BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni Juli-Agustus 2009 di Kabupaten Samosir tepatnya pada 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan Simanindo, Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula (Gambar 1). Gambar 1 Peta lokasi penelitian. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta pariwisata Kabupaten Samosir sebagai panduan perjalanan dalam melakukan penelitian, panduan wawancara, skala penilaian Likert, alat perekam dan kamera digital. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data terdiri dari jenis, teknik dan sumber data yang dikumpulkan, alasan pemilihan sampel penelitian dan teknik penentuan sampel. Secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut: Jenis, teknik dan sumber data Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi data-data yang terkait pengembangan promosi antara lain media promosi, jenis promosi, teknik promosi dan alternatif pengembangan promosi di

2 Danau Toba, Kabupaten Samosir. Sedangkan data primer yang dikumpulkan meliputi bentuk dan media promosi yang dilakukan oleh pemerintah dan pengelola serta data hasil kuisioner dari pengunjung untuk mengukur efektivitas promosi. Data-data diperoleh melalui wawancara, kuisioner, observasi dan studi pustaka. Berikut ini disajikan jenis data, teknik pengambilan data dan sumber data (Tabel 1) Tabel 1 Jenis, teknik pengumpulan dan sumber data Jenis Data Teknik Sumber Data 1. Kondisi Umum lokasi Studi Pustaka, Wawancara Kepala Dinas Pariwisata, Penelitian informan kunci Seni dan Budaya a. Sejarah b. Letak dan Lokasi Kawasan c. Topografi d. Iklim e. Kondisi Demografis f. Aksesibilitas g. Sosial Budaya h. Objek Wisata 2. Identifikasi Promosi Wisata Danau Toba a. Jenis media promosi b. Teknik promosi c. Pelaku Promosi d. Sasaran pengelolaan e. Alternatif pengembangan promosi 3 Media Promosi oleh pengelola dan pemerintah daerah a. Media Elektronik (TV, Website, dan Radio) b. Media Cetak (Brosur, Leaflet/Booklet, Suratkabar/Majalah, CD) c. Bentuk promosi lainnya (pameran, event) 4. Teknik Promosi a. Promosi secara langsung b. Promosi secara tidak Langsung 5. Pelaku Promosi a. Pihak yang terlibat (Masyarakat yang terlibat secara langsung dengan promosi, Pemerintah, b. Pengelola/LSM) Studi Pustaka dan Observasi Observasi, Studi Pustaka Observasi, Wawancara Kuisioner Lab. RAE, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO. Departemen Pariwisata, Lab. RAE Buku Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO. Masyarakat, Pemerintah Daerah, Pengelola Pengunjung

3 c. Bentuk keterlibatan 6. Sasaran pengelolaan untuk promosi 7. Langkah Pengembangan berdasarkan rekomendasi, masukan dan kritikan pengunjung dan pelaku promosi Wawancara Wawancara Pengelola Masyarakat, pengelola pengunjung, Kabupaten Samosir memiliki 9 (sembilan) kecamatan dengan 6 (enam) kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3 (tiga) kecamatan berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan yaitu: Harian, Sianjur Mula-Mula, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo dan Sitio-tio (Tabel 2). Dari 9 kecamatan ini dipilih 3 kecamatan sebagai sampel kecamatan yang akan dikaji dalam penelitian ini.

4 Tabel 2 Potensi objek wisata pada 9 kecamatan di Kabupaten Samosir No Potensi Objek Wisata Kecamatan Pangururan Kecamatan Palipi Kecamatan Sianjur Mula- Mula Kecamatan Harian Boho Kabupaten Samosir Kecamatan Onan Runggu Kecamatan Nainggolan Kecamatan Ronggur Ni huta Kecamatan Sitio-tio Kecamatan Siamnindo 1 Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas; Pantai Pasir Putih Air Panas Simbolon:kawasa n berbatu belerang Gunung Pusuk Buhit;Aek Boras;Aek Sipitu Dai:mata air tujuh rasa; Batu sawan; Pulo Tulas Menara Pandang Tele; Partukko Naginjang; Janji Martahan; Air Terjun Efrata; Mata Air Pohon Pokki Lagundi Sitamiang; Tambun Surlau; Hariara na Bolon; Pantai Bebas Sukkean. Pantai Maria Raja : pantai bebas dengan pasir putih. Danau Sidihoni: danau di atas Pulau Samosir; Aek Liang; Gua Sidam-dam; Batu Sidam-dam Mual Datu Parngongo; Goa Datu Parngongo; Mual Boru Saruding Batu Marhosa di Sigarantung; Gua Marlakkop; Pagar Batu dan Bottean; Pantai Ambarita; Aek Natonang; Pulo Tao; Tuktuk Siadong; Bukit Beta Kite International 2 Objek Wisata Sejarah 3 Objek Wisata Budaya Terusan Tano Ponggol; Pesanggrahan; Wisma Sinur Open Stage/bangunan tempat pertunjukan seni dan budaya, Komunitas Ulos Batak; Batu Rantai; Piso Somalim : tempat bersejarah. Batu Parhusipan;Batu Pargasipan;Batu Nanggor;Batu Hobon Simaliting : Sebuah besar - Makam Raja Sidabutar; Batu Persidangan; dan Museum Huta Bolon Pertunjukan Sigale-gale; Gedung Kesenian, Open Stage

5 3.3.2 Teknik penentuan sampel 1. Sampel penelitian Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan contoh berlapis. Menurut Hasan (2002) teknik stratified sampling adalah teknik penarikan sampel dengan membagi populasi menjadi sub bagian/sub populasi/stratum, dari tiap stratum diambil satu sampel random. Banyaknya unsur yang dipilih dalam tiap stratum boleh sebanding, disebut sampling acak berlapis proporsional atau tidak sebanding dengan jumlah stratum dalam populasinya, disebut sampling acak berlapis tidak proporsional. Hasil pengambilan sampel tiap stratum digabungkan menjadi satu sampel yang diperlukan. Bailey diacu dalam Hasan (2002) menyatakan bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Sedangkan menurut pendapat Gay diacu dalam Hasan (2002) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut : a. Metode dekriptif minimal, 10 % dari jumlah populasi. Untuk populasi relatif korelasional, minimal 30 subjek b. Metode expost facto minimal 15 subjek per kelompok c. Metode experimental, minimal 15 subjek per kelompok Dalam penelitian ini jumlah responden (pengunjung) yang diberikan kuisioner sejumlah 30 orang untuk setiap objek wisata. Objek wisata yang diteliti berjumlah 5 objek wisata sehingga jumlah total sampel pengunjung yang diwawancarai adalah sebanyak 150 orang. 2. Alasan pemilihan sampel kecamatan/objek wisata Pertimbangan pertama yakni kecamatan yang memiliki kekayaan objek wisata alam yang khas dan unik didasarkan pada objek-objek wisata alam yang tidak dimiliki oleh kecamatan lain yaitu Danau Sidihoni yang terletak di Kecamatan Pangururan. Selain itu, pemilihan sampel pada objek wisata Pemandian Air Panas dan Pantai Pasir Putih didasarkan bahwa objek wisata ini dapat mewakili Kecamatan Palipi dan Kecamatan Nainggolan yang memiliki objek wisata alam yang sama (Tabel 2).

6 Pertimbangan kedua yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak didasarkan pada alasan bahwa adanya tradisi masyarakat yang dapat menjaga bentuk promosi yang masih bertahan serta umur pengelolaannya yang sudah tua membuat objek wisata alam ini semakin menarik bagi wisatawan. Pertimbangan ketiga yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam yang beragam didasarkan pada kekayaan alam yang lebih banyak dan bentuk promosi yang lebih diperhatikan oleh pemerintah dan pengelola. Berdasarkan potensi objek wisata alam, budaya, dan sejarah maka kecamatan yang memiliki objek wisata paling beragam adalah Kecamatan Pangururan. Akan tetapi, karena penelitian ini difokuskan pada wisata alam maka kecamatan yang dipilih adalah Kecamatan Simanindo. Tabel 2 Sampel penelitian yang dianalisis No. Pertimbangan/ kriteria Sampel Sampel kecamatan Desa-Desa Tempat Peneltian 1. Kecamatan yang memiliki kekayaan objek wisata alam yang khas dan unik 2. Kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak 3. Kecamatan yang memiliki potensi objek wisata yang sangat beragam Kecamatan Pangururan Kecamatan Sianjur Mula- Mula Kecamatan Simanindo Desa Parbaba, Desa Siogung- Ogung, Desa Lumban Suhi- Suhi, Desa Pangururan Desa Sagala, Desa Limbong Desa Siallagan, Tomok, Tuktuk Siadong, Desa Parmonangan, Desa Simanindo, Desa Tanjungan Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut : 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai sejarah kawasan, data potensi objek wisata, serta pengembangan promosi objek wisata pada setiap kecamatan dan tepatnya pada desa-desa yang menjadi daerah tujuan wisata. Data yang diperoleh melalui studi pustaka ini akan menjadi pedoman dan bahan perbandingan saat melakukan observasi di lapangan. Data sekunder dapat diperoleh di lokasi penelitian yakni Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir serta sumber-sumber lain seperti Lembaga Konservasi Situs dan Cagar

7 Budaya Kabupaten Samosir, Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata dan Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, Indonesia. b. Observasi lapang Data yang dikumpulkan menggunakan cara pengamatan secara langsung di lapangan mengenai bentuk, teknik dan cara promosi yang ada pada lokasi objek wisata yang terdapat di Danau Toba Kabupaten Samosir oleh pengelola, pemerintah daerah (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir), dan masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan promosi diantaranya pemilik hotel/penginapan, rumah makan, cafe, bar, dan restoran. c. Wawancara Data yang dikumpulkan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan secara langsung dari responden. Wawancara dilakukan kepada berbagai pihak yaitu pemerintah daerah, masyarakat setempat sebagai pihak yang mengelola daerah objek wisata dan masyarakat sebagai pihak yang merasakan manfaat dari pengembangan promosi yang telah ada, wisatawan yang ditemui sedang berkunjung pada lokasi penelitian. 3.4 Metode Analisis Data Data sekunder diperoleh dengan cara tidak langsung dan secara langsung yang berfungsi sebagai penunjang data primer. Secara tidak langsung dapat diperoleh melalui penelusuran dokumen-dokumen. Sedangkan secara langsung dapat dilakukan melalui teknik wawancara secara tatap muka dengan panduan kuisioner dan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pengembangan promosi wisata Danau Toba kepada pemerintah daerah yakni Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, pihak pengelola serta masyarakat yang terlibat secara langsung dengan upaya pengembangan promosi diantaranya pemilik agen-agen travel, pemilik restoran, rumah makan, cafe, hotel-hotel, dan penginapan. Data sekunder yang dikumpulkan berupa sejarah kawasan, bentuk promosi, media promosi, cara dan teknik promosi yang telah ada di Danau Toba, Kabupaten Samosir.

8 Data primer diperoleh melalui pengumpulan data berlandaskan pada pengamatan langsung terhadap bentuk promosi, teknik dan cara promosi yang ada di objek-objek wisata yang menjadi lokasi penelitian. Data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam tabulasi frekuensi. Data yang diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan data yang didapatkan secara jelas, dilihat dari segi pengelolaan, persepsi terhadap program promosi yang ada, jenis, teknik dan pelaku promosi. Data-data tersebut diklasifikasikan dan disajikan sehingga dapat disimpulkan bentuk promosi yang akan dikembangkan dan deskriptif kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut : Inventarisasi Media Promosi Data yang diambil untuk menginventarisasi media promosi adalah data internal yang diperoleh dari hasil wawancara terpandu dengan pihak pengelola, LSM dan masyarakat yang terlibat secara langsung. Data tersebut kemudian dijabarkan melalui analisis deskriptif. Data yang dikumpukan dalam inventarisasi media promosi adalah pelaku-pelaku promosi, media promosi, serta jenis-jenis promosi yang digunakan. kemudian data-data tersebut dimatrikskan serta dianalisis secara deskriptif Efektivitas Media Promosi Pengolahan dan analisis data efektivitas promosi menggunakan software yaitu Software Microsoft Excel dengan teknik analisis EPIC Model. Efektivitas promosi dan periklanan dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model (Durianto et al 2003). EPIC merupakan singkatan dari Emphaty, Persuasion, Impact, and Communication terdapat 4 (empat) dimensi yang terdapat dalam EPIC Model, yaitu : 1 Dimensi Empati Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok yang lain. Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu promosi yang menggambarkan bagaimana

9 konsumen melihat hubungan antara suatu iklan pribadi dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberi informasi yang berharga mengenai daya tarik suatu merek. Dimensi empati untuk masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan promosi didapat dari hasil wawancara yang diajukan. Tabel 4 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi Empati EPIC Model No. Pertanyaan Jawaban 1. Darimanakah Bapak/Ibu/Saudara TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD mendapatkan informasi tentang keberadaan wisata alam Danau Toba 22. Media promosi yang mana yang paling TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD Bapak/Ibu/Saudara sukai? 3. Apa yang Bapak/Ibu/Saudara sukai dari media-media promosi tersebut? Berdasarkan pertanyaan di atas maka pernyataan yang mengandung dimensi Empati adalah : Tabel 5 Pernyataan-pernyataan dalam dimensi Empati EPIC Model No. Pernyataan STS TS C S SS 1. Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa promosi wisata alam Danau Toba adalah tergolong baik. 2. Sesuai pilihan bentuk promosi disukai, Bapak/Ibu/Saudara setuju agar bentuk media promosi tersebut tetap dipertahankan. 2. Dimensi Persuasi Persuasi merupakan perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan berperilaku yang dua disebabkan oleh suatu komunikasi. seperti komunikasi dalam periklanan dapat mempengaruhi konsumen dengan menggunakan dua proses kognitif yaitu jalur sentral dan jalur periferal. Dimensi periferal menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk penguatan suatu merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam mengembangakan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi dapat ditunjukkan melalui hasil wawancara sebagai berikut :

10 Tabel 6 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi EPIC Model No. Pertanyaan Jawaban 1. Melalui bentuk media promosi yang ditawarkan Ya / Tidak apakah Bapak/Ibu/Saudara ada perubahan sikap/kepercayaan tentang wisata alam Danau Toba? 2. Perubahan sikap seperti apa yang Tidak berubah/ Langsung Bapak/Ibu/Saudara alami? Berkunjung/ cari tau informasi 3. Hal apa yang membuat Bapak/Ibu/Saudara menarik dari bentuk media promosi yang ditawarkan? lebih banyak. Desain media promosi/objek wisata alamnya/fasilitas yang disajikan dalam media promosi/harga ditawarkan/aksesibilitas yang Berdasarkan pertanyaan di atas maka kesimpulan pernyataan yang mengandung dimensi Dampak adalah : Tabel 7 Pernyataan yang mengandung dimensi persuasi EPIC Model No. Pertanyaan STS TS C S SS 1. Jenis-jenis media promosi wisata alam Danau Toba yang ditawarkan oleh pengelola telah dapat menarik perhatian Bapak/Ibu/Saudara. 2. Jenis-jenis promosi tersebut memberikan sebuah keinginan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba. 2. Dimensi Dampak Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa, serta apakah promosi mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang diinginkan dari hasil promosi adalah sejumlah penetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Dimensi dampak ditunjukkan dari hasil wawancara sebagai berikut : Tabel 8 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi EPIC Model No. Pertanyaan Pilihan Jawaban 1. Informasi apa saja yang Bapak/Ibu/Saudara Objek-objek wisata alamnya/ ketahui tentang Danau Toba? fasilitas/aksesibilitas 2. Dalam media promosi yang Bapak/Ibu/Saudara Ya/Tidak peroleh apakah informasi tersebut terdapat di dalamnya? 3. Selain bentuk media promosi wisata alam Danau Ya / Tidak Toba apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui bentuk media promosi tempat yang lainnya? Sebutkan!

11 Berdasarkan pertanyaan di atas, maka kesimpulan pernyataan yang mengandung dimensi dampak adalah : Tabel 9 Pernyataan dalam dimensi dampak EPIC Model No. Pertanyaan STS TS C S SS 1. Bapak/Ibu/Saudara tahu betul tentang wisata alam Danau Toba. 2. Jika Bapak/Ibu/Saudara bandingkan dengan bentuk promosi di tempat lainnya yang pernah anda kunjungi, anda setuju bahwa promosi Danau Toba lebih kreatif dibandingkan dengan promosi tempat yang lainnya. 4. Dimensi Komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Dimensi komunikasi dapat ditunjukkan melalui data wawancara sebagai berikut : Tabel 10 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi EPIC Model No. Pertanyaan Pilihan Jawaban 1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti bahasa dan isi dalam media promosi wisata Danau Toba yang ditawarkan? Ya / tidak 2. Melalui bahasa dan isi tersebut apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti akan pesan yang disampaikan dalam media promosi tersebut? 3. Informasi dan pesan apa saja yang disampaikan kepada Bapak/Ibu/Saudara? 4. Selain media elektronik dan cetak, adakah media Ada, sebutkan../ Tidak ada promosi yang lain yang pernah Bapak/Ibu/Saudara peroleh? 5. Setelah membaca / mendengar informasi dari media promosi tersebut apa yang Bapak/Ibu/Saudara ingat dari Danau Toba? Berdasarkan pertanyaan di atas maka, kesimpulan pernyataan yang mengandung dimensi komunikasi adalah :

12 Tabel 11 Pernyataan dalam dimensi komunikasii EPIC Model No. Pertanyaan STS TS 1. Setelah melihat/ /membaca media promosi Bapak/Ibu/Saudara mengerti dengan media promosi yang ditawarkan oleh pengelola. 2. Media promosi tersebut dapat berkomunikasi dengan baik kepada Bapak/Ibu/ /Saudara melalui bahasa dan isi yang digunakan. 3. Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa Bapak/Ibu/Saudara mengerti dengan tujuan pesan yang disampaikan oleh pengelola. 4. Pesan dari media promosi meninggalkan kesan pada Bapak/Ibu/Saudara. 5. Setelah mendapat kesan yang anda peroleh hal tersebut mampu mendorong Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba. C S SS Data dari Tabel 4 sampai dengan 11 dianalisis dengan menggunakan EPIC Model. a. Analisis tabulasi sederhanaa Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dengan pengertian : P = Persentase jumlah pengunjung yang memilih kategori tertentu. f1 = Jumlah pengunjung yang memilih kategori tertentu = Banyaknya jumlah pengunjung yang diwawancara ai. Skor Rataan Setiap jawaban yang diperoleh dari pengunjung diberikan nilai bobot. Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut : Dengan pengertian : X = Rata-rataa bobot fi = frekuensi wi = bobot Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukann posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilaii skor tiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari skala peningkatan terdiri dari kisaran antara 0 hingga 4 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Penilaian pertanyaan-pertanyaan dimensi EPIC Model

13 menggunakan skala Likert dengann rentang skala 1-5 dan diberi bobot seperti dalam Tabel 12. Tabel 12 Keterangan dan bobot skala Likert Skala Likert Keterangan Bobot 1 Sangat Tidak Setuju 0 2 Tidak Setuju 1 3 Cukup Setuju 2 4 Setuju 3 5 Sangat Setuju 4 Dari Tabel 13, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan dengan menggunakan nilai skor tiap dimensi. Rentang skala dihitung dengan menggunakan nilai skor tiap dimensi. Rentang skala dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Durianto et al 2003) : Dengan pengertian: R = Bobot terbesar-bobot terkecil M = Banyaknya kategori bob Rentang skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1-5 maka rentang penelitian yang didapat adalah : Posisi keputusannya adalah : 0 0,8 1,6 2,4 3,2 4,0 Berikut kriteria dan rentang skala efektivitas promosi yang diperoleh berdasarkan perhitungan nilai rataan (RS). Tabel 13 Kriteria dan rentang skala efektivitas promosi dalam EPIC Model No 1. Kriteria Sangat Tidak Efektiff Rentang Skala 0,0-0, Tidak Efektif Cukup Efektif Efektif Sangat Efektif 0,8-1,6 1,6-2,4 2,4-3,22 3,2-4,0

14 Kemudian menentukan nilai X untuk masing-masing dimensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Durianto, et al 2003) : Hasil EPIC Rate akan menggambarkan posisi promosi suatu media promosi / produk dalam persepsi responden, sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan di atas. 3.5 Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba Pengembangan promosi wisata Danau Toba diawali dengan pengukuran tingkat keefektifan suatuu media promosi. Berdasarkan telaah terhadap pengunjung untuk memperoleh tingat keefektifan media promosi dengan menggunakan EPIC Model dengan rentang Skala Likert maka dapat diperoleh dua rentang Skala Likert yakni : 1. Posisi rentang skala 0 1,6 tergolong media promosi yang tidak efektif dan kurang efektif. 2. Posisi rentang skala 2,4 4,0 tergolong media promosi yang cukup efektif, efektif dan paling efektif Nilaii EPIC Rate yang diperoleh secara keseluruhan melalui akumulasi ke empat dimensi diposisikan padaa rentang skala keputusan sehingga dapat disimpulkan keeektifannya. Dari semua media promosi yang telah memenuhi semua kriteria dalam EPIC Model maka terdapat media-media promosi tertentu yang cocok digunakan pada target sasaran tertentu dan ada juga yang tidak cocok. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruh hi keefektifan sebuah media promosi (EPIC Model) diantaranya mengetahui target sasaran / segmen pasar (lokall dan internasional) yang meliputi alat dan pesan komunikasi untuk mencapai target tersebut, dampak yang terjadi pada target. Maka langkah pengembangan selanjutnya adalah menentukan bentuk promosi yang efektif serta menganalisaa media-media promosi yang sesuai dengan permintaan pengunjung sehingga media-media promosi yang tergolongg dalam rentang skala 0-1,6 dapat diperbaiki menuju media-media promosi yang lebih efektif. Sedangkan media promosi yang tergolong efektif dapat terus dipertahankan dan dikembangkan oleh

15 pengelola dan pemerintah. Selain itu, dapat pula dilakukan analisa kembali terhadap faktor-faktor yang terdapat pada EPIC Model dalam upaya pengembangan promosi wisata alam Danau Toba. Berdasarkan wawancara yang akan dilakukan terhadap pengelola dan masyarakat yang terlibat secara langsung dalam promosi langkah-langkah pengembangan yang dapat dilakukan diantaranya adalah menganalisa sumberdaya yang dimiliki (sumber dana/anggaran yang tersedia dan sumberdaya manusia), menentukan teknik promosi yang efektif melalui analisa kembali aspek-aspek yang terdapat dalam EPIC Model. Sumber informasi media promosi yang diperoleh pengunjung melalui telaah pengunjung kemudian diverifikasi dengan banyaknya jumlah pengunjung di kawasan wisata alam Danau Toba.

LAMPIRAN 1. PANDUAN WAWANCARA

LAMPIRAN 1. PANDUAN WAWANCARA LAMPIRAN 1. PANDUAN WAWANCARA A. Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya 1. Sesuai dengan yang telah ditetapkan bahwa visi dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya adalah Kabupaten Samosir menjadi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup banyak dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku,

BAB I PENDAHULUAN. cukup banyak dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pariwisata mengalami perkembangan yang sangat pesat. Faktor pendorongnya antara lain perubahan ekonomi dunia yang sangat cepat, transportasi yang semakin

Lebih terperinci

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model.

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model. EPIC MODEL Epic model merupakan model analisis efektivitas periklanan yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Epic Model dan mencakup empat dimensi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III LOKASI DAN KEGIATAN WISATA SAMOSIR. wisata yang terdapat di Samosir adalah dasar dalam melakukan kegiatan

BAB III LOKASI DAN KEGIATAN WISATA SAMOSIR. wisata yang terdapat di Samosir adalah dasar dalam melakukan kegiatan BAB III LOKASI DAN KEGIATAN WISATA SAMOSIR Pendeskripsian mengenai keberagaman bentuk kegiatan wisata dan lokasi wisata yang terdapat di Samosir adalah dasar dalam melakukan kegiatan pengembangan pariwisata,

Lebih terperinci

Pusat Seni dan Budaya Batak Toba di Kabupaten Samosir BAB I PENDAHULUAN

Pusat Seni dan Budaya Batak Toba di Kabupaten Samosir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL 59 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL Dampak dari segi komunikasi juga dapat dilihat dari jenis strategi promosi lain. Pada bab ini akan dibahas mengenai tingkat efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN KABUPATEN SAMOSIR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA ALAM DI PROVINSI SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGELOLAAN KABUPATEN SAMOSIR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA ALAM DI PROVINSI SUMATERA UTARA STRATEGI PENGELOLAAN KABUPATEN SAMOSIR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA ALAM DI PROVINSI SUMATERA UTARA Fransiska Roslila Eva Purnama Pardede a,1, Ida Bagus Suryawan a,2 1pardede.fransiska24@yahoo.com, 2 inigusmail@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA PESTA PASKARIA SIMBOLON

PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA PESTA PASKARIA SIMBOLON ENGEMBANGAN ROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUATEN SAMOSIR, ROVINSI SUMATERA UTARA ESTA ASKARIA SIMBOLON DEARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT ERTANIAN BOGOR 2010

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan industri pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin banyaknya alternatif

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL 49 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL Penilaian terhadap efektivitas strategi promosi diukur dengan melihat dampak yang ditimbulkan dari segi komunikasi. Dampak dari segi komunikasi

Lebih terperinci

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara ini merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 kilometer persegi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN SAMOSIR BERBASIS WEB-GIS

PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN SAMOSIR BERBASIS WEB-GIS PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN SAMOSIR BERBASIS WEB-GIS Nama : Moses P.S 3508 100 047 Pembimbing : Prof.DR.Ir.Bangun Muljo S,DEA Pendahuluan Latar Belakang Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup terkenal di Indonesia.Keindahan alam dan pemandangan serta banyaknya peninggalan-peninggalan

Lebih terperinci

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan alam dan budaya Indonesia memberikan sumbangan yang sangat besar khususnya pendapatan dari bidang kepariwisataan. Kepariwisataan di Indonesia telah

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR LAMPIRAN : Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan d Tanggal : 5 Mei 0 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR SKPD : DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN, KEBERSIHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI D NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 2 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI D NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 2 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI D NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DI KECAMATAN SIMANINDO, SIANJUR MULA-MULA, NAINGGOLAN,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada pengungkapan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Periklanan Periklanan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pelaku usaha yang bergerak di bidang penjualan produk barang maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISIS

BAB II DATA DAN ANALISIS BAB II DATA DAN ANALISIS 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Sumber Data Data dan informasi yang di peroleh didapatkan dari berbagai sumber, antara lain sebagai berikut - Literatur : artikel elektronik dan nonelektronik

Lebih terperinci

Sawah (rante) Total Luas (rante)

Sawah (rante) Total Luas (rante) Lampiran 1. Karakteristik Responden Petani Padi Sawah dan Padi Ladang, Pedagang dan Pemilik Penggilingan Padi di Kabupaten Samosir No Umur Pengalaman Luas Lahan Yang Dimiliki Lahan Yang Diusahakan Frekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Objek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek penelitian yang berlokasi di daerah Objek Wisata Candi Kalasan yang berada di Jl. Jogja-Solo KM. 13 Kalasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang pariwisata tidak dapat lepas dari perkembangan sejarah pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL 67 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL Penelitian ini mengukur efektivitas dari ketiga jenis strategi promosi yang digunakan oleh KSO. Strategi promosi ketiga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Samosir adalah sebuah pulau yang berada dan dikelilingi oleh Danau Toba. Wilayah Kabupaten Samosir Luas wilayah Kabupaten Samosir secara keseluruhan mencapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang beranekaragam, khususnya sumber daya alam hayati yang memiliki peranan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat, sehingga perlu memiliki strategi dalam memasarkan produknya agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

Efektivitas Iklan Lazada di Media Sosial Facebook sebagai Salah Satu Strategi Komunikasi Pemasaran (Analisis EPIC Model) Oleh :

Efektivitas Iklan Lazada di Media Sosial Facebook sebagai Salah Satu Strategi Komunikasi Pemasaran (Analisis EPIC Model) Oleh : Efektivitas Iklan Lazada di Media Sosial Facebook sebagai Salah Satu Strategi Komunikasi Pemasaran (Analisis EPIC Model) Oleh : Nama : Nourmayanti Kencanananingtyas NPM : 16813504 Dosen Pembimbing : Christiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan beragam suku dengan adat dan istiadat yang berbeda, serta memiliki banyak sumber daya alam yang berupa pemandangan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang memiliki aneka ragam suku, adat istiadat dan warisan budaya yang berbeda beda.warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti semakin banyaknya jenis kosmetik diproduksi dalam negeri maupun

Lebih terperinci

Populasi Penelitian Pengawai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara. 6 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Populasi Penelitian Pengawai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara. 6 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampiran 1. Populasi Penelitian Pengawai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara No Nama SKPD 1 Dinas Pekerjaan Umum Daerah 2 Dinas Kesehatan 3 Dinas Pendidikan dan Pengajaran 4 Dinas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Metodologi dipengaruhi oleh perspektif teoritis yang kita gunakan

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar 15 Danau Prioritas

Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar 15 Danau Prioritas Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar 15 Danau Prioritas Di presentasikan pada : Konferensi Nasional Danau Indonesia (KNDI) II MINISTRY OF CULTURE AND TOURISM REPUBLIC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Gambaran Umum Kelurahan Tuktuk Siadong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Gambaran Umum Kelurahan Tuktuk Siadong BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kelurahan Tuktuk Siadong Secara Administratif Kelurahan Tuktuk Siadong termasuk ke dalam Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Semua etnis memiliki budaya yang

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG

RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dan bersifat multidimensi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Samosir merupakan hasil pemekaran dari kabupaten induk

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Samosir merupakan hasil pemekaran dari kabupaten induk BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Wilayah 3.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir Kabupaten Samosir merupakan hasil pemekaran dari kabupaten induk Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu studi mengenai asas-asas dasar dari penyelidikan, seringkali melibatkan masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Pemberlakuan UU No 21 tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dimana setiap daerah di Indonesia memiliki wewenang dalam

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan zaman belakangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan zaman belakangan ini BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan zaman belakangan ini menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan oleh kalangan negara. Globalisasi bisa dikatakan menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu fonologi adalah suatu kajian bahasa dalam hal bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi ujaran yang dimaksud adalah bentukan fonem-fonem yang

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2016 hingga awal bulan Desember 2016. 1.2 Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang memanfaatkan perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai objek daya tariknya. Jenis wisata ini

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek peneltian ini adalah dampak ekonomi, dampak sosial, dan dampak budaya. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Objek Wisata Pulau Pahawang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kebun Raya Bogor dengan pengelolanya adalah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB), LIPI. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara... Pengunjung Obyek Wisata Unggulan Provinsi Lampung Di Tempat. Assalamualaikum.wr.wb

Lampiran 1. Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara... Pengunjung Obyek Wisata Unggulan Provinsi Lampung Di Tempat. Assalamualaikum.wr.wb Lampiran 1 KUESIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS OBYEK WISATA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN (Studi Penelitian Pada Obyek Wisata Unggulan Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Industri pariwisata telah membuktikan dirinya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY

ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kampus Sarolangun Universitas Jambi) DAHMIRI Staf Pengajar Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap tahunnya. Beberapa sektor pariwisata sudah dapat dikatakan berhasil dan dikenal oleh berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) yang terletak di Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Jumlah penduduk Kabupaten Samosir berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 119 ribu orang

Jumlah penduduk Kabupaten Samosir berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 119 ribu orang Jumlah penduduk Kabupaten Samosir berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 119 ribu orang Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah disekitarnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER LAMPIRAN 1 KUESIONER Bersama ini saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini. Adapun kuesioner ini merupakan survey tentang Analisis Efektifitas Iklan Sari Roti yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pariwisata bukan hal yang asing untuk masyarakat. Banyak wisatawan baik domestik maupun asing yang datang berlibur untuk menghabiskan waktu dan menikmati keindahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 30 III. METODE PENELITIAN 3. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dari lima bauran promosi, yaitu promosi penjualan, penjualan pribadi (personal selling), iklan (advertising), hubungan masyarakat (public relation),

Lebih terperinci

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR TANGGAL 7 MARET 2018

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR TANGGAL 7 MARET 2018 ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR TANGGAL 7 MARET 2018 STASIUN KLIMATOLOGI DELI SERDANG MARET, 2018 ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk mengisi devisa. Alasan utama pengembangan pariwisata sangat terkait dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Deskriptif ialah pencarian fakta dengan intepretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Deskriptif ialah pencarian fakta dengan intepretasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif ialah pencarian fakta dengan intepretasi yang tepat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROMOSI DI FLOATING MARKET LEMBANG

EFEKTIVITAS PROMOSI DI FLOATING MARKET LEMBANG EFEKTIVITAS PROMOSI DI FLOATING MARKET LEMBANG ABSTRAK ANDAR DANOVA GOELTOM, HERLAN SUHERLAN 1), JATMIKO EDI WALUYO Pasar terapung atau Floating Market Lembang (FML) merupakan usaha wisata yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam sehingga banyak sekali objek wisata di Indonesia yang patut untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam sehingga banyak sekali objek wisata di Indonesia yang patut untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya Negara Indonesia adalah negara yang kaya dengan kekayaan alam sehingga banyak sekali objek wisata di Indonesia yang patut untuk diacung jempolkan. Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Jl. Cihampelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Jl. Cihampelas yang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Jl. Cihampelas yang terletak di Kelurahan Cipaganti Kecamatan Coblong dan Kelurahan Taman Sari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan 33 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan metode dengan informan, dan observasi. Data tentang karakteristik masyarakat lokal, tingkat,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR TAHUN 2008 B U P A T I S A M O S I R PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) SEBAGAI UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB Universitas Lampung yang pernah berkunjung di tempat wisata Lembah Hijau. 3.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. Lautan merupakan barang sumber daya milik

Lebih terperinci