BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Air Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas yaitu memenuhi syarat kebersihan dan keamanan. Peningkatan kualitas air minum dengan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan digunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengelolaan dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada pengelolaan yang lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari asal air tersebut. Semakin kotor, semakin berat pengolahan yang dibutuhkan, dan semakin banyak zat pencemar akan semakin banyak pula teknik-teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai air minum (Asmadi, dkk, 2011: 1-2). Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kemis, biologis dan radiologis, sehingga 10

2 apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990). Menurut Peraturan Pemerintahan No 20 Tahun 1990 pengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut : a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Contoh air golongan A yaitu mata air pegunungan. b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Contoh air golongan B yaitu air sungai. c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Contoh air golongan C yaitu air laut. d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (Philip Kristanto 2002: 71-72). Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Klasifikasi mutu air ditetpakan menjadi empat kelas yaitu: a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 11

3 b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air utnuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air yang mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001). Air yang digunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mencuci, dan lain-lain harus memenuhi persyaratan kesehatan. Di Indonesia, air untuk keperluan sehari-hari tersebut diatur dalam peraturan Mentri Kesehatan No. 416 tahun 1990 (Pemenkes untuk air bersih, air kolam renang, air pemandian umum), dan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 (Permenkes untuk air minum). Kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa air bersih atau air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif. Parameter mikrobiologi merupakan salah satu parameter yang harus mendapat perhatian lebih karena dampak bahaya yaitu menimbulkan penyakit infeksius (Athena, et al, 2004: 135). 12

4 Persyaratan air minum yang akan dikonsumsi tidak dapat menyebabkan penyakit. Syarat-syarat air minum yaitu : a. Syarat fisik, persyaratan untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, dan suhu dibawah suhu udara diluarnya. b. Syarat bakteriologis, persyaratan ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap bakteri, untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, yaitu dengan cara memeriksa sampel air, apabila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan. c. Syarat kimia, zat kimia yang terdapat dalam air harus memiliki dosis yang tepat. Zat kimia yang terdapat dalam air yang sesuai dengan dosis yang tepat disajikan dalam Tabel 1: Tabel 1. Dosis Zat Kimia yang Terkandung dalam Air Minum Jenis bahan Satuan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan Alumunium mg/l 0,2 Besi mg/l 0,3 Kesadahan mg/l 500 Khlorida mg/l 250 Mangan mg/l 0.4 ph mg/l 6,5-8,5 Seng mg/l 3 Sulfat mg/l 250 Tembaga mg/l 2 Amonia mg/l 1,5 Sumber : Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Sesuai Permenkes Nomor 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, ditetapkan bahwa air yang akan dipergunakan sebagai air minum dalam 0/100 ml air, total coliform tinja harus nol, dan apabila untuk air bersih ditetapkan 13

5 total Coliform 50/100 ml untuk bukan air perpipaan dan 10/100 ml untuk air perpipaan. Menurut Manual Teknis Upaya Penyehatan Air sistem penyediaan air bersih tidak diolah seperti air permukaan, air sumur dangkal atau sumur dalam, jika dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari, idealnya bebas dari golongan coli tinja, dan penilaian menggunakan indikator golongan coli tinja, umumnya sudah cukup untuk memberi petunjuk tingkat pencemaran oleh bakteri patogen dari air. Air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam dapat diterima sebagai air yang sehat, akan tetapi tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia maupun binatang. Mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapat pengawasan dan perlindungan agar tidak tercemar bahan berbahaya oleh penduduk yang menggunakan air tersebut. Adanya isu kualitas air menjadi semakin kuat dengan semakin banyaknya kegiatan industri yang membuang limbah ke perairan disekitarnya tanpa dilakukan treatment yang seharusnya dilakukan oleh industri tersebut. Masalah ini menjadi lebih besar oleh pesatnya laju pertambahan penduduk (konsumen sumber daya air) dan industri pemakai air permukaan (Chay Asdak, 1995: 527). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/per/IX/1990, menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air mempunyai kualitas baik sebagai sumber air minum maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna. Syarat fisik ini diperhatikan sebagai estetika air. Sifat-sifat air secara fisik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya sebagai berikut : 14

6 a. Suhu : temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ± 3 0 C suhu udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air. Temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya bahan kimia pencemar dan pertumbuhan mikroorganisme. b. Bau dan rasa : bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia seperti phenol. Bahan bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal berbagai sumber. Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Timbulnya rasa menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya bahan kimia terlarut, dan rasa menyimpang tersebut umunya sangat dekat dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal (Moersidik, 1999). Standard air minum sesuai dengan Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 menyatakan bahwa air minum tidak berbau dan tidak berasa. c. Kekeruhan : air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini 15

7 meliputi tanah liat, lumpur, bahan bahan organik yang tersebar dari partikelpartikel kecil yang tersuspensi. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sutrisno, 2002). Tingkat kekeruhan air dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan Turbidimeter, standard air minum ditetapkan oleh Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 5 NTU untuk air minum. Berdasarkan tinjauan tentang standar kualitas fisik air, secara umum dapat dilihat bahwa: a. Penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan akan mengurangi penerimaan masyarakat terhadap air tersebut, selanjutnya dapat mendorong masyarakat untuk mencari sumber lain yang kemungkinan tidak safe. b. Terdapatnya suhu, intensitas bau, rasa, dan kekeruhan yang melebihi standar yang ditetapkan, dapat menimbulkan kekhawatiran terkandungnya bahan-bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek toksis terhadap manusia (Totok Sutrisna, 1996: 31). Standar persyaratan kualitas air minum perlu ditetapkan dengan pertimbangan: a. Air minum memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan, dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat. 16

8 b. Perlu mencegah adanya penyediaan dan atau pembagian air minum yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan (Totok sutrisno, 1996: 25). Kualitas air mencakup keadaan fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan pemanfaatan air lainnya. Karakteristik fisik terpenting yang dapat memepengaruhi kualitas air yaitu konsentrasi sedimen dan suhu air (Chay Asdak, 1995: 526). Air minum berasal dari berbagai sumber. Air tersebut diproses terlebih dahulu sebelum menjadi air minum. Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2007: ) sumber air yang digunkan sebagai air minum yaitu: a. Air hujan Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat di udara. (Arif Sumantri, 2010: 27). Air hujan ditampung sebelum dijadikan air minum, akan tetapi air hujan tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan sebagai air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya. b. Air sungai dan danau Air sungai dan danau merupakan air permukaan karena menurut asalnya sebagian dari air sungai dan danau ini juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dala sungai atau danau. c. Mata air 17

9 Mata air merupakan air yang keluar dari tanah secara alamiah. Pada umumnya, air yang berasal dari mata air ini belum tercemar oleh kotoran dapat digunakan untuk air minum secara langsung tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Namun karena belum yakin apakah air tersebut murni tidak terdapat kontaminan, maka air sebelum dikonsumsi direbus terlih dahulu. d. Air sumur dangkal Air yang keluar dari dalam tanah, biasa disebut dengan air tanah. Air berasal dari lapisan didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke tempat yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5-15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat, Karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus terlebih dahulu sebelum dijadikan air minum. e. Air sumur dalam Air ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dengan kedalaman seperti ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum secara langsung (tanpa melalui proses pengolahan). Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan sesuai dengan kriteriannya (Philip kristanto, 2002: 71). Tabel 2. Sumber-sumber Air Minum untuk Kebutuhan Rumah Tangga Sumber Keuntungan Kerugian Air tanah Dapat dipercayai (suhu Jumlah terbatas (sukar konstan) ditemukan) Sumur dangkal (yang Murah Sering tercemar 18

10 digali) Sumur dalam (drilled Kurang tercemar Mahal waater) Mata air Murah Sering tercemar (persediaan terbats) Air permukaan Murah Tidak dipercayai (sering terkena kontaminasi) Sungai Mudah diperoleh Sering keruh Danau Kurang keruh Hanya beberapa danau yang memiliki kualitas Reservoir Persediaan yang terpercaya Sumber : Jeneng Tarigan (1988: 336) 2. Pencemaran air yang baik Mahal dan pertumbuhan alga yang berlebihan Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLAH/1988 pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara atau air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan pencenaran air. Kebutuhan mahluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda. Sebagai contoh air sungai di pegunungan yang belum tercemar tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan untuk dikategorikan sebagai air minum (Philip Kristanto, 2002: 72). 19

11 Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai jenis pencemar baik yang berasal dari : a. Sumber domestik (rumah-tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya. b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya). Sumber pencemar yang memasuki badan air, secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri ataupun keperluan lainnya (Unus Suriawira, 1993: 79). Negara-negara yang masih terbelakang dan sedang berkembang, pencemar domestik merupakan 85% dari seluruh pencemar yang memasuki badan air. Sedangkan untuk Negara-negara yang sudah maju, pencemar dosmestik merupakan jumlah 15% dari seluruh pencemar yang memasuki badan air. Sehinga presentase kehadiran pencemar domsetik di dalam badan air, sering pula dijadikan indikator atau parameter maju tidaknya suatu negara (Unus Suriawira, 1993: 79). Kadar buangan domestik memasuki badan yang tinggi air di Negara yang sedang berkembang mengakibatkan berbagai jenis penyakit, secara epidemik ataupun endemik berjangkit dan merupakan masalah rutin dimana-mana (Unus Suriawira, 1993: 80). Di Indonesia setiap tahun lebih dari anak-anak di bawah umur 3 tahun diserang oleh berbagai jenis penyakit perut dengan jumlah kematian sekitar orang. Jumlah tersebut akan meningkat lebih banyak pada daerah atau tempat yang keadaan sanitasi lingkungannya berada di tingkat yang rendah. 20

12 Misalnya, pada daerah perkampungan yang padat dengan keadaan selokan, pekarangan, dan tempat-tempat MCK yang tidak teratur dan tidak terpelihara sebagainana mestinya (Unus Suriawira, 1993: 80). Aliran air apabila ditambahkan buangan dosmestik yang berasal dari rumah tangga misalnya, maka pertama-tama daerah aliran air dapat terbagi menjadi lima daerah yaitu: a. Daerah bersih dan jernih, yaitu daerah aliran yang tidak dikenai oleh pengaruh buangan, antara lain ikan akan hidup secara normal dan baik. b. Daerah keruh dan gelap (berwarna) yang diakibatkan oleh adanya penambahan buangan, sehinga didalmnya hanya akan dihuni oleh jenis ikan tertentu secara terbatas (yang tolerans) serta sebagian besar oleh bakteri dan serangga air. c. Daerah septik, kotor, berbau, yang di dalamnya hanya dihuni serangga air, bakteri, plankton, dan sebaginya. d. Daerah perbaikan, yaitu akibat kehadiran pencemar dosmestik yang terdiri dari senyawa organik didalamya akan terjadi proses perombakan oleh bakteri pengguna organik, sehinga nilai kekeruhan, bau, dan septik akan menurun. e. Daerah bersih dan jernih kembali (Unus Suriawira, 1993: 84). Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui: a. Perubahan suhu air. b. Perubahan ph atau konsentrasi ion Hidrogen. 21

13 c. Perubahan warna, bau, dan rasa. d. Timbulnya endapan, kolodial, dan bahan terlarut. e. Keberadaan mikroorganisme. f. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan (Wisnu, 1995: 74). 3. PDAM Bantul PDAM adalah operator penyediaan air minum di Indonesia. Data Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpemsi) tahun 2013 menyebutkan bahwa hampir setengah dari PDAM di seluruh Indonesia dalam kondisi kurang sehat dan sakit. Dalam kondisi tersebut kemampuan Pemerintah menyediakan akses air minum aman secara nasional tahun 2013 baru mencapai 67,7% pelayanan. Penyediaan air minum dilakukan melalui sistem perpipaan dan sistem bukan perpipaan. Sistem perpipaan PDAM baru berkontribusi sebanyak 25% hingga tahun 2017 (Anih, dkk, 2015: 100). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kabupaten Bantul merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husada No. 83 Bantul Kode Pos PDAM Kabupaten Bantul didirikan berdasarkan Perda Kabupaten Dati II Bantul No 11 Tahun 1990 yang diundangkan melalui Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Bantul No-8 Tahun 1991 seri D tanggal 22 April Pada umumnya PDAM secara rata-rata nasional mempunyai kinerja yang belum memenuhi harapan. Data Perpamsi tahun 2013 menyebutkan bahwa jumlah pelanggan PDAM baru mencapai 10 juta (25% pelayanan) dengan kapasitas terpasang sebesar liter/detik dan kapasitas produksi liter/detik 22

14 (idle capacity 48 liter/detik). Tingakat SDM yang rendah, yang memiliki sertifikat profesi menambah permasalahan kinerja yang dihadapi oleh PDAM dalam memberikan pelayanannya. Kinerja tersebut diatas, masih dibawah jika dibandingkan dengan Negara tetangga ASEAN (Filiphina, Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia (Anih, dkk, 2015: 100). PDAM Bantul mempunyai beberapa sumber air baku yang terdiri dari air permukaan (Sungai Progo dan Sungai Oya), sumur dalam, mata air, dan sumur dangkal. Unit pengolahan dari sumber sungai progo berada di Kamijoro, Sendangsari, Pajangan, Bantul dengan kapasitas produksi 50 L/dt. Pengolahan air di PDAM Bantul Instalasi Kamijoro Pajangan Bantul Yogyakarata menggunakan air baku dari air permukaan yaitu Sungai Progo. Air baku adalah sumber air yang akan diolah pada Instalasi pengolahan air. Pengecekan perbedaan kualitas air baku dengan stadar peraturan pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakannya untuk diolah dengan IPA (Instalasi Pengolahan Air). IPA yang dimaksud adalah IPA Sendangsari Pajangan Bantul milik PT. JAYAKUSUMA EMINDO yang memiliki kapasitas produksi sebesar 50 l/dt. Air baku pada pengolahan air ini berasal dari Sungai Progo yang berlokasi dekat dengan Instalasi pengolahan air. Pengolahan air baku menjadi air minum terdiri dari beberapa proses. Proses pengolahan air meliputi proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi yang disertai dengan pemberian desinfektan dalam air yang berfungsi untuk membunuh bakteri. Media pada unit filtrasi terdiri dari lapisan paling bawah adalah kerikil atau pasir kuarsa dengan diameter besar dengan ketebalan berkisar cm. 23

15 Kemudian diatas krikil ada lapisan karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap bau serta untuk menyegarkan air dengan ketebalan cm. Lapisan diatas karbon yaitu pasir kuarsa (silikasa). Menurut Asmadi, dkk (2011: 84) pasir silika adalah silika alami dengan jenis batuan tinggi, dipakai sebagai media filter dengan ukuran tertentu yang dinyatakan oleh ukuran efektif (efektif size) dan koefisien keseragaman (uniformity coefficient). Total media filter yang digunakan sekitar ±2 meter, tujuan dengan ketebalan berbagai media tersebut air yang difiltrasi agar memenuhi standard baku mutu KEMENKES No.492/ Klorinasi Klorinasi adalah proses yang terjadi didalam air menggunakan senyawa khlor untuk mematikan mikroorganisme dalam air, karena oksigen yang terbebaskan dari senyawa asam hypochlorous mengoksidasi beberapa bagian yang penting dari sel-sel bakteri sehinga rusak. Klorin adalah disenfektan yang paling banyak digunakan karena efektif pada konsentrasi rendah, murah, dan membentuk residual jika digunakan pada dosis yang tepat. Senyawa khlor yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah hipoclorit dan natrium, kloramin, klor dioksida, dan senyawa kompleks dari khlor (Asmadi, dkk, 2011: 94-95). Klorinasi adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai disenfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif. Senyawa-senyawa khlor yang umum digunakan dalam proses klorinasi antara lain gas klorin, senyawa 24

16 hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin. Salah satu manfaat dari klorin yaitu memiliki sifat bakterisidal dan germisidal serta dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat mengubah bau dan rasa pada air (Arif sumantri, 2010: 46-47). Kemampuan disenfektan klorin berasal dari sifat propestisnya sebagai oksidator kuat. Klorin mengoksidasi enzim yang berfungsi sebagai proses metabolis pada mikroorganisme. Dua jenis reaksi yang terjadi jika khlorin dibubuhkan kedalam air, yaitu hidrolisis dan ionisasi. Reaksi hidrolisis yang terjadi adalah : Cl2 + O2 HOCl + HCl Dan reaksi ionisasi yang terjadi adalah: HOCl OCl - + H + Khlorin merupakan senyawa oksidator kuat yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh manusia. Pemberian khlorin pada pengolahan air harus sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Menurut Asmadi, dkk, (2011: 98) dosis khlor adalah jumlah khlor yang ditambahkan pada air untuk menghasilkan residu spesifik pada akhir waktu kontak. Dosis khlor yang dibutuhkan pada proses pengolahan ditentukan dengan uji labiratorium. Dosis khlor bervariasi tergantung pada kualitas air, temperatur, dan kondisi iklim yang lain. Apabila sisa khlor di bawah batas yang ditetapkan dapat menyebabkan kehadiran bakteri Coliform, namun apabila dosis melebihi batas yang ditetapkan dapat mengganggu kesehatan. Permenkes No 736/2010 menyatakan bahwa sisa khlor yang terdapat dalam jaringan peripaan distribusi air yang diinginkan dalam reservoir agar 25

17 memenuhi syarat kesehatan sebagai air yang layak diminum maksimlal 1 mg/l dan sisa khlor pada titik jarak terjauh minimal 0,2 mg/l. Tabel 3. Pengaruh Khlor Bebas pada Beberapa Tingkat Konsentrasi Konsentrasi Khlor Dampak bagi Kesehatan (ppm) 3,5 Mengganggu indra pembau 15 Iritasi pada mata 30 Menimbulkan batuk 60 Membahayakan Sumber : (R. Mursyid, 1991 dalam Elma, Rony, dan Chairul, 2015: 36) Senyawa khlor yang sering digunakan sebagai disenfektan adalah hypoklorit dari kalsium dan natrium, kloramin, khlor dioksida, dan senyawa kompleks dari khlor. Senyawa khlor dalam air akan bereaksi dengan senyawa organik maupun anorganik tertentu membentuk senyawa bau. Beberapa bagian khlor akan tersisa yang disebut dengan sisa khlor (Asmadi, dkk, 2011: 95-96) 5. Cara Kerja Khlorin dalam Membunuh Kuman Khlorin didalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian dinetralisasi oleh sifat basa dari air sehingga akan terurai menjadi ion hidrogen dan ion hipoklorit. Khlorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOC1) dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OC1 ). Klorin dapat bekerja efektif sebagai disenfektan jika berada dalam air dengan ph 26

18 sekitar 7. Apabila nilai ph air lebih dari 8,5 maka 90% dari asam hipoklorit tersebut akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, manfaat desinfektan yang dimiliki klorin menjadi lemah atau berkurang (Arif Sumantri 2010: 47). Menurut Asmadi, dkk, (2011: 94) senyawa khlor dapat mematikan mikroorganisme dalam air. Penambahan khlorin dalam air akan memurnikan air dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati. Namun demikian proses tersebut banyak akan berlangsung bila khlorin mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh khlorin. Proses khlorinasi terjadi dengan penambahan khlor pada air yang mengandung senyawa nitrogen yang akan membentuk senyawa kloramine disebut khlor terikat. Pembentukan khlor terikat ini tergantung pada ph, pada ph normal khlor terikat (NCl3) tidak akan terbentuk kecuali jika break point klorination telah terlampaui. Pada air yang bebas senyawa organik akan terbentuk khlor bebas yaitu asam hipoklorus (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl) yang berfungsi dalam proses disenfeksi. Kondisi optimum untuk proses disenfeksi adalah jika hanya terdapat HOCl, adanya OCl akan kurang menguntungkan. Kondisi optimum ini akan tercapai pada ph <5 (Asmadi, dkk, 2011: 96). Urutan tahap klorinasi menurut Hartomo dan Widiatmoko (1994: 31): 1) Penguraian khlor oleh reduktor (belum nampak ada residu khlor). 2) Terbentuk kompleks organik. 27

19 3) Terjadi reaksi dengan ammonia / senyawa bernitrogen, membentuk kloroamina. 4) Penguraian khloroamina / khloroorganik. 5) Terbentuk khlor bebas dan kompleks kloorganik sesudah breakpoint (titik terendah penurunan residu karena reaksi tahap 4). Proses klorinasi yang mengandung bahan-bahan organik dengan konsentrasi tinggi akan membentuk senyawa halogen organik yang mudah menguap, (volatile halogenated organics), bisa disingkat dengan VHO. Senyawasenyawa VHO tersebut sebagian besar ditemukan dalam bentuk trihalomethane (THM). Proses klorinasi baik dengan gas klorin, natrium hipoklorit (NaClO), maupun dengan klor dioksida (ClO2) ditemukan adanya senyawa THM. Sebelum mengalami proses klorinasi, kendungan bahan organik air tersebut telah dihilangkan dan hasil analisis sebelumnya menunjukkan ketiadaan THM. Kadar THM maksimum yang terdeteksi adalah 41,8 ug/l. Beberapa jenis desinfektan alternatif yang menghasilkan THM dalam konsentrasi yang sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali yaitu klorin bebas, klorin dioksida, kloramin dan ozon (Arif Sumantri, 2010: 49-51). 6. Coliform Golongan bakteri coli merupakan jasad indikator dalam substrat air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai persamaan sifat Gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada teperatur 37 0 C dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam (Unus Suriawira, 1993: 74). 28

20 Kelompok jasad yang digunakan sebagai indikator dalam pengujian air minum adalah kelompok jasad yang berbentuk Coliform. Coliform adalah semua bakteri aerob dan fakultatif anaerob, Gram negatif, tidak membentuk spora dan berbentuk batang yang dapat memfermentasi laktosa dengan pembentukan pada suhu 35 0 C dalam waktu 48 jam (Jeneng Tarigan, 1988: 340). Bakteri Coliform terdiri dari empat genus, yaitu Escherichia, Enterobacter, Klebisella, dan Citrobacter. Bakteri Coliform adalah golongan bakteri interestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Salah satu golongan bakteri Coliform yaitu bakteri E. coli merupakan bakteri yang termasuk dalam family Enterobactericeae. Sekitar 10% bakteri ini terdapat di dalam usus manusia dan hewan lain. Bakteri ini sebagai indikator kebereradaan organisme patogen di air tawar (Langsing, John, dan Donanld,1999: 876). Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air minum. Menurut Fardiaz, 1993 dalam Ristiati (2004: 5), bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Colifrom Fecal adalah anggota dari Coliform yang mampu memfermentasi laktosa pada suhu 44,5 0 C, misalnya E.coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia karena E.coli sering disebut sebagai coliform fecal. b. Coliform non-fecal, misalnya Enterobacter aeroginosa yang biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati. 29

21 Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) uji penduga, (2) uji penguat, (3) uji lengkap. Uji penduga juga meruapakan uji kuantitatif Coliform menggunakan metode MPN. Uji kualitatif Coliform tidak harus selalu dilakukan secara lengkap, tergantung dari berbagai faktor misalnya waktu, mutu contoh yang diuji, biaya, tujuan analisis dan faktor-faktor lainnya (Srikandi Fardiaz, 1993:69). 7. Escherichia coli Menurut Songer dan Post (2008 dalam Sari, 2011:4) klasifikasi dari Escherichia coli adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Bakteria : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriales : Enterobacteriaceae : Escherichia : Escherichia coli E. coli merupakan penghuni saluran pencernaan (coliform fecal) manusia dan hewan, maka digunakan secara luas sebagai bioindikator pencemaran lingkungan. Bakteri ini juga mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan makanan (enterik) manusia dan hewan. E. coli dapat hidup diberbagai substrat dan melakukan fermentasi asam campuran dalam kondisi anaerob (Suriawaria, 1996 dalam Feny 2013: 8). 30

22 E.coli memiliki sel berbentuk batang yang memiliki panjang sekitar 2 mikrometer (μm) dan diameternya 0,5 μm, dengan volume sel 0,6-0,7 μm. Memiliki kapsul dan mikrokapsul. E.coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yag nyata (Kusuma,2010: 1). E.coli tumbuh pada temperatur o C dengan suhu optimum 37 o C. Escherichia coli merupkan bakteri yang termasuk dalam family enterobacteriaceae. E.coli adalah bakteri Gram negatif dan bersifat fakultatif anaerob, dengan tipe metabolisme fermentatif dan respiratif, ada yang bersifat motil dengan flagella peritrik dan ada juga yang nonmotil, dan nonspora. Jumlah bakteri E. coli untuk air minum sesuai dengan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 0 total bakteri E. coli. Penentuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan kebutuhannya, dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab penyakit dan penghasil toksin. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri E. coli yaitu: a. Temperatur Variasi suhu adalah salah satu hal faktor tekanan penting terhadap kehidupan mikroorganisme di lingkungan. Sebagai contoh, kenaikan suhu akan menginduksi respon bakteri terhadap panas, sementara sel harus beradaptasi pada kondisi suhu tersebut (Noor, 2013: 899). E. coli yang ada di air hidup pada suhu 30 0 C (Gallagher, 2012: 838). b. ph 31

23 E.coli tumbuh optimum pada ph 6-7, dengan rentang ph dari 4 sampai 7. E. coli mampu bertahan hidup pada ph dibawah 3,6 di lingkungan. Fakta membuktikan bahwa organisme ini akan mengalami kematian secara lambat pada kondisi ph tersebut. Sebagai contoh jumlah E. coli akan mati 100 kali setelah dua bulan pada inkubasi ph 4,5 (ESR, 2011: 1). 8. Analisis Kualitas Air a. Mikroorganisme Patogen yang Terkandung dalam Air Mikroorganisme yang bersifat patogen terhadap manusia dapat disebarluaskan dengan perantaraan air, misalnya bakteri, virus, dan protozoa. Mikroorganisme-mikroorganisme ini biasanya tumbuh baik dalam pencernaan manusia dan keluar bersama feses, sehingga mungkin mencemari sumber-sumber air minum. Bila sumber air minum tidak mengalami proses pengolahan maka patogen-patogen dapat memasuki hospes dengan perantara air (Jeneng tarigan, 1988: 337). Mikroorganisme patogen mungkin akan menginfeksi inang atau host yang rentan (mudah terinfeksi) dan kadang-kadang menyebabkan infeksi nyata dengan menimbulkan gejala klinik yang dengan mudah dapat dideteksi. Pertumbuhan penyakit tergantung dari beberapa faktor antara lain dosis infeksi (infections dose), inang, dan faktor-faktor lingkungan. Tetapi, beberapa jenis organisme kemungkinan sebagai organisme patogen dan menyebabkan penyakit hanya terhadap beberapa individu tertentu (Said, 2005: 66). 32

24 Tabel 4. Penyakit Bawaan Air yang Disebabkan oleh Bakteria. N o Agen bakteria Penyakit utama Reservoir utama Daerah yang diserang 1 Salmonella typhi Demam Typhoid (Tiphus) Tinja manusia Saluran Gastrointestinal 2 Salmonella paratyphi Demam paratyphoid Tinja manusia Saluran Gastrointestina 3 Shigella Dysentri basiler Tinja manusia Intestine bawah 4 Vibrio chlerae kholera Tinja manusia Saluran Gastrointestinal 5 Enteropathogenie E.coli Gastroenteritis Tinja manusia Saluran Gastrointestinal 6 Yersina enterocolitica Gastroenteritis Tinja manusia Saluran Gastrointestinal 7 Champyloba cter Gastroenteritis Kotoran hewan Saluran jejuni atau manusia Gastrointestinal 8 Legionella Penyakit pernapasan Air panas Paru-paru pneuomphia akut 9 Mycobacterium Tubercolosis Dahak/ludah atau Paru-paru tubercolosis pernapasan manusia 10 Leptospira Leptospirosis Air kencing dan Umum kotoran hewan 11 Opportunistik bakteria Variabel Air alam Umumnya saluran pencernaan Sumber : Sobsey dan Olson 1983 dalam Nusa Idaman Said dan Ruliasih Marsidi (2005: 69). b. Indikator Pencemaran oleh Mikroorganisme Tingkat pencemaran oleh mikroorganisme di dalam air dapat ditentukan dengan menggunakan mikroorganisme indikator. Mikroorganisme indikator ini adalah jenis mikroba yang kehadirannya dapat menjadi petunjuk terdapatnya pencemaran oleh tinja, yang erat kaitannya dengan kemungkinan terdapat patogen. Pengukuran air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan melihat keberadaan organisme golongan coli (Coliform) sebagai indikator yang paling 33

25 umum. Walaupun hasil pemeriksaan bakteri dalam sampel air menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi memberi kesimpulan bahwa kehadiran bakteri coli dengan jumlah tertentu dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen. Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan (Sutrisno, 1991: 23). Tabel 5. Kualitas Air Bersih dan Air Minum Berdasarkan Pemenkes dan Kemenkes. Kualitas Mikrobiologis Coliform Air Bersih (Permenkes 416/1990) 50 (bukan air perpipaan) 10 (air perpipaan) Air Minum (Permenkes 492/ 2010) 0 Escherichia coli 0 0 Sumber: Permenkes No. 416/Men.Kes/Per/IX/1990 dan Permenkes No. 492/Menkes/Per/VI/2010. Sebagai indikator untuk menentukan syarat mikrobiologis air minum adalah golongan Coliform terutama Escherichia coli sebagai organisme patogen yang berasal dari kotoran. Menurut Fardiaz (1992) beberapa pemilihan bakteri Esherichia coli sebagai indikator yaitu: 1) Bakteri E.coli dapat digunakan sebagai indikator pencemaran kotoran manusia dan hewan. 2) Bakteri E.coli dapat tumbuh dalam saluran pencernaan manusia. 3) Bakteri E.coli dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan bakteri patogen lainnya. 4) Bakteri E.coli dapat menunjukkan adanya mikroorganisme lain dalam air. 34

26 9. Metode MPN (Most Probable Number) Menurut Alaerts dan Santika (1984: ), tes mikrobiologi adalah tes untuk mendeteksi adanya sejenis bakteri dan sekaligus menaksir konsentrasinya. Metode yang tersedia terdapat 3, yaitu Standart Plate Count (SPC), metode dengan tabung fermentasi (the multiple tube fermentation technique, MPN), serta metode penyaringan pada membran (the membrane filter technique). Metode MPN (Most Probable Number) menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung Durham yang diletakkan dalam posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Dalam metode MPN dilakukan dengan pengenceran berseri. Pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung (Srikandi Fardiaz, 1992: 126). Uji kualitatif E. coli secara lengkap terdiri dari Uji penduga (presumptive test), Uji penguat (confirmed test) dan Uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif Coliform menggunakan metode MPN. Metode MPN berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ristiati (2004: 6-7). Bakteri golongan coli dari bakteri golongan coli fecal (berasal dari tinja hewan berdarah panas) dan bakteri non fecal coli dapat dibedakan dengan pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada suhu 37 0 C (untuk golongan coli) dan satu seri diinkubasi pada suhu 42 0 C (untuk golongan coli 35

27 fecal). Bakteri golongan coli non fekal tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42 0 C, sedangkan golongan coli fecal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42 0 C. Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya Coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji Coliform mengingat Coliform belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA mensyaratkan presence/absence test untuk Coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung Coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung Coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Namun berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk air minum kandungan Coliform 0 per 100 ml air. 10. Distribusi Air ke Pelanggan Sistem distribusi air bersih adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari 36

28 suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Air yang sudah jernih dan aman akan dalirkan melalui pipapipa ke rumah konsumen. Proses distribusi ini perlu diperhatikan adanya waktuwaktu dalam sehari dimana pemakaian air memuncak dan menurun. Cuaca yang panas atau dingin akan mempengaruhi fluktuasi (Arif Sumantri, 2010: 51) Faktor yang ditambahkan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Menurut (Kamala, 1999: l97) suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem yaitu: 1) Continuous system, dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya. 2) Intermitten system, dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air 37

29 dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini. B. Kerangka Berpikir Kualitas air minum di Indonesia memenuhi persyaratan yang tertuang dalam Permenkes No. 736/Menkes/Per/VI/2010 mengenai baku mutu sisa khlor pada air jaringan perpipaan serta Pemenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 yang merupakan persyaratan air minum jika dilihat dari kandungan bakteriologinya, karena itu dilakukan pengujian Coliform dan Escherichia coli pada sampel air hasil pengolahan PDAM Bantul Instalasi Kamijoro yang dikonsumsi masyarakat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, yaitu jarak perpipaan distribusi air, sisa khlor, jumlah Coliform, dan E.coli. 38

30 39

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Depot Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Penyelenggara air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persyaratan Biologis Untuk Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, syarat-syarat air minum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air sebagai sumber daya alam, sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air merupakan unsur utama dalam tumbuhan, tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari perpaduan dua atom H (hidrogen) dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada dialam ditemukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia karena dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian Air Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan transportasi, baik industri minyak dan gas bumi, pertanian, industri kimia, industri logam dasar, industri jasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keamanan pangan, dalam UU RI no 7 tahun 1996 didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR 3

ANALISIS KUALITAS AIR 3 ANALISIS KUALITAS AIR 3 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan memasak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PDAM Bantul Instalasi Kamijoro menggunakan air yang berasal dari Sungai Progo sebagai air baku. Air baku kemudian diolah menjadi air minum dan distribusikan kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Air Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2 atomhidrogen berikatan dengan sebuah atom oksigen melalui ikatan kovalen tersebut, sebesar 11,02

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu komponen yang paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). Untuk semua ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob atau fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dan ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30 0%) berupa daratan (dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat badan manusia dewasa terdiri

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

DISINFEKSI DAN NETRALISASI DISINFEKSI DAN NETRALISASI PROSES Disinfeksi ADALAH PROSES PENGOLAHAN AIR DENGAN TUJUAN UNTUK MEMBUNUH MIKROORGANISME (BAKTERI) DALAM AIR YANG MENYEBABKAN PENYAKIT Cara-cara Disinfeksi 1. Cara Fisik a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tadi tidak

Lebih terperinci

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan pokok hidup manusia adalah air. Air merupakan unsur terpentine yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, karena sekitar 60-70 % dari berat badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1) ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1) meiske.blongkot@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA Damiyana Krismayasari**) dan Sugito*) Abstrak : Peningkatan jumlah pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber kehidupan mutlak adalah ketersediaan air dengan jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. Manusia hidup diatas kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat menjalankan segala aktivitasnya. Pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya untuk makan dan minum. Orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi 1.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Desa Talumopatu merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Mootilango, kabupaten Gorontalo mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tentang Air Air adalah salah satu kebutuhan esensial manusia yang ke dua setelah udara untuk keperluan hidupnya. Manusia hanya bisa bertahan hidup selama kurang lebih

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK LANJUT

RENCANA TINDAK LANJUT RENCANA TINDAK LANJUT BAHAN AJAR DIKLAT FUNGSIONAL Oleh : Drs. Siswanta Jaka Purnama, Apt, MKes NIP : 19631028 198911 1001 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGEMBANAGAN SUMBER DAYA MANUSIA BAHAN

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA Siti Fatimah1, Yuliana Prasetyaningsih2, Meditamaya Fitriani Intan Sari 3 1,2,3 Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN : Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada sel tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air, tanpa air tak akan ada kehidupan termasuk manusia. Kebutuhan air

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih tentunya sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Permasalahan air bersih memang permasalahan yang sangat kompleks untuk saat ini, dengan padatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan 52 BAB V PEMBAHASAN A. Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Teh Poci Dikecamatan Jekan Raya Palangka Raya Pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada seluruh sampel minuman olahan Teh Poci dilakukan pengulangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba terdapat hampir di semua tempat. Di udara mulai dari permukaan tanah sampai pada lapisan atmosfir yang paling tinggi. Di laut terdapat sampai pada dasar laut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Air Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR NILAI COLIFORM NON FECAL SETELAH DIBERI PERLAKUAN DENGAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes Mart.Solms) SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, untuk mandi dan mencuci, dan kegiatan lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta a) MPN Koliform dan Koli Tinja Populasi penelitian ini adalah 20 sampel air minum yang diambil dari 20 depot

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bermain di air menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan, tidak hanya untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang sering dikunjungi

Lebih terperinci

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH Rika Aziima Anugrawati dan Sri Widya Ningsih * I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sumber daya alam yang sangat mudah kita dapatkan. Air adalah sumber mineral

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup akan air tersebut berbeda beda semakin tinggi taraf kehidupan. maka semakin meningkat pula jumlah kebutuhan akan air.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup akan air tersebut berbeda beda semakin tinggi taraf kehidupan. maka semakin meningkat pula jumlah kebutuhan akan air. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air, namun kebutuhan makhluk hidup akan air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan Penelitian oleh Duta Andhika Jawa Dwipa tahun 2013 tentang air minum dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah kebutuhan esensi di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan air juga meningkat. Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2014 sebesar 2.763.632 jiwa. Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air tanpa air tidak ada kehidupan. Kebutuhan air menyangkut dua hal: (1) air untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan air minum saat ini cukup mengkhawatirkan, terutama di perkotaan. Banyak air sumur sudah tidak layak minum, karena tercemar bakteri maupun zat kimia, sedangkan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30% berupa daratan (dilihat

Lebih terperinci

FORUM IPTEK Vol 13 No. 03. PENGGUNAAN KAPORIT PADA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KANKER Oleh : Mulyono, ST *)

FORUM IPTEK Vol 13 No. 03. PENGGUNAAN KAPORIT PADA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KANKER Oleh : Mulyono, ST *) Intisari PENGGUNAAN KAPORIT PADA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KANKER Oleh : Mulyono, ST *) Salah satu penyebab penyakit kanker adalah senyawa trihalomethan senyawa ini bisa terbentuk

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

STUDI TENTANG GAMBARAN KADAR SISA CHLOR PADA JARINGAN PIPA DISTRIBUSI BTA ( BAK TANDON AIR ) TERUNG BARU PDAM MAGETAN TAHUN

STUDI TENTANG GAMBARAN KADAR SISA CHLOR PADA JARINGAN PIPA DISTRIBUSI BTA ( BAK TANDON AIR ) TERUNG BARU PDAM MAGETAN TAHUN KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan dengan segala kerendahan hati atas kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dengan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci