NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN OLEH PENGADILAN AGAMA SURAKARTA Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta WINALTI C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2 HALAMAN PENGESAHAN Naskah Publikasi ini telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Pembinbing I Pembimbing II (Johana Yusak, SH.M.Ag) ( Mutimatun Ni ani, SH, M.Hum) Mengetahui Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Muchamad Ikhsan,S.H.,M.H 2 ii

3 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN OLEH PENGADILAN AGAMA SURAKARTA WINALTI C , FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK Penelitian ini merupakan suatu metode ilmiah yang dilakukan melalui penyelidikan dengan seksama dan lengkap terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh mengenai suatu permasalahan tertentu sehingga dapat diperoleh melalui suatu permasalahan itu. Tujuan penelitian yaitu (1) untuk mengetahui faktor apa saja yang mendorong terjadi sengketa warisan antara penggugat dan tergugat serta (2) memperoleh gambaran tinjauan hakim Pengadilan Agama Surakarta dalam memutus perkara warisan No : 0016Pdt.G/2009/PA.Ska. Berdasarkan pada penelitian diperoleh kesimpulan bahwa (1) faktor yang menjadi sengketa warisan adalah Salah satu dari pihak ahli waris menguasai harta warisan tanpa sepengetahuan dari ahli waris lainnya, yang kemudian dalam hal ini disebut sebagai tergugat dan mengingat tergugat beragama kristen, dimana menurut ketentuan hukum Islam yang berlaku tergugat tidak berhak untuk mendapatkan warisan atau bukan merupakan ahli waris karena tergugat telah berbeda agama dengan si pewaris. Maka dengan sendirinya pihak tergugat ini gugur menjadi ahli waris dari si pewaris. (2) Tinjauan hakim Pengadilan Agama Surakarta dalam memutus perkara warisan adalah berdasarkan fakta yang ada tergugat bisa mendapatkan warisan dari ayahnya, karena mengingat tergugat pindah dari Agama Islam ke Agama Kristen sebelum tergugat menikah dengan istrinya yang kemudian ia menjadi murtad, Sedangkan tergugat tidak menjadi ahli waris dari ibunya karena ibu tergugat meninggal setelah tergugat menikah dan dikarunia anak yang sekarang sekolah disekolah kristen. Kata Kunci : Putusan Warisan PENDAHULUAN Latar Belakang Hukum Islam merupakan satu kesatuan sistem hukum. Sistem perkawinan menentukan sistem keluarga, sistem keluarga menentukan sistem kewarisan. iii 3

4 Bentuk perkawinan menentukan sistem atau bentuk keluarga, bentuk keluarga menentukan pengertian keluarga. Pengertian keluarga menentukan kedudukan dalam sistem kewarisan. 1 Sistem waris merupakan salah satu sebab atau alasan adanya perpindahan kepemilikan, yaitu perpindahan harta benda dan hak-hak material dari pihak yang mewariskan (pewaris), setelah yang bersangkutan wafat, kepada para penerima warisan (ahli waris) dengan jalan pergantian yang didasarkan pada hukum syara. 2 Peradilan Agama merupakan salah satu badan peradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam. 3 Dalam pandangan Islam Allah telah menetapkan aturan main bagi kehidupan manusia di atas dunia ini. Aturan ini dituangkan dalam bentuk titah atau kehendak Allah tentang perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia. Aturan Allah tentang tingkah laku manusia secara sederhana adalah syariah atau hukum syara yang sekarang disebut hukum Islam. Dalam kamus hukum, Hukum Islam adalah hukum yang berhubungan dengan kehidupan berdasarkan Al-qur an dan Hadist. 4 1 Ulul Araham dalam tentang persoalan perdata islam_weys.htm Diunduh Kamis 14 Maret 2013 Pukul Akhmad Rofiq, 1998, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta :PT Grafindo. Hal tentang persoalan perdata islam_weys.htm Diunduh Kamis 14 Maret 2013 Pukul M.Marwan, 2009, Kamus Hukum, Surabaya : Reality Publisher, Hal

5 Menurut Effendi Perangain hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya. 5 Masalah waris ini sering menimbulkan sengketa atau masalah bagi ahli waris, karena langsung menyangkut harta benda seseorang, karena harta oleh manusia dianggap sebagai barang yang berharga. Sehingga sering menimbulkan sengketa ataupun perselisihan karena berebut untuk menguasai harta waris tersebut. Sengketa dalam masalah pembagian waris ini bisa juga disebabkan karena harta warisan itu baru dibagi setelah sekian lama orang yang diwarisi itu wafat. Ada juga karena kedudukan harta yang tidak jelas, bisa juga disebabkan karena diantara ahli waris ada yang memanipulasi harta peninggalan tersebut. Berkaitan dengan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat hal tersebut sebagai bahan menyusun skripsi yang diberi judul TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN OLEH PENGADILAN AGAMA SURAKARTA. Rumusan Masalah Faktor apa saja yang mendorong terjadi sengketa warisan antara penggugat dan tergugat dalam putusan No : 0016/Pdt.G/2009/PA.Ska dipengadilan Agama Surakarta?Bagaimana tinjauan hakim Pengadilan Agama Surakarta dalam memutus perkara warisan No : 0016/Pdt.G/2009/PA.Ska? 5 Efendi Perangin, 2011, Hukum Waris, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, Hal. 3 5

6 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui faktor apa saja yang mendorong terjadi sengketa warisan antara penggugat dan tergugat dalam putusan No: 0016/Pdt.G/2009/PA.Ska di Pengadilan Agama Surakarta, (2) untuk memperoleh gambaran tinjauan hakim Pengadilan Agama Surakarta dalam memutus perkara warisan No: 0016Pdt.G/2009/PA.Ska. Sedangkan manfaat Penelitian ini yaitu Manfaat Secara Teoritis dan manfaat secarapraktis. Manfaat secara teoritis diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan ilmu hukum terkait dengan warisan. Dan dapat memberikan sumbangan khasanah terhadap ilmu umum lainnya sehingga menambah wawasan bagi masyarakat mengenai perkara warisan, dan manfaat secara praktis sebagai wacana baru, sekaligus memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkara warisan menurut hukum Islam. Kerangka Pemikiran Islam sebagai agama yang universal telah mengajarkan dan mengatur berbagai macam peraturan termasuk di dalamnya tentang tata cara pemilikan harta. Agama Islam telah menetapkan aturan kewarisan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Prinsip-prinsip hukum kewarisan Islam yang diambil dari satusatunya sumber tertinggi yaitu Al-Qur an dan Al-Sunnah sebagai pelengkap dalam penjabaran Al-Qur an adalah hasil-hasil ijtihad atau upaya para kualifikasi hukum Islam, telah menetapkan ketentuan-ketentuan untuk menyelesaikan pembagian harta warisan secara jelas dan terperinci sehingga tidak mungkin untuk memilih interpretasi lain. 6

7 Peraturan hukum yang mengatur tentang Waris akan dijadikan pijakan dalam menganalisis yaitu Kompilasi Hukum Islam, Undang-Undang No 3 tahun 2006 jo Undang-Undang No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan Undang- Undang No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Metode Penelitian Adapun metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi (1) Metode pendekatan yang didasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan doctrinal yang bersifat Normatif. 6 yakni data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan pada hukum yang berlaku di Indonesia berupa undang-undang yang berhubungan dengan skripsi ini yang berdasarkan pada Hukum Islam dari Al-Qur an, Hadist, dan pandangan Para Ulama. (2) Jenis Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan jenis penelitian untuk menemukan hukum in-concreto, karena dalam penelitian ini memeliki tujuan untuk mengetahui/menguji apakah yang menjadi norma hukumnya dari suatu peristiwa konkret tertentu artinya untuk menguji sesuai tidaknya peristiwa konkrit yang diteliti dengan norma/yurisprudensi/doktrin yang ada. 7 Penelitian ini merupakan lapangan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan berupa data yang berwujud kasus-kasus. 8 Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun karya ilmiah yaitu di Pengadilan Agma Surakarta. Dan jenis data yang digunakan 6 Kelik Wardiono, Metodologi penelitian hukum (Pendekatan Doktrinal), Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Hal Ibid, hal Rianto Adi, 2004, Metodelogi social dan Hukum, Jakarta : Granit, Hal. 47 7

8 berupa data primer dan data sekunder. (1) Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yang diteliti di Pengadilan Agama Surakarta. (2) Data Sekunder merupakan data yang diperoleh oleh penulis dari bahan hukum primer yang meliputi Al-Quran, Hadist, Kompilasi Hukum Islam, Undang-undang No.3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama, Undang-undang No.4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, HIR. Dan bahan hukum sekunder yang meliputi literatur-literatur dan hasil karya ilmiah para sarjana serta hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai perkara warisan. 9 Sedangkan metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu berupa studi kepustakaan untuk mengumpulkan data sekunder yang dilakukan dengan cara mencari, menginvertarisasikan, mencatat, mempelajari dan mengutip dengan objek yang diteliti. Dan metode analisis data yaitu data yang terkumpul dan diolah dengan mengguganakan kualitatif dengan maksud sebagai analisis data yang bertitik tolak pada usaha-usaha pemuan asas-asas hukum dan informasi masing-masing data. 10 TINJAUAN PUSTAKA Hukum Waris dalam ajaran Islam disebut dengan istilah faraid. Kata faraid adalah jamak dari faridah yang berasal dari kata fardu yang berarti ketetapan, pemberian (sedekah). 11 Menurut istilah hukum di Indonesia, ilmu faraid disebut dengan Hukum Waris (ERFRECHT) yaitu hukum yang mengatur 9 Ibid, hal Ibid, hal Amin Husein Nasution,2012, Hukum Kewarisan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Hal.49 8

9 tentang apa yang harus terjadi dengan harta kekayaan seseorang yang meninggal dunia. 12 Menurut Prof. Daud Ali memberikan pemahaman bahwa fiqh adalah memahami dan mengetahui wahyu (Al-qur an dan Al-Hadist) dengan menggunakan penalaran akal dan metode tertentu, sehingga diketahui ketentuan hukumnya dengan dalil secara rinci. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Attaubah ayat Artinya:..tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Menurut Wirjono Prodjodikoro, Warisan adalah soal apakah dan bagaimanakah pelbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang yang masih hidup. 14 Berdasarkan pasal 171 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, Hukum Kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan- 12 Subekti, 1969, Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, Hal Daud Ali, 1998, Hukum Islam, Ilmu Hukum, dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, Hal Eman Suparman, op.cit, Hal.3 9

10 peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya. 15 Sehubungan dengan pembahasan hukum waris, yang menjadi rukun waris yaitu harta peninggalan (mauruts), pewaris (mawarrits), dan ahli waris (warist). 16 Sedangkam syarat-syarat mewarisi yaitu meninggalnya mawarrits (orang yang mewariskan), hidupnya warist (orang yang mewarisi) disaat kematian mawarist dan ad hubungan pewarisan antara ahli waris dan ahli waris. 17 Dasar hukum atau pedoman yang dapat digunakan dalam pembagian warisan terdapat dalam Alquean, Hadist, Kompilasi Hukum Islam dan KuHperdt. Menurut Sayid Sabiq, seseorang dapat mewarisi harta peninggalan karena tiga hal yaitu sebab hubungan kerabat/nasab, perkawinan dan wala. 18 Penghalang warisan adalah tindakan atau hal-hal yang dapat menggugurkan hak seseorang untuk mewarisi karena adanya sebab atau syarat mewarisi. 19 Secara umum ahli waris dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ahli waris dari segi kelamin dan ahli waris dari segi haknya atas harta warisan. 20 PEMBAHASAN a. Faktor-Faktor Yang Mendorong Terjadi Sengketa Warisan Antara Penggugat dan Tergugat Dalam PutusanNo: 0016/pdt.G/2009/ PA. Ska Di Pengadilan Agama Surakarta 15 Effendi Perangin,2011, Hukum Waris, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, Hal.3 16 Moh.Muhibbin & Abdul Wahid, 2011, Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaharuan Hukum Positif di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika. Hal Ibid. Hal Moh.Muhibbin & Abdul Wahid, Op.Cit, Hal Fathurrahman, 1975, Ilmu Waris, Bandung: Al Ma arif, Hal Johana jusak, Bahan Mata Kuliah Hukum Waris Islam, Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta: hal.6 10

11 Berdasarkan pada data yang diperoleh oleh sipenulis perkawinan orang tua dari para ahli waris berlangsung secara sah pada tahun kemudian dari perkawinan tersebut telah lahir enam orang putra putri yang kini menjadi ahli waris yang masing-masing sudah mempunyai keluarga (menikah). Pada dasarnya yang menjadi objek terjadinya sengketa antara ahli waris yaitu mengenai objek sengketa berupa dua bidang tanah dan bangunan serta tanah pekarangan yang ditinggalkan oleh kedua orang tua mereka (penggugat dan tergugat). Dimana objek sengketa tersebut masing-masing berada di Jl.Gajah Mada No.86 Kel. Timuran, Kec.Banjarsari, solo, tercatat dalam sertifikat Hak Milik No.70/ Timuran dengan luas tanah 378 m2 atas nama ayah pengguta dan tergugat, ini adalah alamat dari objek sengketa yang berupa tanah dan bangunan. Sedangkan yang tanah dan pekarangan terletak di Jl. Sungai Indra Giri Kel. Sangkrah, Kec. Pasar Kliwon, Solo tercatat atas nama ibu penggugat dan tergugat. Dalam hal ini yang khusus menjadi objek sengketa yaitu tanah dan bangunan yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 86 Solo sejak ayah mereka masih hidup telah digunakan dan dirintis usaha dalam bidang penjualan tiket kereta api, bus dan pesawat terbang, usaha ini kemudian dikenal dengan NATRA TOUR dan sampai saat ini masih semakin berkembang pesat sehingga penghasilan banyak menguntungkan. Setelah ayah dari penggugat dan tergugat meninggal kemudian usaha ini dilanjutkan oleh ibu atau istri dari ayah si penggugat dan tergugat. Namun hal ini tak berlangsung lama karena selang beberapa tahun kemudian ibunya meninggal dunia. 11

12 Kemudian yang menjadi faktor terjadinya sengketa ini yaitu kerena salah satu dari pihak ahli waris menguasai harta warisan tanpa sepengetahuan dari ahli waris lainnya, yang kemudian dalam hal ini disebut sebagai tergugat. Pada awalnya pihak tergugat masih berada diluar kota khususnya di Kalimantan namun sebelum ibunya meningggal pihak tergugat sudah pulang terlebih dahulu kesolo dan ikut mendiami objek di Jl. Gajah Mada yang kini menjadi objek sengketa, sedangkan ahli waris lainnya telah berumah tangga dan memiliki rumah masing-masing serta berdomisili diluar kota sehingga pihak tergugat secara leluasa menguasai objek sengketa tersebut. Selain faktor diatas yang menjadi faktor lain dalam gugatan ini yaitu karena mengingat tergugat beragama kristen, dimana menurut ketentuan hukum Islam yang berlaku tergugat tidak berhak untuk mendapatkan warisan atau bukan merupakan ahli waris karena tergugat telah berbeda agama dengan si pewaris. Sesuai dengan kompilasi hukum Islam pasal 171 huruf (a) menyebutkan bahwa hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Dilihat dari faktor-faktor yang mendorong terjadinya sengketa warisan diatas maka berdasarkan pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama maka perkara ini termasuk kewenangan Peradilan Agama Surakarta. Sebagaimana bunyi dari pasal 49 ayat (1) yaitu sebagai 12

13 berikut: Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang; (a)perkawinan, (b) Kewarisan, (c) Wasiat, (d) Hibah,(e) Wakaf, (f) Zakat (g) Infaq, (i) Shadaqah, (j) Ekonomi Syari ah. Namun demikian dalam pasal 49 ayat (3) disebutkan bahwa bidang kewarisan sebagaimana yang telah dimaksud dalam ayat (1) huruf (b) ialah: Penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut. b. Tinjauan Hakim Pengadilan Agama Surakarta Dalam Memutus Perkara Warisan No : 0016/Pdt.G/2009/PA.Ska Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis Hakim dalam memutus perkara warisan No : 0016/Pdt.G/ 2009/PA.Ska di pengadilan Agama Surakarta, menjelaskan bahwa Hakim wajib mengadili setiap perkara yang diajukan kepadanya, maksudnya yaitu Hakim tidak boleh menolak perkara dengan kata bahwa hukum tidak tahu atau kurang jelas melainkan wajib memeriksa sidang dan mengadili perkara tersebut. Tugas pokok Hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman di Pengadilan Agama adalah menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Hakim dalam memeriksa perkara perdata bersifat pasif dalam arti kata bahwa ruang lingkup atau luas pokok sengketa yang diajukan kepada Hakim untuk diperiksa pada asasnya ditentukan oleh para pihak yang berpekara bukan Hakim. 13

14 Dalam memeriksa, memutus dan mengadili perkara untuk para Hakim khususnya Hakim dilingkungan peradilan Agama Surakarta, Syarat yang wajib dalam menegakkan hukum kebenaran dan keadilan dilekatkan ciri yang lebih khusus dari apa yang ditentukan dalam pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No.14 tahun 1970 dirubah Undang-Undang No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Jika dalam ketentuan pasal tersebut hakim dlam melaksanakan fungsi dan kewenangan peradilan hanyalah bergantung kepada kalimat secara umum kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam rumusan kalimat DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA maka dengan ini para Hakim dilingkungan Pengadilan Agama Surakarta memiliki ciri lebel, jelas dan tegas berdasarkan ketauhidan Islam dengan menempatkan kalimat BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM sebagai awal pemula sebelum rumusan kalimat DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA yang bertujuan supaya Hakim dalam membuat suatu penetapan atau putusan sesuai dengan hati nurani yang luhur dan bijaksana sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada. Hakim akan merumuskan secara kronologis dan berhubungan satu sama lain dengan didasarkan pada hukum atau peraturan perundang-undangan yang secara tegas disebutkan oleh Hakim. Sebagaimana dalam pasal 62 ayat (1) Undang-Undang No.7 tahun 1989 yang dirubah menjadi Undang-Undang No.3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama jo pasal 184 HIR menyebutkanpasal 62 ayat (1) : Segala penetapan dan putusan Pengadilan, 14

15 selain harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasarnya juga harus memuat pasal-pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang bersangutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili. Dalam pasal 184 HIR putusan hakim harus berisi (a) Secara singkat tetapi jelas gugatan dan jawaban, (b) Dasar atau alasan-alasan yang menjadi dasar putusan, (c) Apakah nasehat dari penasehat dan (d) Apakah pihak-pihak yang bersangkutan hadir pada waktu putusan dibacakan. 21 Hakim dalam memutus putusan tentang perkara warisan bila ditinjau dari peraturan perundang-undangan yang berlaku maka dari hasil penelitian ini mengacu pada perundang-undangan yang berlaku yaitu (1) Undang-undang Nomor 14 tahu 1970 dirubah Undang-undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, (2) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, (3) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 dirubah Undang_undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agana. (4) Hukum Acara Perdata HIR, (5) INPRES Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pada prinsipnya setiap memutus perkara yang dibuat dan diucapkan oleh Hakim didepan sidang pengadilan harus memuat alasan-alasan dan pertimbangan hakim serta memuat dasar-dasar hukum baik dari sumber hukum tertulis (undang-undang) maupun dari sumber hukum yang tidak tertulis. Dalam melaksanakan kekuasaan peradilan, Hakim wajib mematuhi undang-undang dan aturan-aturan dimana dalam memutuskan suatu perkara 21 Muhammad Dja is & R.M.J Koosmargono, 2010, Membaca dan Mengerti HIR, Semarang, Percetakan Oetama, Hal

16 hakim dituntut untuk memberikan keputusan yang adil bagi para pihak yang beracara. Putusan hakim yang berkekuatan tetap tidak dapat diganggu gugat, artinya sudah tertutup kesempatan menggunakan upaya hukum biasa karena putusan tersebut bersifat mengikat dari putusan itu yang bertujuan untuk menetapkan suatu hasil hubungan antara pihak yang berpekara atau menetapkan suatu keadaan hukum tertentu. Dengan demikian akibat hukum dari putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap yaitu apa yang ada pada suatu waktu telah disesuaikan dan diputus oleh hakim, tidak boleh diajukan lagi kepada hakim lainnya. Dan akibat dari kekuatan suatu putusan yaitu apa yang ada pada suatu waktu telah diselesaikan dan diputus hakim tidak boleh diajukan lagi kepada hakim lainya. Jadi sebelum Hakim menjatuhkan putusannya maka hakim wajib untuk memeriksa, mengadili dan mengadili perkara untuk (1) Mengkonstatir benar tidaknya fakta atau peristiwa yang diajukan oleh pihak para pihak dengan pembuktian alat-alat bukti yang sah menurut hukum pembuktianyang diuraikan dalam duduk perkara dan berita acara persidangan. (2) Mengkwalifikasir peristiwa atau fakta yang telah terbukti yaitu menilai peristiwa atau fakta itu termasuk hubungan hukum apa atau hukum mana, menemukan hukumnya bagi peristiwa yang telah dikonstatiring itu kemudian dituangkan dalam pertimbangan hukum (3) Megkonstituir yaitu mennetapkan hukumnya kemudian dituangkan dalam amar putusan. 16

17 Pelaksanaan tugas memeriksa, mengadili tersebut harus dicatat seraca lengkap dalam berita acara persidangan berdasarkan BAP tersebut makan disusun keputusan yang memuat (a) Tentang duduk perkaranya yang menggambarkan pelaksanaan tugas hakim dalam mengkonstatir kebenaran fakta atau peristiwa yang terjadi, (b) Tentang pertimbangan hukum yang menggambarkan pokok pikiran Hakim dalam mengkwalifikasikan fakta-fakta yang ada. Disini hakim akan merumuskuan secara kronologis dan berhubungan satu sama lain dengan didasarkan pada hukum atau peraturan perundang-undangan yang secara tegas disebutkan oleh hakim, (c) Amar putusan yang memuat hasil akhir sebagai konstitusi atau penentuan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa sengketa yang terjadi pada penulisan ini yaitu (1) faktor yang mendorong terjadi sengketa warisan antara penggugat dan tergugat dalam putusan No : 0016/Pdt.G/2009/PA.Ska di Pengadilan Agama Surakarta yaitu (a) Salah satu dari pihak ahli waris menguasai harta warisan tanpa sepengetahuan dari ahli waris lainnya, yang kini dijadikan objek sengketa berupa tanah dan bangunan yang terletak di jl. Gajah Mada No. 86 Solo dimana sejak ayah mereka masih hidup telah digunakan dan dirintis usaha dalam bidang penjualan tiket kereta api, bus dan pesawat terbang, usaha ini kemudian dikenal dengan NATRA TOUR dan sampai saat ini semakin berkembang pesat sehingga penghasilan banyak menguntungkan. (b) Selain faktor diatas yang menjadi faktor lain dalam gugatan 17

18 ini yaitu karena mengingat tergugat beragama kristen, dimana menurut ketentuan hukum Islam yang berlaku tergugat tidak berhak untuk mendapatkan warisan atau bukan merupakan ahli waris karena tergugat telah berbeda agama dengan si pewaris. (2)Tinjauan hakim Pengadilan Agama Surakarta dalam memutus perkara warisan adalah berdasarkan fakta yang ada tergugat bisa mendapatkan warisan dari ayahnya, karena mengingat tergugat pindah dari Agama Islam ke Agama Kristen sebelum tergugat menikah dengan istrinya yang kemudian ia menjadi murtad, Sedangkan tergugat tidak menjadi ahli waris dari ibunya karena ibu tergugat meninggal setelah tergugat menikah dan dikarunia anak yang sekarang sekolah disekolah kristen. Jadi menurut fakta yang ada hakim Pengadilan Agama Surakarta dalam memutus perkara warisan telah menetapkan siapa-siapa saja yang menjadi ahli waris dari suami, namun sebelum hal itu ditetapkan hakim membagi terlebih dahulu harta bersama dalam perkawinan orang tua dari penggugat dan tergugat. Maka dalam hal ini hakim menetapkan harta warisan yang akan dibagikan kepada ahli warisnya yaitu setengah dari harta bersama yang sudah dibagi terlebih dahulu, ahli warisnya yaitu (a) Ny alias (isteri), harta waris ; mendapat 8/64 dari..(b) (anak laki-laki),mendapat 14/64 dari harta waris; (c) alias (anak perempuan) mendapat 7/64 dari harta waris; (d) alias (anakperempuan), mendapat 7/64 dari harta waris; (d) alias (anak laki-laki), mendapat 14/64 dari harta waris; (e) alias (anak perempuan), mendapat 7/64 dari harta waris; (f) (anak perempuan), mendapat 7/64 dari harta waris. Sedangkan yang menjadi ahli waris dari ibu yaitu: (a) alias (anak perempuan), mendapat1/6 dari 18

19 hartawarisny alias ; (b) alias (anak perempuan), mendapat 1/6 dari harta waris Ny. alias ; (c) alias (anak laki-laki), mendapat 2/6 dari harta waris alias ; (d) alias (anak perempuan), mendapat 1/6 dari harta waris Ny.alias ; (e) (anakperempuan), mendapat 1/6 dari harta warisny.; Selain hal diatas hakim sebelum membuat putusan dan membacakan putusan dimuka sidang dasar yang digunakan Hakim untuk memutus perkara warisan yaitu Al-Qur an Surah An-Nisa ayat 135 dan Surah Al-Maidah ayat 8. Saran Dengan melihat kesimpulan yang ditulis oleh penulis sebagai gambaran umum penulisan skripsi ini, maka penulis berusaha memberikan saran antara lain (1) Pada prinsipnya masalah warisan merupakan masalah keluarga, maka sebaiknya masalah warisan ini diselesaikan dengan secara kekeluargaan. Dan tidak sepatutnya masalah warisan ini dijadikan sengketa yang akhirnya akan menimbulkan konflik antar ahli waris lainnya. (2) Perlunya kesadaran dari para ahli waris untuk memperhatikan langkah-langkah dalam pembagian harta warisan itu sendiri untuk kenyamanan dan kelencarannya sehingga tidak menimbulkan sengketa. (3) Dan perlu memberikan pemahaman tentang warisan kepada masyarakat umum dari para sarjana dan pemerintah. 19

20 DAFTAR PUSTAKA Adi, Rianto, 2004, Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit. Ali Daud, 1998, Hukum Islam, Ilmu Hukum, dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo. Ali, Zainudin, 2006, Hukum Islam, Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Sinar Grafika. Araham Ulul dalam tentang persoalan perdata islam_weys.htm Diunduh Kamis 14 Maret 2013 Pukul Basyir, Ahmad Azhar, 2011, HukumWaris Islam, Yogyakarta: UII Perss. Dimyati, Khudzaifah, 2012, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fathurrahman, 1975, Ilmu Waris, Bandung: Al Ma arif. tentang persoalan perdata islam_weys.htm Diunduh Kamis 14 Maret 2013 Pukul Husein Amin Nasution,2012, Hukum Kewarisan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jusak Johana, Bahan Mata Kuliah Hukum Waris Islam, Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta. M.Marwan, 2009, Kamus Hukum, Surabaya : Reality Publisher. Marwan J, 2009, Kamus Hukum, Surabaya: Reality Publisher. Muhammad Dja is & R.M.J Koosmargono, 2010, Membaca dan Mengerti HIR, Semarang, Percetakan Oetama. Muhibbin,Moh & Abdul Wahid, 2009/2011, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Sinar Grafika. Nasution, Amin Husein, 2012, Hukum Kewarisan, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada. Perangin Efendi, 2011, Hukum Waris, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Rofiq Akhmad, 1998, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta :PT Grafindo. 20

21 Soemitro, Roni Hanitijo, 1994, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta:Ghalia Indonesia. Subekti, 1969, Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita. Sugono, Bambang, 1997, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suparman Eman, 2011, Hukum waris Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama. Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan, 1995, Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka. Undang-Undang Nomor 3tahun 2006 Tentang Peradilan Agama Wardiono, Kelik, 2005, Metodologi penelitian Hukum, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 21

BAB I PENDAHULUAN. Islam bukan keluarga besar (extended family, marga) bukan pula keluarga inti

BAB I PENDAHULUAN. Islam bukan keluarga besar (extended family, marga) bukan pula keluarga inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam merupakan satu kesatuan sistem hukum. Sistem perkawinan menentukan sistem keluarga, sistem keluarga menentukan sistem kewarisan. Bentuk perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai umatnya. Serta ayat-ayat Al-qur an yang Allah SWT. khaliknya dan mengatur juga hubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai umatnya. Serta ayat-ayat Al-qur an yang Allah SWT. khaliknya dan mengatur juga hubungan dengan sesamanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama sempurna yang diciptakan Allah SWT untuk kita manusia sebagai umatnya. Serta ayat-ayat Al-qur an yang Allah SWT turunkan kepada rasul melalui

Lebih terperinci

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara) 0 TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Setiap interaksi antar individu maupun kelompok memiliki akibat hukum. Oleh karena itu, untuk mengatasi semua akibat hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam perjalanan hidupnya mengalami beberapa peristiwa yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan mempunyai akibat hukum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang merdeka di dalam wadah Negara Republik Indonesia sudah berumur lebih dari setengah abad, tetapi setua umur tersebut hukum nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Allah S.W.T yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, namun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembagian harta warisan secara adil sesuai aturan hukum yang berlaku merupakan hal utama dalam proses pewarisan. Keselarasan, kerukunan, dan kedamaian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan 58 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM MEMUTUSKAN PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH DUA KALI DI KUA DAN KANTOR CATATAN SIPIL NOMOR: 2655/PDT.G/2012/PA.SDA

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) Disusun dan Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA 70 BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA A. Analisis Yuridis Terhadap Dasar Hukum Yang Dipakai Oleh Pengadilan Negeri Jombang

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0425/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0535/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan mempunyai tempat dalam masyarakat disertai hak-hak dan kewajibankewajiban terhadap orang lain, sesama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. martabat, dan hak-haknya sebagai manusia. faktor-faktor lainnya. Banyak pasangan suami isteri yang belum dikaruniai

BAB I PENDAHULUAN. martabat, dan hak-haknya sebagai manusia. faktor-faktor lainnya. Banyak pasangan suami isteri yang belum dikaruniai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara naluri insani, setiap pasangan suami isteri berkeinginan untuk mempunyai anak kandung demi menyambung keturunan maupun untuk hal lainnya. Dalam suatu rumah tangga,

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 1438/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup terpisah dari kelompok manusia lainnya. Dalam menjalankan kehidupannya setiap manusia membutuhkan

Lebih terperinci

1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4.

1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya apabila hubungan perkawinan antara suami dan istri telah terputus karena perceraian, maka akan ada beberapa hukum yang berlaku sesudahnya. Salah satu di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan orang lain untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun rumah tangga adalah hakikat suci yang ingin dicapai oleh setiap pasangan. Kebahagiaan dalam rumah tangga merupakan impian yang selalu berusaha diwujudkan.

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM SALINAN P U T U S A N Nomor 1019/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ruang lingkup agraria, tanah merupakan bagian dari bumi, yang disebut permukaan bumi. 1 Tanah sebagai sumber utama bagi kehidupan manusia yang telah dikaruniakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dengan saling berdampingan satu dengan yang lainnya, saling membutuhkan dan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan salah satu sumber daya alam bagi kehidupan manusia dan merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang mempunyai fungsi sosial amat penting bagi

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0086/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan usaha pencegahan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk membentuk suatu keluarga

Lebih terperinci

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Vera Arum Septianingsih 1 Nurul Maghfiroh 2 Abstrak Kewarisan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perkawinan. Islam

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM P U T U S A N Nomor 0585/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0449/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena ia tidak saja menyangkut pribadi kedua calon suami isteri saja tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tentang Peradilan Agama Jo Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 tentang

BAB I PENDAHULUAN Tentang Peradilan Agama Jo Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana yang tercantum didalam Pasal 49 ayat 1 huruf b UU No. 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Jo Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan Undang-Undang nomor 7 tahun

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0675/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 1868/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor : 0138/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 1899/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN A. Pengertian Hukum Waris Pengertian secara umum tentang Hukum waris adalah hukum yang mengatur mengenai apa yang harus terjadi dengan harta kekayaan seseorang yang

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0559/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 0686/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor 0154/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor 0154/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P E N E T A P A N Nomor 0154/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0315/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 1430/Pdt.G/2015/PA.Sit Bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0062/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0424/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0424/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0424/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor : 1965/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 1017/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0052/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0052/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N Nomor : 0052/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 1900/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0637/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum sebagai kaidah atau norma sosial yang tidak terlepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan pencerminan dari

Lebih terperinci

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM P U T U S A N Nomor 0780/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRROHMANIRROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam tatanan kehidupan berkeluarga, perkara yang berkaitan dengan warisan sering menimbulkan permasalahan. Dimana permasalahan tersebut sering menyebabkan sengketa

Lebih terperinci

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1086/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0660/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status anak dalam hukum keluarga dapat dikategorisasikan menjadi dua macam yaitu: anak yang sah dan anak yang tidak sah. Pertama, Definisi mengenai anak sah diatur

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0469/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nikah dalam bahasa arab ialah bergabung dan berkumpul, dipergunakan juga dengan arti kata wata atau akad nikah, tetapi kebanyakan pemakaiannya untuk akad nikah.nikah

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0415/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0156/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM P U T U S A N Nomor 1084/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Setiap pasangan (suami-istri) yang telah menikah, pasti berkeinginan untuk mempunyai anak. Keinginan tersebut merupakan naluri manusiawi dan sangat

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 1417/Pdt.G/2015/PA.Sit Bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap bertahan hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah unsur penting yang menunjang kehidupan manusia. Tanah berfungsi sebagai tempat tinggal dan beraktivitas manusia. Begitu pentingnya tanah, maka setiap

Lebih terperinci

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda BAB I A. Latar Belakang Masalah Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda yaitu laki-laki dan perempuan yang telah menjadi kodrat bahwa antara dua jenis itu saling berpasangan,

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0748/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN PUTUSAN Nomor : 0246/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0636/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan momentum yang sangat penting bagi perjalanan hidup manusia. Perkawinan secara otomatis akan mengubah status keduannya dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan masalah yang esensial bagi kehidupan manusia, karena disamping perkawinan sebagai sarana untuk membentuk keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0391/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0391/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0391/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor : 2059/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0728/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0221/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 1044/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lain, dengan menitikberatkan

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0275/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim SALINAN P U T U S A N Nomor 0612/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0105/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI Anggyka Nurhidayana 1, Amnawati 2, Kasmawati 3. ABSTRAK Upaya perlindungan hukum dalam perkawinan sirri atau disebut perkawinan tidak dicatatkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 0532/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0532/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0532/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0141/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor XXXX/Pdt.P/2014/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor XXXX/Pdt.P/2014/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor XXXX/Pdt.P/2014/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perkara pada tingkat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM P U T U S A N Nomor 1469/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRROHMANIRROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul amanah dan tanggung

Lebih terperinci