ لى ر ب ك م و ل ع ل ه م ي ت ق و ن. Terjemahan: "Dan ketika suatu umat diantara mereka berkata: 'Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau menyiksa mereka dengan siksaan yang amat keras? Mereka menjawab: 'Agar kami mempunyai alasan kepada Tuhan kamu dan supaya mereka bertakwa." Adverbia akan dalam frasa verbal akan membinasakan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Allah akan membinasakan mereka dalam surat Ala raf (7):164 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif membinasakan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba aktif membinasakan dalam klausa itu adalah sesuatu yang hendak dilakukan oleh subjek klausa (Allah). 67

86 9) Yunus (10): Teks Ayat: و ل و ش اء ر ب ك لا م ن م ن في الا ر ض ك ل ه م جم يعا أ ف ا نت ت ك ر ه الن اس ح تى ي ك ون وا م و م ن ين. Terjemahan: و م ا ك ان ل ن ف س أ ن ت و م ن إ لا ذ ن ا و يج ع ل الر ج س ع ل ى ال ذ ين لا ي ع ق ل ون. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Adverbia akan dalam frasa verbal akan beriman merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman dalam surat Yunus (10): di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif intransitif beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba aktif beriman dalam klausa itu merupakan sesuatu yang hendak terjadi yang akan dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (satu jiwa pun). 10) Alkahfi (18):23-24 Teks Ayat: ذ ل ك غ دا ع س ى و لا ت ق ول ن ل ش ي ء إ ني ف اع ل. إ لا أ ن ي ش اء ا و اذ ك ر رب ك إ ذ ا ن س يت و ق ل أ ن ي ه د ي ن ر بي لا ق ر ب م ن ه ذ ا ر ش دا. Terjemahan: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali dengan menyebut Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan 68

87 katakanlah Mudah-mudahan Tuhanku akan memberikan petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada itu. Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengerjakan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi dalam surat Alkahfi (18):23-24 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif mengerjakan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal tersebut mengandung arti bahwa verba aktif mengerjakan dalam klausa tersebut merupakan pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (aku). 11) Alkahfi (18):23-24 Adverbia akan dalam frasa verbal akan memberikan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Mudah-mudahan Tuhanku akan memberikan petunjuk dalam surat Alkahfi (18):23-24 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif memberikan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal tersebut mengandung arti bahwa verba aktif memberikan merupakan pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Tuhanku). 69

88 12) Annur (24):53 Teks Ayat: و أ ق س م وا ج ه د أ يم ا م ل ي ن أ م ر ت ه م ل ي خ ر ج ن ق ل لا ت ق س م وا ط اع ة مع ر وف ة إ ن ا خ ب ير بم ا ت ع م ل ون. Terjemahan: Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika engkau menyeruh mereka, pastilah mereka akan keluar. Katakanlah, Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta adalah) ketaatan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Adverbia akan dalam frasa verbal akan keluar merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa pastilah mereka akan keluar dalam surat Annur (24):53 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif keluar yang terletak di samping kanan adverbia. Hal tersebut mengandung arti bahwa verba aktif keluar tersebut merupakan pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (mereka). 13) Fathiir (35):10 Teks Ayat: م ن ك ان ي ر يد ال ع زة ف ل ل ه ال ع زة جم يعا إ ل ي ه ي ص ع د ال ك ل م الط ي ب و ال ع م ل ال صال ح ي ر ف ع ه و ال ذ ي ن Terjemahan: يم ك ر ون ال سي ي ات له م ع ذ اب ش د يد و م ك ر أ و ل ي ك ه و ي ب و ر. Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkannya. Dan orang-orang 70

89 yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur. Adverbia akan dalam frasa verbal akan hancur merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa dan rencana jahat mereka akan hancur dalam surat Fathiir (35):10 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba hancur yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba hancur merupakan sesuatu yang akan terjadi terhadap sesuatu yang menduduki fungsi subjek (rencana jahat mereka). 14) Sad (38):26 Teks Ayat: د او ود إ ج ع ل ن اك خ ل يف ة في الا ر ض ف اح ك م ب ين الن اس لح ق و لا ت ت ب ع اله و ى ف ي ض ل ع ن س ب يل ا إ ن ال ذ ين ي ض ل ون ع ن س ب يل ا له م ع ذ اب ش د يد بم ا ن س وا ي و م الح س ا ب. ك Terjemahan: Hai Dawud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu di jalan Allah. Sesungguhnya orang yang sesat di jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan. Adverbia akan dalam frasa verbal akan menyesatkan merupakan adverbia bentuk tunggal penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa karena ia akan menyesatkan kamu di jalan Allah dalam surat Sad (38):26 di atas 71

90 adalah adverbia yang menerangkan verba menyesatkan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif menyesatkan dalam klausa itu adalah pekerjaan yang akan dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (ia). 15) Sad (38):26 Adverbia akan dalam frasa verbal akan mendapat merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Sesungguhnya orang yang sesat di jalan Allah akan mendapat azab yang berat dalam surat Sad (38):26 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba mendapat yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa verba aktif mendapat merupakan sesuatu yang akan dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (orang yang sesat di jalan Allah). 16) Azzukhruf (43):89 Teks Ayat: Terjemahan: ف اص ف ح ع ن ه م و ق ل س لا م ف س و ف ي ع ل م ون. Maka berpalinglah hai Muhammad dari mereka dan katakanlah Salam. Kelak mereka akan mengetahui (nasib) mereka yang buruk. Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengetahui merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia 72

91 akan dalam klausa Kelak mereka akan mengetahui (nasib) mereka yang buruk dalam surat Azzukhruf (43):89 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba mengetahui yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif mengetahui dalam klausa itu adalah sesuatu yang hendak dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (mereka). 17) Aljasiyah (45):6 Teks Ayat: Terjemahan: ت ل ك آ ت ا ن ت ل وه ا ع ل ي ك لح ق ف ب ا ي ح د يث ب ع د ا و آ ت ه ي و م ن ون. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya, maka perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah kalam Allah dan keterangan-keterangan-nya. Adverbia akan dalam frasa verbal akan beriman merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa maka perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah kalam Allah dan keterangan-keterangan-nya dalam surat Aljasiyah (45):6 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif intransitif beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif intransitif beriman adalah pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (mereka). 73

92 18) Alakhqaf (46):17 Teks Ayat: و ال ذ ي ق ال ل و ال د ي ه أ ف ل ك م ا أ ت ع د ان ني أ ن أ خ ر ج و ق د خ ل ت ال ق ر ون م ن ق ب ل ي و هم ا ي س ت غ يث ا ن Terjemahan: ا و ي ل ك آم ن إ ن و ع د ا ح ق ف ي ق ول م ا ه ذ ا إ لا أ س اط ير الا ول ين. Dan orang yang berkata kepada kedua ibu bapaknya: Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh berlalu beberapa umat sebelumku? Lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar Lalu dia berkata: Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu belaka. Adverbia akan dalam frasa verbal akan dibangkitkan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa apakah kamu keduanya memperingatkan bahwa aku akan dibangkitkan dalam surat Alakhqaf (46):17 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba pasif dibangkitkan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini berarti bahwa verba pasif dibangkitkan adalah sesuatu yang akan dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (aku). 19) Alakhqaf (46):31-32 Teks Ayat: ق و م ن ا أ ج يب وا د اع ي ا و آم ن وا ب ه ي غ ف ر ل ك م م ن ذ ن وب ك م و يج ر ك م م ن ع ذ اب أ ل يم. و م ن لا يج ب د اع ي ا ف ل ي س بم ع ج ز في الا ر ض و ل ي س ل ه م ن د ون ه أ ول ي اء أ و ل ي ك في ض لا ل مب ين. Terjemahan: Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT dan berimanlah kepada-nya, niscaya Allah SWT akan 74

93 mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengampuni merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kamu dalam surat Alakhqaf (46):31-32 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif mengampuni yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif mengampuni adalah pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Allah SWT). 20) Alfath (48):11 Teks Ayat: س ي ق ول ل ك ال م خ ل ف ون م ن الا ع ر اب ش غ ل ت ن ا أ م و ال ن ا و أ ه ل و ف اس ت غ ف ر ل ن ا ي ق ول ون ل س ن ت ه م ما ل ي س في ق ل و م ق ل ف م ن يم ل ك ل ك م م ن ا ش ي ي ا إ ن أ ر اد ب ك م ض ر ا أ و أ ر اد ب ك م ن ف عا ب ل ك ان ا بم ا ت ع م ل ون خ ب يرا. Terjemahan: Orang-orang Badui yang tertinggal akan mengatakan, Harta dan keluarga kami. Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah SWT jika Dia menghendaki kemudaratan bagimu dan Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengatakan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif 75

94 yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Orang-orang Badui yang tertinggal akan mengatakan dalam surat Alfath (48):11 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif mengatakan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif mengatakan adalah pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (orang-orang Badui yang tertinggal). 21) Almujadalah (58):9 Teks Ayat: أ لم ت ر إ لى ال ذ ين ن ه وا ع ن الن ج و ى ثم ي ع ود ون ل م ا ن ه وا ع ن ه و ي ت ن اج و ن لا ثم و ال ع د و ا ن و م ع ص ي ت ال رس ول و إ ذ ا ج اؤ وك ح ي و ك بم ا لم يح ي ك ب ه ا و ي ق ول ون في أ نف س ه م ل و لا ي ع ذ ب ن ا ا بم ا ن ق ول ح س ب ه م ج ه ن م ي ص ل و ن ه ا ف ب ي س ال م ص ير. أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ت ن اج ي ت م ف لا ت ت ن اج و ا لا ثم و ال ع د و ان و م ع ص ي ت ال رس ول و ت ن اج و ا ل بر و الت ق و ى و ات ق وا ا ال ذ ي إ ل ي ه تح ش ر ون. إ نم ا الن ج و ى م ن ال شي ط ان ل ي ح ز ن ال ذ ين آم ن وا و ل ي س ب ض ار ه م ش ي ي ا إ لا ذ ن ا Terjemahan: 76 و ع ل ى ا ف ل ي ت و كل ال م و م ن ون. Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan.

95 Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orangorang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal Adverbia akan dalam klausa Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, adverbia akan dalam klausa Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki dalam surat Almujadalah (58):9 di atas menyatakan bahwa verba pasif masuki merupakan sesuatu yang akan terjadi yang akan dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (mereka). Perlu diketahui bahwa sebenarnya klausa Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki merupakan klausa subordinatif. Klausa subordinatif ini terdiri dari dua klausa, yaitu Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam dan yang akan mereka masuki. Klausa semacam ini memiliki hubungan atributif, yaitu bahwa klausa relatif yang akan mereka masuki merupakan pewatas makna nomina yang diterangkannya, yaitu neraka Jahanam. 22) Almujadalah (58):9 Adverbia akan dalam frasa verbal akan dikembalikan merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia akan dalam klausa Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan dalam surat Almujadalah 77

96 (58):9 di atas merupakan adverbia yang menerangkan verba pasif dikembalikan. Hal ini berarti bahwa verba pasif dikembalikan dalam klausa tersebut adalah keadaan yang akan terjadi yang akan dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kamu). Perlu diketahui bahwa klausa Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan juga merupakan klausa subordinatif. Klausa subordinatif ini terdiri dari dua klausa, yaitu Dan bertakwalah kepada Allah SWT serta yang kepada-nya kamu akan dikembalikan. Klausa semacam ini memiliki hubungan atributif, yaitu bahwa klausa relatif yang kepada-nya kamu akan dikembalikan merupakan pewatas makna nomina yang diterangkannya, yaitu Allah SWT. b. Makna adverbia insya Allah akan 23) Albaqarah (2):70 Teks Ayat: ه ي إ ن الب ق ر ت ش اب ه ع ل ي ن ا و إ ل ن ا م ا إ ن ش اء ا ل م ه ت د و ن. ق ال وا اد ع ل ن ا ر ب ك ي ب ين Terjemahan: Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." Adverbia insya Allah akan merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna menyatakan perbuatan akan berlangsung. Berdasarkan unsurnya, adverbia insya Allah akan terdiri atas insya Allah yang berarti jika Allah mengizinkan dan akan yang berarti 78

97 menyatakan perbuatan akan berlangsung. Struktur adverbia seperti ini menunjukkan bahwa akan mendapat itu diterangkan atau dicakupi dalam adverbia insya Allah. Dalam struktur seperti ini, adverbia pengharapan mendahului adverbia aspek akan. Berdasarkan hal tersebut, adverbia insya Allah akan dalam klausa Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk dalam surat Albaqarah (2):70 di atas menyatakan bahwa verba aktif transitif mendapat adalah sesuatu yang diharapkan akan terjadi atau dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kami). c. Makna adverbia baru 24) Albaqarah (2):71 Teks Ayat: ق ال إ ن ه ي ق و ل إ ن ه ا ب ق ر ة لا ذ ل و ل ت ث ير الا ر ض و لا ت س ق ي الا ن ج ي ت لح ق ف ذ بح وه ا و م ا ك اد وا ي ف ع ل و ن. ق ال وا ف يه ا لا ش ي ة م س ل م ة الح ر ث Terjemahan: Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Adverbia baru dalam klausa Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya merupakan adverbia penanda aspek inkoatif yang bermakna tindakan atau perbuatan belum lama berlangsung atau menunjukkan suatu peristiwa pada proses permulaan berlangsungnya. Partikel lah 79

98 yang melekat pada adverbia baru merupakan partikel yang bermakna memberikan penegasan yang sedikit keras. Berdasarkan hal tersebut, adverbia baru dalam klausa Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya dalam surat Albaqarah (2):71 di atas menyatakan adanya penegasan bahwa verba aktif menerangkan yang menduduki fungsi predikat itu adalah tindakan yang belum lama berlangsung yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kamu). d. Makna adverbia sedang 25) Almaidah (5):101 Teks Ayat: ين ي ن ز ل أ ي ه ا ال ذ ي ن آم ن وا لا ت س ا ل وا ع ن أ ش ي اء إ ن ت ب د ل ك م ت س و ك م و إ ن ت س ا ل وا ع ن ه ا ح ال ق ر آن ت ب د ل ك م ع ف ا ا ع ن ه ا و ا غ ف و ر ح ل ي م. Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan halhal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah mema`afkan tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Adverbia sedang dalam frasa verbal sedang diturunkan merupakan adverbia aspek duratif yang bermakna menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung. Adverbia sedang dalam klausa dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu dalam surat Almaidah (5):101 di atas merupakan adverbia yang menerangkan verba pasif diturunkan yang terletak di samping 80

99 kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, verba pasif diturunkan dalam klausa tersebut adalah sesuatu yang dalam keadaan masih berlangsung. e. Makna adverbia masih 26) Albaqarah (2):70 Teks Ayat: ه ي إ ن الب ق ر ت ش اب ه ع ل ي ن ا و إ ل ن ا م ا إ ن ش اء ا ل م ه ت د و ن. ق ال وا اد ع ل ن ا ر ب ك ي ب ين Terjemahan: Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." Adverbia masih dalam frasa adjektival masih samar merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna imperfektif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Makna leksikal masih adalah sedang dalam keadaan belum selesai atau sedang berlangsung. Adverbia masih dalam klausa karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dalam surat Albaqarah (2):70 di atas merupakan adverbia yang menerangkan adjektiva samar yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, adjektiva samar dalam klausa tersebut merupakan keadaan yang sedang dalam keadaan belum selesai yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kami). 81

100 f. Makna adverbia belum 27) Annisaa (4):5 Teks Ayat: ج ع ل ا ل ك م ق ي اما و ار ز ق وه م ف يه ا و اك س وه م و ق ول وا له م ق و لا و لا ت و ت وا ال سف ه اء أ م و ال ك م ال تي مع ر وفا. Terjemahan: Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. Adverbia belum dalam frasa adjektival belum sempurna pada teks terjemahan di atas merupakan adverbia penanda aspek imperfektif yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Secara leksikal, adverbia belum mempunyai arti masih dalam keadaan tidak. Adverbia belum dalam klausa Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya dalam surat Annisaa (4):5 di atas adalah adverbia yang menerangkan adjektiva sempurna yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orangorang yang masih dalam keadaan tidak memiliki akal yang sempurna. 82

101 28) Almaidah (5):41 Teks ayat: أ ي ه ا ال رس و ل لا يح ز ن ك ال ذ ي ن ي س ار ع و ن في ال ك ف ر م ن ال ذ ي ن ق ال وا آم ن ا ف و اه ه م و لم ت و م ن ق ل وب ه م و م ن ال ذ ي ن ه اد وا سم اع و ن ل ل ك ذ ب سم اع و ن ل ق و م آخ ر ي ن لم ت و ك يح ر ف و ن ال ك ل م م ن ب ع د م و اض ع ه ي ق ول و ن إ ن أ وت يت م ه ذ ا ف خ ذ وه و إ ن لم ت و ت و ه ف اح ذ ر وا و م ن ي ر د ا ف ت ن ت ه ف ل ن تم ل ك ل ه م ن ا ش ي ي ا أ و ل ي ك ال ذ ي ن لم ي ر د ا أ ن ي ط ه ر ق ل وب ه م له م في ال دن ي ا خ ز ي و له م في الا خ ر ة ع ذ ا ب ع ظ ي م. Terjemahan: Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orangorang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekalikali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Adverbia belum dalam frasa verbal belum beriman pada teks terjemahan di atas merupakan adverbia penanda aspek imperfektif yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Secara leksikal, adverbia belum mempunyai arti masih dalam keadaan tidak. Adverbia belum dalam klausa padahal hati mereka belum beriman dalam surat Almaidah (5):41 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa 83

102 mereka yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang masih dalam keadaan tidak beriman/ memiliki iman. g. Makna adverbia belum pernah 29) Albaqarah (2):71 Teks Ayat: ق ال إ ن ه ي ق و ل إ ن ه ا ب ق ر ة لا ذ ل و ل ت ث ير الا ر ض و لا ت س ق ي الا ن ج ي ت لح ق ف ذ بح وه ا و م ا ك اد وا ي ف ع ل و ن. ق ال وا ف يه ا لا ش ي ة م س ل م ة الح ر ث Terjemahan: Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Adverbia belum pernah dalam frasa verbal belum pernah dipakai merupakan adverbia penanda aspek imperfektif yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Berdasarkan unsurnya, adverbia belum pernah terdiri atas belum yang berarti suatu tindakan yang belum dilakukan atau belum terjadi dan pernah yang berarti tindakan atau perbuatan sudah selesai atau suatu keadaan sudah terjadi. Adverbia dengan struktur seperti ini menunjukkkan bahwa frasa verbal pernah dipakai itu diterangkan atau dicakupi oleh adverbia belum. Dalam strukutur adverbia seperti ini, adverbia aspek belum mendahului adverbia aspek pernah. 84

103 Berdasarkan hal tersebut, adverbia belum pernah dalam klausa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya dalam surat Albaqarah (2):71 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia belum merupakan adverbia yang menerangkan frasa verbal pernah dipakai yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapatlah dinyatakan bahwa frasa verbal pernah dipakai dalam frasa belum pernah dipakai itu adalah suatu pekerjaan atau keadaan yang belum berlaku atau belum terjadi pada sapi betina yang berperan sebagai pengalam. Maksudnya adalah bahwa sapi betina yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah sapi betina yang belum sekali pun dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman. 30) Almaidah (5): 41 Teks ayat: ت و م ن و لم ف و اه ه م آم ن ا ق ال وا ال ذ ين م ن ال ك ف ر في ي س ار ع ون ال ذ ين يح ز نك لا ال رس ول أ ي ه ا نم ال ك ل م يح ر ف ون ت وك لم آخ ر ين ل ق و م سم اع ون ل ل ك ذ ب سم اع ون ه اد وا ال ذ ين و م ن ق ل وب ه م ف ل ن ف ت ن ت ه ا ي ر د و م ن ف اح ذ ر وا ت و ت و ه لم و إ ن ف خ ذ وه ه ذ ا أ وت يت م إ ن ي ق ول ون م و اض ع ه ب ع د في و له م خ ز ي ي اال دن في له م ق ل وب ه م ي ط ه ر أ ن ا ي ر د لم ال ذ ين أ و ل ي ك ش ي ي ا ا م ن ل ه تم ل ك.ع ظ يم ع ذ اب الا خ ر ة Terjemahan: Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orangorang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang 85

104 kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekalikali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Adverbia belum pernah dalam frasa verbal belum pernah datang merupakan adverbia penanda aspek imperfektif yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Berdasarkan unsurnya, adverbia belum pernah terdiri atas belum yang berarti suatu tindakan yang belum dilakukan atau belum terjadi dan pernah yang berarti tindakan atau perbuatan sudah selesai atau suatu keadaan sudah terjadi. Adverbia dengan struktur seperti ini menunjukkkan bahwa pernah datang itu diterangkan atau dicakupi oleh adverbia belum. Dalam strukutur adverbia seperti ini, adverbia aspek belum mendahului adverbia aspek pernah. Jika dilihat lebih jauh, sebenarnya frasa belum pernah datang ini terdapat dalam struktur frasa yang lebih panjang lagi, yaitu perkataanperkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Berdasarkan hal tersebut, adverbia belum pernah dalam frasa belum pernah datang dalam surat Almaidah (5):41 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia belum merupakan adverbia yang menerangkan frasa verbal pernah datang yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapatlah dinyatakan bahwa frasa verbal pernah datang dalam frasa belum pernah datang 86

105 itu adalah suatu pekerjaan atau keadaan yang belum berlaku atau belum terjadi pada konstituen yang terletak di sebelah kiri frasa tersebut, yaitu perkataan-perkataan dan orang lain terhadap konstituen yang terletak di sebelah kanannya, yaitu kepadamu. Jadi, dapat dinyatakan bahwa klausa dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu, yang terdapat dalam ayat tersebut mempunyai arti bahwa orang-orang yang belum sekali pun datang kepada Nabi Muhammad itu, justru perkataan-perkataannya amat suka didengar oleh orangorang Yahudi yang dimaksudkan dalam ayat itu. h. Makna adverbia telah 31) Albaqarah (2):31-32 Teks Ayat: و ع ل م آد م الا سم اء ك ل ه ا ثم ع ر ض ه م ع ل ى ال م لا ي ك ة ف ق ا ل أ نب ي و ني سم اء ه و لاء ص اد ق ين. ق ال وا س ب ح ان ك لا ع ل م ل ن ا إ لا م ا ع ل م ت ن ا إ ن ك أ ن ت ال ع ل ي م الح ك ي م. ك نت م إ ن Terjemahan: Dan mengajarkan Adam Nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Adverbia telah dalam klausa tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah 87

106 selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Berdasarkan hal tersebut, adverbia telah dalam klausa tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):31-32 tersebut menyatakan bahwa verba pasif ajarkan yang menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Engkau Allah ). 32) Albaqarah (2):40 Teks Ayat: و إ ي ب ع ه د ك م أ و ف ب ع ه د ي و أ و ف وا ع ل ي ك م أ ن ع م ت ال تي ن ع م تي إ س ر اي يل اذ ك ر وا ب ني ف ار ه ب ون. Terjemahan: Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-ku, niscaya Aku penuhi janji-ku kepadamu; dan hanya kepada-ku-lah kamu harus takut (tunduk) Adverbia telah dalam klausa ingatlah akan nikmat-ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yang bermakna menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Berdasarkan hal tersebut, adverbia telah dalam klausa ingatlah akan nikmat-ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu itu menyatakan bahwa verba pasif anugerahkan yang menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Aku Allah ). 88

107 33) Ali Imran (3):118 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ي ن آم ن وا لا ت ت خ ذ وا ب ط ان ة م ن د ون ك م لا ل ون ك م خ ب الا و دوا م ا ع ن ت م ق د ب د ت ت إ ن ك نت م ت ع ق ل و ن. ال ب غ ض اء م ن أ ف و اه ه م و م ا تخ ف ي ص د ور ه م أ ك ب ر ق د ب ي ن ا ل ك م الا Terjemahan: Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan kamu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat jika kamu berakal. Adverbia telah dalam frasa adjektival telah nyata merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif yang bermakna menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Telah nyata kebencian dari mulut mereka yang terdapat dalam surat Ali Imran (3):118 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan adjektiva nyata yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, adjektiva nyata dalam klausa tersebut merupakan keadaan atau sifat yang sudah terjadi yang ditunjukkan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kebencian dari mulut mereka). 34) Ali Imran (3):118 Adverbia telah dalam klausa Sungguh telah kami terangkan kepadamu merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau 89

108 kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Berdasarkan hal tersebut, adverbia telah dalam klausa Sungguh telah kami terangkan kepadamu yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):40 tersebut menyatakan bahwa verba pasif terangkan yang menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Kami Allah ). 35) Almaidah (5):41 Teks Ayat: أ ي ه ا ال رس و ل لا يح ز ن ك ال ذ ي ن ي س ار ع و ن في ال ك ف ر م ن ال ذ ي ن ق ال وا آم ن ا ف و اه ه م و لم ت و م ن ق ل وب ه م و م ن ال ذ ي ن ه اد وا سم اع و ن ل ل ك ذ ب سم اع و ن ل ق و م آخ ر ي ن لم ت و ك يح ر ف و ن ال ك ل م م ن ب ع د م و اض ع ه ي ق ول و ن إ ن أ وت يت م ه ذ ا ف خ ذ وه و إ ن لم ت و ت و ه ف اح ذ ر وا و م ن ي ر د ا ف ت ن ت ه ف ل ن تم ل ك ل ه م ن ا ش ي ي ا أ و ل ي ك ال ذ ي ن لم ي ر د ا أ ن ي ط ه ر ق ل وب ه م له م في ال دن ي ا خ ز ي و له م في الا خ ر ة ع ذ ا ب ع ظ ي م. Terjemahan: Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orangorang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekalikali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak 90

109 mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Adverbia telah dalam frasa verbal telah beriman merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Kami telah beriman yang terdapat dalam surat Almaidah (5):41 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba aktif intransitif beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Hal tersebut menyatakan bahwa verba beriman dalam klausa itu adalah keadaan yang sudah terjadi yang ditunjukkan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kami). 36) Almaidah (5):63 Teks Ayat ل ب ي س م ا ك ان وا ي ص ن ع و ن. ل و لا ي ن ه اه م ال ر ن ي و ن و الا ح ب ا ر ع ن ق و له م الا ثم و أ ك ل ه م ال سح ت Terjemahan: Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan. Adverbia telah dalam klausa Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Sesungguhnya amat 91

110 buruk apa yang telah mereka kerjakan yang terdapat dalam surat Almaidah (5):63 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba pasif kerjakan. Berdasarkan hal tersebut, adverbia telah dalam klausa di atas menyatakan bahwa verba pasif kerjakan itu merupakan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh kategori nomina (mereka). 37) Alan aam (6):93 Teks Ayat: ي إ لي و لم ي و ح إ ل ي ه ش ي ء و م ن ق ا ل س ا نز ل و م ن أ ظ ل م مم ن اف ت ر ى ع ل ى ا ك ذ أ و ق ا ل أ و ح م ث ل م ا أ ن ز ل ا و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م و ن في غ م ر ا ت ال م و ت و ال م لا ي ك ة س ط وا أ ي د يه م أ خ ر ج وا أ نف س ك م ال ي و م تج ز و ن ع ذ ا ب اله و ن بم ا ك نت م ت ق ول و ن ع ل ى ا غ ي ر الح ق و ك نت م ع ن آ ت ه ت س ت ك بر و ن. Terjemahan: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-nya." Adverbia telah dalam frasa verbal telah diwahyukan merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah 92

111 dalam klausa Telah diwahyukan kepada saya yang terdapat dalam surat Alan aam (6):93 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba pasif diwahyukan yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif diwahyukan yang terdapat dalam klausa itu menjadi keadaan atau hal yang sudah terjadi yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kepada saya). 38) Hud (11):69 Teks Ayat: و ل ق د ج اءت ر س ل ن ا إ ب ر اه يم ل ب ش ر ى ق ال وا س لا ما ق ال س لا م ف م ا ل ب ث أ ن ج اء ب ع ج ل Terjemahan: ح ن يذ. Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, Salam. Ibrahim menjawab Salam : maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Adverbia telah dalam frasa verbal telah datang merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim yang terdapat dalam surat Hud (11):69 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba aktif intransitif datang yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa verba aktif datang dalam klausa itu menjadi 93

112 pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (utusan-utusan Kami). 39) Ibrahim (14):24-26 Teks Ayat: أ لم ت ر ك ي ف ض ر ب ا م ث لا ك ل م ة ط ي ب ة ك ش ج رة ط ي ب ة أ ص ل ه ا ب ت و ف ر ع ه ا في ال سم اء. و م ثل ذ ن ر ا و ي ض ر ب ا الا م ث ال ل لن اس ل ع ل ه م ي ت ذ كر ون. ك ل م ة ت و تي أ ك ل ه ا ك ل ح ين Terjemahan: خ ب يث ة ك ش ج ر ة خ ب يث ة اج ت ث ت م ن ف و ق الا ر ض م ا له ا م ن ق ر ا ر. Tidaklah engkau melihat bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya tegak dan cabangnya ke langit. Ia memberikan. Adverbia telah dalam frasa verbal telah membuat merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Allah telah membuat perumpamaan yang terdapat dalam surat Ibrahim (14):24-26 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba aktif membuat yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba aktif membuat yang yang terdapat dalam klausa itu merupakan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Allah). 40) Alisraa (17):23 Teks Ayat: و ق ض ى ر ب ك أ لا ت ع ب د وا إ لا إ ه و ل و ال د ي ن إ ح س ا إ ما ي ب ل غ ن ع ند ك ال ك ب ر أ ح د هم ا أ و ك لا هم ا ف لا ت ق ل له م ا أ ف و لا ت ن ه ر هم ا و ق ل له م ا ق و لا ك ر يما. 94

113 Terjemahan: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Allah dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia Adverbia telah dalam frasa verbal telah memerintahkan merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Dan Tuhanmu telah memerintahkan yang terdapat dalam surat Alisraa (17):23 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba aktif memerintahkan yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa verba aktif memerintahkan yang terdapat dalam klausa itu merupakan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Tuhanmu). 41) Annur (24):63 Teks Ayat: لا تج ع ل وا د ع اء ال رس ول ب ي ن ك م ك د ع اء ب ع ض ك م ب ع ضا ق د ي ع ل م ا ال ذ ين ي ت س ل ل ون م نك م ل و اذا ف ل ي ح ذ ر ال ذ ين يخ ال ف ون ع ن أ م ر ه أ ن ت ص يب ه م ف ت ن ة أ و ي ص يب ه م ع ذ اب أ ل ي م. Terjemahan: Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut ditimpa cobaan atau ditimpa yang pedih. 95

114 Adverbia telah dalam frasa verbal telah mengetahui merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi yang terdapat dalam surat Annur (24):63 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba aktif mengetahui yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa verba aktif mengetahui yang menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah terjadi yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Allah). 42) Saba (34):23 Teks Ayat: و لا ت نف ع ال شف اع ة ع ند ه إ لا ل م ن أ ذ ن ل ه ح تى إ ذ ا الح ق و ه و ال ع ل ي ال ك ب ير. ف ز ع ع ن ق ل و م ق ال وا م اذ ا ق ال ر ب ك م ق ال وا Terjemahan: Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orangorang yang telah diizinkan-nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab, (Perkataan) yang benar, dan dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. Adverbia telah dalam frasa verbal telah diizinkan-nya merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah 96

115 dalam klausa Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang-orang yang telah diizinkan-nya yang terdapat dalam surat Alisraa Saba (34):23 tersebut adalah advebia yang menerangkan verba pasif diizinkan yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif diizinkan yang menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah terjadi yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (orang-orang). 43) Saba (34):23 Adverbia telah dalam frasa verbal telah dihilangkan merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata yang terdapat dalam surat Saba (34):23 tersebut adalah advebia yang menerangkan verba pasif dihilangkan yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif dihilangkan yang terdapat dalam klausa itu merupakan pekerjaan yang sudah terjadi yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi keterangan (dari hati mereka). 44) Saba (34):23 Adverbia telah dalam frasa verbal telah difirmankan merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah 97

116 dalam klausa Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu yang terdapat dalam surat Saba (34):23 tersebut adalah advebia yang menerangkan verba pasif difirmankan yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif difirmankan menunjukkan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh Tuhanmu. 45) Alakhqaf (46):15 Teks Ayat: و و صي ن ا الا نس ان ب و ال د ي ه إ ح س ا حم ل ت ه أ مه ك ر ها و و ض ع ت ه ك ر ها و حم ل ه و ف ص ال ه ث لا ث ون ش ه را ح تى إ ذ ا ب ل غ أ ش ده و ب ل غ أ ر ب ع ين س ن ة ق ال ر ب أ و ز ع ني أ ن أ ش ك ر ن ع م ت ك ال تي أ ن ع م ت ع ل ي و ع ل ى و ال د ي و أ ن أ ع م ل ص الح ا ت ر ض اه و أ ص ل ح لي في ذ ر ي تي إ ني ت ب ت إ ل ي ك و إ ني م ن Terjemahan: ال م س ل م ين. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya dapat berbuat amal yang salah yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orangorang yang berserah diri. Adverbia telah dalam frasa adjektival telah dewasa merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai 98

117 empat puluh tahun, ia berdoa yang terdapat dalam surat Alakhqaf (46):15 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan adjektiva dewasa yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa adjektiva dewasa yang menduduki fungsi predikat itu adalah keadaan yang sudah terjadi yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (dia). 46) Alakhqaf (46):15 Adverbia telah dalam klausa Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku yang terdapat dalam surat Alakhqaf (46):15 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba berikan. Dengan demikian, verba berikan yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh Engkau Allah. 47) Muhammad (47):21 Teks Ayat: ط اع ة و ق و ل مع ر وف ف ا ذ ا ع ز م الا م ر ف ل و ص د ق وا ا ل ك ان خ ير ا له م. Terjemahan: Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Akan tetapi, jikalau mereka benar (imannya) 99

118 terhadap Allah SWT, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. Adverbia telah dalam frasa verbal telah tetap merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya) yang terdapat dalam surat Muhammad (47):21 tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba tetap yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif tetap yang menduduki fungsi predikat itu adalah keadaan yang sudah terjadi yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (perintah perang). 48) Alhujurat (49):2-3 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا لا ت ر ف ع وا أ ص و ات ك م ف و ق ص و ت الن بي و لا تج ه ر وا ل ه ل ق و ل ك ج ه ر ب ع ض ك م ل ب ع ض أ ن تح ب ط أ ع م ال ك م و أ نت م لا ت ش ع ر ون. إ ن ال ذ ين ي غ ضون أ ص و ات ه م ع ند ر س ول ا أ و ل ي ك ال ذ ين ام ت ح ن ا ق ل وب ه م ل لت ق و ى له م مغ ف ر ة و أ ج ر ع ظ ي م. Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. 100

119 Adverbia telah dalam frasa verbal telah diuji merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba pasif diuji yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif diuji tersebut merupakan keadaan yang sudah terjadi yang mengena kepada sesuatu yang menduduki fungsi subjek dalam klausa pewatasnya (hati mereka). 49) Almujadalah (58):9 Teks Ayat: أ لم ت ر إ لى ال ذ ين ن ه وا ع ن الن ج و ى ثم ي ع ود ون ل م ا ن ه وا ع ن ه و ي ت ن اج و ن لا ثم و ال ع د و ا ن و م ع ص ي ت ال رس ول و إ ذ ا ج اؤ وك ح ي و ك بم ا لم يح ي ك ب ه ا و ي ق ول ون في أ نف س ه م ل و لا ي ع ذ ب ن ا ا بم ا ن ق ول ح س ب ه م ج ه ن م ي ص ل و ن ه ا ف ب ي س ال م ص ير. أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ت ن اج ي ت م ف لا ت ت ن اج و ا لا ثم و ال ع د و ان و م ع ص ي ت ال رس ول و ت ن اج و ا ل بر و الت ق و ى و ات ق وا ا ال ذ ي إ ل ي ه تح ش ر ون. إ نم ا الن ج و ى م ن ال شي ط ان ل ي ح ز ن ال ذ ين آم ن وا و ل ي س ب ض ار ه م ش ي ي ا إ لا ذ ن ا Terjemahan: 101 و ع ل ى ا ف ل ي ت و كل ال م و م ن ون. Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Cukuplah bagi mereka

120 neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orangorang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal Adverbia telah dalam frasa verbal telah dilarang merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia telah dalam klausa Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia yang terdapat dalam surat Almujadalah (58):9 tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba pasif dilarang yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif dilarang tersebut merupakan keadaan yang sudah terjadi yang mengena kepada sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (orang-orang). i. Makna adverbia sudah 50) Almaidah (5):41 Teks Ayat: أ ي ه ا ال رس و ل لا يح ز ن ك ال ذ ي ن ي س ار ع و ن في ال ك ف ر م ن ال ذ ي ن ق ال وا آم ن ا ف و اه ه م و لم ت و م ن ق ل وب ه م و م ن ال ذ ي ن ه اد وا سم اع و ن ل ل ك ذ ب سم اع و ن ل ق و م آخ ر ي ن لم ت و ك يح ر ف و ن ال ك ل م م ن ب ع د م و اض ع ه ي ق ول و ن إ ن أ وت يت م ه ذ ا ف خ ذ وه و إ ن لم ت و ت و ه ف اح ذ ر وا و م ن ي ر د ا ف ت ن ت ه ف ل ن 102

121 تم ل ك ل ه م ن ا ش ي ي ا أ و ل ي ك ال ذ ي ن لم ي ر د ا أ ن ي ط ه ر ق ل وب ه م له م في ال دن ي ا خ ز ي و له م في الا خ ر ة ع ذ ا ب ع ظ ي م. Terjemahan: Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orangorang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekalikali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Adverbia sudah dalam frasa verbal sudah dirobah-robah merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia sudah dalam klausa Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah yang terdapat dalam surat Almaidah (5):41 tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba pasif dirobah-robah. Ini berarti bahwa verba pasif dirobah-robah tersebut merupakan pekerjaan yang sudah terjadi yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (mereka). Klausa semacam ini merupakan klausa atributif. Klausa yang terletak di dalam kurung merupakan klausa pewatas yang menjelaskan nomina yang berada di depannya yang menggunakan kata ganti penunjuk 103

122 (ini). Perlu diketahui bahwa kata dirobah-robah bukanlah kata yang baku dalam bahasa Indonesia. Untuk kata bakunya adalah diubahubah. 51) Annur (24):53 Teks Ayat: و أ ق س م وا ج ه د أ يم ا م ل ي ن أ م ر ت ه م ل ي خ ر ج ن ق ل لا ت ق س م وا ط اع ة مع ر وف ة إ ن ا خ ب ير Terjemahan: بم ا ت ع م ل ون. Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika engkau menyeruh mereka, pastilah mereka akan keluar. Katakanlah, Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta adalah) ketaatan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Adverbia sudah dalam frasa verbal sudah dikenal merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir. Adverbia sudah dalam klausa Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta adalah) ketaatan yang sudah dikenal yang terdapat dalam surat Annur (24):53 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan bahwa verba pasif dikenal yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba pasif dikenal menjadi sebuah keadaan yang sudah terjadi yang dikenakan terhadap sesuatu yang terletak di samping kiri adverbia (ketaatan). 104

123 j. Makna adverbia selalu 52) Albaqarah (2):83 Teks Ayat: إ س ر اي يل لا ت ع ب د و ن إ لا ا و ل و ال د ي ن إ ح س ا و ذ ي ال ق ر بى و ال ي ت ام ى و إ ذ أ خ ذ م يث ا ق ب ني و ال م س اك ين و ق ول وا ل لن ا س ح س نا و أ ق يم وا ال صلا ة و آت وا ال زك اة ثم ت و ل ي ت م إ لا ق ل يلا م نك م و أ نت م م ع ر ض ون. Terjemahan: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. Adverbia selalu dalam frasa verbal selalu berpaling merupakan adverbia penanda aspek frekuentatif, yaitu menerangkan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau menunjukkan bahwa suatu peristiwa sering terjadi. Secara leksikal, selalu mempunyai makna senantiasa; selamanya; sering, terusmenerus; tidak pernah tidak. Adverbia selalu dalam klausa dan kamu selalu berpaling yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):83 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba berpaling yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba aktif intransitif berpaling merupakan keadaan atau pekerjaan yang terus-menerus dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kamu). 105

124 53) Alan aam (6):93 Teks Ayat: ي إ لي و لم ي و ح إ ل ي ه ش ي ء و م ن ق ا ل س ا نز ل و م ن أ ظ ل م مم ن اف ت ر ى ع ل ى ا ك ذ أ و ق ا ل أ و ح م ث ل م ا أ ن ز ل ا و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م و ن في غ م ر ا ت ال م و ت و ال م لا ي ك ة س ط وا أ ي د يه م الح ق و ك نت م ع ن أ خ ر ج وا أ نف س ك م ال ي و م تج ز و ن ع ذا ب اله و ن بم ا ك نت م ت ق ول و ن ع ل ى ا غ ي ر آ ت ه ت س ت ك بر و ن. Terjemahan: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-nya." Adverbia selalu dalam frasa verbal selalu mengatakan merupakan adverbia penanda aspek frekuentatif, yaitu menerangkan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau. Adverbia selalu dalam klausa karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar yang terdapat dalam surat Alan aam (6):93 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba mengatakan yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba aktif mengatakan merupakan pekerjaan yang senantiasa dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kamu). 106

125 54) Alan aam (6):93 Adverbia selalu dalam frasa verbal selalu menyombongkan merupakan adverbia penanda aspek frekuentatif, yaitu menerangkan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau. Adverbia selalu dalam klausa dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-nya yang terdapat dalam surat Alan aam (6):93 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba menyombongkan yang terletak di samping kanan adverbia. Ini menunjukkan bahwa verba aktif menyombongkan merupakan pekerjaan yang senantiasa dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kamu). 2. Makna Adverbia Penanda Sangkalan a. Makna adverbia tidak 55) Albaqarah (2):31-32 Teks Ayat: و ع ل م آد م الا سم اء ك ل ه ا ثم ع ر ض ه م ع ل ى ال م لا ي ك ة ف ق ا ل أ نب ي و ني سم اء ه و لاء ص اد ق ين. ق ال وا س ب ح ان ك لا ع ل م ل ن ا إ لا م ا ع ل م ت ن ا إ ن ك أ ن ت ال ع ل ي م الح ك ي م. ك نت م إ ن Terjemahan: Dan mengajarkan Adam Nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. 107

126 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi keadaan yang disangkal oleh adverbia. Adapun penyangkalan itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada subjek (yang kami ketahui). 56) Albaqarah (2):44 Teks Ayat: Terjemahan:.ت ع ق ل ون أ ف لا ال ك ت اب ت ت ل ون و أ نت م أ نف س ك م و ت نس و ن ب ال ب ر الن اس أ ت ا م ر ون Apakah kamu menyuruh orang melakukan aneka kebajikan dan kamu melupakan diri kamu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci. Tidakkah kamu berakal? Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Namun, dalam hal ini, adverbia tidak dalam klausa Tidakkah kamu berakal bukanlah adverbia yang mengingkari atau menyangkal akan kategori yang didampinginya (kamu) tetapi menyangkal atau mengingkari sesuatu yang menjadi predikat dalam klausa tersebut (berakal). Hal itu dikarenakan jika dalam konstruksi 108

127 klausa deklaratif, klausa tersebut berbunyi kamu tidak berakal. Jadi, yang diingkari atau disangkal itu adalah berakalnya, bukan aku. Pembalikan urutan klausa menjadi Tidakkah kamu berakal menjadikan klausa tersebut akan menjadi kalimat tanya dengan menjadikan adverbia tidak menjadi topiknya. Pelekatan partikel kah setelah adverbia tidak tersebut mempunyai makna menegaskan sebagai kalimat tanya atau interogatif. 57) Albaqarah (2):71 Teks Ayat: ق ا ل إ ن ه ي ق و ل إ ن ه ا ب ق ر ة لا ذ ل و ل ت ث ير الا ر ض و لا ت س ق ي الا ن ج ي ت لح ق ف ذ بح وه ا و م ا ك اد وا ي ف ع ل و ن. ق ال وا ف يه ا لا ش ي ة م س ل م ة الح ر ث Terjemahan: Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak bercacat merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam frasa tidak bercacat yang terdapat dalam klausa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):71 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba bercacat yang terletak di samping kanan 109

128 adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba bercacat merupakan sesuatu keadaan yang disangkal atau diingkari. Frasa verbal tidak bercacat itu menjadi kedaan yang dimiliki oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek dalam klausa tersebut (sapi betina). 58) Albaqarah (2):71 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):71 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang disangkal oleh adverbia. Adapun penyangkalan tersebut diberlakukan terhadap kategori belangnya. 59) Albaqarah (2):71 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak melaksanakan merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):71 tersebut 110

129 merupakan adverbia yang menyangkal verba melaksanakan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba melaksanakan merupakan sesuatu perbuatan yang disangkal atau diingkari yang dilakukan oleh subjek (mereka). 60) Albaqarah (2):83 Teks Ayat: إ س ر اي يل لا ت ع ب د و ن إ لا ا و ل و ال د ي ن إ ح س ا و ذ ي ال ق ر بى و ال ي ت ام ى و إ ذ أ خ ذ م يث ا ق ب ني و ال م س اك ين و ق ول وا ل لن ا س ح س نا و أ ق يم وا ال صلا ة و آت وا ال زك اة ثم ت و ل ي ت م إ لا ق ل يلا م نك م و أ نت م Terjemahan: م ع ر ض ون. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak memenuhi merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak yang terdapat dalam klausa kemudian kamu tidak memenuhi janji itu yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):83 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba memenuhi yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba memenuhi yang terdapat dalam klausa tersebut adalah perbuatan yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh subjek (kamu). 111

130 61) Albaqarah (2):235 Teks Ayat: و لا ج ن ا ح ع ل ي ك م ف يم ا ع رض ت م ب ه م ن خ ط ب ة الن س اء أ و أ ك ن نت م في أ نف س ك م ع ل م ا أ ن ك م س ت ذ ك ر ون ه ن و ل ك ن لا ت و اع د وه ن س ر ا إ لا أ ن ت ق ول وا ق و لا مع ر وفا و لا ت ع ز م وا ع ق د ة الن ك ا ح ي ب ل غ ال ك ت ا ب أ ج ل ه و اع ل م وا أ ن ا ي ع ل م م ا في أ نف س ك م ف اح ذ ر وه و اع ل م وا أ ن ا ح تى غ ف ور ح ل ي م. Terjemahan: Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, keculi sekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma ruf. Dan janganlah kamu ber azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah. Sebelum sampai ketetapan (menyangkut iddah wanita itu) pada akhir masanya. Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu; maka takutlah kepada-nya dan ketahuilah bahwa Allah maha pengampun lagi maha penyantun. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Dan tidak ada dosa bagi kamu yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):235 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang menduduki fungsi predikat itu menjadi sesuatu keadaan yang disangkal. Adapun penyangkalan itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada subjek (dosa). 112

131 62) Annisaa (4):46 Teks Ayat: م ن ال ذ ي ن ه اد وا يح ر ف و ن ال ك ل م ع ن مو اض ع ه و ي ق ول و ن سم ع ن ا و ع ص ي ن ا و اسم ع غ ي ر م س م ع ل س ن ت ه م و ط ع نا في الد ي ن و ل و ق ال وا سم ع ن ا و أ ط ع ن ا و اسم ع و انظ ر ل ك ا ن خ ير ا أ ن ه م و ر اع ن ا ل ي ا له م و أ ق و م و ل ك ن ل ع ن ه م ا ب ك ف ر ه م ف لا ي و م ن و ن إ لا ق ل يلا. Terjemahan: Yaitu orang-orang Yahudi. Mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya, dan mereka berkata, kami mendengar, tetapi kami tidak menurutinya. Dan Dengarlah sedang kami tidak mendengar Dan (mereka mengatakan): Raa inaa dengan memutar-mutar lidah mereka dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikannlah kami; tentulah itu baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menurutinya merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa tetapi kami tidak menurutinya yang terdapat dalam surat Annisaa (4):46 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba menurutinya yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba menurutinya yang menduduki fungsi predikat itu menjadi perbuatan yang disangkal atau diingkari. Dengan kata lain bahwa menurutinya itu tidaklah menjadi perbuatan yang dilakukan oleh subjek (kami). 63) Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mendengar merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang 113

132 didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Dan Dengarlah sedang kami tidak mendengar yang terdapat dalam surat Annisaa (4):46 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba mendengar yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba mendengar yang menduduki fungsi predikat itu menjadi perbuatan yang disangkal atau diingkari. Ini berarti bahwa verba menurutinya tersebut bukanlah menjadi perbuatan yang dilakukan atau dialami oleh subjek (kami). 64) Annisaa (4):46 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak beriman merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam frasa tidak beriman yang terdapat dalam klausa Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis yang terdapat dalam surat Annisaa (4):46 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba beriman yang berfungsi sebagai predikat itu merupakan perbuatan atau keadaan yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh subjek (mereka). 65) Almaidah (5):13 Teks Ayat: ف ب م ا ن ق ض ه م م يث اق ه م ل عن اه م و ج ع ل ن ا ق ل وب ه م ق اس ي ة يح ر ف و ن ال ك ل م ع ن مو اض ع ه و ن س وا ح ظ ا ع ل ى خ ا ي ن ة م ن ه م إ لا ق ل يلا م ن ه م ف اع ف ع ن ه م و اص ف ح إ ن ا مم ا ذ ك ر وا ب ه و لا ت ز ا ل ت ط ل ع ب ال م ح س ن ين. يح 114

133 Terjemahan: (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak berkhianat merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa kecuali sedikit di antara mereka yang tidak berkhianat yang terdapat dalam surat Annisaa (4):46 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba berkhianat yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba berkhianat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh subjek (mereka). 66) Almaidah (5):63 Teks Ayat: ل ب ي س م ا ك ان وا ي ص ن ع و ن. ل و لا ي ن ه اه م ال ر ن ي و ن و الا ح ب ا ر ع ن ق و له م الا ثم و أ ك ل ه م ال سح ت Terjemahan: Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak melarang merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna 115

134 menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram yang terdapat dalam surat Almaidah (5):63 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba melarang yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba melarang dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh subjek (pendetapendeta mereka). 67) Alan aam (6):93 Teks Ayat: ي إ لي و لم ي و ح إ ل ي ه ش ي ء و م ن ق ا ل س ا نز ل و م ن أ ظ ل م مم ن اف ت ر ى ع ل ى ا ك ذ أ و ق ا ل أ و ح م ث ل م ا أ ن ز ل ا و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م و ن في غ م ر ا ت ال م و ت و ال م لا ي ك ة س ط وا أ ي د يه م أ خ ر ج وا أ نف س ك م ال ي و م تج ز و ن ع ذ ا ب اله و ن بم ا ك نت م ت ق ول و ن ع ل ى ا غ ي ر الح ق و ك نت م ع ن آ ت ه ت س ت ك بر و ن. Terjemahan: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-nya." Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar 116

135 atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):235 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang menduduki fungsi predikat itu menjadi sesuatu keadaan yang disangkal. Adapun penyangkalan itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada subjek (sesuatu pun). 68) Alan aam (6):93 Adverbia tidak dalam frasa adjektival tidak benar merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar yang terdapat dalam surat Alan aam (6):93 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal adjektiva benar yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa adjektiva benar dalam klausa tersebut merupakan keadaan yang disangkal atau diingkari. Adapun keadaan yang disangkal itu (tidak benar) merupakan sesuatu yang ditujukan untuk perbuatan yang dilakukan oleh subjek (mereka), yaitu perbuatan yang selalu mengatakan terhadap Allah. 117

136 69) Alan aam (6):112 Teks Ayat: ع د و ا ش ي اط ين الا ن س و الج ن ي وح ي ل ك ل و ك ذ ل ك ج ع ل ن ا ن بي ال ق و ل غ ر ورا و ل و ش اء ر ب ك م ا ف ع ل وه ف ذ ر ه م و م ا ي ف ت ر و ن. ز خ ر ف ب ع ض إ لى ب ع ض ه م Terjemahan: "Dan demikian itulah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mengerjakannya merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa niscaya mereka tidak mengerjakannya yang terdapat dalam surat Alan aam (6):112 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba mengerjakannya yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba mengerjakannya dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang disangkal atau diingkari atau tidak dlilakukan oleh subjek (mereka). 70) Alan aam (6):152 Teks Ayat: ال ك ي ل و ال م يز ا ن ل ق س ط ه ي أ ح س ن ح تى ي ب ل غ أ ش ده و أ و ف وا و لا ت ق ر ب وا م ا ل ال ي ت ي م إ لا ل تي لا ن ك ل ف ن ف سا إ لا و س ع ه ا و إ ذ ا ق ل ت م ف اع د ل وا و ل و ك ا ن ذ ا ق ر بى و ب ع ه د ا أ و ف وا ذ ل ك م و صاك م ب ه ل ع ل ك م ت ذ كر و ن. 118

137 Terjemahan: "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu) dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat". Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak memikulkan merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya yang terdapat dalam surat Alan aam (6):152 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba memikulkan yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba memikulkan dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang disangkal atau diingkari atau tidak dlilakukan oleh subjek (kami). 71) Ala raf (7): Teks Ayat: ق يل له م اس ك ن وا ه ذ ه ال ق ر ي ة و ك ل وا م ن ه ا ح ي ث ش ي ت م و ق ول وا ح ط ة و اد خ ل وا ال ب ا ب س جدا و إ ذ ق يل له م ن غ ف ر ل ك م خ ط يي ات ك م س ن ز ي د ال م ح س ن ين. ف ب دل ال ذ ي ن ظ ل م وا م ن ه م ق و لا غ ي ر ال ذ ي ف ا ر س ل ن ا ع ل ي ه م ر ج زا م ن ال سم ا ء بم ا ك ان وا ي ظ ل م و ن. Terjemahan: "Dan (ingatlah) ketika dikatakan kepada mereka "Tinggallah di negeri ini dan makanlah darinya di mana saja kamu menghendaki. Dan katakanlah 'Hiththah dan masukilah pintu gerbang sambil membungkuk niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kamu'. Kelak akan kami tambah kepada para muhsinin". Lalu orang-orang 119

138 yang dzalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezhaliman mereka. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak dikatakan merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Lalu orang-orang yang dzalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka yang terdapat dalam surat Ala raf (7): tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba pasif dikatakan yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba dikatakan dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang disangkal atau diingkari atau yang tidak dialami oleh nomina perkataan. 72) Attaubah (9):31-32 Teks Ayat: ا تخ ذ وا أ ح ب ار ه م و ر ه ب ان ه م أ ر م ن د و ن ا و ال م س ي ح اب ن م ر يم و م ا أ م ر وا إ لا ل ي ع ب د وا إ ل ها و اح دا لا إ ل ه إ لا ه و س ب ح ان ه ع ما ي ش ر ك و ن. ي ر يد ون أ ن ي ط ف و وا ن و ر ا ف و اه ه م و بى ا إ لا أ ن ي ت م ن ور ه و ل و ك ر ه ال ك اف ر و ن. Terjemahan: "Mereka menjadikan para ahbar mereka, dan rahib-rahib mereka sebatai tuhan-tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putrra Maryam; padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulutmulut mereka, padahal Allah enggan selain menyempurnakan cahaya-nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai." 120

139 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak disuruh merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang terdapat dalam surat Attaubah (9):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba pasif disuruh yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba disuruh dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang disangkal atau diingkari atau yang tidak dialami oleh subjek (mereka). 73) Attaubah (9):31-32 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa tidak ada tuhan selain Dia yang terdapat dalam surat Attaubah (9):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang disangkal. Adapun penyangkalan itu ditujukan untuk keberadaan nomina Tuhan. 74) Attaubah (9):31-32 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyukai merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang 121

140 didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa walaupun orangorang kafir tidak menyukai yang terdapat dalam surat Attaubah (9):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba menyukai yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba menyukai dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang disangkal atau diingkari atau yang tidak dilakukan oleh subjek (orang-orang kafir). 75) Yunus (10): Teks Ayat: و ل و ش اء ر ب ك لا م ن م ن في الا ر ض ك ل ه م جم يعا أ ف ا نت ت ك ر ه الن اس ح تى ي ك ون وا م و م ن ين. Terjemahan: و م ا ك ان ل ن ف س أ ن ت و م ن إ لا ذ ن ا و يج ع ل الر ج س ع ل ى ال ذ ين لا ي ع ق ل و ن. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah yang terdapat dalam surat Yunus (10): tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang disangkal. Adapun penyangkalan itu ditujukan untuk 122

141 keberadaan nomina yang terletak di samping kanannya (satu jiwa pun). 76) Yunus (10): Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mempergunakan merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya yang terdapat dalam surat Yunus (10): tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba mempergunakan yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, maka verba mempergunakan yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang disangkal atau tidak dilakukan oleh nomina orang-orang. 77) Hud (11):69 Teks Ayat: و ل ق د ج اءت ر س ل ن ا إ ب ر اه يم ل ب ش ر ى ق ال وا س لا ما ق ال س لا م ف م ا ل ب ث ح ن يذ. أ ن ج اء ب ع ج ل Terjemahan: Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, Salam. Ibrahim menjawab Salam : maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Adverbia tidak dalam frasa adjektival tidak lama merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna 123

142 menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang yang terdapat dalam surat Hud (11):69 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal adjektiva lama yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa adjektiva lama menjadi keadaan yang disangkal atau diingkari. Dengan demikian, tidak lama tersebut menunjukkan waktu yang sebentar sebelum Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. 78) Ibrahim (14):24-26 Teks Ayat: أ لم ت ر ك ي ف ض ر ب ا م ث لا ك ل م ة ط ي ب ة ك ش ج رة ط ي ب ة أ ص ل ه ا ب ت و ف ر ع ه ا في ال سم اء. و م ثل ذ ن ر ا و ي ض ر ب ا الا م ث ال ل لن اس ل ع ل ه م ي ت ذ كر ون. ك ل م ة ت و تي أ ك ل ه ا ك ل ح ين Terjemahan: خ ب يث ة ك ش ج ر ة خ ب يث ة اج ت ث ت م ن ف و ق الا ر ض م ا له ا م ن ق ر ا ر. Tidaklah engkau melihat bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya tegak dan cabangnya ke langit. Ia memberikan. Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Namun, dalam hal ini, adverbia tidak dalam klausa Tidaklah engkau melihat bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik bukanlah adverbia yang mengingkari atau menyangkal akan kategori yang didampinginya (engkau) tetapi menyangkal atau mengingkari sesuatu yang menjadi 124

143 predikat dalam klausa tersebut (melihat). Hal itu dikarenakan klausa tersebut telah mengalami permutasi. Klausa tersebut berasal dari struktur Engkau tidaklah melihat bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik. Jadi, yang diingkari atau disangkal itu adalah melihat, bukan engkau. Pembalikan urutan klausa menjadi Tidaklah engkau melihat menjadikan adverbia sangkalan tidak menjadi topiknya. Pelekatan partikel lah setelah adverbia tidak tersebut mempunyai makna memberikan ketegasan yang sedikit keras. 79) Annur (24):12 Teks Ayat: Terjemahan: ل و لا إ ذ سم ع ت م وه ظ ن ال م و م ن ون و ال م و م ن ات نف س ه م خ ير ا و ق ال وا ه ذ ا إ ف ك مب ين. Mengapa di waktu kamu mendengarnya orang-orang mukmin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka dan berkata: Ini adalah satu berita bohong yang nyata. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak bersangka merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Mengapa di waktu kamu mendengarnya orang-orang mukmin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka yang terdapat dalam surat Annur (24):12 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba bersangka yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, maka verba bersangka yang terdapat dalam klausa 125

144 tersebut menjadi perbuatan yang disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (orang-orang mukmin dan mukminat). 80) Annur (24):15-18 Teks Ayat: إ ذ ت ل قو ن ه ل س ن ت ك م و ت ق ول ون ف و اه ك م ما ل ي س ل ك م ب ه ع ل م و تح س ب ون ه ه ي نا و ه و ع ند ا ع ظ يم. و ل و لا إ ذ سم ع ت م وه ق ل ت م ما ي ك ون ل ن ا أ ن ن ت ك ل م ذ ا س ب ح ان ك ه ذ ا ب ه ت ان ع ظ يم. و ي ب ين ل م ث ل ه أ ب دا إ ن ك نت م. ا ل ك م الا ت و ا ع ل يم ح ك ي م. ي ع ظ ك م ا أ ن ت ع ود وا Terjemahan: Ketika kamu menerimanya dari lidah ke lidah dan kamu katakan dengan mulut-mulut kamu, apa yang tidak ada bagi kamu tentangnya sedikit pengetahuan, dan kamu menganggapnya suatu yang remeh, padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan Mengapa kamui saat mendengarnya tidak berkata: Sekali-kali tidak pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau, ini adalah dusta yang besar. Allah memperingatkan kamu karena tidak suka kamu kembali memperbuat serupa dengannya selamalamanya; jika kamu orang-orang mukmin dan Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayat-nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa dan kamu katakan dengan mulut-mulut kamu, apa yang tidak ada bagi kamu tentangnya sedikit pengetahuan yang terdapat dalam surat Annur (24):15-18 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang diingkari atau 126

145 disangkal. Adapun tidak ada itu merujuk pada sedikit pengetahuan tentangnya. 81) Annur (24):15-18 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak berkata merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Dan Mengapa kamu saat mendengarnya tidak berkata yang terdapat dalam surat Annur (24):15-18 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba berkata yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba berkata yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan nomina kamu. 82) Annur (24):15-18 Adverbia tidak dalam frasa adjektival tidak pantas merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Sekali-kali tidak pantas bagi kita memperkatakan ini yang terdapat dalam surat Annur (24):15-18 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal adjektiva pantas yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa adjektiva pantas yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan keadaan yang diingkari atau disangkal. Tidak pantas di sini merujuk pada perbuatan memperkatakan ini. 127

146 83) Annur (24):15-18 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak suka merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Allah memperingatkan kamu karena tidak suka kamu kembali memperbuat serupa dengannya selama-lamanya yang terdapat dalam surat Annur (24):15-18 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba suka yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa adjektiva suka yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (Allah). 84) Alfurqan (25):22 Teks Ayat: Terjemahan: ي و م ي ر و ن ال م لا ي ك ة لا ب ش ر ى ي و م ي ذ ل ل م ج ر م ين و ي ق ول ون ح ج را مح ج ورا. Pada hari mereka melihat malaikat, tidak ada kabar gembira buat para pendurhaka pada hari itu, dan mereka berkata: Hijran Mahjuran. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa tidak ada kabar gembira buat para pendurhaka pada hari itu yang terdapat dalam surat Alfurqan (25):22 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada 128

147 yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang diingkari atau disangkal. Adapun tidak ada yang terdapat dalam klausa itu merujuk pada subjek (kabar gembira). 85) Alahzab (33):32 Teks Ayat: ن س اء الن بي ل س تن ك ا ح د م ن الن س اء إ ن ات ق ي تن ف لا تخ ض ع ن ف ي ط م ع ل ق و ل ال ذ ي في م ر ض و ق ل ن ق و لا مع ر وفا. ق ل ب ه Terjemahan: Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk ketika berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain yang terdapat dalam surat Alahzab (33):32 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan frasa preposisional seperti wanita yang lain yang terletak di samping kanan adverbia. Dalam hal ini adverbia tidak tersebut menyangkal atau mengingkari frasa seperti wanita yang lain. Pelekatan partikel lah pada adverbia tidak mempunyai maksud untuk memberikan ketegasan yang sedikit keras. Dengan demikian, klausa di atas mengandung arti terdapat penegasan bahwa kamu sekalian yang dimaksud dalam klausa itu tidak memiiki kesamaan ataupun kemiripan dengan wanita yang lain. 129

148 86) Saba (34):31 Teks Ayat: و ق ال ال ذ ين ك ف ر وا ل ن ن و م ن ذ ا ال ق ر آن و لا ل ذ ي ب ين ي د ي ه و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م ون م و ق وف ون ع ند ر م ي ر ج ع ب ع ض ه م إ لى ب ع ض ال ق و ل ي ق ول ال ذ ين اس ت ض ع ف وا ل ل ذ ين اس ت ك ب ر وا Terjemahan: ل و لا أ نت م ل ك ن ا م و م ن ين. Dan orang-orang kafir berkata: Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orangorang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman. Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman yang terdapat dalam surat Saba (34):31 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan frasa preposisional karena kamu yang terletak di samping kanan adverbia. Dalam hal ini adalah menyangkal atau mengingkari frasa karena kamu tersebut. Pelekatan partikel lah pada adverbia tidak mempunyai maksud untuk memberikan ketegasan yang sedikit keras. Klausa tersebut pada awalnya bisa berarti bahwa kami menjadi orang-orang yang beriman bukanlah disebabkan karena kamu. Namun, klausa tersebut merupakan klausa yang bermakna pengandaian dengan dipakainya preposisi kalau pada 130

149 awal klausa. Jadi, pada kenyataannya kami dalam klausa itu tidak menjadi orang-orang yang beriman yang disebabkan karena kamu. 87) Aljasiyah (45):7-8 Teks Ayat: ل ك ل أ ف اك أ ث يم. و ي ل ب ع ذ اب أ ل يم. ي س م ع آ ت ا ت ت ل ى ع ل ي ه ثم ي ص ر م س ت ك بر ا ك ا ن لم ي س م ع ه ا ف ب ش ر ه Terjemahan: Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya, maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mendengarnya merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya yang terdapat dalam surat Aljasiyah (45):7-8 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba mendengarnya yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba mendengarnya yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (dia). 88) Alakhqaf (46):31-32 Teks Ayat: ق و م ن ا أ ج يب وا د اع ي ا و آم ن وا ب ه ي غ ف ر ل ك م م ن ذ ن وب ك م و يج ر ك م م ن ع ذ اب أ ل يم. و م ن لا يج ب د اع ي ا ف ل ي س بم ع ج ز في الا ر ض و ل ي س ل ه م ن د ون ه أ ول ي اء أ و ل ي ك في ض لا ل مب ين. 131

150 Terjemahan: Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT dan berimanlah kepada-nya, niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menerima merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi yang terdapat dalam surat Alakhqaf (46):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba menerima yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba menerima yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh nomina orang yang terletak samping kiri adverbia tidak. 89) Alakhqaf (46):31-32 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT yang terdapat dalam surat Alakhqaf (46):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak samping kanan 132

151 adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang diingkari atau disangkal. Adapun tidak ada itu merujuk pada kategori yang menjadi objek (pelindung). 90) Muhammad (47):21 Teks Ayat: Terjemahan: ط اع ة و ق و ل مع ر وف ف ا ذ ا ع ز م الا م ر ف ل و ص د ق وا ا ل ك ان خ ير ا له م. Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Akan tetapi, jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah SWT, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyukainya merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya) yang terdapat dalam surat Muhammad (47):21 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba menyukainya yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba menyukainya yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (mereka). 133

152 91) Alfath (48):11 Teks Ayat: س ي ق ول ل ك ال م خ ل ف ون م ن الا ع ر اب ش غ ل ت ن ا أ م و ال ن ا و أ ه ل و ف اس ت غ ف ر ل ن ا ي ق ول ون ل س ن ت ه م ما ل ي س في ق ل و م ق ل ف م ن يم ل ك ل ك م م ن ا ش ي ي ا إ ن أ ر اد ب ك م ض ر ا أ و أ ر اد ب ك م ن ف عا ب ل ك ان ا بم ا ت ع م ل ون خ ب يرا. Terjemahan: Orang-orang Badui yang tertinggal akan mengatakan, Harta dan keluarga kami. Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah SWT jika Dia menghendaki kemudaratan bagimu dan Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya yang terdapat dalam surat Alfath (48):11 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang diingkari atau disangkal. Adapun tidak ada dalam klausa itu merujuk pada keberadaan sesuatu dalam hatinya. 92) Alhujurat (49):2-3 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا لا ت ر ف ع وا أ ص و ات ك م ف و ق ص و ت الن بي و لا تج ه ر وا ل ه ل ق و ل ك ج ه ر ب ع ض ك م ل ب ع ض أ ن تح ب ط أ ع م ال ك م و أ نت م لا ت ش ع ر ون. إ ن ال ذ ين ي غ ضون أ ص و ات ه م ع ند ر س ول ا أ و ل ي ك ال ذ ين ام ت ح ن ا ق ل وب ه م ل لت ق و ى له م مغ ف ر ة و أ ج ر ع ظ ي م. 134

153 Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak hapus merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa supaya tidak hapus (pahala) amalanmu yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba pasif hapus yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba hapus yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak terjadi terhadap frasa nomina pahala amalanmu. 93) Alhujurat (49):23 Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyadari merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa sedangkan kamu tidak menyadari yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba menyadari yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba menyadari yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan 135

154 yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (kamu). 94) Alhujurat (49):4-5 Teks Ayat: إ ن ال ذ ين ي ن اد ون ك م ن و ر اء الح ج ر ات أ ك ث ر ه م لا ي ع ق ل ون. و ل و أ ن ه م ص ب ر وا ح تى تخ ر ج ل ك ان خ ير ا له م و ا غ ف ور رح يم. إ ل ي ه م Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti. Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mengerti merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa kebanyakan mereka tidak mengerti yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):4-5 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba mengerti yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba mengerti yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan atau keadaan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (mereka). 95) Alhujurat (49):6 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ن ج اءك م ف اس ق ب ن ب ا ف ت ب ي ن وا أ ن ت ص يب وا ق و ما بج ه ال ة ف ت ص ب ح وا ع ل ى م ا ف ع ل ت م د م ين. 136

155 Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menimpakan merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):6 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba dwitransitif menimpakan yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, verba menimpakan yang terdapat dalam klausa itu merupakan perbuatan atau keadaan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (kamu). Adapun sesuatu yang ditimpakan itu adalah nomina yang menjadi objek (suatu musibah), sedangkan yang menjadi sasarannya adalah nomina yang menjadi pelengkap (suatu kaum). 96) Alhujurat (49):11 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا لا ي س خ ر ق وم م ن ق و م ع س ى أ ن ي ك ون وا خ ير ا م ن ه م و لا ن س اء م ن ن س اء ع س ى أ ن ي ك ن خ ير ا م ن ه ن و لا ت ل م ز وا أ نف س ك م و لا ت ن اب ز وا ب ي س الا س م لا ل ق اب ال ف س وق ب ع د الا يم ان و م ن لم ي ت ب ف ا و ل ي ك ه م الظ ال م و ن. 137

156 Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolokolokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolokolokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak bertaubat merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):11 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba bertaubat yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba bertaubat yang terdapat dalam klausa itu merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (mereka). 97) Almujadalah (58):9 Teks Ayat: أ لم ت ر إ لى ال ذ ين ن ه وا ع ن الن ج و ى ثم ي ع ود ون ل م ا ن ه وا ع ن ه و ي ت ن اج و ن لا ثم و ال ع د و ا ن و م ع ص ي ت ال رس ول و إ ذ ا ج اؤ وك ح ي و ك بم ا لم يح ي ك ب ه ا و ي ق ول ون في أ نف س ه م ل و لا ي ع ذ ب ن ا ا بم ا ن ق ول ح س ب ه م ج ه ن م ي ص ل و ن ه ا ف ب ي س ال م ص ير. أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ت ن اج ي ت م ف لا ت ت ن اج و ا لا ثم و ال ع د و ان و م ع ص ي ت ال رس ول و ت ن اج و ا ل بر و الت ق و ى و ات ق وا ا ال ذ ي إ ل ي ه تح ش ر ون. إ نم ا الن ج و ى م ن ال شي ط ان ل ي ح ز ن ال ذ ين آم ن وا و ل ي س ب ض ار ه م ش ي ي ا إ لا ذ ن ا 138 و ع ل ى ا ف ل ي ت و كل ال م و م ن ون.

157 Terjemahan: Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orangorang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyiksa merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak dalam klausa Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu yang terdapat dalam surat Almujadalah (58):9 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba menyiksa yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba bertaubat yang terdapat dalam klausa itu merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (Allah SWT). 139

158 98) Assaff (61):2-3 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آ م ن وا لم ت ق ول ون م ا لا ت ف ع ل ون. ك ب ر م ق تا ع ند ا أ ن ت ق ول وا م ا لا ت ف ع ل و ن. Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah SWT bahwa kamu mengatakan apaapa yang tiada kamu kerjakan. Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Namun, dalam hal ini, adverbia tidak dalam klausa mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat bukanlah adverbia yang mengingkari atau menyangkal akan kategori yang didampinginya (kamu) tetapi menyangkal atau mengingkari sesuatu yang menjadi predikat dalam klausa sematan tersebut (perbuat). b. Makna adverbia tak 99) Yusuf (12):92 Teks Ayat: ق ال لا ت ث ر يب ع ل ي ك م ال ي و م ي غ ف ر ا ل ك م و ه و أ ر ح م ال راحم ين. Terjemahan: Dia (Yusuf) berkata: pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. Adverbia tak dalam frasa verbal tak ada merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar 140

159 atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Secara leksikal, adverbia tak ini memiliki arti tidak. Adverbia tak dalam klausa pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu yang terdapat dalam surat Yusuf (12):92 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal atau mengingkari verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba ada yang menduduki fungsi predikat itu merupakan keadaan yang disangkal. Adapun penyangkalan itu ditujukan untuk nomina cercaan. c. Makna adverbia tidak akan 100) Almaidah (5):41 Teks Ayat: أ ي ه ا ال رس و ل لا يح ز ن ك ال ذ ي ن ي س ار ع و ن في ال ك ف ر م ن ال ذ ي ن ق ال وا آم ن ا ف و اه ه م و لم ت و م ن ق ل وب ه م و م ن ال ذ ي ن ه اد وا سم اع و ن ل ل ك ذ ب سم اع و ن ل ق و م آخ ر ي ن لم ت و ك يح ر ف و ن ال ك ل م م ن ب ع د م و اض ع ه ي ق ول و ن إ ن أ وت يت م ه ذ ا ف خ ذ وه و إ ن لم ت و ت و ه ف اح ذر وا و م ن ي ر د ا ف ت ن ت ه ف ل ن تم ل ك ل ه م ن ا ش ي ي ا أ و ل ي ك ال ذ ي ن لم ي ر د ا أ ن ي ط ه ر ق ل وب ه م له م في ال دن ي ا خ ز ي و له م في الا خ ر ة ع ذ ا ب ع ظ ي م. Terjemahan: Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. 141

160 Adverbia tidak akan dalam frasa adjektival tidak akan mampu merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna sangkalan, yaitu menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak akan terdiri atas tidak yang berarti menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya dan akan yang berarti menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia dengan struktur seperti ini menunjukkkan bahwa frasa adjektival akan mampu itu diterangkan atau dicakupi oleh adverbia tidak. Dalam strukutur adverbia tidak akan seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek akan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa adverbia tidak akan dalam klausa maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah dalam surat Almaidah (5):41 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia tidak merupakan adverbia yang menyangkal frasa adjektival akan mampu yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa frasa adjektival akan mampu dalam frasa tidak akan mampu itu adalah keadaan yang diingkari atau disangkal. Dari pengingkaran atau penyangkalan itu, dapat diambil makna bahwa terdapat adanya penegasan dalam hal pengingkaran tersebut. Berdasarkan hal itu, dapat dijelaskan bahwa terdapat adanya penegasan bahwa sekali-kali subjek dalam klausa itu (kamu) tidak 142

161 akan mampu menolak apa yang disebutkan pada objek (sesuatu pun yang datang dari Allah). 101) Saba (34):31 Teks Ayat: و ق ال ال ذ ين ك ف ر وا ل ن ن و م ن ذ ا ال ق ر آن و لا ل ذ ي ب ين ي د ي ه و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م و ن م و ق وف ون ع ند ر م ي ر ج ع ب ع ض ه م إ لى ب ع ض ال ق و ل ي ق ول ال ذ ين اس ت ض ع ف وا ل ل ذ ين اس ت ك ب ر وا Terjemahan: ل و لا أ نت م ل ك ن ا م و م ن ين. Dan orang-orang kafir berkata: Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orangorang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman. Adverbia tidak akan dalam frasa verbal tidak akan beriman merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna sangkalan, yaitu menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak akan terdiri atas tidak yang berarti menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya dan akan yang berarti menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia dengan struktur seperti ini menunjukkkan bahwa frasa verbal akan beriman itu diterangkan atau dicakupi oleh adverbia tidak. Dalam strukutur adverbia tidak akan seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek akan. 143

162 Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak akan dalam klausa Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dalam surat Saba (34):31 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia tidak merupakan adverbia yang menyangkal frasa verbal akan beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa frasa verbal akan beriman dalam frasa tidak akan beriman itu adalah keadaan yang diingkari atau disangkal. Dari pengingkaran atau penyangkalan itu, dapat diambil makna bahwa terdapat adanya penegasan dalam hal pengingkaran tersebut. Berdasarkan hal itu, dapat dijelaskan bahwa terdapat adanya penegasan bahwa sekali-kali subjek dalam klausa itu (kami orang-orang kafir ) tidak akan beriman kepada apa yang disebutkan pada fungsi pelengkap (kepada Al Quran ini). 102) Alakhqaf (46):31-32 Teks Ayat: ق و م ن ا أ ج يب وا د اع ي ا و آم ن وا ب ه ي غ ف ر ل ك م م ن ذ ن وب ك م و يج ر ك م م ن ع ذ اب أ ل يم. و م ن لا يج ب د اع ي ا ف ل ي س بم ع ج ز في الا ر ض و ل ي س ل ه م ن د ون ه أ ول ي اء أ و ل ي ك في ض لا ل مب ين. Terjemahan: Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT dan berimanlah kepada-nya, niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata Adverbia tidak akan dalam frasa verbal tidak akan melepaskan merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna 144

163 sangkalan, yaitu menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak akan terdiri atas tidak yang berarti menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya dan akan yang berarti menyatakan perbuatan akan berlangsung. Adverbia dengan struktur seperti ini menunjukkkan bahwa frasa verbal akan melepaskan itu diterangkan atau dicakupi oleh adverbia tidak. Dalam strukutur adverbia seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek akan. Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak akan dalam klausa Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dalam surat Alakhqaf (46):31-32 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia tidak merupakan adverbia yang menyangkal frasa verbal akan melepaskan yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa frasa verbal akan melepaskan dalam frasa tidak akan melepaskan itu adalah keadaan yang diingkari atau disangkal. Dari pengingkaran atau penyangkalan itu, dapat diambil makna bahwa terdapat adanya penegasan dalam hal pengingkaran tersebut. Berdasarkan hal itu, dapat dijelaskan bahwa terdapat adanya penegasan bahwa sekali-kali subjek dalam klausa itu (ia) tidak akan melepaskan apa yang disebutkan pada fungsi objek (diri). 145

164 d. Makna adverbia tidak hendak 103) Almaidah (5):41 Teks Ayat: أ ي ه ا ال رس و ل لا يح ز ن ك ال ذ ي ن ي س ار ع و ن في ال ك ف ر م ن ال ذ ي ن ق ال وا آم ن ا ف و اه ه م و لم ت و م ن ق ل وب ه م و م ن ال ذ ي ن ه اد وا سم اع و ن ل ل ك ذ ب سم اع و ن ل ق و م آخ ر ي ن لم ت و ك يح ر ف و ن ال ك ل م م ن ب ع د م و اض ع ه ي ق ول و ن إ ن أ وت يت م ه ذ ا ف خ ذ وه و إ ن لم ت و ت و ه ف اح ذ ر وا و م ن ي ر د ا ف ت ن ت ه ف ل ن تم ل ك ل ه م ن ا ش ي ي ا أ و ل ي ك ال ذ ي ن لم ي ر د ا أ ن ي ط ه ر ق ل وب ه م له م في ال دن ي ا خ ز ي و له م في الا خ ر ة ع ذ ا ب ع ظ ي م. Terjemahan: Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orangorang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekalikali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Adverbia tidak hendak dalam frasa verbal tidak hendak mensucikan merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna sangkalan, yaitu menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak hendak terdiri atas tidak yang berarti menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya dan hendak yang berarti bermaksud akan. Adverbia dengan struktur seperti ini menunjukkkan bahwa 146

165 hendak mensucikan itu diterangkan atau dicakupi oleh adverbia tidak. Dalam strukutur adverbia seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek hendak. Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak hendak dalam klausa Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka dalam surat Almaidah (5):41 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia tidak merupakan adverbia yang menyangkal frasa verbal hendak mensucikan yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa frasa verbal hendak mensucikan dalam frasa tidak hendak mensucikan itu adalah keadaan yang diingkari atau disangkal. Dari pengingkaran atau penyangkalan itu, dapat diambil makna bahwa terdapat adanya penegasan dalam hal pengingkaran tersebut. Berdasarkan hal itu, dapat dijelaskan bahwa terdapat adanya penegasan bahwa sekali-kali subjek dalam klausa itu (Allah) tidak akan menyucikan terhadap apa yang disebutkan pada fungsi objek (hati mereka). Perlu diketahui bahwa kata mensucikan bukanlah merupakan kata bentukan yang tepat. Adapun kata bentukan yang tepat adalah menyucikan. e. Makna adverbia tidak pula 104) Albaqarah (2):71 Teks Ayat: ق ال إ ن ه ي ق و ل إ ن ه ا ب ق ر ة لا ذ ل و ل ت ث ير الا ر ض و لا ت س ق ي الا ن ج ي ت لح ق ف ذ بح وه ا و م ا ك اد وا ي ف ع ل و ن. ق ال وا ف يه ا لا ش ي ة م س ل م ة الح ر ث 147

166 Terjemahan: Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Adverbia tidak pula dalam frasa preposisional tidak pula untuk mengairi merupakan adverbia penanda sangkalan, yaitu menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak pula terdiri atas tidak yang berarti menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya dan pula yang bermakna menyatakan keberulangan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam struktur adverbia seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek pula, dalam arti adverbia sangkalan tidak ini mengingkari akan sesuatu peristiwa atau kejadian yang telah disebutkan dalam klausa sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak pula dalam klausa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman dalam surat Albaqarah (2):71 di atas tidaklah menerangkan kategori yang berada di sampingnya, yaitu frasa preposisional untuk mengairi. Namun, adverbia tidak pula ini menerangkan frasa pernah dipakai yang terdapat dalam sesuatu yang menduduki fungsi predikat pada klausa sebelumnya. Perlu diketahui bahwa klausa di atas terdiri dari dua 148

167 klausa, yaitu sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan dan tidak pula untuk mengairi tanaman. 105) Saba (34):31 Teks Ayat: و ق ال ال ذ ين ك ف ر وا ل ن ن و م ن ذ ا ال ق ر آن و لا ل ذ ي ب ين ي د ي ه و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م و ن م و ق وف ون ع ند ر م ي ر ج ع ب ع ض ه م إ لى ب ع ض ال ق و ل ي ق ول ال ذ ين اس ت ض ع ف وا ل ل ذ ين اس ت ك ب ر وا Terjemahan: 149 ل و لا أ نت م ل ك ن ا م و م ن ين. Dan orang-orang kafir berkata: Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orangorang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman. Adverbia tidak pula dalam frasa preposisional tidak pula kepada kitab yang sebelumnya merupakan adverbia penanda sangkalan, yaitu menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak pula terdiri atas tidak yang berarti menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya dan pula yang bermakna menyatakan keberulangan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam strukutur adverbia seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek pula, dalam arti aspek tidak ini mengingkari akan sesuatu peristiwa atau kejadian yang telah disebutkan dalam klausa sebelumnya.

168 Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak pula dalam klausa Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya dalam surat Saba (34):31 di atas tidaklah menerangkan kategori yang berada di sampingnya, yaitu frasa preposisional kepada kitab yang sebelumnya. Namun, adverbia tidak pula ini menerangkan frasa akan beriman yang terdapat dalam sesuatu yang menduduki fungsi predikat pada klausa sebelumnya. Perlu diketahui bahwa klausa di atas terdiri dari dua klausa, yaitu Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya. f. Makna adverbia tidak...-nya 106) Ali Imran (3):118 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ي ن آم ن وا لا ت ت خ ذ وا ب ط ان ة م ن د ون ك م لا ل ون ك م خ ب الا و دوا م ا ع ن ت م ق د ب د ت ت إ ن ك نت م ت ع ق ل و ن. ال ب غ ض اء م ن أ ف و اه ه م و م ا تخ ف ي ص د ور ه م أ ك ب ر ق د ب ي ن ا ل ك م الا Terjemahan: Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan kamu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat jika kamu berakal. Adverbia tidak...-nya dalam frasa verba tidak hentihentinya merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tidak...-nya dalam klausa mereka tidak 150

169 henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu yang terdapat dalam surat Ali Imran (3):118 tersebut adalah adverbia yang mengapit sekaligus mengingkari nomina henti yang direduplikasi. Secara leksikal, nomina henti mempunyai arti keadaan tanpa gerak; halangan; jeda. Ini berarti bahwa kata bentukan tidak hentihentinya mempunyai arti tidak ada jedanya. Makna yang ditimbulkan oleh kata bentukan tidak henti-hentinya tersebut adalah makna aspektualitas (Tadjuddin, 2005:58). Dalam hal ini, tidak henti-hentinya itu disebut sebagai adverbial durasi. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa verba menimbulkan yang terletak di samping kanan tidak henti-hentinya yang terdapat dalam klausa mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu adalah menjadi perbuatan yang keberlangsungannya tidak ada jeda atau berlansung terus-menerus. g. Makna adverbia tidak lain hanyalah 107) Alakhqaf (46):17 Teks Ayat: و ال ذ ي ق ال ل و ال د ي ه أ ف ل ك م ا أ ت ع د ان ني أ ن أ خ ر ج و ق د خ ل ت ال ق ر ون م ن ق ب ل ي و هم ا ي س ت غ يث ا ن ا و ي ل ك آم ن إ ن و ع د ا ح ق ف ي ق ول م ا ه ذ ا إ لا أ س اط ير الا ول ين. Terjemahan: Dan orang yang berkata kepada kedua ibu bapaknya: Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh berlalu beberapa umat sebelumku? Lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar Lalu dia berkata: Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu belaka. 151

170 Adverbia tidak lain hanyalah dalam frasa tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu belaka merupakan adverbia penanda sangkalan. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak lain hanyalah terdiri atas tidak yang berarti menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya, lain yang berarti beda, tidak sama dan hanyalah yang bermakna tidak lebih dari, cuma. Struktur adverbia seperti ini menunjukkan bahwa hanyalah dongeng itu diterangkan atau dicakup dalam adverbia tidak lain. Dalam struktur seperti ini, adverbia sangkalan tidak lain mendahului adverbia kualitas hanyalah. Adverbia tidak lain hanyalah ini bisa dikatakan mempunyai makna yang cukup unik. Dikatakan unik karena sebenarnya adverbia ini merupakan adverbia penanda sangkalan, namun arti yang dimunculkannya justru menunjukkan makna kesamaan. Adverbia tidak lain hanyalah dalam klausa Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu belaka dalam surat Alakhqaf (46):17 di atas menyatakan adanya perilaku menyamakan antara apa yang ada dalam subjek (Ini) dengan kategori yang berada setelah adverbia, yaitu frasa nominal dongeng orang-orang yang dahulu. h. Makna adverbia tiada 108) Almujadalah (58):9 Teks Ayat: أ لم ت ر إ لى ال ذ ين ن ه وا ع ن الن ج و ى ثم ي ع ود ون ل م ا ن ه وا ع ن ه و ي ت ن اج و ن لا ثم و ال ع د و ا ن و م ع ص ي ت ال رس ول و إ ذ ا ج اؤ وك ح ي و ك بم ا لم يح ي ك ب ه ا و ي ق ول ون في أ نف س ه م ل و لا ي ع ذ ب ن ا 152

171 ا بم ا ن ق ول ح س ب ه م ج ه ن م ي ص ل و ن ه ا ف ب ي س ال م ص ير. أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ت ن اج ي ت م ف لا ت ت ن اج و ا لا ثم و ال ع د و ان و م ع ص ي ت ال رس ول و ت ن اج و ا ل بر و الت ق و ى و ات ق وا ا ال ذ ي إ ل ي ه تح ش ر ون. إ نم ا الن ج و ى م ن ال شي ط ان ل ي ح ز ن ال ذ ين آم ن وا و ل ي س ب ض ار ه م ش ي ي ا إ لا ذ ن ا Terjemahan: و ع ل ى ا ف ل ي ت و كل ال م و م ن ون. Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orangorang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal Adverbia tiada dalam klausa Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Secara leksikal, adverbia tiada berarti tidak ada. Adverbia tiada dalam klausa Apakah tiada kamu perhatikan orangorang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia yang terdapat dalam surat Almujadalah (58):9 tersebut merupakan 153

172 adverbia yang menyangkal verba pasif perhatikan yang menduduki fungsi predikat. Dengan demikian, verba pasif perhatikan itu menjadi suatu perbuatan yang tidak dilakukan oleh subjek (kamu). 109) Almujadalah (58):9 Adverbia tiada dalam frasa verbal tiada memberi merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Secara leksikal, adverbia tiada berarti tidak ada. Adverbia tiada dalam klausa sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka yang terdapat dalam surat Almujadalah (58):9 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba aktif memberi yang terletak samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba memberi yang menduduki fungsi predikat itu menjadi suatu pekerjaan yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh frasa nomina pembicaraan itu. Adapun penyangkalan atau pengingkaran itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada objek (mudarat). 110) Assaff (61):2-3 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آ م ن وا لم ت ق ول ون م ا لا ت ف ع ل ون. ك ب ر م ق تا ع ند ا أ ن ت ق ول وا م ا لا ت ف ع ل و ن. Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah SWT bahwa kamu mengatakan apaapa yang tiada kamu kerjakan. 154

173 Adverbia tiada dalam klausa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Secara leksikal, adverbia tiada berarti tidak ada. Berdasarkan hal tersebut, adverbia tiada dalam klausa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan yang terdapat dalam surat Assaff (61):2-3 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba pasif kerjakan. Dengan demikian, verba pasif kerjakan tersebut menjadi suatu perbuatan yang tidak dilakukan oleh pronomina kamu. 111) Alanbiya (21):45 Teks Ayat: Terjemahan: ق ل إ نم ا أ نذ ر ك م ل و ح ي و لا ي س م ع ال ص م ال دع اء إ ذ ا م ا ي نذ ر ون. Katakanlah (hai Muhammad) Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepadamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orangorang yang tuli mendengar seruan apabila mereka diberi peringatan. Adverbia tiada dalam klausa dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Secara leksikal, adverbia tiada berarti tidak ada. Berdasarkan hal tersebut, adverbia tiada dalam klausa dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar yang terdapat dalam surat Alanbiya (21):45 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal 155

174 verba aktif mendengar. Dengan demikian, verba aktif mendengar yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang diingkari atau tidak dilakukan oleh frasa nomina orang-orang yang tuli. 112) Saba (34):23 Teks Ayat: و لا ت نف ع ال شف اع ة ع ند ه إ لا ل م ن أ ذ ن ل ه ح تى إ ذ ا ف ز ع ع ن ق ل و م الح ق و ه و ال ع ل ي ال ك ب ير. ق ال وا م اذ ا ق ال ر ب ك م ق ال وا Terjemahan: Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang-orang yang telah diizinkan-nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab, (Perkataan) yang benar, dan dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. Adverbia tiada dalam frasa verbal tiadalah berguna merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Secara leksikal, adverbia tiada berarti tidak ada. Adverbia tiada dalam klausa Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang-orang yang telah diizinkan-nya yang terdapat dalam surat Saba (34):23 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba berguna yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba berguna yang menduduki fungsi predikat itu menjadi suatu keadaan yang disangkal atau diingkari. Pelekatan partikel lah pada adverbia tiada tersebut berfungsi untuk memberikan penegasan. 156

175 i. Makna adverbia tanpa 113) Alan aam (6):108 Teks Ayat: ل ك ل و لا ت س ب وا ال ذ ي ن ي د ع و ن م ن د و ن ا ف ي س ب وا ا ع د وا ب غ ير ع ل م ك ذ ل ك ز ي ن ا ع م ل ه م ثم إ لى ر م مر ج ع ه م ف ي ن ب ي ه م بم ا ك ان وا ي ع م ل و ن. أ مة Terjemahan: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami perindah bagi setiap umat amat mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan." Adverbia tanpa dalam frasa nominal tanpa pengetahuan merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tanpa, sesungguhnya bermakna tidak dengan. Adverbia tanpa dalam klausa maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan yang terdapat dalam surat Alan aam (6):108 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal nomina pengetahuan. Ini berarti bahwa nomina pengetahuan yang menduduki fungsi keterangan itu adalah menjadi hal yang disangkal atau diingkari. Jadi maksudnya adalah mereka yang terdapat dalam klausa di atas akan memaki Allah dengan melampaui batas dan tidak dengan pengetahuan. 157

176 114) Alhujurat (49):6 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ن ج اءك م ف اس ق ب ن ب ا ف ت ب ي ن وا أ ن ت ص يب وا ق و ما بج ه ال ة ف ت ص ب ح وا ع ل ى م ا ف ع ل ت م د م ين. Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu Adverbia tanpa dalam frasa verbal tanpa mengetahui merupakan adverbia bentuk dasar sebagai penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia tanpa, sesungguhnya bermakna tidak dengan. Adverbia tanpa dalam klausa agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):6 merupakan adverbia yang menyangkal verba mengetahui yang terletak di samping kanannya. Ini berarti bahwa verba mengetahui menjadi suatu perbuatan yang disangkal atau diingkari. Jadi maksudnya adalah kamu (orang-orang beriman) yang terdapat dalam klausa di atas diperintah agar tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tidak dengan mengetahui keadaannya. 158

177 j. Makna adverbia bukan 115) Almaidah (5):41 Teks Ayat: أ ي ه ا ال رس و ل لا يح ز ن ك ال ذ ي ن ي س ار ع و ن في ال ك ف ر م ن ال ذ ي ن ق ال وا آم ن ا ف و اه ه م و لم ت و م ن ق ل وب ه م و م ن ال ذ ي ن ه اد وا سم اع و ن ل ل ك ذ ب سم اع و ن ل ق و م آخ ر ي ن لم ت و ك يح ر ف و ن ال ك ل م م ن ب ع د م و اض ع ه ي ق ول و ن إ ن أ وت يت م ه ذ ا ف خ ذ وه وإ ن لم ت و ت و ه ف اح ذ ر وا و م ن ي ر د ا ف ت ن ت ه ف ل ن تم ل ك ل ه م ن ا ش ي ي ا أ و ل ي ك ال ذ ي ن لم ي ر د ا أ ن ي ط ه ر ق ل وب ه م له م في ال دن ي ا خ ز ي و له م في الا خ ر ة ع ذ ا ب ع ظ ي م. Terjemahan: Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orangorang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekalikali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Adverbia bukan dalam frasa bukan ini merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Adverbia bukan, sesungguhnya bermakna berlainan dengan yang sebenarnya. Adverbia bukan dalam klausa dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah yang terdapat dalam surat Almaidah (5):41 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal pronomina penunjuk 159

178 ini yang terletak di samping kanan adverbia. Pronomina penunjuk ini pada klausa tersebut adalah pronomina yang merujuk pada perkataan-perkataan (Taurat) yang sudah diubah-ubah oleh orangorang Yahudi. 116) Almujadalah (58):9 Teks Ayat: أ لم ت ر إ لى ال ذ ين ن ه وا ع ن الن ج و ى ثم ي ع ود ون ل م ا ن ه وا ع ن ه و ي ت ن اج و ن لا ثم و ال ع د و ا ن و م ع ص ي ت ال رس ول و إ ذ ا ج اؤ وك ح ي و ك بم ا لم يح ي ك ب ه ا و ي ق ول ون في أ نف س ه م ل و لا ي ع ذ ب ن ا ا بم ا ن ق ول ح س ب ه م ج ه ن م ي ص ل و ن ه ا ف ب ي س ال م ص ير. أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ت ن اج ي ت م ف لا ت ت ن اج و ا لا ثم و ال ع د و ان و م ع ص ي ت ال رس ول و ت ن اج و ا ل بر و الت ق و ى و ات ق وا ا ال ذ ي إ ل ي ه تح ش ر و ن. إ نم ا الن ج و ى م ن ال شي ط ان ل ي ح ز ن ال ذ ين آم ن وا و ل ي س ب ض ار ه م ش ي ي ا إ لا ذ ن ا Terjemahan: و ع ل ى ا ف ل ي ت و كل ال م و م ن ون. Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal Adverbia bukan dalam frasa preposisional bukan sebagai yang ditentukan merupakan adverbia penanda sangkalan yang 160

179 bermakna menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginya. Secara leksikal, adverbia bukan bermakna berlainan dengan yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut, adverbia bukan dalam klausa dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu yang terdapat dalam surat Almaidah (5):41 tersebut menerangkan bahwa frasa preposisional sebagai yang ditentukan adalah menjadi sesuatu yang disangkal atau diingkari. 3. Makna Adverbia Penanda Jumlah a. Makna adverbia sedikit 117) Albaqarah (2):79 Teks Ayat: ا ف و ي ل ف و ي ل ل ل ذ ي ن ي ك ت ب و ن ال ك ت ا ب ي د يه م ثم ي ق ول و ن ه ذ ا له م مم ا ك ت ب ت أ ي د يه م و و ي ل له م مم ا ي ك س ب و ن. ق ل يلا ثم نا ب ه ل ي ش ت ر وا ع ن د م ن Terjemahan: Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. Adverbia sedikit dalam frasa nominal keuntungan yang sedikit merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian, lebih khususnya menyatakan jumlah yang kurang. Secara leksikal, kata sedikit memiliki arti tidak banyak; tidak seberapa. Berdasarkan hal tersebut, adverbia 161

180 sedikit dalam klausa (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu adalah adverbia yang menerangkan jumlah terhadap nomina keuntungan yang terletak di sebelah kiri adverbia. Dalam hal ini jumlah yang diperuntukkan untuk nomina keuntungan adalah jumlah yang kurang atau tidak seberapa. 118) Almaidah (5):13 Teks Ayat: ف ب م ا ن ق ض ه م م يث اق ه م ل عن اه م و ج ع ل ن ا ق ل وب ه م ق اس ي ة يح ر ف و ن ال ك ل م ع ن مو اض ع ه و ن س وا ح ظ ا ع ل ى خ ا ي ن ة م ن ه م إ لا ق ل يلا م ن ه م ف اع ف ع ن ه م و اص ف ح إ ن ا مم ا ذ ك ر وا ب ه و لا ت ز ا ل ت ط ل ع ب ال م ح س ن ين. يح Terjemahan: (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan. Adverbia sedikit dalam frasa sedikit di antara mereka merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian, lebih khususnya menyatakan jumlah yang kurang. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sedikit dalam klausa kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat) adalah adverbia yang menerangkan jumlah terhadap frasa preposisional di antara mereka yang terletak di sebelah kanan adverbia. Jumlah yang 162

181 diterangkan oleh adverbia sedikit yang diperuntukkan untuk frasa nominal di antara mereka itu menunjukkan jumlah yang kurang atau tidak seberapa. 119) Annur (24):15-18 Teks Ayat: إ ذ ت ل قو ن ه ل س ن ت ك م و ت ق ول ون ف و اه ك م ما ل ي س ل ك م ب ه ع ل م و تح س ب ون ه ه ي نا و ه و ع ند ا ع ظ يم. و ل و لا إ ذ سم ع ت م وه ق ل ت م ما ي ك ون ل ن ا أ ن ن ت ك ل م ذ ا س ب ح ان ك ه ذ ا ب ه ت ان ع ظ يم. و ي ب ين ل م ث ل ه أ ب دا إ ن ك نت م. ا ل ك م الا ت و ا ع ل يم ح ك يم. ي ع ظ ك م ا أ ن ت ع ود وا Terjemahan: Ketika kamu menerimanya dari lidah ke lidah dan kamu katakan dengan mulut-mulut kamu, apa yang tidak ada bagi kamu tentangnya sedikit pengetahuan, dan kamu menganggapnya suatu yang remeh, padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan Mengapa kamui saat mendengarnya tidak berkata: Sekali-kali tidak pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau, ini adalah dusta yang besar. Allah memperingatkan kamu karena tidak suka kamu kembali memperbuat serupa denganya selamalamanya; jika kamu orang-orang mukmin dan Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayat-nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Adverbia sedikit dalam frasa nominal sedikit pengetahuan merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian, lebih khususnya menyatakan jumlah yang kurang. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sedikit dalam klausa dan kamu katakan dengan mulut-mulut kamu, apa yang tidak ada bagi kamu tentangnya sedikit pengetahuan, adalah adverbia yang menerangkan jumlah terhadap nomina pengetahuan yang terletak di samping kanan adverbia. Jumlah yang diterangkan oleh adverbia 163

182 sedikit yang diperuntukkan untuk nomina pengetahuan itu menunjukkan jumlah yang kurang atau tidak seberapa. 120) Almujadalah (58):9 Teks Ayat: أ لم ت ر إ لى ال ذ ين ن ه وا ع ن الن ج و ى ثم ي ع ود ون ل م ا ن ه وا ع ن ه و ي ت ن اج و ن لا ثم و ال ع د و ا ن و م ع ص ي ت ال رس ول و إ ذ ا ج اؤ وك ح ي و ك بم ا لم يح ي ك ب ه ا و ي ق ول ون في أ نف س ه م ل و لا ي ع ذ ب ن ا ا بم ا ن ق ول ح س ب ه م ج ه ن م ي ص ل و ن ه ا ف ب ي س ال م ص ير. أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ت ن اج ي ت م ف لا ت ت ن اج و ا لا ثم و ال ع د و ان و م ع ص ي ت ال رس ول و ت ن اج و ا ل بر و الت ق و ى و ات ق وا ا ال ذ ي إ ل ي ه تح ش ر ون. إ نم ا الن ج و ى م ن ال شي ط ان ل ي ح ز ن ال ذ ين آم ن وا و ل ي س ب ض ار ه م ش ي ي ا إ لا ذ ن ا Terjemahan: 164 و ع ل ى ا ف ل ي ت و كل ال م و م ن ون. Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-nya kamu akan dikembalikan. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orangorang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal Adverbia sedikit dalam frasa nominal mudarat sedikit pun merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan

183 jumlah untuk sebagian, lebih khususnya menyatakan jumlah yang kurang. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sedikit dalam klausa sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, adalah adverbia yang menerangkan jumlah terhadap nomina mudarat yang terletak di samping kiri adverbia. Jumlah yang diterangkan oleh adverbia sedikit yang diperuntukkan untuk nomina mudarat itu menunjukkan jumlah yang kurang atau tidak seberapa. Penambahan partikel pun setelah adverbia sedikit dimaksudkan untuk mengeraskan arti terhadap adverbia sedikit tersebut. b. Makna adverbia sekalian 121) Alanbiya (21):45 Teks Ayat: Terjemahan: ق ل إ نم ا أ نذ ر ك م ل و ح ي و لا ي س م ع ال ص م ال دع اء إ ذ ا م ا ي نذ ر ون. Katakanlah (hai Muhammad) Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepadamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orangorang yang tuli mendengar seruan apabila mereka diberi peringat. Adverbia sekalian dalam frasa kepadamu sekalian merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Secara leksikal, sekalian memiliki arti semuanya (tidak ada kecualinya). Berdasarkan hal tersebut, adverbia sekalian dalam klausa Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepadamu sekalian dengan wahyu menerangkan bahwa pronomina persona (-mu) dalam kepadamu yang terletak di sebelah kiri adverbia sekalian tersebut, yang mengacu ke nomina (orang- 165

184 orang yang diberi peringatan oleh Nabi Muhammad) merupakan sesuatu yang jumlahnya mengacu ke semuanya tanpa ada pengecualian. 122) Alahzab (33):32 Teks Ayat: ن س اء الن بي ل س تن ك ا ح د م ن الن س اء إ ن ات ق ي تن ف لا تخ ض ع ن ف ي ط م ع ل ق و ل ال ذ ي في م ر ض و ق ل ن ق و لا مع ر وفا. ق ل ب ه Terjemahan: Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk ketika berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. Adverbia sekalian dalam frasa nomina kamu sekalian merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Secara leksikal, sekalian memiliki arti semuanya (tidak ada kecualinya). Berdasarkan hal tersebut, adverbia sekalian dalam klausa kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain menerangkan bahwa pronomina kamu yang terletak di sebelah kiri adverbia sekalian merupakan sesuatu yang jumlahnya mengacu ke semuanya tanpa ada pengecualian. c. Makna adverbia sebagian 123) Annisaa (4):8 Teks Ayat: و إ ذ ا ح ض ر ال ق س م ة أ و ل وا ال ق ر بى و ال ي ت ام ى و ال م س اك ين ف ار ز ق وه م م ن ه و ق ول وا له م ق و لا مع ر وفا. 166

185 Terjemahan: Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim, dan orang miskin, maka berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. Adverbia sebagian dalam frasa preposisional sebagian dari harta itu merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa maka berilah mereka sebagian dari harta itu menerangkan bahwa frasa preposisional dari harta itu yang terletak di samping kanan adverbia adalah sesuatu yang jumlahnya disebutkan, yaitu cuma satu bagian darinya saja. 124) Annisaa (4):150 Teks Ayat: ب ب ع ض إ ن ال ذ ي ن ي ك ف ر و ن و ر س ل ه و ي ر يد و ن أ ن ي ف ر ق وا ب ين ا و ر س ل ه و يق ول و ن ن و م ن و ن ك ف ر ب ب ع ض و ي ر يد و ن أ ن ي ت خ ذ وا ب ين ذ ل ك س ب يلا. Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasulrasul-nya dan bermaksud membedakan antara (keimanan) kepada Allah dan rasul-rasul-nya dengan mengatakan Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain) serta bermaksud (dengan perkataaan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Adverbia sebagian dalam klausa Kami beriman kepada yang sebagian pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Adverbia sebagian dalam klausa tersebut bukanlah adverbia yang menerangkan kategori yang 167

186 berada di sampingnya, tetapi menerangkan kategori yang terdapat dalam klausa sebelumnya yang terdapat dalam surat Annisaa (4):150 di atas. Kategori yang dimaksudkan itu adalah Allah dan rasul-rasul-nya. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain) adalah adverbia yang menerangkan jumlah yang cuma satu bagian saja dari kategori Allah dan rasul-rasul-nya. 125) Annisaa (4):150 Adverbia sebagian dalam frasa sebagian (yang lain) pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain) adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian terhadap frasa yang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh frasa yang lain yang diterangkan oleh adverbia sebagian ini tentulah harus dikaitkan dengan apa yang telah diterangkan pada pembahasan adverbia sebagian pada pembahasan sebelumnya, yaitu pada pembahasan nomor

187 126) Almaidah (5):13 Teks Ayat: ف ب م ا ن ق ض ه م م يث اق ه م ل عن اه م و ج ع ل ن ا ق ل وب ه م ق اس ي ة يح ر ف و ن ال ك ل م ع ن مو اض ع ه و ن س وا ح ظ ا ع ل ى خ ا ي ن ة م ن ه م إ لا ق ل يلا م ن ه م ف اع ف ع ن ه م و اص ف ح إ ن ا مم ا ذ ك ر وا ب ه و لا ت ز ا ل ت ط ل ع ب ال م ح س ن ين. يح Terjemahan: (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan. Adverbia sebagian dalam frasa sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian dari frasa dari apa yang mereka diperingatkan dengannya yang terletak samping kanan adverbia. 169

188 127) Alan aam (6):112 Teks Ayat: ع د و ا ش ي اط ين الا ن س و الج ن ي وح ي ل ك ل و ك ذ ل ك ج ع ل ن ا ن بي ال ق و ل غ ر ورا و ل و ش اء ر ب ك م ا ف ع ل وه ف ذ ر ه م و م ا ي ف ت ر و ن. ز خ ر ف ب ع ض إ لى ب ع ض ه م Terjemahan: "Dan demikian itulah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." Adverbia sebagian dalam frasa sebagian mereka pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian dari frasa mereka yang terletak samping kanan adverbia. 128) Alan aam (6):112 Adverbia sebagian dalam frasa sebagian yang lain pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu 170

189 adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian dari frasa yang lain yang terletak samping kanan adverbia. 129) Annur (24):63 Teks Ayat: 171 لا تج ع ل وا د ع اء ال رس ول ب ي ن ك م ك د ع اء ب ع ض ك م ب ع ضا ق د ي ع ل م ا ال ذ ين ي ت س ل ل ون م نك م Terjemahan: ل و اذا ف ل ي ح ذ ر ال ذ ين يخ ال ف ون ع ن أ م ر ه أ ن ت ص يب ه م ف ت ن ة أ و ي ص يب ه م ع ذ اب أ ل يم. Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut ditimpa cobaan atau ditimpa yang pedih. Adverbia sebagian dalam frasa sebagian kamu pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain) adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian dari pronomina kamu yang terletak samping kanan adverbia. 130) Annur (24):63 Adverbia sebagian dalam frasa sebagian (yang lain) pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian

190 memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain) adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian saja dari frasa yang lain yang terletak samping kanan adverbia. Sebagian yang lain di sini menunjukkan satu bagian yang lain selain sebagian kamu yang telah disebutkan pada pembahasan nomor ) Saba (34):31 Teks Ayat: و ق ال ال ذ ين ك ف ر وا ل ن ن و م ن ذ ا ال ق ر آن و لا ل ذ ي ب ين ي د ي ه و ل و ت ر ى إ ذ الظ ال م ون م و ق وف ون ع ند ر م ي ر ج ع ب ع ض ه م إ لى ب ع ض ال ق و ل ي ق ول ال ذ ين اس ت ض ع ف وا ل ل ذ ين اس ت ك ب ر وا Terjemahan: 172 ل و لا أ نت م ل ك ن ا م و م ن ين. Dan orang-orang kafir berkata: Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orangorang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman. Adverbia sebagian dalam frasa sebagian dari mereka pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain adalah adverbia yang

191 menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian dari frasa dari mereka yang terletak samping kanan adverbia. 132) Saba (34):31 Adverbia sebagian dalam frasa sebagian yang lain pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian dari frasa yang lain yang terletak samping kanan adverbia. Sebagian yang lain di sini menunjukkan satu bagian selain satu bagian dari mereka yang telah disebutkan pada pembahasan nomor ) Azzukhruf (43):63 Teks Ayat: و ل ما ج اء ع يس ى ل ب ي ن ات ق ال ق د ج ي ت ك م لح ك م ة و لا ب ين ل ك م ب ع ض ال ذ ي تخ ت ل ف ون ف يه Terjemahan: ف ات ق وا ا و أ ط يع ون. Dan tatkala Isa datang membawa keterangan, dia berkata: Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Adverbia sebagian dalam frasa sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara 173

192 leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa dan menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan satu bagian dari frasa dari apa yang kamu berselisih tentangnya yang terletak samping kanan adverbia. d. Makna adverbia sebahagian 134) Albaqarah (2):83 Teks Ayat: إ س ر اي يل لا ت ع ب د و ن إ لا ا و ل و ال د ي ن إ ح س ا و ذ ي ال ق ر بى و ال ي ت ام ى و إ ذ أ خ ذ م يث ا ق ب ني و ال م س اك ين و ق ول وا ل لن ا س ح س نا و أ ق يم وا ال صلا ة و آت وا ال زك اة ثم ت و ل ي ت م إ لا ق ل يلا م نك م و أ نت م Terjemahan: م ع ر ض ون. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. Adverbia sebahagian dalam data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebahagian memiliki arti satu bagian. Adverbia sebahagian dalam data tersebut langsung diikuti adjektiva kecil sehingga memunculkan makna satu bagian yang kecil atau 174

193 sedikit. Adverbia sebahagian ini sebenarnya tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Adverbia sebahagian ini merupakan variasi dari adverbia sebagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebahagian kecil dalam klausa kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):83 tersebut adalah adverbia yang menerangkan pronomina kamu. Dengan demikian, adverbia sebahagian kecil tersebut menerangkan bahwa pronomina kamu yang terdapat dalam frasa daripada kamu yang terletak di samping kanan adverbia merupakan sesuatu yang diterangkan jumlahnya, yaitu satu bagian kecilnya saja. 135) Alhujurat (49):2-3 Teks Ayat: أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا لا ت ر ف ع وا أ ص و ات ك م ف و ق ص و ت الن بي و لا تج ه ر وا ل ه ل ق و ل ك ج ه ر ب ع ض ك م ل ب ع ض أ ن تح ب ط أ ع م ال ك م و أ نت م لا ت ش ع ر ون. إ ن ال ذ ين ي غ ضون أ ص و ات ه م ع ن د ر س ول ا أ و ل ي ك ال ذ ين ام ت ح ن ا ق ل وب ه م ل لت ق و ى له م مغ ف ر ة و أ ج ر ع ظ يم. Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. Adverbia sebahagian dalam frasa sebahagian kamu di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan 175

194 jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebahagian memiliki arti satu bagian. Adverbia sebahagian dalam klausa dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut adalah adverbia yang menerangkan pronomina kamu. Ini berarti bahwa pronomina kamu yang terletak di samping kanan adverbia ini merupakan sesuatu yang diterangkan jumlahnya, yaitu sejumlah satu bagiannya saja. 136) Alhujurat (49):23 Adverbia sebahagian dalam frasa sebahagian yang lain dalam data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian. Secara leksikal, sebahagian memiliki arti satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebahagian dalam klausa dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut menerangkan bahwa frasa yang lain yang terletak di samping kanan adverbia merupakan sesuatu yang diterangkan jumlahnya, yaitu sejumlah satu bagiannya saja. 176

195 e. Makna adverbia banyak 137) Aljasiyah (45):7-8 Teks Ayat: ل ك ل أ ف اك أ ث يم. و ي ل ب ع ذ اب أ ل يم. ي س م ع آ ت ا ت ت ل ى ع ل ي ه ثم ي ص ر م س ت ك بر ا ك ا ن لم ي س م ع ه ا ف ب ش ر ه Terjemahan: Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya, maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. Adverbia banyak dalam frasa verbal banyak berdusta dalam data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian, lebih khususnya menyatakan jumlah yang lebih. Secara leksikal, banyak memiliki arti besar jumlahnya. Adverbia banyak dalam klausa Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa yang terdapat dalam surat Aljasiyah (45):7-8 tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba berdusta. Dengan demikian, verba berdusta yang terletak di samping kanan adverbia itu merupakan sesuatu yang diterangkan jumlahnya. Dalam hal ini memiliki jumlah yang lebih atau bisa dikatakan bahwa verba berdusta itu merupakan perbuatan yang intensitasnya sering dilakukan. 177

196 138) Aljasiyah (45):7-8 Adverbia banyak dalam frasa verbal banyak berdosa dalam data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk sebagian, lebih khususnya menyatakan jumlah yang lebih. Adverbia banyak dalam klausa Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa yang terdapat dalam surat Aljasiyah (45):7-8 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba berdosa. Berdasarkan hal tersebut, verba berdosa yang terletak di samping kanan adverbia itu merupakan perbuatan yang memiliki jumlah yang besar atau lebih dalam melakukannya. f. Makna adverbia semua 139) Assyura (42):15 Teks Ayat: ف ل ذ ل ك ف اد ع و اس ت ق م ك م ا أ م ر ت و لا ت ت ب ع أ ه و اءه م و ق ل آم نت بم ا أ نز ل ا م ن ك ت اب و أ م ر ت لا ع د ل ب ي ن ك م ا ر ب ن ا و ر ب ك م ل ن ا أ ع م ال ن ا و ل ك م أ ع م ال ك م لا ح جة ب ي ن ن ا و ب ي ن ك م ا يج م ع ب ي ن ن ا و إ ل ي ه ال م ص ير. Terjemahan: Maka karena itu, serulah (mereka kepada jalan itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah ikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah, dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-nyalah kembali (kita) Adverbia semua dalam frasa nominal semua kitab dalam data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna 178

197 menyatakan jumlah untuk keseluruhan, lebih khususnya menyatakan tidak ada kecuali. Berdasarkan hal tersebut, adverbia semua dalam klausa Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah yang terdapat dalam surat Assyura (42):15 tersebut menerangkan bahwa nomina kitab yang terletak di samping kanan adverbia merupakan benda yang diterangkan jumlahnya, yaitu tidak ada kecualinya. 140) Yunus (10): Teks Ayat: و ل و ش اء ر ب ك لا م ن م ن في الا ر ض ك ل ه م جم يعا أ ف ا نت ت ك ر ه الن اس ح تى ي ك ون وا م و م ن ين. و م ا ك ان ل ن ف س أ ن ت و م ن إ لا ذ ن ا و يج ع ل الر ج س ع ل ى ال ذ ين لا ي ع ق ل ون. Terjemahan: Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Adverbia semuanya dalam frasa nominal orang-orang mukmin semuanya dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan, lebih khususnya menyatakan tidak ada kecuali. Berdasarkan hal tersebut, adverbia semuanya dalam klausa supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya yang terdapat dalam surat Yunus (10): itu menerangkan frasa nominal orang-orang mukmin yang terletak samping kiri adverbia. Adverbia semuanya ini 179

198 menerangkan tentang jumlah orang-orang mukmin yang tidak ada kecualinya. 141) Faathir (35):10 Teks Ayat: م ن ك ان ي ر يد ال ع زة ف ل ل ه ال ع زة جم يعا إ ل ي ه ي ص ع د ال ك ل م الط ي ب و ال ع م ل ال صال ح ي ر ف ع ه و ال ذ ي ن Terjemahan: يم ك ر ون ال سي ي ات له م ع ذ اب ش د يد و م ك ر أ و ل ي ك ه و ي ب ور. Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkannya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur. Adverbia semuanya dalam frasa nominal kemuliaan itu semuanya dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan, lebih khususnya menyatakan tidak ada kecuali. Berdasarkan hal tersebut, adverbia semuanya dalam klausa maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya yang terdapat dalam surat Faathir (35):10 itu menerangkan frasa nominal kemuliaan itu yang terletak di samping kiri adverbia. Adverbia semuanya ini menerangkan tentang jumlah kemuliaan itu yang tidak ada kecualinya. g. Makna adverbia seluruhnya 142) Albaqarah (2):31-31 Teks Ayat: و ع ل م آد م الا سم اء ك ل ه ا ثم ع ر ض ه م ع ل ى ال م لا ي ك ة ف ق ا ل أ نب ي و ني سم اء ه و لاء ص اد ق ين. ق ال وا س ب ح ان ك لا ع ل م ل ن ا إ لا م ا ع ل م ت ن ا إ ن ك أ ن ت ال ع ل ي م الح ك يم. ك نت م إ ن 180

199 Terjemahan: Dan mengajarkan Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Adverbia seluruhnya dalam frasa nominal nama-nama seluruhnya dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan. lebih khususnya menyatakan tidak ada kecuali. Dengan demikian, adverbia seluruhnya dalam klausa Dan mengajarkan Adam namanama seluruhnya adalah adverbia yang menerangkan nomina namanama yang terletak di samping kiri adverbia. Adverbia seluruhnya ini menerangkan tentang jumlah nama-nama yang tidak ada kecualinya. h. Makna adverbia semua... seluruhnya 143) Yunus (10): Teks Ayat: و ل و ش اء ر ب ك لا م ن م ن في الا ر ض ك ل ه م جم يعا أ ف ا نت ت ك ر ه الن اس ح تى ي ك ون وا م و م ن ين. و م ا ك ان ل ن ف س أ ن ت و م ن إ لا ذ ن ا و يج ع ل الر ج س ع ل ى ال ذ ين لا ي ع ق ل ون. Terjemahan: Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. 181

200 Adverbia semua... seluruhnya dalam frasa nominal semua yang dimuka bumi seluruhnya dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Adverbia semua... seluruhnya terdiri dari adeverbia semua yang berarti tidak ada kecualinya dan seluruhnya yang juga mempunyai makna tidak ada kecualinya. Penggunaan dua adverbia jumlah sekaligus secara bersama-sama ini menunjukkan bahwa ada penekanan atau penegasan yang sungguh-sungguh tentang jumlah terhadap sesuatu yang diterangkan. Berdasarkan hal tersebut, adverbia semua... seluruhnya dalam klausa tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya adalah adverbia yang menerangkan frasa nomina yang dimuka bumi yang terletak di antara dua adverbia tersebut. Adverbia semua... seluruhnya ini menerangkan tentang adanya penekanan atau penegasan yang sungguh-sungguh tentang jumlah yang tidak ada kecualinya terhadap frasa nominal yang di muka bumi. i. Makna adverbia segala 144) Annisaa (4):135 Teks Ayat: ال و ال د ي ن ت ل و وا أ و أ و أ ي ه ا ال ذ ي ن آم ن وا ك ون وا ق وام ين ل ق س ط ش ه د اء و ل و ع ل ى أ نف س ك م و الا ق ر ب ين إ ن ي ك ن غ ن ي ا أ و ف ق يرا ف ا أ و لى م ا ف لا ت ت ب ع وا اله و ى أ ن ت ع د ل وا و إ ن ت ع ر ض وا ف ا ن ا ك ا ن بم ا ت ع م ل و ن خ ب يرا. Terjemahan: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penegak-penegak keadilan, menjadi saksi-saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun 182

201 miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kau mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. Adverbia segala dalam frasa nominal segala apa yang kamu kerjakan dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan, lebih khususnya menyatakan tidak ada kecuali. Berdasarkan hal tersebut, adverbia segala dalam klausa maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan adalah adverbia yang menerangkan frasa nominal apa yang kamu kerjakan yang terletak di samping kanan adverbia. Adverbia segala ini menerangkan tentang jumlah yang tidak ada kecualinya terhadap frasa nominal apa yang kamu kerjakan. 145) Annisaa (4):171 Teks Ayat: أ ه ل ال ك ت ا ب لا ت غ ل وا في د ين ك م و لا ت ق ول وا ع ل ى ا إ لا الح ق إ نم ا ال م س ي ح ع يس ى اب ن م ر يم ر س و ل ا و ك ل م ت ه أ ل ق اه ا إ لى م ر يم و ر و ح م ن ه ف ا م ن وا و ر س ل ه و لا ت ق ول وا ث لا ث ة انت ه وا ض خ ير ا ل ك م إ نم ا ا إ ل ه و اح د س ب ح ان ه أ ن ي ك و ن ل ه و ل د ل ه م ا في ال سم او ات و م ا في الا ر و ك ف ى و ك يلا. Terjemahan: Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-nya) yang disampaikan-nya kepada Maryam dan (dengan tiupan) roh dari- Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-nya dan janganlagh kamu mengatakan: (Tuhan itu) tiga. Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan 183

202 Yang Maha Esa. Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. Adverbia segala dalam frasa nomina segala yang di langit dan di bumi dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan, lebih khususnya menyatakan tidak ada kecuali. Dengan demikian, adverbia segala dalam klausa segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-nya adalah adverbia yang menerangkan frasa nominal yang di langit dan di bumi yang terletak di samping kanan adverbia. Adverbia segala ini menerangkan tentang jumlah yang tidak ada kecualinya terhadap frasa nominal yang di langit dan di bumi. 146) Almulk (67):13 Teks Ayat: Terjemahan: و أ س روا ق و ل ك م أ و اج ه ر وا ب ه إ ن ه ع ل يم ب ذ ات ال صد ور. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah: sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Adverbia segala dalam frasa nominal segala isi hati dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna menyatakan jumlah untuk keseluruhan, lebih khususnya menyatakan tidak ada kecuali. Berdasarkan hal tersebut, adverbia segala dalam klausa sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati adalah adverbia yang menerangkan frasa nominal isi hati yang terletak di samping kanan adverbia. Adverbia segala ini 184

203 menerangkan tentang jumlah yang tidak ada kecualinya terhadap frasa nominal isi hati. B. Pembahasan 1. Makna Adverbia Penanda Aspek Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap makna adverbia penanda aspek, dapat diketahui bahwa terdapat enam makna adverbia penanda aspek yang terdapat pada teks terjemahan Alquran (TTA). a. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung. Makna pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung ini ditandai dengan adverbia akan dan insya Allah akan. Adverbia akan terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):235, Almaidah (5):13, Almaidah (5):101, Alan aam (6):93, Alan aam (6):108, Alan aam (6):151, Ala raf (7): , Ala raf (7):164, Yunus (10):99-100, Alkahfi (18):23-24, Alkahfi (18):23-24, Annur (24):53, Faathir (35):10, Sad (38):26, Sad (38):26, Azzukhruf (43):89, Aljasiyah (45):6, Alakhqaf (46):17, Alakhqaf (46):31-32, Alfath (48):11, Almujadalah (58):9, dan satu lagi data juga di Q.S. Almujadalah (58):9, sedangkan adverbia insya Allah akan terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):

204 b. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat pada proses permulaan berlangsungnya. Makna ini ditandai dengan adverbia barulah yang terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):71. c. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung. Makna ini ditandai dengan adverbia sedang yang terdapat pada Q.S. Almaidah (5):101. d. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Makna ini ditandai dengan adverbia masih, belum, dan belum pernah. Makna menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai dengan penanda masih terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):70. Untuk makna menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai dengan penanda belum terdapat pada data Q.S. Annisaa (4):5 dan Almaidah (5):41, sedangkan makna menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai dengan penanda belum pernah terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):71 dan Almaidah (5):41. e. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung. Makna ini ditandai dengan adverbia telah dan sudah. Makna menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai dengan penanda telah ini terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):31-32, Albaqarah (2):40, Ali Imran (3):118, Ali Imran 186

205 (3):118, Almaidah (5):41, Almaidah (5):63, Alan aam (6):93, Hud (11):69, Ibrahim (14):24-26, Alisraa (17):23, Annur (24):63, Saba (34):23, Saba (34):23, Saba (34):23, Alakhqaf (46):15, Alakhqaf (46):15, Muhammad (47):21, Alhujurat (49):2-3, dan Almujadalah (58):9, sedangkan makna menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai dengan penanda sudah terdapat pada data Q.S. Almaidah (5):41 dan Annur (24):53. f. Menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Makna ini ditandai dengan adverbia selalu yang semuanya terdapat pada data Q.S. Alan aam (6):93. Makna adverbia penanda aspek pada TTA seperti yang telah dibahas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Makna Adverbia Penanda Aspek pada TTA NO ADVERBIA PENANDA ASPEK Makna Aspek Adverbia Jumlah Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat pada proses permulaan berlangsungnya Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai 187 akan Insya Allah akan baru sedang belum belum pernah masih 22 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah

206 Tabel 4.6 lanjutan NO. 5 6 ADVERBIA PENANDA ASPEK Makna Aspek Adverbia Jumlah Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung Menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat Jumlah telah sudah selalu 19 buah 2 buah 3 buah 54 buah Dikaitkan dengan penelitian terdahulu, terutama tentang makna adverbia, makna adverbia verba dalam bahasa Jawa pada cerbung Ngonceki Impen yang disampaikan oleh Mudrikah (2015) ternyata terdapat adanya kesamaan dengan hasil penelitian ini walaupun dengan penyebutan yang berbeda. Misalnya menyebut makna pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung dengan sebutan makna keakanan, menyebut makna suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung dengan sebutan makna keberlangsungan, menyebut makna suatu pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung dengan sebutan makna keusaian, serta menyebut makna kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, atau keadaan dengan sebutan makna keberulangan. Perbedaannya adalah bahwa untuk makna adverbia aspek yang menyatakan suatu pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai tidak disebutkan secara khusus pada penelitian Mudrikah 188

207 ini. Padanan dalam bahasa Jawa untuk adverbia belum maupun masih tidak disebutkan dalam penelitiannya. Makna adverbia dalam bahasa Jawa yang sering muncul pada cerbung Ngonceki Impen yang diteliti oleh Mudrikah ini adalah makna keakanan (arep, bakal, badhe, dll), makna keusaian (wis, mau, nate, mentas, dll.), dan makna keberulangan (kerep, tansah, asring), sedangkan makna adverbia penanda aspek yang sering muncul pada penelitian ini adalah makna yang menunjukkan pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung (akan, insya Allah akan) dan makna yang menyatakan suatu pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung (telah, sudah). Selanjutnya, hasil penelitian ini bisa juga diperbandingkan dengan hasil penelitian yang lain, yaitu penelitian Devi (2014) yang berjudul Adverbia pada Artikel Opini Kompas dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Pada penelitian Devi ini didapatkan adanya penggunaan adverbia penanda aspek pada artikel Opini Kompas. Untuk adverbia penanda aspek yang sering muncul adalah adverbia yang bermakna perfektif yang ditandai dengan adverbia sudah dan telah, sedangkan makna adverbia penanda aspek yang sering muncul pada penelitian ini adalah makna yang menunjukkan pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung (akan, insya Allah akan) dan makna yang menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung (telah, sudah). Dua macam makna adverbia yang sering muncul pada TTA ini bisa dimaknai bahwa sesuatu 189

208 yang sudah terjadi dan juga sesuatu yang akan terjadi merupakan pelajaran, petunjuk, ataupun peringatan dari Allah yang pasti nyata. Berikutnya, jika dibandingkan dengan penelitian Darjat (2009) yang menganalisis kala dan aspek dalam bahasa Jepang, aspek yang terdapat dalam novel Tokyo Fusen Nikki adalah aspek perfektif, kontinuatif, dan resultatif. Aspektualitas dalam bahasa Jepang ada yang diambil dari bentuk morfologis dengan konjugasi kata kerja bentuk ~te atau stem dari kata kerja bentuk ~masu. Selain itu pembentukan aspek juga melalui gabungan dua verba. Sementara pada penelitian ini, penanda aspeknya berupa adverbia. Pada perbandingan berikutnya, penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Akil (2009) tentang aspek, adverbia waktu, dan kala bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Pada bahasa Inggris aspek diungkapkan dengan bentuk kata kerja tertentu (participles) atau kata kerja bantu, sedangkan dalam bahasa Indonesia aspek dinyatakan dengan kata kata tertentu yang disebut partikel, seperti kata masih, sedang, sudah, dan telah. Penelitian Akil relevan dengan penelitian ini karena penanda aspek yang dituliskan dalam penelitian Akil relevan dengan adverbia penanda aspek yang terdapat pada data penelitian ini. 2. Makna Adverbia Penanda Sangkalan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, bisa didapatkan dua makna yang berbeda dari adverbia-adverbia penanda sangkalan yang terdapat pada teks terjemahan Alquran (TTA). Kedua makna tersebut adalah makna pengingkaran atau penyangkalan dan makna penyamaan. 190

209 Makna pengingkaran atau penyangkalan ditandai dengan adverbia tidak, tidak pula, tidak akan, tidak hendak, tak, tiada, bukan, tanpa, dan tidak...-nya. Untuk makna penyamaan ditandai oleh adverbia tidak lain hanyalah. Semua adverbia penanda sangkalan ini terletak sebelum kategori yang diingkarinya. Makna adverbia penanda sangkalan yang berupa pengingkaran atau penyangkalan mengandung arti bahwa adverbia penanda sangkalan yang ada merupakan adverbia yang menyangkal atau mengingkari akan kategori yang didampinginya. Kategori yang didampingi tersebut bisa berupa verba, adjektiva, preposisi, dan nomina. Hal ini dapat dilihat berturut-turut misalkan pada data tidak bercacat pada Q.S. Albaqarah (2:71), tidak benar pada Q.S. Alan aam (6:93), tidak pula kepada kitab yang sebelumnya pada Q.S. Saba (34:31), dan tanpa pengetahuan pada Q.S. Alan aam (6:108). Secara lebih lengkap data tentang adverbia sangkalan yang bermakna pengingkaran atau penyangkalan terdapat pada data sebagai berikut. Makna adverbia sangkalan yang berupa pengingkaran atau penyangkalan dengan penanda tidak terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):31-32, Albaqarah (2):44, Albaqarah (2):71, Albaqarah (2):71, Albaqarah (2):71, Albaqarah (2):83, Albaqarah (2):235, Annisaa (4):46, Annisaa (4):46, Annisaa (4):46, Almaidah (5):13, Almaidah (5):63, Alan aam (6):93, Alan aam (6):93, Alan aam (6):112, Alan aam (6):152, Ala raf (7): , Attaubah (9):31-32, Attaubah (9):31-32, Attaubah (9):31-32, Yunus (10):99-100, Yunus (10):99-100, Hud (11):69, Ibrahim 191

210 (14):24-26, Annur (24):12, Annur (24):15-18, Annur (24):15-18, Annur (24):15-18, Annur (24):15-18, Alfurqan (25):22, Alahzab (33):32, Saba (34):31, Aljasiyah (45):7-8, Alakhqaf (46):31-32, Alakhqaf (46):31-32, Alakhqaf (46):31-32, Muhammad (47):21, Alfath (48):11, Alhujurat (49):2-3, Alhujurat (49):2-3, Alhujurat (49):4-5, Alhujurat (49):6, Alhujurat (49):11, Almujadalah (58):9, dan Assaff (61):2-3. Untuk makna adverbia sangkalan yang berupa pengingkaran atau penyangkalan dengan penanda tidak pula terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):71 dan Saba (34):31. Selanjutnya, makna adverbia sangkalan yang bermakna pengingkaran atau penyangkalan ditandai dengan adverbia tidak akan. Hal ini bisa dilihat pada data Q.S. Almaidah (5):41, Saba (34):31, dan Alakhqaf (46): Berikutnya adalah dengan penanda tidak hendak. Makna adverbia sangkalan dengan penanda tidak hendak ini terdapat pada data Almaidah (5):41. Makna adverbia sangkalan yang berupa pengingkaran atau penyangkalan dengan penanda tak terdapat pada data Q.S.Yusuf (12):92. Selanjutnya makna adverbia sangkalan yang berupa pengingkaran atau penyangkalan dengan penanda tiada terdapat pada data Alanbiya (21):45, Saba (34):23, Almujadalah (58):9, Almujadalah (58):9, dan Assaff (61):2-3. Berikutnya untuk makna adverbia sangkalan yang berupa pengingkaran atau penyangkalan ditandai dengan adverbia bukan dan tanpa. Makna adverbia sangkalan berupa pengingkaran atau penyangkalan yang ditandai dengan adverbia bukan terdapat pada data 192

211 Q.S. Almaidah (5):41 dan Almujadalah (58):9. Untuk makna adverbia sangkalan pengingkaran atau penyangkalan yang ditandai dengan penanda tanpa terdapat pada data Q.S. Alan aam (6):108 dan Alhujurat (49):6, sedangkan untuk makna adverbia sangkalan pengingkaran atau penyangkalan yang ditandai dengan adverbia tidak...-nya terdapat pada data Q.S. Ali Imran (3):118. Makna adverbia penanda sangkalan yang kedua yang terdapat dalam TTA adalah makna penyamaan. Makna penyamaan ini muncul pada data Q.S. Alakhqaf (46):17 dengan penandanya berupa adverbia tidak lain hanyalah. Adverbia tidak lain hanyalah ini bisa dikatakan mempunyai makna yang cukup unik. Dikatakan unik karena sebenarnya adverbia ini merupakan adverbia penanda sangkalan, namun arti yang dimunculkannya justru menunjukkan makna kesamaan. Adverbia tidak lain hanyalah dalam klausa Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu belaka dalam surat Alakhqaf (46):17 menyatakan adanya perilaku menyamakan antara apa yang ada dalam subjek (Ini) dengan kategori yang berada setelah adverbia, yaitu frasa nominal dongeng orang-orang yang dahulu. Makna adverbia penanda sangkalan pada TTA seperti yang telah dibahas di atas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. 193

212 NO. Tabel 4.7 Makna Adverbia Penanda Sangkalan pada TTA ADVERBIA PENANDA SANGKALAN Makna Adverbia 1 pengingkaran/ penyangkalan tidak tidak pula tidak akan Adverbia tidak hendak tak tiada bukan tanpa tidak...-nya Jumlah 44 buah 2 buah 3 buah 1 buah 1 buah 5 buah 2 buah 2 buah 1 buah 2 penyamaan tidak lain hanyalah 1 buah Jumlah 62 buah Hasil penelitian tentang makna adverbia sangkalan pada TTA ini jika dikaitkan dengan penelitian-penelitian terdahulu ternyata tidak ada kesamaannya. Ketidaksamaan ini dikarenakan hasil penelitian-penelitian terdahulu tersebut tidak ada yang membahas ataupun menghasilkan makna adverbia yang berupa sangkalan. Namun, jika dikaitkan dengan teori Chaer (2015:50-52) tentang adverbia sangkalan, terdapat adanya makna yang berbeda. Adverbia sangkalan dalam Chaer tersebut hanya disebutkan contoh-contoh yang berupa bentuk tunggal. Adapun makna adverbia sangkalan yang ditimbulkannya kesemuanya berupa makna pengingkaran atau penyangkalan terhadap kategori yang didampinginya, sedangkan dalam penelitian ini ditemukan makna adverbia sangkalan yang berupa makna penyamaan. Makna adverbia sangkalan yang berupa penyamaan 194

213 ini ditandai oleh adverbia bentuk gabungan berupa tidak lain hanyalah. Adverbia sangkalan tidak lain hanyalah ini digunukan untuk menyamakan sesuatu yang disebutkan sebelum adverbia dengan kategori yang terletak di samping kanan adverbia. 3. Makna Adverbia Penanda Jumlah Setelah dilakukan analisis data, bisa didapatkan dua makna yang berbeda dari adverbia-adverbia penanda jumlah yang terdapat pada teks terjemahan Alquran (TTA). Makna yang pertama adalah makna yang menyatakan jumlah untuk sebagian. Makna yang pertama ini ditandai oleh adverbia jumlah sedikit, sebagian, sebahagian, dan banyak. Untuk makna adverbia penanda jumlah yang kedua adalah makna yang menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Makna yang kedua ini ditandai oleh adverbia jumlah sekalian, semua, seluruh, semua... seluruhnya, dan segala. Untuk data makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk sebagian dapat dirinci sebagai berikut. Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk sebagian dengan penanda sedikit bisa dilihat pada data Q.S. Albaqarah (2):79, Almaidah (5):13, Annur (24):15-18, dan Almujadalah (58):9. Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk sebagian dengan penanda sebagian bisa dilihat pada data Q.S. Annisaa (4):8, Annisaa (4):150, Annisaa (4):150, Almaidah (5):13, Alan aam (6):112, Alan aam (6):112, Annur (24):63, Annur (24):63, Saba (34):31, Saba (34):31, dan Azzukhruf (43):63. Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk sebagian dengan penanda 195

214 sebahagian terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):83, dan dua data pada Q.S. Alhujurat (49):2-3. Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk sebagian dengan penanda banyak bisa dilihat pada dua data di Q.S. Aljasiyah (45):7-8. Adverbia jumlah dengan penanda sedikit menyatakan bahwa jumlah yang diterangkan adalah jumlah yang kurang atau tidak banyak, sedangkan adverbia jumlah dengan penanda banyak menyatakan bahwa jumlah yang disebutkan adalah jumlah yang lebih. Untuk adverbia jumlah dengan penanda sebagian dan sebahagian menyatakan jumah yang cuma satu bagian saja dari sesuatu yang utuh tanpa diketahui apakah itu menyatakan jumlah yang lebih atau yang kurang. Untuk data makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk keseluruhan dapat dirinci sebagai berikut. Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk keseluruhan dengan penanda sekalian bisa dilihat pada data Q.S. Alanbiya (21):45 dan Alahzab (33):32. Untuk makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk keseluruhan dengan penanda semua terdapat pada data Q.S. Yunus (10):99-100, Faathir (35):10 dan Assyura (42):15. Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk keseluruhan dengan penanda semua... seluruhnya bisa dilihat pada data Q.S. Yunus (10): Untuk makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna jumlah untuk keseluruhan dengan penanda segala terdapat pada data Q.S. Annisaa (4):135, Annisaa (4):171, dan Almulk (67):

215 Makna adverbia penanda jumlah pada TTA seperti yang telah dibahas di atas dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini. NO. Tabel 4.8 Makna Adverbia Penanda Jumlah pada TTA ADVERBIA PENANDA SANGKALAN Makna Adverbia 1 jumlah untuk sebagian 2 jumlah untuk keseluruhan Jumlah sedikit sebagian Adverbia sebahagian banyak sekalian semua semua... seluruhnya seluruh segala Jumlah 4 buah 11 buah 3 buah 2 buah 2 buah 3 buah 1 buah 1 buah 3 buah 30 buah Jika dikaitkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, peneliti hanya menemukan satu kesamaan makna adverbia yang menyatakan jumlah. Kesamaan itu bisa ditemukan pada penelitian Mudrikah (2015) tentang makna adverbia verba dalam bahasa Jawa pada cerbung Ngonceki Impen. Pada hasil penelitian Mudrikah ini, salah satu makna adverbia yang terdapat dalam cerbung Ngonceki Impen adalah makna kuantitatif. Makna kuantitatif ini ditandai antara lain dengan kata kabeh semua dan okeh banyak. Teori yang dikemukakan oleh Alwi, dkk. tentang makna adverbia salah satunya juga menyebutkan tentang adverbia kuantitatif. Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang 197

216 berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup (2003:204). Selanjutnya, hasil penelitian ini juga akan diperbandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu tentang adverbia. Jika dibandingkan dengan penelitian Cristiana (2008) yang menganalisis adverbia verba bahasa Rusia, jelas terdapat perbedaan. Walaupun dalam penelitian Cristiana ini juga diteliti tentang makna, namun makna yang diteliti adalah makna adverbia verbanya, sedangkan makna yang diteliti dalam penelitian ini adalah makna adverbia sebagai kategori penanda aspek, sangkalan, dan jumlah. Jika dibandingkan dengan penelitian Marliah (2009), jelas terdapat perbedaan karena dalam penelitian Marliah ini yang menjadi fokus adalah adverbial, bukan adverbia, sedangkan penelitian ini memfokuskan pada makna adverbia. Perbedaan antara adverbia dan adverbial adalah, adverbia mengacu pada kategori sintaksis, sedangkan adverbial mengacu pada fungsi sintaksis dari suatu klausa. Selanjutnya, dibandingkan dengan penelitian Maumina (2014), terdapat kesamaan dalam fokus penelitian yaitu tentang makna adverbia. Namun, pada penelitian Maumina ini, adverbia yang diteliti maknanya adalah dua adverbia yang memiliki kesinoniman, yaitu taihen dan totemo. Kedua adverbia ini merupakan adverbia (fukushi) dalam bahasa Jepang. Berbeda dengan penelitian Maumina, penelitian ini tidaklah mencari perbedaan kandungan makna yang terdapat dalam dua ataupun beberapa adverbia yang bersinonim, namun mencari makna dari masing-masing adverbia penanda aspek, sangkalan, maupun jumlah. 198

217 Penelitian yang lain tentang adverbia adalah penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2012). Penelitian Damayanti ini memfokuskan pada struktur dan makna adverbia pada novel karya Andrea Hirata. Perbedaannya dengan penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini adalah pada penelitian Damayanti, adverbia yang diteliti berupa adverbia penanda modalitas, sedangkan adverbia yang diteliti pada penelitian ini adalah adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumlah. Penelitian tentang adverbia berikutnya adalah penelitian Rajabova (2014) tentang modifikator adverbial tujuan pada bahasa Inggris dan bahasa Azerbaijan. Pada penelitian Rajabova ini, diteliti tentang persamaan dan perbedaan dalam sistem fonetik kata-kata yang menunjukkan modifikator adverbial tujuan dalam kedua bahasa. Selain itu diteliti juga dampak posisi modifikator adverbia tujuan yang berbeda dari kedua bahasa yang diteliti. Berbeda dengan penelitian Rajabova, penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini tidak memfokuskan pada modifikator adverbia, melainkan terfokus pada makna adverbianya. Jadi, jelas terlihat perbedaan fokus penelitiannya walaupun sama-sama meneliti tentang adverbia. Selanjutnya, penelitian tentang adverbia juga dilakukan oleh Xu (2012) yang membandingkan penggunaan adverbial konjungsi antara peeserta didik EFL Cina dengan penutur asli. Dibandingkan dengan penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini, terdapat perbedaan pada fokus penelitian. Penelitian Xu memfokuskan penelitian pada adverbial konjungsi, sedangkan pada penelitian ini fokus penelitiannya adalah 199

218 adverbia bukan sebagai konjungsi, tetapi sebagai kata keterangan terhadap kategori yang didampinginya. Pada penelitian Xu, adverbia berfungsi sebagai konjungsi yang bisa menghubungkan kalimat, paragraf, maupun teks yang lebih besar lagi cakupannya. Untuk posisi adverbial konjungsi pada penelitian Xu juga menjadi fokus penelitian. Sebagaimana makna yang dimiliki oleh adverbia penanda aspek, sangkalan, maupun jumlah pada TTA, adverbial konjungsi juga memiliki fungsi semantik. Fungsifungsi semantik tersebut adalah listing, sumatif, apositif, resultif, kontrastif, dan transisi. Penelitian lain tentang adverbia adalah penelitian Kiss (ed.) dan Katalin E (2009). Penelitian Kiss ini bertujuan untuk menginvestigasi perilaku sintaksis dan semantik pada konstituen tambahan kata keterangan (adverbial) dan kata keterangan pada bahasa Hungaria. Distribusi sintaksis adverbia dalam penelitian ini sangat diperhatikan. Berbeda dengan penelitian Kiss yang mengutamakan distribusi kata keterangan, penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini tidak memfokuskan pada distribusi adverbia dalam kalimat, melainkan terfokus pada makna adverbianya. Penelitian oleh Wiechmann, Daniel dan Elmakerz (2013) tentang adverbia dalam bahasa Inggris juga memiliki perbedaan fokus kajian. Pada penelitian Wiechmann, Daniel dan Elmakerz ini, fokus kajiannya adalah tentang posisi klausa adverbial yang diperbolehkan dalam bahasa Inggris. Dari sini dapat diketahui bahwa adverbia yang diteliti posisinya adalah adverbia yang berfungsi sebagai konjungsi dalam klausa bawahan pada kalimat kompleks. Dengan demikian, jelas terdapat perbedaan dengan 200

219 penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini. Adverbia pada penelitian ini bukanlah adverbia yang berfungsi sebagai konjungsi, melainkan adverbia yang berfungsi menerangkan kata yang didampingi. Kajian lainnya tentang adverbial dilakukan oleh Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow (2007) yang melibatkan pluralitas. Pada penelitian ini diteliti kalimat yang mengandung adverbia yang berindikasi memiliki semantik pluraksional. Istilah pluraksionalitas digunakan untuk pembagian eventualitas lebih besar ke subeventualitas yang lebih kecil. Jadi, dalam penelitian Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow ini, fokus penelitiannya terletak pada adverbia yang memiliki semantik pluraksional. Jika dibandingkan antara penelitian Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow dengan penelitian tentang makna adverbia pada TTA, terdapat adanya kemiripan maupun perbedaan. Kemiripannya adalah kedua penelitian tersebut sama-sama membahas tentang makna yang ditimbulkan dari sebuah adverbia. Perbedaannya adalah makna pada penelitian Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow tersebut adalah makna pluraksional yang ditimbulkan dari suatu adverbia, sedangkan makna yang dimaksudkan dalam penelitian pada TTA merupakan makna leksikal dari adverbia yang diteliti. Jadi, penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini bukanlah makna pluraksional sebagaimana makna yang terdapat pada penelitian Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow. 201

220 4. Implementasi Hasil Penelitian Makna Adverbia Penanda Aspek, Adverbia Penanda Sangkalan, dan Adverbia Penanda Jumlah pada Teks Terjemahan Alquran (TTA) sebagai Materi Ajar pada Sekolah Menengah Pertama Pada pembahasan mengenai implementasi hasil penelitian sebagai materi ajar ini, penulis lebih memilih untuk mengimplementasikan hasil penelitian ini sebagai materi ajar pada sekolah menengah pertama (SMP) kelas VII yang melaksanakan kurikulum Penulis memilih kelas VII karena pada tahun pelajaran 2016/2017 ini baru kelas VII inilah yang telah melaksanakan hasil revisi kurikulum tahun 2016, terutama pada Kompetensi Dasar (KD). Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24 Tahun 2016, terdapat masingmasing enam belas Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI) 3 dan Kompetensi Inti (KI) 4. Kompetensi Inti (KI) pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Hasil penelitian tentang adverbia ini bisa diimplementasikan sebagai materi ajar pada KI 3, yaitu memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian 202

221 tampak mata, sedangkan untuk kompetensi dasarnya adalah KD 3.14, yaitu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar. Menelaah adalah kegiatan memelajari atau mengkaji. Dalam kaitannya dengan implementasi hasil penelitian ini, puisi rakyat yang ditelaah adalah bentuk gurindam. Kompetensi inti dan komptensi dasar yang telah disebutkan di atas bisa memuat materi pelajaran tentang penggunakan adverbia sebagai pembentuk frasa untuk mengisi salah satu fungsi dalam kalimat tunggal maupun kalimat majemuk. Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti mula-mula atau perumpamaan. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Gurindam merupakan puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya. Gurindam memiliki ciri-ciri (a) terdiri atas dua baris dalam sebait, (b) tiap baris memiliki jumlah kata sekitar kata, (c) tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya, (d) merupakan satu kesatuan yang utuh, (e) baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian, (f) baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua), dan (g) isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara. Sebagai bekal dalam menelaah struktur dan aspek kebahasaan pada gurindam ini ada beberapa kemampuan kebahasaan yang harus 203

222 dikuasai. Pada buku siswa Bahasa Indonesia kelas VII (2016: ) dijelaskan tentang kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai tersebut. Kemampuan-kemampuan kebahasaan tersebut adalah penguasaan tentang kalimat perintah, kalimat saran, kalimat ajakan, kalimat seru, dan kalimat larangan. Selain itu, terdapat pula kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat, yaitu kata penghubung tujuan, kata penghubung sebab, kata penghubung akibat, dan kata penghubung syarat. Berikutnya adalah pengetahuan tentang kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Pengetahuan tentang kalimat tungggal dan khususnya tentang kalimat mejemuk merupakan unsur yang penting ketika siswa menganalisis aspek kebahasaan dalam gurindam. Jika dilihat tiap bait pada gurindam yang terdiri dari dua baris itu, kita bisa melihat bahwa hampir semua bait pada gurindam itu menunjukkan penggunaan kalimat majemuk bertingkat. Baris pertama berupa kalimat tunggal dan baris kedua juga merupakan kalimat tunggal. Jika kedua kalimat tungggal itu digabungkan, maka akan membentuk sebuah kalimat majemuk bertingkat. Contoh gurindam di bawah ini diambil dari buku siswa Bahasa Indonesia kelas VII tahun 2016 halaman Kata-kata yang digarisbawahi merupakan kata keterangan atau adverbia. Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan 204

223 Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Salah satu cara dalam menelaah gurindam adalah dengan memerhatikan jenis kalimat yang digunakan dalam gurindam tersebut. Berikut ini dituliskan sebuah contoh menelaah gurindam yang diambil dari buku siswa Bahasa Indonesia kelas VII tahun 2016 halaman 182. Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Penelaahan: Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat (larik 1 apabila...) dan pada larik 2 kondisi/ keadaan jika syarat dilakukan. 205

224 Berdasarkan telaah tersebut, dapat diketahui bahwa jenis kalimat yang digunakan adalah kalimat majemuk bertingkat dengan hubungan syarat. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek dan satu predikat, sedangkan kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/ sederajat. Fungsi-fungsi dalam sebuah kalimat bisa berupa kata ataupun frasa. Sebuah frasa bisa terbentuk dengan menambahkan adverbia pada kata intinya. Pada baris kedua gurindam di atas dapat dilihat bahwa terdapat frasa tak akan merugi yang menduduki fungsi predikat. Frasa tak akan merugi terbentuk dari kata inti merugi yang merupakan kata kerja (verba) dan mendapat tambahan adverbia sangkalan tak akan di depannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh telaah gurindam. 1) Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Penelaahan: Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan kalimat perintah dengan tujuan/ harapan seperti yang terdapat pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan. Larik 2 merupakan tujuan dari apa yang disebutkan pada larik 1. Pada larik 2 bisa dilihat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat. Frasa tersebut adalah frasa verbal tidak hidup. Frasa tidak hidup ini terdiri dari 206

225 kata inti hidup yang berupa verba yang mendapat tambahan adverbia sangkalan tidak di depannya. 2) Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Penelaahan: Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 2 merupakan sebab atau alasan sehingga kalimat perintah seperti pada larik 1 ada. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab. Larik 2 merupakan sebab dari apa yang disebutkan pada larik 1. Pada larik 2 bisa dilihat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat. Frasa tersebut adalah frasa verbal tidak akan kembali. Frasa tidak akan kembali ini terdiri dari kata inti kembali yang berupa verba yang mendapat tambahan adverbia sangkalan tidak akan di depannya. 3) Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Penelaahan: Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat. Larik 1 merupakan syarat terjadinya sesuatu yang disebutkan pada larik 2. Pada larik 2 gurindam tersebut bisa dilihat bahwa terdapat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat. Frasa tersebut adalah frasa verbal hilanglah sudah. Frasa hilanglah sudah 207

226 ini terdiri dari kata inti hilang yang berupa verba (dengan penambahan partikel lah) untuk selanjutnya mendapatkan tambahan adverbia aspek sudah di belakangnya. 4) Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Penelaahan: Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat. Larik 1 merupakan syarat terjadinya sesuatu yang disebutkan pada larik 2. Pada larik 2 gurindam tersebut bisa dilihat bahwa terdapat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat. Frasa tersebut adalah frasa verbal hilanglah semua. Frasa hilanglah semua ini terdiri dari kata inti hilang yang berupa verba (dengan penambahan partikel lah) untuk selanjutnya mendapatkan tambahan adverbia jumlah semua di belakangnya. Berdasarkan contoh-contoh telaah gurindam di atas, bisa disimpulkan bahwa frasa yang terjadi dari penambahan adverbia terhadap kata inti bisa menduduki suatu fungsi dalam kalimat yang digunakan pada gurindam. Dalam hal ini fungsi yang paling umum adalah fungsi predikat. Jadi, pemahaman tentang adverbia ini sangat bermanfaat ketika mengidentifikasi kalimat-kalimat ke dalam fungsinya. Sebuah fungsi tidak selalu diduduki oleh satu kata saja. Sebuah fungsi bisa diduduki oleh sebuah frasa, dan sebuah frasa bisa terjadi dengan adanya 208

227 penambahan adverbia terhadap kata intinya. Dengan pemahaman tentang kalimat, entah itu kalimat tunggal maupun kalimat majemuk, tentu sangat bermanfaat ketika peserta didik akan menelaah puisi rakyat, khususnya gurindam. 209

228 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai makna adverbia penanda aspek, penanda sangkalan, dan penanda jumlah yang terdapat dalam teks terjemahan Alquran (TTA), ada empat hal yang dapat dituliskan pada simpulan ini. 1. Makna adverbia penanda aspek yang terdapat pada TTA ada enam macam. a) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung. Makna ini ditandai oleh adverbia akan dan insya Allah akan. b) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat pada proses permulaan berlangsungnya. Makna ini ditandai oleh adverbia baru. c) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung. Makna ini ditandai oleh adverbia sedang. d) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai. Makna ini ditandai oleh adverbia belum, belum pernah, dan masih. e) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung. Makna ini ditandai oleh adverbia telah dan sudah. 210

229 f) Menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Makna ini ditandai oleh adverbia selalu. 2. Makna adverbia penanda sangkalan yang terdapat pada TTA ada dua macam. a) Makna pengingkaran atau penyangkalan. Makna ini ditandai oleh adverbia tidak, tidak pula, tidak akan, tidak hendak, tak, tiada, bukan, tanpa, dan tidak...-nya. b) Makna penyamaan. Makna ini ditandai oleh adverbia tidak lain hanyalah. 3. Makna adverbia penanda jumlah yang terdapat pada TTA ada dua macam. a) Makna yang menyatakan jumlah untuk sebagian. Makna ini ditandai oleh adverbia sedikit, sebagian, sebahagian, dan banyak. b) Makna yang menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Makna ini ditandai oleh adverbia sekalian, semua, semua... seluruhnya, seluruh, dan segala. 4. Hasil penelitian mengenai makna adverbia ini bisa diimplementasikan sebagai materi ajar pada kelas VII sekolah menengah pertama (SMP) yang melaksanakan kurikulum Adapun implementasi tersebut dilaksanakan pada Kompetensi Inti (KI) 3 pada Kompetensi Dasar (KD) 3.14 yaitu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar. 211

230 B. Implikasi Berdasarkan pada pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, hasil penelitian mengenai makna adverbia pada teks terjemahan Alquran (TTA) ini memiliki setidaknya dua dampak penting. Hasil penelitian ini menambah khazanah tentang hasil penelitian kebahasaan yang telah dilakukan, khususnya yang berobjek TTA. Dalam bidang pengajaran kebahasaan di sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan ketika mengidentifikasi ataupun menguraikan fungsi-fungsi sebuah kata atau frasa dalam sebuah kalimat. C. Saran Setelah selesainya penelitian ini, penulis dapat menyampaikan dua hal. 1. Penulis berharap akan adanya penelitian mengenai adverbia, khususnya adverbia pada teks terjemahan Alquran (TTA) sehingga dapat melengkapi maupun mengoreksi kajian yang telah dikemukakan dalam tesis ini. 2. Bagi guru bahasa Indonesia diharapkan dapat mengajarkan sintaksis lebih dalam sehingga siswa dapat memahami kategori, fungsi, dan makna dalam bidang kajian sintaksis, khususnya tentang adverbia. 212

231 DATAR PUSTAKA Agustinova, Danu Eko Memahami Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktik). Yogyakarta: Calpulis. Alwi, Hasan, dkk Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Aminudin Semantik (Pengantar Studi tentang Makna). Bandung: Sinar Baru. Aziz, E. Aminudin Theorizing Linguistic Politeness in Indonesian Society. In Linguistik Indonesia. Tahun ke-21, Nomor 2. Agustus. pp Beck, Sigrid dan Arnim Von Stechow Pluractional Adverbials. Journal of Semantics 24: doi: /jos/ffm003 Advance Access publication May 17, Chaer, Abdul Kajian Bahasa (Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran). Jakarta: Rineka Cipta. Cristiana, Davidescu Adverbia Verba Bahasa Rusia Dan Pengungkapan Maknanya dalam Bahasa Indonesia. Sosiohumaniora, Vol. 10, No. 1, Maret 2008 : Damayanti, Tia Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna. Universitas Padjajaran. Devi, Ade Anggraini Kartika, Wini Tarmini, Karomani Adverbia pada Artikel Opini Kompas dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, Pembelajarannya). April Hal Djajasudarma, T. Fatimah Semantik 2 : Pemahaman Ilmu dan Makna. Bandung: Refika Aditama. Hidayat, Asep Ahmad Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda. Bandung: Remaja Rosdakarya. 213

232 Kemdikbud Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII (Edisi Revisi 2016). Kiss (ed.), Katalin E Adverbs and Adverbial Adjuncts at The Interfaces (Interface Explorations 20). Berlin: Mouton de Gruyter, Pp. viii+377. J. Linguistics 47 (2011). doi: /s f Cambridge University Press. Krantz, Laurie R;Leonard, Laurence B The Effect of Temporal Adverbials on Past Tense Production by Children With Specific Language Imp Journal of Speech, Language, and Hearing Research; Feb 2007; 50, 1; ProQuest pg Kridalaksana, Harimurti Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Markhamah. 2003a. Gender dalam Terjemahan Ayat-ayat Quran tentang lakilaki dan Perempuan, Profetika, Desember Markhamah. 2003b. Persamaan Laki-laki dan Perempuan dalam Quran tentang Laki-laki dan Perempuan, Seminar Nasional Hasil Penelitian, Diadakan Balitbang Jateng, Desember Markhamah Pengembangan Konsep Partisipan Tutur dalam Teks Keagamaan. Laporan Penelitian Fundamental Tahun I Dibiayai oleh Dikti melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Markhamah Pengembangan Konsep Partisipan Tutur dalam Teks Keagamaan. Laporan Penelitian Fundamental Tahun II Dibiayai oleh Dikti melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Markhamah dan Atiqa Sabardila Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Markhamah dan Atiqa Sabardila Keselarasan Fungsi, Kategori, dan Peran dalam Teks Terjemahan Al Quran. Laporan Penelitian Hibah 214

233 Kompetensi. Dibiayai oleh Dikti melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Markhamah, Atiqa Sabardila, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri Pengembangan Materi Ajar dan Pembelajaran Sintaksis Berbasis Teks Terjemahan Al Quran. Laporan Penelitian Hibah Tim Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dibiayai oleh Dikti Tahun II Markhamah, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri Pengembangan Materi Ajar dan Pembelajaran Sintaksis Berbasis Teks Terjemahan Al Quran. Laporan Penelitian Hibah Tim Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dibiayai oleh Dikti Tahun II. Markhamah, Atiqa Sabardila, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri Pengembangan Materi Ajar dan Pembelajaran Sintaksis Berbasis Teks Terjemahan Al Quran. Laporan Penelitian Hibah Tim Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dibiayai oleh Dikti Tahun III. Markhamah dan Atiqa Sabardila Anaisis Kesalahan dan Karakteristik Bentuk Pasif. Surakarta: Muhammadiyah Univeristy Pess. Markhamah, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri. 2014a. Penggunaan Satuan Lingual Yang Mengandung Pronomina Persona pada Teks Terjemahn Alquran dan Hadis. Laporan Penelitian. Dibiayai oleh Dikti melalui Skim Hibah Tim Pascasarjana. Markhamah, Abdul Ngalim, Muhammad Muinudinilah Basri, Arini Dyah Rupa Murti Dampak Perubahan Bentuk terhadap Perubahan Kategori Pronomina Persona pada Teks Terjemahan Alquran. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional PIBSI ke-36 di Universitas Sanata Darma Yogyakarta 2-3 Oktober Markhamah, Abdul Ngalim, Muhammad Muinuddinilah Basri, Annisa Fuadillah Ramadhana. 2015a. Fungsi dan Perubahan Fungsi Satuan Lingual Berpronomina Persona III Pada Teks Terjemahan Alquran. 215

234 Maslamah Feminisme dalam Al Quran. Dalam Relasi Gender Dalam Islam. Surakarta: Pusat Studi Wanita STAIN Surakarta Press. Mudrikah, Siti Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus Jurnal Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Parera, J.D Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Prihandari, Ismi Struktur Frase Nomina Bahasa Jepang. Pena. Vol. 11 No Hal Rajabova, Aytan Arif Variation of the Word Denoting the Adverbial Modifier of Purpose as to the Position in the Simple Sentences (On the Materials of the English and Azerbaijani Languages) International Journal of English Linguistics; Vol. 4, No. 3; May 27, ISSN X E-ISSN Published by Canadian Center of Science and Education. Sabardila, Atiqa; Sangidu; Hindun, Andi Haris Prabawa; Adyana Sunanda Etika Berbahasa dalam Islam: Kajian secara Sosiolinguistik. Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahun I). Dibiayai DP2M Dikti, melalui LPPM, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sabardila, Atiqa; Sangidu; Hindun, Andi Haris Prabawa; Adyana Sunanda Etika Berbahasa dalam Islam: Kajian secara Sosiolinguistik. Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahun II). Dibiayai DP2M Dikti, melalui LPPM, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 216

235 Suhardi Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Sutopo, H.B Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Syamsudin A.R. dan Vismalia S. Damaianti Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tadjuddin, Moh Aspektualitas dalam Kajian Linguistik. Bandung: Alumni. Verhaar, J.W.M Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wiechmann, Daniel and Elma Kerz The Positioning of Concessive Adverbial Clauses in English: Assessing The Importance of Discourse-Pragmatic and Processing-Based Constraints1. English Language and Linguistics 17.1: C Cambridge University Press 2013 Xu, Yuting The Use of Adverbial Conjuncts of Chinese EFL Learners and Native Speakers Corpus-based Study. Theory and Practice in Language Studies, Vol. 2, No. 11, pp , November ACADEMY PUBLISHER Manufactured in Finland. 217

236 LAMPIRAN FOTO Uji Keabsahan Data pada Tanggal 9 Januari 2017 di Gedung Induk Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta Focus Group Discussion bersama Prof. Dr. Markhamah, M.Hum. pada Tanggal 16 Januari 2017 di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta 218

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak zaman dahulu, bahasa adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri

Lebih terperinci

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada jurusan Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) ISSN 2549-5607 The 1st International Conference on Language, Literature and Teaching MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) Muh. Wiyadi, Markhamah, Abdul Ngalim, dan Muh. Muinudinilah

Lebih terperinci

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KOLOM SURAT PEMBACA? DALAM HARIAN SUARA MERDEKA

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KOLOM SURAT PEMBACA? DALAM HARIAN SUARA MERDEKA INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KOLOM SURAT PEMBACA? DALAM HARIAN SUARA MERDEKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

JENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

JENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA JENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA Mu allimatin Najihah, Markhamah, Abdul Ngalim, dan Muh. Muinudinilah Basri Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN. Skripsi

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN. Skripsi ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

ADVERBIA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH DALAM TEKS TERJEMAH ALQURAN: KAJIAN FUNGSI DAN KATEGORI

ADVERBIA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH DALAM TEKS TERJEMAH ALQURAN: KAJIAN FUNGSI DAN KATEGORI ADVERBIA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH DALAM TEKS TERJEMAH ALQURAN: KAJIAN FUNGSI DAN KATEGORI TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI DAN MAKNA DENOTATIF KATA KERJA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH ALFAJR

PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI DAN MAKNA DENOTATIF KATA KERJA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH ALFAJR PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI DAN MAKNA DENOTATIF KATA KERJA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH ALFAJR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA WACANA HUMOR EDISI NOVEMBER 2011 SKRIPSI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA WACANA HUMOR EDISI NOVEMBER 2011 SKRIPSI ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA WACANA HUMOR LHA...DALAH! DALAM SURAT KABAR HARIAN JOGLOSEMAR EDISI NOVEMBER 2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam

Lebih terperinci

PENGISI PERAN SINTAKTIS SATUAN LINGUAL BERADVERBIA PENANDA JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

PENGISI PERAN SINTAKTIS SATUAN LINGUAL BERADVERBIA PENANDA JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN PENGISI PERAN SINTAKTIS SATUAN LINGUAL BERADVERBIA PENANDA JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN Markhamah 1), Abdul Ngalim 2), Muhammad Muinuddinillah Basri 3), 1 Program Studi Pengkajian Bahasa, Sekolah

Lebih terperinci

Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna

Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna Oleh Tia Damayanti* 180110080008 ABSTRAK Kalimat pada novel karya Andrea Hirata menunjukkan kemunculan adverbia

Lebih terperinci

KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS

KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Pendidikan Disusun Oleh: SHOFIYUDDIN

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY SKRIPSI

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY SKRIPSI TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF PADA TEKS BERITA POLITIK KOLOM POLITIK DAN HUKUM SURAT KABAR KOMPAS

MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF PADA TEKS BERITA POLITIK KOLOM POLITIK DAN HUKUM SURAT KABAR KOMPAS MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF PADA TEKS BERITA POLITIK KOLOM POLITIK DAN HUKUM SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2017 DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP KELAS VIII SKRIPSI

Lebih terperinci

PROSIDING SEMNAS KBSP V

PROSIDING SEMNAS KBSP V KATEGORI YANG DIMODIFIKATORI OLEH ADVERBIA PENANDA MODALITAS DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA Dini Nur ainy Gita Saputri Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN CAMPUR KODE PADA FILM JAGAD X CODE YANG DISUTRADARAI OLEH HERWIN NOVIANTO SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS PENGGUNAAN CAMPUR KODE PADA FILM JAGAD X CODE YANG DISUTRADARAI OLEH HERWIN NOVIANTO SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan ANALISIS PENGGUNAAN CAMPUR KODE PADA FILM JAGAD X CODE YANG DISUTRADARAI OLEH HERWIN NOVIANTO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TRANSFORMASI PENGGANTIAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

TRANSFORMASI PENGGANTIAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan TRANSFORMASI PENGGANTIAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat.

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah UTAMI RAHAYU

Lebih terperinci

PEMBALIKAN STRUKTUR KATA SEBAGAI GAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT DI DESA SEMEN KECAMATAN JATISRONO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMBALIKAN STRUKTUR KATA SEBAGAI GAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT DI DESA SEMEN KECAMATAN JATISRONO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMBALIKAN STRUKTUR KATA SEBAGAI GAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT DI DESA SEMEN KECAMATAN JATISRONO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014 Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014 Oleh: Siti Mudrikah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sitimudrikah645@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh: LOTARI

Lebih terperinci

ANALISIS PENULISAN TANDA BACA, HURUF KAPITAL, DAN KATA TIDAK BAKU PADA KARANGAN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS PENULISAN TANDA BACA, HURUF KAPITAL, DAN KATA TIDAK BAKU PADA KARANGAN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 ANALISIS PENULISAN TANDA BACA, HURUF KAPITAL, DAN KATA TIDAK BAKU PADA KARANGAN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen) TESIS

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen) TESIS KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti. Pertama, klasifikasi proposisi menurut hal yang menyungguhkan atau mengingkari kemungkinan atau

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SINONIMI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AN-NAHL

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SINONIMI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AN-NAHL ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SINONIMI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AN-NAHL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR

ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR Tesis Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DI SMP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DI SMP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TESIS PENGELOLAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DI SMP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI 2012 SKRIPSI

PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI 2012 SKRIPSI PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI 2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikann Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KATA MUBAZIR TEKS PENGALAMAN PRIBADI KARANGAN SISWA KELAS VII SMP

ANALISIS PENGGUNAAN KATA MUBAZIR TEKS PENGALAMAN PRIBADI KARANGAN SISWA KELAS VII SMP ANALISIS PENGGUNAAN KATA MUBAZIR TEKS PENGALAMAN PRIBADI KARANGAN SISWA KELAS VII SMP Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Progam Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEKS SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA KEDINASAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEKS SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA KEDINASAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEKS SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA KEDINASAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat tunggal bahasa Sula yang dipaparkan bahasan masaalahnya mulai dari bab II hingga bab IV dalam upaya

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYATAKAN FAKTA DAN OPINI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 MASARAN SKRIPSI

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYATAKAN FAKTA DAN OPINI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 MASARAN SKRIPSI KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYATAKAN FAKTA DAN OPINI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 MASARAN SKRIPSI Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Progam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA ASING PADA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN MEI 2010 SKRIPSI

INTERFERENSI BAHASA ASING PADA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN MEI 2010 SKRIPSI INTERFERENSI BAHASA ASING PADA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagiaan Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progdi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN TESIS

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN TESIS PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah KESALAHAN STRUKTUR DAN PEMAKAIAN KATA PADA TUTURAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TKIT AMANAH UMMAH 3 DUWET KECAMATAN WONOSARI DAN TK ABA JAMBU KULON KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER TESIS Diajukan Kepada Program Studi Pengkajian Bahasa Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

IKLAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

IKLAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN IKLAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh: DHANANG ARIYANTO NIM A310090060

Lebih terperinci

DALAM SKRIPSI. Sarjana S-1. Disusun Oleh : YUNITA UTAMI A

DALAM SKRIPSI. Sarjana S-1. Disusun Oleh : YUNITA UTAMI A ANALISIS VARIASI KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK DALAM WACANA IKLAN BANK PADA SURAT KABAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa baik secara lisan maupun secara tulis tidak terlepas dari penggunaan kata-kata yang menyusun suatu kalimat. Pada konteks bahasa lisan hal ini dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA TOKO DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA TOKO DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1 MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA TOKO DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Oleh : IKA SETIYANINGSIH

Lebih terperinci

ANALISIS KATEGORI DAN PERAN PADA KONSTRUKSI BERKONJUNGSI DAN PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT ADZ-DZARIYAT

ANALISIS KATEGORI DAN PERAN PADA KONSTRUKSI BERKONJUNGSI DAN PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT ADZ-DZARIYAT ANALISIS KATEGORI DAN PERAN PADA KONSTRUKSI BERKONJUNGSI DAN PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT ADZ-DZARIYAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

WACANA PERSUASI PADA ARTIKEL ISLAMI DI INTERNET SKRIPSI

WACANA PERSUASI PADA ARTIKEL ISLAMI DI INTERNET SKRIPSI WACANA PERSUASI PADA ARTIKEL ISLAMI DI INTERNET SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Oleh: GUNAWAN A310060185 FAKULTAS

Lebih terperinci

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA PUISI KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 CAWAS SKRIPSI

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA PUISI KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 CAWAS SKRIPSI DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA PUISI KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 CAWAS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG NUSANTARA YANG DIDENGAR TESIS

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG NUSANTARA YANG DIDENGAR TESIS PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG NUSANTARA YANG DIDENGAR TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: YESI NUR

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM WACANA SKRIPSI

PENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM WACANA SKRIPSI PENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM WACANA KOLOM OLAHRAGA KORAN KOMPAS EDISI MEI 2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI

ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

TESIS. Oleh: Wahyu Setiyaningsih S

TESIS. Oleh: Wahyu Setiyaningsih S IMPLIKATUR PERCAKAPAN DI BALIK TUTURAN PEJABAT PEMERINTAH PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS RADAR SOLO DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMK TESIS Diajukan Kepada Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN NAMA PADA ANAK USIA 5 TAHUN KE PENGKOL RT 02 / RW V, NGUTER, SUKOHARJO. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS PEMBERIAN NAMA PADA ANAK USIA 5 TAHUN KE PENGKOL RT 02 / RW V, NGUTER, SUKOHARJO. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan ANALISIS PEMBERIAN NAMA PADA ANAK USIA 5 TAHUN KE BAWAH DI DESA PENGKOL RT 02 / RW V, NGUTER, SUKOHARJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMP NEGERI 1 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMP NEGERI 1 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMP NEGERI 1 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 01 KARANGANYAR TESIS. Diajukan Kepada

PENGELOLAAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 01 KARANGANYAR TESIS. Diajukan Kepada PENGELOLAAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 01 KARANGANYAR TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS XI-3 SMA NEGERI 1 LASEM KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SMP NEGERI 4 AMPEL SATU ATAP BOYOLALI TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SMP NEGERI 4 AMPEL SATU ATAP BOYOLALI TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SMP NEGERI 4 AMPEL SATU ATAP BOYOLALI TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Program

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: Sinta Candra Timur A

Diajukan Oleh: Sinta Candra Timur A KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

INNASA TRI WIDHIASIH A.

INNASA TRI WIDHIASIH A. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 GEYER KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DI KALANGAN ANAK DIDIK DALAM PELAKSANAAN BELAJAR-MENGAJAR DI SDN 3 WIROKO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM 060210402143 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DISFEMISME DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR SOLO POS

PEMAKAIAN DISFEMISME DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR SOLO POS PEMAKAIAN DISFEMISME DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR SOLO POS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah ROFIK ALMUQONTIRIN

Lebih terperinci

REGISTER PERDAGANGAN DI BETENG TRADE CENTER SOLO : SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

REGISTER PERDAGANGAN DI BETENG TRADE CENTER SOLO : SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK REGISTER PERDAGANGAN DI BETENG TRADE CENTER SOLO : SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana Pendidikan S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh:

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA KOLOM OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JUNI-JULI 2012 SKRIPSI

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA KOLOM OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JUNI-JULI 2012 SKRIPSI TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA KOLOM OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JUNI-JULI 2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA BELAJAR (Studi Situs di SMP Negeri 2 Sawit Boyolali) TESIS

KARAKTERISTIK PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA BELAJAR (Studi Situs di SMP Negeri 2 Sawit Boyolali) TESIS KARAKTERISTIK PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA BELAJAR (Studi Situs di SMP Negeri 2 Sawit Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

JENIS DAN TEMA TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMI KELAS X SERTA RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013

JENIS DAN TEMA TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMI KELAS X SERTA RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013 JENIS DAN TEMA TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMI KELAS X SERTA RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BELAJAR. ( Studi di SMA Negeri 1 Subah Batang Jawa Tengah ) TESIS

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BELAJAR. ( Studi di SMA Negeri 1 Subah Batang Jawa Tengah ) TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BELAJAR ( Studi di SMA Negeri 1 Subah Batang Jawa Tengah ) TESIS Diajukan kepada : Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2013- FEBRUARI 2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang

Lebih terperinci

BENTUK ADVERBIA PENANDA JUMLAH DALAM TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

BENTUK ADVERBIA PENANDA JUMLAH DALAM TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) BENTUK ADVERBIA PENANDA JUMLAH DALAM TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Oleh:

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Sarjana S-I

SKRIPSI. Sarjana S-I 28 DIKSI DAN GAYA BAHASAA PADA KARANGANN SISWA KELAS X SMA ISLAM KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-I Pendidikan

Lebih terperinci