تلخيص أحكام األضحية و الذكاة

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "تلخيص أحكام األضحية و الذكاة"

Transkripsi

1 تلخيص أحكام األضحية و الذكاة As-Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin v Alih bahasa: Al-Ustadz Abu Karimah Askari y Panitia Kurban Masjid Al-Furqan Jl. Ternate, No.41 Wawondula, Desa Asuli, Kec.Towuti 1436H

2 Definisi dan Hukum Berqurban Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin v Udhiyah (Berqurban) adalah yang disembelih dari hewan ternak pada hari-hari Idul Adha dengan sebab hari raya, sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah l. Ini termasuk syiar islam yang disyariatkan berdasarkan kitab Allah l, sunnah Rasulullah n dan kesepakatan kaum muslimin. Allah l berfirman: 2 ڇ ژ ژ ڑ ڑ ڇ Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Al- Kautsar:2 Allah l juga berfirman: ڇ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋۅ ۅ ۉ ۉ ې ې ې ڇ Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri." Al-An am: Yang dimaksud nusuk adalah sembelihan, sebagaimana yang dikatakan Said bin Jubair z.

3 Ada yang berkata: Nusuk adalah seluruh jenis ibadah termasuk diantaranya sembelihan, dan tafsiran ini lebih bersifat umum. Allah l juga berfirman: ڇ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژژ ڑ ڑ ک ک کک گ گ گ ڇ Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan, supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka sembahanmu ialah sembahan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh. Al-Hajj:34 Dalam Shahih al-bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik z berkata: ض ح ى الن بي ص ذ اهلل ط ل و ه و س ل م ب ك ب ش ع م و س م ى و ك ب و و ض ع ر ج ل ه طذ ص ف اح ه أ م ل ح ع أ ق ر ى ع ذ ب ح ه م بوده Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, berqurban dengan dua ekor kibas yang berwarna putih bercampur hitam dan bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangannya sambil menyebut nama Allah dan bertakbir serta meletakkan kaki beliau pada bagian sampingnya. Dari Abdullah bin Umar z berkata, Nabi n tinggal di Madinah selama sepuluh tahun, beliau senantiasa berqurban. Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan berkata: Hadits hasan. Dari Uqbah bin Amir z bahwa Nabi n membagi-bagi hewan qurban kepada para sahabatnya g. Maka Uqbah mendapat bagian Jadz ah dan ia pun bertanya, Wahai Rasulullah, saya mendapatkan bagian jadz ah, Beliau n menjawab, Berqurbanlah dengannya. Diriwayatkan oleh al-bukhari dan Muslim. Dari al-bara bin Azib z bahwa Nabi n bersabda: 3

4 من ذ ب ح ب ع د الص ل ة ت م ى س ك ه و أ ص اب س ن ة اد س ل م ع Barangsiapa yang menyembelih setelah shalat, maka sungguh telah sempurna qurbannya dan sejalan dengan sunnah kaum muslimin. Maka, Nabi n berqurban dan para sahabatnya g juga berqurban. Beliau n memberitakan bahwa berqurban merupakan sunnah kaum muslimin, yaitu jalan mereka. Oleh karenanya, kaum muslimin telah bersepakat tentang hukum disyariatkannya sebagaimana yang dinukil beberapa ulama. Namun mereka berselisih, apakah hukumnya sunnah mu`akkadah ataukah wajib yang tidak boleh ditinggalkan? Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa hukumnya sunnah mu`akkadah dan ini merupakan madzhab Imam asy-syafi i, Imam Malik, Imam Ahmad dalam riwayat yang masyhur dari keduanya. Para ulama lain berpendapat bahwa hukumnya wajib. Ini merupakan pendapat Abu Hanifah dan salah satu riwayat dari Ahmad dan ini yang menjadi pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v dan beliau berkata, Ini merupakan salah satu pendapat dalam madzhab Malik atau yang zhahir dari madzhab Malik. Menyembelih qurban lebih afdhal dari bersedekah dengan yang senilai dengannya, sebab hal itu merupakan amalan Nabi n, dan kaum muslimin yang bersamanya. Sebab menyembelih adalah bagian dari syiar Allah l, kalaulah manusia berpaling dari amalan ini dan menggantinya menjadi sedekah, maka akan menyebabkan terlantarnya syiar agama ini. Kalau seandainya bersedekah dengan senilai hewan qurban itu lebih utama dari menyembelih qurban, tentu Nabi n telah menjelaskannya kepada umatnya baik melalui ucapan atau perbuatannya sebab tidak mungkin beliau n, meninggalkan untuk menjelaskan kebaikan kepada umatnya. Bahkan kalau seandainya bersedekah itu setara keutamaannya dengan berqurban, tentu beliau n, telah menjelaskannya pula. Sebab, bersedekah itu lebih ringan jika dibandingkan dengan kesulitan berqurban dan Nabi n tidak akan meninggalkan 4

5 penjelasan yang lebih ringan bagi umatnya jika hukumnya setara dengan amalan yang lebih sulit. Manusia telah mengalami masa kelaparan dimasa Nabi n, lalu beliau n, bersabda, Siapa di antara kalian yang berqurban, maka jangan ia menyisakan dirumahnya sedikitpun setelah malam ketiga. Tatkala pada tahun berikutnya, mereka bertanya, Wahai Rasulullah, Apakah kami tetap melakukan seperti yang kami lakukan ditahun yang lalu? Maka Nabi n menjawab, Makanlah, berilah makan kepada yang lain dan simpanlah. Tahun yang lalu manusia dalam keadaan sulit sehingga aku ingin kalian membantu mereka dalam memenuhi kebutuhannya. Muttafaq alaihi Ibnul Qayyim v berkata, Menyembelih pada waktunya lebih utama daripada bersedekah dengan yang senilai dengannya. Beliau juga berkata, Oleh karenanya, jika seseorang bersedekah sebagai pengganti sembelihan pada haji tamattu dan qiran dengan harga yang berkali-kali lipat banyaknya, tidak akan sebanding dengan nilai menyembelih,maka demikian pula berqurban. Selesai ucapan Beliau. 5

6 Syarat-syarat Berqurban Dalam berqurban ada enam syarat: 1. Syarat Pertama Harus dari jenis hewan ternak, yaitu onta, sapi dan kambing, baik dari jenis domba atau kambing kacang, berdasarkan firman Allah l: ڇ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژڇ Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan, supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka. Al-Hajj: 34 Yang dimaksud bahimatul an am adalah onta, sapi dan kambing. Ini yang dikenal di kalangan bangsa Arab. Ini dikatakan oleh Hasan, Qatadah dan yang lainnya. 2. Syarat Kedua Mencapai batas usia yang ditetapkan dalam syariat. Pada jenis domba mencapai usia jadz ah atau dari jenis yang lain mencapai usia tsaniyah berdasarkan sabda Rasulullah n: ل ت ذ ب ح وا إ ل م س ن ة إ ل أ ن ي ع س ط ل و ك م ف ت ذ ب ح وا ج ذ ط ة من الض ي ن "Jangan kalian menyembelih kecuali musinnah, kecuali jika sulit bagi kalian, maka kalian boleh menyembelih jadz ah dari jenis domba. Diriwayatkan oleh Muslim. Musinnah adalah tsaniyah atau yang di atasnya, sedangkan jadz ah adalah usia di bawahnya. Adapun tsaniyah dari jenis onta yaitu yang telah sempurna berusia lima tahun. Tsaniyah dari jenis 6

7 sapi yaitu yang telah sempurna berusia dua tahun dan tsaniyah dari jenis kambing yaitu yang telah sempurna berusia setahun. Adapun jadz ah adalah yang telah sempurna setengah tahun. Maka tidak sah menyembelih qurban di bawah usia tsaniyah dari jenis onta, sapi dan kambing kacang dan di bawah usia jadz ah dari jenis domba. 3. Syarat Ketiga Tidak terdapat aib (cacat) yang mencegahnya untuk dijadikan hewan qurban yang sah. Aib tersebut ada empat: 1. Buta sebelah yang nampak, yaitu yang hilang matanya, atau nampak hingga seperti kancing atau memutih yang jelas menunjukkan buta sebelahnya. 2. Sakit yang nampak, yaitu yang nampak ciri-cirinya pada hewan, seperti demam yang membuatnya tidak mampu mencari makan dan mencegahnya untuk beraktifitas. Demikian pula penyakit kudis yang nampak yang merusak dagingnya atau yang memberi pengaruh kesehatannya. Demikian pula luka yang dalam yang memberi pengaruh pada kesehatannya dan yang semisalnya. 3. Pincang yang nampak,yaitu pincang yang mencegah hewan tersebut untuk menyertai perjalanan hewan yang sehat. 4. Kurus yang menghilangkan sumsum. Berdasarkan sabda Nabi n tatkala beliau ditanya, Apa yang harus dijauhi dari hewan-hewan qurban? Maka beliau n mengisyaratkan dengan tangannya dan bersabda: أ ر ب ع ا ال ع ر ج اء ال ب نع ضلعها و ال ع و ر اء ال ب نع ط و ر ه ا وادريض ال ب نع م ر ض ه ا 7 و ال ع ج ف اء التي ل ت ن ق ى Empat: yang pincang yang nampak jelas pincangnya, yang buta sebelah yang nampak jelas buta sebelahnya, yang sakit yang nampak jelas sakitnya dan yang sangat kurus yang tidak bersumsum. Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al-Muwaththa` dari hadits Al-Bara bin Azib z.

8 Dalam satu riwayat as-sunan dari Al-Bara z berkata: Rasulullah n berdiri di hadapan kami lalu bersabda: Empat jenis yang tidak diperbolehkan dalam hewan qurban..., lalu Beliau menyebutkan yang semisalnya. Maka empat cacat ini mencegah untuk dianggap sahnya hewan qurban disebabkan karena cacat tersebut. Disamakan pula hukumnya yang memiliki cacat yang serupa atau yang lebih parah, sehingga tidak sah berqurban dengan yang berikut: 1. Yang buta yang tidak dapat melihat dengan kedua matanya. 2. Hewan yang mengembang perutnya, hingga ia buang hajat yang menyebabkan anginnya keluar dan hilang penyakit yang dideritanya. 3. Hewan yang akan melahirkan jika merasa kesulitan disaat melahirkan, hingga hilang sesuatu yang dikhawatirkan. 4. Hewan yang tertimpa sesuatu yang dapat membunuhnya seperti tercekik atau jatuh dari ketinggian dan yang semisalnya, hingga hilang sesuatu yang dikhawatirkan. 5. Hewan yang lemah berjalan karena penyakit. 6. Yang terpotong salah satu tangan atau kakinya. Jika digabungkan empat cacat yang disebutkan dalam nash hadits dengan yang diatas, maka berarti hewan yang tidak boleh dijadikan sebagai hewan qurban ada sepuluh jenis, yaitu enam yang disebutkan ditambah empat yang telah disebutkan dalam hadits yang lalu. 4. Syarat Keempat Hewan qurban merupakan milik yang berqurban atau yang diberi ijin menyembelihnya baik ijin secara syar i atau dari pemiliknya. Maka tidak sah menyembelih dengan sesuatu yang bukan miliknya seperti hewan yang diambil paksa, dicuri, atau yang diambil dengan pengakuan batil yang dusta dan yang semisalnya. Sebab, tidak sah mendekatkan diri kepada Allah l, dengan cara bermaksiat kepada-nya. 8

9 Sah penyembelihan hewan qurban yang dilakukan oleh seorang yang mengurusi anak yatim dari hartanya, jika hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan dan hatinya merasa sedih jika tidak disembelih hewan qurban (dari hartanya). Demikian pula sah penyembelihan qurban dari seorang yang dijadikan sebagai wakil dari harta yang mewakilkan kepadanya dengan ijinnya. 5. Syarat Kelima Tidak ada hubungan hewan tersebut dengan hak orang lain. Maka tidak sah menyembelih hewan yang digadaikan. 6. Syarat Keenam Dia menyembelih pada waktu yang telah ditetapkan dalam syariat, yaitu dimulai setelah shalat ied pada hari raya qurban hingga terbenamnya matahari pada hari terakhir dari hari- hari tasyriq, yaitu hari yang ketiga belas dari bulan Dzulhijjah. Sehingga hari-hari penyembelihan ada empat: hari ied setelah shalat dan tiga hari setelahnya. Maka siapa yang menyembelih sebelum selesainya shalat ied atau setelah terbenamnya matahari pada tanggal tiga belas, maka tidak sah qurbannya. Berdasarkan riwayat al-bukhari dari al-bara` bin Azib z, bahwa Nabi n, bersabda: ه ل ه لوس من النس ك يف ش ء و م ن ذ ب ح ق ب ل الص ل ة ف إ ى م هو ل م ق د م ه ل Siapa yang menyembelih sebelum shalat, maka sesungguhnya itu hanya daging yang dia berikan untuk keluarganya dan bukan termasuk qurban sedikitpun. Diriwayatkan pula dari Jundub bin Sufyan al-bajali z, berkata: Aku menyaksikan Nabi n, bersabda: م ن ذ ب ح قبل أ ن ي ص نظ ف ل و ع د م ك ا ن ا أ خ ر ى Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat,maka hendaknya dia mengulangi qurbannya sebagai gantinya. Dari Nubaisyah Al-Hudzali z berkata, Rasulullah n bersabda: 9 أ ي ام الت ش يق أ ي ام أ ك ل و ش ب و ذ ك ر هلل

10 Hari- hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum dan berdzikir kepada Allah subhaanahu wata ala. Namun jika ia memiliki alasan yang menyebabkan diakhirkannya sembelihan qurban dari hari-hari tasyriq, seperti jika hewan qurban tersebut melarikan diri bukan disebabkan karena kelalaian darinya dan dia tidak menemukannya melainkan setelah waktunya lewat. Atau dia mewakilkan orang lain untuk menyembelihnya lalu yang diwakilkan kepadanya lupa hingga waktunya lewat, maka tidak mengapa disembelih meskipun telah keluar dari waktunya, disebabkan karena ada uzur dengan qiyas pada seseorang yang tertidur dari mengerjakan shalat atau lupa, maka dia mengerjakannya disaat dia bangun tidur atau mengingatnya. Diperbolehkan pula menyembelih hewan qurban pada waktunya baik diwaktu malam maupun siang. Menyembelih diwaktu siang lebih utama dan pada hari raya setelah selesainya dua khutbah lebih utama. Dan setiap hari lebih utama dari hari berikutnya sebab hal itu termasuk bersegera dalam melakukan kebaikan. 10

11 Hewan Qurban yang Afdhal Baik Jenis atau Sifatnya dan yang Makruh Jenis hewan qurban yang paling afdhal (utama) adalah onta kemudian sapi, jika ia menyembelihnya secara utuh. Kemudian domba, kemudian kambing kacang, kemudian sepertujuh onta, kemudian sepertujuh sapi. Yang paling utama dalam hal sifatnya adalah yang paling gemuk, paling banyak dagingnya,paling sempurna penciptaannya dan paling bagus penampilannya. Disebutkan dalam Shahih al-bukhari dari Anas bin Malik z bahwa Nabi n berqurban dengan dua ekor kibas yang bertanduk dan berwarna putih dengan corak hitam. Kibas adalah domba yang besar. Amlah (أملح) maknanya: berwarna putih yang bercampur hitam, maksudnya warnanya putih dengan corak hitam. Dari Abu Said Al-Khudri z berkata, Nabi n berqurban dengan seekor kibas yang bertanduk dan jantan, ia makan pada warna hitam, melihat pada warna hitam dan berjalan pada warna hitam. Diriwayatkan oleh empat penulis kitab sunan, At-Tirmidzi berkata: Hasan shahih. Al-Fahil adalah jantan. Makna ia makan pada warna hitam dan seterusnya adalah bahwa bulu pada mulut, kedua mata dan kaki-kakinya berwarna hitam. Dari Abu Rafi z Maula Nabi n berkata, Nabi n jika hendak berqurban, beliau n membeli dua ekor kibas yang gemuk. Dalam lafadz yang lain: mauju (yang telah dikebiri). HR.Ahmad. 11

12 Samin adalah yang banyak lemak dan dagingnya. Mauju adalah yang dikebiri dan biasanya itu merupakan jantan yang paling sempurna dari sisi dagingnya yang enak dan jantan yang lebih sempurna dari sisi kesempurnaan ciptaan dan anggota tubuhnya. Inilah hewan qurban yang paling utama dari sisi jenis dan sifatnya. Adapun yang dimakruhkan dari hewan qurban adalah sebagai berikut: 1. Al- Adhbaa, yaitu yang terpotong bagian telinga atau tanduknya setengah atau lebih. 2. Al-Muqobalah, yaitu yang terbelah telinganya melebar dari depan. 3. Al-Mudabaroh, yaitu yang terbelah telinganya melebar dari belakang. 4. Asy-Syarqa, yaitu yang terbelah telinganya memanjang. 5. Al-Kharqa, yaitu yang sobek telinganya. 6. Al-Mushfaroh, yaitu yang terputus telinganya hingga nampak daging putihnya. Adapula yang berkata, Yang dimaksud adalah yang kurus, jika tidak sampai pada batas hilangnya sumsum. 7. Al-Musta shalah, yaitu yang patah seluruh tanduknya. 8. Al-Bakhqaa, yaitu yang matanya buta, hilang penglihatannya namun matanya tetap pada posisinya. 9. Al-Musyayya ah,yaitu yang tidak mampu mengikuti sekumpulan kambing disebabkan karena kelemahannya kecuali jika ada yang mengiringnya lalu mengarahkannya agar dapat menyusul kumpulan kambing tersebut. Bisa, (اد ش نوع ة) bertasydid juga dengan huruf Ya yang dikasrah dan yaitu yang tertinggal di belakang kumpulan kambing disebabkan karena lemahnya, sehingga ia nampak seperti yang mengiringinya. Inilah hal-hal yang dimakruhkan yang disebutkan dalam beberapa hadits tentang larangan berqurban dengan hewan yang memiliki aib tersebut atau perintah untuk menjauhinya. Larangan 12

13 tersebut dibawa kepada makna makruh untuk mengkompromikan antara riwayat ini dengan hadits Bara bin Azib z yang telah disebutkan pada syarat ketiga dari syarat- syarat berqurban. Termasuk di antara hal yang dimakruhkan pula adalah hewan yang semisalnya, maka dimakruhkan berqurban dengan yang berikut ini: 1. Al-Batraa dari jenis onta, sapi dan kambing kacang; yaitu yang terpotong setengah ekornya atau lebih. 2. Yang terpotong dari bokongnya kurang dari setengah. Jika terpotong setengah atau lebih maka berkata Jumhur Ulama: Tidak sah. Adapun yang kehilangan bokong sejak asal penciptaannya maka tidak mengapa. 3. Yang terpotong kemaluannya. 4. Yang gugur sebagian giginya meskipun gigi tsanaya atau roba iyah (gigi seri). Jika sejak asal ciptaannya sudah tidak ada, maka hal itu tidak dimakruhkan. 5. Yang terpotong bagian puting payudaranya. Namun jika sudah tidak ada sejak asal ciptannya, maka tidak dimakruhkan. Dan jika air susunya terhenti dalam keadaan payudaranya tetap normal, maka hal itu tidak mengapa. Jika lima perkara makruh ini digabungkan dengan kesembilan poin sebelumnya, berarti hal-hal yang dimakruhkan berjumlah empat belas. 13

14 Yang Sah dari Qurban Seorang Muslim Seekor hewan qurban dari jenis kambing, sah untuk dijadikan qurban atas nama seseorang bersama keluarganya dan siapa saja dari kaum muslimin. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah x, bahwa Nabi n, memerintahkan dibawakan seekor kibas bertanduk, yang berpijak pada warna hitam, menderum pada warna hitam dan melihat pada warna hitam. Lalu dibawakan kepada beliau n, untuk dijadikan hewan qurban, kemudian beliau n, berkata kepadanya, Wahai Aisyah, berikan kepadaku pisau. Aisyah x pun memberikannya dan beliau n, mengambil pisau tersebut dan mengambil kibas lalu menidurkannya, kemudian menyembelihnya (maksudnya bersiap untuk menyembelihnya), sambil berkata: ب اس م اهلل اللهم ت ق ب ل من م م د و آل م م د و م ن أ م ة م م د Dengan nama Allah, Ya Allah, terimalah ini dari Muhammad, keluarga Muhammad dan umat Muhammad. Kemudian, Beliau pun menyembelihnya. Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dari Abu Rafi z bahwa Nabi n, berqurban dengan dua ekor kibas. Salah satunya atas nama beliau n, dan keluarganya sedangkan yang kedua atas nama seluruh umatnya.diriwayatkan Ahmad. Dari Abu Ayyub Al-Anshari z berkata: Adalah kebiasaan seseorang di masa Nabi n, berqurban dengan seekor kambing atas nama diri dan keluarganya, lalu mereka memakannya dan memberi makan kepada yang lainnya. Hadits ini diriwayatkan Ibnu Majah, Tirmidzi dan beliau menshahihkannya. Jika seseorang berqurban dengan seekor kambing baik dari jenis domba atau kambing kacang atas nama dirinya dan 14

15 keluarganya, maka hal itu sah diniatkan untuk setiap keluarganya yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Jika dia tidak meniatkan sesuatu yang bersifat umum atau khusus, maka sebutan keluarganya mencakup siapa saja yang tercakup dalam lafazh tersebut baik secara urf maupun bahasa. Secara urf keluarga adalah orang yang dinafkahinya dari isteri, anak dan kerabat. Adapun secara bahasa adalah setiap kerabatnya dari keturunannya, keturunan ayahnya, keturunan kakeknya dan keturunan ayah kakeknya. Dan dibolehkan sepertujuh onta atau sepertujuh sapi seperti dibolehkannya satu ekor dari jenis kambing. Jika seseorang berqurban dengan sepertujuh onta atau sapi atas nama diri dan keluarganya, hal tersebut sah. Sebab Nabi n, menjadikan sepertujuh onta dan sapi sama kedudukannya dengan seekor kambing dalam sembelihan hadyu. Maka demikian pula dalam berqurban disebabkan tidak adanya perbedaan antara qurban dan hadyu. Tidak sah satu ekor kambing atas nama dua orang atau lebih, dimana keduanya membeli kambing tersebut lalu berqurban dengannya karena tidak adanya dalil tentang hal tersebut dalam alkitab dan as-sunnah. Sebagaimana tidak sah patungan delapan orang atau lebih dengan satu ekor onta atau sapi, sebab ibadah merupakan hal yang tauqifiah (mengikut saja). Tidak diperbolehkan melampaui batas yang telah ditetapkan baik dari sisi jumlah maupun caranya. Tidak termasuk dalam hal ini keikutsertaan dalam hal mendapatkan pahala sebab telah datang riwayat tentang boleh diikutsertakan dalam hal pahala tanpa batas sebagaimana yang telah dijelaskan. Berdasarkan hal ini, jika diketahui ada wasiat yang berasal dari beberapa orang dan masing- masing mewasiatkan untuk berqurban dari hasil pendapatan wakaf misalnya, sementara pendapatan wakaf tersebut tidak mencukupi setiap wasiat tersebut, maka tidak diperbolehkan menggabung beberapa wasiat itu dalam satu hewan qurban. Hal ini karena engkau telah mengetahui bahwa 15

16 tidak sah mengatasnamakan dua orang atau lebih pada selain penyertaan dalam hal pahala. Maka berdasarkan hal ini, pendapatan wakaf tersebut dikumpulkan hingga mencapai nilai seekor hewan qurban. Jika pendapatan tersebut nihil sehingga tidak bisa terkumpul kecuali beberapa tahun kemudian, maka ia boleh bersedekah dengannya pada tanggal sepuluh Dzulhijjah. Adapun jika yang berwasiat satu orang di mana ia mewasiatkan agar berqurban dengan beberapa ekor hewan sementara pendapatan wakaf tersebut tidak mencukupi seluruhnya, maka jika yang diberi wasiat ingin mengumpulkan wasiat beberapa hewan tersebut menjadi satu ekor hewan qurban, hal itu dibolehkan karena yang berwasiat hanya satu orang. Dan jika dia ingin, dia boleh berqurban dalam setahun dengan seekor hewan qurban kemudian ditahun berikutnya seekor lagi. Namun yang pertama lebih utama. Peringatan penting: Ada sebagian pemberi wasiat menetapkan nilai hewan qurban dari pendapatan wakaf tersebut dengan maksud berlebihan dalam menetapkan harganya, yaitu dengan menyebutkan sesuatu yang tidak mungkin mencapai nilai yang disebutkan. Dia berkata: Hendaknya disembelih hewan qurban atas namaku meskipun satu riyal. Sebab di masanya harga sangat murah sekali. Lalu sebagian yang diberi wasiat yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah l,membatalkan hewan qurban tersebut dengan alasan bahwa yang berwasiat menetapkan harganya dengan satu riyal dan tidak ditemukan ada hewan qurban yang harganya satu riyal padahal pendapatan wakaf tersebut banyak. Ini adalah sesuatu yang haram dan pelakunya berdosa. Hendaknya ia tetap menyembelih hewan qurban meskipun harga hewan tersebut mencapai ribuan riyal selama pendapatan wakaf tersebut mencukupi, sebab yang dikehendaki oleh yang berwasiat dangan menetapkan nilai tersebut adalah berlebihan dalam menyebut harga hewan qurban, dan bukan membatasinya dengan jumlah tersebut. 16

17 17

18 Cara Menetapkan Hewan Qurban dan Hukum-hukumnya Menetapkan hewan qurban dengan salah satu dari dua cara: Pertama: Dengan lafazh, yaitu dengan berkata: Ini adalah hewan qurban dengan maksud memulai penetapannya. Adapun jika dia memaksudkan pemberitaan tentang kehendak yang ingin dia lakukan di masa mendatang, maka belum ditetapkan sebagai hewan qurban dengan sekedar ucapan itu sebab tujuannya adalah memberitakan tentang sesuatu yang akan dia lakukan di masa mendatang dan bukan memulai penetapannya. Kedua: Dengan perbuatan,dan ini ada dua jenis: 1. Menyembelihnya dengan niat sebagai hewan qurban. Kapan dia menyembelih dengan niat ini, maka berarti telah ditetapkan sebagai hukum hewan qurban. 2. Membelinya dengan niat sebagai hewan qurban jika yang dibeli sebagai pengganti hewan qurban yang telah ditetapkan. Misalnya: Dia telah menetapkan seekor hewan qurban kemudian (hewan qurban) tersebut mati disebabkan karena kelalaiannya. Lalu diapun membeli hewan yang lain dengan niat sebagai pengganti yang mati. Maka hewan tersebut telah menjadi hewan qurban dengan sekedar membelinya dengan niat ini, sebab ia berstatus sebagai pengganti dari hewan yang telah ditetapkan dan pengganti memiliki hukum yang sama dengan yang tergantikan. Adapun jika tidak berstatus sebagai pengganti hewan yang telah ditetapkan sebagai qurban, maka belum ditetapkan sebagai qurban dengan membelinya dengan niat sebagai 18

19 qurban. Hal ini sebagaimana halnya jika dia membeli seorang budak yang ingin dibebaskannya dari perbudakan, maka ia tidak serta merta menjadi merdeka dengan sekedar membelinya. Atau dia membeli sesuatu untuk dijadikan sebagai wakaf, maka tidak serta merta menjadi wakaf dengan sekedar membelinya. Demikian pula jika dia membeli seekor hewan ternak dengan niat qurban, maka dia tidak serta merta (berstatus sebagai hewan qurban, pent) dengan sekedar membelinya. Jika telah ditetapkan menjadi hewan qurban, maka ada beberapa hukum yang berkaitan dengannya: Pertama: Tidak boleh memanfaatkan hewan tersebut dengan sesuatu yang menyebabkan ia terhalang untuk dijadikan sebagai hewan qurban seperti menjualnya, menghibahkan, menggadaikan dan yang lainnya. Kecuali jika ia menggantinya dengan yang lebih baik untuk kemaslahatan hewan qurbannya, bukan untuk kemaslahatan dirinya. Jika seseorang telah menetapkan seekor kambing menjadi hewan qurban lalu hatinya senang kepada hewan tersebut dengan tujuan tertentu sehingga dia menyesal dan menggantinya dengan yang lebih baik agar hewan tersebut tetap hidup, maka hal tersebut tidak diperbolehkan sebab itu berarti menarik kembali sesuatu yang telah ia keluarkan karena Allah l untuk kemaslahatan dirinya dan bukan kemaslahatan qurbannya. Kedua: Jika seseorang meninggal setelah menetapkannya sebagai hewan qurban, maka wajib bagi ahli waris melanjutkannya sebagai hewan qurban. Jika ia meninggal sebelum ditetapkan, maka hewan tersebut menjadi milik ahli waris dan terserah mereka berbuat sekehendaknya. Ketiga: - Jangan memanfaatkan sedikitpun dari hewan qurban itu 19

20 - Jangan memanfaatkannya untuk membajak sawah dan yang semisalnya - Jangan mengendarainya kecuali jika dibutuhkan dan tidak membawa mudharat - Jangan memerah susunya yang menyebabkan berkurangnya atau dibutuhkan oleh anak hewan tersebut yang telah ditetapkan - Jangan memotong sedikitpun dari bulunya dan yang semisalnya kecuali jika hal tersebut lebih bermanfaat bagi hewan itu. Maka boleh ia memotongnya lalu bersedekah dengannya, menghadiahkan atau memanfaatkannya - Jangan menjualnya. Keempat: Apabila hewan tersebut mengalami aib yang menyebabkan tidak sahnya dijadikan sebagai hewan qurban. Misalnya, dia membeli seekor kambing lalu menetapkan sebagai qurban. Kemudian tiba-tiba matanya menjadi cacat yang menyebabkan buta sebelah yang nampak. Maka dalam hal ini ada dua keadaan: 1. Penyebab cacat karena perbuatan atau kelalaiannya. Maka dia wajib menggantinya dengan yang semisalnya dalam sifatsifatnya atau yang lebih sempurna, sebab cacat hewan tersebut karena perbuatannya, sehingga ia wajib mengganti dengan yang semisalnya yang disembelih sebagai pengganti hewan yang cacat. Hewan yang cacat tersebut menjadi miliknya menurut pendapat yang lebih benar, dia boleh memperlakukan hewan cacat tersebut sekehendaknya baik menjualnya atau yang lainnya. 2. Penyebab cacatnya bukan karena perbuatan dan kelalaiannya. Maka dia boleh menyembelihnya dan sembelihan tersebut sah, kecuali jika ia telah mewajibkan atas dirinya sebelum menetapkan hewan qurban. Sebab hewan tersebut merupakan amanah disisinya, lalu menjadi cacat yang bukan disebabkan karena perbuatan dan 20

21 kelalaian darinya. Maka tidak mengapa dan dia tidak bertanggung jawab untuk menggantinya. Jika sudah menjadi kewajiban yang ia tetapkan pada dirinya sebelum menetapkan hewan qurban, maka wajib baginya menggantinya dengan yang sehat yang melepaskannya dari tanggung jawab. Misalnya dia berkata: Saya bernazar karena Allah untuk berqurban pada tahun ini. Lalu dia membeli hewan dan menetapkannya sebagai qurban untuk menunaikan nazarnya. Kemudian hewan tersebut mengalami cacat yang menyebabkan tidak sahnya dijadikan sebagai qurban, maka dia harus menggantinya dengan yang sehat yang sah dijadikan sebagai hewan qurban dan hewan cacat tersebut menjadi miliknya. Namun jika hewan pertama lebih mahal dari penggantinya, maka dia wajib bersedekah dengan yang senilai sisa perbedaan harga dua hewan tersebut. Kelima: Jika hewan qurban itu hilang atau dicuri, maka dalam hal ini ada dua keadaan: 1. Disebabkan karena kelalaiannya, misalnya: dia meletakkannya di tempat yang tidak terjaga sehingga (hewan tersebut) lari atau dicuri. Maka ia wajib menggantinya dengan yang semisalnya dalam hal sifat atau yang lebih sempurna yang disembelih sebagai pengganti hewan pertama. Sedangkan hewan yang hilang atau dicuri menjadi miliknya dimana dia berbuat sekehendaknya jika ia telah menemukannya baik dengan menjualnya atau yang lainnya. 2. Bukan disebabkan kelalaian darinya, maka dia tidak wajib menggantinya, kecuali jika ia telah menetapkan wajib atas dirinya sebelum menetapkannya sebagai hewan qurban. Sebab hewan itu merupakan amanah disisinya dan tidak ada tanggung jawab untuk mengganti bagi seorang yang amanah selama dia tidak melalaikannya. Namun kapan ia 21

22 menemukannya, maka wajib ia berqurban dengannya meskipun waktu sembelihan telah lewat. Demikian pula jika pencuri tersebut menggantinya, maka wajib menyembelih hewan penggantinya yang sesuai sifatnya tanpa ada kekurangan. Jika ia mewajibkan atas dirinya sebelum menetapkan, maka ia wajib menyembelih peggantinya untuk melepaskan tanggung jawab yang ditetapkan atas dirinya. Kapan dia menemukan hewan tersebut, maka menjadi miliknya. Dia berbuat sesuai keinginannya dengan menjualnya atau yang lainnya. Namun jika yang disembelih harganya lebih murah dari yang pertama, maka ia wajib bersedekah dengan nilai sisa perbedaan harga antara dua hewan tersebut. Keenam: Jika hewan tersebut mati, maka ada tiga keadaan: 1. Kematiannya bukan disebabkan perbuatan manusia terhadapnya seperti penyakit, wabah dari langit atau perbuatan yang dilakukan hewan itu sendiri yang menyebabkan ia mati. Maka tidak ada kewajiban menggantinya, kecuali jika ia telah menetapkan kewajiban atas dirinya sebelum ditentukan hewan qurbannya. Sebab hewan tersebut merupakan amanah disisinya dan ia mati dengan sebab yang tidak mengharuskan menggantinya, maka tidak ada kewajiban menggantinya. Namun jika ia telah menetapkan kewajiban atas dirinya sebelum menetapkan hewannya, maka ia wajib untuk menyembelih gantinya untuk melepaskan kewajibannya. 2. Kematiannya disebabkan karena perbuatan pemiliknya, maka ia wajib menyembelih penggantinya dengan sifat hewan yang sama atau yang lebih sempurna disebabkan kewajiban menggantinya di saat itu. 3. Kematiannya disebabkan perbuatan manusia yang selain pemiliknya. Jika tidak memungkinkan menuntut gantinya seperti perampok jalan, maka hukumnya sama seperti 22

23 hewan tersebut mati bukan karena ulah manusia seperti yang disebut pada keadaan pertama. Namun jika memungkinkan menggantinya seperti seseorang yang menyembelihnya lalu memakannya atau membunuhnya dan yang semisalnya, maka wajib menggantinya dengan yang semisalnya. Lalu ia serahkan kepada pemiliknya untuk diqurbankan, kecuali jika pemiliknya membebaskannya dari tanggung jawab tersebut dan ia sendiri yang menjalankan kewajiban menggantinya. Ketujuh: Jika hewan tersebut disembelih sebelum waktu penyembelihan meskipun dengan niat berqurban, maka hukumnya sama seperti hukum hewan qurban yang mati seperti yang telah dijelaskan. Dan jika disembelih pada waktu penyembelihan, jika yang menyembelih hewan itu pemiliknya sendiri atau wakilnya, maka sah sesuai penempatannya. Namun jika yang menyembelih bukan pemiliknya atau wakilnya, maka dalam hal ini ada tiga keadaan: 1. Ia meniatkan atas nama pemiliknya. Jika pemiliknya menyetujuinya, maka qurban tersebut sah. Namun jika pemiliknya tidak menyetujuinya, maka tidak sah menurut pendapat yang benar dan wajib bagi yang menyembelih untuk menggantinya dengan yang semisalnya. Lalu diserahkan kepada pemiliknya untuk disembelih sebagai qurban, kecuali jika pemiliknya merelakannya dan ia sendiri yang menegakkan kewajiban menggantinya. Ada pula yang berpendapat: Qurban itu sah meskipun tidak disetujui oleh pemiliknya, dan ini pendapat yang masyhur dari mazhab Ahmad, Syafi i dan Abu Hanifah semoga Allah merahmati mereka. 2. Ia meniatkan atas nama dirinya dan bukan atas nama pemiliknya. Jika dia mengetahui bahwa hewan tersebut milik orang lain, maka qurban tersebut tidak sah baik atas nama 23

24 dirinya atau orang lain dan dia wajib menggantinya dengan yang semisalnya. Lalu diserahkan kepada pemiliknya untuk diqurbankan, kecuali jika pemiliknya membebaskannya dari tanggung jawab dan dia sendiri yang menegakkan kewajiban menggantinya. Adapula yang berpendapat: Sah atas nama pemiliknya dan dia berkewajiban mengganti daging yang telah ia bagikan meskipun dia tidak mengetahui bahwa hewan tersebut bukan miliknya, maka qurban tersebut sah atas nama pemiliknya. Jika yang menyembelihnya telah membagikan dagingnya, maka ia wajib menggantinya dengan yang semisalnya untuk pemiliknya, kecuali jika pemiliknya meridhai dibagikannya daging tersebut. 3. Ia menyembelih tanpa meniatkan atas nama siapapun. Maka qurban ini tidak sah atas nama keduanya disebabkan tidak adanya niat. Adapula yang berpendapat: Sah atas nama pemiliknya. Kapan sembelihan tersebut sah atas nama pemiliknya dari beberapa keadaan tersebut di atas, jika daging qurban itu masih tersisa, maka diambil oleh pemiliknya untuk dibagikan sebagai hewan qurban. Namun jika yang menyembelih telah membagikannya sebagai hewan qurban dan pemiliknya meridhainya, maka tidak ada kewajiban menggantinya bagi yang menyembelih. Namun jika tidak diridhai, maka ia wajib menggantinya lalu diserahkan ke pemiliknya untuk dibagikan dalam bentuk hewan qurban. Ada Dua Faedah Pertama: Jika hewan qurban itu hilang setelah disembelih, dicuri, atau diambil oleh pihak yang tidak memungkinkan memintanya dan pemiliknya tidak melalaikannya, maka tidak ada kewajiban bagi pemiliknya untuk menggantinya. Namun jika disebabkan kelalaiannya, maka ia wajib menggantinya dalam bentuk sedekah, lalu ia bersedekah dengannya. 24

25 Kedua: Jika hewan qurban melahirkan setelah ditetapkannya sebagai hewan qurban, maka hukum anaknya sama seperti hukum induknya dalam semua keadaan yang telah disebutkan. Namun jika ia melahirkan sebelum ditetapkan sebagai hewan qurban, maka anaknya memiliki hukum tersendiri dan dia tidak mengikuti induknya dalam keadaannya sebagai hewan qurban sebab induknya tidak menjadi hewan qurban kecuali setelah anaknya terpisah darinya. 25

26 Yang Harus Dijauhi oleh yang Ingin Berqurban Jika salah seorang kalian ingin berqurban dan telah memasuki bulan Dzulhijjah, apakah dengan melihat hilal atau menyempurnakan bilangan Dzulqa dah menjadi tiga puluh hari, maka diharamkan baginya mengambil sedikitpun dari rambut, kuku atau kulitnya hingga ia selesai menyembelih hewan qurbannya berdasarkan hadits Ummu Salamah x, bahwa Nabi z bersabda: إذا ر أ ي ت م ه ل ل ذ ي ا ل ج ة و أ ر اد أحدكم أ ن ي ض نحي ف ل و م س ك طن ش ع ر ه و أ ض ف ار ه Jika kalian telah melihat bulan Dzulhijjah (dalam lafazh yang lain: Jika telah memasuki sepuluh hari Dzulhijjah) dan salah seorang kalian ingin berqurban, maka hendaknya dia menahan dari mengambil rambut dan kukunya. HR. Ahmad dan Muslim Dalam lafazh yang lain: Jangan dia mengambil sedikitpun dari rambut dan kukunya hingga ia berqurban. Jika dia meniatkan berqurban di pertengahan sepuluh hari pertama Dzulhijjah, maka dia harus menahan (tidak mengambil rambut dan kukunya) semenjak awal dia berniat dan tidak ada dosa atasnya apa yang telah lalu sebelum ia berniat. Adapun hikmah dari larangan ini, tatkala seorang yang berqurban menyertai orang yang sedang menunaikan ibadah haji dalam sebagian amalannya yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih qurban, maka ia menyertainya pula dalam 26

27 sebagian kekhususan amalan ihram berupa menahan diri dari mengambil rambut dan yang semisalnya. Hukum ini khusus untuk orang yang berqurban. Adapun yang diikutsertakan namanya dalam qurban, maka ia tidak tidak ada hubungannya dengan hukum ini sebab Nabi n mengatakan Dan salah seorang kalian ingin berqurban, Beliau tidak mengatakan atau yang diikutsertakan namanya dalam qurban. Demikian pula Nabi n berqurban dengan mengikutsertakan nama keluarganya, namun tidak dinukilkan bahwa beliau n memerintahkan kepada mereka untuk menahannya. Berdasarkan hal ini, diperbolehkan bagi keluarga orang yang berqurban untuk mengambil rambut, kuku dan kulitnya pada sepuluh hari Dzulhijjah. Apabila seseorang yang ingin berqurban sudah terlanjur mengambil rambut, kuku atau kulitnya, maka hendaknya ia bertaubat kepada Allah l, jangan mengulangi perbuatannya dan tidak ada kaffarah (penebus dosa) baginya. Hal tersebut bukan menjadi penghalang baginya untuk berqurban, tidak seperti anggapan sebagian orang awam. Dan jika ia mengambil sesuatu darinya karena lupa atau tidak mengerti hukumnya atau rambutnya gugur sendiri tanpa ia sengaja, maka tidak ada dosa baginya. Jika ia membutuhkan untuk mengambilnya, maka boleh baginya dan tidak ada dosa seperti: - Jika kukunya patah dan menyakitinya, maka ia boleh memotongnya, atau - Ada rambut yang masuk ke matanya, lalu dia menghilangkannya atau dia perlu memotongnya karena ingin mengobati lukanya, dan yang semisalnya. 27

28 Adab-adab Menyembelih Dalam menyembelih, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan dan bukan merupakan syarat kehalalan sembelihan. Namun tetap halal tanpa melakukan perkara-perkara berikut ini, diantaranya: 1. Menghadap kiblat disaat menyembelihnya. 2. Berbuat baik dalam menyembelihnya, yaitu dengan menggunakan alat yang tajam yang dia lewatkan pada tempat menyembelihnya dengan kuat dan cepat. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ini termasuk adab yang wajib berdasarkan yang zhahir dari sabda Nabi n : "Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik dalam segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, berbuat baiklah dalam membunuh dan jika kalian menyembelih, maka berbuat baiklah dalam menyembelih dan hendaknya salah seorang kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihannya." HR. Muslim Pendapat inilah yang benar. 3. Hendaknya tatkala menyembelih onta dengan cara nahr, dan yang lainnya dengan cara dzabh. Nahr adalah menyembelih onta dalam keadaan berdiri yang terikat tangan kirinya. Namun jika sulit, dia menyembelihnya dalam keadaan ontanya duduk. Adapun yang lainnya disembelih dalam keadaan dibaringkan di atas lambung kirinya. Jika penyembelihnya merasa sulit, maka dia boleh menyembelih dengan tangan kirinya, dan menyembelihnya di atas lambung kanannya, jika hal itu lebih menenangkan sembelihannya dan lebih memudahkan baginya. 28

29 أ Disunnahkan meletakkan kakinya di bagian leher sembelihannya agar lebih memudahkan. Adapun mendudukinya dan mengikat empat kakinya maka hal itu tidak ada asalnya dalam sunnah. Sebagian para ulama menyebutkan bahwa diantara manfaat tidak diikat kaki-kakinya adalah semakin melancarkan aliran darah dengan gerakan dan goncangannya. 4. Memotong kerongkongan dan tenggorokannya, sebagai tambahan dari memotong dua urat lehernya. Lihat kembali pasal delapan dari syarat-syarat dalam menyembelih. 5. Menyembunyikan pisau dari hewan tersebut ketika ditajamkan agar hewan tersebut tidak melihatnya disaat menyembelih. 6. Mengucapkan takbir kepada Allah setelah membaca basmalah. 7. Menyebut nama pemilik ketika menyembelih qurban atau aqiqah, setelah membaca basmalah dan bertakbir, sambil memohon kepada Allah agar diterima, dengan mengucapkan: واهلل م اهلل س ب ك ب ال ل ه م من ي طنن ك و ل ك Bismillah wallahu Akbar, Ya Allah, ini darimu dan milikmu, dariku. (jika itu miliknya), atau Atas nama fulan. (jika milik orang lain), Ya Allah, terimalah ini dariku, (jika itu miliknya) atau Dari fulan, (jika bukan miliknya). ط الل ن ن ه ف لن م ت ق ب ل منن ف لن ي م 29

30 Yang Dimakan dan yang Dibagikan dari Hewan Qurban Disyariatkan bagi yang berqurban memakan dari hewan qurbannya, menghadiahkan dan bersedekah dengannya berdasarkan firman Allah l: ڇ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ە ە ہ ہ ہ ہ ھ ھ ڇ Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. Al-Hajj:28 Dan firman-nya: ڇ ە ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھے ے ے ے ڇ Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri. Kemudian apabila telah roboh, maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya dan orang yang meminta. 30

31 Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Al-Hajj:36 Yang dimaksud Al-Qani adalah orang yang meminta yang menghinakan diri. Al-Mu tar adalah yang menginginkan mendapat pemberian tanpa meminta. Dari Salamah bin Al-Akwa z bahwa Nabi n bersabda: ك ل وا و أ ص ع م وا و اد خ ر وا Makanlah, berilah makan dan simpanlah. HR. al-bukhari Memberi makan di sini mencakup hadiah untuk orangorang kaya dan sedekah kepada orang- orang miskin. Dari Aisyah x bahwa Nabi n bersabda: ف ك ل وا و اد خ ر وا و ت ص د ق وا Makanlah, simpanlah dan sedekahkanlah. HR.Muslim Para ulama -semoga Allah merahmati mereka- berbeda pendapat tentang kadar berapa yang dia makan, yang ia hadiahkan dan yang ia sedekahkan. Dan perkara ini mudah, namun yang baik ia memakan sepertiga, menghadiahkan sepertiga dan bersedekah dengannya sepertiga. Apa yang boleh dimakan, maka boleh disimpan meskipun dalam waktu yang lama selama tidak sampai kepada batas yang dapat merusak dagingnya jika dimakan. Kecuali di masa-masa tahun kelaparan, maka tidak boleh menyimpannya lebih dari tiga hari, berdasarkan hadits Salamah bin Akwa z berkata, Rasulullah n bersabda: من ض ح ى م ن ك م ف ل ي ص ب ح ن ب ع د ث ال ث ة ويف ب و ت ه منه ش ء فل م كان ال ع ام اد ا ض قال ك ل وا و أ ص ع م وا اد ق ب ل قالوا يا ر س ول اهلل ى ف ع ل ك م ف ع ل ن ا ط ام و اد خ ر وا فإن ذلك ال ع ام كان ب الن اس ج ه د ف ي ر د ت أ ن ت ع ون وا فوها Siapa di antara kalian yang berqurban, maka jangan dia menyisakan di rumahnya sedikitpun setelah malam ketiga. Tatkala di tahun kemudian, mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah 31

32 kami tetap melakukan seperti yang kami lakukan di tahun yang lalu? Maka Nabi n menjawab, Makanlah, berilah makan dan simpanlah. Sesungguhnya tahun lalu manusia dalam keadaan lapar, maka aku ingin kalian menolongnya. Muttafaq alaihi Tidak ada perbedaan dalam hal bolehnya memakan dan memberi hadiah dari hewan qurban baik yang hukumnya anjuran (mustahab) ataupun wajib. Tidak ada perbedaan pula antara hewan qurban atas nama yang hidup maupun orang yang telah mati atau wasiat, sebab yang diberi wasiat sama kedudukannya dengan yang memberi wasiat dan yang memberi wasiat bisa memakan, menghadiahkan dan bersedekah dengannya. Ini merupakan kebiasaan yang terjadi di antara manusia dan yang yang menjadi kebiasaan manusia sama halnya seperti diucapkan secara lafazh. Adapun seorang yang diwakilkan, jika yang mewakilkan telah mengijinkan wakilnya untuk memakan, memberi hadiah dan bersedekah atau ada penguat yang menunjukkan perijinan atau sudah menjadi kebiasaan didaerah tersebut, maka ia boleh melakukannya. Namun jika tidak mendapat perijinan, maka ia harus menyerahkan kepada yang mewakilkan tersebut untuk membaginya. Diharamkan menjual sedikitpun dari hewan qurban baik dagingnya atau yang lainnya seperti kulit dan jangan dia memberikan kepada tukang potongnya sebagai imbalan dari upahnya atau sebagiannya sebab hal itu semakna dengan menjualnya. Adapun yang telah diberikan kepadanya dalam bentuk hadiah atau sedekah, maka ia boleh berbuat sekehendaknya dari daging qurban tersebut seperti menjualnya dan yang lainnya asalkan dia tidak menjualnya kepada yang menghadiahkan atau menyedekahkan kepadanya. 32

Fikih Ringkas dalam Berkurban

Fikih Ringkas dalam Berkurban Fikih Ringkas dalam Berkurban Bismillahirrahmanirrahim. Artikel ini sebenarnya telah kami posting beberapa tahun yang lalu di blog kami yang masih beralamat di warisan salaf wordpress. Mengingat sebentar

Lebih terperinci

بسم اهلل الرمحن الرحيم BERKURBAN

بسم اهلل الرمحن الرحيم BERKURBAN بسم اهلل الرمحن الرحيم BERKURBAN oleh : Abbul Harits Himawan Arifin I. Hukum Berkurban Hukum berkurban -menurut pendapat yang kuat- adalah wajib setiap tahun bagi orang yang baligh, mukim (tidak mengadakan

Lebih terperinci

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya ( Al Hajj 36 )

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya ( Al Hajj 36 ) Allah mensyariatkan berkurban dengan firman-nya : ف ص ل ل ر ب ك و ان ح ر ] الكوثر : 2 [ Maka sholatlah untuk Robbmu dan sembelihlah (Al Kautsar 2) Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian

Lebih terperinci

Definisi, hukum dan tata cara berqurban

Definisi, hukum dan tata cara berqurban Definisi, hukum dan tata cara berqurban "Barangsiapa yang memiliki kelapangan harta, tetapi ia tidak menyembelih qurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekati tempat shalat kami" (Riwayat Ahmad 1/321,Ibnu

Lebih terperinci

Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah ال ف ج ش. ل ال ع ش ش [ الفجش 2-1[ Demi fajar, dan malam yang sepuluh (Al Fajr 1-2) Ibnu Katsir berkata: Yang dimaksud adalah sepuluh hari

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah Keutamaan Bulan Dzulhijjah Di dalam perjalanan hidup di dunia ini, kita akan menjumpai hari-hari yang Allah Subhanahu wa Ta ala berikan keutamaan di dalamnya. Yaitu dengan dilipatgandakannya balasan amalan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ب د ل س ب ب ال م ل ك ك ت ب د ل ال ع ي Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Perubahan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullah,

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya) SIFAT WUDHU NABI Apabila seorang muslim mau berwudhu, maka Hendaknya ia berniat di dalam hatinya, kemudian membaca Basmalah, sebab Rasulullah bersabda: ال و ض و ء ل م ن ل ي ذ ك ر اس م الل ه ع ل ي ه "Tidak

Lebih terperinci

Memindah Qurban Ke Tempat Lain

Memindah Qurban Ke Tempat Lain بسم االله الرحمن الرحيم Memindah Qurban Ke Tempat Lain Penulis: Fadhilatul Imam Al-Faqih Samahatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah www.darussalaf.or.id Senin, 11 Desember 2006 Di antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M KAIDAH FIQH الت اب ع ت ب ع Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti حفظو هللا

Lebih terperinci

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Tatkala Menjenguk Orang Sakit هللا ىلص Doa-doa Rasulullah Tatkala Menjenguk Orang Sakit Publication : 1438 H_2017 M DOA-DOA RASULULLAH TATKALA MENJENGUK ORANG SAKIT حفظو هللا Oleh Ustad Abu Minhal, Lc Disalin dari Majalah As-Sunnah_Baituna,

Lebih terperinci

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Shalat witir merupakan ibadah yang paling agung di sisi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. tatacara. Qurban. Penerbit Media Hidayah

Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. tatacara. Qurban. Penerbit Media Hidayah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin tatacara Qurban Tuntunan Nabi Penerbit Media Hidayah ah Judul Asli: Penulis: Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Penerbit: Daaruts Tsariya, Riyadh Cetakan I, tahun 2002 Edisi

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Mengabulkan DO A Hamba-Nya Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebaikan Konsisten dalam kebaikan Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad المداومة على فعل المعروف محمود محمد الخزندار Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[ 2. Tauhid dan Niat TUJUAN Peserta memahami makna iman kepada Allah Peserta memahami hukum niat Peserta mengetahui hadits-hadits yang berkaitan dengan niat Peserta termotivasi untuk selalu berusaha meluruskan

Lebih terperinci

PENGERTIAN TENTANG PUASA

PENGERTIAN TENTANG PUASA PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA BISAKAH KIRIM PAHALA Pertanyaan dari orang Sudan yang tinggal di Kuwait, ia mengatakan: Apa hukumnya membaca Al-Fatihah untuk dihadiahkan kepada mayit, juga menyembelih hewan untuknya, demikian pula memberikan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Syarah Istighfar dan Taubat

Syarah Istighfar dan Taubat Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita

BAB I PENDAHULUAN. Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita sebagai siswa juga bisa mengikuti kurban di sekolah, tidak harus selalu di lingkungan rumah saja. Kita

Lebih terperinci

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Dan Amalan Yang Disyariatkan Kategori Hari Raya = Ied Senin, 18 Desember 2006 01:35:15 WIB KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN

Lebih terperinci

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat (الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 31-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Membatalkan Puasa Al-Bukhari 1797, 1800, 1815 Tirmidzi 652-653 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,

Lebih terperinci

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah RISALAH AQIQAH Hukum Melaksanakan Aqiqah Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat syarat tertentu. Oleh

Lebih terperinci

Menyambut Idul Adh-ha

Menyambut Idul Adh-ha Menyambut Idul Adh-ha Saat ini kita berada di salah satu hari raya umat Islam, yaitu Idul Adh-ha; hari di mana kita disyariatkan berkurban. Hari raya ini, Allah sebut dalam kitab-nya dengan nama hari Haji

Lebih terperinci

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM PETUNJUK NABI TENTANG MINUM Ustadzah Nur Hasanah Publication : 1438 H_2016 M PETUNJUK NABI TENTANG MINUM Oleh : Ustadzah Nur Hasanah Sumber: www.almanhaj.or.id yang menyalinnya dari Majalah as-sunnah Ed.

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2) Ditulis oleh slam Center FATWA-FATWA PLHAN (18) Hukum Menyembelih untuk selain Allah Pertanyaan: Apakah hukum menyembelih untuk selain Allah? Jawaban: Sudah kami jelaskan dalam kesempatan lain bahwa tauhid

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah Fiqh الط ه ار ة ا بت ي م ام ك ال ط ه ار اة ب ل م ا اء BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah

Lebih terperinci

Tata Cara Shalat Malam

Tata Cara Shalat Malam Tata Cara Shalat Malam ] ندونييس Indonesian [ Indonesia DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 36-39) 1Terjemah1T 1T: 1TMuhammad Iqbal A. Gazali 1TEditor1T

Lebih terperinci

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA DOA dan DZIKIR SEPUTAR PUASA Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA Sumber: Sebagian Besar Dikutip dari Hisnul Muslim, Lengkapnya lihat ebook Versi CHM e-book ini didownload

Lebih terperinci

KESALAHAN DALAM IBADAH QURBAN

KESALAHAN DALAM IBADAH QURBAN KESALAHAN DALAM IBADAH QURBAN Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc. (Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul) ر ب ن ا ب ل ق ا ل م د ل ل ال ذ ي ى د ان ل ذ ا و م ا ك ن ا ل ن ه ت د

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 13-06-2017 18 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Itikaf Al-Bukhari 1885-1890 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH) PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH) Zakat fitrah berfungsi untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan ucapan kotor dan untuk memberi makan orang-orang miskin. Diriwayatkan dari Ibnu

Lebih terperinci

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Pendengar yang bernama

Lebih terperinci

Pada hakekatnya berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam.

Pada hakekatnya berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam. SUNGGUH selalu ada hikmah di setiap perintah yang Allah Subhanahu Wata ala serukan kepada kita umatnya, meskipun jika dipandang berat menjalaninya. Begitulah perintah berqurban yang didasari kepada kisah

Lebih terperinci

BISAKAH KIRIM PAHALA?

BISAKAH KIRIM PAHALA? Booklet Da wah.: Jumat, 15 Dzulhijjah 1435 H / 10 Oktober 2014 M 1 B e r i lmu S e b e lu m B e rk a ta & B e ra m a l BISAKAH KIRIM PAHALA? ا لح م د و ال صلا ة و ال سلا م ع لى ر س و ل الله و ع لى آل ه

Lebih terperinci

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? Publication : 1436 H_2015 M Apa Pedomanmu dalam Beribadah Kepada Allah Ta'ala? Disalin dari Majalah as-sunnah Ed.05 Thn.XIX_1436H/2015M e-book ini didownload

Lebih terperinci

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji). IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai

Lebih terperinci

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH Bagi orang yang ingin melakukan safar hendaknya belajar mengumpulkan bekal yang bermanfaat, salah satunya yaitu belajar tentang adab dan doa ketika hendak dan ketika safar

Lebih terperinci

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di  PETUNJUK RASULULLAH PETUNJUK RASULULLAH Bagi YANG BERHUTANG حفظه االله Ustadz Nur Kholis bin Kurdian Publication: 1434 H_2013 M PETUNJUK RASULULLAH صلى االله عليه وسلم BAGI YANG BERHUTANG حفظه االله Ustadz Nur Kholis bin

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat KEWAJIBAN PUASA Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 183-184 رحمه هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M KEWAJIBAN PUASA Tafsir Surat al-baqarah ayat 183-184 رحمه هللا Oleh: Imam Ibnu Katsir

Lebih terperinci

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M Qawa id Fiqhiyah ال ع د ل ف ال ع ب اد ات م ن أ ك ب م ق اص د الش ار ع Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat Publication: 1436 H_2014 M ال ع د ل ف ال ع ب اد ا ت م ن أ ك ب م ق اص

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN Kaidah Fiqih MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN األ م ي ال ي ض م ن ت ل ف ال ع ي ب ال ت ع د و ال ت ف ر ي ط و الظ ا ل ي ض م ن م ط ل ق ا حفظه هللا Oleh: Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication: 1433

Lebih terperinci

PUASA DI BULAN RAJAB

PUASA DI BULAN RAJAB PUASA DI BULAN RAJAB الصوم ف شهر رجب ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com رمجة: موقع الا سلام

Lebih terperinci

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT : MEMBATALKAN PUASA HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum ل م ط اخل ي ب ت ي وا حىت ارش وا و و ي ض الا ج ر ف د م ن ال س و ط الا ي م ن اخل Makan minumlah

Lebih terperinci

TAFSIR AYAT PUASA. Oleh: Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi.

TAFSIR AYAT PUASA. Oleh:   Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. TAFSIR AYAT PUASA Oleh: خفظه اهلل Syaikh Salim bin Ied al-hilali Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. TAFSIR AYAT PUASA DAN FAEDAH HUKUMNYA (QS. Al-Baqarah [2]: 183-185) 1 "Dengan menyebut Nama

Lebih terperinci

Mulyana Abdullah Qurban berkorban bukan lagi sekadar memenuhi panggilan syari at, tetapi karena kondisi nyata ummat yang masih dihadapkan pada situasi

Mulyana Abdullah Qurban berkorban bukan lagi sekadar memenuhi panggilan syari at, tetapi karena kondisi nyata ummat yang masih dihadapkan pada situasi QURBAN: WUJUD KEDEKATAN SEORANG HAMBA DENGAN TUHANNYA Oleh: Mulyana Abdullah 1 Abstrak Qurban berasal dari bahasa Arab, Qurban,(قربان) yang berarti dekat. Di dalam ajaran Islam, qurban disebut juga dengan

Lebih terperinci

MUZARA'AH dan MUSAQAH

MUZARA'AH dan MUSAQAH MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Publication : 1438 H, 2017 M MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Sumber:almanhaj.or.id dari Al-Wajiiz fii Fiqhis

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan Publication: 1436 H_2015 M KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih Aspek Fikih Penyembelihan Hewan 5 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat menjelaskan tata cara penyembelihan hewan, menjelaskan ketentuan akikah dan kurban serta dapat

Lebih terperinci

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah Hukum Onani ح م الاستمناء (لعادة الرس ة) ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko

Lebih terperinci

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak hafizhahullah Kematian adalah satu perkara yang pasti akan menjemput manusia. Tak seorang pun

Lebih terperinci

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah Saudara pembaca, dienul Islam adalah agama yang mengajarkan kepada pemeluknya segala bentuk kebersihan. Baik kebersihan yang bersifat rohani atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA A. Analisis Dari Segi Penerimaan Zakat Zakat melalui sms (short message service)

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1437 H/ 2016 M SUMPAH PALSU SEBAB MASUK NERAKA Disalin dari Majalah As-Sunnah, Edisi 07 Thn.XIX_1437H/2015M Download

Lebih terperinci

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan:

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam سلسلة توجيهات ا رشادية Disusun Oleh: Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 1429 2008 سلسلة توجيهات إرشادية باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar Ibnu Rifai Sahabat mulia, Malik bin al-huwairits radhiyallahu anhu bercerita, خ ب ر ن اه ه ل ن ا ف ا ل ن ا ع م ن ت ر ك ن ا ف ي أ ه

Lebih terperinci

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH Derajat Hadits Puasa TARWIYAH حفظو هللا Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat Publication : 1436 H_2015 M Shahih dan Dha'if Hadits Puasa Enam Hari Bulan Syawwal Sumber : www.almanhaj.or.id yang menyalinnya

Lebih terperinci

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc. Amalan Setelah Ramadhan Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc. ا ن ال ح م د ل له ن ح م د ه و ن س ت ع ي ن ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع و ذ ب الله م ن ش ر و ر ا ن ف س ن ا و م ن س ي ي ات ا ع م ال ن ا م ن ي ه

Lebih terperinci

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid حكم قول: فلان شهيد ] إندوني [ Indonesia Indonesian Syaikh Muhammad al Utsaimin rahimahullah Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2011 1432

Lebih terperinci

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman Publication: 1434 H_2013 M PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul

Lebih terperinci

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM رمحو اهلل Imam Al-Albani Publication : Rajab 1432 H/ Juni 2011 Hukum Sholat Berjama ah Kedua Copyright bagi ummat Islam. Sumber: Biografi Syaikh Al-Albani, Pustaka Imam Asy-Syafi i Download > 350 ebook

Lebih terperinci

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan. Qunut Nazilah ا لل ه م اه د ن ا ف ي من ه د ي ت و ع اف ن ا ت و ل ي ت ف ي م ن ع اف ي ت و ت و ل ن ا ف ي م ن Ya Allah, berilah aku hidayat sebagaimana orang yang telah Engkau tunjukkan, Berilah aku kesihatan

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari Publication : 1437 H_2016 M Tetangga: Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan al-halabi Disalin

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO TENTANG PERMOHONAN IZIN POLIGAMI (PEMBUKTIAN KEKURANGMAMPUAN ISTERI MELAYANI SUAMI) A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 18-06-2017 23 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Bersedekah Al-Bukhari 1341-1343, 1345, 1349, 1350, 1353 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK A. Analisis terhadap Mekanisme Hak Khiya>r pada Jual Beli Ponsel Bersegel Akad merupakan

Lebih terperinci

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي KUMPULAN 20-AN DALIL PENTING UNTUK PEMULA --- 1. Perintah mentauhidkan Allah dan meninggalkan syirik: و اع ب د وا اللهه و ل ت ش ر ك وا ب ه ش ي ئ ا Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-nya

Lebih terperinci

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan : Membaca AlFatihah Pada saat membaca AlFatihah inilah sebenarnya esensi dari dialog dengan Allah. Karena disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi bahwa setiap ayat yang dibaca seseorang dari AlFatihah mendapat

Lebih terperinci

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan? Kepada Siapa Puasa Diwajibkan? Kamis, 27 Oktober 2005 17:17:15 WIB Oleh Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Para ulama telah sepakat bahwa puasa wajib atas seorang mus-lim yang berakal, baligh, sehat,

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

Penyembelihan Hewan. Ringkasan Materi

Penyembelihan Hewan. Ringkasan Materi Penyembelihan Hewan Standar Kompetensi : 5. Memahami Hukum Islam tentang penyembelihan hewan 5 Kompetensi Dasar : 5.1 Menjelaskan Tata Cara Penyembelihan Hewan 5.2 Menjelaskan Ketentuan Aqiqah Dan Qurban

Lebih terperinci