RANCANG BANGUN TEKNOLOGI MESIN PEMBERSIH TELUR BEBEK UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PRODUKSI TELUR ASIN DI DESA SIDODADI KARANG TENGAH SRAGEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN TEKNOLOGI MESIN PEMBERSIH TELUR BEBEK UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PRODUKSI TELUR ASIN DI DESA SIDODADI KARANG TENGAH SRAGEN"

Transkripsi

1 1. Judul RANCANG BANGUN TEKNOLOGI MESIN PEMBERSIH TELUR BEBEK UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PRODUKSI TELUR ASIN DI DESA SIDODADI KARANG TENGAH SRAGEN 2. Nama Penulis, Pembimbing, dan Identitas Penulis a. Nama Penulis Ketua Pelaksana kegiatan. 1. Nama Lengkap : Akbar Darmawan 2. NIM/NRM : I Fakulltas / Program Studi : Teknik / Teknik Mesin 4. Perguruan Tinggi :Universitas SebelasMaret Surakarta 5. Waktu untuk kegiatan : 20 jam / Minggu Anggota Pelaksana. 1. Nama Lengkap : Defri Irawan 2. NIM/NRM : I Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknik Mesin 4. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta 5. Waktu untuk kegiatan : 20 jam / Minggu Anggota Pelaksana kegiatan. 1. Nama Lengkap : Apriandi Fahmy Rezayona 2. NIM/NRM : I Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknik Mesin 4. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta 5. Waktu untuk kegiatan : 20 jam / Minggu Anggota Pelaksana. 1. Nama Lengkap : Rezki Adhista D.P. 2. NIM/NRM : I

2 3. Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknik Industri 4. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta 5. Waktu untuk kegiatan : 20 jam / Minggu b. Nama Pembimbing 3. Abstrak 1. Nama Lengkap dan Gelar : Dwi Aries,S.T. M.T 2. Golongan Pangkat dan NIP : III c, Penata dan Jabatan Fungsional : Lektor Kepala 4. Jabatan Struktural : - 5. Fakultas / Pogram Studi : Teknik / Teknik Mesin 6. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret 7. Bidang Keahlian : Energi Abstrak Program Rancang Bangun Teknologi Mahasiswa dibuat sebagai berikut ini. RANCANG BANGUN TEKNOLOGI MESIN PEMBERSIH TELUR BEBEK UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PRODUKSI TELUR ASIN DI DESA SIDODADI KARANG TENGAH SRAGEN Akbar Darmawan, Defri Irawan, Apriandi Fahmi, Rezki Adhista Dosen Pembimbing: Dwi Aries, ST.MT Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Proses pembersihan telur yang telah diasinkan selama ini masih dilakukan secara manual. Urutan pembersihannya yaitu : mengambil telur yang telah dibungkus adonan pengasin dari tempat penyimpanan, menyiapkan beberapa ember besar, mengisi ember tersebut dengan air, mencelupkan telur dan memasukkan detergen ke dalam ember, meremdamnya beberapa saat, kemudian 2

3 menggosok telur dengan sikat agar adonan pengasin yang menempel di telur hilang. Proses ini secara keseluruhan memakan waktu yang lama. Biasanya untuk 3000 telur bisa dilakukan dalam waktu 12 jam. Hal ini kadang menyebabkan tidak semua permintaan terpenuhi terutama saat permintaan pasar meningkat. Oleh karena untuk mengefisiensienkan produksi perlu dilakukan perancangan alat/mesin untuk membantunya. Maka tujuan pelaksanaan program ini adalah merancang alat pembersih telur yang dapat mempercepat proses pembersihan telur dari adonan pengasin. Metode yang dilakukan yaitu observasi lapangan untuk memperoleh data-data terkait dengan proses pembersihan telur pada produksi telur asin di daerah Sragen. 4. Kata Kunci Alat pembersih telur, telur bebek, adonan pengasin 5. Pendahuluan Latar belakang Karesidenan Surakarta yang terdiri dari Kodya Surakarta, Kabupaten Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dan Sragen terdapat banyak industri kecil menengah, baik industri peralatan teknik, sandang, maupun pangan. Di Sragen terdapat industri kecil menengah yang bergerak di bidang pangan, yaitu pengasin telur bebek. Industri pengasin telur bebek tersebut yang tepatnya berlokasi di desa Sidodadi Karantengah, kecamatan Sragen kabupaten Sragen dengan daerah pemasaran di seluruh pasar Sragen. Semua proses produksi berlangsung secara manual, untuk pembersihan telor bebek mulai dari penyiapan telur yang akan di bersihkan sampai pada proses pembersihan telur bebek yang telah di asinkan itu masih menggunakan tangan, yang mana hanya bisa membersihkan 1 butir telur setiap tangannya. Adapun permintaan dari tahun ke tahun semakin meningkat 2% dan industri pengasin telur bebek ini belum bisa memenuhi pangsa pasar 3

4 seutuhnya hanya bisa memenuhi 50 persen dari pangsa pasar, jadi kurang 50 persen. Dalam proses produksi per hari menghabiskan sebanyak 3000 butir telur bebek dengan total biaya produksi Rp per butir dan harga jual mentah per butir Rp untuk matang Rp Untuk menunjang kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar, maka harus ditopang dengan peralatan yang siap pakai. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam industri pengasin telur bebek tersebut adalah 1 orang tenaga laki-laki dan 3 orang tenaga perempuan. Jangkauan pemasaran meliputi Klaten, Boyolali, Solo, Sukoharjo, Yogyakarta, dan Jakarta dengan omzet rata-rata per hari Rp Rp Menurut pihak industri kecil, pada prinsipnya tidak ada kendala dalam peningkatan kualitas produksi. Adapun kendala yang terjadi terdapat pada kapasitas produksi yang sulit untuk memenuhi permintaan pasar. Permintaan pasar akan naik sampai 150 % pada waktu tertentu khususnya pada saat bulan puasa dan lebaran. Dengan melihat kondisi yang demikian tentunya industri ini perlu menambah kapasitas produksi. Oleh karena itu, diperlukan bantuan teknologi untuk mempercepat proses produksi. Rumusan permasalahan Permasalahan pokok yang dikemukakan pihak industri mitra adalah permasalahan produksi khususnya lambatnya proses pembersihan telur yang telah diasinkan dan banyaknya energi yang dibutuhkan. Hal ini menjadi penghambat proses produksi padahal perlu adanya peningkatkan kapasitas produksinya demi memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, kami dan pihak industri mitra merancang sebuah alat pembersih telur asin yang didasarkan dengan pertimbangan: - Area yang dipakai kecil - Prosesnya lebih cepat 4

5 - Tenaga/energi yang dibutuhkan sedikit Tinjauan pustaka A. Proses Pembuatan Telur Asin Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan telur yang umum dilakukan oleh masyarakat. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur mentah. Telur umumnya mengandung protein 13%, lemak 12%, mineral dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa. Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Sebagian besar konsumen telur asin adalah penduduk di kota-kota besar. Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumen lainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asramaasrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya. Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, industri telur asin dapat dijadikan salah satu usaha yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat menengah dan bawah serta dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging. Pusat-pusat produksi telur asin umumnya berlokasi sama dengan sentrasentra penghasil telur itik. Pada tahun 2004 produsen telur itik terbesar di Indonesiia adalah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah produksi ton diikuti dengan Provinsi Sulawesi Selatan ton dan Provinsi Kalimantan 5

6 Selatan ton. Di Provinsi Jawa Barat, sentra-sentra telur itik antara lain terdapat di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Di Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon yang menjadi daerah survey studi ini terdapat 95 unit usaha telur asin skala kecil dan menengah. Sedangkan di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon terdapat 10 unit usaha telur asin skala kecil dan menengah. Disamping itu juga terdapat pengusaha-pengusaha telur asin yang tersebar di daerah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya. Pada udara terbuka, umumnya telur hanya mampu bertahan selama dua minggu. Oleh karena itu, diperlukan pengawetan agar telur mampu tahan lebih lama. Salah satu metode pengawetan telur adalah diasinkan. Telur asin adalah telur yang diawetkan dengan adonan tertentu yang dibubuhi garam. Umumnya, telur yang diasinkan adalah telur bebek.( Gambar 2.1. Telur Asin Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat telur asin antara lain: 1. Telur bebek yang bermutu baik 2. Tanah merah 3. Garam dapur 4. Larutan daun teh (bila perlu) 5. Air bersih secukupnya 6

7 Adapun mesin-mesin yang diperlukan untuk membuat telur asin secara tradisional adalah: 1. Ember plastik 2. Kuali tanah atau panci 3. Kompor atau mesin pemanas 4. Mesin pengaduk 5. Stoples atau tempat penyimpan telur B. Proses Pembersihan Telur Asin Mula-mula telur bebek dibersihkan dengan ampelas agar kulit telur licin dan menipis, supaya rasa aneka buah mudah meresap ke dalamnya. Selanjutnya telur dilumuri abu gosok yang sudah dicampur air dan garam, lalu disimpan di dalam tempat tertutup selama 1 2 minggu agar rasanya terasa. Setelah itu telur dibersihkan dengan air sabun. Jika perlu disikat hingga bersih, lalu dibilas dengan air. ( Bahan-bahan yang diperlukan untuk membersihkan telur asin antara lain: 1. Telur bebek yang bermutu baik 2. Sabun (detergen) 3. Air bersih secukupnya Adapun alat-alat yang diperlukan untuk membersihkan telur asin secara tradisional adalah: 1. Ember plastik 2. Spons 3. Sikat 4. Lap 7

8 Proses pembersihan telur asin dapat digambarkan melalui diagram sebagai berikut: Proses menggunakan alat bantu hasil perancangan Gambar 2.1. Flowchart Proses Pembuatan Telur Asin Gambar 2.2. Proses pembersihan telur secara manual 8

9 Berdasarkan diagram diatas proses pembersihan telur dideskripsikan melalui keterangan-keterangan seperti dibawah ini: 1. Memilih telur yang bermutu baik yaitu yang tidak retak atau busuk; 2. Merendam telur di dalam ember atau bak selama 15 menit; 3. Menyikat telur yang telah di rendam; 4. Mengampelas seluruh permukaan telur agar lebih bersih; 5. Mengelap telur yang telah di bersikan; 6. Finishing telur asin, kegiatan ini bisa berupa pengepakan telur asin dan siap dikirim kepada konsumen Tujuan dan manfaat Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah merancang alat pembersih telur asin yang dapat mempercepat proses pembersihan telur dari lapisan adonan setelah proses pengasinan selesai sehingga menghemat waktu produksi. Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya program ini ditinjau dari dua potensi yaitu sebagai berikut : a. Potensi Ekonomi Produk Pembuatan alat ini nantinya bagi industri mitra mampu meningkatkan kuantitas maupun kualitas produksi, dengan rincian : 1. Keuntungan lebih besar karena biaya produksi dapat ditekan dan kapasitas produksi meningkat. 2. Kapasitas produksi meningkat lebih cepat sehingga sewaktu-waktu ada permintaan konsumen secara mendadak dalam volume besar dapat dipenuhi dalam waktu yang tepat. b. Nilai Tambah Dari Sisi IPTEK 1. Mahasiswa dapat berkarya pada teknologi tepat guna. 2. Rekayasa alat tidak perlu teknologi rumit, tapi bermanfaat. 9

10 3. Memberi sumbangsih pemikiran untuk memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna. 6. Metode Pelaksanaan Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam proses rancang bangun alat pembersih telur asin ini dijabarkan dalam diagram alir sebagai berikut: mulai observasi lapangan pembuatan alat ujicoba alat dan finishing penyerahan alat ke industri mitra kontrol dan analisis hasil produksi penyusunan kesimpulan dan saran penyusunan laporan akhir selesai Gambar 3.3. Flowchart Metodologi Rancang Bangun Teknologi Keterangan gambar : 1. Observasi Observasi yaitu metode pengumpulan data dimana peneliti mengamati kondisi lapangan secara langsung di tempat produksi telur asin di desa Sidodadi Karang Tengah Sragen kemudian melakukan pencatatan berdasarkan objek 10

11 yang telah diamati. Melihat kekurangan dan kelemahan alat yang sudah ada sebelumnya. 2. Pembuatan Alat Berdasarkan keterangan dan data-data hasil observasi lapangan, maka kegiatan selanjutnya adalah pembuatan alat bantu berupa alat pembersih telur asin. 3. Ujicoba alat dan finishing Peneliti melakukan ujicoba terhadap alat pembersih telur asin untuk mengetahui sejauh mana kinerjanya. Setelah sesuai dengan standar yang ditetapkan, dilakukanlah finishing untuk menghasilkan mesin yang optimal. 4. Penyerahan alat ke industri mitra Penyerahan alat yang berupa alat pembersih telur asin ini bertujuan untuk mengetahui daya kerja mesin pada kegiatan produksi telur asin secara nyata. Industri mitra yang dipilih peneliti untuk kegiatan ini adalah SUMBER REJEKI SIAM UCUP ROSADI. 5. Kontrol dan analisis hasil produksi Kontrol dan analisis hasil produksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses produksi berjalan, kemudian membandingkan hasil produksi setelah menggunakan mesin bantu dengan hasil produksi sebelumnya. Apakah terjadi peningkatan hasil produksi, efisiensi waktu dan penghematan tenaga. 6. Penyusunan kesimpulan dan saran Kegiatan penyusunan kesimpulan dan saran ini dilakukan setelah mengetahui data-data setelah mempraktekkan penggunaan alat bantu, dan mengetahui hasil yang terjadi. 7. Penyusunan laporan akhir Penyusunan laporan akhir sebagai bentuk pertanggung jawaban peneliti terhadap hasil kegiatan yang dilakukan. 11

12 7. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Program a. Spesifikasi alat Tinggi badan mesin : 105 cm x 50cm x 66.5cm Material badan mesin : plat baja Material rangka : besi batangan Material sikat pembersih : tali tambang yang diurai Material rak kawat : Kawat, kayu Mekanisme transmisi : vbelt b. Mekanisme kerja alat Mekanisme kerja mesin pembersih telur bebek dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Telur yang sudah dilapisi adonan pengasin selama 10 hari diambil dari tempatnya kemudian dipindahkan ke dalam rak kawat (rak kawat adalah salah satu komponen mesin pembersih). 2) Mengisi air di bak penampung air pada keranjang 3) Memasukkan rak kawat yang telah berisi telur asin kedalam mesin 4) Menutup pintu mesin pembersih jika semua rak kawat sudah dimasukkan. 5) Menyalakan pompa air yang terdapat pada mesin agar air mengalir dari bak penampung ke pipa-pipa atas sehingga dapat membasahi telur. 6) Penyemprotan air pada telur dilakukan selama 5 menit. 7) Menyalakan motor penggerak untuk menggerakkan bulu-bulu sikat. Kegiatan ini dilakukan selama 10 menit. 8) Jika telur sudah bersih dari tanah/ adonan, maka telur tersebut bisa dikeluarkan dari mesin untuk direbus. 12

13 2. Pembahasan a. Permasalahan dan solusi 1) Teknis Beberapa masalah teknis yang dialami anggota pelaksana dalam melaksanakan program adalah sebagai berikut: Motor sempat terbakar pada saat percobaan alat Solusi: mengurangi rasio pada puli dan mengganti vbelt. Telur membentur poros-poros sikat pembersih pada mesin Solusi : memperlebar jarak antar rak dengan poros 2) Organisasi pelaksana Semua anggota pelaksana merupakan mahasiswa aktif kuliah dan jarak antara kampus dengan industri mitra cukup jauh (±40 km) sehingga intensitas pelaksanaan program kurang. Solusi permasalahan tersebut adalah pelaksana tidak selalu hadir secara keseluruhan (full team) dalam setiap kegiatan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bergilir dengan minimal dua orang anggota pelaksana hadir dalam setiap kegiatan. 3) Keuangan Tidak terdapat permasalahan dalam hal keuangan karena semua dana perancangan sudah turun sebelum pelaksanaan program. b. Ketercapaian target luaran Pelaksana berhasil merancang dan membuat mesin pembersih telur bebek yang mempunyai keunggulan sebagai berikut: 1) Mampu membersihkan telur dengan baik dan mengurangi pekerjaan manual 2) Mampu mempercepat proses produksi telur asin 3) Mesin mampu menghemat air pada saat proses pembersihan telur 13

14 c. Potensi khusus 1) Dapat dipasarkannya diberbagai wilayah Indonesia yang banyak terdapat produsen pengasin telur bebek, misalnya di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. 2) Dapat diajukan hak paten atas desain alat tersebut karena merupakan hasil karya intelektual. 8. Kesimpulan dan Saran A. Keimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan program dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui program ini, pelaksana berhasil merancang dan membuat mesin pembersih telur asin yang mempunyai keunggulan sebagai berikut: 1) Mampu membersihkan telur dengan baik dan mengurangi pekerjaan manual 2) Mampu mempercepat proses produksi telur asin 3) Mesin mampu menghemat air pada saat proses pembersihan telur B. Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil pelaksanaan program adalah sebagai berikut: 1. Alat bisa didesain ulang dengan mempertimbangkan efisiensi material yang digunakan. 2. Desain alat ini belum mempertimbangkan aspek ergonomi sehingga pada pendesainan lanjutan dapat mempertimbangkan kenyaman kerja bagi pengguna alat. 9. Daftar Pustaka Khurmy, R.S., and Gupta, J.K., Text Book of Machine Design. Third Edition Eurasia Publising Hause, New Dehli. 14

15 Singer, Ferdinand L. and Andrew Pytel., Strength of Material. Third Edition, New York Lampiran (jika diperlukan) Gambar Proses/Keterangan Rangka badan mesin pembersih Mesin pembersih telur 15

16 Gambar motor Memasang belt pada mesin pembersih Memasang belt pada mesin pembersih kemudian mencoba menyalakan motor Gambar sikat pembersih telur 16

17 Belt salah satu komponen mesin pembersih 17

Kata kunci: alat pengasin telur, telur bebek, adonan pengasin.

Kata kunci: alat pengasin telur, telur bebek, adonan pengasin. 1 REKAYASA MESIN PENGASIN TELUR BEBEK UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PRODUKSI DI DESA SIDODADI KARANG TENGAH SRAGEN Akbar Darmawan, Gustitia Putri P, Yusno Yulianto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNS,

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat

Lebih terperinci

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

BISNIS TELOR ASIN KHAS BREBES

BISNIS TELOR ASIN KHAS BREBES BISNIS TELOR ASIN KHAS BREBES TUGAS LINGKUNGAN BISNIS NAMA : SAEPULOH KELAS : S1 TI 2D N.I.M : 10.11.3793 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara Condong

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah. kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu

PENDAHULUAN. banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah. kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu PROPOSAL USAHA PEMBUATAN TELUR ASIN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi

Lebih terperinci

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin

Lebih terperinci

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN Sugiyanto 1*, Silvia Yulita Ratih 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Surakarta 2 Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS TELOR ASIN ASLI BREBES

PELUANG BISNIS TELOR ASIN ASLI BREBES PELUANG BISNIS TELOR ASIN ASLI BREBES Disusun Oleh : Nama : Siska Febi Novitasari NIM : 11.11.5262 Kelompok : E Kelas : 11-S1TI-09 JURUSAN TENIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

Modul. Modul 32 BAB I PENDAHULUAN

Modul. Modul 32 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Telur asin adalah istilah untuk makanan yang berbahan telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Telur yang biasanya di buat telur asin adalah telur itik. Telur asin ini

Lebih terperinci

A. Profil Usaha Telur Asin di Kecamatan Brebes

A. Profil Usaha Telur Asin di Kecamatan Brebes II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Telur Asin di Kecamatan Brebes Usaha telur asin di Brebes cukup meluas hingga terdapat berbagai kualitas telur asin. Masing- masing produsen telur asin di Brebes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telur merupakan salah satu produk unggas yang memiliki kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Telur yang banyak dikonsumsi

Lebih terperinci

T U G A S LINGKUNGAN BISNIS

T U G A S LINGKUNGAN BISNIS T U G A S LINGKUNGAN BISNIS U s a h a D a g a n g T e l u r A s i n Nama : Rano Alyas NIM : (11.11.5425) Kelas : 11-S1.TI-11 Kelompok : E S T M I K A M I K O M YOGYAKARTA ABSTRAK Perkembangan zaman dan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, asam lemak, mineral dan vitamin. Telur juga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, asam lemak, mineral dan vitamin. Telur juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu produk peternakan yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang bergizi tinggi dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena merupakan sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN Korry Novitriani dan Dina Sucianawati Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya Juli 2014 ABSTRAK Iodium merupakan zat gizi essensial

Lebih terperinci

MAKALAH MULOK (Kimia Terapan) Home Industri PEMBUATAN TELUR ASIN

MAKALAH MULOK (Kimia Terapan) Home Industri PEMBUATAN TELUR ASIN Makalah Pembuatan Telur Asin Gustin Juna Saputri MAKALAH MULOK (Kimia Terapan) Home Industri PEMBUATAN TELUR ASIN Di Susun Oleh : Kelas : X RMBI 5 KEMENTERIAN AGAMA RI MADRASAH AHLIYAH NEGERI (MAN) 1 MODEL

Lebih terperinci

UJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA

UJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA UJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: SUPRAPTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia, banyak sekali makanan yang unik dipasaran saat ini. Kebutuhan pangan adalah kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Afrianto (2002), banyak bahan makanan yang mudah busuk atau tidak tahan lama sehingga terbatasnya lama penyimpanan dan daerah pemasarannya tidak begitu luas.

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi yang yang diangkat dalam penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

UJI VITAMIN DAN MINERAL PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN TANPA GARAM DAPUR

UJI VITAMIN DAN MINERAL PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN TANPA GARAM DAPUR UJI VITAMIN DAN MINERAL PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN TANPA GARAM DAPUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun Oleh : Siti

Lebih terperinci

T E M P E 1. PENDAHULUAN

T E M P E 1. PENDAHULUAN T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR Nisandi Alumni Mahasiswa Magister Sistem Teknik Fakultas Teknik UGM Konsentrasi Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah.

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2) kasri Laksmi Riani, Pemberdayaan Masyarakat pada Pembuatan Karak Non-Boraks di Desa Tawang Sari, Boyolali PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI Oleh : Asri

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES PENGGARAMAN TRADISIONAL TERHADAP RASIO KEKERASAN DAN KEMASIRAN TELUR ASIN

PENGARUH PROSES PENGGARAMAN TRADISIONAL TERHADAP RASIO KEKERASAN DAN KEMASIRAN TELUR ASIN PENGARUH PROSES PENGGARAMAN TRADISIONAL TERHADAP RASIO KEKERASAN DAN KEMASIRAN TELUR ASIN Azzahra Aulia Hanifah *, Hardiyanti Amalia, Mira Nurhayani, Indah Hartati, Bella Paramaeshela Jurusan Teknik Kimia

Lebih terperinci

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO Wara Pratitis SS, Susi Dwi Widyawati, dan Joko Riyanto Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Volume 17 No. 01 Maret 2016 ISSN : ABSTRAK

Volume 17 No. 01 Maret 2016 ISSN : ABSTRAK PEMANFAATAN ALAT PENGERING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSIVITAS KERTAS DARI KULIT POHON PISANG Sugiyanto Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Surakarta (UNSA) Jl.

Lebih terperinci

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) INDUSTRI TELUR ASIN (Pola Pembiayaan Konvensional)

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) INDUSTRI TELUR ASIN (Pola Pembiayaan Konvensional) POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) INDUSTRI TELUR ASIN (Pola Pembiayaan Konvensional) BANK INDONESIA Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Telepon : (021) 3818043 Fax: (021) 3518951, Email : tbtlkm@bi.go.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

ALAT PENYIANG GULMA SISTEM LANDAK BERMOTOR

ALAT PENYIANG GULMA SISTEM LANDAK BERMOTOR Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 1, No. 1, Juni 2016, P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112 ALAT PENYIANG GULMA SISTEM LANDAK BERMOTOR Dwi Rahmawati 1, Suhardjono 2, Amal Bahariawan 3 1) 2)

Lebih terperinci

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. WITRI SETIYANI (D0114105/2014)

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI NOMOR : P.45.INDO5.00401.0212 DG Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI 1 1 2 Nama-nama bagian 1 3 4 3 5 5 11 6 11 7 12 8 13 14 02/14 2.A Pemasangan / Instalasi

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pedesaan dan kalangan anak-anak hingga orang tua. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pedesaan dan kalangan anak-anak hingga orang tua. Umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk es krim merupakan salah satu kebutuhan yang digemari masyarakat pedesaan dan kalangan anak-anak hingga orang tua. Umumnya pengusaha kecil dalam kegiatan produk

Lebih terperinci

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Oleh : Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK TERPADU JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 997 Selain itu, nilai tambah produk olahan dan sisa produk olahan pada akhirnya akan bisa menaikkan pendapatan petan

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 997 Selain itu, nilai tambah produk olahan dan sisa produk olahan pada akhirnya akan bisa menaikkan pendapatan petan Lokakarya Fungsional Non Peneliti 997 TEKNIK PEMBUATAN SILASE IKAN Suharto Balai Penelitian Temak Ciawi, P.O. Box 22, Bogor 6002 PENDAHULUAN Sebagai negara yang belakangan ini dijuluki Benua Maritim, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara adalah air (Chandra, 2012). Air merupakan sumber kehidupan yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN Susi Lesmayati dan Eni Siti Rohaeni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No 4 Banjarbaru,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan yang dapat ditulis adalah sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan yang dapat ditulis adalah sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditulis adalah sebagai berikut : 1. Desain mesin penyuir daging Mesin penyuir daging ini digerakkan oleh sebuah motor listrik yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen), 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Struktur Telur Secara rinci struktur telur terbagi atas: kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen), membran

Lebih terperinci

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY. Disusun Oleh : : Siti Faizzatul Aslamiyah. No Mahasiswa :

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY. Disusun Oleh : : Siti Faizzatul Aslamiyah. No Mahasiswa : TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY Disusun Oleh : Nama : Siti Faizzatul Aslamiyah No Mahasiswa : 11.12.5948 Kelas : 11-S1SI-09 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selain sebagai negara maritim juga sekaligus sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Artinya bahwa Indonesia merupakan negara yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. B. Latar Belakang Potensi produksi buah pisang di Indonesia

Lebih terperinci

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) INDUSTRI TELUR ASIN (Pola Pembiayaan Syariah)

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) INDUSTRI TELUR ASIN (Pola Pembiayaan Syariah) POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) INDUSTRI TELUR ASIN (Pola Pembiayaan Syariah) BANK INDONESIA Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Telepon : (021) 3818043 Fax: (021) 3518951, Email : tbtlkm@bi.go.id DAFTAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA ) Priscilla Tamara, 2) Peniel I. Gultom, 3) Erni Junita Sinaga,3) Program Studi Teknik Industri D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Telur dapat dibuat telur asin dengan jalan merendam telur dalem larutan air garam atau membungkus telur tersebut dengan

1. PENDAHULUAN. Telur dapat dibuat telur asin dengan jalan merendam telur dalem larutan air garam atau membungkus telur tersebut dengan 1. PENDAHULUAN Telur adalah bahan makanan yang bernilai gizi dibandingkan dengan bahan makanan lainnya dan dapat diguna kan oleh sernua usia dari bayi sampai dewasa baik sehat maupun sakit. Dari segi gizinya,

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. lagi dengan jenis gula yang satu ini yaitu Gula Jawa atau kebanyakan orang

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. lagi dengan jenis gula yang satu ini yaitu Gula Jawa atau kebanyakan orang BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang Indonesia khususnya masyarakat jawa, pasti tidak asing lagi dengan jenis gula yang satu ini yaitu Gula Jawa atau kebanyakan orang menyebutnya

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi penanganan pasca panen Penanganan pasca panen dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus

PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI Heru Sulistiawan 1, Sugeng Slamet 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Profil UMKM Donal Bebek UMKM Donal Bebek yang beralamatkan di Dukuh Karangrowo RT 03 RW XV Desa Bulung Cangkring Kecamatan Jekulo

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN AMPELAS DAN POLES UNTUK PROSES METALOGRAFI

RANCANG BANGUN MESIN AMPELAS DAN POLES UNTUK PROSES METALOGRAFI RANCANG BANGUN MESIN AMPELAS DAN POLES UNTUK PROSES METALOGRAFI Tri Mulyanto 1), Much. Oktaviandri 1), Rachmat Ricki S. 2), Nurul Akbar 2) 1] Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring terus meningkatnya ilmu pengetahuan di masyarakat kini beiringan dengan meningkat pula kesadaran masyarakat akan pentingnya memperhatikan asupan gizi sehati-hati

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEBUR LIMBAH KACA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEBUR LIMBAH KACA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEBUR LIMBAH KACA 1) Priscilla Tamara, 2) Peniel I. Gultom, 3) Sanny Andjarsari 1,3) Jurusan Teknik Industri D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN 100 BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat seringkali melibatkan perencanaan, pengorganisasian, dan pengembangan sebagai aktivitas pembuatan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN Laeli Kurniasari 1*, Sri Mulyo Bondan Respati 2 dan Aqnes Budiarti

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI 0 EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGI TELUR ASIN MENGGUNAKAN PERENDAMAN LUMPUR SAWAH NASKAH PUBLIKASI

UJI ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGI TELUR ASIN MENGGUNAKAN PERENDAMAN LUMPUR SAWAH NASKAH PUBLIKASI UJI ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGI TELUR ASIN MENGGUNAKAN PERENDAMAN LUMPUR SAWAH NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USAHA IKAN BANDENG KERING BUMBU DENDENG DI KABUPATEN PANGKEP BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN (PKM-K) Diusulkan Oleh : 1. Paramita Nim 1122093 Tahun Ang. 2011 2. Hikmawati

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi semakin hari semakin meningkat. Hal ini dipicu dengan meningkatnya kesadaran manusia akan pentingnya

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Sri Melia dan Indri Juliyarsi Fak. Peternakan Universitas Andalas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan penting bagi pembangunan nasional. Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama adalah menghasilkan bahan pangan protein hewani,

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

Diusulkan Oleh: Mirawati Efendi Laksmita Firdaus Rahmawati UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

Diusulkan Oleh: Mirawati Efendi Laksmita Firdaus Rahmawati UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TESIN KASA (TELUR ASIN ANEKA RASA) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Mirawati Efendi 4301415032 Laksmita Firdaus 4301415035 Rahmawati

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN PENGADUK PADA MESIN PENCETAK PAKAN PELLET IKAN

RANCANG BANGUN BAGIAN PENGADUK PADA MESIN PENCETAK PAKAN PELLET IKAN RANCANG BANGUN BAGIAN PENGADUK PADA MESIN PENCETAK PAKAN PELLET IKAN PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md) Oleh : MUHAMMAD HASYIM S NIM. I 8612034 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH. PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

Lebih terperinci