BAB II DESKRIPSI LOKASI, TOKOH, DAN ISU-ISU PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI LOKASI, TOKOH, DAN ISU-ISU PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI LOKASI, TOKOH, DAN ISU-ISU PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian A.1 Lokasi Geografis Kecamatan Darul Makmur merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh yang terdiri dari 40 desa. Dari 40 desa tersebut peneliti akan melakukan penelitian di Desa Sukaraja. Desa Sukaraja adalah sebuah desa yang memiliki luas area tanah berkisar 825,12 ha yang berupa pemukiman penduduk, areal perkebunan sawit, coklat, dan karet, areal persawahan, dan hutan. Desa Sukaraja memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Krueng Tripa 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Alue Bilie dan Desa Sukajadi 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunong Cut 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tuwi Buya dan Alue Bilie. 20 Desa Sukaraja berbatasan langsung dengan ibukota Kecamatan Darul Makmur yaitu Desa Alue Bilie. Desa Sukaraja dapat dikatakan cenderung lebih maju dibanding desa-desa lainnya yang berada jauh dari ibukota kecamatan. A.2 Demografi A.2.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di Desa Sukaraja adalah 925 jiwa yang terdiri dari lakilaki 463 dan perempuan 462 dengan jumlah kepala keluarga 246 KK. Masyarakat Desa Sukaraja merupakan sebuah komunitas campuran, terdiri dari suku Aceh, 20 Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya 2010

2 Jawa, Mandailing, Minang, dan lain-lain dengan bahasa yang digunakan juga beragam. Secara keseluruhan masyarakat Desa Sukaraja menganut agama Islam. Klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.1: Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sukaraja No. Jenis Kelamin Frekuensi 1. Laki-laki Perempuan 462 Jumlah Penduduk 925 Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh. Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk Desa Sukaraja berdasarkan jenis kelamin adalah berimbang antara laki-laki dan perempuan, yaitu laki-laki 463 dan perempuan 462 orang. Tabel 2.2: Penduduk Menurut Umur di Desa Sukaraja No. Kelompok Umur Frekuensi keatas 7

3 Jumlah 925 Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada responden yang berusia tahun yaitu 222, diikuti dengan responden yang berusia tahun yaitu 210, sedangkan jumlah terkecil yaitu pada usia tahun. A2.2 Agama Yang Dianut Penduduk Di Desa Sukaraja Tabel 2.3: Agama Yang Dianut Penduduk Desa Sukaraja No. Agama Yang Dianut Frekuensi 1. Islam Protestan - 3. Katolik - 4. Hindu - 5. Budha - Jumlah 925 Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Desa Sukaraja memeluk agama Islam yaitu sebanyak 925 orang. A.2.3 Tingkat Pendidikan Penduduk Mengenai tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam tabel berikut.

4 Tabel 2.4: Tingkat Pendidikan Penduduk No. Tingkat Pendidikan Frekuensi 1. Tidak/Belum Sekolah TK Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA DI/D2/D S S2 1 Jumlah 925 Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terbesar responden adalah SMA yaitu 339 orang, dilanjutkan dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 256 orang. Dan tingkat pendidikan dengan jumlah terkecil adalah S2 sebanyak 1 orang. A.2.4 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja Tabel 2.5: Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja No. Mata Pencaharian Frekuensi 1. Pegawai Negeri Sipil Karyawan Swasta Wiraswasta 249

5 4. Petani Buruh Dan lain-lain 27 Jumlah 925 Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 435 jiwa bekerja sebagai petani, 249 jiwa bekerja sebagai wiraswasta, dan 93 jiwa bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Selebihnya bekerja sebagai di perkebunan swasta sebagai karyawan 56 jiwa dan buruh 65 jiwa. Sedangkan 27 jiwa lainnya adalah pelajar, ibu rumah tang, dan anak-anak yang belum bekerja. A.2.5 Lembaga Pendidikan Adapun lembaga pendidikan penduduk di Desa Sukaraja. Untuk memperjelas pendidikan yang ada di Desa Sukaraja dapat dilihat di tabel di bawah. Tabel 2.6: Lembaga Pendidikan No. Tingkat Jumlah Sekolah Kondisi Baik/Buruk 1. TK 1 Baik 2. SD 1 Baik 3. SLTP SLTA - - Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

6 Desa Sukaraja memiliki 1 TK dan 1 Sekolah Dasar, meskipun demikian pendidikan masyarakat Desa Sukaraja tidak tertinggal karena mereka dapat melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di ibukota kecamatan yang berbatasan langsung dengan Desa Sukaraja. A.2.6 Fasilitas Kesehatan Masyarakat Walaupun Desa Sukaraja belum memiliki Rumah Sakit tetapi Desa Sukaraja sudah memiliki fasilitas atau sarana-sarana kesehatan yang lain, yaitu adanya posyandu 1 unit, klinik bersalin 1 unit, dan praktek dokter ada 2 unit.

7 A.3 Skema Pemerintahan Desa Sukaraja Sekdes/Wakil Keuchik Zainun Erwina Kepala Dusun Pace Muslim Kepala Desa/ Keuchik Supriadi Kepala Dusun Mangga Sukiman Kepala Dusun Trieng Kuning Dulmuin Tuha Peut/ LMD 1. Tgk. Nyak Fan 2. Tgk. Turah 3. Tgk. Dariatmo 4. Syamsuddin 5. Muhadi 6. Abdullah 7. Rainan 8. H. Ali Akbar 9. Faridah Kaur Pemerintahan Sukardi Kaur Umum Sularwo Kaur Kesra Salikin Sumber: Data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh. A.4 Perolehan Hasil Suara Pemilihan Presiden 2009 Di Desa Sukaraja

8 Tabel 2.7: Hasil Perolehan Suara Pemilihan Presiden 2009 di Desa Sukaraja No. Nama Calon Jumlah Suara 1. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono Jusuf Kalla dan Wiranto 27 Jumlah total suara 487 Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh Pada pemilihan presiden tahun 2009 lalu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono berhasil memenangkan 446 suara dari total 487 suara sah di Desa Sukaraja. Masyarakat Desa Sukaraja sangat mengagumi sosok Susilo Bambang Yudhoyono karena dinilai masyarakat sebagai seorang yang santun dan berwibawa, terlihat dari cara Susilo Bambang Yudhoyono berbicara. Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto hanya memperoleh 27 suara sah pada pemilihan presiden 2009 di Desa Sukaraja disusul oleh Pasangan Megawati- Prabowo Subianto sebanyak 14 suara sah. Sebenarnya dapat diakatakan mesin partai Golkar, Geindra, dan Hanura tidak berjalan dengan baik dalam usaha memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung di Desa Sukaraja. B. Profil Susilo Bambang Yudhoyono B.1 Masa kecil Susilo Bambang Yudhoyono Di Desa Tremas Jawa Timur lahir seorang putra dari pasangan Soekotjo dan Siti Habibah pada 9 September 1949 yang diberi nama Susilo Bambang Yudhoyono. Soesilo berarti orang yang santun dan penuh kesusilaan, Bambang adalah ksatria, yudho bermakna perang, sedangkan yono sama dengan

9 kemenangan. Susilo Bambang Yudhoyono seorang yang santun, penuh kesusilaan, ksatria, dan berhasil memenangkan setiap peperangan. 21 Selanjutnya Susilo atau Sus, begitu keduanya orang tuanya memanggil adalah anak desa yang cerdas dan pandai bergaul. Posturnya kurus tinggi, dan kulitnya yang kuning bersih membedakannya dari teman-teman sebayanya yang umunya berkulit legam dan terbakar terik matahari. Susilo Bambang Yudhoyono adalah putra satu-satunya dari pernikahan Soekotjo dan Siti Habibah sehingga kasih sayang tercurah penuh pada anak semata wayangnya. Sang ayah Soekotjo, lebih menitikberatkan pada kerja keras dan disiplin sedangkan sang ibu, Siti Habibah lebih menitikberatkan pada masalah iman dan ketakwaan. B.2 Masa Sekolah Susilo Bambang Yudhoyono Susilo Bambang Yudhoyono menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat Gajahmada (sekarang SDN Baleharjo I), dan tinggal bersama dengan pamannya yaitu Sastro Suyitno yang pada saat itu menjabat sebagai seorang Lurah Desa Ploso, Pacitan. Pada masa kecilnya, ia mengasah dan menyalurkan bakat dengan menulis puisi, cerpen, bermain teater dan bermain band juga senang melukis, dan wayang orang. Karya-karya cerpen dan puisinya sempat dikirim ke majalah anak-anak saat itu seperti Majalah Kuncung. Dunia olah raga juga digelutinya seperti bola volley, beladiri dan ia suka travelling baik dengan berjalan kaki maupun bersepeda. Pada saat Susilo duduk di kelas lima Sekolah Rakyat di Desa Purwosari, Kecamatan Kebonagung sang ayah megajaknya pesiar dari Pacitan ke Jawa Tengah. Mereka mengunjungi Akedemi Militer Nasional (AMN) di Magelang. Ketertarikan Susilo pada militer dimulai dan terbersit dalam hatinya untuk menjadi tentara. Apalagi, sang ayah juga merupakan prajurit Angkatan Darat yang bertugas di Koramil. Cita-citanya ingin menjadi seorang tentara diwujudkannya 21 Majalah MO, Mini Biografi SBY : SBY Sang Kandidat, 2004, hal. 28

10 ketika ia lulus SMA dan mendaftarkan diri akhir tahun 1968 ke AKABRI namun karena terlambat mendaftar akhirnya ia malah memilih Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama ( PGSLP ) Malang sambil mempersiapkan untuk masuk AKABRI. 22 Menjelang akhir 1969, ketika pendaftaran akabri kembali dibuka, Susilo mendaftarkan diri dari Malang. Dalam tes pertama di Malang, ia dinyatakan lulus dan berhak mengikuti tes lanjutan di Bandung dan kembali dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan yang akan dimulai pada awal 1970 di Magelang selama seminggu Susilo bersama calon taruna menjalani perpelocoan yang bertujuan untuk mengubah pola piker dan pola tindak dari seorang sipil menjadi militer, yang serba ketat dan disiplin. Selesai masa pelonco, Susilo resmi menjadi warga Lembah Tidardan berhak mengikuti pendidikan dasar kemiliteran bersama teman-temannya. Dalam pendidikan basis militer ini Susilo bersama teman-temannya diperkenalkan tata cara kehidupan militer. Selain itu, mereka mempelajari peraturan baris berbaris, peraturan dinas Garnisu, hingga ke tata upacara militer. Mereka juga mempelajari keterampilan dasar militer, seperti menembak, teknik dasar bertempur, dan berbagai keterampilan militer lainnya. Fisik juga dibentuk dalam kegiatan kegiatan fisik. Seperti senam balok, ataupun senam senjata. Prestasi Susilo mulai terlihat ketika memasuki tahun kedua, dimana ia terpilih menjadi Komandan Divisi Korps Taruna (Dandivkortat) yang membawahi sekitar 3000 taruna akademi militer. Sekitar satu tahun ia menduduki jabatan ini, untuk kemudian menyerahkan jabatan kepada adik kelasnya, Sjafrie Samsoeddin. Selain itu berbagai penghargaan di bidang kepribadian, intelektual, hingga penghargaan bidang fisik. Dan dalam kurun 22 Ibid, hal. 43

11 waktu empat tahun ia telah mendapatkan tujuh bintang penghargaan, sebuah prestasi yang belum pernah dimiliki taruna lainnya. Daftar penghargaan yang diterima Susilo Bambang Yudhoyono selama masa pendidikannya di Akabri : 1. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1970) 2. Bintang Intelek Kartika Ati Tanggap (1971) 3. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1971) 4. Bintang Intelek Kartika Ati Tanggap (1972) 5. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1972) 6. Bintang Adhi Makayasa (1973) Setamatnya dari Akabri, Susilo terpilih mengikuti pendidikan di pusat pendidikan militer ternama Angkatan Darat Amerika Serikat bernama Rangers School dan Airbone School di Fort Benning karena pengakuan terhadapnya sebagai seorang perwira yang punya masa depan. Katika pun ia telah bertugas di Mabes TNI-AD, ia kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat dari tahun untuk mengikuti kursus Infantry Officer advance cource sekaligus praktek kerja di Divisi 82 Lintas Udara Angkatan Darat AS. B.3 Perjalanan Karir Susilo Bambang Yudhoyono B.3.1 Karir Militer Karir kemiliteran Susilo Bambang Yudhoyono bergulir sejak ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik AMN angkatan 1973 dengan pangkat letnan dua (letda). Sejak awal, Susilo memang ingin menjadi tentara yang profesional. Itu sebabnya, ia ingin bertugas di satuan tempur andalan. Keinginannya terkabul, ia ditempatkan sebagai Komandan Peleton 3 di Kompi Senapan A Batalyon Lintas Udara 330/ Tri Dharma. Setelah pendidikannya di Airbone selesai Susilo yang mendapatkan kenaikan pangkat menjadi letnan satu (lettu) kembali ke Indonesia dan memangku

12 jabatan sebagai Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak. Di tanah air, tugas selanjutnya sudah menanti, yaitu bertempur di Timor Timur bersama anak buahnya yang telah terlebih dahulu berangkat ke medan tempur. Operasi Seroja, sandi operasi di Timor Timur dijalani Susilo selama 13 Bulan menghadapi pasukan Falintil. Sepulangnya bertugas dari Operasi Seroja, Susilo kembali ke Batalyon 330 dan menjadi Komandan Peleton Mortir 81 yang nantinya akan kembali ditugaskan ke Timor Timur. Setelah dua tahun bertugas sebagai perwira seksi operasi di markas Brigif Linud 17/Kujang I, akhirnya Susilo di promosikan menjadi Komandan Kompi Senapan C Yonif Linud 330/Tri Dharma. 23 Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad ( , Paban Muda Sops SUAD ( Periode , ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning) Amerika Serikat. Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri ( ), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana ( ), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988). Periode , ia Sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di US Command and General Staff College pada tahun Periode ( ), ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad ( , Asops Kodam Jaya ( ) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina ( ). Pada 23 Susilo Bambang Yudhoyono, diakses pada 10 Desember 2011 pukul 12.3

13 tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri. Lulusan Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat dan Master of Art (MA) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Karier militernya terhenti sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) dengan pangkat Jenderal. B.3.2 Karier politik Tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. 24 Setahun kemudian, tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid. Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 Menko Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan 24 Hendri Supriyatmono, SBY Profil Prajurit Demokrat, Yogyakarta : Bigraf Publishing, 2005, h. 10

14 pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya. 25 Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, 26 jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai kerier politik puncak. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam pemilu presiden Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla. Sebagai seorang pemimpin Negara, Susilo Bambang Yudhoyono mengedepankan kepentingan nasional diatas segalanya. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan ke beragam pihak untuk mau terlibat aktif dalam pembangunan nasional dan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan untuk membangun Indonesia yang bermartabat. Hal ini terlihat jelas pada awal kepemimpinannya. dalam pidato kenegaraan saat pelantikan presiden tahun 2004, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan: Kini saatnya bagi kita untuk melangkah bersama, menjemput masa depan. Masa bersaing telah kita lalui, kini masanya untuk bersatu. Masa berucap h Munawar Fuad Noeh, SBY dan Islam, Depok: elsaku, 2004, h Op. Cit, h Hayono Isman, Membangun Partai Demokrat yang Bersih dan Merakyat, Jakarta: Bilton Center, 2005,

15 dan berjanji pun telah kita lalui, kini masanya untuk bertindak dan bekerja. Kini saatnya bagi kita untuk bersatu dan berkreasi, dan dalam karya bersama. Kini sudah saatnya kita memusatkan tekad, semangat, pikiran, dan perhatian untuk mengatasi berbagai tantangan dan persoalan yang kita hadapi, tantangan dan persoalan yang dihadapi rakyat, bangsa, dan negara kita. Kita harus mengatasinya secara bersamap-sama. Karena memang pemerintah yang saya pimpin tidak mungkin bisa mengatasi tantangan dan persoalan bangsa ini, tanpa dukungan dan partisipasi rakyat, serta seluruh komponen bangsa. Setelah masa jabatannya selesai pada 2009, Susilo Bambang Yudhoyono kembali mencalonkan diri sebagai presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan dengan Boediono seorang ekonom terkenal di Indonesia yang pernah juga menajabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dan Direktur Bank Indonesia (sekarang setara Deputi Gubernur). Saat ini ia juga mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada sebagai Guru Besar. Dan akhirnya pasangan ini berhasil memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden untuk B.3.3 Kehidupan Pribadi Susilo Bambang Yudhoyono menikah dengan Kristiani Herrawati yang merupakan anak perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), komandan RPKAD (kini Kopassus yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun Dari pernikahannya dengan Kristiani Herawati, Susilo Bambang Yudhoyono memiliki dua putra. Putra pertama bernama Agus Harimurti Yudhoyono yang mengikuti Jejak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai anggota TNI AD, dan Edhie Baskoro Yudhoyono yang saat ini terjun ke dunia politik dengan menjabat sebagai Sekjen Partai Demokrat dan juga wakil rakyat di DPR RI.

16 Berikut Ringkasan karir Susilo Bambang Yudhoyono: 28 Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad ( ) Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad ( ) Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977) Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad ( ) Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad ( ) Paban Muda Sops SUAD ( ) Komandan Sekolah Pelatih Infanteri ( ) Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana ( ) Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988) Dosen Seskoad ( ) Korspri Pangab (1993) Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad ( ) Asops Kodam Jaya ( ) Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia- Herzegovina (sejak awal November 1995) Kasdam Jaya (1996-hanya lima Bulan) Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI ( ) Mentamben (sejak 26 Oktober 1999) Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid) Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004 Presiden Republik Indonesia ( ) Presiden Republik Indonesia (2009-Sekarang) 28 Majalah MO, Mini Biografi SBY : SBY Sang Kandidat, 2004, hal

17 Daftar penghargaan yang diperoleh oleh Susilo Bambang Yudhoyono: 29 Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, lan Intelek), 1973 Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973) Satya Lencana Seroja, 1976 Honor Graduate IOAC, USA, 1983 Satya Lencana Dwija Sista, 1985 Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989 Dosen Terbaik Seskoad, 1989 Satya Lencana Santi Dharma, 1996 Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996 Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998 Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998 Wing Penerbang TNI-AU, 1998 Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999 Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999 Bintang Dharma, 1999 Bintang Maha Putera Utama, 1999 Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003 Bintang Asia (Star of Asia), 2005, oleh BusinessWeek Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama, 2006, oleh Sultan Brunei Doktor Honoris Causa, 2006, oleh Universitas Keio Darjah Utama Seri Mahkota, 2008, oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin 29 Ibid, hal. 146

18 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009, oleh TIME C. Isu-Isu yang Berkembang Setelah terpilih kembali sebagai presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan , banyak isu yang berkembang seputar Susilo Bambang Yudhoyono. Isu-isu itu membentuk persepsi negatif di masyarakat karena lebih menonjolkan kelemahan dan kegagalan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai seorang presiden di banding menyorot keberhasilannya. Isu-isu yang berkembang itu seperti: 1. Isu Ekonomi Dalam persoalan ekonomi, Susilo Bambang Yudhoyono dianggap belum berhasil. Hal ini dibuktikan dengan makin tingginya angka pengangguran yang secara tidak langsung juga menciptakan orang-orang miskin baru atau lingkaran setan kemiskinan (vicious circle poverty) seperti diungkapkan oleh Nurkse. Apabila seseorang itu miskin maka seterusnya dia akan miskin, kecuali pemerintah memberikan peluang bagi mereka untuk merubah nasib misalnya dengan memberikan atau membuka lapangan pekerjaan yang cukup. Isu kenaikan barang-barang seperti bahan pokok dan pencabutan subsidi atas Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang kesulitan untuk bertahan hidup jika harga barang-barang kembali dinaikkan. Hal ini kemudian diberitakan secara terus menerus di media massa dan mempengaruhi pandangan masyarakat tentang Susilo Bambang Yudhoyono. 2. Isu Hukum Permasalahan hukum di Indonesia terjadi karena beberapa hal, baik dari sistem peradilannya, perangkat hukumnya, inkonsistensi penegakan hukum, intervensi kekuasaan, maupun perlindungan hukum. Diantara banyaknya permasalahan tersebut, satu hal yang sering dilihat dan dirasakan oleh masyarakat awam adalah adanya inkonsistensi penegakan hukum oleh aparat. Inkonsistensi

19 penegakan hukum ini kadang melibatkan masyarakat itu sendiri, keluarga, maupun lingkungan terdekatnya yang lain (tetangga, teman, dan sebagainya). Namun inkonsistensi penegakan hukum ini sering pula mereka temui dalam media elektronik maupun cetak, yang menyangkut tokoh-tokoh masyarakat (pejabat, orang kaya, dan sebagainya). Contoh inkonsistensi ini seperti misalnya seorang koruptor kelas kakap dibebaskan dari dakwaan karena kurangnya bukti, sementara pencuri ayam bisa terkena hukuman tiga Bulan penjara karena adanya bukti nyata. Sehingga dapat di katakan aparat penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, advokat) juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai tindakan tercela dan sekaligus juga melawan hukum. 3. Isu Politik Persoalan politik seperti ricuh persilangan pendapat antar partai-partai dalam penetapan electoral threshold bagi partai politik serta koalisi yang rapuh dalam pemerintahan menjadikan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Koalisi yang dibentuk Susilo Bambang Yudhoyono nyatanya tidak mampu mengamankan kebijakan dan programprogram yang telah disusun. Hal ini menjadikan segala kebijakan yang dibuat oleh Susilo Bambang Yudhoyono sering tidak berjalan dengan baik. Partai politik banyak dinilai cenderung memperjuangkan kepentingan partai pengurus partai itu sendiri ketimbang memperjuangkan kepentingan para konstituen yang telah memilih mereka pada pemilihan legislatif. Masyarakat menilai partai politik yang dahulu pernah sangat terkekang seharusnya memanfaatkan momentum keterbukaan saat ini untuk ikut mendorong pembangunan negara bukan malah saling mengadu ego dan harga diri demi kepentingan pribadi dan kelompok (partai).

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15 BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Deskripsi Singkat Desa Pagar Jati merupakan bagian dari Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Desa Pagar Jati telah berdiri sejak tahun 1948 dan terdiri

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

Profil Lengkap Calon Presiden dan Wakil Presiden RI

Profil Lengkap Calon Presiden dan Wakil Presiden RI http://wdwisuryanto.staff.ipb.ac.id/2009/05/18/profil-lengkap-calon-presiden-dan-wakil-presiden-ri-2 0 Profil Lengkap Calon Presiden dan Wakil Presiden RI 2009-2014 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI L1 LAMPIRAN Hasil wawancara Person Purnawirawan TNI Tanggal wawancara 31 Oktober 2012 Jam wawancara 12.00-13.00 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana struktur organisasinya?

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CV) SINGKAT PASANGAN JUSUF KALLA-WIRANTO PILPRES 2009 NOMOR URUT 3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CV) SINGKAT PASANGAN JUSUF KALLA-WIRANTO PILPRES 2009 NOMOR URUT 3 DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CV) SINGKAT PASANGAN JUSUF KALLA-WIRANTO PILPRES 2009 NOMOR URUT 3 A. CALON PRESIDEN Nama : M. Jusuf Kalla Tempat dan Tanggal Lahir : Watampone-Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942 Agama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono gambar 4. 1 Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berinteraksi dengan mahluk lain sehingga aktivitas-aktivitas sosial mereka dapat terpenuhi. Interaksi sosial yang menjadi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2004 TENTANG PERNYATAAN PERUBAHAN STATUS KEADAAN BAHAYA DENGAN TINGKATAN KEADAAN DARURAT MILITER MENJADI KEADAAN BAHAYA DENGAN TINGKATAN KEADAAN DARURAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20 Bernama Lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau akrab di sapa Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka

Lebih terperinci

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Wilayah Desa Kramat Jegu Keadaan umum wilayah di suatu daerah sangat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya. Setelah Pesta Usai Pemilihan Umum Presiden 2009 secara resmi berakhir, ditandai dengan pengumuman dan penetapan hasil rekapitulasi suara pada Sabtu (25/7) lalu di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Keadaan Geografi Kelurahan II. 1. 1 Situasi Kelurahan Mangga Kelurahan Mangga terletak atau termasuk dalam wilayah Kecamatan Tuntungan. Kelurahan ini adalah pemukiman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN II. 1. Geografis Desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 4, 1988 (ADMINISTRASI. HANKAM. ABRI. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 20102010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menghormati kedudukan para Pejabat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA Bahan Panja Hasil Timus RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERNYATAAN PERPANJANGAN KEADAAN BAHAYA DENGAN TINGKATAN KEADAAN DARURAT SIPIL DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA YANG BARU DIBENTUK Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

Lebih terperinci

Empat alumni Akmil Jurtek berturutturut menjadi Pangdam Sriwijaya era

Empat alumni Akmil Jurtek berturutturut menjadi Pangdam Sriwijaya era Republika, Rabu, 30 Maret 2011 pukul 13:33:00 Empat alumni Akmil Jurtek berturutturut menjadi Pangdam Sriwijaya era 1979-1987. Entah sebuah kebetulan atau tidak, pada era 1979 hingga 1987, Kodam Sriwijaya

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGAMANAN HUTAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGAMANAN HUTAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGAMANAN HUTAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hutan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk menyatakan diri sebagai Negara yang berdaulat melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA FAREWELL PRESIDEN DENGAN PERWIRA

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.125, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Acara Kenegaraan. Protokoler. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5166) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sumber

Lebih terperinci

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI Agustus 2014 1 Pilkada oleh DPRD Dinilai Publik Sebagai Penghianatan Partai Mayoritas publik menolak hak politiknya untuk memilih secara langsung

Lebih terperinci

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA Profile Singkat SPIN SPIN (Survey & Polling Indonesia) adalah lembaga riset independen yang tidak

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.487, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tata Cara. Pengajuan Hak. Penghormatan. Penerima Gelar. Tanda Jasa. Tanda Kehormatan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

1976: Komandan, Brigade Infantri 5 Juni 1985-Maret 1986; Asisten Dua, Operasi;

1976: Komandan, Brigade Infantri 5 Juni 1985-Maret 1986; Asisten Dua, Operasi; Karir para perwira Indonesia yang bertugas di Timor-Leste Nama Tugas di Timor-Leste Jabatan Tertinggi yang dipegang Adang Ruchiatna 1981-?: Komandan Batalyon 133 Februari 1994-September 1995: Panglima

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014 Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi LSI DENNY JA Oktober 2014 Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi Selamat bekerja, Kabinet Kerja! Teka-teki kabinet Jokowi telah usai. Pada tanggal 26 Oktober 2014, Jokowi telah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menghormati kedudukan para Pejabat Negara,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA EKSPEDISI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KORIDOR KEPULAUAN NUSA TENGGARA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 of 7 06/07/2009 2:37 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 8, 2001 KEPUTUSAN PRESIDEN

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIKASI PENDIDIKAN DAN SIFAT GOTONG ROYONG DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB III STRATIFIKASI PENDIDIKAN DAN SIFAT GOTONG ROYONG DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA BAB III STRATIFIKASI PENDIDIKAN DAN SIFAT GOTONG ROYONG DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA A. Deskripsi Umum Kelurahan Jemur Wonosari 1 1. Keadaan Geografis Kelurahan Jemur Wonosari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari 15 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang 1. Geografis Desa Rimbo Panjang adalah sebuah Desa di Kecamatan Tambang yang sekarang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL 2009 2014 Data Survei Nasional 18 26 Agustus 2009 Prepared by: INDO BAROMETER Jl. Cikatomas I No. 29, Kebayoran Baru, Jakarta 12180 Telp: 021 7260588 (Hunting) Fax: 021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencitraan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial. Melalui pencitraan, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu Kabupaten di provinsi Jawa Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le No.1209, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan bagi Prajurit TNI, WNI Bukan Prajurit TNI, dan WNA. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT, PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT, DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA, SERTA HAK JABATAN FUNGSIONAL JAKSA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh prajurit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia politik tanah air kerap kali diidentikkan dengan politik ketokohan, dimana pemimpin atau calon wakil rakyat menjadi sorotan tersendiri dalam menarik apresiasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru

Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru Dua Tahun Presiden SBY Okt. 2009 Okt.2011 Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru Lingkaran Survei Indonesia Okt. 2011 1 REKOR MURI Survei Paling Akurat dan Presisi 6 Rekor terbaru MURI ( Museum Rekor Indonesia)

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Sebaran Bidang. Berdasarkan data, bidang Polhukam menjadi bidang yang paling banyak diangkat media terpantau hari ini dengan 16 media

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5568 LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, 35 VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pada bab ini akan disajikan hasil temuan data yang didapat dari lapangan dengan mendeskripsikan profil lokasi penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan 20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah Desa Rambah terbentuk pada tahun 2000. Dimekarkan dari Desa induk, yaitu Desa Rambah Hilir. Nama Desa Rambah diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 28-1997 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM PRESIDEN RI DENGAN PASKIBRAKA, PASUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa reformasi, dimana rakyat bisa terlibat langsung dalam aktivitas politik di DPR atau

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang 4 BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang meliputi lokasi penelitian dan aktivitas orang lanjut usia di kelurahan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 5-1991 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 2004 POLITIK. KEAMANAN. HUKUM. Kekuasaaan Negara. Kejaksaan. Pengadilan. Kepegawaian.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN PRESIDEN, Untuk kelancaran pelaksanaan program pemberian bantuan langsung tunai kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

PRESIDEN SBY, MAN OF THE YEAR 2006 BIDANG POLITIK

PRESIDEN SBY, MAN OF THE YEAR 2006 BIDANG POLITIK PRESIDEN SBY, MAN OF THE YEAR 2006 BIDANG POLITIK Survei yang memberi harapan Prof. Dr. Sofian Effendi Menjelang berakhirnya tahun 2006, kondisi bangsa sudah menunjukkan sedikit kemajuan dibeberapa bidang.

Lebih terperinci