BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Bambang Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka bertujuan untuk melihat hubungan antara arsitektur vernakular Rumah Gadang dengan kehidupan masyarakat minangkabau serta gambaran umum kondisi alam dan budaya masyarakat minangkabau dan Nagari Seribu Rumah Gadang secara khusus. 2.1 Pengertian Arsitektur Vernakular Arsitektur Vernakular merupakan suatu pemahaman tentang arsitektur yang berasal dari masyarakat lokal atau pribumi yang memiliki unsur yang primitif,tidak dikenal dan cendrung spontan yang dipengaruhi oleh budaya lokal masing- masing (Victor Papanek,1995 :114). Arti kata Vernakular itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu verna yang berarti domestic, indigenous, native slave, atau home-born slave pertama kali dikenalkan oleh (Bernard Rudofsky, ) memamerkan karya sekaligus peluncuran bukunya yang berjudul Arsitektur tanpa Arsitek pada tahun 1964 di New York, membahas tentang arsitektur vernakular itu berasal dari kejeniusan masyarakat lokal yang menghasilkan suatu seni bangunan yang tentunya dipengaruhi oleh budaya serta alam dimana masyarakat itu berada. Bernard menganalisa berbagai jenis pemukiman di belahan dunia,yang di bahas dalam buku tersebut dengan kesimpulan bahwa pemahaman tetang arsitektur Vernakular harus dipertimbangkan dan di sejajarkan dengan arsitektur 6
2 7 bangunan yang bersifat istana,kerajaan dan keagamaan.(gatot Suharjanto :594). Vernakular lahir dari masyarakat yang tidak dilatih atau amatir dalam mendesain suatu bangunan (Brunskill [ed], 2000: 27-28) kemudian menghasilkan karya seni bangunan yang dipengaruhi oleh kehidupan sosial budaya masyarakat setempat dan juga bahan serta teknologi (Ravi S. Singh, 2006) yang dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki cirikhas tersendiri. 2.2 Gambaran Umum Kawasan Minangkabau Wilayah Sumatera Barat merupakan suatu profinsi yang berada di kawasan Indonesia dan termasuk kedalam NKRI yang mempunyai 15 daerah tingkat II, terdiri dari 9 daerah tingkat II yang tercakup dalam kapupaten, dan 6 daerah yang tercakup dalam Kota Madya. Delapan (8) kabupaten terdiri dari kabupaten Agam, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Pasaman, Solok, Solok Selatan Pariaman, Sawah Lunto Sijunjung, 50 Kota, dan Padang Pariaman. Enam (6) Kota Madya terdiri dari Kota Madya Padang, Solok, Sawah Lunto, Payakumbuh, Padang Panjang dan Bukittinggi. Batas-batas propinsi yang berbatasan dengan Sumatera Barat adalah: sebelah barat sebelah utara sebelah selatan : berbatasan dengan Samudra Indonesia; : berbatasan dengan Sumatera Utara; : berbatasan dengan propinsi Bengkulu dan propinsi Jambi; dan sebelah timur : berbatasan dengan propinsi Riau.
3 8 Minangkabau dalam pengertian sosial budaya merupakan suatu daerah kelompok etnis yang mendiami daerah Sumatera Barat, Boestanoel Arifin Adam mengatakan: Daerah suku bangsa Minangkabau ditandai dengan masyarakatnya yang menganut adat istiadat Minangkabau, dan masyarakat Minangkabau itu umumnya bermukim di pulau Sumatera bagian tengah, meliputi propinsi Sumatera Barat (tidak termasuk kepulauan Mentawai di samudra Hindia), sebagian hulu sungai Rokan, Kampar dan Kuantan di propinsi Riau, kemudian Batang Tebo dan Muaro Bungo di propinsi Jambi, serta hulu sungai Marangin di Muko-Muko di propinsi Bengkulu (Adam, 1987:2). Daerah yang didiami suku bangsa Minangkabau tersebut di atas, merupakan wilayah budaya Minangkabau. Masyarakat Minangkabau menyebut wilayah tersebut dengan Alam Minangkabau.¹ Gambar 2.1 Peta Wilayah Suku Minangkabau Sumber: Soeroto (Minangkabau, 2005, hlm.29)
4 9 Pada masa dahulu, daerah Minangkabau meliputi dua kawasan utama yaitu darek (darat) dan rantau. Kedua kawasan tersebut terdiri dari luhak nan tigo (luhak yang tiga) dan rantau nan duo (rantau yang dua). Luhak Nan Tigo terletak di daerah pegunungan yang menjadi basis Minangkabau. Ketiga luhak tersebut adalah, Luhak Tanah Datar terletak di lembah dan dataran tinggi sekitar gunung merapi, gunung Singgalang dan gunung tandikek; Luhak Agam terletak di lembah dan dataran sekitar gunung merapi dan gunung Singgalang; dan Luhak Lima Puluh Koto terletak di lembah dan dataran tinggi sebelah Timur Gunung Sago (Soeroto Minangkabau, 2005 : 29) Gambaran Umum Kawasan Nagari Seribu Rumah Gadang, Kabupaten Solok Selatan Kawasan kajian terletak di Kabupaten Solok Selatan terdapat Nagari Seribu Rumah Gadang berlokasi di Kecamatan Sungai Pagu Nagari Koto Baru berjarak sekitar 150 km dari pusat Kota Padang mendorong pemerintah daerah untuk menjadikan Nagari Seribu Rumah Gadang ini menjadi salah satu objek wisata yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Minangkabau khususnnya yang berada di Sumatera Barat. Memasuki kawasan perbatasan Kabupaten Solok Selatan dengan Kecamatan Pantai Cermin, terdapat gerbang selamat datang dengan tulisan Nagari Saribu Rumah Gadang dimana menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi masyarakat minangkabau yang memasuki kawasan ini karna sepanjang jalan raya Muara Labuah menuju Kec Sungai Pagu dimana kawasan Negeri Seribu Rumah Gadang berada, masih-
5 10 banyak Rumah Gadang yang masih berdiri kokoh dan dipakai sebagai sarana tempat tinggal. Gambar 2.2 Peta penyebaran Rumah Gadang pada kawasan Nagari Seribu Rumah Gadang. Sumber: Digambar Ulang Memasuki kawasan Muara Labuah Nagari Seribu Rumah Gadang, terdapat setidaknya lebih dari 174 Rumah Gadang yang masih bertahan dan di dilestarikan, setiap Rumah Gadang memiliki niniak mamak tersendiri yang merupakan turunan dari keluarga yang bersangkutan yang berdasarkan dari hasil wawancara Dt, Jadil Yusuf 16 November 2016 salah satu Niniak Tetua suku Melayu.Di kawasan kajian,setidaknya ada 11 suku minang yang menghuni kawasan ini diantarnya Suku Malayu, Koto Kociak, Durian, Panai,Tigo Lareh dan Sikumbang. Rumah Gadang dikawasan ini terbagi atas dua jenis yaitu Rumah Gadang adat dan Rumah Gadang kaum,rumah Gadang adat merupakan Rumah Gadang
6 11 yang diperuntungkan untuk urusan musyawarah dan perkumpulan seluruh niniak mamak dan kepentingan lainnya yang mencakup adat,sedangkan Rumah Gadang kaum untuk ditempat tinggali oleh keluarga. Terdapat satu Rumah Gadang adat yang terbesar memiliki 5 ruang dan 2 anjuang, sudah berumur ratusan tahun lamanya tidak diketahui umur pasti dari Rumah Gadang ini, yang bernama Gajah Maram pemilik dari suku malayu Dt. Lelo Panjang, bangunan serta Kontruksi yang masih kokoh membuktikan bahwa Rumah Gadang ini ndag lapuak dek hujan ndag lekang dek paneh, perubahan yang terjadi hanya terdapat pada tangga yang disemen dan atap yang diganti dengan Seng. Gambar 2.3 Rumah Gadang Adat Milik suku Melayu Dt.Lelo Panjang (dan 2.4) dengan 5 Rangkiang didepannya. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) Perbedaannya pada Rumah Gadang Kaum yaitu sebagian dari wujud arsitektur nya sudah banyak direnovasi mengikuti perkembangan aristektur modern seperti material dinding, fasad, dan tata ruang,serta sebagian dari Rumah Gadang Kaum juga digandengkan dengan rumah minimalis untuk menambah akan kebutuhan ruang bagi pemiliknya, tidak semuanya direnovasi ada juga yang
7 12 masih mempertahankan kemurniannya tapi sudah tidak terawat dan banyak yang lapuk terutama dibagian belakang jalan utama. Gambar 2.5 Rumah Gadang Kaum yang sudah direnovasi dan yang tidak direnovasi. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016). 2.3 Kehidupan Budaya Hukum Adat Dan Agama Sebelum masuknya Islam ke Minangkabau masyarakat Minangkabau hidup secara keseluruhan dengan menggunakan hukum adat Minangkabau mulai awal abad ke 7 masehi ajaran Islam sudah mulai masuk ke Minangkabau melalui Pasai dan Perlak, secara berangsur-angsur, akhirnya semua masyarakat Minangkabau menganut ajaran Islam yang juga mengajarkan hukum Islam. Ajaran Islam sebagai ajaran agama menyangkut semua aspek kehidupan manusia. tetapi yang paling utama adalah mengenai akhlak. Dengan ajaran akhlak itu termasuk ajaran- ajaran mengenai ibadah, hubungan manusia dengan Tuhan tetapi juga berupa ajaran tentang kesusilaan, kesopanan, dan ajaran tentang hukum, akhirnya agama Islam diterima oleh masyarakat Minangkabau terutama ajaran ajaran mengenai akhlak tersebut. Sementara ajaran mengenai hukum, terutama yang menyangkut dengan pola pola kemasyarakatan belum dapat diterima masyarakat Minangkabau,
8 13 terutama mengenai ajaran sistim garis keturunan, hukum Islam mengajarkan sistim Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah, sedangkan masyarakat Minangkabau menganut sistem garis keturunan Matrilineal yaitu alur keturunan berasal dari ibu, karna peran perempuan dalam keluarga di minangkabau sangat lah istimewa,mereka berhak untuk harta pusaka dan berhak tinggal di Rumah Gadang dan menjadi enerus keturunan kelurga kaumnya. Dan akhirnya diadakan musyawarah yang menghasilkan suatu ungkapan: Adat basandi syarak,syarak basandi kitabullah (adat bersendi syarak,syarak bersendi kitabullah). Islam sendiri adalah agama satu satunya yang dianut oleh masyarakat minangkabau maka jika masyarakat minangkabau keluar dari ajaran Islam maka ia tidak lagi menjadi masyarakat minangkabau sesuai dengan makna syarak sendiri yaitu kepercayaan terhadap tuhan dan agama, maka makna dari pada adat bersendikan syarak itu adalah adat yang harus disesuaikan dengan ketentuan dari agama Islam yaitu berpedomankan pada kitab suci Al-Quran dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Masyarakat Minangkabau mempunyai alam fikiran nyata sesuai dengan pepatah adat : Panakiak pisau sirauik Panabang batang lintabuang Salodang ambiak ka niru Satitiak jadikan lauik Sakapa jadikan Gunuang Alam takambang jadikan guru
9 14 Alam takambang jadikan guru ialah : Menunjukkan bahwa masyarakat Minang belajar dari sifat sifat alam sehingga filsafat hidup mereka adalah Filsafat hidup Empiris/Naturalis untuk menjalankan segala aspek kehidupan nya,oleh karna itu ketentuan alam akan mempengaruhi setiap tindakan masyarakat minangkabau dan salah satunya adalah cara mereka berarsitektur Pola Perkampungan Perkampungan tradisional minangkabau berdasarkan kelengkapannya terbagi atas beberapa tingkatan mulai dari yang terendah sampai yaang teringgi yaitu taratak, dusun, koto dan nagari. Sedangkan secara administratif terbagi atas jorong setingkat desa sebagai satuan terkecil dan nagari (setingkat kecamatan ) sebagai satuan terbesar. Taratak satuan terkecil yang terdiri dari sebagian kecil wilayah perkebunan dan terdiri dari bangunan yang berua gubuk-gubuk sementara dan ada juga yang permanen. Dusun setingkat lebih besar dari taratak,sudah tersedia beberapa fasilitas seperti jalan setapak untuk akses dan sirkulasi masyarakat. Koto sudah lengkap dari dusun dan sudah memiliki fasilitas umum seperti surau tempat beribadah, MCK dan jalan umum. Nagari merupakan satuan terbesar dari perkampungan terbesar yang sudah mempunya kelengkaan fisisk sebagai suatu permukiman dan kelengkapan secara sempurna berdasarkan hukim adat.dan sudah selaras dengan apa yang Doxiadis sebutkan sebagai elemen-elemen yang harus dipenuhi oleh sebuah pemukiman,yaitu elemen ekistik yang terdiri dari nature (alam), man (manusia), society
10 15 (masyarakat),shell (naungan) dan network (jaringan). Dengan menata perkampungan secara baik masyarakat minangkabau sangat peka akan perubahan alam sekitar mereka seperti pepatah yang mengatakan: Nan data kaparumah Nan lereng tanami tabu Nan payua karanang itiak Nan barayie jadikan sawah Nan munggu kapakuburan Tanah yang datar untuk perumahan Tanah yang lereng untuk ditanami tebu Tanah rawa untuk itik berenang Tanah berair untuk persawahan Tanah yang tinggi untuk berkuburan Dengan adanya pepatah Minang tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat minang sangat pandai dalam mengolah lahan yang akan di jadikan suatu fungsi yang tentunya akan berpengaruh terhadap pemukiman Rumah Gadang (Prof. Dr. Hamka,Islam dan Adat Minangkabau)
11 Rumah Gadang Sejarah singkat Rumah Gadang Rumah Gadang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke daerah,dan sudah menjadi bagian dari masyarakat minangkabau itu sendiri,setelah Islam masuk pengaruh terhadap Rumah Gadang tidak lah banyak karna adat dan ajaran Islam yang saling memiliki nilai-nilai dan akhlak yang selaras, seperti kekeluargaan, mengajarkan tentang akhlak yang baik, jarak yang harus dibatasi antara perempuan dan laki-laki dan nilai gotong royong. Rumah Gadang merupakan suatu bentuk hasil dari kebudayaan masyarakat minangkabau yang memiliki unsur-unsur serta proses berbudaya yang telah mengalami banyak penyesuaian terhadap kondisi masyarakat dan kondisi alam, sehingga kita bisa melihat jati diri masyarakat minangkabau tersebut dalam bentuk arsitektural. Rumah Gadang merupakan salah satu hasil dari faktor matrilineal dimana yang berhak hanya keluarga besar segaris keturunan ibu termasuk anak dan suaminya untuk sebuah tempat tinggal.sedangkan kenyataannya Rumah Gadang tidak hanya berperan sebagai tempat tinggal tetapi juga merupakan bagian dari unsur kelengkapan adat. Pada umumnya perbedaan Rumah Gadang tiap daerah tidak lah begitu signifikan yang membedakan yaitu ada ruangan yang bernama Anjuang yang memiliki fungsi sebagai anak gadis untuk beristirahat serta tempat menenun, gaya anjuang ini berasal dari Koto piliang dan yang tidak memiliki anjuang berasal dari gaya Bodi Caniago.
12 17 Dan pada abad ke 18 masuk pengaruh saudagar Aceh ke Minangkabau,dan terjadi sedikit perubahan terhadap Rumah Gadang adalah tambahan beranda pada bagian tengah Rumah Gadang yang berfungsi sebagai tempat menjamu tamu jauh dan bukan untuk keluarga, daerah yang paling banyak mendapat pengaruh aceh adalah kawasan pasisia (pesisir). Gambar 2.6 Serambi Aceh pada Rumah Gadang di Nagari Seribu Rumah Gadang dan tampak denah nya Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) Bagian-bagian Rumah Gadang digambarkan secara rinci dalam pantun sebagai berikut: Rumah Gadang basandi batu, Sandi banamo alua adat, Tonggak banamo kasadaran, Atok ijuk dianding baukieh, Gonjong ampek bintang bakilatan, Tonggak gaharu lantai cindano, Tarali gadian baliriak. Bubungan burak katabang, Tuturan labah mangirok, Gonjong rabuang membacuik, Paran gamba ula ngiang, Batatah dengan aie ameh, Salo manyalo aie perak,... dan seterusnya. (Soeroto, Minangkabau, 2005)
13 18 Dalam pantun tersebut terlihat aturan dalam membuat bagian dari rumah. Rumah Gadang bersendi batu atau berpondasi batu, penempatan tonggak, gonjong dan bubungan. Dengan demikian, pantun tersebut menggambarkan sistem konstruksi Rumah Gadang dan sang arsitek tradisional harus mengikuti pola tersebut. Hasil Laporan Kerja Praktek ITB (1979) menjelaskan karakteristik rumah tradisional minangkabau berdasarkan dua keselarasan sebagai berikut: Laras Koto Piliang Mempunyai jalan masuk dibagian tengah badan bangunan pada sisi yang terpanjang. Memiliki ruang tambahan yaitu anjung di tempat bermain putri-putri. Anjung ini terletak dikedua ujung bangunan dan mempunyai gonjong tersendiri. Pada anjung deretan tiang paling ujung hanya sebuah yang sampai ke tanah yaitu bagian tengah dalam deretan tersebut. Kamar terhormat di ujung sebelah kiri pintu masuk. Gambar 2.7 Sketsa Rumah Gadang laras Koto Piliang Gajah Maharam Sumber: Laporan KKL ITB (1979, hlm.76) dan tampak anjuang pada Rumah Gadang (Dokumentasi Pribadi)
14 19 Gambar 2.8 Denah Rumah Gadang 5 ruang 4 anjuan Laras Koto Piliang Disebut juga Rumah Gadang 9 ruang Sumber: Soeroto (Minangkabau, 2005, hlm.72) Laras Bodi Caniago Pintu masuk Rumah Gadang laras ini terletak di sisi pendek bangunan. Pada tipe sitinjau lauik, kedua ujung rumah diberi pengakhiran atap berbentuk setengah perisai untuk penjorokan atap atau overstek. Sedangkan tipe gajah maharam pengakhiran ujung bangunan berupa bidang dinding yang diawali dari ujung gonjong sampai ke tanah yang berbentuk bidang segitiga.
15 20 Gambar 2.9 Sketsa Rumah Gadang laras Bodi Caniago Sumber: Laporan KKL ITB (1979, hlm.77) dan foto Rumah Gadang yang tidak memiliki anjuang (Dokumentasi Pribadi) Gambar 2.10 Denah Rumah Gadang 7 Ruang Laras Bodi Caniago Sumber: Soeroto (Minangkabau, 2005, hlm.72)
16 21 Konstruksi rumah berbentuk panggung tersebut beridiri di atas lempengan batu dengan tiang-tiang yang ditegakkan dengan kemiringan dari sumbu x, Jajaran tiang dalam Rumah Gadang terdiri atas 4 lanjar dengan 5 baris tiang, yaitu: tiang api, tiang temban, tiang tangah, tiang dalam dan tiang saliuk. Nama tersebut disesuaikan dengan fungsi dan perannya, digambarkan pada pantun adat yang berbunyi: tiang tapi penegur helat, tiang temban suko mananti, tiang tangah manti delapan, tiang dalam puti bakuruang, tiang panjang si Majolelo. (Soeroto, Minangkabau, 2005 : 38) Cara pendirian Rumah Gadang dikerjakan dengan tahapan awal menyusun kerangka rumah terlebih dahulu.pertama-tama setelah disiapkan lahan dan batang kayu, disusun 1 baris kolom yang terdiri dari 5 tiang. Setelah diberi ikatan balok lantai dan balok ring, barisan tiang didirikan dengan cara ditarik beramai-ramai. Selanjutnya, barisan tiang dirangkai menjadi satu kesatuan dengan memberi ikatan balok lantai dan balok ring pada arah membujur rumah. Gambar 2.11 Sketsa Tahap Pembangunan Rumah Gadang Sumber: Laporan KKL ITB (1979, hlm.278)
17 Kesimpulan Dengan adanya tinjauan pustaka yang telah penulis paparkan,kita dapat melihat bahwasanya potensi serta nilai nilai budaya leluhur dari arsitektur vernakular minangkabau lebih tepatnya Rumah Gadang dapat kita jadikan suatu pelajaran bahwa Rumah Gadang itu lahir dengan proses yang sangat panjang mulai dari kebudayaan masyarakat minangkabau itu yang bersifat matrilineal dimana wanita menjadi peran penting dalam kehidupan bermasyarakat minangkabau serta pengaruh alam sekitar. Dan dengan proses tersebut hendaknya kita bisa melihat nilai- nilai leluhur dari arsitektur Rumah Gadang itu sendiri sebagai tolak ukur dari kehidupan kita di era modern ini, dan ini menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan tentunya pemerintah demi melestarikan Rumah Gadang sebagai jati diri masyarakat minangkabau.
BAB I PENDAHULUAN. Arti kata Vernakular itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu verna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki berbagai macam etnis yang tersebar di pelosok Nusantara yang salah satunya etnis Minangkabau yang berpusatkan di Provinsi
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN KARAKTERISTIK ARSITEKTUR VERNAKULAR NAGARI SERIBU RUMAH GADANG DAN PERUBAHAN AKIBAT PENGARUH BUDAYA SKRIPSI OLEH
MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN KARAKTERISTIK ARSITEKTUR VERNAKULAR NAGARI SERIBU RUMAH GADANG DAN PERUBAHAN AKIBAT PENGARUH BUDAYA SKRIPSI OLEH ADRIAL MUHAMMAD AKBAR 120406035 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv BAB I. PENGANTAR... 1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan gabungan dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang besar terdiri dari berbagai berbagai pulau baik dari Sabang sampai Merauke. Tidak hanya negara yang besar tetapi Indonesia
Lebih terperinciBAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa
17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...56
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciARSITEKTUR VERNAKULAR MINANGKABAU (Kajian Arsitektur dan Eksistensi Rumah Gadang Dilihat dari Pengaruh serta Perubahan Nilai Budaya) SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA ARSITEKTUR VERNAKULAR MINANGKABAU (Kajian Arsitektur dan Eksistensi Rumah Gadang Dilihat dari Pengaruh serta Perubahan Nilai Budaya) SKRIPSI GEMALA DEWI 0606075624 FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciEkspresi Vernakular Minangkabau pada Masjid Raya Gantiang
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Ekspresi Vernakular Minangkabau pada Masjid Raya Gantiang Ganda Saputra Sinaga ganda.saputra.sinaga@gmail.com Sejarah, Teori, dan Kritik Arsitektur; Arsitektur, SAPPK,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah
Lebih terperinciBAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku
BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memakai sistem pemerintahan lokal selain pemerintahan desa yang banyak dipakai oleh berbagai daerah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. merupakan bagian dari masyarakat setempat (http:// www. Gebyok.com / search /
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Rumah Adat Rumah adat adalah rumah tradisional atau ciri daerah tertentu yang berasal dari daerah setempat dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minangkabau merupakan satu-satunya budaya yang menganut sistem kekerabatan matrilineal di Indonesia. Masyarakat Minangkabau merupakan komunitas masyarakat matrilineal
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman terletak di antara 100º 21 00 Bujur Timur atau 0º
Lebih terperinciBAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara, yang membentang mulai dari Kabupaten Langkat di sebelah Utara, membujur
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN GANTING KECAMATAN PADANG PANJANG TIMUR KABUPATEN GUGUK MALINTANG
BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN GANTING KECAMATAN PADANG PANJANG TIMUR KABUPATEN GUGUK MALINTANG A. Geografis dan Demografis 1. Letak dan Batas Wilayah 1 Kota Padang Panjang merupakan salah satu kota terkecil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif analitik dengan pendekatan kualitatif guna melihat karakteristik Rumah Gadang yang ada di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, merupakan sebuah kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau. Bahkan pada masa keemasannya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Canduang 1. Kondisi Geografis Kecamatan Canduang merupakan salah satu dari beberapa kecamatan di Kabupaten Agam. Dimana wilayah ini ditetapkan menjadi
Lebih terperinciPOLA RUANG DALAM BANGUNAN RUMAH GADANG DI KAWASAN ALAM SURAMBI SUNGAI PAGU SUMATERA BARAT
POLA RUANG DALAM BANGUNAN RUMAH GADANG DI KAWASAN ALAM SURAMBI SUNGAI PAGU SUMATERA BARAT Maulana Abdullah 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 3 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahkluk hidup pasti akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat hukum yang berkaitan dengan pengurusan
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia yang terkadang perlu dipenuhi. Dengan berwisata diharapkan akan memberikan suasana baru sebagai penyegar pikiran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang teletak di bagian Asia tenggara yang dilalui garis khatulistiwa. Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia serta diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nan Tigo (wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Suku bangsa Minangkabau mendiami daratan tengah Pulau Sumatera bagian barat yang sekarang menjadi Propinsi Sumatera Barat. Daerah asli orang Minangkabau ada tiga
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)
Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Barat 109.460 14.393 9.536 9.370 8.156 18.267 17.440 8.479 29.113 71.248 227.338 2 Agam 10.510 981 1.537 1.231 1.094 2.777 2.231 1.282 4.970 10.152 26.885
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 94.920 11.337 15.227 8.108 9.381 16.960 17.466 20.403 33.810 87.545 229.026 2 Agam 12.508 1.280 1.426 940 1.315 1.909 2.264 1.924 3.271 9.778 27.006 3 Ampek Angkek 659 96 101 32 65 108
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 81.235 9.876 16.534 14.901 13.334 19.083 18.382 14.999 39.415 97.233 229.211 2 Agam 10.356 1.321 1.754 1.757 1.079 1.751 2.104 1.583 5.119 10.028 27.101 3 Ampek Angkek 544 87 134 113 57
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 70.974 21.356 15.763 14.547 11.518 21.113 16.941 22.192 33.751 102.074 229.158 2 Agam 9.936 1.724 1.695 1.118 1.057 2.689 2.132 2.898 3.763 11.589 27.119 3 Ampek Angkek 497 136 106 49
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 103355 8835 19432 13015 16487 18847 17899 13972 14794 99.652 228145 2 Agam 8316 978 2823 1811 3185 2407 3214 2020 2189 15.460 26971 3 Ampek Angkek 318 60 215 75 258 81 111 86 196 826 1400
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN. Koto Tuo lama di mulai pada tahun 1990 dan baru berbentuk
BAB II GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Koto Tuo Desa Koto Tuo merupakan salah satu desa dari 8 (delapan) desa yang termasuk ke dalam daerah genangan PLTA Koto Panjang. Pemindahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Minangkabau di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumatera merupakan pulau yang memiliki sejumlah suku besar berciri khas tradisional. Suku yang terkenal adalah Minangkabau, Aceh, Batak, Melayu, dan ada juga sejumlah suku-suku
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192
PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192 PERATURAN NAGARI SIMARASOK NOMOR 01 TAHUN 2002 TENTANG TERITORIAL DAN ULAYAT NAGARI SIMARASOK
Lebih terperinciBAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin
BAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK 1.1. Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin Wilayah Nagari Air Dingin adalah salah satu Nagari yang ada di Propinsi Sumatra Barat. memiliki
Lebih terperinciMENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT
MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR Dr. Bambang Istijono, ME Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Andalas Anggota KNI-ICID & HATHI EXTENDED ABSTRACT PENDAHULUAN Propinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang rawan bencana, karena letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di Samudra Hindia sebelah barat
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN No : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA, MINANGKABAU DAN TORAJA
LAPORAN PENELITIAN No : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA, MINANGKABAU DAN TORAJA Oleh: Esti Asih Nurdiah, ST., MT. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dimulai sejak tahun 1950-an yang ditandai dengan diadakannya Konferensi
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Kabupaten Solok Selatan Kabupaten Solok Selatan merupakan hasil dari perjuangan panjang yang dimulai sejak tahun 1950-an yang ditandai dengan diadakannya Konferensi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.
KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA Dwi Suci Sri Lestari Abstrak Kawasan tepi sungai merupakan kawasan tempat bertemunya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT
Menimbang: PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT a. bahwa berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan
Lebih terperinciLampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 95/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk memacu kemajuan Kecamatan IV Koto pada
Lebih terperinciLOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT
PNPM PNPM PERAN LOKASI DAN (Rp. x 1 Agam 1 Banuhampu 900 900 720 180 2 Ampek Nagari 2.000 2.000 1.600 400 3 Baso 900 900 720 180 4 Candung 2.000 2.000 1.600 400 5 IV Angkat Candung 900 900 720 180 6 IV
Lebih terperinciDATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)
KABUPATEN / KOTA : PESISIR SELATAN 13.01 PESISIR SELATAN 28.40 281.113 568.520 1 13.01.01 PANCUNG SOAL 14.85 14.345 29.202 2 13.01.02 RANAH PESISIR 19.424 19.339 38.63 3 13.01.03 LENGAYANG 34.645 33.969
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN 11 (SEBELAS) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SOLOK, TANAH DATAR, PESISIR SELATAN,
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN HAK WARIS PADA MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU
BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN HAK WARIS PADA MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU A. Kondisi Geografis Secara geografi kota Padang terletak di pesisir pantai barat pulau Sumatera, dengan garis pantai sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.
45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak
Lebih terperinciKONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH
BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002. Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI
RANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002 Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI Menimbang : a. bahwa modal dasar pembangunan Nagari yang tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia. Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki
Lebih terperinci4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambaha
PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PELESTARIAN ADAT BUDAYA DALAM HIDUP BERNAGARI DI KOTA PADANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciBAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai
BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI 2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum Pembangunan Museum Negeri Provinsi Jambi pada hakekatnya merupakan perwujudan nyata dari gagasan sebuah museum diwilayah Propinsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT MINANGKABAU DAN SANGGAR TIGO SAPILIN DI KOTA MEDAN
BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT MINANGKABAU DAN SANGGAR TIGO SAPILIN DI KOTA MEDAN 2.1 Asal-Usul Masyarakat Minangkabau Secara etimologi, Minangkabau berasal dari dua kata, yaitu minang dan kabau. Kata
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PALUNG RAYA. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Palung Raya
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PALUNG RAYA A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Palung Raya 1. Keadaan Geografis Desa Palung Raya adalah desa yang terletak di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Desa Palung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap persiapan disusun hal hal yang harus dilakukan dengan tujuan
Lebih terperinciSumatera Barat. Jam Gadang
Laporan Provinsi 123 Sumatera Barat Jam Gadang Jam gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di
Lebih terperinciIII. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 3.1.1. Letak dan Luas Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 5.445,0 km 2. Ibukota kabupaten berkedudukan di Muara Sabak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian masyarakat pedesaan. Namun masih banyak wilayah pedesaan yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pedesaan telah dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan programprogram. Upaya-upaya itu
Lebih terperinciOleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 44 TAHUN 1990 (44/1990) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1990 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi
PP 44/1990, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO, KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SOLOK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
50 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Sumatera Barat Sumatera Barat yang terletak antara 0 0 54' Lintang Utara dan 3 0 30' Lintang Selatan serta 98 0 36' dan 101 0 53' Bujur Timur, tercatat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Singkat Desa Tanjung Berulak Desa Tanjung berulak adalah desa yang tertua didaerah Kecamatan Kampar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani. Dalam rangka mengangkat derajat kehidupan petani serta mendukung penyediaan
Lebih terperinciPELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT
PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang
Lebih terperinciBAB II PASAR ATAS SEBAGAI SENTRA EKONOMI DI BUKITTINGGI. harus memiliki pasar, mesjid dan balai adat. Bukittinggi pada waktu dahulu
14 BAB II PASAR ATAS SEBAGAI SENTRA EKONOMI DI BUKITTINGGI A. Sejarah Pasar Dahulu di Minangkabau, syarat untuk mendirikan sebuah nagari adalah harus memiliki pasar, mesjid dan balai adat. Bukittinggi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kenegerian Rumbio Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pemimpin adat kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk Ulak
Lebih terperinciMengungkap Rahasia Kearifan Lokal Rumah Gadang
Mengungkap Rahasia Kearifan Lokal Rumah Gadang (Titin Nofita Handa Puteri, S.Si) Pelestarian cagar budaya berbasis kearifan lokal merupakan pelestarian dengan menggunakan metode, teknologi, maupun bahan
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
33 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Umum Provinsi Sumatera Barat Propinsi Sumatera Barat mempunyai luas daerah sekitar 42.297,30 km 2. Luas tersebut setara dengan 2,17% dari luas Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kecamatan sungai beremas merupakan salah satu daerah di sebelah utara kabupaten pasaman barat dengan luas wilayah sekitar 440,48 km 2 atau 11,33 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan dengan masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait mengkait.
Lebih terperinciPertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar
SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar Ratna Amanati na_amanati@yahoo.co.id Progam Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Riau Abstrak
Lebih terperinciALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton
LAMPIRAN III. A ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 Kab. Pasaman 13,31 14,97 9,98 6,65 5,82 9,15 9,98 6,65 8,33 4,99 9,98 7,49 107,30 2 Kab. Pasaman Barat 26,61 153,03 27,45 26,61
Lebih terperinciBAB III KOTA PALEMBANG
BAB III KOTA PALEMBANG 3.1. Secara Fisik 3.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus sebagai kota terbesar serta pusat kegiatan sosial ekonomi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULUIK-PULUIK
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULUIK-PULUIK A. Pantai Barat Minangkabau Abad ke-17 M Wilayah Minangkabau dari perspektif alamnya dapat dikonkritkan batasanya sebagai berikut: Sebelah Utara, dari Gunung
Lebih terperinciMAKNA RUANG RUMAH GODANG DI KENEGERIAN SENTAJO, KUANTAN SINGINGI, RIAU. Dea Syahnas Paradita 1 Abstrak. Kata kunci : rumah godang, ruang, makna
MAKNA RUANG RUMAH GODANG DI KENEGERIAN SENTAJO, KUANTAN SINGINGI, RIAU Dea Syahnas Paradita 1 Abstrak Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) merupakan daerah perantauan masyarakat Minangkabau. Dalam kehidupan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA TENGAH
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA TENGAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa berhubung dengan perkembangan ketata-negaraan
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa nagari sebagai kesatuan
Lebih terperinciTIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)
TIANG Setelah pondasi yang berada di dalam tanah, bagian selanjutnya dari struktur Rumah Bubungan Tinggi adalah tiang. Tiang merupakan struktur vertikal yang menyalurkan beban dari bagian atap hingga ke
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.
Lebih terperinciArsitektur Vernakuler
Arsitektur Vernakuler Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU
75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam
Lebih terperinciPola pemukiman berdasarkan kultur penduduk
Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM DESA PENDALIAN KECAMATAN PENDALIAN IV KOTO. Secara historis, Desa Pendalian berasal dari kata pilihan.
BAB II TINJAUAN UMUM DESA PENDALIAN KECAMATAN PENDALIAN IV KOTO A. Sejarah Desa Pendalian Secara historis, Desa Pendalian berasal dari kata pilihan. Dikala Luhak Rokan dipimpin oleh Raja yang keempat yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah
46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN NAGARI BUKIT BUAL DI KECAMATAN KOTO VII DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN NAGARI BUKIT BUAL DI KECAMATAN KOTO VII DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang Mengingat : : a. bahwa
Lebih terperinciRUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat)
RUMH T LMPUN Rumah-rumah tradisional Lampung arat adalah rumah panggung yaitu rumah yang terbuat dari kayu yang dibawah nya sengaja dikosongkan sebagai tempat menyimpan ternak dan hasil panen. pada umum
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Selatan, Sumatera Barat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan yang dilakukan mengenai Pola Bangun Atap Rumah Gadang Koto Baru Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanah Bekali adalah desa yang terletak di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi, Desa Tanah Bekali adalah salah satu
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI
PEMERINTAHAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI KESATUAN NAGARI SITUJUAH GADANG NOMOR : 01/NSG/2002 Tentang PERUBAHAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1990 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO, KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG DAN KABUPATEN DAERAH
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memiliki akses air minum yang layak adalah harapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun masyarakat yang tinggal
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI
BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Desa Muara Jalai merupakan salah satu dari Desa yang berada di Kecamatan Kampar utara Kabupaten Kampar sekitar
Lebih terperincietnis- Galundi Nan Baselo. Taratak Dusun Koto Nagari. Mangumpua nan taserak manjapuik nan tatingga. benang merah
SEKAPUR SIRIH Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan narasi Buku Situs Cagar Budaya Minangkabau yang berada di Jorong Batur Sungai Jambu. Shalawat dan salam kita
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang
13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari kaum penjajah adalah cita-cita untuk dapat mewujudkan kehidupan rakyat Indonesia yang
Lebih terperinci