BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. sendiri yakni Kabanjahe adalah 10 km, dengan ibukota provinsi yakni Medan adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. sendiri yakni Kabanjahe adalah 10 km, dengan ibukota provinsi yakni Medan adalah"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Letak Geografis Berastagi merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Jarak Kecamatan ini dengan pusat pemerintahan kabupaten sendiri yakni Kabanjahe adalah 10 km, dengan ibukota provinsi yakni Medan adalah 65 km. Sementara jarak ke desa/kelurahan yang terjauh adalah 9 km. Secara administratif Kecamatan Berastagi terdiri dari 5 desa swasembada yakni Desa Doulu, Desa Sempa Jaya, Desa Rumah Berastagi, Desa Guru Singa dan Desa Raya serta 4 daerah kelurahan yakni Kelurahan Gundaling I, Kelurahan Gundaling II, Kelurahan Tambak Lau Mulgap I dan Kelurahan Tambak Lau Mulgap II. Serta mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 2. sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabanjahe 3. sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat 4. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tiga Panah Kecamatan Berastagi terletak di daerah dataran tinggi dengan ketinggian 375 m dari permukaan laut dengan curah hujan berkisar antara /tahun dan suhu maksimumnya adalah 22º Celcius sedangkan suhu minimum adalah 16º Celcius. 14 Keadaan ini menjadikan daerah Berastagi sangat baik sebagai daerah pertanian. Seluruh daerah pertanian yang terdapat di Berastagi digunakan dengan seefektif 14 Kantor Kecamatan Berastagi Tahun

2 mungkin. Luas keseluruhan daerah Kecamatan Berastagi adalah 3050 Ha, yang terdiri dari areal pemukiman penduduk, perladangan/persawahan, pariwisata, bangunan umum, dan lain lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Tata Guna Tanah Berastagi Tahun 1986 No Tata Guna Tanah Luas (Ha) 1 Sawah/perladangan Pemukiman Bangunan Umum 80 4 Pariwisata 70 5 Pekuburan 5 6 Lain-lain 95 Sumber: Kantor Kecamatan Berastagi tahun 1986 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa areal perladangan/persawahan merupakan areal yang paling luas. Adapun areal perladangan tersebut banyak ditanami dengan tanaman buah-buahan seperti jeruk dan sayur-sayuran terutama kol, wortel, bawang prei, daun sop, dan lain-lain. Areal persawahan banyak digunakan untuk menanami padi dan sayur-sayuran air seperti selada air (kurmak), selada, daun sop dan sebagainya yang memerlukan pengairan yang cukup besar sehingga sangat cocok dibudidayakan di daerah persawahan. Areal pemukiman menjadi areal terluas kedua, hal ini terjadi mengingat Berastagi merupakan daerah yang telah banyak penduduknya karena banyaknya para perantau yang datang ke Berastagi. Sehingga dengan demikian areal pemukiman 28

3 penduduk pun semakin bertambah jumlahnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut. Peralihan fungsi lahan pada akhirnya juga terjadi untuk menanggulangi masalah tersebut misalnya lahan yang sebelumnya digunakan sebagai lahan pertanian diubah menjadi areal pemukiman, lahan yang sebelumnya kosong atau bahkan masih berupa hutan semak belukar dibuka menjadi areal perladangan dan bahkan untuk daerah pemukiman bagi penduduk dan sebagainya. Berastagi merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pertanian terbesar di Tanah Karo sehingga untuk menunjang hal tersebut pemerintah setempat membuka pasar-pasar atau yang lebih dikenal dengan pajak baik pajak umum maupun pajak sayur sebagai tempat masyarakat baik petani maupun pedagang melaksanakan aktivitas ekonominya memperjual-belikan hasil pertanian tersebut. Pajak atau pasar ini umumnya tidak hanya digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Berastagi saja akan tetapi juga sering dikunjungi oleh masyarakat dari luar kecamatan tersebut atau bahkan dari luar kota seperti Medan, Kabanjahe, Sibolangit, Pancur Batu dan sebagainya dalam usaha membeli ataupun menjual barang-barang hasil pertanian dari dan ke daerah tersebut. 15 Berastagi juga merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan daerah pariwisata yang besar maka lahan di Berastagi juga banyak diperuntukkan sebagai lahan pengembangan daerah pariwisata serta bangunanbangunan umum yang mendukung kegiatan tersebut serta kegiatan-kegiatan ekonomi 15 Hasil wawancara dengan Drs. Moro Purba (kepala desa Rumah Berastagi) pada tanggal 20 September pukul di Jalan Jamin Ginting No

4 lainnya. Sehingga pembangunan sarana-sarana umum sudah meningkat sehingga taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kecamatan tersebut juga turut meningkat. Berastagi sebagai daerah pariwisata terbesar di Tanah Karo juga telah terkenal hingga ke daerah-daerah lainnya di Provinsi Sumatera Utara ini. Hal ini terjadi mengingat bahwa Berastagi merupakan daerah yang berhawa sejuk dengan potensi ataupun kekayaan alam yang sangat besar sehingga sangat menarik minat para wisatawan untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya turut menyumbangkan pendapatan yang besar bagi daerah tersebut. Untuk itu, pemerintah setempat berusaha menyeimbangkannya dengan menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang cukup dalam bidang kepariwisataan tersebut, yakni dengan membangun hotel/losmen/penginapan, restoran/rumah makan, toko souvenir/cenderamata, dan keamanan serta kenyaman di daerah tersebut khususnya di daerah yang menjadi objek atau Daerah Tujuan Wisata (DTW). Pengangkutan juga merupakan hal yang diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat karena sarana pengangkutan tersebut sangat mendukung dan mempengaruhi para penduduk dalam melaksanakan aktifitasnya baik dalam aktifitas ekonomi maupun sosialnya. Selain itu sarana pengangkutan sangat mempengaruhi kehidupan kepariwisataan di daerah tersebut sebagai alat gerak menuju Daerah Tujuan Wisata yang hendak dikunjungi oleh para wisatawan. Sebagai sarana pendukung kehidupan sosial ekonomi lainnya pemerintah setempat juga menyediakan sarana-sarana umum seperti: puskesmas, sekolah, rumah ibadah, telepon umum, perusahaan air minum sebagai pemasok kebutuhan air minum penduduk, perusahaan listrik negara sebagai pemasok kebutuhan listrik penduduk, 30

5 bank, pos dan giro, pertamina (SPBU), stasiun/terminal,dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II Sarana Pendukung Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Berastagi No Sarana Pendukung Kehidupan Sosial Ekonomi Jumlah 1 Pasar Umum 1 buah 2 Perusahaan Air Minum 1 buah 3 Perusahaan Listrik Negara 1 buah 4 Puskesmas 1 buah 5 Sekolah 18 buah 6 Rumah Ibadah 11 buah 7 Telepon Umum 3 buah 8 Bank 3 buah 9 Pos dan Giro 1 buah 10 Pertamina/SPBU 1 buah 11 Stasiun/Terminal 1 buah 12 Angkutan 56 buah 13 Toko Souvenir/Cenderamata 5 buah 14 Hotel/Losmen/Penginapan 25 buah 15 Rumah Makan/Restoran 40 buah Sumber: Kantor Kecamatan Berastagi Tahun

6 2.2 Keadaan Demografi Penduduk Berastagi mayoritas adalah suku Karo dan bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Karo. Selain itu ada juga suku Batak Toba, Jawa, Aceh, Nias, Tionghoa dan sebagainya sebagai etnis/suku pendatang. Suku Jawa merupakan suku pendatang terbanyak kedua setelah suku Batak Toba. Umumnya mereka bekerja sebagai pedagang dan dalam sektor informal lainnya seperti buruh tani, buruh bangunan dan sebagainya. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1986 penduduk Berastagi terdiri dari kepala keluarga, dengan jumlah penduduk jiwa, masing-masing terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. 16 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel III Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok Umur Jumlah Tahun 6478 orang Tahun 4981 orang Tahun 5781 orang Tahun 8968 orang Tahun 7416 orang Tahun 5987 orang 7 60 Tahun keatas 5449 orang Sumber: Kantor Kecamatan Berastagi, Daftar statistik penduduk Kantor Kecamatan Berastagi. 32

7 Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling banyak adalah yang berusia tahun. Akan tetapi, pada kenyataannya kecamatan ini lebih banyak dihuni oleh penduduk yang berusia tahun ke atas serta anak-anak. Hal ini terjadi karena penduduk yang berusia produktif, yakni yang berusia antara tahun sebagian besar meneruskan pendidikannya dan mencari pekerjaan ke luar kota, misalnya ke Medan, Jakarta, Bandung, Pulau Batam, bahkan ke Malaysia. Mereka ingin mencari kehidupan yang lebih baik tanpa harus bekerja di ladang yang dianggap sangat melelahkan. Terlebih lagi karena mereka rata-rata telah memiliki ijazah dengan pendidikan yang tinggi. Pekerjaan yang umumnya mereka lakukan di daerah perantauannya tersebut adalah bekerja di perusahaan-perusahaan, di pabrik, mendirikan usaha sendiri (wiraswasta) misalnya dalam bidang perdagangan dan sebagainya. Hasil yang mereka peroleh selama di perantauan tersebut mereka kumpulkan dan mereka kemudian berkumpul lagi dengan keluarganya pada hari-hari besar seperti Natal, Tahun Baru, Lebaran, Pesta Tahunan, 17 dan sebagainya. Setelah selesai masa liburan tersebut mereka akan kembali lagi ke daerah perantauannya masing-masing untuk bekerja dan sebagian lagi untuk meneruskan sekolah/pendidikannya. 17 Pesta tahunan adalah pesta yang diadakan sekali setahun. Pada mulanya dilakukan pada masa sesudah panen padi untuk menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen tersebut. Pada pesta ini semua keluarga baik yang jauh maupun yang dekat umumnya datang berkunjung. Akan tetapi sekarang pesta tahunan sudah merupakan tradisi di setiap desa-desa di Tanah Karo. Pesta ini merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang masyarakat Karo. 33

8 2.3 Mata Pencaharian Penduduk Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat Karo adalah bertani. Hal ini disebabkan lahan pertanian yang sangat subur, sehingga menjadikan Tanah Karo sebagai daerah penghasil tanaman pertanian khususnya sayur-mayur yang terbesar di Sumatera Utara. Demikian pula halnya dengan daerah Kecamatan Berastagi, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani khususnya bagi mereka yang tinggal dan memiliki lahan pertanian di daerah pedesaan, seperti di Desa Doulu, Desa Sempa Jaya, Desa Rumah Berastagi, Desa Raya dan Desa Guru Singa. Hal ini terjadi mengingat bahwa di daerah pedesaan tersebut sebagian besar masih berupa lahanlahan pertanian sehingga sangat mendukung bagi para penduduk untuk mengusahakannya dengan menanami tanaman-tanaman pertanian atau bertani. Sementara bagi daerah-daerah di Kecamatan Berastagi khususnya yang telah merupakan daerah-daerah kelurahan dan dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pedagang ataupun pengusaha baik besar maupun kecil, pengrajin/industri kecil, buruh industri dan bangunan, sopir, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, pegawai swasta, pensiunan,dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 34

9 Tabel IV Distribusi Mata pencaharian Penduduk No Jenis Mata pencaharian Jumlah 1 Petani Pemilik Tanah 8763 orang 2 Petani Penggarap Tanah 7351 orang 3 Buruh Tani 2052 orang 4 Pengusaha Sedang/Besar 731 orang 5 Pengrajin/Industri Kecil 811 orang 6 Buruh Industri 143 orang 7 Buruh Bangunan 293 orang 8 Pedagang 2011 orang 9 Pengangkutan 771 orang 10 Pegawai Negeri Sipil 517 orang 11 ABRI 471 orang 12 Pensiunan (Pegneg/ABRI) 372 orang Sumber: Kantor Kecamatan Berastagi Tahun 1986 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mata pencaharian sebagai petani merupakan jumlah yang paling banyak, baik sebagai petani yang memiliki lahan sendiri, petani yang hanya menggarap/mengusahakan tanah dengan menyewanya dari para petani pemilik tanah, maupun buruh tani, yakni mereka yang tidak memiliki lahan/tanah sendiri dan juga tidak menyewanya dari para pemilik tanah untuk digarap/diusahakannya tetapi bekerja kepada para pemilik tanah ataupun penyewa 35

10 tanah pertanian tersebut. Buruh tani ini sering juga disebut dengan aron. 18 Aron ini biasanya adalah mereka yang datang dari daerah Tapanuli atau yang bersuku Batak Toba. 2.4 Sistem Kepercayaan Sebelum kedatangan agama Kristen Protestan, Katholik,dan Islam ke Tanah Karo, masyarakat telah mengenal satu bentuk kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan di luar dirinya, baik kepada roh-roh nenek moyang maupun benda-benda yang dianggap keramat. Dari zaman dahulu, masyarakat Karo memang telah mempunyai suatu keyakinan bahwa batu-batu besar, gunung, laut, pohon-pohon besar dan sebagainya bisa mendatangkan rezeki dan kebahagiaan bagi mereka. Kepercayaan seperti ini merupakan kepercayaan pertama masyarakat Karo sehingga sering disebut dengan Pemena atau Perbegu. Pada zaman sekarang ini masyarakat Karo khususnya di Kecamatan Berastagi telah memeluk agama baik agama Kristen Protestan, Katholik, Islam, Budha maupun aliran kepercayaan lainnya. Untuk lebih jelasnyas dapat dilihat pada tabel berikut. 18 Aron adalah orang-orang upahan atau yang digaji di dalam sektor pertanian. Pada mulanya aron ditujukan kepada masyarakat Karo sendiri yaitu mereka yang membentuk kelompok yang terdiri dari 4-8 orang, mereka bekerja di ladang anggotanya secara bergantian tanpa mendapatkan upah. Akan tetapi setelah kedatangan suku Tapanuli, istilah ini kemudian ditujukan kepada mereka karena banyak diantara mereka yang bekerja sebagai tenaga upahan pada lahan-lahan pertanian orang-orang Karo. 36

11 Tabel V Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama No Agama Jumlah 1 Kristen Protestan orang 2 Kristen Katholik orang 3 Islam 3537 orang 4 Budha 2980 orang 5 Aliran Kepercayaan 305 orang Sumber: Kantor Kecamatan Berastagi, 1986 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masyarakat Kecamatan Berastagi menganut agama yang berbeda-beda. Agama Kristen Protestan merupakan agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Kecamatan Berastagi baik yang beretnis Karo maupun Batak Toba. Agama Islam umumnya dianut oleh pendatang yang beretnis Jawa maupun suku Karo sendiri. Sementara Agama Budha umumnya dianut oleh penduduk yang beretnis Tionghoa. Untuk mendukung peribadatan tersebut, maka di Kecamatan Berastagi dibangun sarana-sarana peribadatan masing-masing agama tersebut. Gereja menjadi sarana ibadah yang paling banyak jumlahnya mengingat di Berastagi sebagian besar penduduknya beragama Kristen Protestan dan Katholik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 37

12 Tabel VI Sarana Rumah Ibadah di Kecamatan Berastagi No Sarana Ibadah Jumlah 1 Gereja 12 buah 2 Masjid 8 buah 3 Vihara 1 buah Sumber: Kantor Kecamatan Berastagi, 1990 Jadi setelah masuknya agama ke tengah-tengah kehidupan masyarakat Karo khususnya di Kecamatan Berastagi, maka secara otomatis kepercayaan lama/tradisional semakin lama semakin berkurang. Masyarakat semakin percaya adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, yang mencipatakan langit dan bumi dan segala sesuatunya. Mereka semakin beranggapan bahwa Tuhan itu bukan berasal dari batubatu besar, kayu besar, gunung, dan laut. Tetapi yang mengetahui asal-usul seluruh alam semesta beserta isinya. Demikian juga halnya dengan upacara tradisional seperti seluk 19 dan ercibal 20 semakin jarang dilakukan oleh masyarakat. 19 Seluk adalah suatu bentuk upacara tradisional yang sering juga disebut dengan kurumah begu (hantu) nenek moyang atau kerabat kita datang ke rumah. Biasanya untk memanggilnya mereka akan terlebih dahulu pergi ercibal ke suatu tempat yang dianggap keramat. Sepulang dari sana mereka mengadakan pesta dan menari-nari dan melompat-lompat seperti orang kerasukan. Seluk ini dilakukan apabila diantara mereka menginginkan sesuatu yang sudah lama dipendam tapi belum juga didapat. 20 Ercibal adalah meletakkan sesuatu di tengah jalan, di tepi sungai, di batu besar atau di kayu besar misalnya: sirih, kelapa muda, cimpa (makanan khas Karo yang terbuat dari tepung dan gula merah) dengan harapan bahwa orang yang disembahnya itu akan memakannya dan keinginannya akan tercapai/terwujud. 38

13 Pengaruh agama terhadap kehidupan penduduk memang sangat besar, baik mengenai ketentuan kepribadian, perseorangan, maupun yang berhubungan dengan kemasyarakatan seperti halnya dalam pelaksanaan upacara-upacara tertentu Latar Belakang Kedatangan Etnis Jawa Masa Perkebunan di Sumatera Timur Pembukaan lahan perkebunan di daerah Sumatera Timur yang diprakarsai oleh Nienhuys pada tahun 1863 telah membawa perubahan yang amat besar di kawasan tersebut serta bagi daerah di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya muncul usaha-usaha penanaman modal bagi usaha-usaha perkebunan tersebut, munculnya tenaga kerja, komoditi perkebunan, dan sebagainya. Tenaga kerja pun muncul dalam usaha pengerjaan lahan-lahan perkebunan tersebut. Pada awalnya tenaga kerja di perkebunan ini direkrut dari daerah Penang dan Singapura dan merupakan etnis Tionghoa. Gelombang perpindahan buruh Cina ke Tanah Deli akhirnya pun menjadi sangat ramai sejak tahun Akan tetapi, seiring dengan perkembangan situasi di perkebunan-perkebunan tersebut yang semakin besar membuat para pengusaha perkebunan mengalihkan perhatiannya terhadap buruh Jawa yang direkrut langsung dari daerah Jawa. Hal ini juga karena semakin mahalnya bea imigran yang dikenakan bagi buruh-buruh Cina yang didatangkan dari luar negeri tersebut Tengku H. M. Husni, Lintasan Sejarah Peradaban dan Kebudayaan Penduduk Melayu Pesisir Deli Sumatera Timur , Medan: BP. Husni, 1975, hal Anthony Reid, Op. Cit, hal

14 Tanah Karo umumnya dan Berastagi pada khususnya saat itu merupakan bagian dari Sumatera Timur yang berbentuk sebuah afdeling bersama dengan daerah Simalungun, yang diberi nama Afdeling Simalungun en Karolanden. 23 Ekspansi perkebunan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan, penyebaran dan komposisi penduduk di Sumatera Timur karena dalam waktu yang relatif singkat penduduk asli telah mampu dilampaui jumlahnya oleh buruh Cina dan Jawa. Pada tahun 1930, kira-kira setelah 60 tahun setelah dibukanya perkebunan onderdeming-onderdeming jumlah penduduk asli di Sumatera Timur di semua wilayah administratif yang utama telah mampu dilampaui oleh pendatang-pendatang dari luar, terkecuali dataran tinggi Karo. Hal ini terjadi akibat adanya pemahaman dan pengamatan mereka terhadap saudara-saudara sesama mereka orang-orang Karo yang berada di daerah Sumatera Timur lainnya seperti di Langkat, Deli, Serdang dan sebagainya yang menyewakan tanahnya kepada onderdeming-onderdeming asing tersebut. 24 Mereka sangat merasakan dampak buruk dari kegiatan ekonomi dan kekuasaan Barat tersebut karena mereka harus keluar dari tanah-tanah perkebunan mereka dan akhirnya kesulitan dalam mencari tempat perladangan. Pengalaman ini akhirnya menjadi pelajaran bagi orang-orang Karo yang berada di dataran tinggi Karo sehingga mereka tidak mengizinkan tanah mereka dipergunakan untuk menanami tanaman perkebunan oleh pihak asing, hal ini mengakibatkan di Tanah Karo tidak pernah ada onderdeming. 23 Anthony Reid, Op. Cit, hal Wara Sinuhaji, Op. Cit, hal

15 Dengan kenyataan itu, maka orang-orang Karo di dataran tinggi Karo mengisolasi diri terhadap pengaruh-pengaruh bangsa asing dan cenderung lebih suka mengikuti orang-orang Karo yang berada di dataran rendah Sumatera Timur. Akan tetapi mereka juga telah mulai menyambut baik kesesmpatan-kesempatan ekonomi baru, seperti menanam lada untuk diekspor ke Penang. Lambat laun bukan hanya menanam lada lagi melainkan juga sayur-sayuran dan bunga-bungaan yang mampu menghidupkan suatu pasaran besar di daerah perkebunan Sumatera Timur dan juga di seberang Selat Malaka, yakni di daerah Penang, Singapura dan kota-kota di pedalaman Semenanjung Malaya. 25 Kenyataan ini akhirnya mengubah pola pikir orang-orang Karo sehingga mereka mulai membuka diri terhadap pengaruh dan nilai-nilai Barat sejak dasawarsa pertama abad ke-20. Hal ini membuat Kabanjahe dan Berastagi akhirnya tumbuh menjadi kota administratif pemerintahan dan perdagangan di kawasan tersebut. Berastagi pun tumbuh sebagai pusat produksi pertanian untuk komersialisasi dan tempat pasar antar daerah dan akhirnya meraih keuntungan ekonomi yang sangat besar. 26 Keuntungan ekonomi yang sangat besar tersebut membuat banyak orangorang di luar orang Karo yang ingin datang ke Berastagi untuk menikmati pertumbuhan yang mulai dirasakan di Berastagi tersebut. Padahal sebelumnya, migrasi etnis lain hampir tidak pernah terjadi secara besar-besaran ke daerah tersebut. Hal ini terjadi karena tidak dibukanya onderdeming asing di daerah tersebut yang 25 Ibid, hal Ibid, hal

16 tentunya akan sangat membutuhkan dan banyak menyerap orang-orang asing sebagai tenaga kerja di onderdeming tersebut. Adapun orang-orang di luar orang-orang Karo tersebut adalah etnis Tapanuli yang datang dari daerah Tapanuli, etnis Cina yang berasal dari daerah Penang dan Singapura serta etnis Jawa yang berasal dari daerah Pulau Jawa akan tetapi sebelumnya telah lama bermukim di daerah-daerah perkebunan di Sumatera Timur ketika pembukaan onderdeming-onderdeming Barat berkembang pesat. Etnis Tapanuli dan Jawa datang dengan tujuan memperbaiki taraf kehidupan mereka yang tidak dapat mereka peroleh sebelumnya di daerah asal mereka. Akan tetapi, akibat adanya prinsip dalam masyarakat Karo tidak akan menyerahkan tanahnya kepada siapapun dan pihak manapun maka pada awal kedatangannya ke Tanah Karo khususnya Berastagi, mengingat Berastagi telah tumbuh sebagai daerah pertanian maka usaha mempertahankan atau memenuhi kebutuhan hidup banyak dilakukan di sektor pertanian baik oleh penduduk asli maupun mereka yang datang kemudian. Akan tetapi, kedua etnis tersebut tidak lantas memiliki tanah pertanian untuk mereka usahakan sebagai sumber penghasil ekonomi mereka. Sehingga agar tetap mampu bertahan di daerah mereka yang baru tersebut kebanyakan dari mereka bekerja secara upahan pada orang-orang Karo pemilik tanah pertanian tersebut. Demikian pula halnya dengan etnis Jawa yang datang kemudian ke Berastagi, mereka mempertahankan hidup mereka dengan cara bekerja upahan pada orang-orang Karo pemilik lahan pertanian dengan memperoleh imbalan berupa makan dan tempat tinggal dari orang yang mempekerjakannya tersebut. Hal ini tentunya tidak terlalu 42

17 sulit bagi mereka mengingat sebelumnya di daerah perkebunan Sumatera Timur lainnya mereka pernah bekerja sebagai tenaga upahan atau buruh. Adapun kebanyakan orang-orang Jawa yang datang ke Berastagi adalah mereka yang sebelumnya telah lama bermukim di daerah bekas perkebunan di Sumatera Timur dan mencoba mencari peruntungan kehidupan yang lebih baik di Berastagi yang telah terkenal dengan kemakmurannya tersebut. Akan tetapi periode kedatangan mereka tersebut tidak terjadi pada periode pembukaan onderdemingonderdeming di Sumatera Timur sedang tumbuh pesat melainkan setelah periode penutupan onderdeming-onderdeming tersebut. Hal ini telah dikemukakan sebelumnya bahwa di Berastagi umumnya Tanah Karo tidak pernah dibuka onderdeming-onderdeming Barat sehingga migrasi etnis pun jarang terjadi. Masa penjajahan Belanda di Sumatera Timur tersebut khususnya di Tanah Karo juga turut mempengaruhi kedatangan orang-orang Jawa ke Berastagi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa diantara mereka yang bekerja sebagai pesuruh atau pembantu di villa-villa yang dimiliki oleh orang-orang Belanda tersebut. Mereka direkrut oleh pemerintah Belanda yang pada masa itu sedang berjaya di onderdemingonderdeming Sumatera Timur dari Pulau Jawa dengan iming-iming akan memberikan kehidupan atau upah yang lebih layak bagi mereka. Selain sebagai tenaga kerja di perkebunan mereka dipekerjakan sebagai pesuruh atau pembantu dalam mengurus pekerjaan rumah bagi orang-orang Belanda tersebut. 43

18 2.5.2 Masa Pasca Kemerdekaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia telah membawa banyak perubahan bagi kehidupan bangsa dan Negara Indonesia secara keseluruhan. Indonesia menjadi bebas dan berhak menentukan nasib bangsanya sendiri tanpa harus ada campur tangan dari bangsa-bangsa lain. Segala urusan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut diatur dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar bangsa Indonesia. Kemakmuran dan keadilan bagi seluruh warga Negara Indonesia diupayakan semerata mungkin mulai dari Sabang sampai Merauke, termasuk juga mengenai pemerataan penduduk. Pada awal kemerdekaan, kehidupan bangsa dan Negara Indonesia masih belum stabil karena masih banyaknya tantangan yang harus dihadapi dalam upaya mempertahankan kemerdekaan tersebut baik yang datang dari luar maupun dari dalam bangsa Indonesia itu sendiri. Demikian pula halnya dengan keadaan warga ataupun penduduk Indonesia tersebut belum merata dan sebagian besar masih bertumpu di Pulau Jawa, demikian pula halnya dengan kegiatan pemerintahan senantiasa berpusat di daerah-daerah Pulau Jawa. Pada tahun 1950, pemerintah mencanangkan program transmigrasi untuk memeratakan penduduk ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia demi mengatasi permasalahan tersebut. 27 Penduduk di Pulau Jawa tersebut baik melalui program yang dicanangkan pemerintah tersebut maupun melalui program yang mereka canangkan sendiri melakukan transmigrasi termasuk ke pulau Sumatera 27 M. Amral Sjamsu, Dari Kolonisasi ke Transmigrasi , Jakarta: Djambatan, 1960, hal

19 dalam hal ini Sumatera Utara. Daerah di Sumatera Utara yang banyak menjadi tujuan para transmigran tersebut adalah daerah Kisaran atau Kabupaten Labuhan Batu secara umumnya. Dari daerah ini lah, para transmigran tersebut kembali lagi berpencar ke daerah-daerah lainnya di Sumatera Utara. Salah satunya adalah Berastagi, di Kabupaten Karo. Seperti diketahui, orang-orang Jawa merupakan suku bangsa terbesar dan banyak berdiam di Pulau Jawa sehingga menimbulkan kepadatan penduduk di pulau tersebut. Oleh sebab itu, melalui program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah maupun melalui migrasi spontan yang dilakukan oleh orang-orang Jawa tersebut ke hampir seluruh wilayah di Indonesia maka kepadatan penduduk di pulau tersebut dapat dikurangi. 45

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa, bertempat tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo merupakan masyarakat pedesaan yang sejak dahulu mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada LU dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada LU dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak dan Kondisi Geografis Penelitian ini dilakukan di desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada 45 14-6 18

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI 2.1. Sejarah Kota Medan Kota Medan sebagai Ibukota dari propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai keunikan yang berbeda dari ibu kota lainnya yang ada di Indonesia. Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Sejarah Singkat Kecamatan. Kecamatan Bandar Khalifah sebelum merdeka adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Rakyat kita menggantungkan nasibnya bekerja di sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Berastagi merupakan kota yang terletak di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo terkenal dengan nama Tanah Karo Simalem yang berarti tanah yang tidak sakit (tanah yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja. 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA 2.1. Sejarah Desa Raya Nama Desa Raya pada mulanya berawal dari sebuah marga karo yang bernama Togan Raya. Togan Raya merupakan manusia pertama suku karo

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH 2.1 Letak Geografis Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km, sedangkan dari kota Berastagi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai 4.1.1. Letak Geografis Kecamatan Labuhan Maringgai merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Timur dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN. Desa sering dicirikan dengan tingkat kekerabatan yang lebih erat dibandingkan

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN. Desa sering dicirikan dengan tingkat kekerabatan yang lebih erat dibandingkan BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat. Desa umumnya memiliki perbedaan dengan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Provinsi Sumatera Utara: Demografi Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan sejarah tidak akan pernah sampai pada puncak kebenaran, sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa lalu, dan supaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Penelitian ini dilakukan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. Daerah ini mempunyai luas wilayah ± 28.500 Ha. Daerah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS A. Kondisi Geografis Kelurahan Lomanis merupakan salah satu kelurahan dari 4 wilayah kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya disebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa perlu untuk diperbincangkan. Karena transmigrasi merupakan salah satu program pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING 2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Umum Kelurahan Tugu Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok berada pada koordinat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN II. 1. Geografis Desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah : IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir 1. Lokasi Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kelurahan Tanjung Ratu Ilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Way Pengubuan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi,

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Letak Geografis Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Jarak kecamatan dengan pusat pemerintahan hanya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari 54 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Pugung 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah 18.540,56 Ha yang terdiri dari 27 pekon/desa, 1.897 Ha

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba

BAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba BAB II IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba Pada tahun 1952 penduduk km 9 dan 10 yang sebahagian besar berasal dari toba samosir dan janjiraja yang beragama

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1.Lokasi dan Letak Desa Kabupaten Nias adalah salah satu daerah kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Nias berada satu pulau dengan Kabupaten Nias Selatan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi yang baru, yang juga sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Asal-Usul Desa Hajimena Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena yang berarti duluan (dalam Bahasa Lampung).

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini berada di lereng gunung Merbabu. Kecamatan Susukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kota Medan Kotamadya Medan adalah salah satu ibukota provinsi yang terbesar penduduknya di Indonesia. Letak Kota Medan berada di bagian timur Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai upaya untuk memindahkan penduduk dari daerah asal yang padat penduduknya ke daerah baru yang jarang penduduknya untuk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. 1 Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan Kelurahan Titi Papan memiliki 16 Lingkungan yang tersebar diwilayah kelurahan Titi Papan. masing masing

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perhatian masyarakat sehubungan dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan adalah usaha untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi sayuran dan buah buahan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR 2.1. Letak Geografis. Wilayah Kota Madya Pematang Siantar terletak di tangah-tengah Kabupaten Simalungun dengan keadaan topografi berbukit-bukit rendah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN 2.1. Letak dan Lokasi Desa Bangun merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Jarak Desa Bangun ke Ibukota kecamatan sekitar 7 km,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari 15 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Letak Desa Desa Lau Rakit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Lau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Kondisi Umum Kota Medan Perkembangan Kota Medan sebagai kota metropolitan sekaligus kota paling maju di Pulau Sumatera berbanding lurus dengan gerak laju pertumbuhan

Lebih terperinci