BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Menentukan metode adalah langkah yang sangat penting, karena metode digunakan sebagai langkah untuk membuktikan penelitian yang telah dirancang. Diperlukan metode yang tepat agar sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Single Subject Research (SSR). Metode ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap subjek penelitian kemudian mengukur akibat dari pemberian perlakuan tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah A-B-A yang terdiri dari tiga fase yaitu A1 (baseline-1), B (Intervensi), dan A2 (baseline-2). Desain ini dipilih karena menurut Sunanto (2005, hlm.61) Desain A-B-A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas (gerak irama) terhadap variabel terikat (kemampuan orientasi arah). Mula-mula target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B). Berbeda dengan disain A-B, pada disain A-B-A setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline ke dua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang ke dua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi, sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. (Sunanto, 2005, hlm.61) Fase baseline-1 (A1) adalah kemampuan dasar. Dalam fase ini peneliti akan mengukur kemampuan awal subjek dalam orientasi arah. Subjek diperlakukan secara alami tanpa diberikan perlakuan. Pengamatan ini dilakukan selama 4 sesi atau hingga menunjukkan data yang stabil, kemudian hasilnya digambarkan pada grafik A1. Fase intervensi (B) subjek diberikan perlakuan (treatment) berupa gerak irama yang diterapkan pada pembelajaran orientasi arah. Kemudian subjek 28

2 Kemampuan orientasi arah 29 diamati selama 7 sesi atau hingga menunjukkan data yang stabil kemudian hasilnya digambarkan pada grafik B. Fase baseline-2 (A2) merupakan pengulangan kondisi baseline. Pada fase ini diukur sampai sejauh mana pengaruh yang terjadi pada subjek setelah diberikan perlakuan, sehingga dapat menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara gerak irama dan kemampuan orientasi arah. Subjek diamati kembali selama 4 sesi atau hingga diperoleh data yang stabil, kemudian hasilnya digambarkan pada grafik A2. Struktur dasar desain A-B-A dapat digambarkan pada grafik dibawah ini. Grafik 3.1 Desain A-B-A Kemampuan Orientasi Arah A1 B A B.Variabel Penelitian dst 1. Defi Sesi (hari)

3 30 B. VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel Bebas (X) atau Intervensi Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gerak irama. Gerak irama merupakan suatu ilmu yang memasukan unsur pola gerak dan irama dalam pembelajaran. Ilmu gerak irama dapat dipakai sebagai wahana guru kelas dalam upaya menjembatani kesulitan-kesulitan peserta didik, dan penguasaan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui kegiatan-kegiatan kreativitas yang esensial berkaitan dengan pola gerak dan olah tubuh secara alami yang dirancang sebagai bentuk permainan bersifat terapeutik atau penyembuhan. (Delphie, 2009, hlm.186). Sehingga disimpulkan bahwa gerak irama adalah suatu ilmu yang mengantarkan guru untuk mendapatkan profesionalisme mengajar melalui kegiatan-kegiatan kreativitas dalam pembelajaran dengan memasukan unsur pola gerak dan irama yang dirancang dalam bentuk permainan terapeutik. b. Variabel terikat (Y) atau Target Behavior Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varibel bebas. (Sugiyono, 2014, hlm.61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan orientasi arah. Orientasi arah merupakan unsur penting yang ada pada diri manusia dalam menemukan dan menentukan arah. Berdasarkan esensialnya orientasi arah merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memfungsikan indra-indranya untuk kemudian dikoordinasikan dengan anggota tubuhnya dalam melaksanakan aktivitas gerak. (Thurstone dalam Nolen, 1997, hlm. 102). Dalam hal ini orientasi arah yang dimaksud adalah kemampuan subjek yaitu anak tunagrahita untuk memahami berbagai konsep arah kanan, kiri, depan, dan belakang.

4 31 2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas (X) atau Intervensi Variabel bebas harus dapat dioperasionalkan. Gerak irama sangat luas mencakup berbagai aktivitas pembelajaran yang bermacam-macam tergantung dari guru yang merancang. Dalam hal ini gerak irama diterapkan dalam pembelajaran orientasi arah melalui serangkaian aktivitas permainan terapeutik yang terdiri dari permainan orientasi arah (kanan, kiri, depan, belakang) dan lagu-lagu yang menerapkan konsep arah. Beberapa nama permainannya yaitu permainan kanan kiri diam, permainan awas ada buaya, permainan ayo berpindah dan permainan tunjukan arah. Sedangkan judul lagu-lagunya adalah tangan ku ke depan, SKJ umay, kalau kau suka hati, dan kanan-kiri-depan-belakang. Berikut ini adalah pola gerak irama yang diterapkan dalam pembelajaran orientasi arah. Gabungan 4 Kiri Kanan 3 Start 1 5 Evaluasi Depan Belakang 2 Gambar 3.1 Pola Gerak Irama Orientasi Arah 1) Start Siswa diberikan penjelasan tentang materi orientasi arah yang mencakup kanan, kiri, depan dan belakang. Guru memberikan penjelasan tentang empat petujuk arah yang dibuat di lantai, beserta tanda yang ditempel pada keempat sisi kelas. Siswa memakai gambar kepala hewan yang ditempelkan pada dadanya, juga memakai ekor yang dipasang di bagian

5 32 belakang tubuhnya. Ini berfungsi untuk memudahkan anak dalam membedakan arah depan dan belakang tubuhnya. Selain itu siswa memakai gelang pita berbeda warna yang berfungsi untuk membedakan arah kanan dan kiri. Pita merah untuk kanan dan pita kuning untuk kiri. Gambar 3.2 Petunjuk arah dan properti yang digunakan anak a) Lagu kanan-kiri depan-belakang Aturan main: 1. Siswa bernyanyi sambil memperagakan gerakan sesuai lirik lagu. 2. Siswa berdiri di kotak tengah pada karpet puzzle 3. Saat menyebutkan kiri siswa berpindah ke kotak kuning, kanan untuk kotak warna merah dan seterusnya. Berikut adalah lirik lagunya: Kiri kiri kiri, kanan Kiri kiri kiri, kanan Ini namanya kiri, ini namanya kanan Kiri kanan geol geol geol Catatan: Guru dapat mengganti lirik dengan depan-belakang atau dibalik. Gambar 3.3 Permainan kanan-kiri, depan-belakang

6 33 2. Depan-Belakang Dari posisi start siswa masuk ke posisi 2 (depan- belakang). Kemudian siswa bernyanyi lagu tanganku ke depan sambil memperagakan gerakannya. Berikut adalah liriknya: a) Lagu tanganku ke depan Tanganku ke depan, tanganku ke belakang Tanganku ke depan dan digoyang-goyang Sambil bertepuk tangan, berputarlah bersama-sama Catatan: Guru dapat mengganti lirik tangan menjadi kaki, kepala dan pinggul b) Permainan awas ada buaya! Aturan main: 1. Siapkan dua buah tali yang membagi kelas menjadi dua bagian dan simpan tali tersebut di lantai. Kemudian beberapa bola di bagian depan dan belakang tali tersebut. Bola diimajinasikan sebagai telur buaya. 2. Siswa berada ditengah dua tali tersebut atau diimajinasikan berada di sungai. 3. Guru mengintruksikan siswa agar berimajinasi ditengah tali tersebut sedang berenang di sungai. Siswa melakukan gerakan berenang. Saat siswa berenang tiba-tiba datang seekor buaya. Guru berteriak awas ada buaya! Kemudian siswa bersiap untuk menyelamatkan diri ke daratan. 4. Guru mengintruksikan untuk lompat ke depan, atau lompat ke belakang. Saat itu siswa harus segera berpindah ke daratan yang disebutkan guru. 5. Siswa melakukan gerakan berenang kembali. Kemudian guru memberikan instruksi Ambil telur buaya yang ada di depan! atau Ambil telur buaya yang ada di belakang!. Kemudian semua siswa secepat mungkin segera mengambil bola yang diinstruksikan guru. 6. Seterusnya siswa melakukan kegiatan tersebut secara berulang-ulang.

7 34 3. Kanan-kiri Gambar 3.4 Permainan awas ada buaya Guru menjelaskan tentang anggota badan bagian kanan dan kiri. Guru dan siswa menyanyikan lagu kalau kau suka hati. Berikut adalah liriknya. a) Lagu kalau kau suka hati Kalau kau suka hati angkat tangan kanan (kanan) Kalau kau suka hati angkat tangan kanan (kanan) Kalau kau suka hati yang memangnya begitu Kalau kau suka hati angkat tangan kanan (kanan) Catatan: Guru dapat mengganti lirik tangan kanan dengan tangan kiri, kaki kanan, kaki kiri dan sebagainya. b) Permainan kanan-kiri-diam Aturan main: 1. Terdapat 7 kotak karpet puzzle yang disusun secara horizontal. Jika siswa yang bermain lebih dari 1 orang, maka harus membuat 7 kotak karpet lagi. Pada kotak ke empat atau kotak paling tengah dibedakan warnanya. Tempatkan siswa di kotak tersebut. 2. Lemparkan dadu kemudian lihat berapa mata dadu yang keluar. Mata dadu terdiri dari angka 1, 2 dan 0 atau diam. Siswa akan melangkah ke kanan atau ke kiri sesuai mata dadu yang keluar. Misalnya 2 langkah ke kiri, maka siswa harus bergeser 2 kotak ke kiri. 3. Permainan dilakukan secara bergantian dengan siswa yang lain. Setiap siswa menunggu giliran melempar dadu setelah temannya. 4. Pemenang adalah siswa yang paling cepat keluar dari kotak, baik itu dari arah kiri ataupun kanan, karena peluang melempar mata dadu yang menentukan siswa unuk menjadi pemenang. 5. Terdapat satu kotak jebakan, guru dapat menempatkan di kotak manapun. Bagi siswa yang berdiri di kotak tersebut akan mendapat hukuman. Guru

8 35 dapat menentukan hukuman tersebut misalnya dikelikitik oleh semua temannya. Kotak jebakan Gambar 3.5 Permainan kanan-kiri-diam Selanjutnya siswa bernyanyi lagu SKJ Umay sambil bergerak diiringi oleh musik audio. Berikut adalah lirik lagunya. c) Lagu SKJ Umay Halo halo halo halo teman-teman semua Ayo nyanyi dan menari dengan riang gembira mari kita melompat bergembira bersama Lompat kiri lompat ke kanan Putar badan kekiri lalu ke kanan Lompat lagi kekiri lompat ke kanan, injak bumi 4. Gabungan (Kiri-Kanan, Depan-Belakang) a) Permainan ayo berpindah Aturan main: Gambar 3.6 Permainan ayo berpindah 1. Tempatkan masing-masing siswa di warna yang berbeda.

9 36 2. Siswa hanya mengikuti instruksi guru. Misalkan guru menginstruksikan kepada semua siswa untuk pindah ke depan tiga kali, maka siswa harus berpindah sesuai dengan instruksi guru. 3. Berikan perintah untuk arah depan-belakang terlebih dulu secara berulang kemudian arah kanan-kiri. Dan terakhir menggabungkannya. 4. Guru memberikan instruksi kepada satu persatu siswa untuk mengetahui pemahaman setiap siswa tentang arah. b) Permainan tunjukan arah Aturan main: Gambar 3.6 Gambar 3.7 Permainan tunjukan arah 1. Siswa memilih satu warna jalan yaitu antara merah, kuning, atau biru. 2. Siswa mengikuti petunjuk arah dengan melompat pada setiap lingkaran yang warnanya sama hingga sampai di tanda panah terakhir. 3. Saat berpindah dari satu lingkaran ke lingkaran lain, siswa harus sambil menyebutkan tanda arah pada setiap lingkaran yang diinjaknya tersebut. 4. Selanjutnya siswa dapat mengulangi permainan pada warna jalan yang lainnya. 5. Evaluasi Pada posisi 5 (evaluasi) siswa dites untuk membedakan arah kanan-kiri, depan-belakang berdasarkan materi yang telah diajarkan. Guru menggunakan format penilaian yang telah disediakan. (terlampir) b. Variabel Terikat (Y) atau Target Behavior

10 37 Variabel terikat atau target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan orientasi arah anak tunagrahita sedang. Orientasi arah yang dimaksud adalah membedakan kanan, kiri, depan, dan belakang. Orientasi arah ini dibagi menjadi dua aspek yaitu menunjukkan bagian dan posisi anggota tubuh dan gerakan mengarah. Dalam hal ini yang termasuk orientasi arah dalam menunjukkan bagian dan posisi anggota tubuh adalah menunjukkan tangan kanan-kiri, menunjukkan kaki kanan-kiri, menunjukan posisi tubuh ke depan dan ke belakang. Sedangkan yang termasuk gerakan mengarah dibagi menjadi empat yaitu gerakan mengarah ke kiri, ke kanan, ke depan, dan ke belakang. Gerakan mengarah tersebut dilakukan melalui aktivitas lompat, langkah, hadap, ambil bola dan lempar bola. C. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak tunagrahita sedang kelas IV SD di SLB Bina Asih Cianjur. Berikut adalah identitas subjeknya : Nama Inisial Jenis Kelamin : G : Perempuan Tempat tanggal lahir : Cianjur, 09 September 2004 Kelas Sekolah Alamat Rumah Jenis Hambatan Karakteristik : IV SDLB : SLB Bina Asih : Kp. Raweuy RT.03/07 Desa Mekar Sari, Kab. Cianjur : Tunagrahita sedang dan Spastik Subjek termasuk pada kategori tunagrahita sedang. Selain itu, subjek memiliki hambatan penyerta spastik. Tangan dan kaki bagian kanan mengalami kelumpuhan, namun untuk kaki kanannya masih dapat sedikit digerakkan. Permasalahan orientasi arah yang dialami anak terlihat ketika anak diperintahkan untuk menunjukkan bagian tubuh kanan dan kiri, ia kebingungan dan salah menunjukkan. Ia tidak mengerti konsep arah kanan dan kiri, begitupun saat diperintahkan untuk membedakan arah depan dan belakang,

11 38 sedangkan untuk arah atas dan bawah ia dapat membedakannya, seperti menyebutkan benda apa saja yang dipakai pada bagian atas dan bawah tubuhnya. Dikarenakan keterbatasan memori, saat anak diajarkan tentang konsep arah, ia mudah lupa. Ketika guru ingatkan tentang posisi tangan kanan dan kiri, beberapa menit kemudian anak sudah lupa dan masih sering tertukar. Hal ini serupa terjadi ketika anak diberikan pertanyaan tentang benda apa saja yang ada di sebelah kirinya, anakpun bingung untuk menjawab. Akibat dari masalah orientasi arah ini, mempengaruhi terhadap kemampuannya dalam membedakan huruf-huruf yang memiliki bentuk hampir sama seperti b,d,p,g. 2. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SLB Bina Asih Cianjur. Sekolah ini beralamatkan di Jl. Suryakencana No.11 Desa Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kab. Cianjur. D. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Instrumen Penelitian Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dari itu diperlukan suatu alat ukur. Dalam hal ini alat ukur yang dimaksud berupa instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2014, hlm.148) instrumen penelitian adalah Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes perbuatan. Pengukuran dilakukan pada kondisi baseline1, intervensi dan baseline 2. Setiap sesi dilakukan tes untuk menguji anak dalam menunjukkan arah kiri-kanan dan depan-belakang, sehingga dapat diketahui kemampuan anak dalam orientasi arah pada setiap sesi meningkat atau menurun. Langkah-langkah yang dirancang dalam pembuatan tes ini adalah: a. Membuat kisi-kisi instrumen Kisi-kisi merupakan rancangan awal sebelum penyusunan instrumen. Kisi-kisi dibuat berdasarkan target behavior yang ingin dicapai juga disesuaikan dengan kemampuan awal subjek. (Kisi-kisi terlampir) b. Penyusunan instrumen

12 39 Instrumen dibuat mengacu pada kisi-kisi yang telah dibuat. Instrumen ini terdiri dari beberapa butir yang berisi tentang instruksi untuk mengetes anak dalam membedakan arah kanan, kiri, depan, dan belakang. Instrumen ini terdiri dari dua aspek yaitu kemampuan dalam membedakan posisi dan bagian anggota tubuh dan gerakan mengarah. (Instrumen terlampir) c. Menentukan kriteria penilaian Kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam membedakan arah kanan-kiri, depan-belakang yaitu sebagai berikut Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Skor Keterangan 1 Jika anak melakukan sesuai instruksi arah dengan benar 0 Jika anak melakukan tidak sesuai dengan instruksi arah 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan guna mengumpulkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu tes. Jenis tes yang digunakan adalah tes perbuatan, untuk mengukur kemampuan orientasi arah dalam membedakan kanan, kiri, depan dan belakang. Anak diperintahkan untuk menunjukan arah yang benar, sesuai dengan intruksi. Skoring dilakukan pada setiap tes, anak akan diberikan nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Data dicatat dalam format pencatatan yang telah disediakan, setelah data terkumpul kemudian dijumlahkan. E. UJI VALIDITAS Uji validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi berupa expert judgment. Dalam penelitian ini akan dipilih tiga expert yaitu dua orang dosen sebagai ahli dan satu orang guru untuk menganalisis instrumen yang akan diujikan valid atau tidaknya. Menurut Sugiyono (2014, hlm.182) Secara teknis pengujian validitas konstrak dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi

13 40 instrumen, atau matrik pengembangan instrumen, maka dari itu expert judgement akan menguji kesesuaian setiap butir instrumen tersebut dengan indikator yang telah ditetapkan. Kemudian data yang sudah diperoleh dari expert judgment dinilai validitasnya dengan menggunakan rumus: Persentase = jumlah yang cocok jumlah penilai x 100 % Tabel 3.2 Daftar Tim Expert Judgement Instrumen Penelitian No Nama Ahli Jabatan Instansi Hasil 1. Dr. Zaenal Alimin, M.Ed. Dosen UPI Valid 2. Dra. Oom S Homdijah, M.Pd. Dosen UPI Valid 3. Dra. R. Liesye Hasinah. Guru SLB Bina Asih Cianjur Valid F. PROSEDUR PENELITIAN Pada penelitian ini yang menjadi sasaran perilaku (target behavior) yaitu kemampuan anak dalam orientasi arah. Tujuannya agar anak dapat memahami arah kanan-kiri, depan-belakang dengan benar. Juga dapat meningkatkan kesadaran tubuhnya dalam membedakan arah. Sebelum penelitian ada beberapa prosedur yang harus dipersiapkan yaitu mulai dari : 1. Persiapan Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini adalah: a. Studi Pendahuluan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan ke sekolah yang dituju untuk mendapatkan informasi sebagai bahan penelitian. Dilihat sejauh mana masalah anak dalam orientasi arah. Penulis melakukan asesmen melalui observasi dan tes. Kemudian dari permasalahan itu penulis mendapatkan ide atau cara untuk penanganan masalah orientasi arah pada anak tunagrahita. b. Menyusun Proposal Penelitian

14 41 Peneliti menyusun proposal sebagai bahan pengajuan penelitian. Proposal penelitian ini mencakup pendahuluan, kajian teori dan metode penelitian. Setelah disetujui, kemudian melakukan revisi proposal yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. b. Pengurusan perizinan Ditujukan kepada lembaga-lembaga terkait di kampus dan di luar UPI untuk mengurus tentang perizinan melaksanakan penelitian pada lokasi penelitian yang telah ditentukan. d. Menyusun instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat untuk mendapatkan data mengenai kemampuan subjek dalam orientasi arah selama penelitian. Hal-hal yang dipersiapkan adalah membuat alat pengukur/tes kemampuan orientasi arah, bentuk tesnya adalah tes perbuatan. Instrumen digunakan untuk mengukur kemampuan subjek dalam membedakan arah kanan-kiri dan depan-belakang. Instrumen harus melalui uji validitas expert judgment agar valid dan dapat digunakan dalam penelitian. e. Membuat rancangan pelaksanaan penelitian Dalam rancangan pelaksanaan penelitian, peneliti akan menentukan macam-macam permainan yang akan diberikan kepada subjek, juga disusun prosedur pelaksanaannya beserta aturan mainnya. Tentunya rancangan pembelajaran ini disusun berdasarkan teori tentang gerak irama. Beberapa permainannya yaitu kanan-kiri diam, awas ada buaya, ayo berpindah dan tunjukan arah. Lagu-lagunya yaitu tanganku ke depan, kalau kau suka hati, SKJ Umay dan kanan-kiri-depan-belakang. Kemudian di akhir setelah intervensi pada setiap sesi dilaksanakan evaluasi menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengukur peningkatan kemampuan orientasi arah pada subjek. f. Menyusun jadwal penelitian Menyusun jadwal penelitian selama 15 hari yaitu 4 hari untuk pengukuran baseline-1 (A1), 7 hari untuk pemberian perlakuan dan pengukuran intervensi (B) dan 4 hari untuk pengukuran baseline-2 (A2). Namun jadwal ini berlaku secara fleksibel tergantung dari kestabilan data saat penelitian.

15 42 Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian No Hari/Tanggal Kegiatan 1. Kamis, 14 Januari 2016 Studi Pendahuluan 2. Rabu, 27 Januari 2016 Seminar Proposal Januari-15 Februari 2016 Revisi Proposal 4. Senin, 22 Februari 2016 Pembuatan SK Pembimbing dan izin penelitian 5. Februari- April 2016 Bimbingan Skripsi Bab I sampai Bab III 6. Kamis, 24 Maret 2016 Pengurusan perizinan ke KesBangPol 7. Rabu, 30 Maret 2016 Pengurusan perizinan ke Dinas Pendidikan 8. Senin, 22 April 2016 Expert Judgement 9. Kamis, 29 April 2016 Memberikan surat izin penelitian ke SLB Mei 28 Mei 2016 Pelaksanaan penelitian 11. Senin, 9 Mei 2016 Baseline Selasa, 10 Mei Rabu, 11 Mei Kamis, 12 Mei Jumat, 13 Mei 2016 Intervensi 16. Sabtu, 14 Mei Kamis, 19 Mei Jumat, 20 Mei Sabtu, 21 Mei Senin, 23 Mei Selasa, 24 Mei Rabu, 25 Mei 2016 Baseline Kamis, 26 Mei Jumat, 27 Mei Sabtu, 28 Mei 2016

16 43 2. Pelaksanaan Penelitian a. Baseline-1 (A) Pada fase baseline-1 pengukuran dilakukan sebanyak empat sesi atau hingga diperoleh data yang stabil, dimana setiap sesi dilakukan pada hari yang berbeda. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Mengkondisikan siswa dalam situasi yang menunjang untuk dilakukan tes, sehingga siswa dapat berkonsentrasi dan nyaman. 2) Melakukan tes tentang orientasi arah melalui instrumen yang telah disediakan. Subjek dibiarkan secara natural tanpa perlakuan untuk diukur sejauh mana kemampuan orientasi arahnya. Peneliti memberikan instruksi seperti angkat tangan kiri! lompat ke kanan! kemudian subjek mempraktikannya. 3) Peneliti mencatat hasil tes subjek pada format pencatatan data. b. Intervensi (B) Pada tahap intervensi, dilakukan pembelajaran gerak irama materi orientasi arah. Dilakukan sebanyak tujuh sesi atau hingga diperoleh data yang stabil. Langkah pelaksanaannya sebagai berikut: 1) Peneliti mengkondisikan siswa agar siap dalam pembelajaran 2) Peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran materi orientasi arah dengan penerapan gerak irama sesuai dengan pola gerak yang telah dibuat. Yaitu terdiri dari 5 posisi yaitu start, depan-belakang, kanan-kiri, gabungan dan evaluasi. 3) Siswa mengikuti pembelajaran sesuai arahan peneliti 4) Peneliti melakukan evaluasi diakhir pembelajaran untuk mengukur peningkatan kemampuan siswa di setiap sesi. c. Baseline-2 (A1) Setelah fase intervensi subjek diukur kembali pada fase baseline-2. Langkah prosedurnya sama dengan baseline-1. Dilakukan selama empat

17 44 sesi atau hingga diperoleh data yang stabil. Kemudian hasilnya dicatat pada format pencatatan data. G. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan presentase (%). Menurut Sunanto (2006, hlm.16) Persentase menunjukan jumlah terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut dikalikan dengan 100. Setelah data terkumpul dalam format pencatatan selanjutnya data diolah dalam bentuk persentase. Peneliti akan menghitung persentase hasil skor dari ketiga fase yaitu baseline- 1, intervensi, dan baseline-2. Maka untuk menghitung persentase kemampuan orientasi arah adalah sebagai berikut: Persentase kemampuan (%) = Skor Perolehan Skor Maksimal x 100% Tahap pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menghitung persentase kemampuan orientasi arah yang dilakukan sebagai pengukuran fase baseline-1 pada setiap sesi. b. Menghitung persentase kemampuan orientasi arah yang dilakukan sebagai pengukuran fase intervensi pada setiap sesi. c. Menghitung persentase kemampuan orientasi arah yang dilakukan sebagai pengukuran fase baseline-2 pada setiap sesi. d. Membandingkan persentase kemampuan orientasi arah pada ketiga fase tersebut pada setiap sesi. 2. Analisis Data Menurut Sunanto (2006, hlm.96) Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Dengan tujuan memperoleh gambaran

18 45 secara jelas tentang hasil penelitian melalui grafik. Bentuk grafik yang digunakan adalah grafik garis. Berikut ini adalah prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat grafik diantaranya sebagai berikut: 1) Absis dan Ordinat Perbandingan yang dianggap paling baik antara ordinat dan absis adalah 2:3 karena perbandingan ini dianggap paling sedikit mengandung kesalahan persepsi. Grafik dengan ordinat terlalu panjang menyebabkan arah grafik yang menaik atas menurun kelihatan terlalu tajam, sedangkan kalau absis yang terlalu panjang menyebabkan sebaliknya kenaikan atau penurunan grafik tidak terlalu tampak. 2) Variabel Terikat Variabel terikat atau target behavior selalu diletakkan pada ordinat (sumbu y) Dengan demikian pada ordinat akan tertulis nama variabel terikat atau target behavior, misalnya jumlah jawaban benar, waktu mengerjakan soal, kecepatan membaca dan lain-lain. 3) Judul dan Kondisi Judul grafik harus dibuat dengan pertimbangan agar hubungan antara variabel terikat dan bebas tampak jelas oleh pembaca. Di samping itu mana yang variabel terikat atau bebas harus dapat segera diketahui. 4) Penampilan Data Tampilan (skor) pada grafik harus menggunakan bentuk tertentu misalnyalingkaran,segi tiga, atau kotak yang dapat dibedakan secara jelas untuk masing-masing target behavior. 5) Jejak Data Jejak data harus menggunakan garis penuh (bukan putus-putus) untuk menunjukkan bahwa setiap data berhubungan secara kontinyu. Bila garis putus-putus digunakan berarti pada saat itu menunjukkan tidak terjadi kontinyuitas. 6) Label Kondisi Label kondisi menunjukkan fase baseline dan fase intervensi. Label yang digunakan biasanya A untuk baseline dan B untuk intervensi. Meskipun demikian ada variasi yang lain atau langsung ditulis nama intervensinya atau kondisinya. 7) Garis Perubahan Kondisi Untuk menunjukkan perubahan kondisi eksperimen dibatasi dengan garis vertikal berbetuk garis penuh atau putus-putus. Garis ini harus dibuat vertikal ke atas dan harus berada antara dua sesi. Data yang berada di depan dan di belakang garis pembatas kondisi ini tidak dihubungkan. (Sunanto, 2005, hlm.40-41) Berikut adalah penjelasan grafik A-B-A kemampuan orientasi arah: 1) Absis dan Ordinat

19 46 Grafik dibuat dengan perbandingan 2:3 antara garis ordinat dan absis. Garis absis (horizontal) menjelaskan tentang sesi dalam ukuran waktunya adalah hari. Karena penelitian ini berlangsung selama 15 sesi sehingga dibuat 15 titik pada garis absis. Sedangkan garis ordinat (vertikal) menerangkan persentase skor yaitu 0% -100%. 2) Variabel Terikat Variabel terikat atau target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan orientasi arah. Label ini ditulis di samping garis ordinat. 3) Judul dan Kondisi Judul grafik dalam penelitian ini adalah grafik kemampuan orientasi arah. 4) Penampilan data Tampilan data pada grafik menggunakan bentuk lingkaran agar lebih jelas. 5) Jejak Data Jejak data dibuat dengan garis penuh untuk menunjukan bahwa data berhubungan secara kontinyu. 6) Label Kondisi Karena penelitian ini menggunakan rancangan desain A-B-A yang terdiri dari tiga kondisi. Maka label kondisi yang digunakan adalah baseline-1 (A), intervensi (B), dan baseline-2 (A1). 7) Garis Perubahan Kondisi Garis vertikal membatasi antar fase dan letaknya berada diantara dua fase. Dalam penelitian ini terdiri dari 15 sesi yaitu 4 sesi baseline-1 (A), 7 sesi Intevensi (B) dan 4 sesi baseline-2 (A1)

20 47 Setelah data disajikan dalam bentuk grafik, selanjutnya data dianalisis melalui dua cara yaitu menganalisis data dalam kondisi dan menganalisis data antar kondisi. Menurut Sunanto (2006, hlm.107) analisis data dalam kondisi meliputi enam komponen, yaitu: 1. Panjang kondisi 2. Estimasi kecenderungan arah 3. Kecenderungan stabilitas 4. Jejak data 5. Level stabilitas dan rentang, dan 6. Level perubahan Sedangkan analisis data antar kondisi meliputi lima komponen, yaitu: 1. Jumah variabel yang diubah 2. Perubahan kecenderungan dan efeknya 3. Perubahan stabilitas 4. Perubahan level, dan 5. Data overlap Langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data sebagai berikut: 1) Menskor hasil pengukuran kemampuan orientasi arah pada fase baseline-1 pada setiap sesi. 2) Menskor hasil pengukuran kemampuan orientasi arah pada fase intervensi pada setiap sesi. 3) Menskor hasil pengukuran kemampuan orientasi arah pada fase baseline-2 pada setiap sesi. 4) Membuat table perhitungan skor-skor pada fase baseline-1, fase intervensi, dan fase baseline-2 pada setiap sesi. 5) Menjumlah semua skor yang ada pada fase baseline-1, fase intervensi, dan fase baseline-2 pada setiap sesi. 6) Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline-1, fase intervensi, dan fase baseline-2 pada setiap sesi. 7) Membuat analisis dalam bentuk grafik, sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.

21 48 8) Membuat analisis visual yang terdiri dari analisis dalam kondisi dan antar kondisi.

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J., 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian eksperimen ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menentukan metode merupakan langkah penting sebuah penelitian karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Permainan sondah adalah permainan meloncati garis dengan satu kaki, permainan ini terdapat di daerah Jawa Barat dan deerah luar Jawa.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang terdapat pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan pengumpulan hasil penelitian dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) 1. Variabel bebas adalah variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, prediktor, antecedent...variabel bebas adalah merupakan variabel yang

Lebih terperinci

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat.

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang mengangkat judul Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar penelitian dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Permainan Alat Musik Drum untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik, terdapat dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Kegiatan Meronce Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang, memiliki dua variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat, atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur perubahannya. Sesuai pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Perilaku Sasaran 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013, hlm.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Permainan Media Clay untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bangun Datar pada Anak Tunarungu Kelas 1 di SLB Az-Zakiyah Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : MP Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 Usia : 14 tahun. Alamat : Jln. H.Anwar No.34/189A Cijerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti merupakan subjek tunggal, sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian subjek tunggal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi dan dilakukan secara ilmiah, sistematis dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2006:8) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Atau secara lebih terperinci dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika menggunakan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian akan membantu peneliti dalam mendapatkan data sesuai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental Design atau disebut juga sebagai penelitian subjek tunggal (Single Subject Research). Subjek tunggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa komponen yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa komponen yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek 24 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pada metode penelitian ini akan memuat beberapa komponen yaitu variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEELITIAN

BAB III METODE PEELITIAN 30 BAB III METODE PEELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut Sunanto, D, dkk (2005:12) dalam buku pengantar penelitian dengan subjek tunggal, yaitu: variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas D4 di SLB B Sukapura beinisial DN dan berjenis kelamin laki-laki berusia 11 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan penelitian. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2007: 60) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 19 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan rancangan penelitian subjek tunggal (Single Subjek Research/SSR), yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu sifat yang hendak diteliti atau dipelajari dalam sebuah penelitian. Meneliti yaitu mempelajari setiap perubahan yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan bocce. Permainan adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang pengaruh motivasi belajar ekstrinsik terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu: variabel yang mempengaruhi

Lebih terperinci

basket kecil, dan bola karet ringan, lalu modifikasi pada ringnya yaitu tinggi

basket kecil, dan bola karet ringan, lalu modifikasi pada ringnya yaitu tinggi 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel penelitian dapat diartikan sebagai (1) atribut mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian, (2) suatu konsep yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SLB N Surakarta yang berlokasi di Jl. Cocak X Sidorejo, Sambeng, Mangkubumen, Banjarsari, Surakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu fokus yang diteliti agar mencapai target yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Eksperimen, merupakan bentuk metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat 27 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah salah satu sekolah luar biasa yang berada di kota Bandung yang terdapat

Lebih terperinci

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri),

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri), 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian subjek tunggal ini dikenal Treatment

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Work Shop Otomotif UPI yang terletak di Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung Tlp./Fax. 022-2020162.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang akan digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang diteliti agar mencapai target

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau cirri-ciri mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Media Komunikasi Visual Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 72) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian dilakukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dinilai perlu adanya pembuktian dengan berbagai macam rangkaian pengujian sehingga didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media 26 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABLE PENELITIAN 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang keterampilan SLB Rama Sejahtera. Peneliti melakukan penelitian pada saat jam pelajaran keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat, atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : I Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 27 April 2003 Agama : Islam Alamat : Kp. Lebak Cihideung Lembang Kelas :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. (Sunanto, et al. 2006 : 13) variabel bebas dalam penelitian subjek

Lebih terperinci

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN 29 BAB III MEDOTE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008, hlm.3). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. (dalam Sunanto, J., dkk, 2005:12). Menurut Hatch dan Farhady

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Single Subject Research (SSR), yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat akibat dari pemberian perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Upaya mendapatkan suatu gambaran yang komprehensif dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Upaya mendapatkan suatu gambaran yang komprehensif dalam melaksanakan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian Upaya mendapatkan suatu gambaran yang komprehensif dalam melaksanakan penelitian mengenai masalah pengaruh permainan bola basket terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media Power. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 639-648 Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Tari Melalui Media Audio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di SLB-D YPAC Bandung. Intervensi dilakukan di ruang kelas selama dua jam pelajaran. Berhubung beberapa kali terpotong oleh hari libur,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Grafik...

DAFTAR ISI. Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Grafik... DAFTAR ISI Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Grafik... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Indentifiasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB D YPAC Bandung yang berada di jalan Mustang no. 46 Bandung. Penelitian ini dilakukan di luar

Lebih terperinci

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Media papan congkak hitung merupakan sebuah Alat Permainan Edukatif (APE) atau media pembelajaran matematika. Eliyawati,dkk (2005

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel dalam penelitian ini merupakan objek yang diteliti. Objek penelitian yang diteliti ini saling berhubungan dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 205-220 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHIAS SANDAL JEPIT MELALUI MEDIA AUDIO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam judul penelitian Peningkatan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Bahasa Ekspresif Pada Anak Tunarungu Melalui Lirik Lagu Halo-halo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen, termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Menurut Sugiono (2009:38) Variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP Media Animasi komputer MANTAP adalah singkatan dari (Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan 24 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen, yaitu variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan teknik eksperimen semu dengan pendekatan metode SSR (Single Subject Research). SSR involves studying a single individual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: a. Variabel bebas (variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan april sampai dengan bulan juni 2013 di SLB Negeri A Kota Bandung yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007:3). Pada penelitian ini, peneliti bermaksud

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Penggunaan Aromaterapi Cendana Di Kelas dalam Pembelajaran Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan aromaterapi cendana di kelas dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media animasi komputer. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metode penelitan yang memuat beberapa komponen, yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrumen dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Target Behavior BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang anak di PSBN Wyata Guna Bandung. Nama : MTS Jenis Kelamin :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian yaitu seorang anak autistik berusia tujuh tahun, lakilaki berinisial N. Subyek tersebut dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode yang tepat, Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) ABSTRAK Nike Novita Sari. (2015). Meningkatkan Keterampilan Memasang Baju Melalui Metode Modeling Pada Anak Tunagrahita Sedang Di SLB Al- Azhar Bukittinggi (Single Subject Research). Skripsi Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri 25 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen, termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :141-151 EFEKTIVITAS METODE LATIHAN DALAM MEMBUAT KETERAMPILAN HIASAN DINDING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Variable Penelitian Variable merupakan ciri-ciri atau gejala-gejala dari sesuatu yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitafif. Secara teoritis Hatch dan Farhady

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Menurut Hatch dan Farhady, 1981 (dalam Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode dengan subyek tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Eli Wibawati, 2013

DAFTAR ISI Eli Wibawati, 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi 63 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan memecahkan masalah yang muncul dalam dunia pendidikan bagi tunanetra. Penelitian biasanya berangkat dari adanya kesenjangan yang terjadi antara kondisi

Lebih terperinci

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2) BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan kasus tunggal atau Single Subject Research (SSR). Metode penelitian eksperimen yang dilakukan

Lebih terperinci