Analisa Kinerja MPEG-4 Video Streaming Pada Jaringan HSDPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Kinerja MPEG-4 Video Streaming Pada Jaringan HSDPA"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) Analisa Kinerja MPEG-4 Video Streaming Pada Jaringan HSDPA Fanny Nurindra Permana, Achmad Affandi, dan Djoko Suprajitno Rahardjo Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya affandi@ee.its.ac.id Abstrak HSDPA hadir sebagai pengembangan UMTS dengan laju data hingga 14,4 Mbps downlink, yang memungkinkan penggunanya menikmati berbagai layanan multimedia, seperti video streaming. Pada jaringan nirkabel seperti HSDPA performa layanan multimedia yang diterima oleh pengguna tidak selalu konstan dan tergantung pada faktorfaktor seperti kepadatan pengguna dan kualitas jaringan. Dalam tugas akhir ini dilakukan pengujian performa layanan video streaming pada jaringan HSDPA, yang meliputi pengaruh peningkatan jumlah pengguna serta pergerakan pengguna dalam cakupan HSDPA. Proses pengujian dilakukan dengan membangun simulasi pada Network Simulator 2 yang diperluas dengan EURANE untuk mendukung jaringan Enhanced UMTS, serta modul EvalVid untuk evaluasi performa video streaming. Secara umum hasil video streaming melalui jaringan HSDPA sangat bagus, dengan bitrate sebesar 694 kbps video dapat dimainkan dengan lancar, baik oleh pengguna stasioner (indoor) maupun bergerak (vehicular). Hasil ini diperoleh saat jumlah pengguna sedikit (kurang dari ) dan dekat dengan base station (3m). Dari hasil simulasi juga diperoleh bahwa peningkatan jumlah pengguna maupun bertambahnya jarak pengguna dari base station berdampak pada turunnya performa layanan video streaming. Agar diperoleh performa yang masih cukup baik, maka jumlah maksimum pengguna pada saat bersamaan adalah 8 pengguna. Sedangkan jarak maksimum disarankan 42 meter dari base station. Kata Kunci HSDPA, Network Simulator, Performa, Video Streaming. I. PENDAHULUAN SDPA adalah suatu teknologi terbaru dalam sistem Htelekomunikasi bergerak yang dikeluarkan oleh 3GPP Release. HSDPA merupakan merupakan pengembangan UMTS yang digunakan untuk komunikasi data pada arah maju dengan memperkenalkan AMC (Adaptive Modulation and Coding), adaptasi rantai, operasi multi-sandi, fast hybrid ARQ, dan penjadwalan node B. HSDPA mempunyai layanan berbasis paket data dengan data rate mencapai 14,4 Mbps dan bandwith MHz pada UMTS downlink, yang memungkinkan penggunanya untuk memakai beragam sajian multimedia, seperti streaming video, streaming musik, mobile TV, game online, dsb. Salah satu aspek multimedia yang cukup banyak mendapat perhatian adalah video. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan bitrate yang tinggi pada proses transmisi agar didapatkan hasil yang dapat memenuhi QoS layanan terutama pada jaringan berbasikan paket. Disamping kebutuhan akan bitrate, penggunaan video compression adalah hal yang mutlak diperlukan agar dapat mengirimkan layanan video pada jaringan paket dengan parameter yang sesuai. MPEG-4 merupakan standard kompresi video yang digunakan oleh banyak mobile network termasuk HSDPA. Teknologi kompresi pada MPEG-4 ini menghasilkan kualitas video yang baik sehingga cocok diterapkan pada mobile dan wireless transmission. Dalam proses streaming khususnya melalui jaringan HSDPA ada beberapa faktor yang perlu diperhitungkan, diantaranya yaitu kualitas jaringan; jarak, dan interferensi dari user ke node-b akan mempengaruhi kualitas jaringan yang akan didapatkan. Semakin jauh dan semakin banyak interferensi yang didapat (misalnya di dalam gedung dengan dinding beton tebal) akan semakin berkurang kecepatan akses yang diperoleh, demikian pula kemungkinan terjadinya error semakin besar. Selain itu banyaknya user yang terkoneksi pada saat bersamaan akan mengurangi kecepatan akses yang bisa dinikmati. Hal ini terjadi karena teknologi jaringan wireless merupakan sistem bandwith shared, sehingga bandwidth akan dibagi rata dengan pengguna lain yang juga ikut mengakses. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian performa video streaming melalui jaringan HSDPA. Prosedur pengujian terdiri dari dua bagian, yang pertama yaitu pengaruh banyaknya jumlah pengguna terhadap performa layanan video streaming yang diterima oleh pengguna dalam satu area BTS; serta yang kedua yaitu pengaruh pergerakan user dan jaraknya terhadap node B terhadap kinerja maupun kualitas layanan video streaming yang diperoleh. Proses pengujian akan dilakukan dengan membangun simulasi pada Network Simulator yang diperluas dengan EURANE untuk mendukung jaringan Enhanced UMTS. Untuk mendukung proses streaming dan evaluasi terhadap kualitas video digunakan Evalvid. Analisa kinerja meliputi parameter QoS seperti throughput, delay, packet loss; serta kualitas video yang diukur melalui PSNR dan MOS.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) II. PERANCANGAN DAN SIMULASI A. Pemodelan Sistem Penelitian ini melakukan simulasi user yang mengakses layanan video streaming pada server yang tehubung dengan jaringan Enhanced-UMTS. Topologi jaringan riil yang akan diimplementasikan dalam simulasi tampak pada gambar berikut: Gambar. 1. Layanan Video Streaming melalui Packet Switched E-UMTS Protokol pada Iub, IuPS dan Gn interfaces terlalu sulit untuk diaplikasikan secara nyata, karena itu sebagai penggantinya hanya dimodelkan dengan adanya link delay pada interface tersebut. Model simulasi ini menggunakan fungsi Application, Transport dan Network layer yang terdapat pada standart NS-2, sehingga diasumsikan tidak terjadi permasalahan pada layer ini. RLC layer pada model simulasi mengimplementasikan dua dari tiga mode RLC yang terdapat pada UMTS, yaitu Unacknowledged Mode (UM) dan Acknowledged Mode (AM). Sedangkan Transparent Mode (TM), tidak diimplementasikan karena TM digunakan pada layanan circuit-switched. Dalam implementasinya topologi dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar. 2. Topologi Simulasi Konfigurasi sambungan dari tiap node adalah seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Link antar node Link Uplink/ queue Delay queue type Downlink size BS - RNC 622Mbit 2ms DummyDropTail 2 RNC - SGSN 622Mbit.4ms DummyDropTail 1 SGSN - GGSN 622Mbit 1ms DummyDropTail 1 GGSN - node1 622Mbit 1ms DummyDropTail 1 node1 - node2 1Mbit 3ms DummyDropTail 1 Air interface yang menghubunglan UE ke BS menggunakan transport channel High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH) pada 7,2 Mbps. Model Kanal pada Enhanced UMTS terdiri dari tiga bagian: distance loss, shadowing, dan multi-path. Loss ini dapat dirumuskan sebagai berikut: L = A + S + R Dimana: A = atenuasi (path loss) S = slow fading (shadowing) R = fast fading (multi-path fading) 1. Attenuation (Path Loss) Atenuasi/redaman dideskripsikan oleh model propagasi Okumura-Hatta untuk lingkungan suburban, dan dirumuskan sebagai: A(d) = L init + 1 n log 1 (d) Dimana : d = jarak antara node B dan UE (km) L init = basic loss untuk jarak 1 km n = decay index Nilai L init dan n tergantung pada lingkungan. Dalam kebanyakan kasus nilai n antara 2 dan 4. Model kanal pada EURANE didesain untuk tujuan mempelajari efek scheduling pada user dekat vs jauh, maka dari itu jarak setiap UE dari BS diasumsikan tetap, contohnya user bergerak melingkar di sekitar base station. Mengacu pada hal ini, maka distance loss selalu konstan selama waktu simulasi. Sehingga persamaan menjadi: A(d) = 129, ,2 log 1 (d) 2. Slow Fading (Shadowing) Slow fading disebabkan oleh pergerakan UE dan halangan (obstacle) besar pada lintasan propagasi antara UE dan node B (misalnya gedung). Fading ini dimodelkan sebagai proses dengan distribusi lognormal dan korelasi jarak. Pada model dinamis dengan pengguna yang bergerak, slow fading bergantung pada lokasi dan karenanya korelasi yang tergantung jarak harus diperhitungkan untuk manghadirkan kontinuitas. Kontribusi slow fading terhadap total loss dibangun berdasar algoritma berikut: S(d+Δd)=a S(d) + b σ N Dimana: Δd = jarak antara dua sample waktu yang berdekatan N = variabel acak yang memenuhi distribusi normal standar B = parameter yang diambil sehingga standar deviasi vektor mengandung semua realisasi setara σ A = ditentukan oleh persamaan berikut yang merupakan fungsi autokorelasi dari S. E [S (d) S (d + Δd)]= E [a (S (d)) 2 + b σ N] = a σ 2 3. Fast Fading (Multi-path Fading) Multi-path Fading dimodelkan menggunakan berbagai profil kanal dalam ITU-T. Sebanyak tiga belas profil kanal diimplementasikan dalam EURANE: Single Rayleigh channel, three Single Rayleigh channels w/o correlation on fading coefficients Case 1, Case 2 and Cas e 3, Indoor Office A, Indoor Office B, Pedestrian A, Pedestrian B, Vehicular A, Vehicular B, Rural Area, Typical Urban and

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) Hilly Terrain. Profil berbeda dalam hal jumlah path, delay, dan daya rata-rata pancaran gelombang. Dalam implementasinya pada NS, model kanal ini dibangkitkan melalui channel generator yang dapat dijalankan pada Matlab ataupun Octave. User environment yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu indoor untuk pengguna tidak bergerak, dan vehicular untuk pengguna bergerak B. Video Streaming Proses video streaming dalam simulasi dapat dilihat pada diagram berikut: Gambar 3. Alur Kerja Proses Streaming dalam Simulasi Raw video dalam format YUV menjadi input bagi encoder untuk menghasilkan video dalam format MP4. Video ini kemudian dibaca oleh Video Sender untuk menghasilkan trace file, yaitu format masukan bagi NS2 yang isinya berupa informasi video seperti frame id, frame type, frame size, packet size, dan time. Trace file ini dimasukkan pada streaming server dalam NS2 untuk mensimulasikan video streaming pada jaringan HSDPA. Hasil dari simulasi direkam dalam log file dan trace file output. Output ini dioleh dalam Evaluation Trace untuk mendapatkan file video output, serta menghasilkan data throughput, packet loss, dan delay. Video output kemudian diolah dalam video decoder dan fix video untuk merekonstruksi kembali video ke dalam format YUV. File output YUV ini digunakan oleh program PSNR untuk mengevaluasi kualitas video. C. Pengukuran Kinerja 1. Throughput Throughput adalah kecepatan (rate) data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. 2. Packet Loss Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima. Nilai packet loss pada layanan multimedia menurut ITU- T G.11 sebaiknya tidak lebih dari 3%, dan maksimum adalah 1%. 3. Delay Delay didefinisikan sebagai total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Besarnya delay yang direkomendasikan oleh ITU-T pada G.11 untuk layanan real-time sebaiknya dibawah 1ms, dengan nilai maksimum yang dapat diterima pengguna adalah sebesar 3ms. 4. Evaluasi kualitas video PSNR merupakan subjective quality measure yang banyak digunakan untuk menganalisa Quality of Service (QoS) dari transmisi video secara frame by frame. Sedangkan MOS merupakan objective quality measure untuk mengukur kualitas dari transmisi video digital pada level aplikasi. Ukuran kualitas ini biasanya diklasifikasikan dalam skala dari 1 (worst) sampai (best). PSNR dari setiap frame dapat diubah dalam skala MOS dengan standard seperti berikut [8]: Tabel 2. Konversi PSNR ke MOS (Standart ITU-R) PSNR (db) MO S Perceived Quality > 37 Excellent Good Fair Poor < 2 1 Bad D. Pengujian Dalam tugas akhir ini akan dilakukan dua macam skenario pengujian performa video streaming pada jaringan HSDPA: 1. Pengaruh pertambahan user Disini jumlah user yang mengakses video streaming akan bertambah dari 1 hingga 4 user. User disimulasikan tidak bergerak, dengan jarak cukup dekat (3 m) dari BTS untuk memastikan setiap user memperoleh kualitas sinyal yang baik. Model user environment yang digunakan yaitu model indoor. Dengan adanya user yang semakin bertambah akan dianalisa pengaruhnya terhadap performa video streaming yang diperoleh oleh user. 2. Pengaruh pergerakan user dan jaraknya Dalam pengujian ini user disimulasikan bergerak dengan kecepatan sedang (6 km /jam), dengan jarak yang semakin

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) menjauh dari BTS (3 m 11 m). Model user environment yang digunakan yaitu model vehicular. Dengan adanya pergerakan user ini akan dianalisa performa video streaming yang diperoleh. Setelah dilakukan perancangan, akan dilakukan pengukuran dalam beberapa kondisi. Adapun untuk lebih jelasnya ditunjukkan oleh diagram alir dari sistem yang akan dibuat sebagai berikut : Simulasi environment indoor Penambahan user 1 4 user Pengukuran parameter unjuk kerja MULAI Menyiapkan Video dalam format MPEG-4 Membuat tracefile dari vdeo Perancangan Jaringan Analisa Hasil Pengukuran Kesimpulan SELESAI Simulasi environment vehicular Pergerakan user dengan jarak 3m 1m Pengukuran parameter unjuk kerja Gambar 3. Diagram Alir Pengujian III. ANALISA DATA A. Skenario Pembebanan Jaringan Dalam skenario ini jaringan HSDPA dibebani dengan user yang mengakses layanan video streaming dengan jumlah yang semakin bertambah, dari 1 hingga 4 user. User disimulasikan tidak bergerak dan berada pada lingkungan indoor 1. Throughput Throughput (bps) Jumlah User Gambar 4. Grafik Throughput Video Dari hasil pengujian tampak bahwa throughput menurun seiring bertambahnya user. Kebutuhan bandwidth untuk streaming video masih tercukupi sampai dengan user, namun lebih dari jumlah tersebut throughput mulai turun. 2. Delay Dari grafik tampak bahwa delay semakin besar saat beban jaringan bertambah. Saat jumlah koneksi sebanyak user, delay rata-rata masih di bawah batas 3ms. Ketika pengiriman data yang lebih banyak dilakukan (1 user keatas), mulai terjadi kongesti pada buffer yang mengakibatkan waktu pengiriman video frame menjadi lebih lama, dan mulai terjadi packet drop. Delay (s) 1,8 1,6 1,4 1,2 1,8,6,4, Frame Number Gambar. Grafik Delay End-to-end 1 user user 1 user 2 user 3 user 4 user 3. Packet Loss Packet loss yang terjadi saat pertambahan jumlah user dapat dilihat pada grafik berikut: Loss (%) Jumlah User Gambar 6. Grafik Packet Loss Tampak bahwa loss mulai meningkat saat user yang mengakses video streaming pada saat bersamaan diatas user. Hal ini dikarenakan mulai terjadi kongesti yang kemudian memicu terjadinya packet drop. Jika merujuk pada rekomendasi ITU-T dimana maksimum packet loss adalah 1%, maka jumlah user yang diijinkan agar masih termasuk pada kategori degradasi sedang yaitu sekitar 8 user. 4. Video Quality Evaluation Dari data PSNR yang diperoleh dari proses simulasi didapatkan grafik sebagai berikut : PSNR (db) Jumlah User Gambar 7. Grafik PSNR Dari grafik terlihat bahwa kualitas video menurun saat jumlah user yang mengakses pada saat bersamaan di atas

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-6 user. Jika mengacu pada standard ITU-R, nilai PSNR minimum yang masih dapat diterima adalah 2 db (kualitas fair ), sehingga jumlah maksimum user yang dimungkinkan agar kualitas video masih dapat diterima yaitu sekitar 8 user. B. Skenario Pergerakan User Dalam skenario ini user disimulasikan bergerak dengan kecepatan konstan 6 km /jam, mulai dari jarak 3m semakin menjauh hingga 11 m eter dari node-b. Simulasi user adalah lingkungan vehicular 1. Throughput Dari hasil pengujian tampak bahwa throughput semakin menurun seiring bertambahnya jarak user dari node-b Throughput (bps) Jarak ke node-b (meter) Gambar 8. Grafik Throughput Saat jarak 3 m, nilai throughput mampu memenuhi kebutuhan datarate video sebesar 694 kbps. Ketika jarak user dari node-b semakin tinggi, kondisi kanal semakin buruk dan jumlah radio resource yang dialokasikan untuknya menjadi lebih kecil, sehingga nilai throughput menurun. 2. Delay Dari hasil pengujian tampak bahwa delay meningkat seiring bertambahnya jarak user terhadap node-b Delay (s) Frame Number 3 m 46 m 62 m 78 m 94 m 11 m Gambar 9. Grafik Delay Saat jarak user 3 m, delay relatif kecil. Peningkatan delay mulai nampak pada jarak 46 m. Delay yang meningkat ini disebabkan oleh menurunnya throughput, sehingga paket membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke tujuan. 3. Packet Loss Seiring bertambahnya jarak user dari node B, maka loss juga semakin meningkat. Packet loss utamanya diakibatkan oleh memburuknya kualitas kanal seiring jarak user semakin jauh. Hal ini berakibat pada meningkatnya kemungkinan error pada paket data yang dikirim. Sebab lainnya yaitu delay yang terlalu besar, bahwa delay yang besar dapat memicu terjadinya packet drop. Jika merujuk pada rekomendasi ITU-T dimana maksimum packet loss adalah 1%, maka jarak maksimum yang dimungkinkan agar masih termasuk pada kategori degradasi sedang yaitu sekitar 42 meter. Packet Loss (%) Jarak (meter) Gambar 1. Grafik Packet Loss 4. Video Quality Evaluation Meningkatnya jarak user terhadap node B akan menurunkan nilai PSNR video streaming, seperti terlihat pada grafik: PSNR (db) Jarak (meter) Gambar 11. Grafik PSNR Saat user berada dekat dengan node-b, kualitas video yang diterima cukup baik dengan nilai PSNR 34 db (Good). Seiring bertambah jauhnya user dari node-b, kualitas video yang diterima mulai turun. Jika mengacu pada standard ITU- R, dimana nilai PSNR minimum yang masih dapat diterima adalah 2 db (kualitas fair ), maka jarak maksimum yang diperbolehkan agar kualitas video masih dapat diterima yaitu sekitar 46 meter. IV. KESIMPULAN Dari hasil simulasi dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara umum performa layanan MPEG-4 video streaming pada jaringan HSDPA cukup bagus. Dengan bitrate video yang cukup besar, yaitu 694kbps, video dapat dimainkan dengan lancar, hal ini belum dapat dilakukan sebelumnya pada jaringan pendahulu HSDPA, yaitu UMTS karena datarate terbatas pada 384 kb ps. Performa yang tinggi ini diperoleh saat jumlah user sedikit (kurang dari user) dan posisi user cukup dekat dengan base station (dalam radius 3 m). 2. Performa video streaming melalui jaringan HSDPA dipengaruhi oleh banyaknya jumlah user yang terhubung dalam satu base station. Semakin banyak jumlah user yang mengakses layanan video streaming pada saat

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) bersamaan, maka performa layanan yang diterima akan semakin buruk. Hal ini ditandai oleh turunnya throughput secara keseluruhan, serta meningkatnya delay end-to-end, yang pada akhirnya berimbas pada meningkatnya prosentase packet loss dan penurunan PSNR. 3. Pergerakan user dan jarak terhadap base station turut berpengaruh pada performa layanan video streaming yang diperoleh. Semakin jauh user, maka performa layanan yang diterima akan semakin buruk. Kualitas kanal yang menurun berdampak pada penurunan throughput dan meningkatnya packet loss, yang kemudian berimbas pada delay yang semakin tinggi serta nilai PSNR yang semakin menurun. 4. Berdasarkan hasil simulasi, maksimum jumlah user yang dapat mengakses video streaming sebesar 694 kbps pada saat bersamaan melalui HSDPA yaitu sebanyak 8 user. Jumlah ini memenuhi standar minimum ITU yaitu delay tidak lebih dari 3 ms, packet loss tidak lebih dari 1%, serta nilai PSNR minimum sebesar 2 db yang termasuk dalam kategori kualitas fair.. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa maksimum jarak user dari node-b untuk mendapatkan performa dan kualitas yang masih dapat diterima dari layanan video streaming sebesar 694 kbps adalah 42 meter. Pada jarak ini performa layanan memenuhi standar minimum, dengan delay dibawah 3 m s, packet loss tidak lebih dari 1%, dan nilai PSNR diatas 2 db. DAFTAR PUSTAKA [1] Syafari, Anjar, Sekilas Tentang Teknologi 3G, Ilmu Komputer.com, pp.1-16, 27 [2] Suwarso, M, Spectrum Allocation for 3G (IMT-2) in Indonesia, Workshop on R e-arrangement of Spectrum Allocation for 3G, pp., Jakarta, 21 Juli, 2 [3] Whillans, N. (editor), End-to-end network model for Enhanced UMTS, IST Seacorn Project Deliverable D3.2v2, 24 [4] Anat, Zar, High Speed Downlink Packet Access, 29 [] Implementasi dan Analisis Performansi Sistem Encoding Video Melalui Server Pada Jaringan LAN. IT Telkom Bandung. [6] Irawan, Ibnu, Analisis Pengiriman Video H.264 Dengan Menggunakan Metode Context-Based Adaptive Binary Aritmethic Coding (CABAC) Pada Jaringan Internet, IT Telkom, Bandung. [7] Fall, K., Varadhan, K., The ns Manual, UC Berkeley, LBL, USC/ISI, and Xerox PARC, December, 23. [8] Chih-Heng Ke, Cheng-Han Lin, Ce-Kuen Shieh, Wen-Shyang Hwang, An Evaluation Framework for More Realistic Simulations of MPEG Video Transmission, Journal of Information Science and Engineering (SCI, EI), vol.24, no.2, March 28. [9] Ikwal, Mochamad Ali, Analisa Performansi MPEG-4 Video Streaming Melalui UMTS Dedicated Channel, Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 27. [1] Vranješ, Mario, Tomislav Švedek, Snježana Rimac-Drlje, The Use of NS- 2 Simulator in Studying UMTS Performances, Preliminary Communication, vol.1, no.2, December, 21.

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA Oleh: Fanny Nurindra P 2203 109 017 Dosen pembimbing : Dr.Ir.Achmad Affandi, DEA Ir.Djoko Suprajitno Rahardjo, MT Latar Belakang 3GPP Release

Lebih terperinci

sebagian syarat Nama NIM : Industri Industri Disusun Oleh:

sebagian syarat Nama NIM : Industri Industri Disusun Oleh: TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA BEBERAPAA VARIAN TCP PADA JARINGAN UMTS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama : Batara Jonggi Simanjuntak

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA Oleh : MADE SUHENDRA NRP. 2203109044 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Gatot Kusrahardjo, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input BAB IV PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengolahan video dan simulasi jaringan, diperoleh berbagai data output simulasi yang dapat merepresentasikan parameter QoS yang diberikan pada masing-masing simulasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi memberikan perubahan pada masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi secara cepat dan murah. Pada saat ini jaringan komputer hanya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA Made Suhendra Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Kampus ITS Sukolilo, Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS BAB IV Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS 4.1 Hasil Simulasi Dampak scheduler layer MAChs pada TCP Sesuai dengan penjelasan scenario yang telah kami berikan pada 3.5.1, maka dari simulasi ini kami

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI 50 BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI 4.1 Umum Pada bab ini akan menjelaskan tentang performansi dari proses pengkodean yang menggunakan High 4:4:4 Intra dan Main Profile yang akan ditransmisikan pada jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Analisis Pengaruh Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Alfin Hikmaturokhman 1, Sri Maya Sari Nainggolan 1,, Eko Fajar Cahyadi 1 Program Studi S1 Teknik telekomunikasi 1 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Content Delivery Network adalah sebuah sistem yang berfungsi sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Content Delivery Network adalah sebuah sistem yang berfungsi sebagai BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Content Delivery Network (CDN) Content Delivery Network adalah sebuah sistem yang berfungsi sebagai client pengirim konten yang ada pada suatu web kepada client pengguna. CDN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Content Delivery Network (CDN) CDN adalah sekumpulan server yang saling berhubungan dari komputer di internet yang menyediakan konten web dengan cepat ke banyak pengguna

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO Auliya Fadly [1], Arman Sani [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

Transport Channel Processing berfungsi mengubah transport blok yang dikirim dari. Processing dari MAC Layer hingga physicalchannel.

Transport Channel Processing berfungsi mengubah transport blok yang dikirim dari. Processing dari MAC Layer hingga physicalchannel. HSUPA ( High Speed Uplink Packet Access ) High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA) adalah protokol telepon genggam 3G dalam keluarga HSPA dengan kecepatan unggah/"uplink" hingga 5.76 Mbit/s. Nama HSUPA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini kami memberikan informasi mengenai latar belakang UMTS dalam bentuk arsitektur jaringan dan protokol stack yang digunakan. 2.1 Arsitektur Jaringan UMTS Universal Mobile

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia, Jurusan Teknik Elektro FTI ITS ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN Oleh : Selva Melvarida Simanjuntak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST Pipit Wulandari 1*, Sopian Soim 1, Mujur Rose 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang telekomunikasi pada masa kini. Dengan banyak pengembangan dari generasi-generasi sistem jaringan

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alur Penelitian Untuk mencapai tujuan dari penelitian, perancangan alur penelitian dilakukan sesuai alur pada Gambar 3.1. Perancangan terlebih dahulu melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

ANALISA PENJADWALAN PAKET PADA CDMA xEV-DO

ANALISA PENJADWALAN PAKET PADA CDMA xEV-DO Prosiding SENTIA 9 Politeknik Negeri Malang ANALISA PENJADWALAN PAKET PADA CDMA xev-do Annisa Fauziah, Sofia Naning, Arief Rudiana 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom ) Nissa_oke@yahoo.com,

Lebih terperinci

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

Analisis Performansi Mobile Ad-hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam

Analisis Performansi Mobile Ad-hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Analisis Performansi Mobile Ad-hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Della Aulia Arifin, Achmad Affandi, Djoko Suprajitno Rahardjo, A. Sirojuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal yang digunakan oleh berbagai macam teknologi komunikasi seluler. Salah satu fasilitas dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2)

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2) Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan 802.11a dan 802.11b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2) Dedi Hary Saputra 1, Helmy Fitriawan 2, Herlinawati 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Layanan 3G komersial telah diluncurkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan teknologi WCDMA. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps. Walaupun demikian,

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN

EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN Mas Nurul Hamidah ), Gamantyo H ), Endroyono ) ) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND Said Reza Fakhrizal [1], Suherman [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013 ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE Dimas Pandu Koesumawardhana¹, Maman Abdurrohman.², Arif Sasongko

Lebih terperinci

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Oleh : DICKY RACHMAD PAMBUDI Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL PERFORMANCE ANALYSIS OF PACKET SCHEDULING ALGORITHMS MAX THROUGHPUT AND

Lebih terperinci

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Sistem broadband wireless access (BWA) sepertinya akan menjadi metoda akses yang paling fleksibel dimasa depan. Dibandingkan dengan teknologi eksisting, fiber optik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi selular semakin berkembang, diawali dengan munculnya teknologi 1G (AMPS), 2G yang dikenal dengan GSM, dan 3G yang mulai berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin tingginya pertumbuhan pengguna telepon seluler/smartphone dewasa ini menyebabkan pertumbuhan pengguna layanan data menjadi semakin tinggi, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL

BAB IV ANALISA DAN HASIL BAB IV ANALISA DAN HASIL Hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan simulasi ini ada berbagai macam jenis data output yang dinginkan. Seperti file trace video, file trace sender serta file trace receiver

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam

Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Oleh : Della Aulia Arifin 2211127 Dosen Pembimbing 1 : Dr. Ir. Achmad Affandi,

Lebih terperinci

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Quality of Service Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto QoS (Quality of Service) mengukur tingkat kepuasan pelanggan (user) terhadap pelayanan jaringan berdasarkan efek yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kecelakaan pada kendaaraan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya [1]. Bahkan banyak orang terluka dan korban mati terjadi di jalan raya diakibatkan oleh

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semakin tinggi penggunaan internet dalam masyarakat saat ini, harus didukung dengan infrastruktur jaringan yang baik, sehingga penggunaan aplikasi yang membutuhkan

Lebih terperinci

SIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA

SIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK SIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.

Lebih terperinci

MINIMALISASI FRAME DROP LIVE STREAM VIDEO RECORDING PADA PROTOKOL RTMP (REAL TIME MESSAGING PROTOCOL)

MINIMALISASI FRAME DROP LIVE STREAM VIDEO RECORDING PADA PROTOKOL RTMP (REAL TIME MESSAGING PROTOCOL) MINIMALISASI FRAME DROP LIVE STREAM VIDEO RECORDING PADA PROTOKOL RTMP (REAL TIME MESSAGING PROTOCOL) Roma Aji Kaloko 1, Basuki Rahmat 2,Gelar Budiman 3 1 Jurusan Pasca Sarjana Teknik Elektro, Telkom University

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC 3.1 Pemodelan Sistem Gambar 13.1 Sistem transmisi MIMO-OFDM dengan AMC Dalam skripsi ini, pembuatan simulasi dilakukan pada sistem end-to-end sederhana yang dikhususkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaringan wireless kebutuhan akan Quality of service sangatlah penting, demi mencapai kepuasan dari user dalam menggunakannya. Faktor-faktor dari Quality of service

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini merupakan pendahuluan dari seluruh isi buku laporan tugas akhir. Adapun pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar 3G UMTS dan HSDPA 2.1.1 Gambaran Umum [1] Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) adalah satu dari Generasi ketiga (3G) dalam teknologi seluler. UMTS menggunakan

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab I telah dijelaskan mengenai empat tujuan pengerjaan tugas akhir ini, yaitu memahami berbagai algoritma penjadwalan, memahami metrik QoS sebagai pengukur kualitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI Pada bagian analisis dari tugas akhir ini akan menampilkan dan menjelaskan hasil simulasi untuk menunjukan perbaikan performansi jaringan FAP dengan teknik alokasi physical

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam

Lebih terperinci

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 55 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Jaringan IEEE 802.16d Jaringan IEEE 802.16d dalam simulasi ini dibuat berdasarkan pemodelan sistem sehingga akan menghasilkan dua buah model jaringan yaitu

Lebih terperinci

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL TUGAS AKHIR RE 1599 ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL HERI WAHYU PURNOMO NRP 2203100515 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST., MT. Ir. Suwadi, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis QoS Video Conference Melalui Jaringan Interworking IMS UMTS Menggunakan Opnet

Simulasi dan Analisis QoS Video Conference Melalui Jaringan Interworking IMS UMTS Menggunakan Opnet JURNAL INFOTEL Informatika - Telekomunikasi - Elektronika Website Jurnal : http://ejournal.st3telkom.ac.id/index.php/infotel ISSN : 285-3688; e-issn : 246-997 dan Analisis QoS Video Conference Melalui

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suara, melainkan juga sudah merambah kepada komunikasi multimedia seperti

BAB I PENDAHULUAN. suara, melainkan juga sudah merambah kepada komunikasi multimedia seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan telekomunikasi tidak hanya terbatas pada komunikasi suara, melainkan juga sudah merambah kepada komunikasi multimedia seperti data, gambar dan video.

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA Telekomunikasi nirkabel yang dikenal dengan istilah seluler merupakan suatu cara dalam pertukaran informasi antara penggunanya dengan tidak terpaku pada

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, standar 3GPP-LTE hadir dikarenakan tingginya kebutuhan jaringan seluler dimanapun dan kapanpun. Terbukti, sejak 2010, peningkatan mobile data meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.3 Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telekomunikasi tanpa kabel berkembang pesat seiring dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan mudah dan cepat. Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan akan flexibilitas komunikasi pada jaringan menuntut teknologi untuk mengembangkan komunikasi yang lebih flexible, dapat bergerak

Lebih terperinci

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server Ahmad Budi Setiyawan 1, A.Subhan KH, ST 2, 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay Rosita Elvina, Gamantyo Hendrantoro, dan Devy Kuswidiastuti.

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-246 Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay Rosita Elvina, Gamantyo

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA NON CDN DAN GEO DNS PADA CDN MENGGUNAKAN NS-2

ANALISIS KINERJA NON CDN DAN GEO DNS PADA CDN MENGGUNAKAN NS-2 ANALISIS KINERJA NON DAN GEO DNS PADA MENGGUNAKAN NS- Sahat Parulian Sitorus, M. Zarlis, Suherman Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No.A Kampus USU, Medan, Sumatera

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja AM (Acknowledged Mode) dan UM (Unacknowledged Mode) pada Jaringan UMTS menggunakan NS-2

Perbandingan Kinerja AM (Acknowledged Mode) dan UM (Unacknowledged Mode) pada Jaringan UMTS menggunakan NS-2 Perbandingan Kinerja AM (Acknowledged Mode) dan UM (Unacknowledged Mode) pada Jaringan UMTS menggunakan NS-2 Rosalinda Tri Wahyuni *), Sukiswo, Imam Santoso Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci